ESTIMASI DAMPAK EKONOMI KAWASAN TAMAN
WISATA MATAHARI CILEMBER, KABUPATEN
BOGOR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
NURUL WULAN SEPTIANTI
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan
Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat
Sekitar adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2013
Nurul Wulan Septianti
RINGKASAN
NURUL WULAN SEPTIANTI. Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar.
Dibimbing oleh METI EKAYANI dan NUVA.
Aktivitas sektor pariwisata memiliki kontribusi terhadap perkembangan ekonomi daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat (Fritgen,1996). Adanya sektor pariwisata dapat mengasilkan pendapatan lanjutan yang berasal dari pengeluaran pengunjung. Kawasan Taman Wisata Matahari (TWM) dulunya adalah sawah masyarakat yang digunakan sebagai sumber kebutuhan sehari-hari masyarakat, kemudian dibeli oleh pengelola dan dijadikan tempat wisata yang memberdayakan masyarakat sekitar. Konversi tersebut menyebabkan hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Namun menurut info dari pengelola hal tersebut tidak terjadi karena masyarakat sekitar telah diberi ganti rugi sesuai kesepakatan dan masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan wisata sebagai tenaga kerja di TWM. Oleh karena itu, perlu dikaji berapa besar dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar yaitu dengan menghitung dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dampak ekonomi lanjutan, dan nilai multiplier effect. Selain itu dampak lingkungan juga pentinguntuk diketahui. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Taman Matahari, Puncak, Cilember, Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada wisatawan, pemilik unit usaha, tenaga kerja dan masyarakat dengan panduan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang relevan, diantaranya dari pengelola Taman Wisata Matahari, buku referensi, internet, studi pustaka dari penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan dampak ekonomi wisata.
Lebih dari 80% persepsi responden pengunjung mengenai kondisi kawasan Taman Wisata Matahari adalah baik sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut agar semakin baik dan tetap terjaga. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh negatif terhadap permintaan di kawasan Taman Wisata Matahari, yakni biaya perjalanan, jarak dan jumlah tanggungan. Faktor yang berpengaruh positif hanya lama mengetahui. Dampak ekonomi dari kegiatan wisata berupa dampak ekonomi langsung (Rp 488.850.471,00), dampak ekonomi tidak langsung (Rp 673.111.010,00) dan dampak lanjutan (Rp 207.337.424,00). Nilai keynesian income multiplier sebesar 1,00 artinya adanya kegiatan wisata di TWM memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar, ratio
27.927.067.995,00. Adanya TWM juga memberikan dampak berupa penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar dan memiliki proporsi kurang lebih 90% dengan jumlah 386 orang. Aktivitas wisata di kawasan TWM menurut
stakeholder terkait menyatakan bahwa hampir 80% responden menyatakan tidak merasakan dampak negatif lingkungan dengan adanya TWM.
Kata Kunci : Dampak Ekonomi, Multiplier Effect, Taman Wisata Matahari
ESTIMASI DAMPAK EKONOMI KAWASAN TAMAN
WISATA MATAHARI CILEMBER, KABUPATEN
BOGOR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
NURUL WULAN SEPTIANTI
H44080106
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar
Nama : Nurul Wulan Septianti
NIM : H44080106
Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Nuva, SP, M.Sc
NIP. 19690917 200604 2011
Diketahui, Ketua Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT atas karunia yang diberikan sehingga
memberikan kelancaran dalam proses pengerjaan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama kepada:
1. Mama tercinta (Dwi Suryanti), Papa (Agustian Akhmad), dan adik (Harits
Tryan Akhmad) serta keluarga besar yang telah memberikan doa,
dukungan, semangat, dan perhatian tiada henti kepada penulis selama
dalam pengerjaan skripsi.
2. Dr. Meti Ekayani S.Hut, M.Sc dan Nuva S.P, M.Sc selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku Dosen Penguji Utama dan
Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku Dosen Penguji Wakil Departemen
yang telah memberikan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan
skripsi ini.
4. Pengelola Taman Wisata Matahari atas bantuan dan kerjasamanya selama
pengerjaan skripsi serta seluruh responden yang telah membantu penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Rekan sebimbingan Dyah Puspitaloka, Evy Nurfiana, Erwan Prayoga,
Mirza Maulana, Novalita, Nur Elok, dan Shinta Margaretta.
6. Sahabat penulis Anneke Puspasari, Nabila, Fadhila Izzaty, Evy, Pradipta,
Dwipanca, Erwan, Andri, Ade, Vicky, Mafia, Ratu Aqila atas
kebersamaan, kekeluargaan, dan dukungannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga skripsi dengan judul “Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman
Wisaya Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar”
dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Tujuan dari skripsi ini adalah menganalisis persepsi wisatawan mengenai
kawasan wisata Taman Matahari untuk pengembangan lebih lanjut kawasan
tersebut, Mmngidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan wisata di kawasan Taman Matahari agar dapat mengendalikan jumlah
kunjungan apabila melebihi daya tampung, menghitung dampak ekonomi dan
mengidentifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan wisata
Taman Matahari terhadap masyarakat sekitar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini juga dapat memberikan
DAFTAR ISI
2.6.1 Penelitian Persepsi Kawasan Wisata ... 16
2.6.2 Penelitian Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Permintaan Wisata ... 17
4.4.2.1 Pemenuhan Asumsi Linear Berganda ... 27
4.4.3 Dampak Ekonomi dan Dampak Lingkungan Taman Wisata Matahari Terhadap Masyarakat Sekitar ... 30
4.4.3.1 Dampak Ekonomi ... 30
V. GAMBARAN UMUM ... 34
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34
5.2 Gambaran Umum Responden ... 35
5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung ... 35
5.2.2 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ... 38
5.2.3 Karakteristik Responden Unit Usaha ... 40
5.2.4 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar ... 41
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
6.1 Persepsi Responden Pengunjung ... 44
6.1.1 Persepsi Terhadap Sarana dan Prasarana ... 44
6.1.2 Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan, Keamanan, Aksesibilitas dan Pelayanan Pengelola ... 45
6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata ... 47
6.2.1 Uji Normalitas ... 48
6.3 Variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan Wisata Taman Wisata Matahari ... 50
6.4 Variabel yang Tidak Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan Wisata Taman Wisata Matahari ... 51
6.5 Dampak Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Wisata Taman Wisata Matahari ... 52
6.5.3 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan 64
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Rangking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor
Lainnya 2006-2011 ... 1 2. Perkembangan Wisatawan Nusantara 2006-2011 ... 3 3. Penelitian Mengenai Persepsi Kawasan Wisata ... 16 4. Penelitian Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Wisata ... 17 5. Penelitian Dampak Ekonomi ... 18 6. Metode Analisis Data ... 24 7. Kriteria Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Kondisi
TWM Pada Tahun 2012 ... 25 8. Indikator Dampak Negatif Kegiatan WisataTerhadap Lingkungan .. 33 9. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Pengunjung Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 36 10.Karakteristik Berwisata Responden Pengunjung Taman Wisata
Matahati Tahun 2012 ... 38 11.Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Tenaga Kerja di Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 39 12.Karakteristik Responden Unit Usaha di Taman Wisata Matahari
Tahun 2012 ... 40 13.Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar
Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 42 14.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Sarana dan Prasarana
Di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 44 15.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan di Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 45 16.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Keamanan di Taman
Wisata Matahari 2012 ... 46 17.Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Aksesibilitas ke
Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 46 18.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Pelayanan Pengelola
Tahun 2012 ... 48 20.Penyerapan Tenaga Kerja dari Masyarakat Sekitar dengan
Keberadaan Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 53 21.Proporsi Pengeluaran Pengunjung dan Kebocoran yang Terjadi
Di Kawasan Taman Wisata Matahari 2012 ... 55 22.Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Taman Wisata
Matahari Tahun 2012 ... 57 23.Dampak Ekonomi Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun
2012 ... 58 24.Total Pengeluaran Unit Usaha di Dalam dan Luar Daerah Tujuan
Wisata Tahun 2012 ... 59 25.Dampak Ekonomi Tidak Langsung di Taman Wisata Matahari
Tahun 2102 ... 60 26.Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja Taman Wisata
Matahari Tahun 2012 ... 61 27.Dampak Ekonomi Lanjutan di Taman Wisata Mataharu Tahun
2012 ... 62 28.Nilai Efek Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan di Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 63 29.Persepsi Masyarakat Sekitar, Tenaga Kerja, dan Unit Usaha yang
Merasakan Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Hasil Regresi Berganda dengan Minitab 15 ……… 73
2. Residual Plot Hasil Regresi ……… 74
3. Uji Klomorgof Smirnov ……… 75
4. Proporsi Pengeluaran Pengunjung ……… 76
5. Proporsi Pengeluaran Unit Usaha ……… 81
6. Rata-rata Pendapatan Tenaga Kerja Perbulan ……… 83
7. Pengeluaran Tenaga Kerja ……… 84
8. Perhitungan Efek Pengganda ……… 86
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan
Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat
Sekitar adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2013
Nurul Wulan Septianti
RINGKASAN
NURUL WULAN SEPTIANTI. Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar.
Dibimbing oleh METI EKAYANI dan NUVA.
Aktivitas sektor pariwisata memiliki kontribusi terhadap perkembangan ekonomi daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat (Fritgen,1996). Adanya sektor pariwisata dapat mengasilkan pendapatan lanjutan yang berasal dari pengeluaran pengunjung. Kawasan Taman Wisata Matahari (TWM) dulunya adalah sawah masyarakat yang digunakan sebagai sumber kebutuhan sehari-hari masyarakat, kemudian dibeli oleh pengelola dan dijadikan tempat wisata yang memberdayakan masyarakat sekitar. Konversi tersebut menyebabkan hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Namun menurut info dari pengelola hal tersebut tidak terjadi karena masyarakat sekitar telah diberi ganti rugi sesuai kesepakatan dan masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan wisata sebagai tenaga kerja di TWM. Oleh karena itu, perlu dikaji berapa besar dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar yaitu dengan menghitung dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dampak ekonomi lanjutan, dan nilai multiplier effect. Selain itu dampak lingkungan juga pentinguntuk diketahui. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Taman Matahari, Puncak, Cilember, Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada wisatawan, pemilik unit usaha, tenaga kerja dan masyarakat dengan panduan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang relevan, diantaranya dari pengelola Taman Wisata Matahari, buku referensi, internet, studi pustaka dari penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan dampak ekonomi wisata.
Lebih dari 80% persepsi responden pengunjung mengenai kondisi kawasan Taman Wisata Matahari adalah baik sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut agar semakin baik dan tetap terjaga. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh negatif terhadap permintaan di kawasan Taman Wisata Matahari, yakni biaya perjalanan, jarak dan jumlah tanggungan. Faktor yang berpengaruh positif hanya lama mengetahui. Dampak ekonomi dari kegiatan wisata berupa dampak ekonomi langsung (Rp 488.850.471,00), dampak ekonomi tidak langsung (Rp 673.111.010,00) dan dampak lanjutan (Rp 207.337.424,00). Nilai keynesian income multiplier sebesar 1,00 artinya adanya kegiatan wisata di TWM memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar, ratio
27.927.067.995,00. Adanya TWM juga memberikan dampak berupa penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar dan memiliki proporsi kurang lebih 90% dengan jumlah 386 orang. Aktivitas wisata di kawasan TWM menurut
stakeholder terkait menyatakan bahwa hampir 80% responden menyatakan tidak merasakan dampak negatif lingkungan dengan adanya TWM.
Kata Kunci : Dampak Ekonomi, Multiplier Effect, Taman Wisata Matahari
ESTIMASI DAMPAK EKONOMI KAWASAN TAMAN
WISATA MATAHARI CILEMBER, KABUPATEN
BOGOR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
NURUL WULAN SEPTIANTI
H44080106
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar
Nama : Nurul Wulan Septianti
NIM : H44080106
Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Nuva, SP, M.Sc
NIP. 19690917 200604 2011
Diketahui, Ketua Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT atas karunia yang diberikan sehingga
memberikan kelancaran dalam proses pengerjaan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama kepada:
1. Mama tercinta (Dwi Suryanti), Papa (Agustian Akhmad), dan adik (Harits
Tryan Akhmad) serta keluarga besar yang telah memberikan doa,
dukungan, semangat, dan perhatian tiada henti kepada penulis selama
dalam pengerjaan skripsi.
2. Dr. Meti Ekayani S.Hut, M.Sc dan Nuva S.P, M.Sc selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku Dosen Penguji Utama dan
Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku Dosen Penguji Wakil Departemen
yang telah memberikan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan
skripsi ini.
4. Pengelola Taman Wisata Matahari atas bantuan dan kerjasamanya selama
pengerjaan skripsi serta seluruh responden yang telah membantu penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Rekan sebimbingan Dyah Puspitaloka, Evy Nurfiana, Erwan Prayoga,
Mirza Maulana, Novalita, Nur Elok, dan Shinta Margaretta.
