• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah (Studi Deskriptif Pada Bank Bri Perbaungan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Komunikasi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah (Studi Deskriptif Pada Bank Bri Perbaungan)"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH”

(Studi Deskriptif mengenai Pengaruh Komunikasi Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah di Bank BRI Unit Perbaungan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan Oleh : ESTHER DINA MUSTIKA

090922016

PROGRAM STUDI EKSTENSI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH :

NAMA : ESTHER DINA MUSTIKA

NIM : 090922016

DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI

JUDUL : PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM UPAYA

MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH (STUDI DESKRIPTIF PADA BANK BRI PERBAUNGAN)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Drs. HENDRA HARAHAP, M.Si Dra. Fatma Wardi Lubis, M.A NIP.196710021994031002 NIP.196208281987012001

DEKAN FISIP USU

(3)

ABSTRAKSI

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Komunikasi Pemasaran Bank Rakyat Indonesia unit Perbaungan dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah (Studi Deskriptif Pada Bank BRI unit Perbaungan). Latar belakang masalahnya adalah karena banyak bermunculan bank-bank milik pemerintah dan bank-bank-bank-bank milik swasta yang menimbulkan persaingan. Pemerintah daerah berusaha ikut bersaing secara sehat dengan bank-bank lainya dalam upaya menjaring nasabah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau hasil yang mendalam tentang proses Komunikasi Pemasaran yang dilakukan oleh bagian pemasaran dalam menjaring nasabah dan memotivasi nasabah. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner, observasi dan daftar pustaka.

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BRI unit Perbaungan yang berjumlah 11.578 orang pada bulan April 2011, dan untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan accidental sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui penelitian kepustakaan melalui buku-buku, surat kabar, internet dan sebagainya dalam mendukung penelitian ini. Melalui penelitian lapangan yang diperoleh melalui hasil observasi dan kuesioner. Dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal.

Bank Rakyat Indonesia unit Perbaungan mengalami peningkatan jumlah nasabah, ini terbukti dengan adanya peningkatan penghimpunan dana dan peningkatan pengembangan penyaluran kredit setiap tahunnya.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan, setelah skripsi yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah” dapat penulis selesaikan dan menghantar penulis lulus menjadi Sarjana Sosial.

Puji Syukur penulis sampaikan kepada My Lord Jesus Christ, tempat ku berdoa dan memohon dimasa-masa kebimbangan dan ketakutan dalam hidupku, karena penulis telah dapat menyelesaikan Studi di Universitas Sumatera Utara, Jurusan Ilmu Komunikasi program Ekstensi.

Penulis sangat menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumater Utara

2. Ibu Dra. Fatma Wardi Lubis, M.A selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Drs. Hendra Harahap, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberi masukan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Arusda Tarigan selaku Pimpinan BRI unit Perbaungan yang telah mengizinkan

penulis melakukan riset di BRI unit Perbaungan.

5. Seluruh personil karyawan BRI unit Perbaungan yang telah banyak membantu penulis.

6. Kak Icut dan kak Maya di Departemen Ilmu Komunikasi dan Kak Ros di bagian Pendidikan yang telah membantu penulis menyelesaikan urusan administrasi.

(5)

8. Teman-teman ekstensi ilmu komunikasi’09 yang berjuang bersama dalam penyelesaian tugas akhir

9. Semua pihak yang secara sadar dan tidak sadar telah ikut membantu menyelesaikan tugas akhir ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis dengan rendah hati meminta saran dan masukan yang bisa membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada pembacanya.

Medan, Juli 2011 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ………..i

LEMBAR PERSEMBAHAN ………...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ………..xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………..xiv

ABSTRAKSI ... xv

BAB I: PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 8

I.3 Pembatasan Masalah ... 8

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 9

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 9

I.5 Kerangka Teori ... 10

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran ... 11

I.5.2 Teori AIDDA ... 15

I.5.3 Teori SOR ... 16

I.6 Kerangka Konsep ... 17

I.7 Model Teoritis ... 19

I.8 Variabel Operasional ... 19

(7)

BAB II: URAIAN TEORITIS

II.1 Pengertian Komunikasi ... 24

II.2 Lingkup Komunikasi ... 26

II.3 Pengertian Pemasaran ... 33

II.4 Pengertian Komunikasi Pemasaran ... 38

II.5 Proses Kegiatan Pemasaran ... 40

II.6 Komunikasi Pemasaran Dalam Bauran Pemasaran... 43

II.6.1 Model Komunikasi Pemasaran... 44

II.6.2 Kredibilitas sumber dalam komunikasi pemasaran... . 46

II.6.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 46

II.7 Perilaku Konsumen... ... 51

II.7.1 Hubungan perilaku konsumen dengan strategi pemasaran... 52

II.7.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. . 52

II.7.3 Tipe perilaku pembelian konsumen…...58

II.7.4 Teknik pendekatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen...59

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Subjek Penelitian………..………... ... 62

III.1.1 Sejarah Bank Rakyat Indonesia... ... 62

III.1.2 Visi dan Misi BRI unit Perbaungan………...……64

III.1.2.1 Visi BRI unit Perbaungan ………...64

III.1.2.2 Misi BRI unit Perbaungan ………..…64

III.1.3 Produk dan Fasilitas Perbankan BRI unit Perbaungan..65

(8)

III.2 Metode Penelitian... ... 112

III.3 Waktu dan Lokasi Penelitian... ... 113

III.4 Populasi dan Sampel...113

III.4.1 Populasi ……….113

III.4.2 Sampel ………...114

III.5 Teknik Penarikan Sampel ... 115

III.5.1 Purposive Sampling ………..115

III.5.2 Accidental Sampling ...116

III.6 Teknik Pengumpulan Data...116

III.7 Teknik Analisis Data……... 117

III.8 Proses Pengumpulan Data... 117

III.9 Teknik Pengolahan Data...118

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisa Tabel Tunggal ... 120

IV.1.1 Karakteristik Responden... 120

IV.1.2 Komunikasi Pemasaran ... 125

IV.1.3 Peningkatan Jumlah Nasabah... ... 162

BAB V: PENUTUP V.1 Kesimpulan ... 175

V.2 Saran ... 176

DAFTAR PUSTAKA ………178

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Variabel Operasional ………...….20

Tabel 4.1 Jenis Kelamin …...………....121

Tabel 4.2 Usia ………...122

Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan .………..123

Tabel 4.4 Lama menjadi nasabah ...…………...124

Table 4.5 Tabungan Britama ...………126

Tabel 4.6 Tabungan Britama JUNIO ...………...127

Tabel 4.7 Tabungan Simpanan Pedesaaan (SIMPEDES) ...……...128

Tabel 4.8 Kredit Usaha Rakyat ...……….130

Tabel 4.9 Kredit Multiguna ………..….131

Tabel 4.10 Kredit Kepemilikan Rumah ..………132

Tabel 4.11 Kredit Kendaraan Bermotor ...133

(10)

No. Judul Tabel Halaman

Tabel 4.13 Bank Penerima Setoran Haji ……….135

Tabel 4.14 BRIguna (Tabungan Pegawai) ..………136

Tabel 4.15 Brosur BRI ...………..138

Tabel 4.16 Untung Beliung Britama ...………139

Tabel 4.17 Undian SIMPEDES ………...………141

Tabel 4.18 Pesta Rakyat SIMPEDES ……….….142

Tabel 4.19 Penayangan Iklan di Televisi .………...143

Tabel 4.20 Iklan di Media Cetak ………...………144

Tabel 4.21 Pemberian Souvenir …………...………..145

Tabel 4.22 Pemberian Beasiswa …...………...146

Tabel 4.23 Pemberian Diskon Belanja ……….……...147

Tabel 4.24 BRI Peduli Kesehatan ………..………..………...148

Tabel 4.25 BRI Peduli Bantuan Kebakaran ………..…………..149

Tabel 4.26 BRI Peduli Bantuan Bencana Banjir ……….………..…….…150

Tabel 4.27 Layanan Door to door ………...151

Tabel 4.28 Stand BRI ……….……….152

Tabel 4.29 Pembangunan Sarana Tempat Ibadah ...……….…153

(11)

Tabel 4.30 SMS Banking ...………155

Tabel 4.31 ATM BRI ...…………...156

Tabel 4.32 Asuransi Kecelakaan Diri ...………..157

Tabel 4.33 Phone Banking BRI (Call BRI) ………..…………..………….158

Tabel 4.34 Kartu Kredit BRI ………...………...159

Tabel 4.35 Transfer Dana Otomatis ……….………..……….160

Tabel 4.36 Auto Payment ...………...161

Tabel 4.37 Kesalahan pencatatan transaksi yang dilakukan oleh staff BRI unit Perbaungan ...162

Tabel 4.38 Pada saat melayani, karyawan BRI unit Perbaungan bersifat ramah dan menyenangkan...……….…...163

Tabel 4.39 Pencatatan transaksi di BRI unit Perbaungan berjalan dengan cepat dan tepat ...,...………....164

Tabel 4.40 BRI menyediakan berbagai macam fasilitas transaksi keuangan yang sangat membantu ...………...165

(12)

No. Judul Tabel Halaman

Tabel 4.42 Pelayanan komunikasi melalui telepon dan surat kepada nasabah berjalan dengan baik ...…………167

Tabel 4.43 Masalah yang anda alami terhadap pelayanan BRI unit Perbaungan dapat diatasi dengan baik, cepat dan tepat ...…...168

Tabel 4.44 Masalah terhadap transksi keuangan yang anda alami dapat diatasi dengan menawarkan solusi ...….170

Tabel 4.45 Pelayanan transaksi yang disediakan di BRI unit Perbaungan mampu memenuhi harapan nasabah ...………….171

Tabel 4.46 Fasilitas transaksi perbankan yang disediakan BRI unit Perbaungan telah memenuhi harapan ...………172

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran

Lampiran 1 Surat izin Permohonan Penelitian ke Bank Rakyat Indonesia unit Perbaungan Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian dari Bank Rakyat Indonesia unit Perbaungan

(15)

ABSTRAKSI

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Komunikasi Pemasaran Bank Rakyat Indonesia unit Perbaungan dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah (Studi Deskriptif Pada Bank BRI unit Perbaungan). Latar belakang masalahnya adalah karena banyak bermunculan bank-bank milik pemerintah dan bank-bank-bank-bank milik swasta yang menimbulkan persaingan. Pemerintah daerah berusaha ikut bersaing secara sehat dengan bank-bank lainya dalam upaya menjaring nasabah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau hasil yang mendalam tentang proses Komunikasi Pemasaran yang dilakukan oleh bagian pemasaran dalam menjaring nasabah dan memotivasi nasabah. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner, observasi dan daftar pustaka.

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BRI unit Perbaungan yang berjumlah 11.578 orang pada bulan April 2011, dan untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan accidental sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui penelitian kepustakaan melalui buku-buku, surat kabar, internet dan sebagainya dalam mendukung penelitian ini. Melalui penelitian lapangan yang diperoleh melalui hasil observasi dan kuesioner. Dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal.

Bank Rakyat Indonesia unit Perbaungan mengalami peningkatan jumlah nasabah, ini terbukti dengan adanya peningkatan penghimpunan dana dan peningkatan pengembangan penyaluran kredit setiap tahunnya.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka sistem perekonomian semakin berkembang. Salah satu faktor penting dalam perekonomian adalah pemasaran. Berbagai perusahaan menggunakan pemasaran untuk meningkatkan penjualan barang atau jasanya, termasuk perbankan.

Kebutuhan manusia akan uang dan bagaimana cara penyimpanan maupun peminjaman semakin bertambah pesat dan dengan banyak pilihan tempat seperti banyaknya terdapat bank di Indonesia.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di era globalisasi membuat dunia menjadi begitu terbuka, termasuk dalam dunia perbankan. Masyarakat sangat membutuhkan kehadiran bank sebagai sarana penyimpanan maupun membantu dalam usaha masyarakat baik usaha kecil maupun menengah ke atas.

Maraknya bank-bank yang hadir di Indonesia dengan berbagai layanan maupun undian yang dilakukan untuk menarik perhatian khalayak merupakan hal yang cukup variatif dalam dunia perbankan. Bagaimana cara untuk menarik nasabah yang baru agar menjadi nasabah tetap maupun mempertahankan setiap nasabah menjadi tantangan khusus bagi setiap bank. Nasabah merupakan nafas kehidupan setiap bank untuk maju dan tetap menggunakan jasa dan layanan produknya.

(17)

kehadiran aneka ragam layanan perbankan di Indonesia yang berlomba-lomba memberikan pelayanan bermutu bagi setiap nasabahnya.

Bank BRI hadir sebagai bank yang memberikan solusi termudah bagi masyarakat yang ingin menabung maupun melakukan pinjaman dengan memberikan pelayanan yang bermutu. Dengan biaya administrasi yang kecil dan tingkat suku bunga yang bersaing membuat masyarakat dapat menjatuhkan pilihan di bank BRI. Sesuai dengan misi Bank BRI yaitu melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat, memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good

corporate governance sehingga Bank BRI merupakan alternatif yang memadai untuk para

nasabah. Bank Rakyat Indonesia sebagai perantara keuangan masyarakat yang mengelola dan menghimpun dana masyarakat dan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang memuaskan.

(18)

Dengan visi menjadikan bank komersil yang mengutamakan kepuasan bagi nasabah menjadikan Bank BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia. Namun untuk mempertahankan citra itu tidaklah hal yang mudah, setiap promo ataupun program baru diadakan demi meningkatkan pelayanan yang tulus bagi setiap nasabah. Setiap tahunnya Bank BRI mengadakan resolusi perbaikan pelayanan yang dilakukan oleh setiap karyawannya. Untuk itu bank BRI mengutamakan marketing communication untuk meningkatkan nasabahnya di setiap unit BRI.

