• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Semangat Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Semangat Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI USU

PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN

PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUM

PEGADAIAN KANWIL 1 MEDAN

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

IDO SAKTINA PANJAITAN 070521172

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

(2)

DAFTAR ISI

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 13

9. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 14

BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu ... 18

B. Semangat Kerja ... 19

C. Disiplin Kerja... 22

D. Kinerja karyawan ... 27

E. Pengaruh Semangat dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan .. 30

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Perusahaan Perum Pegadaian Kanwil I Medan ... 34

1. Sejarah singkat Perusahaan ... 34

2. Fungsi, kedudukan dan Status Hukum Perum Pegadaian ... 35

3. Visi, Misi dan Tujuan Perum Pegadaian ... 36

4. Profil dan Budaya Perum Pegadaian ... 37

B. Struktur Organisasi Perum Pegadaian ... 39

(3)

2. Uji thitung ... . 60

3. Uji Fhitung ... . 61

4. Identifikasi Determinan (R2) ... . 63

BABV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 64 B. Saran ... 65

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Daftarn Persentasi Absensi Pegawai Perum Pegadaian

Kanwil 1 Medan ... 5

Tabel 1.2 Hasil Kinerja Karyawan Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan 6 Tabel 1.3 Defenisi Operasional ... 11

Tabel 1.4 Skor pendapat Responden ... 12

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 49

Tabel 4.2 Validitas untuk variabel semangat kerja X1 ... 52

Tabel 4.3 Validitas untuk variabel disiplin kerja X2 ... 52

Tabel 4.4 Validitas untuk variabel kinerja karyawan Y... 53

Tabel 4.5 Nilai ralpha untuk semangat kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan ... 53

Tabel 4.6 Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel semangat kerja ... 54

Tabel 4.7 Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel disiplin kerja ... 56

Tabel 4.8 Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel kinerja karyawan ... 58

Tabel 4.9 Analisis regresi linier berganda ... 60

Tabel 4.10 Sum of Squeres ... 63

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari perusahaannya dan menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaaan suatu perusahaan yang berbentuk apapun baik dalam skala besar maupun kecil tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang–orang yang memberikan tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan usahanya pada perusahaan. Setiap perusahaan berupaya untuk mendapatkan karyawan yang terlibat dalam kegiatan organisasi/perusahaan dapat memberikan prestasi kerja. Pada kinerja karyawan yang tinggi untuk mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.

Kinerja karyawan merupakan prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan program yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu caranya adalah meningkatkan kinerja karyawan.

(7)

kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk pelayanan kualitas yang disajikan. Strategi peningkatan kinerja adalah cara perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Agar strategi peningkatan kinerja tersebut dapat berhasil maka perusahaan perlu mengetahui sasaran kinerja.

Seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil kerja lebih tinggi daripada yang ditetapkan perusahaan. Tuntutan-tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap karyawan ini akan menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan dan jika tidak dapat diatasi maka karyawan tersebut akan mengalami penurunan semangat keja dan disiplin kerja. Untuk mencapai kinerja yang tinggi pimpinan perusahaan harus memperhatikan semangat kerja dan disiplin kerja.

Semangat kerja kadang kala diartikan semangat kelompok yaitu perasaan yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok mengenai situasi yang dihadapinya. Perasaan bersama apa yang harus dilakukan dan hal-hal lain yang umumnya diyakini sebagai sesuatu yang layak dan sebaiknya didukung usaha bersama. Selain tiu lingkungan kerja fisik dalam perusahaan juga sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap para pegawai yang melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang baik akan memuaskan karyawannya, karena dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan semangat kerja karyawan sehingga menurunkan kinerja karyawan.

(8)

hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan maupun rekan kerja dalam lingkungan kerja tersebut. Perilaku dan lingkungan kerja memiliki kaitan erat dengan semangat dan disiplin kerja yaitu tempat karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sehari–hari.

Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2002:199). Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas tugas pekerjaan. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sebagai gambaran apabila suatu perusahaan hanya memperhatikan tentang pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa memikirkan semangat dan disiplin kerja karyawan, maka pendidikan, keahlian dan teknologi yang tinggi sekalipun tidak akan menghasilkan produk yang maksimal bila yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkannya secara teratur dan mempunyai kesungguhan disiplin kerja yang tinggi.

(9)

Lingkungan kerja fisik dalam perusahaan juga sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap para pegawai yang melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang baik akan memuaskan karyawannya, karena dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan semangat dan disiplin kerja sehingga menurunkan kinerja karyawan.

Semangat dan disiplin kerja yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan tujuan perusahaan yang mendatangkan profit. Dalam melakukan kegiatan produksinya hampir semua menggunakan tenaga kerja manusia, sehingga dalam proses produksi memerlukan ketrampilan tenaga kerja manusia yang handal yang nantinya akan dapat meningkatkan produktifitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Untuk meningkatkan usaha pengembangan dan peningkatan ketrampilan karyawan yang bertujuan untuk memperbaiki produktivitas kerja karyawan Perum Pegadaian dalam mencapai hasil kerjanya yang telah ditetapkan oleh perusahaan salah satunya adalah melalui peningkatan semangat kerja dan disiplin kerja sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan dan tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Semangat kerja karyawan yang ada pada Perum Pegadaian dicerminkan dari hubungan yang harmonis antara rekan kerja dan pimpinan, kecakapan dalam menangani nasabah, loyalitas karyawan terhadap perusahaan dan menjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja.

(10)

tidak produktif, sering mangkir kerja atau tidak disiplin. Seorang karyawan dikatakan disiplin bilamana selalu datang dan pulang kerja tepat waktu, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku.

Tabel 1.1

Daftar Persentasi Absensi Karyawan Perum Pegadaiann Kanwil 1 Medan

Tahun Absensi Jumlah

Cuti Sakit Izin Tanpa Keterangan

Hadir

2007 4,55 % 12,82 % 11,73 % 08,64 % 61,27 % 100 % 2008 4,55 % 14,2 % 13,73 % 11,73 % 62,18 % 100 %

2009 4,64 % 13,64 % 12,82 % 12,54 % 65,36 % 100 % Sumber : Perum Pegadaian Kanwil I (Diolah)

Batas persentase absensi dalam Perum Pegadaian Kanwil I Medan terdiri dari 2 kategori yaitu:

1. ≤ 90% dikatakan tidak kritis/normal 2. ≥10% dikatakan kritis

(11)

Dilihat dari hasil kinerja karyawan pada Tabel 1.2 dalam tingkat pencapaian target perusahaan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sebagai berikut :

Tabel 1.2

Hasil kinerja karyawan Pegadaian Kanwi l Medan No Tahun Pencapaian

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil kinerja karyawan mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan, dilihat dari persentase pencapaian kinerja karyawan dari tahun 2007-2009 kinerja karyawan melebihi target yagn ditentukan, antara lain tahun 2007 persentase pencapaian sebesar 106,98 %, pada tahun 2008 persentase pencapaian sebesar 100,62 % dan pada tahun 2009 persentase pencapaian mengalami sebesar 103,38 %. Maka menurut data yang diperoleh pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tingkat kinerja karyawan setiap tahunnya mencapai terget dengan semangat kerja yang dimiliki oleh karyawan, walaupun tingkat disiplinnya kurang baik. Dengan meningkatnya kinerja karyawan tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh semangat kerja dan disiplin kerja karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

(12)

B. Perumusan Masalah

Latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas dapat dikatakan bahwa untuk mencapai kinerja karyawan yang tinggi, diperlukan semangat dan disiplin kerja maka penulis merumuskan masalah yang diajukan adalah : “Apakah semangat dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan ?”.

C. Kerangka Konseptual

Menurut Mangkunegara (2006:9), kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Sunarto (2006:26), Semangat kerja yang tinggi akan tampak berupa kesediaan bekerja keras dengan sungguh-sungguh, tekun dan bergairah, bekerja dengan senang dan bertanggung jawab terhadap tugas, adanya hubungan yang harmonis dan bekerjasama dalam bekerja yang didukung dengan kondisi lingkungan kerja yang baik dan kesempatan mengembangkan diri.

(13)

jawab yang tinggi. Dari uraian dapat disimpulkan bahwa semangat dan disiplin kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Adapun kerangka konseptual dalam penyusunan skripsi dapat digambarkan dalam model sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Sumber : Sunarto (2005:28), Fathoni (2006:173), Mangkunegara (2005:18) diolah

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah “ada pengaruh signifikan antara semangat dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian Medan Kanwil I Medan”.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian :

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh semangat dan disiplin kerja terhadap kinrja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Perum Pegadaian untuk mengambil langkah – langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja melalui semangat dan disiplin kerja yang berguna bagi karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan.

Semangat Kerja (X1)

Disiplin Kerja (X2)

(14)

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala wawasan peneliti dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya dalam masalah semangat, disiplin dan kinerja karyawan.

c. Bagi Pihak lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya akan dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

a. Variabel Independen (X) terdiri dari : Semangat kerja (X1) dan Disiplin

kerja(X2).

b. Variabel Dependen (Y) adalah kinerja karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan.

2. Defenisi Operasional

Defenisi variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Semangat kerja (X1)

Kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan bersama.

b. Disiplin kerja (X2)

(15)

dasar adanya kesadaran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan

c. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Tabel 1.3

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Semangat kerja

(X1)

Kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan

konsekuen dalam

mencapai tujuan bersama.

- Presensi - Kerjasama - Hubungan yang

harmonis

- Kegairahan kerja - Kerja keras

Likert

Disiplin kerja (X2)

Sikap ketaatan seseorang terhadap suatu aturan / ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan

- Ketepatan waktu - Menghasilkan

pekerjaan yang memuaskan - Mengikuti cara

kerja yang ditentukan oleh perusahaan

- Memiliki tanggung jawab yang tinggi

Likert

Kinerja Karyawan(Y)

kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

- Hasil Kerja

- Kuantitas Kerja

- Kreativitas

- Kecakapan

Likert

Sumber : Sunarto (2005:28), Fathoni (2006:173), Mangkunegara (2005:18) diolah

3. Skala Pengukuran Variabel.

(16)

86). Penentuan skor/nilai disusun berdasarkan skala likert skor pendapat responden merupakan hasil penjumlahan dari nilai skala yang diberikan pada tiap jawaban pada kuesioner.

Skor pendapat responden merupakan hasil penjumlahan dari nilai skala yang diberikan dari tiap jawaban pada kuesioner, seperti yang disajikan pada Tabel 1.4 berikutnya. Pada tahap ini masing-masing jawaban responden dalam kuesioner diberikan kode sekaligus skor guna menentukan dan mengetahui frekuensi kecenderungan responden terhadap masing-masing pertanyaan yang diukur dengan angka.

Untuk lebih jelas mengenai defenisi operasional variabel dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 1.4

Skor Pendapat Responden

Jawaban Nilai Skala Likert

a. Sangat Setuju 5

b. Setuju 4

c. Kurang Setuju 3

d. Tidak Setuju 2

e. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Skala Likert ( Sugiyono, 2008 : 74 )

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada Perum Pegadaian Medan yang beralamat di Jalan Pegadaian No 112 Medan, penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010–September 2010.

5. Populasi dan Sampel. Populasi a. Populasi

(17)

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability

sampling dengan menggunakan metode sampling jenuh. Teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2008:122).

6. Jenis data

Penulis menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara mendatangi objek penelitian dan melakukan wawancara secara langsung dengan bagian SDM Perum Pegadaian, dimana data yang diperoleh hasilnya actual dan validitasnya dapat dipertanggungjawabkan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan, literature, catatan kuliah, dan lain-lain yng berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk data-data yang diperoleh dari perusahaan tersebut seperti sejarah, struktur, dan kegiatan perusahaan.

7. Teknik Pengumpulan Data

Penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berkut:

1. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu dengan membuat daftar pertanyaan dalam bentuk angket yang ditunjukan kepada responden di objek penelitian yaitu karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan.

2. Wawancara

(18)

Daya Manusia yang berwenang memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Penulis meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang dianalisis.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Sebelum instrument digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian instrument digunakan pada sample dimana populasi diambil dengan jumlah anggota sample yang digunakan sebesar 30 orang di kantor cabang pegadaian yang berada di Jl. Jamin Ginting dan Setia Budi Medan. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas instrument dilakukan pada 30 orang dengan menggunakan program SPSS 14.0 for

windo ws dengan criteria sebagai berikut :

1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

2. Jika r hitung negative atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut

tidak valid.

Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item/butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner, dilakukan dengan cara membandingkan rhitung

dengan rtabel. Dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka pernyataan

tersebut valid. Nilai rtabel dapat dilihat pada tabel r dengan menggunakan df

(19)

0,374. Nilai rhitung dapat dilihat pada tabel Item-Total Statistic di kolom Corrected Item-Total Correction. Hasil pengujian validitas instrumen dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.5

Validitas Untuk Variabel Semangat Kerja (X1) No. Butir

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,452 0,374 Valid

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010) Tabel 1.6

Validitas untuk Variabel Disiplin kerja (X2) No. Butir

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,409 0,374 Valid

Validitas untuk Variabel Kinerja Karyawan (Y) No. Butir

(20)

(Corrected Item-Total Correlation) diatas nilai rtabel (rtabel = 0,374) sehingga

dapat disimpulkan semua pernyataan tersebut adalah valid. b. Uji Reabilitas

Reliable artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila dilakukan peneliti lain. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.0 for windows dengan criteria sebagai berikut :

1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka reliabel.

2. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka tidak reliabel.

Analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai ralpha dengan rtabel. Dalam uji reliabilitas

sebagai nilai ralpha adalah nilai alpha yang terdapat pada tabel Reliability Statistic di kolom Cronbach’s Alpha pada lampiran 5. Ketentuannya

apabila ralpha > rtabel maka pernyataan tersebut reliabel. Nilai ralpha untuk

instrumen semangat kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 1.8:

Tabel 1.8

Nilai ralpha untuk Variabel Semangat Kerja, Disiplin Kerja dan Kinerja karyawan

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Semangat kerja 0,844 Reliabel

Disiplin Kerja 0,818 Reliabel

Kinerja Karyawan 0,855 Reliable

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Hasil uji coba tersebut menunjukkan nilai ralpha semangat kerja (0,844), ralpha

disiplin kerja (0,818) dan ralpha kinerja karyawan (0,855) lebih besar

dibandingkan dengan nilai rtabel (rtabel = 0,374), maka dapat disimpulkan

(21)

9. Teknik Pengolahan dan Analisa Data a. Metode Analisis Deskriptif.

Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang telah jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga dapat diketahui gambaran umum instansi yang sedang diteliti.

b. Metode Analisis Regresi Linear Berganda.

Metode Regresi Linier berganda digunakan karena jumlah variabel bebas dan variabel terikatnya lebih dari satu dan untuk melihat bagaimana pengaruh semangat kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Perum Pegadaian yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan

Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta

b1-b2 = Koefisien regresi

X1 = Semangat Kerja

X2 = Disiplin Kerja

e = Standart error

Data yang diperoleh peneliti agar hasil penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari standar korelasi maka pengujian hipotesis yang digunakan sebagai berikut :

1. Uji F hitung

(22)

bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengujian sebagai berikut: Ho: bi = 0, artinya variabel bebas (Xi) secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

Ho:bi ≠ 0, artinya variabel bebas (Xi) secara serentak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung < F tabel pada α = 5%.

Ha ditolak jika Fhitung > F tabel pada α = 5%.

2. Uji t hitung

Dilakukan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengujian sebagai berikut: Ho : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).

Ho : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%.

Ha ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%.

3. Koefisien Determinan (R2)

(23)

Pengolahan data yang penulis lakukan dalam tulisan skripsi ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 14.0 pada komputer, maka perhitungan secara manual seperti rumus diatas tidak dilakukan.

Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ho : b1 = 0

Artinya: Tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian Medan.

2. H1 : b1 = 0

Artinya: Terdapat pengaruh perubahan variabel bebas terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian Medan

Kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah : a. Jika t hitung < t tabel maka Ho di terima.

b. Jika t hitung > t tabel maka Ho di tolak.

(24)

BAB II URAIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Rahmawati (2007) dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Perum Jasa Tirta 1 Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi yang ada di Perum Jasa Tirta 1 Malang guna meningkatkan kepuasan kerja serta komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Budaya yang dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi perilaku karyawan guna meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar pihak Jasa Tirta 1 Malang lebih meningkatkan rasa kebersamaan antar biro ataupun divisi, karena dengan adanya rasa kebersamaan yang terjalin antar karyawan dalam menjalankan tugas atau pekerjaanya dapat memperoleh hasil yang lebih baik, yang nantinya akan berpengaruh pada kepuasan karyawan dan kinerja karyawan itu sendiri.

Kusumawarni. 2007. Pengaruh Semangat Dan Disiplin Kerja Terhadap

Produktivitas Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Kabupaten Kudus. Jurusan Pendidikan Ekonomi Administrasi Perkantoran.

(25)

kerja. Hal ini berarti jika semangat dan disiplin pegawai ditingkatkan, maka produktivitas kerja pegawai meningkat. Berdasarkan uji t, pengaruh semangat dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja adalah signifikan. Ada pengaruh positif antara semangat kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Kudus

B. Semangat Kerja

1. Pengertian Semangat Kerja

Semangat kerja digunakan untuk menggambarkan suasana keseluruhan yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah, bahagia, optimis menggambarkan bahwa karyawan tersebut mempunyai semangat kerja tinggi dan jika karyawan suka membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak tenang maka karyawan tersebut mempunyai semangat kerja rendah.

Hasley (2001) menyatakan bahwa semangat kerja atau moral kerja itu adalah sikap kesediaan perasaan yang memungkinkan seorang karyawan untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih tanpa menambah keletihan, yang menyebabkan karyawan dengan antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha kelompok sekerjanya, dan membuat karyawan tidak mudah kena pengaruh dari luar, terutama dari orang-orang yang mendasarkan sasaran mereka itu atas tanggapan bahwa satu-satunya kepentingan pemimpin perusahaan itu terhadap dirinya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya darinya dan memberi sedikit mungkin.

(26)

psikologis yang baik bila semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Nitisemito (2002:56), definisi dari semangat kerja adalah kondisi seseorang yang menunjang dirinya untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di dalam sebuah perusahaan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan setiap indivdu atau sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin serta penuh rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi untuk mengetahui tinggi rendahnya semangat kerja karyawan suatu organisasi adalah melalui presensi, kerjasama, tanggung jawab, kegairahan dan hubungan yang harmonis. Untuk memahami pengertiannya maka akan diuraikan penjelasannya sebagai berikut :

1) Presensi

Presensi merupakan kehadiran karyawan yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada umumnya suatu instansi/organisasi selalu mengharapkan kehadiran karyawannya tepat waktu dalam setiap jam kerja sehingga pekerjaannya akan mempengaruhi terhadap produktivitas kerja, sehingga suatu organisasi tidak akan mencapai tujuannya secara optimal. Presensi/kehadiran karyawan dapat diukur melalui :

(27)

c. Kehadiran karyawan apabila mendapat undangan mengikuti kegiatan/acara dan organisasi

2) Kerjasama

Kerjasama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling membantu atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. Kerjasama dapat menimbulkan dampak positif apabila dilakukan dengan niat baik, tujuan baik dan dilakukan dengan cara yang baik pula. Kerjasama ini sangat bermanfaat dan digunakan untuk memecahkan berbagai masalah dengan berorganisasi sedangkan bekerjasama yang negatif yaitu adalah kerjasama yang dilakukan dengan niat dan tujuan yang tidak baik. Yaitu untuk mendapatkan kepentingan pribadi dengan cara yang dapat

merugikan orang lain. Untuk mengukur adanya kerjasama dalam kantor digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Kesediaan karyawan untuk bekerjasama baik dengan teman sejawat maupun pimpinan berdasarkan kesadaran untuk mencapai tujuan.

b. Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan.

c. Adanya kemauan untuk memberikan kritik atau menerima kritik dan saran sehingga diperoleh cara yang baik.

d. Cara mengatasi kesulitan didalam menyelesaikan pekerjaan. 3) Tanggung Jawab

(28)

harus ada dalam setiap pelaksanaan. Penyelesaian pekerjaan karena tangung jawab dan mempunyai semangat kerja karyawan. Dengan adanya tanggung jawab yang diberikan pimpinan maka karyawan terdorong untuk melaksanakan pekerjaan tersebut apalagi jika karyawan merasa ikut memiliki organisasi tersebut ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mengukur daya tangung jawab dapat diukur dari :

a. Kesanggupan karyawan melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam bekerja.

b. K emampuan karyawan menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat. c. Melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan sebaikbaiknya.

d. Mempunyai perasaan bahwa pekerjaan yang diberikan tidak hanya untuk kepentingan kantor/organisasi tetapi juga untuk kepentingan sendiri.

4) Kegairahan Kerja

Setiap karyawan yang meiliki kesenangan yang mendalam (minat) terhadap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, pada umumnya memiliki semangat kerja yang positif atau tinggi. Karena beban kerja, jenis dan sifat volume pekerjaannya sesuai dengan minat dan perhatiannya yang akan menimbulkan rasa senang dan bergairah dalam arti tidak merasa terpaksa dan tertekan dalam bekerja.

5) Hubungan yang Harmonis

(29)

pekerjaan maupun di luar jam kerja akan menimbulkan rasa senang yang dapat meningkatkan semangat kerja.

C.Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Nitisemito (2002:199), Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis. Menurut pendapat Handoko (2004:208), Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan disiplin kerja adalah suatu usaha dari manajemen organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.

Handoko (2004:208) membagi 3 (tiga) disiplin kerja yaitu:

a. Disiplin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.

b. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.

(30)

disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Saydam (2006:202), faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi

b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan

g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin 3. Hal-Hal yang Menunjang Kedisiplinan

Menurut Nitisemito (2002:123) ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:

a. Ancaman

Dalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya ancaman meskipun ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan untuk mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang kita harapkan.

(31)

Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan ancaman saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka dapat hidup secara layak.

c. Ketegasan

Jangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.

d. Partisipasi

Dengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama.

e. Tujuan dan Kemampuan

Agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan.

f. Keteladanan Pimpinan

Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.

4. Cara Menegakkan Disiplin Kerja

(32)

harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang. Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:

a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika

Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.

b. Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini

Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.

c. Disiplin Harus Konsisten

Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.

d. Disiplin Harus Impersonal

Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan hubungan antara karyawan dan atasan.

e. Disiplin Harus Setimpal

(33)

terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.

D. Kinerja Karyawan Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau presati yang sesungguhnay dicapai seseorang). Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai / karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Jika pegawai tidak melakukan pekerjaannya, maka suatu organisasi akan mengalami kegagalan. Perilaku manusia, tingkat, dan kualitas kerja ditentukan oleh sejumlah variabel perseorangan dan lingkungan (Laurensius, 2006:16). Menurut Mangkunegara (2006:67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

(34)

menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Sedharmayanti (2003:147) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseoran atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Yang paling penting dari pengertian itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu ataupun kelompok kerja sesuai dengan aturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Menurut Simanjuntak, Payaman J. (2005:1) dalam bukunya Manajemen

Dan Evaluasi Kinerja memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi atau

perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja didalamnya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja organisasi dilakukan melalui peningkatan kinerja masing-masing individu.

1. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja individu pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa ahli mendefenisikan kinerja pegawai sebagai berikut:

a. Bambang Kusriyanto dalam Mangkunegara ( 2006:9 )

Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya perjam)

(35)

Ungkapan seperti output , efisiensi serta efektivitas sering dibutuhkan dengan produktivitas.

c. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006:9)

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kesimpulannya kinerja pegawai adalah prestasi kerja atauhasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2. Faktor –faktor yang mempengaruhi Kinerja: a. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan yang memiliki keahlian diatas rata –rata dengan pendidikan sehari –hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan sesuai dengn keahliannya. b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karywan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi pengerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi ( Mangkunegara, 2000:67).

3. Unsur – unsur Penilaian Kinerja Karyawan

(36)

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi.

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dalam menjadi tolok ukur kinerja.

3. Kedisplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan – peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dalam mencari tolok ukur kinerja.

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.

5. Kerja sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. 6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya juga menjadi tolok ukur dalam meningkatkan kinerja.

7. Tanggung Jawab

(37)

E. Pengaruh Semangat dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kinerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara lain semangat dan disiplin kerja. Kinerja karyawan yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh para karyawan yang mempunyai semangat kerja dan disiplin kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sementara itu Nitisemito mengemukakan bahwa semangat kerja adalah melakukan kerja secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan diharapkan akan lebih baik dan lebih cepat. Semangat kerja dapat menumbuhkan kemampuan kerja dan bekerjasama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja karyawan. Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat dan bagaimana kegairahan kerja, dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Di samping semangat kerja, faktor lain yang menentukan kinerja karyawan adalah disiplin kerja yang berarti kesediaan untuk mematuhi peraturan /ketentuan yang berlaku dalam lingkungan organisasi kerja masing-masing, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Adanya kesediaan diharapkan pekerjaan akan dilaksanakan seefektif mungkin, bilamana kedisiplinan tidak dilaksanakan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien (Nitisemito, 2002:200).

(38)
(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PERUSAHAAN PERUM PEGADAIAN KANWIL 1 MEDAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada abad XVII, Vereenigde Oost Indische Compaignie (VOC) sebuah lembaga perdagangan di Indonesia menetuskan mendirikan sebuah lembaga lain diluar namanya VOC yaitu lembaga bank Van Leaning yang memberikan kredit dengan system gadai. Sekitar tahun 1800 VOC dibubarkan dan Bank Van Leaning dibawah kekuasaan Belanda dan dipimpin oleh Gubernur Jendral Daendels yang mengeluarkan peraturan yang tegas mengenai barang-barang yang digadaikan antara lain emas, perak, permata, kain, sebagian kecil perabotan rumah tangga.

Pada tahun 1811-1816 yang berkuasa adalah Inggris yang dipimpin oleh Gubernur Stamford Raffes mengubahnya menjadi Licentiestelsel dan mengalami perkembangan, tetapi kondisi rakyat pada saat itu sangatlah memprihatinkan, pada tahun 1900 Pemerintah membentuk lembaga penelitian yang dipimpin oleh De Wolf VanWesterode dan meliputi penelitian ini dapat memberik manfaat kepada masyarakat kecil dan menjadi suatu cara untuk mengutangi rentenir. Pada tanggal 01 April 1901 didirikan Pegadaian Negara di Sukabumi.

(40)

mengeluarkan DP RI tahun 1961 No. 178 tanggal 3 Mei 1961 Pegadaian menjadi perusahaan Negara (PN). Pemerintahan kembali membuat kebijakan baru yaitu merubah perusahaan Negara menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) dengan PP RI No. 7 1969. Dengan adanya perubahan Pegadaian semakin cepat bertumbuh menjadi perusahaan yang besar maka dipopulerkan keleluasaan bagi pengelola dalam mengembangkan usahanya dan akhirnya pemerintah meningkatkan status Pegadaian menjadi Perusahaan Umum (Perum) dengan peraturan pemerintah No. 10/1990 tanggal 10 April 1990 sejak saat itu pegadaian menjadi Perusahaan yang mandiri.

Oleh karena itu maka dipandang perlu untuk mengatur kembali peraturan tentang Perusahaan Umum Pegadaian dengan Peraturan Pemerintah. Sehingga diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 103b tahun 2000 tanggal 10 November 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian dan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan ini berdiri pada tahun 1967 yang beralokasi di Jl. Pegadaian No. 112 Medan dan telah beroperasi selama 36 tahun sampai dengan sekarang.

2. Fungsi, Kedudukan dan Status Hukum Perum Pegadaian Fungsi

Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan Bank yang ada di Indonesia. Perum Pegadaian memiliki fungsi untuk mengelola dan menyalurkan dana yang ada kepada masyarakat melalui pemberian kredit gadai serta pengembangan usaha-usaha lain yang menguntungkan kedua belah pihak, baik Pegadaian atau masyarakat. Kedudukan

(41)

berada dibawah naungan Departemen dan pimpinan oleh Dewan Direksi. Menteri keuangan bertindak sebagai pembina pengawasan dilakukan oleh dewan pengawas.

Status

Pada awalnya Pegadaian berstatus Jawatan. Pada tahun 1961 statusnya berubah menjadi Perusahaan Negara (PN), dan kemudian pada tahun 1989 berubah kembali menjadi Perusahaan Umum (PERUM).

3. Visi, Misi dan Tujuan Perum Pegadaian Visi Perum Pegadaian

Pada tahun 2013 Pegadaian menjadi Champion dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis dan fiducian bagi masyarakat menengah ke bawah.

Misi Perum Pegadaian

a. Membantu program pemerintah, meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah kebawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman kepada usaha mikro dan kecil.

b. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.

c. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya. Tujuan dari Perum Pegadaian

(42)

yang berlaku serta menghindari masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.

4. Profil dan Budaya Perum Pegadaian

Profil pegadaian dimana memiliki logo yang bergambar pohon rindang dan timbangannya serta memiliki arti, yaitu:

a. Pohon rindang berarti perusahaan tumbuh dinamis, melindungi dan membantu masyarakat.

b. Warna hijau berati memberikan keteduhan terhadap semua pihak.

c. Timbangan melambangkan keadilan, tidak mencari sendiri untuk memberikan layanan.

d. Warna hitam berarti kejujuran, keseimbangan, keterbukaan dalam memberikan pelayanan.

e. PEGADAIAN yang berstruktur miring berarti sederhana (kepraktisan dan kemudahan), dinamis (terus bergerak maju) dan huruf balok (keteguhan, kekokohan).

(43)

dalam waktu yang relatif singkat. Atas dasar itulah perum Pegadaian dapat menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan perkonomian.

Perum Pegadaian menetapkan etos (beragam) kerja kepada setiap karyawan dalam melakukan pekerjaan yang disebut ”INTAN” yang bila dijabarkan lebih luas akan memberi makna yang dalam, yaitu:

Inovatif : 1. Berinisiatif, kreatif dan produktif

2. Berorientasi pada solusi Nilai Moral Tinggi Nilai moral tinggi : 3. Taat bribadah

4. Jujur dan berfikir positif Terampil : 5. Kompeten di bidangnya

6. Selalu mengembangkan diri Adi layanan : 7. Peka dan cepat tanggap

8. Empatik, santun dan ramah Nuansa citra : 9. Memiliki of belonging

(44)
(45)

C. Deskripsi Pekerjaan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lengkap tentang struktur organisasi ini, tugas-tugas dari tiap-tiap bagian dapat diuraikan sebagai berikut: Fungsi dan tugas masing-masing bagian adalah:

1. Pimpinan wilayah Fungsinya:

Kegiatan perusahaan diwilayah terutama dalam bidang operasional serta membantu fungsi-fungsi kantor pusat sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan direkasi. Sedangkan fungsi lainnya adalah membantu dalam menetapkan sewa modal, promosi produk yang ditawar dan juga mewakili pusat dalam hal masalah hukum apabila jasa yang ditawarkan mendapatkan masalah.

Tugasnya:

a. Rencana jangka panjang yaitu pembukuan kakntor cabang dan juga promosi jasa baru seperti kreasi dan kresida serta rencana anggaran kantor wilayah.

b. Berusaha untuk mengembangkan usaha inti (Jasa Gadai) jasa lain (kreasi, krasida, dan jasa titipan).

c. Mengamankan kekayaan perusahaan yang ada dikantor wilayah dan kantor cabang dan laporan inspektur wilayah yang mengawasi kekantor cabang daerah setiap lainnya.

(46)

e. Mengembangkan serta mengendalikakn kegiatan wcaluasi berkala terhadap kinerja para manajer cabang dan staff yaitu maried system yang maksudnya disini bahwa setiap bulan Juni dan Desember pimpinan wilayah mendapatkan laporasn dari kantor cabang.

2. Inspektur wilayah Fungsinya:

Penilaian atas system pengendalian dan pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan, memberikan saran-saran dan mengatasi kantor wilayah dan kantor cabang dan menjalankan usahanya.

Tugasnya:

a. Mengawasi cabang-cabang serta memiliki jadwal rahasia dalam melakukan pemeriksaan kekantor cabang.

b. Menyusun laporan dan memberikan saran/rekomendasi hasil pemeriksaan kepada atasa.

3. Bagian Operasional/Pemasaran (OOP) Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan operasional dan pengembangan usaha ini, usaha lain dan syariah serta melakukan pemasarannya. Setiap cabang memberikan laporan setiap bulannya baik dari omset setiap produk yang ada dipegadaian sehingga bagian pengembangan dapat membandingkan perkembangan, setiap kkantor cabang didaerah baik itu dari usaha jasa gadai, jasa titipan, jasa taksiran.

(47)

a. Mengawasi kegiatan pembinaan operasional usaha ini dan usaha lain serta usaha syariah dengan cara mengawasi setiap produk yang ditawarkan baik itu promosi, omset dan lain-lain.

b. Menyelesaikan masalah yang terjadi bila ada kesalahan laporan dari cabang misalnya adanya omset yang kurang.

4. Asisten Manajer Usaha Inti Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional usaha inti serta melakukan pemasarannya serta mengatur semua kegiatan operasional dan pengembangan.

Tugasnya:

Dalam menjalankan tugasnya manajer bekerja sama dengan staf pegawai dan juga yang bekerja di cabang untuk pengembangan setiap produk yang ditawarkan agar lebih lancar, contoh: setiap satu bulan sekali manajer memberikan laporan kepada pimpinan wilayah lalu kebahagian Operasional Pemasaran(OPP).

5. Asisten Manajer Usaha Lain Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan dan mengatasi pelaksanaan kegiatan operasional usaha lain serta melakukan pemasaran dan bekerja dama dengan staf operasional pengembangan dan menjalankan usaha lain dan berusaha untuk melakukan promosi pada masyarakat.

(48)

Kegiatan promosi usaha lain, melakukan promosi dalam bentuk papan reklame, surat kabar dan brosur.

6. Manager Keuangan Fungsinya:

Perbendaharaan serta akuntansi kantor wilayah. Manajer keuangan menentukan biaya yang keluar dengan persetujuan pimpinan wilayah

Tugasnya:

a. Rencana kerja dan anggaran bagian keuangan dari cabang mengenai keuangan dan menentukan anggaran untuk setiap satu bulan atau tiga bulan sekali.

b. Menyusun rencana jangka panjang dan kerja serta anggaran kantor wilayah, mengalokasikan anggaran serta mengevaluasi realisasi anggaran dan pelaporan agar penggunaan keuangan dapat terkendali secara efektif dan efesien. Setiap kantor wilayah dan cabang harus memberikan laporan sehingga penggunaan uang atas biaya-biaya yang dikeluarkan dapat terkendali dengan baik.

7. Asisten Manajer Perbendaharaan Fungsinya:

(49)

Tugasnya:

a. Mengurus dan menyelesaikan piutang/hutang kantor wilayah dan kantor cabang dan menyelesaikan sehingga tidak ada masalah dikemudian hari. b. Mengurus perpajakan, asuransi dan iuran-iuran lainnya yang menjadi beban

kantor wilayah dan kantor cabang. 8. Asisten Manajer Akuntansi

Fungsinya:

Mengawasi verivikasi dokumen keuangan dan pembukuan serta penyajjian laporan keuangan kantor wilayah dan kantor cabang.

Tugasnya:

a. Meerencanakan dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran sebagai akuntasi seperti membuat laporan keuangan satu bulan sekali dan juga laporan realisasi anggaran pendapatan dan biaya (cast basis bulan Juni 1998 triwulan).

b. Merencanakan dan melaksanakan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan dan verivikasi dokumen serta ketetapan kode perkiraan pembukuan dan mengelompokkannya.

9. Manajer Sumber Daya Manusia Fungsinya:

(50)

Tugasnya:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarankan dan mengawasi urusan diklat, promosi dan mutasi pada bulan Juni sebanyak 22 pegawai serta mengawasi proses rekrutmen dan pemensiunan pegawai.

b. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi urusan izin perkawinan dan pencarian serta penindakan/sanksi disiplin dan sebelum itu asmen SDM harus mengetahui pegawainya sudah menikah atau belum. 10. Asisten Manajer Perusahaan

Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi proses pembuatan daftar gaji dan tunjangan, asuransi pegawai, cuti, bantuan pembinaan jasmani dan rohani, rekreasi, suatu perintah perjalan dinas serta bantuan lainnya untuk pegawai kantor wilayah dan kantor cabang

Tugasnya:

a. Meerencanakan dan mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi urusan asuransi pegawai, bantuan sosial, perjalanan dinas, uang pesangon persiapan pensiun pegawai, pembinaan jasmani, rohani dan rekreasi serta bantuan lainnya serta bekerjasama dengan staf baik dalam membuat akses. b. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi urusan

cuti, dispensasi, jam kerja dan lembur. 11. Manajer Logistik

Fungsinya:

(51)

kantor pusat dan kantor cabang dengan menjaga fasilitas yang memiliki maupun perawatan bangunannya agar perlengkapan rumah tangga dapat dirawat.

Tugasnya:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan dan perlengkapan rumah tangga.

b. Mengelolaan bangunan pada kantor pusat dan kantor cabang dengan menjaga fasilitas yang dimiliki maupun perawatan bangunannya agar perlengkapan rumah tangga terawat

12. Asisten Manajer Perlengkapan dan Rumah Tangga Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan tata usaha, kantor, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dan keamanan serta kendaraan dinas.

Tugasnya:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan pengurusan tata usaha, kantor, kebutuhan rumah tangga

b. melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan tata usaha, kantor, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dan keamanan serta kendaraan dinas.

13. Asisten Manajer Bangunan Fungsinya:

(52)

rencana bangunan, membuat kalkulasi biaya dan pemeliharaan bangunan serta pengawasan pelaksanaan pembangunan, perbaikan bangunan dikantor pusat dan kantor cabang.

Tugasnya:

a. Merencanakan dan melaksanakan usulan rencana perbaikan bangunan dan prasarana maka dibuat rencana biaya dan kepemimpinan wilayah.

b. Merencanakan, melaksanakan pengurus dan pemeliharaan bangunan, prasarana dan rumah dinas untuk pejabat perusahaan.

14. Humas dan Hukum Fungsinya:

Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan kehumasan, prokol dan hukum dikantor pusat dan kantor cabang.

Tugasnya:

a. Melakukan publikasi dan pelayanan informasi perkembangan perusahaan serta kegiatan penyuluhan hukum melalui koran (press realease) serta memberikan pelayanan kepada setiap masyarakat dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi.

b. Melaksanakan kegiatan kepustakaan serta evaluasi dan dikumentasi hukum dengan mengumpulkan dan menyimpan buku-buku yang sesuai dengan perusahaan dengan arsip.

c. Mendampingi/mewakili pimpinan dalam menangani masalah hukum. 15. Ahli Taksir

(53)

Membantu pimpinan wilayah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan keahliannya dalam rangka penilaian dan penyesuaian taksiran barang jasmani sesuai dengan prosedur. Tugasnya:

a. Melakukan evaluasi atas rata-rata taksiran/rata-rata uang pinjaman kantor cabang dalam rangkap taksiran dan uang pinjaman agar sesuai dengan prosedur serta melakukan pengujian barang bukti sesuai dengan permohonan instansi terkait dalam rangka penetapan nilai taksiran barang b. Melakukan survei dan pengkajian harga pasar setempat (HPS) atas barang

jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sabagai bahan pedoman dalam penempatan taksiran.

16. Fungsional Teknologi Informasi Fungsinya:

Melakukan pemeliharaan dan pengamanan database, perangkat lunak, jaringan dan teknis perangkat lunak dan melakukan pemeliharaan dan perawatan database (data pegawai yang ada di komputer).

Tugasnya:

(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Berdasarkan kuesioner tersebut diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik

responden. Kuesioner yang disebarkan kepada karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan sebagai responden terdiri dari 22 pernyataan, dimana variabel semangat kerja terdiri dari 10 pernyataan, variabel disiplin kerja terdiri dari 8 pernyataan, dan variabel kinerja karyawan terdiri dari 4 pernyataan. Adapun identitas dari ke-35 responden tersebut dapat disajikan menurut usia, jenis kelamin, pendidikan, status (menikah), lama kerja, dan golongan. Hasil kuesioner menunjukkan karakteristik responden seperti terlihat pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik responden berdasarkan usia:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1 20-30 tahun 9 25,71

2 30-40 tahun 15 42,86

3 >40 tahun 11 31,43

Jumlah 35 100,00

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

(55)

4. Karakteristi Responden berdasarkan Jenis Kelamin: Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Pria 25 71,43

2 Wanita 10 28,57

Jumlah 35 100,00

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah pria sebesar 71,43% dibandingkan dengan responden wanita yang berjumlah sebesar 28,57%.

5. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan: Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SMU 6 17,14

2 Diploma 12 34,29

3 Sarjana 17 48,57

Jumlah 35 100,00

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Dalam penelitian ini, pendidikan responden paling besar adalah berpendidikan Sarjana dengan persentase sebesar 48,57%, dan untuk pendidikan Diploma sebesar 34,29% sedangkan sisanya sebesar 17,14% adalah berpendidikan SMU. Ini berarti tingkat pendidikan para karyawan berada di tingkat yang berpendidikan tinggi.

6. Karakteristik responden berdasarkan Status (menikah): Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Status (menikah) No. Status (menikah) Frekuensi Persentase (%)

1 Menikah 27 77,14

2 Belum menikah 8 22,86

Jumlah 35 100,00

(56)

Dalam penilitian ini, status responden yang menikah lebih besar yaitu sebesar 77,14% dibandingkan dengan responden yang belum menikah yaitu sebesar 22,86%.

7. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja: Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja No. Lama bekerja Frekuensi Persentase (%)

1 1-5 tahun 8 22,86

2 6-10 tahun 12 34,28

>11 tahun 15 42,86

Jumlah 35 100,00

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Lama bekerja para responden dalam penelitian ini paling besar berada di kisaran lebih dari 11 tahun sebesar 42,86%, yang berada di kisaran 6-10 tahun sebesar 34,28% sedangkan sisanya yang berada di kisaran 1-5 tahun sebesar 22,86%. Ini berarti mayoritas jumlah karyawan yang bekerja di Perum Pegadaian Kanwil I Medan merupakan karyawan yang sudah lama bergabung/bekerja di Perum Pegadaian.

8. Karakteristik responden berdasarkan golongan: Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan No. Golongan Frekuensi Persentase (%)

1 I 6 17,14

2 II 12 34,28

3 III 10 28,57

4 IV 7 20,01

Jumlah 35 100,00

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

(57)

B. Analisis Deskriptif

Pada Tabel 4.7 ini adalah data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel bebas (semangat kerja). Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel X1 dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X1

No Keterangan (STS) (TS) (KS) (S) (SS) Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 Tugas memotivasi kehadiran

0 0 1 2,86 9 25,71 10 28,57 15 42,86 35 100

2 Tunjangan kerajinan mendorong

kehadiran

0 0 0 0 0 0 9 25,71 26 74,29 35 100

3 Menyelesaikan pekerjaan dengan meminta bantuan (kerjasama)

0 0 0 0 10 28,57 9 25,71 16 45,71 35 100

4 Menjaga hubungan yang baik di lingkungan kerja (kerjasama)

0 0 0 0 0 0 11 31,43 24 68,57 35 100

5 Menjalin hubungan yang baik di lingkungan kerja (hubungan yang harmonis)

0 0 0 0 0 0 4 11,43 31 85,71 35 100

6 Menganggap rekan kerja seperti saudara (hubungan yang harmonis)

0 0 0 0 0 0 8 22,86 27 77,14 35 100

(58)

10 Menyelesaikan pekerjaan sebelum jam kerja berakhir (tanggung jawab)

0 0 0 0 0 0 10 28,57 25 71,43 35 100

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan:

1. Pernyataan “ Tugas memotivasi Bapak/Ibu untuk hadir setiap hari kerja”, menunjukkan 15 orang responden (42,86%) menyatakan sangat setuju, 10 orang responden (28,57%) menyatakan setuju, 9 orang responden (25,71%) menyatakan kurang setuju, dan 1 orang responden (2,86%) menyatakan tidak setuju. Responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju mmempunyai alasan tertentu dimana menurut mereka kehadiran adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap karyawan, bukan karena tugas yang memotivasi.

2. Pernyataan “Tunjangan kerajinan merupakan salah satu cara perusahaan mendorong Bapak/Ibu untuk hadir setiap hari kerja” menunjukkan 26 orang responden (74,29%) menyatakan sangat setuju dan 9 orang responden (25,71%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa tunjangan kerajinan yang diberikan perusahaan mendorong tingkat kehadiran.

(59)

kemampuan yang profesional. Adapun kesulitan dalam pekerjaan akan diselesaikan dengan menerima masukan dari rekan kerja.

4. Pernyataan “dalam lingkungan kerja Bapak/Ibu menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja”, menunjukkan 24 orang responden (68,57%) menyatakan sangat setuju dan 11 orang responden (31,43%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja penting sehingga terjalin kerja sama yang baik antar rekan kerja.

5. Pernyataan “dalam lingkungan kerja Bapak/Ibu menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja”, menunjukkan 31 orang responden (85,71%) menyatakan sangat setuju dan 4 orang responden (11,43%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa menjalin hubungan yang baik dilingkungan kerja dalam arti menciptakan hubungan yang harmonis dalam lingkungan kerja.

6. Pernyataan “Bapak/Ibu menganggap rekan kerja seperti keluarga”, menunjukkan 27 orang responden (77,14%) menyatakan sangat setuju dan 8 orang responden (22,86%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa rekan kerja merupakan saudara dilingkungan kerja dalam arti menciptakan hubungan yang harmonis dalam lingkungan kerja.

(60)

8. Pernyataan “seorang pimpinan harus mampu memberi motivasi untuk bawahannya”, menunjukkan 29 orang responden (82,86%) menyatakan sangat setuju dan 6 orang responden (17,14%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa pemimpin harus mampu memberikan motivasi kepada bawahannya.

9. Pernyataan ”Bapak/Ibu bekerja memenuhi target yang ditentukan oleh perusahaan” menunjukkan 24 orang responden (68,57%) menyatakan sangat setuju dan 11 orang responden (31,43%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa target yang ditentukan oleh perusahaan harus mampu dicapai

10.Pernyataan ”Bapak/Ibu berusaha menyelesaikan pekerjaan saat jam kerja belum berakhir”, menunjukkan 25 orang responden (71,43%) menyatakan sangat setuju dan 10 orang responden (28,57%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa mereka mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum jam kerja berakhir.

Tabel 4.8 adalah data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel bebas (disiplin kerja). Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel X2 dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X2

No Keterangan (STS) (TS) (KS) (S) (SS) Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 Datang/pulang kerja sesuai dengan jam yang ditentukan

0 0 0 0 0 0 13 37,14 22 62,86 35 100

2 Dikenakan sanksi bagi yang tidak memakai seragam

(61)

3 Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya

0 0 0 0 8 22,86 11 31,43 16 45,71 35 100

4 Menaati peraturan yang telah ditetapkan

0 0 0 0 0 0 13 37,14 22 62,86 35 100

5 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur /peraturan yang ditetapkan

0 0 0 0 0 0 19 54,29 16 45,71 35 100

6 Karyawan bersifat loyalitas dalam bekerja

0 0 0 0 0 0 11 31,43 24 68,57 35 100

7 Mengerjakan tugas dengan penuh

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan:

1. Pernyataan “Setiap hari Bapak/ibu datang/pulang kerja sesuai dengan jam yang telah ditentukan perusahaan, menunjukkan 13 orang responden (37,14%) menyatakan sangat setuju dan 22 responden (62,86%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa setiap karyawan harus melaksanakan peraturan, dimana karyawan datang/pulang kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan perusahaan.

(62)

3. Pernyataan “Bapak/Ibu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan pimpinan tepat pada waktunya”, menunjukkan 16 orang responden (45,71%) menyatakan sangat setuju, 11 orang responden (31,34%) menyatakan setuju dan 8 orang responden (22,86%) menyatakan kurang setuju. Beberapa responden yang menyatakan kurang setuju dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut diselesaikan dengan kondisi yang mendukung. Misalnya: karyawan tersebut ditugaskan ke luar kota, peralatan kerja rusak (komputer)

4. Pernyataan “Bapak/Ibu harus menaati peraturan yang telah ditatapkan perusahaan”, menunjukkan menyatakan 22 responden (62,86%) sangat setuju dan 13 orang responden (37,14%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa setiap karyawan harus menaati peraturan yang ditetapkan perusahaan.

5. Pernyataan “Bapak/Ibu dituntut untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur/peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan”, menunjukkan 16 orang responden (45,71%) menyatakan sangat setuju dan 19 responden (54,29%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa setiap karyawan harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur/peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan (SOP).

(63)

7. Pernyataan “Bapak/Ibu mengerjakan tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab”, menunjukkan 24 orang responden (68,57%) menyatakan sangat setuju dan 11 responden (31,43%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa setiap karyawan mengerjakan tugas yang diberikan pimpinan dengan penuh tanggung jawab

8. Pernyataan “pekerjaan yang diberikan pimpinan kepada Bapak/Ibu kerjakan dengan baik”, menunjukkan 23 orang responden (65,71%) menyatakan sangat setuju dan 12 responden (34,29%) menyatakan setuju. Seluruh responden menyetujui bahwa setiap karyawan harus melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan dengan baik

Tabel 4.9 adalah data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel terikat (produktivitas kerja). Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel Y dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y

No Keterangan (STS) (TS) (KS) (S) (SS) Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 Fasilitas yang bgus membantu dalam melayani nasabah

0 0 0 0 6 17,14 20 57,14 9 25,71 35 100

4 Mengambil inisiatif dalam menangani nasabah yang jatuh tempo

0 0 0 0 0 0 18 51,43 17 48,57 35 100

Gambar

Tabel 1.2 Hasil kinerja karyawan Pegadaian Kanwi l Medan
Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel
Tabel 1.4 Skor Pendapat Responden
Tabel 1.7  Validitas untuk Variabel Kinerja Karyawan (Y)
+7

Referensi

Dokumen terkait

The design of the facade on the balance of symmetry as the philosophy of life, Islam is seen from the opening 1 (one) door through the construction (based on the

comfortable and no anxiety”, “The topic is easy to understand and students enjoy the materials”, “I think working with peer is enjoyable”, “I like this

Kem ent erian Pendidikan dan Kebudayaan t elah mengembangkan berbagai kebijakan dan program unt uk m endukung t ercipt anya lulusan perguruan t inggi yang lebih siap bekerja dan

Museum Arsip merupakan suatu badan yang bergerak di bidang pendidikan khususnya sejarah.Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Website Museum Arsip yang dapat digunakan

Sistem ini pada akhirnya akan diaplikasikan ke PT.Surya Plastik guna memperlancar dan memaksimalkan proses pengolahan data pemesanan barang serta untuk meminimalkan kesalahan yang

Sebelum Peraturan Bersama Mahkamah Agung Nomor 01/PB/MA/III/2014 dikeluarkan ada beberapa hambatan yang dialami oleh hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pelaku tindak

perguruan tinggi) perlu menurunkan standar dalam panduan juklak dan juknis untuk hal- hal yang umum/generik... Peran

viii Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Peperiksaan Tesis telah berjumpa pada 22 September 2010 untuk menjalankan peperiksaan akhir bagi Nurhidayah binti Jumaat bagi