• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3

PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016

Oleh : Dedi Irwanto NIM 4121111006

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3

PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016 Dedi Irwanto (NIM 4121111006)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, (2) mengetahui bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII-2 yang berjumlah 33 siswa. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Pada siklus I kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih dalam kategori rendah, yaitu nilai rata-rata 58,18 dengan 19 siswa dari 33 siswa telah mencapai kemampuan pemecahan masalah ≥ 65. Pada siklus I ini, kemampuan pemecahan masalah secara klasikal belum tercapai karena masih 57,58%, sehingga pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam kategori sedang, yaitu nilai rata-rata 79,59 dengan 29 siswa dari 33 siswa telah mencapai kemampuan pemecahan masalah ≥ 65. Pada siklus II ini, kemampuan pemecahan masalah secara klasikal sudah tercapai yaitu sebanyak 87,88%, maka tindakan dihentikan.

Berdasarkan hasil kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I ke siklus II disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada siklus I dikatakan tidak efektif, karena salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu ketuntasan klasikal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tidak mencapai 85% ( 57,58%). Sedangkan pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena (1) ketuntasan klasikal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mencapai 87,88%, (2) ketuntasan tujuan pembelajaran telah dicapai oleh ≥ 65% siswa, (3) waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak melebihi seperti biasa, dan (4) respon positif dari siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(5)

iii

IMPROVING MATHEMATIC PROBLEM SOLVING ABILITY OF STUDENTS BY USING COOPERATIVE LEARNING GROUP

INVESTIGATION TYPE IN GRADE VIII OF SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN

ACADEMIC YEAR 2015/2016 Dedi Irwanto (NIM 4121111006)

ABSTRACT

The objectives of this study are: (1) to know how the improvement of student’s mathematic problem solving ability by using cooperative learning group investigation type, (2) to know how the effectiveness of cooperative learning group investigation type in improving student’s mathematic problem solving ability. The methode of this research was classroom action research. The subject of this research was 33 students grade VIII-2. The object of this research was improving student’s mathematic problem solving ability by using cooperative learning group investigation type.

This research was a classroom action research with two cycles. On the first cycle, the mathematic problem solving ability of the students was low, with mean 58,18 and 19 students among 33 students passed the requirement ≥ 65. In this first cycle the students’ mathematic problem solving ability had not reached classically, because it was only 57,58%, so the study was continued to the second cycle.

On the second cycle, the students’mathematic problem solving ability was on medium, with mean 79,59 with 29 students among 33 students passed the requirement ≥ 65. In this second cycle, the students’ mathematic problem solving ability classically had been reached with 87,88%. So, the treatment was stopped.

Based on the students’ mathematic problem solving ability from the first cycle to the second cycle, it was concluded the cooperative learning group investigation type, improved students’ mathematic problem solving ability.

Teaching mathematic by using cooperative learning group investigation type in the first cycle was not effective, because one of the effectiveness indicator which was the classical passing grade of students’ mathematic problem solving ability had not passed 85% ( 57,58%). While on the second cycle, it was effective because (1) the passing grade of students’ mathematic problem solving ability had passed 87,88%, (2) the passing grade of the study had been reached by ≥ 65% students, (3) time thet needed for the teaching and learning process was like the usual, and (4) positives responses from the students about the teacing learning process

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah menitipkan setitik ilmu serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Di Kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Ibu Dr. Nerli Khairani, M.Si, dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan.

(7)

v

Negeri 3 Percut Sei Tuan yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta Musriadi dan Ibunda tercinta Prismayani orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, mendoakan, senantiasa memberi kasih sayang, semangat serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya hingga skripsi ini selesai. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akirat kepada Ayahanda dan Ibunda, Aamiin. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada adikku tersayang M. Dimas Saputra dan Abdi Setiawan yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan, atas dukungan dan masukan kepada teman sekelas penulis Dedi Ginting, Dwi Ayu, Novi, Eka, dan teman-teman DIK A 2012 yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu. Begitu juga dengan teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Beringin yang telah berbagi pengalaman yang tak terlupakan dengan penulis.

