• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Darmadi, Z. Bambang. 2005. Kepemimpinan, Manajemen dan Bisnis. Amara Books: Yogyakarta.

Gibson. 1995. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Protes. Erlangga: Jakarta.

Siagian, S. P. 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Sigit, Suhardi. 2003. Perilaku Organisasional. BPFE UST: Yogyakarta.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES: Jakarta

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.

Sutarto. 2001. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Thoha, Miftha. 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. PT Graha Ilmu: Yogyakarta

(2)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak Geografis

Kecamatan Galang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayah Kecamatan Galang adalah 13.513 Ha, yang terdiri dari 1 kelurahan yaitu Kelurahan Galang Kota. Kecamatan Galang berbatasan dengan:

- sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Pagar

Marbau

- sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Kotarih

Kabupaten Sergai

- sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa dan Bangun Purba

- sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Serbajadi

Kabupaten Sergai

3.2 Penduduk

(3)

3.3 Struktur Organisasi Kecamatan Galang

3.3.1 Camat

Tugas-tugas Camat adalah sebagai berikut:

h) mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

i) mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum j) mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan k) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

l) mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat kecamatan

m) membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan

n) melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

3.3.2 Sekretaris Camat

Fungsi-fungsi sekretaris camat adalah: a) menyusun rencana kerja

b) mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang dan tugas

c) melakukan pemantauan dan pengadilan program kerja kelurahan

d) melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap penyusunan kerja kelurahan e) melaksanakan kegiatan dan ketatausahaan dan kearsipan kecamatan

f) melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, keuangan perlengkapan rumah tangga dan barang inventarisasi kecamatan

g) membantu Camat dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada pada seksi, kelurahan, cabang, dinas dan unit pelaksanaan teknis dinas kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya

h) menyusun kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis dibidang perangkat administratif kelurahan sesuai ketentuan yang berlaku

(4)

j) menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pembinaan perangkat kecamatan dan kelurahan

k) menyusun dan menyajikan data statistik dan grafik atau visualisasi data perangkat kecamatan dan kelurahan

l) melakukan pemeriksaan administrasi dan memberikan paraf untuk kelanjutan proses urusan surat menyurat

m) mengevaluasi dan menyusun laporan bulanan, berkala dan tahunan serta mengkoordinasikan dengan unit terkait

n) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat

3.3.3 Seksi Pemerintahan

Fungsi-fungsi seksi pemerintahan: a) menyusun rencana kegiatan

b) menyusun program dan pembinaan penyelanggaraan pemerintah

c) menghimpun dan mengolah data yang berhubungan dengan bidang pemerintahan kelurahan

d) menginventarisasikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugas dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah

e) melaksanakan pelayanan administrasi kepada masyarakat di bidang pemerintahan

f) menyusun program pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi, negara dan kesatuan bangsa

g) pelaksanaan pembinaan keagrariaan

h) memantau pelaksanaan pemungutan pajak bumi dan pembangunan (PBB) membantu menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan antara lain di bidang pelayanan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) i) melaksanakan kegiatan pencatatan monografi kecamatan dan kelurahan

j) mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang pemerintahan k) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat

3.3.4 Seksi Ketentraman dan Ketertiban

(5)

b) menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan ketertiban dan ketentraman umum

c) mengumpulkan dan mengolah data yang berhubungan dengan bidang ketertiban dan ketentraman umum

d) melaksanakan pembinaan kepada masyarakat dibidang ketertiban dan ketentraman umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku

e) melaksanakan pengamanan dan penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan ketertiban dan ketentraman umum serta mengkoordinasikannya kepada instansi terkait

f) memberikan pelayanan terhadap masyarakat dibidang ketertiban dan ketentraman umum

g) menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan dan pola pembinaan dan pemeliharaan ketertiban kelurahan

h) membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran dan bantuan kepada masyarakat dan melakukan kegiatan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya

i) melakukan evaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas dibidang ketentraman dan ketertiban umum

j) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat

3.3.5 Seksi Pembangungan Masyarakat Kelurahan

Fungsi-fungsi Seksi Pembangungan Masyarakat Kelurahan: a) menyusun rencana kegiatan kerja

b) menyusun program dan pembinaan perekonomian masyarakat produksi dan distribusi

c) menyusun program dan pembinaan dan lingkungan hidup d) menyusun program pembangunan fisik dan non fisik

e) melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi

(6)

g) melakukan usaha-usaha dalam rangka pembinaan dan pengembangan lembaga ketahanan masyarakat desa, lembaga keagamaan, lembaga perekonomian, koperasi serta lembaga sosial lainnya

h) menyiapkan bahan penyusunan petunjuk penggunaan tentang tata cara pelaksanaan musyawarah kelurahan atau rembuk kelurahan

i) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas j) melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Camat

3.3.6 Seksi Kesejahteraan Sosial

Fungsi-fungsi Seksi Kesejahteraan Sosial: a) menyusun rencanan kegiatan kerja

b) menyusun program, membina kesejahteraan sosial, pelayanan dan bantuan sosial, pembinaan kepemudaan/generasi muda, karang taruna dan olah raga. c) Menyusun program pembinaan kehidupan keagamaan, pendidikan,

kebudayaan dan kesehatan masyarakat

d) Melakukan pembinaan terhadap peranan wanita / pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana

e) Melaksanakan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka membina anak nakal korban narkoba

f) Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan lembaga sosial masyarakat g) Membantu tugas-tugas penanggulangan bencana alam dan kebakaran serta

membuat laporan pelaksanaannya

h) Melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas dibidang kesejahteraan sosial

i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat

3.3.7 Seksi Pelayanan Umum

Fungsi-fungsi Seksi Pelayanan Umum: a) menyusun rencana kegiatan kerja

b) menyusun program peningkatan pelayanan umum

(7)

d) menyusun program dan pembinaan kebersihan, keindahan, pertamanan dan sanitasi lingkungan

e) menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan sarana dan prasarana fisik pelayanan umum

f) menyiapkan saranan dan prasarana pelayanan umum

g) melaksanakan pelayanan/menyelenggarakan administrasi surat-surat masyarakat yang memerlukan legalisasi Camat

h) melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang prosedur tetap pelayanan umum

i) mensosialisasikan peraturan perundangan dan peraturan daerah kebijaksanaan pemerintahan kepada perangkat kelurahan walaupun masyarakat

(8)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulisan akan menyajikan tentang data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan pada kantor Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Penyajian data akan meliputi data-data tentang identitas responden terhadap pertanyaan yang diajukan yang akan diuraikan dalam tabel frekuensi.

4.1 Deskripsi Data Identitas Responden

Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas responden melalui kuesioner yang diperoleh selama penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.

4.1.1 Identitas Responden menurut Jenis Kelamin

Dari data tentang jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa laki-laki mendominasi jumlah pegawai di kantor Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Laki-laki memegang peranan penting yang lebih dominan dalam menjalankan kegiatan pelayanan publik di kantor Camat Galang.

Setelah melakukan distribusi kuesioner kepada responden jenis kelamin responden pada penelitian ini di uraikan sebagai berikut:

Tabel 1: Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSENTASE

1 Laki-Laki 9 52,94%

2 Perempuan 8 47,05%

TOTAL 17 100,00%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

(9)

atau 47,05% adalah perempuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai yang ada di kantor Kecamatan Galang, lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan.

4.1.2 Identitas Responden Menurut Usia

Usia pegawai di kantor Kecamatan Galang, pada umumnya masih berada pada usia produktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berkut:

Tabel 2: Distribusi Responden Menurut Usia

No UMUR FREKUENSI PERSENTASE

1 29 – 34 7 41,18%

2 35 – 40 9 52,94%

3 > 41 1 5,88%

TOTAL 17 100,00%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Tabel 2 menunjukan bahwa dari 17 responden, ada 7 orang atau 41,18% berasal dari kelompok umur 29-34 tahun, kemudian disusul dari kelompok umur 35-40 tahun sebanyak 9 orang atau 52,94%. Sementara responden yang berasal dari kelompok umur 41 tahun ke atas hanya 1 orang atau 5,88%.

4.1.3 Identitas Responden menurut Pendidikan Terakhir

(10)

Tabel 3: Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

No PENDIDIKAN TERAKHIR FREKUENSI PERSENTASE

1 SD - 0%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa pegawai yang ada di kantor Kecamatan Galang lebih banyak yang berasal dari tamatan SMA sebanyak 11 orang atau 64,71%. Kemudian untuk latar belakang pendidikan Sarjana sebanyak 6 orang atau 35,29%. Sementara pegawai dengan latar belakang pendidikan Pasca Sarjana, Program Diploma III, Program Diploma I, SLTP/SMP, SD sama sekali tidak ada.

4.1.4 Identitas Responden Menurut Golongan

Pegawai kantor Kecamatan Galang lebih banyak bergolongan III dan di susul golongan II dan I. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4: Distribusi Responden Menurut Golongan

No GOLONGAN FREKUENSI PERSENTASE

1 I 1 5,88%

2 II 5 29,41%

3 III 11 64,71%

4 IV - 0%

TOTAL 17 100,00%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

(11)

4.1.5 Identitas Responden Menurut Masa Kerja

Masa kerja pegawai di kantor Kecamatan Galang mayoritas memiliki masa kerja antara 11 – 15 tahun, dan disusul kelompok masa kerja 1 – 5 tahun lamanya. Dengan semakin lamanya pegawai bekerja, diharapkan pegawai tersebut lebih mengetahui bidang pekerjaannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5: Distribusi Responden menurut Masa Kerja

No MASA KERJA FREKUENSI PERSENTASE

1 1 - 5 5 29,41%

2 6 - 10 2 11,77%

3 11 - 15 6 35,30%

4 16 - 20 2 11,76%

5 21 - 25 1 5,88%

6 > 26 1 5,88%

TOTAL 17 100,00%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Tabel 5 menunjukan bahwa ada sebanyak 5 orang atau 29,41% responden yang memiliki masa kerja antara 1 – 5 tahun. Lalu ada sebanyak 2 orang atau 11,77% yang memiliki masa kerja 6-10 tahun, kemudian ada 6 orang atau 35,30% yang memiliki masa kerja antara 11 – 15 tahun. Dan masa kerja 16 – 20 tahun sebanyak 2 orang atau 11,76%. sementara itu sebanyak 1 orang atau 5,88% yang memiliki masa kerja antara 21 – 25 tahun, dan sisanya 1 orang atau 5,88% yang memiliki masa kerja lebih dari 26 tahun.

4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian

(12)

4.2.1 Kepemimpinan Camat sebagai Variabel Bebas (X)

Untuk mengukur variabel kepemimpinan Camat, digunakan 9 pertanyaan yang diperoleh dari indikator-indikator yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban, dan kepada responden diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban tersebut. Berdasarkan jawaban dari responden dari kuesioner yang disebarkan yang berisi pertanyaan variabel X (Kepemimpinan Camat), maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat kesesuaian tugas/pekerjaan yang diberikan Camat dengan kemampuan bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 sangat sesuai - -

2 Sesuai 9 52,94%

3 Ragu-ragu 3 17.65%

4 Tidak sesuai 5 29,41%

5 sangat tidak sesuai - -

Jumlah 17 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan tugas/pekerjaan yang selama ini diberikan Camat sesuai dengan kemempuan ada sebanyak 9 orang atau 52,94%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 3 orang atau 17,65%. Kemudian yang menyatakan tugas/pekerjaan yang diberikan Camat tidak sesuai untuk dikerjakan ada sebanyak 5 orang atau 29,41%, sedangkan untuk kategori jawaban sangat sesuai, dan sangat tidak sesuai tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

(13)

Tabel 7: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat kemudahan tugas/pekerjaan yang diberikan Camat kepada bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan tugas yang diberikan Camat mudah untuk di kerjakan sebanyak 9 orang atau 52,94%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 5 orang atau 29,41%. Kemudian yang menyatakan tugas/pekerjaan yang diberikan Camat tidak mudah untuk dikerjakan ada sebanyak 3 orang atau 17,65%, sedangkan untuk kategori jawaban sangat mudah, dan sangat tidak mudah tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa Camat dalam memberikan tugas/pekerjaan kepada bawahannya mampu memperhatikan tingkat kemampuan masing-masing bawahannya sehingga memudahkan bawahannya dalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang mereka terima. Hal ini dapat menunjang keefektivasan kerja seorang pegawai, apabila hal ini terus berlanjut dan dapat ditingkatkan.

Tabel 8: Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan Camat dalam menciptakan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

(14)

orang atau 52,94%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat mampu, tidak mampu, dan sangat tidak mampu tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa Camat cukup mampu menciptakan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan. Komunikasi yang baik menunjang kefektifan kualitas dari hasil kerja yang dilakukan para bawahan. Dengan komunikasi yang baik pula, bawahan tidak segan untuk meminta petunjuk dan masukan kepada atasan dalam menyelasaikan tugas/pekerjaan yang telah diberikan.

Tabel 9: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi Camat dalam memberikan uraian tugas/pekerjaan secara lengkap kepada bawahan

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan Camat sering memberikan uraian tugas/pekerjaan yang lengkap kepada bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan ada sebanyak 9 orang atau 52,94%, dan yang menyatakan jarang ada sebanyak 3 orang atau 17,65%. Kemudian yang menyatakan Camat sangat jarang memberikan uraian tugas/pekerjaan yang lengkap kepada bawahan dalam menyelesaikan pekerjaan ada sebanyak 5 orang atau 29,41%, Sedangkan untuk kategori jawaban sangat sering, dan tidak pernah tidak satu pun responden yang memilih.

(15)

Tabel 10: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi Camat dalam memberikan masukan-masukan pada bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan Camat sering memberikan masukan-masukan kepada bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan ada sebanyak 9 orang atau 52,94%, dan yang menyatakan jarang ada sebanyak 8 orang atau 47,06%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat sering, sangat jarang, dan tidak pernah tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa Camat dalam memberikan tugas/pekerjaan kepada bawahannya cukup sering memberi masukan-masukan. Hal ini berguna untuk menghindari kendala-kendala yang mungkin saja dihadapi para bawahan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang telah diberikan.

Tabel 11: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi Camat dalam memberi dukungan moril kepada bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

(16)

orang atau 58,82%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat sering, sering, dan tidak pernah tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa Camat jarang sekali memberi dukungan moril kepada bawahan. Camat harus sensitif kepada bawahannya, karena bagaimanapun para bawahan membutuhkan dukungan dan motivasi yang dapat mendorong bawahan dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas kerja yang maksimal.

Tabel 12: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi Camat dalam memberikan penghargaan atas prestasi kerja bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 sangat sering - -

2 Sering - -

3 Jarang 8 47,06%

4 sangat jarang 9 52,94%

5 tidak pernah - -

Jumlah 17 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan Camat jarang memberikan penghargaan atas prestasi kerja bawahan ada sebanyak 8 orang atau 47,06%, dan yang menyatakan sangat jarang ada sebanyak 9 orang atau 52,94%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat sering, sering, dan tidak pernah tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

(17)

Tabel 13: Distribusi jawaban responden mengenai kepedulian Camat dalam menilai hasil kerja bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 sangat peduli - -

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan Camat kurang peduli dalam menilai hasil kerja bawahan ada sebanyak 8 orang atau 47,06%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 5 orang atau 29,41%. Kemudian yang menyatakan Camat peduli dalam menilai hasil kerja bawahan ada sebanyak 4 orang atau 25,53%, sedangkan untuk kategori jawaban sangat peduli, dan sangat kurang peduli tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa Camat jarang sekali menilai hasil kerja bawahan. Untuk itu Camat dituntut agar lebih peduli atas pekerjaan bawahannya. Dengan menilai tugas/pekerjaan bawahan, Camat dapat memahami kendala apa saja yang dihadapi bawahan selama menyelesaikan tugas/pekerjaan, guna membangun keefektivan kerja pegawai tiap individunya.

Tabel 14: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi Camat dalam memberikan perhatian atas pekerjaan bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

(18)

kategori jawaban sangat sering, dan tidak pernah tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa Camat jarang sekali memberi perhatian atas pekerjaan bawahan. Camat dituntut untuk dapat lebih memperhatikan tugas/pekerjaan bawahannya, untuk mengawasi kefektifan pekerjaan yang dilakukan oleh para bawahannya, apakah sudah memenuhi standar atau belum.

Tabel 15: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi Camat dalam memberikan tanggung jawab tugas/pekerjaan kepada bawahan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 sangat sering 6 35,29%

2 Sering 6 35,29%

3 Jarang 5 29,42%

4 sangat jarang - -

5 Tidak pernah - -

Jumlah 17 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 15 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan Camat sangat sering memberikan tanggung jawab tugas/pekerjaan kepada bawahan dalam menyelesaikan pekerjaan ada sebanyak 6 orang atau 35,29%, dan yang menyatakan sering ada sebanyak 6 orang atau 35,29%. Dan yang menyatakan jarang ada sebanyak 5 orang atau 29,42%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat jarang, dan tidak pernah tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

(19)

Tabel 16: Distribusi jawaban responden mengenai pemahaman bawahan atas tanggung jawab/tugas yang telah diberikan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 sangat paham - -

2 Paham 17 100%

3 Ragu-ragu - -

4 tidak paham - -

5 sangat tidak paham - -

Jumlah 17 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa semua responden yaitu 17 orang atau 100% menyatakan bahwa para bawahan paham atas tanggung jawab/tugas yang diberikan Camat. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat paham, ragu-ragu, tidak paham, dan sangat tidak paham tidak satu pun responden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa para bawahan paham betul atas tanggung jawab yang telah diberikan oleh Camat. Dengan memahami tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang telah diterima, diharapkan bawahan mampu menghasilkan kuantitas dan kualitas kerja yang maksimal sesuai target yang diinginkan.

4.2.2 Efektivitas Kerja Pegawai sebagai Varabel Terikat (Y)

(20)

Tabel 17: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat kesesuaian tugas/pekerjaan yang dibebankan oleh Camat terhadap kemampuan para bawahan

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 17 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan tugas/pekerjaan yang dibebankan oleh Camat sesuai dengan kemampuan para bawahan ada sebanyak 9 orang atau 52,94%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 6 orang atau 35,30%. Kemudian yang menyatakan tidak sesuai ada sebanyak 2 orang atau 11,76%, sedangkan untuk kategori jawaban sangat sesuai, dan sangat tidak sesuai tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa Camat mampu menyesuaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing bawahan.Camat harus mampu memperhatikan tingkat kemampuan masing-masing bawahannya sehingga memudahkan bawahannya dalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang mereka terima.

Tabel 18: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat kesesuaian biaya yang disediakan oleh Camat untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan bagi para bawahan

(21)

Dari tabel 18 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan biaya yang disediakan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai bagi para bawahan ada sebanyak 4 orang atau 23,53%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 6 orang atau 35,29%. Kemudian yang menyatakan tidak sesuai ada sebanyak 7 orang atau 41,18%, sedangkan untuk kategori jawaban sangat sesuai, dan sangat tidak sesuai tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa biaya yang disediakan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan bawahan ternyata tidak sesuai. Hal ini tentunya dapat menghambat kelancaran dari pencapaian hasil kerja yang ditargetkan. Biaya yang sesuai tentunya akan memotivasi kefektifan dan keefesienan kerja para bawahannya.

Tabel 19: Distribusi jawaban responden mengenai ketersediaan peralatan kantor, apakah sudah memadai untuk membantu para bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan perlatan yang tersedia di kantor memadai untuk membantu bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan ada sebanyak 2 orang atau 11,76%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 5 orang atau 29,42%. Kemudian yang menyatakan tidak memadai ada sebanyak 10 orang atau 58,82%, sedangkan untuk kategori jawaban sangat memadai, dan sangat tidak memadai tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

(22)

Tabel 20: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi bawahan dalam menunda-nunda tugas/pekerjaan yang diberikan

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 20 di atas, dapat dilihat bahwa semua responden yaitu 17 orang atau 100% menyatakan bahwa para bawahan jarang menunda-nunda pekerjaan yang diberikan. Sedangkan untuk kategori jawaban tidak pernah, sangat jarang, sering, dan sangat sering tidak satu pun responden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa para bawahan benar-benar jarang menunda-nunda pekerjaan yang telah diberikan oleh Camat. Karena dengan menunda tugas/pekerjaan yang telah diberikan, akan mempengaruhi kefektifan kerja dari pegawai tersebut.

Tabel 21: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi bawahan terhadap kehadirannya di tempat kerja pada saat-saat jam kerja

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 21 di atas, dapat dilihat bahwa semua responden yaitu 17 orang atau 100% menyatakan bahwa para bawahan sering berada/hadir di tempat kerja pada saat-saat jam kerja. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat sering, jarang, sangat jarang,dan tidak pernah tidak satu pun responden yang memilih.

(23)

Tabel 22: Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan para bawahan dalam mengerjakan tugas/pekerjaan sesuai dengan mutu yang diharapkan

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 22 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan para bawahan mampu mengerjakan tugas/pekerjaan sesuai dengan mutu yang diharapkan Camat ada sebanyak 13 orang atau 76,47%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 4 orang atau 23,53%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat mampu, ragu-ragu, tidak mampu, dan sangat tidak mampu tidak satu pun responden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa para bawahan mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan mutu yang diharapkan. Bila hasil kerja sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka kerja para bawahan sudah cukup efektif dan efesien.

Tabel 23: Distribusi jawaban responden mengenai tuntutan hasil kerja sesuai dengan mutu yang diinginkan Camat, apakah bawahan selama ini sering merasa terbebani atau tidak

No Kategori Frekuensi Persentase

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

(24)

atau 5,88%. Kemudian ada sebanyak 5 orang atau 29,41% yang menyatakan bahwa bawahan sering merasa terbebani atas tuntutan hasil kerja sesuai dengan mutu yang diinginkan oleh Camat. Sedangkan untuk kategori jawaban tidak pernah, dan sangat sering tidak satu pun responden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa tuntutan hasil kerja sesuai dengan mutu yang diinginkan Camat selama ini cukup mampu dihasilkan oleh para bawahan, sehingga bawahan jarang merasa terbebani atas tuntutan tersebut. Hal ini didukung pula oleh kepemimpinan Camat dalam memberikan tugas/pekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing bawahan.

Tabel 24: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi para bawahan dalam menerima teguran akibat hasil kerja yang tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan Camat

No Kategori Frekuensi Persentase

1 tidak pernah - -

2 sangat jarang -

3 Jarang 17 100%

4 Sering - -

5 sangat sering - -

Jumlah 17 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa semua responden yaitu 17 orang atau 100% menyatakan bahwa para bawahan jarang mengalami teguran terhadap hasil kerja yang tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan Camat. Sedangkan untuk kategori jawaban tidak pernah, sangat jarang, sering, dan sangat sering tidak satu pun responden yang memilih.

(25)

Tabel 25: Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan para bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 25 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan para bawahan mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan ada sebanyak 15 orang atau 88,24%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 2 orang atau 11,76%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat mampu, tidak mampu dan sangat tidak mampu tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa para bawahan mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Artinya dengan waktu yang telah ditentukan, para bawahan mampu seefektif mungkin menyelesaikan tugas/pekerjaan yang telah di berikan.

Tabel 26: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat kesesuaian waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan bagi para bawahan

(26)

Dari tabel 26 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai bagi para bawahan ada sebanyak 13 orang atau 76,47%, dan yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 4 orang atau 23,53%. Sedangkan untuk kategori jawaban sangat sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

Dapat disimpulkan bahwa waktu yang diberikan bagi para bawahan sudah sesuai untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan. Dengan waktu yang telah diberikan, para bawahan mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan target yang diharapkan.

Tabel 27: Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi para bawahan dalam menghadapi kendala dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan akibat keterbatasan waktu yang diberikan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tidak pernah - -

2 sangat jarang 7 41,18%

3 Jarang 10 58,82%

4 Sering - -

5 sangat sering - -

Jumlah 17 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel 27 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat jarang mengalami kendala dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan akibat keterbatasan waktu yang diberikan ada sebanyak 7 orang atau 41,18%, dan yang menyatakan jarang ada sebanyak 10 orang atau 58,82%. Sedangkan untuk kategori jawaban tidak pernah, dan sering, sangat sering tidak ada satu pun koresponden yang memilih.

(27)

BAB V

ANALISA DATA

5.1 Analisa Data

Dari data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama melakukan penelitian di Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang, baik dengan studi pustaka, pemberian kuesioner kepada para responden, melakukan wawancara serta melakukan pengamatan atau observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada, maka pada bab ini data yang ada di analisis dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data tersebut sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian ini.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan serta memajukan suatu organisasi. Sebuah organisasi tidak akan mampu berkembang dengan baik jika pimpinan organisasi tersebut tidak mampu menciptakan kepemimpinan yang efektif yaitu kepemimpinan yang mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oranisasi, salah satunya adalah sumber daya manusia yang dalam hal ini yaitu pegawai yang ada di Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang. Pemimpin harus mampu menjadi orang yang bisa memberikan arahan, dorongan, serta bisa menciptakan optimisme kepada para bawahannya untuk bersama-sama memenuhi tujuan organisasi secara maksimal, karena untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi secara maksimal maka dibutuhkan kerjasama dari semua pihak dalam organisasi.

Keberhasilan suatu organisasi sangat mungkin disebabkan oleh adanya kontribusi kepemimpinan yang efektif dalam mengelola agar bawahan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Dalam hal ini pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya agar para dapat melakukan tugasnya secara efektif dengan hasil yang baik tanpa ada unsur tekanan dan paksaan.

(28)

wilayah, camat memiliki fungsi dan kedudukan yang penting dalam keberhasilan penyelenggaraan adaministrasi pemerintahan di tingnkat kecamatan.

Berdasarkan hasil penyajian data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada para responden selama melakukan penelitian di Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang. Penulis mencoba mengetahui dan mengukur pengaruh kepemimpinan Camat terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang. Dengan menganalisa indikator-indikator tiap variabel, maka dapat diketahui bagaimana kepemimpinan Camat Galang tersebut berikut bagaimana efektivitas kerja pegawai tersebut pula.

Variabel kepemeimpinan camat diukur dari indikator penentuan tujuan kerja, komunikasi, motivasi, penilaian dan perhatian kerja, serta pendelegasian wewenang. Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan analisa indikator-indikator kepemimpinan Camat sebagai berikut:

a. Penentuan tujuan kerja

Pada dasarnya seorang camat dituntut untuk mengenal para bawahannya sehingga megetahui betul tingkat kemampuan bawahan guna menyesuaikan penentuan tujuan kerja terhadap para bawahan nantinya. Saat ini Camat Galang cukup efektif dalam menentukan tujuan kerja kepada bawahannya. Camat mampu memberikan tugas/pekerjaan dengan melihat kemampuan masing-masing para bawahan, sehingga para bawahan tersebut merasa tugas/pekerjaan tersebut cukup mudah untuk dikerjakan.

(29)

b. Komunikasi

Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan dalam suatu bentuk organisasi. Dengan komunikasi yang baik semua hal yang berbau masalah dapat dipecahkan dengan mudah. Menciptakan dan memelihara komunikasi yang baik sangat penting, guna pencapai tujuan dari sebuah organisasi. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa camat cukup mampu dalam menciptakan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan. Camat dalam mengkomunikasikan tugas/ pekerjaan juga cukup sering memberikan uraian tugas/pekerjaan tersebut secara lengkap, guna menghindari timbulnya kendala dan masalah yang mungkin terjadi dikemudian hari. Dan cukup sering pula memberi masukan-masukan kepada bawahannya guna memudahkan para bawahannya dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, diperoleh yakni ada sebanyak 8 orang atau 47,06% pada tabel 8 yang menyatakan camat mampu menciptakan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan. Dan ada sebanyak 9 orang atau 52,94% pada tabel 9 yang menyatakan camat sering memberi masukan pada bawahan. Kemudian ada sebanyak 9 orang atau 52,94% pada tabel 10 yang menyatakan camat sering memberi uraian tugas secara lengkap.

c. Motivasi

Motivasi adalah bagaimana seorang pemimpin berusaha untuk merangsang pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan. Dengan memberikan motivasi kepada bawahan, baik itu berupa dukungan moril maupun penghargaan atas prestasi kerja, sangat membantu dalam memberikan semangat bawahan untuk dapat lebih bekerja lebih efektif dan efisien. Namun hal itu tidak terjadi pada motivasi kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupataen Deli Serdang, dimana Camat kurang peduli dalam memotivasi para bawahannya untuk lebih maju lagi dalam bekerja.

(30)

9 orang atau 52,94% pada tabel 12 yang menyatakan Camat sangat jarang memberi penghargaan atas prestasi kerja bawahan.

d. Penilaian dan perhatian kerja

Menilai dan memperhatikan hasil kerja bawahan merupakan rutinitas yang sering dilupakan. Aspek ini sangat penting dalam kemajuan individu bawahan, bila pemimpin mau lebih peduli dengan menilai dan memperhatikan kerja para bawahannya. Dengan begitu pemimpin mengetahui dan paham mana saja hal-hal yang menjadi kendala dan rintangan yang menjadi masalah bagi para bawahan dalam mengemban tugas/pekerjaan yang mereka terima. Begitu pula yang sedang terjadi dalam lingkungan kerja pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang. Camat kurang peduli dalam menilai dan memberi perhatian atas kerja para bawahannya.

Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, diperoleh yakni ada sebanyak 8 orang atau 47,06% pada tabel 13 yang menyatakan Camat kurang peduli dalam menilai dan menyampaikan hasil kerja para bawahan. Dan ada sebanyak 8 orang atau 47,06% pada tabel 14 yang menyatakan Camat jarang memberi perhatian atas pekerjaan bawahan.

e. Pendelegasian wewenang

Pemberian tangung jawab tugas/pekerjaan diharapkan dapat mendorong bawahan untuk lebih mandiri dan lebih berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembang tanggung jawab tugas/pekerjaan tersbut. Memahami tanggung jawab tugas/pekerjaan yang telah diterima oleh bawahan sangat penting dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas kerja yang maksimal sesuai dengan target yang diinginkan. Disini Camat mampu melakukan pendelegasian wewenang dengan cukup baik, dimana bawahan terlatih dalam mengemban tanggung jawab pekerjaan dan memahami tanggung jawab yang telah diberikan tersebut.

(31)

Dari penjelasan analisa data atas indikator-indikator kepemimpinan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan camat pada saat ini sudah cukup baik dan bisa dikatakan efektif.

Variabel efektivitas kerja pegawai diukur dari indikator kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu. Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan analisa indiktor-indiktor efektivitas kerja pegawai sebagai berikut:

a. Kuantitas kerja

Kuantitas kerja adalah jumlah hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan target yang ditentukan. Banyaknya jumlah hasil kerja yang dapat dihasilkan para bawahan didukung oleh fasilitas-fasilitas yang memadai yang dapat membantu bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan yang mereka terima. Penyediaan fasilitas yang memadai dan sesuai sangat penting guna menciptakan efektivitas kerja pegawai. Kemudian didukung pula oleh tingkat kehadiran bawahan yang tinggi dan kemauan bekerja secara efiseien dan efektif. Akan tetapi, dalam hal ini terjadi sebaliknya, para pegawai Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang merasa fasillitas-fasilitas yang ada, baik berupa peralatan kantor yang memadai dan mendukung mereka dalam membantu menyelsaikan tugas/ pekerjaan masih kurang. Dan begitu juga pengadaan biaya yang disalurkan kepada bawahan tidak sesuai guna menyelesaikan tugas/pekerjaan tersebut. Untuk itu Camat pada situasi ini harus mampu melihat adanya kendala tersebut dan mau peduli untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut untuk memperlancar efektivitas kerja para pegawai. Meskipun begitu baik tingkat kehadiran dan kemauan bekerja pegawai cukup tinggi. Dan Camat mem- perhatikan benar tingkat kemampuan pegawai dalam menentukan tugas/pekerjaan yang akan diberikan.

(32)

pada tabel 19 yang menyatakan ketersediaan peralatan kantor dalam membantu para pegawai menyelesaikan tugas/pekerjaan masih kurang memadai. Lalu pada tabel 20 ada sebanyak 17 orang atau 100% yang menyatakan bahwa bawahan jarang menunda-nunda pekerjaan. Kemudian ada sebanyak 17 orang atau 100% pada tabel 21 yang menyatakan tingkat kehadiran bawahan yang cukup tinggi.

b. Kualitas kerja

Tuntutan kualitas kerja pada setiap oraganisasi adalah sesuatu hal yang mutlak dan keharusan. Para pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang pada saat ini mampu menghasilkan kualitas kerja yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, dan para pegawai tidak merasa terbebani atas tuntutan mutu kerja yang dikehendaki oleh Camat Galang. Ini terbukti dengan jarangnya bawahan mendapat teguran, karena para bawahan mampu menghasil mutu yang sesuai dengan yang diharapkan oleh Camat.

Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban yang diperoleh dari 17 responden, yakni 13 orang atau 76,47% pada tabel 22 menyatakan para bawahan mampu mengerjakan tugas/pekerjaan sesuai dengan mutu yang diinginkan. Dan ada sebanyak 17 orang atau 100% pada tabel 23 yang menyatakan bahwa hasil kerja bawahan selama ini sesuai dengan mutu yang diharapkan. Kemudian pada tabel 24 ada sebanyak 17 orang atau 100% yang menyatakan bawahan jarang menerima teguran akibat hasil kerja yang tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan.

c. Ketepatan waktu

(33)

akibat ketetapan waktu yang diberikan bagi para bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan tersebut pula.

Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, diperoleh yakni sebanyak 15 orang atau 88,24% pada tabel 25 menyatakan bawahan mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dan ada sebanyak 13 orang atau 76,47% pada tabel 26 yang menyatakan bahwa waktu yang diberikan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sudah cukup sesuai bagi para bawahan. Kemudian ada sebnayak 10 orang atau 58,82% pada tabel 27 yang menyatakan bawahan jarang mengalami kendala dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan dengan waktu yang telah ditentukan.

Dari penjelasan analisa data atas indikator-indikator efektivitas kerja pegawai diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas kerja pegawai pada saat ini sudah cukup baik.

Atas semua penjelasan yang terurai di atas, dengan merujuk pada aspek-aspek indikator kepemimpinan maupun efektivitas kerja pegawai, maka penulis menyimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan Camat terhadap efektivitas kerja pegawai sangat besar, dan pada saat ini sudah cukup baik dan bisa dikatakan efektif. Hal ini diperkuat dengan uji korelasi Rank Spearman pada sub bab berikut di bawah ini.

5.2 Uji Korelasi dengan Rumus Rank Spearman

Untuk dapat mengetahui dan mengukur seberapa besar pengaruh kepimpinan Camat terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang, maka penulis menggunakan bantuan program SPSS dengan mengolah point-pont yang telah diperoleh oleh masing-masing jawaban responden atas kuesioner yang telah diberikan. Dan akhirnya diperoleh tabel korelasi Rank Spearman antara Variabel X (kepemimpinan Camat) dengan Variabel Y (Efektivitas Kerja Pegawai) sebagai berikut:

(34)

Statistik nonparametik ini digunakan pada kondisi-kondisi penelitian tertentu, seperti jumlah sampel yang kecil (kurang dari 30). Untuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Rank Spearman dan Uji Signifikansi menggunakan Independent-Sample t-test. Berdasarkan analisis di atas diketahui bahwa hubungan antara pengaruh kepemimpinan Camat terhadap efektivitas kerja pegawai diperoleh angka sebesar 0,845. Setelah dikonsultasikan dengan label batas nilai korelasi angka tersebut berada pada kategori Sangat Kuat, yaitu berada pada skala antara 0,80 - 1,000. (Sugiyono, 2005: 214)

(35)
(36)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Kepemimpinan Camat Galang Kabupaten Deli Serdang saat ini sudah cukup berjalan atau terlaksana dengan baik. Artinya hal-hal yang berhubungan antara atasan dengan bawahan, baik itu komunikasi, motivasi, penentuan kerja, penilaian kerja dan pendelegasian wewenang sudah terlaksana dengan cukup baik. Meskipun dalam aspek indikator motivasi masih dirasa kurang cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden selama melakukan penelitian melalui penyebaran angket kuesioner.

2. Efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden mengenai indikator efektivitas kerja yang terdiri dari kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu melalui penyebaran angket kuesioner. Meskipun dalam aspek indikator kuantitas kerja masih dirasa kurang sesuai.

(37)

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan mutu dan manfaat penelitian ini, khususnya bagi Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang sebagai objek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Camat Galang Kabupaten Deli Serdang saat ini sudah cukup berjalan atau terlaksana dengan baik dan sebaiknya pula dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

2. Efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang saat ini sudah cukup baik, dan sebaiknya pula dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

3. Aspek motivasi kerja pada kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang masih dirasa kurang maksimal, dan Camat patut memperhatikan hal ini guna membangun efektivitas kerja yang baik.

4. Aspek penilaian dan perhatian kerja pada kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang masih dirasa kurang dan perlu ditingkatkann, dan Camat patut memperhatikan hal ini guna membangun efektivitas kerja yang baik.

(38)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksplanasi kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

(39)

2.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data. Selanjutnya yang menjadi sampelnya diambil berdasarkan teknik sampling jenuh, dimana sampling ini digunakan apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Untuk itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi terkecuali pemimpin atau Camat tidak diikut sertakan, yakni berjumlah 17 orang pegawai.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Metode angket (kusioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

b. Metode wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi terhadap masalah penelitian.

c. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian. 2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan

(40)

2.5 Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala Likert untuk menilai jawaban kuesioner. (Sugiyono, 2005: 107)

Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut: - untuk jawaban alternatif “a” diberi skor 5

- untuk jawaban alternatif “b” diberi skor 4 - untuk jawaban alternatif “c” diberi skor 3 - untuk jawaban alternatif “d” diberi skor 2 - untuk jawaban alternatif “e” diberi skor 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong sangat tinggi, sedang, sangat rendah, terlebih dahulu menentukan interval dengan cara sebagai berikut:

bilangan

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel dan sub variabel yaitu:

a. skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21 – 5,00 b. skor untuk kategori tinggi : 3,41 – 4,20 c. skor untuk kategori sedang : 2,61 – 3,40 d. skor untuk kategori rendah : 1,81 – 2,60 e. skor untuk kategori sangat rendah : 1,00 – 1,80

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman seperti berikut:

(41)

2.6 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y, digunakan rumus korelasi peringkat Spearman. (Uyanto, 2006 : 201)

)

Dimana : rs : koefisien korelasi spearman

n : jumlah observasi

i

d : selisih pasangan peringkat (rank) ke-i

Untuk menguji apakah koefisien korelasi peringkat Spearman yang diperoleh signifikan digunakan rumus

 , dengan tingkat kebebasan (n-2)

Dimana : rs : koefisien korelasi Spearman

n : jumlah sampel

2

n : df (Degresi of Freedom)

Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel untuk tingkat kesalahan 5%.

hitung

(42)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas suatu organisasi. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi, berbagai perilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari.

Pemimpin disetiap organisasi kerja memerlukan dan mengharapkan sejumlah pegawai yang cakap dan terampil di bidang pekerjaannya, sebagai orang yang membantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi beban kerja unit masing-masing. Dalam arti seorang pemimipin menginginkan sejumlah pegawai yang efektif dalam melakukan pekerjaannya.

Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerja sama antar dua orang atau lebih. Baik yang disebut organisasi ataupun kelompok, tujuannya adalah untuk mencapai sesuatu. Jika sesuatu yang ingin dicapai itu betul-betul dapat diraih, maka tujuannya efektif. Efektivitas adalah ukuran sejauh mana tujuan dapat dicapai. Efektivitas adalah suatu kontinum yang merentang dari efektif, kurang efektif, sedang-sedang, sangat kurang, sampai tidak efektif. (Sigit, 2003 : 2)

(43)

tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang adalah suatu instansi pemerintahan. Camat adalah perangkat pemerintahan wilayah kecamatan yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum di wilayah kecamatan. Kecamatan merupakan barisan terdepan dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dibantu oleh pemerintahan desa atau kelurahan. Oleh karena itu, pentingnya tugas, fungsi, dan wewenang kecamatan untuk pembangunan daerah adalah yang paling dekat dengan masayarakat tersebut.

Pemerintah Kecamatan Galang kabupaten Deli Serdang, yang bekerja untuk masyarakat sudah seharusnya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan yang demikian, pegawai kantor Kecamatan Galang kabupaten Deli Serdang harus seefektif mungkin dalam menjalankan pekerjaannya. Namun sayang pada prakteknya, sering sekali ditemukan pegawai yang tidak bekerja efektif sebagaimana mestinya. Misalnya saja para pegawai sering sekali datang terlambat masuk kerja dari jam kerja yang telah ditentukan, bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir. Selain itu para pegawai juga sering menunda-nunda pekerjaan yang sebenarnya dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, dan terkadang mereka memberkan pelayanan yang kurang memuaskan terhadap masyarakat. Di sinilah dituntut kepemimpinan seorang camat dalam memepengaruhi para bawahan agar lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya demi menciptakan aparatur pemerintahan yang baik dan sehat.

Untuk mencapai efektivitas kerja yang diinginkan, Camat Galang harus menjalankan peran dan tugasnya dengan cara memotivasi para pegawainya dan juga selalu berkomunikasi, agar para pegawainya menyadari bahwa mereka memang dibutuhkan dan tidak dibeda-bedakan, sehingga mereka mengerjakan pekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya, demi kemajuan bersama. Camat juga dibutuhkan untuk mengontrol kegiatan para pegawai apakah berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak. Camat dan pegawainya haruslah saling bekerja sama dalam usaha pencapaian tujuan tersebut. Masing-masing dari mereka haruslah menyadari tugas dan tanggung jawabnya.

(44)

Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengupayakan suatu kajian ilmiah dalam judul penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang)”.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk dapat mempermudah penelitian ini nantinya, dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan di teliti.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah di jelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah “Seberapa besar pengaruh kepemimipinan Camat terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kepemimpinan Camat pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang

2. Untuk mengetahui efektifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Galang Kabupaten Deli Serdang

1.4 Manfaat Penelitian

(45)

1. Bagi penulis khususnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah, terutama dalam menganalisa permasalahan yang terjadi di masyarakat yang ada kaitannya dengan teori akademis.

2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna untuk meninjau dan meningkatkan efektivitas kerja pegawai instansi itu sendiri.

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi ragam penelitian baik secara teoritis maupun praktis yang telah dilakukan oleh peneliti.

1.5 Kerangka Teori

Dalam suatu studi penelitian, perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan berfikir untuk memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori sebagai pedoman yang mengambarkan dari sudut mana masalah tersebut disorot. (Nawawi, 1992 : 149)

Menurut Singarimbun (1989 : 37), teori diartikan sebagai serangkaian konsep, defenisi, preposisi, yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. Gambaran sistematis ini dijabarkan dan menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya dengan bertujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut.

1.5.1 Kepemimpinan

1.5.1.1 Pengertian Kepemimpinan

(46)

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati sehingga orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut.

Kepemimpinan dapat timbul apabila terdapat faktor-faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor-faktor tersebut meliputi orang-orang bekerja dari sebuah posisi organisatoris, dan timbul dalam suatu situasi yang spesifik. (Winardi, 2000 : 48)

Pengertian kepemimpinan yang lain adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. (Hersey dan Blanchard dalam Sutarto, 1991 : 22). Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut Siagian (2002 : 62) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi kepemimpinan adalah kepengikutan.

1.5.1.2 Gaya dan Tipe Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, hingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.

Menurut Nawawi (2004 : 83) bahwa apabila aktivitas kepemimpinan dipilih-pilih, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan ini gilirannya ternyata merupakan dasar dalam membeda-bedakan atau mengklasifikasikan tipe kepemimpinan.

Dari berbagai studi tentang kepemimpinan, diketahui ada beberapa gaya kepemimpinan yang paling umum dikenal, yaitu:

1. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Otoriter

(47)

bertipe otoriter selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya, dan ia senantiasa memiliki kekuasaan absolut atau tunggal, pada kondisi dan situasi yang sikap dan prinsipnya kaku. Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi, hingga cenderung bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah identik. Dalam menentukan dan menerapkan disiplin organisasi begitu keras dan menjalankannya dengan sikap kaku, pemimpin bergaya dan bertipe ini juga tidak dapat dikritik, bawahannya juga tidak akan mendapat kesempatan untuk memberikan saran maupun pendapat. Apabila pimpinan ini sudah mengambil keputusan, biasanya keputusan itu berbentuk perintah dan bawahannya hanya melaksanakannya saja.

2. Gaya dan Tipe Paternalistik

Gaya dan tipe kepemimpinan paternalistik merupakan kepemimpinan yang bersifat kebapakan, namun bukan tipe ideal dan bukan tipe yang didambakan. Seorang pemimpin paternalistik, senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang belum dewasa. Ia tidak akan mendorong kemandirian bawahannya karena tidak ingin mereka berbuat kesalahan. Terkait dengan itu, maka pemimpin paternalistik akan bersifat terlalu melindungi, itikadnya memang baik, tetapi prakteknya akan negatif. Karena ia tidak akan mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut akan timbul dampak negatif pada oraganisasi.

Dalam mengambil keputusan, pemimpin paternnalistik menjadi pusat pengambilan keputusan, dimana pelimpahan wewenang untuk mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah dalam organisasi tidak akan terjadi. 3. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Leissez Faire

(48)

bahwa para bawahan lah yang mengambil keputusan, dan keberadaannya dalam organisasi lebih bersifat suportif.

4. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Gaya dan tipe kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya. Terlepas dari apakah dia berfungsi sebagai pemimpin formal atau informal, ia memiliki daya tarik yang kuat bagi orang lain, sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu.

Para pakar belum sepakat tentang faktor-faktor yang menjadi ‘magnit’ tersebut. Latar belakang biografikal, pendidikan, kekayaan dan penampilan mungkin ikut berperan, akan tetapi mungkin juga tidak. Karena ketidakmampuan para ahli mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang dominan, akhirnya hanya ditekankan bahwa seorang pemimpin yang kharismatik memiliki “kekuatan supranatural” yang tidak dimiliki orang lain. 5. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Demokratis

Gaya dan tipe kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efekktif kepada para bawahannya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahannya, dengan penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik. Ia rela dan mau melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya, dan tetap bertanggung jawab atas tindakan para bawahannya. Pemimpin demokratis bersifat mendidik dan membina, dalam hal bawahannya berbuat kesalahan dan tidak serta merta bersifat menghukum atau mengambil tindakan punitive.

(49)

faktor seperti tujuan, pengikut (bawahan), organisasi dan situasi yang ada sehingga tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik atau buruk.

Oleh karena itu, dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang pemimpin harus tetap konsisten untuk mempertahankan gaya kepemimpinan dalam segala situasi. Hal ini justru akan memperburuk keadaan organisasi yang dipimpinnya. Tetapi sebaliknya, harus bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya dengan situasi yang ada, kondisi dan individu dalam organisasi.

1.5.2 Camat

1.5.2.1 Pengertian Camat

Sesuai UU nomor 32 tahun 2004, kecamatan merupakan perangkat daerah yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh seorang Camat yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kecamatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelnggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan serta melaksanakan tugas pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas Perangkat Daerah dan atau instansi lainnya.

Berdasarkan Pasal 126 Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memuat bahwa:

1. kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan peraturan daerah berpedoman pada peraturan pemerintah.

2. kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam tugasnya memperoleh pelimpahan sebagai wewenang bupati/walikota untuk menangani sebagai urusan otonomi daerah.

3. camat juga menyelenggarakan umum pemerintahan, meliputi: a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Mengkoordinasikan upaya menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum.

(50)

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan.

f. Pembina penyelenggara pemerintahan desa dan atau kelurahan.

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

4. camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan tehnis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5. camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan

bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota.

6. perangkat kecamatan bertanggung jawab kepada camat.

7. pelaksanaan ketentuan ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada peraturan pemerintah.

1.5.2.2 Tugas dan Fungsi Camat

Sesuai dengan UU nomor 32 tahun 2004, tugas dan fungsi camat adalah sebagai berikut:

a) mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

b) mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum c) mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan d) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

e) mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat kecamatan

f) membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan

(51)

1.5.3 Efektivitas Kerja

15.3.1 Pengertian Efektivitas Kerja

Setiap organisasi selalu dihadapkan pada persoalan keterbatasan sumber daya manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antara berbagai sumber daya tadi harus dikelola dengan baik sehingga dapat mencapai sasarannya secara efesien dan efektif. Secara sederhana efektivitas kerja dapat didefenisikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu secara benar dan efektivitas sebagai kemampuan melakukan sesuatu tepat pada sasaran.

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi keberhasilan pencapaian tujuan, maka efektivitas adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi. Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Menurut Komaruddin (1994 : 269), efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Gibson (1995 : 25), dalam hal ini membagi efektivitas menjadi 3 bagian, yakni efektivitas individu, kelompok, dan organisasi. Selanjutnya Gibson menjelaskan bahwa hal yang mempengaruhi kefektivan individu adalah kemauan, pengetahuan, sikap, motivasi dan stress.

Efektivitas kerja adalah kemampuan kerja bagi pegawai untuk dapat bekerja secara maksimal dengan membawa keuntungan bagi organisasi yang dilihat berdasarkan produktivitas kerja, kualitas kerja, prestasi dan semangat kerja.

Sedangkan menurut Siagian (2000 : 56), efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik atau tidak, sangat tergantung pada bila mana tugas itu diselesaikan atau tidak, terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya anggaran yang dikeluarkan untuk itu.

(52)

terhadap pencapaian dan pemenuhan beberapa ketentuan yang dicapai sesuai dengan standar yang berlaku dalam organsasi.

1.5.4 Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati orang lain dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut.

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagaian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dari cara melakukan suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana dalam hal ini pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para pegawainya yang ada pada Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

Sedangkan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini juga berkaitan dengan kuantitas dan kualitas kerja yang dihasilkan. Artinya yaitu seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak.

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seorang pegawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai.

(53)

bekerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawai, tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Camat dalam memimpin. Atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela mengikuti semua keinginan Camat tersebut demi mencapai tujuan organisasi.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain, hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. (Sugiyono, 2005 : 70) Hipotesis nol : tidak ada hubungan antara X dan Y

Hipotesis alternative : terdapat hubungan antara X dan Y Ho : p = 0 (berarti tidak ada hubungan)

Ha : p  0 (berarti ada hubungan) (Sugiyono, 2005:187)

Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan Camat terhadap efektivitas kerja pegawai.”

1.7 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1989 : 31) konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Gambar

Tabel 1: Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 2: Distribusi Responden Menurut Usia
Tabel 4: Distribusi Responden Menurut Golongan
Tabel 5: Distribusi Responden menurut Masa Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Satellite data also included a set of TanDEM-X (TDX) and TerraSAR-X (TSX) X-band synthetic aperture radar (SAR) images, suitable for interferometric and

(a) menyediakan catatan dalam buku-buku catatan pertama termasuk Buku Tunai (Jurnal Penerimaan Tunai dan Jurnal Pembayaran Tunai tidak diterima).

The University of Natural Resources and Life Sciences (BOKU) in cooperation with the National Drought Management Authority (NDMA) has setup an operational processing of MODIS images

Dengan ini, kemampuan mereka untuk bermandiri akan lebih terserlah kerana tidak bergantung kepada peluang pekerjaan yang disediakan oleh pihak lain.. Selama ini

Untuk setiap molekul glukosa yang masuk jalur glikolisis dibentuk dua molekul. piruvat, dan apabila tersedia oksigen (O 2 ) piruvat dikonversi menjadi dua molekul

B ila pendidikan agama Islam disekolah dilaksanakan dengan sebaik- baiknya, maka besar kemungkinan akan membantu mewujudkan harapan orang tua yaitu memiliki anak

Berdasarkan kajian teori tersebut, maka siswa sebagai subjek belajar memiliki sifat aktif, kontruktif, dan mampu merencanakan, mencari, mengolah

Sehingga apabila perhitungan persediaan dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantiy dibanding dengan Perhitungan persediaan yang dilakukan dengan