• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima di Kota Medan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima di Kota Medan Tahun 2011"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III PADA BPS

BIDAN DELIMA DAN NONBIDAN DELIMA

DI MEDAN

NETTIETALIA BR BRAHMANA

105102023

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PELAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III PADA BPS

BIDAN DELIMA DAN NONBIDAN DELIMA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NETTIETALIA BR BRAHMANA

105102023

Diajukan kepada

Universitas Sumatera Utara

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan Program Diploma IV

Oleh:

NETTIETALIA BR BRAHMANA

PROGRAM DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)
(5)

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima

di Kota Medan Tahun 2011

x + 36 hal + 4 tabel + 2 skema + 1 gambar + 9 lampiran

Abstrak

Tenaga kesehatan berhubungan langsung dan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, terutama penolong persalinan adalah Bidan, dengan demikian keterampilan Bidan terutama dalam pertolongan persalinan yang aman sehingga dengan demikian akan membantu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Badan kesejahtraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Departemen Kesehatan (Depkes) pada hari rabu 30 juni 2004 di Hotel Bidakara Jakarta meluncurkan program Bidan Delima (BD). Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pelaksanaan manajemen aktif kala III antara Bidan Delima dengan Bidan Non Delima di Kota Medan. Desain penelitian ini adalah komparatif dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang, yakni 44 orang Bidan Delima dan 44 orang Bidan Non Delima. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik cluster sampling. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Analisa data digunakan uji chi square. Dari hasil uji statistik chi square dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara Bidan Delima dan Bidan Non Delima, dimana p=0,000 < p=0,05. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan manajemen aktif kala III Bidan Delima lebih baik dari pada Bidan Non Delima, Bagi organisasi IBI agar mempertahankan kinerja Bidan Delima.

Daftar pusataka: 26 (1998-2009)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang

berjudul pelaksanaan manajemen aktif kala III pada BPS Bidan Delima dan Bidan Non

Delima di Kota Medan Tahun 2011.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik

dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, penaeliti mengharapkan adanya

masukan dan saran untuk perbaikan.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini yairtu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. Betty Mangkuji, SST. M.Keb selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis ini selesai.

(7)

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

6. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan,

semoga mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Meda, Juni 2011

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………i

DAFTAR ISI ………...iii

DAFTAR GAMBAR………..……….…vii

DAFTAR SKEMA ……..………..viii

DAFTAR TABEL ………..….ix

DAFTAR LAMPIRAN ………..………..…x

BAB I PENDAHULUAN ………....1

A. Latar Belakang …..……….………….1

B. Perumusan Masalah ..………...5

C. Tujuan Penelitian ...5

1. Tujuan Umum ..……….5

2. Tujuan khusus ..……….5

D. Manfaat Penelitian ..………....5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...6

A. Kala III ..…………..………...6

1. Definisi ..………...6

(9)

B. Manajemen Aktif Kala III terdiri dari tiga langkah utama ..………...6

1. Memberikan Oksitosin ...………...6

2. Penegangan tali pusat terkendali (PTT) .………...7

3. Rangsangan Taktil (Massage) ..……….8

C. Pengertian Bidan ...………...9

1. Kebidanan/ Midwifery ...……….11

2. Praktek Kebidanan ...………..……….11

3. Pelayanan Kebidanan ...………..11

4. Asuhan Kebidanan ...………...12

5. Paradigma Kebidanan ...………...12

D. Program Bidan Delima ..………...12

(10)

H. Manfaat Bidan Delima ..………...20

1. Bagi Bidan Praktik Swasta (BPS) ..………...………..20

2. Bagi Masyarakat ..………...21

3. Pemerintah Daerah (Pemda)/ Dinas Kesehatan (Dinkes)………….…....21

4. Organisasi Profesi ……….…..…21

I. Menjaga Kelangsungan Bidan Delima ..………...21

BAB III KERANGKA KONSEP ………...…22

A. Kerangka Konsep ..………..…….23

B. Hipotesis ...………...………….23

C. Defenisi Operasional ..………..………23

BAB IV METODE PENELITIAN ……….………24

A. Desain Penelitian ..………24

G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ...………...…..………27

H. Prosedur Pengumpulan Data ...………...………..28

I. Analisis Data ...……….………28

(11)

A. Hasil Penelitian………..30

B. Pembahasan ………..……32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….35

A. Kesimpulan ………...35

B. Saran ……….36

(12)
(13)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Tahapan Menjadi Bidan Delima……….………21

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Oprasional ….………..24

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Bidan Delima Berdasarkan Umur ...……….…31

Table 5.2 Distribusi Frekuensi Bidan NonDelima Berdasarkan Umur ...………. .32

Table 5.3 Distribusi Frekuensi Bidan Delima Berdasarkan Pendidikan …...………….32

Table 5.4 Distribusi Frekuensi Bidan NonDelima Berdasarkan Pendidikan …...….….33

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Conten Validity Indeks

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Master Tabel

Lampiran 5 : Lembar Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 6 : Lembar Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

Lampiran 8 : Lembar Surat Balasan Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

(16)

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima

di Kota Medan Tahun 2011

x + 36 hal + 4 tabel + 2 skema + 1 gambar + 9 lampiran

Abstrak

Tenaga kesehatan berhubungan langsung dan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, terutama penolong persalinan adalah Bidan, dengan demikian keterampilan Bidan terutama dalam pertolongan persalinan yang aman sehingga dengan demikian akan membantu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Badan kesejahtraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Departemen Kesehatan (Depkes) pada hari rabu 30 juni 2004 di Hotel Bidakara Jakarta meluncurkan program Bidan Delima (BD). Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pelaksanaan manajemen aktif kala III antara Bidan Delima dengan Bidan Non Delima di Kota Medan. Desain penelitian ini adalah komparatif dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang, yakni 44 orang Bidan Delima dan 44 orang Bidan Non Delima. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik cluster sampling. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Analisa data digunakan uji chi square. Dari hasil uji statistik chi square dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara Bidan Delima dan Bidan Non Delima, dimana p=0,000 < p=0,05. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan manajemen aktif kala III Bidan Delima lebih baik dari pada Bidan Non Delima, Bagi organisasi IBI agar mempertahankan kinerja Bidan Delima.

Daftar pusataka: 26 (1998-2009)

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK. 2007:

37).

Proses persalinan dapat dibagi menjadi empat kala yang berbeda. Kala satu

persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan

durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi servik yang progresif.

Kala satu persalinan selesai ketika servik sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm)

sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan

disebut stadium pendataran dan dilatasi servik. Kala dua persalinan mulai ketika dilatasi

servik sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan adalah

stadium ekspulsi janin. Kala tiga persalinan mulai segera setelah janin lahir, dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah

stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta (Cunningham, et al, 2006: 274 - 275).

Kesalahan penatalaksanaan kala III adalah penyebab tunggal utama perdarahan

pada kala tiga yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu bersalin (Varney, et al,

(18)

Penyebab langsung angka kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan terutama

adalah perdarahan yaitu sebanyak 28%. Dan penyebab yang lain yaitu akibat eklamsi

sebanyak 24%, infeksi sebanyak 11%, partus lama 5%, dan akibat abortus sebanyak 5%

(Kompas, 2010: 3).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian

Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di provinsi Sumatra

Utara selama 4 (empat) tahun terahir menunjukkan kecenderungan penurunan.

Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 330/100.000 kelahiran hidup pada tahun

2004, menjadi 320/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 menjadi 315/100.000

kelahiran hidup, kembali mengalami penurunan sebesar 305/100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2007 (Diskominfo, 2010, ¶ 3)

Sementara Angka Kematian Ibu di Kota Medan pada tahun 2005 sebanyak 16

orang dari 50.673 ibu yang bersalin, pada tahun 2006 sebanyak 6 orang dari 58.878 ibu

yang bersalin, pada tahun 2007 sebanyak 22 orang dari 58.763 ibu yang bersalin, dan

pada tahun 2007 sebanyak 28 orang dari 50.964 ibu yang bersalin (Profil Badan Pusat

Statistik Kota Medan, 2009: ).

Upaya menurunkan angka kematian ibu dan peningkatan derajat kesehatan ibu

tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan kesehatan untuk MDG’s 2015.

Departemen Kesehatan bersama program Maternal dan Neonatal Health (MNH), Sejak

tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan baru yang didasarkan pada praktek

terbaik yang diakui dunia dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu

melahirkan dan Bayi Baru Lahir (BBL). Pendekatan ini berupa kegiatan untuk

(19)

pada tenaga penolong persalinan yang terampil dan penyediaan rujukan (Bappenas,

2010, ¶ 2)

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan

tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan juga

bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu Negara untuk

memberikan pelayanan kesehatan (Manuaba, 1998: 4).

Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang di satu pihak memuaskan klien

dan di lain pihak diselenggarakan sesuai dengan standar dan kode etik profesi (Hidayat

dan Isnawan, 2008: 114).

Tenaga kesehatan berhubungan langsung dan sebagai ujung tombak pelayanan

kesehatan Ibu dan Anak, terutama penolong persalinan adalah bidan, dengan demikian

keterampilan bidan terutama dalam pertolongan persalinan yang aman sehingga dengan

demikian akan membantu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Badan Kesejahtraan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN), dan Departemen Kesehatan (Depkes) pada Rabu 30 Juni 2004 di Hotel

Bidakara Jakarta meluncurkan program Bidan Delima (BD). Tujuan Program Bidan

Delima berusaha untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas dengan cara

melengkapi sarana dan prasarana serta memberikan pelayanan yang standar. Ikatan

Bidan Indonesia (IBI) terus berpacu untuk menjadikan bidan semakin professional.

Karenanya, Ikatan Bidan Indonesia di Jawa Tengah mulai awal tahun 2005,

meluncurkan bidan delima sebagai upaya nyata melahirkan bidan berkualitas dalam

menyelamatkan kaum ibu hamil dan melahirkan dan anak yang dilahirkannya. Tercatat

(20)

sebagai yang pertama, yang diharapkan akan dilanjutkan di provinsi lain di Indonesia

(Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, 2010, ¶ 1).

Menurut survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kantor IBI Cabang Kota

Medan, jumlah Bidan Praktek Swasta (BPS) di Kota Medan sebanyak 466 BPS dan

jumlah BPS yang telah mengikuti prakualifikasi sebanyak 44 BPS, dimana

Prakualifikasi merupakan tahapan awal dari proses menjadi Bidan Delima.

Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan telah diatur dalam beberapa

peraturan dan keputusan menteri kesehatan. Peraturan dan keputusan Menteri Kesehatan

ini membantu program pemerintah di bidang kesehatan khususnya dalam rangka

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Perinatal (AKP), pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan ibu hamil, pelahiran, nifas yang aman,

pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan

kesehatan reproduksi lainnya (Soepardan, 2008: 3).

Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam

memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi bidan di

tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan penghargaan.

Berdasarkan hal inilah, bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan

sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayananya. Karena hanya

melalui pelayanan berkualitas, pelayanan terbaik dan terjangkau yang diberikan oleh

Bidan, maka kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan masyarakat dapat

tercapai (Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, 2007: 3).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti

(21)

B. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan Pelaksanaan Manjemen Aktif Kala III pada BPS Bidan

Delima dan NonBidan Delima di Kota Medan Tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif kala III pada BPS Bidan

Delima dan NonBidan Delima di Kota Medan Tahun 2010

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif kala III di BPS Bidan

Delima

b. Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif kala III di BPS NonBidan

Delima.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi organisasi profesi (IBI)

Sebagai informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanan kebidanan,

khususnya dalam pelaksanaan manajemen aktif kala III

2. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bhan bacaan di perpustakaan dan bahan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnyan manajemen aktif kala III

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Definisi

Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus. Proses

persalinan dapat dibagi menjadi empat kala yang berbeda, diantaranya yaitu kala III.

Kala tiga persalinan dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir

dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala tiga

persalinan berlangsung rata-rata antara 5-10 menit. Akan tetapi, kisaran normal kala tiga

sampai 30 menit. Risiko perdarahan meningkat apabila kala tiga lebih lama dari 30

menit, terutama antara 30 dan 60 menit (Varney, 2008: 825)

Keuntungan-keuntungan Manajemen Aktif Kala III yaitu persalinan kala tiga

yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah dan mengurangi kejadian

retensio plasenta (JNPK, 2007: 124).

B. Manajemen Aktif Kala Tiga Terdiri dari Tiga Langkah Utama:

1. Memberikan Oksitosin

Serahkan bayi yang telah terbungkus kain kepada ibu untuk diberi ASI,

kemudian letakkan kain bersih diatas perut ibu, periksa uterus untuk memastikan tidak

(23)

disuntik oksitosin segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) 10 unit IM pada 1/3

paha atas bagian luar (aspektus lateralis) (JNPK, 2007: 125).

2. Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT)

Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala dua) pada tali

pusat sekitar 5 – 20 cm dari vulva, letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu

(beralaskan kain) tepat diatas simfisis pubis. Gunakan tangan untuk meraba kontraksi

uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah

terjadi kontraksi yang adekuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang

lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu

(dorso-kranial). Bila plsenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali (sekitar

dua atau tiga menit bersilang) untuk mengulangi penegangan tali pusat terkendali. Ada

beberapa cara untuk mengetahui lepasnya plasenta yaitu dengan perasat kustner, perasat

strassman dan perasat klein.

Perasat kustner dapat dilakukan dengan cara tangan kanan menegangkan tali

pusat, tangan kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat tidak masuk lagi ke

dalam vagina berati plsenta telah lepas, sedangkan dengan perasat strassmant yaitu

dengan cara tangan kanan mengangkat tali pusat, tangan kiri mengetuk fundus uterus.

Bila terasa getaran pada tangan kanan, berati plsenta belum lepas. Damn perasat klein

dengan cara ibu diminta mengejan, tali pusat akan turun. Bila berhenti mengejan, tali

pusat masuk lagi, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus (Mansjoer, 2009:

(24)

Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur) tegangkan

tali pusat ke arah bawah, lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin

menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plsenta telah lepas dan

dapat dilahirkan. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plsenta

dengan mengangkat tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya

untuk meletakkan dalam wadah penampung. Karena selaput ketuban mudah robek,

pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plsenta hingga selaput

ketuban terpilin menjadi satu. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan

untuk melahirkan selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan

lahir saat melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan

seksama. Gunakan jari-jari tangan anda atau klem DTT atau steril atau forsep untuk

keluarkan selaput ketuban yang teraba. Apabila plasenta belum lahir dalam waktu 15

menit, berikan 10 U oksitosin IM dosis kedua. Periksa kandung kemih, jika ternyata

penuh, gunakan teknik aseptik untuk memasukkan kateter Nelaton disinfeksi tingkat

tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Ulangi kembali penegangan tali

pusat dan tekanan dorso-kranial seperti yang diuraikan diatas. Nasehati keluarga bahwa

rujukan mungkin diperlukan jika plasenta belum lahir setelah waktu 30 menit. Pada

menit 30 coba lagi melahirkan plsenta dengan melakukan penegangan tali pusat untuk

terakhir kalinya. Jika plasenta tetap tidak lahir, rujuk segera.

3. Rangsangan Taktil (Masase) Fundus Uteri

Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fndus uteri, letakkan telapak

tangan pada fundus uteri, jelaskan tindakan pada ibu, katakan bahwa ibu

(25)

ibu untuk menarik nafas dalam, perlahan serta rileks. Dengan lembut tapi mantap

gerakkan tangan dengan memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi.

Periksa plasenta dan selaputny untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh,

periksa plasenta sisi maternal (yang melekat pada dinding uterus) untuk

memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh (tidak ada bagian yang hilang).

Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk memastikan

tidak ada bagian yang hilang. Periksa plsenta sisi foetal (yang menghadap ke

bayi) untuk memastikan tidak adanya kemungkinan lobus tambahan

(suksenturiata). Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya, periksa

uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus berkontraksi, jika

uterus masih belum berkontraksi baik, ulangi masase fundus uteri. Ajarkan ibu

dan keluarganya cara melakukan masase uterus sehingga mampu untuk segera

mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik. Periksa kontraksi uterus setiap 15

menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu

jam pasca persalinan. Jika uterus tidak berkontraksi lakukan penatalaksanan

atonia uteri (JNPK, 2007: 130).

C. Pengertian Bidan

Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan

yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang

berlaku, jika melakukan praktik yang bersangkutan harus mendaftar untuk mendapatkan

izin praktik dari lembaga yang berwenang dalam melaksanakan praktik bidan harus

mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pada : wanita hamil, bersalin,

(26)

Bidan Indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang

berlaku. Jika melakukan peraktek yang bersangkutan harus mempunyai kualifikasi agar

mendapatkan lisensi untuk peraktik (Sujianti dan Susanti, 2009: 3).

Bidan Praktek Swasta (BPS) adalah Bidan yang memiliki Surat ijin Praktek Bidan

(SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara syah

dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (Pengurus Pusat Ikatan Bidan

Indonesia, 2007: 11).

Dalam menyelenggarakan praktiknya Bidan harus melihat hal-hal tersebut:

1. Bidan dalam menjalankan praktiknya harus:

a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan

b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan 1 (satu) maksimal 5 (lima) tempat

tidur

c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan

prosedur tetap (protap) yang berlaku

d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku

2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan Surat Izin Praktik

(27)

3. Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 (lima) tempat tidur, harus

mempekerjakan tenaga bidan yang lain yang memiliki Surat Izin Praktek Bidan

(SIPB) untuk membantu tugas pelayanannya

4. Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat praktiknya

5. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan pelayanan yang diberikan

6. Dalam menjalankan tugas, Bidan harus senantiasa mempertahankan dan

meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan:

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi

dengan sesama bidan

b. Mengikuti kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya,

baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh oreganinasi profesi

c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik agar tetap

siap dan berfungsi dengan baik (Kepmenkes, 2002: 19-20).

Terkait dengan pengertian bidan tersebut, ada beberapa istilah yang perlu

disampaikan pengertiannya agar terjadi persamaan persepsi :

1. Kebidanan / Midwifery

Merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin)

yang terkait dengan pelayanan kebidanan, meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan,

(28)

untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa prakonsepsi, hamil, bersalin,

post partum, bayi baru lahir (Hidayat dan Mufdlilah, 2009: 14).

2. Praktek Kebidanan

Adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan/asuhan

kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen aktif kebidanan (Sujianti dan

Susanti, 2009: 3).

3. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan

kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan

pelayanan kesehatan masyarakat (Soepardan, 2008: 4).

4. Asuhan Kebidanan

Asauhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung

jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah

dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana (Hidayat dan Mufdlilah, 2009: 14).

(29)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke- 3, paradigma adalah kerangka

berpikir. Paradigma Kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi

pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara

pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita,

lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan (Soepardan, 2008: 27).

D. Program Bidan Delima

1. Definisi

Program bidan delima adalah sebuah program yang diciptakan untuk para Bidan

Praktik Swasta (BPS) dalam rangka meningkatkan dan pembinaan kualitas pelayanan

KB dan Kespro secara berkesinambungan (Hidayat, 2009: 114).

2. Strategis Bidan Delima

Bidan Delima adalah suatu program trobosan strategis yang mencakup :

a. Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup Keluarga

Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

b. Merk Dagang/ Brand

c. Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap dan

memiliki hak paten

d. Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria, sistem dan proses baku

(30)

e. Menganut prinsip pengembangan diri atau selfdevelopment, dan

mempertahankan dan meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien beserta

keluarganya

f. Jaringan yang mencakup seluruh Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam

pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (Ikatan Bidan

Indonesia, 2005 ¶ 4).

3. Logo Bidan delima

Gambar 1. Logo Bidan Delima

Makna yang ada pada Bidan Delima adalah :

a. Bidan : Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang

berkualitas, ramah-tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam

bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan

(31)

b. Delima : Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah,

berisi biji dan cairan manis yang melambangkan kesuburan

(reproduksi).

c. Merah : Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan

dan pengambilan keputusan yang cepat, tepat dalam membantu

masyarakat.

d. Hitam : Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam

melayani kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.

e. Hati : Melambangkan pelayanan bidan yang manusiawi, penuh kasih

sayang (sayang ibu dan sayang bayi) dalam semua tindakan/

intervensi pelayanan.

Bidan Delima melambangkan :

Pelayanan yang berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi,

terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai dengan standard dan kode etik profesi.

Logo/branding/merek Bidan Delima menandakan bahwa BPS tersebut telah

memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah diuji/ diakreditasi sesuai dengan

standard yang telah ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi pada

kebutuhan dan kepuasan pelanggannya.

4. Dasar Hukum Bidan Delima

(32)

b. Anggaran Dasar IBI Bab II Pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga IBI Bab III

Pasal 4

c. Kepmenkes No. 900/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan

d. SPK (Standard Pelayanan Kebidanan) IBI 2002 (Ikatan Bidan Indonesia,

2005, ¶ 9).

E. Tujuan Bidan Delima

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan yang berkualitas pada masyarakat

2. Meningkatkan profesional bidan

3. Mengembangkan kepemimpinan bidan di masyarakat

4. Meningkatkan cakupan pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan

Reproduksi

5. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak

Adapun sasaran Bidan Delima adalah seluruh Bidan Praktek Swasta (BPS) yang

memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) melalui proses pra kualifikasi dan validasi.

F. Visi dan Misi

1. Visi

Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik agar, dapat

(33)

2. Misi

Bidan Delima adalah Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mampu memberikan

pelayanan yang berkualitas terbaik dalam bidang Keluarga Berencana (KB) dan

Kesehatan Reproduksi, bersahabat dan peduli terhadap kepentingan pelanggan

serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.

3. Profil

Bidan Delima adalah Bidan Praktek Swasta (BPS) yang telah mengikuti standar

pelayanan kebidanan sesuai ketentuan Kepmenkes No. 900/VII/2002 dan standar

pelayanan kesehatan dari WHO.

4. Syarat

Seorang Bidan Delima Harus :

a. Memiliki SDM yang bagus ; keterampilan, pengetahuan maupun perilakunya.

b. Tampilan/appearance ; baju kerja berlogo bidan delima.

c. Sarana dan prasarana ; tempat dan peralatan praktik yang berstandar ada alat

bantu komunikasi (poster, leaflet dan signage).

5. Nilai Luhur

Bidan delima memberikan pelayanan berkualitas terbaik dengan harga

(34)

6. Karakter

Ada 3 karakter yang harus dimiliki Bidan Delima

a. Bidan Delima yang bersahabat

1) Memiliki rasa peduli dan kasih sayang terhadap pelanggan

2) Memiliki rasa kehangatan terhadap pelanggan

3) Sabar dan mempunyai rasa empati dan simpati

4) Punya 5 S (senyum, sapa, salam, santun dan sopan)

b. Bidan Delima yang berkualitas

1) Memberi pelayanan yang cepat dengan fasilitas dan peralatan yang

terstandar, bersih dan aman

2) Memberi pelayanan sesuai kebutuhan klien

3) Profesionab

4) Mampu menjaga rahasia dan privasi pasien tidak membiarkan klien

menunggu lama

5) Fasilitas yang di gunakan untuk memberikan pelayanan memenuhi kriteria

6) Bidan Delima mampu memberikan pelayanan tepat waktu

(35)

1) Mandiri, menjunjung tinggi etika, profesi dan jujur dalam melakukan

tugasnya

2) Mau berjuang meraih kesuksesan dan mendukung teman sejawat

3) Menjadi monitor dan fasilitator bidan lain untuk menjadi Bidan Delima

4) Pelayanan yang diberikan didasari dengan kesadaran sosial dan pengabdian

masyarakat

5) Memiliki visi misi untuk masa depan

6) Memiliki jiwa kewirausahaan (Hidayat dan Mufdlilah, 2008: 116-117).

G. Tahap – tahap menjadi Bidan delima

Prosedur menjadi Bidan Delima, bidan mendaftar pada Pengurus Cabang (PC) lalu

PC akan menjelaskan proses menjadi bidan delima dengan membayar paket pendaftaran

Rp. 50.000.-, untuk memproleh formulir prakualifikasi, buku kajian mandiri, serta

melampirkan foto copy ijazah, SIPB, dan phas foto 4 x 6 (4 lembar). Selanjutnya

dilakukan prakualifikasi merupakan tahapan awal proses menjadi Bidan Delima. Tujuan

dari prakualifikasi adalah untuk mendapatkan gambaran pelayanan Bidan Praktek

Swasta (BPS). Form ini diberikan kepada Bidan Praktek Swasta yang berminat untuk

menjadi Bidan Delima, dimana Bidan diminta untuk menilai kinerja dirinya melalui

(36)

1. Mengisi formulir yang tersedia, isian diperlukan untuk memberikan gambaran

mengenai pelayanan, fasilitas prasarana serta peralatan yang tersedia di klinik

saat ini, serta memastikan lulus pra-kualifikasi/memenuhi syarat pendaftaran

menjadi Bidan Delima

2. Melampirkan foto kopi ijazah, SIPB (Surat Izin Praktek Bidan) dan phas foto 4 x

6 (4 lembar).

Bila memenuhi syarat, dinyatakan sebagai calon Bidan Delima (CBD), dibina oleh

fasilitator (fasilitator merupakan petugas yang paling menentukan dalam peningkatan

kualitas pelayanan Bidan Praktek Swasta di dalam Program Bidan), atau belajar sendiri

dengan menggunakan Panduan Kajian Mandiri.

Pengertian “Kajian Mandiri” Kajian Mandiri atau penilaian sendiri oleh Bidan

terhadap kinerja pelayanan KB, kehamilan dan persalinan dengan cara mengisi buku

Kajian Mandiri maka dengan mudah mengidentifikasi tingkat kualitas saat ini dan

kualitas yang seharusnya Anda miliki. Perbedaan yang ditemukan antarkualitas yang

seharusnya akan menolong untuk melakukan perbaikan yang diperlukan. Buku Kajian

Mandiri ini mempersiapkan kita memasuki proses selanjutnya (proses validasi).

Langkah yang di uraikan dalam Kajian Mandiri merupakan praktek sehingga menjadi

bagian “kebiasaan baik” dalam pelayanan BPS. Jika saat melakukan Kajian Mandiri ada

kekurangan-kekurangan, maka dapat berkonsultasi kepada unit pelaksana Bidan Delima

Cabang IBI setempat. Diharapkan dengan waktu yang tidak terlalu lama, sudah siap

(37)

Divalidasi oleh fasilitator (Validator) dengan menggunakan instrument validasi

untuk menilai kualitas pelayanan, fasilitas dan peralatan dan memberikan umpan balik

dan masukan mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan, ataupun pelatihan yang

diperlukan, melakukan pengamatan kelayakan untuk dinyatakan lulus sebagai Bidan

Delima.

Lulus validasi memenuhi persyaratan untuk dikukuhkan oleh PP IBI sebagai Bidan

Delima, maka diberikan surat keputusan dari PP IBI dan sertifikat Bidan Delima, serta

paket Bidan Delima setelah membayar uang pengganti paket sejumlah Rp. 350.000,-

sedangkan tahun berikutnya iuran tahunan Bidan Delima adalah Rp. 250.000,- pertahun.

Sertifikat Bidan Delima diperbaharui setiap 5 tahun. Bagi yang telah lulus Bidan Delima

dilakukan monitoring kualitas pelayanan Bidan Delima oleh fasilitator di seluruh cabang

(Kab/Kota) bersama wakil ketua II PC menyusun rencana monitoring kualitas pelayanan

Bidan Delima. Melaksanakan pertemuan berkala dengan semua Bidan Delima

binaannya (minimal 3 bulan sekali, menyepakati jadwal pelaksanaan review pelayanan

klinis). Menyusun jadwal review dan menyusun perencanaan kebutuhan transport

review. Untuk tiap kunjungan Rp. 25.000,-. Melaksanakan review keterampilan klinis

dengan observasi dan pemantauan dengan menggunakan check list keterampilan klinis

yang ada pada buku Kajian Mandiri atau Instrumen Validasi.

Memantau kelayakan sarana, prasarana, dan fasilitas termasuk logistik yang

mencakup pemeliharaan, penyimpanan obat, kebersihan alat, keserasian letak dan alur

(38)

Melakukan analisis hasil review dan memberikan umpan balik (feed back) untuk

peningkatan bagi yang baik dan untuk perbaikan bagi yang kurang dan/atau menurun

(Hidayat dan Mufdlilah, 2008: 118).

TIDAK YA

BELAJAR KAJIAN MANDIRI

(39)

Skema. 1 Tahapan Menjadi Bidan Delima

H. Manfaat Bidan Delima

1. Bagi Bidan Praktek Swasta (BPS)

a. Mendapatkan pembinaan dan pengarahan untuk meningkatkan kualitas

b. Mendapatkan fasilitas-fasilitas seperti : buku panduan, papan nama, lencana

bidan delima, sertifikat, alat bantu kerja, media konseling, prosedur tetap

pelayanan klinis, panduan kajian mandiri, poster dan leaflet.

2. Bagi masyarakat

a. Mengetahui tempat pelayanan yang berkualitas

b. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas

c. Memperoleh harga yang terjangkau

3. Pemda/ Dinkes

a. Pembinaan BPS sesuai standar

b. Masyarakat terayomi

c. Mengetahui jumlah BPS berkualitas

4. Organisasi profesi

a. Pembinaan oprasional

b. Pembinaan anggota

(40)

d. Pemantauan kualitas pelayanan (Hidayat dan Mufdlilah, 2009: 118 - 119).

I. Menjaga Kelangsungan Bidan Delima

1. Adanya unit organisasi yang kuat : PIMPINAN PUSAT (PP) PIMPINAN

DAERAH (PD) PIMPINAN CABANG (PC)

2. Adanya fasilitator yang aktif merekrut BPS

3. Adanya kesadaran tentang kualitas bagi setiap bidan / BPS

4. Semua Bidan Delima membayar iuran

5. Adanya system monitoring yang berjenjang dalam manajemen maupun klinis

Bidan Delima serta sistem pelaporan dan feedback (Hidayat dan Mufdlilah, 2009:

(41)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan

Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima di Kota

Medan Tahun 2010.

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai

berikut:

Skema 2 : Kerangka konsep

Bidan NonDelima

Bidan Delima Pelaksanaan Manajemen aktif Kala III

• Penyuntikan oksitosin

(42)

B. Hipotesis

Hipotesis yang ditetapkan peneliti adalah Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu ada

perbedaan Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan

NonBidan Delima.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena.

1. Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

(43)

3.

atau disebut juga dengan

(44)

Tidak ”

maka

nilainya: 0

(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini bersifat komparatif dengan rancangan cross sectional

yango bertujuan untuk melihat membandingkan pelaksanaan manajemen aktif kala III

pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan praktek Swasta (BPS)

sebanyak 466 BPS, yakni sebanyak 44 Bidan yang telah bersertifikat delima dan

sebanyak 422 yang belum bersertifikat delima.

2. Sampel

Bidan Delima seluruhnya diangkat menjadi sampel (total populasi) yaitu

sebanyak 44 BPS dan pengambilan sampel pada NonBidan Delima sebanyak 44

BPS .Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster sampling

(46)

C. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan Provinsi Sumatra Utara. Adapun

pertimbangan penentuan lokasi ini adalah di kota Medan belum pernah dilakukan

penelitian sejenis yaitu Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima

dan NonBidan Delima di Kota Medan Tahun 2010.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari September 2010 sampai Juni 2011

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu

Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari pimpinan

klinik Bidan praktek swasta. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan

dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden

penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia,

maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi

jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan

mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses

pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga

dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument. Responden juga berhak

secara bebas untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang

dirugikan sehingga data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk

(47)

F. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diproleh melalui observasi

langsung dengan menggunakan lembar check list dan kuesioner. Kuesioner terdiri dari

dua bagian yakni kuesioner untuk data demografi meliputi umur, pendidikan, Sertifikat

dan kuesioner untuk Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III. Untuk pernyataan

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III sebanyak 12 (dua belas) pernyataan, pemberian

skornya menurut skala Guttman. Jika menjawab Ya maka nilainya 1 dan jika menjawab

Tidak maka nilainya 0. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai

berikut:

a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil

Nilai terbesar: 12

Nilai terkecil: 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = nilai terbesar – nilai terkecil

= 12-0

= 12

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang Kelas (i) =

(48)

Baik = jika responden mendapatkan skor 7-12

Tidak baik = jika responden mendapatkan skor 0-6

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrument yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat

mengukur instrument secara benar. Instrument dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat (Arikunto. 2006.hlm.168).

Uji validitas dalam penelitian dilakukan secara content validity kepada orang yang

dianggap ahli (Wasis. 2008.hlm.56 ).

Dalam hal ini content validity telah dilakukan oleh ahli kebidanan, dengan skor

yang diperoleh 0,86.

Uji reliabilitas adalah untuk membuktikan bahwa alat ukur (kuesioner) yang

digunakan peneliti dalam waktu yang berbeda dengan menggunakan alat ukur yang

sama, namun menghasilkan nilai yang reliabel (tetap, konsisten dan stabil) (Wasis.

2008.hlm.56-57). Menurut Nurgiantoro (2000, dalam Setiawan & Saryono, 2010, hal.

119) “ Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus α – Cronbach dapat digunakan pada

instrument yang jawabanya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal dua

(49)

Uji reliabilitas akan diujikan sebelum penelitian berlangsung, terhadap orang yang

memiliki karakteristik yang sama dengan sampel pada penelitian ini yaitu Bidan Delima

dan Non Bidan Delima (Wasis. 2008.hlm.57-58).

Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0,6 maka instrumen dinyatakan

reabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel (Hidayat,

2007, hlm.115).

Uji reliabel telah di ujikan kepada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama

dengan responden yang diteliti, kemudian jawaban responden akan diolah dengan

menggunakan bantuan program komputerisasi dan hasil yang didapatkan 0,745.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah mendapat izin penelitian dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, maka peneliti akan mengumpulkan

data. Pada saat pengumpulan data, peneliti dan dibantu oleh beberapa mahasiswa D-III

Kebidanan yang sudah mendapat sertifikasi Asuhan Persalinan Normal (APN) yang

sedang melakukan praktek klinik di BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima.

Selanjutnya mahasiswa tersebut melakukan observasi Pelaksanaan Manajemen Aktif

Kala III yang dilakukan oleh bidan tersebut, mengisi lembar checklis, setelah selesai

melakukan observasi mahasiswa tersebut mengembalikan lembar check list tersebut

kepada peneliti, kemudian data tersebut dianalisis oleh peneliti.

I. Analisis Data

Semua data terkumpul dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua

(50)

diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan

pengolahan data serta pengambilan kesimpulan yang dimasukkan kedalam bentuk tabel.

Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah

dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari berbagai

variabel yang diteliti. Analisis univariabel pada penelitian ini menggunakan manajemen

aktif kala III, digunakan untuk mengukur pelaksanaan manajemen aktif kala III pada

BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima.

2. Bivariat

Analisis data ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara Bidan Delima dan

Non Bidan Delima dalam pelaksanaan manajemen aktif kala III. Analisis data dilakukan

dengan uji statistik menggunakan chi square, unutk melihat adanya perbedaan antara

kedua sampel tersebut dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Apabila p value <0,05 maka

(51)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pelaksanaan manajemen aktif

kala III pada BPS Bidan NonDelima dan Bidan Delima di Kota Medan Tahun 2011

diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Bidan Delima Berdasarkan Umur

Karakteristik Frekuensi Presentase

Umur

<30 Tahun 8 18,1

30-40 Tahun 14 31,9

>40 Tahun 22 50

Total 44 100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas umur responden Bidan

Delima >40 tahun yaitu sebanyak 22 orang (50%) dan minoritas <30 tahun yaitu

(52)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Bidan NonDelima Berdasarkan Umur

Karakteristik Frekuensi Presentase

Umur

<30 Tahun 11 25

30-40 Tahun 7 16

>40 Tahun 26 59

Total 44 100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas umur responden Bidan

NonDelima >40 tahun yaitu sebanyak 26 orang (59%) dan minoritas 30-40 tahun yaitu

sebanyak 7 orang (16%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Bidan Delima Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Frekuensi Presentase

Pendidikan

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas pendidikan responden

Bidan Delima D-III yaitu sebanyak 34 orang (77,3%) dan minoritas D-I yaitu sebanyak

(53)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Bidan NonDelima Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Frekuensi Presentase

Pendidikan

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas pendidikan responden

Bidan Delima D-III yaitu sebanyak 32 orang (72,7%) dan minoritas S2 yaitu sebanyak 0

orang (0%).

2. Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan

Delima

Tabel 5.5

Perbedaan Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada Bidan Delima dan NonBidan Delima

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas pelaksanaan

(54)

(93,2%) sementara pada Bidan NonDelima sebanyak 26 orang (59%), dan minoritas

pada Bidan Delima sebanyak 3 orang (6,8%) sementara pada Bidan NonDelima

sebanyak 18 orang (41%).

Analisa perbedaan pelaksanaan manajemen aktif kala III dengan menggunakan

uji chi square. Dari hasil analisa data didapat p=0,000 < α=0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pelaksanaan manajemen aktif

kala III pada BPS Bidan Delima dan Bidan NonDelima di Kota Medan tahun 2011.

B.Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjawab pertanyaan penelitian yaitu

apakah terdapat perbedaan Pelaksanaan Manjemen Aktif kala III pada BPS Bidan

NonDelima dan Bidan Delima di Kota Medan.

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap 88 responden, diketahui

sebagian besar umur responden >40 tahun sebanyak 48 responden (54,5%).

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2007), bahwa umur sesorang

berpengaruh terhadap kehidupannya.

Peneliti berasumsi bahwa semakin tua umur seseorang maka akan semakin

banyak pengalaman dan informasi yang akan didapatkannya, sehingga pelaksanaan

seorang bidan terhadap Manajemen Aktif Kala III akan semakin baik

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap 88 responden terdapat

(55)

Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004) yang mengatakan bahwa,

pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia dan

dianggap lebih berpengetahuan apabila mengecap pendidikan.

Peneliti berasumsi bahwa, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan

lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas, terutama penghayatan akan arti

pentingnya produktivitas. Pendidikan disini dapat diartikan pendidikan formal dan non

formal. Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas dapat mendorong pegawai

yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif.

3. Perbedaan Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan Bidan NonDelima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan manjemen aktif kala III Bidan

Delima lebih baik dari pada Bidan non delima, dimana dari 44 responden Bidan Delima

41 responden (93,2%) yang pelaksanaanya baik dan dari 44 responden Bidan

NonDelima, 26 responden (59%) yang pelaksanaanya baik.

Hal ini sesuai dengan penelitian Mangkuji. B (2008) tentang perbandingan mutu

pelayanan antenatal care antara Bidan Delima dengan Bidan NonDelima di Kota Medan,

yang menyatakan bahwa pelayanan Bidan Delima lebih baik dibandingkan dengan

Bidan NonDelima.

Peneliti berasumsi bahwa, Bidan yang sudah mendapat sertifikasi Bidan Delima

lebih berkualitas dibandingkan dengan Bidan yang belum mendapat sertifikasi Bidan

Delima, karena Bidan Delima sudah mengikuti berbagai tahapan sehingga mutu

(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan pelaksanaan manajemen aktif

kala III pada BPS Bidan NonDelima dan Bidan Delima:

1. Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada Bidan Delima menunjukkan bahwa

dari 44 responden terdapat 41 orang (93,2%) yang pelaksanaanya baik terhadap

manajemen aktif kala III dan 3 orang (6,8%) yang pelaksanaannya tidak baik.

2. Pelaksanaan manajemen aktif kala III pada Bidan NonDelima menunjukkan

bahwa dari 44 responden terdapat 26 orang (59%) yang pelaksanaanya baik

terhadap manajemen aktif kala III dan 18 orang (41%) yang pelaksanaannya

tidak baik.

3. Ada perbedaan yang signifikan pada pelaksanaan manajemen aktif kala III antara

Bidan NonDelima dengan Bidan Delima di Kota Medan pada tahun 2011, karena

dari 44 responden Bidan Delima 41 orang (93,2%) yang pelaksanaanya baik, 3

orang (6,8%) yang pelaksanaanya tidak baik, dan dari 44 responden Bidan

Delima 26 orang (59%) yang pelaksanaanya baik dan 18 orang (41%) yang

(57)

B. Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini:

1. Bagi Organisasi Profesi (IBI)

Bagi organisasi IBI agar mempertahankan kinerja Bidan Delima yang

berkualitas.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Bagi pendidikan agar dapat menerapkan Bidan Delima dalam kurikulum

pendidikan

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti lain yang ingin mengetahui penelitian yang lebih

mendalam tentang Pelayanan Bidan Delima dapat memakai karya tulis ilmiah ini

sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

(58)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suaru Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bappeda Provinsi Jawa Tengah. (2008). Dukungan Provinsi Jawa Tengah Dalam Upaya Penaggulangan Kemiskinan, from http:// www. P3b. bappenas. Go. Id/ Loknas-Wonosobo/content/docs/materi/3_Bappeda Jateng-Makalah MDG’s-Pdf. (dikutip tanggal 12-11-2010).

Cunningham, F. G. ( 2006), Obsetry gynecology William. Jakarta: EGC.

Hurlock, (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga

Hidayat, Azis alimul. (2009). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Selemba Medika.

Hidayat, Mufdlilah. (2009). Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Jogjakarta : Buku Kesehatan

Ikatan Bidan Indonesia. (2006). Ikatan Bidan Indonesia Jawa Tengah Luncurkan Bidan Delima, from http://www.kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=2752. (dikutip tanggal 05-10-2010).

JNPK-KR. (2007), Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatih Klinik-Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (JNPK-KR/POGI), dan JHPIEGO Corporation, Jakarta. R

Kompas. (2010). Perdarahan Dan Penyebab Kematian Ibu, from http://www.kesehatan.kompas.com/read/2010/01/30/07464890/Perdarahan.Penye bab.Kematian.Ibu. (dikutip tanggal 12-11-2010).

Manik, M, Sitohang, N, A, & Asiah,N. 2010. Panduan penulisan karya tulis ilmiah. Medan: Tidak dipublikasikan.

Mangkuji, B. 2008. Perbandingan Mutu Pelayanan Antenatal antara Bidan Delima dan

Bidan NonDelima. Medan

(59)

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Kedokteran

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2002). KEPMENKES RI Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Regristasi dan Praktik Bidan. Jakarta: P.P. Ikatan Bidan Indonesia.

Notoadmodjo, S. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. (2008a). Buku Instrumen Bidan Delima 1. Jakarta: USAID

(2008b). Buku Instrumen Bidan Delima 2. Jakarta: USAID.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. (2005). Progran Bidan Delima Pendekatan

Inovatif Kualitas Pelayanan Bidan, from http://www.bidanindonesia.org/mbr/program-bidan-delima.pdf. (dikutip tanggal

1-10-2010).

Saifuddin, A. B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soepardan. (2008). Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Sujianti, Susanti. (2009). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Suyanto, Ummi S.(2008). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Tridjono. F. W., et al. (2009). Medan Dalam Angka : BPS

(60)
(61)

LEMBAR OBSERVASI

PELAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III

PADA BPS BIDAN DELIMA DAN NON BIDAN DELIMA

DI KOTA MEDAN

No. Responden :

Tanggal :

A. DATA DEMOGRAFI

1. Umur : < 30 tahun

30-40 tahun

> 40 tahun

2. Pendidikan : D-I

D-III

D-IV Kebidanan

S2

3. Sertifikat : Bidan Delima

(62)

Petunjuk pengisian

Berikan tannda (√ ) pada kolom jawaban atas pernyataan yang ada,bila :

Ya (Y) : Apabila sesuai pernyataan

Tidak (T) : Apabila tidak sesuai pernyataan

NO PERNYATAAN Ya Tidak

1 Memeriksa uterus untuk memastikan janin tunggal

2 Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik

3 Menyuntikkan oksitosin 10 unit dalam waktu 1 menit setelah bayi

lahir secara IM di 1/3 bagian atas paha luar (aspektus lateralis)

4 Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5- 20 cm dari depan

vulva

5 Meletakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat diatas

simfisis pubis dan melakukan penegangan tali pusat secara

terkendali pada saat ada kontraksi

6 Apabila plasenta belum lepas, melakukan penegangan tali pusat

terkendali kembali pada saat ada kontraksi

7 Meminta ibu, suami, atau anggota keluarga untuk menstimulasi

putting susu jika uterus tidak berkontraksi segera

8 Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul di

(63)

9 Memutar searah dengan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban

10 Melakukan plasenta manual jika plasenta tidak lahir dalam 30

menit setelah bayi lahir atau jika terjadi perdarahan

11 Melakukan rangsangan taktil (masase)fundus uteri segera setelah

plasenta dan selaput ketuban lahir

12 Memeriksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk

memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan setiap 15 menit

(64)
(65)
(66)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Netti Etalia Br Brahmana

Tempat/ Tanggal Lahir : Payung, 29 September 1986

Agama : Islam

Alamat : Desa Payung Kec. Paying kab. Karo

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1992 – 1998 : SD Negri 047173 Cimbang Ujung

Tahun 1998 - 2001 : SLTP Pancur Siwah Batu Karang

Tahun 2001 – 2004 : SMU Swasta Khatolik Kabanjahe

Tahun 2006 -2009 : D-III Kebidanan STIKES-SU

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi Operasiona
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Bidan Delima Berdasarkan Umur
Tabel 5.2
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa kepatuhan pelaksanaan manajemen aktif kala tiga oleh bidan dalam upaya mencegah atonia uteri berdasarkan pemberian suntikan oksitosin

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan nifas oleh bidan di Klinik Haryantari Kota Medan tahun 2014.. Metodologi : Penelitian ini menggunakan

bidan delima informan selain mengelola komunikasi secara verbal dan nonverbal juga mempelajari kompetensi komunikasi dengan berupaya memahami diri dan mengembangkan kendali diri

Kedua kelompok adalah ibu bersalinan pada kala III fisiologis, dengan tujuan perbandingan efektifitas persalinaan aktif kala III antara pemberian misoprostol pre

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perawatan payudara yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun

Berdasarkan penelitian diruang kebidanan RSUD Pringsewu dari tanggal 24 s.d 30 April 2004 ternyata ditemukan dari 15 bidan yang melaksanakan pertolongan

Media yang digunakan dalam proses pembelajaran praktikum tentang Manajemen Aktif Kala III adalah dengan menggunakan phantom panggul, phantom plasenta, tetapi belum ada media

Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan