• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pola Makan pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSU. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Pola Makan pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSU. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN POLA MAKAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN DI RSU. Dr.PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh:

ROSINTAN SIBARANI NIM. 071000286

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINJAUAN POLA MAKAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN DI RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

ROSINTAN SIBARANI NIM. 071000286

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul

TINJAUAN POLA MAKAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN DI R.S.U. Dr.PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : ROSINTAN SIBARANI

NIM. 071000286

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 23 Maret 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Dr.Ir.Zulhaida Lubis,M.Kes dr. Mhd. Arifin Siregar, MS NIP.196205291989032001 NIP. 195811111987031004

Penguji II Penguji III

Ernawati Nasution, SKM, M.Kes Dra. Jumirah, Apt, M.Kes NIP.197002121995012001 NIP. 195803151988112001

Medan, Maret 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Tingginya angka kejadian penderita Diabetes Mellitus saat ini, tidak hanya disebabkan faktor keturunan melainkan dapat juga disebabkan pola makan yang tidak baik seperti mengkonsumsi makanan yang serba instan misalnya mengkonsumsi bakso, indomie, dan makanan jenis gorengan yang hampir tidak mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, selain itu Diabetes Mellitus dapat juga disebabkan kurangnya aktifitas atau olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain sekat silang (Cross Sectional) dengan sampel penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan sebanyak 44 orang yang diperoleh secara purposive sample. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir Food Recall 24 jam dan formulir Food Frequecy, selain data primer juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur 45-59 tahun menunjukkan jumlah tertinggi dan pola makan berdasarkan asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak berda pada kategori tidak sesuai atau kurang dari standar diet yang ditentukan. Asupan energi sebesar 43,18%, karbohidrat sebesar 61,36%, protein sebesar 43,18% dan lemak sebesar 43,18% dan jadwal makan mayoritas terlaksana >3 jam atau melebihi anjuran yaitu sebesar 50,00%.

Untuk itu disarankan kepada pelayan kesehatan, agar lebih memanfaatkan fasilitas instalasi gizi yang ada dengan mengadakan jadwal konsultasi tentang pola makan yang baik pada penderita Diabetes Mellitus, agar tercapai asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

(5)

ABSTRACT

The high incidence of Diabetes Mellitus patient recently is not only caused by factor of generation. It can be also caused by the eating pattern inappropriately, such as to consume instant foods including bakso, indomie, and another fried products containing no protein, vitamin and fibers needed by the body. And Diabetes Mellitus can be also caused by less activity and sports.

This research is animed to know the eating pattern of Diabetes Mellitus patients in ambulatory. This is a descriptive of cross sectional design to sample of Diabetes Mellitus patient in ambulatory at R.S.U.Dr.Pirngadi Medan, 44 individuals gained by purposive sampling. Data used is primary data gained by interview through food recall from 24 hours and food frequency. But there is also secondary data gained from Medical Records of R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

The result of research indicates thecharacteriscitics of respondent based on 45-59 years of age indicating thehighest number and food pattern intake of energy, carbohydrate, protein and fat is in inconsiten category or less standard of diet determined. The intake of energy is 43,18%, carbohydrate 61,36%, protein 43,18% and fat 43,18% and schedule of eating, mayority is implemented 3 hours or exceed standard of diet determined 50,00%.

For that it is recommended to health waiter, more to use installation with schedule consultation abou food patternt consistent with standard of diet determined for Diabetes Mellitus Patients, so that food intake consistent with need body.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rosintan Sibarani

Tempat/Tanggal Lahir : Kp.Ambar, 12 Februari 1985 Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Bersaudara : 8 dari 8 bersaudara Alamat : Kisaran

Riwayat Pendidikan

Tahun 1991-1997 : SDN 015896 Tenera

Tahun 1997-2000 : SLTP Swasta Darma Putra P.Ulu Tahun 2000-2003 : SMU Swasta Panti Budaya Kisaran

Tahun 2003-2006 : Akademi Keperawatan Poltekkes Depkes RI Medan Tahun 2007-2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat-USU

Riwayat Pekerjaan

Tahun 2006-2007 : Perawat di RS.Estomihi Medan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan penyertaannya yang telah memberikan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Tinjauan Pola Makan Pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyandang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dan merupakan hasil dari study yang dilakukan penulis selama belajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang berusaha dipersembahkan untuk dunia pendidikan dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu dr.Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra.Jumirah, Apt, MKes selaku ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyrakat.

3. Ibu DR.Ir.Zulhaida Lubis, MKes dan dr.Mhd.Arifin Siregar, MS selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dimana penulis banyak belajar dari beliau dan dalam kesempatan ini penulis memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada beliau yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama belajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

4. Ibu Ernawati Nasution, SKM, MKes dan Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan tulisan ini.

(8)

mahasiswa khususnya penulis, sehingga mahasiswa mampu berpikir dan berkreasi.

6. Kepada pihak Instansi RSU.Dr.Pirngadi Medan yang telah memberikan izin dan dukungan terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

7. Kepada Ayahanda (Alm. S.Sibarani) dan Ibunda (T.Hutasoit) tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tiada terhingga, motivator, guru dan pahlawan terbesar bagi penulis mejalani hari-hari dalam menggapai cita-cita, serta tidak pernah merasa bosan untuk mendoakan penulis agar menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

8. Kepada seluruh keluarga besarku (Abang dan Kakak) khusus buat Kel. Bpk.Daud Sibarani dan Kel. Bpk.Andre Sibarani) yang telah memberikan kasih sayang dan menjadi motivator bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada temen-temen 2007, yang telah menghabiskan waktu bersama selama berkuliah di FKM USU (K’manna, K’Siska, K’Novel, B’Wiro, K’Eva, K’melva, K’Fai, K’Dewi, K’ Melda, Imna, K’Harly, K’Novri, B’Hendrik) yang selalu menjadi teman berdiskusi dan mengembangkan ilmu bersama-sama.

10.Buat dek Dyta yang suka usil dan udah banyak membantu, dan teman-teman ku dalam suka dan duka (K’Eva, K’Rut, Ita, Erni, Melda, Vegra dan Rika) makasih buat masukan dan hiburan yang diberikan.

11.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis terima kasih buat semuanya.

Demikian skiripsi ini diperbuat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis maupun untuk penelitian berikutnya.

Medan, 23 Maret 2010

(9)

2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus ... 6

2.1.2. Penyebab Diabetes Mellitus ... 6

2.1.3. Tipe Diabetes Mellitus ... 7

2.1.4. Patofisiologi Diabetes Mellitus ... 9

2.1.5. Komplikasi Diabetes Mellitus ... 10

2.1.6. Pengobatan Diabetes Mellitus ... 10

2.2. Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus ... 11

2.2.1. Jumlah Makanan ... 12

2.2.2. Jenis Bahan Makanan ... 13

2.2.3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus ... 14

(10)

4.1.3. Pelayanan Kesehatan di Ruang Rawat Jalan Untuk Penderita Diabetes Mellitus ... 37

4.2. Karakteristik Responden Penderita Diabetes Mellitus ... 37

4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Dan Jenis Kelamin ... 37

4.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Suku ... 38

4.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan ... 38

4.2.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 39

4.2.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 39

4.2.6. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Yang Menderita Diabetes Mellitus ... 40

4.2.7. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menderita Diabetes Mellitus ... 41

4.5. Jumlah Asupan Enrgi, Karbohidrat, Protein dan Lemak ... 46

4.5.1. Asupa Energi ... 46

4.5.2. Asupan Zat Gizi Karbohidrat ... 46

4.5.3. Asupan Zat Gizi Protein ... 47

4.5.4. Asupan Zat Gizi Lemak ... 47

4.6. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus ... 48

BAB V PEMBAHASAN ... 49

(11)

5.2. Pola Makan Berdasarkan Asupan Energi, Karbohidrat,

Protein dan Lemak ... 50

5.2.1. Konsumsi Energi ... 50

5.2.2. Konsumsi Karbohidrat ... 51

5.2.3. Konsumsi Protein ... 51

5.2.4. Konsumsi Lemak ... 52

5.3. Jadwal Makan... 53

5.4. Jenis Makanan ... 54

5.4.1. Frekuensi Bahan Makanan dari Sumber Energi... 54

5.4.2. Frekuensi Bahan Makanan Sayuran dan Buah ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 62

6.1. Kesimpulan ... 62

6.2. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuersioner Penelitian Lampiran 2. Formulir Food Recall Lampiran 3. Formulir Food Frekuensi Lampiran 4. Master Data Penelitian

Lampiran 5. Surat Izin Survei Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi,

Karbohidrat, Protein dan Lemak ... 36

Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus ... 36

Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Diabetes Mellitus 1900 Kal ... 36

Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat ... 37

Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Rendah Lemak ... 38

Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Lemak Sedang ... 40

Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Tinggi Lemak ... 41

Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati ... 42

Tabel 2.9. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula ... 42

Tabel 2.10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak ... 42

Tabel 2.11. Makanan Penukar dari Sumber Susu Rendah Lemak ... 42

Tabel 2.12. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tinggi Lemak ... 42

Tabel 2.13. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh .... 42

Tabel 2.14. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh ... 42

Tabel 2.15. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Pada Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan ... 42

(13)

Tabel 2.17. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Pada Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi

Medan ... 42 Tabel 2.18. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pada Penderita

Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi

Medan ... 42 Tabel 2.19. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pada Penderita

Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi

Medan ... 42 Tabel 2.20. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga yang

Menderita Diabetes Mellitus Pada Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi

Medan ... 42 Tabel 2.21. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menderita

Diabetes Mellitus Pada Penderita Diabetes Mellitus yang

Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.22. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan yang

Dikonsumsi Setiap Hari Pada Penderita Diabetes Mellitus

yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.23. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan

Sumber Energi (Sumber Karbohidrat, Sumber Protein,

Sumber Lemak) Pada Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.24. Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis

Bahan Makanan Pada Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.25. Distribusi Responden berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis

Makanan Buah Pada Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.26. Distribusi Responden berdasarkan asupan Energi yang Dikonsumsi

Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.

Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.27. Distribusi Responden berdasarkan asupan Karbohidrat yang

(14)

Tabel 2.28. Distribusi Responden berdasarkan asupan Protein yang dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U

Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.29. Distribusi Responden berdasarkan asupan Lemak yang dikonsumsi

Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.

Dr.Pirngadi Medan ... 42 Tabel 2.30. Distribusi Responden berdasarkan Jadwal MakanPenderita

Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi

(15)

ABSTRAK

Tingginya angka kejadian penderita Diabetes Mellitus saat ini, tidak hanya disebabkan faktor keturunan melainkan dapat juga disebabkan pola makan yang tidak baik seperti mengkonsumsi makanan yang serba instan misalnya mengkonsumsi bakso, indomie, dan makanan jenis gorengan yang hampir tidak mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, selain itu Diabetes Mellitus dapat juga disebabkan kurangnya aktifitas atau olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain sekat silang (Cross Sectional) dengan sampel penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan sebanyak 44 orang yang diperoleh secara purposive sample. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir Food Recall 24 jam dan formulir Food Frequecy, selain data primer juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur 45-59 tahun menunjukkan jumlah tertinggi dan pola makan berdasarkan asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak berda pada kategori tidak sesuai atau kurang dari standar diet yang ditentukan. Asupan energi sebesar 43,18%, karbohidrat sebesar 61,36%, protein sebesar 43,18% dan lemak sebesar 43,18% dan jadwal makan mayoritas terlaksana >3 jam atau melebihi anjuran yaitu sebesar 50,00%.

Untuk itu disarankan kepada pelayan kesehatan, agar lebih memanfaatkan fasilitas instalasi gizi yang ada dengan mengadakan jadwal konsultasi tentang pola makan yang baik pada penderita Diabetes Mellitus, agar tercapai asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

(16)

ABSTRACT

The high incidence of Diabetes Mellitus patient recently is not only caused by factor of generation. It can be also caused by the eating pattern inappropriately, such as to consume instant foods including bakso, indomie, and another fried products containing no protein, vitamin and fibers needed by the body. And Diabetes Mellitus can be also caused by less activity and sports.

This research is animed to know the eating pattern of Diabetes Mellitus patients in ambulatory. This is a descriptive of cross sectional design to sample of Diabetes Mellitus patient in ambulatory at R.S.U.Dr.Pirngadi Medan, 44 individuals gained by purposive sampling. Data used is primary data gained by interview through food recall from 24 hours and food frequency. But there is also secondary data gained from Medical Records of R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

The result of research indicates thecharacteriscitics of respondent based on 45-59 years of age indicating thehighest number and food pattern intake of energy, carbohydrate, protein and fat is in inconsiten category or less standard of diet determined. The intake of energy is 43,18%, carbohydrate 61,36%, protein 43,18% and fat 43,18% and schedule of eating, mayority is implemented 3 hours or exceed standard of diet determined 50,00%.

For that it is recommended to health waiter, more to use installation with schedule consultation abou food patternt consistent with standard of diet determined for Diabetes Mellitus Patients, so that food intake consistent with need body.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya aktivitas fisik. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Stroke dan Hipertensi (Depkes, 2006)

Laporan epidemiologi Mc Carty dan Zimmet, menunjukkan jumlah penderita Diabetes Mellitus didunia pada tahun 1994 meningkat 1,5 kali lipat dari 110,4 juta menjadi 175,4 juta pada tahun 2000 dan kemungkinan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2010 yaitu sebesar 239,3 juta.

Menurut WHO (2006), Indonesia menempati urutan ke enam di dunia sebagai Negara dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus terbanyak setelah India, Cina, Unisoviet, Jepang dan Brasil. Pada tahun 2006 jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia menjadi 14 juta orang, jika peningkatan penderita Diabetes Mellitus pertahunnya 230.000 orang, maka bisa kita bayangkan berapa banyak jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2009.

(18)

Menurut Supari (2007), pada dialog tentang Diabetes Mellitus peringatan Lansia Nasional di Jakarta, menyatakan bahwa banyaknya penderita di Indonesia karena kurang memperhatikan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang dan berolahraga cukup, jika penderita tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darah, mengakibatkan komplikasi misalnya terkena stroke, gagal ginjal, jantung, kebutaan dan ganggren. Oleh karena itu Menkes berharap, masyarakat termasuk Yayasan Pelita Usila sebagai Penyelenggara dialog Diabetes Mellitus ikut mensosialisasikan penanggulangan Diabetes Mellitus baik secara medis seperti pemberian obat-obatan maupun non-medis melalui pencegahan seperti mengurangi konsumsi makan mengandung gula dan berolahraga.

Menurut Kosehartono (2009), Indonesia termasuk salah satu negara penderita Diabetes Mellitus tertinggi di dunia, perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat Indonesia menjadi penyebab melonjaknya angka penderita Diabetes Mellitus di Indonesia. Perubahan pola makan kearah makanan cepat saji yang dapat menimbulkan tingginya kadar gula darah.

(19)

Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat jumlah kasus yang paling banyak adalah penyakit Diabetes Mellitus dengan jumlah kasus 1717 pasien rawat jalan di rumah sakit dan puskesmas kabupaten/kota. Sebanyak 70% Rumah Sakit yang tersebar diseluruh Sumatera Utara belum memberikan data jumlah penyakit ke Dinkes Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2008 dan 2009. Hampir rata-rata di setiap Rumah Sakit Kabupaten/Kota tidak memberikan laporan penyakit padahal ideal pemberian laporan ke Dinkes Sumatera Utara pada tanggal 10 setiap bulan, agar dinas bisa memantau dan memberikan tindakan apabila ditemukan penyakit yang sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Tujuan utama dari diet Diabetes Mellitus adalah untuk menjaga kadar glukosa darah pada batas normal dan menjaga berat badan normal. Untuk itu makan sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek makanan pada glukosa darah. Bagi kebanyakan orang menderita Diabetes Mellitus berarti merubah pola makan dari berbagai jenis makan yang seimbang dan mengatur jadwal makan raguler (Badawi, 2009).

(20)

menunjang seseorang terkena Diabetes Mellitus yaitu faktor keturunan, stress dan faktor usia serta banyak menonton TV dan kurang atau tidak pernah berolahraga. Bahaya Diabetes Mellitus yang kronis dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, jantung, gagal ginjal dan kerusakan sistem syaraf (Badawi, 2009).

Menurut data dari Medical Record di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan pada tahun 2008 merupakan urutan pertama dari 10 besar penyakit yang ada yaitu dengan jumlah 6207 orang, sedangkan jumlah penderita Diabetes Mellitus yang rawat inap merupakan urutan yang ke 10 dari besar penyakit dengan jumlah 290 orang. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pola makan penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola makan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pola makan penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

(21)

Mellitus pada penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

2. Untuk mengetahui kecukupan energi, karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan kemudian disesuaikan dengan standart jenis diet yang ditentukan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

3. Untuk mengetahui jenis, jadwal makan dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masalah gizi khususnya gizi pada penderita Diabetes Mellitus.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diabetes Mellitus

2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan koleh kelenjar pankreas sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala bagi penderita Diabetes Mellitus adalah dengan keluhan banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa ≥ 126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Badawi, 2009).

2.1.2. Penyebab Diabetes Mellitus

Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah :

1. Usia diatas 45 tahun

(23)

2. Obesitas atau kegemukan

Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu munculnya Diabetes Mellitus.

3. Pola makan

Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim.

4. Riwayat Diabetes Mellitus pada keluarga

Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus) mempunyai riwayat keluarga Diabetes Mellitus, sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus) sebanyak 57 % berasal dari keluarga Diabetes Mellitus.

5. Kurangnya berolahraga atau beraktivitas

Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (Waspadji, 2002).

2.1.3. Tipe Diabetes Mellitus

(24)

a. Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati. b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.

c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.

Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormone insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel darah maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat besar sekali.

2. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Dibawah ini terdapat beberapa fakor-faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal tersebut :

a. Obesitas.

b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat. c. Kurang gerak badan (olahraga).

(25)

Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (Soegondo, 2004).

2.1.4. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses metabolism itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta dipankreas.

(26)

akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).

2.1.5. Komplikasi dari Diabetes Mellitus

1. Impoten atau disfungsi ereksi dan kesemutan dikaki penderita, mampu merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga dapat menyebabkan impoten dan kesemutan.

2. Kerusakan ginjal.

3. Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk). 4. Kebutaan.

5. Serangan stroke.

6. Serangan jantung koroner. 7. Kematian mendadak. 2.1.6. Pengobatan

1. Obat Hipoglikemik Oral

(27)

2. Terapi Insulin

Pada penderita Diabetes Mellitus tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus disuntikkan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan. Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya dilengan atau dipaha. (Ramadhan, 2008).

2.2. Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus

Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan (Ramadhan, 2008).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).

(28)

seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009).

Pengaturan diet pada penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus yaitu mencakup pengaturan dalam : 2.2.1. Jumlah Makanan

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energy adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.

a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lain-lain.

b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju, dan lain-lain.

c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan.

(29)

Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak

Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat (gr) Protein (g) Lemak (g)

I 1100 172 43 30

II 1300 192 45 35

III 1500 235 51,5 36,5

IV 1700 275 55,5 36,5

V 1900 299 60 48

VI 2100 319 62 53

VII 2300 369 73 59 VIII 2500 396 80 62 Sumber : Almatsier, 2006

Keterangan :

- Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi. - Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja

(juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi. 2.2.2. Jenis Bahan Makanan

(30)

Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu :

a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah : 1) Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi

dan sagu.

2) Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tampa kulitnya, susu skim, tempe, tehu dan kacang-kacangan.

3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, dierbus dan dibakar.

b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita Diabetes Mellitus adalah :

1) Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.

2) Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-gorengan.

3) Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin, dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2007).

2.2.3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus

(31)

komplikasi Diabetes Mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur yaitu makan pagi, makan siang, makan malam dan snack diantara makan besar dan dilaksanakan dengan interval 3 jam (Waspadji, 2002).

Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus

Waktu Jadwal Total Kalori

Pukul 07.00 Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kal

Waktu Bahan

oseng-oseng tempe sop oyong + tomat

ayam bakar bb kecap

tahu bacem stup buncis + wortel

pepaya

(32)

Keterangan :

- gls : gelas

- sdm : sendok makan - btr : butir

- ptg : potong - sdg : sedang Nilai Gizi :

- Energi : 1912 kkal

- Protein : 60 g (12,5,% energi total) - Lemak : 48 g (22,5 % enegi total) - Karbohidrat : 299 g (62,5 % energi total) - Kolesterol : 303 mg

- Serat : 37 g 2.3. Daftar Bahan Makanan Penukar

Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan, yakni :

1. Golongan I : Sumber Karbohidrat 1 Satuan Penukar = 175 kalori

4 gr protein

(33)

Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Bihun ½ gls 50

Kentang 2 biji sdg 210

Nasi Tim 1 gls 200

Nasi ¾ gls 100

Mie kering 1 gls 50

Mie basah 1 gls 100

Singkong 1 ptg sdg 100

Talas ½ biji sdg 200

Ubi 1 biji sdg 150

2. Golongan II : Sumber Protein Hewani a. Rendah Lemak

1 Satuan Penukar = 50 kalori 7 gr protein 2 gr lemak

Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Rendah Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40

Daging kerbau 1 ptg sdg 35

Ikan segar 1 ptg sdg 40

Ikan asin 1 ptg sdg 15

Udang segar 5 ekor sdg 25

b. Lemak sedang

1 Satuan Penukar = 75 kalori

7 gr protein

(34)

Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Lemak Sedang

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Tinggi Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

3. Golongan III : Sumber Protein Nabati 1 Satuan Penukar = 75 kalori

5 gr protein 3 gr lemak 7 gr karbohidrat

Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati

(35)

4. Golongan IV : Sayuran a. Sayuran A

Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat.

b. Sayuran B

1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 25 kalori

1 gr protein

5 gr karbohidrat

Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda.

c. Sayuran C

1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 50 kalori

3 gr protein

10 gr karbohidrat

(36)

5. Golongan V : Buah dan Gula 1 Satuan Penukar = 50 kalori

12 gr karbohidrat

Tabel 2.9. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Tabel 2.10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Susu skim cair 1 gls 200

Tepung susu skim 4 sdm 20

(37)

b. Susu Rendah Lemak

1 Satuan Penukar = 125 kalori 7 gr protein

6 gr lemak

10 gr karbohidrat

Tabel 2.11. Makanan Penukar dari Sumber Susu Rendah Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Keju 1 ptg kecil 35

Susu kambing ¾ gelas 165

Susu sapi 1 gls 200

Susu kental manis ½ gls 100

c. Susu Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein 10 gr lemak 10 gr karbohidrat

Tabel 2.12. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tinggi Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Susu kerbau ½ gelas 100

Tepung susu 6 sdm 30

7. Golongan VII : Minyak

1 Satuan Penukar = 50 kalori

(38)

a. Lemak Tidak Jenuh

Tabel 2.13. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Alpukat ½ bh bsr 60

Margarin jagung 1 sdt 5

Minyak bunga matahari 1 sdt 5

Minyak jagung 1 sdt 5

Minyak kedele 1 sdt 5

Minyak kacang tanah 1 sdt 5

Minyak zaitun 1 sdt 5

b. Lemak Jenuh

Tabel 2.14. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Lemak babi 1 ptg kcl 5

Mentega 1 sdm 5

Santan 1/3 gls 40

Kelapa 1 ptg kcl 15

Minyak kelapa 1 sdt 5

Minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5

8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori

Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.

Keterangan :

bh = buah gr = gram

bj = biji kcl = kecil

btg = batang ptg = potong

btr = butir sdg = sedang

bsr = besar sdm = sendok makan

(39)

2.4. Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan

Standar jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan ada 2 (dua) jenis yaitu :

- Jenis diet Diabetes Mellitus IV (1700 Kalori)

Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus IV adalah 1700 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 275 gram, protein 55,5 gram dan lemak 36,5 gram.

- Jenis diet Diabetes Mellitus V (1900 Kalori)

Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus V adalah 1900 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram, protein 60 gram dan lemak 48 gram.

(40)

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Bedasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Dalam kerangka konsep diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik penderita Diabetes Mellitus (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga, dan lama menderita Diabetes Mellitus) dapat diketahui bagaimana pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) dan dapat diperoleh kecukupan energi, karbohidrat, protein dan lemak sehingga dari kecukupan zat gizi dapat diketahui apakah sesuai dengan standar jenis diet yang telah ditentukan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan yaitu jenis diet DM IV (1700 Kalori) dan jenis diet DM V (1900 Kalori).

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan pola makan penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobsevasi pada saat penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan dengan alasan angka kejadian penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan cukup tinggi dan merupakan angka urutan pertama dari 10 besar penyakit yang ada. Dengan tingginya angka kejadian penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan, peneliti ingin mengetahui bagaimana sebenarnya pola makan penderita Diabetes Mellitus di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

(42)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat jalan dan dengan diagnosa dokter dinyatakan menderita Diabetes Mellitus, dimana rata-rata penderita Diabetes Mellitus yang berobat jalan setiap bulan berjumlah ± 60 orang di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik Porposive Sample, yaitu dengan menggunakan kriteria yaitu :

- Penderita Diabetes Mellitus tanpa komplikasi.

- Penderita Diabetes Mellitus dengan kunjungan berobat minimal dua kali pada saat diwawancarai menjadi responden.

- Penderita Diabetes Mellitus yang berusia ≥ 45 tahun.

- Penderita Diabetes Mellitus yang ada dalam catatan medis bulan yang lalu (Catatan medis selama 1 bulan sebelum penelitian).

Dari kriteria diatas maka sampel yang ditemukankan adalah sebesar 44 orang. 3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

(43)

2. Data sekunder meliputi gambaran umum R.S.U.Dr.Pirngadi Medan dan data jumlah penderita Diabetes Mellitus dari medical record R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

1. Data karateristik responden diperoleh dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner.

2. Untuk mengetahui pola makan (jumlah, jenis dan interval jadwal makan) dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan formulir Food Recall 24 jam dan formulir Food Frekuency.

3.5. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner

2. Formulir Food Recall 24 jam 3. Formulir Food Frekuency 4. Nutrisurvey 2005

5. Alat timbang berat badan (Weight Scale) 6. Alat ukur tinggi badan (Microtoise) 3.6. Definisi Operasional

1. Umur adalah lama hidup penderita Diabetes Mellitus sesuai dengan yang tercatat di kartu status rekam medik.

2. Suku adalah ras atau etnik yang melekat pada diri penderita Diabetes Mellitus sesuai dengan yang tercatat di kartu status rekam medik.

(44)

4. Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan yang tercatat di kartu status rekam medik.

5. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diikuti responden serta mendapat ijazah.

6. Riwayat keluarga adalah ada tidaknya anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus sesuai dengan yang tercatat di kartu status rekam medik.

7. Lama menderita Diabetes Mellitus adalah waktu yang ditentukan saat mulai didiagnosa menderita Diabetes Mellitus.

8. Pola makan adalah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dan jadwal makan yang dilaksanakan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

9. Jumlah makan adalah banyaknya asupan makanan yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus.

10.Jenis bahan makanan adalah macam makanan yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus.

11.Jadwal makan adalah waktu makan yang dilaksanakan penderita Diabetes Mellitus dalam interval 3 jam.

12.Kecukupan zat gizi adalah jumlah zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) yang dikonsumsi dibandingkan dengan standar diet penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

(45)

3.7. Aspek Pengukuran

1. Umur yaitu usia yang dimiliki penderita dikategorikan dalam dua kelompok yaitu: (Maryam, 2008).

a. Pralansia (45-59 tahun) b. Lansia (≥ 60 tahun)

2. Indeks massa tubuh dapat digunakan timbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Nilai indeks massa tubuh dihitung dengan manggunakan rumus (Supariasa, 2002) :

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,4

Normal 18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1-27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27

(Sumber : Depkes, 1994)

(46)

4. Jumlah makanan adalah banyaknya asupan energi yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus dalam sehari dan diukur dengan menggunakan food recall, kemudian banyaknya makanan yang dikonsumsi dihitung dengan bantuan Nutrisurvey dan dinyatakan dalam kalori kemudian disesuaikan dengan angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan berdasarkan standar jenis diet yang telah ditentukan yaitu jenis diet DM IV 1700 Kalori dan diet DM V 1900 Kalori dengan batas toleransi ± 10 % (Standar diet DM di R.S.U. Dr. Pingadi Medan) dengan dua kategori yaitu :

Untuk jumlah kalori 1700 Kalori : - Sesuai (1530 kalori - 1870 Kalori)

- Tidak sesuai (< 1530 Kalori dan > 1870 Kalori) Untuk jumlah kalori 1900 Kalori :

- Sesuai ( 1710 Kalori – 2090 Kalori)

- Tidak sesuai (< 1710 Kalori dan > 2090 Kalori)

5. Kecukupan karbohidrat adalah banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus dalam sehari dibandingkan dengan standar diet Diabetes Mellitus yang telah ditentukan yaitu 275 gram untuk jenis diet 1700 Kalori dan 299 gram untuk jenis diet 1900 Kalori dengan batas toleransi ± 10 % (Standar diet DM di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan) dengan dua kategori yaitu :

Untuk 1700 Kalori :

(47)

- Tidak sesuai (< 247,5 gram dan > 302,5 gram) Untuk 1900 Kalori :

- Sesuai (269,1 gr – 328,9 gr)

- Tidak sesuai (< 269,1 gr dan > 328,9 gr)

6. Kecukupan protein adalah banyaknya protein yang dikonsumsi pederita Diabetes Mellitus, kemudian disesuaikan dengan standar diet yang telah ditentukan yaitu 55,5 gram untuk jenis diet 1700 Kalori dan 60 gram untuk jenis diet 1900 Kalori dengan batas toleransi ± 10 % (Standar diet DM di R.S.U. Dr. Pingadi Medan) dengan dua kategori yaitu :

Untuk 1700 Kalori :

- Sesuai (49,95 gram – 61,05 gram)

- Tidak sesuai (< 49,95 gram dan > 61,05 gram) Untuk 1900 Kalori :

- Sesuai (54 gram – 66gram)

- Tidak sesuai (< 54 gram dan > 66 gram)

7. Kecukupan lemak adalah banyaknya lemak yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus disesuaikan dengan standar diet Diabetes Mellitus yang telah ditentukan yaitu 36,5 gram untuk jenis diet 1700 Kalori dan 48 gram untuk jenis diet 1900 Kalori dengan batas toleransi ± 10 % (Standar diet DM di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan) dengan dua kategori yaitu :

(48)

- Sesuai (32,85 gram – 40,15 gram)

- Tidak sesuai (< 32,85 gram dan > 40,15 gram) Untuk 1900 Kalori :

- Sesuai (43,2 gram – 52,8 gram)

- Tidak sesuai (< 43,2 gram dan > 52,8 gram)

8. Jadwal makan dilaksanakan dalam interval 3 jam dengan dua kategorikan yaitu : - Baik, jika interval makan dilaksanakan dalam interval 3 jam.

- Kurang baik, jika interval makan dilakukan < dari 3 jam atau > dari 3 jam. 9. Frekuensi makanan adalah berapa kali penderita Diabetes Mellitus

mengkomsumsi jenis bahan makanan dengan frekuensi : 1-3x sehari, 4-6x seminggu, 1-3x seminggu, 1-2x dalam sebulan, tidak pernah.

3.8. Pengolahan dan Analisa Data 3.8.1. Pengolahan Data

1. Editing yaitu, memeriksa kebenaran data yang diperlukan.

2. Coding yaitu, memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori.

3. Data Entry yaitu, memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel.

3.8.2. Analisa Data

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Rumah Sakit

Rumah sakit ini didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Geemente Zieken Huis. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Marya Constantia Mackey pada tanggal 11 Agustus 1928, diresmikan tahun 1930, sebagai pimpinan pertama dijabat dokter berkebangsaan Belanda bernama W.Bays.

Pada tahun 1947, nama rumah sakit ini berubah menjadi rumah sakit Kota Medan dengan pimpinannya dokter Ahmad Sofian (yang juga sebagai pendiri Fakultas Kedoteran USU Medan). Pada masa pimpinannya juga pada tahun 1957, nama rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan.

Tahun 1969, pimpinan Rumah Sakit Pusat Medan diserahkan kepada dr.Zainal Rasyid,SKM. Berdasarkan penyempurnaan dan pengembangan rumah sakit, maka berdasarkan SK.Menkes RI.No.031/Birhub/1972 tanggal 4 september 1972, tentang rumah sakit pemerintah.

(50)

Pada tahun 1983, pimpinan Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan dijabat oleh Dr.Raharjo Slamet, untuk selanjutnya dari tahun 1989 sampai tahun 1998 Rumah Sakit tersebut dipimpin oleh Prof. Rizal Basrah Lubis. Dari tahun 1998 Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan dipimpin oleh Dr.Alogo Siregar,SPA dan sekarang dipimpin oleh dr.Sjahrial R. Anas,MHA.

Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari R.S.U.Dr.Pirngadi Medan mempunyai Motto : Aegroti Salus Lex Suprema (kepentingan penderita adalah yang utama) melalui visi : Dengan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat R.S.U.Dr.Pirngadi Medan berupaya menjadi rumah sakit rujukan yang terbaik di Sumatera Utara melalui misi :

1. Menyelenggarakan upaya kesehatan paripurna kepada masyarakat tanpa membedakan bangsa, suku, keadaan sosioekonomi, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan subspesialistik, bermutu professional dan etis.

3. Menjadikan rumah sakit sebagai tempat berlindung upaya pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman, ditempat mana penderita memperoleh kepercayaan dan harapan.

4. Menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk memberikan pelayanan yang berhasil guna dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

(51)

6. Mengembangkan pelayanan rumah sakit yang bersifat sosio medis dalam rangka pelayanan kesehatan paripurna yang berorientasi pada penderita sebagai manusia seutuhnya.

4.1.2. Pelayanan Kesehatan di Ruangan Rawat Jalan Untuk penderita Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan

Pelayanan Poliklinik Endokrin melayani penderita Diabetes Mellitus pada hari senin-kamis mulai jam 08.00-14.00, sedangkan pada hari jumat-sabtu khusus melayani gangguan kelenjar tiroid. Poliklinik ini dilayani oleh 4 orang dokter, 4 orang perawat, dan 2 orang bagian adminitrasi. Poliklinik rawat jalan ini dipimpin oleh Ibu Nurlia. Visi dari poliklinik rawat jalan ini adalah “Pelayanan poliklinik yang cepat, tepat dan memuaskan”. Sedangkan Misi Poliklinik ini adalah “Meningkatkan keterampilan , pengetahuan dan etika pemberi pelayanan”.

4.2. Karakteristik Responden Penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan

Dari kuesioner yang telah diperoleh dari 44 orang penderita Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan, diketahui karakteristik responden sebagai berikut :

4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

(52)

Tabel 2.15. Distribusi Responden berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin pada penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010

Dari tabel 2.15. dapat dilihat bahwa dari 44 penderita Diabetes Mellitus terdapat 37 orang (84,10%) dengan kelompok umur 45-59 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 12 orang (27,27%) dan berjenis kelamin perempuan sejumlah 25 orang (56,82%).

4.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Suku

Suku adalah salah satu faktor yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi pola makan seseorang, hal ini disebabkan karena perbedaan budaya dan larangan-larangan pada suku masing-masing serta rasa yang berbeda-beda.

Tabel 2.16. Distribusi Responden berdasarkan Suku pada penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010

No Suku Jumlah %

Dari Tabel 2.16. diatas dapat dilihat bahwa suku Batak Toba dan suku Jawa pada penderita Diabetes Mellitus merupakan suku yang paling banyak yaitu 16 orang (36,36%) dan 15 orang (34,09%).

(53)

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) penderita Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr. Pirngadi Medan.

Tabel 2.17. Distribusi Responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010

Berdasarkan Tabel 2.17. diatas dapat diketahui bahwa responden dengan berat badan normal sebanyak 22 orang (50,00%), dan berat badan gemuk sebanyak 8 orang (18,18%).

4.2.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada penderita Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

Tabel 2.18. Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan dan Jenis Kelamin pada penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010

(54)

4.2.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pola makan secara tidak langsung, karena pendidikan merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi pola pikir seseorang, termasuk dalam tindakan seseorang untuk memilih bahan makanan yang dikonsumsinya. Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada penderita Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

Tabel 2.19. Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan pada penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010

No Pendidikan Jumlah %

1 PT 15 34,10

2 SMU 20 45,45

3 SLTP 7 15,90

4 SD 2 4,55

Total 44 100,00

Dari Tabel 2.19. dapat dilihat bahwa penderita Diabetes Mellitus yang memiliki pendidikan paling banyak adalah pendidikan SMU yaitu sebesar 20 orang (45,45%). 4.2.6. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga yang Menderita

Diabetes Mellitus

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan riwayat keluarga yang menderita Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr. Pirngadi Medan.

Tabel 2.20.Distribusi Responden berdasarkan Riwayat Keluarga yang menderita Diabetes Mellitus pada penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010

No Riwayat Keluarga Yang Menderita DM Jumlah %

1 Ada 25 56,82

2 Tidak Ada 19 43,18

Total 44 100,00

(55)

4.2.7. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menderita Diabetes Mellitus

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan lama menderita Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr. Pirngadi Medan.

Tabel 2.21. Distribusi Responden berdasarkan Lama menderita Diabetes Mellitus pada penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan tahun 2010

No Lama Menderita DM Jumlah %

1 < 5 tahun 36 81,82

2 ≥ 5 tahun 8 18,18

Total 44 100,00

Berdasarkan Tabel 2.21. diatas dapat diketahui bahwa lama responden menderita Diabetes Mellitus <5 tahun sebanyak 36 orang (81,82%) dan lama responden menderita Diabetes Mellitus ≥5 tahun sebanyak 8 orang (18,18%).

4.3. Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Jalan di R.S.U.Dr. Pirngadi Medan

4.3.1. Jenis Bahan Makanan

Jenis bahan makanan dalam hal ini adalah jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh responden dengan menggunakan Food Recall.

Tabel 2.22. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan Yang Dikonsumsi Setiap Hari Pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010

No Jenis Bahan Makanan Jumlah %

1 Nasi + lauk-pauk + sayur+buah 11 25,00

2 Nasi + lauk-pauk + sayur 31 70,45

3 Nasi + lauk-pauk 2 4,55

Total 44 100,00

(56)

4.3.2. Frekuensi Bahan Makanan Sumber Energi

Dibawah ini dapat dilihat distribusi frekuensi makan berdasarkan jenis bahan makanan dari sumber energi :

Tabel 2.23. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan Sumber Energi, (Sumber Karbohidrat, Sumber Protein dan Sumber Lemak) pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010

Jenis Bahan

(57)

4.3.3. Bahan Makanan Sayuran dan Buah

Pada table 2.24. dapat dilihat distribusi frekuensi konsumsi berdasarkan jenis sayuran, yaitu jenis sayuran golongan A, jenis sayuran golongan B dan jenis sayuran golongan C.

Tabel 2.24. Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Sayuran pada penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010

(58)

Daun singkong 10 22,73 16 36,36 12 27,27 6 13,64 0 0 44 100

Daun papaya 0 0 3 6,82 19 43,18 7 15,91 15 34,09 44 100

Melinjo 0 0 0 0 21 47,72 4 9,10 19 43,18 44 100

Nangka muda 0 0 4 9,10 26 59,09 9 20,45 5 11,36 44 100

Dari Tabel 2.24. diatas telihat bahwa jenis sayuran golongan A seperti gambas, ketimun, slada, tomat, dan lobak dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sayuran golongan B seperti bayam, labu siam, buncis, wortel, sawi, toge kacang hijau, kangkung dan kacang panjang dan sebagainya dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu. Sayuran golongan C seperti daun singkong,daun pepaya, melinjo, nangka muda dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu.

Tabel 2.25. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Jenis Buah pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010

Dari tabel 2.25. diatas telihat bahwa jenis makanan buah yaitu jeruk adalah yang paling umunya dikonsumsi 1-3x seminggu, sedangakan pepaya, nenas, pear, semangka dan apel jarang dikonsumsi yaitu 1-2x sebulan.

4.4. Rata-Rata Asupan Bahan Makanan yang Dikonsumsi Responden 4.4.1. Rata-Rata Asupan dari Sumber Energi

(59)

sedangkan konsumsi energi penderita Diabetes Mellitus untuk jenis diet 1900 Kal berkisar 1598,0 Kal-2489,1 Kal dengan rata-rata konsumsi energi sebesar 2043,55 Kal. 4.4.2. Rata-Rata Asupan dari Zat Gizi Karbohidrat

Dari 44 orang penderita Diabetes Mellitus yang diteliti berdasarkan food recall24 jam, konsumsi karbohidrat penderita Diabetes Mellitus untuk jenis diet 1700 Kal berkisar 104,8 gr – 287,4 gr dengan rata-rata konsumsi karbohidrat sebesar 196,1 gr, sedangkan konsumsi karbohidrat penderita Diabetes Mellitus untuk jenis diet 1900 Kal berkisar 80,9 gr - 332,1 gr dengan rata-rata konsumsi karbohidrat sebesar 206,5 gr.

4.4.3. Rata-Rata Asupan dari Zat Gizi Protein

Dari 44 orang penderita Diabetes Mellitus yang diteliti berdasarkan food recall24 jam, konsumsi protein penderita Diabetes Mellitus untuk jenis diet 1700 Kal berkisar 34,6 gr – 81,5 gr dengan rata-rata konsumsi protein sebesar 58,05 gr, sedangkan konsumsi protein penderita Diabetes Mellitus untuk jenis diet 1900 Kal berkisar 26,25 gr – 141,9 gr dengan rata-rata konsumsi protein sebesar 84,07 gr.

4.4.4. Rata-Rata Asupan dari Zat Gizi Lemak

(60)

4.5. Jumlah Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak 4.5.1. Asupan Energi

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan energi yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus :

Tabel 2.26. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi Yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010

Dari Tabel 2.26. diatas terlihat bahwa asupan energi lebih dominan tidak sesuai atau kategori kurang dari diet yang dianjurkan yaitu sebesar 19 responden (43,18%). 4.5.2. Asupan Zat Gizi Karbohirat

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi karbohidrat penderita Diabetes Mellitus :

(61)

Dari Tabel 2.27. dapat dilihat bahwa asupan karbohidrat lebih dominan tidak sesuai dalam kategori kurang atau dibawah anjuran yang telah ditentukan yaitu sebesar 19 responden (43,18%).

4.5.3. Asupan Zat Gizi Protein

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi protein penderita Diabetes Mellitus :

Tabel 2.28. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010

No

Dari Tabel 2.28. diatas terlihat bahwa asupan protein lebih dominan tidak sesuai atau kategori kurang dengan anjuran yang ditentukan yaitu sebesar 19 responden (43,18%).

4.5.4. Asupan Zat Gizi Lemak

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi lemak penderita Diabetes Mellitus :

Tabel 2.29. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gzi Lemak yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010

(62)

Dari Tabel 2.29. dapat dilihat bahwa asupan lemak lebih dominan tidak sesuai dalam kategori kurang atau dibawah anjuran yaitu sebesar 19 responden (43,18%).

4.6. Jadwal Makan Penderita Diabete Mellitus

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jadwal makan yang dilaksanakan penderita Diabetes Mellitus :

Tabel 2.30. Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan Tahun 2010

No Jadwal Makan Jumlah %

1 Baik (3 jam) 10 22,73

2 Kurang baik

- <3 jam - >3 jam

12 22

27,27 50,00

Total 44 100,00

(63)

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus

5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden sebagian besar berumur 45-59 tahun yaitu sebesar 84,10%, Sesuai dengan teori bahwa pada usia ≥45 tahun merupakan faktor resiko terjadinya Diabetes Mellitus, hal ini disebabkan fungsi organ tubuh semakin menurun sehingga aktifitas sel pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang (Waspadji, 2002).

Pada karakteristik berdasarkan jenis kelamin, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa penderita Diabetes Mellitus yang lebih banyak adalah perempuan sebesar 61,37%.Sesuai dengan penelitian Novriwaty (2009), di RSU. Medan Baru Medical Center diperoleh bahwa penderita Diabetes Mellitus perempuan lebih banyak yaitu sebesar 53,30%. Menurut studi WHO (2000), tidak ada perbedaan kejadian Diabetes Mellitus antara laki-laki dan perempuan.

5.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk dalam perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

(64)

RSUP.H.Adam Malik Medan diperoleh bahwa pendidikan penderita Diabetes Mellitus terbanyak adalah SLTA yaitu sebesar 29,6%.

5.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan penderita Diabetes Mellitus adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebesar 38,64%. Hal ini didukung oleh penelitian Dewi (2007), di BPK-RSUD Kota Langsa menunjukkan bahwa pekerjaan responden adalah IRT yaitu sebesar 39,00%. Hal ini disebabkan bahwa jumlah responden yang berobat adalah mayoritas perempuan. 5.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

Diketahui bahwa suku juga dapat mempengaruhi kejadian Diabetes Mellitus, karena tempat penelitian mempunyai beberapa suku yang berbeda-beda dan mempunyai kebiasaan yang berbeda juga dalam pemilihan makanan. Karakteristik responden berdasarkan suku, hasil penelitian menunjukkan bahwa suku responden yang paling banyak adalah suku Batak Toba 36,36%. Diketahui bahwa suku Batak Toba pada umumnya lebih menyukai jenis daging-dagingan dari pada sayur-sayuran. Selain itu mungkin karena tempat penelitian yang berobat ke R.S.U.Dr.Pirngadi Medan mayoritas adalah suku Batak. Sesuai dengan penelitian Dewi (2007), di RSUD.Kota Langsa diperoleh bahwa suku terbanyak yang menderita Diabetes Mellitus adalah suku Aceh yaitu sebesar 67,9%.

5.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga yang Menderita Diabetes Mellitus

(65)

tidak hanya dipengaruhi oleh ada tidaknya riwayat keluarga yang menderita Diabetes Mellitus tapi dapat juga disebabkan faktor pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.

5.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita Diabetes Mellitus Karakteristik responden berdasarkan lama menderita Diabetes Mellitus <5 tahun sebanyak 81,82%. Menurut dokter yang merawat, penderita Diabetes Mellitus yang ≥5 tahun pada umumnya sering mengalami komplikasi, sesuai dengan penelitian ini sampel dengan kriteria tanpa komplikasi. Sesuai dengan penelitian Novriwaty (2009), di RSU.Medan Baru Medical Center diperoleh bahwa lama menderita Diabetes Mellitus <5 tahun sebanyak 60,00%.

5.2. Pola Makan Berdasarkan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein, dan Lemak Sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya, yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing supaya memperoleh berat badan normal dan mengontrol kadar glukosa darah mendekati normal (Sukardji, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan responden berdasarkan asupan energi masih dalam kategori kurang yaitu sebesar 43,18%, asupan karbohidrat sebesar 61,36%, asupan protein sebesar 43,18%, dan asupan lemak sebesar 43,18%, atau semua asupan ini yaitu dari asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein dan asupan lemak mayoritas dalam kategori tidak sesuai atau kurang dari diet yang dianjurkan.

(66)

mengakibatkan jumlah asupan makanan menjadi berkurang dari standar diet yang ditentukan. Selain itu penderita Diabetes Mellitus masih banyak mengkonsumsi makanan hanya dari makanan tertentu saja, padahal semua jenis makanan dapat dikonsumsi asal sesuai dengan jumlah dan jadwal makan yang ditentukan.

Sesuai dengan penelitian Novriwaty (2009), di RSU. Medan Baru Medical Center diperoleh bahwa tindakan responden dalam asupan energi masih dalam kategori tidak baik yaitu sebesar 26,67%, karbohidrat sebesar 53,33%, protein sebesar 40,00% dan lemak sebesar 33,33%.

Penderita Diabetes Mellitus sering membayangkan betapa beratnya menjalani hidup dengan banyak pantangan makan. Memang benar gula menaikkan kadar gula darah, tetapi perlu diketahui bahwa semua jenis makanan juga dapat menaikkan kadar glukosa darah. Oleh karena itu yang perlu dipahami adalah makan sesuai kebutuhan kalori dan teratur dalam jumlah, jenis dan jadwal makan (Subekti, 2007).

5.3. Jadwal Makan

Gambar

Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi,  Karbohidrat, Protein dan Lemak
Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus Waktu Jadwal Total Kalori
gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan, yakni :
Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat Bahan Makanan  URT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristik pasien diabetes mellitus berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,dan sistem

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tentang Pengaturan Pola Makan Yang Baik Bagi Penderita Diabetes Mellitus

Adapun karakteristik penderita perdarahan postpartum yang terlama berada pada kelompok umur 20-35 tahun, suku batak, beragama Kristen, pendidikan SLTA, ibu rumah

Gambaran risiko yang berpengaruh terhadap kejadian Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan adalah kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, Indeks Massa Tubuh, riwayat

Gambaran risiko yang berpengaruh terhadap kejadian Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan adalah kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, Indeks Massa Tubuh, riwayat

Dari tabel karakteristik responden diatas dapat dilihat bahwa anggota keluarga yang tinggal dirumah pada penderita diabetes mellitus rawat jalan di Rumah Sakit PKU

Dalam hal ini diwujudkan Puskesmas Tembok Dukuh dengan mengadakan kegiatan penyuluhan secara berkala dengan harapan penderita diabetes mellitus termotivasi

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi proporsi penderita berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan,