• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode Januari Sampai Desember Tahun 2011-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode Januari Sampai Desember Tahun 2011-2015)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan/instansi

tempat penelitian, menyetujui:

“Untuk memberikan Kepada Universitas Komputer Indonesia

Hak Bebas Royalti

Noneksklusif

atas penelitian ini dan bersedia untuk di-

online-

kan

sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan penelitian”.

Bandung, Agustus 2016

Penulis

Kepala Subbagian Umum Dan

Kepatuhan Internal

Fina Lusiyana

Ade Witarsa

NIM: 21112810

NIP: 196503291985031001

Mengetahui:

Dosen Pembimbing,

Dr. Siti Kurnia Rahayu,SE., M.Ak., Ak.,CA NIP. 4127.34.03.015

Catatan:

Bab I, II, IV, V, Lampiran tidak di-

online

-kan dengan alasan:

1.

Pihak instansi tidak ingin dipublikasikan dan

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KUALITAS PEMERIKSAAN PAJAK DAN PENCAIRAN

TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode Januari

sampai Desember Tahun 2011 - 2015)

THE INFLUENCE QUALITY OF TAX AUDIT AND DISBURSEMENT OF

TAX ARREARS TO TAX REVENUE

(Study on Tax Service Office Pratama Sumedang Periode January until

December at Years 2011 - 2015)

Fina Lusiyana

21112810

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada tanggal:

Agustus 2016

Menyetujui,

Pembimbing

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA

NIP. 4127.34.03.015

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr.Hj.Dwi Kartini,SE.Spec.Lic

NIP. 4127.70.019

Ketua Program Studi Akuntansi

(4)
(5)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1.

Karya tulis saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat

gelar akademik (Sarjana), baik di UNIKOM maupun diperguruan tinggi

lain.

2.

Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3.

Dalam Karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan dalam naskah dan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang

berlaku.

Bandung, Agustus 2016

(6)
(7)

128

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

Identitas Pribadi

Nama

: Fina Lusiyana

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir

: Bandung, 11 Februari 1994

Agama

: Islam

Nama Ayah

: Pawit Usgianto

Nama Ibu

: Rasiah

Alamat

: Jl. Jatihandap No.13 Rt.02 Rw.15 Cicaheum

Bandung

II.

Pendidikan

1.

TK Tunas Mandala : 1999

2000

2.

SDN Jatihandap III : 2000

2006

3.

SMP PGII 2

: 2006

2009

4.

SMA PGII 1

: 2009

2012

(8)

PENGARUH KUALITAS PEMERIKSAAN PAJAK

DAN PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK

(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode Januari

sampai Desember Tahun 2011 - 2015)

THE INFLUENCE QUALITY OF TAX AUDIT AND

DISBURSEMENT OF TAX ARREARS TO TAX REVENUE

(Study on Tax Service Office Pratama Sumedang Periode January until

December at Years 2011 - 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Fina Lusiyana

NIM. 21112810

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,

kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Skripsi,

penulis melaksanakan studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

Tugas Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat Mata

Kuliah Skripsi dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dimana judul yang diambil yaitu

PENGARUH KUALITAS PEMERIKSAAN

PAJAK

DAN

PENCAIRAN

TUNGGAKAN

PAJAK

TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK

.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun Tugas Skripsi ini,

penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Ibu Dr. Siti

Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA. selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk

yang sangat berharga demi selesainya penyusunan Tugas Skripsi

ini. Dengan do’a,

semangat, dan ikhtiar penulis mampu melewatinya.

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(10)

iv

2.

Bapak Dr. Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

3.

Ibu Prof, Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E.,Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

4.

Seluruh Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis.

5.

Seluruh Staf di lingkungan KPP Pratama Sumedang.

6.

Bapak, Ibu, dan Kakakku yang tercinta yang selalu mendo

akan, memberikan

segala kasih sayang, perhatian, dan dukungan serta motivasi yang sangat berarti

kepada penulis.

7.

Yang tercinta Keluarga besar dan saudara-saudara yang tidak henti memberikan

semangat dan dukungan kepada penulis.

8.

Yang tercinta

Rijal Ma’sum Sunarto yang selalu memberikan bantuan, do’a,

semangat, dan motivasi kepada penulis.

9.

Sahabat-sahabatku Yulia Astuti, Rani Ratna Wulan. Mariyah Ulfah Agniya,

Dililla Fadhilah yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta bantuan

secara moril maupun materiil kepada penulis.

10.

Teman-teman seperjuangan 4 Akuntansi 7 yang selalu memberikan bantuan dan

kontribusinya sehingga Tugas Skripsi ini dapat terselesaikan.

11.

Semua pihak yang telah membantu memberikan semangat serta do’anya kepada

penulis yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu.

(11)

v

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bandung, Agustus 2016

(12)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRACT

……….

i

ABSTRAK

………...

ii

KATA PENGANTAR

………...

iii

DAFTAR ISI

………

vi

DAFTAR GAMBAR

………...

ix

DAFTAR TABEL

………...

x

DAFTAR LAMPIRAN

………...

xi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian………....

1

1.2

Identifikasi Masalah………....

12

1.3

Rumusan Masalah………...

12

1.4

Maksud dan

Tujuan Penelitian………....

13

1.5

Kegunaan Penelitian………....

13

1.5.1

Kegunaan Praktis………...

13

1.5.2

Kegunaan Akademis………....

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1

Kajian Pustaka

………...

15

2.1.1

Kualitas Pemeriksaan Pajak……….

15

(13)

vii

Pajak

………...

16

2.1.1.4

Teknik dan Metode Pemeriksaan Pajak….

18

2.1.1.5 Jangka Waktu Peme

riksaan………...

19

2.1.1.6 Jenis-

Jenis Pemeriksaan Pajak…………...

19

2.1.1.7

Indikator Kualitas Pemeriksaan Pajak…...

20

2.1.2 Pencairan

Tunggakan Pajak………...

21

2.1.2.1

Pengertian Pencairan Tunggakan Pajak…

. 21

2.1.2.2 Mekanisme Pencairan Tunggakan Pajak...

23

2.1.2.3

Indikator Pencairan Tunggakan Pajak…

...

24

2.1.3

Penerimaan Pajak……….

24

2.1.3.1

Pengertian Penerimaan Pajak………

. 24

2.1.3.2 Jenis-Jenis Penerimaan dari Sektor Pajak.. 25

2.1.3.3 Faktor-

Faktor Penerimaan Pajak………...

26

2.1.3.4

Indikator Penerimaan Pajak………...

26

2.2

Kerangka Pemikiran……….

27

2.2.1 Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak Terhadap

Pen

erimaan Pajak……….

27

2.2.2 Pengaruh Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap

Penerimaan Pajak……….

29

2.3

Hipotesis………...

33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian yang Digunakan

……….

34

3.2

Operasionalisasi Variabel……….

36

3.3

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data………..

40

3.3.1

Sumber Data……….

40

3.3.2

Teknik Pengumpulan Data………...

41

3.4

Populasi, Sampel

dan Tempat serta Waktu Penelitian…….

41

3.4.1

Populasi………

41

3.4.2

Sampel………..

42

(14)

viii

3.5

Metode Pengujian Data………

45

3.6

Metode Analisis Data………...

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian………

56

4.1.1

Hasil Analisis Deskriptif………..

56

4.1.1.1

Kualitas Pemeriksaan Pajak………

...

57

4.1.1.2

Pencairan Tunggakan Pajak………

...

61

4.1.1.3

Penerimaan Pajak………

...

64

4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif

………..

68

4.1.2.1

Pengujian Asumsi Klasik………

...

69

4.1.2.2

Regresi Linier Berganda………

. 74

4.1.2.3

Koefisien Korelasi………

..

75

4.1.2.4 Pengujian

Hipotesis………

77

4.1.2.5

Koefisien Determinasi………

80

4.2

Pembahasan………...

81

4.2.1 Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak Terhadap

Penerimaan Pajak……….

83

4.2.2 Pengaruh Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap

Penerimaan Pajak……….

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan………..

93

5.2

Saran………

94

DAFTAR PUSTAKA

……….

97

LAMPIRAN

...

102

(15)

97

DAFTAR PUSTAKA

Andi Marduati. 2012.

Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat

Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Makassar Barat.

Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas

Hasanuddin.

Anik Rahmawati. 2010.

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan Pada KPP Pma Lima Jakarta Tahun 2007-2008.

Skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Anjarini Kusujarwati, Buntoro Heri Prasetyo dan Lia Dahlia Irani. 2012.

Analisis

Pelaksanaan

Pemeriksaan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi Pada

KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu.

Jurnal

Akuntansi Perpajakan 2012

Aurelia Indah Molle, Sifrid S. Pangemanan, dan Harijanto Sabijono.

Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib

Pajak Orang Pribadi Pada Kpp Pratama Manado.

Jurnal EMBA.Vol.2 No.4

Desember 2014, Hal. 108-115.

Bambang Brodjonegoro. 2015.

Gagal Capai Target, Ini Kata Menkeu Soal

Tunjangan Pegawai Pajak.

Jakarta:

http://liputan6.com/permintaan-JK-saat-penerimaan-pajak-tak-capai-target. Senin, 12 Oktober 2015.

Cahya. 2013.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak

Penghasilan Orang Pribadi (studi pada Kantor Pelayanan Pajak Kota

Bandung).

Skrpsi (S1).

Program studi akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Pasundan.

http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/54/jbptunpaspp-gdlcahya09402-2652-1 skripsi--).pdf. Hal 13-47.

Diah Putri Pertiwi. 2014.

Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan

Surat Paksa Terhadap Efektivitas Pencairan Tunggakan Pajak : Studi Kasus

pada KPP Pratama Bandung Karees Periode 2010-2013

. Volume 18 No. 2,

Agustus 2014.

Diana Sari. 2013.

Konsep Dasar Perpajakan

. Bandung: PT Refika Adimata.

Diaz Priantara. 2012.

Perpajakan Indonesia Edisi 2

. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Edi Slamet. 2016.

Kurang Bayar Wajib Pajak 2014 Naik 75,3 persen

. Jakarta:

http://suaramerdeka.com/kurang-bayar-wajib-pajak-2014-naik-75,3-persen.

(16)

98

Enny Sri Hartati. 2016.

Kekurangan Penerimaan Pajak Tertinggi dalam Sejarah.

Jakarta:

http://liputan6.com/kekurangan-penerimaan-pajak-tertinggi-dalam-sejarah. Senin, 4 Januari 2016.

Erly Suandy. 2011.

Hukum Pajak

. Jakarta: Salemba Empat.

Ervina Krisbianto. 2007.

Efektifitas Pelaksanaan Pemeriksaan Dalam Rangka

Meningkatkan Penerimaan Negara Dari Sektor Pajak

. Jurnal Jurusan Iesp

Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang

Euphrasia Suhendra. 2010.

Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Terhadap Peningkatan

Penerimaan Pajak Penghasilan Badan.

Depok : Studi

pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Jakarta.

Jurnal Ekonomi

Bisnis No,1 Volume 15, April 2010.

H. Simanjuntak Timbul dan Mukhlis Imam. 2012.

Dimensi Ekonomi Perpajakan

Dalam Pembangunan Ekonomi

. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Husein Umar. 2011.

Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua

.

Jakarta: Rajawali Pers.

http://khusnul1993.blogspot.com

http://www.pajak.go.id/content/article/pajak-sebagai-ujung-tombak-pembangunan

[21 Januari 2015]

Indry Anggina Hasibuan, Yunilma, dan Popi Fauziati.

