ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI JERUK DI KABUPATEN TANAH KARO
TUGAS AKHIR
RUDI LUMBAN GAOL
082407108
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI JERUK DI KABUPATEN TANAH KARO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
RUDI LUMBAN GAOL
0824070108
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PRODUKSI JERUK DI KABUPATEN TANAH KARO
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RUDI LUMBAN GAOL
Nomor Induk Mahasiswa : 082407108
Program Studi : D-III STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui/ Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
PERNYATAAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JERUK DI KABUPATEN TANAH KARO
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
RUDI LUMBAN GAOL 082407108
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Statistika FMIPA USU.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak terwujud apabila tidak mendapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada :
1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc (CTM), SpA(K), Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Sutarman, M.Sc, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D dan Dra. Mardiningsih, M.Si, Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU.
4. Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si dan Drs. Suwarno Arriswoyo, Ketua dan Sekretaris Program Studi D-III Statistika.
5. Drs. Pangarapen Bangun M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mendorong dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Ayahanda P. Lumban Gaol dan Ibunda E. Banjar Nahor yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi lewat doa maupun nasehat. Dan selalu sabar dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya tercinta.
7. Teman sekamar kost yang juga teman seperjuangan Afandi Siregar
8. Dan juga kepada semua teman – teman yang ada di DIII statistik FMIPA USU Medan.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh kasih penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
Medan, Mei 2011
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusanj Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 5
1.5 Lokasi Penelitian 6
1.6 Metode Penelitian 6
1.7 Sistematika Penulisan 7
Bab II Landasan Teori
2.1 Pengertian Regresi dan Korelasi 9
2.1.1 Pengertian Regresi 9
2.1.2 Pengertian Korelasi 10
2.2 Analisis Regresi Linear 13
2.2.1 Analisis Linear Sederhana 14
2.2.2 Analisis Linear Berganda 15
2.3 Uji keberartian Regresi Linear 15
Bab III Gambaran Umun Kabupaten Tanah Karo
3.1 Sosial Budaya 17
3.2 Pemerintahan 20
3.4 Penduduk 25
3.5 Iklim dan Geografis 26
3.5.1 Iklim 26
3.5.2 Geografis 26
Bab IV Analisis Data
4.1 Analisis Data 28
4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda 30
4.3 Menghitung Nilai Kekeliruan Baku Taksiran 31
4.4 Uji Regresi Linear Ganda 32
4.5 Perhitungan Korelasi Linear Ganda 33
4.6 Perhitungan Koefisien Korelasi 35
Bab V Implementasi Sistem
5.1 Pengertian Implementasi Sistem 37
5.2 SPSS dan Komputasi Statistika 38
5.3 Langkah-langkah Pengolahan Data Statistika 39
Bab VI Penutup
6.1 Kesimpulan 50
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Data Luas Lahan, Curah Hujan dan Produksi Jeruk
Tahun 2001-2009 28
Tabel 4.2 Hasil Analisis Data 29
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Aktifkan Program SPSS 40
Gambar 5.2 Evaluation Version 40
Gambar 5.3 Tampilan Data Editor 41
Gambar 5.4 Tampilan Variabel View 42
Gambar 5.5 Variabel View dalam SPSS 44
Gambar 5.6 Pengisian Data View dalam SPSS 45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh negara kita karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi. Keadaan inilah yang menampakkan sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang andal dan mempunyai potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional.
Sektor pertanian, yang mencakup tanaman bahan makanan, peternakan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan kehutanan, pada tahun 2003 menyerap 46,3 persen tenaga kerja dari total angkatan kerja, menyumbang 6,9 persen dari total nilai ekspor non migas, dan memberikan kontribusi sebesar 15 persen dari PDRB nasional. Sektor pertanian juga berperan besar dalam penyediaan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka memenuhi hak atas pangan.
Tanaman jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan di negara-negara tropis Asia lainnya. Tanaman jeruk memang berasal dari negara-negara tropis Asia, termasuk di wilayah Indonesia. Jeruk yang ada di kawasan Indonesia dan juga di kawasan Asia lainnya sangat diminati oleh orang-orang dari Negara Eropa
Hingga saat ini buah jeruk masih merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi andalan di sektor pertanian indonesia. Komoditas ini tumbuh dan berkembang di beberapa daerah dan masing-masing mempunyai spesifikasi sendiri. Perbedaan iklim dan faktor lingkungan lainnya menjadikan komoditas ini berkembang menurut kondisi tempat tumbuhnya. Dengan demikian, jenis jeruk yang berkembang terdiri dari beberapa macam dan menyebar menjadi terkenal sebagai buahan spesifik daerah. Contoh di Indonesia dikenal jeruk siem madu yang disebut jeruk Medan yang banyak di tanami di Kabupaten Karo, jeruk siem Pontianak, jeruk keprok Malang, jeruk keprok maga dan jeruk kacang. Masing-masing jenis spesial ini mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri sehingga sulit dibandingkan mana yang lebih unggul.
untuk dijadikan minuman segar. Sehubungan dengan tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk, maka buah jeruk dapat diolah menjadi tablet-tablet Vitamin C atau dimakan langsung untuk menyembuhkan penyakit gusi berdarah dan penyakit influensa. Kulit-kulit buah jeruk dapat digunakan untuk campuran sabun pencuci piring, untuk menghilangkan bauh anyir pada permukaan piring. apalagi jika pemeliharaan dan pengolahannya diperhatikan dengan baik, diharapkan usaha ini akan mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.
Sentra produksi jeruk utama di Provinsi Sumatera Utara dan wilayah pengembangannya terdapat di Kabupaten Karo dan daerah lainnya seperti Langkat, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Simalungun dan Tapanuli Tengah. Kabupaten Karo merupakan wilayah terbesar di Sumatera Utara dalam produksi jeruk. Jeruk merupakan hasil utama pertanian di wilayah tersebut.
Dengan hasil produksi yang tinggi jelas akan membuat perekonomian masyarakat Tanah Karo akan meningkat. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil produksi jeruk tersebut, dimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi persentase produksi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi produksi jeruk yaitu luas lahan dan curah hujan. Disini penulis ingin meneliti bagaimana faktor-faktor tersebut berpengaruh dan mempunyai hubungan yang kuat, sedang atau lemah terhadap produksi jeruk di Tanah Karo.
Akhirnya, penulis memilih penelitian ini sebagai tugas akhir dengan judul “ Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jeruk di Kabupaten Tanah Karo”
1.2 Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir saya ini yaitu :
1. Bagaimana gambaran hasil produksi jeruk di Karo selama 9 tahun terakhir. 2. Bagaimana pengaruh dari masing-masing faktor terhadap produksi jeruk 3. Bagaimana cara meningkatkan produksi jeruk dimasa yang akan datang yang
berhubungan dengan faktor-faktor tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi pokok permasalahan pada tugas akhir ini, agar pembahasan yang dianalisa tidak menyimpang dari maksud dan tujuan. Hal ini penulis menganggap sangat perlu agar sasaran penulis benar-benar tepat dan dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun menjadi batasan-batasan adalah debagai berikut :
1. Data yang digunakan untuk analisis adalah data hasil produksi jeruk, luas lahan dan curah hujan di Kabupaten Tanah Karo dari tahun 2001-2009.
2. Hanya membahas bagaimana pengaruh antara luas lahan dan curah hujan dengan hasil produksi jeruk di Kabupaten Tanah Karo.
1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penuliasan Tugas Akhir ini adalah
1. Untuk mengetahui berapa jumlah hasil produksi jeruk di Kabupaten Tanah Karo
2. Untuk membuat suatu kebijakan demi meningkatkan hasil produksi dengan keputusan yang tepat
Adapun manfaat penelitian dalam penuliasan Tugas Akhir ini adalah
1. Melatih penulis dalam mengaplikasi ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan sehingga menunjang kesiapan untuk terjun kedunia kerja.
2. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi DIII Statistika di FMIPA USU.
3. Sebagai bahan refrensi bagi yang ingin melakukan penelitian lebih yang berkaitan dengan penelitian penulis
4. Sebagai masukaan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Tanah Karo dalam mengambil kebijakan
1.5 Lokasi Penelitian
Pengumpulan data mengenai hasil produksi jeruk di Kabupaten Tanah Karo dari tahun 2001-2009 di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.
1.6 Metodologi Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Data mengenai hasil produksi jeruk yang dianalisis dalam penelitian ini adalah merupakan data skunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.
2. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda (multiple regresion) dan korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, serta pengolahan data menggunakan program SPSS.
a. Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda merupakan prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variable tak bebas dengan variable bebas, dimana variable bebas lebih dari satu. Bentuk model umum regresi berganda adalah hubungan variable-variabel X dan Y dinyatakan dengan rumus :
r ik k i
i X X
X
Dimana :
^
Y = Peramalan nilai variavek tak bebas
X = Pengamatan ke-i pada variable bebas ik βk = Koefisien regresi veariabel bebas εr = kesalahan (error)
b. Analisis Korelasi.
Tujuan dari analisis korelasi adalah untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Adapun rumus korelasi adalah : ) ) ( )( ) (
( 12 1 2 2 2
1 1 Y Y n X X n Y X Y X n ryx ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ − ∑ =
1.7Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini akan menjelaskan uraian tentang teori-teori yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Membahas tentang kondisi keadaan Kabupaten Tanah Karo
BAB IV : ANALISA DATA
Bab ini akan menjelaskan uraian tentang metode-metode yang digunakan dalam pengolahan data.
BAB V : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan dalam pengolah data yaitu dengan program SPSS.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang akan memberikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai akhir penulisan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi dan Korelasi
2.1.1 Pengertian Regresi
Para ilmuan, ekonom, psikolog, dan sosiolog selalu berkepentingan dengan masalah peramalan. Peramalan matematikyang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah acak tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi, Istilah ini berasal dari telaah yang dilakukan oleh Sir Francis Galton (1882-1911) dalam makalah berjudul Regresion Towerd Mediacraty in Heriditary StatureI, yang membandingkan tinggi badan anak laki-laki dengan tinggi
laki-laki kelompok orang tua yang tinggi ternyata lebih kecil dari tinggi ayahnya dan rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok orang tua pendek ternyata lebih besar dari tinggi ayahnya, jadi seolah-olah semua anak laki-laki yang tinggi dan anak laki-laki yang pendek bergerak menuju rata-rata tinggi dari seluruh anak laki-laki, yang menurut Galton “regression to mediocrity”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tinggi anak mengikuti tinggi orang tuanya.
Jadi analisa regresi berkenaan dengan study ketergantungan dari suatu variable tak bebas (dependent variable) pada satu atau lebih variable, yaitu variable yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan atau meramalkan nilai-nilai dari variable tak bebas apabila nilai variable yang menerangkan sudah diketahui. Variabel menerangkan sering disebut variable bebas (independent variable).
2.1.2 Pengertian Korelasi
Akibatnya, dalam korelasi kikenal penyebab dan akibatnya. Data penyeban atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas dan data yang dipengaruhi disebut variabel tak bebas. Koefisien korelasi e dapat digunakan untuk :
1. Mengetahui derajat hubungan (korelasi linear) antara dua variabel atau lebih
2. Mengetahui arah hubungan antara dua variabel atau lebih
Untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolute dari koefisien korelasi tersebut. Besarnya koefisien korelasi antara dua macam variabel 0 – 1. Apabila dua variabel mempunyai nilai r = 0, berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan sedangkan, nilai r = 1, berarti dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna.
Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua variabel (semakin mendekati satu), maka tingkat derajat hubungan dua variable tersebut semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin rendah koefisien korelasi antara dua macam variable (semakin mendekati 0), maka derajat tingatat hubungana variable tesebut semakin rendah. Besarnya hubungan denyatakan dengan koefisien koralasi atau r adalah :
∑
Y 2Dengan JKreg = β1∑x1y+β2∑x2y+...+βk∑xky
∑
=
22
y
JK
2
y = Y - Y
Dimana :
r = Koefisien Korelasi
reg
JK = Jumlah kuadrat regresi
2
y = Jumlah kuadrat variable tak bebas
1
β = Koefisien regresi variable bebas X k
Dan didapatlah rumus untul menghitung koefisien korelasi antara dua variable yaitu : ) ) ( )( ) (
( 1 2 2 2
2 1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n ryx ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ − ∑ =
Koefisien korelasi dapat juga digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara dua variable. Tanda ( + dan - ) yang terdapat pada koefisien koralasi menunjukan arah hubungan antara dua variable. Tanda (-) pada nilai r (koedisien korelasi) menunjukkan hubungan yang berlawan arah. Artinya, apabila nilai variable yang satu naik, maka nilai variable yang lain turun. Tanda (+) pada nilai r (koedisien korelasi) menunjukkan hubungan yang searah. Artinya, apabila nilai variable yang satu naik, maka nilai variable yang lain naik juga.
R korelasi
0,01 – 0,20 0,21 - 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 0,99
2.2 Analisis Regresi Linear
Analisis regresi linear digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat variable bebas dan variable tak bebas. Regresi linear adalah menentukan satu persamaan dan garis yang menunjukkan suatu hubungan antara variable bebas dan variable tak bebas., yang merupalan persamaan pendunga yang berguna untuk menaksir variable tak bebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variable.
Analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu : 1. Analisis Sederhana (simple analisys) 2. Analisis Berganda (multiple analisys)
Analisis sederhana merupakan hubungan antara dua variable yaitu variable bebas dan variable tak bebas. Sedangkan, analisis berganda antara tiga variable atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variable bebas dan satu variable tak bebas. Asumsi agar analisis regresi dapat digunakan adalah :
1. Variabel yang dicari hubungan fungsionalnya mempunyai data yang berdistribusi normal
2. Variabel bebas tidak acak
3. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama dari subjel yang sama pula
2.2.1 Analisis Linear Sederhana
Regresi linear sederhana merupakan prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variable tak bebas tunggal dengan variable bebas tunggal. Regresi linear sederhana hanya ada satu peubah bebas. Bentuk model umum regresi sederhana adalah hubungan variable-variabel X dan Y dinyatakan dengan rumus :
r X Y =β0+β1 1+ε
^
Dimana : ^
Y = Peramalan nilai variable tak bebas
1
X = Variabel bebas
0
β = Intercep Y dari garis, yaitu titik dimana garis itu memotong sumbu Y
1
β = Kemiringan garis
r
ε = Kesalaha (error)
Untuk menentukan β0 dan β1 adalah :
∑
∑ ∑ ∑
∑
∑
− −
= 2 2
2 0 ) ( i i i i X X n Y X X Y X β
∑
∑ ∑ ∑
∑
∑
− −= 2 2
2.2.2 Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda merupakan prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variable tak bebas dengan variable bebas, dimana variable bebas lebih dari satu. Bentuk model umum regresi berganda adalah hubungan variable-variabel X dan Y dinyatakan dengan rumus :
r k i k i
i X X
X
Y =β0+β1 1+β2 2+...+β +ε ^
Dimana : ^
Y = Peramalan nilai variavek tak bebas
k i
X = Pengamatan ke-i pada variable bebas
k
β = Koefisien regresi veariabel bebas
r
ε = kesalahan (error)
2.3 Uji Keberartian Regresi Linear
Menguji keberartian regresi linear ganda ini dimaksudkan untuk menyakinkan diri apakah regresi berbentuk linear yang didapat berdasarkan penelitian yang digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah variable bebas dan tak bebas.
Dimana :
reg
JK = b1∑x1y+b2∑x2y+...+bk∑xky
res
JK = 2
^ ) (
∑
Y −YHipotesa :
0
H : diterima ; tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variable X dengan i
variabel Y
1
H : ditolak : terdapat hubungan yang signifikan antara variable X dengan i
variable Y
) ,
)( 1 (
:
dkpemb dkpenyebut tabF
F
−αk dkpenyebut =
1
− −
=n k
dkpembilang
Jika Fhit >Ftabel maka H ditolak, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara 0
variabel bebas terhadap variabel tak bebas, dalam hal lain terima H 0
BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO
3.1 Sosial Budaya
Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Karo disebut suku bangsa Karo. Suku bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi suku bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri dari Merga Silima, Tutur Siwaluh, Rakut Siteluh.
Merge Silima yakni : 1. Karo – karo 2. Ginting 3. Sembiring 4. Tarigan
5. Perangin – angin
Dari kelima Merga tersebut, masih terdapat sub-sub merga. Berdasarkan merga ini makah tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan rakut sitelu, tutur siwaluh dan perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada.
2. Kalimbubu 3. Anak Beru
Tutur Siwaluh yakni : 1. Sipemeren 2. Siparibanen 3. Sipengalon 4. Anak beru
5. Anak beru menteri 6. Anak beru singikuri 7. Kalimbubu
8. Puang kalimbubu
Perkaden-kaden Sepuluh Dua yakni : 1. Nini
12.Bere-bere
Dalam perkembanganya, adat suku bangsa karo terbuka, dalam arti bahwa suku bangsa indonesia lainnya dapat diterima menjadi suku bangsa karo dengan beberapa persayaratan adat yaitu :
1. Masyarakat karo terkenal dengan semagat keperkasaannya dalam pergerakan merebut kemerdekaan Indonesia, misalnya petempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.
2. Penduduk kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotisserta taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Karo kuta berpengang pada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan.
Dalam kehidupan masyrakat Karo, idaman dan harapan yang ingin diwujudkan adalah pencapaian tiga hal pokok yang disebut tuah, sangap, dan menjuah-juah.
1) Tuah berarti menerimah berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.
2) Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan lingkungan, antara manusia dengan Tuhannya.
3.2 Pemerintahan
Sistem pemerintahan tertua yang dijumpai diwilayah kabupaten Karo adalah penghulu, yang menjalankan pemerintahan dikampung(kuta) menurut adat. Terbentuknya suatu kuta harus memenuhi persayaratan adat antara lain: ada merga pendiri (merga taneh/simatek kuta), ada senina simantek kuta(kalimbubu taneh). Pada masa penjajahan Belanda mulai tahun 1906, sistem pemerintahan diwilayah kabupaten Karo pada dasarnya adalah :
1. Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh Controleur pimpinan pemerintahan selalu dingan bangsa Belanda.
2. Landschaap, yaitu pemerintahan bumi putra. Pemerintahan (landschaap) ini dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintah Onderafdeling. Berdasarkan perjanjian pendek (Korte Verklaring) tahun 1907, maka di Tanah Karo terdapat lima Landscaap yang dikepalai oleh Sibayak yang membawahi beberapa Urung yang dikepalai oleh Raja Urung yaitu:
a. Landscaap Lingga, membawahi enan urung : 1. Sepuluh Dua Kuta Di Kabanjahe 2. Telu Kuta di Lingga
5. Lima Senina di Batu Karang 6. Tiganderket di Tiganderket 7. Namo Haji di kutabuluh 8. Liang Melas di Samperaya
b. Landscaap Sarinembah, membawahi empat urung : 1. Sepuluhpitu Kuta di Sarinembah
2. Perbisi di Perbisi 3. Juhar di Juhar
4. Kuta Bangun di Kuta Bangun
c. Landscaap Suka, membawahi empat urung : 1. Suka di Suka
2. Sukapiring di Serebaya 3. Ajinembah di Ajinembah 4. Tongging di tongging
d. Landscaap Barusjahe, membawahi dua urung : 1. Sipitu Kuta di Barusjahe
2. Sinaman Kuta di Sukanalu
1. Pemerintahan Tanah Karo sebagai alat pemerintahaan pusat yang pada saat itu dikepalai oleh Sibayak Ngerajai Meliala
2. Pemerintahan Swapraja yaitu Landscaap : a. Lingga dengan eman urung
b. Barusjahe dengan dua urung c. Suka dengan empat urung
d. Sarinembah dengan empat urung e. Kutabuluh dengan dua urung
Oleh Komite Nasional Indonesia, Tanah Karo dalam sidangnya tanggal 13 Maret 1946, kabupaten Karo diperluas dengan daerah Deli Hulu dan Cingkes, dibagi kedalam tiga Kewedaan dengan masing-masing membawahi lima kecamatan yaitu :
1. Kewedaan Kabanjahe membawahi lima kecamataan yaitu : a. Kabanjahe
b. Tigapanah c. Barusjahe d. Simpang Empat e. Payung
2. Kewedaan Tigabinanga membawahi 5 kecamatan yaitu : a. Tigabinanga
e. Mardinding
3. Kewedaan Deli Hulu membawahi lima kecamatan yaitu : a. Pancur Batu
b. Sibolangit c. Kutalimbaru d. Biru-biru e. Namo Rambe
3.3 Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah
Susunan pemerintahan daerah seperti yang diatur menurut UU No.22 tahun 1999 bahwa di daerah dibentuk DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah sebagai badan eksekutif daerah. Kepala kabupaten disebut Bupati, dan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya selaku kepala daerah, Bupati dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Sejak terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat yang memimpin kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
No Nama Bupati Masa Bakti
1 Ngerajai Meliala 1946
2 Rakutta Sembiring Berahmana 1946-1955 3 Abdullah Eteng
4 Baja Purba
6 Baharudin Siregar
7 Kol. Tampak Sebayang, S.H 1970-1981
8 Drs. Rukun Sembiring 1981-1986
9 Ir. Menet Ginting 1986-1991
10 Drs. Rupai Perangin-angin 1991-1995 11 Kol. Drs. D.D. Sinulingga 1995-2000
12 Sinar Perangin-angin 2000-2005
13 Drs. D.D. Sinulingga 2005-2010
Sumber : Kantor BPS Sumatera Utara
No Nama Ketua DPRD Masa Bakti
1 Selamat Ginting 1950-1955
2 Tokoh Purba 1955-1959
3 Matang Sitepu 1959-1962
4 Tempe Perangin-angin 1962-1965
5 Kolom Bukit 1965-1971
6 Panjang Barus 1971-1977
7 Muli Sembiring 1977-1982
8 Kursi Singarimbun 1982-1987
9 Kursi Singarimbun 1987-1992
10 Musim Firman Taringan 1992-1997
11 Netangsa Suka Tendel 1997-1999
12 Bon Purba 1999-2004
13 R. Ramanus Purba 2004-2009
Wilayah kabupaten Karo terbagi dalam 13 kecamatan dan 258 desa/kelurahaan yaitu :
1. Kecamatan Kabanjahe, sebanyak 8 desa dan 5 kelurahaan 2. Kecamatan Berastagi, sebanyak 5 desa dan 4 kelurahaan 3. Kecamatan Tigapanah sebanyak 29 desa
4. Kecamatan Merek, Sebanyak 19 desa 5. Kecamatan Barusjahe, sebanyak 19 desa 6. Kecamatan Simpang Empat, sebanyak 40 desa 7. Kecamatan Payung, sebanyak 40 desa
8. Kecamatan Kutabuluh, sebanyak 16 desa 9. Kecamatan Munte, sebanyak 22 desa 10.Kecamatan Juhar, sebanyak 24 desa
11.Kecamatan Tigabinanga, sebanyak 18 desa dan 1 kelurahan 12.Kecamatan Laubaleng, sebanyak 13 desa
13.Kecamatan Mardingding, sebanyak 10 desa
3.4 Penduduk
Selanjutnya dengan melihat jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas maka diperoleh rasio ketergantungan sebesar 60 yang berarti setiap seratus orang usia produktif menanggung 60 orang dari usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas. Beban tanggungan anak sebesar 52 dan beban tanggungan lanjut sebesar 7.
3.5 Iklim dan Geografis
3.5.1 Iklim
Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim Hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai bulam Mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni, Juli.
Curah hujan di kabupaten Karo pada tahun 2004 tertinggi pada bulan Desember sebesar 390 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 24 mm sedangkan hari hujan tertinggi pada bulan September sebanyak 22 hari dan terendah pada bulan Juni sebanyak 2 hari. Suhu udara berkisar ntara 12,7 C s/d 25 C dengan kelembapan udara rata-rata setinggi 88 % .
3.5.2 Geografis
barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.
Wilayah kabupaten Karo berada pada ketinggian 120 – 1400 meter diatas permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan dengan kebupaten Langkat dan kabupaten Deli Serdang, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Dairi dan kabupaten Toba Samosir, sebelah Timur beebatsaan dengan kebupaten Siamlungun dan sebelah barat berbatassan dengan provinsi Nangroe Aceh Darusalam.
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data
[image:37.595.106.537.404.620.2]Data yang diambil dari kantor Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah data hasil produksi jeruk, luas lahan jeruk dan curah hujan di Kabupaten Tanah Karo pada tahun 2001-2009. Adapun datanya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Produksi, Luas Lahan dan Curah Hujan
Pada Tahun 2001-2009
Tahun Luas Lahan (ribuan ha) Curah Hujan (mm) Produksi (ribuan ton)
2001 4.39 115.17 33.71
2002 4.75 94.92 37.27
2003 6.34 149.75 49.50
2004 9.78 184.67 47.22
2005 10.02 159.67 54.22
2006 10.03 172.42 58.87
2007 11.41 198.67 61.83
2008 9.73 188.5 40.89
2009 14.12 157.42 76.90
Sumber : Badan Pusat Statistik(BPS) Sumatera Utara Y = Produksi Jeruk
1
X = Luas Lahan
2
X = Gurah Hujan
4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda
Sehingga didapat dari suatu persamaan :
Y
∑ = a0n+a1∑X1 +a2∑X2
1 YX
∑ = a0∑X1 +a1∑X12 +a2∑X1X2
2 YX
∑ = a0n+a1∑X1 +a2∑X2
Dapat kita subsitusikan nilai-nilai dari persamaan diatas, sehingga diperoleh :
461 = 9a + 810 a + 14211 a 2 4447 = 81a + 8110 a + 134121 a 2 74458 = 1421a +134120 a + 2338081 a 2
Setelah persamaan diatas diselesaikan dengan metode subsitusi dan eliminasi, maka diperoleh koefisien-koefisien regresi linear berganda yaitu :
0
a = 28,36
1
a = 4,47
2
a = -0,11
Dengan demikian kita dapat membuat model persamaan linearnya yaitu :
^
4.3 Menghitung Nilai Kekeliruan Baku Taksiran
Untuk menghitung nilai kekeliruhan baku taksiran diperlukan harga-harga ^
Y yang
[image:40.595.158.488.220.486.2]diperoleh dari persamaan regresi diatas untuk tiap harga X dan 1 X yang diketahui 2
Tabel 4.3 Kekeliruan Tafsiran Baku
No X 1 X 2 Y
^
Y ( ) ^ Y
Y− 2
^ ) (Y−Y 1 4,39 115,17 33,71 35,31 -1,60 2,57 2 4,75 94,92 37,27 39,15 -1,88 3,54 3 6,34 149,75 49,50 40,23 9,27 85,98 4 9,78 184,67 47,22 51,76 -4,54 20,64 5 10,02 159,67 54,22 55,59 -1,37 1,87 6 10,03 172,42 58,87 54,23 4,64 21,55 7 11,41 198,67 61,83 57,51 4,32 18,67 8 9,73 188,50 40,89 51,12 -10,23 104,61 9 14,12 157,42 76,90 74,16 2,74 7,51 JLH 80,57 1421,19 460,41 459,06 1,35 266,94
Dengan k = 2 ; n = 9 dan 2 ^
) (Y −Y
∑ = 266,94 Maka didapat ;
12 2
yx S =
1 ) ( 2 ^ − −− ∑ k n Y Y = 1 2 9 94 , 266 − − = 6 94 , 266
= 44,49012 12
yx
Ini berarti bahwa rata-rata jumlah produksi yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata yang diperkirakan sebesar 6,670092 ribu ton.
4.4 Uji Regresi Linear Ganda
F =
) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − −
−R n k
k R = ) 1 2 9 /( ) 82 , 0 1 ( 2 / ) 82 , 0 ( − − − = 03 , 0 41 , 0
= 13,66666666666666
= 13,7
Dimana : n = 9 ; k = 2
1
v = 2 ; v = 6 2
=
) 6 , 2 ( 05 , 0F
5,14ternyataFhit >Ftab , berarti H di tolak 0
4.5 Perhitungan Korelasi Linear Ganda
R
2 = 1 1 22 2 y y x a y x a ∑+ ∑ ∑ Dimana : y x1 ∑ = n Y X YX ( 1)( )
1 ∑ ∑ − ∑ y x2 ∑ = n Y X Y
X ( 2)( )
2 ∑ ∑ − ∑ 2 y ∑ = n Y Y 2 2 −(∑ )
∑ y x1 ∑ = n Y X Y
X ( 1)( )
1
∑ ∑ −
∑
= 4447 - 9 ) 461 )( 81 (
= 4447 - 4149 = 298
y x2 ∑ = n Y X Y
X ( 2)( )
2
∑ ∑
− ∑
= 74458 -
9 ) 461 )( 1421 (
2 y ∑ = n Y Y 2 2 −(∑ )
∑
= 25019 - 9 4612
= 25019 - 23613,44 = 1405,56
R
2 = 1 1 22 2 y y x a y x a ∑+ ∑ ∑ = 1406 ) 1671 )( 11 , 0 ( ) 298 )( 47 , 4 ( + − = 1406 81 , 183 06 , 1332 − = 1406 25 , 1148= 0,816667852 = 0,82
4.6 Perhitungan Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Produksi dengan Luas Lahan
) ) ( )( ) (
( 12 1 2 2 2
1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n RYX ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = = ) ) 461 ( ) 25019 ( 9 )( ) 81 ( ) 811 ( 9 ( ) 461 )( 81 ( ) 4446 ( 9 2 2 − − − = ) 212521 225171 )( 6561 7299 ( 37341 4014 − − − = ) 12650 )( 738 ( 2673 = 9335700 2673 = 437 , 3055 2673 = 0,874833943 = 0,875
Koefisien Korelasi Produk dengan Curah Hujan ) ) ( )( ) (
( 22 2 2 2 2
2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n RYX ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = = ) ) 461 ( ) 25019 ( 9 )( ) 1421 ( ) 233808 ( 9 ( ) 461 )( 1421 ( ) 74458 ( 9 2 2 − − − = ) 212521 225171 )( 2019241 2104272 ( 644081 670122 − − − = ) 12650 )( 85031 ( 15041 = 1075642150 15041 = 98 , 32796 15041 = 0,4201755109 = 0,42
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam program. Dalam pengolahan data pada tugas akhir ini penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program SPSS 18.0 for Windows.
5.2 Pengenalan SPSS ( Statistical Product for Service Solution)
riset ilmu-ilmu sains, produksi di pabrik dan lain sebagainya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product for Service Solution.
Untuk memudahkan pengolahan data dan mempercepat pengolahan data-data statistika, banyak kita kenal perangkat lunak computer yang mendukung yang dapat kita gunakan untuk megolah data, serperti paket SPSS, Micrastat, Statgraf, MINITAB dan perangkat lunak lainnya yang menggunakan bahasa pemograman tingkat tinggi seperti PASCAL, FORTRAN, BASIC, dan lain sebagainya.
Dalam hal pengolahan data komputet mempunyai kelebihan dari manusia yaitu kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dan dengan adanya perangkat lunak computer tersebut kita sangat terbantu karena ada kalanya data yang sangat rumit dan banyak itu tidak dapat dikerjakan secara manual atau dengan menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak untuk mengolah data tersebut, disamping itu faktor kesalahan yang dilakukan manusia relative besar. Dan dengan adanya komputer perangkat lunak, diharapkan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat waktu dan dengan tingkat kesalahan yang relative kecil.
Dalam pembahsan data ini penulis menggunakan program computer yaitu SPSS. SPSS adalah suatu program computer khusus statistic yang mampu memproses data statistik secara cepat dan tepat.
mendistribusikan informasi hasil pengolahan data statistika untuk berbagai pengambilan keputusan strategis perusahaan.
5.3 Langkah-Lagkah Pengolahan Data dengan SPSS
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan program linear berganda dengan SPSS sesuai dengan data dalam penulisan ini :
1. Aktifkan program SPSS pada windows dengan perintah :
[image:48.595.141.521.340.590.2]Klik Start lalu All program dan pilih SPSS Inc, pilh PAWS Statistic 18
Gambar 5.1 Aktifkan Program SPSS
Gambar 5.2 Evaluation Version
3. Klik tombol Cancel pada kotak dialog tersebut supaya langsung masuk ke data editor seperti gambar 5.3
Gambar 5.3 Tampilan Data Editor
[image:49.595.148.528.434.683.2]tab sheet Variabel View yang ada dibagian kiri bawah, atau dapat langsung menekan Ctrl+T. maka akan tampil seperti berikut :
Gambar 5.4 Tampilan Variabel View
3.1Pengisian :
Name, sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name, klik ganda pada
sel tersebut dan ketik namanya.
Type,tipe data yang digunakan adalah numeric
Width, ketikan 8
Desimal, ketikan 2
Label, label adalah keterangan untuk nama variable yang disertakan
Value dan Missing, diabaikan saja
Coloum, ketikan 10
Aligment, adalah posisi data, pilih left
Measure, adalah hal yang terpenting menyangkut tipe variable yang
3.2Pengisian Variabel
Variabel Y (Produksi Jeruk)
Oleh karena merupakan variable pertama, tempatkan pointer pada baris pertama
Name, ketikkan produksi jeruk pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Measure, pilih scale
Variabel X (Luas lahan) 1
Oleh karena merupakan variable kedua, tempatkan pointer pada baris kedua
Name, ketikkan luas lahan pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Measure, pilih scale
Variabel X (Curah Hujan) 2
Oleh karena merupakan variable ketiga, tempatkan pointer pada baris ketiga
Name, ketikkan curah hujan pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Measure, pilih scale
Gambar 5.5 Variabel View dalam SPSS
Setelah selesai kemudian tekan Ctrl+T untuk kembali ke data view
3.3 Pengisian Data
Gambar 5.6 Pengisian Data View dalam SPSS
3.4 Pengolah Data
1. Buka lembar kerja / file yang telah dibuat
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih sub menu
Regresion, lalu pilih Linear.
[image:53.595.193.526.472.720.2]2. Pengisian
a. Dependent, pilih variabel produksi jeruk, lalu pindahkan ke kolom dependent
b. Independent, pilih variabel luas lahan dan curah hujan, lalu pindahkan ke kolom independent
[image:54.595.193.526.247.496.2]c. Method, pilih Enter, sehingga hailnya seperti berikut :
Gambar 5.8 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Statistics
4. kemudian klik Continue, untuk melanjutkan pengisian
5. Klik tab Plot, kemudian ceklist Histogram dan Normal Probality
Plot, lalu klik tombol Continue, akan tampak seperti dibawah ini :
[image:55.595.191.525.450.698.2]6. Klik Save dan pilih Unstandardizerd, Standardizes dan Adjusted pada Predicted Value dan Standardizes pada Residual
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Save
7. lalu klik Ok maka akan tampil hasilnya.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya serta hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :
1. Persamaan estimasinya adalah : Y^ = 28,36 + 4,47X - 0,111 X 2
2. F >hit F berarti tab H ; ditolak. Terdapat hubungan berarti yang signifikan 0 antara luas lahan dan gurah hujan terhadap produksi jeruk.
6.2 Saran
1. Berdasarkan analisa diatas penulis menyarankan agar metode regresi dapat disunakan untuk meramalkan data produksi jeruk dimasa yang akan datang. 2. Sebagai bahan masukkan bagi pihak yang ingin meningkatkan hasil produksi
jeruk di Kabupaten Tanah Karo dan dapat digunakan untuk mengambil suatu kebijakan.
3. Hasil penelitian saya sangat jauh dari kesempurnaan, bagi teman-teman yang mempunyai kritik dan saran yang membangun agar dikemudian hari hasil penelitian saya dapat lebih baik dari analisa diatas..
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Yogyakarta : BPFE-UGM Sudjana, 2001. Metode Statistika, Bandung : Tarsito
Usman, Husain, 2006. Pengantar Statistika, Jakarta : Bumi Aksara
LAMPIRAN
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 51.1567 13.53879 9
X1 8.9522 3.19442 9
X2 157.9100 34.25663 9
Correlations
Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .873 .473
X1 .873 1.000 .733
X2 .473 .733 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .001 .099
X1 .001 . .012
X2 .099 .012 .
N Y 9 9 9
X1 9 9 9
X2 9 9 9
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X2, X1a . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .907a .822 .762 6.59927
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1205.088 2 602.544 13.836 .006a
Residual 261.302 6 43.550
Total 1466.391 8
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 30.563 11.156 2.740 .034
X1 4.823 1.075 1.138 4.488 .004
X2 -.143 .100 -.362 -1.427 .203
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 35.2658 76.1502 51.1567 12.27339 9
Residual -9.64322 9.77478 .00000 5.71514 9
Std. Predicted Value -1.295 2.036 .000 1.000 9
Std. Residual -1.461 1.481 .000 .866 9