• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT. Dexa Medica Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT. Dexa Medica Jakarta"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO

PADA PT DEXA MEDICA

JAKARTA

SKRIPSI

LOLY ATANIA BR SEMBIRING H34066074

DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(2)

LOLY ATANIA SEMBIRING. Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta. Skripsi. Departemen Agribisnis Penyelenggara Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan Dr. Ir. RAHMAT PAMBUDY,MS).

PT Dexa Medica adalah perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obatan. Salah satu produk yang dihasilkan Dexa Medica adalah Stimuno. Stimuno merupakan obat penguat daya tahan tubuh yang terbuat dari ekstrak tanaman Meniran. PT Dexa Medica memilki faktor internal yang terdiri dari, kualitas dan mutu produk, kemasan produk praktis dan harga relatif murah, memperoleh pengakuan dari berbagai instansi, aktif melakukan penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkan kinerja, memilki alat produksi yang lengkap dan telah mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan oleh pemerintah. Kelemahan yang dimilki oleh PT dexa Medica adalah promosi masih kurang khususnya melalui televisi.

Faktor eksternal yang dimiliki oleh PT Dexa Medica adalah harga produk substitusi meningkat, ketersediaan bahan baku cukup, teknologi yang digunakan modern, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung penggunaan obat alami, masyarakat memilki tradisi mengkonsumsi obat tradisional dan gaya hidup masyarakat yang cenderung ke alam (backt to nature). Ancaman yang dimilki oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun, adanya anggapan bahwa obat alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia, kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan konsumen memilki banyak pilihan produk lain.

Analisis internal perusahaan, faktor kekuatan utama adalah kualitas dan mutu produk yang baik Kelemahan utama pada adalah promosi masih kurang. Matriks IFE yang telah dianalisis menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi rata-rata.

Faktor kunci peluang utama bagi PT Dexa Medica adalah ketersediaan bahan baku cukup sehingga perusahaan dapat terus berproduksi tanpa impor. Ancaman utama yang dihadapi oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun dan disertai kesadaran masyarakat kurang mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit. Matiks EFE menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi tinggi. Bila diposisikan ke dalam matriks IE maka posisi perusahaan berada pada sel II yaitu pada strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build).

Matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan yaitu: mempertahankan kualitas, memperluas pemasaran, meningkatkan promosi, mempertahankan harga murah dan mensosialisasikan mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan melakuka riset pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang lebih baik.

(3)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO

PADA PT DEXA MEDICA

JAKARTA

LOLY ATANIA BR SEMBIRING H34066074

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(4)

NIM : H34066074

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP 195912231989031002

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 195809081984031002

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

(6)

Penulis dilahirkan di Singa, Tanah Karo, Sumatera Utara 27 Oktober 1984. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sucipta Sembiring (+) dan Ibu Rosmani br Tarigan (+).

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri III Juhar pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP Sint. Xaverius II Kaban Jahe. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMU Negeri I Kaban Jahe dan selesai pada tahun 2003.

Penulis diterima pada Program Studi Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) pada tahun 2003.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang brjudul “ Strategi pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT Dexa Medica dalam memasarkan produk Stimuno.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2009

(8)

Penyelasaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing, terimakasih atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyususnan skripsi ini.

2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator pada kolokium penulis terimakasih atas waktu, saran dan kritik yang diberikan demi perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS dan Rahmat Yanuar, SP, M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,saran dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Pak Udin untuk bantuan dalam mengantarkan draft-draft penulis.

5. Almarhum Ibu dan Bapak untuk setiap didikan cinta kasih dan pantang menyerah yang diberikan. Harapanmu mengantar aku sampai disini. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaikku.

6. Suami tercinta Hosea Rimon Ambrauw S.Pt. MSi atas cinta, kasih sayang dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta putri kecilku, Caroline Isabell Ambrauw, motivator sejati serta tumpuan harapanku.

7. Marsella adik dan sahabat terbaikku terimakasih untuk dukungan, bantuan, motivasi. Semoga Tuhan selalu menyertai persaudaraan kita.

8. Pihak Pemasaran PT Dexa Medica atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan.

9. Teman-teman seperjuangan Agribisnis Linda, Fanny, Intan, Rini, Solihin dan Riana atas semangat dan curhat selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

(9)
(10)

6.1.2 Aspek Sumberdaya Manusia……… 51

6.1.3 Aspek Produksi dan Operasi……… 53

6.1.4 Aspek Penelitian dan Pengembangan………... 54

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal……….. 55

6.2.1 Lingkungan Eksternal Makro………... 55

6.2.2 Lingkungan Eksternal Mikro……… 59

6.3 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan………... 60

6.4 Identifikasi peluang dan Ancaman……… 61

VII MERANCANG STRATEGI PEMASARAN……….. 63

7.1 Pengumpulan Data………. 63

7.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)……… 63

7.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)……… 66

7.2 Tahap Analisis ……….. 69

7.2.1 Matriks Internal Eksternal (IE)………. 79

7.2.1.1 Strategi Penetrasi Pasar……… 70

7.2.1.2 Strategi Pengembangan Pasar………... 71

7.2.1.3 Strategi Pengembangan Produk……… 71

7.2.2 Matriks SWOT………. 71

7.2.3 Matriks QSPM………. 75

VIII KESIMPULAN DAN SARAN……….. 77

8.1 Kesimpulan……… 77

8.2 Saran……….. 78

DAFTAR PUSTAKA………. 79

(11)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO

PADA PT DEXA MEDICA

JAKARTA

SKRIPSI

LOLY ATANIA BR SEMBIRING H34066074

DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(12)

LOLY ATANIA SEMBIRING. Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta. Skripsi. Departemen Agribisnis Penyelenggara Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan Dr. Ir. RAHMAT PAMBUDY,MS).

PT Dexa Medica adalah perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obatan. Salah satu produk yang dihasilkan Dexa Medica adalah Stimuno. Stimuno merupakan obat penguat daya tahan tubuh yang terbuat dari ekstrak tanaman Meniran. PT Dexa Medica memilki faktor internal yang terdiri dari, kualitas dan mutu produk, kemasan produk praktis dan harga relatif murah, memperoleh pengakuan dari berbagai instansi, aktif melakukan penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkan kinerja, memilki alat produksi yang lengkap dan telah mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan oleh pemerintah. Kelemahan yang dimilki oleh PT dexa Medica adalah promosi masih kurang khususnya melalui televisi.

Faktor eksternal yang dimiliki oleh PT Dexa Medica adalah harga produk substitusi meningkat, ketersediaan bahan baku cukup, teknologi yang digunakan modern, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung penggunaan obat alami, masyarakat memilki tradisi mengkonsumsi obat tradisional dan gaya hidup masyarakat yang cenderung ke alam (backt to nature). Ancaman yang dimilki oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun, adanya anggapan bahwa obat alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia, kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan konsumen memilki banyak pilihan produk lain.

Analisis internal perusahaan, faktor kekuatan utama adalah kualitas dan mutu produk yang baik Kelemahan utama pada adalah promosi masih kurang. Matriks IFE yang telah dianalisis menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi rata-rata.

Faktor kunci peluang utama bagi PT Dexa Medica adalah ketersediaan bahan baku cukup sehingga perusahaan dapat terus berproduksi tanpa impor. Ancaman utama yang dihadapi oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun dan disertai kesadaran masyarakat kurang mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit. Matiks EFE menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi tinggi. Bila diposisikan ke dalam matriks IE maka posisi perusahaan berada pada sel II yaitu pada strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build).

Matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan yaitu: mempertahankan kualitas, memperluas pemasaran, meningkatkan promosi, mempertahankan harga murah dan mensosialisasikan mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan melakuka riset pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang lebih baik.

(13)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO

PADA PT DEXA MEDICA

JAKARTA

LOLY ATANIA BR SEMBIRING H34066074

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(14)

NIM : H34066074

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP 195912231989031002

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 195809081984031002

(15)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

(16)

Penulis dilahirkan di Singa, Tanah Karo, Sumatera Utara 27 Oktober 1984. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sucipta Sembiring (+) dan Ibu Rosmani br Tarigan (+).

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri III Juhar pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP Sint. Xaverius II Kaban Jahe. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMU Negeri I Kaban Jahe dan selesai pada tahun 2003.

Penulis diterima pada Program Studi Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) pada tahun 2003.

(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang brjudul “ Strategi pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT Dexa Medica dalam memasarkan produk Stimuno.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2009

(18)

Penyelasaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing, terimakasih atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyususnan skripsi ini.

2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator pada kolokium penulis terimakasih atas waktu, saran dan kritik yang diberikan demi perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS dan Rahmat Yanuar, SP, M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,saran dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Pak Udin untuk bantuan dalam mengantarkan draft-draft penulis.

5. Almarhum Ibu dan Bapak untuk setiap didikan cinta kasih dan pantang menyerah yang diberikan. Harapanmu mengantar aku sampai disini. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaikku.

6. Suami tercinta Hosea Rimon Ambrauw S.Pt. MSi atas cinta, kasih sayang dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta putri kecilku, Caroline Isabell Ambrauw, motivator sejati serta tumpuan harapanku.

7. Marsella adik dan sahabat terbaikku terimakasih untuk dukungan, bantuan, motivasi. Semoga Tuhan selalu menyertai persaudaraan kita.

8. Pihak Pemasaran PT Dexa Medica atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan.

9. Teman-teman seperjuangan Agribisnis Linda, Fanny, Intan, Rini, Solihin dan Riana atas semangat dan curhat selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

(19)
(20)

6.1.2 Aspek Sumberdaya Manusia……… 51

6.1.3 Aspek Produksi dan Operasi……… 53

6.1.4 Aspek Penelitian dan Pengembangan………... 54

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal……….. 55

6.2.1 Lingkungan Eksternal Makro………... 55

6.2.2 Lingkungan Eksternal Mikro……… 59

6.3 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan………... 60

6.4 Identifikasi peluang dan Ancaman……… 61

VII MERANCANG STRATEGI PEMASARAN……….. 63

7.1 Pengumpulan Data………. 63

7.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)……… 63

7.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)……… 66

7.2 Tahap Analisis ……….. 69

7.2.1 Matriks Internal Eksternal (IE)………. 79

7.2.1.1 Strategi Penetrasi Pasar……… 70

7.2.1.2 Strategi Pengembangan Pasar………... 71

7.2.1.3 Strategi Pengembangan Produk……… 71

7.2.2 Matriks SWOT………. 71

7.2.3 Matriks QSPM………. 75

VIII KESIMPULAN DAN SARAN……….. 77

8.1 Kesimpulan……… 77

8.2 Saran……….. 78

DAFTAR PUSTAKA………. 79

(21)

DAFTAR TABEL

Proyeksi Permintaan Obat Kimia Dan Obat Alami Tahun 2003 dan Perkiraan Tahun 2010...

Perkembangan Jumlah Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Tahun 1995-2004...

Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan...

Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan... Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)………. …… Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)……….. Matriks SWOT... Matriks QSPM... Perbedaan Stimuno Dengan Imunomodulator... Perbandingan Harga Imonumodulator... Jenis Imunomodulator Yang Beredar Di Pasaran………... Urutan Perusahaan Farmasi Berdasarkan Nilai Penjualan... Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Stimuno... Identifikasi Peluang dan Ancaman... Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)... Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)... Matriks SWOT PT Dexa Medica...

(22)

Nomor Halaman

1. Logo Jamu……… 11

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

(24)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity terbesar di dunia,

memiliki keanekaragaman hayati dan kekayaan alam yang sangat berlimpah.

Tanaman-tanaman tersebut termasuk dalam sayur-sayuran, buah-buahan dan

tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Indonesia memiliki

40 ribu spesies tanaman dan 940 diantaranya berkhasiat obat. Namun demikian

dari 646 biofarmaka yang diteliti baru sekitar 465 jenis yang dimanfaatkan oleh

industri tradisional, sehingga prospek biofarmaka untuk lebih dieksplorasi dan

dikembangkan secara intensif sangat terbuka seiring kemajuan ilmu dan

teknologi.

Keberadaan kekayaan tumbuhan obat yang tersedia di Indonesia, memberi

potensi yang besar dalam memanfaatkan dan mengembangkan tanaman-tanaman

untuk mendukung pengobatan tradisional. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan

informasi dan sosialisasi berbagai macam tumbuhan berkhasiat tersebut, sehingga

pemanfaatan tumbuhan obat bagi masalah kesehatan.

Dewasa ini ada kecendrungan perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat

di masyarakat. Hal ini karena ada kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam

(back to nature) sebagai bagian dari pola hidup yang alami. Gerakan back to nature dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat untuk perawatan kesehatan dan pengobatan penyakit secara alami yang menawarkan suatu sistem pengobatan

yang efektif, efisien, aman dan ekonomis. Sekarang masyarakat lebih tenang bila

pemenuhan kebutuhan makan, minuman atau obat-obatan berasal dari

bahan-bahan alami yang tidak mengandung bahan-bahan pengawet atau pewarna.

Seiring berkembangnya jaman maka secara tidak langsung mempengaruhi

gaya hidup masyarakat. Meningkatnya tingkat pendidikan maka tingkat kesadaran

akan kesehatan akan semakin meningkat. Banyak hal-hal yang dilakukan untuk

menjaga kesehatan, salah satunya menggunakan obat-obatan berbahan alami

(back to nature).

Kesadaran masyarakat tidak hanya dalam mengonsumsi makanan

(25)

tersebut, membuka peluang bisnis dibidang lain. Banyak masyarakat dalam

membeli kebutuhannya tidak hanya makan nasi dan lauk saja. Kecendrungan

mengonsumsi multivitamin tambahan suplemen makan sudah menjadi tradisi,

khususnya kalangan menengah keatas.

Obat yang dikenal adalah obat kimia (sintesis) dan obat alami (tradisional).

Obat kimia dan obat alami mempunyai perbedaan. Obat alami dalam proses

penyembuhannya membutuhkan waktu yang lebih lama, hal ini disebabkan belum

adanya tambahan-tambahan zat lain yang dapat memberikan reaksi yang cepat.

Obat alami ini biasanya mempunyai harga yang lebih rendah bila dibanding

dengan obat kimia. Obat kimia adalah obat yang diolah sudah menggunakan

teknologi yang lebih tinggi, ada tambahan bahan-bahan kimia lain dan umumnya

harga lebih tinggi dari pada obat alami. Hal ini disebabkan adanya atribut-atribut

tambahan lain seperti kemasan yang menarik, sertifikat, standarisasi serta harus

melewati uji klinis terlebih dahulu. Kedua obat tersebut mempunyai keuntungan

dan kelemahan.

Banyak masyarakat berpindah dari konsumsi obat kimia ke obat alami

dengan alasan memilih yang aman bagi kesehatan jangka panjang. Obat alami

atau sering disebut sebagai obat tradisional terbagi menjadi tiga yaitu, jamu, obat

herbal terstandar dan obat fitofarmaka. Jamu adalah ramuan yang dibuat dari

bahan-bahan alam digunakan secara turun temurun, dipercaya berkhasiat

berdasarkan pengalaman. Setingkat di atas jamu adalah herbal terstandar. Obat

herbal terrstandar yaitu bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah atau penelitian

praklinik menggunakan hewan sebagai bahan uji mengenai efek dan manfaat.

Hasil penelitian tersebut memenuhi kriteria aman, berkhasiat, bahan baku yang

dipergunakan sudah mengikuti standarisasi sehingga aman digunakan dalam

produk jadi dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Kategori tertinggi

adalah fitofarmaka. Obat fitofarmaka yaitu obat yang memenuhi persyaratan

aman, klaim khasiat terbukti berdasarkan uji klinik yang diterapkan pada manusia,

bahan baku yang dipergunakan sudah mengikuti standarisasi dan memenuhi

persyaratan mutu yang berlaku, karena itu obat tradisional fitofarmaka bukan

kategori jamu biasa. Perbandingan permintaan obat kimia dan alami dijelaskan

(26)

3 Tabel 1. Proyeksi Permintaan Obat Kimia Dan Obat Alami Tahun 2003 dan

Perkiraan Tahun 2010

Obat Kimia Obat Alami

Tahun

Sumber: LIPI dalam www.bexi.co.id, 2006

Tabel 1 memperlihatkan kondisi permintaan obat kimia dan obat alami.

Tahun 2003 jumlah permintaan obat kimia sebesar Rp 17 triliun, dengan pangsa

pasar sebesar 89,5 persen, sedangkan untuk obat alami jumlah permintaan sebesar

Rp 2 triliun dengan jumlah pangsa pasar 10,5 persen. Tahun 2005 jumlah

permintaan obat alami dan obat kimia meningkat, obat kimia meningkat menjadi

Rp 21,3 triliun dan obat alami Rp 2,9 triliun, masing-masing untuk pangsa pasar

tidak didapatkan. Pada Tahun 2010 diramalkan akan meningkat, untuk obat alami

permintaan akan meningkat mencapai Rp 7,2 triliun dengan pangsa pasar 16,0

persen. Salah satu alasan yang memungkinkan adalah bahwa adanya perubahan

kecendrungan mengkonsumsi obat alami dengan prinsip back to nature.

Obat alami diproduksi oleh industri obat tradisional dan industri kecil obat

tradisional. Menurut Permenkes RI NO. 246/Menkes/Per/V/1990, yang dimaksud

dengan Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi obat

tradisional dengan total aset di atas Rp 600 juta, tidak termasuk harga dan

bangunan. Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional

dengan total aset tidak lebih dari Rp 600 juta, tidak termasuk harga dan bangunan

dalam Sefta (2008). Perkembangan Industri Obat Tradisional dapat dilihat pada

(27)

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Tahun 1995-2004

Tahun Industri ObatTradisional (Perusahaan )

Industri Kecil Obat Tradisional (Perusahaan)

Sumber : Badan POM, 2005

Sejak tahun 1995 Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) mencatat

jumlah Industri Obat Tradisional (IOT)sebanyak 40 perusahaan dan Industri Kecil

Obat Tradisional (IKOT) ada 508 pengusaha. Perkembangan industri terus

meningkat sampai pada pendataan pada tahun 2004 dimana IOT sebanyak 112

dan IKOT sebanyak 1000.

Salah satu contoh tumbuhan yang dapat digunakan industri farmasi adalah

tanaman Meniran (Phyllanthus niruri). Atas dasar prilaku masyarakat tradisional, perusahaan farmasi menggunakan bahan baku tumbuh-tumbuhan dan

mengolahnya sedemikian rupa sehingga produknya berkualitas dan dikemas

dalam bentuk yang praktis. Hal ini disesuaikan dengan prilaku masyarakat yang

sudah modern yang menginginkan kualitas yang baik serta memperoleh

kemudahan dan mengobati penyakit dan menjaga kesehatan manusia. Tanaman

Meniran merupakan bahan baku dari Stimuno.

Stimuno merupakan produk obat herbal atau sering disebut obat alami asli

Indonesia yang terbuat dari ekstrak Meniran. Stimuno mengandung

imunomodulator (IM), pengatur sistem imun tubuh. Melalui uji klinis pada

manusia, prodini terbukti berkhasiat memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta

(28)

5 merupakan satu-satunya IM dengan standar fitofarmaka, sehingga aman

digunakan dalam jangka panjang. Penggunaan Stimuno dapat bersama-sama

dengan obat lain atau vitamin.

1.2. Perumusan Masalahan

Stimuno mulai dipasarkan sejak 1999 oleh PT Dexa Medica. Saluran

pemasarannya melalui resep dokter kemudian sejak 2005 Stimuno dipasarkan

secara bebas Over the Counter (OTC). Tujuannya adalah untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar. Perusahaan yang memproduksi IM saat ini ada 10

perusahaan, namun produk IM yang paling diminati konsumen adalah Imboost,

Imunos dan Stimuno. Ketiga produk IM tersebut Stimuno merupakan IM paling

awal masuk ke pasaran bebas, kemudian disusul oleh IM lainnya. Produk Stimuno

ditawarkan dalam dua bentuk kemasan. Bentuk sirup untuk anak-anak dalam botol

ukuran 60 ml dan 100 ml, sedangkan bentuk kapsul untuk dewasa ukuran 1 kotak

berisi 10 kapsul/blister.

Diantara produk IM lainnya, Stimuno memiliki beberapa

kelebihan. Stimuno sebagai produk yang pertama di Indonesia memperoleh

sertifikat fitofarmaka dari BPOM. Dari segi harga, Stimuno lebih murah

dibanding dengan IM lain karena terbuat dari bahan alami yang tersedia di

Indonesia. Selain itu dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa menimbulkan

efek pada kesehatan.

Cara perusahaan untuk mengenalkan Stimuno kepada masyarakat umum

selama ini adalah melalui promosi di media dan edukasi yang dilakukan pada

kegiatan-kegiatan lainnya. Tantangan terbesar dalam mensosialisasikan produk Stimuno adalah masyarakat umum masih belum paham definisi sistem imun. Hal

ini dilihat dari sedikitnya produk Stimuno yang ditawarkan di toko-toko obat

karena permintaan yang kurang. Oleh karena itu masyarakat masih awam terhadap

merek Stimuno dan berpengaruh pada permintaannya. Sehingga setiap promosi

Stimuno lebih bersifat edukasi dengan tujuan agar masyarakat mengerti sistem

imun dan selanjutnya membeli Stimuno.

Stimuno menghadapi tantangan untuk masuk ke pasar OTC, apalagi untuk

(29)

konsumen makin kritis dan cenderung loyal terhadap merek-merek yang biasa

dipakai. Sementara para pedagang menginginkan keuntungan yang lebih baik. Ini

membuat pasar OTC sangat kompetitif. Namun, Stimuno memiliki peluang besar

di pasar OTC mengingat pasar obat jenis IM di Indonesia sangat potensial.

Adapun target pasar yang dituju adalah golongan menengah ke atas.

Pertimbangan tersebut berdasarkan kemampuan yang dimiliki masyarakat

golongan menengah ke atas dalam mengakses informasi yang berkaitan tentang

kesehatan dan pentingnya menjaga kesehatan serta pola hidup yang sehat. Dalam

hal ini tidak hanya dilihat dari segi harga yang ditawarkan oleh Stimuno tapi

cenderung karena masyarakat menengah ke atas, lebih peduli terhadap kualitas

kesehatan.

Keunggulan yang ditawarkan produk stimuno belum dapat mencapai tujuan

perusahaan. Faktor penyediaan produk yang murah dan keunggulan lainnya tidak

menjadikan permintaan produk Stimuno meningkat.

Keinginan utama organisasi usaha dalam bidang pemasaran adalah

mendapatkan keuntungan ekonomi dari bisnis yang dikelolanya. Cara pemasaran

yang modern untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis adalah tidak hanya

mengembangkan produk yang baik, namun menetapkan harga yang menarik dan

menyediakan produknya bagi pelanggan sasaran, oleh karena itu analisis tentang

strategi penting untuk dilakukan. Dari uraian tersebut maka dapat dirumuskan

masalah :

1. Bagaimana bauran pemasaran yang tepat untuk produk Stimuno?

2. Faktor-faktor lingkungan internal apa saja yang menjadi kekuatan dan

kelemahan perusahaan Dexa Medica dalam menghasilkan Stimuno ?

3. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa saja yang menjadi peluang dan

ancaman perusahaan Dexa Medica dalam menghasilkan Stimuno?

4. Bagaiman alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Stimuno?

5. Bagaimana alternatif prioritas strategi pemasaran Stimuno?

1.3. Tujuan penelitian

(30)

7 1. Mendaftarkan dan menganalisis bauran pemasaran yang tepat untuk

produk Stimuno

2. Menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan

perusahaan Dexa Medica

3. Menganalisis factor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman

perusahaan Dexa Medica

4. Menentukan alternatif strategi yang tepat untuk Stimuno

5. Menetukan alternatif perioritas strategi pemasaran untuk Stimuno

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis sebagai aplikasi dari teori yang diperoleh selama ini.

2. Bagi masyarakat akademik sebagai masukan untuk meneliti lebih lanjut

mengenai Immunomodulator (IM) Stimuno.

3. Bagi perusahaan sebagai masukan untuk mengetahui strategi pemasaran

yang tepat untuk produk Stimuno.

(31)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Bahan Baku Stimuno

Bahan baku utama stimuno adalahTanaman meniran. Tanaman meniran

(Phyllanthus niruri LINN) yang digunakan dalam Stimuno, memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Klasifikasi Botani tanaman meniran :

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Subdivision : Angiospermae

Class : Dicotylae

Order : Euphorbiales

Family : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus LINN Species : Phyllanthus niruri LINN

Nama lokal dari Phyllanthus LINN ini adalah Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina),

Gasau madungi (Ternate).

Phyllanthus niruri NN merupakan tanaman tahunan asli Indonesia dengan tinggi 30-50,cm. Batang berwarna hijau pucat, daun tunggal dan letaknya

berseling, helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul,

pangkal membuat permukaan bawah berbintik kelenjang. Mempunyai daun

(32)

9 mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga terdapat pada ketiak daun

menghadap kearah bawah.

Tanaman Meniran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yakni Meniran

atau Phyllanthusurinaria Linn untuk yang batangnya berwarna hijau kemerahan, Phyllanthus niruri untuk yang batangnya berwarna pucat, termasuk dalam famili tumbuhan Euphorbiaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Meniran

Merah atau Memeniran.

Tanaman Meniran memiliki sifat kimiawi antara lain lignan (Filantin, hipofilantin, nirantin, lintetratin), flavonoid (quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutin, kaempferol-4, rhamnopynoside), alkaloid, triterpenoid, asam lemak (asam ricinoleat, asam linoleat, asam linolenat), vitamin C, kalium, damar, tanin, geraniin, phyllanthin dan hypophyllanthin.

Efek farmakologi yang terdapat pada Meniran yakni astringent, peluruh air seni (menghambat pembentukan kristal kalsium oksalat), penurun panas, anti aldosereductase hepatotoksik, anti bakteri terhadap Escherichiacoli, staphylococcus aureus, bacillus subtilis, hipoglikemik. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki rasa agak asam dan sejuk.

Syarat Tumbuh

Meniran merupakan tumbuhan daerah tropis yang tumbuh liar di

hutan-hutan, ladang-ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah. Pada

umumnya tidak dipelihara karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran

tumbuh subur ditempat lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000

meter di atas permukaan laut, dikenal sebagai antivirus, antibakteri, peluruh batu

dan anti tumor. Perbanyakan tanaman menggunakan biji. Biji disemai dan

dipindahkan. Pemeliharaan tanaman ini mudah, cukup air dengan penyiraman

untuk menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Proses Ekstraksi Meniran

Proses ekstraksi harus dilakukan dengan tepat untuk mendapatkan khasiat

imunomodulasi dengan menghindari khasiat lain yang tidak diinginkan, seperti

(33)

flavonoid terdiri dari quercetrin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutin, nirurin; lignan yang terdiri dari phyllanthin, hypophyllanthin. Alkaloid yang diberi nama ent-norcecurinin. Juga terdapat lignan dan isolignan yang baru seperti lintetralin, isolintetralin, nirtetralin, nirphyllin. Ekstrak distandarisasi baik melalui standarisasi fitokimia (standarisasi kadar senyawa kimia) maupun

standarisasi biologis (peningkatan indeks proliferasi limfosit T dan peningkatan IgM).

Proses Produksi Stimuno

Daun-daun meniran yang telah di ekstraksi diformulasikan menjadi

sediaan dalam kemasan yang layak, nyaman, serta praktis untuk dikonsumsi.

Stimuno kemudian diproduksi dengan cara yang modern dipabrik farmasi Dexa

Medica dengan standar nasional dan internasional. Meniran (Phylanthus niruri)

sebagai bahan dasar Stimuno dibudidayakan dengan teknologi modern mengikuti

standar GAP (Good Agriculture Practices) dan diproses mengikuti standar c-GMP (current-Good Manufacturing Practices) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) sesuai standar industri farmasi.

Hasil akhir dari olahan meniran tersebut adalah Stimuno sirup untuk anak

dan Stimuno kapsul untuk dewasa. Stimuno mengandung formula dari komposisi

tunggal yaitu ekstrak tanaman meniran. Ekstrak diambil dari bagian akar, daun,

batang dan buah Phyllanthus niruri. Tiap 1 sendok takar (5 ml) sirup Stimuno mengandung 25 mg ekstrak Phyllanthus niruri dan setiap 1 kapsul Stimuno mengandung 50 mg ekstrak Phyllanthus niruri.

Stimuno merupakan produk obat herbal mengandung imunomodulator

(pengatur sistem imun tubuh). Melalui uji klinis pada manusia, Stimuno terbukti

berkhasiat memperkuat sistem kekebalan tubuh serta aman dari bahan-bahan

berbahaya seperti bakteri, virus, dan jamur.

Stimuno aman digunakan untuk pemakaian jangka panjang dan dapat

dikonsumsi bersama dengan obat atau vitamin. Oleh karena itu Stimuno

memeperoleh dua award yakni Primaniyarta Award Kategori Pembangun Merek

Terkenal dan BJ. Habibie Technology Award Kategori Teknologi dan Kesehatan.

(34)

11 2.2 Obat Tradisional

Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)

Gambar 1. Logo Jamu Sumber: www.stimuno.com

Jamu adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam digunakan secara

turun temurun, dipercaya berkhasiat berdasarkan pengalaman dan belum ada

penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti klinik mengenai khasiatnya.

Bahan-bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian, bukan hasil ekstraksi/isolasi

mengenai bahan aktif. Misalnya rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit

batang dan buah. Ada menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu

kambing atau tangkur buaya. Selain itu jamu diproduksi oleh perusahaan besar

seperti Sido Muncul, Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago dan

dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Pada perkembangan selanjutnya jamu dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul.

Herbal Terstandar(Scientific Based Herbal Medicine)

Gambar 2. Logo Obat Herbal Terstandar Sumber: www.stimuno.com

Herbal terstandar adalah bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah

(penelitian praklinik dengan hewan uji) mengenai efek dan manfaat, memenuhi

kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi

terhadap bahan baku yang dipergunakan dalam produk jadi, memenuhi

persyaratan mutu yang berlaku. Hingga saat ini sudah 17 jenis obat herbal

(35)

Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)

Gambar 3. Logo Fitofarmaka Sumber: www.stimuno.com

Fitofarmaka adalah obat yang telah memnuhi persyaratan aman, klaim

khasiat berdasarkan uji klinik (diterapkan pada manusia) telah dilakukan

standarisasi terhadap bahan baku yang dipergunakan dan memenuhi persyaratan

mutu yang berlaku. Karena telah melewati berbagai uji jamu fitofarmaka tidak

termasuk katagori jamu biasa tetapi statusnya sama dengan obat konvensional

yang sering diresepkan dokter. Karena bisa diresepkan dokter, maka jamu tersebut

dapat digolongkan sebagai obat dan bisa disediakan diapotek dan rumah sakit.

Perkembangan jamu fitofarmaka di Indonesia sangat lamban. Selama 12

tahun hingga kini, hanya lima produk jamu yang lolos uji fitofarmaka. Kelima

jamu fitofarmaka itu adalah Stimuno (peningkat sistem imun), Nodiar (anti diare),

Rheumaneer (pengurang nyeri), Tensigard Agromed (hipertensi) dan X-Gra

(gairah seksual laki-laki). Kelima jamu fitofarmaka tersebut sudah masuk dalam

cakupan asuransi.

Tahapan Uji Pada Obat Tradisional

Untuk memperoleh logo tersebut terutama pada tahap fitofarmaka harus

melakukan pengujian pada obat tradisional yang didaftarkan dari mulai uji

laboratorium sampai dengan melakukan percobaan pada manusia. Uji

laboratorium pada tanaman obat, di uji klinis bukan zat kimia yang terkandung di

dalamnya melainkan ekstrak dari tanaman obat tersebut. Dalam ekstrak tanaman

banyak mengandung zat kimia dengan berbagai sifat, tapi secara keseluruhan

menciptakan efek farmakologi tertentu.Efek farmakologi ini yng diuji, jika satu

zat aktif dipisahkan dari ekstrak tanaman dan di uji klinis sebagai obat, maka obat

yang dihasilkan adalah obat kimia. Uji Pra Klinik, tujuan dari uji praklinik ini

untuk memperkirakan dosis efektif dan memperkecil resiko penelitian pada

(36)

13 Uji Klinik dilakukan untuk memastikan efektivitas, keamanan dan

gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian obat.

Dalam pelaksanaannya uji klinik dibagi dalam empat fase menurut tujuan

pengujiannya. Fase pertama, menguji suatu obat baru pada manusia sehat untuk

mengetahui besar dosis tunggal yang dapat diterima, artinya yang tidak

menimbulkan efek samping yang serius. Fase kedua, diuji kepada penderita

(pasien) bertujuan melihat manfaat efek farmakologik yang ditemukan pada fase

satu untuk pengobatan.

Fase ketiga, uji klinik ditujukan pada sejumlah penderita yang tidak

terseleksi ketat dan dikerjakan oleh orang yang kurang ahli, sehingga menyerupai

keadaa sebenarnya dalam penggunaan sehari-hari dimasyarakat. Fase keempat,

disebut juga post marketing drug surveilence yaitu pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan. Fase ini bertujuan mementukan pola penggunaan di

masyarakat serta pola efektifitas dan keamannya pada penggunaan yang

sebenarnya.

2.3 Tinjauan Studi Terdahulu

2.3.1 Penelitian Mengenai Obat Tradisional

Penelitian tentang strategi pengembangan agrowisata obat tradisional

dilakukan oleh Luther Masang (2006). Data yang digunakan data primer dan

sekunder. Hasil analisisnya adalah faktor strategis internal yang menjadi kekuatan

pengembangan usaha obat tradisional.

Dalam Karmawati et al. (1996), kendala dalam pengembangan obat

tradisional adalah pemasaran. Unit playanan kesehatan formal seperti Puskesmas,

poliklinik atau rumah sakit masih enggan menggunakan obat tradisional karena

dianggab sebagai produk inferior. Untuk mengatasi masalah ini dengan

mengupayakan obat tradisional ke arah obat fitofarmaka, karena hanya dengan

cara tersebut obat tradisional diterima di rumah sakit dan merekomendasikannya

sebagai obat alternatif bagi pasien.

Penelitian tentang Faktor Permintaan Obat Fitofarmaka di Bogor telah

dilakukan oleh Irtiaman (2007). Analisis yang dipakai adalah tabulasi deskriptif

(37)

fitofarmaka yang beredar, jumlah pengeluaran untuk obat dalam sebulan,

frekuensi konsumsi per hari dan sumber informasi yang didapat.

Penelitian tentang strategi pemasaran Jamu Tradisional dilakukan oleh

Kristanto (2006). Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah matriks

IFE, EFE, IE, dan analisis SWOT. Alternatif strategi SO yang dihasilkan yaitu

mempertahankan iklim kerja yang kondusif, baik dengan sumberdaya manusia

(SDM) perusahaan secara internal maupun eksternal. Stratego WO yang

dihasilkan yaitu, mencari dan membina hubungan baik dengan distributor yang

baru, sedangngan stategi ST perusahaan disarankan untuk mempertahankan harga

jual perusahaan yang kompetetif dibanding dengan harga jual di pasaran. Strategi

WT menghasilkan perusahaan sebaiknya melakukan promosi aktif baik kepada

konsumen maupun distributor.

Penelitian tentang Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional

dilakukan oleh Sefta (2008). Analisis yang digunakan adalah IFE, EFE, IE,

SWOT dan PHA. Hasil analisis SWOT menghasilkan sembilan strategi. Strategi

diurutkan menurut prioritas kepentingan, yaitu meningkatkan kualitas produk

serta keterjaminan keamanan, meningkatkan inovasi yang mengarah kepada

penambahan lini produk, menambah variasi produk dengan menggali kasiat

tanaman obat lainnya, mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar, meningkatkan

promosi dan distribusi yang efektif dan efisien. Selanjutnya yaitu

mempertahankan harga yang kompetetif dengan pesaing, memperbaiki sistem

pembayaran, memperkuat merk dan melakukan risert pasar untuk mengetahui

perkemabngan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing.

2.3.2 Penelitian Mengenai Pemasaran

Anggororatri (2008) melakukan penelitian mengenai analisis dayasaing

dan strategi pemasaran susu kambing. Data yang digunakan adalah data primer

dan sekunder. Hasil analisis Straegic Markeing plus 2000 menunjukkan perusahaan termasuk dalam tipe persaingan yaitu perusahaan yang mengikuti

keinginan pasar (market driven company).

Sartika (2008), melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran

(38)

15 terhadap bauran pemasaran menetapkan tujuan dengan mengurutkan berdasarkan

prioritas kepentingan yaitu memperluas jaringan distribusi, meningkatkan

pelayanan, strategi variasi rasa, garansi, dan tampilan.

Zulhyardi (2007) melakukan penelitian pengenai analisis strategi promosi

suplemen kesehatan Curtos. Analisis yang digunakan adalah Analisis Hierarki

Proses (AHP). Hasil analisis tersebut bahwa faktor penyusun strategi promosi

didasarkan pada pemilihan kendala yang dihadapi dibandingkan dengan

pendukung ynag dimilikinya. Strategi alaternatif promosi adalah meningkatkan

aktivitas promosi yang dilakukan pada waktu penelitian, menitikberatkan pada

(39)

III.

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler (2005), dapat dibedakan secara sosial

dan manajerial. Secara sosial, pemasaran didefenisiskan sebagai proses sosial

yang dengan proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan mencipatakan, menawarkan dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Definisi

pemasaran secara manajerial adalah, pemasaran sebagai seni menjual produk.

Namun proses penjualan tersebut bukan merupakan bagian penting dari

pemasaran. Penjual hanya merupakan puncak dari pemasaran.

Konsep pemasaran menurut Kotler (2005), menegaskan bahwa kunci

untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif

dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

mengkomonikasikan nilai pelanggan pada pasar sasaran yang terpilih. Konsep

pemasrana berdiri di atas empat pilar yaitu, pasara sasaran, kebutuhan pelanggan,

pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.

Konsep ini lebih menekankan kepada kepuasan pelanggan. Pada awalnya

perusahaan akan mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan keudian

perusahaan akan mencari tahu produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan

keinginan tersebut. Keuntungan justru diharpakan akan diperoleh dari kepuasan

konsumen yang nantinya akan membeli dalam jumlah banyak, terus-menerus dan

mungkin dngan harga yang menguntungkan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Konsep Pemasaran Sumber: Kotler dan Amstrong (2005) Pasar Kebutuhan Pemasaran Laba melalui

(40)

17 3.1.2 Strategi Pemasaran

Menurut Kotler (2005), strategi adalah suatu rencana permainan untuk

mencapai sasaran yang diinginkan oleh perusahaan atau suatu unit bisnis. Strategi

merupakan rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan

keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk

memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui strategi

yang tepat dari suatu organisasi.

Tjiptono (2002) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga lingkup strategi

pemasaran yang banyak dijadikan acuan yaitu marketing strategies, marketing elemen strategies, product-market entry strategies.Marketing strategies berfokus pada variabel-variabel pemasaran seperti segmentasi pasar, identifikasi dan seleksi

pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran. Marketing elemen strategies

meliputi unsur individual bauran pemasaran, misalnya strategi promosi ’push versus pull’, strategi distribusi ’intensif, selectif atau eksklusif’, dan strategi penetapan harga ’penetrasi versus skimming price’. Sedangkan product-market entry strategies mencakup strategi mempertahankan pangsa pasar, memanen pangsa pasar atau pangsa pasar. Menurut Porter (2005), membangun strategi

pemasaran merupakan usaha untuk merumuskan formula mengenai usaha

kompetisi bisnis, target yang seharusnya dicapai dan kebijaksanaan yang

dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Terdapat empat kunci utama yang

perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam menentukan strategi

persaingan untuk mencapai kesuksesan, yaitu: (1) kekuatan dan kelemahan

perusahaan, (2) nilai SDM sebagai pelaksana kunci, (3) peluang dan hambatan

dalam industri, dan (4) masyarakat dan sosial.

A. Segmentasi

Segmen pasar merupakan kelompok besar yang dapat diidentifikasikan

dalam sebuah pasar. Perusahaan yang menetapkan segmented marketing menyadari bahwa pembeli berbeda-beda dalam keinginan, daya beli, lokasi

geografis, perilaku pembelian dan juga kebiasaan pembelian mereka. Konsumen

yang menjadi bagian dari suatu segmen diasumsikan cukup serupa dalam

(41)

B. Identifikasi dan Seleksi Pasar Sasaran

Tahap selanjutnya setelah melakuakan segmentasi pasar adalah memilih

pasar sasaran. Pada pasar sasaran inilah seluruh usaha pemasaran diarahkan.

Pemilihan pasar sasaran juga akan menentukan bagaimana mengalokasi

sumberdaya perusahaan yang diarahkan untuk program pemasaran, setelah

melakukan segmentasi maka pemasar dapat memilih target market yang sesuai dengan tahap segmentasi tersebut.

Pemilihan pasar harus mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki oleh

perusahaan dan pengalokasian sebaiknya dilakukan pada pasar yang memberikan

keuntungan yang terbesar. Pemilihan pasar yang tidak baik merupakan pekerjaan

yang sia-sia dan dapat merugikan perusahaan.

C. Penentuan Posisi (Positioning)

Strategi positioning merupakan strategi yang berupaya menempatkan suatu

merek pada bagian pasar dimana merek tersebut dapat diterima lebih baik

daripada merek yang bersaing. Tujuan utama positioning adalah untuk

menempatkan produk dipasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda

dengan merek-merek yang bersaing.

3.1.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler (2005) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus

mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005)

mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yang luas yang

disebut empat P pemasaran: produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Berbagai variabel pemasaran dalam masing-masing P bauran pemasaran ditunjukkan pada Gambar 5.

A. Produk

Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran

pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar

(42)

19 dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dimakan atau

dikonsumsi sehingga dapat mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi

dan gagasan.

Gambar 5. Komponen Bauran Pemasaran Sumber: Kotler dan Amstrong (2005)

Strategi produk didefinisikan sebagai strategi yang dilaksanakan oleh

suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan. Strategi produk

yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan lebih

unggul dari para pesaingnya. Penetapan promosi yang baik, penetapan harga yang

sesuai dan distribusi yang luas, menjadi tidak ada artinya bila produknya sendiri

tidak sesuai dengan harapan konsumen. Strategi produk membutuhkan

pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk, lini produk,

merek, pengemasan dan pelabelan.

B. Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2005), harga adalah jumlah keseluruhan

nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau

digunakan atas produk atau jasa. Harga juga merupakan satu-satunya elemen

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen-elemen lainnya

(43)

paling fleksibel. Hal ini karena harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti ciri

khas (feature) produk dan perjanjian distribusi.

Penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu

yang dihadapi perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak menangani penetapan

harga dengan baik. Kesalahan yang paling umum adalah penetapan harga yang

terlalu berorientasi pada biaya, harga kurang sering direvisi untuk mengambil

keuntungan dari perubahan pasar, harga ditetapkan secara independent dari bauran pemasaran lainnya dan bukan sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan

posisi pasar serta harga kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk,

segmen pasar dan saat pembelian. Faktor intenal dan eksternal perusahaan seperi

yang terlihat pada Gambar 3 juga mempengaruhi keputusan dari harga.

Gambar 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga Sumber : Kotler dan Amstrong (2005)

C. Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan yang dilakuakn pemasar perusahaan agar

produknya dapat sampai ke tangan konsumen. Suatu komoditi dikatakan sebagai

suatu produk apabila ia berada pada tempat pada saat dibutuhkan oleh konsumen.

Tanpa pendistribusian yang jelas, pemasaran suatu produk belum dikatakan

berhasil. Untuk mendapatkan sistem pemasaran yang strategis, selain merancang

produk, menetapkan harga yang sesuai dan didukung suatu promosi yang baik,

perusahaan juga harus mentapkan strategi distribusi yang tepat.

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung

yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk

digunakan atau dikonsumsi. Ada beberapa saluran perantara yang bergerak dalam

bidang distribusi antar lain agen, penyalur, distributor, pedagang besar dan

(44)

21 mendapatkan informasi, saran promosi dan komunikasi dengan konsumen,

negoisasi dengan konsumen, distribusi fisik (pergudangan dan transportasi),

menangani pembayaran pembelian dan pembiayaan.

D. Promosi

Menurut Kotler (2005), promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan

mengungatkan para pelanggan agar membeli produk tersebut. Perusahaan harus

mengalokasikan anggaran promosi diantara lima alat promosi yaitu, periklanan,

promosi penjualan, hubunga masyarakat dan publisitas, wiraniaga serta pemasaran

langsung. Dalam industri yang sama, beebagai perusahaan dapat sangat berbeda

dalam cara mengalokasikan anggaran promosi mereka. Setiap alat promosi

memiliki karakteristik dan biaya tersendiri yang unik.

o Periklanan

Periklanan menurut Kotler (2005), adalah segala bentuk penyajian dan

promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang

memerlukan pembayaran. Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra

jangka panjang bagi suatu produk dan di sisi lain mampu mempercepat penjualan.

Periklanan dapat secara efesien menjangkau berbagai pembeli yang tersbar

geografis.

o Promosi Penjualan

Menurut Kotler (2005), promosi penjualan merupakan kumpulan alat-alat

insentif yang beragam, sebagian berjangka pendek, dirancang untuk mendorong

pembelian suatu produk atau jasa teretntu secara lebih cepat dan lebih besar oleh

konsumen atau pedagang. Promosi penjualan dapat berupa kupon, kontes atau

undian, sample, tawaran pengembalian tunai atau rabat, garansi produk, percobaan

gratis, harga premi dan sejenisnya. Perusahaan dapat menggunakan promosi

penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan cepat.

o Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk

mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Alat utama

(45)

pelayanan masyarakat dan media identitas. Pemasar cenderung kurang

menggunakan hubungan masyarakat, tetapi program hubungan masyarakat yang

direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi

yang lain dapat menjadi sangat efektif.

o Penjualan Personal

Penjualan personal merupakan alat promosi yang paling efektif dalam hal

biaya. Penjualan personal bermanfaat untuk membangun preferensi, keyakinan

dan tindakan pembeli.

o Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung memiliki berbagai macam bentuk anatar lain, surat

langsung, pemasaran jarak jauh, pemsaran elektronik dan sebagainya.

Keunggulannya adalah pesan biasanya ditujuakan untuk orang tertentu, dapat

dipersiapkan dengan cepat dan pesan dapat diubah tergantung dengan tanggapan

orang tersebut.

Strategi promosi antara produk satu dengan produk lainnya dapat berbeda.

Hal ini sangat terkait dengan karakteristik produk yang dipasarkan. Oleh karena

itu, perusahaan seharusnya mengenal dan mendalami media promosi sebelum

memilih strategi promosi yang akan digunakan. Dalam penetapan kebijakan

promosi, perusahaan harus menentukan tujuan komunikasi, memilih media yang

tepat, waktu penyampaian promosi dan penetapan anggaran promosi.

3.1.4 Analisis Strategi Pemasaran

Keberhasilan bagian pemasaran sangat ditentukan oleh banyak aspek, baik

didalam maupun di luar perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan sangat

penting dilakukan karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi

untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

perusahaan. Selain itu, analisis ini bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki

kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga

dapat mengantisipasi perubahan tersebut.

Aspek diluar perusahaan (eksternal), biasanya dibagi dalam dua pengelompokan utama. Kelompok pertama sering disebut dengan lingkungan

(46)

23 yang ada di dalam lingkungan luar ini saling memberikan pengaruh satu sama

lain. Selain itu, elemen-elemen tersebut juga saling berpadu dengan kondisi

internal di dalam perusahaan. Pengaruh tersebut pada akhirnya juga berdampak

pada usaha kita mendapatkan, memuaskan dan mempertahankan pelanggan.

3.1.4.1.Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam

perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari kondisi intern

perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan terdiri atas kelemahan dan

kekuatan perusahaan. Menurut David (2006), aspek internal yang dikaji

merupakan aspek bidang fungsional meliputi, aspek sumberdaya manusia,

pemasaran, produksi dan oprasi, keuangan dan akuntansi serta penelitian dan

pengembanagan.

3.1.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan memiliki dampak besar bagi

para pelaku lingkungan internal. Menurut Kotler dan Amstrong (2005),

lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Para pelaku pasar

harus memberi perhatian yang besar terhadap kecenderungan dan perkembangan

lingkungan itu serta melakukan penyasuaian sewaktu-waktu atas strategi

pemasaran mereka.

A. Lingkungan Makro

Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan (forces) yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Meskipun pengaruhnya sering

tidak langsung, namun biasanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnay

sangat menetukan keputusan pemasaran dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang

termasuk dalam lingkungan makro adalah lingkungan demografis, lingkungan

ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan hukum-politik dan

(47)

1. Lingkungan Demografis

Aspek ini merupakan segala sesuatu yang terkait dengan populasi

manusia, mulai dari jumlah, kepadatan, lokasi, usia dan kelompok usia, ras,

gender, pekerjaan dan berbagai ukuran lainnya. Berbagai gejala yang terjadi pada

aspek ini dapat dimanfaatkan pemasar untuk dijadikan dasar dalam membuat

strategi dan program pemasarannya.

2. Lingkungan Ekonomi

Faktor ini penting dalam aktivitas pemasaran, seperti Produk Domestik

Bruto (PDB) yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan masyarakat. Dengan

pemahaman yang kuat pada aspek ini, perusahaan dapat memahami dan akhirnay

dapat menyiasati peluang pemasaran yang ada.

3. Lingkungan Alam

Lingkungan alam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku,

peningkatan biaya energi dan tingkat polusi, serta perubahan peran pemerintah

dalam perlindungan lingkungan hidup. Citra perusahaan dan produk, bisa

terpengaruh oleh sikap dan perhatian perusahaan akan lingkungan alam.

6. Lingkungan Teknologi

Arena teknologi, para pemasar harus memperhitungkan percepatan

perubahan teknologi, peluang inovasi, keragaman anggaran riset dan

pengembangan, serta peningkatan peraturan pemerintah yang disebabkan oleh

perubahan teknologi. Teknologi sangat penting dalam menetukan pola perilaku

konsumen, selain itu memberikan keuntungan pada kemudahan operasi perusahaa,

serta kemudahan pelayanan. Selain itu, teknologi juga berperan dalam

mengembangkan produk-produk baru danmerai peluang baru.

7. Lingkungan Hukum-Politik

Kondisi hukum dan politik dapat memberikan pengaruh meski sering kali

tidak begitu nyata dirasakan. Lingkungan hukum dan politik sangat dipengaruhi

oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur praktik bisnis dan pada

beragam kelompok yang mempunyai kepentingan khusus. bentuk- bentuk hukum,

perundang-undangan, hingga badan atau instansi pemerintah yang mempengaruhi

(48)

25 8. Lingkungan Sosial-Budaya

Dalam arena sosial dan budaya, para pemasar harus memahami

pandangan orang terhadap diri, sesama, organisasi, masyarakat, alam sekitar dan

alam semesta. Perusahaan harus memasarkan produk yang terkait dengan nilai

pasar dan nilai sekunder masyarakat. Selain itu, para pemasar harus memikirkan

dan mencari solusi atas kebutuhan sub-kultur yang berbeda-beda dalam

masyarakat.

B. Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro mencakup para pelaku dekat yang terlibat dalam

memproduksi, menyalurkan dan memposisiskan tawaran. Menurut Kotler, yang

termasuk pelaku utama dalam lingkungan mikro adalah pelanggan, pesaing,

perantar pemasaran dan pemasok. Elemen-elemen dalam lingkungan mikro

memiliki pengaruh langsung pada aktivitas pemasaran perusahaan.

Pelanggan adalah individu dan rumah tangga yang membeli produk atau

jasa untuk dikonsumsi untuk pribadi. Perusahaan perlu memahami profil

pelanggan sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka secara tepat. Pesaing

merupakan perusahaan lain yang menawarkan produk substitusinya. Perusahaan

harus dapat memahami pola persaingan dalam industrinya agar dapat ters bertahan

dan meningkatkan pertumbuhannya.

Perantara pemasaran adalah perusahaan atau pihak yang membantu untuk

mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang-barang kepada pembeli

akhir, misalnya reseller (peritel dan wholeseller), perusahaan distribusi, agen jasa pemasaran (perusahaan riset, biro iklan, media dan konsultan) dan perantara jasa

keuangan (bank, kredit, asuransi).

Pemasok adalah perusahaan atau individu yang menyediakan sumberdaya

yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaingnya untuk memproduksi barang

dan jasa tertentu. Pemasok memegang peranan yang penting dalam menjamin

suksesnya pemasaran. Keterlambatan pasokan barang misalnya bahan baku untuk

(49)

3.1.5 Matriks SWOT

Matriks Strengths-Weakness-Oppotunities-Threats (SWOT) adalah alat untuk mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan

empat tipe strategi yaitu, SO (menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memafaatkan peluang eksternal), WO (memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal), ST (menggunakan kekuatan perusahaan untuk

menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal) dan WT

(pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal).

Mencocokkan faktor internal dan eksternal kunci adalah bagian paling sulit

dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.

Dalam mencocokkan faktor tersebut tidak ada pencocokan yang terbaik. Menurut

Kartajaya (1996), kekuatan dan kelemahan merupakan hasil dari komparasi antara

perusahaan dengan pesaing. Sedangkan yang disebut dengan opportunity dan threat adalah kesempatan dan ancaman apapun yang akan mempengaruhi naik

turunnya bisnis.

Menurut Kartajaya (1996), unsur ”O” dan ”T” dalam analisa SWOT sangat

erat kaitannya dengan konsep usership. Konsep ini terdiri dari tiga unsur yaitu ”user”, ”uses” dan ”usage”.User adalah pemakai produk atau jasa perusahaan. Uses adalah jenis pemakaian, atau dipakai untuk apa saja atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan usage adalah frekwensi pemakaian sehubungan dengan uses. Perubahan apapun dilingkungan yang tidak punya pengaruh

langsung terhadap usership, maka belum dapat dikatakan sebagai opportunity dan threat. Jadi analisis SWOT sangat erat hubungannya dengan Company-Competitor-Custamer dan Opportunity dan tentu mengamati perubahan-perubahan dan dampak pada usership custamer.

3.1.6Tahapan Perencanaan Strategis

Matriks perencanaan strategi kuantitatif atau sering disebut dengan

Quantitative Startegic Planning Matrix (QSPM) dirancang untuk mendapatkan daya tarik relative dari tindakan alternative yang layak. Teknik ini secara sasaran

menunujkkan startegi alternative mana yang terbaik (David, 2006). QSPM adalah

(50)

27 objektif, berdasarkan faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang

sudah dikenali sebelumnya. Sifat positif dari QSPM adalah bahwa set strategi

yang dapat diperiksa secara berurutan atau secara bersamaan. Tidak ada batasan

untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus. Sifat positif

lainnya adalah alat ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor

eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan. Mengembangkan

QSPM membuat faktor-faktor kunci lebih kecil kemungkinan terabaikan atau

diberi bobot secara tidak sesuai.

Teknik ini memiliki keterbatasan yaitu memerlukan intuitive judgement yang baik dalam memberi peringkat dan nilai daya tarik serta keputusan subyektif.

Walaupun demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif.

Keterbatasan lain dari matriks QSPM ini adalah konsep yang ditawarkan hanya

dapat sebaik informasi yang diberikan dan analisis penjodohan yang mnejadi

landasannya.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

PT. Dexa Medica merupakan salah satu perusahaan farmasi yang

memproduksi obat-obatan yang berbahan baku dari alam. Stimuno merupakan

salah satu produk Dexa Medica yang berbahan dasar tanaman obat yakni Meniran

(Phyllanthus niruri). Stimuno dipasarkan untuk pertama kalinya pada tahun 1999 melalui jalur ethical (resep dokter). Tahun 2005, Dexa Medica mulai memasarkan

Stimuno ke pasaran bebas (OTC).

Keberhasilan pemasaran sangat tergantung pada strategi mendekati

konsumen. Cara perusahaan untuk mengenalkan Stimuno kepada masyarakat

umum selama ini melalui promosi di media dan edukasi yang dilakukan pada

kegiatan-kegiatan lainnya. Tantangan terbesar dalam mensosialisasikan produk

Stimuno adalah masyarakat umum masih belum paham definisi sistem imun. Hal

ini dilihat dari sedikitnya konsumen yang mengenal Stimuno sebagai penguat

sistem imun. Keunggulan yang ditawarkan produk stimuno belum dapat mencapai

tujuan perusahaan. Stimuno juga menghadapi tantangan untuk memasuki OTC

(51)

konsumen makin kritis dan cenderung loyal terhadap merek yang biasa dipakai,

sedangkan biaya untuk pemasaran sangat tinggi.

Menyikapi hal tersebut, perlu dilakukan perumusan strategi pemasaran yang

tepat dan bermanfaat. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis

menyeluruh terhadap faktor-faktor yang ada pada lingkungan pemasaran Stimuno

baik internal maupun eksternal perusahaan. Analisis lingkungan internal

dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

perusahaan. Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk mengidentifikasi

peluang dan ancaman yang dihadapi Stimuno. Selain itu dilakukan juga analisis

persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran.

Hasil analisis dari lingkungan internal disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan analisis dari lingkungan eksternal disajikan dalam matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE dan EFE kemudian dicocokkan untuk memperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran dengan

matriks IE untuk mengetahui posisi Stimuno saat ini. Matriks IE menjadi salah

satu dasar bagi penetapan strategi pada matriks SWOT. Dalam identifikasi faktor

internal dan eksternal serta perumusan strategi, dibatasi hanya pada faktor yang

mempengaruhi perusahaan secara nyata, serta perumusan strategi yang disarankan

juga disesuaikan dengan kemampuan dan skala usaha perusahaan. Pendekatan

analisis strategi pemasaran dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang

tidak membedakan skala usaha perusahaan, artinya strategi yang digunakan antara

pemimpin pasar (leader) pengikut pasar (follower) dianggap sama.

Untuk lebih jelasnya akan diperlihatkan diagaram alur pemikiran dari

(52)

29 Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional

Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Eksternal

Matriks IFE Matriks EFE

Penentuan posisi perusahaan dengan

matriks IE

Penentuan alternatif strategi dengan matriks SWOT Produk Stimuno menghadapi kondisi:

oMasyarakat belum paham sistem imun oPermintaan belum sesuai target oMasyarakat loyal terhadapmerek lama oPersaingan

Gambar

Tabel 1. Proyeksi Permintaan  Obat Kimia Dan Obat Alami Tahun 2003 dan Perkiraan Tahun 2010
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Tahun 1995-2004
Gambar 5. Komponen Bauran Pemasaran )
Gambar 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga Sumber : Kotler dan Amstrong (2005)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan dalam menganalisa lingkungan bisnis perusahaan merupakan hal yang sangat penting mengingat faktor eksternal dan factor internal lingkungan bisnis melahirkan kekuatan

PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIK EKSTERNAL STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN BSM PT BANK SYARIAH MANDIRI, KCP LEBAK-BANTEN. Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H

Hal ini berarti kekuatan yang dimiliki pihak Bank Muamalat pada saat ini mempunyai dampak kekuatan cukup besar baik untuk memanfaatkan peluang yang ada

direncanakan. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut perusahaan dapat menerapkan kebijakan yang tidak terlepas dari potensi yang dimiliki dari setiap komponen. Karena

Pertumbuhan ) dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal

Promosi yang digunakan menggunakan ketentuan yang sudah ditetapkan perusahaaan tidak mengandung unsur kebohongan atau sesuai dengan kelebihan yang dimiliki produk HPAI,

berlaku pada populasi dimana sampel yang 50 orang tersebut diambil.. Cahaya Mantingan Nusantara Jakarta cukup baik. Sebanyak rata-rata 64% dari total responden menyatakan

Faktor internal dan eksternal tersebut dapat digunakan untuk mengetahui posisi Produk IndiHome PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Solo dalam Matrik Internal dan