• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Ipb Tentang Seribu Hari Pertama Kehdiupan Terkait Masa Prenatal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Ipb Tentang Seribu Hari Pertama Kehdiupan Terkait Masa Prenatal."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI IPB

TENTANG SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN

TERKAIT MASA PRENATAL

R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehidupan terkait Masa Prenatal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

(3)

ABSTRAK

R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI. Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehdiupan terkait Masa Prenatal. Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF dan DRAJAT MARTIANTO.

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study. Contoh dalam penelitian ini adalah 46 mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) semester 2 dan 40 mahasiswi mayor Gizi Masyarakat (GM) semester 8. Evaluasi pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal dibagi menjadi tiga komponen yang terdiri dari kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswi TPB semester 2 tergolong kurang (skor<60.0%) dan sikap tergolong sedang (skor 60.0-80.0%) sedangkan pengetahuan mahasiswi GM semester 8 tergolong sedang (skor 60.0-80.0%) dan sikap tergolong baik (skor >80.0%). Tingkat pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal mahasiswi di GM semester 8 (55.0%) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi TPB semester 2 (54.3%) (p<0.05) dan sikap kedua contoh di TPB semester 2 dan GM semester 8 (58.7% dan 50.0%) tergolong sedang.

Kata kunci: mahasiswi, pengetahuan, prenatal, sikap, 1000 HPK

ABSTRACT

R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI. The Knowledge and Attitude of Undergraduate Female Student at Institut Pertanian Bogor Regarding The First One Thousand Days of Life Related to Prenatal. Supervised by HIDAYAT SYARIEF and DRAJAT MARTIANTO.

The objective of this study was to analyze the knowledge and attitudes of the female undergraduate students of IPB regarding the first 1000 days of life related to prenatal. A cross sectional study was conducted in this study. Subjects were 46 freshman female undergraduate students and 40 female undergraduate students majoring in community nutrition semester 8.Evaluationofthe knowledge and attitude about the first 1000 days of life related to prenatal was divided into three components consist of reproductive health, pregnancy, and clean and healthy lifestyle behavior. The results showed the knowledge of freshman year students was low (score is <60.0%) and the attitude was moderate (score is 60.0-80.0%). The knowledge of students majoring in community nutrition was moderate (score is 60.0-80.0%) and the attitude was good (score is 80.0%). The level of knowledge of students majoring in community nutrition semester 8 (55.0%) was significantly higher than the freshman students semester 2 (54.3%) while the attitude of the two subjects (58.7% and 50.0%) were moderate.

(4)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI IPB

TENTANG SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN

TERKAIT MASA PRENATAL

R. APRILLIANI TIRTASIH PERTIWI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(5)
(6)

Judul Skripsi : Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehidupan terkait Masa Prenatal

Nama : R. Aprilliani Tirtasih Pertiwi

NIM : I14100061

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Hidayat Syarief, MS Pembimbing I

Dr Ir Drajat Martianto, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Rimbawan Ketua Departemen

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 ini ialah 1000 Hari Pertama Kehidupan, dengan judul Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi IPB tentang Seribu Hari Pertama Kehidupan terkait Masa Prenatal.

Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief, MS dan Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan ilmu.

2. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji skripsi atas masukkan dan saran yang diberikan.

3. Papa tersayang, Lukman Hakim Rusdi dan mama tersayang (Almh) R. Udharani atas seluruh doa, kasih sayang dan dukungan disaat senang maupun sedih kepada penulis.

4. Kakak tersayang (R. Lazuardhi Utama Rifky dan R. Ary Ardhi Putra), adik (R. Januar Magma Perbangsa) dan keponakan (Fatir Ar-Rayyan) atas kasih sayang, canda dan tawa serta telah menjadi penyemangat penulis.

5. Sahabat sahabat di kelas TPB B.03 (Putri, Nada, Tya, Eno) atas segala keriangan, canda tawa, dan semangat kepada penulis.

6. Sahabat tersayang (Ari, Mia, Muty) yang telah menjadi penyemangat dan menemani penulis selama ini.

7. Geng penelitian (Lidya dan Christian) yang telah berjuang bersama dalam penelitian.

8. Pvatmaya, Rayfan, Zahra, dan Richardson atas kesediaannya menjadi pembahas pada seminar penulis.

9. Teman teman GM 47 (Novia, Rotua, Nizaf, Emir, Ifdal, Tina, Icha, Jong, Fara, Kaka) yang telah menemani dan menyemangati penulis dengan segala keriangan, canda dan tawa serta membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10.Mbak Rian Diana SP, MSi yang telah memberikan ilmu dan saran kepada penulis dalam proses penyusunan karya ilmiah ini.

11.Seluruh responden baik di TPB maupun teman teman GM yang terpilih atas kesediaannya mengikuti penelitian.

12.Seluruh staff Departemen Gizi Masyarakat yang membantu terlaksana penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini.

13.Kakak-kakak GM 45, GM 46, teman teman GM 47, adik-adik GM 48 dan GM 49 serta seluruh pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu atas dukungan dan bantuannya. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan ataupun kekhilafan yang penulis lakukan, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat. Demikian yang bisa penulis sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Tujuan Umum 2

Tujuan Khusus 2

Hipotesis 2

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE PENELITIAN 5

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 5

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5

Pengolahan dan Analisis Data 6

Definisi Operasional 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Karakteristik Contoh 9

Usia 9

Asal Daerah 9

Uang saku 10

Karakteristik Keluarga 10

Besar Keluarga 11

Pendidikan Orangtua 11

Pekerjaan Orangtua 11

Pengetahuan tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal 11

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi 12

Pengetahuan Masa Kehamilan 14

(9)

Sumber informasi contoh mengenai 1000 HPK terkait Masa Prenatal 19

Sikap tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal 20

Sikap Kesehatan Reproduksi 22

Sikap Masa Kehamilan 23

Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 26

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Sikap Contoh tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal 27 Materi Seribu Hari Pertama Kehidupan Terkait Masa Prenatal

yang Harus Diketahui oleh WUS 30

SIMPULAN DAN SARAN 32

Simpulan 32

Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 38

RIWAYAT HIDUP 59

DAFTAR TABEL

1 Variabel, cara dan alat pengumpulan data 5

2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik 9

3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga 10 4 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan 1000 HPK terkait masa

prenatal 12

5 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar

pengetahuan kesehatan reproduksi 13

6 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar

pengetahuan masa kehamilan 15

7 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar

pengetahuan PHBS 18

8 Sumber informasi contoh tentang pengetahuan 1000 HPK terkait

masa prenatal 20

9 Sebaran contoh berdasarkan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal 21 10 Sebaran jawaban berdasarkan persentase alasan sikap 1000 HPK

terkait masa prenatal 21

11 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap

kesehatan reproduksi 22

12 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap

masa kehamilan 24

13 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap

(10)

14 Hasil uji regresi linier berganda karakteristik contoh dengan

pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal 28

15 Hasil uji regresi linier berganda kelompok dan besar keluarga dengan

sikap 1000 HPK terkait masa prenatal 29

16 Materi Pendidikan 1000 HPK yang Harus Diketahui oleh WUS 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 38

2 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan

kesehatan reproduksi 50

3 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan

masa kehamilan 51

4 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar pengetahuan

PHBS 52

5 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap

kesehatan reproduksi 53

6 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap masa

kehamilan 54

7 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban benar sikap PHBS 55 8 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan

karakteristik keluarga dengan setiap komponen pengetahuan 1000

HPK terkait masa prenatal 56

9 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan setiap komponen sikap 1000 HPK

terkait masa prenatal 57

10 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga dengan pengetahuan dan sikap 1000 HPK

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu memiliki kondisi fisik tangguh, mental kuat, kesehatan prima, serta kogntif yang baik dan ditentukan oleh status gizi sejak masa pertumbuhan dini. Menurut Riskesdas (2013), prevalensi balita gizi kurang di Indonesia adalah 13.9 % dengan prevalensi underweight, stunting, dan wasting masing-masing mencapai 19.6%, 37.2%, dan 12.1% serta persentase BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) sebesar 10.2 %.Kekurangan gizi pada anak akan berdampak terhadap perkembangan kognitif yang dapat menurunkan produktivitas serta kompetitas pada usia dewasa. Kondisi ini akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang.

Wanita sebagai calon ibu mempunyai peran penting dalam pemeliharaan kesehatan keluarga, terutama bayi dan anak-anak yang pada umumnya masih berada dalam asuhan ibu. Pertumbuhan dan perkembangan anak sudah dimulai sejak anak berada dalam kandungan. Awal kehamilan merupakan tahap awal dan utama dalam menjamin asupan gizi yang optimal hingga 1000 hari berikutnya, yaitu hingga anak berusia 2 tahun.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mencanangkan program Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Gerakan ini merupakan aksi perbaikan gizi khususnya penanganan sejak masa kehamilan hingga usia anak 2 tahun dan pada tataran global disebut Scalling Up Nutrition (SUN) Movement. Seribu Hari Pertama Kehidupan yang terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan merupakan periode emas (golden periode) atau disebut juga window of opportunity karena pada periode ini, awal kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara cepat. Apabila tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen (Kemenkes 2012).

Kekurangan gizi pada 1000 HPK diawali dengan perlambatan pertumbuhan janin yang dikenal sebagai IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) yang terjadi pada masa 270 hari selama kehamilan (masa prenatal). Masa prenatal adalah masa konsepsi (pembuahan sampai dengan perkembangan janin) hingga masa kehamilan. Perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis, perkembangan fisik, emosi dan mental bayi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan (Glynn dan Sandman 2011).

(12)

pemilihan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu tersebut (Rosa 2011). Tingkat pengetahuan wanita yang rendah menyebabkan sikap gizi yang kurang sehingga berdampak pada pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan mengakibatkan status gizi kurang. Status gizi kurang, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya (Supariasa 2001).

Peningkatan pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal diharapkan dapat membuat seorang wanita terutama wanita dalam periode usia subur yaitu 15-49 tahun (Depkes 2003) memperhatikan gizinya pada masa konsepsi hingga kehamilan sehingga dapat menghasilkan generasi yang berkualitas baik dari segi fisik, kesehatan maupun mental. Melihat bahwa mahasiswi gizi semester 8 di IPB yang sudah mendapatkan pendidikan formal dengan kurikulum gizi yang terstruktur terkait materi mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal dari mahasiswi yang tidak mendapatkan kurikulum terkait gizi sama sekali yang dalam hal ini adalah mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama semester 2. Berdasarkan berbagai hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mempelajari pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Penelitian ini menggunakan mahasiswi Gizi semester 8 dan Tingkat Persiapan Bersama semester 2 sebagai contoh.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang masa prenatal.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh (umur, asal daerah, uang saku, besar keluarga, pendidikan orangtua, dan pekerjaan orangtua).

2. Mempelajari pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal.

3. Menganalisis perbedaan pengetahuan dan sikap antar mahasiswi TPB dan GM tentang 1000 HPK terkait masa prenatal.

4. Mengidentifikasi sumber informasi (sekolah, teman sebaya, orang tua, dan media massa) tentang pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal.

5. Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal.

Hipotesis

(13)

2. Mahasiswi Gizi Masyarakat semester 8 memiliki sikap 1000 HPK terkait masa prenatal yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama semester 2.

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal adalah kurikulum pendidikan.

Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk menambah wawasan mengenai persiapan kehamilan dengan memperhatikan aspek gizi dan non gizi sebelum dan saat kehamilan kepada mahasiswi sebagai calon ibu. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal sehingga dapat digunakan sebagai masukkan untuk perumusan kebijakan berkenaan dengan 1000 HPK.

KERANGKA PEMIKIRAN

Masa prenatal adalah masa konsepsi (pembuahan sampai dengan perkembangan individu) hingga masa kehamilan. Masa prenatal merupakan masa penting yang harus diperhatikan oleh wanita. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada masa ini adalah gizi. Apabila terjadi kekurangan gizi selama masa prenatal maka akan mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) serta bayi lahir lebih awal (prematur). Bayi yang lahir dengan kondisi BBLR akan mengalami berbagai permasalahan gizi seperti stunting dan wasting yang akan berdampak terhadap perkembangan kognitif yang dapat menurunkan produktivitas serta kompetitas pada usia dewasa.

Wanita sebagai calon ibu merupakan pihak utama yang berperan penting dalam menentukan kualitas anak karena anak berada di bawah asuhan langsung ibunya. Selain itu, ibu yang sehat akan melahirkan anak yang sehat. Mahasiswi sebagai golongan wanita yang masuk dalam periode usia subur (WUS) penting untuk diukur pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal untuk menilai kesiapan mereka sebagai ibu nantinya.

(14)

Pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal terdiri yang dievaluasi dari kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Permasalahan gizi yang terjadi pada anak seperti BBLR dan stunting dapat dicegah dengan memperhatikan status gizi, kondisi fisik dan kondisi kesehatan ibu yang baik yang diperoleh melalui pengetahuan dan sikap gizi serta asupan gizi yang baik pada periode 1000 HPK terutama selama masa prenatal yang nantinya akan mempengaruhi status gizi anak dan dapat memberikan efek jangka panjang yaitu peningkatan status gizi pada generasi yang dihasilkan selanjutnya.

Secara sistematik, kerangka pemikiran tersebut dapat disederhanakan dalam alur sebagai berikut:

Keterangan:

:Variabel yang diteliti :Variabel yang tidak diteliti :Hubungan yang diteliti :Hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1 Skema kerangka pemikiran pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang 1000 HPK terkait masa prenatal.

Kesiapan sebagai ibu

Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi tentang 1000 HPK terkait masa prenatal:

1. Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Reproduksi: Organ reproduksi, hormon terkait reproduksi wanita, kebersihan daerah kewanitaan, masa haid, dan penyakit terkait reproduksi

2. Pengetahuan dan Sikap Masa Kehamilan: Pemeriksaan kehamilan, aspek gizi kehamilan dan aspek non gizi kehamilan

3. Pengetahuan dan Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sumber informasi

Karakteristik Keluarga

1.Besar Keluarga 2.Pendidikan Orang

tua

3.Pekerjaan orangtua

Status gizi anak Kelahiran

Lembaga pendidikan formal: sekolah/kurikulum pendidikan yang terstruktur

Lembaga pendidikan non formal :

Orangtua, media massa, dan teman

Tingkat Persiapan Bersama Mayor Gizi Masyarakat

Karakteristik Contoh 1.Usia

(15)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan pada periode waktu yang sama. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive sesuai kriteria contoh yaitu contoh yang merupakan mahasiswi Institut Pertanian Bogor. Contoh merupakan golongan Wanita Usia Subur dengan rentang umur 17-23 tahun. Penelitian dilakukan di Institut Pertanian Bogor Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu Maret 2014 hingga Juni 2014.

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama dan mahasiswi Gizi Masyarakat semester 8. Jumlah contoh yang diambil sebanyak 86 orang dengan metode stratified simple random sampling yaitu populasi mahasiswi IPB sebelumnya sudah dikelompokkan menjadi populasi mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama semester 2 dan mahasiswi Gizi Masyarakat semester 8 Institut Pertanian Bogor.

Contoh diambil sebanyak 46 orang untuk mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama dan 40 orang untuk mahasiswi Gizi Masyarakat Semester 8 dari masing-masing populasi dengan cara simple random sampling menggunakan software microsoft excel. Kriteria untuk contoh penelitian ini adalah 1) wanita dengan rentang usia 17-23 tahun 2) Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) semester 2 Institut Pertanian Bogor 3) Mahasiswi Gizi Masyarakat (GM) semester 8 Institut Pertanian Bogor 4) belum menikah 5) bersedia mengikuti kegiatan penelitian

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

(16)

Tabel 1 Variabel, cara dan alat pengumpulan data Jenis

data Variabel

Cara

pengumpulan Alat

Primer

Karakteristik contoh Usia

Asal daerah Uang saku

Wawancara Kuesioner Karakteristik keluarga

Besar keluarga Pendidikan orangtua Pekerjaan orangtua

Wawancara Kuesioner Pengetahuan dan sikap 1000 HPK

terkait masa prenatal

Pengetahuan dan sikap kesehatan reproduksi

Pengetahuan dan sikap masa kehamilan

Pengetahuan dan sikap perilaku hidup bersih dan sehat

Wawancara Kuesioner

Sumber informasi Sekolah

Orangtua Media massa Teman

Wawancara Kuesioner

Sekunder Database mahasiswi TPB dan GM semester 8 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu editing, coding, entry, editing/cleaning, pengolahan, dan analisis data. Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan, kesalahan dari konsistensi jawaban dalam kuesioner. Tahap coding merupakan tahapan yang digunakan untuk mempermudah dalam entry dan pengolahan data. Tahapan selanjutnya adalah entry data yaitu proses memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Tahapan terakhir adalah cleaning yang dilakukan untuk mengoreksi atau mengecek kesalahan yang mungkin terjadi saat memasukkan data. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensia menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Program for Social Science (SPSS for window versi 16.0).

(17)

orang) dan keluarga besar (≥7 orang) (Hurlock 1994). Pendidikan orangtua contoh dikategorikan menjadi SD/ Sederajat, SMP/ Sederajat, SMA/ Sederajat, Perguruan Tinggi/ S1 dan S2/S3. Pekerjaan utama orangtua contoh dikategorikan menjadi tidak bekerja, Pegawai Negeri Sipil, Wiraswasta, Pegawai Swasta, Polisi/ABRI, Petani/Peternak dan lain-lain.

Tingkat pengetahuan dan sikap contoh tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Dinilai berdasarkan kemampuan mahasiswi dalam menjawab pertanyaan tertutup melalui wawancara mengenai kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Terdapat 3 kategori alternatif penilaian terhadap setiap item pertanyaan. Kelompok pertanyaan pengetahuan kesehatan reproduksi dan perilaku hidup bersih dan sehat diukur dengan pemberian skor 10 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Sedangkan untuk kelompok pertanyaan masa kehamilan diberikan skor 5 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Sikap diukur dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, ragu ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Alternatif penilaian terhadap item pertanyaan yang positif yaitu sangat setuju diberi nilai 4, setuju diberi nilai 3, ragu ragu 2, tidak setuju 1, dan sangat tidak setuju 0 sedangkan alternatif penilaian terhadap item yang negatif terhadap masalah peneliti diberikan skoring untuk jawaban sangat setuju 0, setuju 1, ragu ragu 2, setuju 3, dan sangat tidak setuju 4 (Hidayat 2007). Selanjutnya, pengetahuan dan sikap contoh masing-masing dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kurang (persentase jawaban benar <60%), sedang (persentase jawaban benar 60-80%), dan baik (persentase jawaban benar >80%) (Khomsan 2000).

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows. Statistik deskriptif dilakukan pada beberapa variabel diantaranya, yaitu karakteristik contoh (usia, asal daerah, dan uang saku), karakteristik keluarga (kondisi sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari besar keluarga, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua), pengetahuan dan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal (pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat). Uji beda antara contoh TPB semester 2 dengan contoh GM semester 8 dilakukan pada setiap variabel karakteristik contoh, karakteristik keluarga, pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Untuk menentukan uji beda yang digunakan maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk data numerik sedangkan untuk data kategorik ditentukan berdasarkan jenis skala. Data numerik yang tersebar normal diuji dengan menggunakan uji beda Independent Sample t-Test sedangkan data yang tidak tersebar normal menggunakan uji beda Mann Whitney. Untuk data kategorik dengan skala ordinal diuji dengan menggunakan uji beda Mann Whitney sedangkan data dengan skala nominal diuji dengan menggunakan uji beda Kolmogorov-Smirnov.

(18)

keluarga (usia, asal daerah, besar keluarga, pendidikan orangtua) dengan pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal. Uji regresi linear berganda digunakan untuk melihat besaran pengaruh variabel yang berhubungan terhadap pengetahuan dan sikap tentang 1000 HPK terkait masa prenatal.

Definisi Operasional

Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita berusia 17-23 tahun yang belum menikah yang dalam hal ini adalah mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8.

1000 HPK adalah window of opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak berusia dua tahun, terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan dimana alat reproduksi dapat menjalankan proses dan fungsinya dengan sehat dan amat

Contoh adalah mahasiswi TPB semester 2 GM semester 8 yang memenuhi syarat di IPB yang terpilih melalui purposive sampling.

Pengetahuan contoh terkait kesehatan reproduksi adalah pemahaman contoh mengenai organ reproduksi, masa haid normal, perawatan daerah kewanitaan, dan penyakit terkait reproduksi wanita.

Pengetahuan dasar contoh terkait masa kehamilan adalah pemahaman contoh mengenai pemeriksaan kehamilan, masalah gizi yang sering terjadi saat kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan otak bayi selama kehamilan, ciri kehamilan yang berjalan baik, kebutuhan gizi selama kehamilan, aktivitas fisik selama kehamilan, aspek non gizi kehamilan.

Pengetahuan contoh terkait perilaku hidup bersih dan sehat adalah pemahaman contoh mengenai tempat persalinan yang benar, pemberian ASI Eksklusif, waktu penimbangan balita, penggunaan air bersih untuk kegiatan sehari hari, ciri ciri air bersih, penggunaan jamban sehat, frekuensi konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, dan merokok.

Sikap contoh terkait kesehatan reproduksi adalah kecenderungan perilaku contoh mengenai organ reproduksi, masa haid normal, masa subur, perawatan daerah kewanitaan, dan penyakit terkait reproduksi wanita Sikap contoh terkait masa kehamilan adalah kecenderungan perilaku contoh

mengenai pemeriksaan kehamilan, masalah gizi yang sering terjadi saat kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan otak bayi selama kehamilan, ciri kehamilan yang berjalan baik, kebutuhan gizi selama kehamilan, aktivitas fisik selama kehamilan, aspek non gizi kehamilan.

Sikap contoh terkait perilaku hidup bersih dan sehat adalah kecenderungan perilaku contoh mengenai tempat persalinan yang benar, pemberian ASI Eksklusif, waktu penimbangan balita, penggunaan air bersih untuk kegiatan sehari hari, ciri ciri air bersih, penggunaan jamban sehat, frekuensi konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, dan merokok.

(19)

Faktor faktor yang mempengaruhi sikap adalah faktor faktor yang berpengaruh terhadap sikap mahasiswi terhadap masa prenatal yang dapat dilihat dari data karakteristik mahasiswi dan sosial ekonomi keluarga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Contoh

Karaktertistik contoh meliputi usia, asal daerah dan uang saku. Karakteristik contoh dibedakan berdasarkan mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) semester 2 dan mahasiswi Gizi Masyarakat (GM) semester 8. Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik

Karakteristik Contoh TPB SEM 2 GM SEM 8 Total p

n % n % n %

Usia (thn)

-

17-20 46 100.0 2 5.0 48 55.8

21-23 0 0.0 38 95.0 38 44.2

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

Asal Daerah

Jawa 43 93.5 28 70.0 71 82.6

0.004*

Luar Jawa 3 6.5 12 30.0 15 17.4

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

Uang saku (rupiah/bulan)

<1000000 26 56.5 8 20.0 34 39.5

0.000* 1000000-1499000 15 32.6 20 50.0 35 40.7

1500000-1999000 3 6.5 8 20.0 11 12.8

>2000000 2 4.3 4 10.0 6 7.0

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

*Berbeda nyata pada p<0.05 Usia

Usia contoh berkisar antara usia 17-23 tahun dengan rata rata usia contoh adalah 19.9±1.8 tahun. Seluruh mahasiswi TPB semester 2 berusia 17-20 tahun (100.0%) sedangkan mahasiswi GM semester 8 berusia 21-23 tahun (95%). Menurut Depkes (2009) usia 17-23 tahun merupakan kelompok usia remaja akhir. Pada masa ini remaja sudah stabil dan mulai memahami arah hidupnya serta menyadari tujuan hidupnya. Remaja juga sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya (Rahayuningsih 2008). Asal Daerah

(20)

Uang saku

Pemberian uang saku dapat memberikan kemampuan untuk mengelola keuangan, melatih tanggung jawab, komitmen dan kedisiplinan. Sumber uang saku contoh bervariasi diantaranya orangtua, beasiswa, keluarga dan lainnya. Uang saku yang diperoleh contoh berkisar Rp 1000000 - Rp 1499000 (40.7%) (Tabel 1). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara uang saku contoh (p<0.05). Uang saku yang diperoleh mahasiswi TPB semester 2 umumnya kurang dari Rp 1000000 (56.5%) sedangkan mahasiswi GM semester 8 berkisar Rp 1000000 - Rp 1499000.

Karakteristik Keluarga

Karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pendidikan orangtua (ayah dan ibu) serta pekerjaan orangtua (ayah dan ibu). Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga

Karakteristik keluarga TPB SEM 2 GM SEM 8 Total p

n % n % n %

Besar keluarga

Kecil (≤4 orang) 14 30.4 15 37.5 29 33.7

0.554 Sedang(5-6 orang) 28 60.9 21 52.5 49 57.0

Besar (≥7 orang) 4 8.7 4 10.0 8 9.3

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

Pendidikan Ayah

Dasar (SD-SMP) 8 17.4 7 17.5 15 17.4

0.077

Menengah (SMA) 25 54.3 12 30.0 37 43.0

Tinggi (PT/S1/S2/S3) 13 28.3 21 52.5 34 39.5

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

Pendidikan Ibu

Dasar (SD-SMP) 15 32.6 12 30.0 27 31.4

0.084

Menengah (SMA) 22 47.8 10 25.0 32 37.2

Tinggi (PT-S3) 9 19.6 18 45.0 27 31.4

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

Pekerjaan orangtua (ayah-ibu)

PNS**-IRT* 2 4.3 6 15 8 9.3

0.269

PNS-PNS 2 4.3 6 15 8 9.3

PNS-Wiraswasta 1 2.2 0 0 1 1.2

PNS-Swasta 0 0.0 1 2.5 1 1.2

Swasta-IRT 8 17.4 3 7.5 11 12.8

Swasta-PNS 0 0.0 0 0 0 0.0

Swasta-Wiraswasta 2 4.3 0 0 2 2.3

Swasta-Swasta 0 0.0 0 0 0 0.0

Wiraswasta-IRT 14 30.4 6 15 20 23.3

Wiraswasta-PNS 1 2.2 2 5 3 3.5

Wiraswasta-Wiraswasta 0 0.0 0 0 0 0.0

Wiraswasta-Swasta 3 6.5 2 5 5 5.8

Lainnya 13 28.3 14 35 27 31.4

Total 46 100.0 40 100 86 100.0

(21)

Besar Keluarga

Besar keluarga contoh dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kecil (4 orang), sedang (5-6 orang), dan besar (≥7 orang) (Hurlock 1994) dengan rata rata 5.1±1.4 orang. Menurut Sanjur (1982) dalam Sukandar (2007), besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama. Lebih dari setengah mahasiswi TPB semester 2 (60.9%) maupun mahasiswi GM semester 8 (52.5%) tinggal dengan besar keluarga sedang (5-6 orang) (Tabel 3). Tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara besar keluarga mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8 berdasarkan hasil uji beda Mann Whitney

Pendidikan Orangtua

Pendidikan terakhir akan menentukan jenis pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan diharapkan semakin baik juga pekerjaan yang bisa didapatkan. Contoh pada umumnya berasal dari keluarga dengan pendidikan orangtua yang beragam. Pendidikan orangtua contoh pada umumnya baik ayah (43.0%) maupun ibu (37.2%) menyelesaikan pendidikan hingga tingkat menengah. Ayah (17.4%) yang berpendidikan di tingkat dasar lebih sedikit dari ibu (31.4%) pada kedua contoh sehingga dapat dikatakan bahwa umumnya pendidikan ayah lebih tinggi dari ibu. Ayah (54.3%) dan ibu (47.8%) mahasiswi TPB semester 2 pada umumnya berpendidikan sampai tingkat menengah sedangkan ayah (52.5%) dan ibu (45%) mahasiswi GM semester 8 menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi. (Tabel 3). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan orang tua mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8 (p>0.05).

Pekerjaan Orangtua

Jenis pekerjaan orang tua mahasiswi TPB semester 2 maupun mahasiswi GM semester 8 beragam. Pekerjaan orangtua (ayah-ibu) kedua contoh pada umumnya adalah kategori lainnya (pensiunan-ibu rumah tangga, tukang ojek-ibu rumah tangga, tidak bekerja-ibu rumah tangga, dan BUMN-ibu rumah tangga) (31.4%). Selain itu, pekerjaan orangtua (ayah-ibu) contoh adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga (23.3%). orangtua yang tidak bekerja dari kedua contoh adalah orangtua yang sudah meninggal.

Seorang ibu bekerja bertujuan untuk menambah pendapatan keluarga. Selain itu, seorang ibu bekerja untuk memanfaatkan pendidikan yang telah ditempuh (Siregar 2007). Merujuk dari Tabel 3, pekerjaan yang dipilih oleh ibu mahasiswi TPB semester 2 adalah karyawan swasta (8.7%) sedangkan mahasiswi GM semester 8 adalah pegawai negeri sipil (PNS) (32.5%). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara jenis pekerjaan orangtua mahasiswi TPB semester 2 dengan mahasiswi GM semester 8 (p>0.05).

Pengetahuan tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal

(22)

informal. Pendidikan formal diperoleh dari sekolah dengan kurikulum dan jenjang yang telah ditetapkan sedangkan pendidikan informal dapat diperoleh dari seluruh aspek kehidupan (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal yang dievaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal Komponen

Pengetahuan 1000 HPK terkait masa

prenatal

TPB SEM 2 GM SEM 8 Total

p

n % n % n %

Kesehatan Reproduksi

Kurang (<60) 17 37.0 3 7.5 20 23.3

0.000*

Sedang (60-80) 26 56.5 24 60.0 50 58.1

Baik (80) 3 6.5 13 32.5 16 18.6

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

x±SD 61.3±18.5 78±13.8 69.1±18.4

Masa Kehamilan

Kurang (<60) 38 82.6 1 2.5 39 45.3

0.000*

Sedang (60-80) 8 17.4 36 90.0 44 51.2

Baik (80) 0 0.0 3 7.5 3 3.5

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

x±SD 42.8±15.9 71.4±7.9 56.1±19.2

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Kurang (<60) 11 23.9 0 0.0 11 12.8

0.000*

Sedang (60-80) 28 60.9 10 25.0 38 44.2

Baik (80) 7 15.2 30 75.0 37 43.0

Total 46 100.0 40 100.0 86 100.0

x±SD 66.1±16.7 90.8±10.5 77.6±18.7

*Berbeda nyata pada p<0.05

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi merupakan pemahaman mengenai segala aspek yang berhubungan dengan reproduksi sehingga manusia dapat menikmati dan menjalankan kehidupan seksualnya dengan proses dan reproduksi yang sehat dan aman (Rejeki 2010).

(23)

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan kesehatan reproduksi

No Pertanyaan TPB SEM 2 GM SEM 8

n % n %

1 Pengertian kesehatan reproduksi 23 50.0 6 15.0

2 Tujuan kesehatan reproduksi 9 19.6 1 2.5

3 Alat reproduksi wanita 22 47.8 10 25.0

4 Fungsi hormon progesteron 20 43.5 9 22.5

5 Fungsi hormon estrogen 35 76.1 16 40.0

6 Tanda kematangan seksual pada wanita 4 8.7 1 2.5 7 Perubahan fisik pada wanita pubertas 20 43.5 18 45.0 8 Arah membersihkan daerah kewanitaan yang

benar

18 39.1 12 30.0

9 Siklus menstruasi normal 20 43.5 13 32.5

10 Penyakit akibat kurangnya perhatian pada kesehatan reproduksi

7 15.2 2 5.0

Tidak ada pertanyaan dimana kedua contoh sama-sama kesulitan menjawab pertanyaan tersebut (≥50%). Pertanyaan mengenai pengertian kesehatan reproduksi merupakan pertanyaan yang sulit dan kurang dipahami oleh mahasiswi TPB semester 2 (50.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi TPB semester 2 masih belum memahami dengan benar pengertian kesehatan reproduksi yang tepat. Tidak ada pertanyaan yang sulit dijawab oleh mahasiswi GM semester 8. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswi GM semester 8 sudah cukup memahami aspek kesehatan reproduksi dengan baik.

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial dan terhindar dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan reproduksi sehingga manusia dapat menikmati dan menjalankan kehidupan seksualnya dengan proses dan reproduksi yang sehat dan aman (Rejeki 2010). Mahasiswi TPB semester 2 yang tidak bisa menjawab benar menyatakan kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh proses dan fungsi reproduksinya serta sesuatu yang berhubungan dengan sistem reproduksi.

Pertanyaan mengenai fungsi hormon estrogen merupakan pertanyaan yang paling sulit dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 (76.1%). Hormon estrogen pada wanita berfungsi untuk pertumbuhan dan mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan (payudara membesar, pinggul membesar, suara halus dan sebagainya). Selain itu, hormon estrogen juga mengatur siklus haid (Prawirohardjo 2008). Hal ini terjadi diduga karena mahasiswi TPB semester 2 menyatakan bahwa fungsi hormon estrogen adalah untuk mempersiapkan dan mematangkan sel telur (ovum) dimana fungsi tersebut merupakan fungsi dari hormon progesteron (Prawirohardjo 2008).

(24)

kematangan seksual pada wanita merupakan materi yang paling mudah dan sudah dipahami dengan baik oleh kedua contoh. Hal tersebut ditunjukkan dengan sangat sedikit mahasiswi TPB semester 2 (8.7%) dan mahasiswi GM semester 8 (2.5%) yang tidak bisa menjawab dengan benar. Hal ini terjadi karena hal terkait menstruasi sudah diberitahukan sejak dini dari pendidikan informal yaitu ibu maupun pendidikan formal yaitu sekolah (Shiferaw et. al 2014).

Pengenalan mengenai kesehatan reproduksi sejak dini dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit terkait reproduksi seperti keputihan, jamur pada vagina, kanker serviks, penyakit menular seksual dan sebagainya. Selain itu, dapat meningkatkan pengetahuan serta menjadi faktor protektif dari sikap yang menyimpang terhadap komponen-komponen kesehatan reproduksi (Bastien et al. 2011). Pertanyaan mengenai tujuan kesehatan reproduksi merupakan pertanyaan yang paling mudah bagi mahasiswi GM semester 8 (2.5%). Tujuan kesehatan reproduksi adalah memberikan kesadaran terhadap wanita agar dapat menjaga kesehatan reproduksinya dengan baik dari segi fungsi maupun prosesnya (Soetjiningsih 2004).

Pengetahuan kesehatan reproduksi pada mahasiswi GM semester 8 (78±13.8) lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2 (61.3±18.5). Hasil Uji beda Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswi TPB semester 2 dengan pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswi GM semester 8 (p<0.05). Hal ini diduga karena mahasiswi GM semester 8 telah mendapatkan kurikulum pendidikan gizi sedangkan mahasiswi TPB semester 2 tidak sehingga pemahaman mengenai kesehatan reproduksi pada mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2. Sebagian besar mahasisiwi baik TPB semester 2 (56.5%) maupun GM semester 8 (60.0%) memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi sedang (Tabel 4). Menurut Rohmatika (2013) remaja putri (54.3%) memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai kesehatan reproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa remaja sudah cukup memahami kesehatan reproduksi dengan baik namun masih harus ditingkatkan pemahamannya agar menjadi baik.

Hasil analisis korelasi Rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara uang saku (r=0.265, p<0.05) dengan pengetahuan kesehatan reproduksi contoh. Semakin tinggi uang saku yang dimiliki maka akan semakin baik pengetahuaanya terkait kesehatan reproduksi. Proses peningkatan pemahaman tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, meningkatkan akses terhadap informasi dan akses terhadap pelayanan kesehatan (Yustina 2008).

Pengetahuan Masa Kehamilan

(25)

selama kehamilan, aspek non gizi kehamilan. Tabel 6 menampilkan 20 pertanyaan pengetahuan masa kehamilan beserta persentase contoh yang menjawab tidak benar.

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan masa kehamilan

No Pertanyaan TPB SEM 2 GM SEM 8

n % n %

1 Akibat kurang gizi pada masa kehamilan 20 43.5 17 42.5 2 Tempat pemeriksaan kehamilan yang benar 1 2.2 0 0.0 3 Minimal pemeriksaan kehamilan yang harus

dilakukan

7 Manfaat suplementasi kalsium selama kehamilan 13 Akibat konsumsi alkohol selama kehamilan 29 63.0 19 47.5 14 Akibat merokok selama kehamilan 33 71.7 23 57.5 15 Salah satu manfaat aktivitas fisik selama

kehamilan

24 52.2 2 5.0

16 Masa kehamilan normal 20 43.5 8 20.0

17 Manfaat berkomunikasi dengan calon bayi selama kehamilan

30 65.2 15 37.5

18 Periode tahap pertumbuhan otak manusia paling besar

19 41.3 1 2.5

19 Contoh aktivitas fisik yang dianjurkan selama kehamilan

27 58.7 5 12.5

20 Cara berkomunikasi dengan janin selama kehamilan

24 52.2 21 52.5

Pertanyaan mengenai minimal pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan, akibat gizi lebih saat kehamilan, akibat merokok selama kehamilan, dan cara berkomunikasi dengan janin selama kehamilan merupakan pertanyaan-pertanyaan dimana kedua contoh mengalami kesulitan dalam menjawabnya (≥50%).

(26)

dilakukan adalah sebanyak minimal 3 kali. Kurangnya pemeriksaan kehamilan (< 4 kali) dapat menyebabkan penyulit kehamilan tidak terdeteksi sehingga terjadi komplikasi yang lebih besar dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya. Pada akhirnya akan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada ibu dan janin (Anitasari dan Widiyastuti 2012).

Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (89.1%) dan mahasiswi GM semester 8 (62.5%) masih belum mengetahui akibat dan bahaya gizi lebih saat kehamilan. Kelebihan gizi menyebabkan ibu beresiko terhadap penyakit penyakit tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan infeksi sesudah persalinan sehingga dampak terhadap bayi adalah bayi dilahirkan dengan kelainan atau lahir-mati (Almatsier et al. 2011). Contoh yang menjawab tidak benar rata rata menjawab bahwa gizi lebih saat kehamilan menyebabkan pendarahan saat persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan mengenai akibat gizi lebih saat kehamilan merupakan pertanyaan yang sulit bagi kedua contoh dan belum dapat dipahami dengan baik.

Pertanyaan mengenai akibat merokok saat hamil merupakan pertanyaan yang juga sulit dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 (71.7%) dan mahasiswi GM semester 8 (57.5%). Rata-rata contoh menjawab bahwa merokok saat hamil menyebabkan gangguan jantung dan sistem syaraf. Ibu hamil yang merokok menyebabkan gannguan transpor oksigen ke janin sehingga menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Menurut Hadayat et. al (2012) berat bayi yang dilahirkan oleh ibu yang merokok lebih rendah 100-300 gram dari ibu yang tidak merokok.

Berkomunikasi dengan bayi saat di kandungan penting untuk dilakukan karena pendengaran bayi sudah berkembang sejak usia 23 minggu di dalam kandungan. Berkomunikasi dengan calon bayi atau janin saat masih didalam kandungan dapat dilakukan dengan cara memijat perut sambil berbicara dengan calon bayi yang dilakukan setelah umur kehamilan mencapai 3 bulan (Lothian 2009). Selain itu, bernyanyi, yoga, hypnobirthing, melakukan aktivitas seperti berenang dan jalan jalan serta melibatkan ayah dalam merasakan pergerakan bayi di dalam perut dapat dilakukan sebagai cara untuk berkomunikasi dan membentuk ikatan secara emosional dengan bayi (Lothian 2009). Hal ini belum diketahui dengan baik oleh mahasiswi TPB semester 2 (52.2) maupun mahasiswi GM semester 8 (52.5) dikarenakan contoh banyak menjawab bahwa cara berkomunikasi dengan bayi saat kehamilan adalah hanya bernyanyi atau memijat perut sambil berbicara bukan menjawab keduanya.

Pertanyaan mengenai tempat pemeriksaan kehamilan yang benar merupakan pertanyaan yang paling mudah dijawab benar baik oleh mahasiswi TPB semester 2 (2.2%) dan GM semester 8 (0.0%). Selain itu, pertanyaan mengenai komposisi makanan sehat yang harus dikonsumsi selama kehamilan juga dapat dijawab dengan mudah oleh mahasiswi TPB semester 2 (19.6%) dan mahasiswi GM semester 8 (15.0%). Hal ini menunjukkan bahwa contoh sudah memahami dengan baik bahwa tempat pemeriksaan kehamilan yang benar adalah di posyandu, puskesmas, pondok bersalin, rumah sakit, tempat praktek dokter, dan bidan swasta (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008).

(27)

Pertanyaan tersebut diantaranya mengenai mengenai masalah gizi yang sering diderita selama kehamilan (82.6%), vitamin dan mineral yang paling harus ditingkatkan selama kehamilan (67.4), suplemen penting yang harus dikonsumsi selama kehamilan (84.8%), manfaat suplementasi kalsium selama kehamilan (91.3%), zat gizi yang terkandung dalam TTD (50.0%), akibat konsumsi alkohol selama kehamilan (63.0%), salah satu manfaat aktivitas selama kehamilan (52.2%), manfaat berkomunikasi dengan calon bayi selama kehamilan (65.2%), dan contoh aktivitas fisik selama kehamilan (58.7%).

Sebagian besar pertanyaan mengenai aspek-aspek kehamilan juga kurang mampu dijawab dengan benar oleh mahasiswi GM semester 8 (4 dari 20 pertanyaan) namun, sebagai pihak yang sudah mendapatkan ilmu-ilmu terkait gizi hingga mencapai tingkat akhir seharusnya mahasiswi GM semester 8 mampu menjawab semua pertanyaan mengenai aspek-aspek kehamilan dengan benar. Kurangnya pemahaman mengenai aspek-aspek kehamilan pada kedua mahasiswi diduga karena kurangnya perhatian terhadap aspek-aspek kehamilan sehingga menganggap bahwa aspek-aspek kehamilan yang seharusnya diketahui dianggap belum penting dikarenakan merasa belum berada di posisi tersebut (sudah menikah atau sudah hamil). Kurangnya pemahaman mengenai aspek-aspek kehamilan seperti aspek gizi dan non gizi akan mengacu pada rendahnya kualitas janin atau bayi yang akan dilahirkan (Almatsier et. al 2011).

Pengetahuan masa kehamilan mahasiswi GM semester 8 (71.4±7.9) lebih tinggi dari mahasiswi TPB semester 2 (42.8±15.9). Hasil Uji beda Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masa kehamilan mahasiswi TPB semester 2 dengan tingkat pengetahuan masa kehamilan mahasiswi GM semester 8 (p<0.05). Hal ini terjadi diduga karena mahasiswi GM semester 8 yang sudah mendapatkan kurikulum pendidikan gizi dalam mayor ilmu gizi telah diajarkan mengenai beberapa hal terkait aspek-aspek gizi dan non gizi kehamilan sehingga pemahaman mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2.

(28)

menggunakan uang dalam keperluan selain non pangan seperti membeli buku, mengakses internet, dan mengakses sumber-sumber informasi lainnya. Semakin baik akses informasi maka akan semakin meningkat pengetahuan (Notoatmodjo 2007).

Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan sekumpulan kegiatan yang dipraktekkan secara sadar sebagai hasil dari pembelajaran untuk menjadikan seseorang dan keluarga secara mandiri berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari (Depkes 2007).

Tabel 7 menampilkan 10 pertanyaan pengetahuan PHBS beserta persentase contoh yang menjawab tidak benar.

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar pengetahuan PHBS

No Pertanyaan TPB SEM 2 GM SEM 8

n % n %

1 Usia pemberian ASI eksklusif pada bayi 9 19.6 0 0.0 2 Tenaga ahli yang harus membantu Persalinan 9 19.6 4 10.0

3 penimbangan rutin balita 28 60.9 1 2.5

4 Ciri air yang baik untuk dikonsumsi 13 28.3 1 2.5

5 Waktu mencuci tangan 0 0.0 2 5.0

6 Kepanjangan 3M 2 4.3 3 7.5

7 Porsi sayur dan buah sehari untuk ibu hamil 46 100.0 10 25.0

8 Zat berbahaya dalam rokok 13 28.3 6 15.0

9 Waktu dan durasi yang baik untuk berolahraga 19 41.3 5 12.5

10 Ciri jamban yang sehat 17 37.0 5 12.5

Pengetahuan PHBS contoh diukur dengan menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan pilihan berganda atau pertanyaan tertutup. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 10 yang terdiri atas pertanyaan seputar tempat persalinan yang benar, pemberian ASI Eksklusif, waktu penimbangan balita, penggunaan air bersih untuk kegiatan sehari hari, ciri ciri air bersih, penggunaan jamban sehat, frekuensi konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, dan merokok.

Tidak terdapat pertanyaan dimana contoh sama-sama kesulitan menjawab suatu pertanyaan (≥50%). Seluruh mahasiswi TPB semester 2 (100.0%) tidak bisa menjawab pertanyaan mengenai porsi sayur dan buah untuk ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan mengenai porsi sayur dan buah untuk ibu hamil merupakan pertanyaan yang paling sulit dijawab oleh mahasiswi TPB semester 2. Wanita hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi setidaknya 5 porsi sayur dan buah sehari. Konsumsi sayur dan buah yang tinggi berhubungan dengan penurunan resiko infeksi saluran pernapasan atas (BUSM 2012). Mahasiswi TPB semester 2 menyatakan tidak tahu mengenai porsi sayur dan buah sehari untuk ibu hamil.

(29)

bulan sekali. Tidak ada mahasiswi GM semester 8 yang mengalami kesulitan dalam menjawab komponen-komponen pertanyaan PHBS (<50%).

Tidak terdapat mahasiswi TPB semester 2 (0.0%) yang menjawab tidak benar pada pertanyaan mengenai waktu mencuci tangan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang paling mudah bagi mahasiswi TPB semester 2 karena seluruhnya dapat menjawab dengan benar. Mencuci tangan dilakukan dengan menggunakan sabun yang dilakukan setiap sebelum dan sesudah makan, memegang uang, hewan, setelah BAB dan BAK maupun sebelum menyusui bayi (Depkes 2007).

Pertanyaan mengenai pemberian ASI eksklusif pada bayi merupakan pertanyaan yang paling mudah bagi mahasiswi GM semester 8 (0.0%). ASI ekslusif merupakan pemberian hanya ASI kepada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan apapun. Manfaat ASI eksklusif adalah mengurangi kematian pada bayi akibat infeksi saluran pencernaan dan membantu pertumbuhan serta perkembangan bayi (Fewtrell et. al 2007).

Pengetahuan PHBS mahasiswi GM semester 8 (90.8±10.5) lebih tinggi dari mahasiswi TPB semester 2 (66.1±16.7). Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara pengetahuan PHBS contoh di TPB semester 2 dan di GM semester 8 (p<0.05). Pemahaman mahasisiwi GM semester 8 terlihat jelas lebih baik dikarenakan mahasiswi GM semester 8 yang sudah mendapatkan materi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat pada kurikulum pendidikan gizi yang diajarkan pada beberapa mata kuliah sehingga pemahaman mengenai PHBS pada mahasiswi GM semester 8 lebih baik dari mahasiswi TPB semester 2. Sebagian besar mahasiswi TPB semester 2 (60.9%) memiliki tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat yang sedang. Mahasiswi GM semester 8 (75.0%) memiliki tingkat pengetahuan PHBS yang baik (Tabel 4). Menurut Kurniawati (2011) remaja putri (57.8%) memiliki tingkat pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa remaja sudah memahami perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik.

Hasil analisis korelasi Rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara uang saku (r=0.214, p<0.05) dengan pengetahuan PHBS. Hal ini menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya uang saku maka akan semakin meningkat pengetahuannya mengenai PHBS. Meningkatnya pengetahuan diharapkan dapat mengarah pada pembentukan sikap yang positif untuk dapat melaksanakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber informasi contoh mengenai 1000 HPK terkait Masa Prenatal

(30)

Tabel 8 Sumber informasi contoh tentang pengetahuan 1000 HPK terkait masa prenatal Komponen Pengetahuan

1000 HPK terkait masa prenatal

TPB SEM 2 GM SEM 8 Total

f* % f* % f* %

Kesehatan reproduksi

Sekolah 330 65.7 276 61.5 606 63.7

Orangtua 52 10.4 23 5.1 75 7.9

Media Massa 96 19.1 120 26.7 216 22.7

Teman 19 3.8 10 2.2 29 3.0

Total 497 100 429 100 926 100.0

Masa kehamilan

Sekolah 250 33.4 474 56.2 724 45.5

Orangtua 175 23.4 52 6.2 227 14.3

Media Massa 273 36.5 205 24.3 478 30.0

Teman 38 5.1 46 5.5 84 5.3

Total 736 100 777 100 1513 100

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sekolah 175 35.9 289 63.4 464 49.2

Orangtua 142 29.1 25 5.5 167 17.7

Media Massa 142 29.1 112 24.6 254 26.9

Teman 21 4.3 10 2.2 31 3.3

Total 480 100 436 100 916 100

*frekuensi alasan yang dipilih responden

Mahasiswi sebagai golongan WUS membutuhkan akses ke informasi dan layanan yang terkait dengan gizi, kesehatan reproduksi, keluarga berencana, dan kesehatan umum. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai media termasuk sekolah, tempat kerja, sistem pendaftaran pernikahan, dan program kesehatan berorientasi pemuda. Sekolah dapat menjadi bagian penting dari membantu remaja putri menjadi orang dewasa yang sehat. Menurut Ruth dan Edith (2002) mempromosikan pendidikan pada wanita dapat meningkatkan gizi dan mendorong perempuan untuk mencari perawatan kesehatan reguler.

Selain itu, kedua contoh juga memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi (22.7%), masa kehamilan (30.0%), dan PHBS (26.9%) dari media massa. Menurut Rahayuningsih (2008) media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampaian pesan dari sumber kepada masyarakat dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo 2007).

Sikap tentang 1000 HPK terkait Masa Prenatal

(31)

tertentu dan terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman (Notoatmodjo 2007). Sikap 1000 HPK terkait masa prenatal yang dievaluasi juga dibagi menjadi tiga komponen yaitu sikap kesehatan reproduksi, sikap masa kehamilan, sikap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan sikap 1000 HPK terkait masa prenatal Komponen Sikap terhadap suatu pernyataan setiap komponen sikap masa prenatal yang dikemukakan oleh contoh. Berikut merupakan sebaran alasan contoh pada setiap komponen sikap masa prenatal (Tabel 10).

(32)

Komponen Sikap terkait masa

*jumlah alasan contoh berdasarkan jumlah pertanyaan

Sikap Kesehatan Reproduksi

Sikap mengenai kesehatan reproduksi merupakan kecenderungan tingkah laku terhadap suatu pernyataan mengenai kesehatan reproduksi. Sikap kesehatan reproduksi dinilai melalui 10 pernyataan yang mampu dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 dan GM semester 8. Sebaran pernyataan sikap yang dijawab tidak benar oleh contoh disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap kesehatan reproduksi

No Pernyataan TPB SEM 2 GM SEM 8

n % n %

1 Membersihkan daerah kewanitaan dari arah depan ke arah belakang

13 28.3 10 25.0

2 Menghitung siklus menstruasi setiap bulan 8 17.4 0 0.0 3 Menstruasi salah satu tanda kematangan seksual

pada wanita

6 Tidak menggunakan sabun khusus pembersih daerah kewanitaan setiap kali membersihkannya

37 80.4 31 77.5

7 Merapihkan rambut daerah kewanitaan setiap 40 hari

20 43.5 13 32.5

8 Mengganti pembalut 3 sampai 4 kali sehari saat menstruasi

4 8.7 7 17.5

9 Membersihkan pembalut saat menstruasi dan dibuang

4 8.7 4 10.0

10 Tidak menjaga kesehatan reproduksi akan menimbulkan penyakit.

2 4.3 1 2.5

(33)

Sikap yang positif ditunjukkan oleh mahasiswi TPB semester 2 (4.3%) dan mahasiswi GM semester 8 (2.5%) mengenai pernyataan mengganti celana dalam sebanyak 2 kali sehari dan tidak menjaga kesehatan reproduksi akan menimbulkan penyakit. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang paling mudah untuk dipahami dan dijawab oleh kedua contoh. Menjaga kesehatan reproduksi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti celana dalam sebanyak minimal 2 kali sehari setelah mandi terutama bagi wanita aktif dan mudah berkeringa. Frekuensi ganti celana dalam kurang dari 2 kali sehari meningkatkan risiko kejadian kandidiasis vaginalis 3.532 kali lebih besar dibandingkan bila ganti celana dalam 2 kali atau lebih per hari (Anindita dan Martini 2006).

Pernyataan mengenai menghitung siklus menstruasi setiap bulan dan menstruasi merupakan tanda kematangan seksual pada wanita merupakan pernyataan yang paling mudah karena tidak ada mahasiswi GM semester 8 (0.0%) yang tidak menjawab benar. Menghitung siklus menstruasi dilakukan untuk mengetahui siklus menstruasi yang terjadi pada tubuh. Selain itu, dapat dilakukan untuk mengetahui masa subur yang biasanya berlangsung selama 14 hari sebelum hari pertama periode menstruasi selanjutnya (English 2012). Tidak ada pernyataan dimana seluruh mahasiswi TPB semester 2 tidak ada yang menjawab tidak benar. Hampir setengah contoh (45.2%) menjawab benar dengan alasan yang benar terhadap pernyataan-pernyataan dari sikap komponen kesehatan reproduksi (Tabel 9). Selain itu, terdapat contoh (35.3%) yang menjawab benar namun dengan alasan yang tidak benar. Alasan yang dapat diungkapkan dengan benar umumnya adalah hal-hal terkait pengetahuan umum seperti menghitung siklus menstruasi setiap bulan dan menstruasi merupakan tanda kematangan seksual pada wanita sedangkan hal-hal yang bersifat spesifik seperti arah membersihkan daerah kewanitaan dengan benar dan penggunaan sabun khusus kewanitaan masih terdapat beberapa contoh yang memberikan alasan salah.

Sikap mahasiswi TPB mengenai kesehatan reproduksi (78.7±8.0) lebih baik dari mahasiswi GM semester 8 (78.3±9.6) (Tabel 9). Hal ini terjadi diduga karena mahasiswi GM semester 8 banyak yang menjawab ragu-ragu terhadap pernyatan mengenai kesehatan reproduksi. Mahasiswi TPB semester 2 (67.4%) dan mahasiswi GM semester 8 (57.5%) memiliki sikap kesehatan reproduksi sedang. Menurut Ayu (2013) sebanyak 66.7% remaja putri memiliki sikap kesehatan reproduksi yang positif. Hasil uji beda Independent t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara sikap kesehatan reproduksi contoh di TPB semester 2 dan di GM semester 8 dikarenakan sikap kedua contoh sama sama menunjukkan sikap terkait kesehatan reproduksi yang positif. Sikap mengenai kesehatan reproduksi yang positif akan berdampak pada kecenderungan perilaku untuk menjaga kesehatan reproduksi dengan baik dalam rangka pencegahan dini terhadap penyakit terkait kesehatan reproduksi.

Sikap Masa Kehamilan

(34)

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap masa kehamilan

No Pernyataan TPB SEM 2 GM SEM 8

n % n %

1 Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin 6 13.0 0 0.0 2 Melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak

minimal 4 kali

23 50.0 6 15.0

3 Tetap melakukan pemeriksaan kehamilan walau tempat pelayanan kesehatan jauh

4 8.7 0 0.0

4 Meningkatkan asupan gizi seiring bertambahnya usia kehamilan

6 13.0 0 0.0

5 Rutin mengkonsumsi TTD selama kehamilan 23 50.0 2 5.0 6 Mengkonsumsi suplemen folat dan kalsium

selama kehamilan

12 26.1 3 7.5

7 Meningkatkan konsumsi sayuran berwarna hijau tua

19 41.3 6 15.0

8 Mengkonsumsi makanan selama kehamilan dengan komposisi makanan pokok, lauk, sayur dan buah, susu dan suplemen vitamin

2 4.3 0 0.0

9 Tidak hanya mengkonsumsi makanan yang disukai saja selama kehamilan

5 10.9 3 7.5

10 Perlu mempersiapkan diri sebelum kehamilan dengan memenuhi asupan gizi sesuai kebutuhan

6 13.0 0 0.0

11 Kurang baik hamil di usia muda (<20 tahun) 14 30.4 3 7.5 12 Jarak kehamilan kurang dari 1 tahun dapat

menimbulkan resiko

21 45.7 4 10.0

13 Sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol selama kehamilan

18 Melakukan olahraga secara rutin selama kehamilan seperti jogging dan yoga

9 19.6 8 20.0

19 Bernyanyi atau mengajak bicara bayi di dalam kandungan sambil mengusap perut

7 15.2 1 2.5

20 Tidak melakukan sit up dan pull up selama kehamilan

19 41.3 8 20.0

(35)

antara 41 minggu 0 hari-6 hari dan periode sesudah antara 42 minggu 0 hari dan seterusnya. Selain itu, setiap minggu kehamilan hingga 39 minggu penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin agar matang sepenuhnya sehingga dapat dilahirkan dengan sehat.

Masa kehamilan diharuskan lebih dari 37 minggu dikarenakan paru paru bayi tumbuh dan berkembang secara sempurna pada minggu ke 37 kehamilan yang merupakan hal kritis dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bayi (Almatsier et al. 2011). Contoh yang menjawab tidak benar rata rata menjawab bahwa masa kehamilan normal adalah > 37 minggu. Hal ini diduga terjadi contoh tidak mengetahui perbedaan antara masa kehamilan normal dan masa kehamilan ideal dimana masa kehamilan normal adalah 37 minggu sedangkan masa kehamilan ideal adalah 40 minggu.

Mahasiswi TPB semester 2 (50.0%) juga kesulitan dalam menjawab pernyataan mengenai melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak minimal 4 kali dan rutin mengkonsumsi TTD selama kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan ini merupakan pernyataan yang sulit bagi mahasiswi TPB semester 2. Mahasiswi TPB semester 2 yang tidak setuju menjawab dengan alasan bahwa pemeriksaan kehamilan dilakukan sebanyak minimal 3 kali.

Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat menjadi 27 mg/hari khususnya pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Selama 3 bulan terakhir kehamilan, bayi akan mengakumulasi zat besi untuk digunakan sebelum lahir (Beard 2008). Menurut Allen (2001), pemenuhan zat besi selama kehamilan dapat diperoleh dari cadangan besi, akan tetapi jika cadangan ini sedikit dan kandungan serta penyerapan zat besi dari diet sedikit maka diperlukan suplementasi zat besi.

Terdapat beberapa pernyataan bahwa tidak ada mahasiswi GM semester 8 (0.0%) yang menjawab tidak benar yaitu pernyataan mengenai melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, tetap melakukan pemeriksaan kehamilan walaupun tempat pelayanan kesehatan jauh, meningkatkan asupan gizi seiring bertambahnya usia kehamilan,mengkonsumsi makanan selama kehamilan dengan komposisi makanan pokok, lauk, sayur dan buah, susu dan suplemen vitamin, perlunya mempersiapkan diri sebelum kehamilan, sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol selama kehamilan, dan perlunya berkomunikasi dengan bayi di dalam kandungan. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang paling mudah bagi mahasiswi GM semester 8.

Sebagai mahasiswi dengan mayor ilmu gizi seharusnya memiliki sikap yang baik dan positif terkait aspek-aspek kehamilan. Hal ini dikarenakan mahasiswi GM semester 8 sudah melalui proses pendidikan dan mendapatkan ilmu mengenai aspek-aspek gizi yang berasal dari kurikulum dan mata kuliah yang ada di mayor gizi masyarakat hingga tingkat akhir. Selain itu, golongan usia mahasiswi GM semester 8 yang sudah mendekati usia untuk cukup menikah yaitu 22 tahun (BKKBN 2011).

(36)

namun tidak disertai alasan atau alasan salah dikarenakan pemahaman contoh mengenai pernyataan tersebut kurang.

Rata-rata mahasiswi GM semester 8 (81.2±7.9) memiliki sikap masa kehamilan yang lebih positif dari mahasiswi TPB semester 2 (75.7±8.5) (Tabel 9). Hasil uji beda Independent t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05) antara sikap masa kehamilan mahasiswi TPB semester 2 dengan sikap masa kehamilan mahasiswi GM semester 8. Sikap masa kehamilan mahasiswi TPB semester 2 (69.6%) maupun GM semester 8 (52.5%) adalah sedang (Tabel 8). Menurut Einarson dan Koren (2006) sebanyak 70% dari wanita usia subur akan mengubah gaya hidupnya seperti tidak meminum alkohol, tidak merokok dan meningkatkan pola makannya serta meminum suplemen asam folat saat mereka hamil nanti.

Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sikap mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan kecenderungan tingkah laku terhadap suatu pernyataan mengenai PHBS. Sikap PHBS dinilai melalui 10 pernyataan yang mampu dijawab benar oleh mahasiswi TPB semester 2 dan mahasiswi GM semester 8. Sebaran pernyataan sikap yang dijawab tidak benar oleh contoh disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan persentase jawaban tidak benar sikap PHBS

No Pernyataan TPB SEM 2 GM SEM 8

n % n %

1 Menggunakan air bersih untuk memasak, mencuci, mandi hingga minum

1 2.2 0 0.0

2 Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun

2 4.3 0 0.0

3 Mencuci tangan tidak hanya sebelum dan sesudah makan saja

6 13.0 4 10.0

4 BAK dan BAB harus dilakukan di jamban 7 15.2 1 2.5 5 Menguras tempat air, mengubur dan menutup

tempat penampungan air dirumah

3 6.5 1 2.5

6 Mengkonsumsi minimal 8 gelas air sehari 1 2.2 2 5.0 7 Mengkonsumsi sayur dan buah sebanyak 4-5

porsi sehari

22 47.8 1 2.5

8 Membersihkan jamban secara rutin 2 4.3 0 0.0

9 Melakukan olahraga seminggu 2 kali selama 1-2 jam

44 95.7 28 70.0

10 Merokok saat kehamilan merugikan ibu dan bayi 3 6.5 1 2.5

Gambar

Gambar 1 Skema kerangka pemikiran pengetahuan dan sikap mahasiswi IPB tentang 1000 HPK terkait masa prenatal
Tabel 1  Variabel, cara dan alat pengumpulan data
Tabel 2  Sebaran contoh berdasarkan karakteristik
Tabel 3  Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kebiasaan berperilaku hidup bersih dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam mempersiapkan masa pubertas

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG.. KESEHATAN REPRODUKSI DI SEKOLAH MENENGAH TINGKAT

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan sikap dan perilaku tentang feminine hgygiene mahasiswi Universitas Kristen Maranatha

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga tentang masa subur dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswi FK USU tentang defenisi, tanda dan gejala serta akibat yang ditimbulkan pada SOPK.. Untuk mengetahui hubungan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu dalam pencegahan stunting pada seribu hari pertama kehidupan sebelum dan sesudah pemberian flyer