• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan (Kim) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kim Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan (Kim) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kim Belawan"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI MEDAN (KIM) BELAWAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT SEKITAR KIM BELAWAN

OLEH

SASTRI MURNI TAMBUNAN 110501019

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Sastri Murni Tambunan

NIM : 110501019

Program Studi : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul : Analisis Dampak Keberdaan Kawasan Industri Medan(KIM) BelawanTerhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Indusri Medan Belawan

Tanggal: ... Ketua Program Studi

NIP. 19710503 200312 1 003 Irsyad Lubis, SE, M.Soc,Sc,Ph.D

Tanggal: ... Ketua Departemen

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Sastri Murni Tambunan

NIM : 110501019

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Perencanaan

Judul : Analisis Dampak Keberdaan Kawasan Industri Medan (KIM) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar

Kawasan Indusri Medan Belawan

Tanggal: ... Pembimbing,

NIP. 19750920 200501 1 002 Paidi Hidayat, SE, M.Si

Penguji I, Penguji II,

Dra. Raina Linda Sari, M.Si

(4)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Dampak Keberadaan

Kawasan Industri Medan (KIM) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan

Masyarakat Sekitar KIM Belawan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri

yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika penulisan

ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2015 Penulis,

NIM. 110501019

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar Kawasan Industri Medan Belawan pada tahun 2015 dengan menggunakan Analisis deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode purposive sampling, penelitian ini menggunakan data primer dengan kuisioner dan wawancara terhadap 50 responden yang bertempat tinggal di Kelurahan Mabar.

Hasil dari penelitian ini menunjukkanKeberadaan Kawasan Industri Medan Belawan mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat, meningkatkan peluang kesempatan kerja, penurunan tingkat putus sekolah, dan penyediaan infrastruktur transportasi, serta peningkatan kenaikan harga jual tanah sehingga signifikan dalam menigkatkan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Mabar.

(6)

ABSTRACT

This study aimed to analyze the impact of the industrial area of Medan Belawan to the welfare of the people around the industrial area Medan Belawan in 2015 by using qualitative descriptive analysis. By using purposive sampling method, this study uses primary data with questionnaires and interviews with 50 respondents living in villages Mabar.

Results from this research that the existence of an industrial area of Medan Belawan able to increase the per capita income of the community, increasing employment opportunities, decrease dropout rates, the provision of transport infrastructure, as well as an increase in land prices rise so significantly in improving the welfare of the people in the village Mabar.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas

kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi berjudul “Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan

(KIM) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar KIM Belawan”.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di

Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.Tentunya dalam

penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis dengan

terbuka mengharapkan masukan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini

dan juga penyelesaian studi penulis, terutama kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Baginda Tambunan dan Deniati Manalu atas cinta,

kasih, sayang, doa dan seluruh dukungan baik moril maupun materil yang

telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr Azhar Maksum, SE., M.Ec., Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec.selaku Ketua Departemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan

(8)

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara, dan Bapak Paidi Hidayat, S.E., M.Si. selaku Sekertaris Program Studi

S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi

ini.

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si. selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan saran dan kritik dalam skripsi ini

6. Bapak Dr. Rujiman, MA.selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan dukungan dan masukan berupa saran dan kritik dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Ekonomi Pembangunan

8. Kepada seluruh teman-teman Ekonomi pembangunan 2011 serta kepada

seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian skripsi ini dapat

bermanfaat bagi banyak pihak, termasuk bagi penulis sendiri.

Medan, Maret 2015

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.2.1 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan,Banyaknya Rumah Tangga (RT), Kepadatan Pendudukper Km menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun

2013……… 27

4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Menurut

Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013…… 27 4.3.1 Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut

Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013…... 28 4.3.2 Jumlah Perusahaan Industri Besar, Sedang, Kecil

dan Kerajinan Rumah Tangga Menurut Kelurahan

di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013……….. 29 4.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin… 31 4.5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………… 32 4.5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…… 32 4.5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan….…. 33 4.6.1 Persepsi Responden Atas Dampak Sebelum

Keberadaan (KIM) Belawan ……… 34 4.6.2 Persepsi Responden Atas Dampak Setelah Keberadaan

(KIM) Belawan ……… 36

4.7 Jumlah Mutasi dan Mutandis Penduduk Menurut

Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013 … 39 4.8.1 Jumlah Rumah Makan/Restoran dan Warung

Minum Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan

Deli Tahun 2013 ……… 42

4.8.2 Jumlah Bengkel dan Tempat Pencucian(Doorsmer) Sepeda Motor Menurut Kelurahandi Kecamatan

Medan Deli Tahun 2013 ……… 43 4.9 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai

Investasi Menurut Kelurahan di Kecamatan

Medan Deli Tahun 2013 ……… 46 4.10.1 Jumlah Posyandu, Dokter, dan Bidan Menurut

Kelurahan di Kecamatan Medan DeliTahun 2013…… 48 4.10.2 Jumlah Sekolah PAUD dan Taman kanak-kanak (TK)

MenurutKelurahan di Kecamatan Medan Deli

Tahun 2013 ……… 50

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.6 4.1

Kerangka Konseptual... PetaWilayahKecamatan Medan Deli...

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar Kawasan Industri Medan Belawan pada tahun 2015 dengan menggunakan Analisis deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode purposive sampling, penelitian ini menggunakan data primer dengan kuisioner dan wawancara terhadap 50 responden yang bertempat tinggal di Kelurahan Mabar.

Hasil dari penelitian ini menunjukkanKeberadaan Kawasan Industri Medan Belawan mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat, meningkatkan peluang kesempatan kerja, penurunan tingkat putus sekolah, dan penyediaan infrastruktur transportasi, serta peningkatan kenaikan harga jual tanah sehingga signifikan dalam menigkatkan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Mabar.

(13)

ABSTRACT

This study aimed to analyze the impact of the industrial area of Medan Belawan to the welfare of the people around the industrial area Medan Belawan in 2015 by using qualitative descriptive analysis. By using purposive sampling method, this study uses primary data with questionnaires and interviews with 50 respondents living in villages Mabar.

Results from this research that the existence of an industrial area of Medan Belawan able to increase the per capita income of the community, increasing employment opportunities, decrease dropout rates, the provision of transport infrastructure, as well as an increase in land prices rise so significantly in improving the welfare of the people in the village Mabar.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industrialisasi merupakan upaya sadar dan terencana dalam rangka

mengelola dan memanfaatkan sumber daya guna mencapai tujuan pembangunan

yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa.

Perkembangan industri memang membawa akibat-akibat positif bagi

kehidupan manusia, hakekat perkembangan industri akan selalu berarti bagi

perkembangan peradaban manusia, dan lebih konkrit lagi perkembangan

industri akan selalu berarti pula bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kehadiran sektor industri dituntut untuk menciptakan keanekaragaman

kehidupan ekonomi, artinya dengan kehadiran suatu kawasan industri akan

menciptakan berbagai lapangan pekerjaan misalnya bidang jasa dan perdagangan,

disamping lapangan pekerjaan disektor industri itu sendiri. Dengan membuka

lapangan kerja berarti menigkatkan aktivitas ekonomi ekonomi, serta mendukung

munculnya multiplier effects dari sektor lainya.

Letak Kota Medan sangat strategis karena keberadaannya dekat dengan

Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang merupakan pintu gerbang atau

pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan

domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Kota Medan ini mewadahi berbagai

fungsi, yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa

pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta

(15)

Di Kota Medan terdapat beberapa bidang usaha potensial. Perekonomian

Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan

restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%.

Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi

unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota Medan adalah sektor

perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah

satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih

menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana

dan prasarana yang ada.

