i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA
POWERPOINT
TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI
POKOK BAHASAN JURNAL KHUSUS
(Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Apriyaji Surono NIM 7101407028
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 11 Oktober 2011
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Subkhan Amir Mahmud, S.Pd, M.Si.
NIP. 195003271978031002 NIP. 197212151998021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 3 November 2011
Penguji
Dra. Sri Kustini
NIP. 195003041979032001
Anggota I Anggota II
Drs. Subkhan Amir Mahmud, S.Pd, M.Si.
NIP. 195003271978031002 NIP. 197212151998021001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 11 Oktober 2011
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Hanya kepada Engkau-lah kami meyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan” (Q.S Al Fatihah: 5)
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)
Persembahan
Orang tuaku, Bapak Kartono dan Ibu Hartatik tersayang, terimakasih atas do’a, kasih sayang, perhatian, dan perjuangan yang tiada batasnya.
Almamaterku tercinta.
Adik-adikku, Karyati dan Kristini terimakasih atas do’a dan dukungannya.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, atas segala nikmat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus (Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan)”.Tak lupa Sholawat dan salam dihanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan yang gelap ke jalan yang terang benderang.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
penulis memperoleh bantuan, masukan, saran, bimbingan, dan pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan
pada program studi Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) di UNNES.
2. Drs. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan skripsi ini.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan
vii
4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang dengan sabar selalu memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar
membimbing dan memberikan saran serta motivasi selama penyusunan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, yang telah membimbing, mengarahkan, dan
menularkan ilmu pengetahuannya.
7. Drs. H. Margono, MM, Kepala SMA Negeri 1 Pulokulon yang telah
memberikan ijin penelitian.
8. Purwanti, S.Pd., Guru Ekonomi/Akuntansi SMA Negeri 1 Pulokulon yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian.
9.
Chemplon, Chow’enk, Mas Ro’is, Ezza, Arief PrekOtz, Arini, Nining, Erna, Upik, dan Iik, sahabat-sahabat motivatorku terima kasih atas do’a dan dukungannya.10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya, dan berguna bagi
perkembangan studi pendidikan akuntansi.
Semarang, Oktober 2011
viii
SARI
Surono, Apriyaji. 2011. Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus (Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Subkhan. Pembimbing II. Amir Mahmud, S. Pd., M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar Akuntansi, Metode Inkuiri Terbimbing, Powerpoint.
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai pada setiap bidang studi. Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal jurnal khusus sehingga hasil belajar siswa rendah. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan metode pembelajaran oleh guru. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint lebih baik daripada menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan media powerpoint. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint lebih baik daripada menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan media powerpoint pada pokok bahasan jurnal khusus kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Pulokulon tahun ajaran 2011/2012.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 82 siswa. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi, sehinga penelitian ini disebut penelitian populasi. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint sebagai X1 dan hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan media powerpoint sebagai X2. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Analisis datanya menggunakan uji perbedaan dua rata–rata (uji independent sample t test).
Hasil analisis data pre test kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang relatif sama, tidak ada perbedaan kemampuan awal dari kedua kelas. Hasil analisis uji independent sample t test data post test menunjukkan adanya perbedaan rata–rata, kelas eksperimen rata-rata hasil belajar mencapai 77,84. Sedangkan kelas kontrol rata–rata hasil belajar mencapai 73,67. Hal ini menunjukkan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dari dari desain pre test dan post test menunjukkan kelas eksperimen dan kontrol mengalami peningkatan hasil belajar, namun lebih tinggi kelas eksperimen. Sehingga kelas eksperimen dikatakan lebih baik dari pada kelas kontrol.
ix
ABSTRACT
Surono, Apriyaji. 2011. The Application of inquiry assisted learning method against media powerpoint learning outcomes Specific Journal (Case Studies in Student Class XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Regency of Grobogan Accademic Year 2011/2012). Final Project. Accounting Departmen. Faculty of Economics. Semarang States University. Advisor I. Drs. Subkhan. Advisor II. Amir Mahmud, S. Pd., M.Si.
Keywords: Accounting Learning Outcomes, Guided Inquiry Method, Powerpoint Learning outcomes is a measure of student success is expressed in terms of value in each field of study. Many students still had difficulty in solving problems specific journals so that low student learning outcomes. One of the things that affect learning outcomes is the use of teaching methods by teachers. Guided inquiry method of learning can encourage students to think critically, so that the guided inquiry method of learning is expected to be an effective learning process. Issues raised in this study is whether the average results of study of accounting using guided inquiry-assisted learning methods powerpoint media better than using conventional learning methods assisted powerpoint media. The purpose of this study was to enhancement the average results of study of accounting using guided inquiry-assisted learning methods powerpoint media better than using conventional learning methods assisted powerpoint media subject specific journals in class XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon academic year 2011/2012.
