• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI

KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI

BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS

GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B

SMP NEGERI 16 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama : Pendidikan Geografi

Oleh :

(2)

commit to user

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI

KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI

BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS

GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B

SMP NEGERI 16 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun oleh :

Christiana Yuning Ratista S880809004

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr.H.Soegiyanto,SU ……… ………… NIP. 194804041975011001

Pembimbing II Prof. Dr.Sigit Santoso, M.Pd ... ... NIP. 195009301976031004

(3)

commit to user

Ketua Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Prof.Dr.Sigit Santoso, M.Pd NIP. 195009301976031004

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI

KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI

BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS

GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B

SMP NEGERI 16 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun oleh :

Christiana Yuning Ratista S880809004

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Prof. Drs. Indrowuryatno, M.Si. ……… ……….

Sekretaris : Prof. Dr. Minardi, M.Si. ……… ………

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd ……… ……….

(4)

commit to user

Mengetahui

Ketua Program Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd ……… ………. Studi PKLH NIP. 195009301976031004

Direktur Program Prof. Drs. Suranto, M.Sc,PhD ………. Pascasarjana NIP. 195708201985031004

PERNYATAAN

Nama : Christiana Yuning Ratista NIM : S880809004

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII

Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah betul-betul

karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda

citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 22 Desember 2010 Yang membuat pernyataan,

(5)

commit to user

MOTTO

Sebelum orang berkomitmen, ada keraguan

Kesempatan untuk mundur, selalu sia-sia…

Ketika orang benar-benar berkomitmen

Tuhan juga bergerak.

Segala hal terjadi untuk membantu

Hal-hal yang tadinya tidak akan terjadi

Serangkaian peristiwa muncul dari keputusan.

(6)

commit to user

PERSEMBAHAN

Untuk putri – putraku,

Clara Talita Kirana

Dan

Titus Bara Kirana

yang telah menjadi guru sabarku,

dan landasan dukungan,

sebagai anak dan orang dewasa.

Mereka adalah “emas” hidupku,

dan

(7)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis

ini dengan judul: Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk

Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS

Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun

Pelajaran 2010/2011 guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar Magister Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam pelaksanaan penelitian

maupun dalam penyusunan laporan tesis. Untuk itu dengan kerendahan hati saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr.dr.H.Much.Syamsulhadi,Sp.Kj(K), selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti

pendidikan di Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana.

3. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(8)

commit to user

Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai pembimbing II, yang telah

memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Program Studi PKLH.

4. Prof. Dr. Heribertus Sugiyanto, S.U. Selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

Hidup Minat Utama Pendidikan Geografi Program Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret yang telah berkenan menguji, memberikan saran dan bimbingan

untuk penyempurnaan tesis yang penulis susun ini.

6. Drs. M. Amir Khusni, MM. Kepala SMP Negeri 16 Surakarta dan seluruh staf

serta para siswa yang telah mau membantu memberikan informasi yang

mendukung penyelesaian tesis ini.

7. Keluarga tercinta, Suami dan anak-anakku Tita dan Titus yang telah banyak

memberikan perhatian, dukungan dan doanya.

8. Rekan-rekan Pascasarjana UNS Program Studi PKLH Minat Utama Pendidikan

Geografi dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

Penulis berharap dan berdoa semoga bantuan yang telah diberikan kepada

penulis dalam bentuk apapun diberkati oleh Tuhan. Semoga penyusunan tesis ini

nantinya berguna bagi perkembangan pendidikan geografi khususnya dan

(9)

commit to user

Surakarta, 22 Desember 2010

Penulis

Christiana Yuning Ratista

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS ……… iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO……… . v

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… . vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT………. . xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

(10)

commit to user

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 8 A.Tinjauan Pustaka ... 8

1. Tinjauan Minat Belajar ... 8

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 10

3. Pendekatan Model Pembelajaran Quantum ... 16

4. Komik Sebagai Media Pembelajaran ... 27

B.Penelitian yang Relevan ... 33

C.Kerangka Berpikir ... 34

D.Hipotesis ... 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A.Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

1. Waktu Penelitian ... 39

2. Tempat Penelitian ... 44

B.Subyek Penelitian ... 45

C.Sumber Data ... 46

D.Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 47

1. Teknik Pengumpulan Data ... 47

(11)

commit to user

E. Validasi dan Reliabilitas Data ... 48

1. Validitas data………. 48

2. Reliabilitas Instrumen……… 53

F. Analisis Data ... 54

G.Indikator Kerja ... 56

1. Minat belajar siswa……… 56

2. Prestasi belajar siswa………. 56

H.Prosedur Penelitian ... 57

1. Perencanaan……… 58

2. Pelaksanaan……… 59

3. Pengamatan……… 59

4. Analisis dan Refleksi……… 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A.Deskripsi Sekolah Tempat Penelitian ... 63

1. Tempat dan Lokasi ... 63

2. Sarana dan Prasarana ... 64

B.Dialog Awal Sebelum Penelitian ... 65

C.Deskripsi Kondisi Awal ... 66

D.Deskripsi Siklus I ... 68

1. Perencanaan ... 69

(12)

commit to user

3. Pengamatan ... 72

4. Refleksi ... 75

E. Deskripsi Siklus 2 ... 76

1. Rencana Perbaikan ... 76

2. Pelaksanaan ... 77

3. Pengamatan ... 78

4. Refleksi ... 81

F. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus ... 81

G.Hasil Penelitian ... 84

BAB V. PENUTUP ... 88

A.Kesimpulan ... 88

B.Implikasi ... 89

C.Saran-saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

1. Alokasi Waktu Penelitian ... 42

2. Intepretasi reliabilitas ... 54

3. Kreteria intepretasi minat belajar siswa ... 55

4. Skor minat belajar IPS Geogtafi sebelum tindakan ... 66

5. Rekapitulasi nilai prestasi belajar siswa sebelum tindakan ... 68

6. Rekapitulasi Nilai Post Tes Siklus 1 ... 73

7. Hasil Tes Siklus 1………. 74

8. Rekapitulasi nilai pos tes siklus 2 ... 79

9. Hasil pos tes siklus 2 ... 80

10. Tindakan pada siklus 1 dan 2 ... 83

11.Minat dan prestasi belajar Siklus 1 dan 2 ... 83

(14)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

1. Skema kerangka berfikir ... 37

2. Pelaksanaan tindakan pada dua siklus ... 61

3. Prosentase minat siswa……….. 86

4. Grafik minat siswa………. 87

(15)

commit to user

ABSTRAK

Christiana Yuning Ratista, S880809004. 2010. Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B

SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis. Program Studi

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama Pendidikan Geografi, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme. Subyek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta kelas VII ruang B pada tahun ajaran 2010/ 2011 pada semester 1 , dengan jumlah siswa 36 orang siswa yang terdiri dari siswa perempuan 18 orang dan siswa laki-laki 18 orang. Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus dengan jumlah tatap muka setiap siklusnya sebanyak 2 kali, setiap kali pertemuan terdiri 2 jam pelajaran dikarenakan pada saat pengambilan data jatuh pada bulan Ramadhan, jumlah jam tatap muka setiap minggunya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Pendidikan IPS bagi siswa kelas VII adalah 2 jam. Data setiap siklus diperoleh melalui: Nilai hasil post test setiap berakhir satu kali tatap muka, Angket minat belajar siswa yang diberikan setiap berakhir siklus, respons siswa terhadap materi kegiatan belajar mengajar, catatan hasil pengamatan guru baik secara individu maupun saat siswa bekerja dalam kelompok. dan catatan lapangan yang peneliti lakukan di setiap kali tatap muka.

Pada siklus 1 kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 48,79% dengan kategori cukup, Pada siklus 2 kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 65,54% dengan kategori kuat. Dari nilai post test yang didapat dari pada masing-masing siklus yaitu : siklus satu nilai rata-rata 6,84 yang didapat dari nilai rata-rata pada pertemuan satu 6,64 dan nilai rata-rata pada pertemuan ke dua adalah 7,03.Nilai hasil belajar siklus ke dua rata-rata 7,42 diperoleh dari nilai post tes pertemuan ke satu siklus dua nilai rata-rata 7,11 dan nilai rata-rata pada pertemuan ke dua siklus dua adalah 7,72 terlihat ada kenaikan hasil belajar rata-rata dari siklus satu ke siklus dua yaitu 0,58.

(16)

commit to user

Kata kunci: Minat, Prestasi belajar, Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik.

ABSTRACT

Christiana Yuning Ratista, S880809004. The Quantum Learning Model with Comic Visualization to Improve the Learning Interest and the Learning Achievement in Social Science of Geography on Volcanism of the Students in Grade VII, Room B of State Junior Secondary School 16 of Surakarta in the Academic Year of 2010/2011: A Classroom Action Research. Principal Advisor: Prof. Dr.H.Soegiyanto, SU. Co-advisor: Prof. Dr.Sigit Santoso, M.Pd. Thesis: The Core Interest of Geography, The Graduate Program in Population and Environmental Science Education, Sebelas Maret University, Surakarta 2010.

The objectives of the research are to investigate how far the utilization of the quantum learning model with comic visualization can improve the interest and the learning achievement in Social Science of Geography on Volcanism.

The subjects of the research were the 36 students in Grade VII, Room B of State Junior Secondary School 16 of Surakarta in Semester I in the academic year of 2010/2011. They consisted of 18 males and 18 females. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of two meetings; each meeting lasted for 2 hours of learning; the duration of each hour of learning was 30 minutes because the time when the data of the research were gathered was fasting month; and the number of meetings per week under the School-Based Curriculum (KTSP) of Social Science education for the students in Grade VII was 2 hours of learning. The data of each cycle were obtained through the scores of post-test administered for each meeting, questionnaire of students’ learning interest administered for each cycle, students’ responses towards the materials of the teaching and learning activities, teacher’s observation-based notes when the students worked individually or in group, and field notes taken from each meeting.

(17)

commit to user

Based on the results of the research, a conclusion is drawn that the application of the classroom action research through the utilization of the quantum learning model with the comic visualization can improve students’ learning interest and the learning achievement in Social Science of Geography on Volcanism. This is shown by the average learning results of the students prior to and following the treatments. Prior to the treatments, their average score is 6.05. Following the treatment in Meeting II of Cycle I their average score becomes 7.03, and following the treatment in Meeting II of Cycle II, their average score improves to 7.72. The average score from the preliminary condition (prior to treatment) to the final condition (following the treatments) improves up to 1.67.

Keywords: Learning interest, learning achievement, and quantum learning model with comic visualization

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara. Pendidikan yang

baik seharusnya dapat menciptakan generasi yang dapat meneruskan kelangsungan

hidup negara. Proses pendidikan ini mempersiapkan mereka baik dari sisi

pemikiran, moral, pengetahuan maupun keterampilan.

Pendidikan selalu berusaha menjadikan siswa sadar akan belajar mereka

(18)

commit to user

baik bukan tumbuh melalui tekanan yang berasal dari luar akan tetapi dari dalam

siswa sendiri. Dengan kesadaran ini siswa akan benar-benar mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan sebagai kegiatan yang menyenangkan untuk itulah

penumbuhan minat belajar dalam diri siswa menjadi misi tersendiri di samping

mengajarkan pengetahuan pada siswa. Berdasarkan pada teori minat, belajar akan

menjadi hal yang menarik bila merupakan kehendak sendiri siswa, minat ditujukan

pada pengalaman objektif siswa, terutama keinginan siswa sendiri untuk terlibat

dalam pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Menjadikan pelajaran IPS Geografi

menjadi sangat menarik dan pada akhirnya menumbuhkan minat dan meningkatkan

prestasi siswa, inilah yang menjadi pusat perhatian peneliti dalam penelitian

tindakan kelas kali ini. Fenomena yang kini semakin marak di kalangan pelajar/

siswa, yaitu adanya kecenderungan membaca media hiburan seperti komik

dan majalah secara berlebihan dibandingkan dengan penggunaan waktu mereka

untuk mengerjakan tugas rumah mereka. Pengamatan pada gejala ini memberikan

gambaran bahwa siswa cenderung untuk memilih bacaan yang ringan, bergambar

dan warna yang menarik, sesuai dengan kekhasan perkembangan jiwa mereka dan

juga dekat dengan keseharian mereka yang penuh warna kehidupan. Gambaran ini

tentu kontras dengan pengajaran buku teks pelajaran yang sarat konsep dan jauh

dari apa yang mereka jumpai dalam kehidupan mereka. Buku teks monoton menjadi

buku yang hanya dibaca menjelang ujian atau ulangan harian saja. Pada akhirnya

(19)

commit to user

adanya keuntungan dari belajar IPS Geografi, selain untuk memperoleh nilai yang

baik, sehingga konsep yang mereka dapat menjadi tanpa makna. Hal ini

bertentangan dengan prinsip belajar tuntas dalam tujuan pembelajaran IPS Geografi,

dimana siswa diharapkan mampu membangun konsep geografi dari dalam dirinya

sendiri berdasar teori dan pengalaman belajar siswa serta dapat menguasai

konsep-konsep tersebut dengan baik dan benar.

Pendekatan apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar IPS

Geografi sudah seharusnya diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola

kegiatan pembelajaran di kelas tidak hanya ditentukan oleh didaktik-metodik apa

yang digunakan, melainkan juga oleh bagaimana peranaan guru memperkaya

pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian

kegiatan pengamatan lingkungan secara aktif. Guru harus memahami kemampuan

siswa tentang suatu konsep nilai yang akan diajarkan dalam pembelajaran IPS

Geografi.

Di samping itu guru harus memahami konsep dengan jelas selaras dengan konsep

yang direkam dari lingkungan belajarnya. Keadaan ini perlu untuk menghindari

kesalahan pemahaman antara nilai yang diajarkan di sekolah dengan konsep nilai

yang didapat dari lingkungannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi

menjadi tantangan besar bagi guru tidak terkecuali guru IPS Geografi.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, guru geografi dapat

meningkatkan kualitas suasana pembelajaran dengan memanfaatkan animasi

(20)

commit to user

lucu dan langsung mengena pada apa yang dijumpai siswa, konsep-konsep IPS

Geografi akan menjadi dekat dan pada akhirnya siswa merasa bahwa

konsep-konsep ini diperlukan. Penjabaran konsep-konsep-konsep-konsep IPS Geografi dalam bentuk

komik akan memancing minat belajar mereka tanpa paksaan dan penggabungan

dengan model pembelajaran quantum akan lebih memunculkan rasa bahwa belajar

IPS Geografi merupakan hal yang menarik, sehingga diharapkan belajar menjadi

suatu hal yang menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Supaya penelitian yang peneliti lakukan bisa lebih terpusat, maka peneliti

perlu melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Mengapa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta

rendah.

2. Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta

rendah.

3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

IPS Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP

(21)

commit to user

4. Faktor-faktor apa yang menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

IPS Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP

Negeri 16 Surakarta rendah.

5. Mengapa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B SMP Negeri 16 Surakarta harus ditingkatkan.

6. Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta harus

ditingkatkan.

7. Bagaimanakah caranya agar minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP N

16 Surakarta bisa meningkat.

8. Bagaimanakah caranya agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP N

16 Surakarta bisa meningkat.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak tersebar kemana-mana sehingga penelitian ini tidak

terfokus, maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah. Langkah awal yang

penulis lakukan dalam pembatasan masalah adalah dengan penulis tidak meneliti

semua variabel yang berkaitan dengan Pendidikan IPS Geografi yang membahas

(22)

commit to user

1. Variabel rendahnya minat belajar IPS Geografi tentang vulkanisme di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada semester I tahun pelajaran

2010/2011.

2. Variabel rendahnya prestasi belajar IPS Geografi tentang vulkanisme di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada semester I tahun pelajaran

2010/2011.

3. Variabel penulis belum memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan

visualisasi komik dalam pembelajaran IPS Geografi tentang Vulkanisme.

Selain ketiga variabel diatas sebetulnya masih ada beberapa variabel lagi

yang ada, pembahasan tentang variabel yang lainnya kemungkinan akan penulis

lakukan pada penelitian yang selanjutnya setelah penelitian ini selesai. Penulis

membatasi variabel terikat dengan hanya melakukan penelitian pada minat dan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII ruang B

semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta tentang materi

vulkanisme.

Pembatasan variabel bebas yang peneliti lakukan guna meningkatkan minat

dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi pada SMP Negeri 16

Surakarta tentang vulkanisme, penulis memanfaatkan model pembelajaran quantum

dengan visualisasi komik didalam kegiatan belajar mengajar IPS Geografi pada

semester I tahun ajaran 2010/2011.

(23)

commit to user

Untuk memperoleh kejelasan arah penelitian dan untuk memusatkan

penelitian, maka diperlukan perumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah di

atas. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi

tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011 ?

2. Apakah model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS

Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Di dalam penelitian ini terdapat dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan minat dan

prestasi belajar IPS Geografi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Surakarta. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini untuk :

1. Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi

tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS

Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16

(24)

commit to user F. Manfaat Penelitian

Atas dasar hasil-hasil penelitian diharapkan bermanfaat baik secara teoritis

dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoris hasil penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan

baru tentang khasanah pengetahuan tentang minat dan prestasi belajar dengan

memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik

vulkanisme dalam pembelajaran IPS Geografi. Dengan demikian hasil-hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan

khususnya bagi guru, siswa, sekolah dan dinas pendidikan yang bersangkutan.

a. Bagi siswa, melalui penelitian ini siswa dapat memahami bahwa

pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran guna merangsang minat belajar siswa.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam rangka

peningkatan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS Geografi.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini merupakan gambaran yang dapat digunakan

sebagai dasar pengembangan metode pembelajaran.

(25)

commit to user

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang minat belajar

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek, untuk

merasakan tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1996:30). Menurut Doyles Fryr dalam

Wayan Nurkancana dan Sumantana (1983:229): minat adalah “Gejala psikis

yang berkaitan dengan aktifitas yang menstimulus perasaan senang pada

individu,” Reilly, Robert R and Ernest L Lewis (1983: 545) minat adalah

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keingintahuan yang besar

terhadap sesuatu.

Depdiknas (2003: 60) menyatakan minat adalah pilihan kesenangan yang

dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang

dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan.

Minat merupakan kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh

perhatian pada orang, situasi atau aktivitas tertentu.

Bloom (1973: 380) mengartikan bahwa minat merupakan kondisi rangsang

yang dihubungkan dengan obyek tertentu dan dinyatakan sebagai rasa suka atau

tidak suka terhadap sesuatu.

(26)

commit to user

Pengertian minat yang masih menekankan perasaan yang dikemukakan oleh

Fryer yang dikutip oleh Bloom (1973: 123), yang membedakan minat subyektif

dan minat obyektif. Minat subyektif merupakan hasil penilaian perasaan

terhadap pengalaman tertentu yang menyenangkan, sedang minat obyektif

merupakan reaksi positif yang ditimbulkan oleh obyek dan kegiatan dalam

hubungan dengan lingkungan sekitar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

orang yang berminat terhadap sesuatu memiliki perasaan senang, dan perasaan

tersebut disebabkan adanya penilaian perasaan mengenai

pengalaman-pengalaman hidupnya.

Crow dan Crow (1989: 371) mengartikan “Minat merupakan kekuatan yang

mendorong individu dalam memberikan perhatian terhadap seseorang, sesuatu

atau kegiatan tertentu.” minat merupakan suatu motif yang menunjukkan arah

perhatian individu kepada suatu obyek, kegiatan. Orang yang berminat terhadap

sesuatu pada dirinya timbul dorongan untuk memperhatikan sesuatu. Kedua

pengertian tersebut mengandung dua unsur penting yang tercakup dalam

pengertian minat, yaitu motivasi dan perhatian. Penekanan aspek kognisi dalam

minat secara tegas dikemukakan oleh Whiterington (1983: 235), yang

mengartikan minat sebagai:”Kesadaran seseorang, bahwa suatu situasi

mengandung sangkut paut atau berhubungan dengan dirinya”.

Minat seseorang terhadap sesuatu bukan semata-mata merupakan bawaan

sejak lahir, melainkan lebih banyak sebagai hasil dari akumulasi pengalaman

(27)

commit to user

menimbulkan efek yang sesuai dengan harapannya, maka minat orang itu

terhadap kegiatan tersebut dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat

Crow dan Crow (1989: 307) yang menyatakan bahwa timbulnya minat dapat

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

2. Tinjauan tentang Prestasi belajar IPS Geografi

a. Pengertian Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah tingkat ketercapaian tujuan pendidikan dan atau

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, GBPP atau

dalam perangkat perencanaan kegiatan pembelajaran lainnya ( Boediono,

1994:23). Menurut Winkel (1984: 51) prestasi belajar adalah bukti

keberhasilan yang dicapai. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh siswa setelah

melakukan kegiatan belajar yang dapat dibuktikan dengan angka, huruf,

maupun tingkah laku lain dalam periode tertentu. Dengan demikian, apabila

siswa sedang belajar IPS Geografi maka akan diperoleh prestasi dari hasil

belajar IPS Geografi.

Menurut Nasution ( 1982:39) prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai

dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan dan latihan tertentu. Wujud dari

prestasi belajar berupa pengertian, kecakapan-kecakapan serta keterampilan.

Dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh tujuan

(28)

commit to user

evaluasi. Aiken. Lewis R. (1997: 109) menyatakan bahwa tes prestasi

biasanya menilai pengetahuan sesuatu yang telah digunakan secara

eksplisit, sehingga nilai-nilai pada tes cenderung dipengaruhi oleh latihan dari

tes-tes kecerdasan. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi selama

jangka waktu tertentu dari belum mampu kearah sudah mampu. Belajar

merupakan kegiatan yang tidak dapat disaksikan dari luar. Belajar adalah

suatu aktifitas mental/psikis yang belangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan

bebas ( Winkel 1996: 50).

Selain mempertahankan hal di atas, untuk mengajar harus memperhatikan

faktor kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar yang efektif dalam

kegiatan-kegiatannya, misalnya melakukan eksperimen, diskusi, observasi,

demonstrasi dan sebagainya (Muh. Syafik 2003:203). Dari uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa

dan tingkat pencapaian prestasi pada suatu mata pelajaran.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Dimyati (1999:238) menyatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang dialami dan dihayati siswa

yang berpengaruh terhadap proses belajar adalah: a) sikap siswa terhadap

proses belajar, 2) motivasi belajar, 3) konsentrasi belajar, 4) kemampuan

(29)

commit to user

kemampuan menggali hasil belajar yang telah disimpan, 7) kemampuan untuk

berprestasi atau unjuk hasil belajar, 8) rasa percaya diri siswa, intelegensi,

keberhasilan belajar dan kebiasaan belajar. Faktor ekstern yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) guru sebagai pembimbing

belajar siswa, 2) sarana dan prasarana belajar, 3) kondisi pembelajaran, 4)

kebijaksanaan penilaian. 5) kurikulum yang diterapkan dan lingkungan sosial

siswa. Prestasi belajar setiap peserta didik berbeda-beda, hal ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor indogen dan faktor eksogen, a)

faktor indogen adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor

eksogen dibagi menjadi dua yaitu faktor biologis dan faktor psikologis

(Abu Ahmadi,1982:7). Faktor biologis antara lain kesehatan, kelengkapan

panca indra, kelengkapan anggota badan atau tidak cacat. Faktor psikologis

antara lain intelegensi, minat, bakat dan emosi. Faktor eksogen meliputi faktor

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar juga dapat digolongkan

menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah yang berasal

dari dalam diri siswa. Faktor intern terdiri dari faktor fisik dan faktor non fisik

(psikis). Faktor fisik meliputi susunan syaraf, kesehatan jasmani dan

kesehatan indra. Adapun faktor psikis meliputi: 10 intelegensi, yang

merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan

(30)

commit to user

merupakan kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, suatu hal atau situasi

mempunyai sangkut paut dengan dirinya, 3) sikap, merupakan kesiapan pada

diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu, 4)

bakat, merupakan kemampuan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan

ketrampilan yang relatif umum atau khusus, 5) motivasi, merupakan faktor

dalam merangsang perhatian. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari

luar diri siswa.

Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat

(Singgih D,Gunarso,1983:10). Keluarga sebagai faktor ekstern dalam

pencapaian prestasi belajar maksudnya adalah situasi atau kondisi yang

mendukung dan berpengaruh terhadap baik buruknya prestasi belajar siswa.

Faktor keluarga ini antara lain, keadaan sosial keluarga, jumlah anggota

keluarga, keharmonisan keluarga ( Singgih D. gunarso 1983:11).

Sekolah sebagai faktor ekstern merupakan tempat berlangsungnya aktivitas

siswa dalam proses belajar mengajar mempunyai pengaruh yang besar dalam

kaitan dengan usaha bagi peserta didik untuk mencapai prestasi belajar.

Faktor sekolah yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar terhadap

siswa antara lain; 1) guru, bertanggungjawab dalam menyampaikan materi

pelajaran, sikap dalam mengajar yang dipakai, 2) teman sekelas, merupakan

teman sepergaulan siswa dalam lingkungan sekolah sangat mempengaruhi

pencapaian prestasi belajar, 3) lingkungan sekolah, lingkungan sekolah yang

(31)

commit to user

mendapatkan prestasi belajar yang baik seperti yang diinginkan, 4) fasilitas

sekolah, fasilitas sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi

belajar, karena dengan fasilitas yang terbatas maka pengetahuan siswa

terbatas pula. Misalnya buku-buku perpustakaan, alat-alat laboratorium atau

adat istiadat yang berlaku, sikap dan sifat masyarakat, aktivitas organisasi dan

sebagainya ( Singgih D. gunarsa 1982; 11).

c. Cara mengukur prestasi belajar siswa

Cara mengukur prestasi belajar siswa adalah dengan prosedur penilaian

atau tes. Adapun bentuk tes dapat berwujud tes lisan, tes tertulis atau tes

perbuatan. Untuk menentukan hasil belajar benar-benar telah tercapai atau

belum, diperlukan adanya suatu alat untuk mengukurnya yaitu tes atau

penilaian. Tes merupakan prosedur yang sistematis, artinya; a) item-item

dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, b) aturan administrasi dan

pemberian skor atau angka dilakukan dengan jelas dan dispesialisasikan

secara terperinci. Webster dalam Suharsini Arikunto ( 1998: 32) menyatakan

bahwa tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, bakat, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam upaya untuk memperoleh informasi mengenai pengetahuan

maupun keterampilan siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) tes

tertulis, merupakan alat penilaian yang menyajikan maupun pengerjaannya

(32)

commit to user

pernyataan, 2) tes lisan, merupakan alat penilaian yang penyajiannya maupun

pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atau pernyataan, maupun

tanggapan atas pertanyaan yang diajukan, 3) tes perbuatan, merupakan alat

penilaian yang penugasannya disampaikan secara tertulis maupun lisan dan

pengerjaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan. Pada umumnya tes

perbuatan dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan berkaitan

dengan kemampuan menampilkan sesuatu, seperti praktik kesenian, membaca

puisi, olah raga, maupun praktik di laboratorium.

