ii ABSTRAK
KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN
DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
PADA SISWA EKSTRAKULIKULER SMK N 4 BANDAR LAMPUNG
Oleh
ANIS SUCIATY RAMIO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Populasi dari penelitian ini berjumlah 34 siswa. Sampel dari penelitian ini berjumlah 34 siswa. Data dikumpulkan melalui tes keseimbangan dengan balance-one, power tungkai dengan vertical jump, kelentukan pergelangan tangan dengan ekstention dynamometer, kemampuan lay-up shoot dengan kerbleger test dan pengukuran serta teknik analisis data menggunakan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan memiliki koefisien korelasi 0,216 dengan kontribusi sebesar 21,6%, power tungkai memiliki koefisien korelasi 0,358 dengan kontribusi sebesar 35,8%, kelentukan pergelangan tangan memiliki koefisien korelasi 0,307 dengan kontribusi sebesar 30,7%,
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa power tungkai memberikan kontribusi lebih besar terhadap kemampuan lay-up shoot dibandingkan dengan variabel lainnya. Rekomendasi dari hasil penelitian ini bahwa untuk memperoleh kemampuan lay-up shoot perlu memperhatikan semua unsur fisik terutama power otot tungkai.
KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN
DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
PADA SISWA EKSTRAKULIKULER SMK N 4 BANDAR LAMPUNG
Oleh
ANIS SUCIATY RAMIO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Anis Suciaty Ramio, dilahirkan di Bandar Lampung pada 28 Maret 1993. Penulis adalah anak ke-empat dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Ramio dan Ibu Murniati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 pada tahun 2005, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2011.
Pada tahun 2011, Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada:
Ibu Murniati dan Bapak Ramio terkasih dan tercinta yang telah memberikan segalanya untukku,
membesarkanku, mendidikku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta tak pernah henti
mendoakan keberhasilanku dan kebahagiaanku.
Untuk keluarga besarku yang tersayang. Sahabat dan teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian sehingga
membuat saya semakin dewasa dan menegerti arti sebuah persahabatan, perjuangan dan
pengorbanan sejati.
Semua pihak yang mendukung dan mendoakan keberhasilanku serta almamaterku tercinta
Universitas Lampung.
viii
MOTO
“…Allah Meninggikan Orang yang beriman Di Antara Kamu Dan
Orang-orang Yang Diberi Ilmu P
engetahuan Beberapa Derajat…”
(Almujadaalah : 11)
“Dream Big. Act Now.”
x
SANWACANA
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa- Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Dengan judul ”Kontribusi
Keseimbangan, Power Tungkai, Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Dengan Kemampuan Lay-Up Shoot Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Ekstrakurikuler SMK N 4 Bandar Lampung”.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd. sebagai Pembimbing utama, yang dengan tekun dan sabar dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;
xi
3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi;
4. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek terima kasih telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa penulis menyelesaikan perkuliahan;
5. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;
6. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;
7. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila terima kasih telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;
8. Keluarga besarku, yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan dukungan;
9. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku Penjaskes angkatan 2011 terima kasih atas kebersamaannya;
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga diberikan kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis
xiii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
1. Deskripsi Data ... 45
2. Uji Prasyarat... 51
a) Uji Normalitas ... 51
b) Uji Linieritas ... 51
3. Anilisis Data... 52
4. Uji Hipotesis ... 58
B. Pembahasan ... 61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Norma Tes Vertical Jump ... 34
2. T-skor Kerbleger Tes ... 37
3. Deskripsi Data . ... 46
4. Tabel Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 51
5. Tabel Uji Linieritas... 52
6. Rangkuman Hasil Perhitungan SPSS Putra... . 53
7. Rangkuman Hasil Pehitungan SPSS Putri... ... 53
8. Hasil Perhitungan SPSS Tes Keseimbangan... . 54
9. Hasil Perhitungan SPSS Tes Power Tungkai... 55
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Uji Validitas dan Reliabilitas…..…………..……….. 69
2. Tabulasi Data Tes Putra………..…. 72
3. Tabulasi Data Tes Putri……….. 73
4. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Keseimbangan Putra………. 74
5. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Keseimbangan Putri………. 75
6. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Power Tungkai Putra...…………... 76
7. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Power Tungkai Putri...…………... 77
8. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kelentukan Pergelangan Tangan Putra….……….… 78
9. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kelentukan Pergelangan Tangan Putri….……….… 79
10. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kemampuan Lay-Up Shoot Putra... 80
11. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kemampuan Lay-Up Shoot Putri... 81
12. Uji Normalitas Putra... 82
13. Uji Normalitas Putri... 83
14. Uji Linieritas Putra... 84
15. Uji Linieritas Putri... 85
xvii
17. Regresi Power Tungkai (X2) Terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y)
Putra... 87
18. Regresi Kelentukan Pergelangan Tangan (X3) Terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y) Putra... 88
19. Regresi Keseimbangan (X1) Terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y) Putri... 89
20. Regresi Power Tungkai (X2) Terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y) Putri... 90
21. Regresi Kelentukan Pergelangan Tangan (X3) Terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y) Putri... 91
22. Nilai Uji-t……… 92
23. Tabel F……… 93
24. Surat-Surat…………..……… 94
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Otot-Otot Yang Terdapat Pada Tungkai Atas... 13
2. Otot-Otot Yang Terdapat Pada Tungkai Bawah... 14
3. Struktur Rangka Pergelangan Tangan…………... 16
4. Lapangan Bola Basket... 17
5. Gerakan Fase Persiapan... 20
6. Gerakan Fase Pelaksanaan... 21
7. Gerakan Lay-Up Shoot... 22
8. Desain Penelitian... 31
9. Balance One... 33
10. Sketsa Lapangan Kerbleger Test…... 36
11. Diagram Batang Hasil Perbandingan Keseimbangan Siswa Putra Dan Putri... 47
12. Diagram Batang Hasil Perbandingan Power Tungkai Siswa Putra Dan Puri... 48
13. Diagram Batang Hasil Pengukuran Kelentukan Pergelangan Tangan Siswa Putra Dan Putri……….. 49
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya hasil pendidikan tersebut akan dapat berpengaruh pada maju atau tidaknya suatu bangsa dan negara. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut maka ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal, salah satunya melalui pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan bagian intergral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berpikir psikis. Pendidikan jasmani merupakan
2
keterampilan jasmani, maka di sekolah-sekolah di Indonesia, diberikan pendidikan jasmani.
Keberhasilan dalam usaha peningkatan prestasi, sudah tentu disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mendukung. Pada umumnya faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi maksimal adalah faktor-faktor indogen dan eksogen. Faktor indogen terdiri dari: kesehatan fisik dan mental, penguasaan teknik yang sempurna, kondisi fisik dan kemampuan fisik, penguasaan masalah taktik, aspek kejiwaan dan kepribadian yang baik dan kematangan juara yang mantap. Sedangkan faktor eksogen meliputi pelatih, keuangan, alat perlengkapan, tempat, organisasi, lingkungan dan partisipasi (Suharno dalam Hasian, 2001:5). Faktor indogen yang sangat mempengaruhi pemain basket salah satunya adalah kondisi fisik, antara lain; bentuk atau postur tubuh. Kondisi fisik
seseorang mempengaruhi keberhasilan dalam menggeluti suatu cabang olah raga, misalnya basket yang membutuhkan pemain yang memiliki tinggi badan yang ideal (Hadisasmita dan Syarifudin, 1996:75).
Permainan bola basket merupakan permainan yang digemari oleh
tidak harus menggunakan satu lapangan penuh. Untuk meningkatkan kemampuan dalam permainan bola basket diperlukan latihan yang dapat meningkatkan prestasi.
Teknik permainan bola basket secara garis besar terdiri dari: mengoper (passing), menggirirng (dribbling), menembak (shooting), dan merayah (rebound) (Abidin 1999:45). Keempat teknik di atas harus dikuasai agar seseorang dapat menjadi pemain basket yang baik, namun keahlian dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain basket adalah kemampuan
menembak. Untuk membuat angka dalam permainan bola basket pemain harus melakukan tembakan. Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain bola basket dan merupakan unsur yang sangat menentukan untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Menembak merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam permainan bola basket, karena kemenangan suatu tim di tentukan oleh jumlah tembakan yang masuk pada ring sampai akhir pertandingan.
Dalam suatu permainan bola basket hampir semua pemain melakukan beberapa tehnik dasar menembak, tehnik dasar menembak tersebut antara lain: 1) One hand set shoot (tembakan satu tangan), 2) Free throw (tembakan bebas), 3) Jump shoot (tembakan sambil melompat), 4) Three point shoot (tembakan tiga angka), 5) Hook shoot (tembakan
mengkait), 6) Lay Up Shoot, 7) Runner.
4
melalui tehnik lay-up shoot ini biasanya diawali dribbling atau menangkap operan bola kemudian dilanjutkan memasukkan bola ke dalam ring yang dalam pelaksanaanya yaitu langkah-langkah-lompat. Pada saat menerima operan harus dilakukan dengan baik dan mantap. Berdasarkan peraturan bola basket bahwa, seorang pemain setelah menangkap bola diperbolehkan menambah langkahnya sebanyak dua langkah, baru kemudian bola ditembakkan ke ring. Saat melangkah pertama dilakukan dengan lebar dan badan condong kedepan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jarak sedekat mungkin dengan ring dan menjaga keseimbangan tubuh. Dengan menjaga keseimbangan tubuh akan memberikan tenaga dan kontrol irama tembakan (Abidin. 1999:58). Dengan demikian keseimbangan akan mempengaruhi keberhasilan pada saat melakukan tembakan lay-up shoot.
unsur power merupakan unsur yang sangat menentukan dalam penampilan olahraga, terutama cabang olahraga yang mengerahkan tenaga secara cepat. Dalam melakukan lompatan pada saat melakukan tembakan lay-up shoot pada permainan bola basket tumpuannya adalah tungkai, oleh karena itu power tungkai merupakan suatu upaya untuk pencapaian tinggi rendahnya lompatan seorang pemain. Sehingga power tungkai akan memberikan sumbangan untuk dapat melakukan lompatan yang tinggi dan akan memberikan keuntungan dalam melakukan
tembakan lay-up shoot untuk mencapai jarak menembak yang terdekat dengan ring. Jadi untuk dapat melakukan tembakan lay-up shoot dengan baik, diperlukan unsur keseimbangan dan power tungkai.
