SKRIPSI
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MENGENAI PASAR MODAL DI INDONESIA
OLEH
ELFRIDA LASMAUHUR PURBA
090501076
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRACT
This research aims to know the understanding of students in Faculty of Economics University of Sumatera Utara about The Stock Market in Indonesia.
This research used method of Descriptive Analysis, Manova Test, and Kruskal-Wallis Test. The quality of its data is tested by Validity Test and Reliability Test. In collecting the data, this research is conducted by interview and questionnaire to the six major in Faculty of Economics in USU with 97 samples. After the data had been collected, the data was analyzed and interpreted until a conclussion is found.
From the result of the resarch, it’s concluded that more than half of the students in Faculty of Economics USU understand about The Stock Market in Indonesia. The students with the highest level of understanding is Accounting, followed by Management, Economics, Accounting (D3). The second lowest is Monetary (D3). While the students with the lowest understanding is Secretary (D3).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai pasar modal di Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, uji Manova, dan uji Kruskal-Wallis. Kualitas data diuji dengan menggunakan uji Validitas dan Reliabilitas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan kuisioner yang disebarkan pada 6 jurusan dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Setelah data-data dikumpulkan, data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan hingga dihasilkan sebuah kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa paham mengenai Pasar Modal di Indonesia. Mahasiswa dengan tingkat pemahaman yang paling tinggi ialah Jurusan Akuntansi, disusul oleh Manajemen, Ekonomi Pembangunan dan Akuntansi (D3). Kedua terendah ialah Jurusan Keuangan (D3). Sedangkan mahasiswa dengan tingkat pemahaman terendah ialah Sekretaris (D3).
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan
rahmatNya skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Pasar Modal di Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jurusan Ekonomi
Pembangunan dan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Ayahanda K.Benjamin Purba dan Ibunda R.Sinaga selaku orang tua penulis
yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim
Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Coki Achmad Syahwier HSB, MP selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan kritikan dan saran yang sangat membantu bagi
penulis.
6. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, MSI selaku Dosen Pembaca Penilai
7. Ibu Dr.Murni Daulay, SE, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik.
8. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan
memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
9. Seluruh pegawai dan Staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian kelengkapan administrasi penulis.
10. Teman-teman angkatan 2009 di Ekonomi Pembangunan yang memberikan
dukungan, kerja sama dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.
Medan, Desember 2013
Penulis
NIM. 090501076
DAFTAR ISI
2.3 Pemahaman Pahasiswa... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
4.2.1 Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 39
4.2.3 Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan
Jurusan ... 41
4.2.4 Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 42
4.3 Hasil Analisis ... 42
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Perbutir... 42
4.3.2 Uji Reliabilitas Keseluruhan ... 48
4.4 Analisis Deskriptif... 49
4.4.1 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Pengertian Pasar Modal... 49
4.4.2 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Fungsi Pasar Modal... 50
4.4.3 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Peran Bapepam Sebagai Struktur Pasar Modal Tertinggi di Indonesia ... 51
4.4.4 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Peran Para Pelaku Pasar Modal dan Lembaga Penunjang yang Terlibat Langsung Dalam Proses Transaksi di Pasar Modal... 53
4.4.5 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Sejarah Pasar Modal di Indonesia... 55
4.4.6 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten dan Investor ... 58
4.4.7 Analisis Tngkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Yang Harus dilakukan Perusahaan Dalam Penawaran Umum ... 60
4.4.8 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Keuntungan yang Diperoleh dengan Melakukan “Go Public” ... 61
4.4.9 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Syarat Pencatatan Saham di BEI ... 63
4.4.10 Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa FE USU Terhadap Peran Pasar Modal Bagi Aktivitas Ekonomi di Indonesia ... 64
4.4.11 Distribusi Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Terhadap Pasar Modal Berdasarkan Jurusan ... 66
4.5 Uji Manova... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 83
5.1 Kesimpulan ... 83
5.2 Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
DAFTAR TABEL
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 42
4.7 Total-Item Statistics... 43
4.8 Reliability Statistics... 48
4.9 Jawaban Responden Terhadap Pengertian Pasar Modal .... 49
4.10 Jawaban Responden Terhadap Fungsi Pasar Modal ... 51
4.11 Jawaban Ressponden Terhadap Peran Bapepam Sebagai Struktur Pasar Modal Tertinggi di Indonesia ……….. 52
4.12 Jawaban Responden Terhadap Peran Para Pelaku Pasar Modal dan Lembaga Penunjang yang Terlibat Langsung Dalam Proses Transaksi di Pasar Modal ………… 54
4.13 Jawaban Responden Terhadap Sejarah Pasar Modal di Indonesia ………. 58
4.14 Jawaban Responden Terhadap Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten dan Investor ……… 59
Perusahaan Dalam Penawaran Umum ………. 61
4.16 Jawaban Responden Terhadap Keuntungan Yang Diperoleh dengan Melakukan “Go Public” ……….. 62
4.17 Jawaban Responden Terhadap Syarat Pencatatan Saham di BEI ………... 64
4.18 Jawaban Responden Terhadap Peran Pasar Modal Bagi Aktivitas Ekonomi di Indonesia ………... 65
4.19 Distribusi Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Terhadap Pasar Modal Berdasarkan Jurusan……… 66
4.20 Deskriptif Statistik... 67
4.21 Tes Multivariat... 68
4.22 Tes Efek Between-Subject... 68
4.23 Tes Levene... 70
4.24 Uji Post Hoc... 70
4.25 Ranking... 81
ABSTRACT
This research aims to know the understanding of students in Faculty of Economics University of Sumatera Utara about The Stock Market in Indonesia.
This research used method of Descriptive Analysis, Manova Test, and Kruskal-Wallis Test. The quality of its data is tested by Validity Test and Reliability Test. In collecting the data, this research is conducted by interview and questionnaire to the six major in Faculty of Economics in USU with 97 samples. After the data had been collected, the data was analyzed and interpreted until a conclussion is found.
From the result of the resarch, it’s concluded that more than half of the students in Faculty of Economics USU understand about The Stock Market in Indonesia. The students with the highest level of understanding is Accounting, followed by Management, Economics, Accounting (D3). The second lowest is Monetary (D3). While the students with the lowest understanding is Secretary (D3).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai pasar modal di Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, uji Manova, dan uji Kruskal-Wallis. Kualitas data diuji dengan menggunakan uji Validitas dan Reliabilitas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan kuisioner yang disebarkan pada 6 jurusan dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Setelah data-data dikumpulkan, data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan hingga dihasilkan sebuah kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa paham mengenai Pasar Modal di Indonesia. Mahasiswa dengan tingkat pemahaman yang paling tinggi ialah Jurusan Akuntansi, disusul oleh Manajemen, Ekonomi Pembangunan dan Akuntansi (D3). Kedua terendah ialah Jurusan Keuangan (D3). Sedangkan mahasiswa dengan tingkat pemahaman terendah ialah Sekretaris (D3).
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pembangunan dewasa ini, pasar modal memainkan peran yang
semakin penting, baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang.
Pembangunan di suatu negara selalu ditandai dengan meningkatnya aktivitas
produksi di negara tersebut, yang tentunya memerlukan investasi yang tidak sedikit.
Investasi tersebut dilakukan dengan menggunakan modal sendiri atau modal
pinjaman.
Selama ini, lembaga keuangan bank merupakan sumber utama modal
pinjaman yang paling diharapkan mampu memenuhi kebutuhan modal
perusahaan-perusahaan. Namun tidak selamanya kemampuan bank dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan modal tersebut, karena bank sendiri memiliki kelemahan dalam
aktivitas penyaluran kreditnya, seperti terbatasnya leverage dan kurangnya modal
jangka panjang yang disediakan oleh bank. Karena itulah pasar modal muncul
sebagai solusi yang mengatasi kelemahan bank dalam memberikan modal untuk
kegiatan investasi. Dimana pasar modal menjadi sarana yang memfasilitasi interaksi
permintaan dan penawaran modal. Permintaan modal berasal dari perusahaan yang
membutuhkan dana jangka panjang, sedangkan penawaran modal berasal dari
merupakan salah satu wahana yang dapat menggalang pengarahan dana dari
masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif.
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak
yang memerlukan dana (emiten), dengan adanya pasar modal pihak yang memiliki
kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya tersebut dengan harapan
memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak emiten (industri dan perusahaan)
dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu tersediaannya dana dari operasi perusahaan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan
kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana,
sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Kemungkinan, bagi para investor
atau pemilik modal, dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik
dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara, hal ini
menjanjikan keuntungan yang akan menambah pendapatan sehingga diharapkan akan
meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik sehingga menginvestasikan modalnya di
pasar modal.
Pasar modal yang merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan, saat ini
menjadi pasar atas dana yang penting di era kehidupan modern, karena memiliki
Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen jangka
panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang (ekuitas), intrumen
derivatif, maupun intrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Dengan
demikian pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk menjual belikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur yang lebih dari satu tahun seperti saham dan
obligasi.
Di Indonesia, selain terus mengalami peningkatan yang cukup pesat, pasar
modal juga telah memberi kontribusi penting bagi pembangunan perekonomian
Indonesia. Peningkatan kinerja pasar modal di Indonesia dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1.1.
Perkembangan Kinerja Bursa Efek Indonesia 2000-2009 Tahun Jumlah
2000 342 259.620,96 134.531.333.895 416.321
2001 374 239.258,73 148.381.308.944 392.036
2002 396 268.422,78 171.207.351.815 424.945
2003 405 460.365,96 234.030.810.474 691.895
2004 417 679.949,07 411.768.340.217 1.000.233
2005 425 801.252,70 401.868.034.588 1.162.635
2006 437 1.249.074,45 436.935.587.228 1.805.523
2007 461 1.988.426,20 1.039.541.453.055 2.743.826
2008 478 1.076.490,53 787.845.846.423 2.056.234
2009 490 2.019.357,13 1.468.647.086.708 3.121.562
Sumber: Statistik Pasar Modal 20-24 Februari 2010, Biro PIR BAPEPAM.
Berdasarkan data pada tabel 1.1. dapat dilihat bahwa jumlah emiten dan nilai
meningkat dari tahun ke tahun. Adapun manfaat yang diperoleh dari keberadaan
pasar modal di Indonesia antara lain : (i) memperbaiki struktur permodalan
perusahaan, (ii) meningkatkan efisiensi alokasi sumber dana, (iii) menunjang
terciptanya perekonomian yang sehat, (iv) meningkatkan penerimaan Negara, (v)
mengurangi hutang luar negeri, baik pihak pemerintah maupun swasta, (vi)
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun, dan (vii) sebagai alternatif
pembiayaan pemerintah (Jusuf, 2008).
Besarnya peran pasar modal dalam perekonomian suatu negara menjadi alasan
fundamental bahwa masyarakat sebaiknya memahami peran penting dan manfaat
tersebut. Sehingga masyarakat semakin bijak dalam mengelola keuangannya dan
mengarahkannya kepada sektor-sektor produktif.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi merupakan subjek utama dari masyarakat yang
sebaiknya memahami peran pasar modal, sebab pengetahuan mengenai pasar modal
lebih memungkinkan untuk dipelajari di Fakultas Ekonomi dibandingkan
fakultas-fakultas lain. Selain menjadi salah satu ciri khas yang dimiliki oleh mahasiswa
Fakultas Ekonomi, ilmu mengenai pasar modal diharapkan cukup membekali para
mahasiswa/alumni Fakultas Ekonomi untuk terjun dalam praktik Pasar Modal.
Melihat peranan pasar modal yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia
sendiri, mahasiswa khususnya Fakultas Ekonomi seharusnya memahami mengenai
pasar modal. Menurut Fiktor (2010), beradasarkan survei yang dilakukan terhadap
120 mahasiswa FPIS UPI dalam bentuk angket, dapat disimpulkan bahwa
Hal ini sangat disayangkan mengingat pasar modal pada saat ini memiliki peranan
dan manfaat yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian.
Atas dasar pertimbangan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang seberapa besar tingkat pemahaman Mahasiswa mengenai pasar
modal dengan mengangkat judul “Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Terhadap Pasar Modal di Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yaitu: Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terhadap pasar modal di Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui tingkat
pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terhadap pasar
modal di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca
tentang peranan pasar modal di Indonesia.
2. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian yang sama di masa yang akan datang.
3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat tentang peranan pasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat untuk mentransaksikan modal jangka panjang
(Faboj, 1990), dimana permintaan diwakili oleh perusahaan penerbit surat berharga
dan penawaran diwakili oleh para investor. Meskipun demikian, kata tempat di sini
tidak mewakili lokasi sebagaimana layaknya para konvensional sebab transaksi tidak
selalu dilakukan di lokasi tertentu yang permanen. Bahkan, dengan perkembangan
e-business, transaksi di pasar modal juga bias dilakukan di dunia maya, melalui internet
trading. Demikian pula yang dimaksud modal di sini, buka dalam arti fisik uang,
melainkan uang yang sudah direpresentasikan dalam bentuk surat berharga, yaitu
saham dan obligasi serta turunannya (Sawidjo, 2009).
Selanjutnya definisi pasar modal menurut Sigit dan Totok (2006) adalah pasar
keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang kongkret. Dana
jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal
dalam arti yang sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi
tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek
(stock excage) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual
dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
perusahaan misalnya surat pengakuan hutang, surat berharga komersial (commercial
paper), saham, obligasi, tanda bukti utabf, bukti right (sight issue), dan warna
(warrant).
Sedangkan Marzuki Usman dkk (1997) menyatakan bahwa secara teoritis
pasar modal (capital market) didefenisikan sebagai perdagangan intrumen keuangan
(sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun utang
(bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (Public authorities) maupun oleh
perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian, pasar modal merupakan
konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market) (paulus, 2008).
Sementara itu di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, pada Pasal 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek yang
diterbitkanya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. sesuai dengan
rumusan pengertian tersebut, Undang-Undang Pasar Modal tidak memberikan suatu
defenisi tentang pasar modal secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan
kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal (paulus, 2008).
Jadi dapat disimpulkan, pengertian pasar modal adalah tempat/sarana untuk
mempertemukan peminta dan penawar modal jangka panjang yang dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk efek.
2.1.2. Lembaga yang Terlibat dalam Pasar Modal 1) BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)
Tugas Badan Pengawasan Pasar Modal menutur Keppres No. 53 Tahun 1990
tentang pasar modal adalah:
a. Mengikuti perkembangan dana dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga berikut:
• Bursa efek
• Lembaga kliring, penyelesaian, dan penyimpanan
• Reksa dana
• Perusahaan efek dan perorangan
• Lembaga penunjang pasar modal yaitu tempat penitipan harta, biro
administrasi efek, wali amanat atau penanggung.
• Profesi penunjang pasar modal
c. Memberikan pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal.
BAPEPAM sebagai lembaga pengawasan pasar modal wajib menetapkan
ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara tertib dan wajar dalam rangka
melindungi pemodal dan masyarakat berupa:
• Keterbukaan informasi yang berkaitan dengan semua transaksi efek baik
lainnya. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan keterbukaan kepada
Ketua BAPEPAM dan masyarakat tentang semua transaksi efek oleh
semua pemegang saham utama dan orang dalam serta pihak terasosiasi
dengannya.
• Penyimpanan catatan dan laporan yang diserahkan oleh pihak yang telah
memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan, atau pendaftaran
profesi.
• Penjatahan efek, ini jika terdapat kelebihan jumlah permintaan pada suatu
penawaran umum.
BAPEPAM dipimpin oleh seorang ketua yang tugas pokoknya adalah
memimpin BAPEPAM sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh
pemerintah dan membina aparatur BAPEPAM. Hal ini untuk memastikan bahwa
pasar modal tersebut dapat berjalan tertib, efeisien, dan dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat. Dalam hal ini BAPEPAM bertugas membuat ketentuan dan
pelaksanaan teknis di bidang pasar modal yang ditetapkan oleh Mentri Keuangan RI.
2) Lembaga Penunjang Pasar Modal
a. Penjamin Emisi Efek
Tugas penjamin efek adalah sebagai berikut:
• Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya diterbitkan, harga
yang sesuai, dan jangka waktu penawaran efek yang diterbitkan (obligasi
• Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek, membantu
menyelesaikan tugas administrasi yang berhubungan dengan pengisian
dokumen peryataan pendaftaran emisi efek, penyususnan prospectus,
merancang specimen efek, dan mendampingi emiten selama proses
evaluasi.
• Mengatur penyelenggaraan emisi.
b. Akuntansi Publik
Yaitu melakukan pemerikasaan atas laporan keuangan perusahaan dan
memberikan pendapatan. Selain itu tugas Akuntansi publik memeriksa pembukuan
apakah sudah sesuai atau tidak dengan prisip Akuntansi dan peraturan yang
ditetapkan oleh BAPEPAM dan memberikan petunjuk tentang cara pelaksanaan
pembukuan yang baik apabila diperlukan.
c. Konsultan Hukum
Peranan konsultan hukum dalam aktivitas pasar modal yaitu meneliti
aspek-aspek hukum emiten dan memberikan pendapat dari sisi hukum tentang eksistensi
perusahaan emiten yang ada. Pendapat ini sangat diperlukan oleh investor dan pihak
lainya agar tidak terjebak dalam melakukan tindakan bisnis yang digeluti yang
d. Agen Penjualan
Umumnya terdiri dari perusahaan pialang (broken) yang bertugas melayani
para investor yang memesan efek dalam pasar modal. Selain itu melaksanakan
pengembalian uang pesanan dan menyerahkan sertifikat efek kepada pemesan.
e. Perusahaan Penilai
Perusahaan ini diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan
penilaian kembali aktivanya. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai
wajar aktiva perusahaan dalam melakukan emisi melalui pasar moal.
3) Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi
Dalam emisi obligasi juga terdapat lembaga-lembaga penunjang yang
mempunyai fungsi dan tugas masing-masing, yaitu sebagai berikut:
a. Wali Amanat
Tugas wali amanat antara lain: (i) menganalisis kemampuan dan kredibilitas
emiten, (ii) melakukan penilaian terhadap aset perusahaan emiten yang diterima
olehnya sebagai penjamin, (iii) memberikan nasehat yang dapat diperhitungkan oleh
emiten, (iv) mengadakan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok dan
bunganya yang dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya, (v) melaksanakan tugas
sebagai agen utama untuk pembayaran, (vi) melaksanakan tugas selaku agen utama
pembayaran, (vii) mengikuti perkembangan pengelolaan perusahaan emiten, (viii)
mengadakan perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten, dan memanggil Rapat
b. Penanggung (Guarantor)
Penanggung adalah suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara yang
dipercayai yang menengahi dua kepentingan antara dua emiten dan para investor
(Irsyad, 159). Guarantor bertanggung jawab terhadap dipenuhinya pembayaran
pinjaman pokok obligasi beserta bunga dari emiten kepada para pemegang obligasi
tepat pada waktunya, hal ini jika emiten tidak memenuhi kewajibannya.
c. Agen Pembayar (Paying Agent)
Agen pembayar bertugas melakukan pembayaran bunga obligasi yang
biasanya dilakukan setiap dua kali setahun secara teratur.
4) Lembaga Penunjang Pasar Sekunder
Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang menyediakan
jasa-jasa dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa (Sigit, Totok: 2006). Lembaga
tersebut ialah:
a. Biro Administrasi Efek.
Berperan untuk mendukung kegiatan dalam bursa efek dalam menyediakan
jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran deviden,
pembagian hak opsi, emiten sertifikasi.
b. Reksa Dana
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27
dikatakan “Reksa Dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
Manajemen Investasi”. Atas dana yang telah dikeluarkan maka diterbitkan sertifikat
sebagai bukti keikutsertaan investor pada perusahaan reksa dana.
c. Perantara Perdagangan Efek (Broker)
Broker bertugas menerima melakukan penjualan atau pembelian efek untuk
kemudian ditawarkan di bursa efek. dalam hal ini broker akan mendapatkan fee dari
pihak yng mewakilinya yaitu maksimal 1% dari total transaksi.
d. Perusahaan Efek
Perusahaan efek (securities company) bertugas untuk mendukung kegiatan
dalam bursa efek, baik sebagai penjamin emisi efek (underwriter), perantara
pedagang efek, manejer investasi, atau penasehat investasi
e. Perdagang Efek
Perdagangan efek berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek tertentu di
samping melakukan jual beli efek untuk diri-sendiri. Selain itu juga menjaga
keseimbangan harta dan memelihara likuiditas efek dengan cara membeli dan
menjual efek tertentu di pasar sekunder.
2.1.3. Instrumen Pasar Modal
Dalam melakukan transaksi di pasar modal, biasanya ada barang atau jasa
yang diperjualbelikan. Hal ini dikenal dengan sebutan instrumen pasar modal.
Yang diperdagangkan dalam pasar modal dapat berbentuk surat-surat berharga
yang dapat diperjulbelikan kembali oleh pemiliknya, baik instrumen pasar modal
kepemilikan diwujudkan dalam bentuk saham, sedangkan yang bersifat utang
diwujudkan dalam bentuk obligasi.
1) Instrumen Penyertaan (Saham)
Secara sederhana saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan (Sri, dkk, 2000). Artinya pemilik
saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliknya maka
semakin besar kekuasaannya di perusahaan tersebut.
Selanjutnya paulus (2008) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan
modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat
diperoleh berupa: (i) deviden, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada pemilik saham, (ii) capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh
dari selisih jual dengan harga beli, (iii) manfaat non financial antara lain berupa
konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan, dan khususnya
hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
Pada umumnya, saham memiliki dua tipe dasar yang dikeluarkan oleh
perusahaan, yakni saham biasa dan saham istimewa. Saham biasa adalah kepemilikan
dalam sebuah perusahaan yang memberikan hak yang sama kepada setiap pemegang
saham yang ada, sedangkan saham istimewa adalah saham kepemilikan yang
diterbitkan perusahaan dan diperdagangkan oleh para pemodal.
Saham memiliki tiga macam nilai yaitu nilai nominal, nilai efektif, dan nilai
intrinsik (Pandji dan Piji , 2001: 56) yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
b. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi kalau saham
tersebut diperdagangkan di bursa
c. Nilai intrinsik, yaitu nilai ekonomis saham.
Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dapat dibedakan atas tiga jenis
yaitu:
1) Nilai nominal (par vauel stated valuel face value)
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan
Akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam hal ini jumlah
saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan nilai nominalnya adalah
modal disetor penuh bagi suatu perseroan dan didalam pencatatan Akuntansi dicatat
sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca.
2) Harga Neraca (base price)
Pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana yang dipergunakan dalam
penghitungan indeks harga saham. Untuk saham yang baru, maka harga dasar
tersebut merupakan harga perdana.
3) Harga Pasar (market price)
Harga pasar adalah harga pada pasar yang senyatanya (rii) dan merupakan
harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung jika pasar sudah di tutup maka harga pasar tersebut
adalah harga penutupanya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan
naik-turunnya suatu harga saham dari setiap hari diumumkan media massa (paulus,
Secara umum ada dua manfaat yang bisa diperoleh bagi pembelian saham,
yaitu: (i) manfaat ekonomis meliputi perolehan deviden dan perolehan capical gain.
Deviden merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham, sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor
dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan nilai beli yang lebih rendah. (ii) manfaat non-ekonomis yang biasa
diperoleh oleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan (Pandji dan Piji,
2006; 60)
2) Instrumen Utang (Obligasi)
Obligasi dapat diartikan sebagai suatu janji tertulis untuk membayar kepada
pemegang surat obligasi sejumlah uang pada waktu yang ditentukan dengan suatu
tingkat bunga yang tercantum pada surat obligasi tersebut (Irsyad, 2010).
Penerbitan obligasi menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, baik mengenai jatuh tempo pelunasan
utang, bunga yang dibayarkan, besarnya pelunasan, dan ketentuan lainnya.
Jenis-jenis obligasi yang lazim diterbitkan di Indonesia antara lain:
a. Obligasi konversi (convertible bonds), dimana pemegangnya pada waktu yang
telah ditetapkan dapat menukarkan obligasinya dengan saham biasa dari
perseroan yang menerbitkan, atas dasar harga konversi yang telah ditentukan
b. Obligasi Atas Unjuk (bearer bonds), dimana pelunasannya dibayarkan kepada
pembawa obligasi tersebut.
c. Obligasi Dengan Pembagian Keuntungan (Profit Sharing Bonds), yakni jenis
obligasi yang selain menjanjikan bunga tetap juga menawarkan tingkat
pembagian keuntungan kepada pemegangnya.
d. Obligasi Tanpa Bunga (zero coupon bonds), yakni jenis obligasi yang tidak
membayar bunga, tetapi dijual dengan potongan harga (discounted bonds).
e. Obligasi Risiko Tinggi (junk bonds), yakni jenis obligasi yang mempunyai resiko
tinggi dengan peringkat yang sangat rendah atau bahkan tidak mempunyai
peringkat investasi atau tidak dalam obligasi tersebut (Jusuf, 2008; 98).
Dengan banyaknya obligasi yang tercatat di bursa efek, maka pilihan yang
tersedia bagi investor juga banyak. Untuk dapat membantu dalam memilih obligasi
yang aman dan menguntungkan, pemodal dapat menggunakan jasa credit rating
agency. Ini merupakan jasa yang memberikan penilaian terhadap obligasi yang
beredar dan melakukan rating. Di Indonesia sendiri, lembaga rating ditangani oleh
PT Pefindo (Peringkat Efek Indonesia).
3) Instrumen Reksa Dana
Reksa dana merupakan perseroan atau investasi masyarakat pemodal yang
diinvestasikan ke dalam efek oleh manajer investasi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada manejer investasi selaku pengelola reksa dana, untuk
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 dilihat dari sifatnya, ada
2 jenis reksa dana, yaitu reksa dana terbuka (open-ended mutual funds) dan reksa
dana tertutup (close-ended mutual funds). Untuk reksa dana terbuka, saham yang
sudah diterbitkan oleh reksa dana bisa ditarik/ dibeli kembali. Besarnya nilai transaksi
didasarkan pada asset value (NAV) yang merupakan nilai pada saat transaksi
dilakukan (current value). Perhitungan NAV dilakukasn setiap hari, sehingga selalu
berubah disesuaikan dengan harga saham yang menjadi portofolio perusahaan reksa
dana. Untuk reksa dana tertutup, jumlah surat berharga yang diterbitkan terbatas, dan
surat berharga ini tidak bisa ditarik kembali oleh perusahaan reksa dana. Bentuk
transaksinya seperti saham biasa, jadi setelah transaksi di pasar primer, surat berharga
ini akan diperdagangkan di pasar sekunder. Harga saham selain ditentukan oleh NAV
juga ditentukan oleh istilah premium dan diskon. Premium terjadi jika saham terjual
di atas harga NAV, sedangkan untuk diskon sebaliknya, yaitu saham terjual dengan
harga di bawah NAV (Panji dan Piji, 2001;75)
Pada prinsipnya, cara kerja reksa dana adalah sebagai berikut. Pertama, dana
yang ada pada investor dikumpulkan oleh para menejer investasi. Untuk bisa
mengumpulkan dana tersebut, menejer investasi menerbitkan saham, yang dijual
kepada investor. Saham yang diterbitkan inilah yang disebut sertifikat reksa dana.
Untuk menarik minat investor membeli reksa dana, maka menejer investasi
menawarkan berbagai keungguan yang bisa diraih oleh investor.
Kedua, dana yang telah terkumpul akan diinvestasikan oleh manejer investasi
keuntungan ini, maka menejer investasi melakukan spesialisasi yang sesuai dengan
keahliannya.
Ketiga, menejer investasi kemudian akan membagikan keuntungan yang telah
diperoleh kepada para investor.
2.1.4. Manfaat Pasar Modal
Manfaat Pasar Modal bisa dirasakan baik oleh investor. Emiten, maupun
Lembaga Penunjang (Panji dan Ninik, 1995; 29). Manfaat pasar modal bagi emiten
yaitu: (1) jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar, (2) dana tersebut
dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai, (3) tidak ada covenant
sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan, (4)
solvabilitas perusahaa tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan, (5)
ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil, (6) Cash Flow hasil penjualan
saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan, (7) emisi saham cocok
untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi, (8) tidak ada beban finansial yang
tetap, (9) jangka waktu penggunan dana tidak terbatas, (10) tidak dikaitkan dengan
kekayaan sebagai jaminan tertentu, (11) profesionalisme dalam manajemen
meningkat.
Sedangkan manfaat pasar modal bagi investor adalah: (1) nilai investasi
berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada
meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain, (2) memperoleh deviden bagi
mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang bagi
mempunyai hak suara dalam RUPO bila diadakan bagi pemegang obligasi, (4) dapat
dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari saham A ke saham B
sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko, (5) dapat
sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi resiko.
Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang adalah: (1) menuju ke arah
profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas
masing-masing, (2) sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel, (3) semakin bervariasinya
jenis lembaga penunjang, (4) likuiditas efek semakin tinggi.
Manfaat pasar modal bagi pemerintah: (1) mendorong laju pembangunan, (2)
mendorong investasi, (3) menciptakan lapangan kerja, (4) memperkecil Debt Service
Ratio (DSR), dan (5) bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) mengurangi beban
anggaran.
Menurut Jusuf (2008) sendiri, adapun manfaat dari keberadaan pasar modal
adalah sebagai berikut.
a. Memperbaiki struktur permodalan perusahaan.
Perusahaan dapat menigkatkan permodalannya selain dalam bentuk pinjaman,
juga bentuk ekuitas melalui penerbitan saham di pasar modal. Oleh karena itu, bagi
perusahaan yang memiliki perbandingan-perbandingan antara modal sendiri dan
utang yang tidak seimbang (over leverage) dapat memperkecil tingkat leverage
melalui penerbitan saham. Dengan cara ini struktur permodalan perusahaan semakin
b. Meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana
Dengan tersedianya berbagai instrumen pasar modal, perusahaan akan
memperoleh alternatif yang lebih luas untuk mendapatkan dana dengan biaya yang
paling rendah. Oleh karena itu, pasar modal berfungsi menciptakan pengalokasian
sumber dana dengan cara yang lebih efisien.
c. Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat.
Adanya keharusan melakukan keterbukaan dipasar modal akan melahirkan
budaya fairness yang selanjutnya akan menciptakan “good cororate governance” di
pasar modal, sehingga akan berpengaruh bagi terciptanya ekonomi yang sehat.
d. Meningkatkan penerimaan Negara
Melalui pasar modal, penerimaan Negara melalui pemungutan pajak dapat
lebih ditingkatkan. Hal ini dimungkinkan karena berkembangnya pasar modal akan
memacu keterbukaan yang pada akhirnya dapat mendorong kepatuhan emiten sebagai
wajib pajak. Disamping itu, semakin besar transaksi di bursa maka semakin besar
pula potensi pemungutan pajak atas transaksi tersebut, khususnya pajak badan
(korporasi) dan pajak perorangan.
f. Mengurangi Hutang Luar Negeri Pihak Pemerintah maupun swasta
Sudah saatnya kebutuhkan akan pembiayaan pembangunan tidak hanya
diperoleh dari utang luar negeri, tetapi dapat dipenuhi melalui mobilisasi dana di
pasar modal. Dengan berkurangnya utang luar negeri pemerintah maupun pihak
swasta, tekanan pada neraca pembayaran dan anggaran pemerintah dalam memenuhi
g. Pasar modal sebagai alternatif pembiayaan pemerintah
Besarnya modal luar negeri yang saat ini dimiliki pemerintah telah
memberikan risiko dan kewajiban bunga serta cicilan pokok yang tidak kecil.
Tantangan beban fiskal pada masa yang akan datang demikian besar akan
mengharusan pemerintah mencari sumber dana baru yang tingkat resikonya relatif
kecil. Kebijakan anggaran berimbang sudah ditinggalkan dan dianut sistem defisit.
Defisit dimaksud dapat ditutup antara lain dengan menerbitkan obligasi pemerintah di
dalam negeri melalui pasar modal.
2.1.5. Para Pelaku Pasar Modal
Tanpa peran pelaku pasar modal, pasar modal tidak akan bertahan hidup.
Dengan demikian keterlibatan para pelaku dalam kegiatan pasar modal sangat penting
terhadap kelangsungan hidup lembaga-lembaga pelaku pasar modal.
Berikut lembaga-lembaga yang berperan sebagai pelaku utama pasar modal
adalah:
1) Emiten atau Perusahaan go public
Secara umum, go public merupakan penawaran saham atau obligasi kepada
masyarakat umum untuk pertama kalinya. Pertama kali disini berarti bahwa pihak
penerbit pertama kalinya melakukan penjualan saham atau obligasi. Untuk dapat
melaksanakan penjualan tersebut, perusahaan harus mencatatkan efeknya di pasar
modal melalui go public.
Menurut Paulus (2008; 80), pemanfaatan dana publik dari pasar modal
a. Perluasan usaha atau ekspansi
Perluasan usaha dapat berupa peningkatan kapasitas produksi atau
penganekaragaman jenis produksi, dan atau kedua-duanya. Dalam hal ini, selain
ditunjang oleh manajemen yang profesional juga dperlukan modal. Apabila
penanaman modal tidak dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, baik yang bersumber
dari laba ditahan (retained arning) maupun meningkatkan modal disetor dari
pemegang saham, maka biasanya karena kebutuhan perluasan usaha sangat
mendesak, perusahaan akan memutuskan untuk mendapatkan modal dari luar
perusahaan antara lain dengan menjual saham atau obligasi di pasar modal.
b. Perbaikan struktur modal
Modal perusahaan umumnya terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman
(kredit) yang memerlukan pembayaran bunga. Hal ini menyebabkan banyak
perusahaan mengalami kerugian karena beban pinjaman. Jika hal ini dibiarkan, maka
perusahaan dapat bangkrut. Salah satu cara untuk menyelamatkan dan mengurangi
utang yaitu diganti dengan modal saham. Apabila keadaan perusahaan
menguntungkan dengan tingkat keuntungan perusahaan lebih tinggi dibandingkan
beban bunga pinjaman yang harus dibayar, serta rasio utang (debt rasio) masih
memungkinkan, maka perubahan struktur modal dapat dilakukan dengan
meningkatkan modal pinjaman atau menjual obligasi di pasar modal.
c. Divestment atau pengalihan pemegang saham
Perusahaan yang go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata
ada kalanya perusahaan mempertimbangkan untuk mengalihkan saham kepada pihak
lain. Media pengalihan tersebut adalah pasar modal, yaitu pemilik saham melalui
perusahaan dapat menawarkan secara umum melalui pasar modal.
2) Investor
Investor adalah orang atau badan hukum yang memiliki dana dan melakukan
investasi atau penanaman modal.
Berdasarkan tujuan investasinya, para pemodal di psar modal dapat
dikelompokan sebagai berikut:
a. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen.
Pemodal yang membeli saham suatu perusahaan untuk memperoleh dividen
biasanya mengincar perusahaan-perusahaan yang sudah sangat stabil dan menjamin
kepastian adanya keuntungan yang diharapkan dapat memberikan deviden yang
cukup dan terjamin setiap tahunnya.
b. Pemodal yang bertujuan berdagang
Perubahan harga saham di bursa sesuai kekuatan permintaan dan penawaran
memberikan daya tarik tersendiri bagi kalangan pemodal untuk berdagang dengan
menjualbelikan saham-saham di bursa. Hal ini bertujun untuk memperoleh
keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual.
c. Pemodal yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan
Pemodal pada kelompok ini berkepentingan memiliki perusahaan (owners),
nama dan reputasi yang baik. kelompok ini tidak tertarik memperoleh deviden dan
menjual sahamnya hanya karena pertimbangan deviden.
d. Kelompok spekulator
Kelompok spekulator adalah kelompok orang yang melakukan aksi beli atau
jual suatu saham berdasarkan faktor-faktor spekulasi. Dalam prakteknya, pemodal
yang tergolong spekulator mangambil keputusan tanpa rasional, sehingga dianggap
para pemodal ini berjudi. Dalam kegiatan pasar modal, kelompok spekulator
memiliki peranan yang cukup besar dalam meningkatkan aktivitas pasar dan
likuiditas saham.
2.2. Sejarah Singkat Pasar Modal di Indonesia
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun
perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Salah satu sumber dana adalah dari
para penabung. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa
lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk
pribumi. Atas dasar tersebut maka pemerintah kolonial waktu itu mendirikan pasar
modal. Maka pada tanggal 14 Desember 1912 secara resmi berdiri pasar modal di
Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) dengan nama Vereniging voor de
Effectenhandel (Bursa Efek). Bursa ini memperjualbelikan saham dan obligasi
perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah (propinsi dan kotapraja) sertifikat saham
perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di Negeri Belanda
Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik
masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, maka didirikan bursa di
Surabaya yaitu pada tanggal 11 juni 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus
1925. Perkembangan pasar modal tersebut cukup signifikan. Hal ini terlihat dari nilai
efek yang tercatat yang mencapai NIF 1,4 milyar (jika diindeks dengan harga beras
yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah lebih kurang Rp 7 triliun) yang
berasal dari 250 macam efek.
Aktivitas pasar modal ini kemudian terhenti pada Perang Dunia II. Akibatnya
pemerintah Hindia-Belanda mengambil kebijakan untuk memusatkan perdagangan
efeknya di Batavia dan menutup bursa efek di Semarang dan Surabaya. Pada tanggal
17 Mei 1940, secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup.
Memasuki era kemerdekaan, bursa efek diaktifkan kembali yang diterbitkan
oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dengan mengeluarkan obligasi.
Hal ini menandakan mulai aktifnya pasar modal di Indonesia. Pengaktifan ini
didukung dengan UU Darurat tentang Bursa No 13 Tahun 1951. Pada tanggal 31
Tahun 1952 dengan menetapkan UU No 15 Tahun 1952, Bursa Efek di Jakarta di
buka kembali. Penyelenggaraan tersebut kemudian diserahkan kepada Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efeknya (PPUE). Namun pada tahun 1958 terjadi
kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa akibat konfrontasi pemerintah
dengan Belanda. Pemerintah di masa Orde Baru berusaha untuk mengembalikan
kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang Rupiah. Untuk meningkatkan aktivitas
Reksa Dana dan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) pada tahun 1976 yang
kemudian berganti menjadi Badan Pembina Pasar Modal. Untuk merangsang
perusahaan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak
perseroan sebesar 10%-20% selama 5 tahun semenjak perusahaan yang bersangkutan
go public. Selain itu, untuk investor Warga Negara Indonesia (WNI) yang membeli
saham melalui pasar modal tidak dikenakan pajak pendapatan atas capital gain, pajak
atas bunga, dividen, dan royalti dan pajak kekayaan atas nilai saham/ bukti
penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan dan
perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang mempengaruhi perkembangan
pasar modal antara lain Pakto 27 1988 dan Pakdes 1988. Sebelum itu telah
dikeluarkan paket 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan
pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antara lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di Bursa yang
sebelumnya dipungut oleh BAPEPAM.
d. Investor asing boleh membeli saham perusahaan yang go public.
e. Saham boleh diterbitkan atas unjuk.
f. Berdasarkan fluktuasi harga saham di Bursa Efek sebesar 4% dan kurs
g. Proses emisi sudah diselesaikan BAPEPAM dalam waktu selambat-lambatnya 30
hari sejak dilengkapinya persyaratan.
Berdirinya peket deregulasi ini menandai liberalisasi ekonomi Indonesia.
Dampak dari kebijakan tersebut pasar modal menjadi aktif hingga sekarang.
2.3. Pemahaman Mahasiswa
Istilah pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti
benar, sedangkan pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara mempelajari
baik-baik supaya paham dan memiliki pengetahuan banyak.
Menurut Poesprodjo (1987), pemahaman bukan kegiatan pemikiran semata,
melainkan pemindahan letak dari dalam diri di situasi atau dunia lain. Mengalami
kembali situasi yang dijumpain pribadi lain di dalam erlebnis (sumber pengetahuan
tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati.
Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menentukan
dirinya dalam orang lain (Pak Guru Ian, 2010).
Selanjutnya pemahaman menurut Suharsimi (2009) pemahaman
(comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan,
menduga (estimates), menerangkan, memeperluas, menyimpulkan,
menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.
Menurut Muhammad, pemahaman dapat dibedakan menjadi menjadi dua
yaitu, (i) menurut terjadinya, pemahaman dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
dengan sengaja dan tidak sengaja. Dengan sengaja ialah dengan sadar dan
ialah dengan tidak sadar ia memperoleh suatu pengetahuan dan hasilnya tidak
mendalam dan tidak teratur. (ii) menurut cara memahaminya, pemahaman dapat
dibedakan menjadi dua macam. Pertama secara mekanis dan secara logis. Yang
dimaksud secara mekanis ialah menghafal secara mesin dengan tidak menghiraukan
apa artinya, hasil dari pemahaman ini biasanya tidak akan tahan lama dan akan cepat
lupa sedangkan yang dimaksud dengan secara logis ialah menghafal dan mengenal
arti, hasil dari pemahaman ini akan lebih bertahan lama dan tidak akan cepat lupa.
Menurut Budi Sanoso (2012), mahasiswa adalah orang yang belajar di
perguruan tinggi, baik di universitas, istitut, atau akademi. Mereka yang terdafar
sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada
dasarnya mahasiswa tidak sesempit itu, terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah
Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiwa, tetapi menjadi
mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah
administratif itu sendiri.
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 Tahun 1990 didefenisikan
bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan tinggi
tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang
secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas
usia 18-30 tahun.
Sementara itu, mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam suwono, 1978)
tinggi yang makin menyatu dengan masyarakat, di didik dan diharapkan menjadi
calon-calon intelektual.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa/i adalah status
yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang
diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
Jadi, pemahaman mahasiswa adalah suatu proses untuk memahami dan
menambah pengetahuan pada kelompok mahasiswa dalam menjalankan hidupnya
secara bersama-sama dan saling berinteraksi untuk dapat lebih berkembang baik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara dengan menganalisis tingkat pemahaman mahasiswa mengenai pasar
modal di Indonesia.
3.2. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung berkaitan dengan kebutuhan analisa
dalam penelitian. Data primer diperoleh langsung pada objek penelitan, yaitu
mahasiswa (responden) melalui kuesioner, observasi dan wawancara langsung
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil analisis
yang diperoleh dari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, literatur, majalah ekonomi,
dan sumber-sumber lain yang dapat memperkuat hasil analisis.
3.3. Teknik Pengumpuan Data a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
KETERANGAN:
SP = Sangat Paham Skor = 5
P = Paham Skor = 4
CP = Cukup Paham Skor = 3
KTP = Kurang Paham Skor = 2
TP = Tidak Paham Skor = 1
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui Tanya jawab kepada
mahasiswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat.
c. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti.
d. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan merupakan teknik pengumpuan data dengan cara mencatat
dan mempelajari berbagai informasi dan data-data yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini yang dapat diperoleh melalui buku,
jurnal, situs internet literatur, artikel, dan tulisan-tulisan ilmiah yang dijadikan
sebagai referensi bagi peneliti.
3.4. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2006: 25).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara Tahun 2008-2010, dimana jumlah populasinya berjumlah 2.090
orang.
Total Populasi 2884
Sumber: Departemen Pendidikan FE USU (2013)
b. Sampel
Menurut Dewi (2002: 48): ‘Sampel dalam sebuah penelitian harus
dipetimbangkan atau diperhatikan, agar data yang diperoleh benar-benar merupakan
data yang tepat. Maksudnya agar kesimpulan dari data yang diperoleh dapat
memberikan gambaran tentang keadaan yang sesungguhnya. pada keadaan ini
dibutuhkan sebahagia dari populasi yang mewakili keseluruhan objek penelitian tanpa
mengurangi mutu penelitian yaitu penelitian sampel.
Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000:
n = � (1+���2)
dimana: n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen Pelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih
dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 5%, 10 %.
Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:
n = 2884
(1+2884�0.12) = 96.648 ≈ 97
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel yang diperoleh berjumlah 97
orang. Teknik penambilan sampel dilakukan melalui Disproposional Stratified
Sampling, yaitu mengambil sampel dengan tidak memperhatikan perbandingan
banyaknya anggota antar subpopulasi. Setiap subpopulasi diambil sampel dalam
jumlah yang sama. Sampel yang diperoleh kemudian dibagi rata untuk setiap
departemen, masing-masing 16 orang, kecuali dari Departemen Ekonomi
Pembangunan 17 orang.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
Depertemen 2009 2010
Kesekretariatan 5 5 6
Total Sampel 97
Sumber: Data diolah (2013)
3.5. Pengolahan Data
Penulisan menggunakan program SPSS 19 untuk mengelola data dalam
penulisan skripsi ini.
3.6. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Metode analisa deskriptif merupakan metode analisis dengan mengumpulkan
data secara sistematis, menganalisis, dan menginterpretasikannya sehingga
menghasilkan kesimpulan.
b. Uji Manova
Uji Manova merupakan multivariat analisis jalur yang merupakan perluasan
dari konsep dan teknik univariate ANOVA yang digunakan untuk menganalisis
perbedaan antara rata-rata (mean) kelompok. Manova menguji varian yang berbeda
dengan membandingkan lebih dari satu variabel terikat. Manova digunakan untuk
mengetahui apakan perbedaan secara keseluruhan ditemukan diantara kelompok.
Dalam penelitian ini uji manova dilakukan untuk melihat pengaruh jurusan terhadap
pemahaman mahasiwa mengenai pasar modal.
Manova diukur dengan melihat MultiVariate Test dengan menggunakan
signifikansi P-value pada tingkat kepercayaan 0.05. Dasar pengambilan keputusan
ialah:
Jika sig > 0.05, maka H0 diterima (tidak ada perbedaan)
Jika sig < 0.05, maka H0 ditolak (ada perbedaan)
c. Uji Kruskal-Wallis (H-Test)
Uji Kruskal-Wallis (H-Test) adalah uji non parametrik dengan menggunakan
tiga atau lebih kelompok data sampel dimana dengan menguji hipotesis nol yang
menyatakan bahwa beberapa sampel telah ditarik dari populasi yang sama atau
identik. Dalam penelitian ini Kruskall-Wallis diukur dengan membandingkan nilai
P-Value (nilai Asimp. Sig. Pada tabel Test Statistic) dengan tingkat signifikansi
pengujian (α), menggunakan SPSS 19.0 dengan kriteria:
Jika P-value < α, maka H0 ditolak
Jika P-Value > α, maka H0 diterima.
3.7. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsinya. Validitas berhubungan dengan keakuratan sebuah kuesioner.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang
menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total Correlation. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan Software SPSS (Statistic Package for The Social Science) 19.0
for windows dengan kriteria sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.
Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
b. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:
154). Pengujian realibilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan
hasil pengukuran suatu instrumen dan hasil pengujian tersebut merupakan ukuran
yang benar dari sesuatu yang diukur. Realibilitas berhubungan dengan konsistensi
jawaban kuesioner. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunaan metode
Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 19.0. nilai alpha yang
diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha lebih besar daripada
rtabel, maka instrumen tersebut dapat disebut reliable. Indikator pegukuran reliabilitas
yang dibuat oleh J.P Gurlford dengan taraf kepercayaan 95%, dengan criteria rhitung >
rtabel adalah sebagai berikut:
0,00 ≤�ℎ����� < 0,20 : Reliabilitas sangat rendah
0,20 < �ℎ����� < 0,40 : Reliabilitas rendah
0,60 < �ℎ����� < 0,80 : Reliabilitas tinggi
0,80 < �ℎ����� < 1,00 : Relibialitas sangat tinggi
3.8. Definisi Operasional
1. Peran pasar modal adalah merupakan besarnya pengaruh terhadap perekonomian
Indonesia
2. Fungsi pasar modal di Indonesia merupakan kegiatan-kegiatan yang harus
dicapai terhadap peningkatan perekonomia Indonesia.
3. Pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai
pasar modal adalah pengetahuan yang dimiliki mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Suatera Utara mengenai pasar modal secara umum.
4. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Adalah mahasiswa
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Daerah Penelitian
USU adalah sebuah universitas negeri yang terletak di kota Medan, Indonesia.
Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik di Pulau Sumatera
dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa.
USU didirikan sebagai yayasan Universited Sumatera Utara pada tanggal 4
Juni 1952. Fakultas pertama adalah fakultas kedokteran yang didirikan pada 20
Agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden pertama,
Soeharto kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia
pada tanggal 20 Noember 1957.
Saat ini, USU mengelola lebih dari seratus program studi yang terdiri dari
berbagai jenjang pendidikan tinggi, yang tercakup dalam sepuluh fakultas dan satu
program pascasarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di USU telah
menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas
Syariah Kuala di Banda Aceh (dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran
Hewan dan Peternakan), IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah Menjadi
Universitas Negeri Medan (dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Politeknik
Negeri Medan (dari Politeknik USU).
Fakultas Ekonomi USU didirikan di Banda Aceh pada tahun 1959. Sejak
Visi Fakultas Ekonomi USU ingin menjadi lembaga pendidikan yang
terkenal. Yang memenuhi kebutuhan perkembangan bisnis yang cepat, mampu
menyediakan informasi bagi masyarakat dan berperan serta dalam pengembangan
Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, dan Manajemen
Misi Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga yang
propesional dalam bidang Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, dan Manajemen untuk
memenuhi kebutuhan industri yang berkembang cepat dan secara tidak langsung
meningkatkan perkembangan ekonomi. Mengembangkan penelitian dan pengabdian
pada masyarakat agar dapat menunjang perkembangan ekonomi. Departemen pada
Fakultas Ekonomi:
1. Ekonomi Pembangunan
2. Akuntansi
3. Manajemen
Program Diploma:
1. Keuangan
2. Akuntansi
Berikut data jumlah mahasiswa Ekonomi dari tahun 2005- 2012:
Tabel 4.1.
Data Jumlah mahasiswa Tahun 2006-2012 Program S1 Reguler
Tahun/Stambuk Departemen
Eko.Pembangunan Manajemen Akuntansi Jumlah
2005 1 - - 1
Sumber: Departemen Pendidikan FE (USU) Tabel 4.2.
Data Jumlah mahasiswa Tahun 2006-2012 Program Diploma 3
Tahun/Stambuk Departemen
Keuangan Akuntansi Kesekretariatan Jumlah
2005 - - - -
4.2.Statistik Deskriptif Karektiristik Responden
4.2.1. Analisis Karekteristik Responden Berdasarkan Usia
Rata-rata usia mahasiswa sebagai responden berada pada usia 19-23 tahun.
Dari hasil kuesioner diperoleh data karekteristik responden berdasarkan usia sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Karekteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentasi (%)
19 16 16,49
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa untuk umur 19 tahun yang
menjadi responden adalah sebanyak 16 orang atau 16,49%, umur 20 tahun sebanyak
25 orang atau 25,77%, umur 21 tahun sebanyak 33 orang atau 34,02%, umur 22
sebanyak 22 orang atau 22,69%, dan untuk umur 23 sebanyak 1 orang atau 1,03%.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
sampel untuk dijadikan responden paling banyak adalah mahasiswa yang umurnya 21
tahun dan 22 tahun. Hal ini karena mahasiswa pada usia 21 tahun dan 22 tahun lebih
banyak menjadi responden pada penelitian ini dan lebih mudah di jumpai
4.2.2. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, maka responden yang diambil adalah jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi (%)
Laki-laki 38 39,17
Perempuan 59 60,83
Jumlah 97 100
Sumber: Data Diolah (2013)
Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden adalah berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 59 orang atau 60,83% dan sisanya 38 orang atau
39,17% adalah berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan mahasiswa yang
mengambil fakultas ekonomi lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
4.2.3. Analisis Karekteristik Responden Berdasarkan Jurusan
Fakultas Ekonomi USU terbagi dalam 6 jurusan yaitu Ekonomi
Pembangunan, Manajemen, Akuntansi (S-1), Keuangan, Akuntansi (D-3), dan
Kesekretariatan. Data karakteristik responden berdasarkan departemen sebagai
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
Jurusan Frekuensi Persentasi (%)
Ekonomi Pembangunan 17 17,52
Manajemen 16 16,50
Akuntansi 16 16,50
Keuangan 16 16,50
Akuntansi (D-3) 16 16,50
Kesekretariatan 16 16,50
Jumlah 97 100
Sumber: data diolah (2013)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa dari 97 responden, yang
dipilih sebagai sampel adalah 17 orang (17,52%) dari Jurusan Ekonomi
Pembangunan, 16 orang (16,50%) dari Jurusan Manajemen, 16 orang (16,50%) dari
Jurusan Akuntansi, 16 orang (16,50%) dari Jurusan Keuangan, 16 orang (16,50%)
dari Jurusan Akuntansi (D-3), 16 orang (16,50%) dari Jurusan Kesekretariatan.
Pemilihan responden tersebut telah dilakukan sebelumnya dengan
menggunakan teknik Disproposional Stratified Sampling, dimana setiap subpopulasi
diambil sampel dalam jumlah yang sama.
4.2.4. Analisis Karekteristik Responden Berdasarkan Angkatan
Angkatan kuliah responden terbagi dalam 3 kelompok yaitu angkatan 2009,
2010, 2011. Data karakteristik responden berdasarkan angkatan kuliah adalah sebagai
Tabel 4.6.
Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan Angkatan Jumlah Responden Persentasi (%)
2009 30 30,9
2010 31 32,0
2011 36 37,1
Jumlah 97 100
Sumber: Data diolah (2013)
Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah angkatan
2009 sebanyak 30 orang atau 30,9%, angkatan 2010 berjumlah 31 orang atau 32,0%
dan angkatan 2011 sebanyak 36 orang atau 37,1%.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sampel
untuk dijadikan responden paling banyak adalah mahasiswa angkatan 2011. Hal ini
dikarenakan jumlah mahasiswa angkatan 2011 lebih banyak dan lebih mudah
ditemukan oleh peneliti dibandingkan mahasiswa angkatan 2009 maupun 2010.
4.3. Hasil Analisis
4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Perbutir
Dengan jumlah responden 97, maka nilai df = n – 2
= 97 – 2
= 95