DINAMIKA ORGANISASI GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) (Kasus : Desa Sada Perarih, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. )
SKRIPSI
OLEH
EVRI RICKY RODESTA SIANTURI 080309058
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Evri ricky rodesta sianturi (080309058) dengan judul skripsi “Dinamika
Organisasi Gapoktan dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, kabupaten karo” dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting,
MADE, sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi sebagai anggota komisi pembimbing
Tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana Dinamika organisasi GAPOKTAN didaerah penelitian, Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN.
Untuk menganalisa hipotesis 1 digunakan analisis metode deskriptif, Untuk menganalisa hipotesis 2 digunakan analisis metode deskriptif dengan skoring, Untuk menganalisis hipotesis 3 yaitu perkembangan PUAP di Desa Kurbakti dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, Untuk menganalisis hipotesis 4 yaitu menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi anggota dengan dinamika koperasi dilakukan metode analisis korelasi rank spearman, Untuk mengalisa hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS
Perkembangan Gapoktan ARIHTA ERSADA mulai Tahun 2009-2012 mengalami peningkatan dalam hal jumlah anggota yaitu sebanyak 132 orang (57%), atau dari 198 orang menjadi 330 orang. Dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya secara keseluruhan berada dalam kriteria Tinggi dengan jumlah skor yang diperoleh sebesar 38,55 dan persentase sebesar 72,75%. Perkembangan dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada meningkat mulai tahun 2011-2013 meningkat sebesar 48,29% atau sebesar Rp.48.000.000. Dari modal awal yang diberikan yaitu sebesar Rp 100.000.000. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur, luas lahan dan jumlah tanggungan dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA. Dan ada terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan anggota dan lama berusaha tani dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA.Secara serempak, umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya. Namun secara parsial, tingkat pendidikan anggota berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya, sedangkan variabel umur, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya
RIWAYAT HIDUP
Evri Ricky Rodesta Sianturi, lahir di Galang pada tanggal 07 Desember
1990. Anak tunggal dari pasangan Charles Sianturi dan Ernawaty Br. Barus.
Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut.
1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 104279 Paya Itik dan tamat
tahun 2002.
2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Galang dan
tamat tahun 2005.
3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Galang dan
tamat tahun 2008.
4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Sumatera Utara, melalui jalur Simulasi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN).
5. Bulan Juli 2012 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bagan
Asahan Pekan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.
6. Bulan Juli s.d. November 2013 melakukan penelitian di Desa Sada Perarih
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “DINAMIKA ORGANISASI
GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) (Studi Kasus: Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)”.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting, MADE sebagai ketua komisi
pembimbing.
2. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing.
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah M.S. selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan
Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis
FP USU.
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis khususnya dan
di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada umumnya.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta Charles Sianturi dan Ernawaty br. Barus yang
telah menjadi sumber motivasi serta memberi dukungan dan do’a bagi penulis
dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.
6. Para responden yang telah memberikan waktu dan kesediaan diri dalam
7. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan
menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.
Medan, Januari 2014
DAFTAR ISI
Identifikasi Masalah ... 4
Tujuan Penelitian ... 4
Kegunaan Penelitian ... 5
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka... 6
Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) ... 6
Kerangka Pemikiran ... 20
Hipotesis Penelitian ... 22
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 23
Metode Pengambilan Sampel ... 23
Metode Pengumpulan Data ... 24
Teknik Pengumpulan Data ... 25
Metode Analisis Data ... 25
Definisi dan Batasan Operasional ... 28
Batasan Operasional ... 30
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 31
Gambaran Desa Peneltian ... 31
Keadaan Penduduk ... 33
Penggunaan Lahan ... 34
Sarana dan Prasarana ... 34
Karakteristik Petani Sampel ... 35
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Gapoktan Arihta Ersada ... 37
Perkembangan Gapoktan Arihta Ersada ... 37
Dinamika Organisasi Gapoktan Arihta Ersada ... 38
Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Dengan Dinamika Organisasi ... 42
Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Dinamika Organisasi Gapoktan ... 44
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 48
Saran ... 49
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal.
1. Variabel Pengukur Dinamika Organisasi ... 26
2. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford... 27
3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012... 33
4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2012... 33
5. Penggunaan Lahan di Desa Sada Perarih Tahun 2012 ... ... 34
6. Saran dan Prasarana di Desa Sada Perarih Tahun 2012.... ... 35
7. Karakteristik Petani Sampel Penerima PUAP di Desa Sada Perarih... 35
8. Perkembangan Jumlah Anggota Gapoktan Arihta Ersada... 37
9. Dinamika Organisasi Dalam Gapoktan ... 38
10.Perkembangan Dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada Tahun 2011-2013 ... 42
11.Analisis Korelasi Rank Spearman Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Dinamika Organisasi gapoktan ... 42
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal.
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
1. Karakteristik Petani Sampel
2. Skor Dinamika Organisasi Gapoktan
ABSTRAK
Evri ricky rodesta sianturi (080309058) dengan judul skripsi “Dinamika
Organisasi Gapoktan dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, kabupaten karo” dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting,
MADE, sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi sebagai anggota komisi pembimbing
Tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana Dinamika organisasi GAPOKTAN didaerah penelitian, Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN.
Untuk menganalisa hipotesis 1 digunakan analisis metode deskriptif, Untuk menganalisa hipotesis 2 digunakan analisis metode deskriptif dengan skoring, Untuk menganalisis hipotesis 3 yaitu perkembangan PUAP di Desa Kurbakti dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, Untuk menganalisis hipotesis 4 yaitu menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi anggota dengan dinamika koperasi dilakukan metode analisis korelasi rank spearman, Untuk mengalisa hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS
Perkembangan Gapoktan ARIHTA ERSADA mulai Tahun 2009-2012 mengalami peningkatan dalam hal jumlah anggota yaitu sebanyak 132 orang (57%), atau dari 198 orang menjadi 330 orang. Dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya secara keseluruhan berada dalam kriteria Tinggi dengan jumlah skor yang diperoleh sebesar 38,55 dan persentase sebesar 72,75%. Perkembangan dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada meningkat mulai tahun 2011-2013 meningkat sebesar 48,29% atau sebesar Rp.48.000.000. Dari modal awal yang diberikan yaitu sebesar Rp 100.000.000. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur, luas lahan dan jumlah tanggungan dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA. Dan ada terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan anggota dan lama berusaha tani dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA.Secara serempak, umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya. Namun secara parsial, tingkat pendidikan anggota berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya, sedangkan variabel umur, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh
negara kita karena sektor pertanian memberikan banyak kontribusi dalam
pembangunan ekonomi. Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sebagai penyerap tenaga kerja; kontribusi terhadap
pendapatan; kontribusi dalam penyediaan pangan; pertanian sebagai penyedia
bahan baku; kontribusi dalam bentuk kapital; dan pertanian sebagai sumber
devisa.
Sejak lama pelaksanaan pembangunan nasional, daerah dan perdesaan selalu
mengagendakan dan memprioritaskan penanggulangan kemiskinan. Berbagai
kebijakan, strategi dan program telah dirumuskan dan diimplementasikan dalam
skala nasional dan regional, baik bersifat langsung maupun tidak langsung. Hasil
dari implementasi tersebut awalnya cukup menggembirakan, karena menurut
angka statistik terdapat penurunan jumlah masyarakat miskin di daerah dan secara
nasional. Pada awal krisis moneter (pertengahan 1997) yang berdampak terhadap
krisis ekonomi mengakibatkan lumpuhnya perekonomian sebagian masyarakat,
dan angka kemiskinan hampir di seluruh daerah meningkat tajam (Ginting, 2005).
Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang
penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan
ekonomi nasional berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung akan
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses pada
sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi petani yang masih
lemah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah menetapkan Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaan (PUAP) yang mulai dilaksanakan
pada tahun 2008 dimana tujuan dari program ini adalah untuk mempercepat
tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis dengan sasaran mengurangi
kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaaan (PUAP) merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh
Departemen Pertanian yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Program PUAP
mencoba mengatasi masalah dana dengan cara menyalurkan dana kepada petani
melalui kelompok tani/gapoktan. Dana PUAP pada prinsipnya hanya sebagai
stimulus dalam menggerakkan usaha tani petani yang kemudian dikelola melalui
PUAP merupakan bentuk fasilitas modal usaha untuk petani, baik petani pemilik,
petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga miskin di perdesaan yang
terkoordinasikan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan
kelembagaan tani palaksana PUAP untuk menyalurkan modal bagi anggotanya
(Anonimus, 2009).
Pelaksanaan PUAP mengacu kepada pola dasar yang ditetapkan dalam
PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 yaitu pendidikan dan latihan
untuk pengembangan usaha, pendampingan dan pemberian fasilitas bantuan
modal usaha petani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan. Melalui penerapan
sistem demokrasi pada tingkat Gapoktan yaitu keputusan Rapat Anggota
usaha untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan dapat
tercapai Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP,
pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi lembaga ekonomi yang
dimiliki dan dikelola oleh petani secara mandiri. Para pelaku agribinsis skala
kecil dan menengah seringkali banyak mengalami hambatan dalam
mengembangkan agribisnisnya, termasuk Gapoktan. Gapoktan juga sebagai
wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan
permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan.
Menurut Ginting (2003) dalam Dummy (2003), tingkat kedinamisan organisasi
yang tinggi merupakan harapan dari satu kelompok atau organisasi, dan efektif
sebagai pemanfaatan potensi untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan
GAPOKTAN dapat pula menjadi kesulitan dalam keberhasilan GAPOKTAN
karena sering kali tujuan GAPOKTAN itu tidak/ sulit dimengerti oleh anggota,
sulit dibayangkan (penuh kata-kata yang tidak operasional), tidak jelas tujuan
jangka pendek atau jangka panjangnya, dan tidak sesuai dengan tujuan anggota,
dan lain - lain. Kedinamisan suatu kelompok sangat ditentukan oleh kedinamisan
anggota kelompok melakukan interaksi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu
untuk mengetahui dinamis tidaknya suatu kelompok tersebut dikatakan baik atau
tidak, dapat dilakukan dengan menganalisis anggota kelompok tani melalui
penilaian-penilaian anggota kelompok tani terhadap Dinamika Organisasi
GAPOKTAN Dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan
(PUAP) yaitu GAPOKTAN yang ada di Desa Kurbakti Kecamatan Merdeka
Identifikasi Masalah
Bedasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5 tahun terakhir di
daerah penelitian?
2. Bagaimana Dinamika organisasi Gapoktan didaerah penelitian?
3. Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian?
4. Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan dinamika
organisasi Gapoktan?
5. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani dengan dinamika
organisasi Gapoktan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5
tahun terakhir di daerah penelitian?
2. Untuk mengetahui bagaimana Dinamika organisasi Gapoktan didaerah
penelitian?
3. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian?
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi pertani
dengan dinamika organisasi Gapoktan?
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi pertani
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi anggota Gapoktan di daerah penelitian.
2. Sebagai informasi yang berhubungan dengan pembuktian teori tentang
berpengaruh pada kinerja usaha dalam pengembangan dana PUAP.
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pengurus
Gapoktan penerima Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha
Agrinisnis Perdesaaan (BLM-PUAP) untuk mengembangkan sifat/jiwa dan
kemampuan manajemen agribisnisnya dalam perkembangan usaha Gapoktan.
4. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
Gabungan Kelompok Tani (Gapokan)
PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan bahwa
Gapoktan sebagai pelaksana PUAP merupakan penggabungan dari beberapa
kelompok tani dalam satu kawasan desa. Tujuan penggabungan kelompok
menjadi Gapoktan dalam PERMENTAN Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 adalah
untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar kelompok tani
lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi
pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan
hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar (Anonimus,
2007a).
Departemen Pertanian Republik Indonesia (1980 dalam Mardikanto, 1993)
kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang
terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda-pemudi),
yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian
dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pimpinan seorang kontak tani.
Menurut Mosher (1967 dalam Mardikanto, 1993) mengemukakan bahwa salah
satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok
tani. Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan lingkungan sosial
ekonomi setempat, membutuhkan adanya pengembangan kelompok tani ke dalam
suatu organisasi yang jauh lebih besar. Beberapa kelompok tani bergabung ke
terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam satu wilayah
administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara
kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapai mungkin di wilayah administrasi
desa/kecamatan (Anonimus, 2007b)
Fungsi Gapoktan
Gapoktan melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang
menyangkut kuantitas, kualitas, kontunuitas, dan harga.
