• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

THE DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIAL IN CLASS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

SCHOOL YEAR 2014/2015

By

AYU VALENTINA

The problems in this research were: 1) learning activity yet give meaningful learning process to student yet, 2) student learning motivation was less because the teacher dominate the learning process, 3) there was not teaching material in the form of modul used in learning. The objectives of this research were: 1) analyze the effectiveness of learning by using teaching material theme 7 subtheme 2 in class V, 2) evaluate the efficiency of learning by using teaching material, 3) evaluate the attractiveness of teaching material used in learning. The methods used are research and development. The population of the research is all students class V SD Negeri 2 Labuhan Ratu.The sample of the research is student class VB SD Negeri 2 Labuhan Ratu. The conclusions of the research namely: 1) effective modul used as teaching material, because the average posttest score larger than average pretest score that was 3,57>2,33, 2) effecient modul used because the time was used in learning a was little more than the time that was needed, with efficient value 1,5 ,and 3) smart modul relics of islamic kingdom in Indonesia was interesting for student, with percentage the attractiveness 93,54% that classified very interesting.

Keywords: Teaching material, Modul, Curriculum 2013 * Author 1

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

AYU VALENTINA

Masalah dalam penelitian ini adalah: 1) kegiatan pembelajaran belum memberikan proses belajar bermakna pada siswa, 2) motivasi belajar siswa kurang karena guru mendominasi proses pembelajaran, 3) belum ada bahan ajar berupa modul yang digunakan dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis efektivitas pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar tema 7 subtema 2 di kelas V, 2) mengevaluasi efisiensi pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar, 3) mengevaluasi daya tarik bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu. Sampel penelitian adalah siswa kelas VB SD Negeri 2 Labuhan Ratu. Kesimpulan penelitian yaitu: 1) modul efektif digunakan sebagai bahan ajar, karena rata-rata skor postes lebih besar daripada rata-rata skor pretes yaitu 3,57>2,33, 2) modul efisien digunakan karena waktu yang digunakan dalam pembelajaran lebih sedikit daripada waktu yang diperlukan, dengan nilai efisien 1,5 ,dan 3) modul pintar Peninggalan-peninggalan kerajaan islam di indonesia menarik bagi siswa, dengan persentase kemenarikan 93,54% yang tergolong sangat menarik.

(3)

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

AYU VALENTINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

AYU VALENTINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xvii Gambar Halaman

1. Bagan langkah-langkah membuat jaringan tema ...31

2. Kerangka Teori Pembelajaran ...52

3. Bagan Model pemrosesan Informasi ...61

4. Lokasi penelitian ...72

5. Bagan desain pengembangan produk ...73

6. Langkah pembelajaran ASSURE ...75

7. Bagan desain eksperimenOne Group pretest posttest design...98

8. Cover modul sebelum penyempurnaan ...121

9. Cover modul setelah penyempurnaan ...122

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...145

2. Angket Penilaian Kebutuhan Siswa...154

3. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa...155

4. Angket Penilaian Kebutuhan Guru ...156

5. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru ...157

6. Angket Uji Coba Terbatas ...158

7. Hasil Uji Validitas Uji Coba Terbatas ...160

8. Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Terbatas ...163

9. Jawaban Item Angket Uji Coba Terbatas ...164

10. Nilai Pretes Postes Uji Coba Terbatas ...165

11. Angket Uji Coba Kelompok Kecil ...166

12. Hasil Uji Validitas Uji Coba Kelompok Kecil ...168

13. Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Kelompok Kecil ...171

14. Jawaban Item Angket Uji Coba Kelompok Kecil ...172

15. Nilai Pretes Postes Uji Coba Kelompok Kecil ...173

16. Angket Uji Coba Lapangan ...174

17. Hasil Uji Validitas Uji Coba Kemenarikan ...176

18. Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Kemenarikan ...181

19. Jawaban Item Angket Uji Coba Kemenarikan ...182

20. Lembar Observasi Ahli Desain Pembelajaran ...184

21. Lembar Observasi Ahli Media Pembelajaran...188

22. Lembar Observasi Ahli Materi Muatan Bahasa Indonesia...192

23. Lembar Observasi Ahli Materi Muatan Matematika...196

24. Lembar Observasi Ahli Materi Muatan IPA ...200

25. Lembar Observasi Ahli RPP...204

26. Lembar Observasi Keterterapan Modul Oleh Guru Kelas ...207

27. Daftar Nilai Pretes Siswa ...212

28. Daftar Nilai Postes Siswa ...213

29. Daftar Nilai Pretes, Postes, Dan N-Gain ...214

30. Hasil Uji Normalitas Pretes Postes ...215

31. Hasil Uji Hipotesis Paired T Sample ...216

32. Hasil Uji Kemenarikan Bahan Ajar ...217

33. Hasil Validasi Ahli ...219

34. Foto-foto Penelitian ...240

35. Surat Keterangan Judul...248

(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil ulangan semester ganjil pembelajaran tematik...4

2. Lintasan perolehan tiga ranah kompetensi...45

3. Jumlah siswa laki-laki dan perempuan kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu ...82

4. Jumlah siswa SD Negeri 2 Labuhan Ratu ...83

5. Kisi-kisi penilaian kebutuhan siswa terhadap bahan ajar ...87

6. Kisi-kisi penilaian kebutuhan guru ...88

7. Kisi-kisi instrumen uji coba...89

8. Kisi-kisi uji coba tahap awal... 90

9. Kisi-kisi instrumen validasi ahli ... 92

10. Hasil validitas angket uji kemenarikan bahan ajar ... 96

11. Hasil validitas angket uji coba tahap awal... 96

12. Daftar interpretasi koefisien r ... 97

13. Nilai efisien dan klasifikasinya... 101

14. Persentase dan klasifikasi kemenarikan dan kemudahan penggunaan bahan ajar ... 102

15. Data fasilitas di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung ... 105

16. Siswa SD Negeri 2 Labuhan Ratu bandar Lampung ... 105

17. Draftproduk awal pengembangan modul ... 109

18. Draftproduk awal buku panduan guru ... 109

19. Penilaian ahli desain pembelajaran... 110

20. Penilaian ahli media... 112

21. Penilaian ahli materi muatan bahasa Indonesia ... 113

22. Penilaian ahli materi muatan matematika ... 114

23. Penilaian ahli materi muatan IPA ... 114

24. Efektivitas modul pada uji coba terbatas ... 115

25. Efisiensi modul pada uji coba terbatas ... 116

26. Hasil analisis angket kemenarikan uji coba terbatas ... 117

27. Saran berdasarkan hasil uji coba terbatas ... 117

28. Efektivitas modul pada uji coba kelompok kecil ... 118

29. Efisiensi modul pada uji coba kelompok kecil ... 119

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Berangkat dengan penuh keyakinan. Berjalan

dengan penuh keikhlasan. Istiqomah dalam

menghadapi cobaan.

YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH.

(14)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT,

Ku persembahkan karya mungil ini

Untuk belahan jiwaku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukanlah

siapa-siapa didunia fana ini Ibundaku tersayang (Ibu SUPRIHATIN)

serta orang yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih

sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah

perjuangan yang tidak pernah kuketahui,

namun tenang temaram dengan penuh kesabaran

dan pengertian luar biasa Ayahandaku tercinta (Bapak KATENI)

yang telah memberikan segalanya untukku

Kepada Adik-Adikku (Ayu Nur Latifah) dan (Aditya Afif Firdaus)

Terimakasih atas Do a, semangat, tawa dan canda yang selalu menguatkan

Semoga Adik-adikku tercinta dapat menggapai keberhasilan juga di kemudian

hari

Kepada Almh. Nenekku (I really miss you).

Terakhir, untuk seseorang yang masih dalam misteri yang dijanjikan Ilahi yang

siapapun itu, terimakasih telah menjadi baik dan bertahan di sana.

Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa

kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya untuk

kuucapkan terimakasih.

(15)

Ayu Valentina dilahirkan di Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 22 November 1993, sebagai anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Kateni dan Ibu Suprihatin.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis.

1. TK PGRI 2 Bandar Agung pada tahun 1998 hingga tahun 1999. 2. SD Negeri 2 Bandar Agung pada tahun 1999 hingga tahun 2005. 3. MTs Bandar Agung pada tahun 2005 hingga tahun 2008.

4. SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2008 hingga tahun 2011.

(16)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menye-lesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan AjarDi Kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lam-pung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung telah memberikan pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung.

(17)

selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, motivasi, dan pandangan hidup yang baik kepada penulis. 8. Ibu Ratna Aini, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Labuhan

Ratu Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Ibu Linda Asmara, S.Pd. selaku Wali kelas untuk kelas VB yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

10. Kedua orang tuaku, Bapak Kateni dan Ibu Suprihatin. Terima kasih atas do’a dan kasih sayang serta dukungan motivasi yang telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

11. Adik-adikku tersayang, Ayu Nur Latifah dan Aditya Afif Firdaus. Terimakasih atas do’a, semangat serta canda tawa yang selalu kalian berikan.

12.Aa Anas yang selalu memberikan do’a, motivasi, serta dukungan yang telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

(18)

muharom, surya, dona, barkah, firman, lukman dan imam. Semoga kekeluargaan kita akan terus terjalin.

14. Teman-teman kosan sekaligus sahabat Wisma Intan yaitu umi seiza, Mega ramona, riska, dan mita.

15. Teman-teman KKN desa Negara Batin dan PPL SD Negeri 1 Negara Batin yaitu umi juju, yong puspa, anel, prima, emak lita, suci, doni, adit, dan firman. 16. Teman-teman BEM-U (KMB VII) di kementrian KESMA (kesejahteraan

Mahasiswa) jouzu, mba cica, kak nanda, mbak cyntia, marel, ica dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

17. Siswa siswi kelas VB SD Negeri 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung. 18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pehala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar lampung, 7 Juli 2015 Penulis,

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 9

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 11

I. Definisi Istilah ... 12

II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar ... 13

1. Pengertian Bahan Ajar ... 13

2. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar ... 14

3. Bentuk Bahan Ajar ... 16

4. Fungsi Bahan Ajar dan Sumber Belajar ... 19

5. Karakteristik Bahan Ajar ... 21

6. Prinsip Bahan Ajar ... 25

7. Pengembangan Bahan Ajar ... 28

8. Desain Pembelajaran ... 42

B. Kurikulum 2013 ... 43

1. Pengertian Kurikulum 2013 ... 43

2. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 43

3. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ... 46

C. Pengertian Efektivitas, Efisiensi dan Daya Tarik ... 51

1. Efektivitas ... 52

2. Efisiensi ... 53

(20)

xiii

D. Pembelajaran Tematik Terpadu ... 54

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 55

2. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Tematik ... 56

3. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu ... 58

4. Tema Sejarah Peradaban Di Indonesia ... 59

E. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 60

1. Teori Pemrosesan Informasi ... 60

2. Teori Belajar Gagne ... 62

3. Teori Belajar Behaviorisme ... 63

4. Teori Belajar Konstruktivisme ... 64

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 66

G. Hipotesis ... 68

H. Kerangka Berpikir ... 68

III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian ... 70

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 71

C. Prosedur Pengembangan ... 72

1. Langkah I. AnalisisKebutuhan ... 74

2. Langkah II. Desain Pembelajaran ... 74

3. Langkah III. Desain Pengembangan Bahan Ajar ... 77

4. Langkah IV. Uji Coba Produk Tahap Awal ... 79

5. Langkah V. Revisi Produk Operasional ... 80

6. Langkah VI.Uji Coba Kelompok Besar ... 81

7. Langkah VII. ProdukAkhir ... 81

D. Populasi dan Sampel ... 81

E. Teknik Pengumpulan Data ... 83

F. Definisi Konseptual dan Operasional... 85

G. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 87

1. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan... 87

2. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba ... 88

3. Kisi-kisi Uji Coba Tahap Awal ... 90

4. Kisi-kisi Uji Coba Kelompok Besar ... 94

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 94

1. Validitas Instrumen ... 94

2. Reliabilitas Instrumen ... 97

I. Model Rancangan Eksperimen untuk Menguji Produk ... 98

J. Teknik Analisis Data ... 99

1. Uji Efektivitas ... 99

2. Uji Efisiensi ... 101

3. Uji Kemenarikan ... 102

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 103

1. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 103

(21)

xiv

2. Proses Pengembangan Bahan Ajar Berupa Modul ... 107

3. Data Uji Keefektivan Modul ... 121

4. Data Uji Efisiensi Modul ... 125

5. Data Uji Kemenarikan Modul ... 126

C. Pembahasan ... 128

1. Kondisi dan Potensi Pengembangan Bahan Ajar ... 128

2. Proses Pengembangan Bahan Ajar Modul ... 129

3. Aspek Efektivitas Modul... 131

4. Aspek Efisiensi ... 132

5. Aspek Kemenarikan ... 134

6. Aplikasi Teori Belajar dalam Modul ... 134

7. Keterbatasan Penelitian ... 136

V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 136

B. Implikasi ... 137

C. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan nasional di Indonesia. Hal ini nampak jelas pada tujuan nasional yang terkandung dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Disini membuktikan bahwa melalui pendidikan warga Indonesia akan berkembang menjadi manusia yang lebih berkualitas sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri, orang lain, agama, bangsa dan negaranya.

(23)

Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah selalu berusaha untuk mewujudkan pendidikan nasional, terbukti dengan selalu adanya perbaikan kurikulum. Sebab kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan kualitas peserta didik. Sebagaimana dalam Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar, dikemukakan bahwa “kurikulum bertujuan menyiapkan manusia sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.

(24)

3

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 menjelaskan bahwa di dalam Kurikulum 2013 pendekatan pembelajaran tematik terpadu dipilih dengan beberapa alasan. Salah satunya adalah melalui pendekatan terpadu, pembelajaran multidisipliner-interdisipliner diwujudkan agar tumpang tindih antar materi mata pelajaran dan efektivitas penyerapannya oleh peserta didik.

Menurut Kemendikbud (2013: 209) “proses pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik terpadu dan mengacu pada pendekatan saintifik (Scientific Approach) yang meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan mengolah informasi dan menyimpulkan atau mengkomunikasikan”.

Berkenaan dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi. Kondisi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata). Kondisi pembelajaran diharapkan mendorong peserta didik untuk belajar dengan memaknai apa yang dipelajarinya.

(25)

siswa dalam membangun pengetahuan yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Kedua, motivasi belajar siswa kurang karena guru mendominasi proses pembelajaran menyebabkan siswa menjadi bosan dan beberapa siswa hanya diam tanpa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya, hanya beberapa siswa yang mengerjakan tugasnya sementara yang lain ribut. Sehingga siswa tidak menunjukkan minat dan perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ketiga ,belum ada bahan ajar berupa modul yang digunakan dalam pembelajaran, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah bahan ajar berupa buku teks dari pemerintah.

Masalah-masalah di atas berdampak pada hasil belajar siswa yang belum maksimal. Hal ini dibuktikan dari data hasil ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 1 Hasil Ulangan Semester Ganjil 2014/2015 Pembelajaran Tematik

No KKM Nilai

Kelas

VA VB VC

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1

2,75 ≥ 2,75 26 72,2 16 51,6 22 73,3

2 <2,75 10 27,8 15 48,4 8 26,7

Jumlah 36 100,0 31 100,0 30 100,0

Sumber: Tata usaha SD Negeri 2 Labuhan Ratu

(26)

5

Berdasarkan fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas, permasalahan tersebut perlu diperbaiki dengan strategi yang tepat, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, mengemukakan pendapat, serta memiliki kesan terhadap materi dan mampu mengaplikasikan teori di dunia nyata. Usaha peningkatkan keterampilan ini tentunya harus didukung oleh berbagai faktor salah satunya adalah pengembangan bahan ajar oleh guru yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam menguasai keterampilan yang telah ditentukan dalam sebuah proses pembelajaran. Depdiknas (2006:4) mendefinisikan “bahan ajar atau materi pembelajaran(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan”.

Bahan ajar dirancang untuk membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Dalam rangka mewujudkan proses belajar dan pencapaian standar kompetensi yang baik bagi siswa, diperlukan bahan ajar yang efektif, efisien, dan memiliki daya tarik, sehingga dalam penerapannya mampu mengarahkan, membimbing dan memotivasi siswa untuk terus belajar dan berkarya.

(27)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran belum memberikan proses belajar bermakna pada siswa

dalam membangun pengetahuan yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

2. Motivasi belajar siswa kurang karena guru mendominasi proses pembelajaran menyebabkan siswa menjadi bosan dan beberapa siswa hanya diam tanpa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya.

3. Kurangnya pengetahuan guru tentang pengembangan bahan ajar.

4. Hasil ulangan semester ganjil pembelajaran tematik yang didapatkan oleh siswa masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 2,75. Dari 97 siswa hanya 57 siswa yang mencapai KKM atau 65,97%, dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 33 orang atau 34,02% .

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia subtema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia yang dapat digunakan oleh siswa kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013.

(28)

7

D. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar pada tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia sub tema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia untuk kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu?

2. Bagaimanakah efisiensi pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar pada tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia sub tema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia untuk kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu?

3. Bagaimanakah ketertarikan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran pada tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia sub tema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia untuk kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis efektivitas pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar pada tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia sub tema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia untuk kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu.

2. Mengevaluasi efisiensi pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar pada tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia sub tema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia untuk kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu.

(29)

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1. Produk pembelajaran berupa modul yang merujuk pada tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia subtema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia.

2. Isi materi dalam bahan ajar yang berupa modul ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan merujuk pada kurikulum yang berlaku yakni kurikulum 2013.

3. Unsur dalam bahan ajar yang berupa modul ini terdiri dari pembelajaran 1, yang mencakup muatan pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA. 4. Bahan ajar yang berupa modul ini diharapkan memenuhi aspek kriteria kualitas

bahan pembelajaran yang meliputi: a. Aspek kebenaran konsep b. Aspek kebenaran isi materi

c. Aspek kebahasaan yang digunakan d. Aspek keterlaksanaan pembelajaran e. Aspek evaluasi belajar

f. Aspek penerapan konsep g. Aspek kualitas fisik

(30)

9

G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Bahan ajar tema 7 Sejarah Peradaban di Indonesia sub tema 2 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia kelas V di SD Negeri 2 Labuhan Ratu yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap teori pembelajaran khususnya pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran tema tersebut.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya pembelajaran pada tema 7 sub tema 2 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu.

2. Manfaat Praktis a. Siswa

1) Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan.

2) Menumbuhkan kreativitas siswa dalam menyingkapi masalah disekitarnya 3) Tumbuhnya rasa empati dan partisipasi aktif dalam membantu masyarakat

untuk mengatasi masalah yang ada disekitar siswa.

4) Melatih siswa agar mampu belajar mandiri dengan baik dan benar. b. Guru

1) Hasil penelitian ini menawarkan salah satu alternatif bahan ajar untuk diterapkan dalam pembelajaran tema 7 subtema 2 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu.

2) Memberi solusi kesulitan bahan ajar pada tema 7 subtema 2 sesuai Kurikulum 2013

(31)

4) Menjadikan produk yang tercipta sebagai salah satu media penunjang prestasi siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu pada pembelajaran tema 7 sub tema 2.

5) Memfasilitasi siswa untuk belajar dan berlatih secara mandiri dalam menambah penguasaan pembelajaran tematik pada umumnya dan pemahaman pada pembelajaran tema 7 sub tema 2 khususnya kelas V di Sekolah Dasar Negeri Labuhan Ratu.

c. Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan ajar dan sumber informasi untuk menemukan bahan ajar yang tepat, sesuai dengan kurikulum 2013.

d. Peneliti

1) Dapat mengetahui keefektifan, keefisiensian dan kemenarikan bahan ajar yang dikembangkan.

2) Menambah wawasan penulis dalam mengambangkan bahan ajar yang efektif, efisien dan menarik.

3) Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman menyusun bahan ajar sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa, sekolah, dan daerah.

e. Peneliti Lain

1) Menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar penelitian berikutnya.

(32)

11

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Penelitian dan Pengembangan

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. a. Pengembangan bahan ajar cetak ini dapat memberikan pembelajaran yang

lebih bervariasi, menarik, dan mudah dipahami oleh siswa.

b. Pemanfaatan bahan ajar cetak ini dapat meningkatkan hasil kegiatan belajar karena materi yang disajikan secara variatif dan menarik di dalam penyajiaannya.

2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Pengembangan bahan ajar ini mempunyai beberapa keterbatasan. Adapun masing-masing keterbatasan pengembangan diuraikan sebagai berikut.

a. Keterbatasan yang berkaitan dengan sasaran uji coba dan pengembangan ruang lingkup pengembangan ini terbatas untuk kelas V semester 2 SD Negeri 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung.

(33)

I. Definisi Istilah

1. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002).

2. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud ini dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008: 6).

3. Pengembangan bahan ajar adalah proses pemilihan, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu (Nunan, 2010).

(34)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yang menyenangkan. Pendidik harus mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan senang mempelajari bahan ajar tersebut.

Prastowo (2012:17) Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran

(35)

Berdasarkan website Dikmenjur (2010) “bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran(teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran”. Selanjutnya, Depdiknas (2006:4) mendefinisikan “bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan kurikulum yang disusun secara sistematis dan utuh sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan, memudahkan siswa belajar, dan guru mengajar.

2. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Menurut Depdiknas (2008:10) “tujuan penyusunan bahan ajar, yakni: (1) menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah; (2) membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar; dan (3) memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran”.

Menurut Depdiknas (2008:9) manfaat penulisan bahan ajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu manfaat bagi guru dan siswa. Manfaat bagi guru yaitu:

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa,

2. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit diperoleh, 3. Bahan ajar menjadi lebih kaya, karena dikembangkan dengan berbagai

referensi,

(36)

15

5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih percaya kepada gurunya,

6. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

7. Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai mampu menambah angka kredit untuk keperluan kenaikan pangkat, dan

8. Menambah penghasilan guru jika hasil karyanya diterbitkan.

Selain manfaat bagi guru ada juga manfaat bagi siswa yaitu: (1) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; (2) siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru,dan (3) siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai.

(37)

3. Bentuk Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2013: 306)“bahan ajar dibagi berdasarkan bentuk, cara kerja, sifat, dan substansi (isi materi).

a. Menurut Bentuk Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2013: 306) dari segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

1) Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contoh: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wall chart, foto/gambar, model, atau maket.

2) Bahan ajar dengar (audio) atau program audio, yaitu: semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh: kaset, radio, piringan hitam, dancompact diskaudio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu: segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh: video,compact disk,dan film.

(38)

17

b. Menurut Cara Kerja Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2013: 307) berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini adalah bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya. Sehingga, siswa bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat, mengamati bahan ajar tersebut. Contoh: foto, diagram, display, model, dan lain sebagainya.

2) Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau dipelajari siswa. Contoh: slide, filmstrips, overhead transparencies (OHP), dan proyeksi komputer.

3) Bahan ajar audio. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan alat pemain (player) media perekam tersebut, sepertitape compo, CD, VCD, multimedia player, dan sebagainya. Contoh: kaset, CD, flash disk, dan sebagainya.

(39)

5) Bahan (media) komputer. Bahan ajar komputer adalah berbagai jenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Contoh: computer mediated instruction (CMI) dan computer based multimediaatauhypermedia.

c. Menurut Sifat Bahan Ajar

Jika dilihat dari sifatnya menurut Prastowo (2013: 308) maka bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

1) Bahan ajar berbasiskan cetak. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini adalah buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta,charts, foto, bahan dari majalah atau Koran, dan lain sebagainya. 2) Bahan ajar berbasiskan teknologi. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini

adalah audioassete, siaran radio, slide, filmstrips, film, video, siaran televise, video interaktif,computer based tutorial, dan multimedia.

3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh: kit sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.

4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan ineraksi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh: telepon, handphone, video conferencing, dan lain sebagainya.

d. Menurut Substansi Materi Bahan Ajar

(40)

19

4. Fungsi Bahan Ajar dan Sumber Belajar

Menurut Prastowo (2012: 24)“ada dua klasifikasi utama pembagian fungsi bahan ajar, yaitu menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar dan menurut strategi pembelajaran yang digunakan.

a. Menurut Pihak yang Memanfaatkan Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2012: 24) berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi guru dan siswa. 1) Fungsi bahan ajar bagi guru adalah: (a) Menghemat waktu guru dalam

mengajar; (b) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi fasilitator; (c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif; (d) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada siswa; dan (e) Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

(41)

b. Menurut Strategi Pembelajaran yang Digunakan

Menurut Prastowo (2012: 25) berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pembelajaran klasikal, individual, dan kelompok.

1) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal: (a) Sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengawas, serta pengendali proses pembelajaran; siswa pasif dan belajar sesuai dengan keepatan guru dalam mengajar; dan (b) sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

2) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual: (a) Media utama dalam proses pembelajaran; (b) alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa memperoleh informasi; dan (c) penunjang media pembelajaran individual lainnya.

3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok: (a) Bersifat sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri, dan (b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama yang jika dirancang sedemikian rupa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, berupa: buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Selanjutnya, menurut Sudono (2010: 7) “sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan

(42)

21

buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, narasumber, benda, atau hasil-hasil budaya”.

Hal senada diungkapkan oleh Sudrajat (2008) “sumber belajar (learning resources)adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu”.

Rohani (2004: 165) “mengungkapkan sumber belajar dapat berupa: (1) tempat atau lingkungan alam sekitar; (2) benda, orang, buku (pengetahuan guru, siswa, media, dan sumber lain); dan (3) peristiwa atau fakta yang sedang terjadi dan hangat dibiarakan”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala benda, narasumber, dan tempat/lingkungan yang mengandung informasi yang dapat digunakan siswa dan guru untuk belajar mengajar.

5. Karakteristik Perancangan Bahan Ajar

(43)

1) Self Instructional

Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) maksud dari self instructional ini tidak lain adalah seperangkat bahan ajar yang berbentuk cetak maupun online harus dapat bermanfaat dan digunakan oleh siswa secara individual. Setiap siswa tentunya memiliki kebutuhan akan buku pelajaran sebagai penunjang atau media yang dapat memudahkan pelaksanaan pembelajaran itu berlangsung. Memiliki bahan ajar mandiri dapat meningkatkan kesadaran seseorang untuk mau mencoba menyelesaikan tugasnya secara mandiri tanpa melihat hasil kerja orang lain. Bahan ajar akan memudahkan siswa yang seringkali mengalami kesulitan ketika hendak menyelesaikan tugas, bahan ajar juga dapat membantu siswa menghadapi ujian.

(44)

23

2) Self Contained

Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) self contained merupakan suatu bentuk informasi cetak dan tertulis yang sengaja disajikan untuk dipelajari oleh siswa yang berisikan semua materi atau teori pelajaran, dan dikelompokkan dalam satu halaman atau satu unit kompetensi dan juga disertai dengan sub kompetensi. Siswa dapat mempelajari semua ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari setelah itu siswa dapat mencoba untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan di setiap babnya dengan tujuan untuk mempertajam pengetahuan serta penguasaan ilmu yang telah dipelajarinya dari bahaj ajar tersebut.

3) Stand Alone

Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) dikatakan bahan ajar jikalau dia bisa bertahan sendiri, yakni tidak membutuhkan bantuan dari bahan ajar lainnya. Bahan ajar yang baik sudah mencakup segala materi pelajaran sehingga tidak membutuhkan bahan ajar lain untuk melengkapinya. Apabila peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain bahan ajar yang digunakan tersebut, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai bahan ajar yang berdiri sendiri.

4) Adaptif

(45)

waktu tertentu. Bahan ajar yang baik, bukan hanya berisi akan sumber ilmu saja, melainkan juga diciptakan dengan cara yang lebih tinggi kualitasnya.

5) User Friendly

Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) bahan ajar yang sempurna seharusnya dapat memudahkan penggunanya ketika hendak memakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

Untuk menghasilkan bahan ajar yang mampu memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, bahan ajar perlu dirancang dan dikembangkan dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkannya. Elemen-elemen yang harus dipenuhi dalam penyusunan bahan ajar antara lain konsistensi, format, organisasi, dan spasi/ halaman kosong.

1) Konsistensi

Penyusunan bahan ajar harus memperhatikan konsistensi dalam hal pemakaian font, spasi, dan tata letak.

2) Format

Penyajian dalam bahan ajar perlu memperhatikan format kolom tunggal atau multi, format kertas vertikal atau horizontal, daniconyang mudah ditangkap. 3) Organisasi

(46)

25

4) Perwajahan

Daya tarik peserta didik terhadap bahan ajar pada umumnya lebih banyak dari bagian sampul. Oleh sebab itu, bagian sampul dianjurkan untuk menampilkan gambar, kombinasi warna, dan ukuran huruf yang serasi. Selain itu, dalam bahaan ajar juga dapat diberikan tugas dan latihan yang dikemas dengan menarik sehingga peserta didik tidak merasa bosan.

Dari pemaparan di atas, penulis meyimpulkan bahwa dalam perancangan bahan ajar perlu diperhatikan karakteristik dari perancangan bahan ajar itu sendiri sehingga dapat terbentuk suatu bahan ajar yang efektif.

6. Prinsip-prinsip Bahan Ajar

Diperlukan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 agar proses penyusunan bahan ajar lebih terfokus. Perangkat pembelajaran itu meliputi: silabus, RPP, materi pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, dan lembar kegiatan siswa (LKS).

(47)

Seorang guru dalam mengembangkan bahan ajar harus memahami prinsip tersebut dengan menyadari bahwa:

1. Pengembangan bahan ajar hendaknya berorientasi bahwa siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau kongkret, yang nyata ada di lingkungannya.

2. Pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.

3. Respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa maka jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.

4. Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan maka perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Tujuan-tujuan antara tersebut dalam bahan ajar dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.

5. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar.

(48)

27

meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.

Selain prinsip diatas, Prastowo (2013:317) menjelaskan “ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.

2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

(49)

Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam penyusunan bahan ajar yang utama harus disesuaikan dengan kurikulum, perangkat pembelajaran serta prinsip-prinsip dari bahan ajar itu sendiri, sehingga bahan ajar dapat digunakan secara optimal.

7. Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar tematik melibatkan sejumlah langkah yang mesti ditempuh oleh seorang pengembang. Menurut Panduan pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan Depdiknas (2008) “ada tiga tahap pokok yang perlu dilalui untuk mengembangkan bahan ajar, yaitu analisis kebutuhan bahan ajar, menyusun peta bahan ajar, membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing bentuk bahan ajar dan evaluasi bahanajar”.

1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Analisis kebutuhan bahan ajar adalah proses awal yang harus ditempuh dalam menyusun bahan ajar. Analisis ini bertujuan agar bahan ajar yang dibuat sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Analisis ini meliputi tiga tahapan, yaitu analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan sumber belajar serta judul bahan ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses pembuatan bahan ajar yang tidak bisa dipisah-pisahkan.

a. Menganalisis kurikulum tematik

(50)

29

pembelajaran ini menggunakan pendekatan tematik. Namun, dari segi fungsinya sama, yaitu untuk mengidentifikasi macam-macam jenis bahan ajar yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran dalam kurun periode pembelajaran tertentu.

Jenis bahan ajar ditentukan secara langsung oleh materi pokok dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa. Oleh sebab itu, untuk sampai pada level penentuan materi pokok dan pengalaman belajar, maka dalam model pembelajaran tematik ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Oleh sebab itu, untuk sampai pada level penentuan materi pokok dan pengalaman belajar, maka dalam model pembelajaran tematik ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu memetakan standar kompetensi atau biasa disingkat SK (dalam istilah Kurikulum 2013 disebut Kompetensi Inti), kompetensi dasar (KD), dan indikator; menetapkan jaringan tema; identifikasi materi pokok; penentuan pengalaman belajar; dan penentuan bahan ajar.

1) Pemetaan Tema dari Standar Kompetensi, KD dan Indikator

Pemetaan tema merupakan langkah awal yang sangat penting dalam pembelajaran tematik. Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh dari semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Menurut Tim Puskur Departemen Pendidikan Nasional dalam prastowo (2013: 333), dapat dilakukan dengan tiga langkah yaitu

(51)

karakteristik muatan pelajaran, serta dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diamati;

(2) Menentukan tema. Penentuan tema bisa dilakukan melalui dua cara yaitu (a) Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing muatan pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai, dan (b) menetapkan terlebih dahulu tema-tema atau topik pemersatu keterpaduan. Untuk menentukan tema tersebut, uru dapat bekerja sama dengan siswa, sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa;

(3) Mengidentifikasi dan menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator. Identifikasi dan analisis untuk setiap kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator disesuaikan dengan setiap tema, sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator terbagi habis.

Sedangkan, pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sebagai berikut: a) Memetakan semua muatan pelajaran yang diajarkan; b) Mengidentifikasi standar kompetensi dalam setiap muatan pelajaran yang diajarkan; c) Mengidentifikasi kompetensi dasar dalam setiap muatan pelajaran yang diajarkan; d) Menjabarkan kompetensi dasar ke indikator; e) Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari semua muatan pelajaran yang diajarkan.

2) Menetapkan jaringan tema

(52)

31

mengungkapkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dan sub-sub pokok bahasaan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait.

Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan tema. Dimana dengan terbentuknya jaringan tema ini, diharapkan siswa memahami satu tema tertentu dengan melakukan pendekatan interdisiplin berbagai ilmu pengetahuan. Selain untuk mempermudah pemahaman, jaringan tema juga mengajari agar siswa mampu berpikir secara integratif dan holistik.

(a) Langkah-langkah Pembuatan Jaringan Tema

Untuk membuat jaringan tema, langkah-langkah yang harus dilalui dapat dilihat dalam bagan berikut:

Bagan 1 langkah-langkah membuat jaringan tema

(53)

(1)Langkah pertama: menentukan tema. Ada dua cara menentukan tema. Cara pertama, pelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat di dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, menetapkan tema-tema pengikat keterpaduan terlebih dahulu. Untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan siswa, sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Perlu diperhatikan enam prinsip utama dalam penentuan tema, yaitu memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa, dari termudah menuju yang sulit, dari sederhana menuju kompleks, dari konkret menuju yang abstrak, tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir dalam diri siswa, dan ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan dan kemampuannya.

(2)Langkah kedua: menginventarisasi materi-materi yang masuk atau sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

(3)Langkah ketiga: mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisasikan ke dalam rumpun mata pelajarannya masing-masing. Hal ini untuk mempermudah mencari keterkaitan tema dengan mata pelajaran yang disajikan, dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

(4)Langkah keempat: menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran dengan tema. Terkait dengan pengembangan jaringan tema itu sendiri bisa disesuaikan dengan alokasi waktu setiap tempat.

(54)

33

kebutuhan siswa sehingga materi proses pembelajaran akan terealisasikan dengan baik.

(b) Kriteria Jaringan Tema yang Baik

Menurut Prastowo (2013: 342) “ada lima kriteria sebuah jaringan bisa dikatakan baik yaitu:

(1) Simple. Maksudnya, jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan perencanaan pembelajaran secara keseluruhan. Sehingga, jaringan tema yang dibuat sesederhana mungkin dan tidak berbelit-belit.

(2) Sinkron. Pada dasarnya, jaringan tema terdiri dari dua komponen utama, yaitu tema pengikat dan materi terkait, serta bisa masuk dalam cakupannya. Untuk itu, harus diperhatikan sinkronisasi antara tema dan materi-materi yang dijaring didalamnya.

(3) Logis. Maksudnya, keterkaitan antara tema dan materi yang diikat harus logis. Hal ini mengandung pemahaman bahwa materi yang dijaring meman betul-betul merupakan bagian dai tema, sehingga tidak dibutuhkan tema lain untuk menjaring materi-materi tersebut.

(4) Mudah dipahami. Jaringan tema yang baik adalah mudah dipahami oleh semua orang, artinya tidak hanya dipahami oleh pembuatnya, tetapi juga harus dipahami oleh semua orang.

(5) Terpadu. Tema dan materi-materi diikat oleh kesamaan substansi yang ingin disampaikan kepada siswa.

(55)

3) Identifikasi materi pokok

Untuk mengidentifikasi materi pokok yang dapat menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan, yaitu:

(1) Karakteristik tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual siswa;

(2) Kebermanfaatan bagi siswa; (3) Struktur keilmuan;

(4) Kedalaman dan keluasan materi;

(5) Relevansi dengan kebutuhan siswa dan tuntutan lingkungan, dan (6) Alokasi waktu yang tersedia.

4) Penentuan pengalaman belajar

Pengalaman belajar adalah kegiatan mental dan fisik yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan siswa. Menurut Depdiknas (2008: 16) “pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain guru supaya dilakukan siswa agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran tematik yang diselenggarakan”.

(56)

35

Jadi, dalam pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas dan operasional sehingga langsung bisa dipraktikan dalam kegiatan pembelajaran.

5) Penentuan bahan ajar

Prastowo (2012:58) mengungkapkan “langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, sehingga dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-langkah yang seharusnya dilakukan antara lain menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan atau kecocokan dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa; menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analisis kurikulum dan analisis sumber bahan”.

Menurut bukuPedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajaryang diterbitkan oleh Depdiknas, ada empat langkah utama dalam pemilihan bahan ajar, yaitu: a) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar, yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. b) Mengidentifikasi jenis-jenis materi ajar. Ada empat jenis materi aspek kognitif,

yaitu materi fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi fakta adalah materi berupa nama-nama objek, tempat, orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Materi prinsip berupa dalil, rumus, postulat, adagium, paradigm, dan teorema. Materi prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, seperti langkah menelepon, meminjam buku perpustakaan, dan lain sebagainya.

(57)

d) Memilih sumber bahan ajar. materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber, seperti buku ajar, majalah, jurnal, Koran, internet, dan lain sebagainya.

b. Menganalisis sumber belajar

Analisis sumber belajar dilakukan apabila kita telah selesai melakukan analisis kurikulum. Menurut Depdiknas dalam Prastowo (2013: 355) “analisis sumber belajar dilakukan terhadap tiga aspek, yaitu aspek ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya”.

1) Aspek Ketersediaan

Kriteria ini berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar di sekitar kita. Dalam hal ini, penting untuk diperhatikan bahwa dalam mengupayakan sumber belajar diharapkan dipilih yang praktis dan ekonomis, serta sudah ada di sekitar kita. Dengan begitu, kita tidak akan kesulitan untuk menyediankannya.

2) Aspek Kesesuaian

(58)

37

3) Aspek kemudahan

Maksud kemudahan disini adalah mudah tidaknya sumber belajar digunakan. Jika sumber belajar membutuhkan persiapan dan skill khusus, perlu persiapan yang lama, serta membutuhkan perangkat pendukung lain yang rumit, sekaligus kita sendiri juga belum mampu mengoperasionalkannya, maka sebaiknya sumber belajar tersebut tidak dipilih. Alangkah baiknya jika kita memilih sumber belajar yang mudah dalam pengoperasiannya. Dengan demikian, sumber belajar tersebut dapat secara efektif membantu siswa menguasai kompetensi pembelajaran yang diharapkan.

Antara aspek ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan tersebut harus terkandung dalam sumber belajar yang kita gunakan sehingga akan mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.

c. Menentukan sumber belajar

Untuk memudahkan proses pemilihan sumber belajar tersebut, Sudjana dalam Prastowo (2013: 358) “menunjukkan dua kriteria yang bisa digunakan dalam pemilihan sumber belajar, yaitu kriteria umum dan khusus.

1) Kriteria Umum

(59)

fleksibel maksudnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran atau dengan istilah kompatibel.

2) Kriteria khusus

Ada sejumlah kriteria khusus untuk pemilihan sumber belajar. Kriteria khusus tersebut anatara lain:

(a) Sumber belajar dapat memotivasi siswa;

(b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, maksudnya sumber belajar yang dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang diselenggrakan; (c) Sumber belajar untuk penelitian, maksudnya sumber belajar yang digunakan hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya; (d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah, sumber belajar hendaknya

mampu mengatasi problem belajar siswa yang dihadapi saat kegiatan belajar mengajar; dan

(e) Sumber belajar dapat untuk presentasi, sumber belajar yang dipilih di sini hendaknya bisa sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan.

(60)

39

2. Menyusun Peta Bahan Ajar

Menurut Depdiknas (2008: 17) “penyusunan peta bahan ajar memiliki tiga kegunaan, yaitu:

a. Untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis;

b. Untuk mengetahui bentuk sekuensi atau urutan bahan ajarnya (sekuensi bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan); dan

c. Untuk menentukan sifat dan bahan ajar, apakah dependen atau independen. Dependen kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain, sehingga penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain. Sedangkan independen (berdiri sendiri). Bahan ajar adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak haru memeperhatikan atau terikat dengan bahan ajar yang lain.

3. Membuat Bahan Ajar Berdasarkan Struktur Bentuk Bahan Ajar

Pada dasarnya, bahan ajar merupakan susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh dan fungsional. Susunan atau bangunan bahan ajar inilah yang dimaksud dengan struktur bahan ajar. Dalam mengembangkan bahan ajar, perlu diperhatikan prosedur dan kaidah yang semestinya baik dalam arti kreatif, inovatif, menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(61)

Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya.

4. Evaluasi Bahan Ajar

Evaluasi bahan ajar dilakukan dengan tahap ujicoba produk/uji lapangan dilakukan sebelum bahan terpublikasikan. Hal itu dilakukan untuk melihat keefektifan bahan ajar, apakah bahan ajar telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki (direvisi). Teknik evaluasi dilakukan dengan berbagai cara, antara lain evaluasi dengan teman sejawat, evaluasi dari para pakar, dan uji coba terbatas kepada siswa.

