• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L ) Kultivar CITAYAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L ) Kultivar CITAYAM"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

฀BSTR฀K

PENG฀RUH DU฀ M฀C฀M PUPUK D฀UN D฀N DOSIS PUPUK

ORG฀NIK TERH฀D฀P PERTUMBUH฀N VEGET฀TIF J฀MBU

BIJI MER฀H ( ฀sidium Guajava L ) cultivar CIT฀Y฀M

Oleh

DH฀RM฀ M฀H฀RDIK฀

฀ambu biji (฀sidium guajava L) adalah satu jenis buah tropis yang mengandung gizi yang baik bagi kesehatan. Buah jambu biji kaya akan kandungan mineral dan vitamin (Tabel 33). Buah jambu biji juga dapat membantu meningkatkan kadar trombosit dalam tubuh penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) secara tidak langsung. Hal ini karena jambu biji mengandung beberapa asam amino (Prabawati 2005).

(2)

atas 2 jenis pupuk daun ( H ), yaitu pupuk daun dengan kandungan hara makro tinggi yaitu Growmore (H1) dan pupuk daun dengan kandungan hara mikro yang lengkap yaitu ฀lant Catalyst (H2) dengan konsentrasi 2g/l.

Perlakuan diterapkan pada satuan percobaan dalam rancangan kelompok teracak sempurna, dengan diameter batang dan kemiringan lereng sebagai dasar

pengelompokan. ฀ika asumsi terpenuhi, maka data dianalisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial pada taraf α 5%Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pengaruh pemberian pupuk daun ฀lant catalyst

memberikan rata – rata panjang tunas 18,68 cm, rata – rata jumlah daun sebanyak 4,2 helai, dan umur daun selama 54,3 hari sedangkan untuk pupuk daun Growmore rata – rata panjang tunas 15,13 cm, jumlah daun 4,09 helai dan umur daun selama 47,4 hari, (2) Pemberian dosis pupuk organik 8 - 9 kg/tanaman memberikan respons terbaik dalam pertumbuhan pada variabel jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, (3) Pengaruh pemberian dosis bahan organik dengan pupuk daun Growmore dan ฀lant catalyst terlihat pada variabel waktu muncul tunas dan umur daun, pada

perlakuan tanpa bahan organik dengan pupuk daun Growmore menghasilkan waktu muncul tunas lebih cepat dengan rata rata 4,23 hari sedangkan ฀lant catalyst 4,33 hari. Pada variabel umur daun pada dosis 8 kg/tanaman dengan perlakuan pupuk daun ฀lant catalyst menghasilkan umur daun lebih lama dibandingkan Growmore yaitu,

71,75 hari dan 64,99 hari.

(3)
(4)

PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS

PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN

VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L )

cultivar CITAYAM

(Skripsi)

Oleh

DHARMA MAHARDIKA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Provinsi Lampung pada tanggal 29 November 1991. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Darsani dan Ibu Hartati.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Kartika II – 5 Bandar Lampung pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah dasar di SD Kartika II - 5 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2003/2004, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah pertama di SMPN 25 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2006/2007. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung pada tahun 2008/2009. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UML).

(9)

Pertanian sebagai kader. Penulis juga mengikuti beberapa kegiatan sepertiLatihan Kepemimpinan Menengah Tingkat Dasar (LKMTD), Training Organisasi

PAKAR (Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah), serta berbagai seminar “Kegiatan Temu Mahasiswa Pertanian Se-Lampung dengan topik Peranan Mahasiswa dalam Percepatan Revitalisasi Pertanian sebagai Peserta pada tahun 2010”.

(10)

฀asa syukur selalu ditujukan kepada Allah

฀ubhanahu wa ta’ala

Kupersembahkan karyaku ini untuk Bapak Darsani, Ibu Hartati,

(11)

฀adapi hari ini dengan tegar dan percaya diri. Siapkan masa depan

dengan rencana yang matang dan tanpa rasa khawatir (

฀arry

Tanoesoedibjo

)

Apa yang kita tau hanyalah setetes air. Yang kita tidak tau adalah lautan.

Teruslah belajar karena tidak ada yang dapat menghentikan proses

belajar kecuali kematian (

Sir Issac Newton

)

Banyak kegagalan dalam hidup ini di karenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

(12)

฀ANWACANA

฀uji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ฀ubhanahuwata’ala atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang

berjudul ฀engaruh Dua Jenis ฀upuk Daun dan ฀upuk Organik Terhadap

฀ertumbuhan Vegetatif Tanaman Jambu Biji (P฀idium Guajava L.) Kultivar

Citayam. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah

Muhammad ฀hallallahu ’alaihiwa฀allam.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada pihak yang telah

membimbing dan membantu kelancaran akan terselesaikannya skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Ir. KusHendarto, M.S., selaku ฀embimbing Utama sekaligus

฀embimbing Akademik yang telah mendidik, memberikan banyak arahan dan

saran, motivasi, bimbingan serta fasilitas yang diberikan selama penelitian

hingga penulisan skripsi ini selesai;

2. Bapak Ir. Yohannes Cahya Ginting, M.฀., selaku anggota Komisi ฀embimbing

atas saran, nasihat, motivasi, dan bimbingan selama penelitian dan penulisan

skripsi ini;

3. Ibu Ir. Tri Dewi Andalasari, M.฀., selaku ฀enguji atas saran, arahan, motivasi

dan bimbingan yang telah diberikan;

4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.฀., selaku Ketua Jurusan

(13)

5. Bapak ฀rof. Dr. Ir.Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas

฀ertanian, Universitas Lampung;

6. Bapak ฀rof. Dr. Ir. F.X. Susilo, M.Sc, selaku ฀embimbing Akademik atas

bimbingan, motivasi dan saran selama penulis menempuh masa studi;

7. Seluruh dosen Fakultas ฀ertanian, Universitas Lampung, khususnya ฀rogram

Studi Agroteknologi yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan.

8. Bapak ( Darsani, S.H ), Ibu ( Hartati ) danAdik ( Dharta Mahardani, Dhendy

Maharizki dan Dhelicya Maharani ) atas doa, bantuan, kasih sayang, motivasi,

serta dukungan dalam semua hal kepada penulis;

9. Teman- teman seperjuangan Abang Rachmat Tyas ฀ardi Aji S.฀., Anggi

Setyawan, S.฀., Bagus ฀rambudi, S.฀., Anggita Cheryani, S.฀., Dharma

Mahardika S.฀., Fajar Apriyaldi, S.฀.,Angga Sukowardana, S.฀., Reza Utama

Saputra, S.฀.,I Gusti ฀utu Setiawan, S.฀., ฀anji ฀erwira, S.฀. Syarif Hidayat,

S.฀, dan Seluruh Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009 serta teman-teman

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas bantuan, dukungan,

persahabatan, dan kebersamaan selama ini.

Semoga keberkahan dan rahmat Allah ฀ubhanahu wa ta’ala selalu dilimpahkan

atas keikhlasan bantuan yang telah diberikan kepada ฀enulis dan semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, ฀enulis,

(14)

฀AFTAR ISI

฀.4.1฀฀Penyiapan bahan tanaman... ฀฀฀฀15

(15)

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀13

฀.4.฀฀฀Aplikasi Pupuk Organik dan Pupuk Daun... ฀฀฀฀฀16

3.5฀฀Pengamatan... ฀฀฀฀฀16

IV. HASIL ฀AN PEMBAHASAN ... 18

4.1฀Hasil฀Penelitian ... ฀฀฀฀฀18

4.1.1Waktu ( Hari ) Pemunculan Tunas Tanaman... ฀฀฀฀฀20

4.1.2Penambahan Panjang Tunas Tanaman... ฀฀฀฀฀22

4.1.฀Jumlah tunas Pada Batang Utama... ฀฀฀฀฀23

4.1.4Pertambahan Diameter Batang... ฀฀฀฀฀24

4.1.5Pertambahan Jumlah Daun Tanaman... ฀฀฀฀฀24

4.1.6Umur Daun Tanaman... ฀฀฀฀฀26

4.2 Pembahasan... ฀฀฀฀฀28

V. KESIMPULAN ฀AN SARAN ... 31

5.1 Kesimpulan... ฀฀฀฀฀31

5.2 Saran... ฀฀฀฀฀32

PUSTAKA ACUAN ... 33

LAMPIRAN... 35

(16)

฀AFTAR TABEL

฀abel Halaman

1. Hasil analisis polinomial ortogonal pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis pupuk Organik terhadap pertumbuhan vegetatif

awal tanaman jambu biji kultivar citayam. ... 19

2. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun terhadap waktu ( hari ) pemunculan

tunas tanaman ... 20

3. Hasil uji polinomial pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis

pupuk daun terhadap penambahan panjang tunas ... 22

4. Hasil uji polinomial pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun terhadap jumlah tunas yang muncul pada

batang utama. ... 23

5. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan

dua jenis pupuk daun terhadap pertambahan diameter batang ... 24

6. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun terhadap pertambahan jumlah daun

tanaman. ... 25

7. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan

dua jenis pupuk daun terhadap umur daun tanaman ... 26

8. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO

terhadap waktu (hari) pemunculan tunas ... 36

9. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan

(17)

15

10. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap waktu (hari) pemunculan tunas ... 38

11. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

dan dosis BO terhadap waktu ( hari ) pemunculan tunas... 39

12. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO

terhadap pertambahan panjang tunas... 40

13. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

dan dosis BO terhadap pertambahan panjang tunas ... 41

14. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap pertambahan panjang tunas ... 42

15. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

dan dosis BO terhadap pertambahan panjang tunas ... 43

16. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO

terhadap jumlah tunas pada batang utama ... 44

17. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan

dosis BO terhadap jumlah tunas batang utama... 45

18. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap jumlah tunas pada batang utama... 46

19. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

dan dosis BO terhadap jumlah tunas pada batang utama... 47

20. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO

terhadap pertambahan diameter batang ... 48

21. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

dan dosis BO terhadap pertambahan diameter batang... 49

22. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap pertambahan diameter batang... 50

23. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

dan dosis BO terhadap pertambahan diameter batang... 51

24. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap pertambahan jumlah daun... 52

25. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

(18)

16

26. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap pertambahan jumlah daun... 54

27. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan

dosis BO terhadap pertambahan jumlah daun ... 55

28. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap umur daun... 56

29. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan

dosis BO terhadap umur daun tanaman ... 57

30. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis

BO terhadap umur daun... 58

31. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun

dan dosis BO terhadap umur daun... 59

32. Kandungan unsur hara pupuk daun Growmore dan ฀lant Catalyst

(19)

฀AFTAR GAMBAR

฀ambar Halaman

1. Hubungan antara dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun dengan waktu (hari) pemunculan tunas tanaman ... 20

2. Hubungan antara dosis bahan organik dan pupuk daun dengan

pertambahan jumlah daun tanaman ... 21

3. Hubungan antara dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun dengan umur daun tanaman ... 24

4. Perlakuan Tanpa Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu Biji Merah Kultivar Citayam ... 53 5. Perlakuan 5 Kg/Tanaman Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu

Biji Merah Kultivar Citayam ... 54 6. Perlakuan 10 Kg/Tanaman Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu

Biji Merah Kultivar Citayam ... 55 7. Perlakuan 15 Kg/Tanaman Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu

(20)

฀฀I.฀฀PENDAHULUAN

1.1฀฀฀฀Latar฀Belakang฀dan฀Masalah

Jambu biji (฀sidium guajava L) adalah satu jenis buah tropis yang mengandung

gizi yang baik bagi kesehatan. Buah jambu biji kaya akan kandungan mineral dan

vitamin (Tabel 33). Buah jambu biji juga dapat membantu meningkatkan kadar

trombosit dalam tubuh penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) secara

tidak langsung. Hal ini karena jambu biji mengandung beberapa asam amino

(Prabawati 2005).

Dewasa ini buah jambu biji merah (daging) yang ada di pasaran masih sedikit

dengan tingkat kualitas yang masih tidak memadai. Luas tanaman jambu biji

merah di Indonesia hanya sekitar ฀0.500/ ha dengan produksi 2฀฀.836 /ton

(BPS, 20฀฀). Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya mengkonsumsi buah segar untuk kesehatan dan perekonomian

masyarakat maka permintaan pasar terhadap buah segar akan terus meningkat.

Peningkatan permintaan tersebut diperkirakan sekitar 9 % per tahun (Pusat

(21)

2

Menurut Parimin (2007), pektin (serat larut dalam air) pada jambu biji bermanfaat

dalam menurunkan kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dan asam empedu

dalam darah dan membuangnya melaluai air seni dan keringat. Selain itu

kandungan tanin dalam jambu biji bermanfaat dalam memperlancar

sistem percernaan dan sirkulasi darah serta menyerang virus. Kalium dalam

jambu biji berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan

kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi ke sel tubuh, serta menurunkan

kadar kolesterol total dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Salah satu jenis jambu biji yang populer saat ini adalah Kultivar Citayam

berdasarkan potensi hasil produksi selama peneliti melakukan kegiatan Praktik

Umum di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada bulan Januari 20฀2 untuk panen

jambu dengan umur tanaman jambu ฀8 bulan dalam satu tahun dengan jarak

tanaman 4x6 serta luas 32 ha dapat menghasilkan produksi hingga ฀5 ton/ha

(Reza Utama Saputra, 20฀2).

Produktivitas tanaman dewasa salah satunya dipengaruhi oleh pemeliharaan

tanaman selama masa juvenil. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

masa juvenil adalah pemupukan, baik unsur hara makro maupun mikro dan bahan

organik. Bahan organik berperan dalam meningkatkan Kapasitas Tukar Kation

tanah, porositas, penyerapan air, dan sebagai sumber hara bagi tanaman, dengan

meningkatnya KTK tanah maka ketersediaan unsur hara dalam tanah makin tinggi

sehingga makin mudah diserap oleh akar tanaman. Pemanfaatan bahan organik

untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman selama masa juvenil sangat

(22)

3

dalam melengkapi kebutuhan unsur hara tanaman serta membantu pertumbuhan

tunas jambu biji merah.

Penelitian ini bermanfaat untuk mempelajari pertumbuhan masa juvenil tanaman

jambu biji merah yang ditimbulkan dari pemberian berbagai macam jenis bahan

organik dan pupuk daun sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan

tunas tanaman jambu biji merah.

Untuk itu dibutuhkan penelitian yang akan menjawab permasalahan sebagai

berikut:

฀. Apakah ada perbedaan respons tanaman terhadap pupuk daun Growmore dan

฀lant Catalyst dalam hal pertumbuhan vegetatif tanaman jambu biji merah ?