2. Penyedia saprotan yang melipui: pupuk, benih bersertifikat, pestisida, dan
lainnya, serta menyalurkan saprotan kepada petani melalui kelompok.
3. Penyedia modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman kepada
petani yang memerlukan.
4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang meliputi:
penggilingan, grading, pengepakan, dan lainnya yang dapat meningkatkan nilai
tambah produksi.
5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual prodouk petani
kepada pedagang atau industri hilir.
Struktur Organisasi
a. Gapoktan
Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain:
(1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;
(2) Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif; dan
Untuk kepentingan keberlanjutan program PUAP, maka Gapoktan berfungsi
sebagai executing dalam penyaluran dana BLM-PUAP (Anonimus, 2007b).
Dalam pelaksanaan PUAP maka rapat anggota (RA) merupakan forum tertinggi
dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang diputuskan pada RA, diantaranya
memilih dan memberhentikan pengurus, penambahan anggota, pengesahan
program, penetapan unit usaha otonom, evaluasi pengembangan pengelolaan unit
usaha Gapoktan dan hal lain yang perlu mendapatkan kesepakatan anggota. Rapat
Anggota merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota dan
setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Untuk menjalankan pengelolaan
PUAP maka Gapoktan PUAP dilengkapi pengurus yang terdiri dari:
(1) Ketua, (2) Sekretaris dan (3) Bendahara yang ditetapkan melalui RA yang
dimasukkan dalam dokumen AD/ART Gapoktan.
b. Rapat Anggota Gapoktan
Sebagai forum tertinggi dalam pelaksanaan PUAP, Rapat Anggota dilaksanakan
dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Rapat Anggota dihadiri oleh seluruh pengurus Gapoktan, wakil dari kelompok
tani, Penyuluh Pendamping dan Komite Pengarah.
2. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan anggota.
3. Tujuan rapat anggota adalah untuk menetapkan RUB (Rencana Usaha
Bersama), mekanisme penyaluran dan pemanfaatan dana PUAP, pola
pengembangan usaha agribinis anggota dan unit usaha otonom Gapoktan, Tata
tertib rapat anggota,Pengesahan pertanggungjawaban pengurus.
Pengurus Gapoktan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah
petani anggota yang dipilih dalam Rapat Anggota. Untuk menjalankan fungsi
organisasi PUAP, masing-masing Pengurus Gapoktan PUAP mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Ketua
Mengkoordinasikan, mengorganisasikan serta bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh kegiatan PUAP dengan rincian sebagai berikut :
(1.) Melaksanakan hasil keputusan rapat anggota;
(2.) Memimpin rapat pengurus yang dihadiri pengurus poktan, komite pengarah
dan penyuluh pendamping;
(3.) Menanda tangani surat menyurat dan dokumen pelaksanaan PUAP (RUB)
dan dokumen yang terkait dengan pencairan dana PUAP;
(4.) Mewakili Gapoktan dalam pertemuan dengan pihak lain
(5.) Mengkoordinasikan pelaporan dan pertanggung jawaban dana;
(6.) Memimpin organisasi dan administrasi Gapoktan PUAP
2. Sekretaris
Bertugas melaksanakan administrasi kegiatan Gapoktan PUAP, dengan
rincian sebagai berikut :
(1.) Membuat dan memelihara notulen rapat, berita acara, serta dokumen PUAP
lainnya.
(2.) Menyelenggarakan surat-menyurat dan pengarsipannya.
(3.) Menyelenggarakan administrasi dokumen RUB, RUK, RUA dan kegiatan
organisasi lainnya.
3. Bendahara
Bertugas menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan Gapoktan
baik penyaluran maupun pengelolaan dana PUAP, dengan rincian
tugas adalah sebagai berikut :
(1.) Melaksanakan penarikan/pencairan sesuai dengan jadwal pemanfaatan oleh
anggota;
(2.) Menyalurkan dana BLM PUAP sesuai dengan RUB, RUK dan RUA dan
atau jadwal pemanfaatan dana yang diusulkan anggota;
(3.) Membukukan setiap penyaluran dana PUAP kepada anggota;
(4.) Menyimpan dan memelihara arsip pembukuan dana PUAP;
(5.) Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan keuangan Gapoktan PUAP;
4. Komite pengarah
Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa
yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani
dan penyuluh pendamping. Komite Pengarah terdiri atas seorang
ketua dan dua orang anggota
dengan tugas sebagai berikut :
(1.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penetapan RUB pada saat
Rapat Anggota;
(2.) Mengawasi penggunaan dana BLM-PUAP sesuai keputusan Rapat Anggota;
(3.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penumbuhan dan
pengembangan unit usaha otonom Gapoktan.
Kelompok tani
Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,
sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota. Jumlah anggota kelompok tani terdiri atas 20 orang sd 30 orang atau
disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,
maka kebijakan penguatan modal di bidang pertanian pun ikut berubah dan
dimodifikasi lagi agar lebih baik. Pada tahun 2008 pemerintah melalui
Departemen Pertanian RI mencanangkan program baru yang diberi nama
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan bagian
dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam
menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa
sasaran. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program
pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan kesempatan kerja (Departemen Pertanian, 2008).
Khusus untuk program dari Departemen Pertanian RI yakni PUAP, dilaksanakan
pada tahun yang sama yakni tahun 2008 dengan menyalurkan dana BLM-PUAP
ke 10.000 desa pertanian. Masing-masing desa menerima BLM-PUAP sebesar Rp
100.000.000 untuk mengembangkan agribisnis perdesaan. Kebijakan Departemen
Pertanian RI dalam pemberdayaan masyarakat tersebut diwujudkan dengan
penerapan pola bentuk fasilitasi bantuan penguatan modal usaha bagi petani
tani. Operasional penyaluran dana PUAP tersebut dilakukan dengan memberikan
kewenangan kepada Gapoktan terpilih sebagai pelaksana PUAP dalam hal
penyaluran dana penguatan modal kepada anggotanya. Agar mencapai hasil yang
maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh
pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi
kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani (Departemen
pertanian, 2008).
Tujuan PUAP
Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan
pedoman umum PUAP adalah untuk :
1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan
pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi
wilayah;
2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan,
penyuluh dan penyelia mitra tani.
3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau
mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP
PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota,
baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.
Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan
kegiatan usaha di bidang pertanian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan petani. Operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan
memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan.
Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra
tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur
PUAP antara lain :
1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;
2) Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;
3) Dimiliki dan dikelola oleh petani;
4) Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota.
Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. Dana
tersebut disalurkan kepada anggota Gapoktan guna menunjang kegiatan
usahataninya. Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa
prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan
tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan
pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim
pemantau, pembinaan dan pengendalian di tingkat propinsi dan kabupaten atau
kota
Sasaran Program PUAP
Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP adalah :
1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan
potensi pertanian desa.
3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau peternak
(pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan
4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian,
mingguan maupun musiman.
5. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
Indikator Keberhasilan PUAP
Indikator keberhasilan output meliputi :
a. Tersalurkannya BLM – PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani
miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan
b. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya
manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.
Indikator keberhasilan outcome meliputi :
a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola
bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga tani.
b. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang
mendapatkan bantuan modal usaha.
c. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan;
dan
d. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan
rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.
a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di
lokasi desa PUAP.
b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola
oleh petani.
c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan
(Deptan, 2008).
Landasan Teori
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga, kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interpendensi antara anggota
kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama
ada di dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis,
artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah-ubah
(Shaw, 1971).
Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan satu
kelompok atau organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif, efisien
dalam mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuan tentang
kehidupan kelompok atau organisasi (Ginting, 2000).
Margono (1978) dalam Ginting (2003) menyebutkan bahwa tingkat kedinamisan
suatu organisasi/kelompok bergantung pada 8 faktor yaitu:
a. T
Suatu keadaan yang ingin dicapai oleh organisasi yang merupakan sejumlah
cita-cita dari individual yang sama yang hendak dicapai secara bersama di dalam
organisasi.
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam
organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan,
struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan struktur komunikasi yaitu bagaimana
aliran-aliran komunikasi terjadi.
Fungsi Tugas Organisasi
Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Slamet dalam Ginting (1995)
ada 6 indikator yang dipakai, yaitu: fungsi memberi informasi, fungsi memuaskan
anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi menghasilkan inisiatif,
fungsi mengajak untuk berpartisipasi, dan fungsi menjelaskan.
Pembinaan Organisasi
Merupakan upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada
kehidupan organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada enam usaha
mempertahankan kehidupan kelompok, yaitu: partisipasi semua anggota
kelompok, adanya fasilitas, adanya kegiatan kelompok, adanya kontrol sosial,
adanya kesempatan untuk mendapatkan anggota baru, dan adanya sosialisasi.
Kekompakan organisasi
Kekompakan organisasi tercipta dengan adanya rasa keterikatan yang kuat
diantara para anggotanya terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting
tujuan, homogenitas anggota, keterpaduan kegiatan, jiwa kerjasama, dan jumlah
anggota.
Iklim atau suasana organisasi
Biasa disebut juga atmosfer organisasi yaitu keadaan moral, sikap dan
perasaan-perasaan yang umum terdapat dalam organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting
(1995) ada tiga indikator yang dipakai, yaitu: hubungan antara anggota, kebebasan
berpartisipasi, dan lingkungan fisik.
Iklim atau suasana organisasi
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam organisasi yang
diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan organisasi, tetapi tegangan yang
terlalu tinggi atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan organisasi. Tekanan
kepada organisasi dapat berasal dari dalam (intern) organisasi yaitu tuntutan
ataupun keinginan dari para anggotanya. Sumber dari dalam adalah: konflik,
otoriter, persaingan dan lain-lain. Sedangkan tekanan dari luar organisasi (ekstern)
dapat berupa tuntutan-tuntutan dan harapan dari pihak luar, yang dapat
menimbulkan ketegangan yang akan mempengaruhi kedinamisan organisasi yang
sumbernya adalah berupa: tantangan, keritikan, sanksi, penghargaan, hukuman
dan lain-lain.
ektifitas organisasi
Efektifitas yang dapat diukur dari tercapainya kepuasan anggota dalam mencapai
dan setelah mencapai tujuan kelompok. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada
tiga indikator, yaitu dapat dilihat dari segi produktivitas, moral dan kepuasan atau
Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika
kelompok, yaitu:
a. Kohesi/ persatuan, yaitu tingkah laku anggota dalam kelompok seperti
proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok, dan
sebagainya.
b. Motif/ dorongan, yaitu interes anggota terhadap kehidupan kelompok seperti
kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan
sebagainya.
c. Struktur, yaitu bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan
kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.
d. Pimpinan, yaitu bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem
kepemimpinan, dan sebagainya.
e. Perkembangan kelompok, yaitu perubahan dalam kelompok, senangnya
anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan
sebagainya (Santosa, 2004).
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Departemen Pertanian (2008) mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan
bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan
terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi
desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.
Menurut Syahyuti (2005), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok
tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan
anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh
kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan
usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran,
terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber
informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah
kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsifungsi
lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.
Dinamika organisasi Gapoktan adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam
maupun di lingkungan Gapoktan yang akan menentukan perilaku dari anggota dan
perilaku kelompok tani,untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan
demi tercapainya tujuan.Cepat tidaknya petani mengadopsi inovasi tergantung
kepada faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial diantaranya umur, tingkat
pendidikan, dan pengalaman bertani. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya
adalah tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki
dan ada tidaknya usahatani yang dimiliki petani (Soekartawi, 1995).
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin
berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun
pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga
kerja maka semakin berpengelaman dalam mengelola usahataninya (Suratiyah,
2009). Pendidikan dan pelatihan selain bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pengurus dan pimpinan, korelasi sangat diperlukan untuk
peningkatan apresiasi sosial dari para pembinanya terhadap aspirasi yang hidup di
Menurut Soekartawi (1999) semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar
pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota
keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.
Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin tinggi pula pengalaman
kerjanya sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan dan
prodiktivitasnya (Suwita, 2011).
Kerangka Pemikiran
Untuk memperjelas mengenai dinamika organisasi GAPOKTAN terhadap
program pengembangan usaha agribisnis pedesaan, serta hubungan dan
pengaruhnya terhadap karateristik sosial ekonomi anggota dengan hal – hal yang
tercantum pada identifikasi masalah, maka dapat di lihat pada skema kerangka
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dinamika Organisasi GAPOKTAN
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Adanya peningkatan dinamika organisasi selama 5 tahun terakhir.
2. Dinamika organisasi gapoktan didaerah penelitian tergolong tinggi.
3. PUAP mengalami perkembangan setiap tahunnya didaerah penelitian dengan
perkembangan yang positif (+).
4. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki pengaruh dengan dinamika
organisasi gapoktan.
5. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki hubungan dengan dinamika
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara
sengaja, berdasarkan prasurvey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian.
Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa
berdasarkan data sekunder yang diperoleh, Desa Sada Perarih terletak di
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo merupakan salah satu desa yang telah
memperoleh dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) pada tahun
2011 dan telah mengusahakan dan mengembangkan dana Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk kegiatan agribisnis.
Metode Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling
dimana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata (tingkat) dalam anggota populasi tersebut. Dalam hal
ini dilakukan apabila populasi homogen/sejenis (Riduan, 2010).
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah anggota Gapoktan
didesa Sada Perarih Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. ,adapun
populasi petani yang mendapatkan bantuan dana PUAP didaerah
penelitian adalah sebanyak 74 orang. Penetapan jumlah sampel
ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane, hal ini
dikarenakan jumlah populasi telah diketahui (Rahmat, 1998).
n = �
�.�²+1 Dimana :
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d = Presisi yang ditetapkan 10% (0,10)
Jumlah sampel : n = �
�.�²+1 = 74
74(0,10)²+1 = 43
Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 43 petani yang menerima bantuan
dana PUAP di Desa Sada Perarih Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian
daftar kuesioner yang primer yang bersumber dari pengurus Gapoktan penerima
Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agrinisnis Perdesaaan
(BLM-PUAP) sebagai responden. Data primer diperolah dengan cara mendatangi
dan mewawancara responden secara langsung dengan menggunakan daftar
pertanyaan terstruktur (kuesioner) sebelumnya telah disiapkan
Sedangkan Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti, Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian dan Badan Penyuluh Provinsi Sumatera
Utara serta literatur-literatur yang mendukung penelitian. Jenis data yang akan
dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data
yang berupa angka-angka yang dapat dihitung. Data kuantitatif meliputi tujuan
kelompok, struktur kelompok, fungsi kelompok, efektifitas kelompok,
kekompakan kelompok. Suasana kelompok, tekanan kelompok dan pembinaan
umur, tingkat pendidikan , luas lahan, jumlah tanggungan dan pengalaman
bertani. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh melalui keterangan-keterangan
yang berkaitan dengan pengurus Gapoktan yang menerima dana Bantuan
Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Wawancara langsung dengan menggunakan instrument, yaitu kuesioner
terstruktur, yang telah disiapkan sebelumnya dengan mendatangi langsung
responden.
2. Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung ke objek penelitian, dalam hal ini mengamati secara
langsung kegiatan pengurus Gapoktan maupun kegiatan Gapoktan. Hal ini
bertujuan selain untuk mengetahui kondisi dari objek penelitian, juga untuk
memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai kinerja pengurus Gapoktan.
3. Dokumentasi yaitu dengan pengumpulan data dengan cara meneliti
dokumen/catatan/arsip. Dalam penelitian ini dapat berupa dokumen/catatan/arsip
yang di Gapoktan, maupun dari instansi terkait.
Metode Analisis Data
Untuk menganalisa hipotesis 1 digunakan analisis metode deskriptif . Hal yang
dianalisis adalah keadaan dinamika organisasi Gapoktan.
Untuk menganalisa hipotesis 2 digunakan analisis metode deskriptif dengan
skoring. Hal yang dianalisis adalah dinamika organisasi Gapoktan. Penilaian
ditanyakan dalam kuesioner dalam hal ini menggunakan 8 unsur dinamika yang
dapat dilihat pada tabel 3 berikut
Tabel 1. Variabel Pengukur Dinamika Organisasi
No Unsur Jumlah Nilai
Untuk melihat kedinamisan organisasi koperasi atas jumlah skor penilaiannya
secara keseluruhan dilakukan penskalaan dengan membagi jumlah skor menjadi 5
skor antara lain bila skor berada :
0 – 10,5 = Kedinamisan Sangat Rendah (SR)
10,6 – 21,1 = Kedinamisan Rendah (R)
21,2 – 31,7 = Kedinamisan Sedang (S)
31,8 – 42,3 = Kedinamisan Tinggi (T)
42,4 – 53 = Kedinamisan Sangat Tinggi (ST)
Untuk menganalisis hipotesis 3 yaitu perkembangan PUAP di Desa Sada Perarih
dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hal yang dianalisis adalah
jumlah anggota Gapoktan PUAP dan data pengembalian dana PUAP yang
Untuk menganalisis hipotesis 4 yaitu menganalisis hubungan karakteristik sosial
ekonomi anggota dengan dinamika koperasi dilakukan metode analisis korelasi
rank spearman dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
r = Korelasi rho
n = Jumlah kasus atau sampel
d = Selisih ranking antara variabel X dan Y untuk tiap subyek
1 & 6 = Angka konstan
Variabel Y = dinamika organisasi Gapoktan
Variabel X = umur, tingkat pendidikan, Luas lahan, jumlah tanggungan
keluarga, pengalaman bertani
Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan klasifikasi
koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam
Supriana(2009) pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 2. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Koefisien
Korelasi Keterangan
< 0,2
Tidak terdapat hubungan antara kedua variable
antara 0,2 s/d 0,4 Hubungan kedua variabel lemah antara 0,4 s/d 0,7 Hubungan kedua variabel sedang antara 0,7 s/d 0,9 Hubungan kedua variabel kuat antara 0,9 s/d 1 Hubungan kedua variabel sangat kuat
Uji yang dapat digunakan untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan variabel
Dimana:
t = t-hitung
r = koefisien korelasi spearman
n = jumlah sampel
Untuk mengalisa hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan regresi linear
berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah Umur (Tahun),
Tingkat Pendidikan (Tahun), Luas Lahan (Ha), Jumlah Tanggungan Keluarga
(Jiwa),Lama Bertani (Tahun Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh
dengan menggunakan rumus:
Ŷ= �+����+ ����+ ����+ ����+ ����+ �
Keterangan:
Ŷ = Dinamika Organisasi Gapoktan Arihta Ersada X1 = Umur (Tahun)
X2 = Tingkat Pendidikan (Tahun) X3 = Luas Lahan (Ha)
X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)
X5 = Lama Bertani (Tahun Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh
secara serempak terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji F statistika dengan
kriteria:
Jika:
�ℎ����� > ������, maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh
�ℎ����� ≤ ������, maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh
F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara serempak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).
F-hitung ≤ F-tabel, maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara serempak
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).
Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel
terikat (Y) di uji dengan uji t statistika dengan Kriteria Jika:
�ℎ����� > ������, maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh
�ℎ����� ≤ ������, maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh
Apabila:
t-hitung > t-tabel, maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).
t-hitung ≤ t-tabel, maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian
ini, maka dibuat beberapa defenisi sebagai berikut:
a. Organisasi merupakan wadah dari sekelompok orang yang mengadakan
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
b. Dinamika organisasi adalah kekuatan yang terdapat di dalam maupun di
lingkungan organisasi yang akan menentukan perilaku anggota organisasi
dan perilaku organisasi yang bersangkutan, untuk bertindak atau
melakasanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang
merupakan tujuan organisasi.
c. Tujuan organisasi adalah suatu keadaan akhir yang ingin dicapai oleh
organisasi, semua kegiatan organisasi diarahkan untuk mencapainya.
d. Struktur organisasi adalah pola yang sudah tetap mengenai interaksi dan
koordinasi dari teknologi dan tenaga kerja dalam satu organisasi.
e. Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
f. Pembinaan organisasi salah satu faktor penentu kedinamisan organisasi
yaitu dalam upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada
kehidupan organisasi.
g. Kekompakan organisasi atau kesatuan organisasi adalah dipengaruhi oleh
besarnya tanggung jawab para anggotanya.
h. Iklim organisasi atau atmosfer organisasi adalah keadaan moral, sikap dan
i. Tekanan Organisasi adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
ketegangan dalam organisasi yang dibutuhkan untuk menumbuhkan
kedinamisan, tetapi ketegangan yang terlalu tinggi atau terlalu besar dapat
mematikan kedinamisan organisasi.
j. Efektivitas organisasi adalah efektivitas yang dapat diukur dari tercapainya
tujuan organisasi dan besarnya kepuasan para anggota setelah tujuan
tercapai.
k. Agenda terselubung atau maksud terselubung adalah tujuan yang
dirumuskan anggota namun tidak tertulis tetapi diharapkan akan tercapai.
l. Karakteristik sosial ekonomi anggota adalah sifat-sifat khas yang dimiliki
oleh anggota seperti: umur, tingkat pendidikan, pengalaman dan jumlah
tanggungan keluarga.
m. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatauan
Republik Indonesa.
n. Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
o. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa
Kelompok Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala
p. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha pengembangan
agribisnis yang disusun oleh Gapoktan berdasarkan kelayakan usaha dan
potansi desa.
Batasan Operasional
a. Penelitian dilakukan di Gapoktan Desa Sada Perarih Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo.
b. Sampel adalah anggota Gapoktan di Desa Sada perarih
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2º50’–3º19’ Lintang
Utara dan 97º55’–98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen
dari luas Propinsi Sumatera Utara. Merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi
aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.Wilayah Kabupaten
Karo berada pada ketinggian 280–1.420 M di atas permukaan laut. Sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah
selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir, sebelah timur dengan
Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun dan sebelah barat dengan
Propinsi Nangroe Aceh Darusalam. Tahun 2012 di Kabupaten Karo Penduduk laki-laki lebih sedikit dari Perempuan. Laki-laki berjumlah 178.073 jiwa dan Perempuan berjumlah 180.750 jiwa. Sex rasionya sebesar 98,52.
Gambaran Desa Penelitian
Kecamatan Merdeka, Desa Sada Perarih.
Kecamatan merdeka merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang ada
dikabupaten karo dengan ibukota kecamatan di desa merdeka yang berjarak 14
km dari kabanjahe dan 67 km dari medan ibukota Propinsi. Kecamatan merdeka
dibentuk atas dasar PERDA 04 TAHUN 2005, dimana Kecamatan Simpang
Empat dimekarkan menjadi 3(tiga) Kecamatan yaitu Simpang Empat sebagai
kecamatan induk, Kecamatan Merdeka hasil pemekaran, dan Kecamatan
Namanteran hasil pemekaran. Kecamatan Merdeka dengan luas ± 44,7 km²
berada pada ketinggian rata-rata 1000-1400 m diatas permukaan laut dengan
• Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan merdeka
• Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan naman teran
• Sebelah utara berbatas dengan kabupaten deliserdang
• Sebelah selatan berbatas dengan kecamatan simpang empat
Kecamatan merdeka berasal dari Kecamatan Simpang Empat dimana pada sejak
pra kemerdekaan yang disebut dengan istilah kerajaan yang dipimpin oleh raja
yang disebut dengan Sibayak Lingga yang kekuasaan meliputi
• Ulung sitelu kuru yang diperintahkan oleh Raja Uung Merga Karo-karo
• Urung Tiga Pancur diperintah oleh Raja ulung Merga Sembiring Gurukinayan
• Urung sempat teran yang diperintah oleh Raja Urung Merga karo-karo sitepu
Kecamatan merdeka telah diresmikan sejak tanggal 29 desember 2007 lalu.
Desa Sada Perarih
Desa Sada Perarih merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Merdeka,
Kabupaten Karo. Desa ini memiliki luas 4,53 km², yang sebagian besar digunakan
sebagai lahan tanaman Holtikultura. Adapun tanaman Holtikultura di Desa Sada
Perarih adalah 2,46 km dan bukan lahan pertanian 2,01 km.
Desa Sada Perarih memiliki curah hujan tertinggi pada bulan November sebesar 268 mm dan terendah pada bulan Januari sebesar 64 mm sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 21 hari dan terendah pada bulan Februari sebanyak 7 hari. Suhu udara berkisar antara 18,8ºC sampai dengan 19,8ºC dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 84,66 persen.
Secara administratife Desa Sada Perarih mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut :
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Torong
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Deram
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gajah
Keadaan Penduduk
Desa Sada Perarih terdiri dari 4 dusun dengan jumlah penduduk 1.465 jiwa,
jumlah Kepala Keluarga sebanyak 390. KK yang terdiri dari kepala keluarga tani
351 KK dan bukan petani 39 KK. Desa Sadaperarih memiliki 11kelompok tani.
Tabel 3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012.
Sumber : PPL Sada Perarih
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Sadaperarih, Kecamatan
Merdeka, Kabupaten Karo yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 732 jiwa atau
persentase sebesar 49,96% perempuan sebanyak 733 jiwa atau persentase sebesar
50,03% Dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa
Sadaperarih, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo yang tertinggi berjenis
kelamin Perempuan sebesar 50,03%
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sada Peralih Tahun 2012
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 954
2 Industri Rumah Tangga 20
3 PNS/ABRI 18
4 Lainnya 51
Sumber : PPL Sadaperarih
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi penduduk menurut mata pencaharian
pencaharian sebagai petani sebanyak 954 jiwa, industri rumah tangga sebanyak 20
jiwa, PNS/ABRI sebanyak 18 jiwa, dan lainnya 51 jiwa, dengan demikian dapat
disimpulkan sebagian besar penduduk Desa Sada Perarih bermata pencaharian
sebagai petani.
Penggunaan Lahan
Sebagian besar lahan yang ada di Desa Sada Perarih dimanfaatkan oleh penduduk
untuk kegiatan pertanian. Secara rinci pemanfaatan di Desa Sada Perarih dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Penggunaan Lahan di Desa Sada perarih Tahun 2012.
No Penggunaan Luas(Km) Persentase(%)
1. Perladangan 2,45 51.23
2. Perumahan /
Pemukiman
2,01 48,77
Total 4,46 100
Sumber :Profil Desa Sada perarih 2012
Dari Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan untuk perladangan sebesar
2,45 km atau persentase sebesar 51,23 %, untuk perumahan/pemukiman sebesar
2,01 km atau persentase sebesar 48,77 %
Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat
desa. Semakin baik sarana dan prasarana di desa, maka kemajuan desa akan cepat
tercapai. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di Desa Sada Perarih
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Sadaperarih Tahun 2012.
No Uraian Jumlah (Unit)
1 Pos Penyuluh 1
2 BPP 1
3 Sepeda Motor Dinas 1
Sumber : PPL Desa Sada Perarih.
Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik petani sampel di daerah penelitian menjadi gambaran umum kondisi
petani yang ada di Desa Sada Perarih. Petani sampel pada daerah penelitian adalah
petani yang mendapatkan bantuan modal dari pemerintah melalui program
PUAP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perincian data Tabel 9.
Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel Penerima PUAP di Desa Sada Perarih
No Uraian Range Rataan
1. Umur (Tahun) 32-62 45,74
2. Tingkat pendidikan
(Tahun)
6-12 8,23
3. Lama berusahatani
(Tahun)
5-33 18,16
4. Luas lahan (Ha) 0,2-1,4 0,72
5. Jumlah Tanggungan
(Jiwa)
2-6 3,69
Sumber :Data diolah dari lampiran 1
Umur
Tabel 7 menunjukkan bahwa umur petani sampel mempunyai range antara 32-62
tahun dengan rataan sebesar 45,74 tahun. Data ini menjelaskan bahwa petani
sampel tergolong dalam usia produktif.
Tingkat Pendidikan
Rataan tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian adalah 8,23 tahun
dengan range 6-12 tahun. Artinya rata-rata petani sampel sudah menyelesaikan
pendidikan formal hingga SD, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
petani sampel tergolong masih rendah.
Rataan lamanya berusahatani atau pengalaman bertani petani sampel adalah
sebesar 20,65 tahun dengan range 8-39 tahun. Berdasarkan rataan tersebut
pengalaman bertani petani sampel sudah cukup lama.
Luas Lahan
Rataan luas lahan yang diusahakan oleh petani sampel dalam berusahatani adalah
0,72 ha dengan range 0,2-1,4 ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel
termasuk petani yang memiliki luas lahan sempit.
Jumlah Tanggungan
Rataan jumlah tanggungan keluarga adalah 3,69 jiwa dengan range 2-6 jiwa.
Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani sampel masih
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Gapoktan Arihta Ersada
Gapoktan Arihta Ersada merupakan gapoktan yang bergerak dalam bidang
Usahatani dan Simpan Pinjam. Gapoktan tersebut berada di Desa Sada Perarih
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, dan dibentuk tanggal 3 Desember 2008
yang dibentuk sesuai dengan keputusan bersama anggota dalam rapat
pembentukan Gapoktan Arihta Ersada. Gapoktan Arihta Ersada Terdiri dari
11 Kelompok Tani dengan jumlah anggota sebanyak 330 orang.Adapun
jumlah anggota yang mendapat bantuan PUAP sebanyak 74 orang.
Perkembangan Gapoktan Arihta Ersada
Perkembangan Gapoktan Arihta Ersada dapat dilihat dari segi jumlah anggota dan
Perkembangan dana PUAP.
Tabel 8. Perkembangan Jumlah Anggota Gapoktan Arihta Ersada Tahun 2009-2013
N Tahun
Jlh. Anggota Persentase (%) Lama
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah anggota Gapoktan Arihta Ersada
meningkat mulai dari tahun 2009-2013 yaitu sebanyak 57,3%. Dapat dilihat
terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah 65 orang atau 36,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa Gapoktan Arihta Ersada membuka peluang bagi yang
ingin menjadi anggota Gapoktan dengan menerima dan memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Gapoktan Arihta Ersada..
Dinamika Organisasi Gapoktan Arihta Ersada
Dari Tabel 9 dapat dijelaskan bahwa dinamika organisasi dalamGapoktan adalah
38,55. Artinya dinamika organisasi Gapoktan dalam kategori tinggi dengan
persentase ketercapaian skor sebesar 72,75%.
Adapun penjelasan dari masing-masing komponen dinamika organisasi adalah
sebagai berikut:
Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi adalah suatu keadaan yang ingin dicapai oleh Gapoktan.
Adapun tujuan dari Gapoktan sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam
organisasi yaitu:
Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut
membangun perkembangan usahatani anggota kelompok.
Tujuan Gapoktan merupakan sejumlah cita-cita masing-masing anggota yang
ingin dicapai secara bersama-sama melalui organisasi gapoktan.Dari Tabel 9hasil
ketercapaian skor sebesar 93,48% dengan kriteria skor Sangat Tinggi
menunjukkan bahwa anggota mengetahui tujuan gapoktan, proses pembentukan
tujuan gapoktan, dan kesesuaian tujuan gapoktan dengan tujuan individu sebagai
anggota.
Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam
organisasi yang menyangkut kedudukan dan peran masing-masing di dalam
organisasi. Struktur organisasi Gapoktan Arihta Ersada adalah sebagai berikut:
Penasehat, Pembimbing, Pengurus : Ketua, Sekretaris, dan Bendahara dan
Seksi-seksi, Badan Pengawas : Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, Anggota
Tabel 9 menunjukkan ketercapaian skor sebesar 87,59 % dengan kriteria skor
Sangat Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara masing-masing
perannya dalam Gapoktan Arihta Ersada sangat baik. Struktur kelompok yang
dibentuk sesuai dengan keputusan dalam Rapat Anggota dan mampu membantu
organisasi dalam mencapai tujuan.
Fungsi Tugas Organisasi
Fungsi tugas adalah seperangkat tugas yang harus dilaksanakan di dalam
Gapoktan Arihta Ersada sesuai dengan perannya masing-masing. Berdasarkan
Tabel 9, persentase ketercapaian skor untuk komponen fungsi tugas organisasi
sebesar 75,74% dengan kriteria Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi tugas
dilaksanakan dengan baik.
Pembinaan dan Pengembangan Organisasi
Merupakan upaya-upaya untuk menjaga agar organisasi Gapoktan tetap hidup
dan berkembang. Tabel 9 menunjukkan persentase ketercapaian skor untuk
komponen pembinaan dan pengembangan organisasi sebesar 56,47% dimana
berada dalam kriteria Sedang. Hal ini menunjukkan bahwa upaya-upaya
pembinaan dan pengembangan organisasi kurang berlangsung dengan baik,
seperti kesempatan berpartisipasi anggota dalam setiap kegiatan Gapoktan ,
untuk mendapatkan informasi untuk kemajuan Gapoktan , dan usaha untuk
mendapatkan anggota baru.
Kekompakan Organisasi
Kekompakan organisasi merupakan rasa keterikatan anggota Gapoktan terhadap
organisasinya. Berdasarkan Tabel 9 diketahui persentasi ketercapaian
kekompakan organisasi sebesar 62,45% dengan kriteria Sedang. Gapoktan Arihta
Ersada selalu melakukan pertemuan bulanan dikantor, hal ini berguna untuk
membina persatuan dan kesatuan di dalam organisasi Gapoktan Arihta Ersada.
Antar anggota dan pengurus juga terjadi saling mendukung, membantu, dan
menghargai dalam melakukan setiap kegiatan Gapoktan , dan rasa bangga menjadi
anggota Gapoktan .
Suasana/ Iklim Organisasi
Suasana di dalam organisasi Gapoktan Arihta Ersada seperti hubungan antar
anggota, keadaan lingkungan kerja Gapoktan , dan kebebasan berpartisipasi. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 9, dimana persentase ketercapaian skornya sebesar
66,04% dengan kriteria pencapaian Tinggi. Di dalam Gapoktan , anggota diberi
kebebasan dalam berbuat, bertindak dan berbicara, namun tetap sopan. namun,
Gapoktan Arihta Ersada belum memiliki ruangan kerja sendiri. Olah sebab itu,
pelaksanaan rapat anggota dilakukan di kantor gapoktan sementara yaitu kantor
balai Desa Sada Perarih.
Tekanan Organisasi
Tekanan Organisasi adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan
dalam organisasi yang diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan Gapoktan .
dengan kriteria pencapaian sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan dari
dalam (konflik, otoriter, persaingan) dan tekanan dari luar (tantangan, kritikan,
sanksi dan penghargaan) kurang berpengaruh terhadap organisasi Gapoktan
Arihta Ersada.
1. Efektifitas Organisasi
Merupakan keefektifan organisasi Gapoktan dalam pencapaian tujuannya.
Diketahui pada Tabel 9, bahwa persentase ketercapaian skor sebesar 71,16%
dengan kriteria pencapaian Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Gapoktan
Arihta Ersada mampu mencapai tujuannya dengan baik. Hal ini juga dapat
dilihat dari peningkatan jumlah anggota, dan peningkatan jumlah dana PUAP
serta anggota yang mendapatkan bantuan PUAP semakin bertambah setiap
tahunnya.
Tabel 10. Perkembangan Dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada Tahun 2011-2013
Perkembangan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat dari bagaimana gapoktan
mengelolah dana PUAP yang disalurkan dan dari Tabel 10 dana PUAP
digapoktan Arihta Ersada direalisasikan melalui dua tahap yakni pada tahap
pertama tahun 2011 sebesar 40.000.000 dan mengalami peningkatan menjadi
64.000.000 dengan persen ketercapaian sebesar 40,12% setelah itu pada tahap
kedua mendapat bantuan kembali sebesar 60.000.000 dan terus mengalami
adalah sebesar 148.000.000. Peningkatan jumlah dana PUAP didaerah penelitian
dikarenakan para anggota peminjam selalu membayar pinjaman dengan tepat
waktu
Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota dengan Dinamika Organisasi
Karakteristik sosial anggota seperti umur, tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah
tanggungan dan lama bertani diduga berhubungan dengan dinamika organisasi di
dalam Gapoktan . Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dapat dilakukan
analisis dengan menggunakan metode korelasi rank spearman.
Tabel 11. Analisis Korelasi Rank Spearman Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Dinamika Organisasi Gapoktan.
Variabel Rs
r-Sumber : Data Primer diolah pada Lampiran
Analisis Hubungan Umur dengan Dinamika Organisasi
Dari hasil analisis pada , diketahui hasil rs = 0,054. Artinya tidak ada hubungan
korelasi antara umur dengan dinamika. Nilai signifikansi rs = < r-tabel (r-tabel =
0,494) dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%), maka Ho diterima dan
H1 ditolak. Sementara nilai hitung = 1,464 dan tabel = 2,560 dimana nilai
t-hitung < t-tabel, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti, tidak
terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan dinamika organisasi Gapoktan
Gapoktan Arihta Ersada.