The study population was students in grade XII IPS consists of two classes by the number of 82 students. This study sample is the entire population, so that this study is called population studies. Variables that were examined in this study is the result of learning of accounting using the method of media-assisted guided inquiry learning powerpoint as X1 and learning outcomes of accounting using conventional learning methods of media-assisted powerpoint as X2. Data collection methods used were a test. Analysis of data using two different tests mean (independent sample t test))
The results of pre-test data analysis of both classes have a relatively equal initial ability, no differences in initial abilities of the two classes. The results of independent sample t test analysis test post test data indicate a difference in the average, experimental class averages the study reached 77.84. While the average control class learning outcomes achieved 73.67. This indicates an average grade higher than the experimental control class. From the design of pre test and post test experimental and control classes showed increased learning outcomes, but higher-class experiments. So that the experimental class is said to be better than the control class.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
xi
2.1.1 Pengertian Belajar ... 11
2.1.2 Teori Belajar ... 12
2.1.3 Pengertian Pembelajaran ... 14
2.1.4 Pengertian Hasil Belajar ... 16
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18
2.2 Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 19
2.2.1 Pengertian Inkuiri ... 19
2.2.2 Jenis-jenis Inkuiri ... 20
2.2.3 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 21
2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .... 23
2.3 Pembelajaran Konvensional ... 24
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Konvensional ... 24
2.3.2 Langkah-langkah, Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional ... 25
2.4 Media Pembelajaran ... 26
2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 26
2.4.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 28
2.5 Media Animasi Powerpoint ... 30
2.6 Tinjauan tentang Akuntansi dan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang .. 32
2.7 Penelitian terdahulu ... 37
xii
2.9 Hipotesis ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Jenis Penelitian ... 42
3.2 Populasi Penelitian ... 42
3.3 Variabel Penelitian ... 44
3.4 Desain Penelitian ... 44
3.5 Instrumen Penelitian... 45
3.5.1 Tahap Persiapan Uji Coba Instrumen ... 46
3.5.2 Tahap Uji Coba Instrumen ... 47
3.5.3 Analisis Uji Coba Instrumen ... 47
3.6 Prosedur Eksperimen ... 53
3.6.1 Kelas Eksperimen ... 53
3.6.2 Kelas Kontrol ... 56
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.8 Teknik Analisis Data ... 59
3.8.1 Uji Prasyarat ... 59
3.8.2 Uji Hipotesis ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
4.1 Hasil Penelitian ... 61
4.1.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 61
xiii
4.1.3 Deskripsi Hasil Belajar Akuntansi ... 63
4.1.4 Analisis Hasil Pre Test ... 64
4.1.4.1 Uji Prasyarat Data Pre Test ... 65
4.1.4.2 Uji Independent Sample t Test Pre Test ... 66
4.1.5 Analisis Hasil Post Test ... 67
4.1.6 Uji Hipotesis ... 71
4.1.7 Hasil Desain Control GroupPre Test Post Test... 72
4.2 Pembahasan ... 73
BAB V PENUTUP ... 79
5.1 Simpulan ... 79
5.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Ketuntasan Nilai Ulangan Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal
Khusus ... 4
Tabel 2.1 Skenario Pembelajaran Inkuiri ... 22
Tabel 2.2 Perbedaan Jurnal Khusus dengan Jurnal Umum ... 34
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 37
Tabel 3.1 Gambaran Populasi Penelitian ... 42
Tabel 3.2 Hasil Uji Homogenitas Populasi ... 43
Tabel 3.3 Desain Penelitian... 45
Tabel 3.4 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji coba ... 48
Tabel 3.5 Hasil Analisis Reliabelitas Butir Soal Uji coba ... 49
Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji coba... 51
Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji coba ... 52
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Pre Test ... 64
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pre Test ... 65
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pre Test ... 66
Tabel 4.4 Uji Independent Sample t Test Hasil Pre Test ... 67
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Post Test ... 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Post Test ... 69
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Post Test ... 70
xv
Tabel 4.9 Hasil Desain Control GroupPre Test – Post Test ... 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPS 1 ...84
Lampiran 2 Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPS 2 ...86
Lampiran 3 Uji Normalitas Data Populasi ...88
Lampiran 4 Uji Homogenitas Data Populai ...89
Lampiran 5 Daftar Siswa Kelas Uji Coba ...90
Lampiran 6 Daftar Siswa Kelas Eksperimen ...91
Lampiran 7 Pembagian Kelompok...92
Lampiran 8 Daftar Siswa Kelas Kontrol ...93
Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Uji Coba ...94
Lampiran 10 Soal Uji Coba...96
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...103
Lampiran 12 Uji Validitas Soal Uji Coba ...104
Lampiran 13 Uji Reliabelitas Soal Uji Coba ...107
Lampiran 14 Daftar Analisis Uji Coba Instrumen ...108
Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Soal ...111
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 112
Lampiran 17 Silabus ...113
Lampiran 18 RPP Kelas Eksperimen ...116
Lampiran 19 RPP Kelas Kontrol...122
Lampiran 20 Soal Pre Test ...128
xvii
Lampiran 22 Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ...135
Lampiran 23 Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ...137
Lampiran 24 Uji Normalitas Hasil Pre Test ...139
Lampiran 25 Uji Homogenitas Hasil Pre Test ...140
Lampiran 26 Uji Independent Sample t Test Hasil Pre Test ...141
Lampiran 27 Uji Normalitas Hasil Post Test ...142
Lampiran 28 Uji Homogenitas Hasil Post Test...143
Lampiran 29 Uji Independent Sample t Test Hasil Post Test ...144
Lampiran 30 Hasil Ulangan Jurnal Khusus Kelas XII IPS 1 ...145
Lampiran 31 Hasil Ulangan Jurnal Khusus Kelas XII IPS 2 ...147
Lampiran 32 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ...149
Lampiran 33Surat Permohonan Ijin Penelitian ...151
Lampiran 34 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 1 Pulokulon ...152
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pembelajaran adalah sistem interaksi peserta didik dengan pendidik pada
suatu lingkungan belajar, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003. Jadi bisa dikatakan bahwa
pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dengan siswa untuk
melaksanakan suatu proses belajar mengajar yang kreaktif, dan berpikir yang
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan berpikir peserta didik,
maka guru dituntut dapat memahami hakikat materi pelajaran.
Mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas adalah mata pelajaran
wajib pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ekonomi merupakan
mata pelajaran terpadu yang merupakan perpaduan mata pelajaran Ilmu Ekonomi
dan Akuntansi. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata
pelajaran Akuntansi diberikan sejak kelas XI sampai dengan kelas XII IPS.
Sebagai bagian dari mata pelajaran Ekonomi, Akuntansi merupakan mata
pelajaran yang penting bagi siswa. Dengan adanya mata pelajaran Akuntansi
siswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar Akuntansi, menerapkan
konsep dasar tersebut untuk menyusun siklus akuntansi, serta memiliki
keterampilan dalam mengolah data keuangan untuk menghasilkan informasi
keuangan. Selanjutnya dengan keterampilan tersebut, siswa diharapkan dapat
Siswa setingkat Sekolah Menengah Atas baik siswa SMA, MA maupun
SMK yang mendapatkan mata pelajaran akuntansi harus terampil dalam
menyusun laporan keuangan. Keterampilan tersebut berguna sebagai dasar
pengetahuan apabila akan melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi
khususnya di jurusan akuntansi. Namun bagi yang tidak melanjutkan,
keterampilan tersebut menjadi bekal yang berguna terutama bagi siswa yang ingin
bekerja di bidang keuangan.
Dalam melakukan pembelajaran Akuntansi, guru harus pandai dalam
menanamkan konsep awal pada siswa. Siswa pun dituntut untuk memiliki
pemahaman yang cukup disertai keterampilan yang menunjang pencapaian
kompetensi yang telah ditentukan. Maka siswa tidak begitu tertarik pada mata
pelajaran ini karena jika tidak memahami di awal dan tidak menyimak secara
seksama penjelasan prosedural dari guru, akan merasa tertinggal. Tugas guru
adalah memberikan situasi pembelajaran yang hidup untuk memacu motivasi
siswa pada saat belajar akuntansi. Proses pembelajaran khususnya pembelajaran
akuntansi akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif.
Peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sukar pada
gilirannya akan berimbas pada peningkatan kompetensi siswa secara umum.
Terkait dengan hal ini Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 sebagai
penjabaran UU Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 membedakan 4 jenis
kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Di
antara keempat jenis kompetensi tersebut, kompetensi profesional yang diartikan
memerlukan pemahaman yang serius, terutama untuk mata pelajaran kompleks
seperti akuntansi.
Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil belajar.
Proses belajar disini dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk mencapai
perubahan tingkah laku, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan
hasil belajar. Dalam proses belajar terjadi interaksi antara berbagai komponen
pengajaran. Komponen- komponen itu dapat dikelompokan ke dalam tiga ketegori
utama, yaitu: guru, materi pelajaran, dan siswa. Interaksi antara ketiga komponen
utama itu melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan panataan
lingkungan tempat belajar, sehingga terciptanya situasi belajar- mengajar yang
memungkinkan tercapainya hubungan yang harmonis dan dinamis diantara guru
dan siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar tersebut dapat
membuka komunikasi aktif serta dapat mengetahui peran, fungsi dan tujuan
masing- masing.
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas
yang dilakukan oleh guru dan siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar salah
satunya dapat dilihat pada hasil atau prestasi yang di miliki siswa. Keberhasilan
siswa mencapai prestasi yang baik pada pembelajaran akuntansi merupakan salah
satu parameter keberhasilan proses belajar mengajar.
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara
lain faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikilogis
kelelahan. Sedangkan faktor eksternal antara lain : keadaan keluarga, keadaan
sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, alat pembelajaran, disiplin sekolah, metode belajar dan
fasilitas lain yang mendukung; dan keadaan masyarakat.
SMA Negeri 1 Pulokulon pada saat ini kurikulum yang diterapkan adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan KTSP yang
diterapkan di SMA Negeri 1 Pulokulon, mata pelajaran akuntansi diberikan
kepada siswa sejak kelas XI pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pokok
bahasan yang diajarkan meliputi memahami penyusunan siklus akuntansi
perusahaan jasa dan praktik siklus akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS,
sedangkan pada kelas XII IPS pokok bahasan yang diajarkan adalah siklus
akuntansi perusahaan dagang.
Ketuntasan belajar siswa diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). KKM untuk mata pelajaran ekonomi/akuntansi ditetapkan adalah 68
dengan 75 % siswa dalam kelas telah tuntas.
Tabel 1.1 Data Ketuntasan Nilai Ulangan Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus
Kelas KKM Jumlah siswa
Tuntas % Tidak tuntas
% Rata-rata kelas
XII IPS 1 68 40 23 57,5 % 17 42,5% 65,5
XII IPS 2 68 42 23 54,8 % 19 45,2 % 65,5
Sumber : Arsip Guru Ekonomi/Akuntansi SMA Negeri 1 Pulokulon (lampiran
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal
khusus di kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon masih belum optimal sekitar 42%
siswa masih belum memenuhi KKM. Peneliti menduga penyebab ketidaktuntasan
siswa dikarenakan kurangnya variasi penggunaan metode dan media pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran
ekonomi /akuntansi kelas XII IPS, sebagian siswa masih belum tuntas dalam
penguasaan materi jurnal khusus dikarenakan ketidakpahaman siswa atas materi
yang disampaikan guru. Pembelajaran yang dilaksanakan guru adalah
menggunakan metode konvensional (ceramah). Metode pembelajaran
konvensional dirasa monoton tanpa ada variasi, lebih didominasi oleh guru
sedangkan siswa pasif. Sehingga, materi yang di ajarkan tidak segera di kuasai
dan di pahami. Siswa merasa lebih bisa memahami ketika materi didiskusikan
dengan teman-temannya karena siswa tidak malu bertanya apabila belum jelas.
Oleh karena itu guru memerlukan variasi metode pembelajaran agar siswa lebih
memahami materi yang diajarkan.
Salah satu alternatif agar siswa aktif dalam pembelajaran akuntansi dapat
dilakukan dengan menggunakan pembelajaran inkuiri bebas, terbimbing, dan
termodifikasi. Pembelajaran inkuiri bebas berarti siswa secara nyata mencari
pengetahuan sendiri tanpa bantuan dan bimbingan dari guru, sedangkan
pembelajaran inkuiri terbimbing, proses siswa dalam memperoleh pengetahuan
dengan bantuan bimbingan dan petunjuk dari guru. Pembelajaran inkuiri
Dengan pembelajaran inkuiri terbimbing siswa melakukan penyelidikan dan
akhirnya menemukan sendiri konsep-konsep dasar akuntansi sehingga siswa
memiliki pengalaman pribadi. Terlebih jika berhasil menemukan konsep yang
belum diketahui, maka siswa akan merasakan kebanggaan dan kepuasan.
Inkuiri terbimbing merupakan inovasi model pembelajaran dalam kelas
yang baik untuk siswa setingkat SMA, dimana siswa masih memiliki jiwa yang
labil dan masih perlu bimbingan dalam melakukan pembelajaran. Pembelajaran
akuntansi dengan pendekatan seperti ini diharapkan dapat memberi kesempatan
para siswa berlatih secara tekun dalam memecahkan soal-soal sehingga siswa
memperoleh penguasaan materi berdasarkan proses yang melibatkan siswa secara
aktif.
Menurut Mahuri (2011) inkuiri terbimbing (guided inquiry), yaitu model
pembalajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan
prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri,
sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru
hanya berperan sebagai fasilitator.
Beberapa uji empiris sebelumnya telah dilakukan. Berdasarkan uji empiris
sebelumnya mengenai metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan
Bilgin (2009:1038) juga menyebutkan bahwa siswa dengan kelompok inkuiri
terbimbing yang belajar secara kooperatif mempunyai pemahaman yang lebih
baik terhadap penguasaan konsep materi pelajaran dan menunjukkan sikap yang
positif. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memungkinkan siswa untuk
beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan
dari guru sehingga materi pelajaran tidak hanya sebagai materi saja tetapi juga
membangun moral siswa. Penelitian lain yang senada juga diungkapkan oleh
Agustianingsih (2010) menunjukan bahwa hasil belajar akuntansi pada pokok
bahasan jurnal penyesuaian menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan
bantuan media CD interaktif lebih baik daripada menggunakan metode
konvensional.
Selain metode pembelajaran, media pembelajaran juga memegang peranan
penting dalam pencapaian hasil belajar. Menurut Sanjaya (2008: 160) dengan
menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan
mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga bisa membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menarik. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran dirasa penting dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran akuntansi
yang dirasa rumit oleh sebagian siswa selain membutuhkan metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan partisipasi siswa juga perlu didukung dengan media
yang dapat menarik perhatian siswa.
Dalam penelitian ini metode inkuiri terbimbing dilakukan dalam
pembelajaran akuntansi dengan memanfaatkan media powerpoint. Powerpoint
adalah aplikasi yang tergabung dalam Microsoft Office yang biasa digunakan
untuk presentasi. Tampilan powerpoint dapat lebih menarik dibandingkan aplikasi
pengolah kata lainnya karena dapat ditambahkan efek animasi gambar gerak
maupun tulisan gerak. Selain itu pembuatan tampilan powerpoint juga mudah
Penelitian empiris sebelumnya yang dilakukan oleh Ardhi (2007)
menunjukan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi (dikemas
dalam software Powerpoint) dan LKS dapat mengefektifitaskan pembelajaran
matematika. Penelitian lain juga dilakukan oleh Yuniati (2010) menunjukan
bahwa hasil belajar akuntansi pada penerapan metode pembelajaran quantum
berbantu media powerpoint lebih efektif jika dipakai dalam KBM.
Keberhasilan penggunaan metode inkuiri terbimbing dan penggunaan media
powerpoint dalam pembelajaran merupakan hal yang menarik bagi peneliti untuk
melakukan penelitian dalam mata pelajaran ekonomi/akuntansi. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian
dengan judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR
AKUNTANSI POKOK BAHASAN JURNAL KHUSUS (Studi kasus pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012)”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : Apakah peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi
menggunakan metode inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint lebih baik
daripada rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode konvensional
berbantuan powerpoint pada pokok bahasan jurnal khusus siswa kelas XII IPS
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode inkuiri
terbimbing berbantuan media powerpoint dan rata-rata hasil belajar akuntansi
menggunakan metode konvensional berbantuan powerpoint pada pokok bahasan
jurnal khusus siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon.
1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan dilakukannya penelitian ini oleh penulis adalah menerapkan
pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah pada kenyataan di
lapangan dan juga sebagai bahan masukan yang nantinya dapat digunakan sebagai
referensi dalam penelitian selanjutnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai metode
pembelajaran inkuiri terbimbing.
2) Menambah keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian
b. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan (partisipasi) dan kekreatifan
siswa dalam pemelajaran, kesungguhan dalam menyelesaikan soal-soal tes,
hasil belajar dan ketuntasan belajar meningkat.
c. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memacu guru untuk mengoptimalkan pembelajaran
dengan variasi pembelajaran menggunakan berbagai metode yang sesuai
dengan karakteristik pokok bahasan, serta mengoptimalkan media
pembalajaran khususnya komputer.
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan wacana baru tentang media pembelajaran
dalam menentukan kebijakan sekolah dalam kaitannya dengan pengembangan
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Kajian tentang Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar
Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik
di lingkungan keluarga maupun masyarakat, sebagai contohnya adalah bayi
yang sedang menirukan ucapan lewat gerak bibir ibunya, seorang anak yang
sedang menonton film kesayangannya di TV, seseorang anak yang sedang
belajar naik sepeda, dan masih banyak lagi. Sebenarnya hal tersebut merupakan
tindakan proses belajar dari tidak bisa menjadi bisa. Walaupun hal tersebut tidak
bisa dideteksi secara langsung proses yang terjadi dari kegiatan orang yang
melakuakan proses belajar tersebut.
Menurut Slameto (2010:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Menurut Anni (2007:2) Belajar juga berarti proses penting bagi
perubahan tingkah laku dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Menurut Arsyad (2010:1) “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses
belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya”. Jadi belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa
Morris L. Bigge dalam Darsono (2000:03) menyatakan bahwa “ learning is an enduring change in a living individual that is not heralded by a genetic
inheritance” (belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang dan tidak diwariskan secara genetis). Sementara itu Gagne dan Berliner dalam
Anni (2007:2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Dalam hal ini
pengalaman dijadikan sumber keterampilan dan pengetahuan yang bersifat
kontinu dan interaktif.
Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah upaya seseorang dalam mengubah perilaku
melalui proses berpikir dalam lingkungannya. Belajar akuntansi berarti proses
perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran akuntansi baik perubahan
dalam pemecahan masalah, partisipasi aktif dalam pembelajaran, dan atau
perubahan dalam pemahaman konsep-konsep akuntansi.
2.1.2. Teori Belajar
1) Teori Belajar Menurut Meichenbaum
Meichenbaum dalam Anni (2007:35) menyatakan bahwa individu dapat
diajarkan untuk memantau dan mengatur perilakunya sendiri. Ada 5 tahap dalam
kegiatan mandiri yang dikembangkan oleh Meichenbaum, yaitu
a) Model orang dewasa melakukan tugas tertentu sambil berbicara dengan keras.
b) Anak melakukan tugas yang sama dibawah arahan pembelajaran dari model.
Kegitan ini disebut bimbingan eksternal.
c) Anak melakukan tugas sambil membelajarkan diri sendiri.kegiatan ini disebut
bimbingan yang dilakukan oleh diri sendiri.
d) Anak membelajarkan dirinya sendiri dengan berbicara pelan-pelan pada saat
melanjutkan tugas. Kegiatan ini disebut bimbingan yang dilakukan diri
sendiri.
e) Anak melakukan tugas untuk mencapai kinerja tertentu dengan melakukan
percakapan diri sendiri (pembelajaran diri sendiri).
2) Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme sangat berpengaruh dalam pembelajaran akuntansi.
Teori belajar menurut pandangan Konstruktivisme, menyatakan bahwa anak
tidak menerima begitu saja pengetahuan dari orang lain, tetapi anak secara
aktif membangun pengetahuannya yang sebelumnya anak sudah mempunyai
kemampuan awal. Menurut Slavin (2008:13) Teori belajar konstruktivis ini
menyatakan bahwa “siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasi
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan- aturan itu tidak lagi sesuai”. Dalam proses belajar seorang siswa harus berusaha mendapatkan pengetahuan sendiri. Bagi siswa
agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka
harus belajar bekerja memecahkan masalah, dan menemukan segala sesuatu
Menurut teori kontruktivisme untuk membangun suatu pengetahuan baru,
peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang
dimilikinya melalui berinteraksi dengan peserta didik lain atau dengan
gurunya. Melalui model pembelajaran penemuan terbimbing siswa bisa dibagi
menjadi kelompok kecil atau perorangan. Sehingga siswa bisa berdiskusi dan
menyampaikan pendapatnya dalam proses penemuan konsep dan berlatih.
2.1.3. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Menurut UU RI Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 1 yang dimaksud
dengan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”(UU Sistem Pendidikan Nasional,
diakses tanggal 28 Februari 2011).
Dalam pasal yang sama juga dijelaskan bahwa “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu” dan “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan”.
Menurut Sanjaya (2006:78) kata “pembelajaran“ adalah terjemahan dari
Pembelajaran banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif- wholistik, yang
menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu pembelajaran juga
dipengaruhi oleh perkembanan teknologi yang di asumsikan dapat membantu
mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media
seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya,
sehingga mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar
menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar
Menurut Briggs (dalam Sugandi, 2007:9) pembelajaran adalah seperangkat
peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu
memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.
Menurut Gagne dalam Sanjaya, (2006:78) mengajar atau “teaching” merupakan bagian dari pembelajaran (instraction), dimana peran guru lebih ditekankan
kepada bagaimana merancang atau mengarasemen berbagai sumber dan fasilitas
yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari
sesuatu.
Menurut Sanjaya (2008:105-108) Makna pembelajaran dalam konteks
standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa ciri, yaitu: pertama, belajar
adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan
menemukan pengetahuan melalui interaksi secara individu dengan lingkungan.
Kedua, pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal. Ketiga, belajar adalah proses yang terus-menerus yang tidak pernah
Dari definisi pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa kegiatan
belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, oleh Gino, dkk (1996:30)
disebutkan:
1) Siswa, sebagai penerima, pencari dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2) Guru, sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dan peran lainnya yang
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3) Tujuan yaitu pernyataan tentang peubah tingkah laku kognitif, afektif
dan psikomotorik.
4) Isi pelajaran, yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode yaitu cara yang teratur untuk memberi yang diingimkan terjadi
pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, yang meliputi
kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
6) Media yaitu bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang dipakai
untuk menyajikan informasi pada siswa agar mencapai tujuan.
7) Evaluasi yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya.
2.1.4. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Anni (2007:4) Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
tersebut tergantung pada aspek yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila
pembelajar mempelajari tentang konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah penguasaan konsep. Hasil belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang
sudah dilaksanakan. Hasil belajar diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan
menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang
telah ditetapkan.
Secara garis besar Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 ranah.
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar, yaitu : (1) ranah
kognitif yang mencakup pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian
(evaluation), (2) ranah afektif yang mencakup kategori penerimaan (receiving),
penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization),
dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). Taksonomi
tujuan pembelajaran afektif dikembangkan oleh Krathwohl, dkk merupakan hasil
belajar yang paling sulit diukur, (3) ranah psikomotorik, kategori ranah
psikomotorik menurut Elizabeth Simpson (Gay, 1986) adalah persepsi
(perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided responses), gerakan
terbiasa (mechanism),gerakan kompleks (complex overt responses), penyesuaian
(adaption), dan kreativitas (originality)
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara
belajar akuntansi merupakan perubahan tingkah laku setelah melaksanakan
kegiatan belajar akuntansi. Dalam hal ini hasil belajar akuntansi yang di gunakan
dalam penelitian adalah hasil belajar kognitif pokok bahasan jurnal khusus (post
test). Hasil belajar akuntansi antara kelas eksperimen dibandingkan dengan hasil
belajar kelas kontrol.
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
antara lain faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor
psikilogis meliputi inteligensi, perhatian, minat, motivasi, kematangan, kesiapan;
dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal antara lain : keadaan keluarga,
keadaan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, alat pembelajaran, disiplin sekolah, metode belajar dan
fasilitas lain yang mendukung; dan keadaan masyarakat.
Menurut Anni (2007:14) faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar
siswa antara lain adalah kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi
psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial seperti
kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Sedangkan faktor eksternal antara
lain variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon),
tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan
Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar mengajar pada
akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan
indikator untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa. Dan dari beberapa
pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang
diperoleh siswa setelah siswa menerima suatu pengetahuan yang berupa angka
(nilai). Jadi aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar tidak
akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa rendah.
Aktivitas siswa agar dapat mencapai hasil belajar akuntansi yang optimal antara
lain dengan memahami konsep dasar dan banyak berlatih mengerjakan kasus
tentang akuntansi.
2.2.Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 2.2.1.Pengertian Inkuiri
Menurut Razak, (2010) inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti
menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti
penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik.
Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran baik untuk mata
pelajaran matematika dan sains, maupun sosial sains dan mengacu pada suatu cara
untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari suatu
gejala. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang melibatkan secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga pembelajar mampu merumuskan
sendiri berbagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh percaya diri.
2.2.2.Jenis-jenis Inkuiri
Menurut Romey (dalam Razak, 2010) membedakan inkuiri menjadi dua
tingkat, yaitu : (a) Inkuiri dengan aktivitas terstruktur. Dalam inkuiri dengan
“Aktivitas terstruktur” siswa memperoleh petunjuk-petunjuk lengkap yang mengarahkan pada prosedur yang didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau
prinsip tertentu; (b) Inkuiri dengan aktivitas tidak terstruktur. Dalam inkuiri
dengan “Aktivitas Tidak Terstruktur”, hanya terdapat penyajian masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-prosedur masing-masing,
menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan kemudian menarik
kesimpulan.
Menurut Bonnstetter (dalam Mahuri, 2011) membedakan inkuiri menjadi
lima tingkat yaitu praktikum (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur
(structured science experiences), inkuiri terbimbing (guided inkuiri), inkuiri siswa
mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research).
Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada tingkat
kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri
merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih
dahulu.
Praktikum (tradisional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana.
Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai
lengkap. Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau
masalah tidak muncul, oleh karena itu, Martin-Hansen (2002) (dalam Mahuri,
2011) menyatakan bahwa praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri. Sains
terstruktur (structured science experiences), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru
menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan
kesimpulan dilakukan oleh siswa. Inkuiri terbimbing (guided inquiry), yaitu di
mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur,
menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam
hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan
sebagai fasilitator. Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), pada tingkatan
ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru
hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan
pertanyaan. Penelitian siswa (student research) dimana guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan
pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.
Menurut Carin dan Sund (dalam Razak, 2010) berpendapat bahwa pembelajaran
metode inkuiri mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri
deduktif, dan pemecahan masalah.
2.2.3.Pembelajaran inkuiri Terbimbing
Diantara metode-metode inkuiri yang lebih cocok untuk siswa-siswa pada
peringkat pendidikan dasar dan menengah adalah inkuiri induktif terbimbing,
dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala
Pada inkuiri induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi
informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana
pembelajaran atau langkah-langkah pembelajaran. Skenario pembelajaran inkuiri
terbimbing menurut Gulo (2002:99) dapat dilihat pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Skenario Pembelajaran Inkuiri
No. Kegiatan siswa Langkah Kegiatan Kegiatan Guru Keterangan 1 Menunjukan
Memberi bantuan Saling membantu 10 Tanya jawab, catat Rangkuman Sintesis,
2.2.4.Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menurut Suryosubroto (2009:185) kelebihan pembelajaran inkuiri yaitu: (1)
membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, (2) membangkitkan gairah
pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan
keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, (3) memberi kesempatan pada siswa
untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya, (4) membantu memperkuat
pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui
proses-proses penemuaan, (5) siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi
untuk belajar, dan (6) strategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi
kesempatan kepada siswa dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek
ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang
jawabannya belum diketahui.
Menurut Suryosubroto (2009:186) Kelemahan pembelajaran inkuiri yaitu:
(1) dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini, (2)
pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalkan sebagian waktu
hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori, atau menemukaan
bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu, (3) harapan yang ditumpahkan
pada strategi ini mungkin mengecewakan guru, dan (4) siswa yang sudah biasa
2.3.Pembelajaran Konvensional
2.3.1.Pengertian Pembelajaran Konvensional
Menurut Roestiyah (1998) dalam Yuli (2010) cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara
mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan
pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran
konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para
guru. Bahwa, pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki
kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian,
menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses,
dan pengajaran berpusat pada guru.
Burrowes (2003) dalam Warpala (2011) menyampaikan bahwa
pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan
waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang
dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau
mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) pembelajaran
berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning, (3) interaksi di antara siswa
kurang, (4) tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, dan (5) penilaian bersifat
sporadis.
Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan
modus telling (pemberian informasi), ketimbang modus demonstrating
menampilkan unjuk kerja secara langsung). Dalam hal ini, guru lebih sering
menggunakan strategi atau metode ceramah dengan mengikuti urutan materi
dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program
pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada
dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan
kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi, pembelajaran
konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on
activities).
2.3.2.Langkah-langkah, Kelebihan, dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional
Menurut Sudjana (2008:77) langkah-langkah dalam menggunakan metode
konvensional (ceramah) antara lain :
a. Tahap persiapan artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang
baik sebelum mengajar dimulai.
b. Tahap penyajian artinya tiap guru menyampaikan tahap ceramah
c. Tahap asosiasi (komparasi) artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterima.
Dalam tahap ini deberikan/disediakan tanya jawab.
d. Tahap generalisasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil
e. Tahap aplikasi/ evaluasi. Tahap terakhir ini diadakan penilaian terhadap
pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi bisa
dalam bentuk lisan, tulisan, tugas, dan lain-lain.
Menurut Muhfida (2011) kelebihan dari pembelajaran konvensional adalah
peserta didik lebih memperhatikan guru dan pandangan peserta didik hanya
tertuju pada guru. Sedangkan, kelemahan dari pembelajaran konvensional antara
lain: (1) Pelajaran berjalan membosankan, peserta didik hanya aktif membuat
catatan saja, (2) Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat peserta
didik tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan, (3) Pengetahuan yang
diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan. (4) Ceramah menyebabkan
belajar peserta didik menjadi benar menghafal yang tidak menimbulkan
pengertian.
2.4.Media Pembelajaran
2.4.1.Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arsyad, (2010:3), kata media berasal dari bahasa Latin medius
yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Association of
Education and Communication Technology (AECT) memberikan definisi media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dan informasi. Suranto (dalam Pandora, 2010) mengemukakan bahwa media
adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang
mengemukakan bahwa istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima.
Briggs (1979) dalam pandora (2010) secara lebih khusus mengatakan media
sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana
fisik tersebut dapat berupa buku, tape recorder, kaset, kamera video, film, slide,
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Bovee dalam Ena (2011) media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana
penyampai pesan atau media.
Menurut Ena (2011) Media pembelajaran yang baik harus memenuhi
beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar.
Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar.
Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah
dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan
mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga
mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal atau dapat
disimpulkan bahwa media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik
merangsang siswa untuk belajar. Dan media pembelajaran akuntansi adalah alat
yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran akuntansi.
Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2010:12-14) Beberapa ciri-ciri
media adalah sebagai berikut :
1) Ciri fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media siswam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. Dengan
demikian, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang
terjadi pada satu waktu tertentu ditransformasikan tanpa mengenal waktu
(dapat digunakan setiap saat).
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapt disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar
time-lapse recording. Memanipulasi kejadian atau objek dengan cara mengedit
rekaman dengan demikian dapat menghemat waktu.
3) Ciri Distributif ( Distributif Property)
Media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu.
2.4.2.Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Sukarman (2008) media pembelajaran berdasarkan realitasnya
dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu media nyata dan media buatan.
dirancang untuk dijadikan media) yang dimanfaatkan sebagai alat bantu
pembelajaran atau sumber belajar di dalam upaya mengefektifkan proses belajar
mengajar. Sebaliknya, media buatan yaitu benda atau objek yang secara khusus
dirancang dan dibuat untuk dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran atau
sebagai sumber belajar di dalam upaya mengefektifkan proses belajar mengajar.
Berdasarkan wujudnya, media dapat dibedakan atas media audiotif, media
visual, dan media audio-visual. Media audiotif yaitu segala jenis alat bantu atau
sumber belajar berupa suara atau bunyi semata, pencerapannya hanya melalui
indera dengar. Media visual yaitu segala jenis alat bantu atau sumber belajar
berupa benda atau objek kasat mata, pencerapannya hanya melalui indera lihat.
