• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Kampanye Program KB Vasektomi Untuk Pria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Kampanye Program KB Vasektomi Untuk Pria"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE PROGRAM KB

VASEKTOMI UNTUK PRIA

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012

Oleh:

Buda Karang Arisudana 51908117

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

Abstract

MEDIA CAMPAIGN DESIGN OF FAMILY PLANNING PROGRAM FOR MEN

By:

Buda Karang Arisudana 51908117

Study Programme Visual Communication Design

The design was conducted in the city of Bandung. The study focused on men who are or are not married by age range 30-35 years in Bandung because of Bandung area as one of the cities that have a productive population. Data collected in this study is the primary data and secondary data where the primary data obtained directly from the field through technical interviews and secondary data obtained by tracing documentation, books and literature relevant to this design.

Still a lack of socialization of the family planning program for men. There are still many who argue that having many children meanning a lot fortunes, and men are still afraid to have an operation because the operation itself is very scary thought. So that the required information in a media campaign.

(5)

Abstrak

PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE PROGRAM KB VASEKTOMI UNTUK PRIA

Oleh:

Buda Karang Arisudana 51908117

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Perancangan ini dilaksanakan di kota Bandung. Penelitian difokuskan pada pria yang sudah atau belum menikah dengan kisaran umur 30 – 35 tahun di daerah Bandung karena Bandung sebagai salah satu kota yang memiliki penduduk produktif.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dimana data primer diperoleh langsung dari lapangan melalui teknik wawancara dan data sekunder diperoleh dengan menelusuri dokumentasi, buku-buku serta literatur yang relevan dengan perancangan ini.

Masih kurangnya sosialisasi mengenai program KB bagi pria. Masih ada yang beranggapan bahwa memiliki banyak anak banyak rezeki, dan pria masih takut untuk dioperasi karena pemikiran operasi sendiri sangat menyeramkan. Sehingga dibutuhkan media informasi dengan cara kampanye.

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya hingga bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini, dan tidak lupa ucapan terimakasih kepada ibu dosen pembimbing, yang telah membimbing pengerjaan tugas akhir selama ini. Program KB pada umumnya hanyalah untuk perempuan saja menurut pria, beberapa pria masih belum sadar adanya KB untuk pria. Maka dari itu tujuan laporan ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar pria yang tahu tentang KB bagi pria ini. Harapan selama mengerjakan proyek tugas akhir ini adalah mendapatkan ilmu dan ilmu tersebut dapat berguna bagi masyarakat.

Bandung, 19 Juni 2012

(7)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

GLOSARRY ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Identifikasi Masalah ... 2

I.3. Fokus Permasalahan ... 3

I.4. Tujuan Perancangan ... 3

1.5. Target Audence ... 3

BAB II KELUARGA BERENCANA UNTUK PRIA DAN KAMPANYE II.1. Keluarga Berencana... 4

1 Definisi ... 4

2 Tujuan ... 4

II.1.2. Dampak Program KB ... 5

II.2. Keluarga Berencana Terhadap Pria ... 6

II.2.1 Jenis Kontrasepsi pada Pria ... 6

1. Kondom ... 6

1.1. Jenis-jenis/Tipe Kondom Pria ... 7

1.2. Kelebihan ... 7

1.3. Kekurangan ... 8

1.4. Efek Samping ... 8

2. Vasektomi ... 9

2.1. Definisi ... 9

(8)

iii

2.2.1. Klasifikasi Berdasarkan Cara ... 9

2.2.2. Klasifikasi Berdasarkan Jenis ... 9

2.3. Kelebihan ... 10

2.4. Kekurangan ... 10

2.5. Efek Samping ... 11

II.3. Kampanye ... 11

II.3.1 Jenis-jenis Kampanye ... 12

II.3.2 Elemen Penting Kampanye ... 13

II.3.3. Tujuan Kampanye ... 14

II.4. Kuesioner & Wawancara ... 15

II.4.1 Kuesioner ... 15

II.4.2 Wawamcara ... 16

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan ... 17

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 17

III.1.2 Strategi Kreatif ... 18

III.1.3 Strategi Media ... 19

1. Media Utama ... 19

2. Media Pendukung ... 19

III.1.4 Strategi Distribusi ... 20

III.2. Konsep Visual ... 20

III.2.1 Format Desain ... 21

III.2.2 Layout ... 21

III.2.3 Tipografi ... 21

III.2.4 Ilustrasi ... 22

III.2.5 Studi Karakter ... 22

III.2.6 Warna ... 22

(9)

iv

1. Layout ... 23

2. Karakter ... 24

IV.1.2. Tahap Perancangan 1. Proses Digitalisasi ... 24

IV.2. Media ... 26

IV.2.1 Media Utama ... 26

IV.2.2 Media Penunjang ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia ini yaitu peningkatan jumlah penduduk secara drastis. Untuk mengatasi hal ini pemerintah menerapkan sistem Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan berdirinya LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) dan mulai berkembang menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). Tujuan diadakannya Keluarga Berencana yaitu untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan juga sebagai perencana kehamilan sehingga kehamilan dapat terjadi dalam waktu yang diinginkan. Tim BAPPENAS dan BPS yang didukung oleh UNFBA dan pakar kependudukan memproyeksikan penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 234.1 juta. Angka ini merupakan bukti keberhasilan dari program KB dalam menurunkan fertilitas pada periode 1970-2000 akan tetap berlanjut (BKKBN, 2009). Sebagaimana diketahui sampai saat ini kesetaraan pria dalam KB masih belum menggembirakan. Saat ini banyak terdapat alat kontrasepsi seperti IUD (Intra Uterine Device), suntik, pil, implan, kontap (kontrasepsi mantap), dan kondom. Ada pula KB dengan menggunakan metode vasektomi yang ditujukan khusus untuk pria.

(11)

2

karena diberikan pada waktu tertentu, dukungan sosial budaya, adanya penafsiran agama dalam pendekatan halal dan haram program MOP, dan sejak otonomi motivasi kerja petugas atau penyuluh masih sangat rendah.

I.2 Identifikasi Masalah

 Masyarakat sering beranggapan kalau Keluarga Berencana (KB) hanya untuk wanita

 Namun nyatanya ada pula KB untuk pria yang membuat para pria mulai ingin mencoba mengikuti program KB

 Tapi sikap yang ditunjukan oleh masyarakat karena kabar yang tidak benar tentang KB pria dengan metode vasektomi maka para kaum pria enggan untuk melakukan KB karena takut kalau alat reproduksinya tidak berfungsi dengan baik

 KB dengan metode vasektomi masih memiliki mitos-mitos yang meredar dimasyarakat :

1. Vasektomi dilakukan dengan memotong penis.

Padahal operasi vasektomi dilakukan hanya dengan sedikit melukai pangkal penis. Bekas lukanya saja hanya sekitar 5 mm.

2. Setelah operasi penis tidak dapat ereksi seperti biasa.

vasektomi bukan kebiri. Jadi para pria sama sekali tidak perlu khawatir karena tidak ada bagian dari kejantanannya yang diambil. Penis akan tetap berfungsi normal seperti sebelumnya. Bahkan sebenarnya tetap memproduksi sel sperma, hanya saja sel tersebut tidak berhasil menuju ke tempat yang benar karena salurannya sudah dipotong.

3. Tidak ada cairan yang keluar saat ejakulasi.

Yang sebenarnya terjadi adalah cairan tetap keluar tapi cairan yang keluar saat ejakulasi itu adalah cairan semen. Sebelum vasektomi, cairan semen itu mengandung sel sperma. Setelah operasi, sel sperma itulah yang hilang dari cairan semen.

(12)

3

Gairah seks tidak menurun pasca operasi. Justru gairah seks bisa jadi malah naik karena sudah tidak punya kekhawatiran "menghamili" istri.

5. Operasi vasektomi adalah pekerjaan yang berat. Justru sebaliknya, proses operasi vasektomi cukup ringan dan cepat. Biusnya pun lokal saja. Malah setelah operasi bisa pulang dengan jalan sendiri.

I.3 Fokus Permasalahan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang diangkat adalah pria yang tidak mengetahui secara detail mengenai Keluarga Berencana untuk pria dan lebih mempercayai mitos. Penelitian difokuskan pada pria yang sudah atau belum menikah dengan kisaran umur 30 – 35 tahun di daerah Bandung karena Bandung sebagai salah satu kota yang memiliki penduduk usia produktif cukup tinggi.

I.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan kampanye tentang KB untuk pria ini mempunyai tujuan, seperti :

1. Membangun kepercayaan para kaum pria dengan adanya program KB untuk pria dapat membantu merencanakan masa depan keluarga.

2. Memperkenalkan kepada pria produktif yang belum mengetahui kalau metode KB untuk pria tidak seperti apa yang selama ini dibayangkan sehingga para kaum pria pun tahu informasi yang benar agar terinformasi dengan tepat tentang KB bagi pria.

I.5 Target Audience

(13)

4 BAB II

KELUARGA BERENCANA UNTUK PRIA DAN KAMPANYE

Keluarga Berencana untuk pria adalah perencanaan kehamilan pada wanita sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan yang dilakukan pada pria.

II.1 Keluarga Berencana

1. Definisi

KB adalah singkatan dari keluarga berencana menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002), maksudnya adalah membentuk keluarga yang sehat dan sejahterah membatasi kelahiran. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam keluarga yang dianggap ideal adalah 2 anak.

Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan sehingga kehamilan terjadi dalam waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota dengan sebaik-baiknya, menuju norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)(Waloejono, 2000).

2. Tujuan

Program Keluarga Berencana memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 2. Pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

3. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa. 4. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikan taraf hidup rakyat dan

(14)

5

Tujuan KB berdasarkan RENSTRA (Rencana Strategis) 2005-2009 meliputi : 1. Keluarga dengan anak ideal

2. Keluarga sehat

3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera 5. Keluarga berketahanan

6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

II.1.2 DampakProgramKB

Program Keluarga Berencana memberikan dampak, yaitu :

1. Penurunan angka kematian ibu dan anak 2. Penanggulangan masalah kesehatan produksi 3. Peningkatan kesejahteraan keluarga

4. Peningkatan derajat kesehatan

5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR

6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM

(15)

6 II.2 Keluarga Berencana Terhadap Pria

Partisipasi pria untuk mengikuti program KB masih rendah. Salah satunya disebabkan minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi, pelayanan KB, dan kesehatan reproduksi. Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac Tri Oktaviatie S.Ant M.Sc, kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB pria dikarenakan kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada pencapaian target peserta KB perempuan.

(sumber : suaramerdeka.com)

II.2.1 Jenis Kontrasepsi pada Pria

1. Kondom

Kondom merupakan selubung / sarung karet ya dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitas (misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Kondom merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Cara kerja kondom, mencegah sperma bertemu dengan sel telur yang menyebabkan tidak terjadinya pembuahan. Alat kontrasepsi ini lebih efektif digunakan tetapi jika penggunaannya secara tepat dan benar.

(16)

7 1.1 Jenis-jenis/tipe kondom pria

Jenis/tipe kondom pria adalah:

1. Kondom lateks : sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15 – 20 cm, tebal 0,03 – 0,08 mm, garis tengah sekitar 3.0 – 3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari standar.

2. Kondom berpelumas : Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.

3. Kondom anti alergi : Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak dipralubrikasi.

4. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS

o Kelebihan

1. Efektif bila digunakan dengan benar. 2. Tidak mengganggu produksi ASI. 3. Tidak mengganggu kesehatan klien. 4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik. 5. Murah dan dapat dibeli secara umum.

6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan secara khusus.

(17)

8 o Kekurangan

1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.

2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi. 3. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).

4. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.

5. Harus selalu tersedia setiap hari berhubungan seksual.

6. Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.

7. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.

o Efek Samping

Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa kasus terutama yang alergi terhadap lateks, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi jika lateks kondom dari bahan plyurethane atau kondom natural skinn serta tidak memakai bahan

spermicidal.

(Kusmarjadi, 2009)

Banyak pria mengeluhkan kurang sensitif jika memakai kondom, sementara yang lainnya merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria ataupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas mereka dalam berhubungan seksual. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping.

(18)

9 2. Vasektomi

2.1 Definisi

Vasektomi adalah tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat. Operasi dapat dilakukan di Puskesmas, tempat pelayanan kesehatan dengan fasilitas dokter ahli bedah, pemerintah dan swasta, dan karena tindakan vasektomi murah dan ringan sehingga dapat dilakukan di lapangan.

