UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
PERANAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
DIVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
ELLYA HENDRIK ANTHONI S 092101128
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : ELLYA HENDRIK ANTHONI S
NIM : 092101128
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PERANAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI
TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA
Tanggal : ... 2013 DOSEN PEMBIMBING
Frida Ramadini, SE, MM. NIP. 19741012 200501 2 003
Tanggal : ... 2013 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. NIP. 197411232 200012 2 001
Tanggal : ... 2013 DEKAN FAKULTAS EKONOMI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia pada penulis untuk dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk
memenuhi salah satu syarat yang telah ditetapkan dalam rangka menyelesaikan
Program Studi Diploma III Jurusan Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir yang dipilih adalah ”Peranan
Motivasi Dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kreta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua
orangtua penulis E. Simanjuntak dan B. Limbong, yang telah memberikan doa,
semangat, dan dukungan baik moril maupun materil yang membantu penulis
menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki banyak kekurangan
baik dari segi susunan maupun tata bahasa karena masih terbatasnya ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Selama proses penyelesaian
tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan. Untuk itu
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati serta rasa hormat perkenanlah
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc (CTM), Sp.A (K)
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MEc.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan
dan koreksi dalam proses penyelesaian Tugas Akhir penulis, sehingga
penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Kepada Bapak Johanes Simanjuntak beserta para staf/pegawai yang telah
membimbing penulis selama melakukan riset di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
6. Seluruh Dosen pengajar dan staf/pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan.
7. Teristimewa kepada adik-adik penulis, Erwin, Martin, dan Ebenezer yang
telah mendukung penulis dan memberikan doa serta dukungan penuh selama
pengerjaan Tugas Akhir ini.
8. Kepada teman spesial penulis Feronica Tarigan terima kasih atas perhatian
9. Sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Benny, Harris, Rina, Tiwi, Anggi dan
sahabat-sahabat lainnya yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah memberikan persahabatan yang indah kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini, baik dari isi maupun dalam penulisan. Oleh karena
itu, penulis menerima masukan ataupun kritikan yang sifatnya membangun dari
pembaca. Sebagai penutup penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Medan, Agustus 2013
Penulis
Elly Hendrik Anthoni S
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara ... 8
B. Faktor-Faktor Motivasi ... 26
C. Teori-Teori Motivasi ... 27
D. Jenis-Jenis Motivasi ... 32
E. Pengertian Komunikasi ... 36
F. Unsur-Unsur Komunikasi ... 37
G. Tujuan-Tujuan Spesifik Dalam Komunikasi ... 38
H. Bentuk Komunikasi ... 40
I. Saluran Komunikasi Dalam Komunikasi Organisasi ... 45
J. Prestasi Kerja Dalam Organisasi ... 52
K. Peranan Motivasi dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara ... 55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat
tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya. Dalam perusahaan
maupun dalam organisasi lainnya para karyawan harus bekerja sesuai dengan
instruksi atasannya. Perintah tersebut bisa saja tidak sesuai dengan keinginannya
atau sama sekali belum dimengerti, karena belum pernah dialami atau dikerjakan
sebelumnya. Disinilah peranan motivasi dan komunikasi yang efektif sangat
diperlukan baik antara pimpinan dengan bawahan maupun antar sesama
karyawan.
Motivasi dan komunikasi yang efektif merupakan 2 (dua) hal yang sangat
penting dalam mendukung terciptanya kondisi kerja yang baik. Perusahaan yang
memperkerjakan pegawai tanpa didukung oleh motivasi dan komunikasi yang
efektif tidak akan berkembang dengan baik. Tanpa adanya motivasi dan
komunikasi yang efektif para pegawai akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan
biasa-biasa saja tanpa ada semangat kerja. Untuk termotivasi menjadi semangat,
pegawai harus memiliki minat besar dan merasa nyaman dengan pekerjaan
mereka. Mereka harus percaya bahwa baik gaji, tambahan di luar gaji maupun
Agar pegawai dapat bekerja dengan semangat sehingga hasilnya
maksimal, mereka harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam suasana “kerja
sama” dan setiap orang harus bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya
masing-masing. Disamping motivasi yang berasal dari diri sendiri, peranan
pimpinan sangat besar dalam memotivasi pegawai agar bekerja sesuai dengan
program yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.
Motivasi karyawan memepengaruhi protduktivitas kerja, dan sebagian
pekerjaan manajer adalah untuk menyalurkan motivasi kearah pemenuhan tujuan
organisasi. “Motivasi merupakan kesediaan untuk melaksanakan upaya tingi
umtuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang di mondisikan oleh
kemampuan upaya, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu” (Robbins,
dkk, 1999:50).
Disamping motivasi, komunikasi yang efektif juga diperlukan dalam suatu
organisasi. Komunikasi yang efektif mendukung terciptanya semangat kerja yang
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kedisiplinan termasuk didalamnya kehadiran,
waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan juga kontribusi
yang dapat diberikan pada perusahaan tempatnya bekerja. Dengan adanya
komunikasi yang efektif, seorang pimpinan dapat memberikan perintah kerja atau
tugas kepada bawahannya secara lisan dan tertulis, sehingga pegawai tersebut
dapat mengerjakan tugasnya dengan baik sesuai dengan perintah atasannya dan
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana infprmasi
dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud
untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku. Komunikasi tidak hanya
mengirim informasi. Perbedaan antara membagikan (sharing) dengan menyatakan
(proclaining) adalah penting bagi manajemen yang suskses.
Komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
media komunikasi, baik media komunikasi konvensional maupun media
komunikasi elektronik. Media komunikasi konvensional antara lain adalah
penggunaan bahasa lisan, bahasa isyarat/bahasa tubuh, dan aneka media
komunikasi yang menggunakan kertas. Sedangkan media komunikasi elektronik
antara lain adalah telepon, telepon genggam/seluler, dan internet (E-mail).
Dengan penyediaan media komunikasi yang lengkap akan mempermudah
pegawai dalam pengerjaan tugas-tugasnya. Pegawai lebih semangat dan lebih
cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya sehingga dapat memberikan kontribusi
yang maksimal bagi perusahaan atau lembaga tempatnya bekerja.
Prestasi kerja seorang pegawai adalah hal yang sangat penting artinya bagi
suksesnya sebuah instansi, karena manusia sebagai salah satu faktor produksi
yang merupakan basis atau penggerak atas faktor-faktor yang lain harus dapat
dirangkum menjadi satu kesatuan didalam melaksanakan proses produksi pada
instansi dengan cara yang paling efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan
Berdasarkan latar belakang dan menyadari pentingnya motivasi dan
komunikasi yang efektif dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan, maka
penulis menyajikan Tugas Akhir ini dengan judul: “Peranan Motivasi Dan
Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah yang
diambil sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini yaitu: Bagaimanakah
peranan motivasi dan komunikasi terhadap prestasi kerja pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan motivasi dan
komunikasi terhadap prestasi kerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Divisi Regional I Sumatera Utara.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai perlunya
motivasi dan komunikasi yang efektif dalam suatu perusahaan sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan penulis tentang
pentingnya motivasi dan komunikasi yang efektif dalam meningkatkan
c. Bagi Peneliti Lain
Sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi penelit yang akan
melakukan penelitian berikutnya.
E. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi
Regional I Sumatera Utara, Jalan Prof. H.M. Yamin, SH No. 14 Medan. Jadwal
kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
2. Pengumpulan Data 3. Penulisan Laporan Sumber: Penulis (2013)
Keterangan:
Persiapan Tugas Akhir dimulai dari tanggal 8 April 2013, sejak
disetujuinya judul Tugas Akhir ini oleh Ketua Program Studi D-III Keuangan.
Pada tahap pengumpulan data, penulis melakukan penelitian terhadap pegawai
F. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Pada Bab I ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan rencana yang terdiri dari jadwal
kegiatan dan sistematika penulisan.
BAB II: PROFIL PERUSAHAAN
Pada Bab II membahas mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi,
serta uraian tugas perusahaan.
BAB III: PEMBAHASAN
Pada Bab III membahas mengenai pengertian motivasi, faktor-faktor
motivasi, teori-teori motivasi, jenis-jenis motivasi, peranan motivasi
dalam meningkatkan semangat kerja, pengertian komunikasi, proses
komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tujuan-tujuan komunikasi,
pengaruh motivasi terhadap peningkatan semangat kerja.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab IV ini penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan
uraian terdahulu dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari
pengumpulan data dan pembahasan dimana diharapkan dapat
memberikan masukan yang bermanfaat pada PT. Kereta Api Indonesia
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa trasnportasi pengangkutan
penumpang dan barang, negosiasi dan peti kemas menggunakan kereta api
sebagai sarana. Kereta api itu sendiri untuk pertama kali diperkenalkan di
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda pada tahun 1864 dengan membangun
lintasan di Semarang (Kamijen). Saat ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
sudah mulai berkembang dengan kantor pusat di Bandung. Pertama kali lokomotif
ditemukan oleh George Stephenson (Inggris) tahun 1814, pada waktu itu
masyarakat menamakannya dengan sebutan “Kuda Besi”. Penemuan tersebut
membawa angin baru yang mekanis dan membawa sejarah bangsa-bangsa di
dunia, terlebih pertumbuhan ekonomi khususnya.
Awal perjalanan itulah tepatnya pada tanggal 17 Juni 1864, Gubernur
Jendral Sloed van Beele melakukan perjangkauan pertama tanda dimulainya
perkereta apian di Indonesia, dengan memasang lintas di Semarang (Kamijen).
Sesuai dengan posisi Indonesia saat itu merupakan daerah jajahan, motif-motif
1. Motif Ekonomi/Komersil, yaitu pengiriman hasil bumi Indonesia ke
pelabuhan Semarang.
2. Motif Politik/Pertahanan, yaitu merupakan alasan dan pondasi yang sangat
kuat.
Semenjak pembuatan lintasan kereta api tersebut, pertumbuhan selanjutnya
di wilayah Indonesia, khususnya di pulau Jawa semakin diperhatikan dan
diperluas dengan motif yang sama. Pertumbuhan kereta api tersebut bukan saja
dipelopori oleh pemerintahan Belanda tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan
Belanda, misalnya di pulau Jawa seperti: SCS (Semarang Cirebon Stoom)
Maatschappi), SLS (Semarang Joana Stoom Train Maatschappi), KSM (Kediri
Stoom Train My), MSM (Malang Stoom Train My), dan lain-lain.
Wilayah Sumatera khususnya bagian utaram perusahaan swasta Belanda
DSM (Deli Spoorweir Maatschappi) membuka jaringan pertama di Sumatera
Utara lintas labuhan Medan sekitar tanggal 17 Juli 1886 dengan motif yang sama
yaitu mengangkat hasil perkebunan dari pedalaman ke pelabuhan timur yaitu
pelabuhan Belawan.
Pada Perang Dunia II pada masa pendudukan Jepang (1 Maret 1941 – 17
Agustus 1945) semua kereta api di Indonesia dibawah pendudukan Jepang, diubah
namanya. Seperti di Jawa dinamakan Rikutu Kyoku kemudian berubah dengan
Tetsudo Kyoka yang berpusat di Bandung. Di Sumatera, operkerta apian dibawah
pemerintahan Angkatan Laut Jepang dengan nama Tetsudo Tai yang berpusat di
berbeda dengan kereta api lainnya. Sesudah berakhrnya pendudukan Jepang,
Kereta Api di Sumatera Utara menjadi perusahaan swasta Belanda di wilayah
Republik Indonesia.
Sementara itu berdasarkan surat perintah penguasaan militer tanggal 6
Desember 1958 NV DSM, berada dibawah pwngawasan militer dari Komando T
dan TI. Kemudia berdasarkan SK Panglima T dan TI penguasaan militer tanggal
10 Desember 1957 Nomor Pan/KPTS-045/12/57 Juncto, radiogram
Kasad/Penguasa Militer Pusat tanggal 18 Desember 1957 Nomor 11.602/57
tentang pengambilan alih wewenang Bahar dari perusahaan milik Belanda oleh
penguasa militer daerah Sumatera Utara.
Tanggal 14 Desember 1957 wewenang Bahar atas NV DSM kepada
Panglima T dan TI, mulai 29 April 1963 berdasarkan Undang-Undang Tahun
1958 Juncto PP. 41 Tahun 1959 dengan SK Menhub tanggal 17 Januari 1963
Nomor 37/120 PT. Kereta Api (Persero) Indonesia LA DSM yang berpusat di
Bandung, kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 DKA
berubah menjadi PN PERJAN.
Tahap-tahap perkembangan perkereta apian secara umum:
a. Jaman Republik Indonesia (17 Agustus 1945 – 18 Desember 1948)
September 1945 secara resmi lahirlah DKARI (Djawatan Kereta Api
Republik Indonesia) yang berpusat di Bandung. Sementara pada waktu itu
b. Pengesahan Kedaulatan
Januari 1950 terjadi penggabungan antara DKARI dengan SS/VS (Staats
Spoorweg/Verenigf Spoorweg Bedryf) yang dikuasai Belanda menjadi
DKARIS (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia Serikat). Setelah RIS
menjadi Republik Indonesia, DKARIS berubah menjadi DKA.
c. Perusahaan Negara
Mei 1963 DKA berubah menjadi PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1963.
d. Pengesahan Jawatan
Dengan PP Nomor 61/71, 15 September 1971 telah ditetapkan perubahan
status PNKA menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan).
e. Perusahaan Umum
Dengan PP Nomor 57 Tahun 1993, tanggal 10 Oktober 1990 ditetapkan
perubahan atas status Perusahaan Jawatan menjadi Perusahaan Umum Kereta
Api (PERUMKA), berlaku mulai tanggal 10 Oktober 1990.