Media audio-visual yaitu segala jenis alat bantu atau sumber belajar yang selain
berupa suara atau bunyi juga berupa benda atau objek kasat mata, pencerapannya
di samping melalui indera dengar juga melalui indera lihat.
Menurut Rakim (2008), multimedia pembelajaran berdasarkan kegunaannya
ada 2 macam yaitu : (1) multimedia presentasi pembelajaran yakni alat bantu guru
dalam proses pembelajaran dikelas dan tidak menggantikan guru secara
keseluruhan. Contohnya Microsoft Powerpoint, (2) multimedia pembelajaran
mandiri yakni software pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara
mandiri tanpa bantuan guru. Multimedia pembelajaran mandiri harus dapat
memadukan explicit knowledge dan tacit knowledge, mengandung fitur assemen
untuk latihan,ujian dan simulasi termasuk tahapan pemecahan masalah.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard,
(dalam Ena, 2011) mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya. Kreteria
pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan
dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan
fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan,
kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang
ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak
tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah
media itu. Selain kelebihan yang telah disebutkan diatas, komputer sebagai media
pembelajaran memiliki kelemahan antara lain : hambatan dana, ketersediaan
piranti lunak dan keras komputer, keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan
penerimaan terhadap tehnologi.
2.5.Media Animasi Powerpoint
Menurut Lee (dalam Ena, 2011) merumuskan paling sedikit ada delapan
alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran. Alasan-alasan itu adalah:
pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi
yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan
pemahaman global.
Menurut Nasution, (1999:110) media animasi merupakan peralatan
elektronik digital yang dapat memproses suatu masukan untuk menghasilkan
suatu keluaran yang bekerja secara digital. Media animasi adalah hasil teknologi
Menurut Ena (2011) Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi
presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office.
Program ini dibuat untuk mendesain presentasi dalam seminar, workshop,
penataran dan sebagainya oleh penyaji.
Keuntungan dari program Microsoft Powerpoint adalah sederhananya
tampilan ikon- ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan
ikon- ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai
komputer. Program yang dihasilkanpun menarik. Program Microsoft Powerpoint
dilengkapi dengan animasi yang bukan hanya berlaku pada teks saja tetapi juga
pada gambar, suara, garis dan sebagainya, sehingga merupakan program yang
interaktif. Inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Akuntansi.
Dengan adanya animasi tentu akan menarik perhatian siswa.
Penggunaan program Microsoft Powerpoint pun memiliki kelebihan sebagai
berikut: (1) penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,
baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto, (2) lebih merangsang anak
untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, (3) pesan
informasi secara visual mudah dipahami peserta didik, (4) tenaga pendidik tidak
perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan, (5) dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang, dan (6)
dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk),
sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.
Di era yang semakin modern ini, semua tenaga kependidikan sangat dituntut
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu suatu pendidikan. Sebagai guru harus
sadar benar akan arti pentingnya teknologi untuk menunjang proses pembelajaran,
salah satunya adalah dengan menggunakan Powerpoint. Melihat perkembangan
dalam dunia pendidikan sekarang ini, sudah saatnya seorang guru melakukan
pembaharuan-pembaharuan dalam teknik pengajarannya. Dalam hal ini perubahan
yang harus dilakukan oleh guru salah satunya adalah pembuatan media
pembelajaran berbasis komputer, khususnya presentasi dengan menggunakan
Powerpoint. Presentasi menggunakan Powerpoint diharapkan dapat
mengkomunikasikan suatu gagasan/ pemikiran yang bertujuan untuk menarik
perhatian siswa sebagai peserta didik.
2.6.Tinjauan tentang Akuntansi dan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang Menurut Harahap (2005:4) Akuntansi adalah bahasa atau alat komunkasi
bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi)
berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal
suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Dalam
buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), akuntansi adalah
proses mengidentifikasi, mengatur, menyampaikan informasi ekonomi sebagai
bagian informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam
mengambil kesimpulan oleh penguna informasi keuangan.
Dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa akuntansi adalah
suatu kegiatan mengolah input (transaksi keuangan) melalui proses pencatatan,
Pencatatan pada perusahaan dagang pada prinsipnya tidak berbeda dengan
pencatatan pada perusahaan jasa. Tetapi karena perusahaan dagang mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan perusahaan jasa, maka dalam pencatatannya
mempunyai karakter yang khas. perusahaan dagang adalah perusahaan yang
kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagangan dari pemasok
(supplier) dengan tujuan untuk dijual kembali kepada konsumen tanpa mengubah
bentuk. Karakteristik perusahaan dagang yang tidak dimiliki oleh perusahaan jasa,
adalah pembelian, penjualan, dan persediaan barang dagangan. Hasil utama yang
diperoleh perusahaan dagang adalah keuntungan (laba) atau pun kerugian yang
merupakan selisih antara harga pembelian dengan harga penjualan.
Menurut Indrastuti (2009:19) Jurnal khusus yaitu jurnal yang digunakan
untuk mencatat kelompok transaksi sejenis yang sering terjadi. Jurnal khusus
bertujuan untuk mengurangi pekerjaan dalam memposting ke buku besar dan
untuk menciptakan pengendalian intern perusahaan. Manfaat jurnal khusus adalah
sebagai berikut.
a) Terdapat spesialisasi kerja (pembagian kerja) menurut jenis jurnal yang telah
ditentukan.
b) Informasi keuangan yang disajikan lebih jelas karena ada pengelompokan
data keuangan yang sejenis.
c) Posting ke buku besar lebih mudah dilakukan karena dilakukan secara berkala
dengan pengelompokan transaksi yang sejenis.