BSTRK
PENGRUH DU MCM PUPUK DUN DN DOSIS PUPUK
ORGNIK TERHDP PERTUMBUHN VEGETTIF JMBU
BIJI MERH ( sidium Guajava L ) cultivar CITYM
Oleh
DHRM MHRDIK
ambu biji (sidium guajava L) adalah satu jenis buah tropis yang mengandung gizi yang baik bagi kesehatan. Buah jambu biji kaya akan kandungan mineral dan vitamin (Tabel 33). Buah jambu biji juga dapat membantu meningkatkan kadar trombosit dalam tubuh penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) secara tidak langsung. Hal ini karena jambu biji mengandung beberapa asam amino (Prabawati 2005).
atas 2 jenis pupuk daun ( H ), yaitu pupuk daun dengan kandungan hara makro tinggi yaitu Growmore (H1) dan pupuk daun dengan kandungan hara mikro yang lengkap yaitu lant Catalyst (H2) dengan konsentrasi 2g/l.
Perlakuan diterapkan pada satuan percobaan dalam rancangan kelompok teracak sempurna, dengan diameter batang dan kemiringan lereng sebagai dasar
pengelompokan. ika asumsi terpenuhi, maka data dianalisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial pada taraf α 5%Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pengaruh pemberian pupuk daun lant catalyst
memberikan rata – rata panjang tunas 18,68 cm, rata – rata jumlah daun sebanyak 4,2 helai, dan umur daun selama 54,3 hari sedangkan untuk pupuk daun Growmore rata – rata panjang tunas 15,13 cm, jumlah daun 4,09 helai dan umur daun selama 47,4 hari, (2) Pemberian dosis pupuk organik 8 - 9 kg/tanaman memberikan respons terbaik dalam pertumbuhan pada variabel jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, (3) Pengaruh pemberian dosis bahan organik dengan pupuk daun Growmore dan lant catalyst terlihat pada variabel waktu muncul tunas dan umur daun, pada
perlakuan tanpa bahan organik dengan pupuk daun Growmore menghasilkan waktu muncul tunas lebih cepat dengan rata rata 4,23 hari sedangkan lant catalyst 4,33 hari. Pada variabel umur daun pada dosis 8 kg/tanaman dengan perlakuan pupuk daun lant catalyst menghasilkan umur daun lebih lama dibandingkan Growmore yaitu,
71,75 hari dan 64,99 hari.
PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS
PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L )
cultivar CITAYAM
(Skripsi)Oleh
DHARMA MAHARDIKA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Provinsi Lampung pada tanggal 29 November 1991. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Darsani dan Ibu Hartati.
Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Kartika II – 5 Bandar Lampung pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah dasar di SD Kartika II - 5 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2003/2004, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah pertama di SMPN 25 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2006/2007. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung pada tahun 2008/2009. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UML).
Pertanian sebagai kader. Penulis juga mengikuti beberapa kegiatan sepertiLatihan Kepemimpinan Menengah Tingkat Dasar (LKMTD), Training Organisasi
PAKAR (Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah), serta berbagai seminar “Kegiatan Temu Mahasiswa Pertanian Se-Lampung dengan topik Peranan Mahasiswa dalam Percepatan Revitalisasi Pertanian sebagai Peserta pada tahun 2010”.
asa syukur selalu ditujukan kepada Allah
ubhanahu wa ta’ala
Kupersembahkan karyaku ini untuk Bapak Darsani, Ibu Hartati,
adapi hari ini dengan tegar dan percaya diri. Siapkan masa depan
dengan rencana yang matang dan tanpa rasa khawatir (
arry
Tanoesoedibjo
)
Apa yang kita tau hanyalah setetes air. Yang kita tidak tau adalah lautan.
Teruslah belajar karena tidak ada yang dapat menghentikan proses
belajar kecuali kematian (
Sir Issac Newton
)
Banyak kegagalan dalam hidup ini di karenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
ANWACANA
uji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ubhanahuwata’ala atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang
berjudul engaruh Dua Jenis upuk Daun dan upuk Organik Terhadap
ertumbuhan Vegetatif Tanaman Jambu Biji (Pidium Guajava L.) Kultivar
Citayam. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
Muhammad hallallahu ’alaihiwaallam.
Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada pihak yang telah
membimbing dan membantu kelancaran akan terselesaikannya skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Ir. KusHendarto, M.S., selaku embimbing Utama sekaligus
embimbing Akademik yang telah mendidik, memberikan banyak arahan dan
saran, motivasi, bimbingan serta fasilitas yang diberikan selama penelitian
hingga penulisan skripsi ini selesai;
2. Bapak Ir. Yohannes Cahya Ginting, M.., selaku anggota Komisi embimbing
atas saran, nasihat, motivasi, dan bimbingan selama penelitian dan penulisan
skripsi ini;
3. Ibu Ir. Tri Dewi Andalasari, M.., selaku enguji atas saran, arahan, motivasi
dan bimbingan yang telah diberikan;
4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.., selaku Ketua Jurusan
5. Bapak rof. Dr. Ir.Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
ertanian, Universitas Lampung;
6. Bapak rof. Dr. Ir. F.X. Susilo, M.Sc, selaku embimbing Akademik atas
bimbingan, motivasi dan saran selama penulis menempuh masa studi;
7. Seluruh dosen Fakultas ertanian, Universitas Lampung, khususnya rogram
Studi Agroteknologi yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan.
8. Bapak ( Darsani, S.H ), Ibu ( Hartati ) danAdik ( Dharta Mahardani, Dhendy
Maharizki dan Dhelicya Maharani ) atas doa, bantuan, kasih sayang, motivasi,
serta dukungan dalam semua hal kepada penulis;
9. Teman- teman seperjuangan Abang Rachmat Tyas ardi Aji S.., Anggi
Setyawan, S.., Bagus rambudi, S.., Anggita Cheryani, S.., Dharma
Mahardika S.., Fajar Apriyaldi, S..,Angga Sukowardana, S.., Reza Utama
Saputra, S..,I Gusti utu Setiawan, S.., anji erwira, S.. Syarif Hidayat,
S., dan Seluruh Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009 serta teman-teman
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas bantuan, dukungan,
persahabatan, dan kebersamaan selama ini.
Semoga keberkahan dan rahmat Allah ubhanahu wa ta’ala selalu dilimpahkan
atas keikhlasan bantuan yang telah diberikan kepada enulis dan semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, enulis,
AFTAR ISI
.4.1Penyiapan bahan tanaman... 15
13
.4.Aplikasi Pupuk Organik dan Pupuk Daun... 16
3.5Pengamatan... 16
IV. HASIL AN PEMBAHASAN ... 18
4.1HasilPenelitian ... 18
4.1.1Waktu ( Hari ) Pemunculan Tunas Tanaman... 20
4.1.2Penambahan Panjang Tunas Tanaman... 22
4.1.Jumlah tunas Pada Batang Utama... 23
4.1.4Pertambahan Diameter Batang... 24
4.1.5Pertambahan Jumlah Daun Tanaman... 24
4.1.6Umur Daun Tanaman... 26
4.2 Pembahasan... 28
V. KESIMPULAN AN SARAN ... 31
5.1 Kesimpulan... 31
5.2 Saran... 32
PUSTAKA ACUAN ... 33
LAMPIRAN... 35
AFTAR TABEL
abel Halaman
1. Hasil analisis polinomial ortogonal pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis pupuk Organik terhadap pertumbuhan vegetatif
awal tanaman jambu biji kultivar citayam. ... 19
2. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun terhadap waktu ( hari ) pemunculan
tunas tanaman ... 20
3. Hasil uji polinomial pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis
pupuk daun terhadap penambahan panjang tunas ... 22
4. Hasil uji polinomial pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun terhadap jumlah tunas yang muncul pada
batang utama. ... 23
5. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan
dua jenis pupuk daun terhadap pertambahan diameter batang ... 24
6. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun terhadap pertambahan jumlah daun
tanaman. ... 25
7. Hasil uji polinomial ortogonal pengaruh dosis bahan organik dan
dua jenis pupuk daun terhadap umur daun tanaman ... 26
8. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO
terhadap waktu (hari) pemunculan tunas ... 36
9. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan
15
10. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap waktu (hari) pemunculan tunas ... 38
11. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
dan dosis BO terhadap waktu ( hari ) pemunculan tunas... 39
12. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO
terhadap pertambahan panjang tunas... 40
13. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
dan dosis BO terhadap pertambahan panjang tunas ... 41
14. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap pertambahan panjang tunas ... 42
15. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
dan dosis BO terhadap pertambahan panjang tunas ... 43
16. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO
terhadap jumlah tunas pada batang utama ... 44
17. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan
dosis BO terhadap jumlah tunas batang utama... 45
18. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap jumlah tunas pada batang utama... 46
19. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
dan dosis BO terhadap jumlah tunas pada batang utama... 47
20. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis BO
terhadap pertambahan diameter batang ... 48
21. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
dan dosis BO terhadap pertambahan diameter batang... 49
22. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap pertambahan diameter batang... 50
23. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
dan dosis BO terhadap pertambahan diameter batang... 51
24. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap pertambahan jumlah daun... 52
25. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
16
26. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap pertambahan jumlah daun... 54
27. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan
dosis BO terhadap pertambahan jumlah daun ... 55
28. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap umur daun... 56
29. Uji homogenitas ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan
dosis BO terhadap umur daun tanaman ... 57
30. Analisis ragam untuk pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis
BO terhadap umur daun... 58
31. Uji polinomial ortogonal untuk pengaruh dua jenis pupuk daun
dan dosis BO terhadap umur daun... 59
32. Kandungan unsur hara pupuk daun Growmore dan lant Catalyst
AFTAR GAMBAR
ambar Halaman
1. Hubungan antara dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun dengan waktu (hari) pemunculan tunas tanaman ... 20
2. Hubungan antara dosis bahan organik dan pupuk daun dengan
pertambahan jumlah daun tanaman ... 21
3. Hubungan antara dosis bahan organik dan dua jenis pupuk daun dengan umur daun tanaman ... 24
4. Perlakuan Tanpa Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu Biji Merah Kultivar Citayam ... 53 5. Perlakuan 5 Kg/Tanaman Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu
Biji Merah Kultivar Citayam ... 54 6. Perlakuan 10 Kg/Tanaman Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu
Biji Merah Kultivar Citayam ... 55 7. Perlakuan 15 Kg/Tanaman Pupuk Organik Pada Tanaman Jambu
I.PENDAHULUAN
1.1LatarBelakangdanMasalah
Jambu biji (sidium guajava L) adalah satu jenis buah tropis yang mengandung
gizi yang baik bagi kesehatan. Buah jambu biji kaya akan kandungan mineral dan
vitamin (Tabel 33). Buah jambu biji juga dapat membantu meningkatkan kadar
trombosit dalam tubuh penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) secara
tidak langsung. Hal ini karena jambu biji mengandung beberapa asam amino
(Prabawati 2005).
Dewasa ini buah jambu biji merah (daging) yang ada di pasaran masih sedikit
dengan tingkat kualitas yang masih tidak memadai. Luas tanaman jambu biji
merah di Indonesia hanya sekitar 0.500/ ha dengan produksi 2.836 /ton
(BPS, 20). Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya mengkonsumsi buah segar untuk kesehatan dan perekonomian
masyarakat maka permintaan pasar terhadap buah segar akan terus meningkat.
Peningkatan permintaan tersebut diperkirakan sekitar 9 % per tahun (Pusat
2
Menurut Parimin (2007), pektin (serat larut dalam air) pada jambu biji bermanfaat
dalam menurunkan kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dan asam empedu
dalam darah dan membuangnya melaluai air seni dan keringat. Selain itu
kandungan tanin dalam jambu biji bermanfaat dalam memperlancar
sistem percernaan dan sirkulasi darah serta menyerang virus. Kalium dalam
jambu biji berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan
kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi ke sel tubuh, serta menurunkan
kadar kolesterol total dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Salah satu jenis jambu biji yang populer saat ini adalah Kultivar Citayam
berdasarkan potensi hasil produksi selama peneliti melakukan kegiatan Praktik
Umum di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada bulan Januari 202 untuk panen
jambu dengan umur tanaman jambu 8 bulan dalam satu tahun dengan jarak
tanaman 4x6 serta luas 32 ha dapat menghasilkan produksi hingga 5 ton/ha
(Reza Utama Saputra, 202).
Produktivitas tanaman dewasa salah satunya dipengaruhi oleh pemeliharaan
tanaman selama masa juvenil. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
masa juvenil adalah pemupukan, baik unsur hara makro maupun mikro dan bahan
organik. Bahan organik berperan dalam meningkatkan Kapasitas Tukar Kation
tanah, porositas, penyerapan air, dan sebagai sumber hara bagi tanaman, dengan
meningkatnya KTK tanah maka ketersediaan unsur hara dalam tanah makin tinggi
sehingga makin mudah diserap oleh akar tanaman. Pemanfaatan bahan organik
untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman selama masa juvenil sangat
3
dalam melengkapi kebutuhan unsur hara tanaman serta membantu pertumbuhan
tunas jambu biji merah.
Penelitian ini bermanfaat untuk mempelajari pertumbuhan masa juvenil tanaman
jambu biji merah yang ditimbulkan dari pemberian berbagai macam jenis bahan
organik dan pupuk daun sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
tunas tanaman jambu biji merah.
Untuk itu dibutuhkan penelitian yang akan menjawab permasalahan sebagai
berikut:
. Apakah ada perbedaan respons tanaman terhadap pupuk daun Growmore dan
lant Catalyst dalam hal pertumbuhan vegetatif tanaman jambu biji merah ?
2. Apakah aplikasi dosis bahan organik sampai dengan 5 kg/tanaman sudah
menghasilkan titik maksimal pertumbuhan tunas jambu biji merah ?
3. Apakah terdapat respons tanaman terhadap pupuk daun Growmore dan lant
catalyst yang dipengaruhi bahan organik yang diberikan dalam hal
pertumbuhan vegetatif tanaman jambu biji merah ?
1.2TujuanPenelitian
Berdasarkan latar belakang dan masalah maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
. Mengetahui perbedaan aplikasi dua macam pupuk daun yang memiliki
4
unsur mikro tinggi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif bibit
jambu biji merah Kultivar citayem.
2. Mengetahui dosis aplikasi bahan organik terbaik sampai dengan 5 kg/tanaman
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif bibit jambu biji merah
Kultivar Citayem.
3. Mengetahui interaksi dua macam pupuk daun dengan dosis bahan organik yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif bibit jambu biji merah Kultivar
Citayem.
1.3LandasanTeori
Pertumbuhan tanaman selama masa juvenil perlu diperhatikan, karena masa
juvenil merupakan masa pembentukan akar dan batang serta percabangan tanaman
agar baik dan kokoh. Akar, batang serta percabangan yang baik menjadi salah
satu indikator tanaman dapat menjadi kuat sehingga produktivitas tanaman akan
tinggi. Dalam pertumbuhan tanaman peran unsur hara makro maupun mikro serta
bahan organik merupakan kelengkapan hara yang dibutuhkan tanaman dalam
masa juvenil karena dengan kelengkapan unsur hara selama masa juvenil
memiliki peran masing – masing dalam mendorong pertumbuhan tanaman, hal
tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman hingga dewasa karena, pada
prinsipnya pertumbuhan serta produksi tanaman yang baik itu berawal dari
5
Salah satu pemeliharaan dalam pertumbuhan tanaman selama masa juvenil yaitu
dengan cara pemupukan, baik pemupukan secara organik maupun anorganik
karena penggunaan pupuk merupakan suatu kebutuhan bagi tanaman dalam hal
mencukupi kebutuhan nutrisi dan menjaga keseimbangan hara yang tersedia
selama siklus pertumbuhan masa juvenil tanaman.
Pemberian bahan organik merupakan tindakan pengelolaan yang diharapkan dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta mencukupi kebutuhan
unsur hara tanaman. Bahan organik juga mempunyai pengaruh yang baik
terhadap tanah, antara lain meningkatkan pH, KTK, jasad renik, daya serap air ,
memperbaiki struktur tanah, dan menggemburkan permukaan lapisan tanah
(Indrakusumah, 2000).
Kandungan unsur N di dalam bahan organik sangat rendah dan penambahan
bahan organik bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya
serap tanah terhadap air dan sebagai salah satu sumber nutrisi bagi tanaman. Oleh
karena itu walaupun sudah menggunakan bahan organik masih perlu penambahan
unsur hara melalui pemupukan dengan penambahan aplikasi pupuk daun
Keuntungan penggunaan pupuk daun diantaranya dapat mencegah defisiensi
unsur, menguatkan jaringan tanaman yang lemah atau rusak, mempercepat
pertumbuhan vegetatif tanaman (Sutanto, 2002).
Pupuk daun Growmore memiliki bentuk fisik kristal berwarna biru. Growmore
mengandung komposisi nitrogen (N) 32%, fosfor (P2O5) 0%, kalium (K2O) 0%,
6
0,0%, sulfur (S) 0,20%, boron (B) 0,02%, tembaga (Cu) 0,05%, besi (Fe) 0,0%,
Mangan (Mn) 0,05%, molybdenum (Mo) 0,0005% dan seng (Zn) 0,05% (PT Nusa
Tani, PO BOX 006 Jakarta 0260).
Pupuk daun lant catalyst memiliki kandungan unsur hara yang lengkap yaitu
unsur hara makro dan unsur hara mikro. Kandungan hara makro berupa nitrogen
0,23%, phospate 2,70%, kalium 0,88%, carbon 6,47%, magnesium 25,92 ppm,
sulfur 0,02%, sedangkan unsur hara mikro yaitu kalsium <0,05 ppm, ferum 36,45
ppm, mangan 2,37 ppm, chlor 0, %, copper <0,03 ppm, zinc ,5 ppm, boron
0,25 %, molibdenum 35,37 ppm, kobalt 9,59 ppm, natrium 27,42%, Alumunium
<0,4 ppm (PT. CITRA NUSA INDAH CEMERLANG Jakarta 520).
