• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

PIRING DUA BELAS DANCE LEARNING BY USING DEMONSTRATE METHOD IN X CLASS

IN SMA 3 BANDAR LAMPUNG

BY FREDI TENANG

The problem of this reserach is how the process and the result of piring dua belas dance learning by using demonstrate method in X class in SMA 3 Bandar Lampung. This research aims to describe the process and the result of piring dua belas dance learning by using demonstrate method in X class in SMA 3 Bandar Lampung.

This research used demonstrate and piring dua belas dance theory. The method used in this research was descriptive qualitative. The sources of the research were 36 students from X sains 4 class, which consist of 12 boy students and 24 girl students and also the art teacher. Technique of collecting the data were observation, documentation, and interview. The research instruments used were practical test, non-test, and teacher’s activity observation.

The steps of piring dua belas dance learning by using demonstrate method were preparating step, seen from when the teacher formulated the learning purposes, opening step seen from when the teacher started the lesson before going to the main activity, implementing step seen from when the teacher taught in the class, ending step seen from when the teacher closed and evaluated the learning activity. The result of piring dua belas dance learning by using demonstrate method in X class in SMA 3 Bandar Lampung, in the practical test in wiraga, wirama, and wirasa aspects, 21 students are able to dance the piring dua belas dance in good criteria and 15 students are not able to dance the piring dua belas dance in good criteria.

(2)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

OLEH FREDI TENANG

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses dan hasil pembelajaran tari piring dua belas menggunakan metode demonstrasi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendepkripsikan proses dan hasil pembelajaran tari piring dua belas menggunakan metode demonstrasi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

Penelitian ini menggunakan teori demonstrasi dan tari piring dua belas. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 4 berjumlah 36 siswa, yang terdiri dari 12 siswa dan 24 siswi serta guru seni budaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, dokumentasi, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes praktik, non tes dan pengamatan aktivitas guru.

Langkah-langkah pembelajaran tari piring dua belas dengan menggunakan metode demonstrasi meliputi langkah persiapan, dilihat dari guru ketika merumuskan tujuan pembelajaran, langkah pembukaan dilihat ketika guru memulai pembelajaran sebelum memulai kegiatan inti, langkah pelaksanaan dilihat ketika guru mulai melakukan pembelajaran di kelas, langkah mengahiri dilihat ketika guru menutup dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian pembelajaran tari piring dua belas menggunakan metode demonstrasi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada penilaian tes praktik pada aspek wiraga, wirama dan wirasa diperoleh data 21 siswa dinyatakan sudah mampu menarikan tari piring dua belas dengan baik dan 15 siswa tidak mampu menarikan tari piring dua belas dengan baik.

(3)

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR

LAMPUNG

Oleh

FREDI TENANG

(skripsi)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Profil SMAN 3 Bandar Lampung ... 39

Gambar 4.2 Kondisi Siswa Pada Pertemuan Pertama ... 47

Gambar 4.3 Guru merangsang siswa untuk menjawab pertanyaan ... 48

Gambar 4.4 Siswa memperagakan ragam gerak ngakhakelap ... 55

Gambar 4.5 Guru memerintahkan siswa mengeluarkan piring ... 61

Gambar 4.6 Siswa memperakan ragam gerak sebatang masuk ... 64

Gambar 4.7 Siswa memperhatikan demonstrasi dari guru ...71

Gambar 4.8 Siswa berproses bersama kelompok ... 87

Gambar 4.9 Guru memberikan catatan urutan ragam gerak ... 94

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Batasan Masalah ... 5

1.3. Rumusan Masalah ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

1.6. Ruang Lingkup ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Pustaka ... 8

2.2. Pembelajaran ... 9

2.3. Metode Demonstrasi ... 11

2.3.1. Kelebihan Metode Demostrasi ... 11

2.3.2. Kelemahan Metode Demonstrasi ... 12

(6)

2.4. Tari Piring dua belas ... 15

2.4.1. Asal-usul Tari Piring Dua Belas ... 15

2.4.2. Ragam Tari Piring Dua Belas ... 18

2.4.3. Busana Tari Piring Dua Belas ... 21

2.4.4. Musik Pengiring Tari Piring Dua Belas ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Metode Penelitian ... 26

3.2. Sumber Data ... 27

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.3.1. Observasi ... 28

3.3.2. Wawancara ... 28

3.3.3. Dokumentasi ... 29

3.4. Instrumen Penelitian ... 29

3.4.1. Instrumen Pengamatan aktivitas Guru ... 29

3.4.2. Tes Praktik ... 31

3.4.3. Non Tes ... 34

3.5. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Profil Sekolah SMA Negeri 3 Bandar Lampung ... 39

4.1.1. Sejarah Sekolah ... 39

4.1.2. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Bandar Lampung ... 40

4.1.3. Daftar Nama Dewan Guru SMA Negeri 3 Bandar Lampung. 41 4.1.4. Sarana dan Prasarana ... 44

4.2. Persiapan Penelitian ... 45

4.3. Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 46

4.3.1. Pertemuan Pertama ... 46

4.3.1.1. Deskripsi Pertemuan Pertama ... 46

4.3.1.2. Pembahasan Pertemuan Pertama ... 49

4.3.1.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Pertama ... 50

4.3.1.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ... 51

4.3.2. Pertemuan Kedua ... 52

4.3.2.1. Deskripsi Pertemuan Kedua ... 52

4.3.2.2. Pembahasan Pertemuan Kedua ... 55

4.3.2.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kedua ... 57

4.3.2.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 58

4.3.3. Pertemuan Ketiga ... 60

4.3.3.1. Deskripsi Pertemuan Ketiga ... 60

4.3.3.2. Pembahasan Pertemuan Ketiga ... 64

4.3.3.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga ... 65

4.3.3.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga ... 67

4.3.4. Pertemuan Keempat ... 69

4.3.4.1. Deskripsi Pertemuan Keempat ... 69

4.3.4.2. Pembahasan Pertemuan Keempat ... 73

(7)

4.3.4.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat ... 76

4.3.5. Pertemuan Kelima ... 78

4.3.5.1. Deskripsi Pertemuan Kelima ... 78

4.3.5.2. Pembahasan Pertemuan Kelima ... 80

4.3.5.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kelima ... 81

4.3.5.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kelima ... 83

4.3.6. Pertemuan Keenam ... 84

4.3.6.1. Deskripsi Pertemuan Keenam ... 84

4.3.6.2. Pembahasan Pertemuan Keenam ... 88

4.3.6.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Keenam ... 89

4.3.6.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keenam ... 90

4.3.7. Pertemuan Ketujuh ... 92

4.3.7.1. Deskripsi Pertemuan Ketujuh ... 92

4.3.7.2. Pembahasan Pertemuan Ketujuh ... 95

4.3.7.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketujuh ... 96

4.3.7.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketujuh ... 97

4.3.8. Pertemuan Kedelapan ... 99

4.3.8.1. Deskripsi Pertemuan Kedelapan ... 99

4.3.8.2. Pembahasan Pertemuan Kedelapan ... 103

4.3.8.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kedelapan ... 104

4.3.8.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedelapan ... 105

4.4. Penggunaan Metode Demonstrasi ... 106

4.5. Temuan ... 108

BAB V HASIL PENELITIAN ... 110

5.1. Kesimpulan ... 110

5.2. Saran ... 112

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ragam gerak tari Piring Dua Belas ... 18

Tabel 2.2 Busana tari Piring Dua Belas ... 21

Tabel 3.1 Lembar pengamatan aktivitas guru ... 30

Tabel 3.2 Lembar pengamatan tes praktik ... 31

Tabel 3.3 Penentuan patokan nilai untuk skala lima ... 33

Tabel 3.4 Lembar pengamatan aktivitas siswa ... 34

Tabel 3.5 Instrumen penggunaan metode demonstrasi ... 36

Tabel 4.1 Daftar Nama Dewan Guru SMA Negeri 3 Bandar Lampung 41 Tabel 4.2 Daftar Sarana & Prasarana SMA Negeri 3 Bandar Lampung 44 Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Pertama... 50

Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama .... 51

Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kedua ... 57

Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 58

Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga ... 65

Tabel 4.8 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga ... 67

Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Keempat ... 74

Tabel 4.10 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat 76 Tabel 4.11 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kelima .... 81

Tabel 4.12 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kelima ... 83

Tabel 4.13Kelompok Tari Piring Dua Belas ... 87

Tabel 4.14Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Keenam ... 89

Tabel 4.15Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keenam .. 90

Tabel 4.16Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketujuh .... 96

(9)
(10)

MOTO

“Kebahagiaan itu akan datang jika kamu meraih dan menggejarnya”

(11)
(12)
(13)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan sebuah karya kecilku ini sebagai bukti cintaku kepada:

1. BAPAK dan IBU tercinta yang selama ini menjadi tumpuan hidupku sosok yang tak henti hentinya menyayangiku dan memberi semangat dan doa yang menyertai hidupku ini.

2. Keluargaku tersayang kakaku M.Samson dan adiku Putri Risma Yana yang selama ini memberi semangat untuku.

3. Untuk angkatan seni tari dari angkatan 2008 sampai angkatan 2014 yang menjadi bagian dalam hidupku.

(14)
(15)

RIWAYAT HIDUP

(16)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat Nya skripsi dengan judul “Pembelajaran Tari Piring Dua Belas menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas X SMA Negeri 03 Bandar Lampung” ini dapat diselesaikan :

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum selaku pembimbing I, terimakasih atas kesabaranya dalam membimbing penulis.

2. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari Fkip Unila. Terima kasih atas kesabaranya dalam membimbing penulis serta motivasi yang luar biasa.

3. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. yang telah berkenan sebagai pembahas serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Keguruan Universitas Lampung.

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

6. Agung Kurniawan.S.Sn.,Msn., Susi Wendhaningsih S.Pd.,M.Pd., Riyan Hidayatullah,S.Pd., M.Pd., Hasyimkan S.Sn.,MA., terimakasih telah membekali Ilmu Yang Bermanfaat Kepada Penulis selama melaksanakan perkuliahan di Progam Studi Pendidikan.

7. Diantori S.Sn., Henni Purnama Sari S.Sn. yang telah menjadi keluarga kecilku yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan pengalaman hidup yang luar biasa.

8. Kepala Sekolah SMA Negeri 03 Bandar Lampung, Guru Seni Budaya Rina Widiawati S.Pd. Anak murid kelas X IPA 1V beserta staf yang banyak membantu dalam pelaksanna penelitian oleh penulis.

(17)

10. Kepada kakakku M.Samson, adeku Putri Risma Yana yang selalu me,berikan kasih sayang yang luar biasa kepadaku.

11.Kepada Keluarga besarku yang tak tersebutkan satu persatu namanya terimakasih atas dukunganya dan kasih sayangnya kepada penulis.

12. Untuk keluarga besar angkatan Seni Tari dari angkatan 2008 sampai angkatan 2014 yang telah menjadi keluarga baruku.

13. Kepada angkatan 2011 teman seperjuangan yang bnyak memberikan asam garam dalam hidupku dan menjadi keluarga terbaiku.

14. Sahabatku Sekar, Tia, Agnes, Arum, Jemek, Viski, Risa, Dewi, Gita, Anisa, Fani, Doni, Bambang, Agus, Ariyadi, Pungki, Rio, Andri, Surya, Risa, Rora, Ica, Helda, Putra, Ardan, Andini, Resa, Bella, Prami, Zeni, Pande, Yang Memberikan Warna Dalam Hidupku.

15. Keluargaku geng sawo, anak papi: Vita , Dona, Geby, Evi, Rendri, Sem, Ichal yang selalu menjadi tempat curhatku dan teman terbaiku yg best of the best. 16. Nurul yang selalu tulus memberi semangat ,dan teman ,curhat ku.

17. Teman KKN tercinta : Nitha, Marlia, Nyinang, Okta, Ovi, Siska, Ahyar, Azmy, Reny, Ire yang selalu memberi motivasinya.

18.Staff dan bidang akademis yang banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita yang membaca, amien.

Bandar lampung, juni 2015 Penulis

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikaan merupakan bagian integral dalam pembangunan.Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.Pembangunan diarahkan dan bertujukan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainya saling berkaitan dan berlangsung dengan bersamaan. Bersamaan tentang proses suatu pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakaukan unntuk mngembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional(Hamalik 2014:1).

(19)

2

merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya, setiap tenaga pendidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas dan funngsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan ( Hamalik 2014:3-4).

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan siswa diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang ada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran (Hamalik, 2014 : 3).

Pendidikan seni pada dasarnya adalah bagaimana seni itu ada dan dimasukan dalam pendidikan untuk diterapkan atau diajarkan, agar siswa dapat mengembangkan bakat seni yang dimilikinya. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak atau siswa untuk memperkenalkan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk pengetahuan. Pendidikan seni sangat mengutamakan kreativitas siswa untuk aktif dalam setiap jenis seni yang dipelajari disekolah baik seni tari, seni musik, seni drama dan seni rupa (Mustika, 2013 : 26).

(20)

3

sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Maka berkat penemuan penemuan masa lampau,maka diadakan pemilihan dan selanjutnya disusun secara sistematis, artinya dapat diterima oleh akal pikiran. Semakin banyak pengalaman dan penemuan penemuan, maka semakin banyak pula mata ajaran yang harus di susun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa di sekolah. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa (Hamalik, 2014 : 16-17).

Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain, yang pada giliranya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum (Hamalik 2014:17).

(21)

4

yakni tari piring dua belas yang berasal dari provinsi Lampung. Tari piring dua belas merupakan tari tunggal traditional yang dimiliki oleh masyarakat lampung dan merupakan tari pergaulan masyarakat Lampung Pesisir yang beradatkan Saibatin. Masyarakat Lampung Pesisir merupakan masyarakat yang tinggal di pinggir pantai. Tari piring dua belas belum banyak dikenal oleh masyarakat Lampung secara keseluruhan, maka dari itu untuk mengenalkan dan melestarikan tari piring dua belas maka tarian ini diajarkan oleh siswa di sekolah dalam pembelajaran seni budaya. Dan salah satu sekolah yang ada di Bandar Lampung yang mengajarkan tari piring dua belas adalah SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

SMA Negeri 3 Bandar Lampung merupakan sekolah Negeri yang ada di Bandar Lampung yang telah mendapatkan akreditasi A, Dimana dalam proses belajar-mengajar pihak sekolah telah menyusun kegiatan pembelajaran yang disusun dalam rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) yang telah disesuikan dengan satuan pendidikan.

(22)

5

laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atas tiruannya ( Sagala, 2012 : 211).

Dengan diterapkan metode demontrasi maka di harapkan pembelajaran seni budaya materi tari piring dua belas dapat meningkatkan minat belajar siswa di kelas X SMA Negeri Bandar Lampung, yang mana siswa harus bisa memperagakantari piring dua belas baik siswa laki laki maupun perempuan. Dipilihnya metode demontrasi dalam

pembelajaran tari piring dua belas karena metode ini dianggap sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran tari yang diajarkan oleh guru kepada pesereta didik, karena siswa cenderung mengikuti apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh guru dan siswa menganggap yang dicontohkan oleh guru adalah materi yang mudah pelajari.

Tujuan diadakanya Pembelajaran tari piring dua belas di kelas X agar siswa dapat menyalurkan bakat di bidang seni tari dan dapat melestarikan warisan budaya setempat dan dapat membentuk kepribadian siswa.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul “ Pembelajaran tari piring dua

belas menggunakan metode demonstrasi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung’’. Namun dalam penelitian kali ini di fokuskan pada proses dan hasil

belajar siswa.

1.2 Batasan Masalah

(23)

6

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah :

1. Bagaimana proses pembelajaran tari piring dua belas dengan menggunakan metode demontrasi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung?

2. Bagaimana hasil pembelajaran tari piring dua belas dengan menggunakan metode demontrasi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari piring dua belas di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari piring dua belas di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

1.5 Manfaat Penelitian

Jika tujuan yang sudh dipaparkan di atas dapat tercapai maka manfaat dari penelitian ini adalah :

1.5.1 Manfaat bagi peneliti, diharapkan peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan proses pembelajaran seni tari di sekolah.

(24)

7

guru dengan menggunakan model atau metode baru sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.

1.5.3 Manfaat bagi siswa, siswa mendapatkan pengalaman dalam proses pembelajaran tari piring dua belas.

1.5.4 Manfaat bagi pembaca dapat menggunakan sebagai bahan pembelajaran dan bahan referensi bacaan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian.

1.6.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari piring dua belas menggunakan metode demontrasi di SMA Negeri 3 Bandar Lampung. 1.6.2 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa dalam pembelajaran tari piring dua belas di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. 1.6.3 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di Ruang Kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

1.6.4 Waktu Penelitian

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan pustaka

Pada penelitian terdahulu tari piring dua belas telah diteliti oleh saudari Septi Hidayati dalam skripsinya menuliskan tentang “ Penggunaan media audio visual dan kemampuan mendemontrasikan tari piring dua belas siswa SMA Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah’’(2012), dalam tulisanya mengkaji penggunaan media

audio visualnya saja dan kemampuan mendemontrasikan tari piring dua belas. Yinyin Septiani dalam skripsinya menuliskan tentang “Kemampuan menarikan tari piring dua belas melalui pendekatan kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Kota Agung”(2012), dalam tulisanya mengkaji

penggunaan teknik jigsaw dalam kemampuan menarikan tari piring dua belas oleh siswa.

Devi Nurmalasari dalam skripsinya menuliskan tentang “Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Tari Piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah” (2013), dalam tulisannya hanya mengkaji

(26)

9

budaya. Penelitian tersebut guru menjadi fokus pengamatan dalam penggunaan STAD yang diteliti, sedangkan pada hasil penelitian guru tidak menerapkan langkah-langkah STAD yang sesuai dengan teori dan tidak ada instrumen penilaian terkait ketercapaian penggunaan model STAD dalam pembelajarannya. Sementara dalam penelitian ini dalam mengkaji tentang pembelajaraan tari piring dua belas menggunakan metode demonstrasi di SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

Dalam penelitian ini mengkaji proses dan hasil belajar siswa yang dilengkapi dengan instrumen penilaian yang sesuai dengan metode demonstrasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran tari piring dua belas menggunakan metode demonstrasi di SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu adalah tempat pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan metode yang digunakan.

2.2 Pembelajaran

(27)

10

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. “learning is defined as the modifacation or streng thening of behavior through

experriencing” (Hamalik, 2014: 36). Menurut pengertian ini, belajar merupakan

suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan. Bukti bawha seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang.

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan nampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah : pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, sikap, dan lain-lain. Kalau seseorang sudah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam arti belajar. (Slameto, 2013: 2).

(28)

11

Pendidikan lebih menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi mengandung pengertian yang lebih luas sedangkan latihan (training) lebih menekankan pada pembentukan ketrampilan (skill). Para siswa perlu juga memiliki ketrampilan, dengan ketrampilan yang dia miliki dia dapat bekerja, berproduksi dan menghasilkan hal-hal untuk memenuhi kebutuhan banyak orang. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam PBM sebagian besar hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan guru. (Suryosubroto, 2009: 16).

2.3 Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atas tiruannya. Metode ini adalah yang paling pertama digunakan manusia yaitu tatkala manusia menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirukannya. Dengan metode demonstrasi siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan ( Sagala, 2012 : 211).

2.3.1 Kelebihan metode demonstrasi

Menurut Sagala dalam bukunya yang berjudul “Konsep dan makna pembelajaran”

(29)

12

pencapaiannya, dan kemudahan untuk dipahami siswa dalam pengajaran kelas. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain :

1. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Disamping itu perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan pada proses belajar mengajar dan tidak kepada lainnya.

2. Dapat membimbing siswa kearah berpikir kearah yang sama dalam satu pikiran yang sama.

3. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan demonstrasi dengan waktu yang pendek.

4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

5. Karena gerakan dan prosespertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

6. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat dijawab melalui proses demonstrasi.

2.3.2 Kelemahan metode demonstrasi

Sagala juga menyebutkan bahwa metode demonstrasi mempunyai beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut :

(30)

13

2. Untuk menentukan demonstrasi diperlukan alat-alat khusus yang terkadang alat tersebut sukar didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.

3. Pada saat mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian, dalam hal ini banyak diabaikan siswa.

4. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.

5. Memerlukan banyak waktu sedangkan kadang-kadang hasilnya minimum. 6. Terkadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas akan berbeda jika

proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata/sebenarnya.

7. Agar proses demonstrasi mendapat hasil yang baik maka diperlukan kesabaran yang tinggi.

2.3.3 Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi

1) Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

b. Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. c. Lakukan uji coba demonstrasi

2) Tahap Pelaksanaan a. Langkah pembukaan

(31)

14

a) Atur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memeperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b) Kemukaakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c) Kemukaakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksaaan demonstrasi.

b. Langkah pelaksaan demonstrasi

a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pernyataan-pernyataan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalanya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3) Langkah mengakhiri demonstrasi

(32)

15

guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalanya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

2.4 Tari Piring dua belas

2.4.1. Asal Usul Tari Piring dua belas

Tari Piring Pua Belas adalah tari pergaulan masyarakat Lampung Pesisir yang beradat Saibatin. Piring dua belas berarti penari menarikan bersama piring yang sudah disiapkan dibawah berjajar sebanyak dua belas piring ditambah dua piring yang akan dibawa penari. Para penari menggunakan cincin dijari telunjuk waktu menari sehingga dalam permainan atau melempar piring terdengar bunyi yang menambah suasana lebih semarak. Tari Piring dua belas dipentaskan pada waktu Nayuh (pesta perkawinan) dan penyambutan tamu angung dari Penyimbang Adat

Lampung Saibatin yang dibawakan oleh Mulei Mengkhanai (bujang gadis).

(33)

16

1) Tari Piring Biasa/Asli, dapat dibawakan oleh bujang dan gadis (mulei mengkhanai).

2) Tari Piring Buha/Buaya, yang hanya dibawakan oleh mengkhanai

3) Tari Piring Maju Ngekkes/pengantin yang membersihkan tempat hidangan makanan yang hanya dapat dibawakan oleh mulei/gadis.

4) Tari Piring dua belas dapat dibawakan oleh mulei mengkhanai

Dalam tari Piring dua belas mempunyai warna tersendiri yaitu membedakan antara pangeran dan masyarakat pada warna kuning disebelah kanan, warna ini milik pengeran atau ratu dan warna putih biasanya dikenakan disebelah kiri yang merupakan milik masyarakat Saibatin atau pemilik adat tersebut. Adat Saibatin terdiri dari 4 paksi:

1) Marga Benawang Kecamatan Kota Agung. 2) Marga Ngarip Kecamatan Wonosobo.

3) Way Nipah Pematang Sawah Kecamatan Perwakilan Pematang Sawah. 4) Marga Buai Belunggu Kecamatan Kota Agung.

Tari piring dua belas mempunyai fungsi sebagai tari hiburan pada acara pesta adat yaitu dapat dalam dipertunjukan dalam acara:

1) Pesta perkawinan 2) Pesta penempatan gelar

3) Pesta penyambutan tamu agung 4) Pesta pada hari hari besar nasional

(34)

17

diberi izin berdeasarkan musyawarah adat. Penyelenggaran tari ini di pimpin oleh pemangku atau penyimbang adat (Pelatih untuk masa masa sekarang). Dalam penyajian tari piraing dua belas dapat dilakukan oleh beberapa penari paling sedikit dua orang namaun dahulu tarian ini dibawakan oleh satu orang saja.

Bentuk penyajian tari piring dua belas disajikan pada saat berlangsungnya gawi adat merupakan penggambaran tata cara dan kewajiban serta hak yang harus dipenuhi pada masyarakat lampung pesisir yaitu sembambangan atau kawin jujukh (Bujang melarikan gadis untuk dipersunting). Sedangkan waktu pementasanya disesuaikan dengan waktu kegiatan atau gawi adat dilaksanakan. Jika gawi adat dilakukan pada malam hari maka pementasan tari piring dua belas dilakukan setelah solat isya sampai dengan selesai. Jika gawi adat dilaksanakan pada siang hari maka pementasan tari piring dua belas dilakukan menurut waktu yang ditentukan oleh panitia penyelenggara. Umumnya tari piring dua belas dilakukan kurang lebih 15 menit. Pada saat pementasan jumlah penari tidak terbatas namun jumlahnya harus ganjil minimal 1 orang atau 3 orang. Bila tokoh keratuan harus berada di tengah diapit kanan-kiri oleh pengiring ratu tersebut.

Dalam melakukan gerak tari piring dua belas ada istilah arti dalam gerak tersebut misalnya :

1) Mejong Sumbah adalah duduk bersimpuh sebagai persembahan butangguh appai sappai (menyatakan baru tiba atau datang)

2) Ketekh Kikhi Kananmenyatakan kami akan Beguai (menari)

(35)

18

4) Laga Puyuh menunjukan kepada masyarakat penonton bahwa di daerah Lampung hidup semboyan Sang Bumi Ruwa Jurai

5) Salimpat menyatakan masyarakat Saibatin dan Pepadun untuk bersatu

6) Sakhak Hibos kedua tangan mengangkat kedua piring artinya mengimpun atau menyatukan kekeluargaan Lampung Saibatin dan Pepadun untuk hidup mufakat

[image:35.595.109.511.343.748.2]

2.4.2. Ragam Gerak Tari Piring dua belas

Tabel 2.1 Ragam gerak tari Piring Dua Belas

Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan

Ngakhakelap 1 Kedua telapak tangan disilangkan menghadap depan dan telapak tangan menghadap samping kanan kiri

Gerakan ini berarti

memanggil

2 Kedua telapak tangan dipisahkan atau dibuka kearah yang berhadapan dan jari tangan dengan ibu jari menyatu

Sabatang masuk 1-2 Kedua tangan berada disamping pinggang sambil membawa piring dan memutar kedalam seperti membentuk angka delapan

Gerakan ini diartikan sebagai sungai

batang hari, bermakna walau

berasal dari berbagai arah namun satu 3-4 Kedua tangan digerakan

(36)

19

muara.

Sebatang keluar 1-2 Kedua tangan memutar membuat setengah lingkaran dimulai dari atas dan menuju kesamping pinggang.

Gerakan ini diartikan sebagai sungai

batang hari, bermakna walau

berasal dari berbagai arah namun satu muara. 3-4 Kedua tangan digerakan

kembali ke posisi awal

Ngahilok 1-2 Tangan kiri berada ditempat, tangan kanan memutar kedalam dari samping pinggang kanan dan seperti membentuk angka delapan.

Gerakan ini berarti

berjalan biasa

(37)

20

Laga Puyuh 1-2 Pergelangan tangan kanan diputar di depan tangan kiri kemudian kembali ke posisi awal

Gerakan ini berarti

seekor

burung kecil yang tidak merusak sekitarnya walau sedang berkelahi 3-4 Kemudian diikuti dengan

gerakan pergelangan tangan kiri dengan memutar keluar dan kembali ketempat semula

Nokokh 1 Sambil membawa piring kedua tangan dinaikan keatas sedikit banyak dua kali dan bersiap-siap menukarkan piring

Gerakan ini berarti

keterampilan

(38)

21

2.4.3 Busana Tari Piring dua belas

Tabel 2.2 Busana tari piring dua belas

Nama Gambar

Gelang kano

Papan jajar

[image:38.595.110.516.170.625.2]
(39)

22

Gelang burung

Kalung buah jukum

Peneken

(40)

23

Pending

Kembang melur/Kembang melati

Sanggul

(41)

24

Subang

Anting

Selendang kuning

(42)

25

Babatukh/ kalung gajah minung

Baju kurung

2.4.4. Musik pengiring tari piring dua belas

Musik yang di gunakan dalam mengiringi tari piring dua belas adalah : 1). Gitar gambus

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dan dapat dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang hasilnya sudah dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Sugiyono, 2008: 6).

(44)

27

Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil kontruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada penelitian kualitatif tidak ditunjukan untuk menarik kesimpulan suatu populasi melainkan untuk mempelajari karakteristik yang diteliti, baik itu perorangan atau kelompok sehingga berdasarkan hasil penelitian tersebut hanya untuk orang atau kelompok yang sedang diteliti tersebut.

Tujuan penelitian kualitatif diwarnai oleh adanya interaksi di dalam realitas. Untuk memaknai kegiatan interaktif ini peneliti seyogyanya langsung dengan para responden, antara lain dengan menginterviu dan mengobservasi dalam latar alamiah, agar beroleh pemahaman emik/menurut pandangan responden (Alwasilah, 2009: 103).

3.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari nama data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data-data yang berasal dari informan, yaitu Guru Seni Budaya di SMA N 3 Bandar Lampung, dan siswa dalam pembelajaran tari piring dua belas. Siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tari sebanyak 36 yang terdiri dari 12 siswa laki laki dan 24 siswi perempuan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

(45)

28

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2008: 308).

3.3.1 Observasi

Dalam menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2010: 272).

Pengamatan secara langsung pada pembelajaran tari di SMA N 3 Bandar Lampung yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengamatan secara langsung terhadap pembelajaran seni tari disekolah. Melalui tahap observasi diharapkan dapat diperoleh data tentang pembelajaran tari piring 12 di SMA N 3 Bandar Lampung. Observasi dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan guru seni budaya ibu dan salah satu siswa kelas X mengenai pembelajaran seni budaya.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh (Sugiyono, 2013: 319). Wawancara dilakukan tidak terstruktur, Adapun yang dimewawancarai guru seni budaya Rina Widiawati dan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tari disekolah.

(46)

29

informan yaitu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru seni budaya, dan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dengan banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Arikunto, 2010: 274).

Pada penelitian kali ini dokumentasi digunakan untuk pengambilan foto, video yang diambil dalam setiap pertemuan. Teknik dokumentasi digunakan dengan cara pengambilan foto untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang diteliti dan proses pembelajaran tari pada SMA Negeri 3 Bandarlampung.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada penelitian pengambilan data, observasi dan wawancara dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Dalam instrumen penelitian meliputi instrumen pengamatan aktifitas guru, instrumen penilaian aktifitas siswa dalam kelompok , instrumen tes praktik dan instrumen penggunaan metode demonstrasi.

3.4.1Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru

(47)
[image:47.595.116.509.116.741.2]

30

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

NO Instrumen P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

1 Menarik perhatian siswa 2 Memberikan apersepsi (kaitan

materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) 3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan diberikan

4 Kejelasan artikulasi suara 5 Bahan belajar disajikan sesuai

dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP. 6 Kejelasan dalam menjelaskan

bahan belajar (materi).

7 Kejelasan dalam memberikan contoh

8 Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan 9 Ketepatan dalam penggunaan

alokasi waktu yang disediakan. 10 Membagi kelompok yang

tingkat kemampuan berbeda-beda terdiri dari 36 peseta didikmenjadi 7 kelompok 11 Mendemonstrasikan materi

pelajaran tari piring dua belas yang dilakukan secara klasikal atau audiovisual

12 Mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi tari piring dua belas yang telah dipelajari.

13 Melakukan penilaian terhadap penampilan tari piring dua belas yang telah dipelajari sebagai hasil kerja masing-masing kelompok.

14 Memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok

(48)

31

16 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan

17 Memberi kesimpulan kegiatan pembelajaran

Pada penilaian aktifitas guru ini menggunakan sistim ceklist dalam setiap penilaian, sehingga tidak memerlukan pensekoran dalam penilaian ini.

3.4.2 Tes Praktik

[image:48.595.116.509.84.158.2]

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sampai sejauh mana keberhasilan mereka melakukan proses pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan tes aktifitas belajar siswa, dengan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik. Instrumen ini digunakan pada pertemuan kedelapan saat pengambilan nilai praktik dilaksanakan, Dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 3.2 lembar pengamatan tes praktik

No Aspek Deskriptor Skor Kriteria

1 Wiraga a. siswa mampu

memeragakan urutan gerak tari piring dua belas dari awal sampai akhir tanpa kesalahan

5 Baik

sekali

b. Siswa memeragakan urutan gerak tari piring dua belas akan tetapi masih

mengalami kesalahan 1-2 kali pada enam ragam gerak.

4 Baik

c. Siswa memeragakan urutan gerak tari piring dua belas akan tetapi masih

mengalami kesalahan 3-4 kali pada enam ragam gerak

3 Cukup

(49)

32

gerak tari piring dua belas akan tetapi masih

mengalami kesalahan 5-6 pada enam ragam gerak e. Siswa tidak hafal urutan

gerak tari piring dua belas sehingga siswi terlihat tidak tertib.

1 Gagal

2 Wirama a. Siswa mampu

memeragakan semua gerak tari piring dua belas dengan ketepatan hitungan gerak dan musik.

5 Baik

sekali

b. Siswa memeragakan gerak tari piring dua belas 1-2 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

4 Baik

c. Siswa memeragakan gerak tari piring dua belas 3-4 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

3 Cukup

d. Siswa memeragakan gerak tari piring dua belas 5-6 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak tidak senyum.

2 Kurang

e. Siswa memeragakan gerak tari piring dua belas lebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

1 Gagal

3 Wirasa a. Tersenyum dan pandangan kedepan.

5 Baik

sekali b. Tidak tersenyum dan

pandangan kedepan

4 Baik

c. Tersenyum tetapi pandangan kebawah (menunduk).

3 Cukup

(50)

33

pandangan kebawah (menunduk).

e. Tidak tersenyum tetapi pandangan kebawah (menunduk), dan ekpresi wajah tegang.

1 Gagal

Jumlah maksimum 15

[image:50.595.113.515.85.184.2]

Hasil belajar gerak tari piring dua belas siswi dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 15 sehingga hasil belajar siswi dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan nilai untuk Skala lima, sebagai berikut :

Tabel 3.3 Penentuan Patokan Nilai untuk Skala Lima

Interval Nilai Tingkat Kemampuan Keterangan 80-100 66-79 56-65 40-55 30-39 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal (Arikunto, 2008 : 246)

Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk siswi berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indicator penilaian yaitu hafalan ragam gerak, ketepatan gerak dengan music dan kekompakan dalam kelompok saat siswi menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tek praktik yang memiliki skor maksimal 15.

Selanjutnya setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

N = � �� � �

(51)

34

3.4.3 Non tes

[image:51.595.116.514.419.753.2]

Teknik Nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswi dalam pembelajaran tari piring dua belas di dalam kelompoknya dan aktivitas guru dalammengajar di kelas dengan menggunakan metode demontrasi. Untuk memperoleh data tentang penggunaan metode demontrasi pada pembelajaran tari piring dua belas yang diamati pada lembar pengamatan aktivitas siswa dalam penentuan instrumen aktivitas siswa peneliti berkordinasi dengan guru terlebih dahulu mengenai instrumen penelitian yang di gunakan ketika pembelajaran tari yang akan berlangsung, instrumen aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.4 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No Aspek Deskriptor Penilaian Skor Kriteria

1 Visual Activities

a. Seluruh siswa memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan

pembelajaran tari piring dua belas. 5 Baik

Sekali b.Dari 36 siswa terdapat 1-8 siswa

yang tidak memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan

pembelajaran tari piring dua belas.

4 Baik

c. Dari 36 siswa terdapat 9-16 siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan

pembelajaran tari piring dua belas.

3 Cukup

d. Dari 36 siswa terdapat 17-24 siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan

pembelajaran tari piring dua belas.

2 Kurang

e. Dari 36 siswa terdapat lebih dari 24 siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat guru

mendemonstrasikan pembelajaran tari piring dua belas.

1 Gagal

2. Listening Activities

a. Seluruh siswa mendengarkan guru pada saat guru mendemonstrasikan

pembelajaran tari piring dua belas. 5 Baik

(52)

35

b. Dari 36 siswa terdapat 1-8 siswa yang tidak mendengarkan guru pada saat guru mendemonstrasikan pembelajaran tari piring dua belas.

4 Baik

c. Dari 36 siswa terdapat 9-16 siswa yang tidak mendengarkan guru pada saat guru mendemonstrasikan pembelajaran tari piring dua belas.

3 Cukup

d. Dari 36 siswa terdapat 17-24 siswa yang tidak mendengarkan guru pada saat guru mendemonstrasikan pembelajaran tari piring dua belas.

2 Kurang

e. Dari 36 siswa terdapat lebih dari 24 siswa yang tidak mendengarkan guru pada saat guru

mendemonstrasikan pembelajaran tari piring dua belas.

1 Gagal

3 Motor Activities

a. Seluruh siswa mampu

memperagakan ragam gerak tari piring dua belas dengan baik.

5 Baik sekali

b. Dari 36 siswa terdapat 1-8 siswa yang tidak dapat memperagakan ragam gerak tari piring dua belas dengan baik.

4 Baik

c. Dari 36 siswa terdapat 8-16 siswa yang tidak dapat memperagakan ragam gerak tari piring dua belas dengan baik.

3 Cukup

d. Dari 36 siswa terdapat 17-24 siswa yang tidak dapat memperagakan ragam gerak tari piring dua belas dengan baik.

2 Kurang

e. Dari 36 siswa terdapat lebih dari 24 siswa yang tidak dapat

memperagakan ragam gerak tari piring dua belas dengan baik.

1 Gagal

Total Skor Maksimum 15

(53)

36

telah ditentukan pada tabel yaitu lembar penelitian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

N = � � � �

[image:53.595.108.517.259.745.2]

� � � × skor ideal

Tabel 3.5 Instrumen Penggunaan Metode Demonstrasi

No Aspek P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

1. Langkah Persiapan

a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi b. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan

2. Langkah Pembukaan

a. Mengatur tempat siswa yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan b.Mengemukakan tujuan

yang harus dicapai siswa c. Mengemukakan tugas-tugas

yang harus dilakukan siswa misalnya untuk mencatat dan memperhatikan hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi 3. Langkah Pelaksanaan

(54)

37

memperhatikan kegiatan demonstrasi

b.Menciptakan suasana yang menyejukkan/rileks dengan menghindari suasana yang menegangkan

c. Semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa d.Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya secara aktif mengenai apa yang telah didemonstrasikan

4. Langkah Mengakhiri a. Memberikan tugas yang

berkaitan dengan

pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran b. Melakukan evaluasi

bersama mengenai jalannya proses demonstrasi untuk perbaikan pada pertemuan selanjutnya

3.5. Teknik Analisis Data

(55)

38

Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mengamati aktivitas siswi selama proses pembelajaran tari piring dua belas

menggunakan metode demontrasi.

2. Menganalisis hasil tes tari piring dua belas dengan menggunakan metode demonstrasi yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.

3. Member nilai hasil tes praktik Proses penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran tari piring dua belas pada pembelajaran tari di SMA Negeri Bandar Lampung, dengan menggunakan rumus sebagai berikut

N = � �� � �

� �� � × skor ideal

4. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswi dalam pembelajaran tari piring dua belas.

5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan dengan 8 kali pertemuan pembelajaran tari piring dua belas menggunakan metode demonstrasi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran yang dipilih. Tahapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi sudah dilaksanakan dalam setiap pertemuan.

Hasil pembelajaran didapat melalui aktivitas pembelajaran dalam setiap pertemuan. Hasil pembelajaran pada pertemuan pertama menunjukan bahwa seluruh siswa telah memperhatikan guru saat memberikan materi tentang teori tari piring dua belas dengan metode ceramah dan materi tersebut dapat dipahami oleh

(57)

111

Hasil pembelajaran pada pertemuan ketiga menunjukan tedapat sembilan siswa dengan inisial DD, DA, MA, ML, QN, VL, SK, WT dan YK yang mengalami kesulitan dalam mempraktikan ragam gerak ngahilok kanan kiri dan sebatang masuk. Hasil pembelajaran pada pertemuan keempat menunjukan bahwa terdapat

(58)

112

5.2.Saran

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang bisa digunakan untuk peningkatan proses pembelajaran maupun penelitian yang berhubungan dengan materi ini, diantaranya :

1. Kepada pihak sekolah disarankan untuk dapat meningkatkan sarana dan prasana agar tujuan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dapat tercapai dengan maksimal.

2. Kepada guru sebaiknya melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kecerdasannya, agar tidak ada siswa dengan kecerdasan yang rendah semakin tertinggal prestasinya dari siswa lain.

3. Pemakaian seragam praktik dalam pembelajaran tari memang harus digunakan sehingga guru dan siswa lebih nyaman dan bebas dalam bergerak untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

4. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya aktivitas guru dan siswa agar lebih ditingkatkan guna mendapatkan pembelajaran yang lebih detail.

(59)

151

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Bahri, Syaiful, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor : Ghalia Indonesia.

Iriantara, Yosal. 2014. Komunikasi Pembelajaran. Bandung : Sembiosa Rekatama Media.

Mustika, I Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: AURA.

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful, 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. 2013.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Tabel 2.1 Ragam gerak tari Piring Dua Belas
Nama Gambar Gelang kano
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Tabel 3.2 lembar pengamatan tes praktik
+4

Referensi

Dokumen terkait

The authors use a case study methodology to describe a sys- tematic approach to embed team and individual presentations in undergraduate and graduate accounting courses,

Menurut ISO 22301 (2012) business continuity management (BCM) didefinisikan sebagai proses manajemen holistik yang mengidentifikasi ancaman potensial bagi sebuah organisasi,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas limpahan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul ” Prediksi Pasok

Mahasiswa mampu membuat karangan ilmiah skripsi, karangan ilmiah populer, dan jurnal. - Skripsi, Thesis,

Fauna Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan atau Austral Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah disebut pula wilayah fauna kepulauan Wallace,

Dalam penelitian ini mengkaji proses dan hasil belajar siswa yang dilengkapi dengan instrumen penilaian yang sesuai dengan metode demonstrasi untuk mengetahui

Based on humanistic psychological analysis, Lily can show courage, victory and triumph because she can fulfill the five basic hierarchies of human needs by

Dari identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Arsip Daerah, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh Kantor Arsip Daerah Kabupaten Batang adalah sebagai berikut