KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN TINGKAT KECACATAN DENGAN PENGOBATAN PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS TEMANDANG KABUPATEN
TUBAN
Oleh:
NUZULUL NINDYA KIRANA 201210330311069
FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT KECACATAN DENGAN PENGOBATAN PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS TEMANDANG KABUPATEN
TUBAN
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
Nuzulul Nindya Kirana
201210330311069
FAKULTAS KEDOKTERAN
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim. Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur
penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Penelitian dalam tugas akhir ini berjudul “Hubungan Tingkat Kecacatan
dengan Pengobatan Penderita Kusta di Puskesmas Temandang Kabupaten
Tuban”. Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan
Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang atas bimbingannya selama di FK UMM.
2. dr. Moch Ma’roef, Sp.OG selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
4. dr. Iwan Sys, Sp.Kj selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
5. dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK , selaku Pembimbing Pertama, atas
vii
6. dr. Febri Endra B.S, M.Kes , selaku Pembimbing Kedua, atas kesabaran,
motivasi dan atas bimbingannya dalam mengajarkan analisa SPSS dalam penyusunan tugas akhir ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini dengan baik.
7. dr. Desy Andari, M. Biomed, selaku Penguji, terima kasih atas kesabaran dan masukan - masukannya yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
8. Untuk orang tua saya, Mama Tatik tercinta, terima kasih banyak atas doa,
motivasi, kesabaran dan kasih sayang selama ini, Papa Gandi (Alm), Papa Budi terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
9. Untuk Abah Riyadi dan Ummi Sutiyani, terima kasih banyak atas doa dan motivasi selama ini.
10.Tanteku tercinta Nina Sri Andayani serta anaknya Cut Karaissa Naraya H
yang senantiasa ikut mendoakan dan memotivasi penulis.
11.Adek-adekku tersayang, Mega Nur Anisa, Satria Asdi Yudha, Anggieta Asdi terima kasih atas semangatnya selama penyelesaian tugas akhir ini.
12.Keluarga besar ku, saudara-saudara ku terima kasih atas doa dan dukungannya.
13.Yang terkasih, Bayu Hendrawan, terimakasih atas doa, dukungan, semangat, perhatian, kesabaran, kepercayaan, nasehat, cinta, kasih sayang yang luar biasa untuk menuju kesuksesan bersama serta setia menemaniku dalam suka
viii
14.Kepala Dinas Kesehatan dr. Saiful, dr. Atik selaku pelindung Puskesmas dan
pemegang program kusta ibu Lis terimakasih atas bantuan yang diberikan selama penelitian ini.
15.Dr. Sarwo Edi kepala Puskesmas Temandang Kabupaten Tuban atas ijin yang telah diberikan, serta bapak Hartoyo yang sangat membantu saya dan telah meluangkan waktu serta memberikan data-data yang berhubungan dengan TA
penulis.
16.Sahabat-sahabat ku tercinta : Ika Ummu, Riska Wahyuniati, Frida Dylla,
Intan Lidyawati, Tegar Pamungkas, Merzasilia P, terimakasih atas dukungan, doa, semangat dan persahabatan yang insyaallah terjalin selamanya dan saling
menuntun untuk mencapai cita-cita dokter bersama.
17.Sahabat SMP Chandranadia R.E terimakasih atas dukungan, doa dan motivasi yang telah diberikan. Semoga kita sukses di perantauan kita masing-masing
dan bisa mewujudkan impian kita.
18.Anak kos Bidadari : Mbak Indah, Debby, Fifin, Arima, Putri, Uus. Yang selalu membantu, menghibur dan mendoakan. Semoga kita bisa selalu
kompak dan sukses bersama.
19. Mbak Tita Wisata, terimakasih atas dukungan dan ilmu SPSS nya yang
sangat sabar mengajariku dan tidak bosan aku ganggu.
20.Intan Rifdiasari, terimakasih atas dukungan dan waktunya untuk menemani berjuang bersama mencari lokasi penelitian dan membantu melakukan
ix
21.Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Muhammadiyah
Malang angkatan 2012 yang menjadi teman seperjuangan selama menempuh pendidikan ini.