Kelentukan pergelangan tangan dapat mengefektifkan memasukkan bola kedalam keranjang dengan atau tanpa memantulkan dahulu ke papan tanpa harus mengeluarkan banyak kekuatan lengan. Menurut Harsono (1988:163) semakin baik kelentukan seseorang maka akan menghemat energi (efisien) dalam melakukan gerakan. Untuk melakukan tembakan lay-up shoot perlu mengarahkan lengan, pergelangan tangan dan jari-jari
dengan sentuhan yang halus (Wissel, 2000:61).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kemampuan lay-up shoot para siswa ekstrakulikuler di SMK N 4 Bandar Lampung relatif masih kurang, dilihat dari masih banyaknya siswa yang belum optimal dalam
6
Keseimbangan siswa yang masih lemah dapat dilihat dari posisi badan saat melakukan lay-up shoot (melayang diudara) dan ketika mendarat setelah melakukan lay-up shoot. Lompatan para siswa saat melakukan lay-up shoot masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari rendahnya
lompatan para siswa saat melakukan lay-up shoot. Maka peneliti berpendapat bahwa power tungkai yang dimiliki para siswa
ekstrakulikuler bola basket di SMK N 4 Bandar Lampung masih belum maksimal dan bervariasi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pada saat melakukan lay-up shoot siswa banyak melakukan kegagalan dalam memasukan bola ke dalam ring, dari hal ini peneliti berpendapat bahwa salah satu penyebab tidak masuknya bola kedalam ring adalah kelentukan pergelangan tangan yang belom maksimal.
Dari permasalahan di atas, peneliti berpendapat bahwa banyaknya
kesalahan dan kegagalan yang dialami siswa pada saat melakukan lay-up shoot dikarenakan kondisi fisik para siswa yang kurang siap, yang
berawal dari pemberian latihan kondisi fisik saat pemanasan yang kurang tepat. Maka dapat diketahui yang menjadi dasar kesulitan adalah faktor fisik yang merupakan faktor utama yang paling berperan untuk
melakukan lay-up shoot dengan baik.
Dari beberapa unsur kondisi fisik yang mendukung lay-up shoot, peneliti ingin menekankan faktor-faktor fisik yang menunjang keberhasilan lay-up shoot dilihat dari segi kondisi fisik yang berhubungan dengan
dominan dalam menunjang kemampuan lay-up shoot yaitu
keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan.
Menurut hasil pengamatan pada siswa ekstrakulikuler basket di SMK N 4 Bandar Lampung, didasarkan data-data yang diperoleh siswa memiliki berbagai kemampuan fisik yang berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Dengan demikian kemampuan yang dimiliki siswa dalam melakukan lay-up shoot berbeda pula. Maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian tentang “Kontribusi keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Latar belakang masalah yang telah dikemukakan mengarah pada
pemikiran adanya berbagai masalah. Dari berbagai masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Pentingnya tingkat keseimbangan anak pada saat melakukakn lay-up shoot.
2. Pentingnya tingkat lompatan pada saat anak melakukan lay-up shoot. 3. Pentingnya kelentukan pergelangan tangan pada saat anak melakukan
8
C. Batasan Masalah
Dari banyaknya masalah yang muncul, maka perlu diadakan pembatasan masalah, agar penelitian ini lebih mendalam pengkajiannya. Adapun pembatasan masalahnya yaitu:
1. Keseimbangan yang berpengaruh dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
2. Power tungkai yang berpengaruh dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
3. Kelentukan pergelangan tangan yang berpengaruh dengan
kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
4. Kemampuan melakukan lay-up shoot pada siswa ekstrakulikuler SMKN 4 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang di kemukakan, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
2. Seberapa besar kontribusi power tungkai dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung?
3. Seberapa besar kontribusi kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa
ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Besarnya kontribusi keseimbangan dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung
2. Besarnya kontribusi power tungkai dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung
3. Besarnya kontribusi kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa
ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
10
1. Mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kontribusi antara keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan lay up shoot.
2. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, memberikan masukan bagi dosen untuk meningkatkan kemampuan lay-up shoot pada mahasiswa dengan memandang bahwa unsur keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan merupakan faktor
yang mendukung untuk dapat melakukan tembakan lay-up shoot dengan baik dan memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan. 3. Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, penelitian ini dapat menjadi
acuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran bola basket.
4. Pelatih, mengetahui kontribusi keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan untuk meningkatkan prestasi atletnya. 5. FKIP UNILA, dapat menjadi salah satu referensi bagi Mahasiswa
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap atau posisi tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut Oxendine dalam Harsono (1988:223) balance adalah ”Ease in maintaining and controling body position” atau mudahnya orang untuk mengontrol dan
mempertahankan posisi tubuh. Sedangkan menurut Bucher dalam Harsono (1988:223) balance adalah “The ability of the individual to control organic equipment neuromuscularly”.
Selanjutnya menurut Mukholid (2004:10) keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ saraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat dengan perubahan letak titik berat badan yang cepat pula baik dalam keadaan statis maupun dalam keadaan dinamis.
Menurut Harsono (1988:223) ada dua macam keseimbangan yaitu: (1) Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap
12
kemampuan untuk mempertahankan sikap atau posisi tubuh dalam keadaan bergerak.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mempertahankan sikap tubuh yang tepat dengan perubahan letak titik berat badan yang cepat saat melakukan gerakan tembakan lay-up shoot.
B.Power Tungkai
Tungkai merupakan anggota tubuh (extrimitas) bagian bawah dan terdiri dari:
a. Otot-otot tungkai atas meliputi:
M. abduktor maldanus, M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga
otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menggerakkan gerakan abduksi dari femur, M. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M vastus inter medial,
Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai
bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta
memutar ke dalam, M. Sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar ke luar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan
membengkokkan ke luar.
Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada gambar :
14
b. Otot-otot tungkai bawah meliputi:
Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari
manis dan kelingking jari, otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, tendo Achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis
posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki
di sebelah ke dalam.
Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada gambar :
C.Kelentukan Pergelangan Tangan
Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen disekitar persendian (Sajoto, 1988:58). Sedangkan menurut Harsono (1988:163) mengatakan kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan kelentukan akan dapat (a) mengurangi cedera pada otot dan sendi, (b) membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan, (c) menghemat pengeluaran energi (efisien) pada waktu
melakukan gerakan-gerakan, (d) membantu mengembangkan prestasi dan (e) membantu memperbaiki sikap tubuh. Dalam permainan bola basket,
kelentukan digunakan untuk mengefektifkan gerakan saat pemain melepas bola untuk dimasukkan ke keranjang, baik dipantulkan ke papan maupun tidak dipantulkan.
Pergelangan tangan tersusun olah tulang persendian meliputi ulna, radius, carpal (schapoid, lunate, triguteral, pisitorm, tarapezium, trapezoid, capitale
dan lamate) metacarpal, phalanges (distale, midlle dan proxima) (Marieb, 2001:227) Sedangkan otot yang menyusunnya terdiri dari 1) penggerak utama untuk fleksi pergelangan tangan adalah: M. fleksor carpi radialis, M. fleksor carpi ulnaris, 2) penggerak utama untuk ekstensi pergelangan tangan adalah:
M.ekstensor carpi radialis (longus dan brevis), M. ektensor carpi ulanris, 3)
16
aduksi adalah: M. Fleksor carpi ulnaris, M.ekstensor carpi ulnaris
(Soedarminto,1992:56).
Gambar 3. Struktur rangka pergelangan tangan (Syaifudin, 1997:26)
D.Bola Basket
Permainan bola basket merupakan cabang olahraga beregu, dan di dalam pelaksanaanya dilakukan oleh dua regu. Masing-masing regu terdiri atas lima orang. Setiap pemain dapat memainan bola dengan satu tangan atau dua tangan. Di dalam memainkan bola dapat dilakukan dengan dilempar, digelindingkan dan digiring. Tujuan utama permainan bola basket adalah memasukkan bola ke dalam keranjang lawan sebanyak-banyaknya dan mencegah lawan untuk membuat angka.
mendribblenya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuh dengan dua tangan secara bersamaan.
Menurut Dinata (2003 : 27) Bola basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri atas 5 orang pemain. Tiap regu berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan, dan mencegah lawan memasukkan bola atau membuat angka. Selama permainan, bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digelindingkan atau dipantulkan/didribble kesegala arah, sesuai kebutuhan atau tehnik yang diterapkan. Selanjutnya menurut PERBASI, bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri atas 5 orang pemain. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan/didribble ke segala arah. Kekompakan dan kerjasama atara pemain merupakan kunci keberhasilan untuk memenangkan pertandingan. Tanpa kerja sama yang kompak, maka suatu tim akan mengalami kesulitan untuk memenangkan pertandingan.
Adapun gambar lapangan bola basket adalah sabagai berikut:
18
E.Tembakan Lay-Up Shoot
Menurut Sumiyarsono (2002 :35-36) tembakan lay-up shoot adalah jenis tembakan yang dilakukan sedekat mungkin dengan basket yang didahului dengan lompat-langkah-lompat. Tembakan lay-up shoot dapat dilakukan dengan didahului berlari, menggiring atau memotong kemudian berlari dan menuju ke arah basket. Dalam melakukan tembakan lay-up shoot sebaiknya dilatihkan terlebih dahulu, sebelum dilaksanakan pada saat bermain
sesungguhnya. Hal tersebut dikarenakan tembakan lay-up shoot memerukan langkah dua atau lompat-langkah-lompat, yang akan berakibat melakukan pelanggaran. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Saat menerima bola, lurus dalam keadaan melayang dengan lompatan pertama sejauh mungkin yang mempunyai manfaat untuk meninggalkan lawan yang menjaga.
b. Saat melangkah, dilakukan dengan langkah pendek yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan badan dan memperoleh awalan pada lompatan berikutnya setinggi mungkin agar dapat mendekat pada basket. c. Saat pelepasan bola, dilakukan dengan kekuatan kecil sebaiknya
dipantulkan papan disekitar garis tegak pada petak kecil yang tergambar pada papan basket.
19) mengemukakan bahwa “tembakan lay-up shoot merupakan tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan kedalam keranjang basket yang didahului dengan gerak dua langkah. Melangkah kaki dua kali, mengoper, atau
menembakkan bola merupakan unsur penting dalam gerakan lay-up shoot”.
Adapun kesalahan-kesalahan umum dalam melakukan lay-up shoot adalah sebagai berikut:
a. Langkah pertama terlalu tinggi.
b. Menerima bola tidak dalam keadaan melayang. c. Melepaskan bola dengan kekuatan besar.
d. Pada saat melayang kaki tidak lemas bergantung tetapi aktif digerakkan.