2. Apakah aplikasi dosis bahan organik sampai dengan ฀5 kg/tanaman sudah

menghasilkan titik maksimal pertumbuhan tunas jambu biji merah ?

3. Apakah terdapat respons tanaman terhadap pupuk daun Growmore dan ฀lant

catalyst yang dipengaruhi bahan organik yang diberikan dalam hal

pertumbuhan vegetatif tanaman jambu biji merah ?

1.2฀฀Tujuan฀Penelitian฀

Berdasarkan latar belakang dan masalah maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

฀. Mengetahui perbedaan aplikasi dua macam pupuk daun yang memiliki

(23)

4

unsur mikro tinggi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif bibit

jambu biji merah Kultivar citayem.

2. Mengetahui dosis aplikasi bahan organik terbaik sampai dengan ฀5 kg/tanaman

yang berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif bibit jambu biji merah

Kultivar Citayem.

3. Mengetahui interaksi dua macam pupuk daun dengan dosis bahan organik yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif bibit jambu biji merah Kultivar

Citayem.

1.3฀฀Landasan฀Teori

Pertumbuhan tanaman selama masa juvenil perlu diperhatikan, karena masa

juvenil merupakan masa pembentukan akar dan batang serta percabangan tanaman

agar baik dan kokoh. Akar, batang serta percabangan yang baik menjadi salah

satu indikator tanaman dapat menjadi kuat sehingga produktivitas tanaman akan

tinggi. Dalam pertumbuhan tanaman peran unsur hara makro maupun mikro serta

bahan organik merupakan kelengkapan hara yang dibutuhkan tanaman dalam

masa juvenil karena dengan kelengkapan unsur hara selama masa juvenil

memiliki peran masing – masing dalam mendorong pertumbuhan tanaman, hal

tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman hingga dewasa karena, pada

prinsipnya pertumbuhan serta produksi tanaman yang baik itu berawal dari

(24)

5

Salah satu pemeliharaan dalam pertumbuhan tanaman selama masa juvenil yaitu

dengan cara pemupukan, baik pemupukan secara organik maupun anorganik

karena penggunaan pupuk merupakan suatu kebutuhan bagi tanaman dalam hal

mencukupi kebutuhan nutrisi dan menjaga keseimbangan hara yang tersedia

selama siklus pertumbuhan masa juvenil tanaman.

Pemberian bahan organik merupakan tindakan pengelolaan yang diharapkan dapat

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta mencukupi kebutuhan

unsur hara tanaman. Bahan organik juga mempunyai pengaruh yang baik

terhadap tanah, antara lain meningkatkan pH, KTK, jasad renik, daya serap air ,

memperbaiki struktur tanah, dan menggemburkan permukaan lapisan tanah

(Indrakusumah, 2000).

Kandungan unsur N di dalam bahan organik sangat rendah dan penambahan

bahan organik bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya

serap tanah terhadap air dan sebagai salah satu sumber nutrisi bagi tanaman. Oleh

karena itu walaupun sudah menggunakan bahan organik masih perlu penambahan

unsur hara melalui pemupukan dengan penambahan aplikasi pupuk daun

Keuntungan penggunaan pupuk daun diantaranya dapat mencegah defisiensi

unsur, menguatkan jaringan tanaman yang lemah atau rusak, mempercepat

pertumbuhan vegetatif tanaman (Sutanto, 2002).

Pupuk daun Growmore memiliki bentuk fisik kristal berwarna biru. Growmore

mengandung komposisi nitrogen (N) 32%, fosfor (P2O5) ฀0%, kalium (K2O) ฀0%,

(25)

6

0,฀0%, sulfur (S) 0,20%, boron (B) 0,02%, tembaga (Cu) 0,05%, besi (Fe) 0,฀0%,

Mangan (Mn) 0,05%, molybdenum (Mo) 0,0005% dan seng (Zn) 0,05% (PT Nusa

Tani, PO BOX ฀006 Jakarta ฀0260).

Pupuk daun ฀lant catalyst memiliki kandungan unsur hara yang lengkap yaitu

unsur hara makro dan unsur hara mikro. Kandungan hara makro berupa nitrogen

0,23%, phospate ฀2,70%, kalium 0,88%, carbon 6,47%, magnesium 25,92 ppm,

sulfur 0,02%, sedangkan unsur hara mikro yaitu kalsium <0,05 ppm, ferum 36,45

ppm, mangan 2,37 ppm, chlor 0,฀฀ %, copper <0,03 ppm, zinc ฀฀,฀5 ppm, boron

0,25 %, molibdenum 35,37 ppm, kobalt 9,59 ppm, natrium 27,42%, Alumunium

<0,4 ppm (PT. CITRA NUSA INDAH CEMERLANG Jakarta ฀฀520).

1.4฀฀Kerangka฀Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan dapat diajukan kerangka

pemikiran untuk menjelaskan perumusan masalah dalam penelitian sebagai

berikut :

Bahan organik memiliki andil dalam pertumbuhan masa juvenil tanaman salah

satunya tanaman jambu biji merah, peran bahan organik yang mampu

memperbaiki struktur tanah menjadi gembur dan remah, meningkatkan daya serap

tanah terhadap air, meningkatkan kondisi kehidupan dalam tanah, dan sebagai

(26)

7

Bahan organik pupuk kandang kambing memiliki kandungan nitrogen tertinggi

dibandingkan pupuk kandang ayam ataupun sapi sehingga baik untuk

pertumbuhan vegetatif namun dalam bentuk granular sehingga sulit terurai dalam

waktu yang singkat. Ketersediaan unsur hara yang disuplai pada bahan organik

belum cukup untuk mendukung pertumbuhan masa juvenil tanaman sehingga

kekurangan unsur N dapat diatasi dengan pemberian pupuk daun yaitu Growmore

dan ฀lant Catalyst. Growmore dan ฀lant Catalyst termasuk pupuk anorganik

mengandung unsur hara mikro dan makro yang menjadikan tanaman muda kuat

dan mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman jambu biji merah. Pupuk daun

ini cara pemberiannya ke tanaman dengan cara melalui penyemprotan ke daun.

Pupuk daun memiliki kelebihan yaitu penyerapan yang lebih efektif dan cepat

dibandingkan yang diberikan melalui akar, pemberian dapat lebih merata,

kepekatan dapat diatur sesuai pertumbuhan tanaman, dan menghindarkan

kerusakan tanaman. Pupuk daun Growmore memiliki kandungan unsur hara

makro yang tinggi namun unsur hara mikro pada pupuk daun Growmore rendah,

tetapi kekurangan unsur hara mikro yang rendah pada pupuk daun Growmore

dapat diatasi dengan pupuk daun ฀lant Catalyst yang memiliki kandungan unsur

hara mikro yang tinggi sehingga kecukupan hara bagi tanaman dapat dipenuhi,

selain itu pupuk daun ฀lant Catalyst selain sebagai pelengkap hara tanaman,

pupuk ฀lant Catalyst juga dapat sebagai bioktalisator unsur hara makro sehingga

(27)

8

1.5฀Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut :

฀. Pupuk daun Growmore memiliki kandungan N lebih baik bagi pertumbuhan

vegetatif dibandingkan pupuk daun ฀lant Catalyst.

2. Pertumbuhan vegetatif jambu biji merah akan semakin baik dengan semakin

meningkatnya dosis bahan organik sampai ฀5 kg/tanaman.

3. Pertumbuhan vegetatif jambu biji dengan pemberian bahan organik tertentu

(28)

฀฀. T฀NJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Jambu Biji Merah

Jambu biji memiliki nama ilmilah (฀sidium guajava L) yang termasuk ke dalam

family Myrtaceae. Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang berasal dari

Brazil, Amerika Tengah dan menyebar ke Thailand kemudian ke negara-negara di

Asia seperti Indonesia (Prihatman, 2000).

Tanaman Jambu biji (฀sidium guajava L ) merupakan tanaman perdu bercabang

banyak, tingginya dapat mencapai 3 – 10 m. Umumnya umur tanaman jambu biji

hingga sekitar 30 – 40 tahun. Tanaman yang berasal dari biji relatif berumur lebih

panjang dibandingkan hasil cangkokan atau okulasi. Namun, tanaman yang

berasal dari okulasi memiliki postur lebih pendek’dan bercabang lebih banyak.

Tanaman ini sudah mampu berbuah saat berumur sekitar 2-3 tahun meskipun

ditanam dari biji.

2. 2 Peranan Pupuk Organik

Bahan organik adalah suatu bahan yang kompleks dan dinamis, berasal dari sisa

tanaman dan hewan yang terdapat di dalam tanah dan mengalami perombakan

(29)

10

pemicu kesuburan tanah, baik kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah.

Perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang searah dengan kebutuhan

tanaman (plant requirement) target akan mampu memperbaiki pertumbuhan

(Aribawa, 200฀).

Peran bahan organik dalam perbaikan sifat fisik dan kimia tanah, bahan organik

memiliki fungsi dalam pelapukan dan proses dekomposisi mineral tanah, serta

sebagai penyedia sumber hara makro N, P, K, unsur mikro maupun unsur hara

esensial lainnya, memperbaiki struktur tanah, menambah kemampuan tanah untuk

menahan air, meningkatkan suhu tanah, serta mensuplai energi bagi organisme

tanah.

Menurut Trubus (2011), bahan organik yang berasal dari kotoran kambing

memiliki kandungan nitrogen paling tinggi dibandingkan dengan sapi dan ayam

sehingga baik dalam fase vegetatif. Bahan organik dari kotoran ayam memiliki

kandungan nitrogen rendah tetapi fosfor tinggi sehingga sangat baik pada fase

pembungaan, sedangkan untuk kotoran sapi memiki kandungan nitrogen sedang

tetapi kalium tinggi dan itu sangat baik untuk pembentukan buah.

