HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN
KERJA DI PEMATANGSIANTAR
TUGAS AKHIR
NIDA ELHAQ
072407035
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN
KERJA DI PEMATANGSIANTAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
NIDA ELHAQ
072407035
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN
LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : NIDA ELHAQ
Nomor Induk Mahasiswa : 072407035
Program Studi : DIPLOMA (D-III) STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juli 2010
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua Pembimbing
PERNYATAAN
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2010
PENGHARGAAN
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Tugas Akhir ini berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja di Pematangsiantar .
Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan, bimbingan dan nasehat-nasehat yang tidak ternilai kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc, selaku Ketua Pelaksana Program Studi D3 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU.
3. Bapak Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS, selaku dosen Pembimbing yang telah bersedia memberi arahan, bimbingan dan petunjuk kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh staf Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU khususnya jurusan Matematika.
5. Kedua Orang Tua Penulis yang telah membimbing dan memberikan nasehat serta doa selama mengikuti perkuliahan.
6. Semua teman-teman di Program Studi D3 Statistika khususnya Statistika B dan seluruh Program Studi Statistika pada umumnya.
Akhir kata, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Medan, Juni 2010 Penulis,
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Maksud dan Tujuan
1.4.1 Maksud 4
1.4.2 Tujuan 5
1.5 Metodologi Penelitian 5
1.5.1 Variabel yang diamati 7
1.5.2 Lokasi dan Waktu
1.5.2.1 Lokasi 7
1.5.2.2 Waktu 7
1.6 Tinjauan Pustaka 8
1.7 Sistematika Penulisan 9
BAB 2 Tinjauan Teoritis
2.1 Pengertian-pengertian 10
2.2 Statistik non Parametrik 11
2.3 Uji Chi-Kuadrat 12
2.3.1 Uji Independen antara Dua Faktor 14
2.3.2 Koefisien Kontingensi 17
2.4 Hipotesa 19
BAB 3 Tentang Daerah Riset
3.1 Sejarah Singkat Kota Pematangsiantar 21 BAB 4 Analisa dan Evaluasi
4.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja
di Pematangsiantar 28
BAB 5 Implentasi Sistem
5.1 Pengenalan Excel 40
5.2 Type Data dalam Microsoft Excel 43
5.3 Fungsi Statistik 44
Halaman BAB 6 Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan 48
6.2 Saran 49
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi 18
Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan 19 Tabel 4.1 Data Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja di Pematangsiantar 28
Tabel 4.2 Daftar Frekuensi yang Diharapkan 35
Tabel 4.3 Penentuan Harga Chi-Kuadrat 36
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Lapangan Kerja 30
Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel 41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya dalam mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Jadi pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang semakin penting agar generasi Indonesia bisa bersaing dalam persaingan lokal maupun internasional. Tetapi di Indonesia pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih menjadi masalah utama dalam sektor pendidikan, sedangkan pendidikan yang berkualitas tentunya akan membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga.
dengan persentase jumlah pengangguran lulusan SMA atau jenjang pendidikan yang lebih rendah.
Bagi setiap individu yang bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi pada umumnya didasari harapan adanya peluang kerja dan pengembangan karier yang lebih terbuka pada masa mendatang. Adanya kenyataan peluang mendapat pekerjaan yang semakin sulit akibat kebijakan ekonomi politik negara yang belum berpihak pada terbukanya lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi rakyat menjadikan tidak adanya jaminan bagi tamatan Perguruan Tinggi memiliki kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan. Kondisi ini berpotensi dalam memunculkan kecemasan akan kesulitan lapangan pekerjaan pada mahasiswa tingkat akhir yang bila tidak dikelola dengan baik kecemasan tersebut akan memiliki dampak merugikan bagi kehidupan individu karena setiap orang pasti mendambakan suatu pekerjaan, ini disebabkan karena kerja merupakan aktivitas dasar dan aktivitas sosial yang memiliki bagian esensial dari kehidupan manusia serta memberikan isi dan makan bagi kehidupan. Dalam lapangan Ilmu Psikologi bekerja merupakan salah satu tugas masa perkembangan dewasa awal, yaitu tugas perkembangan pada individu yang berusia 21-40 tahun.
penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja di Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar dijadikan objek penelitian karena penulis berasal dari kota tersebut. Sehingga judul Tugas Akhir ini adalah Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja di Pematangsiantar .
1.2 Perumusan Masalah
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya. Dalam dunia pasar kerja, kualitas SDM juga menjadi bahan pertimbangan utama dalam pemenuhan lapangan pekerjaan yang tersedia. Berdasarkan hal tersebut di atas yang menjadi permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Apakah benar ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja di Pematangsiantar?
