• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANGGUNG JAWABAN PEMBERI DANA EKONOMI KERAKYATAN OLEH DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERTANGGUNG JAWABAN PEMBERI DANA EKONOMI KERAKYATAN OLEH DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERTANGGUNG JAWABAN PEMBERI DANA EKONOMI KERAKYATAN OLEH DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL

MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

MUHAMMAD GILANG ADIE N

Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang mengacu pada peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung menyalurkan dana dalam bidang ekonomi kerakyatan sebesar 6,5 miliar yang berasal dari APBD Kota Bandar Lampung. Program itu diperuntukan bagi masyarakat yang memiliki usaha produktif, penyerapan dana pada tiap kelurahan tidak sama, tergantung pada kepatuhan peminjam, kinerja kelompok masyarakat, lurah, dan camat setempat berdasarkan laporan dari Bank Pasar. Sesuai peraturan Walikota Bandar Lampung No. 57 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Program Gerakan Masyarakat Membangun Tapis Berseri Kota Bandar Lampung, tujuan program pemberdayaan masyarakat gemma tapis berseri ialah penanggulangan kemiskinan, peningkatan ekonomi masyarakat dan mewujudkan masyarakat yang sehat di Kota Bandar Lampung. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah pertanggung jawaban pemberi dana ekonomi kerakyatan oleh Diskoperindag, (2) apakah yang menjadi faktor penghambat dalam hal pertanggung jawaban dana ekonomi kerakyatan.

Metode penelitian dalam skripsi ini digunakan pendekatan yuridis empiris normatif yaitu dengan cara mempelajari dan mengkaji bahan hokum sebagai norma atau peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah yang akan dibahas guna menunjang data-data yang dihasilkan melalui studi lapangan. Sumber data primer yaitu data yang peneliti dapatkan dari lapangaan, data sekunder yaitu data yang peneliti peroleh dari studi kepustakaan

(2)

dana ekonomi kerakyatan, (d) Diskoperindag membantu memberikan arahan program ekonomi kerakyatan bagi usaha produktif (e) melakukan pengawasan terhadap penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian dan pengguliran dana ekonomi kerakyatan. Faktor penghambat Diskoperindag dalam pemberian dana ekonomi kerakyatan (a) debitur tidak melengkapi dokumen sebagai persyaratan peminjaman sehingga permohonan ditolak, (b) tamggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung atas laporan realisasi program ekonomi kerakyatan yang menjadi kendala karena macet menganggap dana hiba.

Saran, Diharapkan agar pihak Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung dalam menyelenggarakan penggunaan dana bantuan bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah lebih memperhatikan kelayakan usaha bagi pemohon bantuan agar tidak salah sasaran demi meningkatkan taraf hidup masyarakat yang memiliki usaha.

(3)

ABSTRACT

THE RESPONBILITY OF FUND SOCIETY ECONOMY BY THE OFFICIAL OF COOPERATION AND TRADING OF

BANDAR LAMPUNG BY

MUHAMMAD GILANG ADIE N

Society economy is economy which has a purpose to improve the prosperity and safety for society. The official of cooperation small middle entrepreneur industry and trading of Bandar Lampung to distribution of fund in field of society economy is about 6,5 billion the fund was came from APBD of Bandar Lampung. This program was given for society who has productive enterprise. The absorption of fund in each political district was not same. It was depend on loan’s discipline activity of society group, chief village, and subdistrict head based on report from Pasar Bank. Bassed on the regulation of the mayor of Bandar Lampung No.57 year 2012 about the instruction and implementation and for the society movement for developing tapis berseri program in Bandar Lampung, this program has a purpose for making efficient of the society gemma tapis berseri the destitution, improvement of the society economy and the realitation of public health in Bandar Lampung. The problem from this research were (1) how the responbility of the supporting the data which will be resulted from this field study. Secondary data is a data which has got by the researcher and the data has got from study of the literature.

(4)

of society economy. The imped factors of the official of cooperation and trading in giving the fund of economy society they were (a) the debitur didn’t givethe document completely as a term of loand so the applicant was rejected (b) the responsible to the mayor of Bandar Lampung about the realization of society economy program which became the impede because the stagnation and it was pretended become grant’s fund.