Menurut Sahari (2005) hasil penelitian terdahulu bahwa unsur nitrogen yang

dominan terkandung dalam pupuk kandang kambing berfungsi dalam

meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman terutama untuk memacu

pertumbuhan daun. Daun merupakan tempat dimana terjadinya proses fotosintat

tanaman, proses fotosintat tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, antara lain pertambahan ukuran panjang atau tinggi

(30)

11

Menurut Marlina (2010) ketersediaan unsur N dalam bahan organik sangat erat

hubungannya dengan protein dan perkembangan jaringan meristem tanaman

sehingga sangat menentukan pertumbuhan tanaman berupa batang,cabang dan

akar.

2. 3 Peran Pupuk Daun

Kelebihan dari pupuk daun yaitu dalam hal penyerapan nutrisi tanaman

penyerapan nutrisi yang diberikan lewat daun lebih cepat dari pada pupuk yang

diberikan melalui akar, tanaman lebih cepat menumbuhkan tunas, menghindarkan

tanah dari kelelahan/rusak, serta pemberian pupuk daun yang berisi hara makro

dapat menganti kekurangan hara yang terkuras akibat pemupukan hara makro

yang berlebihan. Keuntungan penggunaan pupuk daun diantaranya dapat

mencegah defisiensi unsur, menguatkan jaringan tanaman yang lemah atau rusak,

dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Pemenuhan nutrisi itu sendiri bisa

dilakukan dengan secara langsung melalui tanah yang kemudian akan diserap oleh

akar tanaman, ataupun melalui penyemprotan pada bagian daun.

Penyemprotan pupuk pada bagian daun tanaman akan langsung melalui bagian

daun yang lazim disebut mulut daun atau stomata. Stomata membuka dan

menutup secara mekanis, diatur oleh tekanan yang disebut turgor dari sel-sel

penutup. Jika tekanan turgor meningkat stomata akan membuka, dan begitu pula

sebaliknya. Salah satu faktor yang banyak mempengaruhi tekanan turgor ialah

banyak air yang terbuang lewat penguapan daun yang erat hubunganya dengan

(31)

12

kencang penguapan banyak terjadi. Air dalam daun berkurang sehingga tekanan

turgor berkurang dan secara otomatis stomata menutup. Jika pada daun tersebut

disemprotkan air maka tekanan turgor naik, sehingga stomata membuka dan

menyerap cairan guna mengganti cairan yang hilang lewat penguapan. Apabila

yang disemprotkan bukan air, tapi larutan pupuk yang mengandung berbagai jenis

hara, maka tanaman tidak saja menyerap air, tetapi sekaligus zat-zat makanan

yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhanya. Oleh karena itu, penyerapan

hara lewat daun lebih cepat diserap oleh tanaman.

.

Dalam penelitian ini untuk menunjang pertambahan vegetatif tanaman jambu

digunakan dua macam pupuk daun yaitu pupuk daun ฀lant Catalyst dan pupuk

daun Growmore. Pupuk daun Growmore adalah pupk anorganik makro dan

mikro, berbentuk kristal biru, mudah larut dalam air, mudah diserap oleh tanaman

dan tanah. Pupuk daun Growmore menjadikan tanaman muda lebih cepat dan

kuat pertumbuhannya.

Pupuk daun ฀lant Catalyst merupakan jenis pupuk pelengkap cair yang

diformulasikan memiliki kandungan unsur hara yang lengkap, baik unsur hara

makro maupun mikro, ฀lant Catalyst juga berfungsi meningkatkan kemampuan

tanaman menyerap unsur hara dari berbagai pupuk utama seperti Urea, TSP,

KCL, Za, maupun pupuk alami , seperti pupuk kandang, kompos , dan lain lain

(32)

13

2. 4 Pertumbuhan Masa Juvenil

Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang mencirikan pembentukan

akar, batang serta percabangan sebelum memasuki fase berbunga (dewasa)

disebut fase juvenil (muda), panjang fase juvenil ini bervariasi tergantung dari

spesies tanaman, varietasnya, keadaan lingkungan, dan pemeliharaan.

Pertumbuhan masa juvenil tanaman jambu yang berasal dari hasil perbanyakan

vegetatif tanaman berumur 3 bulan dapat berlangsung selama 1 tahun namun

masa juvenil tanaman jambu yang berasal dari biji (generatif) dapat berlansung

1 – 3 tahun tergantung dari spesies dan varietasnya.

Pertumbuhan masa juvenil harus diimbangi dengan pemeliharaan yang baik,

karena fase juvenil merupakan fase yang pembentukan akar, batang serta

percabangan tanaman, untuk itu dalam fase ini perlu diperhatikan baik dalam segi

agroklimat serta kebutuhan hara tanaman ( pemupukan ), karena baik atau

tidaknya produktivitas tanaman dewasa dilihat dari pertumbuhan tanaman pada

(33)

฀4

฀฀฀. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Way Huwi Kabupaten Lampung Selatan

pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 20฀3.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan – bahan yang digunakan adalah bibit jambu biji kultivar Citayam sebanyak

24 bibit yang berumur 3 bulan dengan masing – masing memiliki 2- 4 jumlah

percabangan dengan tinggi tanaman dari pangkal okulasi yaitu 50 – 75 cm yang

berasal dari balai pembibitan Pekalongan, Kota Metro, Provinsi Lampung, pupuk

kandang kambing, pupuk daun ฀rowmore, dan Plant Catalyst.

Alat yang digunakan adalah cangkul, “handsprayer”, tali plastik, gunting, alat

tulis, kertas label, timbangan, penggaris, jangka sorong, selang air dan gayung.

3.3 Metode Penelitian

Rancangan Perlakuan yang digunakan adalah rancangan faktorial ( 4 x 2 ) dalam

Rancangan Acak Kelompok ( RAK ). Faktor pertama adalah bahan organik

(34)

฀5

( D฀ ), ฀0 kg/tanaman ( D2), ฀5 kg/tanaman ( D3 ) . Faktor kedua adalah Pupuk

Daun dengan kandungan N tinggi yaitu ฀rowmore ( H฀ ) dan pupuk dengan

kandungan unsur hara mikro lengkap yaitu Plant Catalyst ( H2 ) dengan

konsentrasi 2 g/l. Pada penelitian ini perlakuan diterapkan pada satuan percobaan

dalam rancangan kelompok teracak sempurna, dengan kemiringan lereng dan

diameter batang sebagai dasar pengelompokan. Setiap kombinasi perlakuan di

ulang 3 kali.

Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett sedangkan aditivitas ragam diuji

dengan uji Tukey. Jika kedua asumsi terpenuhi, maka data dianalisis ragam dan

dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah kemudian dilanjutkan uji perbandingan

dengan ortogonal polinomial pada taraf nyata 5 %.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

฀.4.1 Penyiapan Bahan Tanaman

Bibit jambu sebanyak 24 tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok yang

terdiri dari diameter batang yang berukuran kecil, sedang dan berukuran besar ,

dan jumlah daun tanaman tiap kelompok diratakan mengikuti jumlah daun terkecil

pada masing masing kelompok, setelah daun disamaratakan maka batang tanaman

(35)

฀6

฀.4.2 Penanaman

Pada tahap awal penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam dengan

diameter 40 cm dengan kedalaman 40 cm dan diberi media berupa sekam mentah,

penanaman disusun sesuai pengacakan pada tiap - tiap kelompok. Pengelompokan

tanaman berdasarkan diameter batang dan kemiringan lereng. Jarak antar tanaman

3 x 2 meter.

฀.4.฀ Aplikasi Bahan Organik dan Pupuk Daun

Perlakuan bahan organik sesuai dengan dosis perlakuan, aplikasi bahan organik

dilakukan setelah pemangkasan yaitu 2 minggu setelah tanam. Pada aplikasi

pupuk daun pertama kali dilakukan bersamaan dengan aplikasi bahan organik

yang pertama. Waktu aplikasi pagi hari yaitu pukul 08.00 – 09.00.

฀.4.4 Pemeliharaan

Pemeliharaan berupa penyiraman dengan menggunakan gayung dengan volume ฀

liter dilakukan pada pagi sebanyak 3 liter/tanaman dan sore hari sebanyak 3

liter/tanaman. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara mencabut gulma yang

tumbuh di sekitar areal pertanaman bibit.

3.5 Pengamatan

Variabel – variabel pengamatan yang dilakukan untuk menguji keabsahan dan

hipotesis adalah :

฀. Waktu pemunculan tunas (hari); waktu yang dibutuhkan pada saat tunas

(36)

฀7

2. Panjang tunas tanaman; panjang tunas diukur dari pangkal tunas sampai titik

tumbuh tunas untuk masing- masing tunas

3. Jumlah tunas pada batang tanaman ; menghitung semua jumlah tunas yang

muncul pada batang utama selama penelitian berlangsung.

4. Diameter batang tanaman; diameter batang diukur 5 cm di atas bekas okulasi.

Pada awal pengukuran batang jambu biji merah diberikan tanda , pengukuran

kedua dilakukan di akhir penelitian sesuai tanda pengukuran awal.

5. Jumlah daun tanaman; daun dihitung untuk tiap tunas yang muncul kemudian

dirata- ratakan

6. Umur daun tanaman ; daun tiap masing masing sampel dihitung hingga waktu

(37)

฀1

฀. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah :

1. Pengaruh pemberian pupuk daun ฀lant catalyst memberikan rata – rata

panjang tunas 18,68 cm, rata – rata jumlah daun sebanyak 4,2 helai, dan umur

daun selama 54,฀ hari sedangkan untuk pupuk daun Growmore rata – rata

panjang tunas 15,1฀ cm, jumlah daun 4,09 helai dan umur daun selama 47,4

hari.

