Penyusun PROSI DI NG
SI M POSI UM NASI ONAL
PENGELOLAAN PERI KANAN TUNA BERKELANJUTAN Januari 2015
I SBN: 978-979-1461-47-4 @WWF-Indonesia
Layout dan Desain : M. Rustam Hatala dan M. Yusuf
Penerbit : WWF-I ndonesia
Kredit : WWF-I ndonesia
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terlaksananya Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutan serta selesainya penyusunan Prosiding Simposium ini. Prosiding ini terdiri dari kumpulan tulisan mengenai hasil penelitian dan makalah tentang perikanan tuna, baik tuna besar maupun tuna kecil. Prosiding ini berisi 141 tulisan terseleksi dari kurang lebih 180 tulisan yang didaftarkan.
Kegiatan Simposium Nasional dan penyusunan Prosiding ini dilaksanakan atas kerja sama WWF-Indonesia dengan Direktorat Sumber Daya Ikan, Kementerian Kelautan Perikanan, yang didukung oleh USAID (United States Agency for International Development) dan MPAG (Marine Protected Area Governance). Simposium ini diikuti oleh pemakalah dari berbagai pihak yaitu Dosen dan Mahasiswa Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, Instansi Kelautan Perikanan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penyampaian makalah diawali oleh 7 orang ahli sebagai keynote speaker, yaitu:
1. Dr. Ir. Toni Ruchimat, M.Sc (Direktur Sumber Daya Ikan – DJPT, KKP 2012-2014) 2. Dr. Ir. Abdul Ghofar, M.Sc (Ketua Ketua Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan). 3. Drs. Agus A. Budhiman, M.Aq (Ketua Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline
Indonesia dan Mantan Direktur Sumber Daya Ikan KKP).
4. Prof. Dr. Indra Jaya (Dekan dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor).
5. Dr. Purwanto (Peneliti Indonesia Marine and Climate Support dan Mantan Kepala Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, KKP)
6. Dr. Luky Adrianto (Kepala Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Laut, Institut Pertanian Bogor).
7. Dr. Lida Pet-Soede (Deputy Director and Advisor for WWF-Indonesia / WWF Global Marine Program)
Apresiasi khusus kami sampaikan kepada 6 orang moderator yang memfasilitasi pemaparan makalah dan diskusi dalam simposium selama 2 hari yaitu Abdul Ghofar, Agus A. Budhiman, Indra Jaya, Purwanto, Luky Adrianto, dan Wawan Ridwan. Selanjutnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bekerja sama dan mendukung kegiatan ini, serta atas partisipasi semua pemakalah dan peserta. Kemudian tidak lupa permohonan maaf yang tulus atas segala kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan Simposium dan Penyusunan Prosiding. Mari kita ambil manfaat dari kegiatan ini demi terwujudnya pengelolaan perikanan tuna berkelanjutan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
Januari 2015
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Kata Sambutan Direktur Sumber Daya Ikan – Kementerian Kelautan
Dan Perikanan ... xiii
Kata Sambutan Direktur Coral Triangle – WWF-Indonesia ... xiv
Pendahuluan ... 1
Keynote Speaker
Kebijakan Pengelolaan Perikanan Tuna di Indonesia (Toni Ruchimat) ... 4
Revitalisasi Usaha Perikanan P/L (Huhate) dalam Penangkapan Ikan Cakalang di
Flores Timur (Agus A. Budhiman) ... 5
Memperkuat Kebijakan Pengelolaan Perikanan Tuna di Indonesia ke Depan (Abdul
Ghofar) ... 16
Pengembangan Metode Pengalokasian JTB Kelompok Tuna per Provinsi dalam
Suatu WPP (Indra Jaya) ... 22
Pemodelan Skenario Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutan di Indonesia
(Luky Adrianto, Suryo Kusumo dan Abdullah Habibi) ... 31
Model Pengelolaan Output Penangkapan untuk Penyesuaian terhadap Kuota
Nasional Tuna Sirip Biru Selatan (Purwanto, Lilis Sadiyah dan Fayakun Satria) ... 32
The Paradigm of The Broken Triangle - Addressing The Juvenile Tuna Issue (Lida
Pet-Soede dan Jose Ingles) ... 44
Status Stok Perikanan Tuna
Sintesis dan Summary Bagian 1
Keberlanjutan Stok Tuna-Cakalang-Tongkol (Abdul Ghofar) ... I - 46
Status Perikanan Tuna Di Samudera Hindia, Selatan Prigi – Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur(Irawan Muripto dan Ahmad Ripai) ... I - 53
Hasil Tangkapan dan Daerah Penangkapan Jaring Insang di Laut Cina Selatan
(Arief Wujdi dan Suwarso) ... I - 61
Hasil Tangkapan, Komposisi dan Musim Ikan Tongkol di Perairan Prigi (Arief Wujdi
iii
Studi Aspek Reproduksi Ikan Madidihang (Yellowfin Tuna), Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) sebagai Dasar Pengelolaan Perikanan Tuna Yang
Berkelanjutan (Budi Wahono dan L.J.L. Lumingas) ... I - 76
Pendugaan Stok Ikan Pelagis Besar Di Perairan Enggano Bengkulu Dengan
Teknologi Akustik (Deddy Bakhtiar) ... I - 82
Laju Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan Alat Tangkap
Pole and Line di Laut Seram, Maluku (Haruna dan Early Septiningsih) ... I - 91
Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Tongkol (Auxis thazard) di Perairan Maluku Tenggara, Provinsi Maluku (Eka Anto Supeni, Erwin Tanjaya dan
Johny Dobo) ... I - 97
Distribusi dan Kelimpahan Larva Ikan Pelagis di Perairan Laut Sulawesi (Endah
Febrianty dan Wahyuni Nasution) ... I - 105
Studi tentang Hubungan antara Jumlah Umpan Hidup dengan Komposisi Hasil Tangkapan pada Perikanan Pole and Line di Perairan Laut Seram, Kabupaten
Maluku Tengah (Erwin Tanjaya) ... I - 113
Analisis Pola Musim Penangkapan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang
Didaratkan di PPN Tamperan Pacitan, Jawa Timur (Helman Nur Yusuf) ... I - 120
Strategi Operasi Penangkapan Perikanan Tuna Skala Usaha Kecil di Perairan
Samudera Hindia (Hufiadi dan Mahiswara) ... I - 128
Aspek Biologi, Alat, Daerah dan Struktur Tangkapan Ikan Madidihang (Thunnus
albacares) di Perairan Sangihe (Karsono Wagiyo) ... I - 139
Analisis Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) pada Daerah Penangkapan dengan Menggunakan Rumpon dan Tanpa Rumpon di
Perairan Barat Laut Banda (Husair, Muslim Tadjuddah, Abdullah, La Anadi,
Ahmad Mustafa,Hasnia Arami) ... I - 148
Kajian Awal Reproduksi Tuna Sirip Kuning dan Cakalang yang Tertangkap di Perairan Nusa Tenggara Timur (Ovie Ningsih, Wilson L. Tisera, Welma Pesulima,
Johanis W. Kiuk, dan Fanny I. Ginzel) ... I - 162
Studi Potensi dan Tingkat Pemnfaatan Tuna di Perairan Manokwari (Paulus Boli,
Fanny Simatauw, Emmanuel Manangkalangi, dan Nurhani Widiastuti) ... I - 168
Perikanan Cakalang dan Tuna di Teluk Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi
(Pelita Octorina dan Neneng Nurbaeti) ... I - 177
Trend Ukuran First Maturity Length Tuna Yellowfin di Samudera Pasifik dan Hindia
(Muhammad Yusuf) ... I - 185
Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis) di Perairan Selat Malaka, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Rina D’Rita
iv
Estimasi dan Validasi Potensi Ikan Tuna pada Wilayah Pengelolaan Perikanan- Republik Indonesia (WPP-RI) 715 Menggunakan Data INDESO Project (Rizky
Hanintyo) ... I - 195
Kajian Biologi Populasi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Laut
Flores, Sulawesi Selatan (Warda Susaniati, Achmar Mallawa dan Faisal Amir) ... I - 207
Struktur Ukuran Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) yang Tertangkap di WPP
713 dan 573 ... I - 220
Penggunaan Kalender Migrasi Tuna dalam Rangka Mengoptimalkan Pengelolaan Informasi Stok Guna Menuju Perikanan Tuna Indonesia yang Berkelanjutan (Yusri
Maesaroh) ... I - 226
Harvest Control Rules
Sintesis dan Summary Bagian 2
Pengendalian Penangkapan Tuna (Purwanto) ... II - 235
Vulnerability Asssessment of Tunas Fisheries in Northern (Bitung) and Southern (Pelabuhanratu and Malang) Indonesia: Based on MSC Approach (Yonvitner,
Maskur Tamanyira dan Abdullah Habibi) ... II - 241
Analisis Tangkapan Sampingan Hiu pada Alat Tangkap Rawai Tuna di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik (Dwi Ariyogagautama, Imam Musthofa Z. dan Teguh
Prawira) ... II - 254
Harvest Control Rule dalam Mendukung Pengelolaan Perikanan Umpan yang Berkelanjutan di Flores Timur (Saraswati Adityarini, Abdullah Habibi, Imam
Syuhada, dan Adrian Damora) ... II - 262
Daya Dukung Tingkat Pemanfaatan Stok Ikan Teri Merah (Encrasicholina
heteroloba) dalam Mendukung Perikanan Tuna Cakalang (O.T.S. Ongkers) ... II - 271
Distribusi Laju Pancing dan Ukuran Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) yang Tertangkap Rawai Tuna di Samudera Hindia Bagian Timur (Arief Wujdi, Ririk
Kartika Sulistyaningsih dan Fathur Rochman) ... II - 290
Identifikasi Status Konservasi Hiu Tangkapan Samping di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pulau Bangka dan Belitung (Ardiansyah Kurniawan, Muhammad Fajar,
Ilhafuroihan Apriliazmi dan Aditya Nugraha) ... II - 297
Ukuran Layak Tangkap dan Dinamika Temporal Ikan Cakalang di Laut Banda dan Sekitarnya, Provinsi Maluku (Welem Waileruny, Delly Dominggas
Paulina Matrutty) ... II - 309
Hasil Tangkapan Sampingan (Bycatch) Perikanan Tuna di Provinsi Nusa Tenggara
Barat (Juhrin, Irwan Maulana dan Nurliah Buhari) ... II - 317
Ikhtisar Hasil Tangkapan Sampingan dan Terbuang dari Armada Perikanan Rawai
v
Struktur Ukuran Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Ambon dan
Implikasinya Bagi Pengelolaan (Augy Syahailatua dan La Pay) ... II - 325
Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Penangkap Ikan Tongkol Abu-Abu (Thunnus tonggol) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong Indramayu, Jawa Barat
(Lantun Paradhita Dewanti, Dulmiad Iriana, Junianto, dan Alexander M. Khan) ... II - 330
Hubungan Panjang Bobot dan Struktur Ukuran Ikan Madidihang (Thunnus
albacares) di Perairan Laut Banda (Umi Chodrijah) ... II - 341
Analisis Kenaikan Rata-Rata Incidental Catch pada Rawai Tuna di PPS Bungus
(Hanityo Adi Nugroho) ... II - 349
Kondisi Stok Ikan Tongkol Euthynnus affinis (Cantor, 1849) Di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek dan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP 573) Sub Area
Jawa Timur (Tri JokoLelono) ... II - 353
Kematangan Gonad dan Ukuran Layak Tangkap Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Samudera Hindia Bagian Timur (Prawira A.R.P. Tampubolon, Irwan
Jatmiko, Hety Hartaty,dan Andi Bahtiar) ... II - 362
Estimasi Potensi Produksi Tuna Madidihang (Thunnus albacares) di Perairan Kepala Burung Pulau Papua (Studi Kasus pada Daerah Fishing Ground Nelayan Kabupaten dan Kota Sorong serta Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat (Alianto,
Hendri dan S. Manaf) ... II - 370
Potensi Reproduksi Tuna Madidihang Thunnus albacares di Selat Makassar (Wayan
Kantun, Syamsu Alam Ali, Achmar Mallawa dan Ambo Tuwo) ... II - 376
Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Tuna Menggunakan Pancing Rumpon di Samudera
Hindia Selatan Pelabuhanratu ... II - 390
Dinamika Pemanfaatan Madidihang (Thunnus albacares, Bonnaterre, 1788) Hasil Pendaratan PPN Prigi, Jawa Timur (Hilmy Yashar Febriansyah, Yonvitner,
Achmad Fachrudin) ... II - 399
Laju Degradasi Sumber Daya Ikan Tongkol Abu-Abu (Thunnus tonggol) di Perairan Pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Lugas Lukmanul Hakim dan Rega
Permana) ... II - 407
Implementasi I-FISH pada Perikanan Pancing Tuna Berbasis Labuhan Lombok,
Nusa Tenggara Barat (M. Badrudin dan M. Lutfi) ... II - 417
Struktur Populasi Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) di Kepulauan Indo-Malaya: Analisis Control Region, DNA Mitokondria (Ni Putu Dian Pertiwi, Andrianus Sembiring, Angka Mahardini, Ni Kadek Dita Cahyani, Aji Wahyu Anggoro, Budi
Nugraha, Ririk Kartika Sulistyaningsih, Irwan Jatmiko, dan IGNK Mahardika) ... II - 438
Analisis Kebiasaan Ikan Hiu yang Tertangkap sebagai Bycatch pada Penangkapan Ikan Tongkol Menggunakan Alat Tangkap Gill Net di Kabupaten Indramayu, Jawa
vi
Sebaran Ukuran, Pola Pertumbuhan dan Produksi Tangkapan Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares Bonnterre, 1788) di Perairan Barat Sumatera,
Indonesia (Vany Helsa Anwar, Indra Junaidi Zakaria dan Toufan Phardana) ... II - 459
Proporsi Hasil Tangkapan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) pada Perikanan Pukat Cincin di Samudera Hindia: Studi Kasus Kapal INKA MINA 27 di Pacitan
(Wahyuni Nasution, Mahiswara dan Helman Nur Yusuf) ... II - 465
Model Dinamis Pemanfaatan Berkelanjutan Sumberdaya Perikanan Cakalang di Laut Banda dan Sekitarnya, Provinsi Maluku (Welem Waileruny, Eko Sri Wiyono,
Sugeng Hari Wisudo, Tri Wiji Nuraini, dan Ari Purbayanto) ... II - 474
Distribusi Ukuran Tangkap untuk Penentuan Selektivitas Alat Tangkap Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis) di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 573 (Yoke Hany
Restiangsih, Tegoeh Noegroho, Umi Chodrijah, dan Endah Febrianty) ... II - 484
Peran Longline dalam Meningkatkan Hasil Tangkapan Ikan Tuna Mata Besar:
Mungkinkah Memicu Gejala Overfishing di Laut Palabuhanratu? (Warsono El Kiyat) II - 495
Perkembangan Teknologi dan Armada Tangkap Perikanan Tuna Yang Berkelanjutan
Sintesis dan Summary Bagian 3
Teknologi dan Observasi Penangkapan Tuna-Tongkol-Cakalang
(Indra Jaya) ... III - 506
Sebaran Tuna dan Suhu Perairan pada Musim Timur dan Barat Berdasarkan Data Hasil Tangkapan dan ARGO FLOAT di Samudera Hindia (Roy Kurniawan, Agus
Hartoko dan Suradi Wijaya) ... III - 511
Pola Produksi Ikan Pelagis Besar (Tongkol, Cakalang, Tuna) Menggunakan Pancing Ulur di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Alfa F.P. Nelwan, Mukti Zainuddin dan
Muh. Kurnia) ... III - 520
Keterkaitan Antara Dinamika Perikanan Cakalang dan Dinamika Oseanografi di Perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku Utara (Amirul Karman, Sulaeman
Martasuganda, M. Fedi A. Sondita, dan Mulyono S. Baskoro) ... III - 532
Disain Kapal Ikan Tuna Long Line Berdasarkan Hook Rate (Sunardi dan Achmad
Baidowi) ... III - 550
Stabilitas Beberapa Kapal Tuna Longline di Indonesia (Yopi Novita dan Budhi
Hascaryo Iskandar) ... III - 555
Studi Tingkah Laku Ikan Madidihang (Thunnus albacares) terhadap Aktifitas Makan
(Wahyudi Prawiro, Priyanto Rahardjo, Abdul Rahman, dan Syarif Syamsudin) ... III - 564
Penentuan Karakteristik Hotspot Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Teluk Bone (Ady Jufri, Mukti Zainuddin, Muhammad Anshar Amran,
vii
Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Aspek Biologi Cakalang (Katsuwonus pelamis) Hasil Tangkapan Huhate di Bitung (Agus Setiyawan, A. Anung Widodo dan Candra
Nainggolan) ... III - 581
Perekayasaan Rumpon Pertengahan untuk Penangkapan Ikan Pelagis Besar di
Perairan Selatan Jawa (Agus Suryadi dan Tri Wahyu Wibowo) ... III - 589
Influence of Temperature on Tuna Catched in East Flores, East Nusa Tenggara Province, Indonesia (Alfed Kase, Wilson L. Tisera, Johanis W. Kiuk, Welma
Pesulima, Ovie Ningsih, dan Maria R. Naguit) ... III - 598
Kajian Daerah Penangkapan Potensial Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan Tongkol (Euthynnus affinis) Menggunakan Analisis Spasial di Perairan
Pelabuhanratu (Amanatul Fadhilah, Agus Hartoko dan Max R. Muskananfola) ... III - 606
Pemetaan Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a untuk Menentukan Fishing Ground Potensial (Tuna) Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh pada Musim
Timur di Selat Bali (Ari Soebekti, Agus Adinugroho S. dan Alfi Satriadi) ... III - 618
Efektifitas Penggunaan AFD (Attractors Fish Depth) sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan Tuna yang Ramah Lingkungan di Wilayah Perairan Selatan Jawa, Sendang Biru
Malang (Donny Dwi Ari Prayoga dan Sembadhani Bayu) ... III - 628
Pemetaan Kelayakan Zona Potensi Penangkapan Ikan Cakalang Bagi Unit Penangkapan Pole and Line di Perairan Teluk Bone (Fitri Indahyani, Mukti
Zainuddin dan Aisjah Farhum) ... III - 637
Analisis Hubungan Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a Data Satelit MODIS dan SUB-
SURFACE TEMPERATURE Data ARGO FLOAT Terhadap Hasil Tangkapan Tuna
di Samudera Hindia (Geetruidha Adelheid Latumeten, Agus Hartoko dan Frida
Purwanti) ... III - 644
Studi Parameter Lingkungan Perairan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) di Gondol, Bali (Makhzanil Asywaq, Priyanto Rahardjo, Basuki Rachmad, dan Dadan
Zulkifli) ... III - 655
Cedera dan Praktek Keselamatan Kerja pada Perikanan Tuna Skala Kecil di Perairan Selatan Sulawesi Tenggara (N. Alimina, B. Wiryawan, D.R. Monintja, T.W. Nurani,
dan A.A. Taurusman) ... III - 663
Hubungan Ukuran Ikan Terhadap Jangkauan Penglihatan Pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Hasil Tangkapan Alat Tangkap Pancing (Handline) di Pulau
Bawean, Kabupaten Gresik (R. Adi Kurniawan dan Fuad) ... III - 673
Kajian Produktivitas Alat Tangkap Tuna Longline di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus, Sumatera Barat (Lantun Paradhita Dewanti, Alexander M.A. Khan,
Dulmiad Iriana, Sriati, dan Rita Rostika) ... III - 682
Palca Wave Energy As Electric Convertion (PW GASCIN) Inovasi Energi Alternatif
viii
Konstruksi dan Produktivitas Rumpon Portable Tuna di Perairan Palabuhanratu,
Jawa Barat (Roza Yusfiandayani, Indra Jaya dan Mulyono S. Baskoro) ... III - 698
Teknik Penangkapan Tuna (Thunnus sp.) Menggunakan Pancing Ulur dengan Kapal Latih KM. COELACANTH di Perairan Maluku (Samuel Hamel, Saeful A. Tauladani,
Karyanto, Frangky Darondo, M, Zainul Arifin, dan Peggy Pontoh) ... III - 712
Deskripsi Daerah Penangkapan Pancing Ulur dan Hubungannya dengan Faktor Oseanografi yang Berpangkalan di Kabupaten Majene (Sudarman, Mukti Zainuddin
dan Alfa F.P. Nelwan) ... III - 718
Penggunaan Jaket Tuna pada Penangkapan Tuna dengan Pancing Ulur di Perairan
Palabuhanratu (Ambar Prihartini dan Suwardiyono) ... III - 728
Pemetaan Sebaran Klorofil-A Citra Satelit Aqua Modis untuk Pendugaan Daerah Penangkapan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Berdasarkan Hasil Tangkapan Purse Seine di Sumatera Barat (T. Ersti Yulika Sari, Usman dan
Farian Sukandi) ... III - 736
Strategi Pemanfaatan Rumpon pada Perikanan Tuna Skala Kecil di Sulawesi Utara (Widhya Nugroho Satrioajie, Evert de Froe, Paul van Zwieten, Sam Wouthuyzen,
dan Adriaan Rijnsdorp) ... III - 744
Pasar Perikanan Tuna yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
Sintesis dan Summary Bagian 4-5
Ekonomi dan Bisnis Tuna-Tongkol-Cakalang (Agus A. Budhiman) ... IV - 754
Komoditi Perikanan Tuna, Tongkol dan Cakalang dalam Menunjang Industri di
Provinsi Sumatera Barat (Eni Kamal) ... IV - 760
Penyiapan Sistem Ekolabel Tuna Skema LEI Ekolabel Tuna, Trend Pasar dan Daya
Saing (Fadil Nandila dan Diah Suradiredja) ... IV - 770 Pendekatan Bioekonomi Multispesies untuk Keberlanjutan Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan Indonesia: Evaluasi Perikanan Tuna di PPN Palabuhanratu, Sukabumi,
Jawa Barat (Nimmi Zulbainarni dan Ade Imam Purnama) ... IV - 774
Analisis Efisiensi Usaha Penangkapan Tuna Berkelanjutan (Studi di Sendang Biru,
Kabupaten Malang, Jawa Timur) (Anthon Efani) ... IV - 790
Kajian Bioekonomi Ikan Cakalang (Thunnus sp.) di Provinsi Maluku Utara
(Mutmainnah) ... IV - 779
Perilaku Ekonomi Nelayan Ikan Tuna dalam Kerangka Industrialisasi Perikanan
(Arif Rachman) ... IV - 810
Rancangan Sistem Dokumen Berbasis Komputerisasi untuk Penerapan Program Traceability di Industri Pengolahan Tuna Loin Beku (Bambang Riyanto, Wini
ix
Keuntungan, Kelestarian dan Harmoni Tuna (Studi Kasus di Sendang Biru, Malang)
(M. Zainal Fanani dan Muhammad Zainal Arifin) ... IV - 832
Struktur dan Stabilitas Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Tradisional Penangkap
Tuna di Indonesia (Studi Kasus Nelayan di Kabupaten Malang dan Kota Bitung) ... IV - 844
Penerapan Palka Ikan Berinsulasi pada Perahu Motor Nelayan Penangkapan Ikan
Tuna di Maluku (Muhammad Najib) ... IV - 853
Pengawasan Lalu Lintas Tuna Tongkol Cakalang (TTC) melalui Pendekatan
Sertifikasi di Kota Palu (Muhammad Zamrud) ... IV - 862
Upaya Budidaya Bandeng Umpan di Kabupaten Pesisir Selatan - Sumatera Barat
(Nofrin Yani dan Meriussoni Zai) ... IV - 868
Strategi Sistem Penanganan Ikan Tuna Segar yang Baik di Kapal Nelayan Handline PPI Donggala (Normawati K. Mboto, Tri Wiji Nurani, Sugeng H. Wisudo, dan
Mustaruddin) ... IV - 876
Penerapan Traceability Pemasaran Tuna dan Mendukung Sistem Logistik Ikan
Nasional (SLIN) (Novia Nurul Afiyah, Trio Budi Setyawan dan Miftachul Huda) ... IV - 885
Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Tuna : Studi Kasus Nelayan Tuna di Dusun Wuring,
Flores, Nusa Tenggara Timur (Nurlaili) ... IV - 890
Pemasaran Ikan Cakalang di Dermaga Beba Desa Tamasaju, Kacamatan Galut,
Kabupaten Takalar (Nurliati Maria) ... IV - 900
Subsidi “Rumpon Tuna” Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Nelayan Tuna Skala Kecil (Sebuah Usulan Kebijakan) (Rizki Aprilian Wijaya dan Andrian
Ramadhan) ... IV - 912
Histamin dan Identifikasi Bakteri Pembentuk Histamin Pada Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) (Stevy Imelda Murniati Wodi, Wini Trilaksani dan
Mala Nurilmala) ... IV - 169
Pengoptimalan Pengolahan Limbah Ikan Tuna (Thunnus atlanticus) sebagai Bahan
Makanan Pendamping (Bubur) ... IV - 177
Pengolahan Limbah Kulit Tuna Industri Fillet menjadi Produk Fashion sebagai
Upaya Peningkatan Daya Saing Perikanan Nasional (Putu Ary Dharmayanti) ... IV - 992
Persyaratan dan Resolusi Perikanan Tuna Internasional
Kepentingan Indonesia Bergabung dalam Regional Fisheries Management
Organization (Ainnur Rochmatin Fitriana) ... V - 944
Politik Hukum Pengelolaan Perikanan Tuna Di Laut Lepas Oleh RFMO (Akhmad
x
Kajian Implementasi Traceability Berbasis Standar ISO 28000 pada Rantai Pasok Tuna Beku di Jakarta (Wini Trilaksani, Bambang Riyanto dan
Bayu Ardy Kresna) ... V - 962
Perdagangan Perikanan Tuna yang Berkelanjutan (Sadarma Suhaim Saragih) ... V - 976
Konsekuensi Hukum Penerapan Aturan RFMO pada Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Tuna di Indonesia (Bayu Vita Indah Yanti dan Catur
Wulandari) ... V - 987
Analisis Kebijakan dan Pengelolaan Perikanan Tuna Indonesia yang Berkelanjutan
dalam Menghadapi Tantangan Pasar Global (Indra Lesmana) ... V - 994
Kebiijakan Dan Pengelolaan Tuna Yang Berkelanjutan
Sintesis dan Summary Bagian 6
Kebijakan dan Pengelolaan Perikanan Tuna-Tongkol-Cakalang
(Luky Adrianto) ... VI - 1004
Evaluasi Pengelolaan Rumpon Tuna (Thunnus albacares) dan Cakalang (Katsuwonus
pelamis) yang Ramah Lingkungan (Priyanto Rahardjo dan Aris Widagdo) ... VI - 1012
Status Pengelolaan Perikanan Tuna dengan Pendekatan Ekosistem di Nusa Tenggara Barat (Nurliah Buhari, Sitti Hilyana, Ayu Adhita Damayanti, Rovina Andriani, dan
Muhammad Masyarul Rusdani) ... VI - 1017
Penilaian Indikator EAFM untuk Perikanan Tuna Indonesia (Aris Widagdo, Priyanto
Rahardjo, Toni Ruchimat, Purwito, Luky Adrianto, dan Abdullah Habibi) ... VI - 1025
Pengontrolan Perikanan Tuna di Wilayah Indonesia dengan Metode Linear Program
(Destyariani Liana Putri dan Widi A. Pratikto) ... VI - 1032
Kebijakan Penataan Rumpon dan Armada Pukat Cincin di Indonesia (Arifsyah M.
Nasution) ... VI - 1040
Peringatan Dini Terhadap Status Ikan Tuna Berdasarkan Data Lalu Lintas Pengiriman Tuna Melalui Pintu Bandara dan Pelabuhan di Kendari,
Sulawesi Tenggara (Abdul Rachman) ... VI - 1047
Revitalisasi Perikanan Tangkap Di Sumatera Barat dalam Rangka Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Tuna Berkelanjutan di Samudera Hindia
(Alfian Zein) ... VI - 1056
Manajemen Adaptif (Adaptive Management): Strategi Pengelolaan Tuna yang
Berkelanjutan (Anwar Syarif) ... VI - 1063
Potensi dan Pemanfaatan Ikan Tongkol Krai (Auxis thazard) di Perairan Selat Malaka,
xi
Potensi Lahan Untuk Usaha Perikanan Budi Daya Ikan Tuna di Perairan Pulau Nain Kabupaten Minahasa Utara (Edwin L.A. Ngangi, Isrojati J. Paransa dan Indri S.
Manembu) ... VI - 1079
Distribusi dan Jarak Pemasangan Rumpon Laut Dalam dalam Upaya Pengelolaan Perikanan Tuna yang Berkelanjutan (Studi Kasus di Kendari, Maumere, Ambon dan Pelabuhan Ratu) (Ignatius Tri Hargiyatno, Regi Fiji Anggawangsa, Andrias S.
Samusamu, dan Agustinus A. Widodo) ... VI - 1085
Permasalahan Pengelolahan Perikanan Tuna Berkelanjutan di Perairan Pesisir
Utara Provinsi Papua (John D. Kalor) ... VI - 1091
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kondisi Oseanografi dan Laju Tangkap Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) di Samudra Hindia Bagian Timur (Jonson Lumban
Gaol I Wayan Nurjaya dan Khairul Amri) ... VI - 1099
Analisis Kebijakan Terhadap Pengelolaan Kelautan dan Perikanan Tuna di Provinsi
Sumatera Barat (Lengga Pradipta) ... VI - 1108
Reorientasi Pengelolaan Perikanan Tuna dalam Pembangunan Nasional
(Muh. Ishaq Hasan) ... VI - 1118
Komposisi Hasil Tangkapan dan Laju Pancing Rawai Tuna yang Berbasis di
Pelabuhan Benoa (Mulyono S. Baskoro, Budi Nugraha dan Budy Wiryawan) ... VI - 1126
Pengelolaan Perikanan Madidihang Studi Kasus Pancing Ulur di Laut Maluku yang
Berbasis di Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Novie Wijaya) ... VI - 1143
Sero Alat Tangkap Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang Ramah Lingkungan dan
Berkelanjutan serta Kearifan Lokal Suku Bajo (Parman) ... VI - 1149
Keberlanjutan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis (Layang, Tongkol dan
Cakalang) pada WPP 716 Nelayan Lokal Soma Pajeko Teluk Labuan Uki, Kabupaten
Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara (Ridwan Lasabuda) ... VI - 1155
Kinerja Alat Tangkap Berdasarkan Kriteria Ramah Lingkungan pada Perikanan Tuna Usaha Skala Kecil di Perairan Selatan Jawa (Tegoeh Noegroho, Mahiswara dan
Hufiadi) ... VI - 1164
Pemanfaatan Tuna Neritik Dengan Alat Tangkap Payang di Perairan Palabuhanratu
Samudera Hindia (Thomas Hidayat dan Tegoeh Noegroho) ... VI - 1176
Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tuna (Mata Besar/Thunus obesus dan Sirip Kuning/Thunus albacares) yang Berkelanjutan di Kota Padang (Tomi
Ramadona) ... VI - 1183
Optimalisasi Pengelolaan Perikanan Tuna (Thunnus spp.) Berkelanjutan Berbasis Penerapan LAC (Limit of Acceptable Change) di Perairan Selatan Sendang Biru,
xii
Hasil Tangkapan Ikan Tuna pada Perikanan Pancing Tonda dengan Menggunakan Alat Bantu Rumpon di Perairan Samudera Hindia Selatan Jawa (Tri Wiji Nurani, Sugeng Hari Wisudo, Prihatin Ika Wahyuningrum, Risti Endriani Arhatin, dan
Didin Komarudin) ... VI - 1200
Profil Perikanan Tuna di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Wilson L. Tisera, Johanis W. Kiuk, Welma Pesulima, Ovie Ningsih,
Maria R. Naguit) ... VI - 1209
Clusterisasi Migrasi Ikan Tuna, Tongkol dan Cakalang di Teluk Bone dan Peran
Daerah dalam Pengelolaan Berkelanjutan (Yusli Sandi) ... VI - 1218
Kajian Musim Penangkapan Ikan Tuna di Perairan Laut Bengkulu
(Dede Hartono) ... VI – 1232
Status Keberlanjutan Perikanan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) Di
Teluk Tomini Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo (Zulkifli Arsalam MoO) ... VI – 1238
Penutup
xiii
KATA SAMBUTAN
DIREKTUR SUMBER DAYA IKAN – KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Syukur Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas terbitnya ProsidingSimposium Nasional Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutan. Prosiding ini merupakan kumpulan tulisan yang terpilih dalam Simposium Nasional, yang telah terlaksana pada tanggal 10-11 Desember 2014. Simposium Nasional tersebut dilaksanakan atas kerja sama antara Direktorat Sumber Daya Ikan (SDI) – Dirjen Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan WWF-Indonesia. Atas nama jajaran Direktorat SDI-KKP, saya mengucapkan terima kasih kepada WWF-Indonesia atas kerja sama ini.
Kegiatan simposium dan prosiding perikanan tuna ini merupakan salah satu kebutuhan untuk referensi kita dalam melakukan pengelolaan perikanan tuna secara berkelanjutan. Indonesia merupakan salah satu negara penting secara global dalam perikanan tuna. Pada tahun 2010-2013, rata-rata produksi tahunan Indonesia mencakup tuna dan neritik tuna mencapai 1,1 juta ton/tahun. Pasar ekspor yang potensial untuk Indonesia meliputi Jepang, Amerika, dan beberapa negara di Uni Eropa. Hal tersebut menjadikan Indonesia termasuk lima besar negara utama produsen tuna di dunia.
Jenis-jenis tuna merupakan spesies yang beruaya jauh, yang pengelolaanya merupakan pengelolaan bersama, lintas daerah, provinsi dan bahkan lintas negara. Indonesia dianugerahi perairan yang menjadi habitat penting dan kritis bagi tuna. Untuk itulah Indonesia harus bisa mengemban tanggungjawab tersebut untuk mengelola tuna dengan baik. Terdapat banyak permasalahan yang dihadapi perikanan tuna di Indonesia, seperti aspek pengelolaan, sumber daya, teknologi, hingga aspek data dan informasi. Hal tersebut hendaknya dapat dikelola dengan baik untuk mendukung keberlanjutan stok sumberdaya tuna guna mendukung kelangsungan usaha, serta bisnis tuna Indonesia. Perkembangan dan kecenderungan permintaan pasar akan produk tuna yang ramah lingkungan pun menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia.
Prosiding Simposium Nasional Perikanan Tuna ini, diharapkan dapat menghadirkan informasi-informasi ilmiah terkini untuk menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan pengelolaan perikanan tuna di Indonesia. Penelitian yang telah dilaksanakan dan dipublikasikan telah menunjukkan komitmen dan keinginan berbuat sesuatu yang lebih baik untuk pengelolaan perikanan tuna di Indonesia secara bijak, demi keberlanjutan stok sumber daya perikanan tuna di perairan laut Indonesia, untuk kesejahteraan nelayan, dan seluruh masyarakat, serta bangsa Indonesia secara keseluruhan. Saya sebagai Direktur SDI, memberikan apresiasi atas terbitnya prosiding ini yang memuat tulisan mengenai pengelolaan perikanan tuna di Indonesia dari berbagai kalangan peneliti dan praktisi perikanan tuna. Semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dari prosiding ini.
Terima kasih kepada WWF-Indonesia yang telah memfasilitasi pelaksanaan Simposium dan penerbitan Prosiding ini, serta semua pihak yang telah terlibat, serta telah mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia selama ini. Kementerian Kelautan dan Perikanan akan selalu berkomitmen dan bertanggung jawab, serta menjadi yang terdepan dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
xiv
KATA SAMBUTAN
DIREKTUR CORAL TRIANGLE – WWF-INDONESIA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan bimbingan yang telah diberikan kepada kita semua khususnya yang secara langsung terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan “Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutan” dari mulai persiapan, pelaksanaan, hingga tersusunnya prosiding ini. Pada kesempatan ini sekali lagi saya informasikan bahwa kegiatan simposium yang diselenggarakan pada tanggal 10-11 Desember 2014 di Hotel Mercure, Bali ini telah terselenggara dengan baik melalui kerja sama antara Direktorat Sumber Daya Ikan – Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dengan WWF-Indonesia. Penyelenggaraan simposium ini bertujuan untuk mendapatkan kajian terbaru terkait perikanan tuna, cakalang dan tongkol di Indonesia, serta memberikan rekomendasi bagi perbaikan kebijakan dan pengelolaan perikanan tuna, cakalang dan tongkol di Indonesia.
Melihat banyaknya para pihak yang tertarik dan terlibat aktif dalam simposium ini, terutama dari para peneliti muda, maka WWF berkeinginan agar simposium tentang tuna ini dapat dilakukan secara reguler minimum 2 tahun sekali agar aspek-aspek yang yang mempengaruhi dan harus dipertimbangkan dalam upaya perbaikan pengelolaan perikanan tuna Indonesia seperti aspek ekologi, teknologi penangkapan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan dapat terus diperbaharui (di-update). WWF-Indonesia sangat bangga telah dapat menyelenggarakan simposium ini dalam skala nasional yang bisa menghadirkan lebih dari 200 orang peneliti dengan 141 makalah telah dipresentasikan. Makalah-makalah tersebut disentesis dengan cermat oleh para ahli dibidangnya, yaitu: 1) Dr. Abdul Ghofar, 2) Drs. Agus A. Budhiman,M.Aq 3) Prof. Dr. Indra Jaya, 4) Dr. Purwanto, dan 5) Dr. Luky Adrianto, kemudian dirangkum dalam bentuk Prosiding ini.
Pada kesempatan ini, perkenankan saya atas nama WWF-Indonesia mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tinggi kepada Direktur Sumber Daya Ikan Bapak Dr. Ir. Toni Ruchimat, dan Bapak Kepala Sub Direktorat Sumber Daya Ikan ZEE Bapak Saut Tampubolon, S.Sos, MM, beserta staf yang telah mendukung sepenuhnya atas penyelenggaraan simposium ini. Ucapan yang sama saya sampaikan pula kepada para Narasumber yang sekaligus juga menjadi Moderator dan Reviewer hasil-hasil simposium hingga menjadi sebuah prosiding yang lengkap. Ucapapan terima kasih juga disampaikan kepada semua Pemakalah dan peserta seluruhnya atas partisipasi aktif dalam simposium ini disertai iringan doa semoga sumbangsih ilmu pengetahuan yang telah dikonstribusikan dalam simposium ini menjadi bukti dharma bakti bagi perbaikan pengelolaan perikanan tuna Indonesia dan juga sebagai wujud amal Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada kesempatan ini pula saya memberikan penghargaan yang setinggi tingginya kepada seluruh panitia dan staf WWF yang telah bekerja keras dalam seluruh rangkaian penyelenggaraan simposium ini hingga tersusunnya prosiding ini.
Akhirnya saya ingin menyampaikan semoga Prosiding ini bermanfaat dan menambah pustaka kita semua. Amiin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, Januari 2015
xv
PENDAHULUAN
Spesies tuna yang banyak tertangkap di perairan laut Indonesia setidaknya ada 8 yang memiliki nilai ekonomis penting. Ke-8 jenis ini terdiri dari jenis tuna besar yaitu sirip kuning atau madidihang (Thunnus albacares), mata besar (Thunnus obesus), sirip biru selatan (Thunnus maccoyii), dan albakor (Thunnus alalunga). Dan tuna kecil, yaitu cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol komo (Euthynnus affinis), tongkol krai (Auxis thazard), dan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol). Sumber daya perikanan tuna merupakan salah satu komoditi andalan perikanan di Indonesia dan telah menjadi primadona perdagangan di pasar internasional.
Pada tahun 2012, lebih dari satu juta ton ikan tuna ditangkap di Indonesia, dan sebagian besar diekspor ke berbagai tujuan negara utama pembeli tuna, seperti Jepang, Amerika, China, dan beberapa negara di Uni Eropa. Nilai ekspornya pun menghampiri 4 triliun rupiah (Statistik Perikanan Tangkap, 2013; Statistik Ekspor Perikanan, 2012). Hal tersebut menjadikan Indonesia termasuk lima besar negara utama produsen tuna di dunia. Dan secara global, Indonesia merupakan negara produsen perikanan terbesar kedua setelah China, dengan produksi perikanan sebesar hampir 5,5 juta Ton pada tahun 2011, atau 6,8% dari produksi perikanan dunia (FOA Capture Fisheries Statistic, 2012). Namun, pada satu dekade terakhir terjadi penurunan trendline, baik di Indonesia maupun secara global. Peningkatan produksi tangkapan juga tidak setinggi dekade sebelumnya. Tahun 2015 ini, FAO merilis bahwa 29% stok perikanan telah mengalami over fishing atau tangkap lebih, termasuk stok ikan tuna.
Sejak penangkapan tuna dimulai di Indonesia pada tahun 1960-an, sampai penangkapan secara besar-besaran di Indonesia sekitar tahun 1980-an, ada kecenderungan peningkatan produksi hasil tangkapan tuna. Kemudian pada satu dekade terakhir, terjadi penurunan trendline, dimana peningkatan produksi tangkapan tidak setinggi dekade sebelumnya. CPUE (Catch per Unit Effort) ikan tuna juga mengalami fluktuasi yang menyebabkan beberapa armada perusahaan perikanan tuna tidak mengoperasikan sebagian kapalnya kerena tidak ekonomis lagi. Pergeseran lokasi penangkapan juga menjadi indikasi stok sumber daya perikanan tuna tidak stabil lagi pada beberapa lokasi di Indonesia. Hasil survey WWF-Indonesia dalam rentang tahun 2009-2014 menunjukkan bahwa umumnya perusahaan perikanan tuna di pelabuhan besar di Indonesia seperti Muara Baru Jakarta, Pelabuhan Ratu Jawa Barat, Samudera Indonesia Kendari, Sendang Biru Jawa Timur, Bitung Manado, Ambon, telah mengurangi armada penangkapan ikannya karena biaya operasional semakin tinggi sementara hasil tangkapan tuna semakin turun.
xvi
Seiring dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran sebagian besar pihak dalam pengelolaan perikanan tuna, khususnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kelautan Perikanan, kalangan akademisi, swasta, dan LSM juga semakin menunjukkan perannya dalam pengelolaan perikanan tuna berkelanjutan di Indonesia. Beberapa stakeholder berperan cukup signifikan baik dalam konsep pengelolaan perikanan tuna, maupun secara praktis para tingkat pengusaha dan nelayan. Dalam hal pengelolaan perikanan tuna di Indonesia, pemerintah dan semua stakeholder, salah satunya adalah dengan menyediakan data terbaik untuk kebutuhan pengelolaan dan pengambilan keputusan atau penetapan kebijakan. Pelaksanaan Simposium Nasional Pengelolan Perikanan Tuna Berkelanjutan ini merupakan wujud nyata dalam mengumpulkan data ilmiah mengenai perikanan tuna di Indonesia. Simposium ini pertama kali dilaksanakan di Indonesia yang melibatkan peneliti dan praktisi perikanan tuna dari seluruh Indonesia, yaitu dari kalangan pemerintah, perguruan tinggi, swasta, dan LSM. Hal ini merupakan komitmen bersama dalam rangka mewujudkan pengelolaan perikanan tuna berkelanjutan di Indonesia.
IV - 876
SISTEM PENANGANAN IKAN PADA PERIKANAN TUNA HAND LINE YANG BERBASIS DI PPI DONGGALA, SULAWESI TENGAH
Normawati K Mboto2), Tri Wiji Nurani3), Sugeng H Wisudo3), Mustaruddin3)
ABSTRAK
Mempertahankan kesegaran ikan tuna hasil tangkapan sangat penting demi mendapatkan mutu ikan tuna yang baik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Kesegaran ikan tuna dapat dipertahankan jika terbentuk suatu strategi sistem penanganan ikan tuna segar yang baik di atas kapal. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan suatu strategi untuk membantu meningkatkan mutu ikan tuna hasil tangkapan nelayan hand line karenamelihat permasalahan mutu ikan tuna yang dihadapi oleh nelayan hand line PPI Donggala maka diperlukan suatu tindakan untuk merubah sistem penangaan ikan tuna segar ke arah yang lebih baik. Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu melaui observasi dan wawancara dengan nelayan, pengumpul serta instansi terkait. Analisis data untuk menyusunan strategi pada sistem penanganan ikan tuna segar skala nelayan hand line dilakukan melalui pendekatan analisis SWOT dengan mengidentifikasi berbagai faktor lingkungan internal dan eksternal secara sistematik dan dilanjutkan dengan merumuskannya. Kemudian dengan membandingkan antara faktor internal yaitu kekutanan (Strengths), dan kelemahan (Weakness) dengan faktor eksternal yaitu peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Berdasarkan hasil analsis didapatkan beberapa strategi untuk menangani masalah yang dihadapi nelayan hand line yaitu Strategi SO yang meliputi pengaturan sistem operasi penangkapan nelayan hand line danperbaikan sistem rantai pemasaran ikan tuna segar, strategi ST yang meliputi penerapan sistem management mutu terpadu dan pembuatan SOP penanganan ikan tuna segar diatas kapal hand line, strategi WO yang meliputi penerapan sertifikasi tentang cara penanganan ikan yang baik di atas kapal hand line dan pendampingan oleh teknisi dari instansi terkait kepada nelayan hand line tentang cara penangkapan dan penanganan ikan tuna segar yang baik serta strategi WT yang meliputi penambahan dan perbaikan alat bantu penanganan ikan tuna segar yang lebih baik.
Kata kunci : Strategi sistem penanganan, ikan tuna segar PPI Donggala
PENDAHULUAN
Ikan tuna adalah ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi yang merupakan produk andalan Indonesia di sektor perikanan. Potensi perikanan tuna Indonesia menurut Komisi Pengkajian Nasional menyatakan bahwa stok ikan tuna di perairan Indonesia cukup besar dan belum termanfaatkan dengan baik dibeberapa daerah tertentu (Christian at al. 2012). Salah satu daerah Indonesia yang memiliki potensi ikan tuna yaitu Sulawesi Tengah yang tersebar di empat Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang masih dapat dimanfaatkan secara lestari dari 11 (WPP-RI) yang ada yaitu (1) WPP RI 713 Selat Makassar dan Laut Flores antara lain terdiri dari kabupaten Tolitoli, Donggala, kota Palu bersama dengan kabupaten lainnya yang terletak di selat Makassar dan Laut Flores; (2) WPP RI 714 teluk Tolo dan laut Halmahera terdiri dari kabupaten Marowali, Marowali Utara, Banggai Laut, Banggai Kepulauan serta Banggai bagian timur; (3) WPP RI 715 teluk Tomini terdiri kabupaten Parigi Moutong, Poso, Tojo Unauna dan Banggai bagian Barat bersama dengan beberapa kabupaten di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo; (4) WPP RI 716 terdiri dari kabupaten Buol dan beberapa kabupaten yang berada di Gorontalo, Sulawesi Utara dan Kalimantan (Howara & Lappo 2008).
IV - 877
Gorontalo dan Makassar. Mutu ikan tuna yang kurang baik merupakan salah satu faktor yang menyebabkan nilai jual ikan tuna nelayan menjadi rendah.
Aspek penanganan saat ikan tertangkap merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan khususnya pada perikanan tuna karena menyangkut bagaimana mendapatkan mutu ikan tuna yang baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pembeli. Sebagaimana dijelaskan oleh Maulana et al (2012) bahwa aspek mutu adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam memajukan dunia perikanan Indonesia di pasar Internasional. Selanjutnya ditekankan oleh Nurani at al (2011) bahwa dalam manajemen kualitas ikan sejak ikan tertangkap sampai pada pemasaran sangat penting untuk dipahami oleh pelaku-pelaku terkait baik nelayan, penampung ataupun bagian pemasaran.
Melihat gambaran masalah mutu ikan tuna yang masih kurang baik ditingkat nelayan hand line tuna PPI Donggala maka perlu adanya penelitian yang bertujuan membantu mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mencoba melihat masalah dari sistem penanganan tuna diatas kapal “apakah penanganan ikan tuna di atas kapal hand line yang dilakukan oleh nelayan PPI Donggala sudah merupakan langkah yang tepat dalam usaha menjaga kualitas mutu ikan yang ditangkap serta bagaimana proses penanganan ikan tuna segar pada saat pasca penangkapan yang seharusnya serta faktor apa saja yang bisa mempengaruhi kemunduran mutu ikan tuna segar tersebut”.
Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi yang baik pada sistem penanagan ikan tuna agar dapat membantu meningkatkan kualitas penanganan tuna ditingkat nelayan hand line PPI Donggala sehingga hasi tangkapan memiliki mutu yang baik.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu melaui observasi dan wawancara dengan nelayan, pengumpul serta instansi terkait. Data yang digunakan terdiri atas dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer seperti nelayan, cara penangkapan, cara penanganan ikan tuna di kapal hand line, bahan dan alat yang digunakan, ukuran kapal, lama waktu penangkapan dan nilai jual tuna dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran dari berbagai studi pustaka, statistik perikanan, terbitan jurnal dan sumber lainnya yang mendukung. Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang benar-benar mewakili baik nelayan, pengumpul, dan instansi instansi terkait. Analisis data pertama-tama dilakukan dengan diagram tulang ikan (fishbone) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab. Langkah-langkahnya menurut Gasperz (1997) yaitu sebagai berikut.
Langkah 1 : Menggambar sebuah garis horizontal dengan suatu tanda panahpada ujung sebelah kanan dan suatu kotak didepannya yang berisikan tentang masalah yang akan diteliti.
Langkah 2 : Menulis faktor penyebab utama (SDM, Metode, Bahan dan Alat serta Lingkungan) dalam kotak yang dihubungkan dengan garis utama.
Langkah 3 : Menulis penyebab kecil disekitar penyebab utama dan menghubungkannya dengan penyebab utama (SDM SDM, Methode Methode, Bahan dan Alat Bahan dan Alat serta Lingkungan Lingkungan).
IV - 878
Gambar 1 Diagram tulang ikan (fishbone) sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line modifikasi Gasperz (1997)
Selanjutnya analisis data untuk merumuskan strategi sistem penanganan yang baik dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT. Untuk mengetahui strategi yang diambil maka dilakukan identifikasi berbagai faktor lingkungan internal dan eksternal secara sistematik dan dilanjutkan dengan merumuskannya. Adapun urutan tahap analisis SWOT dalam merumuskan strategi yaitu membuat matriks IFAS yang berguna untuk menganalisis faktor internal (keuatan dan kelemahan) yang berpengaruh dalam sistem penanganan ikan tuna segar di tingkat nelayan hand line PPI Donggala. Selanjutnya membuat matriks EFAS berguna untuk menganalisis faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh dalam penanganan ikan tuna segar tersebut serta yang terakhir membuat matriks IE digunakan untuk menganalisis posisi sistem penanganan ikan tuna di tingkat nelayan hand line kaitannya dengan strategi sistem penanganan ikan yang baik (Rangkuti, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Daerah Penelitian
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala terletak di kota Donggala Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah memiliki enam Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yaitu, PPI Paranggi ,PPI Pagimana, PPI Kolonodale, PPI Bonebabakal, PPI Togean dan PPI Donggala. Ke enam tempat ini dibangun atas dasar pertimbangan dimana menurut DKP Sulteng/pemerintah setempat keenam kota tersebut merupakan tempat yang strategis karena mudah dijangkau oleh nelayan yang beroperasi di empat WPP yang ada untuk melakukan pembongkaran ikan. PPI Donggala di bangun dan dikembangkan untuk melayani kapal penangkap maupun kapal penampung yang beroperasi di daerah Selat Makassar dan Laut Sulawesi.
Sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line
Sistem operasi penangkapan ikan tuna oleh nelayan hand line PPI Donggala dapat dilihat pada gambar dan sistem penanganan ikan tuna terlihat pada gambar 2.
Metode
Lingkungan
SDM
Bahan dan Alat
Penyebab kecil
Rincian faktor Penanganan ikan tuna segar dikapal hand line
IV - 879
Strategi Penanganan Ikan Tuna Yang Baik di Di Atas Kapal Hand Line
Gambar 2 Alur sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line
Gambar 3 Analisis diagram tulang ikan (fishbone) sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line PPI Donggala
IV - 880
Unsur SWOT Bobot Rating Skor
Kekuatan
Peralatan penanganan ikan tuna sudah tersedia 0,15 4 0,6 Memiliki wadah penampung yang di desain menyerupai palka
pendingin 0,25 4 0,96
Tersedianya es untuk kebutuhan pendinginan ikan tuna hasil
tangkapan 0,11 4 0,44
Sudah menggunakan sistem rantai dingin 0,05 3 0,15
Kelemahan
Peralatan penanganan yang dimiliki masih kurang baik dan belum
memadai 0,07 2 0,07
Sirkulasi pembuangan air dari es yang mencair dalam wadah
penampungan tidak lancar 0,14 1 0,14
Es yang digunakan masih belum tepat 0,05 1 0,1
Tidak adanya pengontrolan suhu penyimpanan 0,03 1 0,06
TOTAL 1 2,56
Unsur SWOT Bobot Rating Skor
Peluang
Nelayan sudah memiliki keterampilan sendiri dalam menangani
tuna hasil tangkapan 0,16 4 0,64
Memiliki kapal khusus penampung 0,24 4 0,96
Hand line merupakan alat tangkap ikan tuna yang tepat 0,07 4 0,28
Memilki area kerja untuk penanganan tuna hasil tangkapan 0,08 4 0,32
Ancaman
Tidak adanya standar yang digunakan dalam penanganan tuna
segar 0,11 1 0,11
Pemilik kapal tidak memiliki satu tenaga ahli kualiti kontrol 0,11 1 0,11
Proses hauling masih menggunakan tenaga manusia 0,05 2 0,1 Terjadinya kontak langsung ikan tuna dengan sinar matahari 0,03 2 0,06
TOTAL 1 2,58
Matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) pada tabel 1 dapat diketahui bahwa sistem penanaganan ikan tuna segar di tingkat nelayan hand line memiliki skor IFAS 2,56 (<2,5). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal sistem masih memilki kekuatan untuk mengatasi situasi atau masalah yang dihadapi. Sedangkan matriks External Strategic Factors Analysis Summary(EFAS) pada tabel 2memiliki skor 2,58 yang artinya sistem tersebut masih mampu merespon kondisi yang ada. Selanjutnya penentuan posisi sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line PPI Donggala (Gambar 4).
Tabel 1 Matriks IFAS sistem penanganan ikan tuna nelayan hand
IV - 881
Gambar 4 Diagram SWOT
Berdasarkan nilai skor total matriks IFAS (2,56) dan EFAS (2,58) maka diperoleh posisi faktor internal-eksternal berada pada sel V (Gambar 4), dimana strategi yang harus dilakukan adalah strategi menjaga dan mempertahankan.
Tabel 3 Matriks SWOT sistem penanganan ikan tuna tingkat nelayan hand line PPI Donggala
Pembahasan
Hasil dari analisis SWOT sistem penanganan ikan tuna segar di tingkat nelayan hand line PPI Donggala dihasilkan empat kombinasi strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O, strategi W-T. Kombinasi startegi S-O menghasilkan sasaran strategi yaitu peningkatan keterampilan nelayan melalui bimbingan teknis dari pihak terkait. Bimbingan atau pendampingan oleh tenaga teknisi dari pihak terkait terkait kepada nelayan hand line tentang cara penanganan ikan tuna segar yang baik ini juga sangat penting. Tenaga teknisi ini bisa berasal dari instasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) atau dari pemilik kapal itu sendiri yang harus memiliki minimal satu orang tenaga ahli yang berkompetensi dibidang penanganan ikan tuna segar sehingga penanganan yang dilakukan nelayan tidak hanya berdasar atas pengalaman.
I II II
IV VI
VII VIII IX Kuat
(3,0-4,0)
Sedang (2,0-2,99)
Lemah (1,0-1,99)
Kuat (3,0-4,0)
Sedang (2,0-2,99)
Lemah (1,0-1,99)
Skor Total IFAS
Skor Total
E F A S
IV - 882
dalam melakukan proses penanganan ikan tuna yang lebih baik. Sehingga dengan demikian mutu tuna hasil tangkapan dapat dipertahankan karena proses penanganan dapat terlaksana dengan baik sejak dari pasca penangkapan sampai pada tahap pembongkaran. Sebagaimana dijelaskan Junais at al (2014) bahwa pengawasan dan pendalian mutu produk yang dilakukan dengan baik sejak dari awal produksi sampai distribusi akan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, meningkatkan keamanan produk. Pengawasan dan pengendalian yang baik oleh tenaga teknisi juga dapat mencegah terjadinya kerusakan atau kecacatan produk serta dapat mencegah terjadinya pemborosan biaya akibat kesalahan yang dilakukan. Selain adanya tenaga teknisi perlu adanya keaktifan dari pihak penyuluh-penyuluh perikanan DKP dalam hal ini, sehingga dapat membantu nelayan yang sekaligus pemilik kapal dalam mempertahankan mutu hasil tangkapan.
Strategi S-T menghasilkan strataegi pembuatan Standart Operating Prosedure (SOP), menggunakan jaket tuna saat proses hauling agar mutu tuna tetap terjaga dan menggunakan selasar untuk menghindari kontak langsung dengan sinar matahari. Standart Operating Prosedure (SOP) penangan ikan tuna segar sebagai acuan atau pedoman saat melakukan penanganan ikan tuna segar dikapal ini sangat penting. Pembuatan SOP menunjukkan bahwa adanya manajement penanganan tuna yang baik di kapal hand line. Standart Operating Prosedure (SOP) akan sangat memudahkan nelayan melakukan penanganan ikan tuna segar yang baik di kapal hand line sehingga kecil kemungkinan terjadinya kesalahan teknis yang bisa menyebabkan cacat atau kemunduran pada ikan tuna hasil tangkapan. Selain itu dengan adanay Standart Operating Prosedure (SOP) akan membantu dalam hal pengawasan dan pengendalian mutu produk sehinga mutu ikan tuna yang dihasil konsisten sesuai dengan tuntutan konsumen atau buyer. Sebagaimana dijelaskan dalam Junais at al (2014) bahwa adanya manajemen mutu yang baik maka konsistensi mutu produk yang dihasilkan agar terjaga.
Penggunakan jaket tuna saat proses hauling agar mutu tuna tetap terjaga juga sangat penting untuk mengurangi gerakan tuna karena waktu yang digunakan oleh nelayan cukup lama. Berdasarkan WWF (2011) salah satu alat bantu penangkapan yang harus dimiliki adalah ring untuk menahan gerakan ikan tuna saat hauling agar ikan tuna tidak kelelahan yang dapat mengakibatkan cepatnya terjadi proses kemunduran mutu ikan. Dijelaskan dalam Metusalach et al (2012) bahwa penurunanan mutu ikan hasil tangkapan lebih dari 50% di pengaruhi oleh cara penangkapan.
Penggunaan selasar untuk menghindari kontak langsung dengan sinar matahari dibutuhkan pada saat proses penanganan tuna di atas kapal. Tujuan dari penggunaan selasar yaitu agar tidak terjadi kontak langsung dengan matahari karena adanya kontak langsung dengan matahari dapat merusak sistem rantai dingin tuna hasil tangkapan.
IV - 883
terajaga, mengganti pisau yang digunakan dengan memilih pisau yang terbuat dari bahan yang anti karat, menggantikan kayu pemukul dengan marlin spike untuk mematikan ikan tuna agar ikan mati lebih cepat serta perbaikan wadah pembongkaran. Sebagaiman dijelaskan oleh Winarno dan Surono (2004) bahwa perlengkapan dan peralatan yang akan digunakan juga harus disesuaikan atau didesain sebaik mungkin sesuai dengan fungsinya sehingga dapat menjamin kelancaran proses penanganan saat akan digunakan. Dijelaskan dalam Kepmen KP Nomor : 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi disebutkan pada BAB II Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Bagian A nomor 6. Tentang Peralatan dan Perlengkapan pada poin a dan b menyatakan bahwa peralatan yang digunakan yang berhunbungan lansung dengan ikan harus terbuat dari bahan tahan karat, tidak beracun dan mudah dibersihkan serta harus ditata sedemikian rupa untuk dapat mencegah kontaminasi.
Strategi W-T menghasilkan pengadaan mesin penghancur es dan perlu adanya alat pengontrol suhu. Pengadaan mesin penghancur es ini dimaksudkan agar es balok yang digunakan nelayan saat akan mendinginkan tuna memilki partikel yang lebih halus. Karena pada saat pemecahan es balok yang dilakukan nelayan dengan menggunakan kayu pemukul, partikel-partikel es yang dihasilkan tidak halus. Tidak halusnya partikel-partikel es yang dihasilkan akan membentuk banyaknya rongga udara karena tidak tersusun dengan rapat dan padat pada saat penyimpanan dalam wadah. Banyaknya rongga udara tersebut akan menyebabkan cepatnya terjadinya kenaikan suhu penyimpanan. Naiknya suhu penyimpanan akan menyebabkan aktivitas bakteri berkembang dengan cepat yang mengakibatkan kerusakan daging ikan sehingga mutu ikan tuna yang dihasilkan kurang baik. Hal ini juga dijelaskan oleh Moeljanto (1992) bahwa es yang baik yang digunakan untuk proses pendingin yaitu es curai bila dibandingkan es balok. Hal ini disebabkan karena es curai memiliki ukuran partikel yang sangat halus sehingga saat pendinginan es tersebut tersusun rapat sehingga dengan cepat dapat mendinginkan ikan. Sementara itu es balok memilki ukuran partikel yang tidak sama akibat dari penghancuran yang dilakukan secara manual sehingga tidak tersusun rapat dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendnginkan ikan.
Perlu adanya alat pengontrol suhu ini dimaksudkan agar suhu penyimpanan tuna hasil tangkapan dalam wadah penyimpanan/pendingin dapat terjaga. Jika suhu penyimpanan tuna hasil tangkapan terajaga dengan baik maka mutu tuna hasil tangkapanpun dapat dipertahankan sampai pada pembongkaran. Sebagaimana dijelakan oleh Taher (2010) bahwa penggunaan suhu rendah sekitar 0 0C dengan baik dan benar akan memperpanjang masa penyimpanan ikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
IV - 884
Saran
Berhasilnya strategi peningkatan sistem penanganan ikan tuna segar yang baik di tingkat nelayan hand line PPI Donggala perlu kerja sama yang baik antara nelayan, pemilik kapal serta instansi terkait. Sebagaimana diketahui bahwa suatu sistem tidak akan bisa berjalan dengan efektik tanpa ada kesatuan prinsip di dalamnya sehingga terbentuk kerja sama yang baik antara pelaku-pelaku sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah R. 2011. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Junwinanto, editor. Jakarta (ID): PT. Bumi Askara.
Chistian J, Lintang, Ivor L, Labaro. 2010. Kajian musim penangkapan ikan tuna dengan alat tangkap
hand line di Laut Maluku. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap Universitasa Manado
1(1):6-9.
[DJPT] Direktorat Jendral Perikanan Perikanan Tangkap. 2014. Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan Di Kapal Perikanan. Jakarta (ID): DJPT
Gaspersz V. 1997. Penerapan Konsep VINCENT dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Howara D dan Laapo A. 2008. Analisis Determinasi Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Di Kabupaten Tojo una-una. Jurnal Agroland Universitas Tadulako 15 (4):302-308.
Junais, Brasit N, Latief R. 2014. Kajian Strategi Pengawasan Dan Pengedalian Mutu Produk Ebi Furay PT. Bogatama Marinusa : [internet]. [diunduh 2014 November 01] Tersedia pada
https://www. google. co.id/u rl?sa=t&rct=
&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uac%2FpascaUnhas.acid%Fjurnal.
[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan 2013. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52 Tahun 2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi. Jakarta (ID): KKP.
Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Maulana H, Afrianto E, Rustikawati I. 2012. Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Pengendalian Kritis
Pada Penanganan Tuna Segar Utuh Di PT. Bali Ocean Anugrah Linger Indonesia Benoa-Bali. Jurnal Perikanan dan Kelautan Indonesia Universitas Padjajaran (3)4:1-5.
Metusalach, Kamsiati, Fahrul, Jaya I. 2012. Analisis Hubungan Antara Cara Penangkapan, Fasilitas dan Cara Penanganan Ikan Dengan Kualitas Ikan Yang Di Hasilkan : [internet]. [diunduh 2014 Oktober 13]. Tersedia pada http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7197.
Nurani TW, Astarini JE,Nareswari M. 2011. Sistem Penyediaan dan Pengendalian Kualitas Produk Ikan Segar Di Hypermarket. Jurnal Pengelolaan Hasil Perikanan Indoseia Institut Pertanian Bogor (XIV)1:56-62.
Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Taher N. 2010. Penilaian Mutu Organoleptik Ikan Mujair (Tilapia mossambica) Segar Dengan Ukuran Yang Berbeda Selama Penyimpanan Dingin. Jurnal Kelautan dan Perikanan Universitas Manado (VI)1:8-12.
Winarno FG, Surono. (2004). GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. Bogor (ID): M-BRIO PRESS.
[WWF] World Wide Fund for Nature. 2011. Panduan Perikanan Skala Kecil Penangkapan dan