The suggestions from this research was expected that the official of cooperation of small middle entrepreneur industry and trading of Bandar Lampung in holding, to use the fund aid for the middle of economy society for giving more attention for their enterprise advisibility to the applicant aid in order to they didn’t fault in target and also to improve the standardof live of the society who has the enterprise.

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 23 September 1988 diTeluk Betung, merupakan anak keempat dari empat bersaudara, anak dari pasangan Bapak Salim Adie dan Ibu Sukowati.

Pendidikan yang telah ditempuh pada sekolah dasar Taman Muda Teluk Betung di selesaikan pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 18 Bandar Lampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas Taman Madya Teluk Betung diselesaikan pada tahun 2006.

(9)

MOTO

Yakinlah dengan hakmu untuk berhasil

Fokuslah pada yang mungkin bukan yang tidak

mungkin

(Mario Teguh)

Apapun impianmu, yakini saja bahwa kamu bisa

mewujudkannya. Keraguan hanya akan melemahkanmu

(10)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Yang tercinta dan tersayang ayahanda Salim Adie dan Ibunda Sukowati yang senantiasa berdo’a dan selalu mendukung dan memberikan motivasi

kepadaku.

2. Kakak-kakak ku, Nenek ku dan keponakan ku yang tersayang yang selalu berdo’a dan memberikan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan

study di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

3. Yang tersayang Evina Irawati yang selama ini bersabar dan memberikan motivasi serta dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah ini. 4. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang tak akan terlupakan Ahmad

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

2.2 Pengertian Ekonomi Kerakyatan ... 10

2.3 Pengertian Dana Ekonomi Kerakyatan ... 11

2.4 Prinsip Ekonomi Kerakyatan ... 14

2.5 Pemberian Bantuan Langsung Kepada Masyarakat Berupa Program Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah ... 19

2.6 Tujuan Yang Diharapkan Dari Penenerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan ... 20

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah ... 24

3.2 Sumber Data ... 25

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 26

3.3.1 Prosedur Pengumulan Data ... 26

3.3.2 Pengolahan Data ... 27

3.4 Pengolahan Data ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 28

4.1.1 Sejarah Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung ………... 28

4.1.2 Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung ... 29

4.2 Pelaksanaan Bidang Ekonomi Kerakyatan ... 31

4.2.1 Penyaluran Dana ... 32

4.2.2 Sumber dan Alokasi Dana ... 32

4.3 Kegiatan Pembangunan di Bidang Ekonomi Kerakyatan ... .33

4.4 Pertanggung Jawaban Pemberian Dana Ekonomi Kerakyatan Oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan ... 36

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Frasa ekonomi kerakyatan terdiri dari dua kata. Ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan, seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan. Sementara itu, arti kerakyatan mengacu pada sesuatu mengenai rakyat. Jadi, ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang mengacu pada peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Ekonomi kerakyatan merupakan konsep baru yang ‘mereaksi’ konsep ekonomi

kapitalis liberal yang dijadikan pegangan era ekonomisme Orde Baru. Kemudian, muncul ‘reaksi kembali’, khususnya dari pakar-pakar ekonomi arus utama yang menganggap ‘tak ada yang salah dengan sistem ekonomi Orde Baru’. Strategi dan

kebijakan ekonomi orde baru mampu mengangkat perekonomian Indonesia dari peringkat Negara miskin menjadi Negara berpendapatan menengah melalui pertumbuhan ekonomi tinggi, 7% per tahun selama 3 dasawarsa. Jadi, yang salah adalah praktik pelaksanaannya, bukan teorinya.

Cara lain untuk menerangkan konsep ekonomi kerakyatan adalah dengan langsung menunjukan adanya kata ‘kerakyatan’ dalam pancasila (sila ke-4) yang

(14)

2

antara 5 sila Pancasila, sila ke-4 inilah yang paling banyak dilanggar dalam praktik ekonomi selama era pembangunan ekonomi orde baru.

Berbagai upaya dan program pembangunan ekonomi belum banyak yang berhasil, terutama karena dilaksanakan dalam kerangka sistem ekonomi pasar bebas yang kapitalistik liberal, yang tidak peduli pada ‘nasib’ rakyat kecil dan membiarkan terjadinya persaingan liberal antara konglongmerat dan ekonomi rakyat. Inilah masalah besar sistem perekonomian yang kini berjalan di Indonesia. Kita patut terus-menerus berusaha untuk mewujudkan sistem ekonomi Pancasila, yaitu sistem ekonomi pasar yang mengacu pada sila-sila Pancasila, yang benar-benar menjanjikan ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’.

Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 mestinya menjadi dasar pengembangan perekonomian bangsa yang kaya akan sumber daya alam ini. Jiwa sosialisme yang memberikan hak monopoli kepada Negara, dilaksanakan melalui pemberian peran yang sangat besar kepada swasta, dan meniadakan keterlibatan rakyat banyak dalam pelaksanaannya. Pengelolaan sumber daya alam di Indonesia mengambil jiwa sosialisme yang paling buruk, yaitu penguasaan dan monopoli Negara, serta menerapkan dengan cara otoritarian dan memberikan keleluasaan sebesar-besarnya kepada pemilik modal, tanpa perlindungan apapun kepada rakyat kecil.

(15)

3

Kegiatan ekonomi oleh banyak orang dengan skala kecil-kecil kini banyak mendapat perhatian. Kegiatan ekonomi kerakyatan ini terbukti lebih tangguh dalam mengawal perekonomian masyarakat. Ekonomi rakyat, sering disebut ekonomi kerakyatan, tumbuh menjadi bagian penting dalam perekonomian . Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh banyak orang dalam skala kecil-kecil ini mampu menopang perekonomian masyarakat atau keluarga-keluarga di saat krisis ekonomi menerpa.

Sesuai Peratutan Gubernur Lampung No 14 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Lampung. Perkuatan permodalan untuk Usaha Kecil Menengah pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan. Mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai pasal 78 ayat (1) dan (2) :

1. UPTD Perkuatan Permodalan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) melaksanakan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui program perkuatan permodalan dalam rangka peningkatkan peran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian Daerah.

2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) UPTD Perkuatan Permodalan koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai funsi :

a. Pemberian layanan perkuatan modal usaha Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

(16)

4

c. Peningkatan mutu sumber daya manusia Usaha Kecil Menengah penerima dana perkuatan modal usaha

d. Pelaksanaan urusan ketatausahaan

Para buruh atau karyawan korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari industri skala menengah dan besar banyak yang beralih ke ekonomi kerakyatan. Nampaknya masyarakat patut mensyukuri kampanye wirausaha yang sebelumnya gencar dilakukan. Kini banyak kalangan masyarakat Bandar lampung yang mulai tertarik dan tertantang menjadi wirausahawan meski harus memulai dari skala kecil.

(17)

5

Program ekonomi kerakyatan adalah salah satu upaya penanggulangan kemiskinan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksudkan, penekanan pada penguatan peran serta atau partisipasi masyarakat sebagai penggerak yang memiliki tanggungjawab dalam pembangunan di lingkungan.

Sesuai peraturan Walikota Bandar Lampung No. 57 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Program Gerakan Masyarakat Membangun Tapis Berseri Kota Bandar Lampung. Tujuan program pemberdayaan masyarakat gemma tapis berseri ialah penanggulangan kemiskinan, peningkatan ekonomi masyarakat dan mewujudkan masyarakat yang sehat di Kota Bandar Lampung.

Sesuai peraturan Walikota Bandar Lampung No. 3 tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan tata kerja Seketariat Daerah Kota Bandar Lampung bagian perekonomian merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang kepala bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepadan Sekretaris Daerah melalui Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan dalam hal :

a. Perencanaan dan Penyusunan Program di bidang perekonomian meliputi Ekonomi kerakyatan, Jasa Produksi, dan Sarana Perekonomian

b. Pelaksanaan dan Penyusunan petunjuk teknis di bidang Ekonomi Kerakyatan, Jasa Produksi, dan Sarana Perekonomian

(18)

6

d. Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi serta pelaporan terhadap penyelenggaraan tugas di bidang Ekonomi Kerakyatan, Jasa Produksi, dan Sarana Perekonomian

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan

Bagian Ekonomi Kerakyatan mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala bagian dalam hal :

a. Mengumpulkan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan bahan kebijakan pengembangan di bidang pertanian, peternakan, perikanan, home industry, dan perdagangan kecil

b. Melaksanakan monitoring dan pemantauan bidang pertanian, peternakan, perikanan, home industri, dan perdagangan kecil

c. Membuat telahan, evaluasi, dan saran tindak di bidang pertanian, peternakan, perikanan, home industry, dan perdagangan kecil

d. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian distribusi kebutuhan pokok dan BBM

e. Menyusun laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sub bagian ekonomi kerakyatan

f. Melaksanakan Tata Usaha Bagian

(19)

7

Demi membantu UKM di bandar Lampung dalam hal dana atau keuangan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan kota Bandar Lampung bekerja sama dengan Bank Pasar, memberikan pinjaman kepada seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bandar Lampung. Besarnya dana pinjaman ini yaitu berkisar Rp 1 juta untuk pinjaman pertama. Sedangkan untuk pinjaman selanjutnya bisa di atas angka tersebut atau disesuaikan dengan kebutuhan UKM.

Lalu pihak Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan akan memverifikasinya. Untuk memudahkan jalur distribusi pinjaman, pemkot akan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan kota Bandar Lampung serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Perusahaan Daerah (PD), Bank Pasar Kota Bandar Lampung.

(20)

8

1.2Permasalahan 1.2.1 Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah pertanggung jawaban pemberi dana ekonomi kerakyatan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan?

b. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam hal pertanggung jawaban dana ekonomi kerakyatan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan?

1.3Tujuan dan Keguanaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

a. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pertanggung jawaban pemberi dana ekonomi kerakyatan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan.

(21)

9

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Selain tujuan yang telah disebutkan diatas, penulisan ini diharapkan mempunyai kegunaan, yaitu :

a. Kegunaan Teoristis

Secara teoristis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan pengetahuan tentang Hukum Administrasi Negara yaitu mengenai pertanggung jawaban pemberi ekonomi kerakyatan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan kota Bandar Lampung.

b. Secara Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan sumber informasi bagi semua pihak yang ingin mengetahui tentang tanggung jawab pemberi dana ekonomi kerakyatan.

2. Menambah literatur perpustakaan dan sumber data bagi peneliti lain.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanggung Jawab

Tanggungjawab hukum yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subjek hukum, sedangkan responsibility menunjuk pada pertanggungjawaban politik. Dalam ensiklopedi administrasi, responsibility adalah keharusan seseorang untuk melaksanakan secara selayaknya apa yang telah diwajibkan kepadanya. Disebutkan juga bahwa pertanggungjawaban mengandung makna; meskipun seseorang mempunyai kebebasan dalam melaksanakan sesuatu tugas yang dibebankan kepadanya, namun ia tidak dapat membebaskan diri dari hasil atau akibat

(23)

11

Pertanggung jawaban berasal dari kata tanggung jawab, yang berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya ( kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Dalam kamus hukum ada dua istilah menunjuk pada pertanggungjawaban, yakni liability dan responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas yang di dalamnya mengandung makna bahwa menunjuk pada makna yang paling komprehensif, meliputi hampir setiap karakter risiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang bergantung, atau yang mungkin. Liability didefinisikan untuk menunjuk semua karakter hak dan kewajiban.

kebebasan perbuatannya, dan ia dapat dituntut untuk melaksanakan secara layak apa yang diwajibkan kepadanya.

Telah disebutkan bahwa salah satu prinsip negara hukum adalah asas legalitas, yang mengandung makna bahwa setiap tindakan hukum pemerintah harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan yurisprudensi, pemerintah atau negara dibebani membayar ganti rugi kepada seseorang rakyat atau warga negara yang menjadi korban pelaksanaan tugas administratif.

2.2Pengertian Ekonomi Kerakyatan

(24)

12

Pengertian ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi dapat dijabarkan menjadi sebagai berikut:

Pertama, ekonomi kerakyatan menghendaki keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam proses produksi nasional. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan, setiap anngota masyarakat memiliki hak untuk mendapat pekerjaan. Hal ini sejalan dengan amanat pasal 27 ayat (2) UUD 1945, “setiap warga Negara

berhak mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

Kedua, ekonomi kerakyatan menghendaki keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam menikmati hasil-hasil produksi nasional. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan, setiap anggota masyarakat, termasuk fakir miskin dan anak-anak terlantar, harus turut menikmati hasil produksi nasional. Hal itu sejalan dengan amanat pasal 34 UUD 1945, “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.”

Ketiga, merupakan inti dari pengertian ekonomi kerakyatan, penyelenggaraan produksi dan pembagian hasil-hasilnya itu harus berlangsung di bawah pimpinan atau pengawasan anggota-anggota masyarakat. Artinya, dalam penyelengaraan sistem ekonomi kerakyatan, setiap anggota masyarakat harus diperlakukan sebagai subyek, bukan sebagai objek perekonomian.

Unsur ekonomi kerakyatan yang ketiga tersebut perlu di garis bawahi. Sebab unsur ekonomi kerakyatan yang ketiga itulah yang mendasari perlunya partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut memiliki alat-alat produksi atau modal nasional, baik modal material (material capital), modal intelektual (intellectual

(25)

13

Sebagai konsekuensi dari unsur ekonomi kerakyatan yang ketiga itu, maka Negara wajib mengupayakan agar kepemilikan ketiga jenis modal tersebut terdistribusi secara relative merata di tengah-tengah masyarakat. Sehubungan dengan modal material, misalnya, Negara tidak hanya wajib mengakui dan melindungi hak kepemilikan setiap anggota masyarakat, tetapi juga wajib memastikan bahwa semua anggota masyarakat turut memilikinya.

Sehubungan dengan modal intelektual, Negara wajib menyelenggarakan pendidikan cuma-cuma bagi seluruh anggota masyarakat. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan, pendidikan bukanlah sebuah kegiatan untuk dikomersilkan. Negara mungkin tidak sepenuhnya dapat mengendalikan komersialisasi pendidikan yang dilakukan oleh pihak swasta, namun Negara wajib mengimbangi hal itu dengan menyelenggarakan pendidikan bebas biaya bagi segenap anggota masyarakat.

Sementara itu, sehubungan dengan modal institusional, tidak ada keraguan sedikit pun bahwa Negara memang wajib melindungi dan memajukan pemenuhan hak setiap anggota masyarakat untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat. Hal itu tentu tidak hanya berlaku sehubungan dengan pembentukan serikat sosial dan politik, tetapi mencakup pula pembentukan serikat-serikat ekonomi.

(26)

14

ekonomi kerakyatan ini diuraikan lebih lanjut, maka sasaran ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya meliputi lima hal berikut:

1. Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi setiap anggota masyarakat

2. Teraselenggaranya sistem perlindungan bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar

3. Tersebarnya kepemilikan modal material secara relatif merata di tengah-tengah masyarakat

4. Terselenggaranya pendidikan bebas biaya bagi setiap anggota masyarakat 5. Terjaminnya hak setiap anggota masyarakat untuk mendirikan dan atau

menjadi anggota serikat-serikat ekonomi

Pencapaian atujuan dan sasaran ekonomi kerakyatan sebagaimana dipaparkan tersebut, bermuara pada adanya kebutuhan untuk melakukan desentralisasi ekonomi dalam arti seluas-luasnya. Artinya, desentralisasi yang harus dilakukan dalam rangka ekonomi kerakyatan tidak hanya menyangkut tata hubungan antara pemerintah daerah, tetapi harus berlanjut hingga ke tingkat desa.

Sedangkan dalam penyelanggaraan usaha pilihan antara lain jatuh pada koperasi, yaitu suatu bentuk perusahaan yang diselenggarakan secara demokratis pula.

2.3 Pengertian Dana Ekonomi Kerakyatan

(27)

15

Usaha Kecil Menengah. meningkatkan peran Usaha Kecil Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Dari dana ekonomi kerakyatan tersebut dapat memperluas usaha dan memfasilitasi usaha kecil menengah memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

Dan dapat membantu usaha kecil menengah untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa atau produk keuangan dengan jaminan yang disediakan oleh pemerintah.

2.4Prinsip Ekonomi Kerakyatan

Secara operasional, prinsip atau pedoman penyelenggaraan ekonomi kerakyatan dirumuskan dalam pasal 33 UUD 1945. Ayat (1), perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Ayat (2), cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Ayat (3), bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(28)

16

saling bantu membantu. Dengan pedoman seperti itu, tidak berarti persaingan sama sekali dilarang dalam sistem ekonomi kerakyatan. Tetapi sesuai dengan panduan ayat pertama tersebut, kerja sama harus lebih diutamakan dari pada persaingan.

Sejalan dengan itu, pelembagaan kepimpinan alat-alat produksi secara kolektif merupakan agenda yang sangat penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Menurut Dahl, substansi ekonomi kerakyatan terletak pada berlangsungnya proses sistematis untuk mendemokratisasikan kepemilikan alat-alat produksi ini. Sehingga, jika dilihat berdasarkan penggalan kalimat terakhir dalam paragraph pertama penjelasan Pasal 33 UUD 1945 tadi, komitmen terhadap pelembagaan kepemilikan alat-alat produksi secara kolektif itulah antara lain yang menyebabkan ditetapkannya koperasi sebagai bangun perusahaan yang sesuai dengan sistem ekonomi kerakyatan.

Sehubungan dengan ayat (2), Bung Hatta berulang kali mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “dikuasai oleh negara” dalam ayat tersebut, tidak berarti harus

diselenggarakan secara langsung oleh pemerintah, melainkan dapat diserahkan kepada badan-badan lain yang dikelola secara otonom perusahaan negara atau perusahaan swasta, yang pekerjaannya dikendalikan oleh dan bertanggung jawab kepada pemerintah. Namun demikian, Bung Hatta juga mengemukakan, “milik

perusahaan-perusahaan tersebut sebaik-baiknya di tangan pemerintah, tetapi

managementperusahaanya diberikan kepada tangan yang cakap.”

Mengenai cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara (strategic

(29)

17

Sedangkan mengenai cabang-cabang produksi yang mnenguasai hajat hidup orang banyak (public utilities), Bung Hatta menyebut antara lain air, listrik, gas, gula, semen, kopra, dan minyak nabati (Hatta, 1963; Deliar Noer, 1991).

Akhirnya, sehubungan dengan ayat (3), Bung Hatta sekali lagi menekankan pentingnya kekuasaan Negara terhadap kekuasaan Negara terhadap kekayaan alam Indonesia.Tujuannya adalah, sebagaimana dikemukakan oleh penjelasan pasal 33 UUD 1945 (sebelum amandemen), untuk menghindari penghisapan rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa. Dengan demikian, kedudukan Negara sebagai penguasa bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya itu. Sama sekali tidak dimaksudkan untuk meminggirkan rakyat banyak, melainkan untuk menjamin agar pemanfaatan kekayaan alam Indonesia benar-benar dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(30)

18

Sedangkan mekanisme alokasi dalam sistem ekonomi kerakyatan, kecuali pada cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, diselenggarakan dengan mengkombinasikan antara bekerjanya mekanisme pasar dengan pengorganisasian perusahaan yang melembagakan kedaulatan ekonomi rakyat. Artinya, pasar dalam sistem ekonomi kerakyatan tidak bekerja di atas kerangka kelembagaan yang memuliakan kepemilikan alat-alat produksi secara perorangan, melainkan di atas kerangka kelembagaan yang memuliakan kepemilikan alat-alat produksi secara kolektif.

Berkaitan dengan itu, Bung Hatta berulang kali menegaskan bahwa pada koperasi memang terdapat perbedaan mendasar yang membedakannya secara dari bentuk-bentuk perusahaan yang lain. Di antaranya adalah pada dihilangkannya pemilahan buruh majikan, yaitu di ikut sertakannya buruh sebagai pemilik perusahaan atau anggota koperasi. Sebagaimana di tegaskannya, “pada koperasi tak ada majikan dan tak ada buruh, semuanya pekerja yang bekerjasama untuk menyelenggarakan keperluan bersama.”

(31)

19

2.5Pemberian Bantuan Langsung Kepada Masyarakat Berupa Program Pemeberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Pada umumnya usaha kecil menengah (UKM) masih lemah, sehingga perlu adanya strategi pembinaan dan pengembangan di bidang permodalan termasuk bagaimana pemerintah dan masyarakat melaksanakan konsep permodalan untuk membantu usaha kecil menengah (UKM) tersebut.

Ada banyak alternatif membantu permodalan dan pengembangan UKM Bandar Lampung selain pada masa sebelumnya sudah dikembangkan pemberian kredit lunak dari sebagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dilakukan program permodalam dan kemitraan Usaha kecil menengah.

Beberapa faktor kunci yang dalam pengembangan dan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Diantara faktor penting tersebut, antara lain:

1. Pemahaman pengurus dan anggota yang merupakan implementasi jati diri tersebut pada segala aktifitas usaha kecil menengah. Aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai usaha kecil menengah, sehingga komentar yang dilontarkan oleh pejabat tidak terkesan kurang memahami akar persoalan koperasi.

(32)

20

dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap usaha kecil menengah berbeda-beda. Misalnya di suatu kawasan sentra produksi komoditas pertanian (buah-buahan) bisa saja didirikan usaha kecil menengah. Kehadiran lembaga usaha kecil menengah yang didirikan oleh dan untuk anggota akan memperlancar proses produksinya, misalnya dengan menyediakan input produksi, memberikan bimbingan teknis produksi, pembukuan usaha, pengemasan dan pemasaran produk.

3. Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola usaha kecil menengah (UKM). Disamping kerja keras, figur pengurus UKM hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.

4. Kegiatan UKM bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.

5. Adanya efektifitas biaya transaksi antara usaha kecil menengah (UKM) dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan.

2.6 Tujuan Yang Diharapkan Dari Penerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan

1. Membangun Kota Bandar Lampung yang maju secara ekonomi, berdaulat secara politik, dan berkepribadian yang berkebudayaan.

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan

3. Mendorong pemerataan pendapatan rakyat khususnya di Kota Bandar Lampung

(33)

21

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang mengikut sertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan. Sistem ekonomi kerakyatan mencakup administrasi pembangunan nasional mulai dari sistem perencanaan hingga pemantauan dan pelaporan. Sesungguhnya ekonomi kerakyatan adalah demokrasi ekonomi yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 khususnya Pasal 33 beserta penjelasannya yang menyatakan “Dalam pasal 33

tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang per orang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Bangun yang sesuai itu adalah koperasi. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh Negara.

Secara definisi ekonomi kerakyatan adalah:

1. Tata ekonomi yang dapat memberikan jaminan pertumbuhan out put perekonomian suatu negara secara mantap dan berkesinambungan, dan dapat memberikan jaminan keadilan bagi rakyat.

(34)

22

3. Tata ekonomi yang dapat menjamin pareto optimum adalah tata ekonomi yang mampu menciptakan penggunaan tenaga kerja secara penuh dan mampu menggunakan kapital atau modal secara penuh.

4. Tata ekonomi yang dapat memberikan jaminan keadilan bagi rakyat adalah tata ekonomi yang pemilikan aset ekonomi nasional terdistribusi secara baik kepada seluruh rakyat, sehingga sumber penerimaan (income) rakyat tidak hanya dari penerimaan upah tenaga kerja, tetapi juga dari sewa modal.

2.7 Landasan Hukum UUD 1945 dan Bahan Hukum Primer

Sistem ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang mengacu pada amanat konstitusi nasional, sehingga landasan konstitusionalnya adalah produk hukum yang mengatur terkait dengan perikehidupan ekonomi nasional yaitu:

1. Pasal 33 UUd 1945:

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

c. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Menengah

3. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah 4. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka

(35)

23

5. Peraturan Daerah No.13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Daerah Provinsi Lampung

6. Peraturan Gubernur Lampung No. 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Lampung

7. Peraturan Walikota Bandar lampung No. 3 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Masalah

Pendekatan yuridis normatif yaitu dengan cara mempelajari dan mengkaji bahan hukum sebagai norma atau peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah yang akan dibahas guna menunjang data-data yang dihasilkan melalui studi lapangan. Pendekatan masalah selanjutnya digunakan pendekatan secara Penelitian secara yuridis empiris adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara langsung kepada objek penelitian.

(37)

25

3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang dibagi menurut jenisnya. Kedua jenis data tersebut yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang penilti dapatkan penelitian dari lapangan, baik yang didapat dari hasil pengamatan maupun hasil suatu wawancara dengan pihak yang berkompeten. Wawancara oleh kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan, dan seksi pengkajian dan pengembangan Usaha Kecil Menengah, seksi pemberdayaan Usaha Kecil Menengah, dan seksi pengawasan Usaha Kecil Menengah.

2. Data sekunder, yaitu data yang peneliti peroleh dari studi kepustakaan, yang berupa bahan-bahan hukum seperti :

Bahan hukum primer, yaitu:

1. Undang-Undang No.12 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

2. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Menengah

3. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah

4. Peraturan Daerah No.13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Daerah Provinsi Lampung

5. Peraturan Gubernur Lampung No. 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Lampung

(38)

26

7. Peraturan Walikota Bandar lampung No. 57 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Program Gerakan Masyarakat Membangun Tapis Berseri Kota Bandar lampung

Bahan hukum sekunder, yaitu: berupa literatur-literatur, pendapat para ahli atau pakar, makalah-makalah seminar, dan lain-lain.

Bahan hukum tersier yaitu: Berupa Kamus Hukum, Kamus Bahasa Inggris, media cetak dan elektronik, kamus bahasa indonesia.

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data

langkah- langkah yang penulis lakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Pengumpulan data sekunder, yaitu dengan cara : a. Studi Kepustakaan

Hal ini peneliti lakukan dengan cara membaca dan mengutip serta Mencatat dari berbagai literature/ buku, media masa dan peraturan Perundangan-undangan yang ada kaitanya dengan permasalahan yang akan dibahas.

b. Studi Lapangan

(39)

27

3.3.2 Pengolahan Data

Setelah prosedur data terkumpul maka dilakukan prosedur pengolahan data antara lain :

a. Seleksi data yaitu memeriksa data yang di peroleh untuk mengetahui apakah data tersebut telah sesuai dengan apa yang diharapkan dan apabila ada data yang salah maka penulis akan mengadakan perbaikan terhadap data yang kurang lengkap.

b. Mengklasifikasi data yaitu data yang telah diseleksi diklasifikasikan sesuai dengan bidang pembahasan guna mengetahui tempat dari masing-masing data tersebut.

c. Sistematika data adalah penyusunan data secara sistematis yaitu sesuai dengan pokok bahasan sehingga memudahkan menganalisis data tersebut.

3.4Analisis Data

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan bertanggung jawab adalah (a) bertanggung jawab secara administrasi dan teknis dalam kegiatan ekonomi kerkyatan, (b) menyusun dan memantapkan kembali proposal dan rencana teknis kegiatan yang akan dilaksanakan, (c) Diskoperindag menyiapkan dokumen administrasi yang akan digunakan oleh pemohon pinjaman dana ekonomi kerakyatan, (d) Diskoperindag membantu memberikan arahan program ekor bagi usaha produktif (e) melakukan pengawasan terhadap penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian dan pengguliran dana ekonomi kerakyatan.

(41)

46

5.2. Saran

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Mohammad. Persoalan Ekonomi Rakyat. Universitas Indonesia. Jakarta. 1992.

Bernhard, Limbong. Ekonomi Kerakyatan dan Nasionalisme Ekonomi. Margaretha Pustaka. Jakarta. 2010.

Poerwadarmita. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. 1976.

Revrisond Baswir. Ekonomi Kerakyatan vs Neoliberalisme. Delokomotif. Yogyakarta. 2010.

Sudjijono, Budi. Neoliberalisme Ekonomi Rakyat. Golden Terayon Press. Jakarta. 2009.

Zaman. Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia, Pemberdayaan Ekonomi

Rakyat dalam Arus Global. Bandung. 1998.

Perundang-undangan

Undang-Undang No.12 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Menengah

Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah

(43)

Peraturan Gubernur Lampung No. 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Lampung Peraturan Walikota Bandar lampung No. 3 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan

Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung

Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 57 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Program Gerakan Masyarakat Membangun Tapis Berseri Kota Bandar Lampung

http://dwikartikasari-18211665.blogspot.com/2012/10/b/-perekonomian-kerakyatan.html.

http://tugas kampus.blogspot.com/2009/11/ekonomi-kerakyatan.html.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan bidang koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian dan perdagangan serta pengelolaan pasar dan

maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Subulussalam Tahun Anggaran APBK 2015 yang diangkat berdasarkan

Maksud Penyusunan Rencana Strategis Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rote Ndao Tahun 2019-2024 adalah untuk

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Barat yang disusun dengan memperhatikan Rencana Pembangunan

47 Dinas Perindag dan Penanaman Modal bergabung dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sehingga namanya berubah menjadi Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Penyelarasan Rencana Strategis (Penyelarasan RENSTRA) Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Buleleng Tahun 2017-2022 disusun sebagai

Penelitian ini dengan permasalahan pembinaan UMKM oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah merupakan kajian yang akan dilakukan dengan memilah kualitas