Sebagai kota industri, perdagangan dan jasa terkemuka di Indonesia, Kota

Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi kegiatan industri,

termasuk menyediakan sebuah kawasan yang modern dan terkelola secara

professional.

Kawasan Industri Medan (KIM) berlokasi di Kelurahan Mabar, Kecamatan

Medan Deli dengan areal seluas 524 hektar. PT. KIM resmi berdiri menjadi

perseroan sejak tanggal 7 Oktober 1988. Areal kawasan ini dibelah oleh dua jalur

tol dari Kota Medan menuju pelabuhan Belawan. Posisinya sangat strategis

dengan jarak 8 kilometer ke pelabuhan belawan, serta 10 kilometer ke pusat Kota

Medan. Berbagai fasilitas penunjang yang dimiliki kawasan industri medan antara

lain pengolahan air limbah, air bersih, air hydran, listrik, telepon, gas, keamanan,

pemadan kebakaran dan poliklinik. Investor asing yang menanamkan modalnya di

KIM antara lain berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia,

(16)

Dalam Angka 2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis

perusahaannya terdiri dari PMDN berjumlah 135, Perusahaan Non-PMDN

berjumlah 78 dan Perusahaan BUMN/BUMD berjumlah 4. Dan Kota Medan

dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.

Aspek sosial ekonomi terlihat dari adanya mobilitas tenaga kerja yang

tinggi ke daerah kawasan industri, Dampak ekonomi yang diterima oleh

masyarakat sekitar kawasan industri dan daerah terdampak akan sangat

mendominasi kehidupan sehari-hari dari perubahan pendapatan hingga mata

pencaharian. Pendapatan sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan

tingkat pembangunan suatu daerah, semakin besar pendapatan perkapitanya maka

akan semakin besar tingkat kemakmuran di daerah tersebut. Pendapatan suatu

daerah juga berpengaruh pada tingkat pengangguran dan tenaga kerja di daerah

tersebut. Masalah ketenagakerjaan juga merupakan salah satu faktor penghambat

kemakmuran dan pembangunan di suatu daerah. Beberapa masalah

ketenagakerjaan yang sering terjadi ialah rendahnya kualitas tenaga kerja, jumlah

angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja, persebaran tenaga

kerja yang tidak merata, dan pengangguran.

Perubahan akibat pembangunan yang berlangsung dengan pesat, selain

mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat juga memberi pengaruh terhadap

lingkungan sosial, ekonomi dan budaya setempat. Untuk itu setiap pembangunan

industri harus memperhitungkan dampak yang mungkin ditimbulkan. Dampak ini

meliputi dampak yang bersifat positif dan negatif. Dampak positif dari

(17)

meningkatkan pendapatan masyarakat. Hanya saja dampak yang bersifat positif

ini hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat, yaitu mereka yang memiliki

tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu.

Dampak yang bersifat negatif menyangkut aspek biofisik, sosial, eonomi,

dan budaya. Aspek biofisik tampak pada terjadinya polusi air, udara, tanah yang

pada tingkat tertentu membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk.

berdasarkan kondisi di atas, Dengan itu penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian ”Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan (KIM)

Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Sekitar Kawasan

Industri Medan Belawan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak keberadaan Kawasan Industri Medan (KIM) Belawan

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar Kawasan Industri Medan

Belawan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar Kawasan Industri Medan

(18)

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca mengenai

dampak keberadaan kawasan industri terhadap peningkatan kesejahteraan

masyarakat di sekitar kawasan industri.

2. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi penulis lainnya.

3. Dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca

4. Sebagai penambah dan pembanding hasil-hasil penelitian dengan topik yang

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kesejahteraan

Kehidupan yang didambakan oleh semua manusia di dunia ini adalah

kesejahteraan. Baik yang tinggal di kota maupun yang di desa, semua

mendambakan kehidupan yang sejahtera. Sejahtera lahir dan bathin. Namun,

dalam perjalanannya, kehidupan yang dijalani oleh manusia tak selamanya dalam

kondisi sejahtera. Pasang surut kehidupan ini membuat manusia selalu berusaha

untuk mencari cara agar tetap sejahtera. Mulai dari pekerjaan kasar seperti buruh

atau sejenisnya, sampai pekerjaan kantoran yang bisa sampai ratusan juta

gajinyadilakoni oleh manusia.

Secara umum, istilah kesejahteran sosial sering diartikan sebagai kondisi

sejahtera (konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk

kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,

perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengertian kesejahteraan sosial

juga menunjuk pada segenap aktifitas pengorganisasian dan pendistribusian

pelayanan sosial bagi kelompok masyarakat, terutama kelompok yang kurang

beruntung (disadvantage groups). Penyelenggaraan berbagai skema perlindungan

sosial (social protection) baik yang bersifat formal maupun informal adalah

contoh aktivitas kesejahteraan sosial (Suharto, 2009).

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai

tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik,

(20)

belaka, tapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan

spiritual. Kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai kondisi sejahtera dari suatu

masyarakat, kesejahteraan sosial pada umumnya meliputi kesehatan, keadaan

ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup rakyat. Di Indonesia kesejahteraan

sosial dijamin oleh UUD 1945 pasal 33 dan pasal 34. Dalam UUD 1945 jelas

disebutkan bahwa kemakmuran rakyat yang lebih diutamakan dari pada

kemakmuran perseorangan, fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara. Namun pada kenyataannya hingga saat ini masih banyak rakyat Indonesia

yang hidup di bawah garis kemiskinan dan terlantar tidak mendapatkan perhatian.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pembangunan juga

berupaya menumbuhkan aspirasi dan tuntutan masyarakat untuk mewujudkan

kehidupan yang lebih baik. Pembangunan tidak hanya dapat dilihat dari aspek

pertumbuhan saja. Salah satu akibat dari pembangunan yang hanya menerapkan

paradigma pertumbuhan semata adalah munculnya kesenjangan antara kaya

miskin, serta pengangguran yang merajalela. Pertumbuhan selalu dikaitkan

dengan peningkatan pendapatan nasioanal (gross national products)(Todaro,

1998).

Menurut Jayadinata (1999), bahwasanya pembangunan meliputi tiga

kegiatan yang saling berhubungan, antara lain:

1. Menimbulkan peningkatan kemakmuran dan peningkatan pendapatan serta

kesejahteraan sebagai tujuan, dengan tekanan perhatian pada lapisan

terbesar (dengan pendapatan terkecil) dalam masyarakat;

(21)

3. Menyusun kembali (restructuring) masyarakat dengan maksud agar

terjadinya pertumbuhan sosial ekonomi yang kuat.

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan usaha yang terencana dan

melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial

untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial,

serta memperkuat institusi-institusi sosial (Suharto, 1997). Lebih lanjut Suharto

(2009), menyatakan bahwasanya tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah

untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara menyeluruh yang mencakup:

1. Peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan

jaminan sosial segenap lapisan masyarakat, terutama kelompok masyarakat

yang kurang beruntung dan rentan yang sangat memerlukan perlindungan

sosial;

2. Peningkatan keberdayaan melalui penetapan system dan kelembagaan

ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung harga diri dan martabat

kemanusiaan;

3. Penyempurnaan kebebesan melalui perluasan aksesibilitas dan

pilihan-pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi, kemampuan dan standar

kemanusiaan.

Apabila fungsi pembangunan nasional disederhanakan, maka ia dapat

dirumuskan dalam tiga tugas utama yang mesti dilakukan sebuah Negara-bangsa

(nation-state), yakni pertumbuhan ekonomi (economic growth), perawatan

masyarakat (community care) dan pengembangan manusia (human development).

(22)

(misalnya melalui industrialisasi, penarikan pajak) guna memperoleh pendapatan

financial yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pembangunan. Fungsi

perawatan masyarakat menunjuk pada bagaimana merawat dan melindungi warga

Negara dari berbagai macam risiko yang mengancam kehidupannya (misalnya

menderita sakit, terjerembab kemiskinan atau tertimpa bencana alam dan sosial).

Sedangkan fungsi pengembangan manusia mengarah pada peningkatan

kompetensi Sumber Daya Manusia yang menjamin tersedianya angkatan kerja

yang berkualitas yang mendukung mesin pembangunan. Agar pembangunan

nasioanal berjalan optimal dan mampu bersaing di pasar global, ketiga aspek

tersebut harus dicakup secara seimbang.

Berdasarkan Indonesian Human Devalopment Report 2004 bahwasanya

Kesejahteraan masyarakat pada dasarnya adalah buah dari pelayanan publik yang

dilakukan pemerintah. Dengan pelayanan publik yang baik maka kesejahteraan

masyarakat juga berpeluang besar untuk membaik. Kesejahteraan masyarakat

Pertumbuhan Ekonomi(Keuangan, Industri)Perawatan Masyarakat(Kesehatan,

Kesejahteraan Sosial)Pengembangan Manusia(Pendidikan) sendiri dapat dilihat

dari berbagai indikator. Salah satu indikator yang dapat dipakai adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang mengukur capaian umum suatu daerah dalam

tiga dimensi utama pembangunan manusia, yaitu panjangnya usia (diukur dengan

angka harapan hidup), pengetahuan (diukurdengan capaian pendidikan), dan

(23)

2.2 Indikator Kesejahteraan

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak

indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15)

menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di

representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya

kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu

merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan

menengah kebawah.

Pendapatan per kapita sering kali digunakan pula sebagai indikator

pembangunan selain untuk membedakan pendapatan antara negara-negara maju

dan negara sedang berkembang (NSB) atau negara dunia ketiga. Pendapatan per

kapita memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat

di berbagai negara dan menggambarkan pula corak perbedaan tingkat

kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara berbagai negara.

Namun, kita harus hati-hati dalam menggunakan pendapatan per kapita

sebagai suatu indikator pembangunan. Sebab ada pendapat yang mengatakan

pembangunan bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan riil saja, tetapi

kenaikan tersebut harus berkesinambungan dan mantap serta harus disertai pula

dengan perubahan-perubahan sikap dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang

sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.

Walaupun demikian, pendapatan per kapita sebagai indikator

(24)

dan mungkin pendapatan per kapita merupakan satu-satunya indikator

pembangunan terbaik yang ada saat ini. Kelebihan indikator ini adalah

memfokuskan pada raisond'etre dari pembangunan, yaitu untuk kenaikan tingkat

hidup dan menghilangkan kemiskinan. Dengan kata lain, pendapatan per kapita

bukanlah suatu proxy yang buruk dari struktur sosial dan ekonomi masyarakat.

Ada beberapa faktor lain yang sering kali merupakan faktor yang cukup

penting juga dalam menentukan tingkat kesejahteraan mereka, seperti

faktor-faktor non-ekonomi yaitu: adat-istiadat, keadaan iklim dan alam sekitar, serta

ada/tidaknya kebebasan mengeluarkan pendapat dan bertindak.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kesejahteraan masyarakat

merupakan suatu hal yang bersifat subjektif. Artinya, tiap orang mempunyai

pandangan hidup, tujuan hidup, dan cara-cara hidup yang berbeda. Oleh karena

itu, kita harus memberikan nilai-nilai yang berbeda pula terhadap faktor-faktor

yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Seperti ada sekelompok orang

yang menekankan kepada penumpukan kekayaan dan memperoleh pendapatan

yang tinggi sebagai unsur penting untuk mencapai kepuasan hidup yang lebih

tinggi. Ada pula sekelompok orang yang lebih suka untuk memperoleh waktu

senggang (leissure time) yang lebih banyak dan enggan bekerja lebih keras untuk

memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

Distribusi pendapatan merupakan faktor penting lainnya yang menentukan

kesejahteraan masyarakat. Faktor ini sering tidak diperhatikan dalam

membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan perubahannya dari waktu

(25)

Berdasarkan pengalaman sejarah negara-negara maju, pada tingkat awal

pembangunan ekonomi distribusi pendapatan ini akan buruk, tetapi pada akhirnya

distribusi pendapatan itu menjadi semakin baik. Namun, pengalaman sejarah

negara-negara maju tersebut tidaklah dialami oleh NSB. Perkembangan di banyak

NSB menunjukkan bahwa dalam proses pembangunan tersebut justru distribusi

pendapatannya menjadi lebih tidak merata.Keadaan ini menimbulkan

ketidakpuasan terhadap usaha-usaha pembangunan di beberapa NSB, karena

usaha-usaha pembangunan tersebut dianggap hanya menguntungkan sebagian

kecil anggota masyarakat.

2.3 Kawasan Industri

Menurut National Industrial Zoning Committee’s (USA) 1967 , yang

dimaksud dengan kawasan industri atau Industrial Estate atau sering disebut

dengan Industrial Park adalah suatu kawasan industri diatas tanah yang cukup

luas, yang secara administratif dikontrol oleh seseorang atau sebuah lembaga

yang cocok untuk kegiatan industri, karena lokasinya, topografinya, zoning yang

tepat, kesediaansemua infrastrukturnya (utilitas), dan kemudahan aksesibilitas

transportasi.

Definisi lain, menurut Industrial Development Handbook dari ULI ( The

Urban Land Institute), Washington DC (1975), kawasan industri adalah suatu

daerah atau kawasan yang biasanya didominasi oleh aktifitas industri. Kawasan

industri biasanya mempunyai fasilitas kombinasi yang terdiri atas

peralatan-peralatan pabrik (industrial plants), penelitian dan laboratorium untuk

(26)

fasilitas sosial dan umum yang mencakup perkantoran, perumahan, sekolah,

tempat ibadah, ruang terbuka dan lainnya. Istilah kawasan industri di Indonesia

masih relatifbaru. Istilah tersebut digunakan untuk mengungkapkan suatu

pengertian tempat pemusatan kelompok perusahaan industri dalam suatu areal

tersendiri. Kawasan industri dimaksudkan sebagai padanan atas industrial estate.

Sebelumnya, pengelompokan industri demikian disebut “ lingkungan industri”.

Beberapa peraturan perundangan yang ada belum menggunaan istilah

kawasan industri, seperti: Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5 Tahun

1960, belum mengenal istilah istilah semacam Lingkungan, zona atau kawasan

industri. Pasal 14 UUPA baru mengamanatkan pemerintah untuk menyusun

rencana umum persediaan, peruntukan dan penggunaan tanah dan baru menyebut

sasaran peruntukan tanah yaitu untuk keperluan pengembangan industri,

transmigrasi dan pertambangan ayat (1) huruf (e) Pasal 14 UUPA.