(Siswosudarmo, 2007)

2.2 Jenis-jenis

2.2.1 Klasifikasi berdasarkan cara

1. Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy)

Operasi tidak menggunakan pisau bedah tetapi menggunakan klem (penjepit).

2. Vasektomi Dengan menggunakan pisau

2.2.2 Klasifikasi berdasarkan jenis

1. Vasektomi Permanen

Vasektomi permanen yakni vas deferen yang dipotong dan diikat tidak bisa dibuka kembali untuk berfungsi secara normal.

2. Vasektomi semi permanen

(19)

10 a. Kelebihan

1. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja. 2. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan.

3. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat.

4. Baik dilakukan pada laki-laki yang sudah menikah dan tidak ingin punya anak.

5. Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi dari sterilisasi tubulus. 6. Laki-laki memiliki kesempatan untuk mengubah kontrasepsi dengan istrinya. 7. Tidak mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menikmati hubungan

seksual.

b. Kekurangan

1. Ada sedikit rasa sakit dan ketidaknyamananan beberapa kali setelah operasi, rasa sakit ini biasanya dapat lega oleh konsumsi obat-obatan lembut.

2. Seringkali harus melakukan dengan kompres es selama 4 jam untuk mengurangi pembengkakan, pendarahan dan rasa tidak nyaman dan harus memakai celana yang dapat mendukung skrotum selama 2 hari.

3. Pasien diminta untuk memakai kondom terlebih dahulu untuk membersihkan tabung dari sisa sperma yang ada. Untuk mengetahui yang steril atau tidak, pemeriksaan mikroskopis biasanya dilakukan 20-30 hari setelah ejakulasi. 4. Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual

(20)

11 c. Efek Samping

1. Vasektomi tidak memiliki efek yang bersifat merugikan. Sperma yang diproduksi tubuh pria namun tidak bisa disalurkan karena prows vasektomi tersebut, akan kembali diserap tubuh tanpa menyebabkan gangguan metabolisme. Beberapa orang yang menggunakan vasektomi mengeluh tentang gangguan terhadap gairah seksual mereka, tetapi itu hanya bersifat psikologis bukan gejala fisiologis.

2. Rasa nyeri atau ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya hanya berlangsung beberapa hari. Pembentukan granuloma relatif jarang dan merupakan keluhan yang nantinya hilang sendiri.

3. Efek sampingnya vasektomi hampir tidak ada kecuali infeksi apabila perawatan pasca operasi tidak bagus. Vasektomi juga tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan pria untuk melakukan hubungan badan malah beberapa kasus disebutkan potensi pria lebih baik karena pengaruh dari psikologis terhindar dari kecemasan terjadinya kehamilan dari istri. Kalaupun ada efek samping hal itu disebabkan karena dari lingkungan luar bukan dari vasektomi itu sendiri. Oleh karena itu fisik maupun mental dan tentunya konsultasi karena yang dipotong/diikat adalah saluran yang mengeluarkan sel sperma bukan cairan semennya. Waktu pembedahan juga singkat hanya sekitar 1-2 jam, setelah pembedahan akan terasa sedikit membengkak sekitar 3-5 hari.

II.3Kampanye

Menurut Rogers dan Storey dalam Venus (2004, h.7), mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan

menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Apapun ragam dan tujuannya, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan, sikap dan perilaku.

Ostergaard dalam Venus (2004, h.10), menyebut ketiga aspek tersebut dengan

(21)

12

terkait dan merupakan sasaran pengaruh yang harus dicapai secara bertahap agar satu kondisi perubahan dapat tercipta.

Awareness dalam aspek pertama oleh Ostergaad berarti menggugah kesadaran, menarik perhatian dan memberi informasi tentang produk atau gagasan yang dikampanyekan. Dalam hal ini, konsep ajakan dalam kampanye program Keluarga Berencana untuk pria harus dapat menarik perhatian masyarakat akan pentingnya KB untuk kesejahteraan keluarga.

Aspek berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap atau attitude. Dalam hal ini, kampanye program Keluarga Berencana untuk pria harus memunculkan kepedulian atau keberpihakan masyarakat pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.

Sementara pada aspek terakhir kegiatan kampanye kampanye program Keluarga Berencana untuk pria ditujukan untuk mengubah perilaku (action) masyarakat secara konkret dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya tindakan tertentu yang

dilakukan oleh masyarakat. Tindakan tersebut dapat bersifat ”sekali saja” atau ”berkelanjutan”.

II.3.1 Jenis-Jenis Kampanye

Menurut Charles U. Larson dalam Venus (2004, h.11), membagi jenis kampanye dalam tiga kategori yakni:

Product oriented campaigns,

Candidate oriented campaigns dan

Ideologically or cause oriented campaigns.

Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis. Istilah lain adalah commercial campaigns

(22)

13

Candidate oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat pada umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaigns (kampanye politik).

Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang beroientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahaan sikap dan prilaku publik yang terkait.

Setelah melihat dari jenis-jenis kampanye diatas maka kampanye tentang program KB untuk pria tergolong jenis kampanye ideologically or cause oriented campaigns karena tujuan dari kampanye ini untuk mengajak atau menyadarkan masyarakat agar lebih tahu tentang program KB untuk pria.

II.3.2 Elemen Penting Kampanye

Menurut Nowak dan Warneryd dalam Venus (2004, h.23) ada delapan elemen kampanye yang saling berkaitan dan harus diperhatikan. Kedelapan elemen tersebut adalah :

Intended effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian, penentuan elemen-elemen lainnya akan lebih mudah dilakukan.

(23)

14

Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda.

Target population & receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Agar penyebaran pesan lebih baik ditujukan kepada opinion leader (pemuka rapat).

The channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat menjangkau hampir seluruh kelompok, namun bila tujuannya adalah mempengaruhi prilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan antar pribadi.

The message (pesan). Pesan dapat berbentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat dibagi dalam tiga fungsi yaitu :

1 Menumbuhkan kesadaran 2 Mempengaruhi

3 Mempertegas dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.

The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan). Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya seorang yang ahli atau seorang yang dipercaya khalayak, atau malah memiliki kedia sifat tersebut. Komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima pesan.

II.3.3 Tujuan Kampanye

Efek yang ingin dicapai dalam sebuah kampanye menurut Nowak dan Warneryd adalah sebagai berikut :

(24)

15

2. Efektif (berhubungan dengan perasaan, mood dan sikap) 3. Konatif (keputusan bertindak dan sikap)

II.4 Kuesioner & Wawancara

Untuk melengkapi data dibutuhkan observasi di lapangan dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui daftar pertanyaan.

II.4.1 Kuesioner

1. Dari 50 responden terdapat 40% pria yang belum menikah, dan 60% pria yang sudah menikah.

2. Sedangkan yang mengetahui mengenai program keluarga berencana terhadap pria, dari 50 responden 75% mengaku tidak mengetahui adanya KB terhadap pria, dan 25% mengetahui program keluarga berencana terhadap pria.

3. Dari 25% yang mengetahui program keluarga berencana terhadap pria. Sebagian besar mengetahui dari orang sekitar, puskesmas dan media (internet). 4. Responden yang mengetahui program keluarga berencana terhadap pria

sebagian besar belum pernah melakukan KB pria.

5. Sedangkan responden yang belum mengetahui mengenai program KB terhadap pria mengaku ingin mengetahui secara lanjut.

6. Dari 50 responden 80% setuju terhadap program keluarga berencana terhadap pria. Dan 20% tidak setuju terhadap program KB pada pria.

(25)

16

besar walaupun beberapa dari mereka tidak setuju dengan adanya program keluarga berencana terhadap pria.

