• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Organisasi Gapoktan dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dinamika Organisasi Gapoktan dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA ORGANISASI GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) (Kasus : Desa Sada Perarih, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. )

SKRIPSI

OLEH

EVRI RICKY RODESTA SIANTURI 080309058

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Evri ricky rodesta sianturi (080309058) dengan judul skripsi “Dinamika

Organisasi Gapoktan dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, kabupaten karo” dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting,

MADE, sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi sebagai anggota komisi pembimbing

Tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana Dinamika organisasi GAPOKTAN didaerah penelitian, Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN.

Untuk menganalisa hipotesis 1 digunakan analisis metode deskriptif, Untuk menganalisa hipotesis 2 digunakan analisis metode deskriptif dengan skoring, Untuk menganalisis hipotesis 3 yaitu perkembangan PUAP di Desa Kurbakti dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, Untuk menganalisis hipotesis 4 yaitu menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi anggota dengan dinamika koperasi dilakukan metode analisis korelasi rank spearman, Untuk mengalisa hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS

Perkembangan Gapoktan ARIHTA ERSADA mulai Tahun 2009-2012 mengalami peningkatan dalam hal jumlah anggota yaitu sebanyak 132 orang (57%), atau dari 198 orang menjadi 330 orang. Dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya secara keseluruhan berada dalam kriteria Tinggi dengan jumlah skor yang diperoleh sebesar 38,55 dan persentase sebesar 72,75%. Perkembangan dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada meningkat mulai tahun 2011-2013 meningkat sebesar 48,29% atau sebesar Rp.48.000.000. Dari modal awal yang diberikan yaitu sebesar Rp 100.000.000. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur, luas lahan dan jumlah tanggungan dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA. Dan ada terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan anggota dan lama berusaha tani dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA.Secara serempak, umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya. Namun secara parsial, tingkat pendidikan anggota berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya, sedangkan variabel umur, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya

(3)

RIWAYAT HIDUP

Evri Ricky Rodesta Sianturi, lahir di Galang pada tanggal 07 Desember

1990. Anak tunggal dari pasangan Charles Sianturi dan Ernawaty Br. Barus.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut.

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 104279 Paya Itik dan tamat

tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Galang dan

tamat tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Galang dan

tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Sumatera Utara, melalui jalur Simulasi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN).

5. Bulan Juli 2012 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bagan

Asahan Pekan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.

6. Bulan Juli s.d. November 2013 melakukan penelitian di Desa Sada Perarih

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “DINAMIKA ORGANISASI

GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) (Studi Kasus: Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting, MADE sebagai ketua komisi

pembimbing.

2. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah M.S. selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan

Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis

FP USU.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis khususnya dan

di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada umumnya.

5. Ayahanda dan ibunda tercinta Charles Sianturi dan Ernawaty br. Barus yang

telah menjadi sumber motivasi serta memberi dukungan dan do’a bagi penulis

dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

6. Para responden yang telah memberikan waktu dan kesediaan diri dalam

(5)

7. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan

menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Medan, Januari 2014

(6)

DAFTAR ISI

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka... 6

Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) ... 6

Kerangka Pemikiran ... 20

Hipotesis Penelitian ... 22

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 23

Metode Pengambilan Sampel ... 23

Metode Pengumpulan Data ... 24

Teknik Pengumpulan Data ... 25

Metode Analisis Data ... 25

Definisi dan Batasan Operasional ... 28

(7)

Batasan Operasional ... 30

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 31

Gambaran Desa Peneltian ... 31

Keadaan Penduduk ... 33

Penggunaan Lahan ... 34

Sarana dan Prasarana ... 34

Karakteristik Petani Sampel ... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Gapoktan Arihta Ersada ... 37

Perkembangan Gapoktan Arihta Ersada ... 37

Dinamika Organisasi Gapoktan Arihta Ersada ... 38

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Dengan Dinamika Organisasi ... 42

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Dinamika Organisasi Gapoktan ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 48

Saran ... 49

(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1. Variabel Pengukur Dinamika Organisasi ... 26

2. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford... 27

3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012... 33

4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2012... 33

5. Penggunaan Lahan di Desa Sada Perarih Tahun 2012 ... ... 34

6. Saran dan Prasarana di Desa Sada Perarih Tahun 2012.... ... 35

7. Karakteristik Petani Sampel Penerima PUAP di Desa Sada Perarih... 35

8. Perkembangan Jumlah Anggota Gapoktan Arihta Ersada... 37

9. Dinamika Organisasi Dalam Gapoktan ... 38

10.Perkembangan Dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada Tahun 2011-2013 ... 42

11.Analisis Korelasi Rank Spearman Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Dinamika Organisasi gapoktan ... 42

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Karakteristik Petani Sampel

2. Skor Dinamika Organisasi Gapoktan

(11)

ABSTRAK

Evri ricky rodesta sianturi (080309058) dengan judul skripsi “Dinamika

Organisasi Gapoktan dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, kabupaten karo” dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting,

MADE, sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi sebagai anggota komisi pembimbing

Tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana Dinamika organisasi GAPOKTAN didaerah penelitian, Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian, Untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi pertani dengan dinamika organisasi GAPOKTAN.

Untuk menganalisa hipotesis 1 digunakan analisis metode deskriptif, Untuk menganalisa hipotesis 2 digunakan analisis metode deskriptif dengan skoring, Untuk menganalisis hipotesis 3 yaitu perkembangan PUAP di Desa Kurbakti dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, Untuk menganalisis hipotesis 4 yaitu menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi anggota dengan dinamika koperasi dilakukan metode analisis korelasi rank spearman, Untuk mengalisa hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS

Perkembangan Gapoktan ARIHTA ERSADA mulai Tahun 2009-2012 mengalami peningkatan dalam hal jumlah anggota yaitu sebanyak 132 orang (57%), atau dari 198 orang menjadi 330 orang. Dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya secara keseluruhan berada dalam kriteria Tinggi dengan jumlah skor yang diperoleh sebesar 38,55 dan persentase sebesar 72,75%. Perkembangan dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada meningkat mulai tahun 2011-2013 meningkat sebesar 48,29% atau sebesar Rp.48.000.000. Dari modal awal yang diberikan yaitu sebesar Rp 100.000.000. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur, luas lahan dan jumlah tanggungan dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA. Dan ada terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan anggota dan lama berusaha tani dengan dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA.Secara serempak, umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya. Namun secara parsial, tingkat pendidikan anggota berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya, sedangkan variabel umur, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi Gapoktan ARIHTA ERSADA Jaya

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh

negara kita karena sektor pertanian memberikan banyak kontribusi dalam

pembangunan ekonomi. Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi

diantaranya adalah sebagai penyerap tenaga kerja; kontribusi terhadap

pendapatan; kontribusi dalam penyediaan pangan; pertanian sebagai penyedia

bahan baku; kontribusi dalam bentuk kapital; dan pertanian sebagai sumber

devisa.

Sejak lama pelaksanaan pembangunan nasional, daerah dan perdesaan selalu

mengagendakan dan memprioritaskan penanggulangan kemiskinan. Berbagai

kebijakan, strategi dan program telah dirumuskan dan diimplementasikan dalam

skala nasional dan regional, baik bersifat langsung maupun tidak langsung. Hasil

dari implementasi tersebut awalnya cukup menggembirakan, karena menurut

angka statistik terdapat penurunan jumlah masyarakat miskin di daerah dan secara

nasional. Pada awal krisis moneter (pertengahan 1997) yang berdampak terhadap

krisis ekonomi mengakibatkan lumpuhnya perekonomian sebagian masyarakat,

dan angka kemiskinan hampir di seluruh daerah meningkat tajam (Ginting, 2005).

Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang

penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam

pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan

ekonomi nasional berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung akan

(13)

Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses pada

sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi petani yang masih

lemah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah menetapkan Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaan (PUAP) yang mulai dilaksanakan

pada tahun 2008 dimana tujuan dari program ini adalah untuk mempercepat

tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis dengan sasaran mengurangi

kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaaan (PUAP) merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh

Departemen Pertanian yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Program PUAP

mencoba mengatasi masalah dana dengan cara menyalurkan dana kepada petani

melalui kelompok tani/gapoktan. Dana PUAP pada prinsipnya hanya sebagai

stimulus dalam menggerakkan usaha tani petani yang kemudian dikelola melalui

PUAP merupakan bentuk fasilitas modal usaha untuk petani, baik petani pemilik,

petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga miskin di perdesaan yang

terkoordinasikan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan

kelembagaan tani palaksana PUAP untuk menyalurkan modal bagi anggotanya

(Anonimus, 2009).

Pelaksanaan PUAP mengacu kepada pola dasar yang ditetapkan dalam

PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 yaitu pendidikan dan latihan

untuk pengembangan usaha, pendampingan dan pemberian fasilitas bantuan

modal usaha petani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan. Melalui penerapan

sistem demokrasi pada tingkat Gapoktan yaitu keputusan Rapat Anggota

(14)

usaha untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan dapat

tercapai Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP,

pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi lembaga ekonomi yang

dimiliki dan dikelola oleh petani secara mandiri. Para pelaku agribinsis skala

kecil dan menengah seringkali banyak mengalami hambatan dalam

mengembangkan agribisnisnya, termasuk Gapoktan. Gapoktan juga sebagai

wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang

sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan

permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan.

Menurut Ginting (2003) dalam Dummy (2003), tingkat kedinamisan organisasi

yang tinggi merupakan harapan dari satu kelompok atau organisasi, dan efektif

sebagai pemanfaatan potensi untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan

GAPOKTAN dapat pula menjadi kesulitan dalam keberhasilan GAPOKTAN

karena sering kali tujuan GAPOKTAN itu tidak/ sulit dimengerti oleh anggota,

sulit dibayangkan (penuh kata-kata yang tidak operasional), tidak jelas tujuan

jangka pendek atau jangka panjangnya, dan tidak sesuai dengan tujuan anggota,

dan lain - lain. Kedinamisan suatu kelompok sangat ditentukan oleh kedinamisan

anggota kelompok melakukan interaksi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu

untuk mengetahui dinamis tidaknya suatu kelompok tersebut dikatakan baik atau

tidak, dapat dilakukan dengan menganalisis anggota kelompok tani melalui

penilaian-penilaian anggota kelompok tani terhadap Dinamika Organisasi

GAPOKTAN Dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan

(PUAP) yaitu GAPOKTAN yang ada di Desa Kurbakti Kecamatan Merdeka

(15)

Identifikasi Masalah

Bedasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan

dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5 tahun terakhir di

daerah penelitian?

2. Bagaimana Dinamika organisasi Gapoktan didaerah penelitian?

3. Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian?

4. Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan dinamika

organisasi Gapoktan?

5. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani dengan dinamika

organisasi Gapoktan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi Gapoktan selama 5

tahun terakhir di daerah penelitian?

2. Untuk mengetahui bagaimana Dinamika organisasi Gapoktan didaerah

penelitian?

3. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian?

4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi pertani

dengan dinamika organisasi Gapoktan?

5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi pertani

(16)

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi anggota Gapoktan di daerah penelitian.

2. Sebagai informasi yang berhubungan dengan pembuktian teori tentang

berpengaruh pada kinerja usaha dalam pengembangan dana PUAP.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pengurus

Gapoktan penerima Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha

Agrinisnis Perdesaaan (BLM-PUAP) untuk mengembangkan sifat/jiwa dan

kemampuan manajemen agribisnisnya dalam perkembangan usaha Gapoktan.

4. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

Gabungan Kelompok Tani (Gapokan)

PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan bahwa

Gapoktan sebagai pelaksana PUAP merupakan penggabungan dari beberapa

kelompok tani dalam satu kawasan desa. Tujuan penggabungan kelompok

menjadi Gapoktan dalam PERMENTAN Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 adalah

untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar kelompok tani

lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi

pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan

hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar (Anonimus,

2007a).

Departemen Pertanian Republik Indonesia (1980 dalam Mardikanto, 1993)

kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang

terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda-pemudi),

yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian

dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pimpinan seorang kontak tani.

Menurut Mosher (1967 dalam Mardikanto, 1993) mengemukakan bahwa salah

satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok

tani. Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan lingkungan sosial

ekonomi setempat, membutuhkan adanya pengembangan kelompok tani ke dalam

suatu organisasi yang jauh lebih besar. Beberapa kelompok tani bergabung ke

(18)

terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam satu wilayah

administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara

kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapai mungkin di wilayah administrasi

desa/kecamatan (Anonimus, 2007b)

Fungsi Gapoktan

Gapoktan melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang

menyangkut kuantitas, kualitas, kontunuitas, dan harga.

2. Penyedia saprotan yang melipui: pupuk, benih bersertifikat, pestisida, dan

lainnya, serta menyalurkan saprotan kepada petani melalui kelompok.

3. Penyedia modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman kepada

petani yang memerlukan.