Menurut Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Depdiknas (2008) “komponen evaluasi bahan ajar mencakup: (1) kelayakan isi (materi pelajaran), (2) kebahasaan, (3) penyajian, (4) grafika. Hal itu dapat dirinci lebih lanjut, sebagai berikut:

(62)

41

Kedua, komponen kebahasaan merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragaraf, dan wacana. Sedangkan aspek terbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa sesuai dengan tingkatan siswa. Komponen ini, mencakup: 1) Keterbacaan, meliputi: (a) kemudahan membaca (berhubungan dengan bentuk tulisan atau tifografi, ukuran huruf, dan lebar spasi), (b) kemenarikan (berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan), dan (c) kesesuaian (berhubungan dengan kata, kalimat, panjang pendek, frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragraf); 2) Kejelasan informasi, yakni informasi yang disajikan tidak mengandung makna bias dan mencantumkan sumber rujukan yang digunakan; 3) Kesesuaian dengan kaidah pengembangan bahan ajar; dan 4) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).

Ketiga, komponen penyajian, mencakup: (a) kejelasan tujuan pembelajaran (indikator yang dicapai); (b) urutan sajian (keteraturan urutan dalam penguraian sajian); (c) memotivasi dan menarik perhatian siswa; (d) interaksi (pemberian stimulus dan respon) untuk mengaktifkan siswa; dan (e) kelengkapan informasi (bahan, latihan, dan soal).

(63)

8. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran adalah tata cara yang dipakai untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sagala (2005:136) mengungkapkan “desain pembelajaran adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran”.

Dari penjelasan di atas penulis dapat mengomentari bahwa desain pembelajaran merupakan suatu pegembangan pengajaran yang sistematis yang didasarkan pada teori pembelajaran, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen guna untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Desain pembelajaran terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu siswa, tujuan, metode dan evaluasi. Mengenai hal tersebut Yamin (2009, 13) mengungkapkan 10 unsur desain pembelajaran yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Kajian kebutuhan belajar beserta tujuan pencapaiannya, kendala, dan prioritas yang harus diketahui

2) Pemilihan pokok bahasan atau tugas untuk dilaksanakan berdasarkan tujuan umum yang akan dicapai

3) Mengenali ciri siswa

4) Menetukan isi pelajaran dan unsur tugas berdasarkan tujuan 5) Menentukan tujuan belajar yang akan dicapai beserta tugas

6) Desain kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan (pengembangan silabus)

7) Memilihkan media yang akan dipergunakan 8) Memilihkan pelayanan penunjang yang diperlukan 9) Memilihkan evaluasi hasil belajar siswa

10) Memilih uji awal kepada siswa

(64)

43

dalam desain pembelajaran terutama dalam aspek siswa yang harus benar-benar diperhatikan dalam merancang sebuah desain pembelajaran.

B. Kurikulum 2013

1) Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang sudah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu di teruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh dalam Imas Kurniasih ( 2014: 7) menegaskan bahwa“kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan”. Sedangkan Fadillah (2014, 16) mengungkapkan bahwa

Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK dan KTSP, dengan menggunakan pembelajaran yang bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran guna untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan hard skill dan soft skill yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Dari pemaparan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya yang menerapkan pembelajaran yang bersifat tematik integratif yang menekankan pada aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuanhard skilldansoft skilldari siswa.

2) Karakteristik Kurikulum 2013

(65)

(1)Pendekatan pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah apa yang dipelajari dan diperoleh peserta didik dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik secara maksimal.

Sementara pendekatan tematik-integratif dimaksudkan nbahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan tema lainnya maupun anatara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya. Dengan demikian, akan terjadi keterpaduan yang seimbang sehingga menghasilkan peserta didik yang memiliki sikap, keterampilan, dan multipengetahuan yang memadai.

(2)Kompetensi lulusan

(66)

45

Tabel 2 Lintasan Perolehan tiga ranah kompetensi

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Mencipta Sumber: Fadillah (2013: 178)

Baik kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan harus berjalan secara seimbang sehingga peserta didik mampu memiliki ketiga kompetensi tersebut, sehingga menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan soft skill maupun hard skill.

(3)Penilaian

Terakhir yang menjadi karakteristik pembeda dengan kurikulum sebelumnya ialah pendekatan penilaian yang digunakan. Pada Kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik(authentic assessment).

Gambar

Tabel 1 Hasil Ulangan Semester Ganjil 2014/2015 Pembelajaran Tematik
Tabel 2 Lintasan Perolehan tiga ranah kompetensi
Gambar 4 Lokasi Penelitian ( SD Negeri 2 Labuhan Ratu)
Tabel 3 Jumlah siswa laki-laki dan perempuan kelas V SD Negeri 2 Labuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah penelitian ini adalah prestasi belajar IPS yang masih rendah, lingkungan belajar di sekolah yang kurang kondusif dan motivasi belajar yang masih rendah pada siswa kelas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi guru dan calon guru dalam menerapkan suatu model pembelajaran, khususnya model pembelajaran

Masalah penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan berbicara siswa yang masih rendah dan guru belum menerapkan model role playing dalam kegiatan pembelajaran bahasa

1. Guru masih menggunakan strategi konvensional dalam proses pembelajaran yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Motivasi dan semangat belajar siswa masih

1. Bagi siswa lompat jauh gaya jongkok kurang menyenangkan. Guru belum mengemas pembelajaran dengan menarik sehingga para siswa kurang antusias dalam mengikuti

Guru dapat memberikan motivasi kepada setiap siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran yang dapat diciptakan dengan guru memberitahukan penilaian siswa tidak

Guru berupaya memberikan motivasi kepada siswa pada awal pembelajaran, agar siswa dapat fokus dan bersungguh-sunguh dalam mengikuti proses belajar agar pembelajaran

Abstrak: Berdasarkan analisa pada proses pembelajaran guru menggunakan media yang kurang menarik dan mengakibatkan siswa tidak dapat sepenuhnya memahami materi