UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH INFORMASI ARUS KAS OPERASI, INVESTASI DAN PENDANAAN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (STUDI EMPIRIS TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI)
OLEH
NAMA : FRANKY SITORUS
NIM : 050503032
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Informasi
Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Pendanaan Terhadap Volume
Perdagangan Saham (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur di BEI”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh
telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, September 2010 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah
SAW yang syafa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail,
MM, Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima
kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/
Penguji I dan Risanty, SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Almarhun J Sitorus dan Ibunda
Masria Silalahi Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan,
didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi
anak yang dapat dibanggakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca
untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, September 2010 Peneliti,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap volume perdagangan perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 hingga tahun 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 35 perusahaan. Pemelihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh dalam penelitisebanyak 22 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel informasi arus kas yaitu arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan sebagai variabel independen dan volume perdagangan saham sebagai variabel dependen. Metode analsis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 16.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable kas operasi, arus kas investasi dan
arus kas pendanaan berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap volume perdagangan saham. Secara parsial (individual) variabel arus kas operasi berpengaruh positif dan tidak
signifikan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, Variabel arus kas investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, Variabel arus kas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham.
ABSTRACT
This research is aim to test and describe information of cash flow influence manufaktur stock trade volume in indonesian stock exchange.
This research population is manufacture entities on consumer good sector which were listed in Indonesia Stock Exchange during the year 2006 to 2008. The Population in this research is 35 companies. The sample selection is using purposive sampling method and the result are twenty two entities as sample. This research variable consists of cash flow information that is Operation Cash Flow, Investment Cash Flow and Financing Cash Flow as independent variable, and Stock Trade Volume as dependent variable. Descriptive Statistic method, Classik Asumtion Test, Hypotesist test (t –test, F-test and determination test) is used in this research.. SPSS computer programme is used to test in this research.
The result indicated that variable Operation Cash Flow, Investment Cash Flow and Financing Cash Flow influence simultanly (together) to Stock Trade Volume. Partially (individual) Operation Cash Flow and Investment Cash Flow have a positive influence but they are not significant to Stock Trade Volume, while Financing Cash Flow have a positive influence and significant to Stock Trade Volume.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 5
1. Laporan Keuangan ... 5
2. Arus Kas ... 6
a. Pengertian Arus Kas ... 6
1) Tujuan Arus Kas ... 6
2) Kegunaan Informasi Arus Kas ... 7
3. Laporan Arus Kas ... 7
a. Pengertian Laporan Arus Kas ... 7
b. Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 8
c. Penyusunan Laporan Arus kas... 10
4. Volume Perdagangan Saham ... 11
5. Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham ... 12
B. Tinjauan Penelitian terdahulu ... 12
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 14
1. Kerangka Konseptual ... 14
2. Hipotesis Penelitian... 16
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17
C. Metode Pengumpulan Data ... 19
D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 19
1. Defenisi Operasional ... 19
2. Pengukuran Variabel ... 20
E. Metode dan Teknik Analisis Data ... 21
a. Uji Normalitas ... 21
b. Uji Multikolineritas ... 22
c. Uji Heteroskedastisitas ... 23
d. Uji Autokorelasi ... 24
2. Uji Hipotesis ... 25
a. Uji Koefisien Determinasi... 26
b. Uji F ... 27
c. Uji t ... 27
F. Jadwal Peneltian ... 28
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Statistik Deskriptif ... 29
B. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 30
1. Hasil Uji Normalitas Data ... 30
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 33
3. Hasil Uji Autokorelasi ... 35
4. Hasil Uji Multikolinearitas... 36
C. Hasil pengujian Hipotesis ... 38
1. Uji Koefisien Determinasi ... 38
2. Hasil Pengujian Simultan (Uji F) ... 39
3. Hasil Pengujian Parsial (Uji t) ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 43
B. Keterbatasan ... 44
C. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 46
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 14
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 19
Tabel 4.1 Statitstik Deskriptif ... 30
Tabel 4.2 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test ... 34
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 36
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 37
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 38
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi... 39
Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 40
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 16
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Populasi Penelitian ... 48
Lampiran ii Sampel Penelitian ... 49
Lampiran iii Data Penelitian ... 50
Lampiran iv Statistik Deskriptif ... 54
Lampiran v Hasil Uji Normalitas ... 54
Lampiran vi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56
Lampiran vii Hasil Uji Autokorelasi ... 57
Lampiran viii Hasil Uji Multikolinearitas ... 57
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap volume perdagangan perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 hingga tahun 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 35 perusahaan. Pemelihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh dalam penelitisebanyak 22 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel informasi arus kas yaitu arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan sebagai variabel independen dan volume perdagangan saham sebagai variabel dependen. Metode analsis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 16.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable kas operasi, arus kas investasi dan
arus kas pendanaan berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap volume perdagangan saham. Secara parsial (individual) variabel arus kas operasi berpengaruh positif dan tidak
signifikan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, Variabel arus kas investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, Variabel arus kas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham.
ABSTRACT
This research is aim to test and describe information of cash flow influence manufaktur stock trade volume in indonesian stock exchange.
This research population is manufacture entities on consumer good sector which were listed in Indonesia Stock Exchange during the year 2006 to 2008. The Population in this research is 35 companies. The sample selection is using purposive sampling method and the result are twenty two entities as sample. This research variable consists of cash flow information that is Operation Cash Flow, Investment Cash Flow and Financing Cash Flow as independent variable, and Stock Trade Volume as dependent variable. Descriptive Statistic method, Classik Asumtion Test, Hypotesist test (t –test, F-test and determination test) is used in this research.. SPSS computer programme is used to test in this research.
The result indicated that variable Operation Cash Flow, Investment Cash Flow and Financing Cash Flow influence simultanly (together) to Stock Trade Volume. Partially (individual) Operation Cash Flow and Investment Cash Flow have a positive influence but they are not significant to Stock Trade Volume, while Financing Cash Flow have a positive influence and significant to Stock Trade Volume.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran yang sangat
penting bagi suatu negara. Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di
pasar modal saham biasa adalah yang paling dikenal masyarakat. Bahkan
belakangan, saham ini telah menarik kalangan pernerbitan untuk mengalokasikan
halaman yang cukup banyak untuk memuat perihal saham ini. Mulai dari
pergerakan harganya sampai isu-isu yang beredar. Perdagangan saham di pasar
modal pada dasarnya sama dengan perdagangan di pasar-pasar lain. Untuk setiap
pembeli yang berhasil, selalu harus ada perjual yang berhasil. Jika jumlah orang
yang ingin membeli lebih banyak dibandingkan dengan orang yang ingin menjual,
harga akan semakin tinggi dan bila tidak ada seorangpun yang ingin membeli dan
banyak orang yang mau menjual maka harga akan jatuh. Yang membedakan pasar
modal dengan pasar lain adalah dalam hal komoditas yang diperdagankan. Pasar
modal dapat dikatakan sebagai pasar abstract, karena yang diperjual belikan
adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dengan
investasi lebih dari satu tahun.
Dari adanya perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan
volume perdagangan saham. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan
volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari
oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan. Abdul dan
Nasuhi (2000) menyatakan bahwa “Volume perdagangan diartikan sebagai
volume perdagangan saham adalah penilaian yang dipengaruhi oleh banyak
faktor. Seperti kinerja perusahaan, kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi
ekonomi, kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan
permintaan dan kemampuan analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan
sebagian hal-hal yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan
masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya. Volume perdagangan saham itu
juga merupakan seberapa banyaknya saham berpindah tangan dari tangan
investor.
Nur indrianto dan Bampang Supomo (2000: 2) menyatakan bahwa “laporan
arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan merupakan salah satu sumber
informasi yang juga mendapat perhatian investor”. Laporan arus kas bertujuan
untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang
berasal dari aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi. Dengan tersedianya
informasi laporan laba dan laporan arus kas, maka stakeholder, terutama pihak
investor dapat melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
Laporan arus kas mempunyai kandungan informasi dan selanjutnya dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan investor. Hal ini bisa diamati dari aktivitas
yang terjadi di pasar modal yang tercermin dalam perubahan demand dan supply
surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Informasi yang
mempengaruhi gerak aktivitas pasar modal tidak hanya dipengaruhi oleh laporan
permintaan dan persediaan, kebijakan politik, tingkat suku bunga, tingkat inflasi,
tingkat kurs valuta asing, dan kondisi perekonomian internasional.
Penelitian mengenai pengaruh informasi arus kas terhadap volume
perdagangan saham pernah dilakukan oleh Fitra (2007), Lena (1999) dan Citra
(2009). Namun dari ketiga peneliti tersebut tidak terdapat kesamaan hasil dari
penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Fitra (2007) menyatakan
bahwa arus kas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume
perdagangan saham arus kas operasi dan investasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel volume perdagangan saham, Lena (1999) menyatakan bahwa
arus kas dari aktifitas operasi dan arus kas dari aktifitas investasi memiliki
hubungan positif dengan volume perdagangan saham, dan arus kas dari aktifitas
pendanaan memiliki hubungan terbalik (negative) dengan volume perdagangan
saham dan Citra (2009) menyatakan bahwa arus kas aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan
saham arus kas aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap volume
perdagangan saham.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti
tersebut. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur bergerak pada
sektor industri barang konsumsi dimana judul yang digunakan dalam penelitian
ini adalah “Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian ini diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah arus kas dari aktivitas operasi,
arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh
baik secara simultan dan parsial terhadap terhadap volume perdagangan saham
pada perusahaan manufaktur yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia?”.
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah arus kas dari
aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas
pendanaan berpengaruh baik secara simultan dan parsial terhadap terhadap
volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang terdafatar di Bursa
Efek Indonesia.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk
menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah dan
tambahan pengetahuan tentang pengaruh informasi arus kas terhadap volume
perdagangan saham.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan
masukan untuk melakuakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan arus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi
bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat
rasional. Laporan keuangan terdiri dari lima laporan utama yaitu laporan posisi
keuangan (balance sheet), laporan hasil usaha atau laba rugi perusahaan (income
statement), laporan perubahan ekuitas pemilik (the statement of owner’s equity),
laporan arus kas (cash flow statement), serta catatan atas laporan keuangan (notes
of financial statement).
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Alinea 12,13,14 (2007: 3) tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut;
12.Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menangkut posisi keuangan. Kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah bersar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.
13.Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum mengambarkan pengaruh dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
misalnya: keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2. Arus Kas
a. Pengertian Arus Kas
Menurut PSAK No.2 Alinea 5 (2007: 2.2), “arus kas (cash flows) adalah arus
masuk dan arus keluar atau setara kas”.
Menurut Suwardjono (2002: 66)
Arus kas adalah suatu proses, yaitu cara suatu perusahaan membangkitkan dan menggunakan dana tunainya. Semua elemen yang mempengaruhi laba tercermin dalam statement laba-rugi. Akan tetapi statemen laba-rugi tidak dapat memberi informasi mengenai kegiatan manajemen selama satu periode dalam mengelola kas. Agar seperangkat statement keuangan menjadi lengkap, diperlukanlah informasi mengenai aliran kas perusahaan yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama satu periode. Informasi ini dituangkan dalam statement aliran kas (statement of cash flows).
b. Tujuan dan Kegunaan Informasi Arus Kas 1. Tujuan Arus Kas
Menurut PSAK No.2 (2007: 2.1)
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
2. Kegunaan Informasi Arus Kas
Menurut PSAK No.2 Alinea 3 dan 4 (2007: 2.1)
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setarakas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas mass depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
04 Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas jugs berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
3. Laporan Arus Kas
a. Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Kieso dkk (2001: 372), “Laporan arus kas melaporkan penerimaan
kas, pembayaran kas dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi
serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang dapat
merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir”. Laporan arus kas menurut IAI (2007)
adalah laporan yang menunjukkan informasi mengenai kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan kas (penerimaan dan pengeluaran) atau satara kas
selama satu jangka waktu (periode) tertentu
b. Klasifikasi Laporan Arus Kas
Berdasarkan karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis
kegiatan arus kas dikembangkan menjadi 3 bagian yaitu: arus kas dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Secara ringkas, arus kas dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan seperti yang dinyatakan dalam PSAK No 2 Alinea 12
Aktivitas Operasi
12 Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yangmenentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
13 Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
(a)penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
(b)penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
(c)pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
(d)pembayaran kas kepada karyawan;
(e)penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan
premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya;
(f)pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi;
(g)penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih. Arus kas yang menyangkut transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi.
keuangan juga harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.
Aktivitas Investasi
15 Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas mass depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
(a)pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud dan aset
jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan
aset tetap yang dibangun sendiri;
(b)Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan , serta aset
tidak berwujud dan aset jangka panjang lain;
(c)Perolehan saham atau instrument keuangan lain;
(d)Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
perlunasanya( kecuali dilakukan oleh lembaga keuangan)
(e)Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward
contracts,option contract, dan swap contract kecuali apabila kontrak
tersebut dilakukan untuktujuan perdagangan (dealing or trading) atau
apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;
Aktivitas Pendanaan
16. pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
(b)Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan;
(c)Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan
pinjaman lainnya
(d)Perlunasan pinjaman;
(e)Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan ( finance lease).
c. Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut PSAK No. 2 Alinea 17(2007:2.4) perusahaan harus melaporkan arus
kas dengan menggunakan salah satu dari metode sebagi berikut :
1) Metode langsung : dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
2) Metode tidak langsung : dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,penangguhan atau
akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan
masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus
kas investasi atau pendanaan. Hal-hal penting yang harus diingat dalam
penyusunan laporan arus kas yaitu :
a) Neraca perusahaan memberikan informasi dasar. Dari informasi
tersebutlah laporan disusun. Informasi tambahan yang diperoleh dari
b) Diperlukannya suatu analisis atas perkiraan laba ditahan. Kenaikan atau
penurunan bersih dalam laba ditahan tanpa suatu penjelasan adalah
suatu jumlah yang tidak ada artinya dalam laporan itu, karena
merupakan pengaruh laba bersih, deviden yang diumumkan, dan
penyesuaian periode sebelumnya.
c) Laporan itu mencakup semua perubahan yang telah lewat melalui kas
atau yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan kas.
d) Pengurangan nilai, beban amortisasi, dan ayat “pembukuan” lainnya
seperti penyusutan aktiva tetap tidak dipandang sebagaiarus masuk
ataupun arus keluar, sehingga tidak mempunyai pengaruh atas kas, akan
tetapi sejauh dimasukkan ke dalam penentuan laba bersih, hal itu harus
ditambahkan kembali atau dikurangkan dari laba bersih untuk
mendapatkan arus kas dari aktivitas operasi.
4. Volume Perdangan Saham
Informasi yang lengkap merupakan kunci pokok dan sangat mempengaruhi
dalam memutuskan tindakan dalam seluruh aktivitas dibidang jual-beli saham di
bursa efek. Informasi (misalnya profil perusahaan, informasi keuangan
perusahaan dan sebagainya sangat mempengaruhi jumlah transaksi saham dan
sensitive terhadap terjadinya fluktuasi membuat para investor mampu
mengantisipasi keadaan.
Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada
umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan saham
menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjual belikan
dapat berubah-ubah setiap hari. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham
adalah penilaian yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti kinerja perusahaan,
kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah,
tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan
analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan sebagian hal-hal yang
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi faktor
yang mempengaruhinya.
Penelitian ini hanya menekankan pada analisa pengaruh volume perdagangan
saham secara mikro yang dilihat adalah kinerja/prestasi perusahaan. Jadi bukan
pada faktor-faktor makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti
penggantian direktur, perubahan kebijakan manjemen dan pengaruh eksternal
seperti fluktuasi, ekonomi Negara, politik atau kebijakan pemerintah.
5. Pengaruh Informasi Arus Kas terhadap Volume Perdangan Saham
Menurut Syahrul, Nizar, M. Afdi dan Ardiyos (2000:14), “volume adalah
jumlah total lembar saham komoditi yang diperdagangkan pada masa tertentu”.
Menurut Arifin(2005:161)
Tinggi rendahnya volume perdagangan saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti faktor-faktor secara makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manajemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi negara bersangkutan. Volume perdagangan saham juga dapat dipengaruhi secara mikro oleh kinerja/prestasi perusahaan, yang dalam penelitian adalah informasi dari laporan arus kas. Teori Price –
Volume Models mencoba menjelaskan fenomena bahwa volume perdagangan
B.Tinjau Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kemampuanprediksi
laba dan arus kas adalah sebagai berikut :
1. Citra Julyana Sinaga (2009) yang berjudul “Pengaruh Dividend Payout
Ratio dan Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada
Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
2. Irwin Lah Nidi Fitra (2007) yang berjudul “Pengaruh Informasi Arus Kas
Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta”.
3. Lena Tan Chooi Yen (1999) yang berjudul “pengaruh informasi arus kas
terhadap volume perdagangan saham di pasar modal ”.
Secara lengkap keterangan mengenai tinjauan penelitian terdahulu dapat
dilihat pada tabel 2.1.sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti/
Tahun
Judul Variabel
penelitian
Hasil penelitian
Lena
(1999)
pengaruh informasi arus kas terhadap volume
perdagangan saham di pasar modal.
Arus kas dari aktifitas operasi ,arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan variabel independen volume perdagangan
bahwa arus kas dari
aktifitas operasi dan
arus kas dari aktifitas
investasi memiliki
saham sebagai variabel dependen
signifikan dengan
volume perdagangan
saham, dan arus kas
dari aktifitas
pendanaan memiliki
hubungan terbalik
(negative) dan
signifikan dengan
volume perdagangan
saham
Fitra
(2007)
Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume
Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Informasi arus kas sebagai variabel independen Volume Perdagangan Saham sebagi variabel dependen
variabel arus kas
pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel volume perdagangan saham
arus kas operasi dan
investasi tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
variabel volume
Citra
(2009)
Pengaruh Dividend Payout Ratio dan Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dividend Payout Ratio dan Informasi Arus Kas sebagai variabel independen Volume Perdagangan Saham sebagi variabel dependen
dividend payout ratio arus kas aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham .
Arus kas aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori
yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis
(Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
H1
2.
H2
3.
H3
4.
[image:31.595.108.506.145.387.2]H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Laporan Arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas baik aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Informasi tersebut akan membantu
menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan yang nelaporkan kas yang diterima
dari penjualan barang dan jasa serta kas serta kas yang dikeluarkan untuk
membayar beban dan biaya. Semakin tinggi saldo kas bersih dari aktivitas operasi
suatu perusahaan semakin tinggi pula keinginan investor untuk menanamkan
investasinya. informasi arus kas investasi menunjukkan bagaimana keadaan aktiva
jangka panjang perusahaan sedangkan informasi arus kas pendanaan
menunjukkan pembayaran dividend dan kas yang berkaitan dengan kewajiban
jangka panjang.
Volume Perdangan Saham (Y)
Arus Kas Operasi (X1)
Arus Kas investasi (X2)
Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersih menjadi berguna bagi investor ,
kreditor dan pihak lainnya yang ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan
sumber dana perusahaan yang paling liquid yaitu kas. Informasi dividen juga
berguna bagi investor untuk melihat bagaiman feedback yang didapatkan dari
investasi yang ditanamkannya. investor akan lebih mudah untuk mengambil
keputusan yang berkaitan dengan investasinya. Keputusn investor dapat
mempengaruhi jumlah saham yang dibeli. Jumlah saham yang beredar dapat
tercermin dari pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal
2. Hipotesis Peneitian
Menurut Erlina (2007:18), “hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
H1: Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
H2: Arus Kas Investasiberpengaruh terhadap volume perdagangan saham
H3: Arus Kas Pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
H4: Arus Kas investasi, Investasi dan Pendanaan berpengaruh terhadap volume
BAB III METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
B.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2004:72), “adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2006-2008 yang berjumlah 35 perusahan. Populasi
penelitian dapat dilihat pada lampiran i .
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili
penelitian. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.
Menurut Jogiyanto (2004:79), “purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Sampel dalam penelitian ini dapat
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
NO EMITEN KODE
1 Aqua Golden Mississippi Tbk
2 Cahaya Kalbar Tbk CEKA
3 Delta Djakarta Tbk DLTA
4 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
5 Mayora Indah Tbk MYOR
6 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
7 Sekar Laut Tbk SKLT
8 Bentoel International Investama Tbk RMBA
9 HM Sampoerna Tbk HMSP
10 Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk SQBB
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
12 Indofarma Tbk INAF
13 Kalbe Farma Tbk KLBF
14 Kimia Farma Tbk KAEF
15 Merck Tbk MERK
16 Pyridam Farma Tbk PYFA
17 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
18 Mandom Indonesia Tbk TCID
19 Mustika Ratu Tbk MRAT
21 Kedawung Setia Industrial Tbk KICI
22 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
Adapun kriteria yang menjadi pertimbangan penulis dalam pengambilan
sampel ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
BEI dan tidak delisting pada tahun 2006-2008 atau tidak sedang berada
dalam proses delisting pada periode tersebut.
2. Emiten tersebut memiliki laba yang positif
3. Emiten tersebut memiliki saham yang aktif diperdagangkan di BEI
Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel yang tersedia adalah sebanyak
22 perusahaan dengan total pengamatan yang digunakan adalah sebanyak 66 (22x
3 tahun) amatan.
C.Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan
disebut data eksternal. Pengumpulan data dari pihak luar ini meliputi studi pustaka
yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari buku, jurnal, maupun literatur
dan penelitian pihak terdahulu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah data mengenai Arus kas (operasi, investasi dan pendanaan) dan volume
perdagangan saham pada perusahaan sector industri barang konsumsi tahun
2006-2008. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan
(annual report) emiten yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dan
D. Defenisi operasional dan pengukuran variabel 1. Defenisi operasional
a. Arus kas operasi
Arus kas operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan
dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan
jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh
persediaan serta membayar beban. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
saldo bersih arus kas dari operasi yang diperoleh dari selisih arus kas keluar dan
arus kas yang diterima dalam kegiatan operasi perusahaan.
b. Arus kas investasi
Arus kas investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan mencakup
pemberian serta penagihan pinjaman, perolehan serta pelepasan investasi dan
aktiva produktif jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan saldo
bersih arus kas dari investasi yang diperoleh dari selisih arus kas keluar dan arus
kas yang diterima dalam kegiatan investasi perusahaan.
c. Arus kas pendanaan
Kegiatan pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang
saham serta mencakup perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali
pinjaman, serta perolehan modal dari pemilik dan pemberian atas investasinya.
Dalam peneliian ini, penulis menggunakan saldo bersih arus kas dari pendanaan
yang diperoleh dari selisih arus kas keluar dan arus kas yang diterima dalam
d. Volume Perdagangan saham
Aktivitas volume perdagangan saham dapat dilihat dengan mengambil
rata-rata volume saham yang diperdagangkan selama tahun berjalan.
2. Pengukuran variabel
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan.
b. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Variabel terikat dalam penilitian ini adalah volume perdagangan
saham. Secara ringkat defenisi operasional dan pengukuran variabel dalam
[image:37.595.111.513.543.745.2]penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel. 3.2
Definisi Operasional dan pengukuran Variabel
No Variabel Pengukuran Skala
1 Arus kas operasi
(X1)
Selisih arus kas keluar dan arus kas yang diterima dalam kegiatan operasi perusahaan
(Rp) Rasio
2 Arus kas investasi
(X2)
Arus kas yang diterima dalam kegiatan investasi perusahaan..
(Rp)
Rasio
3 Arus kas pendanaan
(X3)
Arus kas yang diterima dalam kegiatan pendanaan perusahaan
(Rp) Rasio
4 Volume
saham
(Y)
diperdagangkan selama tahun berjalan Rasio
E. Metode dan Teknik Analisis Data
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Gozali (2005: 110),”Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal”. Seperti diketahui bahwa
uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analsis grafik dan uji statistik.
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel
yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
2) Analisis Statistik
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residua l
adalah uji statistik non-parametrik. Kolmogorov-smirnov(K-S). Uji KS dibuat
dengan membuat hipotesis :
Ho : data residua l berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen sama dengan nol. Multikolineritas dapat juga dilihat dari (1) nilai
tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi ( karena VIF=1/ tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF> 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi
lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda, maka
disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan
heteroskedastisitas, antara lain:
1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2). Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas.
Menurut Gozali (2005:107) ”analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang
cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting”. Semakin
sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh
sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil”. Ada
beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas, antara lain:
1). Uji Park,
2). Uji Glejser.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut
waktu (times series) karena ”ganguan” pada seorang individu/ kelompok cenderung
mempengaruhi ”gangguan” pada individu/ kelompok yang sama pada periode
berikutnya.
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang
terjadi karena ”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu .
Kelompok yang berbeda berasal dari invidu kelompok yang berbeda. Model
regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi di antaranya
adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku stastistik relevan. Menurut Sunyoto
(2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = Variable dependen (Pertumbuhan Laba = PL)
X1 = Variabel independen 1 (CAR)
X2 = Variabel independen 2 (BOPO)
b1 = Koefisien regresi CAR
b2 = Koefisien regresi BOPO
e = Tingkat error
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, uji F
dan uji t.
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel
dependen,. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection)
relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (Time series) biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Koefisien determinan berkisar
antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti R²=0 menunjukkan
tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen,
bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh
mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
b. Uji F
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya :
Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha: b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima
Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak
c. Uji t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial
terhadapn variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah :
Ho:b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.05 maka Ha diterima
Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak.
F. Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Jan,
2010
Feb-Mar
2010
Mei
2010
Jul-Agt
2010
Sept
2010
Pengajuan judul
Bimbingan dan
perbaikan
proposasal
Seminar Proposal
Pengumpulan Data
Pengelolahan dan
analisis data
Bimbingan skripsi
Penyelesaian
skripsi
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata, dan standart deviasi untuk data yang digunakan dalam
[image:45.595.106.518.314.470.2]penelitian:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Operasi 66 -9589220981 93671017770 29688707926.29 30105438712.560
Investasi 66 -5433710119 95092000000 24602042290.97 25417104280.855
Pendanaan 66 -4872396200 99768868677 28644733587.35 27224160632.286
Volume_Saham 66 -9589220981 97885219751 26156590400.35 24263488803.071
Valid N (listwise) 66
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel arus kas operasi (AKO)memiliki nilai minimum (terkecil) -9589220981, nilai maksimum (terbesar) 93671017770dan mean (nilai
rata-rata) 29688707926.29. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini
adalah 30105438712.560,
2. variabel arus kas investasi (AKI) memiliki nilai minimum (terkecil) -5433710119, nilai maksimum (terbesar) 95092000000dan mean (nilai
rata-rata) 24602042290.97. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini
3. variabel arus kas pendanaan (AKP) memiliki nilai minimum (terkecil) 4872396200, nilai maksimum (terbesar) 99768868677 dan mean (nilai
rata-rata) 28644733587.35. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini
adalah 27224160632.286,
4. variabel volume perdagangan saham (VPS) memiliki nilai minimum (terkecil) -9589220981, nilai maksimum (terbesar) 97885219751dan mean
(nilai rata-rata) 26156590400.35. Standart Deviation (simpangan baku)
variabel ini adalah 24263488803.071.
B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan membuat
hipotesis sebagai berikut:
Ho : data residual terdistribusi normal
Ha : data residua l terdistribusi tidak normal
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada
penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan
grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal.
adalah distribusi data dengan bentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri atau ke
kanan. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila
titik-titik datanya tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di
[image:47.595.144.428.297.505.2]sekitar garis diagonal.
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.1 dan
gambar 4.2 di atas terlihat grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang
normal, dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di
sekitar/mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.
b. Uji Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan
kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas
data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan
apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05
maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
[image:49.595.150.491.231.445.2]dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parametersa Mean .0000027
Std. Deviation 1.85728198E10
Most Extreme Differences Absolute .087
Positive .087
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .707
Asymp. Sig. (2-tailed) .700
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.2 pada penelitian ini
menujukkan probabilitas = 0,700. Dengan demikian, data pada penelitian ini
berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-t dan Uji-F
karena 0,700> 0,05 (H0 diterima).
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:105), “Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,sedang dan besar)”.
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik dengan
melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada
grafik dan uji glejser, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan
nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis
adalah :
H0 : tidak ada heteroskedastisitas,
Ha : ada heteroskedastisitas.
Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika
[image:50.595.143.492.477.677.2]signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).
Gambar 4.3
Tabel 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas (glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.013E10 2.639E9 3.837 .000
Operasi -.058 .048 -.146 -1.203 .233
Investasi .076 .056 .162 1.359 .179
Pendanaan .133 .053 .304 2.505 .065
a. Dependent Variable: Absut
Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas dapat dilihat bahwa
titik-titik pada scatterplot menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y.
Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model
regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Dari tabel 4.2 diatas kita dapat melihat bahwa nilai
signifikansi untuk variabel AKO adalah 0.233 (>0.05), nilai signifikansi untuk
variabel AKI adalah 0,179 (>0.05 dan nilai signifikansi untuk variabel AKP
adalah 0,65 (>0.05) . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas karena variabel independennya memiliki signifikan
lebih besar dari 0,05
3. Hasil Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi
antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series.
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
[image:52.595.133.493.353.406.2]3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .643a .414 .386 1.902E10 1.787
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Investasi, Operasi
b. Dependent Variable: Volume_Saham
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.787 Angka ini
terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian ini.
4. Hasil Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2005:91),“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen)”. Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value
atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan
batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi
multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini
[image:53.595.97.529.172.318.2]dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8.398E9 4.382E9 1.917 .060
Operasi -.064 .080 -.079 -.798 .428 .958 1.044
Investasi .149 .093 .156 1.598 .115 .991 1.009
Pendanaan .558 .088 .626 6.316 .000 .961 1.041
a. Dependent Variable: Volume_Saham
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel
bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki
tolerance value lebih kecil dari 0,1.Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk
variabel AKO adalah 1.044 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,958 (>0,1), nilai
VIF untuk variabel AKI adalah 1.009 (<10) dan nilai tolerance sebesar
0.991(>0.1) dan nilai VIF untuk variabel AKP adalah 1.041 (<10) dan nilai
tolerance sebesar 0.961(>0.1). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala
C. Hasil Pengujian Hipotesis 1. UJi Koefisien Determinasi
Besarnya kontribusi antara sumbangan yang diberikan oleh variabel arus kas
operasi, arus kas pendanaan terhadap volume perdangan saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008 dapat
diketahui dari nilai koefisien determinasi ganda atau R2. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan pengukuran dengan adjusted R2. Menurut Ghozali
(2005:83),”oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai adjusted R2pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti
R2 , nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model”. Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini
adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil pengukuran koefisien determinasi
[image:54.595.156.470.557.675.2]dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .643a .414 .386 19016854320.155
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Investasi, Operasi
b. Dependent Variable: Volume_Saham
Besarnya AdjustedR2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS
oleh variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan terhadap
pervolume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006 -2008 adalah sebesar 38.6%. Sedangkan
sisanya sebesar 61.4% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
2. Hasil pengujian Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F dapat dicari dengan melihat F
hitung dari tabel Anova output SPSS versi 16 for windows, selain itu juga
membandingkan hasil dari probabilitas value. Jika probabilitas value > 0,05maka
Ho ditolak dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima. berdasarkan tabel
[image:55.595.116.508.472.601.2]4.7 dibawah ini terlihat bahwa:
Tabel 4.7 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.584E22 3 5.282E21 14.605 .000a
Residual 2.242E22 62 3.616E20
Total 3.827E22 65
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Investasi, Operasi
b. Dependent Variable: Volume_Saham
Pada tabel Anova dapat diketahui nilai F hitung sebesar 0,361 dengan nilai
probabilitas value dalam penelitian ini adalah 0,000 yang berarti angka ini berada
jauh di bawah 0,05 maka Ho diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah
signifikan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008.
3. Hasil Pengujian Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat yaitu antara arus kas operasi terhadap pertumbuhan laba, arus kas investasi
terhadap pertumbuhan laba dan arus kas pendanaan terhadap volume perdagang
saham dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu
dengan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16 for windows yang dapat dilihat
pada tabel 4.7, dapat diketahui nilai probabilitas value masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas value > 0.05 maka Ho
ditolak dan dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima. berdasarkan tabel
[image:56.595.114.517.478.628.2]4.8 dibawah ini terlihat bahwa:
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.398E9 4.382E9 1.917 .060
Operasi -.064 .080 -.079 .798 .428
Investasi .149 .093 .156 1.598 .115
Pendanaan .558 .088 .626 6.316 .000
a. Dependent Variable: Volume_Saham
Variabel arus kas operasi berpengaruh positif dan tidak signifikan
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, hal ini dapat terlihat dari nilai
positif dan tidak signifikan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, hal
ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.115 diatas (lebih besar) 0.05. Variabel
arus kas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume
perdagangan saham, hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.00 diatas (lebih
besar) 0.05
Dari tabel 4.9 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda
sebagai berikut:
Y = 8.398 - 0.64 X1 + 0.149 X2 +0.558X3+e
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah arus kas dari
aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas
pendanaan berpengaruh baik secara simultan dan parsial terhadap terhadap
volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang terdafatar di Bursa
Efek Indonesia. Dimana variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari
aktivitas pendanaan dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah volume
perdagangan saham. Populasi yang digunakan digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
BEI tahun 2006-2008 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebesar 35
perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah tenik purposive
sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 66 (
klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan Uji
hipotesis (Uji t, Uji F dan Uji Determinasi). Berdasarkan hasil uji determinasi,
besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16
diperoleh sebesar 0,386. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh
variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan terhadap
pervolume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006 -2008 adalah sebesar 38.6%. Sedangkan
sisanya sebesar 61.4% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan variabel
variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan berpengaruh
signifikan terhadap volume perdagangan saham. Berdasarkan hasil uji parsial
diperoleh variabel arus kas operasi berpengaruh positif dan