22.Staff TU, Bu Endah, Mbak Nuke, Mbak Citra, Pak Yono, Mas Joko, Mas Didit yang telah membantu administrasi penulis dalam menyelesaikan TA. 23.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini juga
mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di
dunia ini sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini sebagai suatu karya tulis ilmiah dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 15 Januari 2016
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HASIL PENELITIAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR SINGKATAN ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan masalah... 2
1.3 Tujuan penelitian ... 2
1.3.1 Tujuan umum ... 2
1.3.2 Tujuan khusus ... 3
1.4 Manfaat penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Sejarah Kusta ... 4
xi
2.3 Etiologi ... 6
2.4 Pengertian ... 6
2.5 Patogenesis ... 7
2.6 Gambaran Klinis ... 7
2.7 Pemeriksaan Klinis... 9
2.8 Diagnosis ... 10
2.9 Klasifikasi ... 11
2.10 Bentuk – bentuk Penularan ... 13
2.11 Reaksi Kusta ... 16
2.12 Pengobatan Kusta ... 17
2.13 Kecacatan Kusta ... 20
2.13.1 Pengertian ... 20
2.13.2 Patogenesis kecacatan kusta ... 20
2.13.3 Jenis cacat ... 23
2.13.4 Tingkat kecacatan ... 24
2.13.5 Pencegahan kecacatan ... 25
2.13.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecacatan ... 25
2.13.7 Upaya pencegahan dan perawatan kecacatan ... 30
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 33
3.1 Kerangka Konseptual ... 33
3.2 Hipotesis Penelitian ... 34
BAB 4 METODE PENELITIAN... 35
4.1 Jenis Penelitian ... 35
xii
4.3 Populasi dan Sampel ... 35
4.3.1 Populasi ... 35
4.3.2 Sampel ... 35
4.3.3 Teknik pengambilan sampel ... 35
4.3.4 Karakteristik sampel penelitian ... 36
4.3.4.1 Kriteria inklusi ... 36
4.3.4.2 Kriteria ekslusi ... 36
4.3.5 Variabel penelitian ... 36
4.3.5.1 Variabel bebas ... 36
4.3.5.2 Variabel tergantung ... 37
4.4 Instrumen Penelitian... 38
4.5 Prosedur Penelitian... 38
4.5.1 Alur penelitian ... 38
4.5.2 Prosedur pengambilan data ... 39
4.6 Analisa Data ... 39
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 39
5.1 Hasil Penelitian ... 39
5.1.1 Geografi puskesmas temandang ... 40
5.1.2 Demografi puskesmas temandang ... 40
5.1.3 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin ... 41
5.1.4 Karakteristik sampel berdasarkan umur ... 41
5.1.5 Karakteristik sampel berdasarkan tipe kusta ... 42
5.1.6 Karakteristik sampel berdasarkan pengobatan ... 42
xiii
5.1.8 Hubungan tipe kusta dengan pengobatan penderita kusta ... 43
5.1.9 Hubungan tipe kusta dengan tingkat kecacatan penderita kusta ... 44
5.1.10 Hubungan tipe kusta, pengobatan, dan tingkat kecacatan penderita kusta... 44
5.2 Analisa Data Chi-square ... 45
BAB 6 PEMBAHASAN ... 46
BAB 7 PENUTUP ... 52
7.1 Kesimpulan ... 53
7.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Situasi Kusta Menurut Regional WHO Awal Tahun 2012 .... 5
2.2 Situasi Kusta di Wilayah WHO-SEARO pada Tahun 2012... 5
2.3 Pedoman Klasifikasi Kusta dan Gejala Kardinal Menurut WHO ... 12
2.4 Tanda Lain yang Dipertimbangkan dalam Klasifikasi Kusta ... 12
2.5 Perbedaan Reaksi Kusta Tipe 1 dan Tipe 2 ... 17
2.6 Gambaran Kecacatan Akibat Gangguan Fungsi Saraf pada Penderita Kusta ... 22
2.7 Tingkat Kecacatan pada Kusta ... 24
5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin... 42
5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur ... 43
5.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tipe Kusta ... 43
5.4 Karakteristik Sampel Berdasarkan Pengobatan ... 44
5.5 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Kecacatan ... 44
5.6 Tabulasi Silang Tipe Kusta dengan Pengobatan Penderita Kusta ... 44
xv
5.8 Tabulasi Silang Tipe Kusta, Pengobatan dan Tingkat Kecacatan Penderita Kusta ... 45
5.9 Uji Hipotesis Chi-Square Tingkat Kecacatan dengan
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1Mycobacterium leprae ... 6
2.2 Tipe Kusta PB ... 12
2.3 Tipe Kusta MB ... 12
2.4 Sediaan Multidrug Therapy ... 17
2.5 Proses Terjadinya Cacat Akibat Gangguan Fungsi Saraf Tepi pada Penderita Kusta ... 21
3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Kecacatan dengan Pengobatan Penderita Kusta ... 32
4.1 Bagan Alur Penelitian Hubungan Tingkat Kecacatan dengan Pengobatan Penderita Kusta ... 37
xvii
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
TT : Tuberkuloid
BT : Borderline Tuberkuloid BB : Mid Borderline
BL : Borderline Lepramatous
LL : Lepromatosa
BTA : Bakteri Tahan Asam MDT : Multidrug Therapy PB : Pausi Basiler MB : Multi Basiler
RFT : Release From Treatment OUC : Out of Control
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Catatan Rekam Medis Penyakit Kusta di Puskesmas Temandang
Kabupaten Tuban Tahun 2013 ... 60
Lampiran 2 Catatan Rekam Medis Penyakit Kusta di Puskesmas Temandang Kabupaten Tuban Tahun 2014 ... 61
Lampiran 3 Kartu Penderita Kusta ... 62
Lampiran 4 Uji Hipotesa Chi-Square ... 64
Lampiran 5 Surat Pemberian Izin Penelitian ... 68
Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 69
Lampiran 7 Kartu Konsultasi Tugas Akhir ... 70
Lampiran 8 Data ... 71
xix
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, M. Dali, 2006, Penyakit Kusta di Indonesia; Masalah Penanggulangannya, diunduh 19 Oktober 2014, <http://www.unhas.ac.id/lkpp/kedok/dali%20-%20tdk.pdf>.
Apriani, 2013, Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kusta di Kota Makassar, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, diunduh 20
September 2015,
<http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10850/DW I%20NINGRUM%20APRIANI%20K11110372.pdf?sequence=1>.
Awaluddin, 2004, Analisis Risiko Terjadinya Faktor Risiko Kontak dengan Penderita Kusta dan Lingkungan yang Berpengaruh terhadap kejadian kusta pada Anak, Tesis, Universitas Diponegoro, diunduh 20 Oktober 2014, <http://eprints.undip.ac.id/14486/1/2004MEPI2964.pdf>.
Bastaman, S 2002, Analisis Risiko Terjadinya Cacat Tingkat 1 Pada Penderita Kusta Baru di Kabupaten Cirebon Tahun 2000-2001, Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Tesis, Universitas Indonesia, diunduh 19
Oktober 2014,
<http://repository.maranatha.edu/2163/9/0610158_References.pdf>.
Beatta, 2013, Hubungan Antara Lama Menderita Kusta Dengan Tingkat Kecacatan Kusta di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Burns et al, 2010, Rook’s Textbook of Dermatology, Eight Edition, United Kingdom <http://as.wiley.com/WileyCDA/WileyTitle/productCd-1118697758.html#>.
Caroline et al, 2011, Stigma Towards Leprosy Among Medical Students, Majalah Kedokteran Indonesia, vol.61, no.1, pp. 20-24. Diunduh 20 Oktober 2014,
<http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/downlo ad/38/43>.
xx
Daumerie D, 2004, Global Epidemiology of Infections Disease, Leprosy, Chapter
7, diunduh 26 November 2014,
<http://whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241592303.pdf>.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007, Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban , 2014, Profil Kesehatan Kabupaten Tuban Tahun 2013-2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012, Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur, diunduh 1 September 2014,
<http://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFI L_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdf>.
Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi Jawa Timur, 2012, Jatim Berupaya Menekan Kusta, diunduh 19 Oktober 2014, <http://kominfo.jatimprov.go.id/watchp/860 >.
Djuanda A, 2010, Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Keempat, Balai Penerbit FKUI, Jakarta; hh. 73-78.
Ginting, 2006, Analisis Spasial Penyakit Kusta di Kabupaten Gresik Tahun 2004-2005, Tesis, Universitas Indonesia, diunduh 21 Spetember 2014, <http://lontar.ui.ac.id/file?file=metadata/107515.xml>.
Hutabarat, 2008, Pengaruh Faktor Internal dan External Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Kusta di Kabupaten Asahan Tahun 2007, Tesis, Universitas Sumatera Utara, diunduh 10 September 2015, <http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6740/1/057023003.p df#page=1&zoom=auto,-17,792>.
ILEP, 2006, How to Prevent Disabilities in Leprosy London, diunduh 2 Februari 2014,
xxi
ILEP, 2006, How to Prevent Disabilities in Leprosy, diunduh 26 November 2014, <http://www.ilep.org.uk/fileadmin/uploads/Documents/MoH_Publicat ions/scgimlcp.pdf>.
Iyor, FT 2005, Knowledge and Attitude of Nigerian Physiotherapy Student About Leprosy, Asia Pacific Disability Rehabilitation Journal, vol. 16, no.1,
pp. 85-92, diunduh 26 November 2014,
<http://www.dinf.ne.jp/doc/english/asia/resource/apdrj/vol21_2_2010/ 8leprosyiyor.html>.
Kementrian Kesehatan RI, 2012, Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta.
Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra), 2009, Penyakit Lepra, diunduh 21 Oktober 2014, <http://datamenkokesra.go.id/content/penyakit-lepra>.
Khapre M, 2013, Determinants and Associated Disability of Leprosy Patients Attending GMLF, Sevagram, diunduh 19 Oktober 2014, <http://cogprints.org/9689/1/2013-3-2.pdf>.
Medscape, 2014, Leprosy Treatment & Management, diunduh 25 November 2014, <http://emedicine.medscape.com/article/220455-treatment >.
Moshioni, Cristiane, et.al, 2010, Risk Factors for Physical Disability at Diagnosis of 19,283 New Cases of Leprosy, diunduh 26 November 2014, <http://www.scielo.br/pdf/rsbmt/v43n1/a05v43n1.pdf>.
Muhammed, K , Nandhakumar, G & Thomas, 2004, Disability Rates in Leprosy, Indian Journal Dermatology Venerology Leprosy, vol. 70, issue 5, pp. 314-315, diunduh 26 November 2014, <http://www.bioline.org.br>.
Mukhlasin, 2011, Pengaruh Kepadatan Hunian Terhadap Kejadian Penyakit Kusta Di Desa Cilowong Kecamatan Taktakan Kota Serang Banten, diunduh 25 November 2014, <http://lib.fkm.ui.ac.id>.
xxii
Pemerintah Kabupaten Tuban, 2015, Website Resmi Kabupaten Tuban, diunduh
28 November 2015 <
http://www.tubankab.go.id/public/c_news/news_detail/6.shtml>.
Petters, ES & Eshiet, AL 2002, Male-Female (Sex) Differences in Leprosy Patients in South Eastern Nigeria: Female Presents Late for Diagnosis and Treatment and Have Higher Deformity, Leprosy Revision, Vol 73, pp. 262-267, diunduh 18 Oktober 2014, <https://www.lepra.org.uk/platforms/lepra/files/lr/Sept02/Lep262_267 .pdf >.
Prastiwi, 2010, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Cacat Tingkat 2 Pada Penderita Kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri Jawa Timur, Skripsi, Universitas Airlangga. Diunduh 18 Desember 2014,
<http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/300/gdlhub-gdl-s1-2011-prastiwitr-14980-kkckkf-k.pdf>.
Prawoto, 2008, Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Reaksi Kusta (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Brebes),
diunduh 27 November 2014,
<http://eprints.undip.ac.id/6325/1/Prawoto.pdf>.
Putra, IGND, Fauzi, N & Agusni,I 2009, Kecacatan Pada Penderita Kusta Baru di Divisi Kusta URJ Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Periode 2004-2006, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol. 21, no.1, hh.9-17, diunduh 26 November 2014, <http://journal.unair.ac.id/filerPDF/kecacatan%20pend%20kusta%20 Vol%2021%20No%201.pdf>.
Rambey MA, 2012, Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Cacat Tingkat 2 Pada Penderita Kusta di Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2012, Tesis, Universitas Indonesia, diunduh 1 September 2014, <http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/...Muhammad%20Amri%20Rambe y.pdf>.
Ranque, 2007, Age is an Important Risk Factor for Onset and Sequele of Reversal Reaction in Vietnam Patient with Leprosy, diunduh 10 September 2015, <http://cid.oxfordjournals.org/content/44/1/33.full.pdf+html>.
xxiii
Rohmatika, 2012, Gambaran Konsep Diri Pada Klien Dengan Cacat Kusta di Kelurahan Karangsari RW 13, Kecamatan Neglasari, Tangerang,
diunduh 1 November 2014,
<http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/tika.pdf>.
Ruslan, 2010, Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Persepsi Terhadap Perilaku Pencarian Pengobatan Penderita Kusta Pada Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bima, diunduh 24 November 2015, <
http://pustaka.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_PENGARUH_-PENGETAHUAN_-SIKAP_-PERSEPSI.pdf.pdf>.
Saputri R, 2009, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Cacat
Tingkat 2, diunduh 26 November 2014,
<http://lib.unnes.ac.id/5561/1/4413A.pdf>.
Smith C, 2008, Leprosy Strategy is About Control Not Eradication The Lancet.
Diunduh 21 September 2014,
<http://www.thelancet.com/pdfs/journals/lancet/PIIS0140-6736%2808%2960433-X.pdf>.
Sulastri, 2012, Faktor Risiko Kejadian Kecacatan Tingkat II Pada Penderita Kusta di RS Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, diunduh 24 November 2015, <
http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/9/e- library%20stikes%20nani%20hasanuddin--andisulast-419-1-36148691-1.pdf>.
Sulistiyawati, 2014, Hubungan Tipe Reaksi Kusta Dengan Tingkat Kecacatan Penderita Kusta di Puskesmas Pasean Kabupaten Pamekasan Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2012, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang.
Susanto N, 2006, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecacatan Penderita Kusta (Kajian di Kabupaten Sukoharjo), Magister Epidemiologi Lapangan, Tesis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
diunduh 20 September 2014,
xxiv
Tyarsa, 2012, Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Keteraturan dan Ketepatan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Tahun 2011, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, diunduh 5
September 2015, <
http://eprints.ums.ac.id/27242/1/HALAMAN_DEPAN.pdf>.
Wahyuni Catharina U, 2012, Risiko Kecacatan pada Ketidakteraturan Berobat Penderita Kusta di Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa Timur,
diunduh 1 November 2014,
<http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/IJPH/article/download/1032/1 025>.
Weekly Epidemiological Report WHO, 2011, Global Leprosy Situation, Beginning of 2011, No 33, 2011, 83, 293-300, diunduh 20 Oktober 2014, < http://www.who.int.wer >.
Wisnu, Hadilukito, 2003, Pencegahan Cacat Kusta, dalam Sjamsoe Daili, ES (eds), Kusta, Edisi Kedua, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, hh 83-93.