Undang-undang No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, juga belum mengenal istilah

“kawasan Industri”. Istilah yang digunakan UU No.5/1984 dalam pengaturan

untuk suatu pusat pertumbuhan industri adalah Wilayah Industri. Di Indonesia

pengertian kawasan industri mengacu kepada keputusan Presiden (Keppres)

Nomor 41 Tahun 1996 . Menurut Keppres tersebut, yang dimaksud dengan

kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan

dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki izin Usaha

(27)

industri tersebut, dapat disimpulkan, bahwa suatu kawasan disebut sebagai

kawasan industri apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya areal/bentangan lahan yang cukup luas dan telah dimatangkan,

2. Dilengkapi dengan sarana dan prasarana,

3. Ada suatu badan (manajemen) pengelola,

4. Memiliki izin usaha kawasan industri,

5. Biasanya diisi oleh industri manufaktur (pengolahan beragam jenis).

2.4 Dampak Kawasan Industri

Analisa dampak sosial adalah suatu kajian yang dilakukan terhadap

kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sebagai akibat dari

pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan di suatu wilayah atau area. Kajian

dilakukan untuk menelaah dan menganalisa berbagai dampak yang terjadi baik

positif maupun negatif dari setiap tahapan kegiatan mulai dari tahap pra

konstruksi, konstruksi, sampai tahap operasi. Berdirinya kawasan industri di suatu

daerah dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Dalam hal ini

industrilisasii sebaiknya memperhatikan kesejahteraan sosial yang menjadi

masalah dan mendapatkan perhatian utama dan menjadi tanggung jawab bersama.

2.5 Penelitian Terdahulu

Doriani Lingga (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Persepsi

Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Sebagai Klaster Industri”memberikan kesimpulan hasil penelitian yaitu KEK Sei

Mangkei berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat

(28)

lokal, peningkatan taraf hidup masyarakat, maupun penyediaan sarana dan

prasarana sosial masyarakat, Kecamatan Bosar Maligas.

Andi Fardani (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Sosial

Keberadaan Pt Vale Indonesia Tbk Terhadap Kehidupan Masyarakat”

menyebutkan Keberadaan PT.Vale pada Indonesia Tbk, telah memberikan

perubahan dalam bidang pendidikan seperti pemberian beasiswa, fasilitas air

bersih,.menyediakan biaya lingkungan yang pada tahun 2010 mencapai 6.432

juta dollar AS. Dana tersebut digunakan dalam program pengurangan emisi

sulfur dan proyek pembangkit tenga air (PLTA) Karebbe.PT.Vale berupaya

memperkuat home industri yang lebih mandiri dan berorientasi jangka panjang

dengan memanfaatkan teknologi tepat guna dan memperluas pangsa pasar.

Suhana (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Kawasan

Industri Medan Star terhadap Pembangunan Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Sekitarnya” memberikan hasil penelitian yaitu Bahwa dengan adanya kawasan

industri Medan Star maka kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tanjung

Morawa khususnya di Tanjung Baru dan Tanjung Morawa B Mengalami

peningkatan, ditandai dengan kenaikan pendapatan perkapita dari tahun ke tahun

sudah menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap pembangunan sosial

dan ekonomi masyarakat di dekat kawasan Medan Star.

S.Enny Niatta S.L (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Peranan Perkebunan Kelapa Sawit dalam Pembangunan Wilayah (Studi Kasus

PTP Nusantara II Kebun Bandar Klippa)” menyebutkan bahwa PTP Nusantara II

(29)

di daerah dengan menyediakan lapangan kerja, sekaligus turut meningkatkan

pendapatan masyarakat. Keberadaan PTP Nusantara II juga mengakibatkan

pertambahan penduduk yang pesat di Kecamatan Bandar Klippa sehingga mampu

mendorong perubahan-perubahan di sektor lain selain perkembangan daerah,

seperti perubahan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, baik perubahan positif

maupun negatif.

Wahyudi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak

Pengembangan Kawasan Industri Kariangau (KIK)Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat” memberikan hasil penelitian yaitu setelah adanya

industri tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat dilihat dari tingkat

pendapatan masyarakat yang lebih baik, adanya kegiatan industri yang memberi

kesempatan untuk menambah penghasilan mereka dengan bekerjamenjadi buruh

industri dan berusaha di sekitar kawasan industri, seperti membuka warung

makanan, mengontrakkan rumahnya, membuka bengkel, dan lainnya disekitar

kawasan industri.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menunjukkan dampak keberadaan Kawasan Industri

Medan Belawan di Kelurahan Mabar yang ditinjau melalui indikator aspek

ekonomi dan sosial. Kedua aspek tersebut dideskripsikan dan dianalisis setelah

keberadaan Kawasan Indusrtri Medan Belawan. Melalui kedua aspek tersebut,

penulis akan mendeskripsikan bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat

(30)

Adapun kerangka konseptual yang akan dihasilkan dari penelitian ini

[image:30.595.118.513.179.436.2]

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual

Dampak Kawasan Industri Medan

Belawan

Kondisi Ekonomi Masyarakat Setelah

Keberadaan KIM

Kondisi Sosial Masyarakat Setelah

Keberadaan KIM

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mengkaji tentang Dampak Keberadaan

Kawasan Industri MedanBelawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Sekitar Kawasan Industri Medan Belawan pada tahun 2015 dengan menggunakan

pendekatan analisis deskriptif kualitatif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan disekitar Kawasan Industri Medan Belawan di

Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Sumatera Utara dimulai dari bulan

Januari 2015 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian tentang dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan

terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar Kelurahan Mabar Kecamantan Medan

Deli dibatasi oleh beberapa pembahasan saja sehingga nantinya tidak terjadi

kesalahan dalam memahami dan menganalisis permasalahan yang ada. Adapun

pembahasan yang dibatasi adalah aspek pendapatan masyarakat, aspek

penyerapan tenaga kerja, aspek kemiskinan, aspek pengangguran, dan aspek putus

sekolah.

3.4 Definisi Operasional

Berikut beberapa defenisi operasional yang merupakan aspek-aspek

(32)

1) Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk

Kelurahan Mabar setelah keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan.

2) Penyerapan tenaga kerja merupakan banyaknya lapangan kerja yang sudah

terisi yang tercermin dari besarnya jumlah penduduk Kelurahan Mabaryang

bekerja setelah keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan.

3) Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar setelah keberadaan Kawasan Industri Medan

Belawan.

4) Penganguran adalah penduduk Kelurahan Mabar yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja, atau bekerja kurang dari dua hari dalam

seminggu.

5) Tingkat putus sekolah adalah kelompok usia sekolah yang sudah tidak

besekolah penduduk kelurahan mabar setelah adanya Kawasan Industri

Medan Belawan.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang tinggal dan

bermukim di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli. Berdasarkan data BPS

tahun 2013, jumlah penduduk di Kelurahan Mabar sebanyak 33.359 jiwa. Namun,

dalam penelitian ini jumlah sampel ditetapkan 50 responden yang mewakili

seluruh komponen masyarakat yang terdapat di Kelurahan Mabar dihitung

denganmenggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:

a. Responden berada dalam usia dewasa

(33)

c. Responden mampu memahami pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner

dengan baik

d. Tidak ada responden yang berasal dari rumah tangga yang sama

dimana

n: jumlah sampel N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Jika penelitian pada penulisan skripsi ini diharapkan memberikan hasil yang

berada pada tingkat kepercayaan 90% (e=0,1) dengan jumlah populasi 33.359

maka jumlah sampel yang dapat diambil adalah :

n = �

1 +�(�)2 =

33.359

1 + 33.359(0,1)2 = 99,7 » ���������

Sesuai dengan penelitian sosial menurut Roscoe (1982:253) dalam

Taniredja dan Mustafidah (2011:38) memberikan saran-saran untuk penelitian

sebagai berikut :

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan

500.

2. Bila sample dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap

katagori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi

atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali

dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5

(34)

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok

eksperimen dan kelompok control, jumlah anggota sampel masing – masing

antara 10 sampai dengan 20.

3.6 Metode Pengambilan Sampel

Prosedur pengambilan sampel atau responden dilakukan secara purposive

sampling, yakni dengan menentukan sampel atau responden yang dianggap dapat

mewakili segmen kelompok masyarakat yang dinilai mempunyai pengaruh atau

merasakan dampak besar terkaitDampak Keberadaan Kawasan Industri

MedanBelawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan

Industri.