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat BPJS yang sangat penulis sayangi (Khaidir Wijaya, Dimas Nuari Surya, Rizki Kurniawan, dan Najamuddin P. Sitopu) yang selalu setia menemani, memberi masukan, dan membantu penulis hingga terselesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, 2016

Penulis,

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Masalah Matematika 10 2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 11 2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif 12 2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok 14 2.1.4.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Investigasi Kelompok 15

2.1.4.2 Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Investigasi Kelompok 18

2.1.4.3 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Investigasi Kelompok 18

(9)

vii

2.2.1 Unsur-unsur Pada Kubus dan Balok 19 2.2.2 Jaring-jaring Kubus dan Balok 23 2.2.3 Luas Permukaan Kubus dan Balok 26

2.2.4 Volume Kubus dan Balok 27

2.3 Penelitian yang Relevan 29

2.4 Kerangka Konseptual 30

2.5 Hipotesis Tindakan 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 32

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 32

3.2.1 Subjek Penelitian 32

3.2.2 Objek Penelitian 32

3.3 Jenis Penelitian 32

3.4 Prosedur Penelitian 32

3.4.1 Siklus I 33

3.4.1.1 Permasalahan I 33

3.4.1.2 Perencanaan Tindakan I 34

3.4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 34

3.4.1.4 Obsevasi I 34

3.4.1.5 Analisis Data I 35

3.4.1.6 Refleksi I 35

3.4.2 Siklus II 36

3.5 Instrumen Penelitian 37

3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 37

3.5.2 Observasi 37

3.6 Teknik Analisis Data 37

3.6.1 Reduksi Data 37

3.6.2 Paparan Data 38

3.6.2.1 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah 48

3.6.2.2 Analisis Hasil Observasi 41

(10)

viii

3.7 Indikator Keberhasilan Penelitian 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 44

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 44

4.1.1.1 Permasalahan 44

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan I 50

4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 51

4.1.1.4 Tahap Observasi I 56

4.1.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 58

4.1.1.5.1Analisis Tindakan Guru 58

4.1.1.5.2Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 59

4.1.1.6 Refleksi I 69

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 71

4.1.2.1 Permasalahan 71

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II 72

4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 74

4.1.2.4 Tahap Observasi II 79

4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 80 4.1.2.5.1Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 80

4.1.2.6 Refleksi II 86

4.2 Temuan Penelitian 87

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 94

5.2 Saran 94

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jawaban Tes Siswa No. 1 3

Gambar 1.2 Jawaban Tes Siswa No.2 4

Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH 19

Gambar 2.2 Diagonal Bidang Kubus ABCD.EFGH 20 Gambar 2.3 Diagonal Ruang Kubus ABCD.EFGH 20 Gambar 2.4 Bidang Diagonal Kubus ABCD.EFGH 21

Gambar 2.5 Balok ABCD.EFGH 21

Gambar 2.6 Diagonal Bidang balok ABCD.EFGH 22 Gambar 2.7 Diagonal Ruang Balok ABCD.EFGH 23 Gambar 2.8 Bidang Diagonal Balok ABCD.EFGH 23

Gambar 2.9 Balok 24

Gambar 2.10 Kubus 24

Gambar 2.11 Kubus ABCD.EFGH 25

Gambar 2.12 Jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH 25

Gambar 2.13 Balok 25

Gambar 2.14 Jaring-jaring Balok 25

Gambar 2.15 Kubus ABCD.EFGH 26

Gambar 2.16 Balok ABCD.EFGH 26

Gambar 2.17 Volume Kubus dan Balok 27

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 36 Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa Pada Tes Awal 45 Gambar 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa di Tiap Aspek Pemecahan

Masalah Pada TKPM 1 63

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Per Indikator Pada Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis I 64

(12)

x

Masalah Pada TKPM II 83

Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Siswa Pada TKPM II 84

Gambar 4.6 Diagram Nilai Rata-rata Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa 88

Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 90 Gambar 4.8 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 15 Tabel 3.1 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa 43

Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Pemecahan Masaah Siswa 45

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Observasi 46

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal 45 Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 46 Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus I 60 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I 61

Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 61 Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62 Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil

Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62 Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 63 Tabel 4.9 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 64

Tabel 4.10 Persentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus II 81 Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah II 81 Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 82 Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan

(14)

xii

Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 83

Tabel 4.15 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 84 Tabel 4.16 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada

Setiap Aspek/langkah-langkah Pemecahan Masalah matematis 87 Tabel 4.17 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP) Siklus I 98 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP) Siklus I 106 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP) Siklus II 115 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajarn IV (RPP) Siklus II 123 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 132 Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas I 136 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa II 140 Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas II 145 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa III 150 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas III 153 Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa IV 156 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas IV 160

