• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN BI RATE TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2013-2015 (Studi Kasus Pada Bank BPD Syariah di Daerah DIY dan Bank Muamalat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN BI RATE TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2013-2015 (Studi Kasus Pada Bank BPD Syariah di Daerah DIY dan Bank Muamalat)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN BI RATE TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2013-2015

(Studi Kasus Pada Bank BPD Syariah di Daerah DIY dan Bank Muamalat) AN ANALYSIS ON THE EFFECT OF INFLATION, EXCHANGE RATE, AND BI

RATE ON MUDHARABAH SAVINGS IN ISLAMIC BANKINGS IN 2013 -2015 (A case study in BPD Syariah Banks in DIY region and Muamalat Banks)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Keuangan Perbankan Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh

MUHAMMAD NOOR IMANSYAH 20120430238

JURUSAN EKONOMI KEUANGAN PERBANKAN ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib seseorang atau nasib suatu kaum itu

sebelum seseorang atau kaum itu bertindak

atau berusaha merubah nasibnya sendiri”.

(QS. Ar-Ra’du: 11)

“Sesuatu yang belum dikerjakan,

seringkali terlihat mustahil;

kita baru yakin kalau kita kelak berhasil melakukannya dengan baik”.

(Evelyn Underhill)

“Orang-orang hebat dibidang apapun

bukan baru bekerja karna mereka terinspirasi,

namun merekan menjadi terinspirasi karna mereka lebih suka bekerja.

Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”. (Ernest Newman)

“Satu-satunya warisan yang tak bisa habis yaitu ilmu yang bermanfaat”

(Ayahanda H. Muchsin Puluhulawa)

“Segala Permasalahan bisa dipecahkan, selalu ada solusi yang tepat, dan selalu yakin bahwa

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Kupersembahkan untuk...

Abah dan Mama yang ganteng dan cantik udah mengizinkan dan masih memberi kesempatan anaknya sekolah jauh-jauh. Meskipun belum bisa jadi yang diinginkan, insyaAlah hutunayo cepat sadar akan Islam.. sehat selalu amin..

Amaiku Hartati Buato yang tersayang yang selalu cerewet dan tak jera mengingatkan agar anaknya cepat dewasa, dan juga selalu berdoa agar anaknya ini selalu ingat

Penciptanya,diberi kesehatan dan keselamatan dunia akhirat. Terimakasih mamih

Abahku Muchsin Puluhulawa yang tak henti hentinya memberi semangat, dan tak henti hentinya memberi dedikasi ilmu dunia dan akhirat, dan juga telah berusaha agar anaknya bisa mencapai keinginannya kelak. Terimakasih papih

Adekku satu satunya, meskipun tidak berkontribusi tapi abangnya masih sayang anak termanja satu ini.

Seluruh keluarga besar di Kalimantan terutama keluarga di kasongan, sangat luar biasa, terimakasih dukungannya...

Almamaterku tercinta...

(7)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang dan

segala puji syukur bagi Allah SWT. Sholawat serta salam ditujukan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, serta telah memberikan kemudahan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan Judul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Bi Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariahtahun 2013-2015 Studi Kasus Pada Bank Bpd Syariah Dan Bank Muamalat Di Daerah Diy.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Bambang Cipto, M.A, Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Imamuddin Yuliadi, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Ayif Fathurrahman S.E, S.EI, M.SI, selaku dosen pembimbing yang sangat membantu saya agar tugas akhir ini dapat terselesaikan, terimakasih.

(8)

6. Ayahanda Muchsin dan Ibunda Hartati serta Adikku yang senantiasa memberikan dorongan , kasih sayang dan perhatian serta doa kepada penulis.

7. Intan Permata Sari, yang telah membantu dan memberi dorongan positif dalam pengerjaan skripsi ini. terima kasih, semoga kita sukses kelak.

8. Teman teman kost turonggo 8, yang memberi dukungan luar biasa terimakasih semuanya.

9. Sohib Taufik Rahmansyah S.E yang udah mau berkorban membantu saya belajar dan berjuang bersama till die, doakan temenmu ini sukses

10. Sohib Ardian Bayu Bachtiar yang belum S.E kamu emang luar biasa hib, semoga kita sukses dalam jalan yang di Ridhoi bukan yang dilaknat.

11. Ida Sholekah S.E yang telah membantu dan saling bertukar informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman KKN unit 80, yang tak hentinya memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

13. Keluarga besar Kedai 24 Jam yang telah menjadi tempat sasaran makan dan nongkrong dalam pengerjaan skripsi ini.

14.Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 Ilmu Ekonomi reguler UMY yang telah membantu dan saling berbagi informasi dalam penyelesaian skripsi.

15.Semua pihak yang telah memberikan bantuan, kemudahan serta dukungan dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu, kritik,

saran serta pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman Skripsi

(9)

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan dapat

dijadikan masukan bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Agustus 2016

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... Error! Bookmark not defined.

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIBIMBING ... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

MOTTO ... 2

PERSEMBAHAN ... 6

INTISARI ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... 7

DAFTAR ISI ... 10

DAFTAR TABEL ... 12

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. 1. Inflasi ...Error! Bookmark not defined.

2. Nilai Tukar (Kurs) ...Error! Bookmark not defined.

3. BI Rate ...Error! Bookmark not defined.

4. Mudharabah ...Error! Bookmark not defined.

5. Deposito Mudharabah ...Error! Bookmark not defined.

6. Penelitian Terdahulu ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 7. Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

(11)

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Ruang Lingkup Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Metode Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined.

C. Alat Analisis ... Error! Bookmark not defined.

D. Jenis dan Sumber Data... Error! Bookmark not defined.

E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Pengujian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIANError! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ...Error! Bookmark not defined.

2. Perkembangan Tabungan Mudharabah ...Error! Bookmark not defined.

3. Perkembangan Inflasi ...Error! Bookmark not defined.

4. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS)...Error! Bookmark not defined.

5. Perkembangan BI Rate ...Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Analisis dan Hasil Regresi ... Error! Bookmark not defined.

b. Uji Statistik ... Error! Bookmark not defined.

BAB VI ... Error! Bookmark not defined.

Simpulan, Saran Dan Keterbatasan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ... Error! Bookmark not defined.

C. Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. Kriteria Pengujian Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. Hasil Uji Correlation Matrix pada Bank BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 4.Hasil Uji Correlation Matrix pada Bank Muamalat IndonesiaError! Bookmark not defined.

Tabel 5. Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test pada Bank BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 6. Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test pada Bank Muamalat IndonesiaError! Bookmark not defined.

Tabel 7. Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Pada Bank BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 8.Hasil Uji Lagrange Multiplier Test BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 9.Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Bank Muamalat IndonesiaError! Bookmark not defined.

Tabel 10. Hasil Regresi pembiayaan Mudharabah Error! Bookmark not defined.

(13)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, nilai tukar, dan BI Rate terhadap tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat dan Bank BPD Syariah DIY. Data yang digunakan adalah data time series periode Januari 2013- Desember 2015, yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia dari Laporan Statistik Perbankan Syariah. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Regresi Linier

Berganda yaitu Ordinary Least Square (OLS).

Berdasarkan Uji Parsial, maka diperoleh hasilnya sebagai berikut, Inflasi berpengaruh

negatif dan tidak signifikan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY dan bank Muamalat. Nilai tukar berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY. Sebaliknya, Nilai Tukar berpengaruh postif terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat. BI Rate berpengaruh positif dansignifikan terhadap terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY dan Bank Muamalat.

Berdasarkan pengujian secara bersama-sama variabel independen (inflasi, nilai tukar

(kurs), dan BI Rate) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah) pada Bank BPD Syariah DIY. Sebaliknya, Variabel independen (inflasi,nilai tukar (kurs), dan BI Rate) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah) pada Bank Muamalat.

(14)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of inflation, exchange rate and BI rate in Mudharabah savings in Muamalat Banks and BPD Syariah DIY banks. The data used in this study were time series data of January 2013 – December 2015 periods, which were published by Bank Indonesia based on Islamic banking statistics report. The analysis method used in

this study was Multiple Linear Regression method that was Ordinary Least Square (OLS).

Based on the partial Test, then the results obtained as follows, the inflation effect is negative and not significant on the Mudharabah Savings significantly to Bank BPD Sayriah DIY and bank Muamalat the Sharia. The exchange rate effect is negative and insignificant against the Savings Bank on Shariah Mudharabah BPD DIY. On the contrary, the exchange rate effect on Mudharabah Savings tallying Muamalat Bank. The BI Rate is positive and significant effect against the Savings Bank's Shariah Mudharabah on DIY and BPD Muamalat Bank.

Based on independent variables are jointly testing (inflation, exchange rates, and the BI Rate) together do not affect the dependent variable significantly to (Mudharabah Savings) in Shariah-compliant Bank BPD DIY. In contrast, the independent variable (inflation, exchange rates (exchange rate), and the BI Rate) together had a significant influence towards the dependent variable (Mudharabah Savings) in Muamalat Bank.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bank Syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip-prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain

untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

prinsip syariah. Bank Syariah berbeda dengan bank konvensional pada umumnya. Perbedaan

utamanya yaitu terletak pada landasan operasi yang digunakan. Bank konvensional beroperasi

berlandaskan bunga, sedangkan bank syariah beroperasi berlandaskan sistem bagi hasil,

ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa bunga

mengandung unsur riba’ yang dilarang oleh agama Islam.

Untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat, sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa

lembaga keuangan nonbank yang kegiatannya menerapkan sistem syariah. Perkembangan

lembaga keuangan syariah selanjutnya di Indonesia hingga tahun 1998 masih belum pesat,

karena baru ada satu Bank Syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang

beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan landasan

hukum lebih kuat untuk perbankan syariah (Giannini, 2013). Melalui UU No. 23 tahun 1999,

pemerintah memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat menjalankan tugasnya

berdasarkan prinsip syariah. Kemudian Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun

2008 menerangkan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara

(16)

Bank Indonesia menyatakan dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri

perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan

mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang

impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun

terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian

nasional akan semakin signifikan.

Pada saat sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan bank syariah mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Berdasarkan data statistik perbankan syariah pada Januari 2015 diantaranya

ada 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 164 BPRS, dengan

jumlah layanan kantor sebanyak 2.944 (Bank Indonesia, 2014). Hal tersebut membuktikan

adanya pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang menjadi salah satu

keberhasilan penerapan syariah Islam dalam bermuamalah.

Peran perbankan syariah sebagai lembaga keuangan memiliki fungsi yang sama dengan

perbankan konvensional yaitu fungsi intermediasi keuangan. Bank Syariah menghimpun dana

dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat

yang kekurangan dana. Karim (2004) Produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dibagi

menjadi tiga besar, yaitu produk penyaluran dana (financing), penghimpunan dana (funding) dan

produk jasa (service). Ada beberapa macam skema pembiayaan (penyaluran dana) yang

disalurkan oleh perbankan syariah, seperti skema jual beli, sewa, dan bagi hasil. Pembiayaan

yang disalurkan oleh perbankan syariah dengan skema jual beli antara lain adalah murabahah,

salam, dan istishna. Sedangkan untuk skema bagi hasil antara lain adalah Mudharabah,

(17)

Pembiayaan Mudharabah penting dilakukan dalam bank syariah karena keunggulan

perbankan syariah justru terletak pada produk Mudharabah yang dikenal sebagai quasi equity

financing yang dapat memberikan dampak kestabilan bagi ekonomi. Selain itu dalam

pembiayaan Mudharabah terdapat beberapa manfaat diantaranya bank akan menikmati

keuntungan bagi hasil pada saat keuntungan nasabah meningkat, bank juga tidak berkewajiban

membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan

pendapatan/ hasil usaha bank sehingga tidak akan pernah mengalami negative spread, Bank akan

lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan

menguntungkan karena keuntungan yang konkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan

dibagikan, Antonio (2001).

Komposisi Tabungan Mudharabah tidak terlepas dengan adanya perkembangan ekonomi di

Indonesia secara makro. Menghadapi persaingan yang mengglobal terutama dengan bank

konvensional yang menawarkan imbalan berupa bunga, maka bank syariah perlu memperhatikan

manajemennya agar bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu yang perlu diperhatikan oleh

bank syariah untuk bisa berjaya (survive) adalah kondisi tingkat bagi hasil. Namun, persaingan

merebutkan dana pihak ketiga tampaknya cukup mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah.

Bank syariah sulit mengimbangi daya saing perbankan konvensional berskala besar yang

memiliki struktur pendanaan yang lebih fleksibel untuk secara lebih agresif menaikkan suku

bunga dalam menarik dana dari masyarakat termasuk dalam kondisi tren BI Rate yang

meningkat. (Otoritas Jasa Keuangan, 2013:6).

Walaupun demikian, dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum

baik langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah.

(18)

suku bunga pinjaman pada bank konvensional. Sehingga orang akan cenderung untuk

menyimpan dananya di bank konvensional daripada di bank syariah karena bunga simpanan di

bank konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh

nasabah penyimpan dana akan mengalami peningkatan. Kenaikan bunga inilah yang menjadi

dilema dunia perbankan syariah saat ini, karena dikhawatirkan akan ada perpindahan dana dari

bank syariah ke bank konvensional. (Otoritas Jasa Keuangan, 2013:7).

Pada tataran mikro, nilai uang terhadap barang memiliki peran penting terhadap jumlah

tabungan masyarakat di bank, tingginya inflasi akan menurunkan nilai kekayaan dalam bentuk

uang. Akibat dari inflasi maka masyarakat akan cenderung enggan untuk menyimpan uang tunai

dalam jumlah banyak. Inflasi juga mengakibatkan melemahnya semangat menabung dari

masyarakat dan masyarakat beralih kepada investasi pada hal-hal yang non produktif yaitu

penumpukan kekayaan (hoarding) dengan mengorbankan investasi kearah produktif

(Adiwarman, 2010: 139). Dengan terjadinya inflasi pemerintah akan berupaya untuk menekan

laju inflasi ini dengan melakukan kebijakan moneter politik diskonto, dimana bank sentral akan

menaikkan suku bunga. Sehingga hal ini akan berdampak pada simpanan masyarakat.

Keberhasilan lembaga perbankan dalam penghimpunan dana dari masyarakat luas juga sangat

bergantung pada kemampuan lembaga perbankan dalam menjangkau lokasi nasabah dan

memberikan pelayanan kepada nasabah yang tercermin dari jumlah kantor bank yang ada.

Faktor lain yang mempengaruhi jumlah tabungan mudharabah adalah nilai kurs rupiah

terhadap dollar AS. Secara umum, apabila suatu barang ditukar dengan barang lain tentu

didalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antarakeduanya. Nilai tukar itu sebenarnya

merupakan semacam harga di dalam pertkaran tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua

(19)

uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs (exchange rate)

(Nopirin, 1992).

Dengan adanya perbankan syariah yang sudah nasional dan perbankan syariah yang ada di

tiap daerah akan mempermudah pelayanan kepada nasabah. namun tidak semua perbankan

syariah di daerah memiliki potensi yang baik dan mampu mengimbangi perbankan syariah yang

sudah nasional seperti bank Muamalat Indonesia. Menurut berberapa penlitian sebelumnya, hal

ini terjadi di karenakan perbankan syariah daerah seperti Bank BPD Syariah di tiap daerah belum

cukup lama diadakan. Dengan begitu masyarakat atau nasabah pun masih belum begitu

mengenal perbankan syariah di tiap daerah itu sendiri, dan juga diduga kegiatan perbankan

Syariah di dareah dipengaruhi oleh gejolak makro ekonomi seperti inflasi, BI Rate, dan Kurs.

Salah satunya yaitu bank BPD Syariah Yogyakarta, dengan melihat produk-produk pembiayaan

syariahnya seperti pembiayaan mudharabah yang masih relatif kurang produktif dibandingkan

dengan pembiayaan konvensional dari BPD Yogyakarta itu sendiri. , maka dilakukan penelitian

kali ini untuk mengetahui apakah kegitan perbankan syariah dipengaruhi oleh gejolak ekonomi

seperti inflasi, BI Rate, dan Kurs itu sendiri.

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan faktor internal (bagi hasil dan tingkat jaringan

kantor) maupun faktor eksternal atau faktor makro ekonomi dari keadaan perekonomian di

Indonesia seperti inflasi, nilai tukar rupiah dan BI Rate dalam mempengaruhi pertumbuhan atau

naik turunya jumlah tabungan Mudharabah pada perbankan syariah.

Berdasarkan deskripsi diatas, penyusun tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

Analisis Pengaruh Inflasi Nilai Tukar, Dan Bi Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Pada

(20)

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan diharapkan masalah yang dikaji lebih fokus, dan

diperlukan adanya batasan masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya akan

membahas pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Kurs Rupiah terhadap tabungan Mudharabah pada

bank Muamalat sebagai bank syariah nasional dan bank BPD Syariah DIY sebagai bank syariah

daerah.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang maslaah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, dan BI Rate terhadap tabungan

Mudharabah pada bank Muamalat?

2. Apakah pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, dan BI Rate terhadap tabungan

Mudharabah pada bank BPD Syariah di kota Yogyakarta?

3. Manakah yang lebih dipengaruhi variabel inflasi, nilai tukar, dan BI Rate terhadap

tabungan Mudharabah ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan BI Rate

(21)

2. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan BI Rate

terhadap tabungan Mudharabah di bank BPD Syariah di kota Yogyakarta

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih dipengaruhi oleh variabel inflasi, nilai tukar, dan

BI Rate pada bank Muamalat di kota Yogyakarta atau bank BPD Syariah di Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pengaruhnya

makro ekonomi, baik inflasi, nilai tukar, maupun BI Rate terhadap tabungan Mudharabah

pada bank Muamalat dan bank BPD Syariah di kota Yogyakarta.

2. Manfaat praktek

a. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pengaruhnya inflasi, nilai

tukar, maupun BI Rate terhadap tabungan Mudharabah pada bank Muamalat dan

bank BPD Syariah di kota Yogyakarta.

b. Manfaat bagi masyarakat

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pengaruhnya inflasi, nilai

tukar, maupun BI Rate terhadap tabungan Mudharabah pada bank Muamalat dan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa

secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu.

Definisi lain Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan secara

umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Kenaikan harga dari satu atau dua

barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau

mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono,

1987:161).

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga harga secara umum dan

terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi

kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Dan

kebalikan dari inflasi yaitu deflasi.

Hal ini tidak berarti bahwa harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang

sama. Mungkin dapat terjadi kenaikkan tersebut tidaklah bersamaan. Yang terpenting adalah

terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu.

Kenaikkan yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang cukup besar

(23)

a. Macam-Macam Inflasi

1. Berdasarkan Ukuran Inflasi

Macam-macam inflasi berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut

(Sukirno, 2004:337) :

a. Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada dibawah 10 % dalam setahun.

b. Inflasi sedang adalah tingkat inflasi yang berada diantara 10-30 % dalam

setahun.

c. Inflasi berat adalah tingkat inflasi yang berkisar antara 30-100% dalam

setahun.

d. Inflasi tinggi (Hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang berkisar lebih dari

100 % dalam setahun.

2. Berdasarkan Sumber atau Penyebab Inflasi

Berdasarkan kepada sumber penyebabnya, umumnya inflasi dibedakan

menjadi tiga bentuk, yaitu (Sukirno, 2004:333) :

a) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-pull Inflation)

Inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak seimbang di antara

permintaan dan penawaran barang dalam perekonomian. Inflasi ini biasanya

terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja yang

tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya

menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan

barang dan jasa.Pengeluaran yang berlebihan ini yang akan menimbulkan

inflasi.

(24)

Inflasi seperti ini biasanya berlaku ketika kegiatan ekonomi telah mencapai

kesempatan kerja penuh.Inflasi ini terjadi bila biaya produksi mengalami

kenaikan secara terus menerus. Kenaikan biaya produksi dapat berawal dari

kenaikan harga input seperti kenaikan upah minimum, kenaikan harga BBM,

kenaikan harga bahan baku dan kenaikan input yang lainnya.

c) Inflasi Diimpor

Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga

yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluaran di

perusahaan-perusahaan. Contohnya, kenaikan harga minyak.

b.Hubungan Inflasi Terhadap Tabungan Mudharabah

Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus menerus.

Apabila terjadi inflasi maka terjadi ketidakpastian kondisi makro ekonomi suatu

negara, adanya ketidakpastian kondisi perekonomian suatu negara akan

mengakibatkan masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Tingginya

harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan meningkat sesuai dengan besarnya

inflasi membuat masyarakat tidak mempunyai kelebihan dana untuk disimpan atau

diinvestasikan.

2. Nilai Tukar (Kurs)

a. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Exchange Rate (nilai tukar) atau yang lebih populer dikenal dengan nama

kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign

(25)

domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga

pertukaran dari satu mata uang kemata uang yang lainnya dan digunakan dalam

berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun aturan

uang jangka pendek antar negara yang melewati batas geografis ataupun

batas-batas hukum (Adiwarman A. Karim, 2006:157).

Menurut Richard Lipsey (1995:25) nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana

dua mata uang yang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing

adalah pasar dimana mata uang asing diperdagangkan pada tingkat harga yang

dinyatakan dalam nilai tukar. Berbeda dengan Sukirno (2000:358) nilai valuta asing

adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang

diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing. Sedangkan kurs antara dua

negara menurut Mankiw (2006:128) adalah tingkat harga.

b. Hubungan Kurs terhadap Tabungan Mudharabah

Kurs merupakan faktor eksternal (luar) yang juga mempengaruhi jumlah dana

pihak ketiga. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, mencerminkan

kondisi perekonomian yang tidak menentu sehingga meningkatkan risiko berusaha

yang akan direspon oleh dunia usaha dengan menitipkan uangnya pada bank syariah.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diduga mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan dana pihak ketiga bank syariah termasuk didalamnya tabungan

Mudharabah. Dana pihak ketiga perbankan syariah sensitif terhadap fluktuasi nilai

tukar rupiah. Dan kecenderungan meningkatnya dana pihak ketiga sejalan dengan

(26)

menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, mencerminkan stabilitas

perekonomian yang semakin menurun akan risiko dalam menjalankan usahanya,

sehingga para investor yang sebelumnya menanamkan modalnya ke pasar uang

beralih ke dunia perbankan. Dengan menyimpan sebagian modalnya di produk

penghimpunan dana khususnya dalam hal ini tabungan Mudharabah. (Muhamad

Ihsan Hadzami, 2011).

3. BI Rate

a. Pengertian BI Rate

Menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id//03-06-2016). BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia

dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi

moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar

terbuka berada disekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan

mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan suku bunga lainnya dalam jangka

panjang (Aulia Pohan, 2008:225).

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat

Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang

(27)

pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. (www.bi.go.id//

04-06-2016).

b. Hubungan BI Rate Terhadap Tabungan Mudharabah

Tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan utama seseorang dalam

memutuskan untuk menabung. Tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga.

Tingginya minat masyarakat untuk menabung biasanya dipengaruhi oleh

tingkat bunga yang tinggi. Hubungan yang positif antara tingkat bunga dengan tingkat

tabungan ini menunjukkan bahwa pada umumnya para penabung bermotif pada

keuntungan atau “profitmotive” (Khairunisa, 2001:7 dalam Dian Ariestya, 2011: 38).

4. Mudharabah

a. Pengertian Mudharabah

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing.

Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit

sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu

perusahaan”. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan

pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk

pembayaran mingguan atau bulanan (Antonio, 2001:18).

Dilain sisi prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan

dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsipnya

berdasarkan kaidah al-Mudharabah. Bank Islam akan berperan sebagai mitra baik

(28)

akan bertindak sebagai mudharib sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul

maal, antara keduanya diadakan akad Mudharabah yang menyatakan pembagian

keuntungan masing-masing pihak. (Antonio, 2001:137). Nisbah ialah pembagian

keuntungan yang ditetapkan pada awal terbentuknya akad yang terbentuk dalam

persentasi yang disepakati oleh kedua belah pihak yakni pihak bank dan pihak

nasabah. Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil

(Muhammad, 2004:123).

Dari berbagai penjelasan diatas maka bagi hasil bisa dikatakan sebagai suatu

sistem yang digunakan perbankan syariah dalam menentukan porsi keuntungan/

return yang didapat masing-masing pihak nasabah.

b. Teori Bagi Hasil

Bank syariah dalam sistem operasionalnya tidak mengenal riba tetapi

menggunakan prinsip profit and loss sharing atau dikenal dengan nama bagi hasil.

Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif

profit sharing diartikan: ”distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari

suatu perusahaan”. Bentuknya dapat berupa bonus uang tunai tahunan yang

didasarkan pada laba yang diperoleh dari tahun-tahun sebelumnya, atau juga dapat

berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Dalam mekanisme lembaga

keuangan syariah, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk

penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian, atau bentuk

bisnis korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis dan

(29)

penyertaan, bukan kepentingan pribadi yang menjalankan usaha (Muhammad,

2001:22).

Sebagai pengganti sistem bunga, instrumen yang paling baik adalah bagi

hasil (profit sharing). Mekanisme bagi hasil berbasis pada prinsip kebebasan

berkontrak (fleksibel). Semua jenis transaksi pada prinsipnya diperbolehkan,

sepanjang tidak berisi elemen riba atau gharar. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan

salah satu pihak tidak menguasai komoditas yang ditransaksikan, apalagi tanpa

adanya penyerahan (non delivery trading contract) (Arifin, 2000:29-30).

Dalam menentukan nisbah bagi hasil harus memperhatikan hal-hal yang

berkaitan dengan bagi hasil sebagai berikut:

1) Persentase

Nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk persentase antara

kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nominal tertentu. Nisbah

keuntungan misalnya adalah 50:50, 70:30 atau 60:40 atau bahkan 99:1. Jadi

nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan dan bukan berdasarkan

porsi setoran modal (Karim, 2010:206). Persentase digunakan untuk menentukan

nisbah/ porsi bagi hasil, persentasi ini dikenakan terhadap sesuatu yang tidak

pasti besarnya karena hasil usaha dari waktu ke waktu selalu berubah

(widyaningsih, 2005:17).

2) Bagi untung dan bagi rugi

Ketentuan dalam kontrak ini, return dan timing cash flow tergantung

(30)

bagian yang besar, begitupun sebaliknya bila laba bisnis kecil maka akan

memperoleh bagian yang kecil pula (Karim, 2010:207). Jadi setiap transaksi

kelembagaan ekonomi Islam harus selalu berlandaskan sistem bagi hasil,

perdagangan dan pertukaran (Widyaningsih, 2005:16).

3) Jaminan

Ketentuan pembagian terjadi apabila murni karena diakibatkan risiko

bisnis (business risk), bukan karena karakter buruk mudharib (charakter risk).

Jika kerugian terjadi karena mudharib lalai atau melanggar persyaratan kontrak

Mudharabah, maka shahibul maal tidak perlu menanggung kerugian tersebut

(Karim, 2010:208).

4) Menentukan besarnya nisbah

Besarnya nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan masing- masing

pihak yang berkontrak. Jadi angka besaran nisbah ini muncul sebagai hasil tawar

menawar antara shahibul maal dengan mudharib. Dengan demikian angka

nisbah bisa bervariasi (Karim, 2010:210)

c. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil

Kontrak Mudharabah adalah suatu kontrak yang dilakukan oleh minimal

dua pihak. Tujuan utama kontrak ini adalah memperoleh hasil investasi. Besar

kecilnya investasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor pengaruh tersebut ada

yang berdampak langsung dan ada yang tidak langsung (Muhammad, 2005:110):

(31)

Diantara faktor-faktor langsung (direct factors) yang mempengaruhi

perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia dan

nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).

2) Faktor tidak langsung

Faktor tidak langsung yang mempengaruhi bagi hasil adalah:

a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya Mudharabah.

b. Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya pendapatan

yang “dibagi-hasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya

-biaya.

c. Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing.

d. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi).

5. Deposito Mudharabah

a. Pengertian Deposito Mudharabah.

Deposito adalah bentuk simpanan yang mempunyai jumlah minimal tertentu,

jangka waktu tertentu dan hasilnya lebih tinggi dari pada tabungan. Nasabah

membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan jangka waktu yang

telah disepakati, sehingga nasabah tidak dapat mencairkan dananya sebelum jatuh

tempo. Produk penghimpunan dana ini biasanya dipilih oleh nasabah yang memiliki

kelebihan dana, sehingga selain bertujuan untuk menyimpan dananya, bertujuan

pula untuk salah satu sarana berinvestasi . Namun di perbankan syariah deposito

dijadikan sebagai salah satu produk yang menggunakan skema Mudharabah

(32)

Dalam hal tersebut, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola

dana) sedangkan nasabah sebagai shahibul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya

sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk

melakukam akad Mudharabah dengan pihak ketiga (Karim, 2004:277).

Selain itu mengenai deposito ini juga telah diatur dalam Fatwa DSN No.

03/DSNMUI/ IV/2000, tanggal 1 April 2000 yang menyatakan bahwa keperluan

masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang investasi,

memerlukan jasa perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan

dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan dana berjangka yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian

nasabah penyimpan dengan baik (www.bi.go.id//04-06-2016).

Berdasarkan DSN-MUI , deposito yang dibenarkan secara syariah adalah

yang berdasarkan prinsip Mudharabah, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik

dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam

usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya,

termasuk didalamnya Mudharabah dengan pihak lain

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan

piutang.

4. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam

(33)

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

Dari penjelasan diatas maka pengertian deposito Mudharabah adalah

simpanan masyarakat yang disimpan kepada bank syariah, dapat berupa rupiah

ataupun valuta asing dimana penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan

jangka waktu yang telah ditetapkan dan disepakati antara nasabah dengan pihak

bank syariah yang menggunakan prinsip syariah (bagi hasil) dengan akad

Mudharabah. Biasanya memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

b. Landasan Mudharabah Dalam Islam

Secara umum, landasan dasar Mudharabah lebih mencerminkan anjuran

untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam penggalan Ayat-ayat dan hadits.

(Antonio, 1999: 149-150).

Sedangkan dalam hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Dari Sholih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW. bersabda,” tiga hal

yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah

(Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,

bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab At Tijarah).

c. Macam-macam Deposito Mudharabah

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana,

terdapat 2 (dua) bentuk Mudharabah, yakni (Karim, 2009:304):

(34)

Dalam deposito Mudharabah Muthlaqah (URIA), pemilik dana

tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank Syariah

dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara

maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah mempunyai

hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini ke

berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.

Dalam menghitung bagi hasil deposito Mudharabah Muthlaqah

(URIA), basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk

tanggal tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan deposito

Mudharabah Mutlaqah (URIA) dan tanggal jatuh tempo. Sedangkan jumlah

hari dalam sebulan yang menjadi angka penyebut/angka pembagi adalah

hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).

2) Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account,RIA).

Halnya dengan Deposito Mudharabah Mutlaqah (URIA), dalam

deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA), pemilik dana memberikan

batasan atau persyaratan tetentu kepada Bank Syariah dalam mengelola

investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara, maupun objek

investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah tidak mempunyai hak dan

kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai

(35)

6. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang hubungan makro ekonomi terhadap ekonomi syariah sudah

banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dari penelitian

terdahulu terletak pada topik permasalahan yang dikaji. Penelitian ini membahas tentang

pengaruh makro ekonomi terhadap eksistensi perbankan syariah nasional dan perbankan

syariah yang didaerah.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Dian Ariestya (2011) berjudul “Analisis

Pengaruh Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku bunga, Kurs dan SWBI

terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Pada Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun

2008-2011”. Analisis yang dilakukan menggunakan model analisis regresi berganda,

dengan kesimpulan yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut:

a) variabel Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku Bunga, Kurs, dan SWBI

memiliki kemampuan untuk menjelaskan variabel Jumlah Tabungan Mudharabah

Bank Muamalat Indonesia selama periode penelitian

b) Secara parsial variabel Imbal Bagi Hasil tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Achmad Tohari (2010) yang

berjudul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan

Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) serta Immplikasinya

pada Pembiayaan Mudharabah Di Indonesia”. Metode yang dilakukan

menggunakan metode analisis jalur dengan model struktural, dengan hasil penelitan,

(36)

a) Hasil pengujian pada struktural I diketahui variabel Jumlah Uang Beredar (M2)

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga,

b) Hasil pengujian pada substruktur II diketahui variabel Jumlah Uang Beredar (M2)

dan Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah Di Indonesia

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dhika Rahma Dewi (2010) yang

berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di

Indonesia”. Variabel yang terkait yaitu Profitabilitas, CAR, FDR, NPF, REO, Bank

Syariah.

Dari hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio

(FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia,

Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada

Bank Syariah di Indonesia, Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh

signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh ST.Suharyanti (2010) ini untuk

mengetahui pengaruh antara Nisbah Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Nasional/PDB

dan Srtifikat Wadi’ah Bank Indonesia terhadap Tabungan Mudharabah pada periode

Desember 2005- April 2010. Berdasarkan hasil regresi OLS (Ordinari Least Squared)

dari penelitian ini yaitu:

a. Secara bersama-sama Nisbah Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Nasional/PDB, dan

Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia mempunyai pengaruh signifikan terhadap

(37)

b. Hasil secara individu (parsial) yaitu: Nisbah bagi hasil berpengaruh tidak

signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Yang kedua Inflasi mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah.. Yang ketiga

Pendapatan Nasional (PDB) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Tabungan Mudharabah. Dan yang terakhir Sertifikat Wadi’ah Bank

Indonesia mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap Tabungan

Mudharabah.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Abidin dan Endri (2009)

Meneliti tentang “Kinerja Efisiensi Tekhnis Bank Pembanguna Daerah

Pendekatan Data Envelovment Analysis (DEA)”. Penelitian ini menggunakan

pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis untuk menganalisis

efisiensi teknis Bank Pembangunan Daerah (BPD). Data yang digunakan selama

2006-2007 yang meliputi 26 bank BPD seluruh Indonesia. Penelitian ini memiliki

implikasi penting dalam rangka mengoptimal kan kinerja efisiensi maka bank

kecil dan menengah harus melakukan merger dan meningkat fungsi intermediasi

perbankan.

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Patria Yunita (2008) mengenai

“Faktor-faktor yang mempengaruhi DPK pada perbankan syariah”, menggunakan

metode permodelan regresi linier sederhana. Data yang digunakan dalam

penelitian ini, adalah data time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah variabel makro ekonomi, yang diantaranya tingkat suku bunga SBI,

tingkat inflasi dan kurs US dollar sebagai variabel Independen.

(38)

a. tingkat suku bunga SBI mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah.

b. Pengaruh tingkat inflasi diidentifikasikan dengan besaran Real Equivalent-

Rate, yaitu secara signifikan mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah.

c. Kurs mempengaruhi besarnya jumlah DPK perbankan syariah dalam hubungan

yang negatif.

Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Amalianshah Banowo dan Budi

Hermawan (2005) ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertumbuhan simpanan

Mudharabah dipengaruhi oleh Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat

Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI). Hasil penelitian menunjukkan pada jangka

pendek equvalent simpanan Mudharabah relatif berfluktuatif sedangkan untuk

jangka panjang relatif stabil.

Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Dita Pertiwi dan Haroni Doli H.

Ritonga (2012) berjudul “Analisis Minat Menabung Masyarakat Pada Bank

Muamalat Di Kota Kisaran”. Dengan variabel Saving Decision, Services, Trust and

Locations. Hasil dari penelitian ini adalah dalam pengambilan keputusan untuk

menabung, ada tiga faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pelayan baik pelayanan

sarana maupun pelayanan bertransaksi, faktor keyakinan serta faktor lokasi (jarak).

Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Muntoha Ihsan (2011), dalam

skripsinya yang berjudul “Pengaruh Gross Domestic Product, Inflasi, Dan Kebijakan

Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio NonPerforming Financing Bank Umum Syariah

Di Indonesia Periode 2005 Sampai 2010”. penelitian ini menguji pengaruh variabel

(39)

pembiayaan profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR), dan variabel

rasio alokasi piutang murabahah dibanding alokasi pembiayaan profit loss sharing

(RF), terhadap rasio non performing financing (NPF) bank umum syariah di

Indonesia periode 2005 sampai 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap rasio non performing financing. Sedangkan secara

parsial variabel GDP, Inflasi, RR tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio NPF.

Kesepuluh, penelitian yang dikakukan oleh Pariyo (2004), Penelitian ini

berjudul “variabel makro ekonomi yang mempengaruhi penghimpunan Dana Pihak

Ketiga (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia).” hasil yang diperoleh menunjukan

semua variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependent (DPK). Dan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

dana pihak ketiga (DPK).

Dengan kata lain, saat SBI naik, maka DPK akan tersalurkan kepada bank

umum konvensional dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar

dibandingkan bank syariah.

Kesebelas, penelitian yang dilakukuan oleh Leni Nurjannah, (2015),

Penelitiannya berjudul ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Perusahaan Dan

Kepercayaan Terhadap Kepuasan Nasabah pada Produk Mudharabah di BPD Syariah

DIY”. Hasil temuan ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen bersama sama

mempengaruhi kepuasan nasabah produk mudharabah.

Keduabelas, penelitian yang dilakukan oleh Friska Julianti (2013). Penelitian

(40)

Mudharabah PadaPerbankan Syariah”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan Mudharabah.

Variabel nilai tukar (kurs) tidak mempunyai pengaruh terhadap tabungan

Mudharabah. Sedangkan variabel BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tabungan Mudharabah.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel Metode dan hasil

Menggunakan analisis regresi

berganda dengan hasil kesimpulan

bahwa secara parsial variabel

Imbal Bagi Hasil dan Suku Bunga

tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Jumlah Tabungan

Mudharabah Bnak Muamalat

Indonesia. Sedangkan variabel

Jumlah Kantor Cabang, Kurs, dan

SWBI mempunyai pengaruh

signifikan terhadap Jumlah

Tabungan Mudharabah Bank

Muamalat Indonesia.

dengan model struktural, dengan

(41)

dan Jumlah

(M2) memiliki pengaruh positif

dan signifikan. Sedangkan variabel

Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

terhadap Dollar AS memiliki

pengaruh negatif dan signifikan

terhadap Dana Pihak Ketiga pada

Perbankan Syariah Di Indonesia.

Pada hasil pengujian substruktural

II, variabel Jumlah Uang

Beredar(M2) dan Dana Pihak

Ketiga memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap

Pembiayaan Mudharabah pada

Perbankan Syariah Di Indonesia.

tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA pada Bank Syariah

di Indonesia, Financing to Deposit

Ratio (FDR) tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA pada

(42)

Performing Financing (NPF)

berpengaruh signifikan negatif

terhadap ROA pada Bank Syariah

di Indonesia, Rasio Efisiensi

Operasional (REO) berpengaruh

signifikan negatif terhadap ROA

pada Bank Syariah di Indonesia.

4 ST.

Metode yang digunanakan yaitu

metode Ordinary Least Squared

(OLS) dengan hasil penelitian yaitu

secara parsial (individu) Nisbah

Bagi Hasil berpengaruh tidak

signifikan. Inflasi berpengaruh

positif dan signifkan. Pendapatan

Nasional/PDB berpengaruh positif

dan signifikan. Dan SWBI

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Tabungan Mudharabah.

5 Zaenal Abidin

Data yangdigunakan selama

2006-2007 yang meliputi 26 bank BPD

seluruh Indonesia. Hasil

(43)

Analysis

untuk

menganalisis

efisiensi teknis

efisiensi teknis bank BPD belum

mencapai tingkat efisiensi optimal

100 persen. Secara rata-rata, bank

BPD beraset lebih besar lebih

efisien daripadabank BPD beraset

menengah dan kecil.

Menggunakan metode pemodelan

regresi linier sederhana. Dengan

hasil penelitian yaitu Suku Bunga

SBI diidentifikasikan dengan

besaran Net Equivalent Rate

berpengaruh secara signifikan. Dan

Tingakat Inflasi yang

diidentifikasikan dengan besaran

RealEquivalent Rate berpengaruh

secara signifikan. Sedangkan

variabel Kurs berpengaruh negatif

linier secara umum menunjukkan

nisbah simpanan Mudharabah

berhubungan dengan instrumen

(44)

Independen:

SBI dan SWBI

SBI maupun SWBI. Tetapi

simpanan Mudharabah untuk

jangka semua waktu tidak

menunjukkan hubungan signifikan

dengan inflasi pada periode yang

Dalam pengambilan keputusan

untuk menabung, ada tiga faktor

yang mempengaruhi yaitu faktor

pelayan baik pelayanan sarana

maupun pelayanan bertransaksi,

faktor keyakinan serta faktor lokasi

(jarak).

independen secara simultan

berpengaruh terhadap rasio non

performing financing. Sedangkan

secara parsial variabel GDP,

Inflasi, RR tidak berpengaruh

signifikan terhadap rasio NPF.

(45)

kebijakan jenis

pembiayaan,

profit loss

sharing,

murabahah

piutang murabahah dibanding

alokasi pembiayaan profit loss

sharing (RF) yang berpengaruh

signifikan terhadap NPF. Nilai

koefisien determinasi (Adjusted

R2) model regresi sebesar 13,7

persen, hal ini berarti 13,7 persen

variasi NPF dijelaskan oleh

variabel independen, sedangkan

sisanya 86,3 persen dijelaskan oleh

variabel yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini.

Menggunakan analisis regresi

linier berganda hasil yang

diperoleh menunjukan semua

variabel independent berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel

dependent (DPK). Selain itu, dari

hasil uji F test dimana hasil F

test=15,311 dan dari print output

juga terlihat signifikan 0,00 berarti

(46)

Valas USD, dan SWBI) secara

bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap dana pihak

ketiga (DPK). Nilai R-Square yang

diperoleh sebesar 0,514

variabel independen (kualitan

pelayanan, citra perusahaan, dan

kepercayaan bersama sama

mempengaruhi kepuasan nasabah

pada produk mudharabah.

12 Friska Julianti

linier berganda (OLS) mengenai

pengaruh inflasi, nilai tukar (kurs),

dan BI Rate terhadap tabungan

Mudharabah. Berdasarkan

pengujian secara bersama-sama

variabel independen (inflasi, nilai

tukar (kurs), dan BI Rate) secara

bersama-sama mempunyai

pengaruh signifikan terhadap

(47)

Mudharabah).

7. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga bahwa Inflasi, Kurs, dan BI Rate secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Tabungan Mudharabah Pada Bank Muamalatdan BPD Syariah Yogyakarta.

2. Diduga bahwa Inflasi berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabah pada

Bank Muamalat dan BPD Syariah Yogyakarta.

3. Diduga bahwa Kurs berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabahpada

Muammalat dan BPD Syariah Yogyakarta.

4. Diduga bahwa BI Rate berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabah pada

Muamalat dan BPD Syariah Yogyakarta.

8. Kerangka Pemikiran

Dalam model penelitian ini penulis akan memaparkan hubungan antar

variabel variabel penelitian. Inflasi, Kurs Rupiah, dan BI Rate merupakan variabel

independen yang diduga memiliki pengaruh terhadap pembiayaan Mudharabah di

bank BPD syariah Yogyakarta dan bank Muamalat sebagai variabel dependen.

(48)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Inflasi (X1)

BI Rate (X2)

Tabungan Mudharabah di bank

BPD syariah Yogyakarta (Y1)

Inflasi (X1)

BI Rate (X2) Tabungan

Mudharabah di Bank Muamalat (Y2) Nilai tukar

Rupiah (X3)

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

adalah data-data yang dipergunakan dinyatakan dalam bentuk angka. Sedangkan

time series adalah data tersebut dikumpulkan dari waktu ke waktu. (Supranto,

2000:10).Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia pada

suatu instansi. Observasi penelitian ini dimulai dari Januari 2013 sampai dengan

Desember 2015 dengan skala bulanan.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Field Research

Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data runtun

waktu (time series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari

data bulanan historis Inflasi, Kurs, BI Rate dan Tabungan Mudharabah

yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia

2. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

(50)

yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk

memperoleh data yang valid.

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau

pinjam di perpustakaan tetinggal selama beberapa waktu, karena ilmu

yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan

teknologi yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang

diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman.

C. Alat Analisis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Ordinary Least

Square (OLS). Penulis menggunakan inflasi nilai tukar rupiah dan BI Rate

sebagai variabel independen dan pembiayaan syariah meliputi piutang

murabahah, piutang istisna’, pembiayaan musyarakah dan Mudharabah, dan

ijarah sebagai variabel dependen.

Model dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

X = f (∑I, ∑K , ∑BR)

Keterangan:

∑I = Jumlah Inflasi

∑BR = Jumlah BI Rate

(51)

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder,

yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media

perantara. Yaitu berupa laporan bulanan yang dipublikasikan dari periode Januari

2013 sampai dengan Desember 2015. Selain itu data sekunder lainnya yang

digunakan berasal dari Jurnal dan skripsi.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear klasik (OLS)

berlandaskan serangkaian asumsi. Tiga diantara beberapa asumsi regresi klasik

yang akan diketengahkan dalam penelitian ini adalah (Maddala dalam Basuki,

dkk:2014).

1. Non-autokorelasi adalah keadaan dimana tidak terdapat hubungan

antara kesalahan-kesalahan (error) yang muncul pada data runtun

waktu (time series).

2. Homoskedastisitas adalah keadaan dimana error dalam persamaan

regresi memiliki varian konstan.

3. Non-Multikolinearitas adalah keadaan dimana tidak ada hubungan

antar variabel-variabel penjelas dalam persamaan regresi.

Penyimpangan terhadap asumsi tersebut akan menghasilkan

estimasi yang tidak sahih. Deteksi yang biasa dilakukan terhadap ada

tidaknya penyimpangan asumsi klasik adalah uji autokorelasi,

(52)

F. Pengujian

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan bantuan

aplikasi komputer yaitu Eviews 7.0.untuk mengetahui uji asumsi klasik yaitu uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas, serta dilakukan uji

kriteria statistik yaitu uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi (R2).

1.Uji asumsi klasik

Untuk mengetahui apakah data yang akan digunakan mempunyai

penyakit atau tidak, perlu diadakan uji kevalidan data. Dalam

penelitian ini digunakan alat analisis regresi berupa uji asumsi klasik,

yaitu untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinearitas,

autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, berarti terdapat Multikolinearitas

model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen.

Tahapan pengujian melalui program Eviews 7.0 dengan

(53)

Lakukan regresi seperti di bawah ini

Y = a0 + a1 + a2 x2 + a3 x3 ...

(y c x1 x2 x3)

Kemudian lakukan estimasi regresi untuk:

X1 = b0 + b1 x1 + b2 x2 ...

X2 = b0 + b1 x1 + b2 x2 ...

X3 = b0 + b1 x1 + b2 x2 ...

Membandingkan nilai R Squared utama dengan R Squared

Variabel Bebas. Jika R squared utama

>

R Squared variabel

bebas maka terbebas dari multikolinearitas (Basuki A.T dan

Yuliadi 1:2015).

b.Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya).

Autokorelasi pada umumnya terjadi pada data time series.

Konsekuensi dari adanya autokorelasi pada model adalah bahwa

penaksir tidak efisien dan uji t serta uji F yang biasa tidak valid

(54)

untuk meneliti kemungkinan terjadinya autokorelasi adalah dengan

menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).

Tabel 1. Kriteria Pengujian Autokorelasi

Hipotesis Hasil Estimasi Kesimpulan

Ho 0 < dw < dl Tolak

Ho dl ≤ dw ≤ du Tidak ada Kesimpulan

H1 4 – dl < dw < 4 Tolak

H1 4 –du ≤ dw ≤ 4 – dl Tidak ada Kesimpulan

Tidak ada

otokorelasi, baik

positif maupun

negative

du < dw < 4 – du Diterima

Sumber : Gujarati dalam Modul Eviews UPKFE UNDIP 2011

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi pokok

dalam model regresi klasik (OLS) adalah bahwa varian setiap error

term adalah sama untuk seluruh nilai-nilai variabel independen.

Untuk menguji heteroskedastisitas uji yang digunakan adalah uji

Breusch-Pagan-Godfrey. Ketentuan Breusch-Pagan-Godfrey

adalah apabila probabilitas Obs*R-Squared < α (α=0,05) maka

Gambar

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Kriteria Pengujian Autokorelasi
Gambar 2. Pembiayaan Mudharabah pada Bank
+4

Referensi

Dokumen terkait

Simulasi pada connected mode, yang terdiri dari prosedur Radio Resource Control (RRC) connection establishment, signalling connection establishment, connection management,

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa disertasi berjudul “ Pengembangan Model Pembelajaran Mandiri Berbasis Blended Learning pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Museum Batik Kuno memiliki nilai potensi internal sedang dan nilai potensi eksternal rendah.Taman Satwa Taru Jurug memiliki nilai potensi internal rendah sedangkan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Asmidar (2018) dengan judul “Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Di Dalam Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Usia

sentence. Teacher asks the students to make a past tense sentence. Teacher give feedback or response to the students answer. Teacher explain the relation between past tense and

Artinya bahwa semua variabel independen yang terdiri dari variabel kualitas, fasilitas dan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari variabel kualitas, fasilitas dan

Berdasarkan atas data Penjabaran Perhitungan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng tentang realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Kabupaten

Menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Danamon sejak tahun 2005 dan diangkat kembali sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen pada RUPS Tahunan tanggal 12