commit to user
PERSEPSI PRODUK, HARGA, DAN PROMOSITERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MINUMAN BERSODA COCA-COLA
DI PERUMAHAN JOSROYO JATEN KARANGANYAR
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
THULUS BRAMANTYO NIM: F 1206591
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user H A L A MA N MOTTO
H e’s there in the dar k, he’s ther e in my hear t, he waits in the winds he’s gotta
play apar t. T r ouble is a fr iend, yeah tr ouble is a fr iend of mine.
(L enka)
dear god the onl y thing i ask of u is to hol d her when i'm not around when i'm much too f ar away we al l need that person who can be true to u but i l ef t her when i f ound herand now i wish i'd stayed 'cause i'm l onel y n i'm tiredi'm missing u again oh no
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut asma Al l ah SWT kupersembahkan
karya ini untuk:
Ayah dan I buku tercinta atas pengorbanan, doa,
dan sel al u setia memberi kasih sayang dari kecil
hingga sekarang.
I steri, Anaku, Adiku, dan teman-temanku I l ove
commit to user KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Minuman Bersoda Coca-Cola Di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar ” untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dorongan, bimbingan, petunjuk, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Heru Purnomo, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat serta saran kepada Penulis selama ini dan sabar membimbing saya.
3. Isteri Ayu Fitri Bramantyo dan Anaku Fayola Putri Bramantyo yang memberiku semangat untuk maju.
4. Bp Drs Hendro Sutomo, MM dan Ibu Heruwati yang Sayang dan Sabar dalam mendidik saya, serta adik saya Riskha Damayanti
commit to user
6. Teman Seangkatan D3 angkatan 2003 dan teman S1 nonreg 2006 terimakasih semuanya atas pertemanan kita selama ini.
7. Foto kopy RISTHU, Pondok RISTHU, Peternakan RISTHU Semoga usahanya lancar dan Tambah Maju Amin.
8. Semua pihak dan teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran-saran serta kritik yang membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
commit to user
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI ... viii
A. Pengertian Perilaku Konsumen ... 6
B. Kesan Kualitas ... 8
C. Kualitas Pelayanan ... 9
D. Konsep Loyalitas Pelanggan ... 12
E. Kategori Loyalitas ... 14
F. Hubungan Harga, Produck, Promosi, Distribusi, Dan Public Relatition Terhadap Loyalitas Konsumen ... 20
G. Penelitian Terdahulu ... 24
H. Alur Pemikiran ... 26
I. Hipotesis ... 27
BAB III. METODE PENELITIAN ... 28
A. Desain Penelitian ... 28
commit to user
C. Pengukuran Variabel dan Devinisi Operasional ... 31
D. Instrumen Penelitian ... 33
E. Sumber Data ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G. Metode Analisis Data ... 35
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Sejarah Coca-Cola ... 41
B. Deskripsi Responden ... 42
C. Deskripsi Variabel ... 45
D. Analisis Data ... 54
E. Pembahasan ... 58
BAB V. PENUTUP ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Keterbatasan Penelitian ... 63
C. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA
commit to user DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Kategori Loyalitas menurut Jacoby dan Chestnut ... 17
Tabel IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43
Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 44
Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Produk ... 46
Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Harga ... 46
Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Promosi ... 47
Tabel IV.7 Hasil Uji Validitas Kuisioner Loyalitas ... 48
Tabel IV.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 49
Tabel IV.9 Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan variabel Penelitian ... 50
commit to user DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar II.1 Piramida Loyalitas ... 18 Gambar II.2 Model Proses Komunikasi ... 23 Gambar II.3 Alur Pemikiran ... 26
ABSTRAK
Persepsi Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Minuman Bersoda Coca-Cola Di Perumahan Josroyo Jaten
Karanganyar
Thulus Bramantyo F 1206591
Lingkungan persaingan global yang semakin ketat dengan masuknya produk baru ke pasaran dan kondisi pasar yang jenuh untuk produk-produk tertentu, tugas mengelola loyalitas pelanggan menjadi tantangan yang tidak ringan. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang meliputi produk, harga, dan Promosi, ada tidaknya pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen pada
minuman bersoda coca-cola di perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.
Berdasarkan pada permasalahan penelitian diatas maka peneliti mengemukakan tiga hipotesis penelitian yaitu: 1) Adanya pengaruh antara produk terhadap loyalitas konsumen. 2) Adanya pengaruh harga terhadap loyalitas konsumen. 3) Adanya pengaruh antara promosi terhadap loyalitas konsumen.
Sejalan dengan masalah dan hipotesis penelitian di atas, peneliti
menggunakan sampel sebanyak 100 orang. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Non Probability Sampling.
Non Probability Sampling adalah metode pengambilan sampel yang diambil berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan mendapatkannya Adapun pengumpulan data ini dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, uji F (bersama-sama), uji koefisien determinasi (Adjusted R²) dan uji t (parsial).
Hasil analisis data pada penelitian di atas dapat diambil kesimpulan:1) variabel produk berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pada
minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.
Dengan demikian hipotesis pertama terbukti kebenarannya. 2) Variabel harga berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti kebenarannya. 3) variabel promosi berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pada minuman bersoda
coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar. Dengan demikian
hipotesis ketiga terbukti kebenarannya.
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi baik
kebutuhan yang bersifat biogenik seperti rasa lapar dan haus, maupun
kebutuhan yang bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan dan rasa kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak
memiliki kepuasan dasar, sedangkan keinginan adalah hasrat akan pemuas
tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan terhadap suatu produk yang
didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya akan menciptakan
permintaan.
Oleh karena itu konsumen sangat berperan penting dalam
menentukan jenis produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk lebih mengerti konsumen.
Ini bukanlah tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan yang terjadi
setiap saat, ditambah lingkungan persaingan global yang semakin ketat
dengan masuknya produk-produk baru ke pasaran dan kondisi pasar yang
jenuh untuk produk-produk tertentu, tugas mengelola loyalitas pelanggan
menjadi tantangan yang tidak ringan.
Dalam menanggapi era globalisasi seperti ini PT.Coca-cola sebagai
menempatkan kepuasan konsumen sebagai tujuannya. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan memberikan kualitas pelayanan terbaik terhadap
konsumen.
Perusahaan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi
konsumen akan selalu berusaha menetapkan strategi pemasaran yang tepat
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Upaya untuk
melaksanakan strategi tersebut dilakukan melalui suatu study atau penelitian
dengan maksud mencari informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk (Kotler, 1997).
Riset Harvard Bussiness Review (2001) diketahui bahwa 65%
pelanggan meninggalkan produk karena alasan attitude pelayanan yang tidak
sesuai dengan harapan pelanggan dan 85% terjadi karena alasan produk yang
tidak sesuai atau tidak memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan
terjadi kesenjangan minat antara pelanggan dengan produsennya.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk perlu
dipahami oleh pemasar karena akan berpengaruh pada perilaku konsumen
selanjutnya, sehingga konsumen yang loyal adalah konsumen yang puas
terhadap penawaran pemasar.
Pelanggan mungkin akan mencari informasi mengenai alternatif
produk dengan merk lain kemudian melakukan perpindahan merk atau bahkan
commit to user
dianggap loyal tapi pemasar atau perusahaan tetap perlu memberikan
perhatian terhadap kepuasan konsumen.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi
loyal pada merk-merk yang berkualitas tinggi jika produk-produk tersebut
ditawarkan dengan harga yang wajar. Menurut Kotler (2002) para penjual
seringkali beranggapan bahwa promosi merupakan alat yang dapat
meruntuhkan loyalitas pembeli. Para penjual juga beranggapan bahwa
konsumen akan menjadi loyal pada suatu produk jika produk tersebut mudah
didapatkan saat dibutuhkan.
Dalam penelitian ini mengemukakan persepsi produk, harga, dan
promosiyang diduga turut mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu
merek minuman bersoda. Pengaruh tersebut adalah pengaruh kualitas yang
terdiri dari citra atau image, bahan baku yang digunakan, cita rasa minuman
bersoda, kemasan yang digunakan, aroma dan perbandingan dengan kualitas
minuman bersoda lain. pengaruh harga yang terdiri dari tingkat harga
minuman bersoda Coca-cola dibandingkan dengan produk minuman bersoda
merek lain, kesesuaian harga dengan kualitas dan kenaikan harga. Pengaruh
promosi terdiri dari frekuensi munculnya promosi, bentuk penyajian promosi,
isi promosi dan perbandingan dengan promosi produk minuman bersoda
merek lain. Pengaruh saluran distribusi terdiri dari kemudahan mendapatkan
dan stok yang tersedia ditempat-tempat pembelian. Berdasarkan pemaparan
melakukan penelitian dengan judul “PERSEPSI PRODUK, HARGA, DAN
PROMOSI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA
MINUMAN BERSODA COCA-COLA DI PERUMAHAN JOSROYO
JATEN KARANGANYAR”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini
adalah
1. Apakah terdapat pengaruh antara produk terhadap loyalitas konsumen?
2. Apakah terdapat pengaruh antara harga terhadap loyalitas konsumen?
3. Apakah terdapat pengaruh antara promosi terhadap loyalitas konsumen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap loyalitas konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap loyalitas konsumen.
3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap loyalitas konsumen.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi bagi
commit to user
Khususnya pada faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap merk tertentu.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif
untuk memahami karakteristik pembeli kepada perusahaan yang
diteliti sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam rangka
menentukan strategi perusahaan terhadap pembentukan layanan
konsumen yang berkualitas sehingga pada akhirnya terbentuk loyalitas
konsumen terhadap produk coca-cola.
b. Bagi pembaca, semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai sebuah
wacana yang akan menambah pengetahuan pembaca dan dapat
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PROPORSI
Tujuan dari bab II ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
teori–teori yang digunakan dalam membantu proses penulisan penelitian ini.
Selain itu, di dalam bab II ini juga akan diberikan gambaran hubungan antara
variabel produk, harga, dan promosi dengan loyalitas konsumen.
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Memahami perilaku membeli (buying behavior) dari pasar sasaran
merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran agar dapat menentukan
kebijakan yang efektif bagi kegiatan pemasaran perusahaannya, agar dapat
menentukan kebijakan yang efektif ini maka manajemen pemasaran harus
memahami terlebih dahulu perilaku konsumen. Perilaku konsumen
merupakan suatu kunci bagi perusahaan untuk merencanakan dan mengelola
pemasaran perusahaan dalam lingkungan yang selalu berubah. Para konsumen
sangat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, pendidikan, pola
perpindahan tempat, dan selera. Adalah bermanfaat bagi para pemasar untuk
membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda dan
mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan
commit to user
Blackwell dan Miniard (1994) mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai tindakan dari konsumen yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan.
Dharmamesta dan Handoko (1997) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk
di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang
membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Selain jenis produk, faktor ekonomi, faktor psikologis, faktor sosiologis dan
faktor anthropologis juga menentukan perilaku pembelian seseorang.
Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program
pemasarannya dapat lebih berhasil. Selain itu, keadaan keluarga dan
kelompok lain juga perlu dipelajari (tentang hubungan atau interaksi diantara
mereka, sikap merekam dan penyebaran informasi diantara mereka) karena
hal ini sangat mempengaruhi perilaku konsumen.
Sebuah alasan mengapa orang membeli produk tertentu (product
buying motive) atau membeli pada penjual tertentu (partinage motive) akan
merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan
hubungan publik yang efektif dan beberapa aspek lain dari program
pemasaran perusahaan.
B. Kesan Kualitas
David A. Aaker (1997) mendefinisikan kesan kualitas sebagai
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharap oleh pelanggan.
Mengingat kepentingan dan keterlibatan keputusan konsumen satu
dengan yang lain, kesan kualitas perlu dinilai berdasarkan sekumpulan kriteria
yang berbeda. Kesan kualitas mencerminkan perasaan konsumen secara
menyeluruh mengenai suatu merek. Untuk dapat memahami kesan kualitas
suatu merek diperlukan pengukuran terhadap dimensi yang terkait dengan
karakteristik produk.
Kesan kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi
pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Kesan kualitas ini akan
membentuk persepsi kualitas dari suatu produk dimata konsumen. Persepsi
terhadap kualitas secara keseluruhan dari suatu produk dan jasa dapat
menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara
langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka
commit to user C. Kualitas Pelayanan
Goetch dan Davis (1997) mengatakan kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi harapan.
Sedangkan pelayanan oleh Gasper didefinisikan sebagai aktivitas pada
keterkaitan antara pemasok dan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan (1997).
Definisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan, dengan kata lain kualitas pelayanan adalah
hasil dari persepsi dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja
aktual pelayanan (Gronroos, et al dalam Pujawan : 1997).
Parasuraman dalam Pujawan (1997) mengemukakan bahwa kualitas
pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu
pelayanan yang baik. Kesan kualitas yang positif akan mendorong keputusan
pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut.
Beberapa pakar pemasaran seperti Parasuraman, Zeitam, dan Berry
berhasil mengindetifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas
pelayanan. Kesepuluh faktor tersebut meliputi (Parasuraman, el.al.,1 985):
1) Reliability, 2) Responsiveness, 3) Competence, 4) Acces, 5) Courtesy, 6)
Comminication, 7) Credibility, 8) Security, 9) Understanding / Knowingt the
Parasuraman ( 2000:70) menemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada
dapat dirangkum hanya menjadi lima dimensi pokok. Kelima dimensi tersebut
meliputi:
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi faktor fasilitas, fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
3. Daya tahan (resposiveness), yaitu keinginan pada staf untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko
dan keragu-raguan.
5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
Sebagai alternatif lain Dabholkar, et.al, (1996) mengembangkan
dimensi baru yang disesuaikan dengan karakteristik perusahaan retail namun
tetap berpedoman dengan apa yang dikembangkan oleh Parasuraman et.al
pada tahun 1988. Dimensi baru tersebut adalah:
1. Phisiccal aspect
Merupakan dimensi yang mencakup tentang daya tarik dari aspek fisik
dan kemudahan pelanggan dalam menemukan barang yang dibutuhkan.
commit to user 2. Reliability
Mencakup tentang ketepatan pemenuhan janji kepada pelanggan serta
penyediaan barang yang sesuai dengan keinginan pelanggan
3. Personal Interaction
Merupakan interaksi personal antara pelanggan dan karyawan, sedangkan
Parasuraman et.al menyebutnya sebagai Responsiveness, Assurance, dan
Emphaty.
4. Problem Solving
Merupakan dimensi yang berkaitan dengan pemberian solusi terhadap
masalah yang dihadapi pelanggan ketika sedang berbelanja atau solusi
terhadap keluhan yang disampaikan oleh pelanggan atas layanan yang
mereka terima.
5. Policy
Merupakan dimensi yang berhubungan dengan kebijaksanaan toko, guna
merespon tuntutan atau kebutuhan pelanggan seperti penyediaan barang
yang berkualitas, menerima pembayaran dengan kartu kredit, penyediaan
tempat parkir, dan jam buka toko.
Sedang dalam penelitian ini, dimensi yang digunakan yaitu meliputi:
1. Harga
Kualitas layanan terhadap harga adalah kebijaksanaan perusahaan yang
bentuk pelayanannya adalah pemberlakuan strategi MRP (Managing
Retailer Price) untuk melayani segmen school channel sehingga harga
yang diberlakukan berbeda dengan harga umum di pasar.
2. Produk
Merupakan kualitas layanan yang diberikan perusahaan berkaitan dengan
semua atribut yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan, seperti rasa,
kemasan, kualitas dan lain sebagainya. Pelayanan terhadap produk
diarahkan agar produk yang diterima sesuai dengan harapan pelanggan
(reliability).
3. Promosi
Adalah pelayanan kepada pelanggan yang berkaitan dengan promosi
produk dan reward atau penghargaan perusahaan kepada pelanggan dan
retailer yang merupakan bukti langsung pelayanan kepada mereka
(tangibles).
D. Konsep Loyalitas Pelanggan
Istilah loyalitas pelanggan sebenarnya berasal dari loyalitas merek
yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu. Dalam
penelitian ini kedua istilah tersebut, yaitu loyalitas pelanggan dan loyalitas
merek menunjukkan hal yang sama. Terlebih dahulu akan diuraikan apa saja
commit to user
sebenarnya belum bisa dikatakan sebagai loyalitas pelanggan (Prus dan
brandt, 1995).
1. Loyalitas pelanggan bukanlah kepuasan pelanggan (customer
satisfaction), Kepuasan adalah satu komponen yang dibutuhkan untuk
menuju suatu loyalitas. Hanya karena pelanggan puas dengan produk
tertentu pada suatu saat tertentu, tidak berarti pelanggan itu akan
melakukan permintaan ulang (re-order) dengan produk itu pada masa
mendatang.
2. Loyalitas pelanggan bukanlah suatu tanggapan atas penawaran untuk
menarik konsumen agar melakukan pembelian, misalnya discount, hadiah,
bonus dan bentuk insentif lain karena jika pesaing melakukan hal yang
sama, maka konsumen pun akan beralih ke pesaing.
3. Loyalitas bukanlah suatu market share yang besar karena banyak faktor
yang mempengaruhi peningkatan market share, termasuk performance
pesaing yang buruk atau masalah harga.
4. Loyalitas pelanggan bukanlah suatu pembelian ulang (repeat buying) atau
pembelian karena kebiasaan (habitual buying). Kadang pembelian
berulang dilakukan karena sudah biasa. Tetapi jika mereka mencoba
mempelajari produk pesaing, mungkin mereka akan menemukan produk
pesaing yang lebih murah atau kualitasnya yang lebih bagus, mereka
E. Kategori Loyalitas
Loyalitas dapat dikategorikan menurut runtutan pilihan merek atau
pola pembelian ulang. Pembeli dapat dibagi dalam empat kelompok status
loyalitas merek (Kotler, 2000).
1. Hard-core loyals: Konsumen yang membeli satu merek untuk semua
waktu
2. Splits loyal: Konsumen yang loyal pada 2 atau 3 merek.
3. Shifting loyals: Konsumen yang melakukan pergeseran dari merek satu ke
merek lainnya.
4. Sweither: Konsumen yang tidak loyal pada merek apaun.
Kategori loyalitas di atas hampir sama dengan kategori loyalitas
dibawah ini. Jika A, B, C, D, E, dan F merupakan merek-merek dalam sebuah
kelompok tertentu, loyalitas merek dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Loyalitas yang tak terpisahkan (undivided loyalty), dapat ditunjukkan
dengan runturan AAAAAA,
2. Loyalitas yang terpisahkan (divided loyalty), dapat ditunjukkan dengan
runturan ABABAB,
3. Loyalitas tak stabil (unstable loyalty), dapat ditunjukkan dengan runturan
AAABBB,
commit to user
Klasifikasi seperti ini disebut klasifikasi Brown dan dapat
dimodifikasi seperti yang ditunjukkan oleh Mowen dan Minor (1998, dalam
Dharmmesta, 1999 : 82) sebagai berikut:
1. undivided loyalti (loyalitas yang takterpisahkan) yang ditunjukkan dengan
runturan AAAAAAAA,
2. divided loyalti (loyalitas yang terpisahkan) yang ditunjukkan dengan
runturan AAABBAABBB,
3. occasional switch (sesekali berpindah merek) yang ditunjukkan dengan
runturan AABAAACAADA,
4. switch loyalti (loyalitas yang terpisahkan) yang ditunjukkan dengan
runturan ABDCBACD,
5. brand indifference (tidak teguh pada merek tertentu) yang ditunjukkan
dengan runturan ABDCBACD.
Dengan menggunakan definisi loyalitas merek dapatlah diidentifikasi
besarnya persentase rumah tangga yang berada pada masing-masing kategori.
Pendekatan seperti ini banyak dipakai dalam penelitian dan telah didukung
dengan menggunakan panel-panel agenda harian konsumen lainnya.
Pengukuran ini memerlukan data pembelian karena memfokuskan pada pola
pembelian ulang.
Merek yang kuat sebenarnya mewakili sekelompok pelanggan setia.
