• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi, kedisiplinan, dan komitmen organisasi terhadap kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi, kedisiplinan, dan komitmen organisasi terhadap kinerja"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIV ASI, KEDISIPLINAN, DAN KOMJlTMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA

(Studi Kasus Pada Karyawan Bintaro Plaza)

I

Universitas lslan1 Negel"i

SYARIF HIDAYATULLAH jakarセta@

Oleh: Miran ti

NIM: 107081003423

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

PENGARUH MOTIVASI, KEDISIPLINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA

(Studi Kasus Pada Karyawan Bintaro Plaza)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar s。セェ。ョ。@ Ekonomi

Dr.Yahya Hamja, MM NIP. 19406021978031001

Oleh

Dfttirirna

Mirmlli dari

...

: :l.?..: .. Li ...

'..2&?.lL. ... .

, CJ.

/!.J.:::

.l.1: ..

J.o:.J.

\j

.s::: .... ..

NIM: 107081003423 Tg:L

Di Bawah Bimbingan

No. Jnduk:

ヲMHャヲ。sゥNヲゥォeャセゥ@

Pembimbing II

f/u#fdR-.

Suhendra, S.Ag., MM NIP. 197112062003121001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNTVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA

(3)

LEMEAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIJr

Hari ini Rabu, 3 Agustus 201 J tel ah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

I.

2. 3.

Nama NIM Jurusan

Miran ti

107081003423

Manajemen

4. Judul Skripsi Pengaruh Motivasi, Kedisiplian, dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kinerja (Sludi Kasus Pada Karyawan Bintaro Plaza)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk 111e111peroleh gelar Satjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif 1-Jidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 Agustus 2011

I. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 1957.0617.198503.1002

2. Suhendra, S.Ag., MM

NIP. 1971.1206.200312.lOOl

3. Amir Syarifuddin, SH, MM. NIP. 1946.08 I 8. I 96603. l 00 I

Ketua

(

_____

)
(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini 14 September 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

I.

2.

3.

4.

Nama NIM Jurusan Judul Skripsi

Miran ti

107081003423 Manajemen

Pengaruh Motivasi, Kedisiplinan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pada Karyawan Bintaro Plaza)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 September 2011

H⦅サセI@

I. Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP. 19690203.200112.1.003

Ketua

2. Leis Suzanawati, SE, M.Si

セセ@

NIP. 19720809.200501.2.004

セ@

3. Amir Syarifuddin, SH, MM (

NIP. 19460818.196603.1.001 Penguji Ahli

w

<

4. Dr. Yahya Hamja, MM ( )

NIP. 19490602.197803.1.001 Pembimbing I

5. Suhendra, S.Ag., MM (

Jr;e/L)

(5)

LEM BAR PERNY AT AAN KEASLIAN KARY A ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Mahasiswa

NIM Fakulias Jurusan

Miranti

107081003423

Ekonomi dan Bisnis Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

I. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naslrnh karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutlrnn sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkru1, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi clan Bisnis UIN Syru·if Hidayatullah Jakarta.

Demikianlah pernyataru1 ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta,

25

Agustus

2011

• LMNMMGセᄋLNLG^jLGNLBカBLGGMGMOセG@

(6)

DAFTARRIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

1. Nama : Miranti

2. Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 16 Agustus 1989

3. Alamat : Jalan Nusa Indah No. A-28 blok. C,

4. Telepon 5. Agama 6. Email

Rt. 005/008 Komplek Ciputat Baru, Tangerang 15413

: 085780014822 I 02195789739 : Islam

: Miranti I 989@yahoo.com

B. PENDIDIKAN FORMAL

2007-2011 2004-2007 2001-2004 1995-2001

: UIN SyarifHidayatullahJakaita SMA Y adika 6 Pondok Aren SMP Negeri 1 Ciputat SDNegeri 1 Ciputat

C. PENGALAMAN KERJA

Magang di BMT Al-Fath Kedaung Ciputat

D. PENGALAMAN ORGANISASI

(7)

Abstract

The main purpose of this research is to analyze the influence of motivation, discipline, and organizational commitment to the employer performance who work at Bintaro Plaza. The data used are from Bintaro plaza in South Jakarta, sample of this research it's about 60 respondents who have appropriate criteria according to this research. The method used in this research is multiple regression. The result of this research are: (I). Motivation is significantly affected to the work performance (2). Discipline also affected significantly to work performance (3) Organizational commitment significantly affected to the work performance (4) and the last, all of the independent variables (Motivation, discipline, and organizational commitment) were affected to the work pe1formance simultaneously.

(8)

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengamh motivasi, kedisiplinan, dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan yang beke1ja pada Bintaro Plaza . Data diperoleh dari !cantor Bintaro Plaza di Jakarta Selatan, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 responden yang memiliki kriteria sesuai dengan penelitian ini. Untuk metode analisis data menggunakan regresi berganda. Has ii dari peneiitian ini adalah: ( 1 ). Motivasi berpengamh secara signifikan terhadap kinerja (2). Kedisiplinan berpengamh secara signifikan terhadap kinerja. (3) komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja (4) secara bersama-sama motivasi, kedisiplinan, dan komitmen organisasi berpengamh signifikan terhadap kine1ja.

(9)

KATAPENGANTAR

Dengan mengucapkan puji skyukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjtmgan Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kehidupan bagi umat, keluarga dan sahabatNya.

Penulis percaya babwa segala sesuatu yang terjadi mempakan izin dan ketetapan Allah SWT. Namun penyusunan shipsi ini tidak lepas dari orang-orang di sekitar penulis yang begitu banyak membeii bantuan serta dukungan pada penulis. Untuk itulah, dengan selesainya penulisan skripsi ini menuju gelar Sarjana Ekonomi, izinkan penulis mengucapkan rasa terima teiima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Keluarga, temtama kedua orangtua yang telah mendukung sepenuhnya dengan cinta kasih dan kesabaran hingga segala kebutuhan jas:mani, rohani dan bersifat materil sehingga skripsi ini bisa terselesaikan, dan juga kakak yang telah memberikan berbagai masukan yang positif sehingga menciptakan semangat yang sangat be1makna bagi penulis.

2. Prof. Dr. Komamddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeii Syaiif Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

4. Suhendra, S.Ag., MM selaku Ketua Jumsan Manajeme:n Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, serta selaku Dosen Pembimbing II yang telah membeiikan bimbingan dengan sangat baik dan sabar, sehingga penulis sangat bersemangat menyelesaikan shipsi ini.

5. Dr.Yahya Hamja, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan yang hingga :;aat ini menjadi motivasi saya untuk menjadi sukses.

(10)

7. Bapak clan Ibu closen pengaJar Fakultas Ekonomi clan Bisnis UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

8. Asep Harry Kustantyo yang selalu meluangkan waktu untuk menclukung, menyemangati, clan menclengarkan keluh kesah saya dalam pembuatan skripsi

llll.

9. Sahabat-sahabatku (Emil, Aclit, Agus, Andi, Apu, Elvin, Haikal, Ivan, Lingga, Wawo) , terimakasih atas bantuan, clukungan, clan cloa kalian.

I 0. Teman-teman Manajemen C angkatan 2007 atas kebersamaan clan kenangan inclah yang pemah cliukir bersama. Senang menjacli bagian dari kalian. Jaga terus Kebersamaan yang telah kita bangun.

11. Teman-teman Manajemen SDM angkatan 2007 atas kebersamaan dan kenangan indah yang telah diukir bersama. Jaga terus Kebersamaan yang telah kita bangun.

12. Teman-teman seperjuangan dalam menyusun skripsi (Emon, Eliza, Reni, Dwi, clan Get).

13. Teman-teman Fakultas Ekonomi clan Bisnis 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Senang bisa menjadi bagian dari. kalian.

14. Semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadaii bahwa masih banyak kekmangan, namun semua ini semata-mata karena keterbatasan penulis. Akhir kata, besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat.

(11)

COVER

COVERDalam

DAFTARISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PERNY AT AAN KEASLIAN KARY A ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... .

ABSTRACT...

ii

ABSTRAK... m KAT A PEN GANT AR... IV DAFT AR ISL... VI DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... XI DAFT AR LAMPIRAN... xn BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Penelitian.. ... ... ... ... ... .. ... ... ... 1

B. Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Dan Manfaat.. ... ... ... ... ... ... ... 8

1. Tujuan Penelitian.... ... ... .... ... ... ... ... ... ... 8

2. Manfaat Penelitian. ... . ... .... ... ... ... ... ... ... ... . .. .. ... 9

BAB II TINJAUAN PUST AKA... 10

A. Motivasi... ... . . ... 10

1. Pengertian Motivasi.... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ... 10

2. Teori-teori Motivasi... ... .. .. .. .. . .. . . . .. .. .. .. .. .. .. . .. . . . .. . . 12

(12)

B. Kedisiplinan... ... ... .. ... 21

I. Definisi Kedisiplinan... 21

2. Jenis-jenis Disiplin.. ... 22

C. Komitmen Organisasi... ... ... 26

I. Pengertian Komitmen Organisasi... 26

2.Bentuk-bentuk Komitmen Organisasi... 28

3. Hakikat Organisasi... 30

4. Dampak Komitmen Organisasi... 30

D. Kinerja... ... .. . . 31

I. Pengertian Kinerja... ... .. . . .. 31

2. Aspek-aspek Kinerja.... .. . . .. . . ... .. 32

3. Tujuan Penilaian/Evaluasi Kinerja... ... . . ... ... 33

E. Penelitian Terdahulu... ... 36

F. Kerangka Penelitian... .. . . .. . . .. . . ... . . . .. 39

G. Hipotesis... ... 41

BAB III METODELOGI PENELITIAN... 42

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 42

B. Metode Penentuan Sampel... 42

(13)

D. Metode Analisis. . . .. ... . .. .. .. .. .. ... .... .. .. .... .. .... ... .. . .. ... .. .... .. .... 45

I. Deskriptif Demografi Responden... ... ... .. ... ... ... ... .. 45

2. Uji Kualitas Data.. . .. .. .. ... ... .. ... ... ... ... .... ... ... ... 45

a. Uji Validitas... ... .. .. . .. .. .... .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. ... .. .. .. .. 45

b. Uji Reliabilitas... .... 46

3. Uji Asumsi Klasik... ... ... ... ... 4 7 a. Uji Multikolinearitas... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... 47

b. Uji Heteroskedastisitas... ... 48

c. Uji Nonnalitas... ... ... 48

d. Uji Autokorelasi... ... .. .. .. .. .. .. .. ... 49

4. Uji Hipotesis... .... . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. ... 49

a. Koefisien Determinasi... .... 50

b. Uji Parsial (Uji t)... ... 51

c. Uji Simultan (Uji F)... ... 51

E. Operasional Variabel Penelitian... ... .. ... ... ... ... . .. ... ... ... .... 51

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN... 57

A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 57

(14)

2. Uji Deskipti Demografi Responden... ... . ... ... . ... 59

B. Uji Kualitas Data... 61

1. Uji Validitas... ... ... ... ... ... .. 61

2. Uji Reliabilitas... .. . . .. . . 65

C. Uji Asumsi Klasik... .. . . 66

I. Uji Multikolonieritas... ... .. 66

2. Uji Heteroskedastisitas... .. . . ... .... 67

3. Uji Normalitas... .. . . .. . . ... 68

4. Uji Autokolerasi... ... 69

D. Uji Hipotesis... .. 70

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)... •. •••••.•....•....•.•. .•. 71

2. Uji Parsial (Uji t).. ... ... ... ... 71

3. Simultan (Uji F)... .. . . ... . . . .... 75

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 79

A. Kesimpulan... ... 79

B. Implikasi... ... 80

C. Keterbatasan Penelitian... .. 83

DAFTAR PUST AKA... 84

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... .36

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 54

Tabel 4.1 Data Responden ... 59

Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Independen Motivasi... ... 61

Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Independen Kedisiplinan ... 62

Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Independen Komitmen Organisasi ... 63

Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel dependen Kinerja ... 64

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas ... 65

Tabel 4.7 Uji Multikolonieritas ... 67

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ... 70

[image:15.595.76.495.209.540.2]
(16)

DAFTAR GAMBAR

[image:16.595.85.491.197.555.2]

Nomor Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 13

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... .40

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas ... 68

(17)

DAFT AR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

Lampiran 1 Kuesioner. ... 87

Lampiran 2 Hasil Kuesioner. ... 94

Lampiran 3Hasil Uji Validitas ... 102

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ... 110

Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis ... 111

(18)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam suatu perusahaan, sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur yang strategis dalam menentukan sehat tidaknya suatu organisasi. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terencana dan berkelanjutan merupakan kebutuhan mutlak organisasi. Sebuah organisasi memerlukan manusia sebagai sumber daya pendukung utama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia yang berkualitas akan terus memajukan organisasi sebagai suatu wadah peningkatan kinerja kerja. Kedudukan strategis untuk meningkatkan kinerja dapat terwujud dengan motivasi dan disiplin maksimal para karyawannya yang disertai dengan komitmen yang tinggi bagi karyawannya.

(19)

masih be1iahan hingga saat ini. Oleh karena ih1 penulis tertarik untuk melakukan penelitian di pusat pembelanjaan Bintaro Plaza yang berh1juan menganalisis kinerja karyawan dalam perusahan tersebut.

Banyak faktor yang mempengarnhi kinerja karyawan individual seperti kemampuannya, usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi yang diterima. Sebagian unit SDM dalam organisasi ada untuk menganalisis dan menyampaikan bidang ini. Peran yang sebenamya dari unit SDM dalam organisasi sehamsnya tergantung pada apa yang diharapkan oleh manajemen alas. Sehubung dengan fi.mgsi manajemen mana pun, aktivitas manajemen SDM hams dikembangkan, dievaluasi, dan diubah bila perlu sehingga mereka dapat memberikan konh·ibusi pada kine1ja kompetitif organisasi dan individu di tempat ke1ja mereka.

(20)

Menurut Supardi dan Anwar (2004:47), motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tnjuan mencapai sasaran kepuasan.

Selain itu, menurut Hasibuan (2002:141) motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan ha! yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai basil yang optimal.

Menurut dari beberapa ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan atau bertindak sesuatu guna untuk mencapai tujuan atau sesuatu yang diharapkan oleh orang tersebut.

(21)

Suatu organisasi ingin mengusahakan agar kinerja karyawan meningkat maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah menegakkan disiplin kerja karyawan. Oleh karena itu, dalam penetapan disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela, bukan atas dasar paksaan. Selain itu dalam menegakkan disiplin unsur pemimpinan diharapkan dapat selalu menciptakan, menegakkan dan memelihara kedisiplinan yang baik disamping itu juga memelihara komitmen dan1 para anggota sehingga kinerja yang diinginkan dapat terwujud.

Disamping dari motivasi dan kedisiplinan, komitmen organisasi 3uga memiliki kaitan atau hubungan dengan sumber daya manusia di suatu perusahaan, menurut Sopiah (2008: 155) menyatakan . bahwa komitmen organisasi adalah keinginan anggota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia keras bagi pencapaian tujuan organisasi. Berbagai studi penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang relatif puas dengan pekerjaannya akan sedikit lebih berkomitmen terhadap organisasi.

Hal-ha! yang berhubungan dengan sumber daya manusia seperti motivasi karyawan, sikap kedisiplinan karyawan serta komitmen organisasi di sebuah perusahaan harus dibagun dalam diri kaiyawan guna untuk menciptakan kinerj a karyawan yang baik.

(22)

Manajernen kinerja rnernfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk berhasil. Manajeman kine1ja adalah tentang bagaimana kine1ja dikelola untuk mernperoleh sukses ..

Sedangkan yang dirnaksud kinerja itu sendiri adalah merupakan irnplementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. hnplementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya rnanusia yang memiliki kernampuan kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagairnana organisasi menghargai dan rnernpengaruhi sikap dan perilakunya dalarn menjalankan kinerja, Wibowo (2007:4).

Selain itu, menurut Mangunegara (2006:9) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas .dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Suatu sistern pengukuran kine1ja menyediakan suatu rnekanisme untuk rnengkaitkan strategi dengan tindakan. Sistern tersebut beroperasi berdasarkan asumsi bahwa ukuran-ukuran keuangan saja tidak cukup untuk mengoperasikan suatu organisasi dan bahwa perlu diberikan perhatian khusus pada pengembangan ukuran-ukuran non keuangan, Robert dan Vijay (2005:187).

(23)

persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, Mangunegara (2006:9).

Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran kine1ja para karyawan sehingga tidak timbul suatu masalah. Informasi tentang kinerja karyawan juga diperlukan bila suatu atasan ingin mengubah sistem yang ada.

Agar karyawan dapat beke1ja sesuai yang diharapkan, maka dalam diri seorang karyawan hams ditumbuhkan motivasi bekeija untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan. Apabila semangat ke1ja menjadi tinggi maka semua pekerjaan akan lebih cepat dan tepat selesai. Pekerjaan yang dengan cepat dan tepat selesai mempakan bentuk kinerja yang baik.

Dorongan seseorang unh1k bekerja dipengamhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dan tingkat kebutuhan yang berbeda pada setiap karyawan. Dalam suatu perusahaan masih seiing dijumpai adanya kaiyawan yang seiing datang terlambat masuk kerja, adanya sebagian karyawan yang tidak mengikuti peraturan-perah1ran dengan benar, adanya karyawan bersikap pasif terhadap pekerjaan, adanya karyawan yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya dan masih adanya sebagian karyawan yang meninggalkan tugas pada jam kerja tanpa keterangan yang sah.

(24)

karyawan guna dapat melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Demikian pula perlu rnenciptakan suatu kondisi yang dapat mernberikan kepuasan kebutuhan karyawan, mengingat bahwa motivasi dan disiplin kerja karyawan serta kornitmen organisasi dimaksud belum optimal dalarn rnencapai kinerja yang diharapkan.

Untuk rnencapai kinerja yang rnemuaskan dari karyawan maka perlu didukung oleh motivasi dan kedisiplinan serta komitrnen organisasi yang tinggi dalam diri karyawan, ha! ini rnengingat karena dapat rneningkatkan kinerja karyawan dalarn rnencapai tujuan suatu organisasi.

Oleh karena itu, peneliti termotivasi nntuk rnelakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mernpengarnhi kinerja karyawan. Selain itu, peneliti juga ingin rnengetahui seberapa besar pengarnh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan ha! tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul

"PENGARUH MOTIVASI, KEDISIPLINAN, DAN KOMITMEN

ORGANISASI TERHADAP KINERJA. (Studi Kasus pada Karyawan

Bintaro Plaza). "

B. Perumusan Masalah

(25)

I. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kine1ja pada karyawan Bintaro Plaza?

2. Bagaimana pengaruh kedisiplinan terhadap kine1ja pada karyawan Bintaro Plaza?

3. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pada karyawan Bintaro Plaza?

4. Bagaimana pengaruh motivasi, kedisiplinan, dan komitmen orgamsas1 terhadap kinerja karyawan Bintaro Plaza?

C. Tujuan daan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kine1ja pada karyawan Bintaro Plaza

b. Untnk menganalisis pengaruh kedisiplinan terhadap kine1ja pada kaiyawan Bintaro Plaza.

c. Untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan Bintaro Plaza.

(26)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

diantaranya:

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih

berfikir secara ilmiah dengan berdasar pada disiplin ilmu yang

diperoleh di bangku kuliah khusunya lingkup manajemen SDM, dan

menerapkannya pada data yang diperoleh dari objek yang diteliti.

b. Bagi Akademis dan Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

perpustakaan dengan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya

yang akan dilakukan di kemudian haii.

c. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masnkkan

dan informasi yang dapat membantu manajemen dalam meningkatkan

(27)

A. Motivasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin " movere" yang bermii dorongan atau menggerakan. Menurut Hasibuan (2002: 141) motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan ha! yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau beke1ja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal.