II.4.2 Wawancara

(26)

17

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dibuat media kampanye mengenai program KB untuk pria berdasarkan masalah adalah merancang sebuah media kampanye yang memberi informasi kepada masyarakat akan pentingnya program KB khususnya pada pria.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Strategi Komunikasi dalam pembuatan konsep perancangan kampanye mengenai program KB untuk pria ini sangat berpengaruh agar pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak dapat dimengerti dan diterima dengan baik. Untuk itu di perlukan pendekatan verbal dan visual yang sesuai.

a. Pendekatan Visual

Dalam perancangan ini akan dibuat design layout yang simpel tetapi menarik dan memiliki makna yang mendalam agar dapat menarik perhatian para pria, sesuai dengan karakter laki-laki dewasa berusia 30-35 tahun yang peduli terhadap keluarga dan istri.

b. Pendekatan Verbal

Penggunaan bahasa yang akan digunakan adalah menggunakan bahasa semi formal agar dekat dengan bahasa sehari – hari. Konsep yang akan digunakan

adalah “Wanita KB Sudah Biasa, Pria KB Jagoan Keluarga” konsep ini

(27)

18

III.1.2 Strategi Kreatif

Informasi akan disampaikan melalui kampanye dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Awareness (kesadaran)

Pada tahap ini memberitahu mengenai adanya program KB bagi pria dengan cara memasang spanduk di tempat-tempat strategis di daerah yang dilalui banyak kendaraan seperti daerah yang suka macet atau diperempatan.

2. Tahap Persuasive (mengajak)

Setelah melakukan tahap awareness, dilanjutkan dengan tahap persuasive

(mengajak) dengan cara membagikan selebaran seperti memasang poster di tempat umum seperti halte bus, puskesmas, rumah sakit, dan apotek.

3. Tahap Reminding (pengingat)

(28)

19

III.1.3 Strategi Media

Media adalah pendukung, perantara, serta alat komunikasi untuk penyampaian pesan kepada target audience.

1. Media Utama

Dalam perancangan ini akan menggunakan leaflet sebagai media utama karena lebih efektif untuk menyampaikan informasi. Didalam leaflet dapat dimasukan berbagai informasi KB pria terutama vasektomi.

2. Media Pendukung

Media pendukung dalam kampanye ini berfungsi sebagai media pengingat. Berikut ini adalah media pendukung yang akan digunakan dalam media kampanye :

a. Spanduk

Spanduk berisi informasi yang menandakan bahwa KB bagi pria itu ada. b. Poster

Sama halnya dengan spanduk poster pun berisi informasi ringan mengenai KB bagi pria.

c. Banner

Banner yang berisi informasi disimpan di BKKN atau instasi terkait. d. Stiker

Stiker dibuat untuk media pengingat. e. Gantungan kunci

Gantungan kunci dibuat sebagai media pengingat. f. Mug

(29)

20

[image:29.595.172.554.118.291.2]

III.1.4 Strategi distribusi media

Gambar III.1 Strategi distribusi media

III.2 Konsep Visual

Konsep visual yang akan dipergunakan untuk kampanye sosial ini adalah sebagai berikut. Visual yang digunakan adalah dua karakter yang mencerminkan keluarga bahagia dengan wajah pria yang lega telah mengikuti program KB. Tujuannya agar para pria mau untuk KB dan tanpa harus takut lagi. Tangan karakter pria yang terbuka juga menandakan kalau dia telah puas mengikuti program KB. Referensi kartun diambil dari komik Beni & Mice karena karakter yang ada dalam komik tersebut mencerminkan wajah orang Indonesia.

[image:29.595.276.369.571.716.2]
(30)

21

III.2.1 Format Desain

Format desain pada media utama yang akan digunakan adalah ukuran 9x15cm dengan 3 lipatan dengan menggunakan kertas art paper dengan ketebalan 150 grm.

III.2.2 Tata Letak (layout)

[image:30.595.229.426.294.406.2]

Tata letak layout pada bagian depan leaflet terdapat logo dan tagline sedangkan informasi terdapat di bagian dalam leaflet. Berikut ini leaflet dengan menggunakan grid system dengan jarak 1 cm.

Gambar III.3 Pengukuran leaflet dengan grid system

II.2.3 Tipografi

1. Pada bagian tagline“Wanita KB Sudah Biasa, Pria KB Jagoan Keluarga”

menggunakan font MarcosHand karena bentuk font yang unik dengan tingkat keterbacaannya mudah.

(31)

22

III.2.4 Ilustrasi

[image:31.595.280.359.197.322.2]

Dalam perancangan ini dibuat ilustrasi yang menggambarkan pasangan suami istri yang harmonis dimana sang suami tersenyum lebar dan telapak tangan yang terbuka menandakan ekspresi lega telah mengikuti program KB pria dan tampak istrinya menampilkan senyuman menandakan ikut senang karena suaminya mau untuk KB.

Gambar III.4 Ilustrasi pria dan wanita yang melambangkan suami istri Sumber: dokumentasi pribadi

III.2.5 Warna

Warna yang digunakan pada desain untuk kampanye tentang program KB untuk pria ini adalah warna biru, warna putih, warna ungu, warna jingga. Menurut Sean Adams (seperti dikutip Ramanda, 2011, h.29) menjelaskan beberapa sifat dan kesan yang ditimbulkan oleh warna, yaitu sebagai berikut:

a. Putih: Kesempurnaan, kesucian, pernikahan, bersih, kebaikan. b. Biru: Pengetahuan, nyaman, tenang, damai dan dingin.

(32)

23

BAB IV

Teknis Produksi Media

IV.1 Proses Perancangan Media

Dalam media kampanye ini penyampaian informasi utama melalui leaflet. Dalam pembuatan leaflet ini terdapat beberapa tahap yaitu tahap manual seperti sketsa kemudian dilanjutkan pada tahap digital.

IV.1.1 Sketsa Awal

Sketsa awal adalah perancangan menggunakan sketsa pensil yang dibuat dengan desain layout yang sederhana dengan tingkat keterbacaan yang mudah.

[image:32.595.243.424.555.684.2]

1. Layout

Gambar IV.1 Sketsa leaflet tampak depan

(33)
[image:33.595.254.457.580.695.2]

24 2. Karakter

Gambar IV.3 Sketsa ilustrasi pria dan wanita Sumber: dokumentasi pribadi

IV.1.2 Tahap Perancangan

Perancangan dilakukan secara digital menggunakan dua software yaitu

Adobe Photoshop CS 3 dan Adobe Illustrator CS 3.

1. Proses digitalisasi

Proses digital menggunakan Adobe Illustror CS 3 dengan teknik

tracing kemudian digital coloring.

1.1Langkah pertama buka software Adobe illustrator, buat dokumen baru dan sesuaikan dengan ukuran leaflet yang akan dibuat. kemudian masukan sketsa yang telah di buat dengan cara ctrl+O atau mengklik OPEN pada file dalam menu bar.

(34)

25

[image:34.595.216.426.102.235.2]

Gambar IV.5. Membuka file sketsa

1.2Kemudian langkah selanjutnya adalah tracing sketsa menggunakan

[image:34.595.226.452.314.446.2]

pen, box atau elips yang terdapat pada tools.

Gambar IV.3 Tracing sketsa

1.3Setelah semua outline selesai dilanjutkan dalam tahap coloring. Dalam perancangan ini warna yang dipilih yaitu warna yang senada dengan warna BKKBN yaitu warna biru yang mendominasi.

[image:34.595.212.463.533.675.2]
(35)

26

1.4Setelah pembuatan layout selesai tinggal memasukan informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat khususnya target

[image:35.595.225.468.163.301.2]

audiens. Dengan menggunakan type tool atau menekan tombol T pada keyboard sebagai shortcut.

Gambar IV.5 Menambahkan text

IV.2 Media

Dalam perancangan ini media dibagi kedalam dua jenis yaitu media utama dan media pendukung untuk untuk memancing, membujuk, dan merayu audiens agar mau bersikap konsumtif yang sifatnya unik dan spesial.

IV.2.1 Media Utama

Leaflet tampak depan

[image:35.595.211.461.543.682.2]
(36)

27

Leaflet tampak belakang

Gambar IV.7 Leaflet tampak belakang

[image:36.595.226.485.115.263.2]

IV.2.2 Media Penunjang

[image:36.595.197.517.350.540.2]
(37)
[image:37.595.199.514.60.247.2]

28

(38)

29

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Kusrianto, Adi. (2006). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Surabaya : Penerbit Andi.

BKKBN. (2011) Kesatuan Gerak PKK-KB Kesehatan. Dikutip dari http://www.bkkbn.go.id/beritadaerah/Pages/KESATUAN-GERAK-PKK-KB-KESEHATAN.aspx [25 mei 2012].

(39)

1996 s/d 2002 : SD Cipta Dharma, Bali 2002 s/d 2005 : SMPN 10 Denpasar, Bali

2005 s/d 2008 : Fairview International School, Malaysia 2008 – sekarang : Fakultas Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual UNIKOM, Bandung

Daftar riwayat hidup

Identitas diri

Nama : Buda Karang Arisudana Telephone : 08562061239

Nama ayah : A.A. Gede Agung Bharata Pekerjaan : Pegawai negeri

Nama ibu : Nanik Mirna Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat rumah : Jln. Sekeloa tengah blok no. 129/152 RT 3/RW 04 kelurahan sekeloa, kecamatan coblong – Bandung.

(40)
(41)

Pengertian KB

(42)

Fungsi KB bagi pria

Merencanakan masa depan

Menentukan kehamilan istri

Keharmonisan tetap terjaga

(43)

Jenis-jenis KB pria

Kondom

(44)

Keuntungan Vasektomi

Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan

saja.

Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan.

Baik dilakukan pada laki-laki yang sudah menikah dan tidak ingin

punya anak.

Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi dari

sterilisasi tubulus.

Laki-laki memiliki kesempatan untuk mengubah kontrasepsi

dengan istrinya.

(45)

1. Pengetahuan Pria Terhadap KB Bagi

Pria

Mengetahui

Tidak mengetahui

Responden yang mengetahui tapi

kurang tau detail dari program

keluarga berencana terhadap pria

sebagian besar belum pernah

melakukan KB pria.

25%

(46)

2. Tingkat Minat Pria

Setuju

Tidak Setuju

80%

Dari 80% responden yang setuju,

sebagian besar tidak berminat

menjadi peserta KB bagi pria.

(47)

Keyword :

- Pria

- Menikah

- Menengah kebawah

- Mitos

- keturunan

Tagline

(48)
(49)

MarcosHand

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

, . ? : ” ‘

- + ( ) @ ! # &

(50)

Myriad Pro

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

, . ? : ” ‘

- + ( ) @ ! # &

Cooper std black

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

, . ? : ” ‘

- + ( ) @ ! # &

(51)

C : 3,92 M : 29,8 Y : 96,08 K : 0

R : 243 G : 182 B : 42

R : 70 G : 151 B : 210 C : 69,02

M : 29,2 Y : 0 K : 0

R : 215 G : 231 B : 246 C : 14,12

M : 3,53 Y : 0 K : 0

C : 48,63 M : 45,88 Y : 0 K : 0

R : 138 G : 136 B : 193

C : 61,18 M : 58,42 Y : 0,78 K : 0

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

Gambar

Gambar III.1 Strategi distribusi media
Gambar III.3 Pengukuran leaflet dengan grid system
Gambar III.4 Ilustrasi pria dan wanita yang melambangkan suami istri Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar IV.1 Sketsa leaflet tampak depan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk hasil analisis Koefisien Korelasi (r) = 0,978 yang berarti terdapat hubungan erat antara biaya promosi terhadap hasil penjualan sehingga biaya promosi yang dikeluarkan

Nama lbu/Pasangan Wali Temp?t, Tanggal Lahir Pendidikan terakhir

sensor-sensor kondisi lingkungan. Sistem berbasis sensor mengandalkan dua proses utama untuk kepetingan prediksi kondisi lingkungan mendatang. Proses pertama adalah

Hubungan Pengaruh Pemberian TNF- α Dosis Rendah pada Mesenchymal Stem Cell Terhadap Kadar PDGF. Pengekspresian PDGF dapat diatur dengan cara dipicu oleh beberapa

tergolong dalarn kriteria tinggi walaupun ada beberapa petani waktu pernberiarr pupuk yang tidak nrerrgikuti arrjuran. Sedangkan untuk jumlah dosis pernupukan

Orang yang memiliki pekerjaan yang lebih layak guna pemenuhan semua kebutuhan hidupnya juga memiliki kecenderungan untuk memiliki tingkat kesehatan dan perilaku kesehatan

Gender sebagai konstruksi sosial tampil dalam internalisasi ini melalui proses bahwa manusia secara individu laki-laki maupun perempuan bersama dengan individu lainnya

There are several things that can be inferred from the results of this research i.e Low Methoxyl Pectin from cocoa peels can be used as an alternative of edible