f. Persero
Dengan PP Nomor 19 Tahun 1998 ditetapkan bentuk dari PERUM menjadi
Persero. Dalam rangka sebagian pelimpahan wewenang pemerintah dengan
(PJKA) diubah bentuknya menjadi Perusahaan Umum Kereta Api
(PERUMKA), kantor pusat PERUMKA berkedudukan di Bandung.
g. Susunan Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
1) Kereta Api Pusat di Bandung
2) Divisi Sarna Bandung
3) Divisi Usaha Pendukung di Bandung
4) Divisi Pelatihan di Bandung
5) Divisi Angkutan Perkotaan di Bandung
6) Divisi Regional I Sumatera Utara di Medan
7) Divisi Regional II di Padang
8) Divisi Regional III Sumatera Selatan di Palembang
9) Daerah Operasional
a) Daerah Operasi 1 di Jakarta
b) Daerah Operasi 2 di Bandung
c) Daerah Operasi 3 di Cirebon
d) Daerah Operasi 4 di Semarang
e) Daerah Operasi 5 di Purwekerto
g) Daerah Operasi 7 di Madiun
h) Daerah Operasi 8 di Surabaya
i) Daerah Operasi 9 di Jember
Proses perubahan PERUMKA sehingga menjadi PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) melalui keputusan Presiden atau Kepres Nomor 39/1999, 1 Juni
PERUMKA secara resmi berubah menjadi PT. KAI (Persero) mengoperasikan
kelas Bisnis, Eksekutif, Ekonomi dan kelas khusus secara komersil pada Kereta
Api penumpang serta angkutan barang, negosiasi dan peti kemas. Perumka
berhasil meningkatkan perusahaan lain guna lebih mengefisiensikan aset-aset
yang dimiliki seperti gudang, tanah dan lainnya.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/
keterkaitan antar setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara memiliki
struktur organisasi garis dan staf (line and staff organization) yang sesuai dengan
C. Uraian Tugas
Uraian tugas adalah suatu gambaran tentang fungsi-fungsi tertentu yang
ada pada suatu organisasi dan kemudian dapat menjelaskan secara spesifik tentang
tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi. Perusahaan haruslah
mempunyai fungsi-fungsi yang harus dipisahkan agar tidak terjadi kecurangan
dalam operasional perusahaan. Berikut ini adalah gambaran tentang fungsi-fungsi
dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang ada pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero).
1. Kepala Divisi (KADIV)
Kepala Divisi adalah sebagian unsur pimpinan dan pelimpahan wewenang
dari pimpinan pusat yang bertugas untuk mengkoordinasi seluruh unit kerja dari
bagian operasional dan berfungsi mengawasi serta memberikan arahan bagi para
stafnya yaitu Kasi (Kepala Seksi) dan menyampaikan tujuan perusahaan.
Adapun seksi tersebut adalah:
a. Seksi Administrasi
Kepala Seksi Staf Kepala Divisi yang dibantu oleh para Subsi dalam
bidang administrasi antara lain personalia, keuangan, akuntansi, dan
anggaran, kerumahtanggan dan hukum serta Kas Besar yang mempunyai
fungsi masing-masing untuk memperlancar jalannya roda perputaran
perusahaan dibidang administrasi yang diatur oleh ketetapan-ketetapan
b. Seksi Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Bertugas sebagai pengawas dibidang kesehatan dan keselamatan kerja
serta pelayanan yang dikepalai oleh seorang Kasi Hiperkes yang dibantu
oleh Sub Seksi, antara lain:
1) Sub Seksi Hiperkes
2) Sub Seksi Keselamatan Kerja
3) Seksi Jalan Rel dan Jembatan
Berfungsi dalam pengendalian mutu, pemeliharaan serta pemeriksaan jalan
atau jembatan yang akan dilintasi kereta api yang dipimpin oleh Kasi Jalan
dan Jembatan dan dibantu oleh beberapa Sub Seksi, antara lain:
1) Sub Seksi Program
2) Sub Seksi Jalan Rel
3) Sub Seksi Jembatan
c. Seksi Sarana
Berfungsi dibidang pemeliharaan serta menyediakan peralatan dan armada
bagi setiap sarana yang diperlukan dalam kegiatan operasi dan digunakan
demi kelancaran perjalanan kereta api yang dikepalai oleh seorang Kasi
1) Unit Rencana
2) Unit Produksi
3) Unit Quality Control
4) Unit Pendayagunaan Sarana
d. Seksi Operasi dan Pemasaran
Berfungsi merencanakan perjalanan kereta api sehingga pelanggan yang
menggunakan jasa kereta api dapat menikmati perjalanan sampai ditujuan
dengan aman dan tentram. Seksi ini dibantu oleh beberepa Sub Seksi,
antara lain:
1) Sub Seksi Program Perjalanan Kereta Api
2) Sub Seksi Pengendali Operasi Kereta Api
3) Sub Seksi Pemasaran dan Bina Pelanggan
4) Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban
e. Seksi Sinyal dan Telekomunikasi
Berfungsi dibidang pengendalian mutu serta prasarana sinyal dan
telekomunikasi. Seksi ini dibantu oleh beberapa Sub Seksi, antara lain:
1) Sub Seksi Program
3) Sub Seksi Telekomunikasi
f. Seksi Tanah dan Bangunan
Berfungsi dibidang pengendalian mutu serta pengolahan dan pemeliharaan
harta tetap milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) serta memberdayakan
lahan ataupun tanah dan bangunan. Seksi ini dibantu oleh beberapa Sub
Seksi, antara lain:
1) Sub Seksi Program
2) Sub Seksi Tanah
3) Sub Seksi Bangunan
2. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Menjalankan kebijakan Direktur Utama Kereta Api (Dirutka) dalam
memimpin Perusahaan Umum Kereta Api Eksploitasi Sumatera Utara,
dengan pedoman kepada peraturan, ketentuan perusahaan, anggaran
pendapatan dan anggaran biaya serta ketentuan lainnya yang dijalankan
secara efektif dan efisien serta tanggung jawab atas manajemen bulanan.
b. Didalam melaksanakan tugasnya yang telah ditentukan oleh Dirutka,
pengawasan dilaksanakan secara langsung.
c. Menjalankan kerjasama yang baik dengan semua pegawai dalam
d. Menyelenggarakan administrasi umum kereta api dalam artikata
seluas-luasnya.
e. Membuat perencanaan material dan melaksanakan pengadaan, baik yang
diusahakan sendiri dan mengawasi penggunaannya, memelihara serta
menjaga keamanan.
f. Menggunakan pegawai secara efektif dan efisien serta mengusahakan
penataran serta pendidikan kepegawaian agar menjadi terampil.
g. Membuat laporan-laporan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
h. Memanfaatkan penemuan-penemuan baru dengan berpedoman kepada
kebijakan demi kepentingan perkembangan perusahaan.
i. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan pegawai instansi
pemerintah dan masyarakat guna mencapai tujuan perusahaan.
3. Wewenang
a. Berwenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak prinsipil
serta tidak menyimpang dari kebijakan Direktur Utama PT. Kereta Api
Indonesia (Persero).
b. Berwenang menandatangani surat-surat yang sifatnya rutin dan tidak
Adapun tugas dan tanggung jawab pimpinan setiap Kepala Sub Bagian
(Kasubag) PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara
adalah sebgai berikut:
1) Kepala Sub Bagian Seksi Sumber Daya Manusia
Kepala Sub Bagian Seksi Sumber Daya Manusia memeiliki tugas dan
tanggung jawab pokok yaitu melaksanakan kebutuhan administrasi dan
sistem informasi sumber daya manusia serta melaksanakan pengendalian,
pembinaan, pelatihan, sertifikasi dan evaluasi kinerja.
2) Kepala Sub Bagian Seksi Keuangan
Kepala Sub Bagian seksi Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab
pokok yaitu melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan,
pengesahan pembayaran pengeluaran atau biaya pegawai dan
nonpegawai.
3) Kepala Sub Bagian Seksi Anggaran dan Akuntansi
Adapun tugas dan tanggung jawab pokok dari Kepala Sub Bagian Seksi
Anggaran dan Akuntansi adalah menyusun rencana kerja anggaran
tahunan divisi, melaksanakan penyusunan rencana dan pengendalian
pelaksanaan anggaran belanja dan pendapatan serta proses akuntansi dam
4) Kepala Sub Bagian Seksi Kerumahtanggaan Umum Dan Hukum
Adapun tugas dan tanggung jawab pokok dari Kepala Sub Bagian Seksi
Kerumahtanggaan Umum dan Hukum adalah melaksanakan kegiatan
protokoler, tata usaha, pengadaan alat dan perlengkapan keperluan
kantor, pencatatan barang-barang inventaris kantor, pengaturan
akomodasi perkantoran, pengurusan wisma/mes, pengarsipan surat
menyurat, dan peraturan-peraturan perkerta apian dan pelaksanaan
bantuan hukum.
5) Kepala Sub Bagian Seksi Kas Besar
Tugas dan tanggung jawab pokok dari Kepala Sub Bagian Seksi Kas
Besar adalah melakukan penerimaan/penyimpanan uang dan atau
surat-surat berharga serta pencatatannya, pembukuan dan pembuatan analisis
penerimaan.
D. Jenis Usaha/Kegiatan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki jenis usaha
dibidang jasa transportasi, yaitu menyediakan pelayanan transportasi pelayanan
transportasi untuk kepentingan konsumen di daerah Sumatera Utara.
Selain menyediakan jasa transportasi bagi konsumen atau penumpang, PT.
pengangkutan bahan-bahan mentah, seperti sawit. PT. Kereta Api Indonesia
bekerja sama dengan PTPN ataupun perusahaan lainnya yang membutuhkan jasa
angkutan barang untuk mengalokasikan barang-barang tersebut ke tempat yang
telah ditentukan.
E. Usaha Kerja Terkini
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu membuat suatu program yang
setiap tahunnya berubah sesuai dengan kebutuhan para konsumennya untuk
meningkatkan minat para konsumen jasa pemakai Kreta Api.
PT. Kereta Api memiliki usaha kerja terkini, yaitu menjalankan suatu
program, sebagai berikut :
1. Keselamatan
PT. Kereta Api berusaha meningkatkan keselamatan para penumpang dari
tahun ke tahun, agar konsumen lebih percaya dan menjadi konsumen tetap
pemakaian jasa PT. Kereta Api (persero) Medan. Saat ini PT. Kreta Api
(persero) Medan sedang melakukan perbaikan rel Kereta Api di sepanjang
jalur Kereta Api.
2. Pelayanan
Setiap masyarakat, terutama para konsumen pemakai jasa PT. Kereta Api
PT. Kreta Api (persero) juga menadakan peningkatan pelayanan dengan
mendidik para pegawainya untuk memahami permintaan penumpang Kereta
Api. Saat ini karyawan yang telah mengikuti pelatihan sekitar kurang lebih 50
orang.
3. Kenyamanan
Di setiap kegiatan ataupun tempat, setiap orang pasti membutuhkan
kenyamanan, begitu juga para penumpang kereta api. Maka itulah, PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) berusaha meningkatkan kenyamanan di setiap kereta
api agar penumpang semakin semangat menggunakan jasa PT. Kereta Api
Indonesia (Persero). Saat ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sedang
mengupayakan untuk meningkatkan kenyamanan dengan menambah fasilitas
kebersihan disetiap kereta api, seperti menyediakan tong sampah, sapu, dan
kain pembersih disetiap gerbong kereta api dan lain sebagainya.
4. Tepat Waktu
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sadar benar bahwa para penumpang atau
pemakai jasanya, sangat menghargai waktu. Maka, penumpang berharap
setiap perjalanan mereka dengan kereta api sampai pada tepat waktu atau
sesuai waktu yang telah ditentukan. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) juga
meningkatkan ketepatan waktu dalam pemberangkatan dan mengurangi
waktu pemberhentian di setiap stasiun agar para penumpang dapat sampai
ditujuan tepat pada waktunya.
Rencana kegiatan Pimpinan (Kepala Sub Baghian) PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Divisi Regional Sumatera Utara ayng akan datang ditentukan
oleh Pimpinan Pusat. Adapun rencana-rencana kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan fasilitas yang dapat membantu bagian Kearsipan untuk
memelihara dan mengamankan arsip-arsip pada kantor PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
2. Melakukan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan bagi pegawai kearsipan
agar dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam memelihara dan
mengamankan arsip.
3. Melakukan pemisahan arsip-arsip yang aktif dan in-aktif, dengan tempat
penyimpanan yang sesuai dengan ketentuan pemeliharaan dan pengamanan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu (Hamzah B. Uno,
2008:3). Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam
diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih
baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Beberapa ahli menyebutkan pengertian yang berbeda-beda. Diantaranya
adalah menurut Hamzah (2008:1) motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Sedangkan menurut Gary (1984:69) motivasi
merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang
individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam
hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Menurut Winardi (2007:6) motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar
imbalan moneter dan imbalan non-moneter, yang dapat mempengaruhi hasil
kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Menurut Dewi (2006:39)
motivasi merupakan fungsi dari pertumbuhan karena mendapatkan reward
intrinsik untuk kerja yang menarik dan menantang. Motivasi didasarkan pada
kebutuhan untuk bertumbuh.
Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana
memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk
menjamin bahwa tujuan perusahaan atau lembaga dapat tercapai. Di samping itu,
organisasi juga harus menjamin bahwa pegawai yang terlibat di dalamnya dapat
memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya sehingga dapat memberikan
kontribusi yang efektif. Dalam hal ini diperlukan peranan pimpinan dalam
menstimulasi dengan hal-hal yang efektif sehingga pegawainya dapat bekerja
secara efektif pula.
B. Faktor-faktor Motivasi
Faktor-faktor motivasi adalah hal-hal yang membuat orang bersedia
bekerja mengatasi segala kesulitan dalam pekerjaan mereka, mengusahakannya
lebih keras lagi, sehingga mereka bisa meraih hasil dalam genggaman mereka
dengan begitu bangga. Faktor-faktor motivasi menurut Hook (2006:33) yaitu:
2. Kemungkinan untuk berkembang dalam pekerjaan yang sedang
dilakukan.
3. Memperoleh penghargaan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan
sangat memuaskan.
4. Mendapat pekerjaan yang pada dasarnya Anda sukai dan dambakan
untuk anda kerjakan.
C. Teori-Teori Motivasi
Uno (2008:39) menyatakan tujuh teori motivasi, yaitu:
1. F.W. Taylor dan Manajemen Ilmiah
Pendekatan ini memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif
mungkin dengan merampingkan metode kerja, pembagian tenaga kerja,
dan penilaian pekerjaan. Pekerjaan dibagi-bagi ke dalam berbagai
komponen, diukur dengan menggunakan teknik-teknik penelitian
pekerjaan dan diberi imbalan sesuai dengan produktivitas. Masalah
pokok dengan pendekatan ini adalah pendekatan ini menganggap uang
merupakan motivasi utama. Namun, perkembangannya memang berbeda
2. Teori Hierarki Kebutuhan
Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah
memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke
tingkat yang lebih tinggi. Maslow mengungkapkan lima tingkat
kebutuhan, antara lain:
a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat
tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk
bernapas, dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan rasa aman, ketika kebutuhan fisiologis seseorang
telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan
keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap
jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.
c. Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial, ketika seseorang
telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan
berikutnya adalah hubungan antarmanusia. Cinta dan kasih sayang
yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui
hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang
dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai
kelompok sosial.
d. Kebutuhan akan penghargaan, percaya diri dan harga diri maupun
kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan
bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta
pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini ditempatkan paling atas
pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan
diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin
mencapai secara penuh potensinya. Tahap terakhir ini mungkin
tercapai hanya oleh beberapa orang.
3. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan (Existence, Relatedness, and Growth ERG) Aldefer
Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok,
yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan
yaitu:
a. Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan
dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan
dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow.
b. Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan.
c. Kebutuhan pertumbuhan adalah semua kebutuhan yang berhubungan
dengan perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan
4. Teori Motivasi Herzberg
Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori itu
mendalilkan adanya beberapa faktor yang kalau tidak ada, menyebabkan
ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang
membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak
memuaskan ia gambarkan sebagai faktor kesehatan dan hal yang
memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator. Herzberg berteori,
“faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para pegawai. Akan tetapi jika
faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal,
umpamanya karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak
menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial
yang kuat”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya
mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi dan
pekerjaan dengan mutu lebih baik.
5. Douglas McGregor: Teori X dan Teori Y
McGregor mengatakan bahwa pimpinan dengan teori X memiliki
keyakinan semua orang di dunia ini pada dasarnya suka
bermalas-malasan. Mereka tidak layak dipercaya dan harus diawasi terus-menerus
dengan ketat. Mereka mau bekerja hanya demi uang semata. Motto
seorang pimpinan teori X: “saya dibayar untuk berpikir. Anda mendapat
bayaran untuk bekerja. Dan saya akan menggunakan kedudukan saya di
Menurut McGregor, pimpinan teori Y mempunyai keyakinan yang
berlawanan dengan para pimpinan teori X. Manajer seperti ini
berkeyakinan bahwa orang bekerja karena mereka benar-benar
menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar uang semata. Mereka
berhak memperoleh kepercayaan. Mereka mampu mengatur dirinya
sendiri. Mereka tidak membutuhkan orang lain untuk memaksa mereka
setiap saat (paling tidak setelah mereka belajar dan terbiasa dengan
pekerjaan mereka).
6. Teori Manusia Kompleks
Model utamanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Manusia ekonomi, yang termotivasi terutama oleh imbalan
keuangan.
b. Manusia sosial, yang motivasinya dipengaruhi terutama oleh sifat
hubungan kemitraan dalam pekerjaan, diturunkan terutama dari
karya Elton Mayo dan observasi melalui percobaan-percobaan
“Hawthorne”.
c. Manusia yang mengaktualisasikan diri, seperti dinyatakan dalam
hierarki kebutuhan Maslow dan teori Y McGregor.
Didalam kenyataan semua contoh terlalu sederhana karena semua orang
dalam beberapa hal, berubah sepanjang waktu. Model yang lebih rumit
ini oleh Schein disebut sebagai manusia kompleks.
7. Teori Motivasi Vroom
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu
sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
a) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
b) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika
berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk
mendapatkan outcome tertentu).
c) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,
netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu
yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan
kurang dari yang diharapkan.
D. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Sadirman (2005:89), motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motif-motif (daya penggerak) yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam
diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.
Beberapa faktor-faktor pendukung motivasi intrinsik, yaitu:
a) Tanggung jawab. Tanggung jawab dalam organisasi merupakan hal yang patut diperhitungkan dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu
dalam suatu organisasi. Adanya tanggung jawab penuh membuat
dorongan untuk melakukan kewajiban terhadap tugas tertentu
sehingga dapat meningkatkan kinerja dari organisasi.
b) Pengakuan dan penghargaan. Kebutuhan akan pengakuan berkaitan dengan keinginan manusia untuk dihormati dan dihargai
orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kebutuhan
ini artinya adalah respek dri dan respek orang lain.
c) Kebutuhan untuk merelealisasikan diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan
penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam bentuk nyata. Artinya
setiap orang ingin tumbuh membangun pribadi dan mencapai hasil.
d) Kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan akan rasa aman dan proteksi diri, ancaman, atau gangguan
e) Percaya diri. Orang yang memiliki kepercayaan diri merasa yakin akan kemampuan dirinya sehingga bisa menyelesaikan masalahnya.
Oleh karena itu, seseorang tahu apa yang dibutuhkan dalam
kehidupannya serta mempunyai sikap positif yang didasari
keyakinan akan kemampuannya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan yang menggerakkan seseorang
untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan
yang harus dipenuhi.
Beberapa faktor-faktor pendukung motivasi ekstrinsik, yaitu:
a) Hubungan pemimpin dan anggota. Jika hubungan antara pemimpin dengan anggota terjalin dengan baik, maka keserasian
dengan motivasi kerja dalam organisasi dapat berjalin dengan baik
pula.
b) Pengembangan. Organisasi perlu melakukan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan berupa
mengikut sertakan anggota dalam latihan dasar kepemimpinan.
c) Hubungan dengan rekan sekerja. Melakukan kegiatan kebersamaan yang melibatkan seluruh anggota dapat menjalin
d) Kehidupan pribadi. Kehidupan pribadi seseorang menjadi faktor pendukung atau motivasi dalam organisasi.
e) Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia unutk menjadi bagian dari organisasi, mencintai, dicintai, dan
bersahabat dengan orang lain.
Menurut McClelland dalam Amirullah (2022:154-155) mengemukakan
ada tiga kebutuhan manusia, antara lain: 1) kebutuhan akan prestasi (need for
achievement), 2) kebutuhan akan afiliasi (need for affliliation), dan 3) kebutuhan
akan kekuasaan (need for power). Orang dengan kebutuhan yang tinggi cenderung
suka bertanggung jawab untuk memecahkan berbagai macam persoalan, mereka
cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit untuk mereka sendiri dan
mengambil resiko yang sudah diperhitungkan untuk mencapai sasaran tersebut.
Dari penjelasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa upaya
pengembangan motivasi kerja dalam organisasi merupakan masalah yang tidak
dapat diabaikan begitu saja. Pengembangan motivasi kerja dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Hal ini merupakan aset
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Jenis motivasi pada para pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Divisi Regional I Sumatera Utara mencakup motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Beberapa pegawai ada yang mudah termotivasi karena dorongan dari dirinya
hubungan dengan rekan kerja dan kebutuhan pribadinya. Tetapi secara
keseluruhan motivasi pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi
Regional I Sumatera Utara tergolong motivasi intrinsik karena banyak pegawai
yang merasa dirinya bertanggung jawab untuk melaksanakan pengembangan bagi
perusahaan.
E. Pengertian Komunikasi
Menurut Rudy (2005:1), komunikasi adalah proses penyampaian
informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian,
dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik
secara verbal maupun non-verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada
seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling
pengertian dan/atau kesepakatan bersama.
Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan organisasi baik itu
organisasi skala besar, menengah ataupun kecil dengan kata lain komunikasi itu
mutlak diperlukan. Dengan adanya komunikasi yang efektif tingkat
kesalahpahaman dalam berkomunikasi (misscommunication) dapat diperkecil.
Disamping itu komunikasi juga membantu penyampaian motivasi kepada para
pegawai dengan menjelaskan kepada mereka apa yang seharusnya dilakukan dan
seberapa baik mereka bekerja.
1. Menurut Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2006:3), komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu
sistem yang biasa/lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan.
2. Menurut Guffey, dkk (2006:15), komunikasi adalah pengiriman
informasi dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau
kelompok lainnya.
3. Bernard dan Barry (dalam Rudy, 2005:1), komunikasi adalah
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya
dengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan, grafik, dan
lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang biasanya dinamakan
komunikasi.
F. Unsur-unsur Komunikasi
Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan yaitu
komunikator, pesan, saluran atau media komunikasi, komunikan, serta efek atau
umpan balik.
1. Komunikator (Sender atau Pengirim pesan/berita) yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita,
2. Pesan atau Berita (Message) yaitu pesan atau pesan-pesan, informasi atau
pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada
komunikan (audiens) melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang.
3. Saluran atau Media Komunikasi yaitu sarana tempat berlalunya
simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan.
Contoh: TV, radio, surat kabar, majalah, telepon, surat, poster dan
sebagainya.
4. Komunikan (Receiver atau Penerima pesan/berita) yaitu seseorang atau
sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator yang
menerima pesan-pesan.
5. Efek atau Umpan balik adalah hasil penerimaan pesan/informasi oleh
komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan
menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon,
tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik.
G. Tujuan-Tujuan Spesifik Dalam Komunikasi
Berikut ini adalah kemungkinan tujuan-tujuan komunikasi di dalam
kegiatan manajemen atau dalam hubungan dinas di kantor (tempat bekerja).
a. Memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau
oleh atasan/pimpinan.
b. Menanyakan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi
yang diberikan oleh atasan/pimpinan.
c. Menyampaikan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan
instruksi yang diberikan oleh atasan/pimpinan.
d. Menyampaikan gagasan dan saran ke arah perbaikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas atau pekerjaan.
e. Memohon bantuan dan perhatian atasan atau pimpinan untuk
memberi petunjuk dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan
memecahkan masalah.
2. Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat
a. Bertukar pikiran ke arah pencapaian kemajuan.
b. Untuk melakukan koordinasi dan menyelaraskan kegiatan.
c. Untuk menanyakan kalau-kalau ada bantuan yang dapat diberikan.
d. Berusaha mengenal atau mengetahui pribadi masing-masing.
3. Komunikasi kepada bawahan dan Pegawai
a. Untuk memberikan tugas perintah dan instruksi.
c. Untuk memberi pengarahan agar bawahan atau karyawan melakukan
perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
d. Untuk memberikan pujian atau penghargaan, hadiah, dan juga
sebaliknya hukuman.
e. Untuk berusaha mengetahui kondisi dan/atau mengenal pribadi
bawahan.
H. Bentuk Komunikasi
Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari :
1) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain
baik secara lisan maupun tulisan.
Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perusahaan dan
merupakan kunci sukses suatu perusahaan besar. Begitu pentingnya
komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat
berfungsi dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari komunikasi
satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two way
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu
pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan
melibatkan dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka,
wawancara, konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka
merupakan komunikasi yang paling umum yakni berupa
perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya
melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka
ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui
apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang disampaikan.
Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima
pesan dalam mengetahui pokok persoalan akan menunjukkan gaya atau
cara penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan
diatas, komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan
yakni pada saat penerima pesan memerlukan petunjuk untuk
melaksanakan tugasnya maka tanpa adanya catatan tertulis ada
kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang sesuai dengan yang
diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.
Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara
komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua
arah yaitu: seorang manajer pemasaran menjelasksan kepada
bawahannya, kemudian setelah itu ada respon (umpan balik) dari
bawahannya yang menyatakan bagaimana mengatasi/menghindari
arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi misscommunication
karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari komunikasi satu
arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain yang
dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena
daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah
baiknya bila suatu perguruan tinggi menggunakan komunikasi dua arah.
Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu perusahaan,
maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak
menjamin komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena
itu untuk melaksanakan komunikasi yang baik dalam suatu perguruan
tinggi adalah adanya jalinan pengertian dari kedua belah pihak.
Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai alat
untuk membantu melancarkan komunikasi. Jadi, untuk dapat
melaksanakan komunikasi yang baik perlu adanya pengertian-pengertian
antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang menerima
komunikasi tersebut, sehingga apa yang di komunikasikan dapat
dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan. Agar komunikasi yang
disampaikan mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, jangan
menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah dimengerti. Meskipun dalam komunikasi
kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat
menghilangkan hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya,
sehingga kita dapat memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan
tertentu antara lain:
a. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin.
b. Biaya-biaya dapat ditekan.
c. Dapat meningkatkan partisipasi.
d. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik.
Perusahaan sebagai wadah dalam menjalin kerjasama tentunya
mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu
dengan yang lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur
sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan yang di inginkan perusahaan.
Selanjutnya hubungan harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang
jelas, pasti dan diketahui. Dengan cukupnya saluran komunikasi yang
disusun dengan sebaik-baiknya hingga mudah dipahami oleh setiap
anggota, barulah kerjasama dapat berjalan dengan baik dan berlangsung
secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan urat nadi suatu
perusahaan dimana komunikasi itu berwujud penyampaian berita, ide-ide
dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi perkantoran atau
dapat dinyatakan juga sebagai tata hubungan.
Komunikasi verbal yang diterapkan di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara meliputi komunikasi lisan.
Regional I Sumatera Utara meliputi langsung bertatap muka, melalui
telepon, rapat, pidato, dan pengarahan. Sedangkan komunikasi tulisan
meliputi surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat
pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya.
2) Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian
informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan
kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan,
kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata
serta anggukan atau gelengan kepala. Aspek komunikasi nonverbal
banyak sekali mempengaruhi jalannya pembicaraan antara orang yang
satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu organisasi maupun
lingkungan sosial lainnya. Seperti aspek dari ekspresi wajah adalah
menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya
mengerut sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendengar secara
kontinu tentang apa yang dikatakan pembicara. Komunikasi nonverbal
lainnya adalah bahasa tubuh, yang merupakan komunikasi oleh gerakan
badan selama komunikasi tatap muka. Ada banyak gerakan tidak ketara
atau tidak begitu nampak yang dilakukan oleh orang-orang tetapi
mengandung arti tersendiri. Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata,
Komunikasi nonverbal penting bagi pengirim dan penerima pesan,
karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan
tanpa harus berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat menangkap
artinya dengan cepat. Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam segi
emosional dari suatu komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode
komunikasi nonverbal dalam suatu hubungan komunikasi. Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi
dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata.
Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh,
postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan
atau gelengan kepala.
Komunikasi nonverbal memberikan umpan balik yang berharga bagi
pembaca kode. Jadi pada hakekatnya, komunikasi adalah suatu cara atau
rangkaian kegiatan yang menyampaikan berita dari seseorang kepada
orang lain, dalam rangka kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan
tertentu.
Komunikasi nonverbal kurang diterapkan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara karena komunikasi nonverbal
bersifat informal. Komunikasi nonverbal ini sangat tidak tepat apabila
digunakan di lingkungan organisasi karena komunikasi nonverbal ini
hanya menggunakan bahasa tubuh dan panca indera. Biasanya
komunikasi nonverbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai yang
I. Saluran Komunikasi Dalam Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasari terjadinya hubungan
antara manusia, bahkan dalam keadaan paradaban yang primitif sekalipun. Dalam
masyarakat yang tinggi peradabannya dan lebih kompleks, masalah komunikasi
maupun kegunaannya turut berkembang. Perkembangan teknologi dalam hal ini
mengirimkan, memproses, menyimpan, dan menerima informasi mengharuskan
pesan-pesan disampaikan sederhana, jelas, dan tepat, sehingga makna yang
sebenarnya dapat terwujud. Semakin kompleks sifat dari suatu organisasi semakin
tinggi pula tingkat kemajemukan sistem komunikasi. Analisis sistem komunikasi
yang paling sederhana sifatnya memperlihatkan adanya tiga jalur.
1. Komunikasi ke Bawah
Bentuk komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berbentuk instruksi
atau informasi. Instruksi disampaikan dalam bentuk perintah, dapat pula
beragam saran atau usul dengan ungkapan yang halus. Dibanding dengan
perintah, arus informasi lebih umum sifatnya.
Komunikasi ke bawah di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional
I Sumatera Utara seperti komunikasi antara Pimpinan Cabang dengan
Manajer Bagian Administrasi, Manajer Bagian Humas, Manajer Bagian
Keselamatan Kerja, dan PMKD. Kemudian antara Manajer Bagian
Administrasi kepada para bawahannya seperti Sub Seksi SUM, Sub Seksi
KRT/Umum dan Akuntansi, dan Sub Seksi Kas Besar. Dan begitu juga
dengan bagian lainnya.
2. Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas adalah arus komunikasi dari bawahan ke atasan
(pimpinan) yang lebih menekankan segi pertanggungjawaban antara
pimpinan dengan bawahan. Bentuknya adalah surat pertanggungjawaban,
saran, pengaduan dan permintaan untuk diberikan keputusan. Komunikasi ke
atas paling sering berbentuk konsultasi antara pegawai dan pimpinan, dengan
memberi kesempatan kepada pihak pegawai untuk mengajukan pendapat
serta membahas masalah dengan pimpinannya.
Komunikasi ke atas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara misalnya Sub Seksi Kas Besar yang memberikan laporan
tentang pembukuan keuangan kepada Kepala Seksi Sarana.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi antara dua staf atau
pegawai atau dua belah pihak yang mempunyai kedudukan yang sama atau
sederajat. Komunikasi horizontal ini perlu ditingkatkan perannya. Dengan
bertambahnya penggunaan bidang jasa spesialisasi keharusan itu jelas
tergambar. Pada jenjang dewan Direksi arus horizontal terwujud dengan
diadakanya rapat senat. Pada jenjang kebawah manfaat rapat dapat digunakan
Komunikasi horizontal yang di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi
Regional I Sumatera Utara seperti komunikasi antara sesama Manajer Seksi
atau antara sesama Sub Seksi.
4. Komunikasi Diagonal
Yaitu komunikasi antara pimpinan bagian dengan staf dari satu bagian lain
atau antara kepala seksi dengan karyawan dari seksi lain yang ada.
Komunikasi diagonal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara seperti komunikasi antara Kepala Bagian Kerumahtanggaan
dengan Pengawas Sintele yang merupakan bawahan dari Kepala Bagian
Telekomunikasi dan Listrik.
Komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Komunikasi Secara Lisan
Komunikasi secara lisan ini dipergunakan komunikasi berhadapan muka atau
komunikasi tatap muka ( face to face ). Hal ini dikecualikan kalau dilakukan
komunikasi dengan menggunakan telepon, pidato, briefing dan media
komunikasi lainnya.
Proses komunikasi secara lisan antara Kepala Kantor Cabang dengan pegawai
dan petugas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara ini jarang terjadi karena semuanya telah dilimpahkan kepada
Kepala Bagian masing-masing. Jadi, Kepala Bagian yang melakukan
kala diadakan rapat atau pertemuan di gedung kantor. Misalnya, diadakan
rapat pertemuan untuk membahas perbaikan stasiun kereta api dan
sebagainya.
2. Komunikasi Secara Tertulis
Komunikasi secara tertulis merupakan bagian yang sangat penting dalam
kegiatan manajemen, karena kata-kata atau pesan-pesan dari pimpinan dibuat
secara tertulis agar otentik, yang dicatat dalam suatu dokumen agar dapat
digunakan sebagai bahan pemeriksaan kembali.
Hal yang tidak menguntungkan dari komunikasi yang bersifat tertulis adalah
pemeliharaan atau penyimpanan yang yang bersifat up to date dan usaha
untuk secara tepat mendapatkan kembali dokumen itu bila diperlukan
dikemudian hari. Manfaat lain dari komunikasi dengan dokumen tertulis yaitu
dapat menjadi suatu sumber perselisihan karena sistem formalitas dengan
legalitas (prosedur pengaturan).
Suatu organisasi yang baik, dalam menyampaikan suatu warta akan
mempergunakan segala macam saluran yang mungkin terutama saluran
perintah dan tanggung jawab yang resmi. Disamping tidak mengabaikan
saluran hubungan informal diantara para anggotanya juga mempertimbangkan
cara dan alat untuk mengadakan hubungan. Dengan demikian warta yang
dikehendaki dapat mencapai tujuannya dengan efektif.
Komunikasi secara tulisan antara Kepala Kantor Cabang dengan Kepala
Regional I Sumatera Utara misalnya berupa surat keputusan, memo, surat
tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan, dan
sebagainya.
Hubungan komunikasi terbagi dalam dua bentuk yaitu :
1. Komunikasi Internal
Komunikasi Internal merupakan komunikasi yang sehari–hari dilaksanakan
pada kegiatan usaha, baik di bidang jasa maupun barang, karena sebagian
besar kegiatan kantor terdiri dari adanya hubungan-hubungan di dalam
lingkungan sendiri.
Komunikasi internal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara misalnya komunikasi antara Kepala Kantor Cabang dan
Kepala Bagian dengan para pegawai, maupun antar sesama Kepala Bagian
dan sebagainya.
2. KomunikasiExternal
Komunikasi External bertujuan menjalin hubungan yang baik antara pihak
perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Komunikasi ini dapat diwujudkan
dengan telepon, berbicara langsung atau dengan pengiriman surat.
Komunikasi external yaitu komunikasi yang terjadi dengan pihak luar
perusahaan. Jika hubungan-hubungan keluar itu dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya, pastilah perusahaan yang bersangkutan mendapat pandangan yang
Ada empat azas pokok komunikasi dalam menciptakan dan memelihara
sistem komunikasi yaitu:
a. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran
orang lain.
b. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkan pada
satu hal lain yang telah dimengerti.
c. Orang yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban
untuk membuat dirinya mengerti.
d. Orang yang tidak mengerti dalam menerima warta mempunyai suatu
kewajiban untuk meminta suatu penjelasan. Efektivitas suatu
organisasi sangat tergantung kepada bermanfaat atau tidaknya data
yang dikomunikasikan. Kegagalan komunikasi akan terjadi jika
anggota organisasi menyampaikan segala hal yang tidak sesuai dengan
data yang sebenarnya.
Komunikasi external yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara seperti komunikasi dengan
instansi-instansi pemerintah, perusahaan lainnya, dan dengan masyarakat. Komunikasi
external ini tetap terjalin dengan baik. Hal ini tidak luput dari komunikasi yang
dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara. Salah satu contohnya yaitu kerjasama yang terjalin antara PT.
Internasional Kualanamu dan PT. Railink Medan yang tetap terjalin dengan baik
karena komunikasi yang terjalin juga terjaga dengan sangat baik.
J. Prestasi Kerja Dalam Organisasi
Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Dalam mencapai tujuannya, organisasi sangat dipengaruhi oleh prestasi
akan upaya yang dilakukan oleh anggotanya. Upaya tersebut tercermin dalam
tugas yang diberikan kepadanya maupun upaya-upaya yang berasal dari dalam
dirinya yang memiliki dorongan kuat untuk memberhasilkan tercapainya tujuan
organisasi tersebut.
Pendapat mengenai prestasi kerja menurut Hasibuan (2008:94),
mengatakan bahwa: “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan, serta waktu”.
Menurut Heidjrahman dan Husnan (2002:188) mengatakan bahwa:
“prestasi kerja dapat ditafsirkan sebagai arti pentingnya suatu pekerjaan, tingkat
keterampilan yang diperlukan, kemajuan dan tingkat penyelesaian suatu
pekerjaan. Prestasi kerja merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat
Prestasi kerja pegawai dianggap sangat penting, bukan saja untuk
kepentingan pegawai yang bersangkutan, tetapi juga diperlukan dalam proses
penilaian untuk menentukan jabatan setiap pegawai.
Siagian (1999) mengatakan bahwa, prestasi kerja adalah suatu cara atau
metode kerja yang dilakukan oleh setiap pekerja, dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas untuk mencapai suatu sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan membandingkan sasaran yang ingin dicapai dengan hasil
nyata yang dicapai setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan. Pada dasarnya
prestasi kerja seseorang dapat diukur melalui hasil kerja yang dicapai oleh
pegawai dan efisieni pelaksanaan pekerjaan tersebut. Aspek-aspek hasil kerja ini
meliputi tugas-tugas yang dilaksanakan, hasil rata-rata yang dapat dilaksanakan,
kesungguhan dalam melaksanakan tugas-tugas dan mutu pekerjaan yang dapat
dilaksanakan. Sedangkan aspek-aspek efisiensi pelaksanaan pekerjaan yang
berpedoman pada metode kerja, penggunaan rencana kerja organisasi,
pemanfaatan waktu kerja dan penggunaan alat-alat yang tersedia.
Steer (1984) mengemukakan bahwa prestasi kerja individu pada dasarnya
merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu:
1) Kemampuan, perangai dan minat seorang pekerja,
2) Kejelasan dan penerimaan atas peranan seorang pekerja,
Henry Simamora (1995) menyatakan beberapa unsur-unsur yang perlu
digunakan organisasi dalam mengukur prestasi kerja pegawai, antara lain:
1) Kedisiplinan, adalah menilai disiplin pegawai dalam mematuhi peraturan
yang ada dan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan
2) Tanggung jawab pekerjaan, adalah menilai kesediaan pegawai dalam
mempertanggung jawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.
3) Kejujuran, adalah menilai kejujuran dalam menjalankan tugas-tugasnya.
4) Kemampuan bekerja sama, adalah menilai kesediaan pegawai dalam
berpartisipasi dan bekerja sama dengan pegawai lain sehingga hasil pekerjaan
semakin baik.
5) Kesetiaan, adalah menilai kesetiaan pegawai dalam pekerjaan dan jabatannya
dalam suatu organisasi.
6) Ketelitian kerja, adalah menilai ketelitian dalam menjalankan penyelesaian
pekerjaan.
7) Inisiatif, adalah menilai kemampuan karyawan dalam menciptakan hal-hal
baru dalam mensukseskan pekerjaan.
8) Kecakapan, adalah menilai hasil kerja pegawai baik kualits maupun kuantitas
yang dapat dihasilkan.
9) Kepemimpinan, adalah menilai kemampuan pegawai untuk memimpin dan