(28)

Menurnt Reksohacliprocljo clan Hancloko, (1997:252) motivasi aclalah keaclaan clalam pribacli seorang yang menclorong keinginan incliviclu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Seclangkan menurnt Suparcli clan Anwar (2004 :4 7), motivasi mernpakan keaclaan clalam pribacli seseorang yang menclorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan, motivasi yang acla pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang cliarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Dorongan untuk bekerja akan menghasilkan suatu imbalan agar terpenuhi kebutuhan yang ada dalam diri orang tersebut.

Berclasarkan pendapat para ahli di alas maka tidak ada motivasi jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan se1ta keseimbangan rangsangan terhadap ha! te1maksud akan menumbuhkan tingkat motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh akan mernpakan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan. Motif mernpakan suatu dorongan kebutuhan dari dalam diri petugas yang perlu dipenuhi agar karyawan tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan karyawan agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.

(29)

2. Teori-teori Motivasi

a. Teori hierarki kebutuhan

Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki yang diungkapkan Abraham Maslow. Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya. (Mangkunegara, 2006:63).

Abraham Maslow dalam Mangkunegara (2006:63) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:

I) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bemafas, seksual. Kebutuhan ini mempakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

2) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

(30)

4) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.

5) Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengunakan ide-ide memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu.

[image:30.595.93.487.191.650.2]

Hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow ditunjukkan dengan bentuk piramida pada bagan berikut:

Gambar 2.1

Hierarki Kebutuhan Maslow

Self A tualiz io11 (Doi g your th g)

Estee1n

(S lf andpeer value)

Belongingness riendship, affiliation, love)

Safety and security

(ji-eedo 1 physical, and mental feelings of being ウ・」オイエセ@

Physiologi Needs

(Food, drinlr, sex, shetter ji-om pain)

(31)

Pada dasarnya manusia tidak pernah puas pada tingkat kebutuhan manapun, tetapi untuk memunculkan kebutuhan yang lebih tinggi perlu memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih rendah terlebih dahulu. Dalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhannya tersebut seseorang akan berperilaku yang dipengarnhi atau ditentukan oleh pemenuhan kebutuhannya, (Mangkunegara, 2006:64).

b. Teori X dan Y

Dalam (Robbins, 2006:216) Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia. Pada dasarnya yang satu negatif yang ditandai sebagai Teori X, dan yang lain positif yang ditandai dengan Teori Y. Beberapa contoh dari teori ini dijelaskan sebagai berikut:

Menurut Teori X dalam Robbins (2006:216), empat asumsi yang dipegang para manajer adalah sebagai berikut:

I) Karyawan secara inheren tidak menyukai ke1ja dan nilai dimungkinkan akan mencoba menghindari.

2) Karena karyawan tidak menyukai ke1ja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran. 3) Karyawan akan menghindari dari tanggnng jawab dan mencaii

(32)

4) Kebanyakan karyawan menernpatkan kearnanan di atas sernua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan rnenunjukan ambisi yang rendah.

Kontras dengan pandangan negatif rnengenai kodrat manusia ini, McGregor mencatat ernpat positif yang disebutnya sebagai Teori Y dalam Robbins (2006:216):

I) Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sarna dengan istirahat atau berrnain.

2) Orang-orang akan melakukan pengarahan dili dan pengawasan diri jika memiliki komitrnen pada sasaran.

3) Rata-rata orang dapat belajar untuk menerirna, bahkan rnengusahakan, dan tanggungjawab.

4) Kernampuan untuk rnengarnbil keputusan inovatif menyebar luas kesemua orang dan tidak hanya rnilik mereka yang berada dalarn posisi manajemen.

c. Teori dua faktor

(33)

administrasi perusahaan, penyelian dan gaji adalah faktor-faktor yang apabila memadai dalam pekerjaan te1ientu menentramkan peke1jaan, dan bila faktor-faktor tidak memadai orang-·orang tidak terpuaskan, (Robbins, 2006:216).

d. Teori ERG (Existence, Relatednes, Growth)

Dalam Mangkunegara (2006:98), Clayton Alderfer berargumen bahwa ada 3 kelompok kebutuhan pokok manusia, yaitu :

1) Existence (eksistensi) : Kebutuhan akan pemberian persyaratan keberadaan materiil dasar kita (kebutuhan psikologis dan keamanan).

2) Relatednes (keterhubungan) : Hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi (kebutuhan sosial dan penghargaan).

3) Growth (pertumbuhan) : Hasrat kebutuhan instrik untuk perkembangan pribadi (kebutuhan aktualisasi diri).

e. Teori kebutuhan McClelland

Teori kebutuhan McClelland dikernukakan oleh David McClelland. Teori ini berfokus pada tiga kcbutuhan. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai berikut (Robbins, 2006:222-223):

(34)

2) Kebutuhan akan kekuasaan: Kebutuhan untuk membuat orang lain berprilaku dalam suatu earn yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.

3) Kebutuhan akan kelompok pertemanan: Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

Berdasarkan pembahasan tentang berbagai teori motivasi dan kebutuhan-kebutuhan yang mendorong manusia melakukan tingkah laku dan pekerjaan, maka motivasi karyawan adalah keseluruhan daya penggerak atau tenaga pendorong baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri yang menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas dalam menjalankan tugas sebagai petugas pemasyarakatan untuk mencapai tujuan.

3. Faktor-faktor Motivasi

Faktor motivasi dibedakan menjadi dua, yang pertama dinamakan situasi motivasi yang "subjective" atau faktor initrinsik dan yang kedua adalah faktor "objective" atau faktor ekstrinsik.

Faktor-faktor motivasi yang digunakan dalam penelitian ini dikutip dari teori motivasi dna faktor Herzberg. Adapun yang merupakan faktor-faktor motivasi menumt Herzberg dalam Winardi (2004:61) yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

(35)

tersebut. Singkatnya, motivasi intrinsik timbul karena imbalan-imbalan intrinsik potensial. Motivasi intrinsik terdiri dari:

I) Tanggung jawab (Responsibility). Setiap orang ingin diikut sertakan dan ingin diakui sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.

2) Prestasi yang diraih (Achievement). Setiap orang menginginkan keberhasilan dalam setiap kegiatan. Pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkntan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya.

3) Pengaknan orang Iain (Recognition). Pengakuan terhadap prestasi mernpakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber dari kompensasi.

4) Peke1jaan itu sendiri (The work it self'). Pekerjaan itu sendiri mernpakan faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma tinggi. Karyawan yang memberikan perasaan telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai, mernpakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi.

5) Kemungkinan Pengembangan (The possibility of growth).

(36)

JUga melanjutkan jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana karimya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja.

6) Kemajuan (Advancement). Peluang untuk ma1u merupakan pengembangan potensi dili seorang pagawai dalam melakukan peke1jaan, karena setiap karyawan menginginkan adanya promosi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan peluang untuk meningkatkan pengalaman dalam 「Qセォ・イェ。N@ Peluang bagi pengembangan potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih baik.

b. Motivasi Ekstiinsik

Motivasi ekstlinsik tidak tergantung pada tugas yang dilaksanakan dan mereka dikendalikan oleh pihak lain. Dapat dikatakan bahwa motivasi ekstlinsik timbul karena antisipasi akan dicapainya imbalan-imbalan ekstrinsik. Motivasi ekstlinsik menurut Herzberg dalam Winardi (2004:61) terdili dari:

(37)

2) Keamanan dan keselamatan kerja. Kebutuhan akan keamanan dapat diperoleh melalui kelangsungan ke1ja.

3) Kondisi kerja. Dengan kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan yang memadai, karyawan akan merasa betah dan produktif dalam bekerja sehari-hari.

4) Hubungan kerja. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung oleh suasana atau hubungan kerja yang harmonis antara sesama pegawai maupun atasan dan bawahan. 5) Prosedur perusahaan. Keadilan dan kebijaksanaan dalam

menghadapi pekerja, serta pemberian evaluasi dan informasi secara tepat kepada pekerja juga merupakan pengaruh terhadap motivasi pekerja.

(38)

B. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan pernsahaan baik yang te1iulis maupun tidak (Hasibuan, 2002:212).

Menurnt Davis dalam Mangkunegara (2001 : 129), disiplin ke1ja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk mempe1ieguh pedoman-pedoman organisasi.

(39)

Disiplin juga mernpakan salah satu fongsi :manajemen sumber daya manusia yang penting dan mernpakan kunci tenvujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal (Sedarmayanti, 200 I: I 0). Sehingga semakin baik disiplin petugas semakin tinggi kinerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal.

Menurut Handoko (2000:208) disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan yaitu prevent!( dan korektif.

Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, prilaku clan perbuatan yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan baik-baik lainnya. Pada dasamya, tujuan semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku sesuai dengan apa yang disetujui oleh organisasi. Dengan kata lain, agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik dengan mematuhi semua peraturan, melakukan tindakan korektif dan efektif dalam bekerja.

2. Jenis-jenis Disiplin

(40)

a. Pendisiplinan Preventif

Pendisiplinan yang bersifat preventif adalab tindakan yang

mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang

berlaku dan memenuhi standar yang telah 、ゥエᄋセエ。ーォ。ョN@ Artinya, melalui

kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap anggota organisasi

diusahakan pencegahannya jangan sampai para karyawan berprilaku

negatif. Pendisiplinan prevent![ dapat dilihat dari kaitu absensi, tepat

waktu, dan jam kerja kantor ( Sondang Siagian, 2000:305).

Selain itu disiplin preventif dapat dimtikan sebagai (T. Hani

Handoko, 2000:208):

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan

agar mengikuti berbagai standar aturan, sehingga

penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk

mendorong disiplin diri di antara para karyawan. Dengan cara ini para

karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena

dipaksa manajemen.

Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak pada

disiplin pribadi para anggota organisasi. Akan tetapi agar disiplin

pribadi para anggota tersebut semakin kokoh, paling sedikit tiga ha!

yang perlu mendapat perhatian manajemen, yaitu (Sondang Siagian,

2000:305): Pertama, para anggota orgamsas1 perlu didorong agar

(41)

diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang hams dipenuhi. Ketiga, para karyawan didorong untuk menentukan sendiri cara-cara pendisiplinan diri dalam kerangka ketentuan-ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota orgamsas1.

Pemimpin bertanggung jawab untuk menciptakan iklim organisasi dalam rangka pendisiplinan prevent({ Dalam upaya ini, pemimpin berusaha agar pegawai mengetahui dan memahami standar yang diharapkan mereka penuhi, maka pe1ilaku :mereka cenderung tidak menentu atau salah arah.

b. Pendisiplinan Korektif

Pendisiplin korektif adalah upaya penerapan disiplin kepada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gaga! memenuhi standar yang telah ditetapkam dan kepadanya dikenakan sanksi secara bertahap. Pendisiplinan korektif dapat dilat dmi taat dan patuh terhadap perat11ran, sanksi/peringatan, hukuman untuk menggurangi kelalaian. (Sondang Siagian, 2000:305).

(42)

sebagai tindakan pendisiplinan. Sebagai contoh, tindakan pendisiplinan dapat bernpa peringatan atau skorsing.

Sasaran dari tindakan pendisiplinan adalah (T. Hani Handoko, 2000:209):

I) Untuk memperbaiki pelanggar.

2) Untuk menghalangi para kmyawan yang lain melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sempa.

3) Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif.

c. Pendisplinan Progresif

Kebanyakan perusahaan merupakan keb:ijakan disiplin progresif,

yang berarti bahwa terhadap penanggulangan pelanggaran dijatuhkan hukuman yang berat. Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi pegawai untuk memperbaiki diri sebelum terkena yang lebih serius. Pendisiplinan progresif dapat dilihat dari peningkatan kesadaran, tanggung jawab, dan tanpa paksaan. (Sondang Siagian, 2000:305)

Pendisiplinan progresif ini membantu memungkinkan para manaJemen untuk membantu kaiyawan dalam memperbaiki kesalahannya. Sebuah contoh sistem disiplin progresif secara ringkas ditunjukan sebagai berikut ( T. Hani Handoko, 2000:211):

1) Teguran secara lisan oleh penyelia

(43)

3) Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari 4) Skorsing satu minggu atau lebih lama

5) Diturunkan pangkatnya 6) Dipecat

Kedisiplinan dalam suatu organisasi dapat ditegakkan bilamana sebagian besar peraturan-peraturannya ditaati oleh sebagian besar para petugas yang ada dalam organisasi tersebut. Menegakkan kedisiplinan penting bagi suatu organisasi, sebab dengan kedisiplinan itu dapat diharapkan sebagian besar dari peraturan-peraturan ditaati oleh sebagian besar para petugas. Dengan adanya kedisiplinan tersebut, dapat diharapkan pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Karena dengan adanya disiplin yang baik mencerminkan besamya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang dibe1ikan kepadanya.

C. Komitmen Organisasi

1. Pengertian Komitmen Organisasi

(44)

komitmen cliharapkan menjacli alat yang clapat menjaclikan interaksi antara bawahan clan atasan berjalan secara aktif. Implikasi yang cliharapkan aclalah terciptakan konclisi bawahan untuk rnelakukan sesuatu atas kemauan clan kesaclaran sencliri untuk membantu organisasi clalam pencapaian tujuan.