2. Pemberian dosis pupuk organik 8 -9 kg/tanaman memberikan respons

terbaik dalam pertumbuhan pada variabel jumlah tunas, panjang tunas,

jumlah daun.

฀. Pengaruh pemberian dosis bahan organik dengan pupuk daun Growmore dan

฀lant catalyst terlihat pada variabel waktu muncul tunas dan umur daun, pada

perlakuan tanpa bahan organik dengan pupuk daun Growmore menghasilkan

waktu muncul tunas lebih cepat dengan rata rata 4,2฀ hari sedangkan ฀lant

catalyst 4,฀฀ hari. Pada variabel umur daun pada dosis 8 kg/tanaman dengan

perlakuan pupuk daun ฀lant catalyst menghasilkan umur daun lebih lama

(38)

฀2

5.2. Saran

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan maka, disarankan

melakukan penelitian lebih lanjut dengan melihat kondisi tanahnya dan waktu

(39)

฀4

฀USTAKA ACUAN

Badan Pusat Statistik. 2011. ฀uas Areal dan Produktivitas Tanaman Jambu Biji di Indonesia. http :www.bps.co.id.(Diakses 12 Maret 201฀ pukul 20.฀฀)

Fitri Mega . 2007. “ Pengaruh Pemberian Bahan Organik Dan Pupuk Daun Pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Voicles ( African violet ) “. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 62 Hlm

G. Djajakirana.2002. Pemanfaatan Bahan Organik Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman. Jurnal Tanah dan Iklim 20:฀5-46.

Gramedia. 2012. Pupuk Daun. Agromedia : Jakarta : 2012

I.B. Aribawa. 2009. Kajian Peranan Pupuk Organik Dalam Mendukung Pengelolaaan terpadu ( PTT ) . Hlm 265 -276 . Dalam Prosiding Semiloka Nas. Inovasi Sumberdaya Lahan : Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Mendukung Sistem Pertanian Industrial. Bogor.

Indra kusumah. 2000. Peranan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Hortikultura. Hlm 20. Dalam Prosiding Semnas Peranana Organik dalam Meningkatkan Produksi. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Lingga, P dan Marsono. 1996. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 Hlm (Diakses 05 Juli 2014 pukul 09.26)

Marlina, N. 2010. Pemanfaatan pupuk kandang pada cabai merah (Capsicum annum .L).Jurnal Agroteknologi Hal 176.201฀.

Parimin. 2007. Nilai Gizi Dan Khasiat Jambu Biji. http://eemo – esprit. Blogspot.com.(Diakses 12 Maret 201฀ pukul 20.10)

Prabawati . 2005 . Kandungan Kimia dan Kegunaan Jambu Biji. http ;//sehatpro.blogspot.com. (Diakses 10 Maret 201฀ pukul 10.46)

(40)

฀5

Pusat Kajian Buah Tropika. 2009. Tingkat Konsumsi Buah – buahan di Indonesia. Departemen Pertanian . Pendapatan Nasional. Hortikultura.deptan.go.id (Diakses 10 Maret 201฀ pukl 11.2฀)

Reza Utama S.2012.Teknik Budidaya Jambu Biji Merah pada PT.SAC Kp.Pasir Munding,Cianjur,Jawa,Barat. Laporan Praktik Umum 2012 Universitas Lampung.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.157 hal

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi khusus untuk sistem pengadaan barang/jasa sebagai mata rantai pengelolaan anggaran, Dalam rangka upaya menciptakan sistem pengadaan barang dan jasa

1) Material yang digunakan untuk produk herbarium adalah material dengan bahan resin. Bahan ini dipilih karena ketahanannya terhadap perubahan cuaca, mudah dibuat, dan mampu

Ardhiyanto, N.K., 2011, Pengaruh Bentuk Penampang Saluran Turun (Sprue) Terhadap Cacat Porositas, Batas Butir dan, Kekerasan Pada Pengecoran Aluminium Paduan

ditelusuri lebih jauh lagi, akan diketahui masih dibedakan pula oleh perbedaan-perbedaan prinsipil. Karena itu, pemahaman terhadap eksistensi

Setelah semua proses dilakukan di papan FPGA, proses selanjutnya adalah mengirim data dari unit pengolahan (FPGA) ke cloud server. FPGA memiliki keunggulan dalam mengontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman diri siswa SMP Negeri 13 tentang masa pubertas/ baligh adalah sebagian besar siswa laki-laki dan siswa perempuan sudah

Hari itu, para wartawan internasional memperkirakan lebih dari dua juta orang mengikuti aksi yang kemudian disahkan dengan aklamasi untuk melakukan pem- bentukan negara Islam,

Berdasarkan hasil temuan penelitian ini diharapkan agar pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Maoutong dapat mempertimbangkan pemanfaatan media sms reminder dalam