UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
MEDAN
SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 TAHUN 2000 PADA
PEGAWAI DI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh
ANDRI ICHSAN NUGROHO
072101057
KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIII KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : ANDRI ICHSAN NUGROHO
NIM : 072101057
PROGRAM STUDI : DIII – KEUANGAN
JUDUL : SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21
TAHUN 2000 PADA PEGAWAI DI FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tanggal: ...Juni 2010 Dosen Pembimbing
(Dra. Friska Sipayung, M.Si
NIP. 19620117 198603 2 002 )
Tanggal: ...Juni 2010 Ketua Program Studi
NIP. 19530519 198403 1 001
(Prof. Dr.Paham Ginting, MS)
Tanggal: ...Juni 2010 Dekan
NIP. 19550810 198303 1 004
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan
judul “ Sistem Administrasi PPh Pasal 21 Tahun 2000 Pada Fakultas
Ekonomi USU ” ini telah selesai dikerjakan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tak luput dari
kekurangan-kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah yang
disebabkan karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, SE, M.Ec, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Diploma
III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis.
5. Bapak Supario, SE yang telah berkenan memberi izin dan membantu
penulis dalam pencarian untuk melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi
6. Ibunda Halimah, yang telah mengasuh dan mendidik serta memberikan
bimbingan, dorongan, nasehat dan do’a sehingga penulis mampu
menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
7. Adikku Muhammad Lazuardi Ikram yang selalu menghiburku.
8. Yang tersayang Yuyun Rizky Nasution yang selalu mendampingiku setiap
saat dalam situasi apapun, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan
motivasi yang diberikan selama ini. Semoga kita satu untuk selamanya.
9. Teman-teman magang kelompok 9 (Robi, Binsar, Maya, Kiki, Evi, Ratna),
teman-teman kampus, Ican, Mirza, Gandol, Fajar, Fitri, Dea, Rina,
sahabatku angga, kak Ella, Miss you all. Dan semua nafas yang telah
menberi inspirasi.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan secara materil maupun spiritual.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf
jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini.
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi
kita semua. Amin.
Medan, Juni 2010
Andri Ichsan Nugroho
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Rencana Penelitian ... 4
F. Sistematika Pembahasan ... 6
BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 8
B. Kegiatan Organisasi ... 11
C. Struktur Organisasi ... 12
D. Job Description ... 12
E. Kinerja Organisasi ... 18
F. Rencana Kegiatan ... 19
BAB III ANALISA DAN EVALUASI A. Pengertian Sistem dan Administrasi ... 1. Pengertian Sistem ... 20
2. Pengertian Administrasi ... 21
2. Fungsi Pajak ... 22
3. Asas Pemungutan Pajak ... 23
C. Pengelompokkkan Pajak ... 23
D. Sistem Penumgut an Pajak ... 24
E. Pajak Penghasilan, Subjek Pajak, Wajib Pajak, dan Objek Pajak 1. Pajak Penghasilan ... 25
2. Subjek Pajak Penghasilan ... 26
3. Wajib Pajak ... 27
4. Objek Pajak ... 27
F. Objek Dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21... 1. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 28
2. Tarif Norma Perhitungan PPh Pasal 21 ... 29
G. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21 ... 32
H. Dasar Hukum PPh Pasal 21 ... 32
I. Hasil Evaluasi ... 1. Penentuan Pajak Penghasilan ... 33
2. Sistem Administrasi PPh Pasal 21 ... 34
BAB IV PENUTUPAN A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas
Akhir 5
Tabel 3.1 Tarif Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri 29
Tabel 3.2 Tarif Wajib Pajak badan Dalam Negeri dan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi tidak luput dari pengelolaan masalah administrsi, karena
administrasi merupakan titik pokok di dalam perusahaan. Untuk berkembang,
tumbuh, dan bergerak perusahaan membutuhkan administrasi yang baik.
Administrasi adalah sesuatu yang terdapat didalam suatu organisasi modern yang
memberikan manfaat kepada organisasi tersebut, sehingga organisasi itu dapat
berkembang, tumbuh, dan bergerak.
Pajak merupakan iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat
dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung, dan apabila ada
sebagian dari masyarakat yang tidak melunasinya maka akan dikenakan sanksi
oleh negara. Untuk menunjang kebijaksanaan keuangan tersebut, dilaksanakan
pengembangan perangkat fiskal, yaitu perpajakan. Pajak sangat dibutuhkan dalam
pembiayaan pembangunan, yaitu dalam penyusunan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, menempatkan perpajakan yang
berdasarkan asas keadilan dan pemerataan khususnya pajak langsung sebagai
salah satu sumber penerimaan negara merupakan salah satu pendukung yang
sangat tepat dalam memecahkan masalah pembiayaan negara.
Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan salah satu pajak langsung yang
dipungut pemerintah pusat atau merupakan pajak negara yang berasal dari
Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan
masukan sangat besar bagi negara. Kebijakan pemeritah dalam mengatur Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 antara lain dengan dikeluarkannya Undang-undang
Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10
tahun 1994, kemudian dirubah kembali dalam Undang-undang Nomor 17 tahun
2000, dan terakhir kali direncanakan untuk diubah pada tahun 2009. Selanjutnya
aturan pelaksaannya adalah dengan dikeluarkannya Keputusan Direktorat Jendral
Pajak No. KEP-545/PJ/2000 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan,
penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan
kegiatan orang pribadi.
Pajak dapat menggerakkan peran yang sangat besar dalam menghasikan
penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan kelansungan
dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sistem administrasi
pajak sangat besar bagi Badan Usaha untuk mengetahui gambaran yang
sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan.
Peran sistem administrasi pajak sangat penting karena hasil dari analisis
digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun ekstern perusahaan dalam
pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan yang sebenarnya terjadi dapat
diketahui, khususnya dalam dalam hal ini Pajak Penghasilan Pasal 21.
Namun dalam kenyataannya selama ini, sebagian kebijakan pemerintah
ternyata masih kurang dipahami dan belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh
masyrakat. Masih banyak wajib pajak yang kebingungan dalam pembayaran
Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar untuk melakukan pembayaran
terhadap pajak terutang dengan pajak penghasilan tetapi sering juga terjadi
perselisihan antara wajib pajak dengan pihak pemotong pajak serta dalam
pengadministrasian masih kurang memperhatikan sistem perpajakan yang baru.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
masalah tersebut dengan judul “Sistem Administrasi PPh Pasal 21 Tahun 2000
Pada Fakultas Ekonomi USU ” sebagai judul Tugas Akhir.
B. Perumusan Masalah
Agar penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini lebih terarah maka
perlu adanya perumusan masalah, adapun rumusan masalahnya adalah :
1) Bagaimana mekanisme perhitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 di Fakultas Ekonomi USU ?
2) Bagaimana mekanisme pembayaran PPh Pasal 21 Fakultas Ekonomi USU ?
3) Dokumen-dokemen apa yang digunakan dalam sistem administrasasi PPh
pasal 21 Fakultas Ekonomi USU ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian sistem administrasi PPh Pasal
21 adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui mekanisme perhitungan, penyetoran dan pelaporan
2) Untuk mengetahui mekanisme pembayaran PPh Pasal 21 Fakultas
Ekonomi USU.
3) Untuk mengetahui dokumen-dokemen yang digunakan dalam sistem
administrasasi PPh pasal 21 Fakultas Ekonomi USU.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian bagi penulis dan organisasi adalah sebagai
berikut:
1) Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Merupakan tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa yang akan
menyusun tugas akhir yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
2) Bagi Penulis
Dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang system
administrasi PPh Pasal 21 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3) Bagi Pembuat Tugas Akhir Selanjutnya
Sebagai bahan masukan, khususnya mengenai sistem administrasi PPh Pasal
21.
D. Rencana Penulisan
Adapun rencana penelitian yang dilakukan peneliti disajikan dalam tabel
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
NO KEGIATAN
MINGGU
I II III IV V VI
1 Menerima surat persetujuan judul tugas
akhir dari Dosen Pembimbing
2 Menerima data mengenai profil Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3 Menerima data mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu
mengenai Sistem Pelayanan Kemahaiswaan
pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara Medan dan sampai sejauh
mana Sistem Pelayanan Kemahasiswaan
tersebut berjalan dengan baik.
4 Melengkapi data-data yang telah diperoleh
sebelumnya dengan meminta penjelasan atas
hal-hal yang belum dimengerti.
E. Sistematika Pembahasan
Agar penyusunan tugas akhir ini lebih sistematis dan terarah, secara garis
besar penulis menulisnya ke dalam empat bab sebagai berikut :
Bab. I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan alasan pemilihan judul, perumusan
masalah dan mafaat penelitian, rencana penulisan dan
sistematika pembahasan.
Bab. II : Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Bab ini menggambarkan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, Yaitu mengenai sejarah ringkas Fakultas
Ekonomi USU, struktur organisasi, job description, kegiatan
organisasi, kinerja organisasi, dan rencana kegiatan.
Bab. III : Analisis dan Evaluasi
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai pengertian
sistem, administrasi, pajak, perencanaan pajak penghasilan, dan
jenis pajak, subjek pajak, wajib pajak dan objek pajak,
pendaftaran wajib pajak, pembayaran pajak dan pelaporan
pajak, serta mekanisme perhitungan pajak penghasilan pasal
21. Serta penulis juga akan menganalisa dan mengevaluasi
permasalahan yang terjadi pada instansi mengenai kebijakan
dan pembayaran pajak penghasilan pasal 21 pada perusahaan
tersebut.
Bab.IV : Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan merupakan bab penutup yang berisi
kesimpulan dari hasil penelitian. Penulis juga akan memberikan
saran-saran yang dianggap perlu demi kebaikan perusahaan.
BAB II
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan
atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan
didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syariah Kuala) Kota Kutaraja
(Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu Dr. Teuku Iskandar.
Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota
Medan, namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh ) tetap
memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan
bahwa pada waktu itu tekhnik operasional berada di Kutaraja, sedangkan
penyelesaian administrasinya tetap berada di bawah Presiden Universitas
Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu ).
Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari
Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka
diperolehlah status negeri dengan surat keputusan menteri Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pengetahuan R.I No.64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang
diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam
lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I No
0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen. Pendidikan tinggi
No.131/DIKTI/Kep/1984, dan disusul Surat Keputusan 23/DIKTI/Kep/1987
No.25/DIKTI/Kep/1987 dan No.26/DIKTI/Kep/1987, Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu
Program Pendidikan Strata-1 dan Program Pendidikan D-III.
Program Pendidikan Strata-1 meliputi 3(tiga) Departemen, yaitu :
a. Departemen Ekonomi Pembangunan
b. Departemen Manajemen
c. Departemen Akuntansi
Sedangka n Program Diploma-III terdiri dari :
a. Program Studi Kesekretariatan
b. Program Studi Keuangan
c. Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima
Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumtera Utara
Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas
Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar
dalam persaingan global
Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai
Berikut :
a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam
bidang ilmu Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi yang
berorientasi pasar.
b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaaan
peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.
c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan
pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber
pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.
d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada Mahasiswa selaku
pelanggan (customer) dan Stakeholders lainnya.
e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan
pemerintahan serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang
Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :
a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta
menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional dan internasional.
b. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksakan penelitian-penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dan responsif terhadap perkembangan/
perubahan.
B. Kegiatan Organisasi
Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan
mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan
pembinaan civitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak
berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada
umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada
pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan
penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan
sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi : Penyelenggaraan Pendidikan, Pengabdian Penelitian dan
Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik
dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan
ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian
kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran
tunggal.
D. Job Description
dan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang tediri dari :
1. Bagian Tata Usaha
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.
b. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan di bidang
ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan,
kemahasiwaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.
c. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan di bidang akademik
administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni,
kepegawaian dan perlengkapan.
d. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan,
kepegawaian, keuangan, dan kearsipan.
e. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan
fakultas.
f. Melakasanakan administrasi pendidikan, penelitian dan pengabdian/
pelayanan kepada masyarakat.
g. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas.
h. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas.
j. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan
kegiatan fakultas.
k. Menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan
fakultas.
2. Sub Bagian Akademik
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.
b. Mengumpulkan dan Mengolah data di bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.
c. Melakukan administrasi akademik.
d. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.
e. Menghimpun dan mengklasifikasikan data pencapaian target kurikulum.
f. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.
g. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada
masyarakat di lingkungan fakultas.
h. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan bagian.
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
c. Melakukan urusan persuratan dan kearsipan di lingkungan fakultas.
d. Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas dan pertemuan
ilmiah di lingkungan fakultas.
e. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.
f. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembekuan, pengeluaran, dan
pertanggung jawaban keuangan.
g. Melakukan pembayaran gaji honorarium, lembur, vakansi, perjalanan
dinas, pekerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang
telah diteliti kebenarannya.
h. Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.
i. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan.
j. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan Bagian.
4. Sub Bagian Kepegawaian
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai.
c. Melakukan urusan mutasi pegawai.
d. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.
e. Memproses penempatan angka kredit jabatan fungsional usul kenaikan
jabatan/pangkat surat keputusan mengajar, pengangkatan Guru Besar
Tetap/Tidak Tetap/Emiritus, izin dan cuti.
f. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai.
g. Memproses SK jabatan struktural dan fungsional.
h. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.
i. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan Bagian.
5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
d. Melakukan urusan izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan.
e. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa yang berprestasi.
f. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.
g. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir dan layanan
kesejahteraan mahasiswa.
h. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan.
i. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni.
j. Melakukan penyajian informasi di bidang kemahasiswaan dan alumni.
k. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan Bagian.
6. Sub Bagian Perlengkapan
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.
c. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan
perlengkapan.
d. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan
e. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan
dan perlengkapan.
f. Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapan.
g. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan Bagian.
E. Kinerja Organisasi
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar
tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam
mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan
loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan
perusahaan adalah menyelengarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap
mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya
bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat,
serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada
masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri,
kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus
melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan
Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksakan fakultas, seperti
perayaan hari-hari besar keagamaan ( misalnya: Natal, Paskah, Idul Fitri, Isra’
Mi’raj, dll) sehingga para civitas akademika selalu memilki nilai-nilai dan
norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan
Yang maha Esa.
F. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara antara lain :
a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap/ganjil.
b. Perkuliahan semester genap/ganjil.
c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ ganjil.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem dan Administrasi
1. Pengertian Sistem
Sistem dibuat guna memberikan informasi yang bermanfaat bagi yang
memerlukannya. Dengan adanya sistem maka penyelenggaraan operasional
perusahaan/instansi diharapkan terjalin rapi dan terkoordinasi dengan baik sehingga dapat
mencapai hasil yang diharapkan.
Sistem adalah “ suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan” . Mulyadi( 2003 : 5).
Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem
sebagai berikut :
1) Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur terdiri dari sub sistem yang lebih kecil yang terdiri pula dari sekelompok unsur yang membentuk sub sistem tersebut
2) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Sifat dan kerjasama antar unsur sistem mempunyai bentuk tertentu.
3) Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu dan setiap unsur sistem harus mampu bekerjasama demi tercapainya tujuan tersebut.
4) Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Mulyadi(2003: 2-3)
Sistem adalah “sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan (Interrealated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang
sama (common purpose).” Hall(2001: 5)
Dalam administrasi terkandung pengertian sempit dan luas,
1) Dalam pengertian sempit administrasi adalah catat-mencatat angka, transaksi dan dalam
bahasa akuntansinya itu merupakan sebagian dari Akuntansi Keuangan.
2) Dalam arti luas administrasi adalah manajemen yang terdiri dari unsur pengawasan dan
pelaksanaan.
Administrasi adalah” sesuatu yang terdapat disuatu organisasi modern dan memberi
manfaat kepada organisasi tersebut, sehingga organisasi itu dapat berkembang, tumbuh, dan
bergerak.” Mulyadi (2003:20)
Administrasi adalah” keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.” Mardiasmo
(2003:13)
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa administrasi
adalah suatu proses kerjasama yang terdapat disuatu organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan pajak
1. Pengertian Pajak
Secara umum pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat
dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung, dan apabila ada dari masyarakat
yang tidak melunasinya maka akan dikenakan sanksi oleh negara.
Selain hal tersebut diatas, terdapat beragam defenisi pajak dikalangan para sarjana
ahli dibidang perpajakan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, Dalam Mardiasmo (2003: 21) mendefenisikan pajak
sebagai berikut :
2) Prof. Dr. P. J. A. Andriani, Dalam Waluyo (2002: 2) mendefenisikan pajak sebagai
berikut :
“Pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemeritahan.”
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki sifat-sifat
sebagia berikut :
a. Pajak merupakan iuran kepada negara yang dapat dipaksakan.
b. Pajak diatur dalam peraturan-peraturan yang telah disahkan oleh pemerintah.
c. Wajib pajak tidak mendapatkan kontraprestasi secara langsung.
d. Apabila tidak dipatuhi maka akan dikenakan sanksi sebagimana yang telah ditetapkan
dalam undang-undang.
e. Pajak digunakan pemerintah untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan kepentingan masyarakat secara umum, misalnya : pembangunan sarana dan
prasarana umum.
2. Fungsi Pajak
Adapun fungsi pajak adalah sebagai berikut :
a. Fungsi penerimaan.
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Contoh : dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. b. Fungsi mengatur.
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
Waluyo (2002 : 3)
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yang dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai manfaat diterima.
b) Certainity
Penetapan pajak itu tidak ditentukan seweng-wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
c) Covenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.
d) Economy
Secara ekonomi biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminim mungkin, demikian pula beban yang dipukul wajib pajak.
Waluyo (2002 : 11)
C. Pengelompokan Pajak
Pajak dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian yaitu :
a) Pengelompokkan Pajak Menurut Golongan
1. Pajak Langsung
Adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain,
tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh
Pajak Penghasilan (PPh).
2. Pajak Tidak Langsung
Adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Sebagai
contoh Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b) Pengelompokkan Pajak Menurut Sifatnya
1. Pajak Subjektif
Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya dalam arti
memperhatikan keadaan dari wajib pajak. Diantaranya adalah Pajak Penghasilan
(PPh)
Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan
diri wajib pajak. Diantaranya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai
atas Barang Mewah (PPN dan PPNBM).
c) Pengelompokkan Pajak Menurut Pemungutannya
1. Pajak Pusat
Adalah pajak yang dipungut oleh pemeritah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea
Materai.
2. Pajak Daerah
Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Pajak Reklame, dan Pajak Hiburan.
D. Sistem Pemungutan Pajak
Adapun sistem pemungutan pajak adalah sebagai berikut :
a) Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya :
• Wewenang besarnya pajak terutang ada pada fiskus
• Wajib pajak bersifat pasif
• Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus
b) Self Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk mementukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya :
• Wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada wajib pajak sendiri
• Wajib pajak aktif, mulai dati menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang
Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
Mardiasmo (2003 : 7-8)
E. Pajak Penghasilan, Subjek Pajak, Wajib pajak, dan Objek Pajak
1. Pajak Penghasilan
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan
adalah:
“Pajak Penghasilan dapat diartikan sebagai objek pajak yang dikenakan terhadap
subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.”
Sedangkan menurut Suandy (2002 : 75) Pajak Penghasilan adalah :
“Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.”
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 2000 menyatakan bahwa :
“Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.”
2. Subjek Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan dikenakan atas Subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
yang diperoleh dalam tahun pajak. Yang menjadi Subjek Pajak adalah :
1) a. Orang Pribadi.
b. Warisan yang belum terbagi
2) Badan terdiri dari, PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan
bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, dll.
3) Badan Usaha Tetap (BUT).
Subjek Pajak dibedakan menjadi: 1) Subjek Pajak Dalam Negeri
untuk bertempat tinggal di Indonesia. Jangka waktu 12 bulan bukanlah harus dimulai dari bulan januari atau awal tahun pajak, namun bisa jadi setelahnya. Disamping itu juga tidak harus secara berturut-turut 183 hari tinggal di Indonesia, namun bisa jadi secara berkesinambungan sepanjang jumlahnya memenuhi 183 hari selama 12 bulan.
b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. 2) Subjek Pajak Luar Negeri
a. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalm jangka waktu 12 bulan, dan bahan yang tidak didirikan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
b. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.
Suandy (2002 : 75-76)
3. Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban
subjektif dan objektif.
Wajib Pajak penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah:
1) Pejabat Negara, adalah : Presiden dan wakil presiden
2) Karyawan adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan berdasarkan
perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau BUMN atau BUMD.
3) Karyawan Tetap adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi kerja, yang
menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur dan terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.
4) Karyawan dengan status wajib pajak luar negeri adalah orang pribadi, yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji, honorarium dan/imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan.
5) Karyawan lepas adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi pekerjaan yang
hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja. 6) Badan usaha
a. Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan
c. Perseroan terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya.
Mardiasmo(2002 : 106)
4. Objek Pajak
Penghasilan yaitu” tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan
bentuk apapun.”Mardiasmo( 2002 : 109 )
Penghasilan tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya.
2. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.
3. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga, dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan, dan sebagainya.
4. Penghasilan lain-lain yaitu penghasilan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu ketiga kelompok penghasilan di atas, seperti :
a. Keuntungan karena pembebasan utang
b. Keuntungan karena selisih kurs.
c. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap d. Hadiah undian
Bagi wajib pajak Dalam Negeri, yang menjadi objek pajak adalah penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari Luar Indonesia. Sedangkan bagi wajib pajak Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya penghasilan yang berasal dari Indonesia saja.
Mardiasmo( 2002 : 109 )
F. Objek dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21
1. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 adalah :
2) Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, grafitasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun.
3) Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan.
4) Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua atau Tunjangan Hari Tua (THT), uang
pesangon, dan pembayaran lain sejenis.
5) Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk
apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan wajib pajak dalam negeri, terdiri dari :
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari : pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, sutradara, kru
film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.
c. Olahragawan
d. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator. e. Pengarang, peneliti dan penerjemah.
f. Pemberi jasa dalam bidang teknik, komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi dan pemasaran. g. Agen iklan.
h. Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan.
i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan.
j. Peserta perlombaan.
k. Petugas penjaja barang dagangan. l. Petugas dinas luar asuransi.
m. Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.
n. Distributor perusahaan multi level marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.
o. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang di terima oleh pejabat Negara dan PNS.
p. Pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.
q. Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang
diberikan oleh bukan wajib pajak. Suandy (2002 : 111-112)
2. Tarif Norma Perhitungan PPh Pasal 21
Tarif norma perhitungan PPh Pasal 21 sesuai dengan Pasal 17 Tahun 2000, bagi pajak
orang pribadi dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut :
1) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
2) Wajib pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Tabel 3.2 Tarif Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)
3) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Penghasilan Kena Pajak merupakan
Penghasilan Neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yang besarnya sebagai berikut :
a. Rp. 2.880.000,00 untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi b. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
c. Rp. 2.880.000,00 tambahan untuk seorang istri bekerja yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
d. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, yang paling 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Suandy (2002 : 85-87)
Contoh Soal :
Tn. Iwan status menikah dan mempunyai dua orang anak. Dia menerima gaji sebulan sebesar
Rp. 4.500.000,00. Di samping itu, ia juga menerima tunjangan beras Rp. 200.000,00 dan
tunjangan transport Rp. 300.000. Perusahaan Tn. Iwan bekerja masuk program jamsostek,
premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja
setiap bulan masing-masing Rp. 75.000,.00 dan Rp. 25.000,00, sedangkan yang ditanggung
oleh Iwan setiap bulan masing-masing Rp. 50.000,00 dan 40.000,00. Disamping itu, pemberi
kerja juga menanggung iuran pensiun yang dibayarkan ke yayasan dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan dan iuran THT masing-masing sebesar
Rp. 60.000,00 dan 25.000,00, sedangkan yang ditanggung Iwan masing-masing sebesar Rp.
50.000,00 dan Rp. 20.000,00.
Lapisan Penghasilan Kena PAjak (per tahun) Tarif Pajak
s.d Rp. 50.000.000,- 10%
Diatas Rp. 50.000.000,- s.d Rp.100.000.000,- 15%
Tunjangan Beras Rp. 200.000
Tunjangan Transport Rp. 300.000
Premi Asuransi kecelakaan Rp. 75.000
Preme Asuransi Kematian Rp. 25.000
Penghasilan Bruto Rp 5.100.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5 % x Rp. 5.100.000 = Rp. 260.000
Maksimum diperkenankan = Rp. 108.000
Iuran pensiun = Rp. 50.000
Iuran THT = Rp, 20.000 Rp. 178.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp. 4.922.000
Penghasilan Neto Setahun Rp. 59.064.000
PTKP Setahun
- Untuk WP sendiri = Rp. 2.880.000
- Tambahan Wp kawin = Rp. 1.440.000
- Tanbahan Anak = Rp. 2.880.000 Rp. 7.200.000
Penghasilan kena Pajak Rp. 51.864.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun
5 % x Rp. 25.000.000 = Rp. 1.250.000
10 % x Rp.25.000.000 = Rp. 2.500.000
15 % x Rp. 1.864.000 = Rp. 279.600
PPh Pasal 21 Setahun = Rp. 4.029.600
PPh Pasal 21 Sebulan
G. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh Pasal
21
Adapun pengertian-pengertian yang berhubungan dengan sistem administrasi PPh
Pasal 21 adalah sebagai berikut :
- Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak
sebagai sarana dalam aministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
- Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwin
atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan takwin.
- Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat pada masa pajak dalam tahun pajak dan atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan.
- Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
- Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.
- Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan sebagai
sarana untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara melalui Kantor Pos dan atau Bank Umum Milik Negara atau Bank Umum Milik Daerah atau tempat pambayaran lain yang ditunjuk oleh pemerintah.
- Surat Tagihan Pajak adalah Surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi
berupa administrasi berupa bunga dan atau denda. (Waluyo, 2003:22-50)
H. Dasar Hukum PPh Pasal 21
Adapun dasar hukum yang digunakan adalah :
1. Undang-undang No.7 tahun 1983 diubah Undang-undang No.7 tahun 1991 diabah
Undang-undang No.10 tahun 1994 dan telah diubah dengan Undang-undang No.17 Tahun
2000, tentang Pajak Penghasilan.
1) Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-545/PJ/2000 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemotongan Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan
pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi.
2) Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-556/PJ/2000 tentang Norma Perhitungan
Penghasilan Netto dengan menggunakan Norma Perhitungan.
I. HASIL EVALUASI
Setelah penulis melakukan penelitian pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, maka penulis dapat menganalisis dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang
diterapkan dalam penetapan pajak Penghasilan Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada
Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap
penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
1. Penentuan Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif penghasilan yang
berlaku khusus untuk honor atau bonus yang diperoleh karyawan. Berikut ini yang ditemukan
oleh peneliti pada organisasi, berkaitan dengan sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal
21 menurut UU No. 17 Tahun 2000 :
1. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dibedakan menjad dua kelompok, yaitu :
a. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS.
b. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor dosen.
2. Untuk PNS, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan secara langsung oleh
pihak Biro Rektor. Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hanya
menerima pembayarran gaji karyawan termaksud dosen dalam bentuk yang telah
dosen tersebut. Jumlah honor Bruto yang diperoleh setiap dosen adalah sebesar Rp.
75.000 / SKS. Tarif PPh Pasal 21 yang dipotongkan terhadap honor tersebut dapat
dirincikan sebagai berikut :
a. Golongan I s.d II tidak dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21.
b. Golongan III s.d IV dikenakan tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar 15 % .
4. Dokumen yang digunakan dalam pemotongan PPh Pasal 21 adalah daftar gaji yang berisi
rincian pendapatan karyawan yang meliputi gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang
diperoleh, dan iuran yang dipungut.
5. Perhitungan pajak penghasilan telah disesuaikan dengan dengan UU Perpajakan No. 17
Tahun 2000.
2 Sistem Administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21
Adapun mekanisme adminstrasi PPh Pasal 21 berkenaan dengan honor dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1) Memeriksa Dokumen Pendukung
2) Mencatat Pengenaan Pajak
3) Membuat Perhitungan Pajak
4) Membuat Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 21
5) Mengarsip Bukti Pemotongan PPh Pasal 21
Setelah penulis menganalisis data-data yang diperoleh, maka penulis berpendapat
bahwa sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 17
Tahun 2000 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dianggap telah sesuai dan
BAB IV
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000.
2. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan
utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga
pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
3. Dalam hal pemungutan pajak, dalam hal ini PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara dipotong langsung oleh Bendaharawan yang ditunjuk
untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil dari kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut:
1. Hendaknya dilakukan keterbukaan dalam hal gaji dan perhitungan pajak karyawan,
sehingga karyawan dapat memahami hak dan kewajibannya dengan baik..
2. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada Fakultas
Ekonomi dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong
Sehingga para pegawai pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki
kesadaran sendiri untuk mensukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Keuangan Direktorat Jenderal PAjak. 2002. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-170/PJ/2002. Jakarta.
Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 1995. Sistem Informasi Perpajakan.Jakarta
Hadi, Sutrisno.2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
James, A. Hall. 2001. Sistem Informasi Penelitian, Jakarta: Salemba Empat.
Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-536/PJ/2000 Tentang norma perhitungan paenghasilan netto dan tata cara pembuatan catatan bagi wajib pajak yang dapat menghitung penghasilan netto dengan menggunakan norma perhitungan,
Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-545/PJ/2000 Tentang petunjuk pelaksanaan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 dan pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi.
Keputusan Menteri Nomor 447/KMK.03/2002 Tentang bagian penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan mingguan serta pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan PPh.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Mulyadi. 2003. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN
Peraturan Pemerintah Nomor 149 tahun 2000 Tentang pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun, dan tunjangan hari tua (jo KMK Nomor 112/KMK.03/2001).
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2003 Tentang pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah pekerja dari pekerjaan (jo KMK Nomor 468/KMK.03/2003).
Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat
undang No. 7 Tahun 1983 Undang No. 7 Tahun 1991 diubah Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang-Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 Tentang pajak penghasilan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 diubah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentanf ketentuan umum dan tata cara perpajakan