Menurut Yusuf (2002: 128), komitmen akan 1ugas clan pekerjaan ticlak cliragukan lagi keampuhannya menclorong ウ・ウセッイ。ョァ@ clalam mencapai keberhasilan atau clalam mencapai prestasi puncak. Komitmen berawal clari kepeclulian, seseorang yang ticlak pecluli clengan tugas clan pekerjaannya mnstahil pekerjaannya terselesaikan clengan baik sebagai konsekuensi perbuatan itn, ia ticlak akan berhasil clengan baik atau ticlak mungkin menang bersaing clalam mencapai stanclar terbaik.

Komitmen aclalah perasaan iclentifikasi, loyalitas clan keterlibatan yang clitunjukan oleh pekerja terhaclap organisasi atau unit organisasi. Komitmen pacla organisasi menyangknt tiga sikap (Wibowo, 2007:304), yaitu:

a. Perasaan Iclentifikasi

(45)

Tuntutan karyawan yang semakin tinggi terhadap organisasi serta apa yang dilakukan oleh organisasi akan menentukan bagaimana komitmen atau keterkaitan karyawan terhadap organism;i, yang pada akhimya mempengaruhi keputusan lmtuk tetap bergabung dan memajukan organisasinya atau memilih tempat kerja yang lain yang lebih menjanjikan.

2. Bentuk-bentuk Komitmen Organisasi

Sistem komitmen organisasi dapat diukur sebagaimana model pengukuran yang diajukan oleh Meyer dan Allen (1990) dalam Panggaben (2004: 135), model pengukuran tersebut dalam berbentuk kuesioner. Sistem komitmen organisasi yang dimaksud terdi1i dari 3 yaitu:

a. Affective commitment (komitmen afektif)

Berkaitan dengan ikatan emosional seseorang dalam sebuah organisasi yang memperkuat proses identifikasi individu, melibatkan diri dan keinginan utuk bertahan menjadi anggota dalam organisasi.

(46)

b. Continuance commitment (komitmen berkelaqjutan)

Berkaitan dengan kecendenmgan individu untuk mengikatkan diri terhadap kegiatan berdasarkan kesadaran yang dirasakan apabila berhenti melakukan kegiatan tersebut ( didasari oleh penilaian terhadap biaya terkait jika individu meninggalkan organisasi tersebut).

Meyer dan Allen (1990) dalam Panggabean (2004:135) mengatakan bahwa indikator yang mempengarnhi Continuance commitment adalah masalah organisasi adalah masalah karyawan, mudah terikat dengan orang lain, keinginan bernsaha diatas batas n01mal untuk kesuksesan organisasi.

c. Normative commitment (komitmen normatif)

Berkaitan era! dengan keyakinan individu akan bertanggung jawab pada organisasi. Individu akan be1iahan dalam organisasi karena keadaan dan perasaan bahwa mereka sudah seharnsnya melakukan itu untuk memberikan balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi. Komitmen n01matif lebih didasarkan pada suatu keyakinan untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut.

Meyer dan Allen (1990) dalam Panggabean (2004:135) mengatakan bahwa indikator yang m<:mpengarnhi normative commitment adalah kaiyawan tetap tinggal di organisasi adalah kebutuhan, keluar dari organisasi memerlukan pengorbanan diri sendiri

(47)

meninggalkan organisasi, konsekuesi negatif bila meninggalkan organisasi, dan konsekuensi jika keluar dari organisasi.

3. Hakikat Organisasi

a. Sistem Sosial

Dalam ilmu sosiologi kita belajar bahwa organisasi adalah suatu sistem sosial, konsekuensinya adalah bahwa aktivitas-aktivitas yang ada dipengaruhi oleh hukum sosial dan juga hukum psikologi (Tampubolon, 2008:8).

b. Saling adanya Kepentingan

Saling berkepentingan dalam organisasi ditunjukan melalui sebuah

statement bahwa 'organisasi' membutuhkan orang dan orang juga membutuhkan mereka mencapai tujuam1ya, sementara itu organisasi membutuhkan mereka mencapai tujua1111ya, sementara itu organisasi membutuhkan orang untuk mencapai tujua1111ya (Tampubolon, 2008:9).

4. Dampak Komitmen Organisasi

Sopiah (2008:162) mengemukakan bahwa komitmen karyawan, baik yang tinggi maup1m rendah, akan berdampak pada:

(48)

b. Organisasi, karyawan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan menimbulkan kine1ja organisasi yang tinggi, tingkat absensi berkurang, loyalitas karyawan, dan lain-lain.

D. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Menumt Wirawan (2009:5), kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik atau material maupun non material pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana terdapat di deskripsi pekerjaan atau jabatan, perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu tertentu.

Mangkunegara (2001:67) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Maryoto (2000:91) menjelaskan kine1ja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran atau krite1ia yang telah disepakati bersama.

(49)

2. Aspek-aspek Kinerja

Menurut Furtwengler dalam Sitanggang (2005:12) aspek-aspek kinerja yang terdapat dalam kine1ja meliputi:

a. Kecepatan

Kecepatan yang terkait dengan unsur-unsur seperti kemampuan menyelesaikan peke1jaan sesuai dengan strategi dan kemampuan mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan rutin dengan lebih cepat. b. Kualitas

Kualitas tidak dapat dikorbankan demi kecepatan. Kualitas pekerjaan pegawai dapat dilihat dari cara pegawai melakukan pekerjaan dengan benar sejak awal.

c. Pelayanan

Aspek pelayanan dapat dilihat melalui tindakan pegawai menunjukan keinginan untuk melayani orang lain dengan baik.

d. Nilai

Nilai merupakan sesuatu yang dipertimbangkan oleh pegawai dalam mengambil keputusan.

e. Keterampilan inte1personal

(50)

f. Mental untuk sukses

Mental untuk sukses, ha! ini dapat ditinjau dari tindakan pegawai mencari cara untuk menambah pengetahuan.

g. Terbuka untuk berubah

Terbuka untuk berubah kondisi ini terkait dengan hal-hal seperti pegawai bersedia menerima perubahan.

h. Kreatif

Kreatif dapat dilihat dari kemampuan menerapkan kreatif dalam memecahkan masalah.

1. Keterampilan berkomunikasi

Keterampian berkomunikasi ditinjau dari kemampuan pegawai menyatakan ketidaksetujuan tanpa menciptakan konflik.

J. Inisiatif

Inisitif ditinjau dari tindakan pegawai yang ingin selalu telibat dalam proyek baru.

le. Perencanaan organisasi

Perencanaan organisasi dapat dilihat dari tindakan pegawai yang beke1ja sesuai dari jadwal.

3. Tujuan Penilaian/Evaluasi Kinerja

Menurut Mangkunegara, (2006: 10) tujuan kinerja sebagai berikut: a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan

(51)

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi berbuat lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.

c. Memberikan peluang pada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.

d. Mendefinisikan atau mernmuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesum dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu dirnbah.