Aaker membedakan sikap pelanggan terhadap merek dari tingkat terendah
1. Pelanggan yang akan mengganti merek, terutama karena alasan harga.
2. Pelanggan puas dan tidak alasan untuk berganti merek.
3. Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti merek.
4. Pelanggan menghargai merek tersebut dan menganggapnya sebagai teman.
5. Pelanggan terikat pada merek tertentu.
Ekuitas merek sangat berkaitan dengan seberapa banyak pelanggan
suatu merek berada dalam kelas (tingkat) 3, 4, dan 5 (Kotler, 1997).
Jacoby dan Chestnut (1978 dalam Dharmmesta, 1999) membagi
loyalitas menjadi empat, yaitu:
1. Loyalitas merek fokal sesungguhnya (true focal brand loyalty),
Loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minatnya.
2. Loyalitas merek berganda yang sesungguhnya (true multi brand loyalty),
termasuk merek fokal.
3. Pembelian ulang (repeat purchasing) merek fokal dari non loyal.
4. Pembelian secara kebetulan (happenstance purchasing) merek fokal oleh
pembeli-pembeli loyal dan non loyal merek lain.
Pembelian secara kebetulan mencakup runtutan pembelian ulang yang
berkaitan dengan faktor-faktor selain loyalitas psikologis, seperti tidak
tersedianya merek favorit, pembelian yang bersifat mewakili merek favorit
(surogate purchasing), dan kendala-kendala sementara. Pola-pola tersebut
commit to user Tabel II.1
Kategori Loyalitas Menurut Jacoby dan Chestnut Pembelian
ulang pada
Loyalitas Psikologis pada
Merek fokal Merek
ganda
Merek lain Tidak
satupun
Merek vokal Loyalitas sesungguhnya
Merek lain Pembeli
merek lain
Sumber:Dharmamesta, 1999 : 76
Dalam tabel tersebut terlihat bahwa pola pembelian ulang merek fokal
dan merek vokal itu merupakan loyalitas psikologisnya, maka yang terjadi
adalah loyalitas yang sesungguhnya, loyalitas pada merek total. Dalam
penelitian diperlukan dukungan data pembelian ulang pada merek fokal.
Kategori loyalitas inilah yang selalu diharapkan oleh pemasar pada
pelanggannya. Pendeteksian adanya loyalitas merek tunggal yang
sesungguhnya dapat dilakukan dengan menguji:
1. Struktur keyakinan (cognitif), artinya informasi merek yang dipegang oleh
konsumen (yaitu keyakinan konsumen) harus menunjuk pada merek fokal
yang dianggap superior dalam persaingan,
2. Struktur sikap (afektif), artinya tingkat kesukaan konsumen harus lebih
tinggi dari pada merek saingan, sehingga pada preferensi afektif yang jelas
3. Struktur niat (konatif) konsumen terhadap merek fokal, artinya konsumen
harus mempunyai niat untuk membeli merek fokal, bukannya merek lain,
ketika keputusan beli dilakukan.
Adapun tingkat loyalitas konsumen yang tergambar pada piramida
loyalitas adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2002 : 61).
Gambar II.1
Piramida Loyalitas
Berdasarkan piramida di atas dapat dijelaskan :
1. Tingkat yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali Berpindah-pindah peka terhadap
perubahan harga, tidak ada loyalitas merek Pembeli yang puas,
tidak ada masalah untuk beralih Pembeli yang puas
dengan biaya peralihan Commited
commit to user
demikian mereka memainkan peran yang kecil dalam keputusan
pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka
berpindah-pindah merek atau disebut konsumen switcher atau price buyer (konsumen
lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).
2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang merasa puas dengan produk
mereka gunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Para
pembeli tipe ini bisa disebut sebagai pembeli tipe kebiasaan (habitual
type).
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul
biaya peralihan, (switching cost), baik dalam waktu, uang, atau resiko
sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain.
Kelompok ini biasanya disebut sebagai konsumen loyal yang merasakan
adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan pergantian ke merek lain.
para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
4. Tingkat keempat adalah konsumen yang benar-benar menyukai merek
tersebut. Pilihan terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi,
seperti simbol, rangkaian, pengalaman dalam menggunakannya, atau
kesan kualitas yang tinggi. Terdapat penggunaan emosional dalam tipe
konsumen ini.
5. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai
suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek.
Merek tersebut sangat penting baginya baik dari segi fungsinya, maupun
F. Hubungan Harga, Produk, Dan Promosi, terhadap Loyalitas Konsumen
1. Harga
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi
loyal pada merek-merek yang berkualitas tinggi jika produk-produk itu
ditawarkan dengan harga yang wajar (Dharmamesta, 1991). Selain itu
kepekaan pembeli terhadap harga berkurang jika produk dianggap lebih
bermutu, lebih bergengsi dan lebih eksklusif (Kotler, 1996).
Berdasarkan hal di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembeli atau konsumen akan tetap loyal pada merek-merek yang
berkualitas, bergengsi, atau ekslusif apabila ditawarkan dengan harga
yang wajar. Selain itu terdapat tipe konsumen yang loyal pada produk
dengan harga yang murah. Seperti contoh sebuah keluarga yang membeli
pasta gigi merek tertentu hanya karena harganya yang murah. Namun
setelah ada merek lain dengan harga yang lebih murah ia akan melakukan
perpindahan ke merek tersebut.
2. Produk
Kotler (2000) mendefenisikan produk sebagai segala sesuatu yang
dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan keinginan atau konsumen.
Produk yang ada di pasar terdiri dari barang-barang fisik (phisical goods),
jasa (service), kepemilikan (properties), organisasi (organitation),
informasi (information), dan gagasan (ideas). Produk itu mempunyai lima
commit to user
a. Mempunyai keistimewaan tertentu
Merupakan komponen individual suatu produk yang dapat
ditambahkan atau dikurangi tanpa mengubah bentuk atau kualitas
produk.
b. Bentuk atau gaya
Pemberian penampilan atau ‘sentuhan” yang berbeda pada suatu
produk atau jasa.
c. Kualitas
Adalah tingkat persepsi penampilan produk sehingga konsumen
merasa dapat terpuaskan apabila menggunakan produk itu.
d. Kemasan
Tempat atau bungkus produk atau jasa tertentu, kemasan yang baik
dapat menambah persepsi nilai produk itu sendiri.
e. Pemberian merek
Sebagian besar produk mempunyai merek yang berupa nama, istilah,
tanda, simbol, desain dan kombinasinya, diidentifikasinya sebagai
“milik” pemasar dan membedakannya dari penawaran
pesaing-pesaing. Pemberian merek juga dapat menguntungkan pemakai,
membantu pemakai mengenali suatu produk, lebih dulu mengenali
Konsumen pada awalnya tertarik membeli produk apabila produk
tersebut mampu memuaskan kebutuhannya. Setelah mereka mengetahui
kualitas produk tersebut maka konsumen akan membuat keputusan
pembelian ulang atau perpindahan merek. Salah satu faktor penting yang
dapat membuat puas adalah kualitas. Ini dapat digunakan oleh pemasar
untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya. Pemasar yang
kurang atau tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan
menanggung tidak loyalnya konsumen. Jika pemasar sangat
memperhatikan kualitas, loyalitas konsumen pada merek yang ditawarkan
akan mudah untuk diperoleh. Kualitas ini merupakan faktor kunci untuk
menciptakan loyaliats jangka panjang.
3. Promosi
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada suatu tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Dharmmesta, 1999). Para
penjual seringkali beranggapan bahwa promosi penjualan merupakan alat
untuk meruntuhkan loyalitas pembeli terhadap merek barang tersebut
(Kotler, 2000). Jadi pada dasarnya periklanan adalah bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran atas produk yang
commit to user Gambar II.2
Model Proses Komunikasi
Sumber: Tjiptono, 1997:188 dalam Tugiono, 2002.
Respon penerima komunikasi dan respon audien meliputi:
menyadari (awareness), akan keberadaan dan mafaat produk yang
ditawarkan, menyukai (intersest) serta berusaha mengetahui lebih lanjut,
mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya, mengambil
tindakan (act) membeli atau tidak membeli, dan tindak lanjut (follow-up)
membeli kembali atau beralih merek.
Gagasan
Pengirim
Pemahaman
Encode
Decode
Response
Penerima
Pemahaman
Pesan
G. PENELITIAAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan oleh Riana iswari dan Retno Tanding
Suryandari dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen, 200 381-93, mengenai
“Analisis Pengariuh Citra Supermarket Terhadap Loyalitas Konsumen”,
Penelitian ini diadakan di Matahari Supermarket Singosaren di Solo. Dalam
pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel accidental.
Variabel independent pada penelitian ini adalah Citra Supermarket yang
terdiri dari dimensi harga, dimensi pelayanan, dimensi kualitas dimensi
lingkungan fisik sedangkan untuk variabel depedenya adalah loyalitas
konsumen yang diukur dari keinginan untuk membeli ulang dan
merekomendasikan ke orang lain. Varabel-variabel tersebut dapat diukur
dengan skala Linkert. Instrumen dalam pengumpulan data dengan
menyebarkan kuisioner. Metode pengujian mencakup uji validitas dan uji
realitibitas dari kuisioner yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk
teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis Factor untuk
menguji item pertanyaan, dan analisis Regresi Berganda, Sedangkan dalam
pengujian hipotesis menggunakan uji Analisis Regresi Berganda, Uji F, dan
Uji t.
Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dimensi harga, dimensi
pelayanan, dimensi kualitas, dimensi lingkungan fisik mempunyai pengaruh
terhadap loyalitas konsumen. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa dimensi
commit to user
Pada peneletian lain dilakukan oleh Muhammad Arifin yang berjudul
“Pengaruh Marketing MixTerhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra Bayar
IM3 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Stain Surakarta)” penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel harga, variabel produk, variabel distribusi,
variabel promosi dan variabel public relation mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dari hasil uji regresi linear berganda
menunjukkan bahwa variabel distribusi mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap loyalitas konsumen.
Beberapa penelitian di atas mempunyai beberapa kesamaan dengan
penelitian ini, antara lain mengenai topik penelitian. Kedua penelitian
tersebut berusaha untuk mengetahui factor yang mempengaruhi loyalitas
konsumen. Namun ada perbedaan dengan penelitian diatas dengan penelitian
ini yaitu mengenai subyek penelitian, obyek penelitian serta jumlah
H. ALUR PEMIKIRAN
Untuk lebih mudah melakukan peneletian, maka kita menggunakan alur
pemikiran atau kerangka pemikiran untuk mencapai suatu kesimpulan. Alur
pemikiranya sebagai berikut:
Gambar II.3 Alur Pemikiran
Sumber: Muhammad Arifin, 2007:18
Keterangan:
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi
variabel independent adalah produk, harga, dan promosi. Sedangkan yang
menjadi variabel dependent adalah loyalitas konsumen. Persepsi
Produk
Persepsi Harga
Persepsi Promosi
commit to user HIPOTESIS
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan diatas maka
hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Adanya pengaruh antara produk terhadap loyalitas konsumen.
2. Adanya pengaruh antara harga terhadap loyalitas konsumen.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey terhadap warga perumahan
Josroyo Jaten yang pernah melakukan pembelian produk minuman
bersoda Coca-cola, hal ini diketahui dengan melakukan wawancara secara
langsung(konsumen minuman bersoda Coca-cola).
B.Populasi, Sampel dan teknik sampling
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang
karakteristiknya hendak diketahui. Populasi dari penelitian ini adalah
warga josroyo jaten karanganyar. Dalam hal ini populasi tidak dapat
diketahui jumlahnya karena populasi di sini menyangkut karakteristik
masing individu.
2. Besar sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Non Probability Sampling. Non Probability Sampling
adalah metode pengambilan sampel yang diambil berdasarkan pada
ketersediaan elemen dan kemudahan mendapatkannya (Cooper;
1997). Dalam Non Probability Sampling para peneliti atau pekerja
commit to user
Alasan menggunakan metode Non Probability Sampling adalah
karena jumlah populasinya tidak diketahui, serta adanya pertimbangan
masalah biaya dan waktu.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik dalam pengambilan sampel menggunakan salah satu metode
Non Probability Sampling, yaitu Convenience Sampling, dimana
anggota populasi dapat dengan mudah dipilih sebagai sampel. Sampel pada penelitian ini adalah warga perumahan josroyo jaten
karanganyar. Karena pengambilan sampel dengan menggunakan
metode Convenience Sampling maka penentuan yang dibutuhkan
dalam penelitian ini dengan menggunakan formulasi yang
dikemukakan oleh Aaker dan Day (1995) dan perkiraan sebesar 100
sampel yang diperkirakan bahwa jumlah tersebut dapat mewakili
populasi. Apabila suatu dugaan proporsi dengan menggunakan sampel
random dengan tingkat keyakinan tertentu dan besarnya error (E),
maka menurut formulasi Aaker dan Day untuk tingkat kepercayaan
95% adalah :
E =Ζα2 P(1−P)/n
α/2 adalah 5%/2 = 2,5% → daerah 50%-2,5% = 47,5% dimana
daerah 0,475 terletak pada baris 1,9 dan kolom 0,06. Jadi Zα/2 = 1,96.
Dari formulasi diatas maka untuk mencari besarnya n adalah :
2
P = Proporsi populasi
Karena besarnya proporsi populasi tidak diketahui secara pasti,
maka nilai p(1-p) akan maksimum jika turunan pertamanya (p1) = 0, jadi nilai p(1-p) akan maksimum pada p = 0,5 sehingga p(1-p) = 0,25.
Berdasarkan formulasi diatas maka besarnya sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian ini dengan tingkat kesalahan (error) 10% adalah :
2
Jadi besarnya sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 96 atau
commit to user
C. Pengukuran Variabel dan Devinisi operasional
1. Teknik Pengukuran Variabel
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan
jenis pertanyaan tertutup. Skala untuk mengetahui perilaku responden
melibatkan serangkaian pertanyaan sikap responden apakah setuju atau
tidak setuju terhadap suatu pernyataan. Skala ini merupakan skala
ordinal, skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke
tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya. Format jawaban tipe Likert
dengan menggunakan skala empat tingkat yang terdiri dari sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju untuk variabel
independen dan setuju, tidak setuju untuk variabel dependen.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang bersifat memberikan arti
kepada suatu variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau
tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel tersebut.
Definisi operasional ini akan memberikan batasan atau ciri suatu
variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti
untuk mengukur variabel tersebut. Jadi dalam definisi operasional ini
harus dirinci ciri-ciri yang akan diteliti dan bagaimana mengamatinya.
Sebelum definisi operasional dibuat, terlebih dulu menjelaskan variabel
a. Harga adalah sebuah tawaran atau sebuah eksperimen untuk
mengukur denyut nadi pasar, untuk mengadakan pertukaran barang
atau jasa digunakan satuan sebagai ganti atas barang atau jasa yang
diperolehnya yang dikenal dengan istilah harga. Atribut yang hendak diteliti adalah tingkat harga perbandingan dengan mutu
produk. Perbandingan harga minuman bersoda coca-cola dengan
produk lain.
b. Produk adalah faktor yang ada dalam suatu produk yang
meneyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan tujuan
produksi, kegunaan atau fungsinya termasuk di dalamnya,
kenyamanan, warna, bentuk, kemasan, bahan, dan sebagainya
(Handoko, 1992). Atribut yang diteliti adalah keamanan produk,
rasa, kemasan dan kualitas produk.
c. Promosi adalah segala usaha yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen,
membujuk mereka agar mau membeli produk mereka. Atribut
yang akan diambil meliputi frekuensi promosi penjualan, materi
promosi penjualan, materi promosi penjualan, dan kreatifitas
promosi.
d. Loyalitas konsumen: suatu komitmen yang mendalam untuk
membeli kembali dan berlangganan suatu produk atau jasa secara
konsisten dimasa yang akan datang. Ukuran loyalitas konsumen
commit to user
minuman bersoda coca-cola oleh konsumen dan
merekomendasikan kepada orang lain untuk memakainya.
D.Instrumen penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat dalam bentuk
kuesioner yang diisi oleh responden dibuat dalam bentuk pertanyaan
tertutup dimana dalam kuesioner sudah disediakan altenatif jawaban dari
tiap item pertanyaan. Dalam pelaksanaan pengisian nantinya responden
hanya diminta untuk memilih satu satu jawaban yang sekiranya cocok
dengan keadaan yang dialami.
Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan
yang terdiri dari harga, produk, dan promosi serta untuk mempermudah
pengambilan kesimpulan dari tanggapan konsumen yang diperoleh dalam
pembagian kuesioner, maka digunakan skala Likert 4 tingkat. Alternatif
jawaban disesuaikan dengan skala likert yang dibuat menjadi 4 alternatif
jawaban. Skala Likert melibatkan serangkaian pertanyaan yang berkaitan
dengan sikap. Responden diminta menyatakan “ setuju” atau “tidak
setuju” untuk setiap pertanyaan. Jawabannya diberi nilai yang akan
merefleksikan secara konsisten sikap responden. Nilai total seluruh
pernyataan dihitung untuk setiap responden. Untuk setiap jawaban akan
diberi skor 1-4 yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
b. Skor 3 untuk jawaban Setuju (S)
c. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
d. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
E. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang diteliti
melalui interview yang dilakukan secara langsung oleh peneliti tentang
respon konsumen terhadap minuman bersoda Coca-cola.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi pustaka, majalah, koran, hasil
penelitian sebelumnya, buku literatur yang ada relevansinya dengan
proses dari penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Bentuk pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya secara sistematis.
2. Interview
Dengan mengadakan wawancara secara langsung kepada obyek untuk
commit to user G. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskritif
Berisi tentang bahasan secara deskriptif mengnai jawaban yang
diberikan responden pada kuesioner, analisa deskriptif dilakukan
terhadap usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan serta tanggapan
mereka terhadap atribut produk, harga, produk, dan promosi.
2. Analisis Data
a. Uji Validitas
Analisi validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu
tes melakukan fungsi ukur. Semakin tinggi validitas suatu fungsi
ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya. Validitas
ditunjukkan oleh korelasi yang signifikan antara skor item
pertanyaan dengan skor totalnya, skor total diperoleh dari
penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item pertanyaan
dengan skor totalnya harus signifikan, hal ini ditunjukkan oleh
ukuran statistik tertentu yaitu angka korelasi. Angka korelasi yang
diperoleh harus lebih besar dari critical value yang disyaratkan.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
( ) ( )( )
Dimana rxy= korelasi antara skor item pertanyaan dan skor tiap
responden
N = Jumlah sampel
x = skor item
y = skor tiap responden
Σx = Jumlah total skor item
Σy = Jumlah total skor tiap responden
Taraf sinifikansi ditentukan 5%, jika diperoleh hasil korelasi yang
lebih besar dari r tabel, berarti butir pertanyaan tersebut valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama.
Untuk mengukur reliabilitas akan digunakan alat analisis alpha
cronbach’s. Apabila angka alpha cronbach’s mendekati 1, maka
semakin tinggi tingkat reliabilitasnya (Sekaran, 2000).
commit to user
rtt = reliabilitas instrumen
σt2 = variabel total
Σσt2 = σ variabel butir
K = banyaknya butir pertanyaan atau Σ soal
c. Uji regresi berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh atribut
produk yang terdiri dari harga, kualitas produk, promosi, dan
distribusi serta public relation.
X3 : Atribut promosi
ei : Variabel pengganggu
Y : Loyalitas konsumen terhadap merek Coca-cola
b1,b2 ,b3 Koefisien regresi untuk X1,X2 ,X 3
d. Uji t
Digunakan untuk mengetahui apakah independen variabel
mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai
t-hitung semakin besar menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas semakin besar.
Hipotesis yang diuji :
Ho : bi = 0
Ho : bi ≠ 0
1) Kriteria pengujiannya adalah dengan melihat nilai signifikansi
dengan probabilitasnya (Santoso, 2001).
2) Apabila signifikansi yang diperoleh (probabilitas) lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel independen tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada
derajat keyakinan tertentu.
3) Apabila signifikansi yang diperoleh (probabilitas) lebih kecil dari
commit to user
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada
derajat keyakinan tertentu.
e. Uji F
Dilakukan untuk membuktikan apakah secara statistik keseluruhan
variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat. Hipotesa yang akan diuji dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Membuat formulasi hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = 0
Berarti variabel independen (X) secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
atau variabel bebas (Y).
Ha : b1≠b2 ≠b3≠ 0
Berarti variabel independen (X) secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Y).
2) Level Signifikansi 5%, V1-k, V2-n-k-1
Mencari F-hitung dengan rumus:
Keterangan:
R = Koefisien determinasi
N =Jumlah sampel
3) Keputusan
Apabila F hitung tabel ≤ F tabel maka Ho: b - b = 0 diterima yang
berarti veriabel independen secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Apabila F hitung tabel ≥ F tabel maka Ho: b - b = 0 ditolak yang
berarti veriabel independen secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
f. Uji Koefisien determinasi (R2)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui proses atau prosentase total
variasi dalam variabel dependen yang diterangkan oleh variabel
independen secara bersama-sama. R2 menggambarkan ukuran kesesuaian yaitu sejauh mana garis regresi sampel mencocokkan
commit to user BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Cola-cola
Coca-cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh
John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, America
Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup caramel yang kemudian
dikenal sebagai coca-cola. Frank M Robinson, sahabat sekaligus akuntan
John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C
akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian dia menciptakan nama
dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling
terkenal didunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaanya dengan harga 5 sen per gelas
diapotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon
yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman Cuma-Cuma, Pada
tahun tersebut dia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun
1892, Pemberton menjua hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang
kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara
membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola.
Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi dilokasi penjualan penting
berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna
cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan
nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merk Coca-Cola ini pada mulanya tidak
mendorong pengguanaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan
untuk\membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut “Mintalah Coca-Cola
sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong produk
dengan kata lain”. Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun
itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama
dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang
terdaftar.
B . Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah bagian dari keseluruhan pembeli
minuman coca-cola yang telah memenuhi kriteria sampel. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari 100 kuesioner yang disebarkan maka responden
digolongkan ke dalam beberapa kelompok yang didasarkan atas jenis kelamin,
usia dan pekerjaan.
1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin konsumen minuman merek coca-cola
dapat dikelompokkan menjadi pria dan wanita. Berdasarkan hasil
commit to user
responden pria sebanyak 67 orang (67%) dan responden wanita sebanyak
33 orang (33%).
Tabel IV.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Pria 67 67 %
Wanita 33 33 %
Jumlah 100 100 %
Sumber : Data primer diolah
2. Karakteristik Berdasarkan Usia
Usia responden menunjukkan usia pelanggan pada saat penelitian
dilakukan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan usia konsumen
pembeli minuman merek coca-cola.
Tabel IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
23-29 7 7 %
30-36 35 35 %
37-43 15 15 %
44-50 13 13 %
51-58 19 19 %
59-65 11 11 %
Jumlah 100 100 %
Dari tabel diatas berdasarkan usia, jumlah yang terbesar adalah
berusia 30-36 tahun yaitu sebesar 35 orang (35%), usia antara 51-58
tahunn sebesar 19 orang (19%), usia antara 37-43 tahun sebesar 15 orang
(15%), usia 37-43 tahun sebesar 13 orang (13%), usia 59-65 tahun sebesar
11 orang (11%) dan yang terkecil jumlahnya adalah responden yang
berusia antara 23-29 tahun yaitu sebesar 7 orang (7%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan responden dikelompokkan
menjadi 6 kategori yaitu PNS atau POLRI, Pegawai Swasta, Wiraswasta,
Pelajar atau Mahasiswa dan lain-lain.
Tabel IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil 17 17 %
TNI atau POLRI 16 16 %
Pegawai Swasta 14 14 %
Pelajar atau Mahasiswa 5 5%
Wiraswasta 25 25 %
Lain-lain 9 9 %
Jumlah 100 100 %
commit to user
Berdasarkan tabel IV.3 diatas dapat diketahui bahwa responden yang
bekerja sebagai wiraswasta memiliki jumlah yang terbesar sebanyak 25
orang (25%) sedangkan responden yang masih berstatus pelajar atau
mahasiswa memiliki jumlah yang terkecil sebanyak 5 orang (5%)
Dengan demikian gambaran responden dalam penelitian ini secara
umum adalah berjenis kelamin pria (67%) berusia 30-36 tahun (35%) dan
jenis pekerjaan wiraswasta (25%).
C. Deskripsi Variabel
1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana uji dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan
untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Uji validitas dilaksanakan
terhadap masing-masing butir pertanyaan untuk mengetahui apakah butir
pertanyaan tersebut mempunyai hubungan terhadap nilai satu skor total.
Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah product moment. Berikut
ini adalah hasil uji validitas untuk setiap item pertanyaan berdasarkan
Tabel IV.4
Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Produk
Jumlah rhitung Rtabel Keterangan
1 0.774 0,196 Valid
2 0.719 0,196 Valid
3 0.749 0,196 Valid
4 0.774 0,196 Valid
5 0,689 0,196 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2010
Dari hasil validitas di atas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
(rhitung) setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel produk dinyatakan
valid karena r hitung > r tabel yaitu sebesar 0,196 dengan N=100, α = 0,05.
Tabel IV.5
Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Harga
Jumlah Rhitung Rtabel Keterangan
1 0.694 0,196 Valid
2 0.745 0,196 Valid
3 0.670 0,196 Valid
4 0.785 0,196 Valid
5 0.681 0,196 Valid
commit to user
Dari hasil uji validitas diatas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
(rhitung) setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel Harga dinyatakan
valid karena nilai r hitung > r tabel, yaitu sebesar 0,196.
Tabel IV.6
Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Promosi
Jumlah rhitung Rtabel Keterangan
1 0.748 0,196 Valid
2 0.699 0,196 Valid
3 0.733 0.196 Valid
4 0.798 0.196 Valid
5 0.598 0.196 Valid
Sumber: data primer yang diolah 2010
Dari uji validitas diatas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung)
setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel iklan dinyatakan valid
Tabel IV.7
Hasil Uji Validitas Kuisioner Loyalitas
Jumlah rhitung Rtabel Keterangan
1 0.874 0,196 Valid
2 0.821 0,196 Valid
3 0.804 0,196 Valid
4 0.803 0,196 Valid
5 0.338 0,196 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2010
Dari uji validitas diatas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung)
setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel loyalitas dinyatakan valid
karena r hitung> rtabel, yaitu sebesar 0,196.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat,
stabil dan konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali dengan subjek
yang sama. Dalam uji reliabilitas menggunakan rumus alpha croncbach.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 12 maka dapat
commit to user
Tabel IV.8
Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah r alpha rtable Keterangan
Produk 0.7887 0,196 Reliabel
Harga 0.7606 0,196 Reliabel
Promosi 0.7610 0,196 Reliabel
Loyalitas 0.8015 0,196 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah, 2010
Dari tabel IV.9 dapat diketahui bahwa r hitung > r tabel (0,196) pada taraf
signifikansi 5% menunjukkan bahwa pertanyaan yang merupakan dimensi
dari variabel produk, harga, iklan, dan loyalitas adalah reliabel, dan dapat
dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi karena r hitung > 0,60.
3. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan variabel
penelitian
Deskripsi jawaban setiap item pertanyaan variabel pada dasarnya untuk
melihat jumlah responden yang menjawab setiap alternative jawaban yang
telah disediakan. Dari hasil jawaban responden yang telah diperoleh, maka
dapat diketahui masing-masing jawaban yang diberikan oleh responden,
disamping itu juga dapat diketahui jawaban yang pada umumnya dipilih
oleh responden. Hasil dari distribusi frekuensi jawaban responden
dikelompokkan pada masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel
Tabel IV.9
Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan variabel Penelitian
commit to user
indikator (P1) sebanyak 64% responden menyatakan setuju dengan
kemasan minuman bersoda coca-cola sederhana tapi menarik. dan
sebanyak 36% menyatakan tidak setuju dengan kemasan minuman
bersoda coca-cola. Pada indikator (P2), sebanyak 89% responden setuju
dan akan tetap membeli minuman bersoda coca-cola walaupun ada orang
yang mengatakan bahwa terdapat produk lain yang lebih enak dan 11%
yang menyatakan tidak setuju tetap membeli minuman bersoda coca-cola.
Pada pernyataan (P3), sebanyak 83% responden menyatakan setuju dan
yakin bahwa minuman bersoda coca-cola terbuat dari soda yang
berkwalitas sisanya sebanyak 17% menyatakan tidak setuju. Kemudian
pada item pernyataan (P4), sebanyak 84% responden menyatakan setuju
bahwa setiap hendak menghilangkan dahaga, maka akan meminum
minuman bersoda coca-cola sedangkan 16% responden menyatakan tidak
setuju. Pada pernyataan (P5) sebanyak 71% responden menyatakan setuju
sedangkan 26 menyatakan tidak setuju bahwa minuman bersoda coca-cola
mempunyai rasa yang segar dan enak.
Karakteristik jawaban responden item pertanyaan Harga (H1)
sebanyak 89% menyatakan setuju bahwa ia membeli minuman bersoda
coca-cola karena harganya murah dan 11% menyatakan tidak setuju..
Pada item H2 diketahui bahwa sebanyak 85% responden menyatakan
setuju bahwa minuman bersoda coca-cola memiliki harga yang lebih
murah dibandingkan dengan minuman bersoda kemasan merek lain. Dan
sebanyak 15% menyatakan tidak setuju. Pada item pernyataan H3 dapat
diketahui sebanyak 85% responden menyatakan setuju bahwa harga
minuman bersoda coca-cola naik, ia akan tetap membelinya, dan 15% tidak
setuju dengan pernyataan tersebut. Pada item pernyataan H4 sebanyak
80% responden menyatakan setuju jika ada yang mengatakan bahwa ada
merek lain dengan harga yang lebih murah, maka ia akan tetap membeli
minuman bersoda coca-cola dan ia tahu bahwa minuman bersoda coca-cola
sering menaikkan harganya, sedangkan 20% menyatakan tidak setuju. Pada
item pernyataan H5 sebanyak 78% menyatakan setuju bahwa kenaikan
harga minuman bersoda coca-cola tidak terlalu tinggi, dan sisanya 22%
menyatakan tidak setuju.
Karateristik jawaban responden berdasarkan item pernyataan pada
variabel Promosi yaitu faktor 1 (I1) dapat diketahui bahwa sebanyak 79%
commit to user
menayangkan iklanya di berbagai media. Dan 21% menyatakan tidak
setuju. Pada item pertanyaan I2, 67% menyatakan setuju bahwa promosi
minuman bersoda coca-cola sangat kreatif dan menarik dan 33%
menyatakan tidak setuju. Faktor I3 88% responden menyatakan setuju
setelah melihat dan mendengar promosi minuman bersoda coca-cola, saya
merasa yakin untuk membelinya, dan 12% menyatakan tidak setuju.
Item pertanyaan I4 , 82% menyatakan setuju bahwa isi promosi minuman
bersoda coca-cola sangat menarik sehingga bisa membangkitkan minat
saya untuk membeli minuman bersoda coca-cola, sedangkan sisanya 18%
menyatakan tidak setuju. Item pertanyaan I5 sebesar 82% menyatakan
setuju bahwa ia membeli minuman bersoda coca-cola karena promosinya
sangat menarik. Dan 18% menyatakan tidak setuju.
Item pernyataan pada variabel loyalitas pada faktor 1 (L1 ) sebesar
74% responden menyatakan setuju bahwa ia lebih suka membeli minuman
bersoda coca-cola dibandingkan dengan membeli minuman bersoda merk
lain, dan sisanya sebesar 26% tidak setuju. Faktor (L2) sebesar 57%
responden menyatakan setuju bahwa ia berniat melanjutkan pembelian
minuman bersoda coca-cola di waktu yang akan datang, sedangkan sisanya
sebesar 43% tidak setuju. Pada pernyataan (L3) responden sebesar 73%
menyatakan setuju bahwa ia akan terus membeli minuman bersoda
coca-cola meskipun terdapat banyak merek lain yang ditawarkan di pasaran, dan
menyatakan setuju bahwa ketika ia mempunyai suatu kebutuhan akan
minuman bersoda coca-cola ia hanya akan membeli minuman bersoda
coca-cola, sedangkan 18% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Dan pada faktor (L5) sebanyak 97% responden menyatakan
setuju ia akan menyarankan orang kepada orang lain untuk membeli
minuman bersoda coca-cola, sedangkan sisanya sebesar 3% tidak setuju
dengan pernyataan tersebut.
D. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor produk, harga, dan
iklan terhadap loyalitas maka digunakan fungsi linear yaitu regresi linear
commit to user
Tabel IV.10
Hasil Analisis Data Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien Regresi T hitung T tabel Signifikan
Produk 0,286 3,871 1,960 0,000
Harga 0,283 3,006 1,960 0,003
Promosi 0,177 2,378 1,960 0,019
Constanta 2,761
Adj. R square 0,730
R square 0,743
R 0,862
F hitung 54,398
Sumber: data primer yang diolah 2010
Berdasarkan persamaan linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Nilai konstanta (-2,761).
Konstanta bernilai negatif menunjukkan bahwa apabila tidak ada faktor
produk (X1), harga (X2), promosi (X3) distribusi (X4) dan public relation
(X5) maka loyalitas (Y) akan menurun.
b. Koefisien Produk
Nilai positif menunjukkan bahwa adanya hubungan searah yang signifikan