2. Seberapa besar/erat hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja di Pematangsiantar?
1.3 Batasan Masalah
Agar Tugas Akhir ini tidak menyimpang dari sasaran yang dituju, maka perlu membuat pembatasan ruang lingkup pembahasannya adalah khusus di kota Pematangsiantar saja dan yang dipelajari hanya mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan kerja.
Disini tingkat pendidikan dibagi menjadi 6 (enam) bagian, yaitu : 1. Tidak/Belum pernah sekolah
4. SLTP 5. SMTA
6. Akademi/Perguruan Tinggi (PT)
Dan lapangan pekerjaan dibagi menjadi 9 (sembilan) bagian, yaitu : 1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan
6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
8. Lembaga Keuangan, Usaha, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
1.4 Maksud dan Tujuan
1.4.1 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dan lapangan pekerjaan di Pematangsiantar.
1.4.2 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana cara meningkatkan kompetensi pendidikan (pengetahuan, keahlian, pengalaman) agar sesuai dengan tuntutan pekerjaan di lapangan.
2. Sebagai bahan bacaan bagi Pemda Pematangsiantar dalam mengambil kebijaksanaan dari ketenagakerjaan yang berhubungan dengan pendidikan dan keterampilan tenaga kerja.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei di mana data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dengan menggunakan analisa Chi-kuadrat (2) yaitu :
O Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i dan
kolom ke-j.
ij
E Banyak kasus yang diharapkan untuk dikategorikan dalam baris ke-i dan
kolom ke-j
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Hipotesis diterima jika Ho : 2hitung 2tabel
Dalam taraf nyata (kepercayaan) = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi Kuadrat adalah (b-1)(k-1).
Setelah mendapatkan harga Chi-kuadrat (2), biasanya kita menghitung
harga koefisien kontingensi yang diberi simbol C. Kegunaannya adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal. Rumus yang digunakan adalah :
N
C = Koefisien Kontingensi
hitung
2
= Hasil perhitungan Chi-kuadrat
N = Banyak data
Harga koefisien kontingensi maksimum dihitung dengan rumus sebagai berikut :
m m Cmaks 1
% 100 x
CC
Q
maks
1.5.1 Variabel yang diamati
Variabel yang diamati dalam hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan pekerjaan adalah lapangan pekerjaan sebagai variabel bebas (independent variable), sedangkan tingkat pendidikan sebagai variabel terikat (dependent variable).
Hipotesis penelitian :
H0 = Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan pekerjaan di Pematangsiantar.
H1 = Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan pekerjaan di Pematangsiantar.
1.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.2.1 Lokasi
- Lokasi yang dipelajari dalam Tugas Akhir ini adalah kota Pematangsiantar. - Data sekunder yang digunakan diambil dari BPS Sumatera Utara Jl. Asrama
No.179 Medan.
1.5.2.2 Waktu
1.6 Tinjauan Pustaka
1. Suryadi, Ace Analisis Kebijakan Pendidikan
Titik singgung antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi ialah produktivitas tenaga kerja, dengan adanya asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi produktivitas kerja, semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat, (teori
Human Capital)
2. Soepeno, Bambang Statistik Terapan
Chi-kuadrat (2) adalah teknik analisis statistik untuk mengetahui
signifikansi perbedaan antara proporsi (dan atau probabilitas) subjek atau objek penelitian yang datanya telah dikategorikan. Dasar pijakan analisis
dengan chi kuadrat (2) adalah jumlah frekuensi yang ada. Hal ini sesuai
dengan pendapat Guilford dan Fruthter: 1978: 193) : Chi square is used with data in the form of frequencies or data can be readly transformed into frequencies. The is includes proportions and probabilities
3. Mantra, Ida Bagoes Demografi Umum
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan isi dari Tugas Akhir.
BAB III : TENTANG DAERAH RISET
Pada bab ini berisi tentang daerah tempat riset yaitu Pematangsiantar. Bagaimana sejarah singkat Pematangsiantar.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini menguraikan dan menganalisa data yang telah diperoleh langsung dari sumbernya yaitu untuk melihat hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan pekerjaan di Pematangsiantar menurut Keadaan Angkatan Kerja di Pematangsiantar, Agustus 2008. BAB V : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini berisi tentang cara memasukkan data dan menganalisis data pada program Microsoft Excel.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian-pengertian
Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor dimana seseorang bekerja.