1.4KerangkaPemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan dapat diajukan kerangka
pemikiran untuk menjelaskan perumusan masalah dalam penelitian sebagai
berikut :
Bahan organik memiliki andil dalam pertumbuhan masa juvenil tanaman salah
satunya tanaman jambu biji merah, peran bahan organik yang mampu
memperbaiki struktur tanah menjadi gembur dan remah, meningkatkan daya serap
tanah terhadap air, meningkatkan kondisi kehidupan dalam tanah, dan sebagai
7
Bahan organik pupuk kandang kambing memiliki kandungan nitrogen tertinggi
dibandingkan pupuk kandang ayam ataupun sapi sehingga baik untuk
pertumbuhan vegetatif namun dalam bentuk granular sehingga sulit terurai dalam
waktu yang singkat. Ketersediaan unsur hara yang disuplai pada bahan organik
belum cukup untuk mendukung pertumbuhan masa juvenil tanaman sehingga
kekurangan unsur N dapat diatasi dengan pemberian pupuk daun yaitu Growmore
dan lant Catalyst. Growmore dan lant Catalyst termasuk pupuk anorganik
mengandung unsur hara mikro dan makro yang menjadikan tanaman muda kuat
dan mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman jambu biji merah. Pupuk daun
ini cara pemberiannya ke tanaman dengan cara melalui penyemprotan ke daun.
Pupuk daun memiliki kelebihan yaitu penyerapan yang lebih efektif dan cepat
dibandingkan yang diberikan melalui akar, pemberian dapat lebih merata,
kepekatan dapat diatur sesuai pertumbuhan tanaman, dan menghindarkan
kerusakan tanaman. Pupuk daun Growmore memiliki kandungan unsur hara
makro yang tinggi namun unsur hara mikro pada pupuk daun Growmore rendah,
tetapi kekurangan unsur hara mikro yang rendah pada pupuk daun Growmore
dapat diatasi dengan pupuk daun lant Catalyst yang memiliki kandungan unsur
hara mikro yang tinggi sehingga kecukupan hara bagi tanaman dapat dipenuhi,
selain itu pupuk daun lant Catalyst selain sebagai pelengkap hara tanaman,
pupuk lant Catalyst juga dapat sebagai bioktalisator unsur hara makro sehingga
8
1.5Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut :
. Pupuk daun Growmore memiliki kandungan N lebih baik bagi pertumbuhan
vegetatif dibandingkan pupuk daun lant Catalyst.
2. Pertumbuhan vegetatif jambu biji merah akan semakin baik dengan semakin
meningkatnya dosis bahan organik sampai 5 kg/tanaman.
3. Pertumbuhan vegetatif jambu biji dengan pemberian bahan organik tertentu
. TNJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Jambu Biji Merah
Jambu biji memiliki nama ilmilah (sidium guajava L) yang termasuk ke dalam
family Myrtaceae. Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang berasal dari
Brazil, Amerika Tengah dan menyebar ke Thailand kemudian ke negara-negara di
Asia seperti Indonesia (Prihatman, 2000).
Tanaman Jambu biji (sidium guajava L ) merupakan tanaman perdu bercabang
banyak, tingginya dapat mencapai 3 – 10 m. Umumnya umur tanaman jambu biji
hingga sekitar 30 – 40 tahun. Tanaman yang berasal dari biji relatif berumur lebih
panjang dibandingkan hasil cangkokan atau okulasi. Namun, tanaman yang
berasal dari okulasi memiliki postur lebih pendek’dan bercabang lebih banyak.
Tanaman ini sudah mampu berbuah saat berumur sekitar 2-3 tahun meskipun
ditanam dari biji.
2. 2 Peranan Pupuk Organik
Bahan organik adalah suatu bahan yang kompleks dan dinamis, berasal dari sisa
tanaman dan hewan yang terdapat di dalam tanah dan mengalami perombakan
10
pemicu kesuburan tanah, baik kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah.
Perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang searah dengan kebutuhan
tanaman (plant requirement) target akan mampu memperbaiki pertumbuhan
(Aribawa, 200).
Peran bahan organik dalam perbaikan sifat fisik dan kimia tanah, bahan organik
memiliki fungsi dalam pelapukan dan proses dekomposisi mineral tanah, serta
sebagai penyedia sumber hara makro N, P, K, unsur mikro maupun unsur hara
esensial lainnya, memperbaiki struktur tanah, menambah kemampuan tanah untuk
menahan air, meningkatkan suhu tanah, serta mensuplai energi bagi organisme
tanah.
Menurut Trubus (2011), bahan organik yang berasal dari kotoran kambing
memiliki kandungan nitrogen paling tinggi dibandingkan dengan sapi dan ayam
sehingga baik dalam fase vegetatif. Bahan organik dari kotoran ayam memiliki
kandungan nitrogen rendah tetapi fosfor tinggi sehingga sangat baik pada fase
pembungaan, sedangkan untuk kotoran sapi memiki kandungan nitrogen sedang
tetapi kalium tinggi dan itu sangat baik untuk pembentukan buah.
Menurut Sahari (2005) hasil penelitian terdahulu bahwa unsur nitrogen yang
dominan terkandung dalam pupuk kandang kambing berfungsi dalam
meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman terutama untuk memacu
pertumbuhan daun. Daun merupakan tempat dimana terjadinya proses fotosintat
tanaman, proses fotosintat tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, antara lain pertambahan ukuran panjang atau tinggi
11
Menurut Marlina (2010) ketersediaan unsur N dalam bahan organik sangat erat
hubungannya dengan protein dan perkembangan jaringan meristem tanaman
sehingga sangat menentukan pertumbuhan tanaman berupa batang,cabang dan
akar.
2. 3 Peran Pupuk Daun
Kelebihan dari pupuk daun yaitu dalam hal penyerapan nutrisi tanaman
penyerapan nutrisi yang diberikan lewat daun lebih cepat dari pada pupuk yang
diberikan melalui akar, tanaman lebih cepat menumbuhkan tunas, menghindarkan
tanah dari kelelahan/rusak, serta pemberian pupuk daun yang berisi hara makro
dapat menganti kekurangan hara yang terkuras akibat pemupukan hara makro
yang berlebihan. Keuntungan penggunaan pupuk daun diantaranya dapat
mencegah defisiensi unsur, menguatkan jaringan tanaman yang lemah atau rusak,
dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Pemenuhan nutrisi itu sendiri bisa
dilakukan dengan secara langsung melalui tanah yang kemudian akan diserap oleh
akar tanaman, ataupun melalui penyemprotan pada bagian daun.
Penyemprotan pupuk pada bagian daun tanaman akan langsung melalui bagian
daun yang lazim disebut mulut daun atau stomata. Stomata membuka dan
menutup secara mekanis, diatur oleh tekanan yang disebut turgor dari sel-sel
penutup. Jika tekanan turgor meningkat stomata akan membuka, dan begitu pula
sebaliknya. Salah satu faktor yang banyak mempengaruhi tekanan turgor ialah
banyak air yang terbuang lewat penguapan daun yang erat hubunganya dengan
12
kencang penguapan banyak terjadi. Air dalam daun berkurang sehingga tekanan
turgor berkurang dan secara otomatis stomata menutup. Jika pada daun tersebut
disemprotkan air maka tekanan turgor naik, sehingga stomata membuka dan
menyerap cairan guna mengganti cairan yang hilang lewat penguapan. Apabila
yang disemprotkan bukan air, tapi larutan pupuk yang mengandung berbagai jenis
hara, maka tanaman tidak saja menyerap air, tetapi sekaligus zat-zat makanan
yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhanya. Oleh karena itu, penyerapan
hara lewat daun lebih cepat diserap oleh tanaman.
.
Dalam penelitian ini untuk menunjang pertambahan vegetatif tanaman jambu
digunakan dua macam pupuk daun yaitu pupuk daun lant Catalyst dan pupuk
daun Growmore. Pupuk daun Growmore adalah pupk anorganik makro dan
mikro, berbentuk kristal biru, mudah larut dalam air, mudah diserap oleh tanaman
dan tanah. Pupuk daun Growmore menjadikan tanaman muda lebih cepat dan
kuat pertumbuhannya.
Pupuk daun lant Catalyst merupakan jenis pupuk pelengkap cair yang
diformulasikan memiliki kandungan unsur hara yang lengkap, baik unsur hara
makro maupun mikro, lant Catalyst juga berfungsi meningkatkan kemampuan
tanaman menyerap unsur hara dari berbagai pupuk utama seperti Urea, TSP,
KCL, Za, maupun pupuk alami , seperti pupuk kandang, kompos , dan lain lain
13
2. 4 Pertumbuhan Masa Juvenil
Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang mencirikan pembentukan
akar, batang serta percabangan sebelum memasuki fase berbunga (dewasa)
disebut fase juvenil (muda), panjang fase juvenil ini bervariasi tergantung dari
spesies tanaman, varietasnya, keadaan lingkungan, dan pemeliharaan.
Pertumbuhan masa juvenil tanaman jambu yang berasal dari hasil perbanyakan
vegetatif tanaman berumur 3 bulan dapat berlangsung selama 1 tahun namun
masa juvenil tanaman jambu yang berasal dari biji (generatif) dapat berlansung
1 – 3 tahun tergantung dari spesies dan varietasnya.
Pertumbuhan masa juvenil harus diimbangi dengan pemeliharaan yang baik,
karena fase juvenil merupakan fase yang pembentukan akar, batang serta
percabangan tanaman, untuk itu dalam fase ini perlu diperhatikan baik dalam segi
agroklimat serta kebutuhan hara tanaman ( pemupukan ), karena baik atau
tidaknya produktivitas tanaman dewasa dilihat dari pertumbuhan tanaman pada
4
. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Way Huwi Kabupaten Lampung Selatan
pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 203.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan – bahan yang digunakan adalah bibit jambu biji kultivar Citayam sebanyak
24 bibit yang berumur 3 bulan dengan masing – masing memiliki 2- 4 jumlah
percabangan dengan tinggi tanaman dari pangkal okulasi yaitu 50 – 75 cm yang
berasal dari balai pembibitan Pekalongan, Kota Metro, Provinsi Lampung, pupuk
kandang kambing, pupuk daun rowmore, dan Plant Catalyst.
Alat yang digunakan adalah cangkul, “handsprayer”, tali plastik, gunting, alat
tulis, kertas label, timbangan, penggaris, jangka sorong, selang air dan gayung.
3.3 Metode Penelitian
Rancangan Perlakuan yang digunakan adalah rancangan faktorial ( 4 x 2 ) dalam
Rancangan Acak Kelompok ( RAK ). Faktor pertama adalah bahan organik
5
( D ), 0 kg/tanaman ( D2), 5 kg/tanaman ( D3 ) . Faktor kedua adalah Pupuk
Daun dengan kandungan N tinggi yaitu rowmore ( H ) dan pupuk dengan
kandungan unsur hara mikro lengkap yaitu Plant Catalyst ( H2 ) dengan
konsentrasi 2 g/l. Pada penelitian ini perlakuan diterapkan pada satuan percobaan
dalam rancangan kelompok teracak sempurna, dengan kemiringan lereng dan
diameter batang sebagai dasar pengelompokan. Setiap kombinasi perlakuan di
ulang 3 kali.
Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett sedangkan aditivitas ragam diuji
dengan uji Tukey. Jika kedua asumsi terpenuhi, maka data dianalisis ragam dan
dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah kemudian dilanjutkan uji perbandingan
dengan ortogonal polinomial pada taraf nyata 5 %.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
.4.1 Penyiapan Bahan Tanaman
Bibit jambu sebanyak 24 tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok yang
terdiri dari diameter batang yang berukuran kecil, sedang dan berukuran besar ,
dan jumlah daun tanaman tiap kelompok diratakan mengikuti jumlah daun terkecil
pada masing masing kelompok, setelah daun disamaratakan maka batang tanaman
6
.4.2 Penanaman
Pada tahap awal penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam dengan
diameter 40 cm dengan kedalaman 40 cm dan diberi media berupa sekam mentah,
penanaman disusun sesuai pengacakan pada tiap - tiap kelompok. Pengelompokan
tanaman berdasarkan diameter batang dan kemiringan lereng. Jarak antar tanaman
3 x 2 meter.
.4. Aplikasi Bahan Organik dan Pupuk Daun
Perlakuan bahan organik sesuai dengan dosis perlakuan, aplikasi bahan organik
dilakukan setelah pemangkasan yaitu 2 minggu setelah tanam. Pada aplikasi
pupuk daun pertama kali dilakukan bersamaan dengan aplikasi bahan organik
yang pertama. Waktu aplikasi pagi hari yaitu pukul 08.00 – 09.00.
.4.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan berupa penyiraman dengan menggunakan gayung dengan volume
liter dilakukan pada pagi sebanyak 3 liter/tanaman dan sore hari sebanyak 3
liter/tanaman. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara mencabut gulma yang
tumbuh di sekitar areal pertanaman bibit.
3.5 Pengamatan
Variabel – variabel pengamatan yang dilakukan untuk menguji keabsahan dan
hipotesis adalah :
. Waktu pemunculan tunas (hari); waktu yang dibutuhkan pada saat tunas
7
2. Panjang tunas tanaman; panjang tunas diukur dari pangkal tunas sampai titik
tumbuh tunas untuk masing- masing tunas
3. Jumlah tunas pada batang tanaman ; menghitung semua jumlah tunas yang
muncul pada batang utama selama penelitian berlangsung.
4. Diameter batang tanaman; diameter batang diukur 5 cm di atas bekas okulasi.
Pada awal pengukuran batang jambu biji merah diberikan tanda , pengukuran
kedua dilakukan di akhir penelitian sesuai tanda pengukuran awal.
5. Jumlah daun tanaman; daun dihitung untuk tiap tunas yang muncul kemudian
dirata- ratakan
6. Umur daun tanaman ; daun tiap masing masing sampel dihitung hingga waktu
1
. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah :
1. Pengaruh pemberian pupuk daun lant catalyst memberikan rata – rata
panjang tunas 18,68 cm, rata – rata jumlah daun sebanyak 4,2 helai, dan umur
daun selama 54, hari sedangkan untuk pupuk daun Growmore rata – rata
panjang tunas 15,1 cm, jumlah daun 4,09 helai dan umur daun selama 47,4
hari.
2. Pemberian dosis pupuk organik 8 -9 kg/tanaman memberikan respons
terbaik dalam pertumbuhan pada variabel jumlah tunas, panjang tunas,
jumlah daun.
. Pengaruh pemberian dosis bahan organik dengan pupuk daun Growmore dan
lant catalyst terlihat pada variabel waktu muncul tunas dan umur daun, pada
perlakuan tanpa bahan organik dengan pupuk daun Growmore menghasilkan
waktu muncul tunas lebih cepat dengan rata rata 4,2 hari sedangkan lant
catalyst 4, hari. Pada variabel umur daun pada dosis 8 kg/tanaman dengan
perlakuan pupuk daun lant catalyst menghasilkan umur daun lebih lama
2
5.2. Saran
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan maka, disarankan
melakukan penelitian lebih lanjut dengan melihat kondisi tanahnya dan waktu
4
USTAKA ACUAN
Badan Pusat Statistik. 2011. uas Areal dan Produktivitas Tanaman Jambu Biji di Indonesia. http :www.bps.co.id.(Diakses 12 Maret 201 pukul 20.)
Fitri Mega . 2007. “ Pengaruh Pemberian Bahan Organik Dan Pupuk Daun Pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Voicles ( African violet ) “. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 62 Hlm
G. Djajakirana.2002. Pemanfaatan Bahan Organik Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman. Jurnal Tanah dan Iklim 20:5-46.
Gramedia. 2012. Pupuk Daun. Agromedia : Jakarta : 2012
I.B. Aribawa. 2009. Kajian Peranan Pupuk Organik Dalam Mendukung Pengelolaaan terpadu ( PTT ) . Hlm 265 -276 . Dalam Prosiding Semiloka Nas. Inovasi Sumberdaya Lahan : Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Mendukung Sistem Pertanian Industrial. Bogor.
Indra kusumah. 2000. Peranan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Hortikultura. Hlm 20. Dalam Prosiding Semnas Peranana Organik dalam Meningkatkan Produksi. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Lingga, P dan Marsono. 1996. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 Hlm (Diakses 05 Juli 2014 pukul 09.26)
Marlina, N. 2010. Pemanfaatan pupuk kandang pada cabai merah (Capsicum annum .L).Jurnal Agroteknologi Hal 176.201.
Parimin. 2007. Nilai Gizi Dan Khasiat Jambu Biji. http://eemo – esprit. Blogspot.com.(Diakses 12 Maret 201 pukul 20.10)
Prabawati . 2005 . Kandungan Kimia dan Kegunaan Jambu Biji. http ;//sehatpro.blogspot.com. (Diakses 10 Maret 201 pukul 10.46)
5
Pusat Kajian Buah Tropika. 2009. Tingkat Konsumsi Buah – buahan di Indonesia. Departemen Pertanian . Pendapatan Nasional. Hortikultura.deptan.go.id (Diakses 10 Maret 201 pukl 11.2)
Reza Utama S.2012.Teknik Budidaya Jambu Biji Merah pada PT.SAC Kp.Pasir Munding,Cianjur,Jawa,Barat. Laporan Praktik Umum 2012 Universitas Lampung.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.157 hal