6. Sahabat penulis Anneke Puspasari, Nabila, Fadhila Izzaty, Evy, Pradipta,
Dwipanca, Erwan, Andri, Ade, Vicky, Mafia, Ratu Aqila atas
kebersamaan, kekeluargaan, dan dukungannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga skripsi dengan judul “Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman
Wisaya Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar”
dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Tujuan dari skripsi ini adalah menganalisis persepsi wisatawan mengenai
kawasan wisata Taman Matahari untuk pengembangan lebih lanjut kawasan
tersebut, Mmngidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan wisata di kawasan Taman Matahari agar dapat mengendalikan jumlah
kunjungan apabila melebihi daya tampung, menghitung dampak ekonomi dan
mengidentifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan wisata
Taman Matahari terhadap masyarakat sekitar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini juga dapat memberikan
DAFTAR ISI 2.6.1 Penelitian Persepsi Kawasan Wisata ... 16 2.6.2 Penelitian Faktor-Faktor yang Memepengaruhi
Permintaan Wisata ... 17 4.4.2.1 Pemenuhan Asumsi Linear Berganda ... 27 4.4.3 Dampak Ekonomi dan Dampak Lingkungan Taman
Wisata Matahari Terhadap Masyarakat Sekitar ... 30 4.4.3.1 Dampak Ekonomi ... 30 4.4.3.2 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap
V. GAMBARAN UMUM ... 34
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34 5.2 Gambaran Umum Responden ... 35 5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung ... 35 5.2.2 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ... 38 5.2.3 Karakteristik Responden Unit Usaha ... 40 5.2.4 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat
Sekitar ... 41
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
6.1 Persepsi Responden Pengunjung ... 44 6.1.1 Persepsi Terhadap Sarana dan Prasarana ... 44 6.1.2 Persepsi Responden Pengunjung Terhadap
Kebersihan, Keamanan, Aksesibilitas
dan Pelayanan Pengelola ... 45 6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata ... 47 6.2.1 Uji Normalitas ... 48 6.3 Variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan
Wisata Taman Wisata Matahari ... 50 6.4 Variabel yang Tidak Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan
Wisata Taman Wisata Matahari ... 51 6.5 Dampak Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Wisata Taman
Wisata Matahari ... 52 6.5.3 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan 64
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Rangking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor
Lainnya 2006-2011 ... 1 2. Perkembangan Wisatawan Nusantara 2006-2011 ... 3 3. Penelitian Mengenai Persepsi Kawasan Wisata ... 16 4. Penelitian Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Wisata ... 17 5. Penelitian Dampak Ekonomi ... 18 6. Metode Analisis Data ... 24 7. Kriteria Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Kondisi
TWM Pada Tahun 2012 ... 25 8. Indikator Dampak Negatif Kegiatan WisataTerhadap Lingkungan .. 33 9. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Pengunjung Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 36 10.Karakteristik Berwisata Responden Pengunjung Taman Wisata
Matahati Tahun 2012 ... 38 11.Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Tenaga Kerja di Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 39 12.Karakteristik Responden Unit Usaha di Taman Wisata Matahari
Tahun 2012 ... 40 13.Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar
Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 42 14.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Sarana dan Prasarana
Di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 44 15.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan di Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 45 16.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Keamanan di Taman
Wisata Matahari 2012 ... 46 17.Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Aksesibilitas ke
Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 46 18.Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Pelayanan Pengelola
Tahun 2012 ... 48 20.Penyerapan Tenaga Kerja dari Masyarakat Sekitar dengan
Keberadaan Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ... 53 21.Proporsi Pengeluaran Pengunjung dan Kebocoran yang Terjadi
Di Kawasan Taman Wisata Matahari 2012 ... 55 22.Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Taman Wisata
Matahari Tahun 2012 ... 57 23.Dampak Ekonomi Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun
2012 ... 58 24.Total Pengeluaran Unit Usaha di Dalam dan Luar Daerah Tujuan
Wisata Tahun 2012 ... 59 25.Dampak Ekonomi Tidak Langsung di Taman Wisata Matahari
Tahun 2102 ... 60 26.Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja Taman Wisata
Matahari Tahun 2012 ... 61 27.Dampak Ekonomi Lanjutan di Taman Wisata Mataharu Tahun
2012 ... 62 28.Nilai Efek Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan di Taman
Wisata Matahari Tahun 2012 ... 63 29.Persepsi Masyarakat Sekitar, Tenaga Kerja, dan Unit Usaha yang
Merasakan Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Hasil Regresi Berganda dengan Minitab 15 ……… 73
2. Residual Plot Hasil Regresi ……… 74
3. Uji Klomorgof Smirnov ……… 75
4. Proporsi Pengeluaran Pengunjung ……… 76
5. Proporsi Pengeluaran Unit Usaha ……… 81
6. Rata-rata Pendapatan Tenaga Kerja Perbulan ……… 83
7. Pengeluaran Tenaga Kerja ……… 84
8. Perhitungan Efek Pengganda ……… 86
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah beserta keindahan alam dan
keragaman budaya yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Potensi
tersebut dapat dimanfaatkan dan dikelola baik dalam sektor perkebunan,
pertanian, industri, maupun pariwisata sebagai faktor penunjang ekonomi negara.
Salah satunya yang cukup potensial adalah sektor pariwisata dengan
memanfaatkan keindahan alam serta keragaman budaya agar dapat menarik
perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke
Indonesia sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negara.
Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
sektor pariwisata sebagai komoditas ekspor penyumbang devisa bagi
perekonomian negara. Kondisi ini dapat dilihat dari nilai devisa yang cenderung
meningkat dari tahun 2006-2010. Sektor pariwisata sebagai penyumbang devisa
sebagai komoditas ekspor bagi Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ranking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya
Pariwisata selain sebagai sumber devisa juga dapat membuka peluang
kesempatan kerja baru untuk masyarakat sekitar tempat wisata dan mengurangi
angka pengangguran. Semenjak diberlakukannya UU No.32 Tahun 2004
mengenai otonomi daerah, masing-masing daerah terus berusaha mengembangkan
potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD), salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor
pariwisata, devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata akan dialokasikan untuk
daerah otonomi tersebut (Nirwandar, 2005).
Menurut Wahab (2003) dengan adanya pariwisata dapat mempercepat
sirkulasi ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dari wisatawan dalam
menciptakan dampak lanjutan sehingga memperbesar efek pengganda (multiplier effect). Pendapatan lanjutan tersebut misalnya dengan pembangunan suatu kawasan wisata pada suatu daerah akan muncul fasilitas pendukung seperti
restoran, tempat penginapan maupun tempat penjualan kerajinan tangan khas
daerah tersebut.
Perkembangan wisatawan nusantara (wisnus) sejak tahun 2006 sampai
dengan tahun 2011 berfluktuasi setiap tahunnya, pada tahun 2006 jumlah wisnus
berjumlah 114.270.000 orang dengan rata-rata pengeluaran sebanyak Rp
431.240.000,00 terus meningkat sampai tahun 2010 yakni dengan jumlah
wisatawan nusantara sebanyak 122.312.000 orang dengan rata-rata pengeluaran
perjalanan sebesar Rp 641.760.000,00. Pada triwulan I-III tahun 2011 jumlah
wisatawan nusantara mencapai 89.112.000 orang dengan pengeluaran perjalanan
sebesar Rp 662.680.000,00. Data mengenai perkembangan wisatawan nusantara
Tabel 2. Perkembangan Wisatawan Nusantara 2006-2011 2007 115.335,00 222.389,00 1,93 489.950,00 108,96
2008 117.213,00 225.041,00 1,92 547.330,00 123,17 2009 119.944,00 229.731,00 1,92 600.300,00 137,91
2010 122.312,00 234.377,00 1,92 641.760,00 150,41
2011 *) 89.112,00 172.917,00 1,94 662.680,00 114,59
Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif & BPS (2012) *) Angka Sementara Triwulan I - III
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang
memiliki banyak potensi tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan
baik mancanegara maupun nusantara, selain itu letaknya yang bersebelahan
dengan Ibukota Jakarta sehingga memudahkan akses dari wisatawan untuk
mengunjungi berbagai tempat wisata yang ada di Bogor. Kawasan wisata di
Kabupaten Bogor umumnya berbasis wisata alam yang berpotensiuntuk
dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat meningkatan pendapatan daerah.
Salah satu daerah di Kabupaten Bogor adalah kawasan Puncak yang
dikenal sebagai tempat yang dingin dan segar dan penuh dengan wilayah
pegunungan yang alami, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa Barat.
Salah satu daerah kawasan Puncak yang menjadi tujuan wisata adalah Taman
Wisata Matahari (TWM) yang berlokasi di Jalan Raya Puncak Bogor. TWM
memiliki luas sekitar 30 hektar menawarkan suasana wisata pegunungan dengan
fasilitas wisata untuk keluarga yang seperti villa, kolam renang, wisata air, ATV,
wisata agro, wisata edukasi, flying fox, dan taman bermain anak-anak. Taman Wisata Matahari merupakan salah satu tempat favorit para wisatawan terutama
wisata yang lengkap. Potensi kawasan tersebut apabila dikembangkan secara lebih
lanjut dan tetap menjaga lingkungan sekitar dapat memberikan dampak ekonomi
bagi masyarakat sekitar.
1.2 Perumusan Masalah
Kegiatan wisata di kawasan Puncak, Bogor selain dapat meningkatkan
pendapatan daerah, juga merupakan salah satu alternatif pendukung kegiatan
wisata dan rekreasi bagi masyarakat di daerah Jabodetabek. Umumnya wisatawan
yang berasal dari kota tersebut jenuh dengan aktivitas di Ibukota dan
menginginkan kegiatan wisata dengan udara yang sejuk serta pemandangan yang
indah dan asri. Salah satu alternatif kawasan wisata yang letaknya tidak jauh dari
kota Jakarta adalah Taman Wisata Matahari (TWM) yang didirikan sejak April
2007. Wisatawan yang berkunjung ke TWM umumnya datang dengan keluarga
atau rombongan pada hari libur.
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor
pada tahun 2007 jumlah wisatawan yang datang ke kawasan ini sebanyak 12.900
orang, kemudian pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 110.504
orang. Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan, tercatat selama tahun 2009
jumlah wisatawan yang berkunjung ke TWM sebanyak 234.691 orang, kemudian
pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 700.772 orang. Tercatat sampai
dengan Juni 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 453.284 orang.
Apabila hari libur atau hari-hari besar seperti lebaran, kawasan ini ramai
dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah.
Taman Wisata Matahari merupakan wisata massal yang memiliki konsep
seperti sungai, danau untuk kegiatan wisata. Wisatawan dapat melakukan atraksi
wisata seperti arung jeram, perahu kano, dan berbagai wahana yang tersedia
dengan suasana alami yang masih segar, sehingga daya tarik tersebut dapat
menarik minat pengunjung. Selain untuk income pengelola, konsep theme park ini membutuhkan tenaga kerja banyak seperti sebagai petugas kebersihan, keamanan,
penjaga permainan sehingga dapat menciptakan peluang lapangan kerja baru
untuk masyarakat sekitar.
Awalnya areal TWM yang hanya seluas 10 Ha adalah rumah tinggal
pemilik, kemudian dikembangkan menjadi taman wisata matahari dengan
membeli lahan persawahan masyarakat. Masyarakat sekitar sempat khawatir
dengan adanya pembangunan TWM dapat menghilangkan mata pencahariaan
mereka sebagai petani. Berdasarkan info dari pihak pengelola TWM, menyatakan
bahwa memberikan ganti rugi yang sesuai dengan kesepakatan dengan
masyarakat, dan meyakinkan masyarakat bahwa dengan adanya TWM dapat
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang
dulunya hanya bertani dan tidak memiliki penghasilan tetap.
Permintaan terhadap kawasan wisata ini akan berpengaruh terhadap
pendapatan baik untuk pengelola setempat maupun bagi masyarakat sekitar.
Pembangunan TWM ini seharusnya dapat memberikan kontribusi kepada
masyarakat sekitar berupa peningkatan pendapatan, peluang penyerapan tenaga
kerja sebagai kompensasi terhadap konversi lahan sawah tempat mereka bekerja,
sesuai dengan janji pengelola kepada masyarakat sekitar. Oleh karena, itu perlu
dikaji seberapa besar dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dengan adanya
Berdasarkan uraian tersebut, beberapa masalah yang dapat diuraikan
adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana kondisi wisata di kawasan Taman Wisata Matahari ?
2) Bagaimanakah permintaan wisata terhadap kawasan Taman Wisata
Matahari?
3) Bagaimana dampak ekonomi dan dampak lingkungan yang
ditimbulkan oleh kawasan wisata Taman Matahari terhadap
masyarakat sekitar?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1) Menganalisis persepsi wisatawan mengenai kawasan wisata Taman
Wisata Matahari untuk pengembangan lebih lanjut kawasan tersebut.
2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di
kawasan Taman Wisata Matahari.
3) Menghitung dampak ekonomi dan mengidentifikasi dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan Taman Wisata Matahari
terhadap masyarakat sekitar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran dalam menerapkan ilmu
yang telah diperoleh dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan
2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan untuk pengawasan
sekitar kawasan wisata dan pengembangan sektor pariwisata.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
penjelasan mengenai dampak ekonomi Kawasan Taman Wisata
Matahari
1.5 Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini antara lain adalah wisatawan yang dijadikan
responden hanya wisatawan lokal, unit usaha yang dijadikan responden hanya
yang berada disekitar kawasan TWM saja yang dimiliki oleh masyarakat sekitar
dan umumnya berskala kecil, masyarakat yang dijadikan responden berasal dari
Desa Leuwimalang dan Desa Cilember. Kondisi TWM yang dimaksud pada
tujuan penelitian adalah kondisi TWM berdasarkan persepsi pengunjung.
Kawasan sekitar TWM yang dimaksud adalah Desa Cilember dan Desa Leuwi
Malang. Data jumlah pengunjung yang dijadikan acuan untuk perhitungan
dampak ekonomi rata-rata kunjungan dari tahun 2007-2010. Dampak ekonomi
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pariwisata
Pariwisata menurut Wahab (2003), dapat dipandang sebagai suatu yang
abstrak, misalnya sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang
didalam negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyeberangan orang-orang
pada tapal batas suatu negara (pariwisata internasional). Proses bepergian ini
mengakibatkan terjadinya interaksi dan hubungan-hubungan, saling pengertian
insani, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, motivasi, tekanan-tekanan, kepuasan,
kenikmatan dan lain-lain diantara sesama pribadi atau antar kelompok. Pariwisata
mengandung tiga unsur, yakni: manusia (sebagai pelaku kegiatan pariwisata),
tempat (unsur fisik yang tercakup oleh kegiatan itu sendiri), dan waktu (unsur
tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat
tujuan).
Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
ada berbagai istilah mengenai pariwisata, yaitu wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Selanjutnya
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
Sebagai suatu aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan
dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang.
2.2 Theme Park Berbasis Alam
Menurut Soewantoro (1997), obyek wisata alam adalah sumber daya yang
berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk
pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun pembudidayaan.
Sementara itu, bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam
yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan dan tata lingkungannya disebut
wisata alam. Pada umumnya yang menjadi daya tarik utama wisatawan alam
adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti makanan bersih, pelayanan
sopan dan sarana akomodasi adalah hanya faktor pendukung bagi wisatawan alam
untuk melakukan kegiatan wisata alam.
Menurut Marpaung (2002), terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan
dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi. Secara garis besar daya tarik
wisata dibagi menjadi tiga yaitu daya tarik alam, daya tarik budaya, dan daya tarik
buatan manusia. Salah satu daya tarik buatan manusia adalah konsep theme park, yang merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi
dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World
(skala besar), Water Activity Park (skala kecil). Definisi theme park menurut Michael Sorkin (1992), Ralluca dan Gina (2005) adalah sebuah atraksi yang
dibuat secara permanen dengan sumberdaya yang dapat dikendalikan dan dikelola
untuk hiburan dan pendidikan dari kunjungan wisatawan.
attractions, dan purpose-built attractions (Vanhove, 2005). Taman Wisata Matahari termasuk ke jenis atraksi wisata purpose-built attractions yakni sengaja dibangun untuk wisata. TWM merupakan perpaduan antara theme park dan wisata alam karena menggunakan sungai dan danau yang ada sebagai salah satu atraksi
wisata, disamping fasilitas wahana wisata lainnya.
2.3 Wisatawan
Suatu tempat wisata pasti akan dikunjungi oleh wisatawan, menurut Cohen
(1974) dalam Pitana (2005) seorang wisatawan adalah seorang pelancong yang
melakukan perjalanan atas kemauan sendiri dan untuk waktu sementara saja,
dengan harapan mendapatkan kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang
dialami selama dalam perjalana yang relatif lama dan tidak berulang.
Menurut Yoeti (2008), wisatawan terbagi menjadi dua jenis berdasarkan
asal daerahnya, yaitu wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara
(wisman). Wisatawan nusantara adalah orang yang berdiam dan bertempat tinggal
pada suatu negara yang melakukan wisata di negara dimana tempat wisatawan
tersebut tinggal. Wisatawan mancanegara adalah orang yang melakukan
perjalanan wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan tempat
wisatawan tersebut tinggal.
Menurut Wahab (2003) motivasi merupakan hal yang sangat mendasar
dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata. Pada dasarnya seseorang
melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut
a) Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau fisologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam
kegiatan olahraga, bersantai dan sebagainya.
b) Cultural Motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan
budaya.
c) Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang
dianggap mendatangkan gengsi, melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang
membosankan dan seterusnya.
d) Fantasy Motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan
kepuasan psikologis.
2.4 Persepsi
Menurut Koentjaraningrat (1990), menyatakan bahwa persepsi merupakan
proses fisik, fisiologi dan psikologis yang menyebabkan berbagai macam getaran
atau tekanan yang diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau
diproyeksikan oleh individu menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan.
Selanjutnya, penggambaran tentang lingkungan dengan fokus yang paling
menarik perhatian seorang individu seringkali juga diolah dalam suatu proses
dengan akal yang menghubungkan penggambaran tadi dengan penggambaran lain
yang sejenis yang pernah diterimanya dan diproyeksikan oleh akal di masa lalu
dan ditimbulkan kembali sebagai kenangan atau penggambaran lama dalam
Persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang
kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus
menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui
atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin,
1997). Persepsi wisatawan dapat diperoleh setelah melihat dan menggunakan
sarana dan prasarana yang ada pada suatu kawasan wisata.
2.5 Ekonomi Wisata
Dari sisi ekonomi, pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling
terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu system, yakni a) permintaan atau
kebutuhan; b) penawaran atau pemenuhan kebutuuhan berwisata itu sendiri; c)
pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya; dan d)
pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga elemen tadi (Steck, et.al, 1999) dalam Yoeti (2008). Menurut Yoeti (2008) ekonomi wisata adalah sebuah
pendekatan pariwisata yang dilakukan dari sudut pandang ekonomi, sehingga
dalam penerapannya ekonomi wisata menggunakan prinsip-prinsip ekonomi yang
dijelaskan sebagai berikut
2.5.1 Permintaan Wisata
Menurut Yoeti (2008) permintaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
ekonomi dan sisi sosial psikologis. Sisi ekonomi menyangkut gejala-gejala
permintaan dalam hubungannya dengan keseluruhan faktor-faktor ekonomi,
sedangkan sisi sosial psikologis meninjau persoalan dari sisi manusia sebagai
konsumen dalam menentukan pilihannya untuk membeli sesuatu barang
kebutuhannya.
yaitu potential demand dan actual demand. Yang dimaksud dengan potential demand adalah sejumlah orang yang berpotensi untuk melakukan perjalanan wisata karena memiliki waktu luang dan punya tabungan yang relatif cukup.
Sedangkan yang dimaksud dengan actual demand adalah orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata pada suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW)
tertentu. Morley (1990) menyatakan bahwa permintaan akan pariwisata
tergantung pada ciri-ciri wisatawan, seperti penghasilan, umur, motivasi, dan
watak. Ciri-ciri ini masing-masing akan mempengaruhi kecenderungan orang
untuk bepergian mencari kesenangan, kemampuannya untuk bepergian dan
pilihan tempat tujuan perjalanannya.
2.5.2 Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi yang terjadi karena kegiatan pariwisata menurut Marine Ecoturism for Atlantic Area (META) (2001), terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects), Efek Tidak Langsung (Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced Effects). Sementara itu, Efek Tidak Langsung dan Efek Induksi kadang-kadang disebutnya sebagai Efek Sekunder (Secondary Effects) yang menyertai Efek Langsung selaku Efek Primer (Primary Effect).
Dampak ekonomi pariwisata alam adalah manfaat atau kontribusi produk
wisata berbasis alam terhadap ekonomi suatu wilayah. Dampak tersebut dapat
berupa: (1) penerimaan dari penjualan produk wisata (tiket masuk taman nasional,
hotel, campground, restoran, atraksi, transportasi dan retail), (2) pendapatanmasyarakat, (3) peluang pekerjaan dan (4) penerimaan pemerintah dari
pajak dan retribusi (Frechtling, 1987). Pariwisata menjadi faktor penting dalam
sektor perekonomian. Menurut Wahab (1976) pentingnya wisata dalam
perekonomian karena dapat meningkatkan industri-industri baru yang erat
kaitannya dengan pariwisata, meningkatkan permintaan tehadap handicrafts, souvenir goods yang berasal dari daerah sekitar tempat wisata.
2.5.2.1 Prinsip Multiplier Effect
Clement dalam Yoeti (2008), menyatakan bahwa setelah wisatawan datang
pada suatau negara atau DTW, mereka pasti akan membelanjakan dollarnya pada
perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata untuk memenuhi kebutuhan
(needs) dan keinginan (wants) selama mereka tinggal di negara atau DTW tersebut. Uang yang dibelanjakan wisatawan itu, setelah dibelanjakan tidak
berhenti beredar akan tetapi berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain atau
dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain (yang berkaitan dengan pariwisata).
Efek pengganda (Multiplier effect) memiliki beberapa prinsip seperti yang dijelaskan oleh Yoeti (2008) yaitu: uang yang dibelanjakan wisatawan tidak
pernah berhenti beredar dalamkegiatan ekonomi dimana uang itu dibelanjakan,
uang itu selalu berpindah tangan dari orang satu ke orang yang lain, semakin cepat
uang berpindah tangan, semakin besar pengaruh uang itu dalam perekonomian
setempat dan semakin besar nilai koefisien multiplier, uang itu akan hilang dari
peredaran, apabila uang itu tidak lagi berpindah tangan tetapi berhenti dari
peredaran karena sudah tidak memberikan pengaruh terhadap perekonomian
setempat, pengukuran terhadap besar kecilnya uang yang dibelanjakan wisatawan
2.5.2.2 Faktor Kebocoran
Uang yang dibelanjakan oleh para wisatawan selalu bepindah dari satu
orang ke orang yang lainnya. Menurut Murphy (1987) dalam Milasari (2010).
Kebocoran ekonomi dari pengeluaran wisatawan dimulai sebelum wisatawan
mencapai daerah tujuan. Kebocoran ekonomi dari pariwisata mungkin
digambarkan sebagai jumlah pendapatan yang gagal didapat di sistem ekonomi
daerah tujuan wisata, dari total pengeluaran wisatawan. Faktor-faktor yang
mungkin meningkatkan tingkat kebocoran ekonomi, dan mengurangi keuntungan
ekonomi dari pariwisata untuk masyarakat lokal diantaranya termasuk tingkat
kepemilikan asing dari industri pariwisata serta pembagian hasil kepada
pemegang saham yang tinggal di luar daerah tersebut, makanan dan minuman
yang berasal dari luar daerah tujuan wisata.
Menurut Yoeti (2008) pada prinsipnya semakin kecil kebocoran yang
terjadi maka semakin baik bagi perekonomian di suatu kawasan wisata,
sebaliknya apabila semakin besar kebocoran yang terjadi maka semakin kecil
dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan wisata.
Kebocoran dalam sektor pariwisata dapat dicegah dengan mengurangi bahan baku
yang menggunakan import contents sehingga dampaknya terhadap perekonomian tidak banyak.
2.5.3 Industri Wisata
Kegiatan wisata erat kaitannya dengan produk wisata yang terdapat di
lokasi wisata tersebut misalnya penyedia jasa atau sering disebut industri
pariwisata. Industri pariwisata artinya semua usaha yang menghasilkan barang
(2006). Menurut Christie Mill (1990) dalam Yoeti (2008), industri pariwisata
lebih bersifat tidak berwujud (intangible) sehingga para pakar menyebutnya sebagai industri tanpa cerobong asap. Industri ini juga tidak dapat diukur karena
tidak memiliki standar nomor klasifikasi.
Menurut Yoeti (2008) keberadaan pariwisata sebagai suatu industri sukar
dijelaskan. Akan tetapi, keberadaannya dapat dijelaskan dengan adanya
sekelompok perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung dengan
kunjungan wisatawan. Hal tersebut berarti bila tidak ada wisatawan, maka dapat
dikatakan kelompok perusahaan ini tidak eksis, karena tidak ada orang yang akan
dilayani.
2.6 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang dijadikan referensi yaitu penelitian tentang
persepsi mengenai kawasan wisata, faktor – faktor yang mempengaruhi
permintaan di kawasan wisata, dan dampak ekonomi serta dampak lingkungan
dengan adanya kawasan wisata.
2.6.1 Penelitian Persepsi Kawasan Wisata
Adapun penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi terhadap
kawasan wisata dilakukan oleh Hermalinda (2010). Hasil penelitian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penelitian Mengenai Persepsi Kawasan Wisata
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Hermalinda Dampak Ekonomi
Pengembangan Kawasan Wana Wisata Curug Cilember Terhadap Masyarakat Lokal
2.6.2 Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata
Penelitian yang bertujuan memgetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan wisata telah dilakukan oleh Milasari (2010) dan Adiyath (2011).Hasil
penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Milasari Analisis Dampak Ekonomi
Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor)
Salah satu tujuan dari
penenlitian ini adalh
mengetahui faktor-faktir yang
mempengaruhi permintaan
wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang berpengaruh terhadap fungsi permintaan reakreasi Taman Wisata Tirta Sanita. Keenam faktor tersebut adalah biaya perjalanan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
jarak tempuh, jumlah
rombongan dan pengetahuan
pengunjung terhadap
penenlitian ini adalh
mengetahui faktor-faktir yang
mempengaruhi permintaan
wisata. Menurut hasil penelitian dengan ,menggunakan regresi poisson, ada empat faktor sosial-ekonomi yang dapat
mempengaruhi fungsi
permintaan wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang yaitu lama kunjungan, jumlah
tanggunggan keluarga,
pengetahuan pengunjung, serta taraf pendidikan pengunjung.
2.6.3 Penelitian Dampak Ekonomi
Penelitian terdahulu yang bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi
Tabel 5. Penelitian Mengenai Dampak Ekonomi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Hermalinda Penelitian Dampak Ekonomi
Pengembangan Kawasan
Wana Wisata Curug Cilember Terhadap Masyarakat Lokal
Dampak langsung Wana Wisata Curug Cilember yang diterima oleh pemilik unit usaha sebesar 21,41%, dampak tidak langsung diterima oleh tenaga kerja lokal adalah 4,96%, dan dampak
lanjutan yang merupakan
pengeluaran untuk kebutuhan pangan tenaga kerja sebesar 83,58%. Nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 0,51, Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 1,36. Estimasi total dampak ekonomi yang dirasakan adalah sebesar Rp 4.201.933.082
2. Milasari Analisis Dampak Ekonomi
Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor)
Berdasarkan hasil penelitian, keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal
sekitar. Dampak ekonomi
langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 54%. Sedangkan dampak tidak lansung yang berupa pendapatan tenaga kerja masih sangat rendah yaitu sebesar 2%. Dampak
induced yang berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59% digunakan untuk kebutuhan pangan. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,07, Ratio
Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,22 dan Ratio Income Multiplier
2 adalah 1,37.
Penelitian dampak ekonomi pada kawasan Taman Wisata Matahari ini
berbeda dengan penelitian mengenai dampak ekonomi yang terdahulu karena
umumnya penelitian terdahulu dilakukan di kawasan wisata berbasis alam seperti
pada Taman Nasional, cagar alam yang memiliki kawasan konservasi. TWM
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Taman Wisata Matahari (TWM) merupakan salah satu wisata alam yang
terletak di Desa Cilember, Kabupaten Bogor. Lokasi wisata ini memiliki luas
sekitar 30 hektar menawarkan suasana wisata pegunungan yang menyegarkan
dengan menyediakan fasilitas rekreasi yang lengkap dengan harga yang cukup
terjangkau. Kawasan ini dibangun sejak tahun 2007 dengan pengelolaan dipegang
oleh perusahaan swasta, dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan mulai dari
villa, kolam renang, wisata air, ATV, flying fox, taman bermain anak-anak, dan berbagai atraksi wisata lainnya.
Pembangunan TWM sempat dikhawatirkan sebagian masyarakat karena
mengkonversi sawah produktif milik masyarakat menjadi tempat wisata. Selain
itu dengan pembangunan kawasan tersebut juga dikhawatirkan dapat memberikan
dampak lingkungan sekitar1. Keberadaan TWM seharusnya dapat memberikan
kontribusi bagi masyarakat sekitar khususnya berupa peluang peningkatan
pendapatan seperti membuka lapangan pekerjaan maupun membuka peluang
usaha bagi masyarakat sekitar, terutama bagi masyarakat yang dulunya memiliki
pekerjaan sebagai petani. Oleh karena itu dampak ekonomi kawasan TWM
kepada masyarakat sekitar perlu dikaji.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu kawasan wisata sangat
penting bagi pengembangan serta penjagaan kawasan wisata, begitu juga dengan
kawasan TWM. Selain menguntungkan secara finansial bagi pemilik juga dapat
bermanfaat bagi masyarakat sekitar sehingga persepsi dari pengunjung sangat
diperlukan, sehingga dapat menjadi masukan kepada pihak pengelola untuk
memberikan kebijakan layanan yang lebih baik. Fungsi permintaan dan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan wisata penting untuk diketahui
karena dengan meningkatnya jumlah pengunjung dan pengeluaran yang dilakukan
pengunjung selama melakukan kegiatan wisata dapat memberikan dampak
langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat sekitar kawasan wisata
tersebut, sepreti meningkatnya pendapatan dan menciptakan lapangan kerja baru
sehingga dapat melihat peluang peningkatan dampak ekonomi kepada masyarakat
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Kawasan Taman Wisata Matahari,Cilember, Bogor
Tren Peningkatan Kunjungan Taman Wisata Matahari
Persepsi Wisatawan Dampak Negatif Lingkungan
yang dihasilkan
Unit Usaha Tenaga Kerja Masyarakat
Optimalisasi Dampak Ekonomi Dari Kegiatan Wisata di TWM Keterlibatan Masyarakat Sekitar pada Berbagai Aktifitas Wisata di Kawasan TWM
Pengelolaan di Kawasan Taman Wisata Matahari
Wisatawan
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Taman Wisata Matahari,
Puncak, Desa Cilember, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa kawasan ini memiliki perkembangan jumlah pengunjung
yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir, selain itu pembangunan TWM pada
awalnya sempat mengkhawatirkan masyarakat sekitar dapat menghilangkan mata
pencahariaan mereka. Kondisi ini menyebabkan TWM berpotensi untuk lebih
dikembangkan namun dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat sekitar
agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar. Pelaksanaan
kegiatan pengambilan data dilaksanakan pada pada April– Mei 2012.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumber data, data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan responden, kuisioner, survei, dan observasi langsung di lokasi
penelitian. Data Sekunder diperoleh dari instansi pemerintah seperti Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, pengelola Taman Wisata Matahari
dan studi literatur lain yang terkait dengan dampak ekonomi wisata. Data yang
diperoleh tersebut diolah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif,
kemudian di interpretasikan secara deskriptif.
4.3 Metode Pengumpulan Data
sampling dengan pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti untuk responden pengunjung dengan usia minimal 17 tahun, responden
tenaga kerja yang berasal dari masyarakat desa Cilember dan Leuwi Malang,
masyarakat sekitar yang dijadikan responden adalah adalah yang merasakan
dampak lingkungan dengan adanya TWM, unit usaha yang dijadikan responden
berasal dari masyarakat sekitar dan mewakili jenis unit usaha yang ada di TWM
seperti kios, asongan, dan warung tenda serta pemiliknya adalah masyarakat
sekitar. .
Menurut Neuman (1997) terdapat tiga situasi yang memungkinkan
penggunaan teknik purposive sampling. Pertama, untuk memilih sampel-sampel yang sangat informatif yakni dari responden masyarakat sekitar yang benar-benar
merasakan dampak lingkungan. Kedua, untuk memilih sampel dari populasi yang
anggotanya sulit dijangkau, yakni responden pengunjung yang tidak diketahui
populasinya dan masyarakat sekitar yang merasakan dampak lingkungan tidak
diketahui jumlah populasinya. Ketiga, untuk mengidentifikasi tipe-tipe tertentu
dari sejumlah sampel untuk kepentingan in-depth investigation, yakni responden unit usaha yang hanya berasal dari masyarakat sekitar TWM. Penentuan sampel responden pada penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok, yakni kelompok
wisatawan dengan jumlah responden 100 orang, unit usaha sebanyak 30 orang,
tenaga kerja lokal sebanyak 30 orang, dan masyarakat lokal sebanyak 30 orang.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan
dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer. Setelah
bentuk gambar, tabel, dan perhitungan matematika. Metode analisis yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 . Metode Analisis Data
No Tujuan Penelitian Jenis Data yang
Diperlukan
Sumber Data Analisis Data
1. Menganalisis persepsi
Wisatawan biasanya berekreasi untuk menghilangkan penat dan stress dari
kesibukan bekerja. Pengembangan kawasan wisata sangat erat hubungannya
dengan persepsi pengunjung kawasan wisata sehinggan informasi tersebut sangat
bermanfaat bagi pengelola TWM. Persepsi adalah penginderaan terhadap kesan
yang timbul dari lingkungannya. Adapun kriteria dari persepsi tersebut dapat
Tabel 7. Kriteria Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Kondisi TWM Pada Tahun 2012
No Komponen Kriteria Indikator
1 Musholla - Memadai Jumlahnya banyak, kebersihannya
terjaga, mukena dan sarung tersedia.
- Tidak memadai Jumlahnya terbatas, kebersihan tidak terjaga, mukena dan sarung tidak tersedia
- Tidak Tersedia Tidak ada sama sekali
2 Toilet - Memadai Jumlahnya banyak, kebersihan
terjaga
- Tidak memadai Jumlahnya terbatas, kebersihan tidak terjaga
- Tidak Tersedia Tidak ada sama sekali 3 Tempat
Sampah
- Memadai Jumlahnya banyak, terawat
- Tidak memadai Jumlahnya sedikit, tidak terawat - Tidak Tersedia Tidak ada sama sekali
4 Saung - Memadai Jumlahnya banyak, terawat
- Tidak memadai Jumlahnya sedikit dan tidak terawatt
- Tidak Tersedia Tidak ada sama sekali 5 Sarana
Permainan
- Memadai Jumlahnya banyak dan keamanan
terjaga
- Tidak memadai Jumlah sedikit dan keamanan kurang terjaga
- Tidak Tersedia Tidak ada sama sekali
6 Kebersihan - Bersih Sampah tidak berserakan
- Tidak bersih Banyak sampah yang berserakan
7 Keamanan - Aman Bebas dari tindak kejahatan dan
jumlah petugas keamanan memadai
- Tidak aman Rawan tindak kejahatan dan jumlah petugas keamanan kurang 8 Aksesibilitas - Mudah Jalannya tidak rusak, letak yang
strategis
- Sulit Jalan rusak, letak yang strategis 9 Pelayanan
Pengelola
- Memadai Pos informasi tersedia, pihak pengelola yang melayani dengan baik
Analisis persepsi dilakukan pada sembilan kategori sarana dan prasarana,
fasilitas, serta pengelolaan kawasan wisata. Sembilan kategori tersebut adalah
mushola, toilet, tempat sampah, saung, sarana permainan, kebersihan kawasan
wisata, keamanan, aksesibilitas, pelayanan pengelola wisata. Kemudian data
tersebut diolah dan kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis
deskriptif.
4.4.2 Permintaan Wisata
Morley (1990) menyatakan bahwa permintaan akan pariwisata tergantung
pada ciri wisatawan seperti penghasilan, umur, motivasi, dan watak. Ciri-ciri ini
mempengaruhi sesorang untuk bepergian mencari kesenangannya,
kemampuannya untuk bepergian dan pilihan tempat tujuan perjalanannya.
Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah metode regresi
linier berganda. Menurut Juanda (2009), Analisis regresi linear berganda
digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas
(independent variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Pengolahan dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan Minitab 15. Pendugaan
fungsi permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di TWM dilihat
berdasarkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya, yaitu :
Y =b0 - b1X1 -b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 - b6X6 + ei ...(1)
Dimana :
bi = Koefisien regresi untuk faktor Xi, dimana i = 1,2,3,…..,11
Y = Jumlah kunjungan ke objek wisata (per tahun)
X1 = Biaya perjalanan individu ke objek wisata (Rupiah per kunjungan)
X3 = Lama mengetahui keberadaan objek wisata (tahun)
X4 = Pendapatan responden (Rupiah per tahun)
X5 = Umur responden (tahun)
X6 = Jumlah Tanggungan (orang)
ei = Error Term
Adapun langkah-langkah dalam membangun model permintaan wisata
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa hubungan antar variabel predictor
2. Memeriksa kasus over/under dispersion
3. Menentukan jenis model regresi yang digunakan : regresi linear berganda
4. Pengujian signifikasi parameter regresi
5. Mendapatkan model terbaik
4.4.2.1 Pemenuhan Asumsi Linear Berganda
Kegunaannya uji regresi ganda yaitu untuk meramalkan nilai variabel
terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Uji regresi ganda adalah
alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu
variabel terikat (untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau
hubungan kausal antara dua atau lebih (X1, X2, X3,….,Xn) dengan satu variabel
terikat. Adapun asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah error term dari data observasi mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji
tersebut dapat dilakukan dengan “normality test” pada residual hasil persamaan
berbentuk linier dan didapat P-value lebih besar dari taraf nyata (α) , maka asumsi
kenormalan dapat terpenuhi (Firdaus, 2004).
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam
model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna
(koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel
bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah adalah koefisien korelasi
variabel tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.
Salah satu metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan
inflantion factor (VIF) pada model regresi. Variabel yangmenyebabkan
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil daripada 0,1
atau nilai VIF yang lebih besar daripada nilai 10 (Hair et al, 1992)
3. Uji F
ANOVA atau analisis varian merupakan uji koefisien regresi secara
bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel
independen terhadap variabel dependen (Priyatno, 2009). Adapun
langkah-langkah Uji F adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
H0 :β1=β2= 0 ………. (2)
H1 :β1≠β2≠β3=β4= 0 ………. (3)
2. Menentukan F hitung dan signifikansi
F tabel dapat dilihat pada tabel statistik (terlampir) pada tingkat
signifikansi 0,15 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df=(n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah variable termasuk konstanta.
4. Kriteria Pengujian
Bila F Hitung <F Tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti semua variable independen secara simultan tidak mempunyai
hubungan linear yang signifikan terhadap variable dependen.
Bila F Hitung > F Tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti semua variable independen secara simultan mempunyai hubungan
linear yang signifikan terhadap variable dependen.
4. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi yang diperoleh
dari hasil perhitungan dengan metode OLS berbeda secara signifikan dengan nilai
28 parameter tertentu atau tidak (Firdaus, 2004). Prosedur pengujiannya sebagai
berikut :
1. H0 : bi = 0 artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).
H1 : bi ≠ 0 artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap
variabel tidak bebasnya (Yi).
2. Kriterianya:
Jika t hitung > t tabel, maka terima H0, artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).
Jika t hitung < t tabel, maka tolak H0, artinya variabel bebas (Xi)