Didukung oleh visi dan misi Bank BRI inilah, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian di bank ini yang mengutamakan masyarakat kecil dan menengah dan mendukung masyarakat untuk membuka usaha untuk membantu perkembangan perekonomian.

Dahulu bankir tidak memahami atau menganggap penting pemasaran. Mereka tidak perlu menjual rekening giro, tabungan, pinjaman atau kotak penyimpanan mereka. Namun pemasaran masuk ke bank bukan melalui konsep pemasaran melainkan konsep iklan dan promosi. Sewaktu bank bersaing ketat untuk rekening tabungan, mereka mulai gencar beriklan dan berpromosi. Mereka menawarkan berbagai hadiah untuk menarik penabung baru. Saingan mereka terpaksa melakukan hal yang sama dan mencari agen iklan serta ahli pemasaran. Untuk itu pemasaran menjadi sangat penting bagi bank supaya kebutuhan pelanggan dapat dipahami secara benar dan dipenuhi secara efisien. Komunikasi pemasaran ini sangat tepat digunakan untuk memperkenalkan atau mempromosikan produk-produk baru sebuah perusahaan.

(19)

suatu hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh perbankan untuk menarik nasabah dan meningkatkan usaha ke arah yang lebih maju.

Sebuah bank harus dapat menarik perhatian masyarakat dan menimbulkan kepercayaan masyarakat, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan lembaga keuangan tersebut dalam setiap transaksi keuangan yang dilakukan dan membuat masyarakat selalu merasa butuh dengan bank.

Untuk menarik minat masyarakat agar menyimpan dananya di bank maka pemasaran sangat dibutuhkan oleh dunia perbankan. Sekarang ini merupakan era dimana semua orang menginginkan kecepatan dan ketepatan, sehingga masyarakat akan lebih condong untuk memilih bank yang menggunakan teknologi yang lebih maju dari bank lainnya. Maju atau mundurnya suatu bank tidak akan terlepas dengan pemasaran yang baik.

Bank Rakyat Indonesia sebagai salah satu bank pemerintah yang orientasi pelayanannya kepada seluruh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Tujuannya agar lebih dekat masyarakat sehingga dana masyarakat pedesaan yang selama ini tidak diperhitungkan dapat dihitung dan disalurkan kembali melalui kredit kepada pihak ketiga yang memerlukannya. Bank BRI khususnya bagian pemasaran diharapkan dapat melakukan semua tugas dan tanggung jawabnya. Bagian pemasaran sangat berperan menentukan hidupnya suatu bank. Bagian pemasaran harus dapat mengkaji dan memperkirakan prospek pemasaran produk dan jasa bank serta pangsa pasar masing-masing.

(20)

antara berbagai unsur bauran komunikasi untuk meningkatkan jumlah nasabah dan meningkatkan saldo tabungan.

Perilaku menabung biasanya didorong karena adanya kebutuhan dan keinginan pada seseorang. Kebutuhan dan keinginan tersebut juga berasal dari berbagai pengaruh lingkungan (keluarga, masyarakat, sekolah). Memang dalam menabung secara individual, seseorang sedikit sekali dipengaruhi oleh orang dalam keputusannya. Tetapi ini tidak berarti bahwa orang lain tidak berperan dalam proses menabung, faktor dalam diri seseorang juga mempunyai pengaruh besar. Selain faktor tersebut di atas, faktor pendapatan atau penghasilan berpengaruh juga dalam proses menabung, karena seperti yang diketahui bahwa dalam menabung seseorang tidak terlepas dari kemampuan ekonominya.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh suatu kekuatan dalam diri seseorang tersebut. Kekuatan pendorong inilah yang disebut dengan motivasi. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa sebenarnya perilaku konsumen itu dimulai dengan adanya motivasi. Motivasi sendiri merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Kebijaksanaan produk juga menjadi pedoman dalam menentukan motivasi seseorang untuk memilih golongan barang yang dibeli, serta memberikan arah bagi perencanaan dan pengembangan produk.

(21)

pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian dan jasa penyelesaian tagihan.

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Bagi dunia perbankan yang mengelola bisnis kepercayaan, di mana hidupnya sangat tergantung dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Artinya jika masyarakat sudah tidak percaya lagi kepada bank, maka dampaknya riwayat bank tersebut akan berakhir. Dengan dilandasi unsur kepercayaan, masyarakat akan terus meningkatkan saldo tabungan. Memperoleh, memelihara dan meningkatkan kepercayaan pelanggan atau nasabah merupakan salah satu kegiatan pemasaran. Agar lebih meningkatkan kepercayaan nasabah, Bank BRI lebih menekankan pada segi pengamanan.

Adapun alasan pemilihan nasabah pada BRI unit Perbaungan sebagai khalayak responden dikarenakan nasabah BRI unit Perbaungan adalah khalayak yang heterogen yang terdiri dari berbagai suku, usia dan latar belakang pendidikan yang akan sangat membantu dalam pengambilan data yang valid guna penelitian lebih lanjut. Melihat dari pentingnya tugas yang dipikul oleh seorang Marketing maka penulis ingin mengetahui bagaimana

Marketing Communication Bank BRI dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah, mengelola

(22)

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Komunikasi Pemasaran bank BRI unit Perbaungan berpengaruh dalam meningkatkan jumlah nasabah?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu lainnya. 2. Objek penelitian ini merupakan nasabah Bank BRI unit Perbaungan yang tercatat

aktif selama periode bulan April 2011.

3. Adapun pelaksanaan penelitian adalah dimulai dari bulan Maret 2011 dengan lama

penelitian yang akan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila data yang diperoleh telah cukup, maka penelitian akan dihentikan. Dan sebagai tempat penelitiannya adalah Bank BRI Unit Perbaungan Jl. Serdang No.5A.

4. Penelitian ini dibatasi pada kegiatan komunikasi pemasaran di BRI unit Perbaungan 5. Tanggapan nasabah terhadap komunikasi pemasaran BRI unit Perbaungan, terutama

(23)

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Pemasaran BRI sehingga dapat menarik minat menabung nasabah BRI Unit Perbaungan.

2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui setiap promosi yang dilakukan pihak BRI unit Perbaungan untuk meningkatkan jumlah nasabah.

3. Untuk mengetahui keberhasilan pihak marketing dalam meningkatkan jumlah nasabah BRI unit Perbaungan

1.4.2 Manfaat penelitian

Manfaat Teoritis

a. Menambah kajian ilmu komunikasi, terutama pengetahuan tentang komunikasi pemasaran serta pengembangannya.

b. Sebagai masukan untuk calon peneliti berikutnya yang berminat dalam komunikasi

pemasaran.

Manfaat Praktis 1. Bagi Penulis

a. Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang pengaruh

komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah.

b. Dari penelitian ini diharapakan juga memperoleh suatu gambaran terkait dalam mencapai visi dan misi perusahaan melalui proses komunikasi pemasaran untuk meningkatkan jumlah nasabah.

(24)

a. Memberikan masukan-masukan mengenai hal-hal apa saja yang perlu diperbaharui dalam proses komunikasi pemasaran pada Bank BRI.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Bank BRI terutama sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan guna menentukan kebijaksanaan dalam proses komunikasi pemasaran.

I.5 Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori yang berguna untuk mendukung pemecahan masalah dan disusun sebagai landasan berfikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.

Teori adalah seperangkat dalil atau prinsip umum yang kait mengait mengenai aspek-aspek suatu realitas. Fungsi teori adalah menerangkan, meramalkan/memprediksi dan menemukan fakta-fakta secara sistematis (Effendy, 2003 : 244).

Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun teori-teori yang dianggap relavan dengan penelitian ini adalah :

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin

communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya

adalah sama makna (Effendy, 1999:3). Jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi tidak akan terjadi.

(25)

pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara terang-terangan, ataupun secara halus, baik secara verbal ataupun nonverbal.

Menurut Carl I. Hovland (Mulyana, 2002:62) menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate). Sedangkan menurut Harold Lasswell (1948) dalam karyanya, “The Structure and Function of

Communication in Society” mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect? atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada

siapa dengan pengaruh bagaimana (Effendy, 2003:253). Dari defenisi ini Lasswell menjelaskan komunikasi meliputi 5 (lima) unsur, yakni :

1. Komunikator (source, sender) 2. Pesan (message)

3. Saluran (channel, media)

4. Komunikan (communicatee, receiver, recipent) 5. Efek (effect, impact, influence)

William G. Nikels dalam bukunya Marketing Communication And Promotion, mendefenisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut : proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien (Purba dkk, 2006:126).

(26)

Gambar 1.1 Model Komunikasi Pemasaran

Umpan Balik

Sumber : Sutisna, (2003:270) 1. Sender atau disebut juga sumber atau source

2. Encoding, yaitu proses menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima (agency iklan, agen penjualan, iklan, personal

selling, sales promotion, public relation atau direct marketing)

3. Transmisi yaitu penyampaian pesan melalui media (radio, tv, surat kabar, majalah dan brosur)

4. Decoding, yaitu tindakan konsumen sebagai penerima pesan

5. Tindakan/Feedback, yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan.

Berdasarkan uraian defenisi di atas maka, hubungannya dengan penelitian ini dapat digambarkan bahwa produk BRI merupakan suatu pesan (message) yang disampaikan

Sumber Encoding Transmisi Decoding Tindakan

(27)

melalui media elektronik maupun cetak kepada seluruh masyarakat yang memberikan efek meningkatnya minat menabung nasabah BRI.

Promosi adalah salah satu bagian dari Marketing mix. Dalam hal ini Marketing Mix ialah kumpulan variabel-variabel yang dapat di gunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.

Ada empat komponen yang tercangkup dalam kegiatan marketing mix yang terkenal dengan sebutan 4 P, dan yang akan diuraikan satu persatu yaitu :

1. Product

Product adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah

nilai manfaat kepada konsumen. Klasifikasi produk biasa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa.

2. Price

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan dan yang bersifat fleksibel yang artinya dapat diubah dengan cepat.

3. Place

Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran

distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis.

4. Promotion (promosi)

(28)

I.5.2 Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendy (2000:89) AIDDA adalah akronim dari kata-kata attention (perhatian), interest (minat), Desire (hasrat), Desicision (keputusan),

Action (tindakan/kegiatan).

Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya

(attention). Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi (baik

komunikasi tatap muka atau komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan harus dapat menimbulkan daya tarik sendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya (Jeffkins, 1997 :120).

Dari teori ini penulis mengkaji minat menabung diawali dari perhatian (attention) khalayak terhadap pesan yang disampaikan oleh Simpedes BRI di setiap unit BRI. Setelah itu timbul ketertarikan atau minat masyarakat untuk menabung di Bank BRI dan timbul keinginan untuk merealisasikan minat tersebut. Hingga melakukan kegiatan menabung di Bank BRI. Dengan proses AIDDA ini merumuskan tinggi atau rendahnya minat menabung nasabah BRI.

I.5.3 Teori SOR

(29)

dikaitkan dengan marketing mix yang dilakukan setiap karyawan bank dengan minat menabung nasabah, maka hubungan dari teori SOR ini sebagai berikut :

• Stimulus : Komunikasi Pemasaran BRI Unit Perbaungan • Organism : Nasabah BRI Unit Perbaungan

• Respons : Peningkatan jumlah nasabah

Komunikasi merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia. Hal ini sangat diperlukan dalam rangka menjalin hubungan dengan sesama sehubungan dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Komunikasi digunakan sebagai jembatan yang menghubungkan manusia yang satu dan yang lainnya (Effendy, 1993:27).

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang. Kita ingin memiliki kemampuan untuk meramalkan efek yang timbul pada komunikan. Wilbur Schramm (Effendy, 1993:41) menampilkan apa yang disebut sebagai “condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Melalui teori SOR ini penulis akan menguraikan bagaimana kegiatan pemasaran di kantor unit dapat meningkatkan minat menabung nasabah di BRI unit Perbaungan.

1.6. Kerangka Konsep

Didalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai pengumpulan data. Hal ini tertuang dalam kerangka konsep dengan menetapkan variabel akan memudahkan si peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.

(30)

penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (nawawi, 1987 : 40)

Konsep adalah penggabaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (singarimbun, 1987:57).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau yang untuk mempengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini, maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (nawawi, 1995 : 57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi pemasaran.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (nawawi, 1995 : 57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan jumlah nasabah.

3. Variabel antara (z)

(31)

1.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1.2 Model Teoritis

1.8. Variabel Operasional

Operasionalisasi adalah upaya membuat konsep-konsep yang telah dikelompokkan dalam variabel agar dapat diteliti dengan rinci. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan sebelumnya, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasioanalisasi variabel-variabel terkait yaitu sebagai berikut :

Variabel terikat (y) Peningkatan Jumlah Nasabah

Variabel bebas (x) Komunikasi Pemasaran

(32)

Tabel I.1

Variabel Operasional

VARIABEL BEBAS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)

Komunikasi Pemasaran

1. Pengetahuan tentang Program Pemasaran BRI 2. Keterlibatan/Intensitas dalam Program

Pemasaran BRI 6 bulan terakhir 3. Penilaian nasabah terhadap program

pemasaran BRI

2. Penanganan terhadap complain 3. Kepuasan

3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik responden

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pendidikan

1.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional dari penelitian ini adalah :

(33)

a. Tabungan Britama b. Tabungan Britama Junio c. Tabungan SIMPEDES d. Kredit Usaha Rakyat e. Kredit Multiguna

f. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) g. Kredit Kendaraan Bermotor

h. Penghargaan untuk nasabah atas kepercayaan dan loyalitasnya pada BRI i. Bank penerima setoran haji

j. BRIguna (tabungan pegawai)

2. Keterlibatan/Intensitas dalam Program Pemasaran BRI 6 bulan terakhir : a. Brosur BRI

b. Untung Beling Britama c. Undian Simpedes d. Pesta Rakyat Simpedes e. Penayangan iklan di televise f. Iklan di media cetak

g. Pemberian souvenir h. Pemberian beasiswa i. Pemberian diskon belanja j. BRI peduli kesehatan

k. BRI peduli bantuan Kebakaran l. BRI peduli bantuan bencana banjir m. Layanan Door to door

(34)

o. Pembangunan sarana tempat ibadah 3. Penilaian terhadap program pemasaran BRI :

a. SMS Banking b. ATM BRI

c. Asuransi Kecelakaan Diri d. Phone banking BRI (Call BRI)

e. BRI Card (kartu BRI) f. Transfer dana otomatis g. Auto Payment

B. Variabel terikat (Minat menabung nasabah Bank BRI unit Perbaungan) terdiri dari :

1. Kualitas Pelayanan : Suatu bentuk penilaian nasabah terhadap tingkat pelayanan yang diterima dengan tingkat pelayanan yang diharapkan.

2. Penanganan terhadap complain : Meningkatkan loyalitas nasabah terhadap BRI unit

Perabaungan.

3. Kepuasan : Kepuasan nasabah akan tercapai apabila kualitas produk dan jasa yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

C. Variabel Antara (Karakteristik Responden)

Merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda satu dengan lainnya.

(35)
(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI

Menurut Sir Gerald Barry istilah communication berasal dari perkataan latin

communicate artinya to talk together, confer, discourse and consult with another yang

kira-kira artinya berunding. Selanjutnya Sir Gerald Barry mengemukakan bahwa dengan komunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman, karena itu maka saling mengerti, percakapan, keyakinan, kepercayaan dan kontrol sangat diperlukan. Menurut Wilbur Schramm Komunikasi memberi gambaran antara lain bahwa communication berasal dari perkataan latin common = sama. Jadi, apabila kita akan mengadakan komunikasi berarti kita berusaha mengadakan “persamaan” dengan orang lain. (Setiadi, 2003:240)

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu komunikasi mempelajari suatu gejala yang sama yaitu pernyataan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian yang dipelajari oleh komunikasi adalah “pernyataan manusia”, sedangkan pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan, disamping itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.

Pada dasarnya, komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen potensial agar berhasrat masuk kedalam hubungan pertukaran (exchange

relationship). Komunikasi juga dapat digunakan sebagai pengingat bagi konsumen mengenai

(37)

dengan selera anda”. Proses komunikasi yang bersifat mengingatkan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan dapat hidup karena adanya konsumen, dan mencari atau memperoleh konsumen merupakan sesuatu yang sulit. Peran lain dari komunikasi adalah untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, tidak hanya mendukung transaksi dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan membedakan produk, tetapi juga menawarkan sarana pertukaran itu sendiri.

Komunikasi sangat penting, seperti darah, bagi suatu organisasi dan miskomunikasi memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam lebih suatu organisasi. Tanpa komunikasi yang efektif diantara berbagai pihak, pola hubungan yang kita sebut organisasi tidak akan melayani kebutuhan seseorang dengan baik. Untuk menyampaikan komunikasi ada proses dalam menyampaikan pesan dari komunikan kepada komunikator.

Proses sering diartikan sebagai kegiatan atau pengolahan yang terus menerus. Ada pula yang mengartikan dan menjelaskan sebagai suatu fenomena yang menunjukan perubahan dalam suatu waktu secara terus menerus. Bila komunikasi itu sebagai suatu proses berarti peristiwa dan atau perubahan yang susul menyusul terus-menerus dan karena itu sebagai suatu proses. Komunikasi itu tumbuh, berubah, berganti, bergerak sampai akhir zaman.

Komunikasi terjadi dalam hubungan pengirim dan penerima. Komunikasi dapat mengalir dalam satu arah dan berakhir disana. Atau sebuah pesan dapat menimbulkan respon secara formal yang dikenal dengan nama umpan balik dari penerima.

(38)

Yang dimaksudkan dengan bidang di sini adalah bidang kehidupn manusia, di mana di antara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan yang lain terdapat perbedaan yang khas, menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut :

a. Komunikasi sosial (Social Communication)

b. Komunikasi Organisasional / Manajemen (Organizational/Management

Communication)

c. Komunikasi Bisnis (Business Communication) d. Komunikasi Politik (Political Communication)

e. Komunikasi Internasional (Interntional Communication) f. Komunikasi Antarbudaya (Intercultural Communication) g. Komunikasi Pembangunan (Development Communication) h. Komunikasi Tradisional (Traditional Communication)

B. Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan (Effendy, 2005:11)

(39)

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Misalnya surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televise, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan (Effendy, 2005:16-17).

Pengirim (sender) atau sumber pesan, mengawali komunikasi. Dalam sebuah organisasi, pengirim dapat berupa seseorang dengan informasi, kebutuhan, atau keinginan dan dengan tujuan mengkomunikasikannya kepada satu atau beberapa orang lain.

Penerima adalah orang yang inderanya menerima pesan dari pengirim. Mungkin jumlah penerima banyak, seperti kalau sebuah memo dikirimkan kepada seluruh anggota organisasi, atau bisa jumlahnya satu orang.

Penyandian (encoding) terjadi ketika pengirim menterjemahkan informasi untuk dikirimkan dari seseorang kepada orang lain lewat perwakilan atau simbol. Karena komunikasi merupakan objek dari penyandian, pengirim berusaha menetapkan arti yang dipahami bersama dengan penerima dengan cara memilih simbol, biasanya dalam bentuk kata atau gerak tubuh, yang dipercaya oleh pengirim mempunyai arti yang sama dengan penerimanya.

Pengartian adalah proses yang dilakukan oleh penerima untuk menginterpretasikan pesan dan menterjemahkan ke dalam informasi yang mempunyai arti. Ini adalah proses dua langkah. Pertama penerima harus menerima pesan itu, kemudian mengartikannya. Pengartian dipengaruhi oleh pengalaman penerima, penilain pribadi mengenai simbol dan gerak tubuh yang dipakai, harapan, dan kesamaan arti dengan pengirimnya.

(40)

mengakibatkan penerima memperoleh pesan yang berbeda dengan yang disampaikan pengirim-konsumen teralih perhatiannya. Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi atau metode pengiriman. Gangguan dapat terjadi internal, eksternal. Gangguan dapat terjadi pada tahap manapun dari proses komunikasi, gangguan terutama amat mengganggu dalam tahap penyandian dan pengartian. Gangguan berupa : kebisingan, keadaan psikologis komunikan, kekurangan keterampilan komunikator atau komunikan, kesalahan penilaian oleh komunikator, kurangnya pengetahuan komunikator/komunikan, bahasa, isi pesan berlebihan, bersifat satu arah, faktor teknis, kepentingan/interest, prasangka, cara penyajian terlalu verbalistik.

C. Sifat Komunikasi

Ditinjau dari sifatnya, komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Komunikasi verbal (Verbal Communication)

1.1 Komunikasi lisan (oral communication) 1.2 Komunikasi tulisan (written communication) 2. Komunikasi nonverbal (Nonverbal Communication)

2.1 Komunikasi kial (gestural/body communication) 2.2 Komunikasi gmbar (pictorial communication) 2.3 Lain-lain

3. Komunikasi tatap muka (face to face communication) 4. Komunikasi bermedia (mediated communication) D. Tatanan Komunikasi

(41)

1. Komunikasi pribadi (personal communication)

a. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) b. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) 2. Komunikasi kelompok (group communication)

a. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) 1. Ceramah (lecture)

2. Forum

3. Simposium (symposium)

4. Diskusi panel (panel discussion) 5. Seminar

6. Curahsaran (brainstorming) 7. Lain-lain

b. Komunikasi Kelompok Besar (large group communication/public speaking) 3. Komunikasi massa (mass communication)

a. Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media communication) 1. Surat kabar (daily)

2. Majalah (magazine)

b. Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media communication) 1. Radio

2. Televisi 3. Film 4. Lain-lain E. Tujuan Komunikasi

(42)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society)

Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang. Wilbur Schramm (Effendy, 2003:41) menampilkan apa yang ia sebut sebagai “the condition of success in

communication” yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar

suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. F. Fungsi Komunikasi

1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)

G. Teknik Komunikasi

1. Komunikasi informative 2. Komunikasi Persuasif 3. Komunikasi pervasive 4. Komunikasi koersif 5. Komunikasi instruktif 6. Hubungan manusiawi H. Metode Komunikasi

(43)

1) Jurnalisme radio 2) Jurnalisme televisi 2. Hubungan masyarakat 3. Periklanan

4. Propaganda 5. Perang urat saraf 6. Perpustakaan 7. Lain-lain

II.3 PENGERTIAN PEMASARAN

Perusahaan tidak dapat bertahan hidup hanya dengan sekedar melakukan pekerjaannya secara baik. Perusahaan harus bekerja secara baik agar dapat berhasil di pasar yang ditandai dengan pertumbuhan dan persaingan yang tajam. Keberhasilan untuk tetap bertahan bagi setiap perusahaan tentunya tidak lepas dari kemampuan dan kehandalan bidang pemasaran dan bidang-bidang lain yang mendukung. Pemasaran memiliki definisi yang berbeda, tergantung dari sudut pandang masing-masing, ahli pemasaran yang pada dasarnya memiliki arti yang sama.

Menurut Kotler (1997:6), definisi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

(44)

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran, serta merancang produk atau jasa dan program yang tepat. Sasaran dari pemasaran adalah menciptakan kepuasan pelanggan sambil mendatangkan laba dengan membangun hubungan dengan para pelanggan.

Dalam menyusun berbagai program pemasaran, harus dipertimbangkan empat karakteristik yang dimiliki oleh suatu jasa (Kotler, 1997:126), yaitu :

a. Tidak berwujud

Jasa memiliki sifat tidak berwujud, karena tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum adanya transaksi pembelian.

b. Tidak dapat dipisah-pisahkan

Sebuah bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau mesin.

c. Berubah-ubah

Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, karena jasa ini sangat tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dimana disajikan.

d. Daya tahan

Jasa tidak dapan disimpan. Daya suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan selalu ada dan mantap.

(45)

faktor penting untuk dapat mencapai kesuksesan usahanya, akan berusaha mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Konsep pemasaran menurut Kotler (1993:22) yaitu : “Upaya pemasaran terkoordinasi yang berfokus pada pasar dan berorientasi kepada pelanggan sebagai kunci untuk mencapai tujuan perusahaan”.

Jadi konsep pemasaran tidak berorientasi pada produk perusahaan maupun penjualan secara langsung, namun bertolak dari kegiatan pemasaran suatu perusahaan dengan melakukan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumennya. Perusahaan juga harus merumuskan dan menyusun suatu komunikasi dari kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi sehingga kebutuhan para konsumen dapat dipenuhi.

Dharmmesta dan Handoko (1997:6) mengatakan ada tiga unsur pokok konsep pemasaran adalah :

1. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen harus : a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani

b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan. Perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi segala kebutuhan pokok konsumen, maka perusahaan harus dapat memilih kelompok pembeli tertentu, bahkan kebutuhan tertentu dari kelompok pembeli tersebut.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya. Untuk memenuhi kebutuhan

yang berbeda-beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran, perusahaan dapat menghasilkan produk yang berbeda-beda dan dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.

d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku konsumen.

(46)

2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengintegrasi kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam suatu usaha yang terkoordinasi untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan pemasaran dapat terealisir.

3. Kepuasan konsumen

Perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepusan kepada konsumen. Meskipun demikian, kepuasan maksimal yang diperoleh konsumen harus disesuaikan dengan harga yang dikeluarkan oleh konsumen. Perusahaan dapat meraih keuntungan harus mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Persaingan yang semakin ketat dalam pemenuhan harus menempatkan orientasi pada kepuasan konsumen sebagai tujuan utama.

Walaupun ada ciri yang membedakan antara keduanya, Philip Kotler mendefinisikan pemasaran jasa sebagai berikut : “Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan dapat atau tidak dapat terkait pada produk fisik (Kotler, 1993:126)

Jasa pertukaran yaitu jasa yang menghasilkan laba, sebagai barang tidak ketara (Intangible Product) adalah barang yang dibeli dan dijual dipasar melalui transaksi pertukran yang saling memuaskan (Swasta dan Irawan, 1986:56).

Jasa secara umum dipandang sebagai suatu aktifitas yang terkait dalam memasarkan sesuatu yang dengan mudah diterima oleh konsumen. Dalam arti yang lebih luas, jasa juga bisa berdiri sendiri secara utuh sebagaimana halnya barang.

(47)

Menurut Swasta dan Irawan (1986:319-322), ada beberapa macam jasa yang dapat digolongkan menjadi dua golongn besar, yaitu :

a. Jasa Industri

Jasa ini disediakan untuk golongan dalam lingkup yang luas termasuk pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi nirlaba, dan pemerintahan. Contohnya jasa penggadaian, pendidikan, keuangan, ketenaga kerjaan, dan kesehatan.

b. Jasa Konsumen

Jasa ini digunakan secara luas dalam masyarakat dan dapat dibagi dalam tiga golongan berdasarkan perilaku konsumen dalam mencari atau membeli produk. Ada tiga macam jasa konsumen, yaitu :

1. Jasa Convenience

Jasa konsumsi yang pembeliannya sering dilakukan dan pembeliannya dilakukan dengan usaha yang minimal. Contohnya adalah jasa reparasi dan salon. Lokasi biasanya merupakan variabel yang sangat penting.

2. Jasa Shopping

Jasa konsumsi yang dipilih masyarakat sesudah mengadakan perbandingan kualitas, harga, dan reputasi. Promosi merupakan kunci sukses dalam pemasaran jasa shopping, karena dengan promosi konsumen bisa membandingkan jasa shopping dalam hal harga, kualitas, dan reputasi jasa tersebut. Contohnya adalah bengkel mobil, perusahaan asuransi, dan berbagai macam jasa rental.

3. Jasa Spesial

(48)

II.4 PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN

Komunikasi memungkinkan management berbagai organisasi yang ada didalam masyarakat mengambil keputusan-keputusan intelegen tentang keinginan serta kebutuhan publik, komunikasi pula memungkinkan publik memilih produk-produk, program-program, servis-servis, ide-ide dan sebab-sebab yang paling sesuai dengan kepentingan mereka.

Pasar adalah himpunan para pembeli aktual dan potensial dari suatu produk, yang bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran demi memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran sebagai suatu proses yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk dan nilai satu sama lain.

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya atau pemasaran sebuah proses sosial dan manajerial yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain. Kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas komunikasi jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.

(49)

II.5 Proses Kegiatan Pemasaran

Dalam memainkan peran mereka dengan baik dalam organisasi suatu perusahaan, para pemasar terlibat dalam proses pemasar, menyeleksi pasar, mengembangkan pemasaran dan mengelola pemasaran. Pertama-tama perusahaan secara hati-hati menganalisa konsumen dan lingkungan serta peluang yang harus dimanfaatkan. Konsumen berada ditengah-tengah proses manajemen pemasaran. Pemasar membagi kebutuhan pasar menjadi segmen-segmen kecil dan menyeleksi segmen-segmen yang dapat dilayani dengan baik.

Adapun proses kegiatan-kegiatan pemasaran (Angipura, 1993:13-36) antara lain sebagai berikut :

a. Menganalisa peluang pasar

Setiap perusahaan mampu mengendalikan peluang-peluang baru yang ada di pasar. Tidak ada perusahaan yang dapat mengandalkan produknya yang sekarang untuk selama-lamanya. Perusahaan harus cermat menganalisa konsumen dan lingkungan supaya dapat terhindar dari ancaman dan dapat memanfaatkan peluang yang ada. Agar dapat hidup terus-menerus mencari cara baru untuk menawarkan nilai kepada konsumen.

b. Menyeleksi konsumen sasaran

Beberapa perusahaan berada dalam posisi yang lebih baik untuk melayani segmen pasar tertentu. Setiap perusahaan harus mempelajari secara lebih menguntungkan dari pada pesaingnya. Hal ini mencangkup empat langkah antara lain : pengukuran dan peramalan permintaan, segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran dan penentuan posisi pasar.

(50)

Bauran pemasaran adalah himpunan atau perangkat pemasaran yang terkendali dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari apa saja yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi permintaannya produknya.

Perusahaan yang cekatan akan mengandalkan pemasaran sebagai sistem untuk memantau dan menyesuaikan dengan pasar yang terus berubah. Pemasaran bukan sekedar menjual atau memasang iklan tetapi lebih dari itu yang menyesuaikan perusahaan dengan peluang-peluang terbaiknya.

Marketing mix merupakan variabel-variabel terkendali yang dapat digunakan

perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dari segi pasar tertentu yang dituju perusahaan. Marketing mix dapat juga disebut sebagai suatu bauran pemasaran atau pemasaran terpadu karena dalam pelaksanaannya unsur-unsur yang membentuk Marketing

mix tidak dapat dipisahkan agar pemasaran yang dilakukan lebih efektif pelaksanaannya.

Untuk itu komunikator pemasaran dalam mengembangkan program komunikasi dan promosi total yang efektif, langkah-langkah yang ditempuh meliputi (Kotler, 1985:708-734) :

1. Mengidentifikasikan audiens yang dituju

Proses identifikasi harus dimulai dengan pikiran jelas tentang audiens sasaran. Audiens tersebut dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai saat ini, penentu keputusan, atau pihak yang mempengaruhi keputusan. Audiens yang dituju tersebut akan mempengaruhi keputusan komunikator tentang apa yang akan dikatakan, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya, dimana pesan tersebut disampaikan, dan kepada siapa pesan tersebut akan disampaikan.

2. Menentukan tujuan komunikasi

(51)

mungkin memasukan sesuatu kedalam pikiran konsumen, mengubah pikiran konsumen, atau mendorong konsumen untuk bertindak.

3. Merancang pesan

Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari audiens, komunikator selanjutnya mengembangkn pesan yang efektif. Idealnya pesan itu harus mendapatkan perhatian (attention), menarik (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan (action). Dalam menyusun pesan perlu dipecahkan empat masalah : apa yang ingin dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolik (format pesan), dan siapa yang harus menyampaikan (sumber pesan).

4. Memilih saluran komunikasi

Komunikator harus memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesan. Tiap-tiap kasus diperlukan saluran komunikasi yang berbeda. Saluran komunikasi terdiri dari dua jenis yaitu (1) personal, saluran ini melibatkan dua orang atau lebih yng berkomunikasi langsung satu sama lain. Mereka dapat berkomunikasi dengan tatap muka, satu orang bicara dengan audiens, melalui telepon, melalui email. (2) nonpersonal, saluran komunikasi mencangkup media yang terdiri dari media cetak (koran, majalah, surat langsung), media penyiaran (radio, televisi), media pameran (pajak, iklan, reklame, poster).

5. Menentukan anggaran promosi total 6. Membuat keputusan atas bauran promosi 7. Mengukur hasil promosi tersebut

(52)

II.6 KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM BAURAN MARKETING MIX

Oleh karena komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk dipasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk dipasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasaran harus secara hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi, dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efesien.

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk dipasar. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi. Disebut bauran promosi karena biasanya pemasaran sering menggunakan berbagai jenis promosi secara silmultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk. Terdapat 5 jenis promosi yang biasa disebut sebagai bauran promosi yaitu : iklan, penjualan tatap muka promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, serta pemasaran langsung.

Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk dipasar. Komunikasi pemasaran ini memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat besar, oleh karena itu pemasaran harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasran.

(53)

Menurut Sutisna, model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga disebut sumber. Pertama kali pesan komunikasi datang dari sumber. Dalam pemasaran sumber berarti pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen. Proses selanjutnya, yaitu pemasaran menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh penerima dalam hal ini ditentukan jenis komunikasi yang akan digunakan. Keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan dipakai disebut proses encoding. Proses encoding disebut sebagai proses menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi kedalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.

Proses selanjutnya, yaitu menyampaikan pesan melalui media. Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media cetak atau elektronik. Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh penerima, kemudian penerima akan memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan. Pesan yang diterima diharapkan mempengaruhi perilaku konsumen. Proses memberikan respon dan menginterpretasikan pesan yang diterima disebut sebagai proses decoding. Proses decoding berarti penerima pesan member interpretasi atas pesan yang diterima.

Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen sebagai penerima pesan. Jika pesan yang sampai diterima secara positif, maka hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap sikap dan perilaku konsumen. Sikap positif terhadap produk akan mendorong kepada pembelian. Oleh karena itu, pembentukan sikap positif terhadap produk sangat penting dilakukan oleh pemasaran.

(54)

apakah mengalami peningkatan setelah penyampaian pesan tersebut dilakukan. (Sutisna, 2003:270)

II.6.2 Kredibilitas sumber dalam komunikasi pemasaran

Dua cara bisa dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas sumber dalam proses komunikasi. Pertama, pemasar tidak hanya menampilkan sisi positif produk saja dalam kampanye iklannya. Menampilkan sisi negatif akan membuat konsumen merasa diberi informasi yang adil. Artinya konsumen merasa tidak hanya dibujuk atau mengakui kebaikan produk, tetapi juga konsumen diperingatkan akan sisi negatif dari produk yang ditawarkan. Kedua, pemasar berusaha menampilkan informasi pada sumber yang netral. (hadiono.files.wordpress.com/2008/09/jurnal-hadiono.doc)

II.6.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran praktis yang dapat dikendalikan yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut Kotler (1997:92), Marketing mix is the set of marketing tools that the firm

uses to pursue its marketing objectives in the target market. yang kurang lebih memiliki arti

bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.

Menurut Stanton (2004) Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four

Ps: product, price, place, and

(55)

1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality,

design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.

2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment

period, credit terms, and retail price.

3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain

channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.

4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales

promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing.

Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 1997:604):

A. Alat-alat promosi dalam komunikasi pemasaran

Komunikasi pemasaran perlu dirancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi berjalan efektif dengan biaya yang efesien. Beberapa alat promosi yang sering digunakan dalam proses komunikasi pemasaran yaitu :

1. Periklanan

Definisi standar periklanan biasanya mengandung enam elemen, yaitu : a) Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar

(56)

d) Periklanan memerlukan elemen media massa merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada audiens sasaran.

e) Bersifat non-personal

f) Audiens, kelompok konsumen yang akan dijadikan sasaran pesan

Terdapat tiga tujuan utama dari periklanan, yaitu menginformasikan, membujuk, dan mengingat. Periklanan informatif berarti pemasar harus merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk bisa disampaikan dalam pesan iklan. Tujuan pemasar adalah untuk mencoba meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah pilihan yang tepat. Iklan yang bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan iklan perbandingan (comparative advertising). Pemasar berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk yang lain yang sejenis, biasanya digunakan untuk produk-produk konsumsi. Untuk tujuan ketiga, yaitu mempunyai kelompok konsumen tertentu.

2. Penjualan personal (personal selling)

Alat yang paling efektif pada sejumlah tahap tertentu dalam proses pembelian, khususnya dalam bentuk preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli, presentasi pribadi oleh para tenaga penjual/wiraniaga perusahaan menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.

3. Promosi penjualan (sales promotion)

(57)

promosi penjualan mengundang dan membayar respon yang cepat, apabila iklan mengatakan ‘belilah produk kami’, promosi penjualan mengatakan ‘belilah sekarang’.

4. Hubungan masyarakat (public relations)

Biasanya ini sangat dipercaya cerita, figure, dan berbagai peristiwa tampak lebih nyata dan lebih terpercaya dimata pembaca daripada apa yang mereka lihat lewat iklan. Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun ‘citra perusahaan’ yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan.

5. Pemasaran langsung (direct marketing)

Bentuk pemasaran langsung seperti pengeposan langsung (direct mail), telemarketing, pemasaran elektronik, pemasaran online, dan lain-lain, yang bersifat nonpublik (tertutup) yang juga bersifat segera dan khusus, pesan dapat dibuat dengan cepat. Komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung-penggunaan surat, telepon, e-mail, dan lain-lain untuk berkomunikasi langsung dengan konsumen tertentu atau usaha untuk dapat mendapatkan tanggapan langsung.

B. Promosi penjulan

Menurut American Marketing Association (AMA), defenisi promosi penjualan yaitu : sales promotion is media and non media marketing pressure applied for a

predetermined, limited period of time in order to simulate trial, increase consumer

demand or improve product quality. “promosi penjualan merupakan upaya pemasaran

yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk”.

(58)

ambang batas (threshold level) merupakan batas konsumen akan mempunyai respon terhadap suatu aktifitas tertentu. Thershold level yang dibutuhkan untuk bisa menarik perhatian konsumen semakin tinggi jika promosi penjualan dilakukan secara terus menerus. Periode yang terbatas dalam promosi penjualan biasanya disertai oleh iming-iming yang lebih biasanya. Oleh karena itu Wells, Burnett dan Moriaty (1998) mengatakan bahwa promosi penjualan menawarkan insentif ekstra agar konsumen melakukan tindakan. Potongan harga, hadiah, program berkelanjutan adalah insentif ekstra agar konsumen mau melakukan tindakan, paling tidak mempunyai perhatian terhadap produk yang ditawarkan.

II.7 PERILAKU KONSUMEN

Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan Manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

The American Marketing Association (2003) mendefenisikan perilaku konsumen yaitu : perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari defenisi ini mempunyai tiga ide penting yaitu : 1. Perilaku konsumen adalah dinamis, 2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar, serta 3. Melibatkan pertukaran.

Gambar

Gambar 1.2 Model Teoritis
Tabel I.1 Variabel Operasional
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep kolaborasi diwujudkan dengan satu perancangan interaksi yang memanfaatkan penerapan teknologi informasi, nilai guna dari penerapan kolaborasi adalah proses evaluasi akan

Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah data mengenai Inflasi, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi di 28 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun

Akan tetapi, anda boleh mengalihkan sebanyak satu-kali-saja secara permanen semua hak-hak lisensi anda atas Perangkat Lunak iOS kepada pihak lain berkaitan dengan

[r]

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti terhadap data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep

All mobile apps need to store some data to be useful. If there is a file or something else that the user will need more than once or twice, it makes sense to store it locally. This

baku untuk air minum Contoh: Kekeringan, menurunnya kualitas air dampak  kawasan kumuh terhadap kualitas lingkungan Contoh: kawasan kumuh menyebab- kan penurunan

Harga kambing lebih murah dengan kualitas terbaik, karena kami memiliki kambing sendiri, Sehingga anda bisa memilih sesuai keinginan dan kebutuhan anda.. Rasa masakan Aqiqah