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Awal 164

Lampiran 14 Tes Awal 165

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 167 Lampiran 16 Lembar Validitas Tes Awal 170 Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Awal 176 Lampiran 18 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 177 Lampiran 19 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 178 Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 180

Lampiran 21 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 183

Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika I 186

Lampiran 23 Tabel Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 187 Lampiran 24 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 188 Lampiran 25 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 190

(16)

xiv

Lampiran 27 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika 196

Lampiran 28 Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigasi Kelompok Untuk Guru ( Siklus I) 197 Lampiran 29 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Untuk Guru Siklus I 203 Lampiran 30 Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigasi Kelompok Untuk Guru ( Siklus II) 205 Lampiran 31 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Untuk Guru Siklus II 211

Lampiran 32 Hasil Tes Awal 213

Lampiran 33 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 215 Lampiran 34 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah 217 Lampiran 35 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 220 Lampiran 36 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah 222

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama (Daryanto, 2012:240). Oleh karena itu, matematika menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan.

Sebagaimana tujuan pembelajaran matematika pada Standar Isi Mata Pelajaran Matematika Tahun 2006 untuk semua jenjang pendidikan dinyatakan bahwa mata pelajaran matematika dipelajari dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah

2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. mengomunikasikan gagasan dengan tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

(18)

2

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah)

Sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika tersebut, tentunya akan timbul beberapa masalah dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia N0. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan menengah, bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Kenyataannya masih jauh dari harapan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat dalam mempelajari matematika, dan selalu menganggap matematika sebagai ilmu yang sulit, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika.

Pada saat ini, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Kemampuan pemecahan masalah bagi siswa perlu diupayakan agar siswa mampu mencari solusi berbagai permasalahan, baik pada bidang matematika maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks (Ulya, 2015). Sumiati (2013:89) mengemukakan bahwa :

(19)

3

mengambil keputusan, sebab siswa itu mempunyai keterampilan tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya (Hudojo, 2005:129-130).

Melihat pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh setiap siswa, maka peneliti melakukan survey (tanggal 19 Desember 2015) berupa pemberian test atau soal untuk menguji sejauh mana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi kubus dan balok. Tes ini ditujukan kepada beberapa siswa di kelas IX-5 SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016, sebagai salah satu kelas yang telah mempelajari materi Kubus dan Balok ketika di kelas VIII.

Berikut adalah soal atau tes yang digunakan untuk menguji sejauh mana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada pokok bahasan Kubus dan Balok:

1. Pak Andi ingin menutup permukaan bak sampah berbentuk kubus tanpa tutup menggunakan seng tipis (ketebalan seng diabaikan). Panjang rusuk bak sampah kubus tersebut adalah 90 cm. Berapakah luas minimal seng tipis yang dibutuhkan Pak Andi? Serta tentukan diagonal bidang dari seng tersebut.

Gambar 1.1 Jawaban Tes Siswa No.1

Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya.

Siswa tidak menuliskan rumus dengan lengkap.

Siswa menyelesaikan soal dengan langkah yang tidak tepat.

(20)

4

Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, dapat kita nyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal no.1 masih rendah. Karena siswa masih belum menyelesaikan masalah sesuai dengan tahapan pemecahan masalah.

2. Perusahaan pasta gigi Tirta akan mengemas hasil produksinya ke dalam kemasan yang berbentuk balok dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 4 cm tiap kemasan. Kemasan-kemasan tersebut akan dimasukkan ke dalam kardus besar. Sebuah kardus besar dapat diisi penuh oleh 30 buah kemasan. Tentukan:

a. Tentukan volume kardus jika, ukuran panjang kardus besar sama dengan 3 kali lebar kemasan, lebarnya sama dengan 4 kali tinggi kemasan dan tingginya sama dengan 2 kali panjang kemasan.

b. Luas kertas yang diperlukan untuk membungkus 1 buah kardus besar … m2.

Pada lembar jawaban siswa berikut terlihat kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan soal no.2.

Gambar 1.2 Jawaban Tes Siswa No.2

Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya.

Siswa tidak menuliskan rumus yang relevan dengan masalah yang akan diselesaikan.

Siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar karena menggunakan rumus yang tidak relevan

(21)

5

Jika dilihat dari jawaban siswa pada soal no.2 tersebut, kemampuan pemecahan masalah siswa masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari, siswa tidak dapat menyelesaikan soal sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah dan siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar.

Berdasarkan hasil jawaban siswa pada soal no.1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada materi kubus dan balok masih rendah. Karena siswa tidak mampu mengerjakan soal yang diberikan, sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Rendahnya kemampuan matematika tersebut menyebabkan munculnya sikap ketidaksenangan siswa terhadap pelajaran matematika. Demikian juga sebaliknya, ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran matematika menyebabkan rendahnya kemampuan matematika tersebut (Ulya, 2015).

Dari beberapa uraian di atas terlihat bahwa siswa yang kurang atau tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan sikap ketidak senangan terhadap mata pelajaran matematika serta proses belajar yang kurang bermakna, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru matematika di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan Guru matematika SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan (Ibu R. Gultom) mengatakan:

Pada umumnya pembelajaran masih berpusat pada guru. Dalam proses pembelajaran matematika siswa banyak menemukan kesulitan, bahkan mereka tidak mengetahui pada bagian mana yang mereka tidak paham. Selain itu siswa sering tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran matematika, sehingga berakibat pembelajaran menjadi tidak bermakna. Selanjutnya, jika siswa diberikan soal penerapan dalam bentuk soal cerita, siswa sering kesulitan dalam menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal, siswa juga kesulitan dalam mengaitkan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, serta siswa juga sering tidak teliti dalam mengerjakan perhitungan.

(22)

6

menyelesaikan soal atau permasalahan matematika. Siswa hanya mampu mengerjakan soal yang sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru tanpa memahami setiap langkah-langkah atau proses dalam menyelesaikan soal tersebut. Ketika siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang sedikit berbeda dari contoh yang diberikan, siswa langsung merasa kesulitan. Jika ini berkelanjutan, lama-kelamaan siswa akan merasa bosan, jenuh dan merasa bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat menyulitkan dan membosankan. Hingga pada akhirnya tujuan dari pembelajaran matematika yang sesungguhnya tidak tercapai.

Untuk mengatasi masalah dalam proses pembelajaran matematika seperti yang telah dikemukakan di atas, diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dan mampu untuk menarik minat belajar dari siswa terhadap matematika. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih model pembelajaran yang bersifat pembelajaran kooperatif atau diskusi kelompok.

. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Hosnan (2014:240) yang menyatakan bahwa,

pembelajaran kooperatif atau pembelajaran melalui kerjasama adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama anggota dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Di mana pada masing-masing kelompok terdiri atas siswa-siswa berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan, tetapi juga untuk membantu rekan yang lain belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.

(23)

7

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang dirasa sesuai untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Metode pembelajaran investigasi kelompok merupakan metode pembelajaran dimana siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topic/sub topic maupun cara untuk pembelajaran secara investigasi dan metode ini menuntut para siswa memiliki kemampuan komunikasi dengan baik dalam arti bahwa metode pembelajaran investigasi kelompok itu metode yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informan) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari buku pelajaran, masyarakat, internet. Metode ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Arifin, 2015:13) . Hal ini didukung oleh Hosnan yang menyatakan beberapa kegunaan dari model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

Sebagaimana menurut Hosnan (2014:258):

Tipe investigasi kelompok dapat digunakan untuk membimbing siswa agar mampu berpikir sistematis, kritis, analitik, berpartisipasi aktif dalam belajar dan berbudaya kreatif melalui kegiatan pemecahan masalah. Dalam proses belajar melalui group investigasi, siswa akan belajar aktif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri. Dengan jalan itulah siswa dapat menyadari potensi dirinya.

(24)

8

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan terhadap materi Kubus dan Balok masih rendah.

2. Siswa SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit.

3. Guru Matematika SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan belum melakukan pembelajaran yang inovatif, khususnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam mengajarkan matematika kepada siswa.

4. Siswa SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika pada materi kubus dan balok.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus, melihat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori serta mengingat pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan pada materi kubus dan balok T.A. 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:

(25)

9

2. Bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di kelas VIII SMP Negeri 3 Percut T.A. 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan pada materi Kubus dan Balok T.A. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini memberi manfaat antara lain :

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dalam pengajaran matematika.

2. Bagi saya, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa yang akan datang.

3. Bagi siswa, dapat menjadi pengalaman belajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pokok bahasan lainnya, guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan memberikan hasil belajar yang memuaskan.

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok mengalami peningkatan, yaitu pada tes awal nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu 29,49 (kategori sangat rendah), selanjutnya pada tes kemampuan pemecahan masalah I mengalami peningkatan menjadi 58,18 (kategori rendah), dan pada tes kemampuan pemecahan masalah II meningkat menjadi 79,59 (kategori sedang).

2. Pembelajaran matematika pada materi Kubus dan Balok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada siklus I dapat dikatakan tidak efektif karena tidak memenuhi salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu ketuntasan klasikal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tidak mencapai 85% ( 57,58%). Sedangkan pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena (1) ketuntasan klasikal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mencapai 87,88%, (2) ketuntasan tujuan pembelajaran telah dicapai oleh lebih dari 65% siswa, (3) waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak melebihi seperti biasa, dan (4) respon positif dari siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, terlihat dari banyaknya siswa yang mulai percaya diri untuk maju mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

(27)

95

2. Kepada guru mata pelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok harus mampu menguasai keadaan kelas agar tidak ricuh ketika proses pembelajaran. 3. Kepada guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

investigasi kelompok sebaiknya jangan menggunakan model ini ketika jam-jam pelajaran akhir, karena biasanya pada jam pelajaran tersebut tingkat konsentrasi dan fokus siswa sudah berkurang.

(28)

96

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Akbar, A.F., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Pecahan Kelas VII SMP Budi Mulia Medan T.A. 2014/2015, UNIMED, Medan

Anggraini,L., Rusdy A., Ratu I., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-4 Smp Negeri 27 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4.No. 1, 2010 http://3_Lela_Anggraini_33-44_2 (diakses 21 Februari 2016).

Arifin, Z., Afandi, Y. T., (2015), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi kelompok (Group Investigation) dan Strategi Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK di Kota Kediri, ISSN.2355-7249, Volume 2 No. 1, 2015( http://efektor.unpkediri.ac.id diakses 27 Februari 2016)

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta. Baroroh, U., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Kreativitas Siswa SMP Kelas VIII, UNY, Yogyakarta.

Daryanto, Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku

Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan

Hasratuddin, (2015), Mengapa Harus Belajar Matematika?, Perdana Publishing, Medan. Hosnan, M., (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21,

Ghalia Indonesia, Bogor.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press, Malang.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Lubis, N, M., (2015), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Aritmetika Sosial Di Kelas VII SMP Negeri 27 Medan, UNIMED, Medan

(29)

97

Nurharini, D.,Wahyuni, T., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya Kelas VIII SMP dan MTs, Madju, Medan.

Purwanto, M.N., (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rusman, (2011), ModelModel Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali, Jakarta.

Slavin, R., (2011), Cooperative Learning Teori, Riset dan praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sumiati, Asra, (2013), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.

Sundawan, D. M., (2014), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme Terhadap kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa, Universitas Swadaya Gunung jati, Cirebon, Jurnal Euclid, Vol. 1. No. 2, 2014 (fkip-unswagati.ac.id/ejournal/index.php/euclid diakses 8 Maret 2016)

Tim, UPPL., (2015), PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN TERPADU PROGRAM S1 KEPENDIDIKAN, Unimed Press, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Gambar

Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Tabel 4.15 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Tabel Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Gambar 1.1 Jawaban Tes Siswa No.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

bahwa penguasaan konsep perkembangan teknologi siswa kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model CTL lebih baik dari- pada penguasaan konsep perkembangan tek-

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bungkil biji jarak pagar yang difermentasi Rhizopus oligosporus dalam ransum terhadap persentase

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

Adapun pada sea ranching tipe panen (harvest type) alternatif tindakan yang sebaiknya dipilih adalah restocking dengan panjang benih 17 cm dan padat tebar 4000 ekor.

Model ini mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dari semua spesies hewan yang ada dalam ranch. Dalam model ini dapat diketahui banyaknya hewan optimal yang

Penelitian ini menggunakan metode historis, yaitu heuristik, kritik sumber (kritik intern dan ekstern), interpretasi dan historiografi. Sumber penelitian dikumpulkan melalui

Dari data yang diperoleh dari lapangan dengan teori yang ada terdapat kesinambungan bahwa dalam proses pembinaan dan bimbingan akhlak terpuji pada anak asuh di Panti Asuhan

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum