• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Audit Operasional Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Audit Operasional Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PEMERIKSAAN ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS MELALUI AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENINGKATKAN

PENGENDALIAN INTERN PADA PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN

OLEH:

NAMA : UMI DARNI LUBIS

NIM : 080522008

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Audit Operasional Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-I Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2010

Yang Membuat Pernyataan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Audit Operasional Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Ibu Dra. Salbiah, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan ibu Dra.Naleni Indra, MM, Ak. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

5. Manajemen Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan yang telah mengizinkan dan membimbing saya di dalam melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

6. Orangtua tercinta, Ayahanda Hamdani Lubis dan Ibunda Tanjung, Spd, yang telah mencurahkan kasih sayang yang tak terhingga, serta mendidik, membimbing, memberikan nasihat, doa dan dorongan semangat kepada penulis.

Peneliti menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Juli 2010 Peneliti,

(5)

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui dan menilai apakah pengendalian kas (Penerimaan dan Peneluaran) diterapkan secara memadai, pengelolaan kas telah dilakukan secara efektif. dan peranan pengendalian intern kas dalam menunjang efektifitas pergelolaan kas pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan mengadakan observasi, wawancara dan kuesioner mengenai objek yang sedang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Hipotesis penelitian ini adalah pengendalian internal kas yang diterapkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan secara memadai berperan menunjang efektivitas pengelolaan kas. Berdasarkan hasil penelitian, pengendalian internal yang dilakukan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah memadai, Namun masih terdapat kelemahan yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan kas ini. Diantara kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: Terdapat duplikasi tugas oleh seorang pegawai yang memungkinkan penyalahgunaan kas. Ada Staf yang berfungsi memeriksa laporan keuangan juga berfungsi sebagai Staf dalam penyusunan laporan penerimaan dan peneluran kas sehingga ini membuka peluang terjadinya penyinpangan yang dilakukan karyawan, kas yang diterima tidak tidak segera disetor ke bank sehingga mudah disalahgunakan, piutang yang telah dihapus tidak diawasi untuk kemungkinan penagihan di kemudia hari, tidak dilksanakannya penilaian terhadap hasil kerja tiap karyawan, teknologi yang digunakan dalam perusahaan tidak mempengaruhi kinerja dan mempermudah pengendalian intern di dalam PPKS.

(6)

ABTRACT

The porpose of this sciption is for knowing and valuing that cash control (revenue and expenditure) fully implemented, cash resolving has bee done effectively and role internal control in pushing efectivity of cash managing in Medan Coconut Palm Research Center.

The methology in this research is descriptif method with case study. Primer Date is gotten by field reaserach that is by observation, interview and kuesioner about object that is reasearched. While secunder date is gotten form literates that conect with the problem.

The hipothesyst in this reasearch is internal control of cash that is implemented by Medan Coconut Palm Research Center fully have a role in pushing efectivity of cash managing. Base of the result of the research, internal control that is done by Medan Coconut Palm Research Center is fully enough. But there are still weackness that is need to be revaired in cash managing. Between the weakness that is: There are task duplication is done by an employee that is probably cash fraud, there are staf that is fungtioned in checking financial report also fungtioned arrange cash receiving and expenditure report so that open opportunity in making fraud that is done by employment, cash that is received directly transfer as soon as to the bank so that it is to become fraud, the receivable that has been terminated is not observed for pressing a claim in the future, there are no valuing to work result for each employee, the technology that is used in this institution have no effect performance and easier internal control in Medan Coconut Palm Research Center.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6

1. Audit Operasional ... 6

a. Pengertian Audit Operasional ... 6

b. Tujuan dan Manfaat Audit Operasional ... 7

c. Struktur dan Ruang Lingkup Audit Operasional ... 8

(8)

2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ...11

a. Penerimaan Kas dari Penjulan Tunai ...12

b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang ...21

3. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ...22

a. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan Cek ...22

b. Sistem Dana Kas Kecil ...27

4. Sistem Pengendalian Intern ...32

a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ...32

b. Tujuan dan Prosedur Pengendalian Intern ...32

c. Unsur-Unsur Pengendalian Intern ...33

d. Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Audit Operasional Untuk meningkatkan Pengendalian Intern ...34

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...32

C. Kerangka Konseptual ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A.Objek Penelitian ... 37

B. Jenis Data ... 37

C. Metode Pengumpulan data ... 37

D.Metode Penelitian ... 38

E.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 39

F. Jadwal Penelitia ... 40

(9)

B. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Pusat

Penelitian Kelapa Sawit ... 52

1. Penerimaan Kas dan bank ... 52

2. Pengeluaran Kas dan Bank ... 58

C.Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran kas ... 69

D.Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Audit Operasional Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan ... 71

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Struktur Organisasi ... 73

Lampiran ii Bagan Arus Administrasi Keuangan ... 74

Lampiran iii Kerangka Akuntansi Keuangan ... 75

Lampiran iv Bagan Arus Proses Pembukuan ... 76

(13)

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui dan menilai apakah pengendalian kas (Penerimaan dan Peneluaran) diterapkan secara memadai, pengelolaan kas telah dilakukan secara efektif. dan peranan pengendalian intern kas dalam menunjang efektifitas pergelolaan kas pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan mengadakan observasi, wawancara dan kuesioner mengenai objek yang sedang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Hipotesis penelitian ini adalah pengendalian internal kas yang diterapkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan secara memadai berperan menunjang efektivitas pengelolaan kas. Berdasarkan hasil penelitian, pengendalian internal yang dilakukan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah memadai, Namun masih terdapat kelemahan yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan kas ini. Diantara kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: Terdapat duplikasi tugas oleh seorang pegawai yang memungkinkan penyalahgunaan kas. Ada Staf yang berfungsi memeriksa laporan keuangan juga berfungsi sebagai Staf dalam penyusunan laporan penerimaan dan peneluran kas sehingga ini membuka peluang terjadinya penyinpangan yang dilakukan karyawan, kas yang diterima tidak tidak segera disetor ke bank sehingga mudah disalahgunakan, piutang yang telah dihapus tidak diawasi untuk kemungkinan penagihan di kemudia hari, tidak dilksanakannya penilaian terhadap hasil kerja tiap karyawan, teknologi yang digunakan dalam perusahaan tidak mempengaruhi kinerja dan mempermudah pengendalian intern di dalam PPKS.

(14)

ABTRACT

The porpose of this sciption is for knowing and valuing that cash control (revenue and expenditure) fully implemented, cash resolving has bee done effectively and role internal control in pushing efectivity of cash managing in Medan Coconut Palm Research Center.

The methology in this research is descriptif method with case study. Primer Date is gotten by field reaserach that is by observation, interview and kuesioner about object that is reasearched. While secunder date is gotten form literates that conect with the problem.

The hipothesyst in this reasearch is internal control of cash that is implemented by Medan Coconut Palm Research Center fully have a role in pushing efectivity of cash managing. Base of the result of the research, internal control that is done by Medan Coconut Palm Research Center is fully enough. But there are still weackness that is need to be revaired in cash managing. Between the weakness that is: There are task duplication is done by an employee that is probably cash fraud, there are staf that is fungtioned in checking financial report also fungtioned arrange cash receiving and expenditure report so that open opportunity in making fraud that is done by employment, cash that is received directly transfer as soon as to the bank so that it is to become fraud, the receivable that has been terminated is not observed for pressing a claim in the future, there are no valuing to work result for each employee, the technology that is used in this institution have no effect performance and easier internal control in Medan Coconut Palm Research Center.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era global ini menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya lebih baik. Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas.

Kas adalah salah satu unsur aktiva yang paling penting karena kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan opersional perusahaan. Manajemen bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam hal penerimaan kas, terdapat sumber penerimaan yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Sedangkan untuk pengeluaran kas dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan cek dan uang tunai (Mulyadi, 2001 : 455).

(16)

berupa suatu sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang baik. Dengan adanya sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas ini dapat diketahui bagaimana pergerakan keluar masuknya uang kas, sehingga kontrol terhadap uang kas dapat berlangsung dengan baik.

Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat meminimalkan adanya kemungkinan penyelewengan atas kas. Pada dasarnya pengendalian intern bukan dimaksudkan untuk meniadakan semua kemungkinan kesalahan yang terjadi, akan tetapi sistem pengendalian internal diterapkan untuk menekankan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas yang wajar sehingga kalaupun terjadi kesalahan atas kas dapat diketahui.

Menurut Mulyadi (2001 : 163) Struktur pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dari definisi tersebut tujuan sistem pengendalian internal dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama pengendalian internal akuntansi (internal accounting

control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

(17)

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) merupakan lembaga penelitian yang berdedikasi khusus pada kelapa sawit. Penelitian yang dilakukan PPKS mencakup aspek kultur teknis, pengolahan minyak, permesinan dan sosial ekonomi. PPKS juga secara aktif memberikan layanan teknis pada industri kelapa sawit. Meskipun PPKS adalah lembaga nir laba, PPKS menempatkan diri sebagai bagian dari bisnis sehingga penelitian-penelitiannya berorientasi pada bisnis, baik yang berskala kecil maupun besar. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) memerlukan adanya suatu sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas serta sistem pengendalian internal yang mampu menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan dan pencurian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar prusahaan. Suatu sistem pengendalian internal yang baik akan berguna untuk : (1) Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi, (2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, (3) Memajukan efisiensi dalam operasi, dan (4) Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Selain itu, pengendalian internal juga harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja atau tidak sehingga dapat memperlancar prosedur audit. Agar dapat berjalan efektif, pengendalian internal memerlukan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dalam organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktek pelaksanaan yang sehat dan didukung pula dengan karyawan yang berkualitas.

(18)

adalah bagaimana pelaksanaan pencatatan dan pemeriksaan dokumen maupun bukti transaksi yang rapi dan sistematis terhadap posisi keuangan, khususnya kas. Maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis tertarik untuk mengambil judul: “Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Kas Operasional Audit Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit di Medan”.

B.Perumusan Masalah

Dari uraian diatas, penulis mencoba merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

1. Apakah pengendalian intern kas (Penerimaan dan Peneluaran) telah dilakukan secara memadai?

2. Apakah pengelolaan kas telah dilakukan secara efektif?

3. Bagaimana peranan pengendalian intern kas dalam menunjang efektivitas pengelolaan kas ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, tujuan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menilai apakah pengendalian kas (Penerimaan dan Peneluaran) diterapkan secara memadai.

(19)

3. Mengetahui peranan pengendalian intern kas dalam menunjang efektifitas pergelolaan kas.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran dalam menciptakan sistem yang lebih baik khusunya sistem penerimaan dan pegeluaran kas.

2. Bagi peneliti selanjutnya

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoritis

1. Audit Operasional

a. Pengertian Audit Operasional

Menurut Tunggal (2000:10), “pemeriksaan operasional merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perasahaan, departemen, atau setiap entitas dan sub entitas yang dapat di audit”. Sedangkan General Accounting Office (GAO) di Amerika Serikat mendefinisikan pemeriksaan operasional sebagai auditing yang menentukan :

1) Apakah entitas mengelola dan menggunakan sumber dayanya (seperti personil,kekayaan, ruangan) secara ekonomis dan efisien

2) Penyebab dari ketidakefektivan atau praktik yang tidak ekonomis, dan 3) Apakah entitas telah menaati hukum dan peraturan yang berhubungan

dengan masalah ekonomis dan efisiensi. Menurut Guy dkk. (2003:419) :

Audit operasional merupakan penelaahan atas prosedur dan metode operasi entitas untuk menentukan tingkat efisiensi dan efektivitasnya. Pada kesimpulan tentang audit operasional, rekomendasi yang umumnya diberikan adalah memperbaiki prosedur. Audit operasional kadang-kadang disebut sebagai audit kinerja, audit manajemen, atau audit komprehensif. Secara international, istilah yang sering digunakan untuk audit operasional adalah audit nilai uang (value- for- money auditing).

(21)

b. Tujuan Dan Manfaat Audit Operasional

Tujuan utama audit operasional adalah mengevaluasi efektifitas dan efisiensi organisasi, namun audit operasional juga dapat menjangkau aspek yang ketiga, yaitu ekonomisasi. Evaluasi ekonomi adalah pemeriksaan atas biaya dan manfaat dari suatu kebijakan atau prosedur. Dalam konteks audit operasional, evaluasi ekonomi merupakan pertimbangan jangka panjang tentang apakah manfaat kebijakan atau prosedur lebih besar daripada biayanya.

Menurut Guy dkk. (2003:421), audit operasional biasanya dirancang untuk memenuhi satu atau lebih tujuan berikut :

1) Menilai Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan (1) tujuan, seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan (2) kriteria penilaian lain yang sesuai.

2) Mengidentifikasi Peluang Perbaikan. Peningkatan efektivitas, efisiensi, dan ekonomi merupakan kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar perbaikan. Auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan mewawancari individu (apakah dari dalam atau dari luar organisasi), mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan pertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.

3) Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut.Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasional.

(22)

satu alat pengendalian yang membantu dalam mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya audit operasional menurut Tunggal (2000:14) adalah:

1) Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilankeputusan

2) Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian.

3) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.

4) Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil.

5) Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.

6) Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

7) Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.

c. Struktur dan Ruang Lingkup Audit Operasional

Menurut Guy dkk. (2003:421), struktur umum dari audit operasional adalah proses lima tahap yaitu :

1) Pengenalan

Sebelum memulai suatu audit operasional, auditor (atau konsultan) terlebih dahulu harus mengenali kegiatan atau fungsi yang sedang di audit. Untuk melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar belakang informasi, tujuan, struktur organisasi, dan pengendalian kegiatan atau fungsi yang sedang di audit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara keseluruhan.

2) Survei

Selama tahap survei dari audit operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan (preliminary survey), auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan bidang penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang sedang di audit.

(23)

Pada awalnya auditor menyusun program pekerjaan, berdasarkan tujuan audit, yang merinci pengujian dan analisis yang harus dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap "penting" dari hasil survei pendahuluan. Disamping itu, auditor juga menjadwalkan kegiatan kerja, menugaskan personel yang sesuai, menentukan keterlibatan personel lainnya dalam penugasan, serta menelaah kertas kerja audit.

4) Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan audit merupakan tahap utama dari audit operasional. Auditor melaksanakan prosedur audit yang telah ditentukan dalam program audit untuk mengumpulkan bukti-bukti, melakukan analisis, menarik kesimpulan, dan mengembangkan rekomendasi. Selama melakukan pekerjaan lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang spesifik dan mencapai tujuan audit secara keseluruhan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan ekonomis..

5) Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap yang penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan audit operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu (1) tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta (2) temuan-temuan khusus dan rekomendasi.

Ruang lingkup audit operasional lebih difokuskan pada fungsi produksi suatu perusahaan yang berarti melakukan pemeriksaan segi operasional suatu perusahaan. Namun dalam hal ini suatu perusahaan mengalami keterbatasan dalam melaksanakan audit operasional tersebut. Keterbatasan yang terjadi dalam suatu perusahaan dalam melaksanakan audit operasional antara lain Tunggal (2000:11):

1) Waktu

Pemeriksa harus memberikan laporan kepada pihak manajemen sesegera mungkin agar masalah yang timbul dapat segera terselesaikan, sehingga menyebabkan terbatasnya waktu pemeriksaan. Untuk mengatasi

keterbatasan waktu ini, audit operasional dapat dilakukan secara teratur untuk menghindari permasalahan tidak menjadi berlarut-larut.

(24)

Kurangnya pengetahuan dan penguasaan berbagai disiplin ilmu dan bisnis merupakan salah satu keterbatasan. Tidak mungkin seorang pemeriksa dapat menjadi ahli dalam berbagai disiplin bisnis.

3) Biaya

Biaya yang dapat dihemat dari hasil pemeriksaan haruslah lebih besar dari biaya pemeriksaan itu sendiri. Pemeriksaan harus menentukan prioritas tertentu dalam melaksanakan tugasnya sehingga keterbatasan ini dapat teratasi.

d. Efisisensi dan Efektivitas Audit Operasional

Efisiensi dan efektivitas audit operasional dikenal sebagai audit yang berkonsentrasi pada efektivitas dan efisiensi organisasi. Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik suatu entitas menggunakan sumberdayanya dalam mencapai tujuannya. Sebagai contoh, seorang auditor dapat memeriksa badan federal untuk menentukan apakah badan tersebut telah mencapai tujuannya seperti yang ditetapkan oleh kongres (efektivitas) dan menggunakan sumberdaya keuangannya secara benar (efisiensi). Pembahasan mengenai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas akan lebih mudah dipahami jika dibahas dalam kerangka Input - Proses - Output. Dalam sub bab ini, lebih difokuskan pada efisiensi dan efektivitas.

1) Efisiensi

(25)

berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsep input-proses-output, efisiensi adalah rasio antar output dan input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Metode kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi berjalan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Jadi, efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan. Jadi, efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan (Bayangkara, 2008:13).

Menurut Anthony (2005:174):

Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit input. Pusat Tanggung Jawab A lebih efisien daripada Pusat Tanggung Jawab B jika (1) menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikit dari pada Pusat Tanggung Jawab B, namun memproduksi jumlah output yang sama, atau (2) menggunakan jumlah sumber daya yang sama namun memproduksi jumlah output yang lebih besar.

2) Efektivitas

Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara input dan output, efektivitas ditentukan oleh huungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggang jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikonstribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Efektivitas cenderung dinyatakan dalam istilah-istilah yang subjektif dan nonalitis, seperti kinerja kampus A adalah yang terbaik, tetapi kampus B telah agak menurun dalam tahun-tahun terakhir (Anthony, 2005:174).

(26)

Efisiensi dan efektivitas berkaitan satu sama lain, setiap pusat tanggung jawab harus efektif dan efisien dimana organisasi harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimal. Suatu pusat tanggung jawab yang menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya, mungkin akan efisien, tetapi jika output yang dihasilkannya gagal dalam memberikan kontribusi yang memadai padapencapaian cita-cita organisasi, maka pusat tanggung jawab tersebut tidaklah efektif.

2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama: penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang

a. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

1) Deskripsi kegiatan

Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulusebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uangditerima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dantransaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan ( Mulyadi, 2001: 455):

a) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalamjumlah dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

b) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksipenerimaan kas.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini (Mulyadi, 2001: 456):

(27)

b) Penerimaan Kas dari cash-on-delivery sales (COD Sales) c) Penerimaan Kas dari credit card sales

Ad. a) Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale (Mulyadi, 2001:456)

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian manerima barang yang dibeli. Dalam Over-the Counter Sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Penerimaan kas dari Over-the Counter Sales dilaksanakan melalui

prosedur berikut ini :

Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di

Bagian Penjualan.

–Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang

tunai, cek pribadi (personal check), atau kartu kredit.

–Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan

barang kepada pembeli.

–Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.

–Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.

–Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.

–Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam

(28)

Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check clearing tersebut ke bank pembeli (bank yang pembeli memiliki rekening giro didalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual yangmerupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo rekening giro penjual setelah dikurangi dengan credit card fee (yang berkisar 2,5% sampai dengan 4%). Bank penerbit kartu kredit inilah yang secara periodik melakukan penagihankepada pemegang kartu kredit.

Bagian jurnal melakukan pencatatan transaksi Over-the Counter Sales sebanyak dua kali:

a) Berdasarkan faktur penjualan tunai yang dilampiri pita register kas, BagianJurnal mencatat transaksi Over-the Counter Sales ke dalam jurnal penjualandengan jurnal sebagai berikut:

Penjualan tunai xx Pendapatan Penjualan xx

b) berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bagian kasa, bagian jurnalmencatat penerimaan kas dari Over-the Counter Sales di dalam jurnalpenerimaan kas dengan jurnal sebagai berikut :

Kas xx Penjualan Tunai xx

Penggunaan rekening performa Penjualan Tunai dilakukan karena Over-the Counter Sales dicatat dalam dua jurnal khusus: jurnal penjualan dan jurnal

(29)

pencatatan ganda.

Pencatatan harga pokok barang yang dijual dilakukan oleh Bagian Jurnal berdasarkan bukti memorial sebagai dokumen sumber. Bukti memorial dicatat ke dalam jurnal umum dengan jurnal:

Harga Pokok Penjualan xx Persediaan Produk Jadi xx Ad. 2)Penerimaan Kas dari COD Sales (Mulyadi, 2001:456)

Cash-on-delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang

melibatkankantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahandan penerimaan kas dari hasil penjualan.COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untukmemberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaankas bagi perusahaan penjual.

Ad. 3) Penerimaan Kas dari Credit Card Sale (Mulyadi, 2001, 456)

(30)

penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehinggamemungkinkan perusahaan penjual melakukan penagihan kepada bank atauperusahaan penerbit kartu kredit.

2) Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah (Mulyadi, 2001:462):

a) Fungsi penjualan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaranke fungsi kas.

b) Fungsi kas

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli

c) Fungsi gudang

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang di simpan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman

d) Fungsi pengiriman

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayarharganya kepada pembeli.

(31)

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuatlaporan penjualan.

3) Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah (Mulyadi, 2001:462):

a) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.

b) Jumlah kas yang diterima dari penjulan tunai.

c) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. d) Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan

produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjulan tunai. e) Kuantitas produk yang dijual.

f) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. g) Otorisasi pejabat yang berwenang.

4) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah (Mulyadi, 2001:463):

a) Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam sebagai informasi yang diperlukan olehmanajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

b) Pita Register Kas (cash register tape)

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesinregister kas. Pita Register Kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualantunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

(32)

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisioleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bankyang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit.

d) Bill of lading

Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsipengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan olehperusahaan angkutan umum.

e) Faktur penjualan COD

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. f) Bukti setor bank

(33)

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokokproduk yang dijual selama satu periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsiakuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.

5) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah (Mulyadi, 2001: 468):

a) Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut

b) Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya penjualan tunai.

c) Jurnal Umum

(34)

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan digudang.

e) Kartu Gudang

Catatan ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas poduk yang dijual. 6) Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah (Mulyadi, 2001: 469):

a) Prosedur order penjualan b) Prosedur penerimaan kas c) Prosedur penyerahan barang

d) Prosedur pencatatan penjualan tunai e) Prosedur penyetoran kas ke Bank f) Prosedur pencatatan penerimaan kas

g) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan. 7) Unsur Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem peneriman kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2001: 470):

Organisasi

(35)

c) Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsipengiriman, dan fungsi akuntansi.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :

d) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan mengunakan formulir faktur penjualan tunai.

e) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjulan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

f) Penjualan dengan Kartu Debet Bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu debet.

g) Penyerahan barang kepada pembeli diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjulan tunai.

h) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

Praktik yang Sehat:

i) Pita register kas bernomor urut dan pemakainnya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan.

j) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank padahari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

k) Perhitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh pemeriksa intern.

b. Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang

Salah satu sumber penerimaan kas suatu perusahaan biasanya berasal dari pelunasan piutang dari debitur. Penerimaan kas dari piutang dapatdilakukan melalui berbagai cara: (1) melalui penagih perusahaan, (2) melaluipos, dan (3) melalui lock-box collection plan.

1) Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan prosedur (Mulyadi, 2001: 493):

a) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan.

b) Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.

(36)

d) Bagian penagihan menyarahkan cek kepada bagian kasa.

e) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kapada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

f) Bagian kasa mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.

g) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.

h) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur. 2) Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos (Mulyadi, 2001:494)

Jika penerimaan kas dari piutang dialksanakan melalui pos, maka yang bertanggung jawab menerima surat beserta cek adalah bagian sekretariat. Bagian ini membuat daftar pemberitahuan dan menyerahkan cek dilampirkan dengan daftar surat pemberitahuan kepada bagian kasa dan menyerahkandaftar surat pemberitahuan yang dilampiri dengan surat pemberitahuan kepadabagian piutang. Bagian kas melakukan endorsement atas cek dan menyetorkan cek ke bank. Bagian piutang mencatat pengurangan piutang ke dalam kartupiutang berdasarkan surat pemberitahhuan kepada debitur. Bagian jurnal mencatat penerimaan kas dari piutang di dalam jurnal penerimaan kasberdasarkan bukti setor bank.

3) Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang melalui lock- box collection plan (Mulyadi, 2001: 497)

Dalam sistem penerimaan kas ini perusahan membuka post-office box (PO Box) dikota yang jumlah debiturnya banyak. Perusahaan membuka rekening giro

di bank yang terletak di kota yang sama dengan PO Boxtersebut. Para debitur diminta untuk melakukan pembayaran utang merekadengan cara mengirimkan cek ke PO Box perusahaan yang terletak dikotaterdeka. Penerimaan cek dikreditkan oleh bank ke dalam rekening giro perusahaan.

(37)

Ada dua sistem akuntansi pokok yang digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas: Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan system pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil.

a. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan Cek 1) Deskripsi kegiatan

Pengeluaran kas dalam perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengn salah satu cara diantara dua sistem yaitu: fluctuating-fund system dan imprest system (Mulyadi, 2001: 509)

2) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah (Mulyadi, 2001: 510):

a) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kassebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.

b) Cek

(38)

c) Permintaan Cek (check request)

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukanpengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar.Dalam transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulispermintaan cek kepada fungsi akuntansi untuk kepentingan pembuatan buktikas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai perintah kepada fungsikeuangan untuk membuat cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah (Mulyadi, 2001: 513):

a) Jurnal Pengeluaran Kas (cash disbursement journal)

Untuk mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan untukmencatat pengeluaran kas. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluran kas adalah faktur dari pemasok yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas.

b) Register cek (check register)

Untuk mencatat transaksi pembelian digunakan dua jurnal: register bukti kas keluar (untuk mencatat utang yang timbul) dan register cek (untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek).

(39)

Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas dengan cek adalah (Mulyadi, 2001:513):

a) Fungsi yang memerlukan peneluaran kas

Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, fungsi yang bersangkutanmengajukan permintaan cek yang sudah mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi kepada fungsi akuntansi.

b) Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab memgisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.

c) Fungsi Akuntansi

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:

– Pencatatan pengeluaran kas yag menyangkut biaya dan persediaan. – Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau

register cek

– Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas

(40)

d) Fungsi Pemeriksa Intern

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (cashcount) secara periodik dan mencocokkan hsail perhitungannya

dengansaldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas dalam buku besar).Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secaramendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan danmembuat rekonsiliasi bank secara periodik.

5) Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dibagi tiga macam system yang masing-masing system tersebut terdiri dari berbagai macam jaringan prosedur berikut ini (Mulyadi, 2001: 514):

a) Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:

– Prosedur pembuatan bukti kas keluar – Prosedur pembayaran kas

– Prosedur pencatatan pengeluaran kas

b) Sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan permintaan cek, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:

– Prosedur permintaan cek

– Prosedur pembuatan bukti kas keluar – Prosedur pembayaran kas

– Prosedur pencatatan pengeluaran kas

6) Unsur Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2001:517):

Organisasi :

(41)

b) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanaka sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan fungsi lain.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :

c) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

d) Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

e) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (dalam metode pencatatan tertentudalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapatotorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Praktik yang Sehat:

a) Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

b) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas dibubuhi cap“lunas” oleh bagian kassa setelah transaksi pengeluaran dilakukan.

c) .Pengguanaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi

b) pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas. c) Semua pengeluaran kas harus dengan cek atas nama perusahaan

penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.

d) Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan dengan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imperest system.

e) Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan denganjumlah kas menurut catatan akuntansi.Kas yang ada di tangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian.

f) Kasir disuransikan (fidelity bond insurence).

g) Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadapkas yang ada di tangan (misalnya mesin register kas, lemari besi, dan strong room).

h) Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa. b. Sistem Dana Kas Kecil

1) Deskripsi Kegiatan

(42)

saldoberfluktuasi (fluctuating-fund-balance sistem) dan (2) imprest system.Dalam sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaraan dana kas kecildilakukan dengan prosedur sebagai berikut (Mulyadi, 2001: 529):

a) Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil

b) Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.

c) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengankeperluan, dan dicatat denagn mendebit rekening Dana Kas Kecil. Dalamsistem ini, saldo rekening Dana Kas Kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Dengan demikian, dalam sistem saldo berfluktuasi, catatan kas perusahaan tidak dapat direkonsiliasi dengan catatan bank, oleh karena itu rekonsiliasi bank bukan merupakan alat pengendalian bagi catatan kas perusahaan. Dalam imperest system, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukansebagai berikut (Mulyadi,

2001:529):

a) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat denganmendebit rekening Dana Kas Kecil. Saldo rekening Dana Kas Kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi.

b) Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak mengkredit rekening Dana Kas Kecil). Bukti-bukti pengeluaran dana kaskecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan olehpemegang dana kas kecil.

c) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yangtercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisiankembali dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat denagnmendebit rekening biaya dan mengkredit rekening kas. Rekening DanaKas Kecil tidak terpengaruh dengan pengeluarandana kas kecil. Dengandemikian pengawasan terhadap dana kas kecil mudah dilakukan, yaitudengan cara periodik atau secara mendadak menhitungdana kecil. Jumlahuang yang ada ditambah dengan permintaan pengeluaran kas kecil yangbelum dipertanggungjawabkan dan bukti pengeluaran dana kas kecil, harus sama dengan saldo rekening Dana Kas Kecil yang tercantum dalambuku besar.

(43)

Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah (Mulyadi, 2001: 530):

a) Bukti kas keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansikepada fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalamsistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kaskecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.

b) Cek

Permintaan pengeluaran kas kecil

c) Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang kepada pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya kas keci olehnya. Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai dana kas kecil.

d) Bukti pengeluaran kas kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-buktipengeluaran kas kecil.

e) Permintaan pengisian kembali kas kecilDokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepadabagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.

(44)

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah (Mulyadi, 2001: 532):

a) Jurnal Pengeluaran Kas (cash disbursement journal)

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana ksa kecil.Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluran kas adalah bukti kas keluar yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas.

b) Register cek (check register)

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yangdikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

c) Jurnal pengeluaran dana kas kecil

Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnalkhusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana ksa kecil. Jurnal ini hanya digunakan dalam sistem dana kas kecil dengan fluctuating-fund-balance system

4) Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil adalah (Mulyadi, 2001: 534): a) Fungsi Kas

b) Fungsi Akuntansi

(45)

d) Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai e) Fungsi Pemeriksa Intern

4. Sistem Pengendalian Intern

a. Pengertian sistem Pengendalian Intern

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2001 : 2). Sedangkan pengertian sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2001 : 163) adalah gabungan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Mulyadi (2001 : 163), “Kas diartikan sebagai alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran finansial yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya”

(46)

b. Tujuan dan prosedur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001 : 163) tujuan sistem pengendalian intern dilihat dari definisi sistem pengendalian intern adalah:

1) Menjaga kekayaan organisasi

2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3) Mendorong Efisiensi

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut Mulyadi (2001:164) dilihat dari tujuan sistem pengendalian intern, maka kita dapat menggolongkan sistem pengendalian intern tersebut menjadi dua macam yaitu.:

1) Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)

Pengendalian intern akuntansi meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan yang akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

2) Pengendalian intern administratif (internal administrative control)

Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinnya kebijakan manajemen.

Penerimaan kas dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber antara lain dari penjualan tunai, pelunasan piutang atau pinjaman. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut (Baridwan, 1992:87).:

1) Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

(47)

pencatatan kas selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas. c. Unsur-unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001:164), unsur pokok sistem Pengendalian Intern adalah: 1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara

tegas

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatn yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, piutang, pendapatan dan biaya.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit 4) organisasi. Karyawan yang mutunya sesuai dengatanggungjawabnya.

d. Pemeriksaan Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas melalui Audit Operasional Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern

Cara-cara yang digunakan untuk mengawasi penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan seringkali berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan yang lain, begitu pula dengan koperasi. Namun demikian ada beberapa prinsip pengawasan intern terhadap penerimaan kas yang dapat dijadikan pedoman (Jusup, 2001:4):

1) Petugas yang menangani urusan penerimaan kas tidak boleh merangkap sebagai pelaksana pembukuan/pencatatan atas penerimaan kas tersebut, sebaliknya petugas yang mengurusi pembukuan tidak boleh mengurusi kas. 2) Setiap kali penerimaan kas harus segera dicatat. Perusahaan harus

mencatat formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan, dan menggunakannya dengan benar.

3) Penerimaan kas setiap hari harus disetorkan seluruhnya ke bank. Hal ini dilakukan agar petugas yang menangani kas tidak mempunyai

4) kesempatan untuk menggunakan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi.

5) Apabila memungkinkan, sebaiknya diadakan pemisahan antara fungsi penerimaan kas dan fungsi pengeluaran kas.

(48)

1) Penetapan tanggung jawab secara jelas. 2) Penyelenggaraan pencatatan yang memadai.

3) Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan. 4) Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva.

5) Pemisahan tangungjawab atas transaksi yang berkaitan. 6) Pemakaian peralatan mekanis (bila memungkinkan). 7) Pelaksanaan pemeriksanaan secara independent. B.Tinjauan Penelitian Terdahulu

[image:48.595.109.523.464.697.2]

Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah Farih Siti Wansari Lubi (2008) dengan judul penelitian: “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.Indosat Tbk” , Ricky Ricardo S.B (2007) dengan judul penelitian: “Evaluasi Audit Internal Atas Kas Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Kas Pada PT.PLN (persero) Wilayah Sumut” dan Dewi Laela (2007) dengan judul penelitian: “Sistem Penendalian Intern Penerimaan Kas Pada Koperasi Karyawan PT. Djarum Kudus”. Tinjauan penelitian tnerdahulu dapat dilhat pada tabel.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama peneliti

(Tahun penelitian)

Metode Penelitian Hasil penelitian

Wansari Lubi (2008)

Teknik deskriptif dan jenis data yang digunakan adalah data primer

Pengambilan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara.

Sistem informasi akuntansi sitem peneriman dan pengeluaran kas pada PT.Indosat Tbk Medan sudah baik hal ini ditandai dengan pembagian tugas dan wewenang yang jelas, adanya sistem kas kecil dan lain-lain.Namun masih ada faktor-faktor tertentu yang

menimbulkan keterlambatan pengiriman data dari masing-masing

(49)

Ricky Ricardo S.B (2007)

Teknik deskriptif dan jenis data yang digunakan adalah data primer

Pengambilan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara.

Bagian audit internal pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumut melakukan fungsinya dengan baik, bagian audit internal tidak memiliki program jangka panjang hanya program kerja

tahunan pemeriksaan,adanya pemisahan fungsi yang jelas dalam

setiap transaksi penerimaan dan pengeluran kas , semua pengeluaran menggunakan cek, pengolahan kas sudah cukup baik hanya saja perusahaan tidak menggunakan dana kas kecil

Dewi Laela (2007)

Teknik deskriptif kualitatif. jenis data yang digunakan adalah data primer

Pengambilan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara.

(50)

akuntansi yang di gunakan pada Koperasi Karyawan PT. Djarum Kudus atas penjualan kredit meliputi : (1) Jurnal penjualan kas, (2) Kartu piutang. Unsur pengendalian intern pada Koperasi Karyawan PT. Djarum Kudu s meliput i : (1) Organisasi, (2) sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, (3) Praktek yang sehat.

C.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Kerangka konseptual diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Audit operasional kas

Penerimaan kas

pengeluran kas

(51)
(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Dalam rangka penyusunan skripsi mi, penulis melakukan penelitian pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), yaitu sebuah lembaga penelitian milik pemerintah yang bergerak dalam penelitian semua aspek kelapa sawit yang berlokasi Jl Brigjen katamso Kp. Baru Medan. Selanjutnya penulis menitikberatkan penelitian pada bagaimana peranan pengendalian intern kas dalam menunjang efektivitas pengelolaan kas pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).

B. Jenis Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahan berupa hasil wawancara dan observasi. Data ini perlu diolah lebih lanjut.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah terdokumentasi mis stuktur organisasi, flowchart dan lain-lain. Data ini diguanakan sebagai pelengkap bagi data primer yaitu untuk menguji validitas data primer yang diperoleh dari perusahaan atau berbagai sumber yang relevan dengan tujuan penelitian.

C.Metode Pengumpulan Data

(53)

untuk memperoleh bahan keterangan serta kenyataan yang benar-benar nyata dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupacatatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data yang terkait dengangambaran umum perusahaan, data-data tentang Sistem Akuntansi PenerimaanKas dan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas yang telah dikeluarkan dalamperiode tertentu.

1. Metode wawancara

Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari fungsi penerimaan kas dan pengeluaran kas.

2. Metode observasi

Merupakan penelitian secara langsung yang digunakan untuk menggali informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tetapi belum terungkap melalui metode dokumentasi.

D. Metode Penelitian

(54)

penelitiannya dengan menggunakan pendekatan studi kasus, artinya penelitiandilakukan pada satu objek penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi data primeldan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh penulis langsung dan perusahaan yangd iteliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh penulis denganmempelajari dan menelaah serta mengumpulkan buku-buku referensi mengenai teoriyang berhubungan dengan masalah pengendalian intern kas dan peranannya dalam menunjang efektivitas pengelolaan kas. Data sekunder digunakan sebagai landasanteoritis, yang digunakan sebagai bahan pembanding dengan apa yang terdapat padakenyataannya di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

E.Analisi Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah data diperoleh dan dikumpulkan, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta besarnya peranan pengendalian intern kas dalam menunjang efektivitas pengelolaan kas diperlukan penggujian hipotesis.

Dalam pengolahan data hasil kuesioner yang penulis sajikan menggunakan pertanyaan tertutup, yaitu daftar pertanyaan yang memungkinkan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan pertanyaan terbuka yang jawabannya tidak ditentukan. Pilihanjawaban yang diberikan :YA, TIDAK.

(55)

x100%

Untuk keperluan interpretasi hasil perhitungan persentase, Dean J.Champion (1990:302) mengemukakan sebagai berikut:

1. “1. 0%-25%No association or low association (weak association);

2. 26%-50% Moderately low association (moderately association);

3. 51%-75% Moderately high association(moderately strong association);

4. 76%-100% High Association (strong association) up toperfect association.”

Dalam Pengujian hipotesis in penentuan diterima atau ditolaknya hipotesis dapat dilihat dan hasil perhitungan persentase. Jika hasil perhitungan persentase menunjukkan 76% 100%, maka hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima. F. Jadwal Penelitian

(56)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan

Penelitian 5-Mar-10 15-Mar-10 28-Apr-10 17-May-10 6-Jun-10 Pengajuan

proposal

Penerimaan dosen dan

penguji skripsi

Seminar proposal

Pengumpulan

data

Pengolahan dan

analisis data

Bimbingan

skripsi

Penyelesaian

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Pusat Pengendalian Kelapa Sawit (PPKS) medan

1. Sejarah Singkat dan Berdirinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan didirikan pada 26 september 1916 oleh Algemeene Proefstation der AVROS (APA). AVROS ( Algemeene Vereniging Van Rubber Planters ter Oostkust van Sumatra) dikemudian hari menjadi Balai Penelitian Perkebunan Medan. Hasil-hasil Penelitian APA pada saat itu cukup banyak dan sangat berguna bagi pengembangan perkebunan di Sumatra terlantar sehingga pada tahun 1952 diadakan penyatuan dengan “Deli Planters Vereniging”.

Karena alasan Politik dan ekonomi, Pemerintah Republik Indonesia melakukan nasionalisasi dan mengambil alih perkebunan-perkebunan milik Belanda. Pada tahun 1957 AVROS diambil alih dan diubah menjadi Gabungan Pengusaha Perkebunan Sumatra ( GAPPERSU). APA diganti dengan Balai Penelitian GAPPERSU yang dikenal dengan RISPA (Research Institute of The Sumatra Planters Association). Berdasarkan surat keputusan Mentri Pertanian No.247?UM?57 tanggal 11 Desember 1957 ditetapkan bahwa RISPA ditempatkan dibawah Kementrian Pertanian RI yang pengeloalanya dilaksanakan oleh Badan Kordinasi Perkumpulan dan Organisasi Perkebunan.

(58)

Perkebunan I s/d IX sesuai dengan surat keputusan Mentri Pertanian RI N0.353/Kpts/OP/12/1968 tanggal 20 Desember 1968.

Selanjutnya sejak April 1976 RISPA mendapat biaya dari APBN dan mulai 1978 pembinaan Balai Penelitian Perkebunan diserahkan kepada Badan Penelitian dan Penngmbangan Pertanian Departemen Pertanian RI berdasrkan surat Keputusan Mentri Pertanian RI No. 133/Kpts/OP/3/1978.

Pada November 1987 Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) didirikan di Jakarta. Balai-balai Penelitian Perkebunan ditempatkan dibawah koordinasi AP3I dan Badan Penelitian dan Pengmbangan Pertanian Departemen Pertanian RI. Dengan Perubahan ini selanjutnaya Balai Penelitian Perkebunan Medan atau disingkat Puslitbun Medan.

Sesuai dengan surat keputusan ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No.084/Kpts/DPH/XII/92 tanggal 24 Desember 1992 tentang penataan pengelolaan unit pelaksanaan penelitian di lingkungan AP 3I, maka pada 4 februari 1993 dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang berkedudukan di Medan, yang merupakan gabungan dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan, Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala. Penggabungan ketiga Puslitbun tersebut dilakukan dalam uapaya peningkatan efisiensi pengelolaan organisasi. Pada tahun 1993 itu juga, melalui rapat anggota, AP3I berubah nama menjadi Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI).

(59)

lingkup Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, yang dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan pembinaan dan pengawasan dari Dewan Pembina Pusat Penelitian Perkebunan.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) merupakan satu-satunya lembaga penelitian milik pemerintah yang bergerak dalam penelitian semua aspek kelapa sawit. Penelitian yang dilakukan mulai dari pemulihan tanaman, biokungan teknologi tanaman, proteksi tanaman, tanah dan agrogonomi, pengolahan hasil dan mutu, enjinering dan lingkungan hingga kajian sosial dan ekonomi. Telah begitu banyak hasil yang capai dalam menunjang perkembangan industri kelapa sawir nasional.

2. Visi dan Misi Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. - Visi Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan

a. Menjadi World-class institution dalam penelitian kelapa sawit yang memainkan peranan penting pada pembangunan industry kelapa sawit nasional dan menjadi acuan perkelapasawitan internasional b. Menjadi center of excellence yang dijadikan acuan dalam

penentuan kebijakan pembangunan dan penanganan perkelapasawitan nasional.

(60)

- Misi Pusat Penelitian Kelapa Sawit

a. Mengembangkan teknologi unggul perkelapasawitan melalui penelitian yang efektif dan efisien serta melakukan kegiatan pelayanan tepat sasaran.

b. Menunjang pengambang perkelapasawitan nasional melalui penyedian produk dan jasa pelayanan , serta konsep atau pemikiran penanganan masalah kelapa sawit.

c. Mendorong pengembangan SDM, lapangan kerja dan pelestarian sumber daya alam atau lingkungan.

d. Menggali potensi usaha sendiri dalam kerangka institusi nirlaba yang memiliki badan hukum dapat mandiri dan sejahtera secara berkesinambungan.

3. Stuktur Organisasi

(61)

dan Pelayanan . Sedangkan Kepala SUS membawahi semua bagian yang memproduksi, memproses, memasarkan dan mengawasi kecambah kelapa sawit. Di samping itu, Direktur dibantu oleh Kepala Urusan Satun Pengandalian Intern (SPI) yang dalam tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

Bidang Usaha terdiri dari 5 unit usaha, yaitu: a. Unit Usaha Bahan Tambahan

b. Unit Usaha Kebun Medan c. Unit Usaha Kebun Marihat

d. Unit Pengembangan Usaha Promosi

e. Unit Usaha Jasa Konsultasi dan Laboratorium

Dari 5 unit Usaha tersebut diatas masing-masing dikoordinasikan oleh 1 orang General Manajer, sedangkan Unit Pengembangan Usaha dan Promosi serta Jasa Konsultas dan Laboratorium, masing-masing dikoordinasikan oleh 1 orang manajer.

4. Bidang-Bidang Kerja/ Jobs Description.

Berikut ini akan diuraikan dengan secara singkat tugas dari masing-masing bidang yang ada pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

a. Direktu

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus order crossover , model variable review period menghasilkan total biaya inventori yang lebih minimum dibandingkan model classical periodic review hanya pada

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan kurikuler sebagai pelatihan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh pada semester-semester sebelumnya, sesuai

Adapun prosedur dari Pretest dan Posttest One Group Design adalah : Memberikan pretest kepada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Ngariboyo untuk mengukur tingkat

Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajamya, baik yang

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Informasi Zakat infaq dan shodaqoh berbasis web pada Bazda Kudus ” telah dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan suatu sistem

1 Paragraf tentang persiapan melakukan kegiatan sehingga hari itu dapat terlaksana (bisa diceritakan persiapan untuk mengajar yang dilakukan apa saja, dari tahapan koordinasi

8. Temperamen Kerja : 1) J (Sensory, Judgmental Criteria) Kemampuan menyesuaikan diri pada kegiatan perbuatan kesimpulan penilaian atau

Selain respon positif yang muncul dari adanya pengelolaan TPA di Desa Sitimulyo, masayarakat Dusun Ngablak sebagai masyarakat yang terkena dampak langsung dari adanya pengelolaan