Witama A, 2014, Karakteristik Penderita Kusta Dengan Kecacatan Derajat 2 di RS Kusta Alverno Singkawang Tahun 2010-2013, Program Pendidikan Dokter, Skripsi, Universitas Tanjungpura, diunduh 21
Oktober 2014,
<http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/view/4635/4712>.
World Health Organization (WHO), 2010, Leprosy, diunduh 18 Oktober 2014, <http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs101/en/index.html>.
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kusta adalah penyakit menular dan menahun disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae menyerang saraf tepi dan selanjutnya menyerang kulit,
mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem retikulo endotelia, mata, otot,
tulang, testis dan organ lain kecuali sistem saraf pusat (Kementerian Kesehatan, 2010). Penderita kusta mendapat stigma buruk dari masyarakat, sehingga tidak
hanya menanggung penyakit, tetapi juga dikucilkan karena cacat tubuh yang menyeramkan (Regan dan Keja, 2012).
Menurut International Classification of Function Disability and Health,
kecacatan pada kusta adalah istilah yang dipakai untuk mencakup 3 aspek yaitu kerusakan struktur dan fungsi (impairment), keterbatasan aktifitas (activity limitation), dan masalah partisipasi (participation problem). Meskipun kecacatan
dapat diobati bukan berarti Provinsi Jawa Timur terbebas dari masalah penyakit kusta, karena dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru (Regan
dan Keja, 2012). Risiko kecacatan sebanding dengan lama dimulainya pengobatan setelah seseorang menderita kusta. Semakin panjang penundaan pengobatan kusta
setelah ditemukan tanda dini, semakin besar risiko timbulnya kecacatan akibat kerusakan saraf yang progresif (Rambey, 2012). Menurut Wahyuni (2012), penderita cacat banyak ditemukan pada responden yang tidak teratur minum obat
2
cacat 6,7 kali lebih besar jika dibandingkan dengan penderita yang teratur minum
obat.
Pada tahun 2012, penemuan penderita baru di Indonesia sebanyak 18.853 orang, sedangkan penemuan penderita baru di Provinsi Jawa Timur sebanyak
4.087 orang. Penyebaran penderita kusta di Provinsi Jawa Timur meliputi pantai utara Jawa dan Madura. Di tahun 2012, terdapat 16 Kabupaten yang memiliki
angka prevalensi di atas 1/10.000 penduduk terutama di kedua daerah tersebut (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012). Hasil pencatatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Tuban, prevalensi kusta di Kabupaten Tuban adalah 2,24 per 10.000 penduduk dengan angka kecacatan tingkat 1 pada tahun 2014 sebesar 24%, sedangkan tingkat 2 sebesar 14%. Hal tersebut menunjukkan bahwa angka
kecacatan dan prevalensi masih jauh diatas target nasional yaitu <5% untuk angka kecacatan dan <0,5 per 10.000 penduduk untuk prevalensi kusta (Dinas Kesehatan
Kabupaten Tuban, 2014).
Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Jawa Timur yang disebutkan di atas, Kabupaten Tuban termasuk dalam prevalensi tinggi penyakit
kusta dengan tingkat kecacatan tinggi. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian di salah satu puskesmas, yaitu Puskesmas Temandang dengan
prevalensi kusta 11,30 per 10.000 penduduk untuk meninjau hubungan tingkat kecacatan dengan pengobatan pada penderita kusta.
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan tingkat kecacatan dengan pengobatan pada penderita kusta di Puskesmas Temandang Kabupaten Tuban.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui angka kecacatan penderita kusta di Puskesmas Temandang Kabupaten Tuban periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014.
2. Mengetahui riwayat pengobatan penderita kusta di Puskesmas Temandang Kabupaten Tuban periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat klinis
Sebagai sumber informasi tentang angka kecacatan penderita kusta sehingga dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantasan kusta. 1.4.2 Manfaat akademis
1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kedokteran.
2. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pemberantasan penyakit kusta.
1.4.3 Manfaat bagi masyarakat
Menambah wawasan bagi masyarakat tentang penyakit kusta, sehingga membantu penderita dan masyarakat mengenal secara dini dan mencegah