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di

KPP Pratama Padang

. Jurnal Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta.

John Hutagaol. 2007.

Perpajakan : Isu isu Kontemporer

. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013. Tentang:

Tata Cara

Pemeriksaan

.

Manik, Henry, Rotuahman. 2012.

Analisis Pengaruh Inflasi,

Pengeluaran

Pemerintah,

Investasi, Sumber Penghasilan

Perusahaan dan Sumber

Pendapatan Masyarakat Terhadap

Penerimaan Pajak Penghasilan di

Kota

Medan (Analisis Jalur).

Tesis Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Mardiasmo. 2011.

Perpajakan Edisi Revisi 2011

. Jogjakarta: Andi Offset.

Mardiasmo. 2013.

Perpajakan Edisi Revisi

. Yogyakarta: Andi Offset.

(17)

99

Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP

Pratama Denpasar Timur

. Jurnal Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana.

Marisa Herryanto dan Agus Arianto Toly. 2013.

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,

Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, dan

Pemeriksaan Pajak terhadap

Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Sawahan.

Jurnal

TAX &

ACCOUNTING REVIEW, VOL.1, NO.1,2013.

Nur Cahyonowati, Faisal, dan Dwi Ratmono, 2012.

Peranan Etika, Pemeriksaan,

Dan Denda

Pajak Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9,

No. 2, hal 136

153

Otto Endy Panjaitan. 2010.

Ditjen Pajak Raup Rp 1,2 Triliun

. Diakses pada 28 April

2014 dari http://kompas.com

Panca Kurniawan dan Bagus Pamungkas. 2006.

Penagihan Pajak

. Malang: Bayu

Media.

Putu Putra Mahendra dan I Made Sukartha. 2014.

Pengaruh Kepatuhan,

Pemeriksaan, dan Penagihan Pajak Pada Penerimaan Pajak Penghasilan

Badan.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Vol.9(3).

Rahmad Husein. 2013.

Pengaruh Inflasi, Jumlah Wajib Pajak Dan Pemeriksaan

Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota

Padang

. Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta.

Riza Alhusna Hursheha, Trisni Suryarini, dan Kiswanto. 2014.

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penerimaan Pajak. Accounting Analysis Journal

. ISSN

2252-6765.

Simanjuntak Timbul Hamonangan dan Mukhlis Imam. 2012.

Dimensi Ekonomi

Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi

. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Siti Kurnia Rahayu. 2010.

Perpajakan Indonesia

. Yogyakarta: Graha Pustaka.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan.

Teori dan Teknis

Perhitungan.

Jogjakarta: Graha Ilmu.

Siti Resmi. 2011.

Perpajakan: Teori dan Kasus

. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba

Empat.

(18)

100

Sugiyono. 2011.

Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012.

Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) .

Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013.

Metode Penelitian Manajemen

. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014.

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed

Method). Bandung

: Alfabeta.

Sugiyono. 2015.

Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung

: Alfabeta.

Supramono dan Theresia. 2010.

Perpajakan Indonesia

. Jakarta: Andi

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 29/PJ/2012 tanggal 11 Mei 2012

tentang Kebijakan Penagihan Pajak Tahun 2012.

____________. SE-10/PJ.04/2008.

Tentang Kebijakan Pemeriksaan

Sutanto, M. (2009).

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak

dan Jumlah Pemeriksaan terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan

di Kantor Pelayanan Pajak Mataram.

Unpublished undergraduate

thesis

,

Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Uma Sekaran. 2006.

Research Methods for Business Buku 2 Edisi 4

. Salemba

Empat. Jakarta.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati. (2010).

Penulisan

Karya Ilmiah. Bekasi

: Ganesis.

. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa.

. Undang-undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat

1 tentang Pajak.

Waluyo. 2007.

Perpajakan Indonesia

. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo. 2010.

Perpajakan Indonesia

. Jakarta: Salemba Empat.

(19)

101

Wirawan B. Ilyas dan Pandu Wicaksono. 2015.

Pemeriksaan Pajak

. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Wirawan B. Ilyas dan Rudy Suhartono. 2012.

Perpajakan

. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

(20)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian yang Digunakan

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2014:8), penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

“M

etode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan

”.

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu

peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan.

Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris, dan sistematis”.

Berdasarkan dari pengertian di atas, maka metode penelitian adalah teknik

atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mencatat data, baik data

primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun

karya ilmiah yang kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan

pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang

akan diinginkan.

(21)

35

diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek

yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2014:147) mendefinisikan metode deskriptif adalah

sebagai berikut:

“Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Menurut Sugiyono (2012:8) menyatakan bahwa metode verifikatif adalah

metode penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa metode

penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, sedangkan

metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran teori dan

hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai keterkaitan antara kualitas

pemeriksaan pajak, pencairan tunggakan pajak, dan penerimaan pajak.

Dalam sebuah penelitian, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah

objek penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah sumber

informasi dalam sebuah penelitian. Objek penelitian merupakan sesuatu yang

menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran

dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan

yang terjadi.

(22)

36

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dalam penelitian ini yang menjadi objek

penelitian adalah kualitas pemeriksaan pajak dan pencairan tunggakan pajak

terhadap penerimaan pajak.

Menurut Uma Sekaran (2006:248) unit analisis adalah tingkat pengumpulan

data yang dikumpulkan selama analisis data. Maka unit analisis adalah tempat

dimana peneliti mengumpulkan data dan data tersebut dapat digunakan untuk

penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Sumedang.

Menurut Khusnul Khotimah (2013) unit observasi adalah satuan dari mana

kita mendapatkan informasi. Maka unit observasi adalah tempat dimana kita

mendapatkan informasi mengenai data penelitian. Unit observasi dalam penelitian

ini adalah dilakukan pada seksi pemeriksaan, seksi penagihan, dan seksi Pusat Data

dan Informasi (PDI).

3.2

Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta

skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian

hipotesis dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:31) mendefinisikan operasionalisasi

variabel adalah sebagai berikut:

(23)

37

operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator

masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual

maka perlu dilakukan analisis faktor”.

Menurut Sugiyono (2012:38), menyatakan bahwa variabel penelitian adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik

kesimpulan.

Hipotesis yang diajukan diuji melalui variabel-variabel yang akan diteliti

sebagai berikut:

1)

Variabel Bebas/Independent Variable (X1 dan X2)

Menurut Sugiyono (2012:39), menyatakan bahwa variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel

dependent

(terikat).

Adapun variabel bebas (

independent variable

) dalam penelitian ini adalah

kualitas pemeriksaan pajak (Variabel X1), dan pencairan tunggakan pajak (Variabel

X2).

(24)

38

diterbitkan sebagai output dari kualitas pmeriksaan pajak.

Variabel pemeriksaan

pajak diukur dengan indikator Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan oleh

fiskus yang berupa jumlah rupiah dalam SKPKB.

Pencairan Tunggakan Pajak (Variabel X2) dapat dikatakan sebagai

pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang

digunakan untuk pelunasan piutang pajak dan diajukannya keberatan atau banding

sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah piutang pajak serta jika penanggung

pajak sudah meninggal dunia dan berpindah tempat maka piutang pajak tersebut

akan dihapuskan karena penanggung pajak sudah tidak ada atau tidak dapat

ditemukan lagi. Variabel pencairan tunggakan pajak diukur dengan indikator

jumlah pencairan tunggakan pajak.

2)

Variabel Tidak Bebas/Dependent Variable (Y)

Menurut Sugiyono (2012:39), menyatakan bahwa variabel tidak bebas adalah

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Adapun variabel tidak bebas (

dependent variable

) dalam penelitian ini adalah

penerimaan pajak (variabel Y).

(25)

39

[image:25.595.116.513.164.767.2]

Maka operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Variabel X1: Kualitas Pemeriksaan Pajak

Kualitas pemeriksaan pajak adalah pemeriksaan pajak akan dapat menjadi berkualitas bila didukung dengan tahapan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya, jangka waktu penyelesaian pemeriksaan pajak yang tepat waktu, dan mengikuti standar atau pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh perundang-undangan perpajakan. Kualitas pemeriksaan pajak merupakan dasar untuk penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang hanya terbatas pada wajib pajak tertentu yang disebabkan ketidakbenaran pengisian SPT, dapat juga karena ditemukan data fiskal yang tidak dilaporkan, sehingga SKPKB diterbitkan sebagai output dari kualitas pmeriksaan pajak.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010: 52 dan 264)

Indikator kualitas pemeriksaan pajak diukur dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan oleh fiskus yang berupa jumlah rupiah dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:52)

Rasio

Variabel X2: Pencairan Tunggakan Pajak

Pencairan tunggakan pajak adalah Pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang digunakan untuk pelunasan piutang pajak dan diajukannya keberatan atau banding sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah piutang pajak serta jika penanggung pajak sudah meninggal dunia dan berpindah tempat maka piutang pajak tersebut akan dihapuskan karena penanggung pajak sudah tidak ada atau tidak dapat ditemukan lagi.

Waluyo (2010:64)

Indikator pencairan tunggakan pajak yaitu Jumlah Pencairan Tunggakan Pajak. Waluyo (2010:64) Rasio Variabel Y: Penerimaan pajak

Penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat, naik turunnya penerimaan pajak sendiri dapat dilihat dari realisasi penerimaan pajak serta pencapaian dari target penerimaan pajaknya.

Supramono dan Theresia (2010:1)

Indikator penerimaan pajak yaitu Realisasi penerimaan pajak.

Supramono dan Theresia (2010:1)

(26)

40

Penelitian ini menggunakan skala rasio. Menurut Bambang Jatmiko

(2008:41) menyatakan bahwa skala rasio adalah skala pengukuran yang sudah

dapat digunakan untuk menyatakan peringkat atau tingkatan dan jarak atau interval

antar tingkatan sudah jelas dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

Skala ukur pada penelitian ini menggunakan data berupa angka yang di dapat

dari data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

3.3

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2014:308) sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2014:308)

mendefinisikan sumber data primer dan sekunder adalah sebagai berikut:

“Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder adalah sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen”.

(27)

41

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015:236) teknik pengumpulan data merupakan

serangkaian cara-cara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data agar

diperoleh data yang valid,

reliable

, dan obyektif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi

kepustakaan

(Library Research)

. Studi Kepustakaan (

Library Research

),

didefinisikan sebagai berikut:

“Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur

dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur

berupa buku-buku (

text book

), peraturan perundang-undangan,

majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian

sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.

Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin

teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan

dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini”.

Berdasarkan pengertian di atas, data sekunder terkait kualitas pemeriksaan

pajak, pencairan tunggakan pajak, dan penerimaan pajak diperoleh dari data laporan

kualitas pemeriksaan pajak, pencairan tunggakan pajak, dan penerimaan pajak.

3.4

Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian

3.4.1

Populasi

(28)

42

Dengan diterbitkannya keputusan Dirjen Pajak tersebut maka terhitung mulai

tanggal 28 Agustus 2007 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang dinyatakan

resmi berdiri. Dengan demikian KPP Pratama Sumedang sudah berdiri sejak tahun

2007 hingga sekarang, sehingga populasi data yang sudah ada di KPP Pratama

Sumedang dari tahun 2007 – 2015.

Menurut keterangan di KPP Pratama Sumedang bahwa data yang boleh

publish

hanya 5 tahun kedepan yaitu dari tahun 2011 - 2015 karena untuk

tahun-tahun kebelakang data tidak di

publish

lagi dan arsip dianggap sudah dimusnahkan.

Menurut Sugiyono (2015:135), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka populasi sasaran yang diambil dalam

penelitian ini adalah data laporan kualitas pemeriksaan pajak, pencairan tunggakan

pajak, dan penerimaan pajak periode januari sampai dengan desember tahun 2011

2015, karena jika pertahun data tersebut tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

perhitungan statistik pada uji asumsi klasik sehingga data yang diambil dalam

penelitian ini sebanyak 60 bulan di KPP Pratama Sumedang.

3.4.2

Sampel

(29)

43

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus

dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2013:84) sampling jenuh

adalah :

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30

orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota

populasi dijadikan sampel”.

Jumlah sampel yang dianjurkan dalam suatu penelitian menurut Uma Sekaran

(2006:136) adalah :

“Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi linier berganda),

ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar jumlah variabel dalam penelitian dan

untuk sampel minimum adalah 30 yang dipecah kedalam subsampel

”.

Data yang diberikan oleh KPP Pratama Sumedang adalah sebagai berikut:

1)

Laporan Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan oleh fiskus yang

berupa jumlah rupiah dalam SKPKB di KPP Pratama Sumedang setiap

bulannya tahun 2011

2015.

2)

Laporan jumlah pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Sumedang

setiap bulannya tahun 2011 – 2015.

(30)

44

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah data

laporan kualitas pemeriksaan pajak, pencairan tunggakan pajak, dan penerimaan

pajak tahun 2011 - 2015 yang diambil dari setiap bulannya sebanyak 60 bulan di

KPP Pratama Sumedang.

3.4.3

Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu penelitian adalah sebagai berikut:

Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti, maka penulis mengadakan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sumedang yang berlokasi di Jl. Ibrahim Adjie No. 372 Bandung 40275 Telp. (022)

7333256.

Waktu Penelitian

[image:30.595.114.512.503.758.2]

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada Januari sampai dengan

September 2016.

Tabel 3.4

Waktu Penelitian

No Deskripsi Kegiatan 2016

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sep

1.

Pra Survei: a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Mencari KPP

2.

Usulan Penelitian a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Sidang UP d. Revisi UP 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan Data

5.

(31)

45

3.5 Metode Pengujian Data

Pengujian hipotesis yang menggunakan model regresi berganda harus dapat

memenuhi uji asumsi klasik. Hal ini bertujuan untuk menghindari estimasi yang

bias karena tidak semua data dapat menerapkan model regresi.

1)

Uji Normalitas

Menurut Husein Umar (2011:182) menyatakan bahwa uji normalitas adalah

untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya

berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.

Uji normalitas data penelitian ini menggunakan

Kolmogorov-smirnov Test

.

Dengan pengambilan dasar keputusan berdasarkan probabilitas (

Asymtotic

Significance

), menurut Singgih Santoso (2002:393) yaitu sebagai berikut:

1)

Jika probabilitas > 0.05 maka distribusi dari populasi adalah normal

2)

Jika probabilitas < 0.05 maka tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal

Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan seebagai

berikut:

1)

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi

asumsi normalitas (Singgih Santoso, 2002:322).

(32)

46

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang

diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk

menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini

akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi

normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

2)

Uji Multikolinieritas

Menurut Husein Umar (2011:177) menyatakan bahwa uji multikolinieritas

adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (variabel independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Jika

terdapat korelasi yang kuat diantara sesama variabel independen maka

konsekuensinya adalah:

1)

Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2)

Nilai standar eror setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel

independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang

mengakibatkan standar erornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk

pengujian ada tidaknya multikoliniearitas adalah melihat:

a)

Nilai tolerance

(33)

47

Rumus Variance Inflation Factors (VIF)

Gujarati (2003: 351)

Dimana R

i2

adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan

meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika

nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas

(Gujarati, 2003: 362).

3)

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Husein Umar (2011:179) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas

adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

lain.

Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen

yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji

apakah varian dari residual homogen digunakan uji

Glejser Test

, yaitu dengan cara

meregresikan variabel bebas terhadap nilai absolute dari residual (

error

). Apabila

ada koefisien variabel yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%,

mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Cara pengujian untuk mendeteksi ada

atau tidaknya heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat grafik plot

antara nilai produksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot.

Kriteria hasilnya adalah sebagai

berikut:

VIF=

(34)

48

1)

Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi

heteroskedastisitas.

2)

Jika tidak ada yang jelas serta titik-titinya menyebar di atas da di bawah

angka 0 (nol) pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4)

Uji Autokorelasi

Menurut Husein Umar (2011:182) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah

untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan

yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel

penelitian.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.

Autokorelasi ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Korelasi antar observasi ini diukur berdasarkan deret

waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu

dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya

autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak

effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi

menjadi tidak stabil.

(35)

49

Rumus Autokorelasi

� − � =

∑ ��−��−

∑��

(Gujarati, 2003: 467)

Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

1)

Jika D-W < dL atau D-W > 4

– dL, kesimpulannya pada data terdapat

autokorelasi

2)

Jika dU < D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi

3)

Jika dL ≤ D

-

W ≤ dU atau 4 –

dU ≤ D

-

W ≤ 4 –

dL, tidak ada kesimpulan.

Keterangan :

dU

: Batas bawah DW

DW : Durbin Watson

4-dU : Batas atas DW

3.6

Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang

hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan

penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Menurut Sugiyono (2012) analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh sumber terkumpul menggunakan

statistik.

(36)

50

Sugiyono (2010:277) regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan

peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk

membuktikan sejauh mana pengaruh kualitas pemeriksaan pajak dan pencairan

tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak.

1)

Persamaan Regresi

Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = α + b1X1 + b2X2 + ε

Keterangan :

Y

: Penerimaan Pajak

α

: Konstanta

b1, b2 : Koefisien regresi

X1

: Kualitas Pemeriksaan Pajak

X2

: Pencairan Tunggakan Pajak

ε

: Standar

error

2)

Analisis Koefisien Korelasi

(37)
[image:37.595.168.469.116.222.2]

51

Tabel 3.6

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2012: 184)

3)

Analisis Koefisien Determinasi

Analisis Koefisien Deteriminasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa

besar variabel independen (X) memiliki dampak terhadap variabel dependen (Y)

yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Kd = r² x 100%

Sumber: Umi Narimawati (2010:50)

Keterangan:

Kd

= Koefisien Determinasi

= Koefisien Korelasi

Adapun untuk mengetahui kontribusi pengaruh secara parsial, dapat diketahui

dari hasil perkalian antara nilai beta yang merupakan koefisien regresi

terstandarkan (

standardized coefficients

) dengan

zero-order

yang merupakan

korelasi parsial.

4)

Pengujian Hipotesis

(38)

52

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol

dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,

perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Model ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS dan bertujuan untuk

membuktikan hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada

tidaknya dampak variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak

terdapat dampak yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan

adanya dampak antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian

hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel

independent yaitu Kualitas Pemeriksaan Pajak (X1) dan Pencairan Tunggakan

Pajak (X2) terhadap variabel dependen yaitu Penerimaan Pajak (Y), hipotesis yang

diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

a)

Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Untuk menguji apakah ada hubungan signifikan dari variabel-variabel

bebas (X) berdampak terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian

dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1)

Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Kualitas Pemeriksaan

Pajak terhadap Penerimaan Pajak. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

Ho : β1 = 0

Tidak terdapat hubungan yang signifikan Kualitas Pemeriksaan

Pajak terhadap Penerimaan Pajak

(39)

53

terhadap variabel terikat Penerimaan Pajak.

2)

Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Pencairan Tunggakan

Pajak terhadap variabel terikat Penerimaan Pajak. Hipotesis statistik dari

penelitian ini adalah:

Ho : β

= 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan Pencairan Tunggakan

Pajak terhadap variabel terikat Penerimaan Pajak.

Ha : β

≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan Pencairan Tunggakan Pajak

terhadap variabel terikat Penerimaan Pajak.

3)

Menentukan tingkat signifikan.

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = (n-k-1), untuk menentukan t

tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan

yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili

hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang

umum digunakan dalam suatu penelitian.

4)

Menghitung nilai t hitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak dengan rumus:

ℎ� �� = � �√

1 − � �

� − � − 1

Sumber: Sugiyono (2008:184)

Keterangan:

r : Korelasi parsial yang ditentukan

n : Jumlah sampel

(40)

54

5)

Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipotesis setelah

dibandingkan antara t hitung dan t tabel dengan kriteria :

a)

Jika t

hitung

> t

tabel

maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b)

Jika t

hitung

< t

tabel

maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak

artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c)

t

hitung

, dicari dengan rumus perhitungan t

hitung

, dan

d)

t

tabel

, dicari di dalam tabel distribusi t

student

dengan ketentuan sebagai berikut,

α = 0,05 dan dk = (n

-k-1).

[image:40.595.189.435.394.511.2]

b)

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.6

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

c)

Penarikan Kesimpulan

(41)

55

Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol

(42)

PENGARUH KUALITAS PEMERIKSAAN PAJAK DAN PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK

(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode Januari sampai Desember Tahun 2011 - 2015)

THE INFLUENCE QUALITY OF TAX AUDIT AND DISBURSEMENT OF TAX ARREARS TO TAX REVENUE

(Study on Tax Service Office Pratama Sumedang Periode January until December at Years 2011 - 2015)

Oleh Fina Lusiyana

21112810

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

Tax revenue is influenced by several factors, including quality of tax audit and disbursement of tax arrears. The phenomenon occurs in KPP Pratama Sumedang that the quality of tax audit is still not good and disbursement of tax arrears not reach the target that effect the tax revenue does not reach the target. The purpose of this study was to examine and analyze the influence of the quality of tax audit and disbursement of tax arrears to tax revenue.

The method use in this research is descriptive and verification method with quantitative approach. Sources of data used is secundary data. The sample used was saturated sampling with amount 60 months. Technic analyzed data were using multiple linear regression with classic assumption test which include normality test, multicoliniarity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. Analysis tool used is SPSS version 21.0.

These results indicate that the quality of tax audits positively affects to tax revenue and disbursement of tax arrears positive effect to tax revenue.

Keywords : Quality of Tax Audit, Disbursement of Tax Arrears, Tax Revenue.

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan di segala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar. Peran serta masyarakat sangat diharapkan oleh pemerintah salah satunya adalah dengan membayar pajak (Manik, 2012).

Sektor pajak memiliki posisi yang sangat penting dan strategis bagi pendapatan negara, sehingga hampir tidak dapat disangkal bahwa pajak merupakan andalan pemasukan uang bagi negara (Siti Kurnia Rahayu, 2010:55). Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, pajak telah menjadi sumber utama penerimaan bagi negara dalam membiayai semua jenis pengeluaran baik itu pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan. Hal tersebut tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan pajak merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar (Muliari dan Setiawan, 2011).

(43)

(Supramono dan Theresia, 2010:1). Untuk menentukan penerimaan pajak memerlukan suatu perencanaan yang wajar dan objektif dalam arti tidak hanya berorientasi pada pencapaian penerimaan semata, akan tetapi juga harus melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi di dalam penentuan suatu target penerimaan pajak (Rahmad Husein, 2013). Oleh karena itu perlu dikaji faktor-faktor manakah yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak sehingga target yang dialokasikannya dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan potensi yang ada (Rahmad Husein, 2013).

Dilihat dari masalah yang terjadi bahwa penerimaan pajak 2015 tercatat gagal mencapai target, masalahnya sejak 2012 kinerja penerimaan pajak Indonesia jelek sekali, bukan karena perekonomian jelek, tetapi karena tax administration atau pengumpulan pajak yang lemah (Bambang Brodjonegoro, 2015).

Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak wajib pajak yang belum melaporkan kewajiban perpajakannya dengan benar, sehingga penerimaan pajak selama ini belum optimal. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berupaya melakukan kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi melalui kualitas pemeriksaan pajak (Nur Hidayat, 2005).

Pemeriksaan pajak pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan pemeriksaan yang akan dicapai (Anjarini Kusujarwati, Buntoro Heri Prasetyo dan Lia Dahlia Irani, 2012). Sehingga banyak hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak diantaranya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu teknologi informasi, jumlah sumber daya manusia, kualitas sumber daya, dan sarana prasarana pemeriksaan, selain itu perlu diperhatikan kendala yang akan dihadapi dalam melaksanakan pemeriksaan pajak, yaitu kendala psikologis, komunikasi, teknis dan regulasi (Siti Kurnia Rahayu, 2010:260).

Kualitas pemeriksaan pajak adalah pemeriksaan pajak akan dapat menjadi berkualitas bila didukung dengan tahapan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya, jangka waktu penyelesaian pemeriksaan pajak yang tepat waktu, dan mengikuti standar/ pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan (Siti Kurnia Rahayu, 2010:264). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Marisa Herryanto dan Agus Arianto Toly (2013) menunjukkan bahwa hasil pengujian variabel pemeriksaan pajak secara parsial menyimpulkan bahwa pemeriksaan pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan.

Fenomena kualitas pemeriksaan pajak terkait dengan SKPKB yaitu bahwa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang dikeluarkan dalam empat tahun terakhir yaitu tahun 2012 – 2015 mengalami peningkatan. Meskipun SKPKB dalam periode tersebut meningkat cukup signifikan yang berpengaruh pada penerimaan pajak, namun DJP semakin gencar melakukan pemeriksaan kepatuhan pajak terhadap wajib pajak (Edi Slamet, 2016).

(44)

Pencairan tunggakan pajak adalah pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang digunakan untuk pelunasan piutang pajak dan diajukannya keberatan atau banding sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah piutang pajak serta jika penanggung pajak sudah meninggal dunia dan berpindah tempat maka piutang pajak tersebut akan dihapuskan karena penanggung pajak sudah tidak ada atau tidak dapat ditemukan lagi (Waluyo, 2010:64).

Fenomena pencairan tunggakan pajak yaitu hingga 31 Desember 2014 bahwa nilai tunggakan pajak yang belum dibayarkan berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencapai triliunan rupiah. Dari nilai tersebut pihaknya telah mencairkan tunggakan pajak hingga 24 Maret lalu. Pencairan tersebut diperoleh dari upaya penyanderaan yang dilakukan terhadap 12 penanggung pajak selama periode Januari hingga bulan ini. Tingginya nilai tunggakan pajak tidak diimbangi dengan kegiatan pencairan tunggakan pajak yang mengakibatkan menurunnya penerimaan pajak (Mekar Satria Utama, 2015).

Berdasarkan fenomena dan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak”.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah di dapat maka penulis dapat menuliskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1) Seberapa besar pengaruh kualitas pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak. 2) Seberapa besar pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mencari kebenaran atas pengaruh kualitas pemeriksaan pajak dan pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak dengan menggunakan data yang diperoleh dari uji empiris, guna memecahkan masalah.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah:

1) Untuk mengkaji dan menganalisis besar pengaruh kualitas pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak.

2) Untuk mengkaji dan menganalisis besar pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi pada penerimaan pajak maupun masalah pada kualitas pemeriksaan pajak dan pencairan tunggakan pajak. Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang dihasilkan, maka fenomena pada penerimaan pajak dapat diperbaiki dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak yang bermutu dan terpenuhinya pencairan tunggakan pajak yang sesuai dengan target.

1.4.2 Kegunaan Akademis

(45)

II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kualitas Pemeriksaan Pajak

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:264) kualitas pemeriksaan pajak adalah sebagai berikut:

“Pemeriksaan pajak akan dapat menjadi berkualitas bila didukung dengan tahapan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya, jangka waktu penyelesaian pemeriksaan pajak yang tepat waktu, dan mengikuti standar atau pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh perundang-undangan perpajakan”.

Sedangkan menurut John Hutagaol (2007:91) kualitas pemeriksaan pajak adalah pemeriksaan pajak akan jadi berkualitas serta dapat memberikan kepastian dan kepuasan bagi wajib pajak jika pemeriksaan pajak tersebut dapat diselesaikan tepat waktu.

2.1.1.1 Indikator Kualitas Pemeriksaan Pajak

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:52-56)indikator kualitas pemeriksaan pajak adalah Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh fiskus yang berupa jumlah rupiah dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). SKPKB sebagai output pemeriksaan pajak.

2.1.2 Pencairan Tunggakan Pajak

Menurut Waluyo (2010:64) pencairan tunggakan pajak adalah sebagai berikut:

“Pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang digunakan untuk pelunasan piutang pajak dan diajukannya keberatan atau banding sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah piutang pajak serta jika penanggung pajak sudah meninggal dunia dan berpindah tempat tinggal maka piutang pajak tersebut akan dihapuskan karena penanggung pajak sudah tidak ada atau tidak dapat ditemukan lagi”.

Sedangkan menurut Yustinus Prastowo (2009:164) menyatakan bahwa pencairan tunggakan pajak adalah pembayaran utang pajak sebesar yang masih harus dibayar sesuai administrasi di kantor pajak.