Melangkah dengan kaki, langkah sebelum melakukan lay-up shoot haruslah pendek sehingga dapat segera membungkuk lalu mengangkat lutut untuk melakukan gerakan lompatan. Mengangkat lutut sambil menembak dan bola lurus ke atas sambil melompat dan membawa bola diantara telinga dan bahu. Mengarahkan lengan, pergelangan, dan jari-jari lurus ke arah ring basket dengan sudut antara 45 derajat sampai dengan 60 derajat dan melepaskan bola dari telunjuk jari tengah dengan sentuhan halus. Mempertahankan posisi tangan menyeimbangkan pada bola sampai bola terlepas. Melakukan follow through dengan tetap mengangkat lengan dan lurus terentang pada siku,
20
Lay-up shoot yang harus dipelajari dalam permainan bola basket. Dalam
situasi persaingan, jenis tembakan ini harus bisa dilakukan pemain baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lay-up shoot dilakukan diakhir dribble. Pada jarak beberapa langkah dari ring, pen-dribble secera serentak
mengangkat tangan dan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang. Menurut Wissel (2000: 61-62) bahwa terdapat kunci sukses melakukan tembakan lay-up shoot yaitu:
a. Fase persiapan: 1) langkah pertama harus lebar atau jauh untuk
memelihara keseimbangan, 2) langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat yang tinggi, 3) bahu rileks, 4) tangan yang tidak menembak diletakkan dibawah bola, 5) tangan yang menembak diletakkan di belakang bola, 6) siku masuk dan rapat.
Gambar 5. Gerakan Fase Persiapan (Sumber: Wissel, 2000 : 61)
Gambar 6. Gerakan Fase Pelaksanaan (Sumber: Wissel, 2000:61)
c. Fase follow through: 1) mendarat dengan seimbang dan lutut ditekuk, 2) tangan keatas.
Menurut Sumiyarsono (2002: 36) sesuai dengan peraturan permainan bola basket setiap pemain yang menerima bola saat melayang diperbolehkan melanjutkan dengan dua langkah. Langkah tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Apabila tolakan pertama dengan kaki kanan, kemudian kaki kiri dan diakhiri dengan kaki kanan.
b. Apabila tolakan pertama menggunakan kaki kiri, kemudian kaki kanan diakhiri dengan kaki kiri.
22
Gambar 7. Gerakan lay-up shoot Sumber: (Ahmadi 2007: 20)
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam tembakan lay-up shoot menurut Sukintaka (1979:23) ialah :
1. Saat menerima bola
Saat menerima bola harus dalam keadaan melayang.
2. Saat melangkah
Langkah pertama harus lebar atau jauh untuk memelihara keseimbangan, langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan agar dapat melompat setinggi-tingginya.
3. Saat melepaskan bola
Sesuai dengan peraturan permainan bahwa seorang pemain yang menerima bola saat melayang, maka pemain tersebut diperbolehkan untuk menambah langkah2 (dua) hitungan, dan hitungan ketiga adalah saat melepaskan bola sebagai suatu tembakan. Langkah lay-up shoot dapat dilakukan bila saat menerima bola dalam keadaan melayang dengan kaki kanan di depan, maka hitungan satu dikenakan pada saat kaki kanan mendarat di lantai, hitungan dua pada saat kaki kiri melangkah ke depan dan mendarat, sedang hitungan tiga adalah saat melepaskan bola untuk tembakan, yaitu pada saat tercapainya titik tertinggi dan sedekat mungkin dengan simpai, sesaat dalam keadaan berhenti di udara. Begitu juga sebaliknya bila saat menerima bola dalam keadaan melayang dengan kaki kiri di depan, maka hitungan satu dikenakan pada saat kaki kiri mendarat di lantai, hitungan dua pada saat kaki kanan melangkah ke depan dan mendarat, sedang hitungan ketiga adalah saat melepaskan bola untuk tembakan.
Menembak, khususnya tembakan lay-up shoot merupakan keahlian yang sangat penting dalam bolabasket di samping teknik dasar yang lain. Penembak yang baik sering disebut dengan pure shooter, disebut demikian karena
kehalusan tembakannya. Penembak yang handal itu merupakan hasil dari latihan, bukan bawaan dari lahir. Menembak (lay-up shoot) adalah suatu teknik yang dapat dilatih sendiri setelah mengerti mekanisme tembakan yang benar (Wissel, 2000:46).
24
dalam menembak. Salah satu faktor yang menetukan untuk menghasilkan suatu tembakan yang akurat adalah sudut tembakan.
Adapun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat melakukan tembakan lay-up shoot menurut Wissel (2000:62-63) adalah:
1. Pada saat mengambil ancang-ancang menggunakan lompatan jauh (imbang ke depan atau ke samping) daripada melompat tinggi.
2. Sebelum melakukan tembakan, bola diputar ke arah dalam sehingga mudah dihalang atau dicuri oleh lawan.
3. Kehilangan kontrol bola karena terlalu cepat menarik tangan penyeimbang pada bola.
4. Tembakan menggunakan tangan yang jauh dari ring sehingga menghasilkan bola yang memutar menjauhi ring. Bola memantul terlalu rendah pada papan dan keluar, karena tembakan bola tidak lebih tinggi dari papan.
F. Pengertian Ekstrakurikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008: 4), kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai.
Sedangkan pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa
tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.
G.Kerangka Pikir
Lay-up shoot adalah salah satu teknik dalam menembak pada permainan bola
basket. Tembakan lay-up shoot dilakukan dekat dengan keranjang setelah menangkap bola atau menggiring bola. Dalam gerakan lay-up shoot ada beberapa komponen kondisi fisik yang terlibat di dalamnya antara lain: keseimbangan, power tungkai, dan kelentukan pergelangan tangan.
26
1. Kontribusi Keseimbangan Dengan Kemampuan Lay-Up Shoot.
Keseimbngan sangat diperlukan dalam melakukan lay-up shoot karena keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ saraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat dengan
perubahan letak titik berat badan yang cepat pula baik dalam keadaan statis maupun dalam keadaan dinamis. Dengan keseimbangan yang dimiliki, siswa dapat mempertahankan sikap tubuh yang tepat dengan perubahan letak titik berat badan yang cepat saat melakukan gerakan tembakan lay-up shoot.
2. Kontibusi Power Tungkai Dengan Kemampuan Lay-Up Shoot.
Power tungkai sangat diperlukan dalam melakukan lay-up shoot karena
power tungkai merupakan kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat pada saat melakukan tembakan lay-up shoot untuk mencapai jarak terdekat dengan ring.
3. Kontirbusi Kelentukan Pergelangan Tangan Dengan Kemampuan Lay- Up Shoot.
Dalam melakukan gerakan lay-up shoot secara benar dituntut untuk memiliki kualitas fisik yang bagus, salah satunya adalah memiliki kelentukan pergelangan tangan. Kelentukan digunakan untuk
mengefektifkan gerakan saat pemain melepas bola untuk dimasukkan ke keranjang, baik dipantulkan ke papan maupun tidak dipantulkan.
Sesorang yang tidak mempunyai kelentukan pergelangan
Berdasarkan uraian di atas, kelentukan pergelangan tangan mempunyai peranan penting dalam menunjang hasil melakukan lay-up shoot.
H.Hipotesis
Menurut Sudjana (2005: 219) hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut melakukan pengecekannya.
Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini untuk putra sebagai berikut: 1. H0 : Tidak ada kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan lay-up
shoot putra dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
H1 : Ada kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan lay-up shoot
putra dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
2. H0 : Tidak ada kontribusi power tungkai terhadap kemampuan lay-up
shoot putra dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
H1 : Ada kontribusi power tungkai terhadap kemampuan lay-up shoot
putra dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
3. H0 : Tidak ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap
kemampuan lay-up shoot putra dalam permainan bola basket pada siswa
28
H1 : Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan
lay-up shoot putra dalam permainan bola basket pada siswa
ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
Dan hipotesis penelitian untuk putri adalah sebagai berikut:
1. H0 : Tidak ada kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan lay-up
shoot putri dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
H1 : Ada kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan lay-up shoot
putri dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
2. H0 : Tidak ada kontribusi power tungkai terhadap kemampuan lay-up
shoot putri dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
H1 : Ada kontribusi power tungkai terhadap kemampuan lay-up shoot
putri dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
3. H0 : Tidak ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap
kemampuan lay-up shoot putri dalam permainan bola basket pada siswa
ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
H1 : Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan
lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa putri
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk
mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi, Margono S. (2005).
Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran di lapangan. Dianalisis
menggunakan analisis regresi linier sederhana atau regresi linier tunggal. Membahas hubungan variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Sesuai dengan judul penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar
30
B.Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (1998 : 106) “Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin
terlaksana”. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014 – 2015 sebanyak 34 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2002 : 108) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%”.
Berdasarkan pendapat di atas penulis mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel karena populasi kurang dari 100. Maka subjek penelitian adalah populasi sampel, sehingga jumlah siswa yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah 34 siswa.
C.Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya, dalam penelitian ini ada tiga variabel bebas, yaitu : 1. Keseimbangan (X1)
2. Power tungkai (X2)
3. Kelentukan pergelangan tangan (X3)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergantung pada variabel lainnya, dalam penelitian ini variabel terikat adalah kemampuan lay-up shoot (Y).
D.Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Desain penelitian variabel X dan variabel Y (Sumber: Arikunto. 2002)
Keterangan :
X1 : keseimbangan
X2 : power tungkai
X3 : kelentukan pergelangan tangan
Y : Lay-up shoot
X2
X3
X1
32
E.Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2010:265) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Arikunto (2010:265) bahwa untuk memperoleh data data yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula.
Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran di lapangan.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002 : 136) “instrumen adalah alat atau fasilitas yang
digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah”. Tes dan pengukuran
yang diukur meliputi :
1. Instrumen keseimbangan
Untuk mengukur keseimbangan digunakan suatu alat yang disebut Balance One. Alat yang digunakan antara lain :
1. Balance one, Blangko tes, dan alat tulis. 2. Blangko tes
Pelaksanaan balance one:
Beri penjelasan kepada peserta mengenai tes yang akan dilakukan sampai peserta benar-benar paham, dan tes dilakukan sebanyak dua kali
pengukuran dan diambil nilai yang terbaik. Peserta menaruh sebelah kaki (kanan atau kiri) dilantai dan sebelah kaki diatas reaction stand. Kemudian peserta mengangkat sebelah kaki yang tadi berada dilantai, meletakkan tangan dipinggang, dan menutup mata ketika mendengar suara buzzer. Tekan tombol start, perintahkan peserta bersiap begitu buzzer berbunyi peseta mengangkat satu kaki, meletakkan tangan dipinggang dan menutup mata kemudian menahan posisi tersebut selama mungkin. Jika peserta meletakkan sebelah kaki yang tadi diangkat, maka alat akan berhenti menghitung. Catatlah hasil yang muncul di display, tekan reset untuk mengembalikan display ke posisi “0” dan alat siap untuk melakukan tes pada peserta berikutnya.
Penilaian :
Hasil dari besarnya keseimbangan bisa dilihat pada alat pengukur dalam satuan detik. Nilai yang diambil adalah nilai terbaik dari dua kali
pengulangan.
34
2. Instrumen power tungkai
Testi berdiri kedua kaki rapat, telapak kaki menempel penuh dilantai, dengan menggunakan alat vertical jump di ikatkan di pinggang. Lihat di monitor bahwa angka yang tertera 0. Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak di belakang badan. Testi meloncat ke atas setinggi mungkin. Lakukan tiga kali loncatan. Catat tinggi loncatannya yang tertera pada monitor.