Kegunaan penilaian prestasi kerja (kinerja) karyawan:

a. Sebagai dasar dalam pengambil keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa.

b. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya.

(52)

d. Sebagai dasar untuk rnengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal ke1ja, rnetode ke1ja, strnktur orgamsasi, gaya pengawasan,

kondisi kerja, dan pengawasan.

e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di dalam organisasi.

f. Sebagai alat untuk meningkatkan organisasi kerja karyawan sehingga dicapai pelformance yang baik.

g. Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

h. Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan karyawan.

1. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan

(53)

E. Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul (Tahun) Penelitian

I. lkbal Pengaruh (2007) Sis tern

Komitmen Organisasi Para Pengurus dan Prestasi Ke1ja Karyawan terhadap Efektivitas Organisasi Baitul Maal watTamwil (BMT) di Kota Palu.

2. Yusuf Pengaruh (2009) Komitmen

Organisasi, Ga ya

Kepemimpinan, Motivasi dan Perilaku Etis Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara Pmtisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja.

[image:53.595.70.523.191.695.2]

Bersambung pada halam benkut.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Variabel Metodelogi PeE1elitian

I. Sistem Sampel:

Komitmen Karyawan pada Organisasi Baitul Maal (X1). watTamwil

2. Prestasi (BMT) di Ko ta Kerja (X2) Palu.

3. Efektivitas

Organisasi Anal is is data (Y) dengan analisis

berjalur.

I. Komitmen Metode analisis Oraganisasi data yang 2. Gaya digunakan terditi Kepemimpi dari UJI kualitas nan data, statistik 3. Motivasi deskriptif, uji 4. Perilaku asumsi klasik, uji Etis hipotesis dengan 5. Pmtisipasi regresi linier Anggaran sederhana dan uji 6. Kinerja interak:>i.

Hasil Penelitian Prestasi kerja berpengaruh secara langsung terhadap

efektivitas organisasi.

Prestasi keija melalui sistem komitmen

orgamsas1 berpengaruh secara tidak lansung terhad ap efektivitas.

Has ii dari penelitian !Ill

menunjukan partisipasi

anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kine1ja manajerial, dan moderating ti dak berpengaruh yang signifikan terhadap

(54)

No. Peneliti 3. 4. (Tahun) Rizky Silvia Lestarie (2009) Samsul Bahri (2010) Judul Penelitian Pengarnh Locus of Control,

Strnktur Audit, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Pengaruh Motivasi, Tindakan

Supervisi, dan Buda ya

Organisasi Terhadap

Kinerja (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di OKI Jakarta dan Tangerang Selatan)

[image:54.595.65.499.150.691.2]

Bersambung pada halaman berikut.

Tabel. 2.1 (lanjutan)

Variabel Metodologi penellitian 1. Locus

Control

(X1)

of Metode regresi berganda dan me to de

2. Strnktur Audit (X2) 3. Komitmen Organisasi (Xi)

4. Kinetja (Y)

penentuan sampel menggunakan metode convenience sampling

Has ii

Penelitian Has ii

menujukan

Locus of

Control,

stuktur audit, komitmen organisasi signifikan terhadap kinerja baik secara

bersama-sama maupun secara terpisah.

Hasil dari 1. Motivasi

(X1) 2. Tindakan Supervisi (X2) Pengujian dalam penelitian

penelitian ini

1111 menyatakan

3. Budaya Organisasi (X3) Kine1ja Auditor Junior (Y)

UJt motivasi ad al ah

validitas dengan menggunakan

Pearson

Correlation, uji reliabilitas dengan menggunakan

Cronbach Alpha serta uji hipotesis dengan menggunakan

Koefisien Determinasi,

uji F dan Uji T

berpengaruh dengan kinerja auditor,

tindakan supervise berpengaruh terhadap

(55)

Tabel 2 1 (lanjutan)

No. Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Penelitian

(Tahun) Penelitian oenelitian

5. Siti Pengaruh I. Komitmen Penelitian ini Basil menujukan Fatimah Komitmen Oraganisasi menggunakan bahwa komitmen (2010) Organisasi, (X1) metode analisis organisasi

Motivasi 2. Motivasi (X2) regres1 berpengarnh positif Terhadap 3. Kepuasan (X) berganda dan signifikan

Kepuasaan 4. K.inerja (Y) terhadap kinerja

Kerja dan akuntan

Implikasinya pendidikan,

Terhadap motivasi

Kinerja berpengaruh positif

Individual dan signifikan

(Stu di Pada terhadap kinerja

Akuntan akuntan

Pendidikan pendidikan,

di Perguruan kepuasan kerja

Tinggi berpengaruh

Islam) terhadap kinerja

6 Shadare Influence of 1. Work I . Stratified Based on the Oluseyi A work Motivation random findings of this

dan Motivational ( X1) sampling study, it was

Hammed

,

Leadership 2. Leadership 2. Mul1iple recommended that T.Ayo Effectiveness Effectiveness regrcss10n employers, human and Time (X2) method and resources managers Management 3. Time com:lational and other leaders in

on Management matrix organizationas are

Employess (X3) encourages to show

Performance 4. Employess greater interest in

m some Performance the welfare of

selected (Y) workers to make

Industries lll them more valuable

Ibadan, Oyo contributors to the

state, Nigeria success of the

organization

[image:55.595.70.522.127.694.2]
(56)

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjacli antara variabel inclepenclen yaitu motivasi, keclisiplinan, clan komitmen organisasi terhaclap variabel clepenclen yaitu kinerja. Data yang cligunakan clalam penelitiaan ini berupa data p1imer yang cliperoleh clengan menggunakan kuesioner, yang cliberikan pada karyawan yang bekerja di Bintaro Plaza.

(57)
[image:57.595.93.501.142.706.2]

Motivasi (X1)

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Kedisiplinan (X2)

Uji Kualitas Data: a. Uji Validitas b. Uji reliabilitas

Uji model regresi

Uji Asumsi Klasik: a. Uji Multikorelasi b. Uji Heteroskedastisitas c. Uji Nmmalitas

d. Uji Autokorelasi

Uji regresi berganda

Uji Hipotesis: a. Uji t b. Uji F

(58)

G. Hipotesis

Arikunto (2002) menyatakan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut :

I. H01 : Motivasi tidak mempunyai pengarnh secara signifikan terhadap Kinerja karyawan pada Bintaro Plaza.

Ha1 : Motivasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kinerja

karyawan pada Bintaro Plaza.

2. H02 : Kedisiplinan tidak mempunyai pengarnh secara signifikan terhadap

Kinerja karyawan pada Bintaro Plaza.

Ha2 : Kedisiplinan mempunyai pengarnh secara signifikan terhadap Kinerja

karyawan pada Bintaro Plaza.

3. HOi Komitmen organisasi tidak mempunyai pengarnh secara signifikan terhadap Kinerja karyawan pada Bintaro Plaza.

Hai : Komitmen organisasi mempunyai pengarnh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bintaro Plaza.

4. H04 : Motivasi, Kedisiplinan, Komitmen organisasi tidak mempunyai

pengarnh secara signitkan terhadap kinerja karyawan secara simultan. Ha4 : Motivasi, Kedisiplinan, dan Komitmen organisasi mempunyai

(59)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa pengaruh motivasi, kedisiplinan, dan komitmen organisasi terhadap lkinerja karyawan yang bekerja di Bintaro plaza. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai bu Ian Juli 2011. Lokasi penelitian ini di Bin taro Plaza yang beralamat di JI. Bin taro utama III sektor 3A, Bintaro.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunym cm-cm atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data atau informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya (Riduwan, 2008:40).

Teknik penentuan smnpel dalam penelitian menggunakan teknik NonProbability. Menurut Siagian (2000:119) NonProbability yaitu penarikan sampel secara tidak acak. Dengan menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif, (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling

(60)

cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pada Bintaro Plaza.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Slavin dalam Umar Husein (2008:65), yaitu sebagai berikut:

Dimana:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

N

n=---,-1 +N e 2

e =Batas kesalahan maksimal yang ditolerir dalam sampel (10 %)

Dalam penelitian ini data jumlah populasi yang diperoleh dari informasi kantor Bintaro Plaza yaitu sebanyak 129 orang karyawan, karena populasi peneliti terdiri < 500 orang maka penelitian ini menggunakan nilai preposisi yang ditetapkan sebesar 10 % (Umar Husein, 2004:78). Maka rnmus yang digunakan sebagai berikut:

129

n -i+129 co.1)'

=

56,33
(61)

C. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini aclalah data pruner yang cliperoleh dengan menggunakan instrnmen atau alat kuesioner berisi sejumlah pe1ianyaan tertulis yang terstrnktur untuk memperoleh infonnasi dari responden, baik itu tentang pribadinya maupun hal-hal lain yang ingin cliketahui.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka clan penelitian lapangan.

I. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan mernpakan bahan utama clalam penelitian data sekuncler (Indriantoro clan Supomo, 2002: 150). Peneliti rnernperoleh data yang berkaitan dengan rnasalah yang sedang diteliti rnelalui buku, jumal, slaipsi, internet dengan tujuan untuk rnemperoleh data sekuncler yang berhubungan clengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

(62)

D. Metode Analisis

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Deskriptif Demografi Respond en

Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai

karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang

menunjukan besamya frekuensi absolut dan presentase yang terdiri dari

kategori: jenis kelamin, umur, pendidikan, dan lama beke1ja responden.

(Ghozali, 2005: 19). 2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti

menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson

Correlation yaitu dengan earn menghitung korelasi antara nilai yang

diperoleh dari pe1ianyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation

yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh

(63)

a) Jika r hitung > r tahcJ maka pertanyaan clikatakan valid. b) Jika r hitung < r tobcl maka pertanyaan clikatakan ticlak valid.

Aclapun menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan clengan skor total menggunakan rumus korelasi product moment clan clengan nilai r エ。「」jセ@ 0,361. Jika hasil lebih clari 0,361 maka pertanyaan dikatakan valid clan sebaliknya jika kurang clari 0,361 maka pertanyaan clikatakan ticlak valid (Priyatno, 2009: 119).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas cligunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pe1tanyaan adalah konsisten atau stabil clari waktu ke waktu. Untuk menguknr reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2005:42).

(64)

diproses dengan menggunakan Software Statistic Product and Service

Solution (SPSS) 17.0for Windows.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti

melakukan uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas, UJI

1101malitas, dan uji Autokorelasi.

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas be1tujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji

multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Injlantion

Factor (VIF) (Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieaiitas (multiko ). Model

regresi yang baik seharusnya tidak te1jadi korelasi di antara variabel

independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Iriflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel

independen ( Ghozali, 2005 :91 ). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka I dan

mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model

(65)

variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,05). Jika korelasinya kuat, maka te1jadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksama variansi dari residual satn pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residul satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedesitas. Model regres1 yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot

antara nilai prediksi variabel terikat (ZP RED) dengan residual

(SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suaiu pola titik seperti titik

yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik

plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:150). c. Uji Normalitas

(66)

Distribusi normal akan membentuk satu gans !urns diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual n01mal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005: 110). d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suat11 model regresi linear ada korelasi antara kesalahaan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya problem autokorelasi (Ghozali, 2009 : 99). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat diambil patokan sebagai berikut (Sunyoto, 2008:90):

1) Angka DW dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif.

2) Angka DW diantara -2 samapai +2, berarti tidak terdapat autokorelasi.

3) Angka DW diatas +2 berarti terdapat autokorelasi negatif.

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Menumt Santoso (2004: 163) model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan

(67)

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: motivasi, kedisplinan, dan komitmen organisasi. Sedangkan variabel dependen yaitu kinerja karyawan.

Pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi (R 2)

Menyatakan bawa koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara no! dan satu.Jika nilai R2 mendekati I (satu}, maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknua, jika R2 mendekati 0 (no!) maka semakin lemah variasi variabel independen menerang kan variabel dependen terbatas. Sedangkan unh1k mengetahui berapa besamya sumbangan masing-masing variabel bebas terhadapa variabel te1ikatnya digunakan (r2) parsialnya. Selain R2 untuk menguji dete1minasi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) akan dilakukan dengan melihat pada koefisien korelasi parsial r2, nilai r2

(68)

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengarnh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84).

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengarnh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel inde

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................................
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ...................................................................
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

administrasi kantor dan etos kerja aparatur berdasarkan prinsip good govermance untuk mendukung pelayanan publik 1 Paket 5.000.000 5.000.000 Dinas Pertanian dan

tidak ada yang

Dari hasil pengabdian masyarakat berupa pelatihan penerapan metode SERVQUAL sebagai salah satu alat ukur kualitas pelayanan bagi ta’mir masjid Al-Amin dapat ditarik

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas sumber daya manusia, lokasi pusat distribusi, biaya logistik terhadap kelancaran pengiriman barang ke gerai

Pengaruh efisiensi modal kerja yang terdiri dari variabel Tingkat Perputaran Modal Kerja( Working Capital Turnover ), RasioLancar (Current ratio ) dan Rasio kecukupan kas( Cash to

11 Mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet makanan berpengaruh terhadap zat besi yang diserap oleh tubuh, sehingga mengkonsumsi bahan pengawet makanan dapat

Dasar yang digunakan untuk menggolongkan adalah titik ilokusi (illocutionary point) atau tujuan ilokusi, yaitu, 1) asertif; titik ilokusi asertif adalah untuk mengikat penutur

[r]