2.1.2.1 Indikator Pencairan Tunggakan Pajak

MenurutWaluyo (2010:64) indikator pencairan tunggakan pajak adalah jumlah pencairan tunggakan pajak.

2.1.3 Penerimaan Pajak

Menurut Supramono dan Theresia (2010:1) penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat.

Sedangkan menurut Simanjuntak Timbul Hamonangan dan Mukhlis Imam (2012:30) menyatakan bahwa penerimaan pajak adalah salah satu komponen penting dalam rangka kemandirian pembiayaan pembangunan.

2.1.3.1 Indikator Penerimaan Pajak

MenurutSupramono dan Theresia (2010:1) indikator penerimaan pajak adalah realisasi penerimaan pajak.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:245) bahwa untuk melaksanakan upaya penegakan hukum tersebut salah satunya melalui tindakan pemeriksaan pajak, maka mutlak diperlukan tenaga pemeriksa pajak dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marisa Herryanto dan Agus Arianto Toly (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengujian variabel pemeriksaan pajak secara parsial menyimpulkan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan.

(46)

dalam mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, jika hal tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pemeriksaan dapat diatasi maka upaya peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak tentunya akan tercapai.

2.2.2 Pengaruh Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Menurut Mahendra (2014) dalam kenyataannya masih banyak Wajib Pajak yang sengaja melakukan kecurangan - kecurangan dan melalaikan kewajibannya dalam melaksanakan pembayaran pajak yang telah ditetapkan sehingga menyebabkan timbulnya tunggakan pajak yang mengakibatkan berkurangnya penerimaan pajak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riza Alhusna Nursheha, Trisni Suryarini, dan Kiswanto (2014) hasil penelitian menunjukkan bahwa modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan KPP Pratama Semarang Tengah Dua sudah efektif dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak Kemudian pelaksanaan pencairan tunggakan pajak yang dilakukan KPP Pratama Semarang Tengah Dua berhasil mencairkan tunggakan pajak yang terutang, sehingga meningkatkan penerimaan pajak. Dari hasil uji analisis regresi sederhana dikatakan bahwa, pencairan tunggakan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Sehingga karena keberhasilan pelaksanaan modernisasi sistem dan pencairan tunggakan pajak membuat penerimaan pajak di KPP Pratama Semarang Tengah Dua semakin tahun semakin meningkat.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penjelasan dan paradigma penelitian diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Kualitas Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang.

H2 : Pencairan Tunggakan Pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang.

III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati (2010:31) operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak Dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak”. Hipotesis yang diajukan diuji melalui variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

1) Variabel Bebas/Independent Variable (X1 dan X2)

Adapun variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah kualitas pemeriksaan pajak (Variabel X1), dan pencairan tunggakan pajak (Variabel X2).

2) Variabel Tidak Bebas/Dependent Variable (Y)

(47)

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2014:308) sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena peneliti tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015:236) teknik pengumpulan data merupakan serangkaian cara-cara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data agar diperoleh data yang valid, reliable, dan obyektif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan (Library Research). Studi Kepustakaan (Library Research) adalah penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2015:135), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka populasi sasaran yang diambil dalam penelitian ini adalah data laporan kualitas pemeriksaan pajak, pencairan tunggakan pajak, dan penerimaan pajak periode januari sampai dengan desember tahun 2011 – 2015, karena jika pertahun data tersebut tidak memenuhi syarat untuk dilakukan perhitungan statistik pada uji asumsi klasik sehingga data yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 60 bulan di KPP Pratama Sumedang.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2015:136), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah data laporan kualitas pemeriksaan pajak, pencairan tunggakan pajak, dan penerimaan pajak tahun 2011 - 2015 yang diambil dari setiap bulannya sebanyak 60 bulan di KPP Pratama Sumedang.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, maka penulis mengadakan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang yang berlokasi di Jl. Ibrahim Adjie No. 372 Bandung 40275 Telp. (022) 7333256. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari sampai September 2016.

3.5 Metode Pengujian Data 3.5.1 Uji Normalitas

Menurut Husein Umar (2011:182) menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.

Uji normalitas data penelitian ini menggunakan Kolmogorov-smirnov Test. Dengan pengambilan dasar keputusan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), menurut Singgih Santoso (2002:393) yaitu sebagai berikut:

(48)

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan seebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santoso, 2002:322).

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santoso, 2002:322).

3.5.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Husein Umar (2011:177) menyatak

Gambar

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.4 Waktu Penelitian
Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Gambar 3.6 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Kemajuan disiplin ilmu yang berarti bahwa peneliti membutuhkan lebih banyak pengetahuan untuk membuat kemajuan yang signifikan, permintaan seringkali hanya bisa

1) Setelah meninggalnya si terhukum, maka uang paksa yang telah ditetapkan dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap jangka waktu, tidak berkekuatan hukum lagi, tetapi apabila

Sistem akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan mekanisme pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang

kegiatan pembangunan berupa data potensi dan informasi pembangunan Kabupaten Agam tahun 2013, dengan alokasi dana pada tahun 2013 sebesar Rp.334.679.000,- realisasi sebesar

Juga dapat disimpulkan bahwa resonansi vortex-excited pada arah vertikal maupun torsional dengan ampiltudo yang lebih besar dari pada nilai yang diijinkan tidak

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “ Analisis Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham: Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur

Sehingga hal-hal tersebutlah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk mengkaji dan menganalisis kembali putusan hakim Pengadilan Agama Maros Kelas 1B dalam memberikan

Hal ini memicu keprihatinan mengingat bahasa dan budaya Jawa banyak mengandung nilai luhur yang berguna bagi bangsa dan negara.hal ini dikuatkan dengan pengalaman