Pekerjaan utama adalah jika seseorang hanya mempunyai satu pekerjaan maka pekerjaan tersebut digolongkan sebagai pekerjaan utama. Bila pekerjaan yang dilakukan lebih dari satu, maka pekerjaan utama adalah pekerjaan yang dilakukannya dengan waktu terbanyak. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberi penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Seseorang dikatakan mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pekerjaan yang dilakukan berada di bawah pengelolaan yang terpisah.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah formal dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah.
2.2 Statistik non Parametrik
parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independent dan variabel yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas.
Dalam kegiatan penelitian,biasanya lebih banyak digunakan analisis statistik parametrik daripada statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika kita telah mengetahi model matematis dan distribusi populasi suatu data yang akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi dari suatu data dan jumlah data relatif kecil atau asumsi kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh, maka kita harus menggunakan statistik non parametrik (statistik bebas sebaran).
Statistik non parametrik mempunyai kelebihan atau keunggulan yaitu kebanyakan prosedur parametrik memerlukan asumsi dalam jumlah yang minimal maka kemungkinan untuk beberapa prosedur non parametrik perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, terutama bila terpaksa dilakukan dengan manual. Jadi penggunaan prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan untuk perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus secara tersaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan statistik non parametrik para peneliti dengan dasar matematik dan statistik yang kurang, biasanya konsep dan metode prosedur non parametrik mudah dipahami. Prosedur-prosedur non parametrik boleh diterapkan bila data telah diukur dengan menggunakan skala pengukuran.
lebih tepat bila ditangani prosedur-prosedur non parametrik sehingga cara ini sering menyebabkan pemborosan informasi. Meskipun prosedur statistik non parametrik terkenal karena prinsip perhitungan yang sederhana, pekerjaan hitung-menghitung selalu membutuhkan banyak tenaga dan akan menimbulkan kejenuhan.
Dalam implementasi, penggunaan prosedur yang tepat merupakan tujuan dari peneliti. Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar penggunaan statistik non parametrik :
1. Hipotesis yang diuji tidak melibatkan parameter populasi
2. Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik 3. Asumsi-asumsi parametrik tidak terpenuhi
2.3 Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Teknik Chi-kuadrat
(Chi-square; Chi dibaca : kai; simbol dari huruf Yunani : 2) ditentukan oleh Helmet
pada tahun 1875, tetapi baru pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan kembali oleh Karl Pearson.
apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya).
Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila H0 yang ditetapkan benar, karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu yang berupa perhitungkan frekuensi pemunculan tertentu.
Perhitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan persentase, proporsi atau yang lain yang sejenis. Chi-kuadrat adalah teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang diobservasi, observe frequencies (disingkat F0 atau O) dengan frekuensi yang diharapkan,expected frequencies(disingkat Fhatau E).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-kuadrat, yaitu :
1. Chi-kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi. 2. Chi-kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya
korelasi dan variabel-variabel yang dianalisa.
3. Chi-kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang memuaskan.
Cara memberikan interpretasi terhadap Chi-kuadrat adalah dengan menentukan df (degree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu dibandingkan dengan tabel harga kritis Chi-kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan dengan ketentuan :
1. Bila harga Chi-kuadrat (2) sama atau lebih besar dari tabel Chi-kuadrat
maka hipotesa nol (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (H1) diterima.
2. Bila harga Chi-kuadrat (2) lebih kecil dari tabel Chi kuadrat maka hipotesa
nol (H0) diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.
Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat dari Chi-kuadrat diantaranya adalah :
2.3.1 Uji Independen antara Dua Faktor
Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa faktor, karakteristik atau atribut terdiri dari beberapa klasifikasi, kategori, golongan atau mungkin tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian akan diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau kaitan antara faktor-faktor itu, bisa dikatakan bahwa faktor-faktor itu bersifat independen atau bebas, tepatnya bebas statistik. Selain daripada itu akan diselidiki ada atau tidaknya pengaruh mengenai beberapa taraf atau tingkatan sesuatu faktor terhadap kejadian fenomena.
faktor II (j = 1, 2, ... , k) akan dinyatakan dengan Oij.Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah daftar kontingensi b x k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut :
H0: Kedua faktor bebas statistik H1: Kedua faktor tidak bebas statistik
Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan kemudian dibentuk tabel kontingensi. Dari tabel tersebut di atas agar dapat dicari hubungan antara faktor-faktor dengan menggunakan stasistik uji Chi-kuadrat
Pengujian eksak sukar digunakan, karena di sini hanya akan dijelaskan pengujian yang bersifat pedekatan. Untuk itu diperlukan frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan tejadi, disini akan dinyatakan dengan Eij.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
n n x n
E io oj
ij
Dengan :
Eij= Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio= jumlah baris ke-i
noj= jumlah total ke-j
n = total jumlah data
Dengan demikian misalnya didapat nilai dari teoritik masing-masing data :
nxn
n
E 10 01
nxn
Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah :
O Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i dan
kolom ke-j.
ij
E Banyak kasus yang diharapkan untuk dikategorikan dalam baris ke-i dan
kolom ke-j
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Hipotesis ditolak jika H0 : 2hitung 2tabel
Hipotesis diterima jika H1 : 2hitung 2tabel
2.3.2 Koefisien Kontingensi
Kegunaan teknik koefisien kontingensi yang diberi simbol C, adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal.
Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai Chi-kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga koefisien kontingensi setelah menentukan harga Chi-kuadrat. Test signifikansi yang digunakan tetap menggunakan tabel kritik Chi-kuadrat, dengan derajat kebebasan (db) sama dengan jumlah kolom dikurangi satu dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu (b-1)(k-1). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien kontingensi adalah :
N C
hitung hitung
2 2
Dengan :
C = Koefisien Kontingensi
hitung
2
= Hasil perhitungan Chi Kuadrat
Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang diamati seperti tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi FAKTOR II (K TARAF)
JUMLAH
Faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk daftar kontingensi dengan b baris dan k kolom. nijadalah frekuensi yang diamati.
Selain itu frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat dilihat dengan rumus :
Eij : frekuensi yang diharapkan
Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan seperti pada tabel 2.2 di bawah ini :
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan FAKTOR II (K TARAF)
JUMLAH
Hipotesa secara estimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang danthesisyang berarti pendapat. Jadihypotesisartinya suatu kesimpulan yang masih kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesa tersebut. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan.
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah : 1. Hipotesa harus muncul dan hubungannya dengan teori serta masalah yang
diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukir tersendiri untuk menetapkan hipotesis yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.
Perlu diingat, apapun syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan setiap hipotesis adalah bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.
BAB III
TENTANG DAERAH RISET
3.1 Sejarah Singkat Kota Pematangsiantar
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemaangsiantar merupakan Daerah Kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja 1906.
Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu :
1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang 2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame dan Bane
4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang
raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsintar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.
Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285 Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan.
Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi Kmerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi Daerah Otonomi. Berdasarkan Undang-undang No. 22/1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.
Berdasarkan Undang-undang No. 1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No. 18/1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.
Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu : 1. Kecamatan Siantar Barat
2. Kecamatan Siantar Timur 3. Kecamatan Siantar Utara 4. Kecamatan Siantar Selatan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 (enam) wilayah Kecamatan. Dimana 9 Desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70230 Km2.
Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu : 1. Kecamatan Siantar Barat
2. Kecamatan Siantar Timur 3. Kecamatan Siantar Utara 4. Kecamatan Siantar Selatan 5. Kecamatan Siantar Marihat 6. Kecamatan Siantar Martoba
Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994 dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten
Simalungun dengan SKB Bersama No :
1994 / 4620 /
136/3140/1994
136 . Adapun hasil kesepakatan
Pada tahun 1997 Wilayah Administrasi di Kota Pematanngsiantar mengalami perubahan status sesuai dengan SK yang meliputi :
SK Gubernur Sumatera Utara No. 140.050.K/97 tertanggal 13 Februari 1997 dan direalisasikan oleh SK Walikota KDH Tk II Kota Pematangsiantar No. 140/1961/Pem/97 tertanggal 15 April 1997 tentang : Pembentukan Lima Kelurahan Persiapan di Kecamatan Siantar Martoba.
SK Gubernur Sumatera Utara No. 140/2610.K/95 tertanggal 4 Oktober 1995 serta direalisasikan oleh SK Walikota KDH Tk II Kota Pematangsiantar No. 140/1961/Pem/97 tertanggal 2 Juli 1997 tentang Perubahan Status 9 (sembilan) Desa menjadi Kelurahan.
Sehingga pada tahun 1997 wilayah administrasi Kota Pematangsiantar menjadi 43 Kelurahan. Perihal Urusan rumah tangga daerah, sampai saat ini Kota Daerah Tk II Pematangsiantar terdapat 13 dinas otonom, yaitu :
1. Dinas Pendapatan Kota Pematangsiantar (Perda No. 12 Tahun 1989) 2. Dinas Pasar Kota Pematangsiantar (Perda No. 2 Tahun 1987)
3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pematangsiantar (Perda No. 6 Tahun 1992)
4. Dinas Perindustrian Kota Pematangsiantar (Perda No. 4 Tahun 1986) 5. Dinas Peternakan Kota Pematangsiantar (Perda No. 5 Tahun 1984) 6. Dinas PU Kota Pematangsiantar (Perda No. 19 Tahun 1990)
11. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kota Pematangsiantar (Perda No. 11 Tahun 1996)
12. Dinas LLAJ Kota Pematangsiantar (Perda No. 1 Tahun 1994)
13. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pematangsiantar (Perda No. 12 Tahun 1995)
Pada tahun 2007 diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu :
1. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Sitalasari
2. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Marimbun
3. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah Sorma
4. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung Tongah, Naga Pitu dan Tanjung Pinggir
5. Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar Nauli dan Nagahuta Timur
Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak 8 (delapan) Kecamatan dengan jumlah Kelurahan sebanyak 53 Kelurahan.
Nama Pejabat Walikota KDH Tk II Pematangsiantar Sejak Tahun 1956 sampai sekarang
No. Nama Masa Jabatan
1 O.K.H. Salamuddin 1956 1957
2 Jamaluddin Tambunan 1957 1959
3 Rakoetta Sembiring 1960 1964
4 Abner Situmorang Juni 1964 Agustus 1964 5 Pandak Taringan 10 Agustus 1964 31 Agustus 1965 6 Zainuddun Hasan 31 Agustus 1965 17 Desember 1966 7 Tarif Siregar 1 Oktober 1966 7 Desember 1966 8 Drs. M. Pardede 28 Desember 1966 24 April 1967
9 Letkol Leurimba 25 April 1967 28 Juni 1974 10 Kol. Sanggup Ketarean 29 Juni 1974 29 Juni 1979 11 Kol. Drs. MJT. Sihotang 29 Juni 1979 29 Juni 1984 12 Drs. Jabanten Damanik 29 Juni 1984 29 Juni 1989 13 Drs. Zulkifli Harahap 29 Juni 1989 29 Juni 1994 14 Drs. Abu Hanifah 29 Juni 1994 25 Mei 2000 15 Drs. Marim Purba 25 Mei 2000 Januari 2007
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Pendidikan angkatan kerja merupakan salah satu indikator penting untuk menggambarkan kualitas angkatan kerja tersebut. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan pekerja lebih produktif dan daya saingnya lebih tinggi pula.
Penyerapan tenaga kerja menurut sekitar dapat mencerminkan tingkat perkembangan suatu wilayah. Ciri perekonomian daerah maju umumnya yaitu lebih banyak penduduk bekerja di sekitar sektor industri atau jasa dibandingkan sekitar sektor pertanian.
4.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja di Pematangsiantar
Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan pekerjaan di Pematangsiantar ditunjukkan pada tabel 4.1 seperti di berikut ini :
Tabel 4.1 Data Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja di Pematangsiantar
Pendidikan Lapangan Kerja Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak/belum pernah
sekolah 2 26 3 2 58 3 2 2 1 99
Tidak/belum
tamat SD 408 21 399 13 1179 1046 234 39 944 4283
SD 1244 9 1035 29 1720 5912 3177 303 1695 15124
SLTP 3024 5 2699 183 994 8556 437 15 6025 21938
SMTA 5660 34 3127 348 2008 15711 2907 1876 12464 44135 Akademi/PT 1053 2 247 46 327 5500 693 413 4228 12509 Jumlah 11391 97 7510 621 6286 36728 7450 2648 25357 98088
Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Kota Pematangsiantar, Agustus 2008
Keterangan :
1 = Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2 = Pertambangan dan Penggalian
3 = Industri pengolahan
4 = Listrik, Gas dan Air Minum 5 = Bangunan
8 = Lembaga Keuangan, Usaha, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan
9 = Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Peorangan
Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam gambar 4.1 di bawah ini :
Tabel Hubungan antara Tingkat Pendidikan
dengan Lapangan Kerja
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000
Tidak/belum pernah
sekolah Tidak/belum tamat SD SD SLTP SMTA Akademi/PT
Tingkat Pendidikan Jumlah
yang Bekerja
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
Lembaga Keuangan, Usaha, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
lapangan kerja, maka kita dapat melakukan uji Chi-kuadrat (2) yaitu dengan cara
mengamati jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
n
Eij= Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio= jumlah baris ke-i
noj= jumlah total ke-j
n = total jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati, sebagai berikut :
09
Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat di lihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2 Daftar frekuensi yang Diharapkan
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nijdan Eij ada tidaknya hubungan antara faktor I dan faktor II dan jumlah beda = 0 dengan
penggabungan tabel 4.1 dan 4.2 dapat ditentukan harga 2seperti yang ditunjukkan
pada tabel 4.3 berikut :
Pendidikan Lapangan Kerja Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak/belum
pernah sekolah 11,50 0,10 7,58 0,63 6,34 37,07 7,52 2,67 25,59 99 Tidak/belum
tamat SD 497,39 4,24 327,92 27,12 274,48 1603,72 325,30 115,62 1107,21 4283
SD 1756,36 14,96 1157,95 95,75 969,23 5663,02 1148,70 408,29 3909,75 15124
SLTP 2547,67 21,69 1679,66 138,89 1405,90 8214,45 1666,24 592,24 5671,25 21938
SMTA 5125,42 43,65 3379,15 279,42 2828,41 16525,88 3352,15 1191,48 11409,46 44135
Akademi/PT 1452,68 12,37 957,74 79,20 801,64 4683,86 950,09 337,70 3233,74 12509
Tabel 4.3 Penentuan Harga Chi-kuadrat
1 2 11,50 -9,5 90,2500 7,8478
2 408 497,39 -89,39 7990,5721 16,0650
3 1244 1756,36 -512,36 262512,7696 149,4641
4 3024 2547,67 476,33 226890,2689 89,0580
5 5660 5125,42 534,58 285775,7764 55,7566
6 1053 1452,68 -399,68 159744,1024 109,9651
7 26 0,10 25,9 670,8100 6708,1000
8 21 4,24 16,76 280,8976 66,2494
9 9 14,96 -5,96 35,5216 2,3744
10 5 21,69 -16,69 278,5561 12,8426
11 34 43,65 -9,65 93,1225 2,1334
12 2 12,37 -10,37 107,5369 8,6934
13 3 7,58 -4,58 20,9764 2,7673
14 399 327,92 71,08 5052,3664 15,4073
15 1035 1157,95 -122,95 15116,7025 13,0547 16 2699 1679,66 1019,34 1039054,0356 618,6097 17 3127 3379,15 -252,15 63579,6225 18,8153
18 247 957,74 -710,74 505151,3476 527,4410
19 2 0,63 1,37 1,8769 2,9792
20 13 27,12 -14,12 199,3744 7,3516
21 29 95,75 -66,75 4455,5625 46,5333
22 183 138,89 44,11 1945,6921 14,0089
23 348 279,42 68,58 4703,2164 16,8321
24 46 79,20 -33,2 1102,2400 13,9172
25 58 6,34 51,66 2668,7556 420,9394
26 1179 274,48 904,52 818156,4304 2980,7506
27 1720 969,23 750,77 563655,5929 581,5499
No Oij Eij Oij- Eij (Oij- Eij)2
29 2008 2828,41 -820,41 673072,5681 237,9685
30 327 801,64 -474,64 225283,1296 281,0278
31 3 37,07 -34,07 1160,7649 31,3128
32 1046 1603,72 -557,72 311051,5984 193,9563
33 5912 5663,02 248,98 61991,0404 10,9466
34 8556 8214,45 341,55 116656,4025 14,2014 35 15711 16525,88 -814,88 664029,4144 40,1812 36 5500 4683,86 816,14 666084,4996 142,2085
37 2 7,52 -5,52 30,4704 4,0519
38 234 325,30 -91,3 8335,6900 25,6246
39 3177 1148,70 2028,3 4114000,8900 3581,4407 40 437 1666,24 -1229,24 1511030,9776 906,8507 41 2907 3352,15 -445,15 198158,5225 59,1139
42 693 950,09 -257,09 66095,2681 69,5674
43 2 2,67 -0,67 0,4489 0,1681
44 39 115,62 -76,62 5870,6244 50,7752
45 303 408,29 -105,29 11085,9841 27,1522
46 15 592,24 -577,24 333206,0176 562,6199
47 1876 1191,48 684,52 468567,6304 393,2652
48 413 337,70 75,3 5670,0900 16,7903
49 1 25,59 -24,59 604,6681 23,6291
50 944 1107,21 -163,21 26637,5041 24,0582
Dari tabel 4.3 diperoleh :
Dengan hipotesa sebagai berikut :
H0: tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja. H1: ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja.
Dan harga 2 yang terdapat di dalam tabel dengan derajat kebebasan (dk) dari
masalah yang diteliti adalah :
dk = (b-1)(k-1) = (6-1)(9-1) = 40 dan dengan = 0,05 diperoleh :
0,05 40 558, 2
2
tabel
Ternyata 2hit 2tabel yaitu 21006,9148 > 55,8
Untuk menentukan derajat asosiasi antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja maka harga C diatas dibandingkan dengan C maksimum, yaitu :
m m
Cmaks 1
Dengan m = harga minimum antara b dan k yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom. Dalam penelitian ini banyak baris = 6 dan banyak kolom = 9, jadi minimumnya adalah 3, sehingga :
31
Langkah selanjutnya adalah membandingkan harga C dengan Cmaks sehingga diperoleh :
BAB V
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengenalan Excel
Microsoft Excel adalah aplikasi pengolah angka (spread sheet) yang sangat populer dan canggih saat ini dapat digunakan untuk mengatur, menyediakan maupun menganalisa data dan mempresentasikan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram.
Aplikasi ini juga banyak digunakan untuk memproyeksikan data. Microsoft ini juga merupakan pengembangan dari Microsoft Excel versi lainnya yang dikonsentrasikan agar program aplikasi spread sheet (lembar kerja) ini lebih mudah dipakai, lebih fleksibel, lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi Microsoft Office XP lainnya. Untuk mengaktifkan lembar kerja Microsoft Excel dapat dilakukan dengan cara :
1. Klik tombol Start
Dan tampilannya ditunjukkan seperti Gambar 51 di bawah ini :
Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel
Setelah Microsoft diaktifkan maka tampilan lembar kerja Microsoft Excel akan muncul seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.2 di bawah ini :
Keterangan dari lembar kerja di atas adalah :
1. TitleBar : baris judul berisi nama aplikasi yang digunakan yakni MS. Excel.
2. MenuBar : baris menu yakni perintah yang dapat diaktifkan dengan mengklik menu atau menekan tombol Alt di keyboard dengan salah satu huruf bergaris bawah pada menu. 3. ToolBar : baris tool (alat) yakni icon-icon perintah MS.Excel.
4. FormulaBar : daerah tempat penulisan atau tampilan rumus atau data yang ada pada lembar kerja.
5. NameBox : daerah penunjukrangeatau sel yang sedang aktif.
6. ScrollBar : lajur penggulung layar baik secara tegak (vertikal) maupun secara mendatar.
Istilah-istilah dalam Microsoft Excel :
1. Worksheet adalah daerah tempat lembaran kerja untuk memasukkan data atau rumus. Normalnya Microsoft ini menyediakan worksheet atau sheet sebanyak 3 sheet. Worksheet terdiri dari 65.536 baris dan 256 kolom.
2. Workbook adalah buku kerja yang terdiri dari beberapa worksheet. Workbook ini merupakan file penyimpanan worksheet sehingga mempermudah mengorganisasi file-file sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
3. Cell adalah merupakan perpotongan baris dan kolom yang ditandai dengan aktifnya pointer sel pada posisi tertentu. Posisi sel aktif ditunjukkan pada NameBox.
5. Range adalah kumpulan beberapa sel yang membentuk kelompok area (ditandai dengan warna hitam saat diblok).
6. Gridlines adalah garis bantu sel pada area kerja.
7. Fill Handle adalah bagian bawah kanan pointer cell berfungsi untuk memindah atau mengcopy data dan rumus dengan menggunakan mouse.
5.2 Type Data dalam Microsoft Excel
Type data dalam Microsoft ini terbagi dalam dua data yaitu :
1. Konstanta yaitu data yang diketk langsung pada area kerja berupa teks, data tunggal, waktu, mata uang, persen, pecahan, notasi ilmiah dan lainnya.
2. Rumus yaitu gabungan dari type konstanta, alamat sel, nama sel atau range, fungsi operator yang menghasilkan nilai baru. Type rumus ditandai dengan diawali tanda = atau tanda +
Berikut ini adalah beberapa operator yang sering digunakan dalam Microsoft Excel seperti ditunjukkan pada tabel 5.1 di bawah ini :
Tabel 5.1 Operator yang sering digunakan dalam Microsoft Excel
+ Tambah = Sama dengan
- Kurang > Lebih besar
* Perkalian >= Lebih besar sama dengan / Pembagian < Lebih kecil
^ Pangkat <= Lebih kecil sama dengan
5.3 Fungsi Statistik
Fungsi ini bertujuan untuk menganalisa kumpulan suatu data. Penganalisaan data tersebut ada beberapa bentuk antara lain :
1. SUM (range) fungsinya untuk mencari total sekumpulan data angka.
2. MAX (range) fungsinya untuk mencari nilai tertinggi dari sekumpulan data angka.
3. MIN (range) fungsinya untuk mencari nilai terendah dari sekumpulan data angka.
4. AVERAGE (range) fungsinya untuk mencari nilai rata-rata dari sekumpulan data angka.
5. COUNT (range) fungsinya untuk mencari banyak data dari sekumpulan data angka.
6. COUNTA (range) fungsinya untuk mencari banyak data dari sekumpulan data angka atau teks.
5.4 Membuat Grafik pada Microsoft Excel
Membuat grafik menggunakan Chart Wizard Langkah-langkah membuat grafik :
a. Sorot range data yang akan dibuat grafik (mencakup judul baris dan judul kolom).
Gambar 5.3 Kotak Dialog Chart Wizard Step 1 of 4
c. Pada daftar Chart Type, pilih model grafik yang diinginkan.
Untuk melihat tampilan grafik sementara, klik tombol Press and Hold to view sample tanpa melepaskan penekanan tombol mouse.
d. Klik Next maka kotak dialog Chart Wizard-Step 2 of 4 akan ditampilkan seperti Gambar 5.4 di bawah ini.
Isilah tab data range dengan meng-klik tombol pemilihan data yang terletak di sebelah kanan kotak. Karena range data telah disorot maka secara otomatis akan ditampilkan. Kemudian dipilih jenis series in dengan meng-klik tab series.
e. Klik Next, maka kotak dialog Chart Wizard Step 3 of 4 Chart Option, ditampilkan seperti Gambar 5.5 di bawah ini :
Gambar 5.5 Kotak Dialog Chart Wizard Step 3 of 4 Chart Option
f. TabTitlesdigunakan untuk membuat judul grafik, dimana : Chart Title, diisi dengan judul table
Category (X) Axis, diisi dengan judul tabel sumbu X Series (Y) Axis, diisi dengan judul tabel untuk sumbu Y Value (Z) Axis, diisi dengan judul tabel untuk sumbu Z
h. TabGridlinesdigunakan untuk mengatur tampilan garis skala pembantu (grid) pada sumbu X, Y dan Z dengan pilihan Mayor Gridlines dan Minor Gridlines. Ceklislah pada sumbu yang diinginkan untuk menampilkannya.
i. TabLegenddigunakan untuk mengatur tampilan legend dari grafik. Tandailah option Show Legend untuk menampilkan legend dan tentukan posisi legend pada optionPlacementapakah di bawah, pojok, atas, kanan atau kiri.
j. Klik tombol Nextuntuk melangkah ke tahap akhir pembuatan grafik ini, yaitu Chart Wizard Step 4 of 4 Chart Locationseperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.6 di bawah ini :
Gambar 5.6 Chart Wizard Step 4 of 4 Chart Location
Pada kotak dialog pilih As Object In jika ingin menempatkan grafik pada Lembar kerja data secara berdampingan, atau pilih As New Sheet jika ingin menampilkan data pada lembar kerja yang baru tetapi tetap dalam buku kerja yang sama.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja di Pematangsiantar menurut Keadaan Angkatan Kerja di Kota Pematangsiantar, Agustus 2008. besarnya keeratan hubungan kedua faktor ini adalah Q = 51,22% yang artinya tingkat pendidikan dan lapangan kerja mempunyai hubungan yang erat.
2. Tingkat pendidikan masih memberikan sumbangan yang kuat dalam mencari pekerjaan, terbukti dari nilai keeratannya yaitu Q = 51,22%.
3. Terbatasnya lapangan pekerjaan bagi tamatan pendidikan tinggi masih dapat dilihat dari hasil analisis data.
6.2 Saran
1. Untuk mengurangi pengangguran, bagi lulusan pendidikan tinggi agar tidak bergantung hanya kepada lapangan kerja yang sudah ada yang jumlahnya sangat terbatas, akan tetapi dapat mengembangkan lahan kerja yang masih potensial.
2. Program pendidikan sebaiknya diubah menjadi program yang lebih sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dalam berbagai sektor pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Junadi, Purnawan. 1994.Pengantar Analisis Data. Jakarta: Rineka Cipta. Mantra, Ida Bagoes. 2003.Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Nurdiyanto, Burhan. 2002.Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Saleh, Samsubar. 1986.Statitik Nonparametrik. Edisi I, BPFE. Yogyakarta Soepeno, Bambang. 1997.Statistik Terapan Dalam Ilmu-ilmu Sosial dan
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 1992.Metode Statistika. Bandung : Tarsito.