MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PADA PELAJARAN SAINS KELAS IV
SD NEGERI 030421NSALAK
T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan
Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Oleh :
WARISANITA BR. GINTING
NIM : 114522314003
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSIATAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
WARISANITA BR GINTING, NIM : 114522314003, “ MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIFE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN SAINS KELAS IV SD NEGERI 030412 SALAK T.P. 2015/2016“
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada pelajaran sains di Kelas IV SD Negeri 030412 Salak. Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV dalam pelajaran Sains Meteri Energi alternatif dengan menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw SD Negeri 030412 Salak T.P. 2015/2016.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran Sains. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan empat tahapan yaitu : Tahap Perencanaan Tindakan, Tahap Pelaksanaan Tindakan, Tahap Observasi dan Tahap Fefleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 030412 Salak T.P. 2015/2016, dengan jumlah siswa yang menjadi responden 26 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Sains dengan menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw di kelas IV SD N 030412 Salak T.P. 2015/2016. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah test dan observasi, yaitu test awal, post tes I dan post test II. Kemudian dilakukan wawancara dan observasi pada setiap pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pemberian tindakan dengan penggunaan metode Kooperatif Tipe Jigsaw mulai dari tes awal siklus I dan siklus II diperoleh peningkatan ketuntasan belajar. Pada penerapan metode kooperatif tipe zigsaw siklus I diperoleh nilai rata-rata dari 26 responden adalah 19,5 atau keseluruhan siswa dikategorikan sedang dengan jumlah rata-rata pencapaian indikator motivasi belajar siswa 54%. Setelah penerapan metode kooperatif tipe zigsaw siklus II, motivasi belajar siswa pada pokok bahasan energi alternatif sudah meningkat, dimana nilai rata-rata yang didapatkan adalah 26,21 atau seluruh siswa dikategorikan pada motivasi tinggi dengan jumlah rata-rata pencapaian indikator motivasi belajar siswa 82%.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Sains Kelas IV
SD Negeri 030412 Salak T.P. 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, Universitas Negeri Medan
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya dan tak
terhingga kepada yang terhormat :
M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Prasekolah dan
Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Bupati Kabupaten Pakpak Bharat Propinsi Sumatera Utara
5. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara
6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat.
7. Bapak Winsyahputra Ritonga, S.Pd. MSi, selaku pembimbing penulis
selama penyusunan skripsi ini yang telah banyak memberikan saran dan
kritikan demi kesempurnaan skripsi ini.
iii
9. Seluruh Civitas Akademika Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan masukan dan berbagi pengetahuan dan jasanya kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan
10.Ibu Dermi Banurea selaku Kepala Sekolah SD Negeri No. 030412 Salak
dan seluruh guru yang telah membimbing PPL dan mengijinkan penulis
melakukan penelitian disekolahini.
11.Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang telah membimbing dan
memberikan dukungan, doa, dan moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
12.Suamiku tercinta Heldoanta Purba dan anak-anakku tersayang Rasya,
Dilla dan Fa’i Purba yang telah memberikan dukungan, doa, materil, dan
moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13.Sahabatku Seangkatan yang selalu bekerjasama dalam senang dan susah
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti
perkuliahan. Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dapat
menjadi karunia yang tidak terhingga dalam hidupnya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari
masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Salak, Mei 2016 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTRA GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Manfaat Penelitian ... 6
1.7 Defenisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Kerangka Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian Motivasi ... 9
2.1.2 Hakikat Belajar ... 10
2.1.3 Hakikat Pembelajaran Sains di SD ... 11
2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Kooperatif Tipe
Jigsaw ... 15
2.1.6 Materi Pelajaran ... 17
2.1.7 Strategi Membelajarkan Materi dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw ... 18
2.2 Kerangka Berpikir ... 19
2.3. Hipotesis Tindakan ... 20
BAB III. METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 21
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 21
3.3.1. Subjek Penelitian ... 21
3.3.2. Objek Penelitian ... 21
3.4 Desain Penelitian ... 21
3.5 Prosedur Penelitian ... 23
3.5.1 Siklus I ... 23
3.5.2 Siklus II ... 25
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.6.1. Lembar Pengamatan (Observasi) ... 28
3.6.2. Angket ... 28
3.7 Analisis Data ... 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 31
4.2 Deskripsi keadaan awal siswa ... 31
4.2.1 Siklus I ... 31
4.2.2 Siklus II ... 39
4.3 Pembahasan ... 45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
5.1 Kesimpulan ... 48
5.2 Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2. Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3. Nama-nama Siswa Yang Menjadi Responden Kelas IV SD
Negeri No. 030412 Salak.
Lampiran 4. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 5. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru/Peneliti Siklus I
Lampiran 7. Lembar Observasi Guru/Peneliti Siklus II
Lampiran 8. Test Angket Motivasi Belajar
Lampiran 9. Lembar Hasil Test Angket Siswa Siklus I
Lampiran 10. Lembar Hasil Test Angket Siswa Siklus II
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ... 30
Tabel 4.1. Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 35
Tabel 4.2. Hasil Analisis Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw
Siklus I ... 37
Tabel 4.3. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 38
Tabel 4.4. Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 42
Tabel 4.5. Hasil Analisis Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw
Siklus II ... 44
Tabel 4.6. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw Arends, 1997
(dalam Tim Dosen Pendidikan IPA Kelas Rendah
Unimed 2010:77) ... 14
Gambar 2.2. Desain PTK Model Kemmish dan Taggarth
(Modul Kompilasi PTK Unimed, 2012:45) ... 22
Gambar 4.1. Diagram Pencapaian Indikator Motivasi Belajar Siklus I ... 36
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peranan pendidikan sangat penting dalam seluruh kehidupan manusia,
karena pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh dari lembaga formal maupun non formal.Untuk itu pemerintah
Indonesia mengatur pendidikan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tetapi pada
dasarnya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah khususnya
di tingkat SD.
Perihal tentang permasalahan kualitas pendidikan erat hubungannya
dengan peranan guru. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan disamping
siswa, sarana dan prasarana, dituntut memiliki wawasan yang luas dan mampu
menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga proses pembelajaran
menarik dengan kata lain tidak membosankan. Tentunya jika proses belajar
mengajar menyenangkanindikator-indikator dalam pembelajaranpun dapat
2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya
partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi kegiatan belajar mengajar berpusat pada
siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator didalamnya agar suasana kelas
menjadi lebih hidup. Dalam KTSP ditegaskan pengertian sains (IPA) sebagai cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya mengenal kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep prinsip saja melainkan
berupa penemuan. Tetapi apa yang diinginkan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Pembelajaran Sains berupaya membangkitkan minat manusia agar
mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang
penuh rahasia yang tidak habis-habisnya. Khusus untuk sains di SD, hendaknya
membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa.
Faktor utama penyebab rendahnya hasil belajar sains adalah guru dan
siswa. Dimana siswa kurang antusias dalam menerima pelajaran sains, sedangkan
guru tidak dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga
siswa kurang aktif dalam pelajaran sains. Penggunaan metode ceramah dalam
pembelajaran sains masih banyak digunakan oleh guru, hal ini cenderung
membuat siswa pasif karena dalam mempelajari ilmu sebagian besar diperoleh
dari guru, siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya
sendiri.
Pembelajaran sains menurut. Cahyo N (2013) bertujuan untuk membekali
peserta didik seperangkat pengetahuan (Pemahaman konsep), kemampuan, dan
ketrampilan menggunakan sains, kemampuan intelektual (Ketrampilan berpikir),
3
sekitar dan sebagai bekal melanjutkan pendidikan yang lebih tinggih. Ilmu
Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistimatis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya dialam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan.
Guru merupakan komponen utama dalam proses belajar mengajar karena
gurulah yang mengelola proses pembelajaran. Untuk menjadi guru yang kreatif,
professional, dan menyenangkan, guru dituntut memiliki kemampuan
mengembangkan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu
dalam proses belajar mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar atau
dengan kata lain metode yang tepat yang dipakai dalam proses belajar mengajar
sangatlah penting dalam menyampaikan pelajaran khususnya pada pelajaran
Sains.
Metode pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru adalah metode
ceramah dan tanya jawab saja, sedangkan banyak metode belajar mengajar yang
lazim dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi siswa di sekolah seperti
metode kooperatif tipe jigsaw, metode penggunaan media gambar,metodekerja
4
Sains adalah ilmu yang sangat komplek yang juga berhubungan langsung
dengan kehidupan sehari-hari yang mana harus diuji kebenarannya. Merupakan
suatu kekeliruan bagi seorang guru mengajarkan sains dengan cara mentransfer
apa-apa saja yang ada di dalam buku teks atau dengan kata lain metode ceramah
saja. Buku teks memang penting dalam pembelajaran tetapi tidak kalah penting
juga yaitu proses, maksudnya proses mendapatkan ilmu itu sendiri.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti di SDN No. 030412 Salak, kecamatan
Salak, Kabupaten Pakpak Bharat dengan jumlah siswa 26 siswa (17 laki-laki dan
9 perempuan). Seperti biasa proses belajar mengajar pada umumnya diadakan
mulai pagi hingga siang hari, terlihat siswa merasa bosan, hal ini diperlihatkan
dengan adanya siswa yang keluar untuk ke kamar mandi, ada yang ribut cerita
dengan temannya, ada yang nampak malas atau tidak bergairah, bahkan ada yang
main-main dengan teman semejanya di saat proses belajar mengajar berlangsung.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SDN No. 030412
Salak, Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, peneliti melihat bahwa
motivasi belajar siswa sangat rendah khususnya pelajaran Sains pokok bahasan
penggunaan energi alternatif. Peneliti menyimpulkan, bahwa rendahnya motivasi
belajar siswa disebabkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah dalam
proses pembelajaran Sains. Hal ini menyebabkan siswa bosan, malas bertanya
dengan kata lain siswa tidak aktif dalam proses pembelajajaran Sains. Rendahnya
motivasi belajar siswa disebabkan oleh pengelolaan kelas yang tidak baik, hal ini
diperlihatkan dengan adanya banyak sampah dilantai dan di laci meja siswa,juga
5
berlangsung. Faktorlain penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah
penggunaan metode yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar oleh guru.
Menghadapi permasalahan yang seperti ini bukanlah pekerjaan yang
mudah bagi seorang guru.Dalam hal ini dituntut kreativitas guru untuk belajar dari
pengalamannya mengajar selama ini. Guru harus dapat menemukan solusi untuk
membantu menyelesaikan dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Guru
juga dituntut harus menguasai metode-metode dalam mengajar dan menguasai
materi-materi yang akan diajarkan.Selain itu guru diharapkan dapat mengelola
kelas dengan baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pelajaran Sains Kelas
IV SD Negeri 030412 Salak TP. 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat didefenisikan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya motivasi belajar siswa pada pelajaran sains.
2. Kurangnya keaktifan siswa dalam pelajaran Sains.
3. Pemilihan metode pelajaran yang kurang tepat.
4. Pengelolaan kelas yang tidak baik sehingga berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa.
6
Mengingat permasalahan di atas terlalu luas serta keterbatasan kemampuan
waktu serta biaya maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
“Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Kooperatif
Tipe Jigsawpada Pelajaran SainsKelas IV SD Negeri030412 Salak
TP. 2015/2016”.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan
penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran Sains dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas IV SDNegeri No. 030412 Salak,
TP. 2015/2016”.
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV dalam pelajaran Sains
materi energi alternatif dengan menggunakan metodekooperatif tipe jigsawdi
SDNegeri 030412 Salak, TP. 2015/2016.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, meningkatkan pemahaman siswa pada materi energi
7
2. Bagi guru, meningkatkan kemampuan dalam merancang teknik
pembelajaran serta menambah wawasan tentang penerapan metode
kooperatif tipe jigsaw.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasi
bahwa dengan menerapkan metode kooperatif tipe jigsaw pada mata
pelajaran Sains motivasi belajar siswa akan meningkat.
4. Dapat menjadi masukan kepada semua pihak yang membutuhkan,
khususnya yang terlibat di dunia pendidikan.
1.7.Defenisi Operasional
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang berhubungan yaitu:
1. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah rangsangan dan dorongan yang dimiliki
seseorang yang mau berbuat secara optimal dalam melaksanakan suatu
pembelajaran yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.
2. Metode kooperatif tipe jigsaw
Metode kooperatif tipe jigsaw adalah cara yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yaitu mengelompokkan siswa yang terdiri
dari 4 – 6 orang siswa. Dalam pembelajaran metode tipe jigsaw
terdapat kelompok ahli dan kelompok asal.Kelompok asal yaitu
8
berbeda dan merupakan gabungan dari beberapa ahli.Kelompok ahli
yaitu kelompok siswa yang terdiri dari kelompok asal berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu serta
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok di kelompok asalnya.
3. Pembelajaran sains
Pembelajaran sains adalah pembelajaran yang mempelajari alam
semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut
bumi dan di luar angkasa, baik yang diamati indra maupun yang tidak
diamati indra. Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan,fakta-fakta, proses penemuan
48 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang disajikan dalam Bab IV dapat diambil
kesimpulan:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sains pada pokok
bahasan energi alternatif.
2. Dengan menerapkan metode kooperatif tipe jigsaw, kegiatan belajar siswa
kelas IV SD Negeri 030412 Salak menjadi meningkat, sebab siswa dituntut
bukan hanya bertanggungjawab juga bisa mentransfer ilmu yang didapat
kepada teman-teman dikelompok asal.
3. Dengan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw, siswa dapat menambah daya
kreatifitas belajarnya karena semua siswa diberi kesempatan untuk lebih aktif
dalam proses belajar.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi guru hendaknya memperhatikan kemampuan siswa dalam memahami
49
2. Bagi guru hendaknya tidak hanya menguasai materi pelajaran saja tetapi juga
dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan masing- masing
topik pelajaran khususnya sains.
3. Penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw ini dapat dijadikan masukan bagi
guru SD Negeri 030412Salak Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat
untuk mengajarkan mata pelajaran sains khususnya sub pokok bahasan energi
alternatif.
4. Pada peneliti berikutnya jika ingin melakukan jenis penelitian yang sama
sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua siklus agar tercapai hasil yang lebih
maksimal.
50
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. 2015. “ Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli”. Diambil dari edu.
Dzihni. com, pada tanggal 16 Mei 2015.
Cahyo N. 2013, Panduan Aplikasi Teori Belajar Mengajar, Yogyakarta
Donald. 2015. “Pengertian motivasi Menurut Para Ahli”. Diambil dari edu. Dzihni. Com, pada tanggal 16 Mei 2015.
Edwin. “ Pengertian motivasi Menurut Para ahli”. Diambil dari
www.seputarpengetahuan. com, pada 7 Agustus 2015.
Kuraesin .2004.Sains untuk SD kelas V. Bandung.
Malayu. 2015. “Pengertian motivasi Menurut Para Ahli”.Diambil dari edu. Dzihni.com”pada tanggal 14 Agustus 2015.
Skripsi Bunga Tua Simarmata .2013. “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Kooferatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 033931 Salak Pakpak Bharat T.A. 2012/2013.
--- Lamria Banurea 2013. “ Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 033931 Salak Pakpak Bharat.
Sagala, Syaiful. 2009. “Konsep dan Makna Pembelajaran”.Bandung: Alfabeta.
Purwanto. 2011. “ Evaluasi Hasil Belajar”.Yokyakarta: Pustaka Pelajar.