Tabel 1. Norma Tes Vertical Jump
Laki-laki * Dalam Inci
Norma Usia
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18>
Baik sekali 16” 16” 16” 20” 20” 20” 25” 25” 25” 26”
Baik 14” 14” 14” 17” 17” 17” 23” 23” 23” 24”
Cukup 11” 11” 11” 14” 14” 14” 19” 19” 19” 19”
Kurang 9” 9” 9” 11” 11” 11” 12” 12” 12” 13”
Kurang sekali 4” 4” 4” 5” 5” 5” 5” 5” 5” 8”
Sumber: Johnson & Nelson (2000) dalam Panduan Penetapan Parameter Tes pada Pusat PPLP dan Sekolah Khusus Olahragawan
3. Instrumen kelentukan pergelangan tangan
Mengukur kelentukan pergelangan tangan menggunakan goniometer: Petunjuk:
pengukuran kelantukan pergelangan tangan dengan goniometer. b. Sebelum melakukan tes, teste mencontohkan cara menggunakan alat c. Teste duduk pada tempat yang sudah disediakan dan goniometer berada
diatas meja.
d. Telapak tangan teste diletakkan di samping menempel pada alat dan menghadap ke atas.
e. Pergelangan tangan melakukan gerakan fleksi dengan mengangkat jarum penunjuk.
f. Baca penunjuk jarum pada skala saat maksimum terjadi. g. Tes dilakukan dua kali dan diambil yang terbaik
h. Hasil pengukuran ditulis dalam satuan derajat (0)
4. Instrumen kemampuan lay-up shoot Tes kemampuan lay-up shoot
a. Fasilitas dan alat
1. Lapangan bola basket 2. Bola basket
3. Peluit 4. Stopwatch 5. Alat tulis
6. Dua orang untuk pemberi aba-aba dan pencatat hasil lay-up shoot
b. Pelaksanaan Tes
36
dengan tangan kanan ke arah ring dan selanjutnya memasukkan bola kedalam ring dari sisi kanan menggunakan tangan kanan. Bola yang memantul dari ring kemudian ditangkap atau rebound dan kemudian memantulkan bola (dribble) dengan tangan kiri kearah T1, lakukan pembalikan pada T1 dari dalam keluar, selanjutnya memantulkan bola kembali ke ring dengan tangan kiri, lalu masukkan bola lagi ke dalam ring dengan tangan kiri. Bola ditangkap lagi selanjutnya dribble dengan tangan kanan ke T2 dan berputar dari dalam keluar pada T2, lakukan lagi hal ini selama 1 menit, untuk testi yang kidal
diperkenankan titik T1 sebagai tempat start.
c. Cara Penilaian
Setiap bola yang masuk dalam ring diberi nilai 1, jika terjadi kesalahan arah pelaksanaan, kesalahan tangan yang memasukkan bola, bola dibawa jalan dan menggiring double diberi nilai 0, jika waktu habis bola sudah lepas dari tangan testi dan masuk maka tetap diberi nilai 1. nilai testi adalah jumlah nilai yang berhasil diperoleh selama 1 menit, nilai ini kemudian di rubah kedalam T-skor.
Tabel 2. T-score Kerbleger Test
Sumber: Iryadi A dan Iyahsuddin (1997), Tes dan Pengukuran Olah raga.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data ditujukan untuk mengetahui jawaban akan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan satuan ukurannya sehingga lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Dengan demikian data mentah diubah menjadi data yang standart (T-Skor). Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Data yang dianalisis adalah data variabel bebas yaitu (X1) keseimbangan, (X2) power tungkai, (X3) kelentukan pergelangan tangan, serta variabel terikat (Y) hasil lay-up shoot. Analisis dilakukan untuk menguji hipotesis
38
yang telah dikemukakan, yaitu untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas pada variabel terikat, X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, X3 terhadap Y. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana. Untuk
perhitungan statistic menggunakan program SPSS for windows release 16.
Rumus untuk Regresi linear sederhana :
Keterangan :
Ŷ = Variabel Terikat (Dependent) X = Variabel Bebas
a = Nilai Konstanta
b = Koefesien Arah Regresi Ket :
X1 = Keseimbangan X2 = Power Tungkai
X3 = Kelentukan pergelangan tangan Y = Kemampuan lay up shoot
1. Uji Prasyarat Analisis Regresi
Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, meliputi : uji normalitas data, uji homogenitas varians data, dan uji linieritas data.
Adapun hasilnya dirangkum pada tabel-tabel di bawah ini.
a. Uji Normalitas
Hasil output dari pengujian dapat dilihat pada table uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov terlampir hal. 80.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas pada analisis regresi sederhana berguna untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada rangkuman tabel 1 Anova terlampir hal. 81-82.
c. Uji Heteroskedastisitas atau Uji Homogenitas
Dari hasil output SPSS ternyata seluruh variabel adalah homogen karena nilai probabilitas (Sig.)>0,05.
2. Analisis Regresi
Rangkuman hasil perhitungan SPSS tes keseimbangan, power tungkai, kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan Lay-Up Shoot adalah sebagai berikut :
a. Regresi Keseimbangan (X1) terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y)
Lampiran 7 Output Bagian Keempat (Coefficients) : Pada tabel Coefficients, pada kolom B pada Constant (a) adalah 28,711, sedang nilai keseimbangan (b) adalah 0,816, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis :
Y = a + bX atau 28,711+ 0,816X
40
bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
Kostanta sebesar 28,711menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
keseimbangana maka nilai kemampuan lay-up shoot 28,711. Koefisien regresi X sebesar 0,816 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai keseimbangana, maka kemampuan lay-up shoot bertambah sebesar 0,816.
Lampiran 7 Output Bagian Kedua (Model Summary): Menjelaskan besarnya nilai korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,816 dan dijelaskan besarnya prosentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,666, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh/ kontribusi variabel bebas (keseimbangana) terhadap variabel terikat (kemampuan lay-up shoot) adalah sebesar 66,6%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
b. Regresi Power Tungkai (X2) terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y)
Lampiran 8 Output Bagian Keempat (Coefficients) : Pada tabel Coefficients, pada kolom B pada Constant (a) adalah 11,064, sedang nilai power tungkai (b) adalah 0,873, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis :
Koefisien b dinamakan keofisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
Kostanta sebesar 11,064 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
power tungkaia maka nilai kemampuan lay-up shoot 11,064. Koefisien regresi X sebesar 0,873 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai power tungkaia, maka kemampuan lay-up shoot bertambah sebesar 0,873.
Lampiran 8 Output Bagian Kedua (Model Summary): Menjelaskan besarnya nilai korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,873 dan dijelaskan besarnya prosentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,763, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh/ kontribusi variabel bebas (power tungkaia) terhadap variabel terikat (kemampuan lay-up shoot) adalah sebesar 76,3%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
c. Regresi Regresi Kelentukan Pergelangan Tangan (X3) terhadap Kemampuan Lay-Up Shoot (Y)
42
nilai kelentukan pergelangan tangan (b) adalah 0,679, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis :
Y = a + bX atau 34,515+0,679X
Koefisien b dinamakan keofisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
Kostanta sebesar 34,515 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
kelentukan pergelangan tangana maka nilai kemampuan lay-up shoot 34,515.
Koefisien regresi X sebesar 0,679 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai kelentukan pergelangan tangana, maka kemampuan lay-up shoot bertambah sebesar 0,679.
variabel terikat (hasil kayang) adalah sebesar 46,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
3. Uji Hipotesis Hipotesis 1
Keseimbangan memiliki nilai 7,988 dan nilai signifikansi (Sig.)
0,000. Tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan (df) = n-2 = 34-2 = 32, serta pengujian satu sisi diperoleh nilai 2,036933.
Artinya 7,988>2,036933 atau (Sig.) 0,000<0,05. Sehingga H0
ditolak dan H1 diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan lay-up shoot.
Hipotesis 2
Power tungkai memiliki nilai 5,432 dan nilai signifikansi (Sig.)
0,000. Tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan (df) = n-2 = 34-2 = 32, serta pengujian satu sisi diperoleh nilai 2,036933.
Artinya 10,145 >2,036933 atau (Sig.) 0,000<0,05. Sehingga
H0 ditolak dan H2 diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara power tungkaia dengan kemampuan lay-up shoot.
Hipotesis 3
Kelentukan pergelangan tangan memiliki nilai 5,234 dan nilai
44
atau (Sig.) 0,000<0,05. Sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Ada
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Kontribusi keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa
ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada kontribusi yang signifikan antara keseimbangan putra dengan kemampuan lay-up shoot putra dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
2. Ada kontribusi yang signifikan antara keseimbangan putri dengan kemampuan lay-up shoot putri dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
3. Ada kontribusi yang signifikan antara power tungkai putra dengan kemampuan lay-up shoot putra dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
65
5. Ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan pergelangan tangan putra dengan kemampuan lay-up shoot putra dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung. 6. Ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan pergelangan tangan
putri dengan kemampuan lay-up shoot putri dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakulikuler SMK N 4 Bandar Lampung.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar/prestasi keterampilan bola basket khususnya lay-up shoot maka perlu diperhatikan unsur kondisi fisik keseimbangan, power tungkai dan kelentukan pergelangan tangan seorang siswa/atlet.
2. Kepada para guru pendidikan jasmani dan pelatih bola basket agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam melatih olahraga basket.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Akros. 1999. Buku Penuntun Bola Basket Kembar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola Basket. Surakarta: Raja Intermedia. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tentang Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Depdikbud.
Dinata, Marta. 2003. Dasar-dasar Mengajar Bola Basket. Penerbit Cerdas Jaya, Jakarta
Hadi, Sutrisno. 1990. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Hadisasmita, Yusuf dan Syarifudin, Aip. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tinggi Tenaga Akademik, Jakarta.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. C.V Tambak Kusuma, Jakarta.
Hasian, Ucok. 2001. Sumbangan Berat Badan, Tinggi Badan, Panjang Lengan, dan Power Lengan Terhadap Prestasi Tolak Peluru Gaya Belakang. Yogyakarta.
Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. UNS Press, Surakarta. Iryadi A dan Iyahsuddin. 1997. Tes dan Pengukuran . Jakarta
Marieb, Elaine Nicpon. 2001. Human Anatomy & Physiology. USA: Benjamin Cummings
Mukholid, Agus. 2004. Pendidikan Jasmani. Penerbit Yudistira, Surakarta. Pearce, Evelin C. 2002. Anatomi & Fisiologi Untuk Para Medis Terjemahan Sri
Yuliani Handoyo. PT. Gramedia. Jakarta.
Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Soedarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito, Bandung.
Sukintaka. 1979. Permainan dan Metodik; Buku II. Jakarta: Tarate Bandung. Sumiyarsono, Dedi. 2002. Ketrampilan Bola Basket. Yogjakarta: UNY
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka