LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian
Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan
1. Cara pengisian kuesioner
1. Mohon memberikan jawaban yang sebenar -benarnya dengan cara memberikan tanda check ( )
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu/Saudara. Adapun makna tanda tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
b. Setuju (S) : diberi skor 4
c. Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 d. Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
3. Setelah melakukan pengisian mohon Bapak/Ibu/Saudara mengembalikan kepada yang menyerahkan kuesioner.
2. Indentitas responden
Nama : Jenis Kelamin : Status :
Umur : a. >40 tahun b. 35-39 tahun c. 30-34 tahun
Jenis Dagangan : Tekstil
PELUANG (X1)
No Pernyataan ST S KS TS STS
1 Jalan perniagaan merupakan pusat perbelanjaan tekstil yang sudah dikenal sejak lama.
2 Menurut saya konsumen yang datang ke toko kami selalu ramai. 3 Menurut saya konsumen yang
datang ke toko kami juga berasal dari luar kota.
4 Menurut saya dengan banyaknya konsumen yang menjadikan fashion sebagai gaya hidup akan meningkatkan jumlah konnsumen yang datang.
PENGALAMAN (X2)
No Pertanyaan ST S KS TS STS
5 Pengalaman sukses orang lain merupakan inspirasi bagi saya untuk mengembangkan usaha di jalan perniagaan.
10 Alasan saya menjadi pedagang tekstil di Jl. Perniagaan karena tidak mempunyai pekerjaan lain yang menarik minat saya.
MODAL (X4)
No Pernyataan ST S KS TS STS
11 Kekuatan modal itu penting untuk menjalankan usaha.
12 Sebelum memulai usaha saya telah memperhitungkan modal yang dibutuhkan.
13 Saya merasa cukup memiliki modal.
PERTUMBUHAN USAHA (Y)
No Pernyataan ST S KS TS STS
14 Omset penjualan yang saya dapatkan meningkat setiap tahunnya.
15 Selama menjalankan usaha saya sudah mendapatkan peningkatan laba.
16 Jumlah pelanggan yang datang ke toko kami semakin bertambah. 17 Karena usaha saya terus tumbuh dan
berkembang investasi saya semakin bertambah.
LAMPIRAN 3
Frekuensi Jawaban Responden
VAR00001
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2,00 1 2,0 2,0 2,0
3,00 1 2,0 2,0 3,9
4,00 41 80,4 80,4 84,3
5,00 8 15,7 15,7 100,0
Total 51 100,0 100,0
VAR00002
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 2 3,9 3,9 3,9
4,00 21 41,2 41,2 45,1
5,00 28 54,9 54,9 100,0
Total 51 100,0 100,0
VAR00003
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 2 3,9 3,9 3,9
4,00 26 51,0 51,0 54,9
5,00 23 45,1 45,1 100,0
VAR00004
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
VAR00008
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 3 5,9 5,9 5,9
5,00 12 23,5 23,5 100,0
Total 51 100,0 100,0
VAR00012
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 7 13,7 13,7 13,7
4,00 33 64,7 64,7 78,4
5,00 11 21,6 21,6 100,0
Total 51 100,0 100,0
VAR00013
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 6 11,8 11,8 11,8
4,00 38 74,5 74,5 86,3
5,00 7 13,7 13,7 100,0
Total 51 100,0 100,0
VAR00014
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 3 5,9 5,9 5,9
4,00 28 54,9 54,9 60,8
5,00 20 39,2 39,2 100,0
VAR00015
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 3 5,9 5,9 5,9
4,00 42 82,4 82,4 88,2
5,00 6 11,8 11,8 100,0
Total 51 100,0 100,0
VAR00016
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 2 3,9 3,9 3,9
4,00 30 58,8 58,8 62,7
5,00 19 37,3 37,3 100,0
Total 51 100,0 100,0
VAR00017
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 3 5,9 5,9 5,9
4,00 27 52,9 52,9 58,8
5,00 21 41,2 41,2 100,0
Total 51 100,0 100,0
LAMPIRAN 4
Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas
Scale Mean if
Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
1
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
Model Summary
a. Predictors: (Constant), Modal, Peluang, Pengalaman, Emosional
Variables Entered/Removeda
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
b. All requested variables entered.
ANOVAa
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
a. Dependent Variable: absut
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,49476051
Most Extreme Differences
Absolute ,108
Positive ,091
Negative -,108
Kolmogorov-Smirnov Z ,771
Asymp. Sig. (2-tailed) ,592
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agus Sartono,2011, Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Keempat, Yogyakarta, BPFE
Adi Sutanto. 2000. Kewiraswastawan. PT Ghaliab Indonesia dengan UMM Press, Jakarta Barat.
Anoraga, Pandji. 2004. Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Rineka Cipta, Jakarta.
Erlina, 2008. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Frinces, Heflin, 2011. Be An Entrepreneur, Graha Ilmu, Yogyakarta.
G Longenecker, Justin, Emban Pratia. 2000. Kewirausahawan Manajemen Usaha
Kecil. Edisi bahasa Indonesis, Salemba Empat, Jakarta.
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode
Riset. USU Press, Medan.
Hendro, 2010. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Erlangga, Jakarta.
Jatmiko, RD, 2004. Manajemen Statejik, UMM Press, Malang.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Mowen dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Penerbit Erlangga. Yakarta.
Sarosa, Pietra. 2003. Kiat Praktis Membuka Usaha. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi, Muslich Lutfi. 2014. Analisis Data untuk Riset
Manajemen dan Bisnis, Edisi ketiga, Medan: USU Press.
Soetadi, Iskandardini, 2010. Kewirausahaan. USU Press, Medan.
Sugiyono, 2010, Metodelogi Penelitian Bisnis. Penerbit: CV. Alfabet, Bandung. Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis.Yogyakarta: ANDI
Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Jilid Pertama, edisi revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Suryana, 2010. Data dan Jenis-jenis Data dalam Penelitian.
http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/ Suryatama, 2014. Lebih Memahami Analisis SWOT Dalam Bisnis. Jakarta: Kata
Pena
Syofian Siregar, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana
Zimmerer, W, Thomas, 2008. Kewirausanaan Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5 Buku 1, Salemba empat, Jakarta.
JURNAL
Dutta, D.K & Thorhill, S, 2008. The Evolution of Growth Intention; Toward a
Cognition Based Model, journal of bussiness venturing, Vol 23 No 3 Hal
307-332.
Inggarwati Komala, Arnold Kaudin, 2014. Peranan Faktor-Faktor Individual
dalam Mengembangkan Usaha.Vol 3 No 2 Hal 185-202.
Janssen, F, 2009. The Conceptualisation of growth: Are Employment and
Turnover Interchangeable Criteria, Journal of Entrepreneurship Vol 18
No 1 Hal 2-45.
Kristiningsih, Trimarjono Adrianto, 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Usaha Kecil Menengah ( Studi Kasus pada UKM di Wilayah Surabaya), Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya, ISSN NO : 1978 – 6522 Hal 141-154.
Liao, J, Welsch, H.P. & Pistrui, D, 2001. Environment and individual
determinants of entrepreuneurial growth: An emprial examination, Journal
of Enterprising Culture, Vol 9 No 3 Hal 253-272.
Putra Aditia Rano, 2012. Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen
untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Vol. 01 No.1 Hal
Siregar Gustina, Salman, Wati Lena, 2014. Strategi Pengembangan Usaha Tahu
Rumah Tangga, Jurnal Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Vol.19 No. 1 Hal 12-20. Titik Purniwati. 2006. Faktor Pendorong Minat Berwirausaha (Studi lapangan
terhadap Politeknik Negeri Jakarta), Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisi,
Vol. 5 No. 1 Hal 39-46.
Yulius Tria, Hattammimi Jurry, 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi
Wanita Berwirausaha Melalui Bisnis Online (Studi Pada Mahasiswi Sekolah Bisnis di Bandung). S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan
Informatika, Universitas Telkom 1 Vol. 3 No 1 Hal 1-9.
Warren Byabashaija, Isaac Katono, Robert Isabalija, 2010. The Impact of College
Entrepreneurial Education on Entrepreneurial Attitudes and Intention to Start a Business in Uganda. International Journal of Business and
Management, Hal 3-25.
Widayanti, 2009. Tantangan Wirausaha dalam Bisnis yang Sedang Tumbuh
Sebuah Kajian Teoritis dan Empiris. Jurnal Dosen STIMIK Malang. Hal
39-64.
SKRIPSI
Handayani, Intan septi, 2013. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Wirausaha, skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Safitri, Riska, 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Untuk
Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung), Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Yulianti, Retno, 2014. Strategi Peluang Bisnis Jasa Warung Internet di Sekitar
Universitas Sumatera Utara Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara Medan.
WEBSITE
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang, 2008:57).
Penelitian asosiatif ini bertujuan untuk memberikan penjelasan bahwa hubungan faktor peluang, pengalaman, emosional dan modal sebagai variabel independen (X) terhadap pertumbuhan usaha sebagai variabel dependen (Y) melalui pengujian hipotesis pada judul penelitian “Faktor Yang Mendorong Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Peniagaan Medan ”.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2015 sampai bulan Januari 2016 di Jalan Perniagaan Medan.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Batasan operasional pada penelitian ini adalah yang mendorong pertumbuhan usaha tekstil di Jalan Perniagaan Medan.
Variabel-variabel yang dianalisis adalah :
a. Variabel independen (X), yaitu faktor peluang, pengalaman, emosional, modal.
3.4 Definisi Operasional
Variabel penelitian yang digunakan adalah :
1. Variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2008 : 43). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Faktor Peluang (X1)
Faktor Pengalaman (X2) Faktor Emosional (X3) Faktor Modal (X4)
2. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen, (Erlina, 2008 : 42). Varibel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan usaha (Y).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Faktor usaha yang telah dijalani. 3.Belajar dari pengalaman orang lain.
(Lanjutan)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Faktor
1. Dorongan dari diri sendiri.
2. Usaha turun temurun dari keluarga. dimiliki saat ini yang dapat digunakan sebagai modal dalam memulai usaha.
1. Modal sendiri.
2.Modal dari orang lain.
Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No. Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono, 2004:86
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Ginting dan Situmorang 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah usaha tekstil pada Jalan Perniagaan Medan yang berjumlah 104 usaha.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap yang dapat menggambarkan populasinya (Ginting & Situmorang 2008:151).
Menurut Sugiono (2010:81) Teknik penentuan sampel (sampling) adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan di jadikan sumber data sebenernya, dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi akan diperoleh sampel yang benar- benar memiliki populasi. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan Probability sampling.
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
menjadi sampel. Dengan teknik pengambilan Simple Random Sampling, Simple
Random Sampling adalah teknik pengumpulan sampel secara acak talam populasi
itu (Sugiyono,2010:74).
Untuk mendapatkan sampel yang menggambarkan populasi, maka penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam buku Siregar (2013:34) yaitu sebagai berikut:
n=
Keterangan:
n : Jumlah sampel N : Ukuran Populasi e : Taraf Kesalahan (10%)
Maka dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sample sebesar: n=
n=
n= 50.98 n=51 orang
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50.9803922 responden atau dapat dibulatkan menjadi 51 orang responden.
3.7 Jenis Data Penelitian
a. Data Primer
terpilih yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, jurnal, majalah, informasi perusahaan maupun internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kuesioner
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
b. Studi Pustaka
Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Realibilitas
3.9.1 Uji Validitas
program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows, dengan kriteria sebagai berikut :
Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid.
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa semua butir pernyataan memiliki nilai
Corrected Item Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel (0,361). Dengan
demikian semua butir pernyataan valid dan kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut (Situmorang & Lufti 2014:89) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik. Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
3.10 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono (2010:243) dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu untuk diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam proposal. Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian untuk analisis data adalah:
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu metode penganalisaan data yang dilakukan mengumpulkan dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi (Sugiyono 2004:142).
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak biasa dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti 2014:114).
b. Uji Heteroskedastisitas
pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti 2014:121).
c. Uji Multikolinearitas
Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi.Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan
Variance Inflation Factor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan
batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti 2014:151), di mana :
Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi
multikolinearitas
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y = Pertumbuhan usaha a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi faktor peluang X1 = Faktor peluang
b2 = Koefisien regresi faktor pengalaman X2 = Faktor pengalaman
b3 = Koefisien regresi faktor emosional X3 = Faktor emosional
b4 =Koefisien regresi faktor modal X4 = Faktor modal
e = Standar Error
3.11 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :
3.11.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai-nilai variabel dependen.
Kriteria pengujian hipotesis :
H0 : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4) yaitu faktor peluang, pengalaman, emosional, modal terhadap variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan usaha.
Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima, jika thitung< ttabel pada α = 5% H0 ditolak, jika thitung > ttabel pada α = 5%
3.11.2 Uji signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (X1, X2, X3, X4) yaitu
Bentuk pengujian :
H0 : b1 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4) yaitu faktor peluang, pengalaman, emosional, modal, terhadap variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan usaha.
H0 : b1≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4) yaitu faktor peluang, pengalaman, emosional, modal terhadap variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan usaha.
Kriteria pengambilan keputusan adalah : H0 diterima, jika fhitung < ftabel pada α = 5% H0 ditolak, jika fhitung > ftabel pada α = 5%
3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)
maka dapat dikatakan bahwa semakin kuatnya pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) yaitu faktor peluang, pengalaman, emosional, modal terhadap variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan usaha.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Jalan Perniagaan Medan
Jalan Perniagaan Medan sebutan untuk pasar kain atau bahan pakaian. Nama ini memang sudah tidak asing lagi bagi penduduk kota Medan. Bahkan tempat ini juga terkenal hingga ke negara luar seperti Malaysia. Pasar yang dibangun pada masa kolonial Belanda ini populer sebagai tempat untuk berburu aneka jenis kain dan pakaian. Para wisatawan lokal maupun manca negara selalu menyempatkan diri singgah di pasar ini. Ada yang sekadar menikmati suasana pasar atau sengaja mencari kain dan pakaian jadi. Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Unimed, Ashari mengatakan, pada zaman kolonial, wilayah Kesawan merupakan pusat perdagangan di Sumut yang lambat laun menjadi wilayah pemerintahan. Sejarawan Belanda, Dirk A Buiskool yang meneliti mengungkapkan, kawasan itu termasuk situs sejarah. Bukan hanya lantaran usianya, tetapi juga nilai sejarahnya yang menarik. Awalnya dibuka tahun 1890 oleh konglomerat Medan keturunan Tionghoa, Cong A Fie, atas permintaan Pemerintah Belanda. Tempat itu, mulanya, menjadi pusat perdagangan ikan, sayur-mayur dan aneka daging.
yang bagus dan murah. Karena lokasinya yang sangat strategis, banyak konsumen yang sering berkunjung. Tidak hanya penduduk kota Medan sekitar saja yang berkunjung tetapi banyak juga yang datang dari Aceh, Riau, Padang, dan bahkan dari Malaysia. Banyaknya Toko yang berdiri di lokasi tersebut, sehingga memberikan banyak macam ragam pilihan untuk pengunjung memilah-milih bahan kain yang diinginkan. Tidak hanya bahan kain seperti sutra, satin, chiffon, renda, dan jenis kain lainnya saja yang dijual namun juga ada pedagang yang menjual baju, mukena, jilbab, sajadah, dan sebagainya. Sebagai pusat perbelanjaan kain terbesar di Medan bahkan di Sumatera bagian barat, Pajak Ikan Lama sekaligus telah menjadi daya tarik wisata bagi turis mancanegara. Dengan kata lain, meski tidak pernah diproyeksikan demikian, pasar kain ini telah menjadi ikon wisata belanja di Medan sejak beberapa tahun belakangan ini. Bukan hanya berburu bahan tekstil, tapi Pajak Ikan Lama ini juga dijadikan tujuan untuk wisata kuliner.
4.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden yang dilakukan Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan, diluar dari sampel.
4.2.1 Uji Validitas
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuisioner didalam pengumpulan data di penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner tersebut tersusun dan diuji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya apakah si wawancara yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuisioner. Selain itu, validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden sewaktu di wawancara. Bila di waktu menjawab semua pertanyaan, responden merasa bebas tanpa ada rasa malu atau rasa takut, maka data yang diperoleh akan valid. (Helmi dan Muslich, 2014:86)
Pengujian validitas instrumen digunakan dengan menggunakan program SPSS for windows, dengan kriteria sebagai berikut:
1). Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2). Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. Pada hasil pengolahan dengan menggunakan bantuan software SPSS for
windows untuk melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas pada tiap
Tabel 4.1
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016) Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 17 variabel semua variabel valid dengan nilai r hitung > r tabel atau nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,361. Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reabilitas.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Pengujian yang dilakukan dengan program software SPSS for windows. Butir pertanyaan yang dinyatakan sudah valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1). Jika r alfa positif atau > r tabel maka pertanyaan reliabel. 2). Jika r alfa negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.
Tabel 4.2 Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,871 17
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016) Tabel 4.2 menunjukan bahwa semua butir instrumen reliabel karena nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,871 lebih besar dari 0,80. Maka kuisioner dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
4.3 Analisis Deskriptif
Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif responden. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penulis melakukan penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Desember 2015 – Januari 2016.
4.3.1 Analisis Deskriptif Responden
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Uraian Kategori
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016) Tabel 4.3 Menunjukkan dari 51 pedagang tekstil yang menjadi responden, berdasarkan dari segi jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 35 orang atau memiliki persentase 68,6% dan responden yang berjenis kelamin perempuan 16 orang atau memiliki presentase 31,4%. Hal ini menunjukan bahwa reponden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada responden berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Uraian Kategori Nominal Jumlah
Tabel 4.5
Karakteristik Berdasarkan Lama Usaha
No. Uraian Kategori disimpulkan bahwa lamanya responden yang berusaha >36 tahun sebanyak 7 orang atau 13,7%, responden yang berusaha 26-35 tahun berjumlah 22 orang atau 43,1% dan responden yang berusaha 16-25 tahun berjumlah 15 orang atau 29,5% dan responden yang berusaha 5-15 tahun berjumlah 7 orang atau 13,7%. Hal ini menunjukan bahwa responden didominasi oleh lama usaha 26-35 tahun.
4.3.2 Analisis Deskiriptif Variabel
Peneliti meneliti faktor – faktor yang mendorong pertumbuhan usaha pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan. Dari kuesioner yang disebarkan kepada responden, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang
diperoleh dari 51 responden untuk variabel peluang yaitu:
1) Pada pernyataan yang pertama (Jalan Perniagaan merupakan pusat perbelanjaan tekstil yang sudah dikenal sejak lama) hasil wawancara menyatakan 15,7% sangat setuju, 80,4% menyatakan setuju, 2% menyatakan kurang setuju, 2% menyatakan tidak setuju.
2) Pada pernyataan yang kedua (Menurut saya konsumen yang datang ke toko kami selalu ramai), 54,9% adalah sangat setuju, 41,2% menyatakan setuju, 3,9% menyatakan kurang setuju.
3) Pada pernyataan yang ketiga (Menurut saya konsumen yang datang ke toko kami juga berasal dari luar kota), 45,1% adalah sangat setuju, 51,0% menyatakan setuju, 3,9% menyatakan kurang setuju.
4) Pada pernyataan yang keempat (Menurut saya dengan banyaknya konsumen yang menjadikan fashion sebagai gaya hidup akan meningkatkan jumlah konsumen yang datang), 31,4% adalah sangat setuju, 58,8% menyatakan setuju, 9,8% menyatakan kurang setuju.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Pengalaman (X2)
Soal No
STS TS KS S SS TOTAL
F % F % F % F % F % F %
5 0 0 0 0 2 3,9 33 64,7 16 31,4 51 100 6 0 0 0 0 6 11,8 36 70,6 9 17,6 51 100 7 0 0 0 0 8 15,7 35 68,6 8 15,7 51 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016)
Tabel 4.7 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang
5) Pada pernyataan yang kelima (Pengalaman sukses orang lain merupakan inspirasi bagi saya untuk mengembangkan usaha di jalan perniagaan) hasil wawancara menyatakan 31,4% adalah sangat setuju, 64,7% menyatakan setuju, 3,9% menyatakan kurang setuju.
6) Pada pernyataan yang keenam (Saya banyak belajar dengan cara berinteraksi dengan sesama pedagang tekstil yang sudah sukses), 17,6% adalah sangat setuju, 70,6% menyatakan setuju, 11,8% menyatakan kurang setuju.
7) Pada pernyataan yang ketujuh (Saya sudah banyak pengalaman dibidang usaha), 15,7% adalah sangat setuju, 68,6% menyatakan setuju, 15,7% menyatakan kurang setuju.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Emosional (X3)
Soal No
STS TS KS S SS TOTAL
F % F % F % F % F % F %
8 0 0 2 3,9 2 3,9 34 66,7 13 25,5 51 100 9 0 0 0 0 6 11,8 37 72,5 8 15,7 51 100 10 0 0 0 0 6 11,8 39 76,5 6 11,8 51 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016)
Tabel 4.8 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang
diperoleh dari 51 responden untuk variabel minat berwirausaha yaitu:
9) Pada pernyataan yang kesembilan (Usaha yang saya jalani sekarang merupakan usaha turun temurun dari keluarga), 15,7% adalah sangat setuju, 72,5% menyatakan setuju, 11,8% menyatakan kurang.
10) Pada pernyataan yang kesepuluh (Alasan saya menjadi pedagang tekstil di Jl. Perniagaan karena tidak mempunyai pekerjaan lain yang menarik minat saya), 11,8% adalah sangat setuju, 76,8% menyatakan setuju, 11,8% menyatakan kurang setuju.
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Modal (X4)
Soal No
STS TS KS S SS TOTAL
F % F % F % F % F % F %
11 0 0 0 0 3 5,9 36 70,6 12 23,5 51 100 12 0 0 0 0 7 13,7 33 64,7 11 21,6 51 100 13 0 0 0 0 6 11,8 38 74,5 7 13,7 51 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSSfor windows, 2016)
Tabel 4.9 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang
diperoleh dari 51 responden untuk variabel minat berwirausaha yaitu:
11) Pada pernyataan yang kesebelas (Kekuatan modal itu penting untuk menjalankan usaha) hasil wawancara menyatakan 23,5% adalah sangat setuju, 70,6% menyatakan setuju, 5,9% menyatakan kurang setuju.
12) Pada pernyataan yang keduabelas (Sebelum memulai usaha saya telah memperhitungkan modal yang dibutuhkan), 21,6% adalah sangat setuju, 64,7% menyatakan setuju, 13,7% menyatakan kurang.
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Pertumbuhan Usaha (Y)
Soal No
STS TS KS S SS TOTAL
F % F % F % F % F % F %
14 0 0 0 0 3 5,9 28 54,9 20 39,2 51 100 15 0 0 0 0 3 5,9 42 82,4 6 11,8 51 100 16 0 0 0 0 2 3,9 30 58,8 19 37,3 51 100 17 0 0 0 0 3 5,9 27 52,9 21 41,2 51 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSSfor windows, 2016)
Tabel 4.10 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang
diperoleh dari 51 responden untuk variabel minat berwirausaha yaitu:
14) Pada pernyataan yang keempatbelas (Omset penjualan yang saya dapatkan meningkat setiap tahunnya) hasil wawancara menyatakan 39,2% adalah sangat setuju, 54,9% menyatakan setuju, 5,9% menyatakan kurang setuju. 15) Pada pernyataan yang kelimabelas (Selama menjalankan usaha saya sudah
mendapatkan peningkatan laba), 11,8% adalah sangat setuju, 82,4% menyatakan setuju, 5,9% menyatakan kurang.
16) Pada pernyataan yang keenambelas (Jumlah pelanggan yang datang ke toko kami semakin bertambah), 37,3% adalah sangat setuju, 58,8% menyatakan setuju, 3,9% menyatakan kurang setuju.
17) Pada pernyataan yang ketujuhbelas (Karena usaha saya terus tumbuh dan berkembang investasi saya semakin bertambah), 41,2% adalah sangat setuju, 52,9% menyatakan setuju, 5,9% menyatakan kurang setuju.
4.4 Uji Asumsi Klasik
harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagai berikut:
4.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.Untuk melihat normalitas data menggunakan pendekatan histogram, grafik dan kolmogorv-sminorv.
1. Pendekatan Histogram
Gambar 4.1 Histogram
2. Pendekatan Grafik
Gambar 4.2
Normality Probability Plot
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016) Pada output SPSS P-P Plot of Regression, bahwa data cenderung lurus mengikuti garis diagonal sehingga data dalam penelitian ini cenderung terdistribusi normal seperti terlihat pada Gambar 4.2.
3. Pendekatan Kolmogorv-Sminorv
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,49476051
Most Extreme Differences
Absolute ,108
Positive ,091
Negative -,108
Kolmogorov-Smirnov Z ,771
Asymp. Sig. (2-tailed) ,592
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016) Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig(2-tailed) adalah 0,592 dan diatas nilai signifikansi (0,05) atau 5%. Hal ini berarti residual data berdistribusi normal. Nilai kolmogorv-sminorv Z lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.
4.4.2 Uji Heterokedastisitas
1. Pendekatan Grafik
Gambar 4.3 Scatterplot
2. Pendekatan Statisik Dengan Uji Glejser
Tabel 4.12
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016)
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.12, dapat dilihat signifikansi variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
4.4.3 Uji Multikolinieritas
Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) > 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance < 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance > 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,1 sedangkan variance
inflation factor (VIF) < 5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam
penelitian ini tidak saling berkorelasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, sehingga tidak mengandung multikolinearitas.
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) dengan variabel terikat (Y) Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan. Analisis regresi linear berganda menggunakan bantuan program SPSS for windows.
Tabel 4.14
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
b. All requested variables entered.
independent yang dikeluarkan (removed). Metode yang dipilih adalah metode enter.
Tabel 4.15
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,727 1,792 ,406 ,687
Peluang ,268 ,103 ,252 2,611 ,012
Pengalaman ,346 ,121 ,317 2,867 ,006
Emosional ,316 ,123 ,290 2,576 ,013
Modal ,295 ,122 ,248 2,418 ,020
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016) Tabel 4.15 menunjukkan bahwa pada kolom unstandardized coefficients diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,727 + 0,268X1+ 0,346X2 + 0,316X3 + 0,295X4 + e
Persamaan regresi linier berganda dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0,727 artinya bahwa apabila Peluang, Pengalaman, Emosional, Modal nilainya = 0 maka Pertumbuhan Usaha sebesar 0,727. b. Variabel Peluang mempunyai pengaruh yang positif terhadap Pertumbuhan
Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,268.
d. Variabel Emosional mempunyai pengaruh yang positif terhadap Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,316.
e. Variabel Modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,295.
Dari variabel-variabel tersebut penentuan variabel dominan dilakukan dengan menggunakan tabel print out coefficient dari data dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistican Product and Service Solution) for windows dengan memakai metode enter yang digunakan untuk melihat faktor mana yang paling dominan dalam pertumbuhan usaha pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan. Dengan asumsi: apabila nilai standarized coefficient variabel bebas memiliki nilai tertinggi (tingkat probabilitas yang paling signifikan), dan juga nilai signifikansi terkecil diantara variabel bebas lainnya. Kesimpulannya adalah variabel bebas tersebut yang dominan berpengaruh terhadap variabel terikat.
variabel atau faktor yang dominan dalam mendorong pertumbuhan usaha pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan.
4.6 Uji Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F dilaksanakan untuk menguji apakah variabel peluang (X1), pengalaman (X2), emosional (X3), dan modal (X4) cara bersama-sama atau serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Usaha (Y).
Langkah- langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan model hipotesis Ho dan Ha.
2.Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan.
3.Menentukan kriteria pengambilan keputusan.
4.Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS for windows 5. Kesimpulan
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut :
df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan :
n = jumlah sampel penelitian
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 51 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 5, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 5-1 = 4 2. df (penyebut) = 51-5= 46
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for
Windows kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5% (4:46) =
2,57 dengan kriteria uji sebagai berikut : H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ha diterimajika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut :
Tabel 4.16 Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 27,447 4 6,862 25,789 ,000b
Residual 12,239 46 ,266
Total 39,686 50
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
b. Predictors: (Constant), Modal, Peluang, Pengalaman, Emosional
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan usaha pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan.
4.6.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel peluang (X1), pengalaman (X2), emosional (X3), dan modal (X4) secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan usaha (Y) pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan.
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 5%
Ha diterima jika t-hitung > t-tabel pada α = 5%
Nilai t-tabel dapat dilihat pada α = 5% yang diperoleh dari n – k
n= jumlah sampel yaitu 51 responden
k= jumlah variabel yang digunakan adalah 5, maka nilai t-tabel
5% (46) adalah 1,67.
Tabel 4.17 Uji t
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,727 1,792 ,406 ,687
Peluang ,268 ,103 ,252 2,611 ,012
Pengalaman ,346 ,121 ,317 2,867 ,006
Emosional ,316 ,123 ,290 2,576 ,013
Modal ,295 ,122 ,248 2,418 ,020
a. Dependent Variable: Pertumbuhan.Usaha
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS for windows, 2016) Pada Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel peluang (X1) adalah 2,611, variabel pengalaman (X2) 2,867, variabel emosional (X3) dan untuk variabel modal (X4) adalah 2,418. Berdasarkan kriteria uji hipotesis, maka dapat disimpulkan:
1. Variabel peluang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,012) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (2,611) > ttabel 1,67 artinya jika variabel peluang ditingkatkan maka pertumbuhan usaha akan meningkat.
3. Variabel emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,013) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (2,576) > ttabel 1,67 artinya jika variabel emosional ditingkatkan maka pertumbuhan usaha akan meningkat.
4. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,020) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (2,418) > ttabel 1,67 artinya jika variabel emosional ditingkatkan maka pertumbuhan usaha akan meningkat.
4.6.3 Koefisien Determinasi (R²)
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R²) semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R²) semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.
Tabel 4.18 Uji Determinan
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,832a ,692 ,665 ,51582
a. Predictors: (Constant), Modal, Peluang, Pengalaman, Emosional
Keterangan Tabel 4.18 :
a. R = 0,832 berarti hubungan (relation) antara peluang, pengalaman, emosional, dan modal terhadap pertumbuhan usaha sebesar
83,2%. Artinya hubungannya sangat erat. Untuk memastikan tipe
hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.19
Hubungan antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang (2014 : 170)
b. R Square sebesar 0,692 yang artinya faktor yang mendorong
Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan
Medan dapat dijelaskan oleh peluang, pengalaman, emosional, dan
modal hanya sebesar 69,2% dan sisanya 30,8% dapat dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
c. Adjusted R Square sebesar 0,665 yang artinya faktor yang
mendorong Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan
Perniagaan Medan dapat dijelaskan oleh peluang, pengalaman,
emosional, dan modal hanya sebesar 66,5% dan sisanya 33,5%
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam
d. Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standard Error of Estimate 0,51582. Semakin kecil
Standard Error of Estimate berarti model semakin baik.
4.7 Pembahasan
4.7.1 Hasil Analisis Deskriptif
4.7.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden
a. Crosstab Jenis Kelamin
Berdasarkan data crosstab jenis kelamin pada Tabel 4.3, responden yang paling dominan adalah responden laki-laki dengan jumlah 35 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden wanita dengan jumlah 16 responden.
b. Crosstab Usia
Berdasarkan data crosstab usia pada Tabel 4.4, responden dengan usia >40 tahun responden yang paling dominan dibandingkan responden di usia yang lain yaitu untuk usia 35-39 tahun dengan jumlah 20 responden dan usia 30-34 tahun dengan jumlah 6 responden. Responden yang berusia >40 tahun adalah responden yang dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia >40 tahun.
c. Crosstab Lama Usaha
Responden yang memiliki usaha selama 26-35 tahun adalah responden yang dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia 26-35 tahun.
4.7.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel
a. Variabel Peluang (X1)
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai peluang, sesuai dengan Tabel 4.6 diperoleh sebanyak 96,1% menyetujui bahwa Jalan Perniagaan Medan merupakan pusat perbelanjaan tekstil yang sudah dikenal sejak lama, 96,1% menyetujui konsumen yang datang toko mereka selalu ramai, 96,1% menyetujui bahwa konsumen yang datang juga berasal dari luar kota dan 90,2% menyetujui bahwa konsumen menjadikan fashion sebagai gaya hidup akan meningkatkan konsumen yang datang. Berdasarkan hal tersebut, hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa responden menyetujui Jalan Perniagaan Medan memiliki peluang yang mendorong pertumbuhan usaha.
b. Variabel Pengalaman (X2)
c. Variabel Emosional (X3)
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai emosional, sesuai dengan Tabel 4.8 diperoleh sebanyak 92,2% menyetujui bahwa keinginan dari diri sendiri untuk berwirausaha, 88,2% menyetujui bahwa usaha yang dijalani merupakan usaha turun temurun dari keluarga, dan 88,6% menyetujui bahwa alasan menjadi pedagang tekstil di Jalan Perniagaan karena tidak memiliki pekerjaan lain yang menarik minat. Berdasarkan hal tersebut, hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa responden menyetujui pertumbuhan usaha di Jalan Perniagaan Medan didorong oleh faktor emosional.
d. Variabel Modal (X4)
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai modal, sesuai dengan Tabel 4.9 diperoleh sebanyak 94,1% menyetujui bahwa kekuatan modal itu penting untuk menjalankan usaha, 86,3% menyetujui bahwa sebelum memulai usaha telah memperhitungkan modal yang dibutuhkan, dan 88,2% menyetujui bahwa merasa cukup memiliki modal. Berdasarkan hal tersebut, hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa responden menyetujui pertumbuhan usaha di Jalan Perniagaan Medan didorong oleh faktor modal.
e. Variabel Pertumbuhan Usaha (Y)
mereka terus tumbuh dan berkembang maka investasi semakin bertambah. Berdasarkan hal tersebut, hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa responden menyetujui bahwa usaha mereka bertumbuh di Jalan Perniagaan Medan.
4.7.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Hipotesis
a. Pengaruh Peluang terhadap Pertumbuhan Usaha
Berdasarkan uji-t variabel Peluang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Usaha pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan yang terlihat dari nilai signifikan (0,012<0,05) berarti peH0 ditolak dan Ha diterima. Nilai thitung (2,611) > ttabel (1,67) maka hipotesis diterima. Pada hasil penelitian ini peluang mempunyai pengaruh kedua diantara variabel lainnya. Pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan sudah cukup memanfaatkan faktor peluang yang termasuk pusat perbelanjaan tekstil yang populer di kota Medan sebagai pertumbuhan usahanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Gustina dan Salman (2014) dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga” dalam penelitian ini menunjukkan peluang berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pengembangan usaha. Dan seperti yang dikemukakan oleh Pandji (2004:246) Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan.
Berdasarkan uji-t variabel Pengalaman berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan yang terlihat dari nilai signifikan (0,006<0,05) berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai thitung (2,867) > ttabel (1,67) maka hipotesis diterima, artinya jika variabel pengalaman ditingkatkan maka pertumbuhan usaha akan meningkat. Pengalaman merupakan faktor yang paling mempengaruhi dalam pertumbuhan usaha di Jalan Perniagaan Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian Kristiningsih dan Trimarjono (2014) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Pada UKM di Wilayah Surabaya)” dalam penelitian ini menunjukkan pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha. Dan seperti yang dikemukakan oleh Handayani (2013:24) pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang harus dikuasai atau diketahui sebagai akibat dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Wirausaha yang berpengalaman lebih jeli dalam melihat lebih banyak jalan untuk membuka usaha baru.
c. Pengaruh Emosional terhadap Pertumbuhan Usaha
pertumbuhan usaha di Jalan Perniagaan Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian Safitri (2011) yang berjudul “Analisis Faktor yang Memotivasi Wanita Untuk
Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung) dalam penelitian ini menunjukkan Faktor emosional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap wanita
pengusaha dalam memulai usaha pakaian di Pasar Petisah Medan.
d. Pengaruh Modal terhadap Pertumbuhan Usaha
Berdasarkan uji-t variabel modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan yang terlihat dari nilai signifikan (0,020<0,05) berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai thitung (2,418) > ttabel (1,67) maka hipotesis diterima, artinya jika variabel modal ditingkatkan maka pertumbuhan usaha akan meningkat. Sedangkan variabel modal ini merupakan variabel yang paling rendah yang mempengaruhi pertumbuhan usaha di Jalan Perniagaan Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian Safitri (2011) yang berjudul “Analisis Faktor yang Memotivasi Wanita Untuk
Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung) dalam penelitian ini menunjukkan faktor modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap wanita
pengusaha dalam memulai usaha pakaian di Pasar Petisah Medan. Dan
tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha itu akan terancam gagal.
e. Pengaruh Peluang, Pengalaman, Emosional, dan Modal Terhadap Pertumbuhan Usaha.
Berdasarkan Uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung (25,789) > Ftabel (2,57). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Peluang, Pengalaman, Emosional dan Modal secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Usaha Pada Pedagang Tekstil di Jalan Perniagaan Medan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel peluang, pengalaman, emosional, dan modal secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan dan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha tekstil dimana variabel pengalaman dan peluang merupakan variabel yang paling mempengaruhi pertumbuhan usaha pada pedagang tekstil di Jalan Perniagaan Medan. Hal ini didukung oleh hasil empiris / hasil wawancara yang memperkuat bahwa pengalaman sukses orang lain merupakan inspirasi bagi mereka untuk mengembangkan usaha di Jalan Perniagaan Medan yang disetujui sebesar 96,1%. Sedangkan pada variabel peluang dengan pernyataan Jalan Perniagaan Medan merupakan pusat perbelanjaan tekstil yang sudah dikenal sejak lama disetujui sebesar 96,1%.
yang lebih kecil dibandingkan faktor pengalaman, peluang dan emosional terhadap pertumbuhan usahanya.
3. Jalan Perniagaan Medan memilik potensi yang besar untuk berbisnis tekstil pada umumnya adalah mereka yang telah berpengalaman dalam bisnis tekstil dan para pedagang di Jalan Perniagaan Medan juga pada umumya pedagang turun temurun sehingga berpengalaman dalam bidang tekstil ini.
4. Berdasarkan hasil analisis regresi, R = 0,832 berarti hubungan antara peluang, pengalaman, emosional, dan modal terhadap pertumbuhan usaha adalah sebesar 83,2% artinya hubungannya sangat erat. Adjusted R Square = 0,665 berarti 66,5% kemampuan peluang, pengalaman, emosional, dan modal menjelaskan pertumbuhan usaha dan sisanya 33,5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan hasil
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman dan peluang merupakan faktor yang paling
mempengaruhi pertumbuhan usaha maka dari itu hendaknya para
pedagang terus belajar dari pengalaman mereka sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan usaha dan Jalan Perniagaan Medan
memiliki potensi yang besar untuk berbisnis tekstil, maka dari itu
para pedagang hendaknya memanfaatkan peluang misalnya
terkini dan terus meningkatkan usaha mereka demi tercapainya
tujuan bisnis mereka.
2. Para pedagang di Jalan Perniagaan Medan pada umumnya adalah pedagang turun temurun, hal ini menunjukan bahwa jiwa berwirausaha mereka telah terbentuk dari sejak kecil. Ini hendaknya mereka dapat memberikan ajaran bisnis ini kepada anak-anaknya dan mewariskan pengalamannya agar dapat memiliki skill yang tinggi dalam menjalankan usaha.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja. Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Pengukuran berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri. (Sartono, 2011:65)
Motivasi terbesar untuk tumbuh adalah prestasi manajer selama organisasi mengalami pertumbuhan, berarti menggambarkan bahwa manajemen organisasi sangat efektif. Tumbuh adalah bahwa pertumbuhan menjamin kelangsungan organisasi dalam jangka panjang, atau dengan kata lain perusahaan atau organisasi harus tumbuh jika ingin survive (Jatmiko, 2004:116).
(interchangeable) sebagai indikator pertumbuhan karena terbukti faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan dari tenaga kerja dan penjualan berbeda.
Di samping itu, pertumbuhan usaha merupakan proses dinamis yang tidak terjadi secara instan karena motivasi dan perilaku hari ini akan mempengaruhi pertumbuhan usaha yang akan datang. Intensi untuk mengembangkan usaha dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan usaha atas dasar pemahaman bahwa mengembangkan usaha merupakan tindakan yang terencana (Dutta & Thornhill, 2008:315).
tekanan-tekanan ini dengan lebih baik dan secara efektif mengembangkan bisnisnya. Beberapa tekanan yang harus dihadapi oleh pengusaha adalah tekanan pada sumber daya keuangan yang sudah ada, pengusaha seharusnya menerapkan teknik kontrol keuangan yang lebih ketat,pencatatan, dan pengelolaan persediaan. Kemudian dalam mengatasi tekanan pada sumberdaya manusia yang sudah ada, pengusaha harus bisa menjawab pertanyaan dari berapa besar proporsi dari tenaga kerja yang harus bekerja permanen dan berapa besar proporsi yang bekerja paruh waktu, juga harus siap memecat tenaga kerja yang tidak kompeten, serta memelihara kultur organisasi fungsional (Widayanti, 2009:31).
2.1.2 Pengertian Bisnis
Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”, yang artinya “sibuk”,
sedangkan “business” artinya kesibukan. Bisnis dalam arti luas sering
didefenisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan. (Suliyanto, 2010: 1).
Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba.Istilah bisnis berasal dari bahasa Inggris atau business. (Suryatama, 2014: 1). Dalam buku (Suryatana. 2014: 2) beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian bisnis, yaitu:
kebutuhan atau keperluan masyarakat meningkat, maka dari lembaga bisnis akan meningkat produksinya untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat, sambil mendapatkan keuntungan.
2. Steinford: Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Bisa dilakukan oleh perusahaan ataupun badan usaha, perusahaan yang mempunyai badan hukum, atau perorangan yang tidak memiliki badan usaha atau badan hukum seperti warung yang tidak memiliki izin usaha.
3. Huat: sebuah intuisi atau kegiatan yang memproduksi barang atau jasa didalam kehidupan sehari – hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem yang memproduksi jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lain.
4. Musselman: bisnis merupakan jumlah dari keseluruhan aktivitas yang diorganisir oleh orang yang sedang berkecimpumg didalam bidang industri perniagaan yang menyediakan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan memperbaiki kualitas hidup.
2.1.3 Wirausahawan dan Ciri-ciri Wirausahawan
Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu “entrepende” yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba ( trying). Kata
“entrepende” diartikan juga sebagai “di antara pengambil” ( between taker ) atau
“perantara” (go-between).
dalamnya termasuk dalam artian „usaha (effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lain
sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas (task).
Para ahli mendefinisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang berbeda-beda. Dari segi karateristik perilaku, wirausahawan (enterpreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengolola, mengembangkan perusahaan atau usaha milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemauan normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja (labour) untuk dapat menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, dan pergembangan organisasi usaha.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang yang mempunyai kombinasi unsur-unsur dan elemem-elemen internal yang memiliki kombinasi motivasi, visi, komunikasi, dan dorongan semangat, serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha
.
Kewirausahaan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan / masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno, 2003:3). Menurut Hendro (2011:61) setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki unsur pokok, yaitu :
1. Kemampuan ( hubungannya dengan IQ dan skill ), dalam membaca peluang, dalam berinovasi, dalam mengelola, dan dalam menjual. 2. Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental), dalam mengatasi
ketakutannya, dalam mengendalikan resiko, dan untuk keluar dari zona kenyamanan.
3. Keteguhan hati (hubungannya dengan mo tivasi diri), keuletan, pantang menyerah, teguh akan keyakinan, dan kekuatan akan pikiran bahwa anda juga bisa.
4. Kreatifitas yang menelurkan sebuah insp irasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan pengalaman / experiences).