4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang meliputi:

penggilingan, grading, pengepakan, dan lainnya yang dapat meningkatkan nilai

tambah produksi.

5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual prodouk petani

kepada pedagang atau industri hilir.

Struktur Organisasi

a. Gapoktan

Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain:

(1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;

(2) Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif; dan

(19)

Untuk kepentingan keberlanjutan program PUAP, maka Gapoktan berfungsi

sebagai executing dalam penyaluran dana BLM-PUAP (Anonimus, 2007b).

Dalam pelaksanaan PUAP maka rapat anggota (RA) merupakan forum tertinggi

dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang diputuskan pada RA, diantaranya

memilih dan memberhentikan pengurus, penambahan anggota, pengesahan

program, penetapan unit usaha otonom, evaluasi pengembangan pengelolaan unit

usaha Gapoktan dan hal lain yang perlu mendapatkan kesepakatan anggota. Rapat

Anggota merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota dan

setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Untuk menjalankan pengelolaan

PUAP maka Gapoktan PUAP dilengkapi pengurus yang terdiri dari:

(1) Ketua, (2) Sekretaris dan (3) Bendahara yang ditetapkan melalui RA yang

dimasukkan dalam dokumen AD/ART Gapoktan.

b. Rapat Anggota Gapoktan

Sebagai forum tertinggi dalam pelaksanaan PUAP, Rapat Anggota dilaksanakan

dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Rapat Anggota dihadiri oleh seluruh pengurus Gapoktan, wakil dari kelompok

tani, Penyuluh Pendamping dan Komite Pengarah.

2. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan anggota.

3. Tujuan rapat anggota adalah untuk menetapkan RUB (Rencana Usaha

Bersama), mekanisme penyaluran dan pemanfaatan dana PUAP, pola

pengembangan usaha agribinis anggota dan unit usaha otonom Gapoktan, Tata

tertib rapat anggota,Pengesahan pertanggungjawaban pengurus.

(20)

Pengurus Gapoktan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah

petani anggota yang dipilih dalam Rapat Anggota. Untuk menjalankan fungsi

organisasi PUAP, masing-masing Pengurus Gapoktan PUAP mempunyai tugas

sebagai berikut :

1. Ketua

Mengkoordinasikan, mengorganisasikan serta bertanggung jawab penuh

terhadap seluruh kegiatan PUAP dengan rincian sebagai berikut :

(1.) Melaksanakan hasil keputusan rapat anggota;

(2.) Memimpin rapat pengurus yang dihadiri pengurus poktan, komite pengarah

dan penyuluh pendamping;

(3.) Menanda tangani surat menyurat dan dokumen pelaksanaan PUAP (RUB)

dan dokumen yang terkait dengan pencairan dana PUAP;

(4.) Mewakili Gapoktan dalam pertemuan dengan pihak lain

(5.) Mengkoordinasikan pelaporan dan pertanggung jawaban dana;

(6.) Memimpin organisasi dan administrasi Gapoktan PUAP

2. Sekretaris

Bertugas melaksanakan administrasi kegiatan Gapoktan PUAP, dengan

rincian sebagai berikut :

(1.) Membuat dan memelihara notulen rapat, berita acara, serta dokumen PUAP

lainnya.

(2.) Menyelenggarakan surat-menyurat dan pengarsipannya.

(3.) Menyelenggarakan administrasi dokumen RUB, RUK, RUA dan kegiatan

organisasi lainnya.

(21)

3. Bendahara

Bertugas menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan Gapoktan

baik penyaluran maupun pengelolaan dana PUAP, dengan rincian

tugas adalah sebagai berikut :

(1.) Melaksanakan penarikan/pencairan sesuai dengan jadwal pemanfaatan oleh

anggota;

(2.) Menyalurkan dana BLM PUAP sesuai dengan RUB, RUK dan RUA dan

atau jadwal pemanfaatan dana yang diusulkan anggota;

(3.) Membukukan setiap penyaluran dana PUAP kepada anggota;

(4.) Menyimpan dan memelihara arsip pembukuan dana PUAP;

(5.) Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan keuangan Gapoktan PUAP;

4. Komite pengarah

Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa

yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani

dan penyuluh pendamping. Komite Pengarah terdiri atas seorang

ketua dan dua orang anggota

dengan tugas sebagai berikut :

(1.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penetapan RUB pada saat

Rapat Anggota;

(2.) Mengawasi penggunaan dana BLM-PUAP sesuai keputusan Rapat Anggota;

(3.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penumbuhan dan

pengembangan unit usaha otonom Gapoktan.

(22)

Kelompok tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar

kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,

sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha

anggota. Jumlah anggota kelompok tani terdiri atas 20 orang sd 30 orang atau

disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,

maka kebijakan penguatan modal di bidang pertanian pun ikut berubah dan

dimodifikasi lagi agar lebih baik. Pada tahun 2008 pemerintah melalui

Departemen Pertanian RI mencanangkan program baru yang diberi nama

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan bagian

dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam

menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa

sasaran. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program

pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan kesempatan kerja (Departemen Pertanian, 2008).

Khusus untuk program dari Departemen Pertanian RI yakni PUAP, dilaksanakan

pada tahun yang sama yakni tahun 2008 dengan menyalurkan dana BLM-PUAP

ke 10.000 desa pertanian. Masing-masing desa menerima BLM-PUAP sebesar Rp

100.000.000 untuk mengembangkan agribisnis perdesaan. Kebijakan Departemen

Pertanian RI dalam pemberdayaan masyarakat tersebut diwujudkan dengan

penerapan pola bentuk fasilitasi bantuan penguatan modal usaha bagi petani

(23)

tani. Operasional penyaluran dana PUAP tersebut dilakukan dengan memberikan

kewenangan kepada Gapoktan terpilih sebagai pelaksana PUAP dalam hal

penyaluran dana penguatan modal kepada anggotanya. Agar mencapai hasil yang

maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh

pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi

kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani (Departemen

pertanian, 2008).

Tujuan PUAP

Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan

pedoman umum PUAP adalah untuk :

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan

pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi

wilayah;

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan,

penyuluh dan penyelia mitra tani.

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau

mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP

PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota,

baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.

Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan

(24)

kegiatan usaha di bidang pertanian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

kesejahteraan petani. Operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan

memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan.

Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra

tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur

PUAP antara lain :

1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;

2) Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;

3) Dimiliki dan dikelola oleh petani;

4) Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota.

Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. Dana

tersebut disalurkan kepada anggota Gapoktan guna menunjang kegiatan

usahataninya. Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa

prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan

tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan

pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim

pemantau, pembinaan dan pengendalian di tingkat propinsi dan kabupaten atau

kota

Sasaran Program PUAP

Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP adalah :

1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan

potensi pertanian desa.

(25)

3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau peternak

(pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan

4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian,

mingguan maupun musiman.

5. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra

lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

Indikator Keberhasilan PUAP

Indikator keberhasilan output meliputi :

a. Tersalurkannya BLM – PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani

miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan

b. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya

manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.

Indikator keberhasilan outcome meliputi :

a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola

bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,

buruh tani maupun rumah tangga tani.

b. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang

mendapatkan bantuan modal usaha.

c. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan;

dan

d. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan

rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.

(26)

a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di

lokasi desa PUAP.

b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola

oleh petani.

c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan

(Deptan, 2008).

Landasan Teori

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga, kekuatan, selalu bergerak,

berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.

Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interpendensi antara anggota

kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama

ada di dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis,

artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah-ubah

(Shaw, 1971).

Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan satu

kelompok atau organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif, efisien

dalam mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuan tentang

kehidupan kelompok atau organisasi (Ginting, 2000).

Margono (1978) dalam Ginting (2003) menyebutkan bahwa tingkat kedinamisan

suatu organisasi/kelompok bergantung pada 8 faktor yaitu:

a. T

(27)

Suatu keadaan yang ingin dicapai oleh organisasi yang merupakan sejumlah

cita-cita dari individual yang sama yang hendak dicapai secara bersama di dalam

organisasi.

Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam

organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan,

struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan struktur komunikasi yaitu bagaimana

aliran-aliran komunikasi terjadi.

Fungsi Tugas Organisasi

Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Slamet dalam Ginting (1995)

ada 6 indikator yang dipakai, yaitu: fungsi memberi informasi, fungsi memuaskan

anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi menghasilkan inisiatif,

fungsi mengajak untuk berpartisipasi, dan fungsi menjelaskan.

Pembinaan Organisasi

Merupakan upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada

kehidupan organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada enam usaha

mempertahankan kehidupan kelompok, yaitu: partisipasi semua anggota

kelompok, adanya fasilitas, adanya kegiatan kelompok, adanya kontrol sosial,

adanya kesempatan untuk mendapatkan anggota baru, dan adanya sosialisasi.

Kekompakan organisasi

Kekompakan organisasi tercipta dengan adanya rasa keterikatan yang kuat

diantara para anggotanya terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting

(28)

tujuan, homogenitas anggota, keterpaduan kegiatan, jiwa kerjasama, dan jumlah

anggota.

Iklim atau suasana organisasi

Biasa disebut juga atmosfer organisasi yaitu keadaan moral, sikap dan

perasaan-perasaan yang umum terdapat dalam organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting

(1995) ada tiga indikator yang dipakai, yaitu: hubungan antara anggota, kebebasan

berpartisipasi, dan lingkungan fisik.

Iklim atau suasana organisasi

Segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam organisasi yang

diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan organisasi, tetapi tegangan yang

terlalu tinggi atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan organisasi. Tekanan

kepada organisasi dapat berasal dari dalam (intern) organisasi yaitu tuntutan

ataupun keinginan dari para anggotanya. Sumber dari dalam adalah: konflik,

otoriter, persaingan dan lain-lain. Sedangkan tekanan dari luar organisasi (ekstern)

dapat berupa tuntutan-tuntutan dan harapan dari pihak luar, yang dapat

menimbulkan ketegangan yang akan mempengaruhi kedinamisan organisasi yang

sumbernya adalah berupa: tantangan, keritikan, sanksi, penghargaan, hukuman

dan lain-lain.

ektifitas organisasi

Efektifitas yang dapat diukur dari tercapainya kepuasan anggota dalam mencapai

dan setelah mencapai tujuan kelompok. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada

tiga indikator, yaitu dapat dilihat dari segi produktivitas, moral dan kepuasan atau

(29)

Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika

kelompok, yaitu:

a. Kohesi/ persatuan, yaitu tingkah laku anggota dalam kelompok seperti

proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok, dan

sebagainya.

b. Motif/ dorongan, yaitu interes anggota terhadap kehidupan kelompok seperti

kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan

sebagainya.

c. Struktur, yaitu bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan

kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.

d. Pimpinan, yaitu bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem

kepemimpinan, dan sebagainya.

e. Perkembangan kelompok, yaitu perubahan dalam kelompok, senangnya

anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan

sebagainya (Santosa, 2004).

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Departemen Pertanian (2008) mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan

bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan

terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi

desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.

Menurut Syahyuti (2005), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok

tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan

(30)

anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh

kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan

usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran,

terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber

informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah

kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsifungsi

lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.

Dinamika organisasi Gapoktan adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam

maupun di lingkungan Gapoktan yang akan menentukan perilaku dari anggota dan

perilaku kelompok tani,untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan

demi tercapainya tujuan.Cepat tidaknya petani mengadopsi inovasi tergantung

kepada faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial diantaranya umur, tingkat

pendidikan, dan pengalaman bertani. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya

adalah tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki

dan ada tidaknya usahatani yang dimiliki petani (Soekartawi, 1995).

Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin

berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun

pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga

kerja maka semakin berpengelaman dalam mengelola usahataninya (Suratiyah,

2009). Pendidikan dan pelatihan selain bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan pengurus dan pimpinan, korelasi sangat diperlukan untuk

peningkatan apresiasi sosial dari para pembinanya terhadap aspirasi yang hidup di

(31)

Menurut Soekartawi (1999) semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar

pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota

keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.

Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin tinggi pula pengalaman

kerjanya sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan dan

prodiktivitasnya (Suwita, 2011).

Kerangka Pemikiran

Untuk memperjelas mengenai dinamika organisasi GAPOKTAN terhadap

program pengembangan usaha agribisnis pedesaan, serta hubungan dan

pengaruhnya terhadap karateristik sosial ekonomi anggota dengan hal – hal yang

tercantum pada identifikasi masalah, maka dapat di lihat pada skema kerangka

(32)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dinamika Organisasi GAPOKTAN

(33)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Adanya peningkatan dinamika organisasi selama 5 tahun terakhir.

2. Dinamika organisasi gapoktan didaerah penelitian tergolong tinggi.

3. PUAP mengalami perkembangan setiap tahunnya didaerah penelitian dengan

perkembangan yang positif (+).

4. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki pengaruh dengan dinamika

organisasi gapoktan.

5. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki hubungan dengan dinamika

(34)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara

sengaja, berdasarkan prasurvey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian.

Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa

berdasarkan data sekunder yang diperoleh, Desa Sada Perarih terletak di

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo merupakan salah satu desa yang telah

memperoleh dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) pada tahun

2011 dan telah mengusahakan dan mengembangkan dana Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk kegiatan agribisnis.

Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling

dimana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata (tingkat) dalam anggota populasi tersebut. Dalam hal

ini dilakukan apabila populasi homogen/sejenis (Riduan, 2010).

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah anggota Gapoktan

didesa Sada Perarih Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. ,adapun

populasi petani yang mendapatkan bantuan dana PUAP didaerah

penelitian adalah sebanyak 74 orang. Penetapan jumlah sampel

ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane, hal ini

dikarenakan jumlah populasi telah diketahui (Rahmat, 1998).

(35)

n = �

�.�²+1 Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Presisi yang ditetapkan 10% (0,10)

Jumlah sampel : n = �

�.�²+1 = 74

74(0,10)²+1 = 43

Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 43 petani yang menerima bantuan

dana PUAP di Desa Sada Perarih Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian

daftar kuesioner yang primer yang bersumber dari pengurus Gapoktan penerima

Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agrinisnis Perdesaaan

(BLM-PUAP) sebagai responden. Data primer diperolah dengan cara mendatangi

dan mewawancara responden secara langsung dengan menggunakan daftar

pertanyaan terstruktur (kuesioner) sebelumnya telah disiapkan

Sedangkan Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti, Badan

Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian dan Badan Penyuluh Provinsi Sumatera

Utara serta literatur-literatur yang mendukung penelitian. Jenis data yang akan

dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data

yang berupa angka-angka yang dapat dihitung. Data kuantitatif meliputi tujuan

kelompok, struktur kelompok, fungsi kelompok, efektifitas kelompok,

kekompakan kelompok. Suasana kelompok, tekanan kelompok dan pembinaan

(36)

umur, tingkat pendidikan , luas lahan, jumlah tanggungan dan pengalaman

bertani. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh melalui keterangan-keterangan

yang berkaitan dengan pengurus Gapoktan yang menerima dana Bantuan

Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Wawancara langsung dengan menggunakan instrument, yaitu kuesioner

terstruktur, yang telah disiapkan sebelumnya dengan mendatangi langsung

responden.

2. Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan

pengamatan langsung ke objek penelitian, dalam hal ini mengamati secara

langsung kegiatan pengurus Gapoktan maupun kegiatan Gapoktan. Hal ini

bertujuan selain untuk mengetahui kondisi dari objek penelitian, juga untuk

memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai kinerja pengurus Gapoktan.

3. Dokumentasi yaitu dengan pengumpulan data dengan cara meneliti

dokumen/catatan/arsip. Dalam penelitian ini dapat berupa dokumen/catatan/arsip

yang di Gapoktan, maupun dari instansi terkait.

Metode Analisis Data

Untuk menganalisa hipotesis 1 digunakan analisis metode deskriptif . Hal yang

dianalisis adalah keadaan dinamika organisasi Gapoktan.

Untuk menganalisa hipotesis 2 digunakan analisis metode deskriptif dengan

skoring. Hal yang dianalisis adalah dinamika organisasi Gapoktan. Penilaian

(37)

ditanyakan dalam kuesioner dalam hal ini menggunakan 8 unsur dinamika yang

dapat dilihat pada tabel 3 berikut

Tabel 1. Variabel Pengukur Dinamika Organisasi

No Unsur Jumlah Nilai

Untuk melihat kedinamisan organisasi koperasi atas jumlah skor penilaiannya

secara keseluruhan dilakukan penskalaan dengan membagi jumlah skor menjadi 5

skor antara lain bila skor berada :

0 – 10,5 = Kedinamisan Sangat Rendah (SR)

10,6 – 21,1 = Kedinamisan Rendah (R)

21,2 – 31,7 = Kedinamisan Sedang (S)

31,8 – 42,3 = Kedinamisan Tinggi (T)

42,4 – 53 = Kedinamisan Sangat Tinggi (ST)

Untuk menganalisis hipotesis 3 yaitu perkembangan PUAP di Desa Sada Perarih

dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hal yang dianalisis adalah

jumlah anggota Gapoktan PUAP dan data pengembalian dana PUAP yang

(38)

Untuk menganalisis hipotesis 4 yaitu menganalisis hubungan karakteristik sosial

ekonomi anggota dengan dinamika koperasi dilakukan metode analisis korelasi

rank spearman dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

r = Korelasi rho

n = Jumlah kasus atau sampel

d = Selisih ranking antara variabel X dan Y untuk tiap subyek

1 & 6 = Angka konstan

Variabel Y = dinamika organisasi Gapoktan

Variabel X = umur, tingkat pendidikan, Luas lahan, jumlah tanggungan

keluarga, pengalaman bertani

Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan klasifikasi

koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam

Supriana(2009) pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 2. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Koefisien

Korelasi Keterangan

< 0,2

Tidak terdapat hubungan antara kedua variable

antara 0,2 s/d 0,4 Hubungan kedua variabel lemah antara 0,4 s/d 0,7 Hubungan kedua variabel sedang antara 0,7 s/d 0,9 Hubungan kedua variabel kuat antara 0,9 s/d 1 Hubungan kedua variabel sangat kuat

Uji yang dapat digunakan untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan variabel

(39)

Dimana:

t = t-hitung

r = koefisien korelasi spearman

n = jumlah sampel

Untuk mengalisa hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan regresi linear

berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah Umur (Tahun),

Tingkat Pendidikan (Tahun), Luas Lahan (Ha), Jumlah Tanggungan Keluarga

(Jiwa),Lama Bertani (Tahun Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh

dengan menggunakan rumus:

Ŷ= �+�+ �+ �+ �+ �+ �

Keterangan:

Ŷ = Dinamika Organisasi Gapoktan Arihta Ersada X1 = Umur (Tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (Tahun) X3 = Luas Lahan (Ha)

X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)

X5 = Lama Bertani (Tahun Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh

secara serempak terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji F statistika dengan

kriteria:

Jika:

�ℎ����� > ������, maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh

�ℎ����� ≤ ������, maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh

(40)

F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara serempak

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).

F-hitung ≤ F-tabel, maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara serempak

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).

Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel

terikat (Y) di uji dengan uji t statistika dengan Kriteria Jika:

�ℎ����� > ������, maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh

�ℎ����� ≤ ������, maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh

Apabila:

t-hitung > t-tabel, maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara parsial

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).

t-hitung ≤ t-tabel, maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak

(41)

Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian

ini, maka dibuat beberapa defenisi sebagai berikut:

a. Organisasi merupakan wadah dari sekelompok orang yang mengadakan

kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

b. Dinamika organisasi adalah kekuatan yang terdapat di dalam maupun di

lingkungan organisasi yang akan menentukan perilaku anggota organisasi

dan perilaku organisasi yang bersangkutan, untuk bertindak atau

melakasanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang

merupakan tujuan organisasi.

c. Tujuan organisasi adalah suatu keadaan akhir yang ingin dicapai oleh

organisasi, semua kegiatan organisasi diarahkan untuk mencapainya.

d. Struktur organisasi adalah pola yang sudah tetap mengenai interaksi dan

koordinasi dari teknologi dan tenaga kerja dalam satu organisasi.

e. Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam

organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

f. Pembinaan organisasi salah satu faktor penentu kedinamisan organisasi

yaitu dalam upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada

kehidupan organisasi.

g. Kekompakan organisasi atau kesatuan organisasi adalah dipengaruhi oleh

besarnya tanggung jawab para anggotanya.

h. Iklim organisasi atau atmosfer organisasi adalah keadaan moral, sikap dan

(42)

i. Tekanan Organisasi adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan

ketegangan dalam organisasi yang dibutuhkan untuk menumbuhkan

kedinamisan, tetapi ketegangan yang terlalu tinggi atau terlalu besar dapat

mematikan kedinamisan organisasi.

j. Efektivitas organisasi adalah efektivitas yang dapat diukur dari tercapainya

tujuan organisasi dan besarnya kepuasan para anggota setelah tujuan

tercapai.

k. Agenda terselubung atau maksud terselubung adalah tujuan yang

dirumuskan anggota namun tidak tertulis tetapi diharapkan akan tercapai.

l. Karakteristik sosial ekonomi anggota adalah sifat-sifat khas yang dimiliki

oleh anggota seperti: umur, tingkat pendidikan, pengalaman dan jumlah

tanggungan keluarga.

m. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatauan

Republik Indonesa.

n. Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk

atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan

mengembangkan usaha anggota.

o. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa

Kelompok Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala

(43)

p. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha pengembangan

agribisnis yang disusun oleh Gapoktan berdasarkan kelayakan usaha dan

potansi desa.

Batasan Operasional

a. Penelitian dilakukan di Gapoktan Desa Sada Perarih Kecamatan Merdeka

Kabupaten Karo.

b. Sampel adalah anggota Gapoktan di Desa Sada perarih

(44)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2º50’–3º19’ Lintang

Utara dan 97º55’–98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen

dari luas Propinsi Sumatera Utara. Merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi

aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.Wilayah Kabupaten

Karo berada pada ketinggian 280–1.420 M di atas permukaan laut. Sebelah utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah

selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir, sebelah timur dengan

Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun dan sebelah barat dengan

Propinsi Nangroe Aceh Darusalam. Tahun 2012 di Kabupaten Karo Penduduk laki-laki lebih sedikit dari Perempuan. Laki-laki berjumlah 178.073 jiwa dan Perempuan berjumlah 180.750 jiwa. Sex rasionya sebesar 98,52.

Gambaran Desa Penelitian

Kecamatan Merdeka, Desa Sada Perarih.

Kecamatan merdeka merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang ada

dikabupaten karo dengan ibukota kecamatan di desa merdeka yang berjarak 14

km dari kabanjahe dan 67 km dari medan ibukota Propinsi. Kecamatan merdeka

dibentuk atas dasar PERDA 04 TAHUN 2005, dimana Kecamatan Simpang

Empat dimekarkan menjadi 3(tiga) Kecamatan yaitu Simpang Empat sebagai

kecamatan induk, Kecamatan Merdeka hasil pemekaran, dan Kecamatan

Namanteran hasil pemekaran. Kecamatan Merdeka dengan luas ± 44,7 km²

berada pada ketinggian rata-rata 1000-1400 m diatas permukaan laut dengan

(45)

• Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan merdeka

• Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan naman teran

• Sebelah utara berbatas dengan kabupaten deliserdang

• Sebelah selatan berbatas dengan kecamatan simpang empat

Kecamatan merdeka berasal dari Kecamatan Simpang Empat dimana pada sejak

pra kemerdekaan yang disebut dengan istilah kerajaan yang dipimpin oleh raja

yang disebut dengan Sibayak Lingga yang kekuasaan meliputi

• Ulung sitelu kuru yang diperintahkan oleh Raja Uung Merga Karo-karo

• Urung Tiga Pancur diperintah oleh Raja ulung Merga Sembiring Gurukinayan

• Urung sempat teran yang diperintah oleh Raja Urung Merga karo-karo sitepu

Kecamatan merdeka telah diresmikan sejak tanggal 29 desember 2007 lalu.

Desa Sada Perarih

Desa Sada Perarih merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Merdeka,

Kabupaten Karo. Desa ini memiliki luas 4,53 km², yang sebagian besar digunakan

sebagai lahan tanaman Holtikultura. Adapun tanaman Holtikultura di Desa Sada

Perarih adalah 2,46 km dan bukan lahan pertanian 2,01 km.

Desa Sada Perarih memiliki curah hujan tertinggi pada bulan November sebesar 268 mm dan terendah pada bulan Januari sebesar 64 mm sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 21 hari dan terendah pada bulan Februari sebanyak 7 hari. Suhu udara berkisar antara 18,8ºC sampai dengan 19,8ºC dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 84,66 persen.

Secara administratife Desa Sada Perarih mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut :

(46)

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Torong

• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Deram

• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gajah

Keadaan Penduduk

Desa Sada Perarih terdiri dari 4 dusun dengan jumlah penduduk 1.465 jiwa,

jumlah Kepala Keluarga sebanyak 390. KK yang terdiri dari kepala keluarga tani

351 KK dan bukan petani 39 KK. Desa Sadaperarih memiliki 11kelompok tani.

Tabel 3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012.

Sumber : PPL Sada Perarih

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Sadaperarih, Kecamatan

Merdeka, Kabupaten Karo yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 732 jiwa atau

persentase sebesar 49,96% perempuan sebanyak 733 jiwa atau persentase sebesar

50,03% Dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa

Sadaperarih, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo yang tertinggi berjenis

kelamin Perempuan sebesar 50,03%

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sada Peralih Tahun 2012

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 954

2 Industri Rumah Tangga 20

3 PNS/ABRI 18

4 Lainnya 51

Sumber : PPL Sadaperarih

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi penduduk menurut mata pencaharian

(47)

pencaharian sebagai petani sebanyak 954 jiwa, industri rumah tangga sebanyak 20

jiwa, PNS/ABRI sebanyak 18 jiwa, dan lainnya 51 jiwa, dengan demikian dapat

disimpulkan sebagian besar penduduk Desa Sada Perarih bermata pencaharian

sebagai petani.

Penggunaan Lahan

Sebagian besar lahan yang ada di Desa Sada Perarih dimanfaatkan oleh penduduk

untuk kegiatan pertanian. Secara rinci pemanfaatan di Desa Sada Perarih dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Penggunaan Lahan di Desa Sada perarih Tahun 2012.

No Penggunaan Luas(Km) Persentase(%)

1. Perladangan 2,45 51.23

2. Perumahan /

Pemukiman

2,01 48,77

Total 4,46 100

Sumber :Profil Desa Sada perarih 2012

Dari Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan untuk perladangan sebesar

2,45 km atau persentase sebesar 51,23 %, untuk perumahan/pemukiman sebesar

2,01 km atau persentase sebesar 48,77 %

Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat

desa. Semakin baik sarana dan prasarana di desa, maka kemajuan desa akan cepat

tercapai. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di Desa Sada Perarih

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Sadaperarih Tahun 2012.

No Uraian Jumlah (Unit)

1 Pos Penyuluh 1

2 BPP 1

3 Sepeda Motor Dinas 1

(48)

Sumber : PPL Desa Sada Perarih.

Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel di daerah penelitian menjadi gambaran umum kondisi

petani yang ada di Desa Sada Perarih. Petani sampel pada daerah penelitian adalah

petani yang mendapatkan bantuan modal dari pemerintah melalui program

PUAP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perincian data Tabel 9.

Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel Penerima PUAP di Desa Sada Perarih

No Uraian Range Rataan

1. Umur (Tahun) 32-62 45,74

2. Tingkat pendidikan

(Tahun)

6-12 8,23

3. Lama berusahatani

(Tahun)

5-33 18,16

4. Luas lahan (Ha) 0,2-1,4 0,72

5. Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

2-6 3,69

Sumber :Data diolah dari lampiran 1

Umur

Tabel 7 menunjukkan bahwa umur petani sampel mempunyai range antara 32-62

tahun dengan rataan sebesar 45,74 tahun. Data ini menjelaskan bahwa petani

sampel tergolong dalam usia produktif.

Tingkat Pendidikan

Rataan tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian adalah 8,23 tahun

dengan range 6-12 tahun. Artinya rata-rata petani sampel sudah menyelesaikan

pendidikan formal hingga SD, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

petani sampel tergolong masih rendah.

(49)

Rataan lamanya berusahatani atau pengalaman bertani petani sampel adalah

sebesar 20,65 tahun dengan range 8-39 tahun. Berdasarkan rataan tersebut

pengalaman bertani petani sampel sudah cukup lama.

Luas Lahan

Rataan luas lahan yang diusahakan oleh petani sampel dalam berusahatani adalah

0,72 ha dengan range 0,2-1,4 ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel

termasuk petani yang memiliki luas lahan sempit.

Jumlah Tanggungan

Rataan jumlah tanggungan keluarga adalah 3,69 jiwa dengan range 2-6 jiwa.

Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani sampel masih

(50)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Gapoktan Arihta Ersada

Gapoktan Arihta Ersada merupakan gapoktan yang bergerak dalam bidang

Usahatani dan Simpan Pinjam. Gapoktan tersebut berada di Desa Sada Perarih

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, dan dibentuk tanggal 3 Desember 2008

yang dibentuk sesuai dengan keputusan bersama anggota dalam rapat

pembentukan Gapoktan Arihta Ersada. Gapoktan Arihta Ersada Terdiri dari

11 Kelompok Tani dengan jumlah anggota sebanyak 330 orang.Adapun

jumlah anggota yang mendapat bantuan PUAP sebanyak 74 orang.

Perkembangan Gapoktan Arihta Ersada

Perkembangan Gapoktan Arihta Ersada dapat dilihat dari segi jumlah anggota dan

Perkembangan dana PUAP.

Tabel 8. Perkembangan Jumlah Anggota Gapoktan Arihta Ersada Tahun 2009-2013

N Tahun

Jlh. Anggota Persentase (%) Lama

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah anggota Gapoktan Arihta Ersada

meningkat mulai dari tahun 2009-2013 yaitu sebanyak 57,3%. Dapat dilihat

(51)

terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah 65 orang atau 36,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa Gapoktan Arihta Ersada membuka peluang bagi yang

ingin menjadi anggota Gapoktan dengan menerima dan memenuhi

syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Gapoktan Arihta Ersada..

Dinamika Organisasi Gapoktan Arihta Ersada

Dari Tabel 9 dapat dijelaskan bahwa dinamika organisasi dalamGapoktan adalah

38,55. Artinya dinamika organisasi Gapoktan dalam kategori tinggi dengan

persentase ketercapaian skor sebesar 72,75%.

Adapun penjelasan dari masing-masing komponen dinamika organisasi adalah

sebagai berikut:

Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi adalah suatu keadaan yang ingin dicapai oleh Gapoktan.

Adapun tujuan dari Gapoktan sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam

organisasi yaitu:

Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya, menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut

membangun perkembangan usahatani anggota kelompok.

Tujuan Gapoktan merupakan sejumlah cita-cita masing-masing anggota yang

ingin dicapai secara bersama-sama melalui organisasi gapoktan.Dari Tabel 9hasil

ketercapaian skor sebesar 93,48% dengan kriteria skor Sangat Tinggi

menunjukkan bahwa anggota mengetahui tujuan gapoktan, proses pembentukan

tujuan gapoktan, dan kesesuaian tujuan gapoktan dengan tujuan individu sebagai

anggota.

(52)

Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam

organisasi yang menyangkut kedudukan dan peran masing-masing di dalam

organisasi. Struktur organisasi Gapoktan Arihta Ersada adalah sebagai berikut:

Penasehat, Pembimbing, Pengurus : Ketua, Sekretaris, dan Bendahara dan

Seksi-seksi, Badan Pengawas : Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, Anggota

Tabel 9 menunjukkan ketercapaian skor sebesar 87,59 % dengan kriteria skor

Sangat Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara masing-masing

perannya dalam Gapoktan Arihta Ersada sangat baik. Struktur kelompok yang

dibentuk sesuai dengan keputusan dalam Rapat Anggota dan mampu membantu

organisasi dalam mencapai tujuan.

Fungsi Tugas Organisasi

Fungsi tugas adalah seperangkat tugas yang harus dilaksanakan di dalam

Gapoktan Arihta Ersada sesuai dengan perannya masing-masing. Berdasarkan

Tabel 9, persentase ketercapaian skor untuk komponen fungsi tugas organisasi

sebesar 75,74% dengan kriteria Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi tugas

dilaksanakan dengan baik.

Pembinaan dan Pengembangan Organisasi

Merupakan upaya-upaya untuk menjaga agar organisasi Gapoktan tetap hidup

dan berkembang. Tabel 9 menunjukkan persentase ketercapaian skor untuk

komponen pembinaan dan pengembangan organisasi sebesar 56,47% dimana

berada dalam kriteria Sedang. Hal ini menunjukkan bahwa upaya-upaya

pembinaan dan pengembangan organisasi kurang berlangsung dengan baik,

seperti kesempatan berpartisipasi anggota dalam setiap kegiatan Gapoktan ,

(53)

untuk mendapatkan informasi untuk kemajuan Gapoktan , dan usaha untuk

mendapatkan anggota baru.

Kekompakan Organisasi

Kekompakan organisasi merupakan rasa keterikatan anggota Gapoktan terhadap

organisasinya. Berdasarkan Tabel 9 diketahui persentasi ketercapaian

kekompakan organisasi sebesar 62,45% dengan kriteria Sedang. Gapoktan Arihta

Ersada selalu melakukan pertemuan bulanan dikantor, hal ini berguna untuk

membina persatuan dan kesatuan di dalam organisasi Gapoktan Arihta Ersada.

Antar anggota dan pengurus juga terjadi saling mendukung, membantu, dan

menghargai dalam melakukan setiap kegiatan Gapoktan , dan rasa bangga menjadi

anggota Gapoktan .

Suasana/ Iklim Organisasi

Suasana di dalam organisasi Gapoktan Arihta Ersada seperti hubungan antar

anggota, keadaan lingkungan kerja Gapoktan , dan kebebasan berpartisipasi. Hal

ini dapat dilihat pada Tabel 9, dimana persentase ketercapaian skornya sebesar

66,04% dengan kriteria pencapaian Tinggi. Di dalam Gapoktan , anggota diberi

kebebasan dalam berbuat, bertindak dan berbicara, namun tetap sopan. namun,

Gapoktan Arihta Ersada belum memiliki ruangan kerja sendiri. Olah sebab itu,

pelaksanaan rapat anggota dilakukan di kantor gapoktan sementara yaitu kantor

balai Desa Sada Perarih.

Tekanan Organisasi

Tekanan Organisasi adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan

dalam organisasi yang diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan Gapoktan .

(54)

dengan kriteria pencapaian sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan dari

dalam (konflik, otoriter, persaingan) dan tekanan dari luar (tantangan, kritikan,

sanksi dan penghargaan) kurang berpengaruh terhadap organisasi Gapoktan

Arihta Ersada.

1. Efektifitas Organisasi

Merupakan keefektifan organisasi Gapoktan dalam pencapaian tujuannya.

Diketahui pada Tabel 9, bahwa persentase ketercapaian skor sebesar 71,16%

dengan kriteria pencapaian Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Gapoktan

Arihta Ersada mampu mencapai tujuannya dengan baik. Hal ini juga dapat

dilihat dari peningkatan jumlah anggota, dan peningkatan jumlah dana PUAP

serta anggota yang mendapatkan bantuan PUAP semakin bertambah setiap

tahunnya.

Tabel 10. Perkembangan Dana PUAP Gapoktan Arihta Ersada Tahun 2011-2013

Perkembangan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat dari bagaimana gapoktan

mengelolah dana PUAP yang disalurkan dan dari Tabel 10 dana PUAP

digapoktan Arihta Ersada direalisasikan melalui dua tahap yakni pada tahap

pertama tahun 2011 sebesar 40.000.000 dan mengalami peningkatan menjadi

64.000.000 dengan persen ketercapaian sebesar 40,12% setelah itu pada tahap

kedua mendapat bantuan kembali sebesar 60.000.000 dan terus mengalami

(55)

adalah sebesar 148.000.000. Peningkatan jumlah dana PUAP didaerah penelitian

dikarenakan para anggota peminjam selalu membayar pinjaman dengan tepat

waktu

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota dengan Dinamika Organisasi

Karakteristik sosial anggota seperti umur, tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah

tanggungan dan lama bertani diduga berhubungan dengan dinamika organisasi di

dalam Gapoktan . Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dapat dilakukan

analisis dengan menggunakan metode korelasi rank spearman.

Tabel 11. Analisis Korelasi Rank Spearman Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Dinamika Organisasi Gapoktan.

Variabel Rs

r-Sumber : Data Primer diolah pada Lampiran

Analisis Hubungan Umur dengan Dinamika Organisasi

Dari hasil analisis pada , diketahui hasil rs = 0,054. Artinya tidak ada hubungan

korelasi antara umur dengan dinamika. Nilai signifikansi rs = < r-tabel (r-tabel =

0,494) dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%), maka Ho diterima dan

H1 ditolak. Sementara nilai hitung = 1,464 dan tabel = 2,560 dimana nilai

t-hitung < t-tabel, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti, tidak

terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan dinamika organisasi Gapoktan

Gapoktan Arihta Ersada.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dinamika Organisasi GAPOKTAN Terhadap PUAP
Tabel 1. Variabel Pengukur Dinamika Organisasi No Unsur Jumlah
Tabel 2. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Koefisien
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sada Peralih Tahun 2012 No Mata Pencaharian Jumlah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kerja sama antar karyawan dalam perusahaan terjalin dengan solid dan teratur sehingga mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan job description .Budaya organisasi yang

Bagi peneliti dapat menambah wawasan dalam melakukan penelitian khususnya Faktor-faktor pengetahuan, pendidikan, lingkungan dan informasi terhadap penyakit ISPA pada

bahwa ketentuan retribusi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 11 Tahun 1999 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan

1) The fusion algorithm combined wavelet and IHS transform can not only increase the information and definition of the images integrated, but also improve the sensitivity of images

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

 Bumi,bulan &amp; matahari berada dalam satu garis lurus.  Bulan menghalang cahaya matahari sampai ke bumi.  Sebahagian bumi mengalami gerhana penuh manakala. yang lain

Berdasarkan pembahasan diatas menunjukkan bahwa praktek pembiayaan yang berbasis jual-beli menggunakan akad murabahah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

[r]