3.7 Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari penelitian

kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan untuk

membedah suatu fenomena di lapangan. Penelitian deskriptif kualitatif adalah

metode yang menggambarkan dan menjabarkan temuan di lapangan. Metode

deskriftif kualitatif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian degan

metode ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis

atau membuat prediksi.Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan

informasi secara aktual dan terperinci, mengidentifikasikan masalah, membuat

perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam

menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

(35)

3.8 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka jenis

data yang digunakan adalah :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama

yang menjadi objek penelitian.Data primer dalam penelitian ini diperoleh

dari wawancara dan juga pengisian kuisioner terhadap kelompok

masyarakat yang dijadikan sampel.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi yang

terkait dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan

publikasi secara resmi, buku-buku, majalah-majalah serta laporan lain

yang berhubungan dengan penelitian.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah :

1. Kuisioner

Para penduduk yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini

diberikan lembaran kuisioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

informasi dari kelompok masyarakat yang menjadi sampel dalam

penelitian Dampak Keberadaan Kawasan Industri MedanBelawan

Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Industri

(36)

2. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan kepada kelompok masyarakat yang menjadi

sampel adalah untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai

saran atau keluhan masyarakat secaralangsung terhadap Dampak

Keberadaan Kawasan Industri MedanBelawan Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Industri Medan Belawan pada

tahun 2015.

3.9 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis statistik

deskriptif dan uji-t (uji parsial). Menurut Sugiyono (2012: 148) statistik deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dan teknik analisis data yang

digunakan adalah melakukan uji-t (uji parsial) pada software SPSS. Uji-t (uji

parsial) ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen secara parsial dengan menerangkan variabel dependen. Berikut

kriteria pengujiannya:

a) H0 : βi = 0 artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

b) Ha: βi ≠ 0 artinya variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

(37)

a) Uji-t untuk nilai thitung dan nilai ttabel

 Ho diterima jika thitung< ttabel pada α = 5% (no sign)

 Ha diterima jika thitung> ttabelpada α = 5% (sign)

b) Uji-t untuk nilai probability (Pvalue)

 Ho diterima jika nilai probability < tingkat kesalahan α = 5% (no sign)

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Deli

Kecamatan Medan Deli adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota

medan Propinsi Sumatera Utara dengan luas 22,6 km2, letaknya yang sangat

strategis dimana Kecamatan Medan Deli berbatasan dengan Kabupaten Deli

Serdang di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang disebelah timur, Medan Barat

Dan Medan Timur di selatan dan Medan Marelan dan Medan Labuhan di utara.

Kecamatan ini secara administratif terdiri dari 6 desa/kelurahan, dengan jumlah

penduduk 171.951jiwa dan kepadatan penduduk 7.608 jiwa/km2 (2013).

Kecamatan Medan Deli adalah daerah kawasan industri dan pergudangan

di Kota Medan. Kawasan Industri Medan (KIM) terletak di Kelurahan Mabar,

Kecamatan Medan Deli dengan areal seluas 524 Ha adalah salah satu kawasan

industri yang menyiapkan fasilitas investasi yang relatif lengkap. Kawasan

Industri Medan keberadaannya dapat mendukung Kota Medan sebagai kota

industri dan jasa. Disamping sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan

Deli terdapat juga beberapa industri kecil/rumah tangga yang menjadi unggulan

seperti produksi perabot rumah tangga dari kayu.

Kelurahan Mabar adalah salah satu dari 6 desa/kelurahan kecamatan

Medan Deli dengan luas 4,56 km2 dimana Kelurahan ini terdiri dari 19

(39)

sebelah barat, Kelurahan Kota Bangun dibarat laut, dan Kabupaten Deli Serdang

[image:39.595.155.477.172.483.2]

di sebelah utara.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Medan Deli Berdasarkan Batas Wilayah Kecamatan Tahun 2010

4.2 Kondisi Demografi

Berdasarkan hasil proyeksi dari sensus penduduk 2010, penduduk

Kelurahan Mabar tahun 2013 berjumlah 33.358 jiwa dengan kepadatan penduduk

7.359 jiwa per km2. Jumlah rumah tangga di Kelurahan Mabar pada tahun 2013

sebanyak 7.472 rumah tangga, maka rata-rata anggota rumah tangga adalah 4

orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.1 berikut:

(40)

Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Banyaknya Rumah Tangga (RT), Kepadatan Penduduk per Km menurut Kelurahan di Kecamatan Medan

Deli Tahun 2013

No Kelurahan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Luas Wilayah

(Km2)

Banyaknya Rumah Tangga (RT) Kepadatan Penduduk

per Km2

1 Tanjung Mulia 35.007 5,13 8.116 6.823

2 Tanjung Mulia

Hilir 34.678 3,25 8.091 10.560

3 Mabar Hilir 27.148 3,16 6.328 8.591

4 Mabar 33.558 4,56 7.472 7.359

5 Kota Bangun 10.969 2,5 2.475 4.387

6 Titi Papan 30.591 4,0 6.826 7.647

Medan Deli 171.951 22,6 39.308 7.608

Sumber: BPS Sumut 2014

Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk

Kelurahan Mabar yang berjenis kelamin laki-laki pada tahun 2013 yaitu

berjumlah 17.020 jiwa dan sedangkan penduduk perempuan berjumlah 16.538

[image:40.595.113.517.172.351.2]

jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada dan tabel 4.2.2 berikut:

Tabel 4.2.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

No Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa) Laki-laki Perempuan

1 Tanjung Mulia 17.516 17.491 35.007

2 Tanjung Mulia Hilir 17.531 17.147 34.678

3 Mabar Hilir 13.836 13.312 27.148

4 Mabar 17.020 16.538 33.558

5 Kota Bangun 5.575 5.394 10.969

6 Titi Papan 15.459 15.132 30.591

Medan Deli 86.937 85.014 171.951

(41)

4.3 Kondisi Ekonomi

Kondisi perekonomian Kelurahan Mabar bisa dikatakan cukup baik. Hal

ini dapat dilihat dari komposisi mata pencaharian penduduk pada tahun 2013

yaitu sebanyak 6.641 pegawai swasta, 176 pedagang, 170 PNS, 33 ABRI, 20

petani, dan 68 pensiunan, sebagian besar masyarakat merupakan

wiraswasta/pegai swasta karena kehadiran sektor industri di Kelurahan Mabar

memberikan peluang besar bagi masyarakat dalam membuka usaha sendiri atau

[image:41.595.59.560.393.578.2]

berwirausaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.1 berikut :

Tabel 4.3.1

Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

Kelurahan Pegawai Petani (Jiwa) Nelayan (Jiwa) Pedagang (Jiwa) Pensiunan (Jiwa) Lainnya (Jiwa) Negeri (Jiwa) Swasta (Jiwa) ABRI (Jiwa)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Tanjung Mulia 383 2.945 40 19 2 799 86 0

Tanjung Mulia

Hilir 391 4.507 26 35 2 251 69 0

Mabar Hilir 74 2.001 18 79 0 265 101 0

Mabar 170 6.641 33 20 0 176 68 0

Kota Bangun 46 1.663 16 91 2 87 32 0

Titi Papan 203 4.373 27 30 3 431 66 0

Medan Deli 1.267 22.130 160 274 9 2.009 422 0

Sumber: BPS Sumut 2014

Kehadiran sektor industri atau perusahaan memiliki peran penting dalam

memajukan perekonomian Kelurahan Mabar mulai dari berdirinya 25 unit industri

besar, 9 industri kecil, dan 11 industri rumah tangga dimana kehadiran sektor

industri ini akan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ingin

bekerja di perusahaan atau pabrik di Kelurahan Mabar. Untuk lebih jelasnya dapat

(42)

Tabel 4.3.2

Jumlah Perusahaan Industri Besar, Sedang, Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Deli

Tahun 2013

No Kelurahan Besar/Sedang Kecil Rumah Tangga

1 Tanjung Mulia 16 10 15

2 Tanjung Mulia Hilir 2 10 12

3 Mabar Hilir 2 4 8

4 Mabar 25 9 11

5 Kota Bangun 8 4 8

6 Titi Papan 1 9 11

Medan Deli 54 46 65

Sumber: BPS Sumut 2014

4.4 Gambaran Umum Kawasan Industri Medan (KIM) Belawan

Kawasan Industri Medan (KIM) berlokasi di Kelurahan Mabar,

Kecamatan Medan Deli dengan areal seluas 524 hektar. PT. KIM resmi berdiri

menjadi perseroan sejak tanggal 7 Oktober 1988. Areal kawasan ini dibelah oleh

dua jalur tol dari Kota Medan menuju pelabuhan Belawan. Posisinya sangat

strategis dengan jarak 8 kilometer ke pelabuhan belawan, 15 kilometer ke bandara

udara polonia serta 10 kilometer ke pusat Kota Medan.

Berbagai fasilitas penunjang yang dimiliki kawasan industri medan antara

lain pengolahan air limbah, air bersih, air hydran, listrik, telepon, gas, keamanan,

pemadan kebakaran dan poliklinik. Investor asing yang menanamkan modalnya di

KIM antara lain berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia,

Swedia, Filipina, Jerman, Swiss dan Yaman. Pada tahun 2004 berdasarkan Medan

Dalam Angka 2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis

(43)

Dengan menjunjung visi “Menjadi Kawasan Industri yang Berwawasan

Lingkungan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Bisnis yang Dapat

Meningkatkan Nilai Bagi Shareholder dan Stakeholders lainnya”. PT. Kawasan

Industri Medan akan terus meningkatkan berbagai sarana dan fasilitas yang

dibutuhkan dunia usaha maupun investor. Dalam kawasan yang terbesar di

Sumatera Utara ini telah bergabung sebanyak 600 pengusaha mulai dari industri

dengan skala UKM menengah hingga Industri-industri Multinasional dan

Internasional dan menurut data investor pada tahun 2012 PT. Kawasan Industri

Medan terdiri dari 335 perusahaan, Perusahaan PMDN / Non Fasilitas berjumlah

303, Perusahaan Non-PMDN / PMA berjumlah 32, dan jumlah tenaga kerja

sekitar 35.000 karyawan.

Menurut Laporan Tahunan PT Kawasan Industri Medan Belawan pada tah

2012 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Company’s Social Responsibility atau

biasa disebut CSR berupa Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Kawasan

Industri Medan (Persero) telah melaksanakan Pembinaan Usaha Kecil dan

Koperasi (PUKK) sejak Tahun 1989. Dana yang dipergunakan untuk pembinaan

usaha kecil dan koperasi berasal dari Bagian laba sebesar maksimal 2% dari laba

setelah pajak, Pengembalian pinjaman yaitu hutang pokok dan biaya pinjaman,

Jasa giro atas penempatan dana pembinaan yang belum disalurkan.

Penyaluran dana untuk progam kemitraan dan Bina Lingkungan sampai

dengan tahun 2012 berupa Pinjaman Kemitraan, Hibah, Bantuan Pinjaman ke

Koperasi, Bina Lingkungan, Biaya Operasional, Jaminan Kredit, dan Lain-lain.

(44)

Adapun karakteristik reponden yang diuraikan pada penelitian ini, yaitu

jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Berikut ini uraian

beberapa karakteristik responden:

1. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden pada penelitian ini dapat dilihat

[image:44.595.126.500.291.355.2]

pada Tabel 4.5.1 berikut :

Tabel 4.5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Pria 17 34%

2 Wanita 33 66%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan hasil tabulasi terhadap 50 responden yang menjadi sampel

dalam penelitian ini terdapat responden berjenis kelamin perempuan lebih besar

yaitu 66% dibanding responden berjenis kelamin laki-laki sekitar 34% sebagian

besar responden berjenis kelamin perempuan karena kepala keluarga tidak ada di

rumah atau sedang bekerja.

2. Berdasarkan umur, jumlah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada

[image:44.595.135.498.686.752.2]

Tabel 4.5.2 berikut :

Tabel 4.5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Usia (Tahun) Jumlah Persentase

1 20 – 30 5 10%

(45)

4 >50 10 20%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data Primer Diolah

KarakteristikResponden berdasarkan umur diketahui bahwa sebagian

besar responden yang diwawancarai berusia 41-50 tahun berkisar 50%, kemudian

diikuti oleh usia 51-60 berkisar sebesar 20%, kemudian usia 31-40 berkisar 20%,

Serta yang berusia dibawah 30 tahun hanya sebesar 10%, Hal ini dapat dikatakan

bahwasannya sebagian besar responden masih dalam kategori usia produktif dan

sebagian besar responden yang dipilih merupakan penduduk yang sudah lama

bertempat tinggal di Kelurahan Mabar dan merasakan/mengetahui lebih banyak

dampak dari Kawasan Industri Medan Belawan.

3. Berdasarkan pendidikan yang diselesaikan, jumlah responden pada penelitian

[image:45.595.135.498.117.152.2]

ini dapat dilihat pada Tabel 4.5.3 berikut :

Tabel 4.5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 SD/Sederajat 8 16%

2 SMP/Sederajat 18 36%

3 SMA/Sederajat 21 42%

4 D3/S1/S2 3 6%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data Primer Diolah

Untuk tingkatpendidikan, pada umumnya responden tamatan SMA sebesar

42%, dan tamatan SMP/Sederajat sebesar 36%. selebihnya tamatan SD/Sederajat

sebesar 16% dan hanya 6% responden tamatan D3/S1. %). Hal ini

menunjukkansebagian besar responden pada usia 41-50 tahun dan pada masa itu

masih jarang masyarakat yang melanjut pendidikan ke jenjang yang lebih tiggi

(46)

4. Berdasarkan pekerjaan, jumlah responden pada penelitian ini dapat dilihat

[image:46.595.129.501.181.318.2]

pada Tabel 4.5.4 berikut :

Tabel 4.5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pelajar/Mahasiswa 3 6%

2 Pegawai Swasta 2 4%

3 PNS/BMN 3 6%

4 Wiraswasta 28 56%

5 Ibu Rumah Tangga 14 28%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan pekerjaan diketahui pada umumnya responden berprofesi

sebagai wiraswasta sebesar 56%, Ibu Rumah Tangga (IRT) 28%, pegawai negeri

sipil (PNS/BUMN) sebesar 6%, pegawai swasta sebesar 4% dan

pelajar/mahasiswa sebesar 6%, sebagian besar responden merupakan wiraswasta

karena keberadaan Kawasan Industri Medan menjadikan daerah ini sangat

berpotensi dan strategis sebagai pusat kawasan industri, perdagangan, dan

kegiatan ekonomi.

4.6 Distribusi Jawaban Responden

4.6.1 Persepsi Responden Atas Dampak Sebelum Keberadaan (KIM) Belawan

Hasil distribusi jawaban responden atas dampak sebelum keberadaan

Kawasan Industri Medan Belawan terlihat pada tabel 4.6.1 sebagai berikut :

Tabel 4.6.1

Persepsi Responden Atas Dampak Sebelum Keberadaan (KIM) Belawan

No Pernyataan Skor Total

1 2 3

[image:46.595.118.517.695.753.2]
(47)

2 Tingkat penyerapan tenaga kerja di kelurahan

Mabar sebelum adanya KIM Belawan. 1 49 0 50 3 Tingkat kemiskinan di kelurahan Mabar

sebelum adanya KIM Belawan. 0 50 0 50

4 Tingkat penganguran di kelurahan Mabar

sebelum adanya KIM Belawan. 0 50 0 50

5 Tingkat putus sekolah di kelurahan Mabar

sebelum adanya KIM Belawan. 0 49 1 50

Keterangan: 1= turun; 2= tetap; 3= naik Sumber: Data Primer (diolah)

Dari hasil jawaban responden pada tabel 4.6.1, dapat dijelaskan bahwa

sebelum ada Kawasan Industri Medan Belawan keadaan perekonomian

masyarakat di wilayah Kelurahan Mabar terbilang dalam kategori rendah atau

statis, sesuai dengan pernyataan responden (48 orang) yang menjawab tidak ada

peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini karena sebelum adanya Kawasan

Industri Medan Belawan peluang untuk menambah penghasilan atau memperoleh

pekerjaaan tambahan masih terbatas, dimana masyarakat hanya melakukan

kegiatan rutinitas sehari-hari sebagai petani dan kegiatan perdangan/bisnis yang

masih terbatas.

Untuk penyerapan tenaga kerja sebelum adanya Kawasan Industri Medan

Belawan, sebagian besar dari responden(49 orang) menyatakan bahwa masyarakat

kelurahan Mabar masih sulit mendapatkankan pekerjaan dikarenakan lapangan

kerja yang masih terbatas sehingga belum ada lowongan dan kesempatan kerja

disektor yang lain.

Pada pernyataan tingkat kemiskinan sebelum adanya Kawasan Industri

Medan Belawan responden menyatakan bahwa tingkat kemiskinan di Kelurahan

Mabar masih tinggi. Hal ini sesusi dengan jawaban responden yang menyatakan

(48)

tinggal/rumah mulai dari jenis atap bangunan, lantai, dandinding yang masih

dalam kondisi kurang baik.

Untuk tingkat penganguran sebelum adanya Kawasan Industri Medan

Belawan masih terdapat banyak pengangguran pada usia produktif sesuai

pernyataan responden (50 orang), karena pada umumnya rumah tangga

masyarakat hanya mengandalkan pendapatan dari suami tanpa adanya kegiatan

untuk tambahan pendapatan dari ibu rumah tangga, dan banyaknya anak muda

yang tidak bekerja.

Untuk pernyataan tingkat putus sekolah sebelum adanya Kawasan Industri

Medan Belawan responden menyatakan bahwa tingkat putus sekolah masih tinggi

karena keadaan ekonomi serta pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya pendidikan yang masih rendah. Selain itu responden menyatakan

adanya gangguan stabilitas sosial dan keamanan di wilayah kelurahan Mabar yang

masih buruk, begitu juga halnya dengan ketersediaan dan kualitas listrik dan air

sebelum adanya kawasan industri sebagian besar responden menyatakan masih

dalam kondisi buruk.

4.6.2 Persepsi Responden Atas Dampak Setelah Keberadaan (KIM) Belawan

Hasil distribusi jawaban responden atas dampak sesudah keberadaan

[image:48.595.117.517.666.752.2]

Kawasan Industri Medan Belawan terlihat pada tabel 4.6.2 sebagai berikut :

Tabel 4.6.2

Persepsi Responden Atas Dampak Setelah Keberadaan (KIM) Belawan

No Pernyataan Skor Total

1 2 3

(49)

2 Tingkat penyerapan tenaga kerja di kelurahan

Mabar setelahadanya KIM Belawan. 0 1 49 50 3 Tingkat kemiskinan di kelurahan Mabar

setelah adanya KIM Belawan. 16 7 27 50

4 Tingkat penganguran di kelurahan Mabar

setelah adanya KIM Belawan. 20 4 26 50

5 Tingkat putus sekolah di kelurahan Mabar

setelah adanya KIM Belawan. 38 2 10 50

Keterangan: 1= turun; 2= tetap; 3= naik Sumber: Data Primer (diolah)

Dari hasil jawaban responden pada tabel 4.6.2, dapat dijelaskan bahwa

keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan mampu meningkatkan keadaan

perekonomian masyarakat di wilayah Kelurahan Mabar. Hal ini sesuai pernyataan

sebagian besar responden (37 orang) menyatakan terjadi peningkatan

kesejahteraan masyarakat sesudah adanya Kawasan Industri Medan Belawan.

Untuk penyerapan tenaga kerja sesudah adanya Kawasan Industri Medan

Belawan,sebagian besar responden (49 orang) menyatakan terjadi peningkatan

lapangan pekerjaan di wilayah Mabar dan banyak terbuka lowongan pekerjaan

yang semakin meningkat seiring pengembangan Kawasan Industri Medan

Belawan.

Untuk tingkat kemiskinan kebeadaan Kawasaan Industri Medan Belawan

tidak membawa pengaruh positif terhadap pengurangan tingkat kemiskinan

masyarakat di Kelurahan Mabar, hal ini disebabkan sebagian besar penduduk

pendatang tidak mampu mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang cukup.

menurut data BPS tahun 2013 bahwa terdapat 378 jiwa penduduk pendatang

dibanding penduduk yang pindah sebesar 188 jiwa sehingga pertambahan

penduduk seperti ini berpotensi menambah masyarakat miskin di Kelurahan

(50)

Setelah adanya Kawasan Industri Medan Belawan tingkat penganguran di

Kelurahan Mabar masih tinggi sesuai pernyataan sebagian besar responden (26

orang) menyatakan meskipun banyak perusahaan industri yang berdiri di sekitar

tempat tinggal mereka, namun hal itu tidak mampu mengurangi jumlah

pengangguran di Kelurahan Mabar dengan sulitnya mendapat kesempatan kerja di

industri/pabrik disebabkan kualitas sumber daya manusia masyarakat Kelurahan

Mabar masih rendah dan pada umumnya karyawan perusahaan industri bersal dari

luar daerah.

Untuk tingkat putus sekolah sebagian besar responden (38 orang)

menyatakan bahwa keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan mampu

mengurangi tingkat putus sekolah di Kelurahan Mabar, karena orangtua mereka

sudah memeliki tambahan penghasilan juga didukung oleh program BOS dari

pemerintah yang dapat meringankan biaya sekolah/pendidikan anak.

4.7 Analisis dan Pembahasan

Adanya penentuan kawasan industridi Kelurahan Mabar menyebabkan

pemusatan pembangunan pada wilayah tersebut, yang secara langsung akan

mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan alam sekitarnya. Hal ini diikuti

oleh perubahan pola pemanfaatan sumber daya alam dari sektor pertanian ke

sektor industri. Perubahan ini membawa akibat lebih lanjut pada perubahan pola

perekonomian yang ada, yaitu dari sektor pertanian ke sektor non pertanian atau

industri. Perubahan pola perekonomian antara lain tampak dari peluang berusaha,

pola penggunaan lahan, perubahan mata pencaharian dan sarana serta prasarana

(51)

Gangguan stabilitas sosial dan keamanan di wilayah Kelurahan Mabar

cenderung menurun atau stabilitas sosial yang semakin membaik, begitu juga

halnya dengan ketersediaan dan kualitas akses jalan danlistrik dan air sesudah

keberadaan kawasan industri di Kelurahan Mabar, respoden menyatakan sudah

membaik.

Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan juga sangat berpengaruh

terhadap penyediaan infrastruktur transportasi khususnya jalan menuju pabrik

dan perusahaan yang sudah mengalami perbaikan dan pelebaran. Kondisi akses

jalan menuju ke berbagai daerahpun kini sudah baik dibandingkan sebelum

berdirinya Kawasan Industri Medan Belawan. Dengan memberi bantuan untuk

perbaikan dan pelebaran jalan maka akan berpengaruh terhadap jalannya kegiatan

ekonomi di berbagai daerah dalam mendistribusikan jasa dan barang

dagangannya. Dan tentunya masyarakat juga merespon dengan baik akan

tindakan ini.

Kehadiran sektor industri secara langsung akan menimbulkan dampak

terhadap aspek kependudukan yang ditandai oleh laju pertumbuhan dan tingkat

kepadatan yang tinggi. Tingginya laju pertumbuhan ini disebabkan oleh laju

migrasi yang masuk yanglebih tinggi daripada migrasi keluar. Terbukanya

peluang kerja dan berusaha di luar sektor pertanian merupakan faktor yang

mendorong terciptanya migrasi masuk yang tinggi di daerah kawasan industri.

Berdasarkan data BPS pada tahun 2013 tercatat bahwa penduduk pendatang lebi

(52)

378 jiwa penduduk pendatang dan 188 jiwa penduduk yang pindah. Untuk lebih

[image:52.595.114.518.225.381.2]

jelasnya dapat dilihat pada dan tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Jumlah Mutasi dan Mutandis Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

No Kelurahan Lahir

(Jiwa)

Mati (Jiwa)

Datang (Jiwa)

Pindah (Jiwa)

1 Tanjung Mulia 443 80 462 457

2 Tanjung Mulia Hilir 168 87 213 186

3 Mabar Hilir 240 99 326 151

4 Mabar 291 75 378 188

5 Kota Bangun 72 54 121 53

6 Titi Papan 176 64 216 219

Medan Deli 1.390 459 1.716 1.254

Sumber: BPS Sumut 2014

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada Kawasan

Industri Medan Belawan, bahwa rata-rata tingkat kesejahteraan masyarakat

Kelurahan Mabar meningkat seiring berkembangnya kawasan industri. Hal ini

terlihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat yang semakin membaik, dan

dengan adanya pengembangan bisnis disekitar kawasan industri juga berperan

dalam peningkatan taraf hidup masyarakat Kelurahan Mabar.

Kualitas hidup tercermin dari pendidikan, kesehatan dan kemampuan

ekonomi masyarakat yang dilihat dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan masyarakat akan memudahkan untukmendapatkan pekerjaan yang

lebih baik serta memperolehpendapatan sehingga masyarakat mudah mengakses

kesehatan. Karena kesehatan masyarakat yang rendah akan menyebabkan

(53)

pendapatan masyarakat. Pendapatan yang rendah juga menyebabkan masyarakat

tidak dapat mengakses pendidikan dan kesehatan karena keterbatasan biaya.

Berdasarkan penjelasan responden terhadap keberadaan Kawasan Industri

Medan Belawan telah memberikan pengaruh positif terhadap tingkat pendapatan

dan kondisi sosial sehingga kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Mabar

semakin meningkat. Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan memberi

manfaat tersendiri bagi masyarakat. Dari segi pendapatan, masyarakat sangat

mengalami perubahan peningkatan pendapatan setelah adanya kawasan industri

tersebut. Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka kebutuhan

masyarakat dapat terpenuhi sehingga akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakatdi daerah Kelurahan Mabar. Dengan berdirinya kawasan industri di

Kelurahan Mabar maka dengan itu pula tercipta kegiatan ekonomi dan

pengembangan bisnis di wilayah tersebut sehingga wilayah tersebut menjadi

kawasan dan pusat ekonomi berlangsung.

Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan juga berpengaruh terhadap

peluang kesempatan kerja yang memicu terjadinya peningkatan pendapatan

masyarakat sekitar. Meskipun hanya beberapa masyarakat Kelurahan Mabar yang

mendapat kesempatan bekerja di perusahaan atau industri namun peluang ini

sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam membuka usaha lain. Keadaan ini

sering disebut sebagai pengangguran struktural dimana penganggur yang mencari

lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh

(54)

masyarakat dalam daerah Kelurahan Mabar yang masih kurang jika dibandingkan

dengan sumber daya manusia dari luar daerah yang lebih berkualitas.

Pengembangan Kawasan Industri Medan Belawan membawa kemajuan bagi

perekonomian masyarakat Kelurahan Mabar. Semakin maju suatu perekonomian

daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki

kualiatas yang lebih baik dari sebelumnya, kondisi inilah yang menyebabkan

masyarakat Kelurahan Mabar kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan di industri

atau pabrik karena harus melalui biro atau lembaga tertentu sehingga sebagian

besar karyawan yang bekerja di kawasan industri tersebut berasal dari luar daerah

Kelurahan Mabar.

Keberadan Kawasan Industri Medan Belawan di Kelurahan Mabar tidak

hanya membuka peluang kesempatan kerja saja melainkan banyak peluang lain

bagi masyarakat dalam mendirikan berbagai usaha dengan terciptanya banyak

usaha-usaha kecil seperti, rumah kontrakan, usaha rumah makan, toko sembako,

usaha doorsmer/bengkel, toko bangunan, toko ponsel, salon, dan lainnya. Hal ini

ditandai dengan meningkatnya para wirausaha di wilayah Kelurahan Mabar.

4.8 Peran dan Dampak Keberadaan KIM Terhadap Pendapatan dan Kondisi Sosial Masyarakat di Kelurahan Mabar

Berdasarkan penjelasan responden terhadap dampakkeberadaan Kawasan

Industri Medan Belawan telah memberikan pengaruh positif terhadap tingkat

pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Mabar

semakin meningkat. Keberadaan Kawasan Industri Medan Belawan memberi

manfaat tersendiri bagi masyarakat dari segi pendapatan, masyarakat sangat

(55)

tersebut. Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka kebutuhan

masyarakat dapat terpenuhi sehingga akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakatdi daerah Kelurahan Mabar.

Keberadan Kawasan Industri Medan Belawan di Kelurahan Mabar

menyebabkan terciptanya kegiatan ekonomi dan pengembangan bisnis di wilayah

tersebut. Dengan berdirinya kawasan indusri tidak hanya membuka peluang

kesempatan kerja di perusahaan saja melainkan banyak peluang lain bagi

masyarakat dalam mendirikan berbagai usaha dengan terciptanya banyak

usaha-usaha kecil se

Gambar

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Medan Deli Berdasarkan Batas Wilayah Kecamatan Tahun 2010
Tabel 4.2.2
Tabel 4.3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lenny : Analisis Tingkat Upah Kesejahteraan Karyawan pada Beberapa Perusahaan Industri di Kota Medan, 2003... Lenny : Analisis Tingkat Upah Kesejahteraan Karyawan pada

Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis darnpak pengembangan kawasan wisata terhadap tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kabupaten Donggala

Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bertujuan mengetahui dampak keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik masyarakat yang beraktivitas dari atau menuju Belawan dan kawasan sekitar Simpang Pos Padang Bulan serta

Gambar 2.11 Kurva Histogram Besar Risiko Responden Di Sekitar Kawasan Industri Medan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016... 50 Tahun 1996 tentang Baku

Kawasan Industri Medan (Persero) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi pada Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan), maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan Uji-t

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan masyarakat sekitar yang sangat signifikan,

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kenaikan Upah Minimum Kota (Umk) Medan Tahun 2013 Terhadap Tingkat Konsumsi Buruh Di Kawasan Industri Medan (Kim) Persero.. Tanggal,