Pengolahan prestasi belajar adaptif menerapkan kriteria Penilaian Acuan

Norma (PAN) atau menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Gronlund

( 1985 : 13) mengemukakan bahwa PAN merupakan penilaian yang

membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lainnya.

Penilaian Acuan Patokan merupakan penilaian yang menggambarkan

seberapa jauh yang dapat dikerjakan siswa. Jadi penilaian proses belajar siswa

dilakukan dengan membandingkan hasil kerja siswa dengan patokan yang

telah ditetapkan. Dalam penelitian ini prestasi belajar IPS Geografi diukur

dengan prosedur penilaian acuan patokan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menjadi salah

satu faktor keberhasilan belajar, sehingga penerapan model pembelajaran

quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran Pendidikan IPS

Geografi diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

(33)

commit to user

materi pada standar kompetensi Memahami kehidupan manusia dan

kompetensi dasar Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses

pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan bagi siswa kelas VII

semester I Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.

3. Pendekatan model pembelajaran quantum

a. Pengertian quantum dalam pembelajaran

Quantum istilah dari ilmu fisika yang berarti interaksi-interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus

yang terkenal dalam fisika adalah quantum, energi masa kali kecepatan

cahaya kuadrat. Tubuh manusia secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar,

belajar bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi

hubungan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (De Porter, Reardon,

Singer-Nourie, 2001: 8). Dalam proses pembelajaran berupaya seoptimal

mungkin memberdayakan energi siswa untuk meraih prestasi belajar optimal.

Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang

telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis bekerja untuk semua tipe orang dan

segala usia. Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, seorang

pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan “sugestology”

atau “sugestopedia”. Prinsipnya bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi

(34)

commit to user

ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti

positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di

dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster

untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan

menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.

Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan sugestology adalah

“percepatan belajar” (accelarated learning). Percepatan belajar didefinisikan

sebagai “Memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang

mengesankan, dengan upaya normal dan dibarengi kegembiraan” (DePorter,

Reardon, Singer-Nourie, 2001: 8). Dalam proses perolehan informasi,

quantum learning memberikan perhatian pada hubungan antara penggunaan

bahasa dengan perilaku-perilaku guru. Penggunaan bahasa yang positif akan

mendorong tindakan-tindakan yang positif, sehingga akan merangsang fungsi

kerja otak yang efektif.

b. Pendekatan quantum dalam pembelajaran

Pendekatan quantum merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan

dengan adanya penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam

dan di sekitar situasi belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur

belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa.

Interaksi-interaksi antar masing-masing komponen pendidikan akan mengubah

(35)

commit to user

bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya (DePorter, Reardon,

Singer-Nourie 2001: 5).

Pendekatan quantum dalam pembelajaran mendasarkan pada

pengkondisian kognisi dalam konteks dunia nyata. Menurut Sri Anitah, W

dan Noerhadi, Th (2003;8) pengkondisian dalam konteks dunia nyata

diartikan bahwa; 1) tugas tidak terpisah-pisah, namun merupakan bagian dari

konteks yang lebih luas. Guru berperan menciptakan lingkungan yang

menunjukkan konteks yang lebih luas yang relevan dengan masalah yang

dihadapi, 2) keriilan konteks lebih banyak mengacu pada tugas-tugas siswa

berdasarkan informasi dan lingkungan sekitar, 3) konteks lingkungan sangat

penting. Konsep esensial dalam paradigma ini adalah bahwa informasi tidak

dapat diingat secara independen atau keseluruhan yang abstrak, namun

informasi melekat pada konteks lingkungan. Secara kualitatif lingkungan

sekolah berbeda dengan lingkungan dunia nyata. Pengembangan lingkungan

belajar yang mampu merangsang dan meningkatkan partisipasi aktif siswa

dalam pembentukan pengertian dan konsep, menjadi kebutuhan yang sangat

penting.

Pendekatan quantum pada hakekatnya pendekatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan secara luas dan menyenangkan kepada siswa untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa berperan aktif dalam

pembelajaran harus diciptakan suasana yang menggairahkan dengan

(36)

commit to user

dapat menumbuhkan/meningkatkan daya kreatif. Menurut Hadi Kusumanto

(1984;8) prinsip-prinsip penerapan belajar aktif sebagai berikut:

1) Prinsip motivasi, dalam belajar perlu diperhatikan motif-motif yang

mendorong siswa dalam pembelajaran dan selanjutnya ditumbuh

kembangkan.

2) Prinsip latar, dengan mempelajari sesuatu yang baru siswa telah

mengetahui hal-hal lain baik secara langsung maupun tidak langsung

berkaitan.

3) Prinsip pemusatan perhatian, dengan menggunakan pola tertentu yakni

mengkaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam satu pelajaran.

4) Prinsip keterpaduan dengan mengkaitkan suatu bahan pelajaran dengan

bahan pelajaran lain baik dalam satu pelajaran maupun mata pelajaran

lain.

5) Prinsip pemecahan masalah, dalam pembelajaran perlu dikemukakan

situasi yang bermasalah agar siswa terbiasa menghadapi situasi yang

memerlukan pemecahan masalah.

6) Prinsip penemuan, pada hakekatnya siswa berpotensi untuk mencari,

menemukan, mengembangkan fakta dan menginformasikan.

7) Prinsip belajar sambil bekerja, pengalaman dari hasil bekerja tidak mudah

dilupakan akan diperoleh rasa percaya diri dan kepuasan diri.

8) Prinsip belajar sambil bermain, dalam pembelajaran perlu diciptakan

(37)

commit to user

9) Prinsip perbedaan individual, siswa memiliki perbedaan dalam hal tingkat

kecerdasan, kegemaran, latar belakang keluarga, sifat maupun kebiasaan.

10)Prinsip hubungan sosial, dalam pembelajaran berkelompok siswa akan

menyadari kelebihan dan kekurangannya sehingga tercipta suasana

kerjasama yang menyenangkan.

c. Faktor-faktor yang mendukung penerapan model pembelajaran quantum

Model pembelajaran quantum melihat kesuksesan siswa didasarkan pada

unsur-unsur yang tersusun dengan baik dengan sudut pandang yang berbeda,

antara lain suasana lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan

fasilitas (De Potter, Reardon, Singer-Nourie,2005: 8). Menurut Brooks &

Brooks dalam Sri Anitah dan Noeerhadi, Th ( 2003:6) untuk mendukung

pembelajaran yang berusaha melihat permasalahan dari sudut pandang yang

berbeda adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,

nyaman dan kolaboratif. Guru harus menjadi kontruktivis di dalam suatu

proses pembelajaran, menyiapkan lingkungan belajar yang mendukung siswa

membentuk makna, mengapresiasikan ketentuan dan prinsip-prinsip belajar

bertanggung jawab.

Menurut De Potter, Reardon, singer-Nourie (2005 :9) ada beberapa

faktor yang mendukung penerapan model quantum, antara lain : 1)

lingkungan, terdiri dari lingkungan yang aman, mendukung, santai,

penjelajahan dan menggembirakan, 2) fisik, terdiri dari gerakan, terobosan,

(38)

commit to user

yang terdiri dari suasana yang nyaman, cukup penerangan, enak dipandang,

ada musiknya, 4) nilai-nilai dan keyakinan yang terdiri dari : a)

sumber-sumber, pengetahuan, pengalaman, hubungan, inspirasi, b) belajar untuk

mempelajari ketrampilan seperti menghafal membaca, menulis, mencatat,

kreatifitas, cara belajar, komunikasi, hubungan, c) metode yang digunakan

misalnya mencontoh, permainan, simulasi, simbol.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa faktor yang mendukung

penerapan model quantum learning dalam pembelajaran antara lain

lingkungan yang positif, suasana yang nyaman dengan musik latar dan

keyakinan siswa dalam belajar.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat diwujudkan dalam bentuk

mengajukan pertanyaan atau pemberian jawaban dalam pembahasan materi

pelajaran. Dalam menerima jawaban dari siswa, guru tidak langsung

menyalahkan jawaban siswa melainkan harus menelusuri mengapa siswa

menjawab demikian.

Untuk siswa yang menjawab salah, guru dapat mengajukan pertanyaan lain

yang mampu mengarahkan siswa agar dapat memberikan jawaban benar,

bertitik tolak dari kesalahan jawaban yang disampaikan sebelumnya. Sikap

guru kepada siswa yang menjawab benar, guru berusaha mengetahui

memahami alur berpikir siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuan

(39)

commit to user

sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna,

cara berpikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional, namun

semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang

efektif. Model pembelajaran quantum mencakup aspek-aspek penting dalam

program neurolinguistik (NLP), yaitu penelitian tentang bagaimana otak

mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan

prilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara

siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui

penggunaan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan

positif faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang positif. Semua ini

dapat pula menunjukkan gaya belajar terbaik dari setiap orang ( De Porter &

Hernacki, 2001 : 14 ).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

quantum adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang memberikan

sugesti positif pada siswa untuk belajar, mendorong siswa untuk belajar

yang mengesankan dan mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa

dan prilaku yang positif dalam merangsang fungsi kerja

pemikiran-pemikiran siswa.

d. Model pembelajaran quantum dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

Menurut Hoy, Bayne-Jardine & Wood (2000:3) bahwa tinggi

rendahnya kualitas pembelajaran merupakan hasil dari sistem yang

(40)

commit to user

terlibat dalam proses pembelajaran dan cara bekerja sama antar komponen

pembelajaran. Sejalan dengan itu, Ashcroft dalam Soetarno (2003:17)

menyatakan bahwa kualitas pembelajaran merupakan sebuah istilah yang

mengandung nilai terkait dengan tujuan, proses dan standar pendidikan.

Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang baik secara moral,

epistimologis, maupun edukatif memiliki tujuan, proses dan capaian dengan

standar tinggi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

DePorter, Reardon, Singer-Nourie ( 2001:327-336) pendekatan

quantum dalam pembelajaran memiliki prinsip dasar sebagai berikut :

1). Setiap orang adalah guru dan sekaligus siswa sehingga sang trainer

lebih bersifat sebagai fasilitator.

2). Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan

dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang

tidak terlalu formal, sehingga siswa merasa santai.

3). Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang

unik sesuai dengan jiwa masing-masing.

4) Modul pelajaran tidak rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk

sederhana menuju ke kasus nyata.

5) Kunci menuju kesuksesan model pembelajaran quantum adalah latar

belakang (background) musik, yang memberikan pengaruh positif

(41)

commit to user

6) Metode peran, siswa aktif dalam membahas materi sesuai dengan

pengalamannya.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dengan

mendasarkan pada prinsip dasar pendekatan quantum tersebut dilakukan

secara inovatif, adaptif, dan kreatif. Sejalan dengan itu, menurut Soetarno

(2003;19) perlu melakukan kegiatan-kegiatan untuk melakukan inovasi,

mengadaptasi, memodifikasi ataupun mengujicobakan metode, media dan

teknik-teknik evaluasi yang cocok, dan penyediaan fasilitas belajar yang

mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini perlu melibatkan

seluruh komponen pembelajaran sebagai upaya peningkatan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas menuntut keefektifan dan

efisiensi dalam penyelenggaraannya. Belajar akan efektif jika dilakukan

dalam suasana menyenangkan Peter Kline dalam Dryden & Vos

(2000;22). Selain itu juga perlu diciptakan suasana dan sistem (kondisi)

belajar yang kondusif, meskipun masih ada faktor lain yang akan

menentukan hasil belajarnya siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi

adalah faktor kemampuan guru dalam memilih pendekatan pembelajaran.

Oleh sebab itu mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan

sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadi proses pembelajaran yang

fun dan enjoy, namun perlu diketahui pula bahwa sistem lingkungan inipun

dipengaruhi oleh berbagai komponen yang saling berinteraksi. Komponen

(42)

commit to user

disampaikan, guru, siswa, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode,

serta media pembelajaran yang dipilih.

Sejalan dengan itu, Reiser & Dick dalam Soetarno (2003;28)

menyatakan bahwa pengertian pembelajaran efektif adalah pembelajaran

yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan

keterampilan tertentu dengan proses yang menyenangkan. Siswa

merupakan fokus utama kegiatan pembelajaran. Menurut Joyce, Weil &

Calhoun (2000;6-7) menegaskan bahwa hasil jangka panjang terpenting

dari sebuah pembelajaran adalah diperolehnya peningkatan kemampuan

belajar secara lebih mudah dan lebih efektif di masa depan sebagai akibat

telah dikuasainya dengan baik pengetahuan dan keterampilan dari proes

pembelajaran yang diikuti. Menurut Soetarno (2003:28) guru yang berhasil

adalah guru yang mampu membawa siswa dapat mendidik diri mereka

sendiri, mampu memberdayakan siswa secara efektif, mampu mendorong

siswa menggunakan sumber-sumber belajar efektif, sehingga siswa mampu

menggunakan seluruh hasil belajar tersebut secara produktif.

Menurut Brown (1994;7) pembelajaran adalah proses membimbing

dan memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar

secara optimal.

Tugas guru dalam pendekatan quantum adalah membantu siswa agar

mampu mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman dari hasil belajar

(43)

commit to user

media yang dapat digunakan untuk membantu mengembangkan potensi

siswa dalam mengkonstruksi pengalaman dan pengetahuan. Menurut

Driver dan Oldam dalam Paul Suparno (2002;69) mengemukakan bahwa

pembelajaran konstruktivis dapat dilakukan dengan kondisi sebagai

berikut; 1) siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam

mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan

observasi terhadap topik yang telah dipelajari; 2) siswa dibantu untuk

mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat

poster dan media jenis lainnya. Siswa diberi kesempatan untuk

mendiskusikan hasil observasinya dalam wujud tulisan, gambar, poster

maupun karikatur; 3) membantu siswa membangun ide yang baru; 4)

membantu menggunakan ide siswa dalam berbagai situasi dan kondisi, dan

5) mereview ide yang telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Agar penerapan pendekatan quantum dalam pembelajaran mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran, DePoter, Reardon, Singer-Nourie

(2001;335) menyatakan bahwa para siswa quantum belajar menyenangkan

dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut :

1) Sebelum membaca, lihat materi bacaan secara sekilas pada malam

sebelumnya, dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di

sekolah.

2) Manfaatkanlah setiap waktu, jadikanlah semua objek menarik dan

(44)

commit to user

3) Belajarlah di tempat dan waktu yang teratur. Atur posisi yang baik dan

gunakan pencahayaan yang tepat.

4) Gunakan musik untuk mengendorkan pikiran.

5) Setiap setengah jam lakukanlah istirahat selama lima menit.

6) Umpan balik adalah informasi yang diperlukan untuk mendapatkan

keberhasilan dan memberikan arah.

Dari beberapa uraian diatas dapat dirumuskan bahwa pendekatan quantum

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran IPS

Geografi yang bersifat partisipatif yang didukung dengan lingkungan belajar

yang aman dan nyaman, penerangan yang cukup, tersedianya sumber

belajar, menyenangkan dan ada musiknya.

e. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran quantum

Seperti halnya model-model pembelajaran yang lain, model

pembelajaran quantum inipun memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan model pembelajaran ini adalah :

1). Model pembelajaran quantum dapat mengubah proses belajar

menjadi sesuatu yang menyenangkan, sederhana dan efektif.

2) Model pembelajaran quantum diajarkan ketrampilan hidup seperti

berkomunikasi secara efektif, menjalin hubungan dengan orang lain,

berlatih mendengarkan/ menghargai pendapat orang lain dan belajar

(45)

commit to user

3) Model pembelajaran quantum merupakan model yang mudah untuk

dipraktekkan, efektif dan menyenangkan sehingga seseorang dirangsang

semangatnya untuk berusaha keras menguasai materi yang dipelajari.

4). Model pembelajaran quantum mengajarkan tiga hal sekaligus yaitu

ketrampilan akademis, prestasi fisik dan ketrampilan hidup.

5). Terjadinya hubungan timbal balik yang menggambarkan kondisi internal

dan eksternal siswa dan guru.

Disamping memiliki kelebihan, model inipun memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan tersebut antara lain adalah dalam penggunaannya diperlukan

persiapan yang matang bagi seorang guru. Disamping itu juga diperlukan

kemampuan guru yang baik dalam proses pembelajaran, tidak hanya dari

segi penguasaan materi tetapi juga dari kemampuan guru dalam mengelola

kelas sehingga mampu mensugesti siswa sehingga mereka merasa nyaman

dan senang dalam mengikuti proses belajar mengajar.

4. Komik sebagai media pembelajaran

a. Pengertian Media

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat sehingga proses belajar dapat terjadi. Media

berkembang dari sebagai alat bantu mengajar yang dapat memberikan

pengalaman konkrit, meningkatkan motivasi dan daya serap sehingga

(46)

commit to user

guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan

dan pendengaran untuk menghindari verbalisme

( Arif S Sandiman, 1996 : 7).

b. Kegunaan Media

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut

1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3). Mengatasi sikap pasif anak didik dengan media yang tepat.

4). Menimbulkan persepsi, perangsang dan pengalaman yang sama.

c. Jenis Media

Berdasarkan karakteristiknya media dibagi menjadi :

1) Media grafis, termasuk di dalamnya adalah gambar/foto, sketsa, diagram,

bagan, grafik, poster, papan planel, papan bulletin, kartun dan komik.

2) Media audio termasuk dalam jenis ini adalah radio, tape recorder,

laboratorium bahasa.

3). Media proyeksi termasuk di dalam jenis ini adalah film bingkai, film

rangkai, media tranparansi, proyektor dan film.

d. Komik sebagai media pengajaran dan menghibur

1). Definisi dan Karakteristik Komik

Komik merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter

(47)

commit to user

berhubungan erat dan dirancang untuk menghibur para pembacanya.

Apalagi kartun sangat bergantung pada dampak penglihatan tunggal,

maka komik terdiri dari berbagai situasi cerita.

Beberapa perwatakan lain dari komik adalah sifatnya humor dan

memusatkan perhatian di sekitar rakyat. Cerita-ceritanya mengenai diri

pribadi sehingga pembaca dapat mengidentifikasikan dirinya melalui

perasaan serta meneladan sifat atau tindakan dari

perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. Alur ceritanya ringkas dengan perwatakan-perwatakan

orangnya yang realistik penuh aksi, menarik perhatian semua orang dari

berbagai tingkat usia.

Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak orang

menggunakan tehnik komik untuk penjelasan yang sungguh-sungguh

daripada hanya sebagai hiburan semata. Komik merupakan suatu bentuk

bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui

bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk

menumbuhkan minat baca ( Nana Sudjana, 1990 :68 )

Dengan demikian, buku-buku komik selain berfungsi sebagai

medium hiburan, juga dapat dipergunakan secara efektif dalam upaya

membangkitkan minat baca, mengembangkan perbendaharaan kata-kata

dan ketrampilan membaca serta dapat dijadikan media efektif untuk

tujuan pengajaran.

(48)

commit to user

Untuk pertama kalinya, komik digunakan sebagai pengobar dari

peristiwa perang surat kabar antara William Randolph Hearst dengan

Joseph Pulitser pada pertengahan tahun 1890-an.

Lembaran berwarna dari majalah “Sunday” terbitan New York

Journal dan New York World saling bersaing dalam usaha memperbesar

peredarannya. Bagian penting dalam persaingan ini dimainkan dengan

gambar-gambar yang lucu, yang meliputi perwatakan terkenal dengan

nama “ The Yellow Kid “ Coretan ini hasilnya cepat terkenal dengan

bertambahnya peredaran New York World yang diterbitkan oleh

Pulitser.

Terlepas dari misi komersial surat kabar di atas, komik-komik baru

mulai diciptakan, misalnya Buster Brown dan The Katzen Jammer Kid

terbit tahun 1902. Serial Katzen Jammer telah diperkenalkan dalam

rangkaian cerita bergambar dengan perwatakan yang sama.

Popularitas komik ternyata telah mempengaruhi kesadaran

masyarakat Amerika dengan kuat sejak tahun 1930-an. Penelitian

Joseph Pulitse menunjukkan bahwa pembaca komik di Amerika Serikat

lebih dari 100 juta orang yang meliputi siswa-siswi SLTP dan SLTA.

Serta dibaca kira-kira 1/3 dari penduduk Amerika antara umur 18

dan 30 tahun. Antara 400 sampai 500 judul buku komik terjual dan

(49)

commit to user

dalam lebih dari 30 bahasa dan dibaca secara luas oleh lebih dari 100

negara.

Hasil ini, membuktikan bahwa komik telah memberi pengaruh

yang besar dalam kehidupan para remaja/pelajar. Dengan demikian

komik dapat dijadikan sebagai media komunikasi yang efektif.

3). Komik Geografi

Komik Geografi adalah komik yang secara implisit memuat

kosep-konsep atau persoalan yang ada dalam pembelajaran Pendidikan

Geografi. Proses penciptaan komik Geografi pada prinsipnya tidak jauh

berbeda dengan penciptaan komik-komik pada umumnya, namun dalam

komik Geografi cenderung mengandung nilai plus, artinya selain

memuat persoalan dan konsep Geografi , juga harus mengandung “

sense of humor” Adanya humor akan melahirkan kesan positif dan rasa

menyenangkan anak dalam belajar, tanpa merasa adanya beban.

Dalam penciptaan komik Geografi selain dituntut ketrampilan

menggambar yang baik dan kemampuan bercerita

(mengkomunikasikan) juga harus memiliki kedalaman rasa kepekaan

untuk mewujudkan ide imajinasinya yang terkesan abstrak, menjadi

gambar efektif yang dituangkan ke atas kertas. Lewat media komik

Geografi, pendidikan IPS Geografi dikenalkan sebagai ketrampilan di

dalam kehidupan sehari-hari yang sangat bermanfaat melalui konteks

(50)

commit to user

membangkitkan minat yang lebih tinggi dan pandangan positif terhadap

pendidikan IPS Geografi.

Siswa yang belajar tidak sekedar menghafal materi apa yang

diberikan oleh guru, melainkan secara aktif timbul minat untuk belajar

atas keinginannya sendiri. Ini merupakan salah satu implementasi dari

model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik geografi.

4). Keuntungan Pengajaran Dengan Media Komik Geografi

Beberapa keuntungan penggunaan media komik Geografi dalam

pengajaran pendidikan IPS Geografi, antara lain :

a) Prinsip psikologis terpenuhi, sebab kehadiran gambar/kartun dalam

komik Geografi, akan menyenangkan dan menghibur sehingga anak

belajar tanpa beban. Kondisi ini akan meningkatkan minat belajar

siswa.

b) Membantu ingatan siswa. Seseorang cenderung lebih mudah

mengingat hal-hal yang ada kesannya. Konsep Geografi yang

sarat dengan simbol dan aturan akan mudah diingat jika disertai

gambar.

c) Memusatkan perhatian siswa, siswa akan menaruh perhatian yang

sama pada materi yang termuat dalam komik Geografi, sehingga

guru lewat media komik Geografi, mata pelajaran IPS Geografi

dikenalkan sebagai keterampilan di dalam kehidupan sehari-hari

(51)

commit to user

bagi siswa. Hal ini akan sangat berguna untuk membangkitkan

minat yang lebih tinggi dan pandangan positif terhadap mata

pelajaran IPS Geografi.

B. Penelitian yang Relevan

1. Sri Wahyuni Dwiyanti (2007), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Sekolah Menengah Atas

Muhammadiyah Wonosari ( Penelitian Tindakan Kelas).

Dalam kesimpulannya Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD dengan

karakteristik belajar kelompok dan pemberian penghargaan dapat meningkatkan

motivasi belajar hingga mencapai kualifikasi tinggi untuk seluruh siswa dan hasil

belajar siswa hingga mencapai ketuntasan sebasar 80% dalam mata pelajaran

Geografi.

2. Saptono Nugrohadi (2003), Penggunaan Metode Matriks Dengan Visualisasi

Media Komik Pada Pembelajaran Perhitungan Entalpi Reaksi Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Memperhatikan

Pengetahuan Awal ( Studi Kasus Di SMU Negeri 1 dan SMU Negeri 3 Salatiga

Kelas II Semester 2 Tahun Pelajaran 2002/2003). Dalam kesimpulannya media

komik dapat diterapkan pada pembelajaran kimia untuk menarik minat siswa

dalam belajar konsep-konsep kimia, metode matrik yang disajikan dalam bentuk

komik lebih dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

Gambar

Tabel :                                                                                                          Halaman
Gambar :                                                                                         Halaman
gambaran bahwa siswa cenderung untuk memilih bacaan yang ringan, bergambar
gambar-gambar yang lucu, yang meliputi perwatakan terkenal dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2015, terjadi peningkatan rata-rata tren total pendapatan operasional selain bunga sebesar 24,16

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

 Siswa menentukan konsep laju perubahan nilai fungsi dan gambaran geometrisnya  Dengan menggunakan konsep limit siswa merumuskan pengertian turunan fungsi  Siswa menghitung

Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Kabupaten Muara Enim Pokja Pengadaan Barang Kelompok I yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Unit Layanan Pengadaan

Bidang Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM minimal 600menit) TIDAK MELAKSANAKAN KEGIATAN

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 001/Jurug/APBDP/BM_DPU/IX/2017 tanggal 29 September 2017 , Berita Acara Penjelasan Dokumen

Berdasarkan Hasil Evaluasi Evaluasi Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis (Sampul I) Seleksi Umum dan Penetapan Peringkat Teknis oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Non Fisik di

Didalam Penulisan Ilmiah ini penulis membahas bagaimana membuat suatu sistem penyewaan baju pengantin pada sebuah salon dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi, karena pada saat