Dokumentasi Studi kelayakan Pembangunan Jalan
Alternatif Kota Sei Rampah Kecamatan Sei
Rampah Di tinjau Dari Sosial Ekonomi
Dokumentasi Studi kelayakan Pembangunan Jalan
Alternatif Kota Sei Rampah Kecamatan Sei
Rampah Di tinjau Dari Sosial Ekonomi
Daftar Pustaka
Afriana, Yessie. “Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya”,
Skripsi. Surabaya: ITS. 2013
Anonime, Feasibility Study Jalan Tol Cikampek,Maret,1990.
Direktorat Jendral Bina Marga,Februari 1997 Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, (2005), “Studi Kelayakan Proyek Jalan Dan Jembatan” Jakarat
Direktorat Jendral Bina Marga, 2012b, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan, Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum RI.
Final Report, Pre Feasbility Study Road Improvement Project For Jalan Kiaracondong, 1996
Joyowiyono. Marsudi. Ekonomi teknik, Jilid 1, Jakarta. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Spesifikasi Umum Edisi 2010 ( revisi 2).
Nasution Nur, Mananjemen Transportasi, Ghalia Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia; (2004); “Peraturan Pemerintah RI No.32 Tahun 2004
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (2015), Standard Harga Barang Atau Peralatan dan Standard Biaya Umum. 2015
Tamin, O.Z. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: ITB.(2000)
Ahmad, Rahardjo Adisasmita, 2009. Analisis Aspek Sosial, Transportasi Dan Ekonomi Dari Kegiatan pemeliharaan Jalan Provinsi, kabupaten Gorontalo, Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya.
Imam, Khanafi, 2009. Penyususnan Studi Kelayakan dan perencanaan Jalan Lingkar Kecamatan blega Kabupaten bangkalan Madura, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Yessi Afriana W, Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Tahapan Penelitian
Metode penelitian untuk studi ini diperlihatkan melalui bagan alir pada Gambar III.I.
Gambar 3.I Diagram Alir Program Kerja
III.1.1 Pelaksanaan Survey
Pembangunan jalan diupayakan untuk selalu memberikan keuntungan bagi pemakainya berdasarkan biaya operasi kendaraan yang dikeluarkannya saat melintas di jalan tersebut., sehingga dapat dikatakan bahwa pemakai jalan berdasarkan biaya operasi yang dikeluarkannya saat melintas dijalan tersebut. Idealnya harus selalu diuntungkan. Keuntungan yang dimaksud, didefenisikan sebagai Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan. Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan dihitung sebagai selisih antara biaya operasi yang dikeluarkan saat melintas di jalan yang dibangun.
Tugas akhir ini juga menganalisa biaya operasi kendaraan sesuai dengan rencana adanya jalan Ruas Marhaban. Sehingga survei Biaya operasi kendaraan akan dibangunnya jalan ruas Marhaban.
III.1.2 Lokasi Survey
III.1.3 Pekerjaan Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah persiapan materi, instrumen atau perlengkapan untuk survey antara lain :
1. Menyiapkan jenis data primer dan sekunder beserta instansi-instansi yang terkait dan lokasi pengambilan sampel bila diperlukan.
Data Primer ( Faktor BOK, Lalu Lintas Ruas Jalan)
Data Skunder (Peta, Jumlah Penduduk, Jumlah penduduk
perkecamatan, PDRB).
2. Survey daftar harga untuk kendaraan pada daerah kabupaten serdang Bedagai.
III.1.4 Pengumpulan Data Dan Informasi
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan informasi yang digunakan untuk meninjau kondisi existing ruas jalan dan tingkat pelayanan menyangkut data geometrik ruas jalan, kapasitas ruas jalan, volume lalu lintas harian rata-rata, waktu tempuh perjalanan rata-rata, kecepatan dan klasifikasi jalan dari sumber instansi terkait bila tidak diperoleh akan diambil langsung ke lapangan.
III.1.5 Pekerjaan Kompilasi dan Pengumpulan Data
peroleh kemudian diolah dan disusun sehinggan mendapatkan kondisi existing jalan.
III.1.6 Pekerjaan Analisa
Untuk tahap ini dilakukan evaluasi kondisi existing jalan kabupaten untuk pengembangan ke depan sehingga dapat mengakomodir angkutan penumpang maupun barang.
Populasi penelitian adalah dibagi menjadi 3 ruas jalan :
Tabel 3.1: Uraian Ruas Jalan Penelitian Dari awal Sampai Akhir
No Uraian Ruas Jalan Panjang (m)
1 Simp. Matapau - Jln. Perkebunan Sucofindo – Jl. Kabupaten 3.990 m
2 Jl. Sei Rejo (Psr. Rodi) – Jl. Bedagai 7760 m 3 Simp. Jln Provinsi – Sei Bamban – Sei buluh – Payah Mabar 9545 m
III.2 Keadaan Geografi Dan Iklim
III.2.1 Keadaan Geografi
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 3°01΄2,5˝ Lintang Utara - 3°46΄33˝ Lintang Utara dan 98°44΄22˝
Bujur Timur - 99°19΄01˝ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut.
Gambar 3.2
: P
eta Rua
s Jala
n Ma
rha
b
Batas-batas wilayah kabupaten Serdang Bedagai Yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.
Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Simalungun Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Batu Bara dan
Kabupaten Simalungun.
Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang.
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki 24 sungai dimana sungai yang terpanjang adalah Sungai Padang dan Bah Hilang yang masing-masing memiliki panjang 25.000 m2, sementara Sungai Mendaris dan Sei Rampah adalah sungai terpendek, masing-masing 5000 m2. Ada empat lokasi rawa/gambut di Kabupaten Serdang Bedagai dan di setiap kecamatan terdapat beberapa irigasi yang sumber airnya berasal dari sungai.
III.2.2 Keadaan Iklim
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk. Pengamatan Stasiun Sampali menunjukkan rata-rata kelembapan udara per bulan sekitar 83%, curah hujan berkisar antara 78 sampai dengan 297 mm perbulan dengan periodik tertinggi pada bulan Oktober 2012, hari hujan per bulan berkisar 12-20 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan April 2012. Rata-rata kecepatan angin berkisar 2,4 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 3,9 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum 23,7° C dan maksimum 33,1° C.
No Bagian Batas
1 Serdang Bedagai Terletak 03° 01’ 2,5’’ Lintang Utara
03° 46’ 33’’ Lintang Utara
98° 44’ 22’’ Bujur Timur
99° 19’ 01’’ Bujur Timur
2 Luas Wilayah 1.900,22 km2
3 Letak di Atas Permukaan Laut 0-500 m
4 Batas-Batasnya Utara, Selat Malaka
Selatan, Kabupaten Simalungun
Barat, Kabupaten Deli Serdang
Timur, Kabupaten Batu bara Dan
Kabupaten Simalungun
III.3 Luas Wilayah
Kabupaten Serdang bedagai memiliki total Luas Wilayah yaitu: 1.900,22 Km2. Yang terdiri dari 17 kecamatan dengan masing-masing luas wilayah, seperti Tabel dibawah ini.
Tabel 3.3. Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Kecamatan, 2013.
No. Kecamatan Luas (Km2)
1
III.4 Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2012 berjumlah 604.026 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 303.039 jiwa dan perempuan 300.987 jiwa.
Kepadatan penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2012 adalah sebesar 318 jiwa/km2. Kepadatan penduduk terbesar adalah di Kecamatan Perbauangan yaitu sebesar 910 jiwa/km2, disusul kecamatan Teluk Mengkudu 624 jiwa/km2, Sei Bamban 602 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Kotarih 103 jiwa/km2, dan Kecamatan Bintang Bayu 112 jiwa/km2.
III.5 Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai
BAB IV
ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
IV.1 Potensi Pertanian Pada Jalan Marhaban
Dilihat dari kondisi lapangan pada wilayah studi yaitu ruas jalan Matapao - Rampah – Sei Bamban atau yang disingkat dengan MARHABAN, potensi alam yang paling dominan di daerah ini adalah sektor pertanian, adapun komoditi pertanian yang kita jumpai di sepanjang jalan Marhaban ini adalah, areal persawahan, perkebunan kelapa sawit, Kemiri, Kelapa, dan lain sebagainya.
Melihat potensi alam yang begitu menjanjikan ini diharapkan ruas jalan Marhaban dibangun untuk memperlancar mobilisasi pengangkutan hasil panen dari para petani di sekitar wilayah studi.
Sesuai dengan pola umum pembangunan jangka panjang, prioritas pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai diletakkan pada bidang ekonomi yang dititik beratkan pada pembangunan sektor pertanian, industri, dan pariwisata. Adapun sektor yang lain yang dikembangkan akan sejalan dengan sektor-sektor prioritas tersebut.
Kacang Hijau 286 Ha, dan Ubi jalar 8 Ha. Sehingga total luas untuk areal pertanian tanaman pangan adalah 25243 Ha.
Peningkatan produksi pangan baik beras maupun non beras terus dilanjutkan untuk memantapkan swasembada pangan, disamping itu juga ditujukan bagi perbaikan mutu gizi, serta meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat Serdang Bedagai.
Mengenai perkiraan pertumbuhan pertanian tanaman pangan disajikan pada grafik 4.1 di bawah ini:
Grafik 4. 1 Grafik Pertumbuhan Hasil Komoditi Pertanian dari Tahun 2010-2017 Di Kabupaten Serdang Bedagai, nilai tambah tanaman pangan pada tahun 2010 sebesar Rp. 435.820.673.818 diperkirakan akan naik menjadi Rp. 495.525.412.037 pada tahun 2012, sehingga laju pertumbuhan rata-rata mencapai 10,31% pertahun. Untuk itu produksi semua jenis tanaman pangan penting harus
Rp- Rp100.000.000.000 Rp200.000.000.000 Rp300.000.000.000 Rp400.000.000.000 Rp500.000.000.000 Rp600.000.000.000
2010 2011 2012
2013 2014
2015 2016
ditingkatkan, baik melalui ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.
Data tahun 2013 sampai dengan 2017 didapatkan dengan menggunakan metode regresi linear. Hasil regeresi menunjukkan tingkat pertumbuhan hasil pertanian dimasa yang akan datang.
IV.2 Potensi Perkebunan Pada Jalan Marhaban
Untuk sub sektor perkebunan terdiri atas Kelapa sawit, Kelapa, Karet, Pinang, Kemiri dan Aren. Namun yang menjadi komoditi utama di tiga kecamatan ini adalah Kelapa Sawit dan Karet, disajkan pada grafik 4.2 di bawah ini :
Grafik 4. 2 Grafik Pertumbuhan Hasil Komoditi Perkebunan Rp60.000.000.000
Rp65.000.000.000 Rp70.000.000.000 Rp75.000.000.000 Rp80.000.000.000 Rp85.000.000.000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016
Untuk mendapatkan data produksi dari masing-masing hasil perkebunan di dapat dari analisa regresi linear. Menunjukkan adanya peningkatan produksi setiap tahunnya sebesar 1,2%. Peningkatan tersebut didapat dari hasil analisa regresi linear.
IV.3 Potensi Perikanan Pada Ruas Jalan Marhaban
Sub sektor perikanan terdiri atas perikanan perairan laut, perairan umum, dan kolam budi daya. Perikanan air laut lebih mendominasi atau lebih banyak dibandingkan hasil dari perairan lainnya, ini membuktikan bahwa potensi laut di tiga kecamatan ini perlu di pelihara dan ditingkatkan. Adapun hasil perikanannya adalah Sebesar 5967,3 Ton.
Tabel 4. 1 Jumlah Produksi Perikanan yang Menjadi Wilayah Studi
Kecamatan Air Tawar Air payau Air Laut
Sei Rampah 103 - 530,9
Sei Bamban 76 - -
Teluk Mengkudu 34 3.866 5436,4
Total 213 3866 5967,3
Grafik 4. 3 Grafik Pertumbuhan Hasil Perikanan
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa sektor perikanan setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini harus menjadi bahan perhatian pemerintah setempat, untuk terus menjaga dan terus meningkatkan hasil perikanan (budidaya perikanan) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini perlu di dukung dengan langkah awal yaitu meningkatkan kualitas jalan, dengan memperbaiki ruas jalan di wilayah studi (ruas jalan Marhaban).
IV.4 Pengembangan Dinas Perhubungan Laut
Dengan adanya jaringan jalan Marhaban tentunya akan memberikan perkembangan pada perhubungan darat. Dengan berkembangnya perhubungan darat pada kecamataan yang dilewati oleh ruas jalan Marhaban yang memiliki potensi laut, tentunya akan memberikan pengaruh khususnya pada perhubungan laut di wilayah kecamatan tersebut. Dengan dibuatnya ruas jalan Marhaban maka
Rp- Rp50.000.000.000,00 Rp100.000.000.000,00 Rp150.000.000.000,00 Rp200.000.000.000,00 Rp250.000.000.000,00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
tentunya akan memberikan kemudahan akses untuk menuju ke garis pantai yang terdapat pada kecamatan tersebut.
Kemudahan akses menuju garis pantai tentunya akan memicu pembangunan di garis pantai tersebut. Dengan mudahnya akses menuju ke garis pantai maka akan mempermudah mobilisasi hasil laut untuk disalurkan ke luar dan sebaliknya akan mempermudah mobilisasi peralatan serta material yang akan digunakan untuk pembangunan yang akan dilakukan di garis pantai.
Dari data yang diperoleh berdasarkan Serdang Bedagai dalam Angka pada tahun 2013 dapat diketahui jumlaah produksi perikanan laut di tiga kecamatan yang dilalui ruas jalan Marhaban antara lain:
Tabel 4.2 Hasil Perikanan Laut dan Air Payau
Kecamatan Air laut (ton) Air Payau (ton)
Sei Rampah 530.9 -
Sei Bamban - -
Teluk Mengkudu 5436.4 3866
Total 5967.3 3866
Sumber: Serdang Bedagai Dalam Angka 2013
Pembangunan transportasi laut tentunya tidak hanya berpengaruh pada hasil laut dari wilayah kecamatan tersebut namun juga akan berpengaruh kepada mobilisasi hasil perkebunan dan juga pariwisata di wilayah tersebut.
Seperti diketahui pada pembahasan sebelumnya bahwa potensi perkebunan pada wilayah kecamatan juga sangat baik. Sedangkan dari segi pariwisata juga diketahui bahwa terdapat pulau Berhala yang sudah menjadi tujuan wisata baik oleh wisatawan lokal maupun dari luar kota. Oleh karena itu pembangunan ruas jalan Marhaban juga diharapkan akan memicu pembangunan transportasi laut yang akan menunjang perkembangan wilayah tersebut dari aspek hasil perikanan, perkebunan, serta pariwisata.
IV.5 Kawasan Orientasi Ekonomi Dan Pertumbuhan Kota
Dengan terbangunnya jaringan jalan di Ruas Jalan Marhaban diperkirakan akan dapat merubah penampilan kawasan pantai di ruas jalan yang ditinjau, dalam arti akan berkembangnya suatu zona pengembangan baru yang mempunyai karakteristik yang lebih kompleks dibanding dengan kondisi yang ada sekarang.
Dari pembahasan di atas nampaknya dapat dikaji lanjut semakin tingginya daya pikat ekonomi wilayah Ruas Jalan Marhaban, tidak hanya akan mampu memutar kiblat ekonomi regional dari Kecamatan lain seperti dari kecamatan Tanjung Beringin dan bahkan dari Kabupaten lain disekitar wilayah studi.
Dilihat dari kondisi yang ada sekarang bahwa pembangunan di wilayah study terus mengalami peningkatan hal tersebut terlihat dari banyak nya warga yang melakukan pembangunan rumah-rumah baru, membuktikan bahwa kehidupan masyarakat di ruas jalan tersebut terus mengalami peningkatan, jumlah penduduk nya juga terus meningkat. Untuk itu sudah seharusnya pemerintah lebih memperhatikan masyarakat di sekitar ruas jalan Marhaban.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kehidupan ekonomi penduduk (khusunya petani/nelayan) di sekitaran ruas jalan Marhaban, sudah beranjak dari pola subsistensi ke pola orientasi pasar (Market Oriented). Seperti telah diungkapkan pada bagian sebelumnya bahwa diperkirakan dengan berfungsinya jalan di ruas jalan Marhaban ini maka mobilitas penduduk akan semakin tinggi dan selanjutnya hal ini akan membuat kawasan mereka semakin bekembang. Keadaan tersebut selain akan memberikan dampak bagi peningkatan produktifitas usaha taninya, namun secara bertahap juga akan merubah pola hidup mereka menjadi semakin “profit (market) Oriented” dengan pola konsumsi yang lebih
berkembang. Pada waktunya nanti mereka akan berpikir untuk memenuhi kebutuhannya dengan tanpa bersusah payah mengorbankan banyak energi dan mendapatkan uang tanpa harus menunggu satu musim tanam lagi, dengan kata lain mereka mulai menerapkan “practice thingking”. Hal seperti inilah yang
usaha tani. Dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi sektoral di ruas jalan Marhaban ini sejalan dengan semakin bervariasinya jenis aktifitas ekonomi dan lapangan kerja maka dorongan seperti itu akan semakin nyata sehingga banyak petani beralih ke profesi-profesi lain khususnya profesi yang tidak begitu menuntut skill tertentu seperti kegiatan transportasi, buruh industri, buruh pelabuhan atau sebagai pedagang kecil-kecilan (rumah makan, kedai minuman, dan sebagainya).
Satu dampak positif yang lain yang diperkirakan akan muncul adalah kemungkinan tergalinya kembali unsur-unsur budaya/adat di masyarakat dalam rangka menopang penggalakan wisata di pantai sekitaran ruas jalan tersebut. Hal ini merupakan salah satu dampak tak ternilai dari adanya pembangunan jalan yang ada hubungannya dengan upaya pelestarian aset budaya nasional.
IV.6 Analisaa BOK (Biaya Operasional Kendaraan)
Studi ini juga menganalisa biaya operasi kendaraan sesuai dengan rencana adanya jalan Ruas Marhaban. Sehingga survei Biaya operasi kendaraan akan dibangunnya jalan ruas Marhaban.
IV.6.1 Hasil Perhitungan BOK pada Ruas Jalan MARHABAN
Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) didasarkan pada perhitungan komponen pembentuk BOK seperti BBM, Oli, Ban, Pemeliharaan, Depresiasi, Bunga Modal dan Asuransi. Terdapat beberapa faktor koreksi seperti kondisi lalu lintas, kelandaian dan kekasaran jalan.
Karakteristik yang diperhitungkan adalah kecepatan rata-rata, jarak tempuh tahunan, kondisi kelandaian jalan, kondisi lalu lintas dan kekasaran jalan. Tiap arah mempunyai karakteristik kecepatan rata-rata, kelandaian, kondisi lalu lintas dan kekasaran jalan yang spesifik. Rata-rata kondisi lalu lintas dan kekasaran jalan merupakan fungsi ruas dan tidak terpengaruh arah. Tetapi kecepatan rata-rata dan kelandaian sangat dipengaruhi oleh arah pergerakan dari masing-masing ruas.
IV.6.1.1 BOK Pada Ruas Jalan MARHABAN dengan Keadaan Jalan Awal (Tanpa perbaikan)
Tabel 4.3 Biaya Operasional Kendaraan Pada Ruas Jalan Tanpa Perbaikan
No. Komponen Biaya Proporsi (%)
1. Konsumsi Bahan Bakar Rp 1.158,14 35,03
2. Konsumsi oli Rp 384,00 11,61
3. Konsumsi Ban Rp 31,85 0,96
4. Pemeliharaan Rp 171,89 5,20
5. Depresiasi Rp 535,71 16,20
6. Bunga Modal Rp 550,00 16,63
7. Asuransi Rp 475,00 14,37
Total Rp 3.306,59496 100,00
Sumber : Hasil Perhitungan
Panjang Rute 1 km
Harga Baru Kendaraan 250.000.000 rupiah
Harga Kendaraan Terdespresiasi 187.500.000 rupiah
Jarak Tempuh Tahunan 39000 km
Faktor Pemeliharaan 187.500.000 rupiah
Faktor Pembanding 1
Harga Bensin 7.600 Rp/liter
Harga Oli 80.000 Rp/liter
Harga Ban 450.000 /buah
Jumlah Ban / Kendaraan 4 buah
Kecepatan Kendaraan 20 km/jam
Grafik 4.4 Grafik BOK Berdasarkan Model LAPI-ITB Berdasarkan Hasil Survei Primer dan Sekunder Tanpa Perbaikan
IV.6.1.2 BOK Pada Ruas Jalan MARHABAN dengan Keadaan Jalan diberi Lapisan Batu dan Sirtu
Dari perhitungan BOK Serdang Bedagai disampaikan pada Tabel 4.4. Terlihat bahwa dengan kecepatan rata-rata sekitar 30 km/jam dan kondisi kelandaian 0 % s/d 5% menunjukan BOK ruas jalan MARHABAN adalah Rp.2905,3 seperti pada Tabel di bawah ini :
Tabel 4. 4 Biaya Operasional Kendaraan Pada Ruas Jalan dengan Diberi Lapisan Batu dan Sirtu.
No. Komponen Biaya Proporsi (%)
1. Konsumsi Bahan Bakar Rp 950,58 32,72
2. Konsumsi oli Rp 384,00 13,22
3. Konsumsi Ban Rp 47,78 1,64
4. Pemeliharaan Rp 187,51 6,45
5. Depresiasi Rp 468,75 16,13
6. Bunga Modal Rp 550,00 18,93
7. Asuransi Rp 316,67 10,90
Total Rp 2905,279351 100,00
y = 189,93x2 - 1147,6x + 4245,6 R² = 0,9939
2000 2500 3000 3500
Sumber : Hasil Hasil Perhitungan
Panjang Rute 1 km
Harga Baru Kendaraan 250.000.000 rupiah
Harga Kendaraan Terdespresiasi 187.500.000 rupiah
Jarak Tempuh Tahunan 39000 km
Faktor Pemeliharaan 187.500.000 rupiah
Faktor Pembanding 1
Harga Bensin 7.600 Rp/liter
Harga Oli 80.000 Rp/liter
Harga Ban 450.000 /buah
Jumlah Ban / Kendaraan 4 buah
Kecepatan Kendaraan 30 km/jam
Grafik 4. 5 Grafik BOK Berdasarkan Model LAPI-ITB dari Hasil Survei Primer dan Sekunder dengan Diberi Lapisan Batu dan Sirtu
IV.6.1.3 BOK Pada Ruas Jalan MARHABAN dengan Keadaan Jalan diberi Lapisan Makadam
Dari perhitungan BOK Serdang Bedagai disampaikan pada Tabel 5.5. Terlihat bahwa dengan kecepatan rata-rata sekitar 40 km/jam (hasil survei travel time) dan kondisi kelandaian 0 % s/d 5% menunjukan BOK ruas jalan MARHABAN adalah Rp. 2.669,71. Dapat dilihat Tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4. 5 Biaya Operasional Kendaraan Pada Ruas Jalan dengan diberi lapisan Makadam
No. Komponen Biaya Proporsi (%)
1. Konsumsi Bahan Bakar Rp 814,71 30,52
2. Konsumsi oli Rp 384,00 14,38
3. Konsumsi Ban Rp 63,71 2,39
4. Pemeliharaan Rp 203,13 7,61
5. Depresiasi Rp 416,67 15,61
y = 189,93x2 - 1147,6x + 4245,6 R² = 0,9939
2000 2500 3000 3500
6. Bunga Modal Rp 550,00 20,60
7. Asuransi Rp 237,50 8,90
Total Rp 2669,707161 100,00
Sumber : Hasil Perhitungan
Panjang Rute 1 km
Harga Baru Kendaraan 250.000.000 rupiah
Harga Kendaraan Terdespresiasi 187.500.000 rupiah
Jarak Tempuh Tahunan 39000 km
Faktor Pemeliharaan 187.500.000 rupiah
Faktor Pembanding 1
Harga Bensin 7.600 Rp/liter
Harga Oli 80.000 Rp/liter
Harga Ban 450.000 /buah
Jumlah Ban / Kendaraan 4 buah
Kecepatan Kendaraan 40 km/jam
Grafik 4. 5 Grafik BOK Berdasarkan Model LAPI-ITB dari hasil survei primer dan sekunder dengan diberi lapisan Makadam
IV.6.1.4 BOK Serdang Bedagai Pada Ruas Jalan MARHABAN dengan Keadaan Jalan diberi Lapisan Perkerasan Hotmix AC-WC
Dari perhitungan BOK Serdang Bedagai disampaikan pada Tabel 5.5. Terlihat bahwa dengan kecepatan rata-rata sekitar 50 km/jam dan kondisi kelandaian 0 % s/d 5% menunjukan BOK ruas jalan MARHABAN adalah Rp. 2.547,91. Dapat dilihat Pada Tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4. 7 Biaya Operasi Kendaraan Perkerasan Hotmix AC-WC
No. Komponen Biaya Proporsi (%)
1. Konsumsi Bahan Bakar Rp 750,53 29,46
2. Konsumsi oli Rp 384,00 15,07
3. Konsumsi Ban Rp 79,63 3,13
4. Pemeliharaan Rp 218,75 8,59
5. Depresiasi Rp 375,00 14,72
6. Bunga Modal Rp 550,00 21,59
7. Asuransi Rp 190,00 7,46
Total Rp 2547,914105 100,00
Sumber : Hasil perhitungan
Panjang Rute 1 km
Harga Baru Kendaraan 250.000.000 rupiah
y = 189,93x2 - 1147,6x + 4245,6 R² = 0,9939
2000 2500 3000 3500
Harga Kendaraan Terdespresiasi 187.500.000 rupiah
Jarak Tempuh Tahunan 39000 km
Faktor Pemeliharaan 187.500.000 rupiah
Faktor Pembanding 1
Harga Bensin 7.600 Rp/liter
Harga Oli 80.000 Rp/liter
Harga Ban 450.000 /buah
Jumlah Ban / Kendaraan 4 buah
Kecepatan Kendaraan 50 km/jam
IV.6.1.5 Survei Pembagian Lalu Lintas
Survei pencacahan lalu lintas ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola dan jumlah pergerakan di beberapa ruas jaringan jalandi lokasi studi yaitu Jaringan Jalan Kabupaten Serdang Bedagai. Identifikasi ini sangat penting untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada saat ini sehingga nantinya dapat di berikan rekomendasi apa yang diperlukan dalam penanganan Jaringan Jalan si Kabupaten Serdang Bedagai.
Survei lalu lintas yang dilakukan untuk studi ini dengan mengambil titik pengamatan yang merupakan jalan eksisting utama pada wilayah studi. Survei ini dilakukan selama 1 jam pada jam sibuk pagi, siang, sore dengan pengamatan terhadap semua jenis kendaraan, yang kemudian dikelompokkan kedalam 3 jenis kendaraan yaitu kendaraan ringan, kendaraan berat dan sepeda motor. Lokasi survei yaitu dengan mengambil data lalu lintas pada ruas jalan:
1. Sp. Matapao – PerkebunanaSucofindo – Sp. JalanKabupaten 2. Sp. JalanKabupaten-Jln. SeiRejo-Jln. Bedagai(JalanProvinsi)
3. Jln. Bedagai (Jln. Provinsi)-SeiBamban-SeiBuluh-SeiBamban Estate-PayaMabar
Data arus lalu lintas tiap jenis kendaraan dikonversikan dalam satuan mobil penumpang (smp) menggunakan metoda MKJI. Jenis kendaraan diklasifikasikan dalam kendaraan ringan (mobil penumpang, minibus dan jeep), kendaraan berat (truk dan bis) dan sepeda motor. Tabel 4.6 memperlihatkan ekivalen mobil penumpang berdasarkan metoda MKJI.
Tabel 4. 8 Faktor EMP Untuk Tiap Jenis Kendaraan
Jenis Kendaraan Faktor emp
Kendaraan Ringan (mobil penumpang, jeep, minibus) 1.00
Kendaraan Berat (truk dan bis) 1.20
Sepeda Motor 0.25
1. Sp. Matapao – PerkebunanaSucofindo – Sp. JalanKabupaten
Survei pencacahan lalu lintas di ruas jalan SP. Matapao. Data hasil survei lalu lintas kendaraan dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4. 9 Hasil Survei Lalu Lintas Di Ruas Jalan SP. Matapao
RuasJalan Waktu
2. Jln. Bedagai (Jln. Provinsi)-SeiBamban-SeiBuluh-SeiBamban Estate-PayaMabar
Survei pencacahan lalu lintas di ruas jalan Bedagai (Jln. Provinsi)-SeiBamban-SeiBuluh-SeiBamban Estate-PayaMabardilakukan selama 1 jam pada jam sibuk, pagi, siang, sore. Data hasil survei lalu lintas kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut.
SpJalankabupaten 17.00-18.00
IV.7 Analisa Kelayakan Ekonomi
Transportasi Ekonomi adalah suatu bidang yang sangat luas. Hal tersebut meliputi aplikasi prinsip ekonomi untuk menetapkan harga. Berharga analisa, dan isu pengatur. Hal tersebut, juga meliputi analisa transportasi berdampak pada penggunaan transportasi, pembangunan ekonomi, dan lingkungan.
Pembangunan/peningkatan/pemeliharaan jaringan jalan dapat menimbulkan dampak terhadap manfaat dan biaya atau pengorbanan dalam perekonomian. Penerima dampak yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masyarakat setempat di daerah yang dilalui oleh ruas jalan tersebut.
IV.7.1 Alternatif I Jalan Ditambahkan Perkerasan Gravel
merupakan nilai dari rata – rata pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan hasil pertanian dan pertumbuhan kendaraan yaitu 8 %.
Berikut ditampilkan hasil perhitungan BOK tanpa dilakukan perbaikan pada ruas jalan MARHABAN, sebagai berikut:
Tabel 4. 11 Perhitungan Analisa Ekonomi (Without Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai
Tabel 4. 12 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban,
Sedangkan nilai Proyek dari ruas jalan MARHABAN dengan penambahan batu pecah + Sirtu didapat dari nilai analisa “K” yang biasa digunakan pada jalan
Kabupaten dengan mengupgrade data harga bahan dari “Standar Harga Barang/
Peralatan dan Standar Biaya Umum Kabupaten Serdang Bedagai 2015” dapat
Gambar 4. 1 Potongan Melintang Jalan Alternatif 1
8000
1000
1000 3000 3000
CL
150
200
400 350
Potongan Melintang Jalan Alternatif 1
Keterangan :
Tanah Timbun pilihan : 40 cm
1. Ruas Jalan Sp. Matapao – Jl. Perkebunan Sucofindo – Jl. Kabupaten
Tabel 4. 13 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Jalan Marhaban Ruas Jalan I, Jalan dengan Batu Pecah dan Sirtu (Panjang = 6,19km)
No Jenis Pekerjaan Analisa Satua
n Volume
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub jumlah 336.078.654,64
II. PEKERJAAN Timbunan tanah baru
1 Timbunan tanah pilihan SNI :
2835:2008 (6. M3
19.808,0
0 144.600,00 2.864.236.800,00
Sub jumlah 2.864.236.800,00
III. PEKERJAAN JALAN ROW 8M
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,46
7 M
2835:2008 (6. M3 4.147,30 144.600,00 599.699.580,00
Sub jumlah 599.699.580,00
Total 12.340.398.062.,
2. Ruas jalan Sp. Jl Kabupaten – Jl Sei Rejo – Jl Bedagai
Tabel 4. 14 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Jalan Marhaban Ruas Jalan II, Jalan dengan Batu Pecah dan Sirtu (Panjang = 5,5km)
No Jenis Pekerjaan Analisa Satua
n Volume
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub jumlah 336.078.654,64
II. PEKERJAAN Timbunan tanah baru
1 Timbunan tanah pilihan SNI :
2835:2008 (6. M3
17.600,0
0 144.600,00 2.544.960.000,00
Sub jumlah 2.544.960.000,00
III. PEKERJAAN JALAN ROW 8M
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,46
7 M
2835:2008 (6. M3 3.685,00 144.600,00 532.851.000,00
Sub jumlah 532.851.000,00
Total 11.002.275.220,6
3. Sp. Jl Bedagai – Sei Bamban- Sei Buluh – Sei bamban Estate – Paya Mabar
Tabel 4. 15 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Jalan Marhaban Ruas Jalan III, Jalan dengan Batu Pecah dan Sirtu (Panjang = 7,62km)
No Jenis Pekerjaan Analisa Satuan Volume Harga Satuan
(Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub jumlah 336.078.654,64
II. PEKERJAAN Timbunan tanah baru
1 Timbunan tanah pilihan SNI : 2835:2008 (6. M3 24.384,00 144.600,00 3.525.926.400,00
Sub jumlah 3.525.926.400,00
III. PEKERJAAN JALAN ROW 8M
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,467 M
1 LPB Kelas C, L = 6m K -512 M3 9.149,68 633.732,85 5.981.444.353,37
Nilai total dari proyek ruas jalan MARHABAN ini dapat dilihat dari tabel berikut yang merupakan tabel rekapitulasi jumlah dari proyek ruas jalan I, ruas jalan II dan ruas jalan III, sebagai berikut :
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Pekerjaan Jalan Marhaban Dengan Batu Pecah dan Sirtu
No. Jenis Pekerjaan Biaya
1. Ruas Jalan I (6,19km) Rp 12.340.398.063
2. Ruas Jalan II (5,5km) Rp 11.002.275.221
3. Ruas Jalan III (7,62km) Rp 15.113.609.170
Hasil Analisa perhitungan nilai keuntungan akibat adanya selisih nilai BOK dari jalan yang tidak diberikan perbaikan dengan jalan yang diberikan perbaikan berupa penambahan batu pecah dan Sirtu, dapat dilihat hasil BCR dan NPV dari Ruas jalan MARHABAN pada tabel berikut dengan bunga dasar 15 % :
Tabel 4. 17 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 15%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 31.131.218.572 Total Present Worth Rp
29.078.474.444
Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 2.052.744.128
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 1,07
Untuk mendapatkan nilai IRR maka nilai Rate / bunga dasar diberikan variasi sehingga mendapatkan nilai BCR = 1 dan nilai NPV = 0, dimulai dari 10 % sampai dengan 20 %,
Terlihat pada tabel berikut: 1. Bunga dasar 10%
Tabel 4. 18. Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 10%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 43.095.774.086 Total Present Worth Rp 31.782.061.614
Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 11.313.722.472
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 1,356
2. Bunga dasar 12%
Tabel 4. 19 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban Serdang Bedagai r = 12%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 37.712.660.068 Total Present Worth Rp 30.657.112.925
Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 7.055.547.143
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 1,230
Tabel 4. 20 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 20%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 23.099.148.399 Total Present Worth Rp 26.705.751.703
Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 3.606.603.304
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 0,865
Tabel 4. 21 Nilai IRR Analisa Ekonomi
INTEREST
Present Value of
Benefit Present Value of Cost
NPV Benefit-NPV Cost
Benefit Cost Ratio r (%)
1 2 3 4 5
10 Rp 43.095.774.086 Rp 31.782.051.614 Rp 11.313.722.472 1,356 12 Rp 37.712.660.068 Rp 30.657.112.925 Rp 7.055.547.143 1,230 15 Rp 31.131.218.572 Rp 29.078.474.444 Rp 2.052.744.128 1,071 20 Rp 23.099.148.398,97 Rp 26.705.751.703,00 Rp 3.606.603.304,3 0,865
IV.7.2 Alternatif II Jalan diberi Perkerasan Makadam
Alternatif kedua adalah dengan memberi lapisan makadam pada ruas jalan.Didapat dari nilai BOK (biaya operasional kendaraan) dalam keadaan jalan tidak diperbaiki, dibandingkan dengan BOK (biaya operasional kendaraan) dalam keadaan jalan diberi perkerasaan makadam. Hasil selisih antara BOK tersebut merupakan Benefit cost yang didapat dari keuntungan akibat adanya perbaikan jalan. Kemudian dibandingkan dengan nilai proyek jalan MARHABAN tersebut biasa disebut Investmant. Nilai Pertumbuhan kendaraan merupakan nilai dari rata – rata pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan hasil pertanian dan
pertumbuhan kendaraan yaitu 8 %.
Tabel 4. 22 Perhitungan Analisa Ekonomi (Without Project) Jalan Marhaban,
Tabel 4. 23 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban,
Sedangkan nilai Proyek dari ruas jalan MARHABAN dengan penambahan perkerasaan makadam didapat dari nilai analisa “K” yang biasa digunakan pada jalan Kabupaten dengan mengupgrade data harga bahan dari “Standar Harga
Barang/ Peralatan dan Standar Biaya Umum Kabupaten Serdang Bedagai 2013”
Gambar 4. 2 Potongan Melintang Jalan Alternatif 2
Potongan Melintang Jalan Alternatif 2 8000
1000
1000 3000 3000
CL
150
200
400 350
50
Keterangan :
Tanah Timbun pilihan : 40 cm
1. Ruas Jalan Sp. Matapao – Jl. Perkebunan Sucofindo – Jl. Kabupaten
Tabel 4. 24 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Jalan Marhaban Ruas Jalan I, Jalan dengan Perkerasan Makadam (Panjang = 6,19km)
No Jenis Pekerjaan Analisa Satuan Volume Harga Satuan
(Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub jumlah 335.131.240,49
II. PEKERJAAN Timbunan tanah baru
1 Timbunan tanah pilihan SNI : 2835:2008 (6. M3 19.808,00 144.600,00 2.864.236.800,00
Sub jumlah 2.864.236.800,00
III. PEKERJAAN JALAN ROW 8M
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,467 M
1 LPB Kelas C, L = 6m K -512 M3 7.432,61 633.732,85 4.858.942.329,05 2 LPA Kelas A, L = 6m K -520 M3 5.573,48 660.528,67 3.681.440.698,85 3 Lapisan Aspal Pelekat (Prime Coat) K-880 Liter 29.712,00 14.734,11 437.779.729,06 4 Perkerasan Makadam, t = 5cm K-618 M2 37.140,00 49.605,38 1.842.343.917,99
Sub jumlah 10.820.506.674,94
B. Pekerjaan Bahu Jalan
1 Timbunan tanah pilihan SNI : 2835:2008 (6. M3 5.385,00 144.600,00 778.714.380,00
Sub jumlah 778.714.380,00
2. Ruas jalan Sp. Jl Kabupaten – Jl Sei Rejo – Jl Bedagai
Tabel 4. 25 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Jalan Marhaban Ruas Jalan II, Jalan dengan Perkerasan Makadam (Panjang = 5,5km)
No Jenis Pekerjaan Analisa Satuan Volume Harga Satuan
(Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub jumlah 335.131.240,49
II. PEKERJAAN Timbunan tanah baru
1 Timbunan tanah pilihan SNI : 2835:2008 (6. M3 17.600,00 144.600,00 2.544.960.000,00
Sub jumlah 2.544.960.000,00
III. PEKERJAAN JALAN ROW 8M
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,467 M
1 LPB Kelas C, L = 6m K -512 M3 6.604,10 633.732,85 4.317.315.478,15 2 LPA Kelas A, L = 6m K -520 M3 4.952,20 660.528,67 3.271.070.087,83 3 Lapisan Aspal Pelekat (Prime Coat) K-880 Liter 26.400,00 14.734,11 388.980.373,16 4 Perkerasan Makadam, t = 5cm K-618 M2 33.000,00 49.605,38 1.636.977.633,11
Sub jumlah 9.614.343.572,24
B. Pekerjaan Bahu Jalan
1 Timbunan tanah pilihan SNI : 2835:2008 (6. M3 4.785,00 144.600,00 691.911.000,00
Sub jumlah 691.911.000,00
3. Sp. Jl Bedagai – Sei Bamban- Sei Buluh – Sei bamban Estate – Paya Mabar Tabel 4.26 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Jalan Marhaban Ruas Jalan III,
Jalan dengan Perkerasan Makadam (Panjang = 7,62km)
No Jenis Pekerjaan Analisa Satuan Volume Harga Satuan
(Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub jumlah 335.131.240,49
II. PEKERJAAN Timbunan tanah baru
1 Timbunan tanah pilihan SNI : 2835:2008 (6. M3 24.384,00 144.600,00 3.525.926.400,00
Sub jumlah 3.525.926.400,00
III. PEKERJAAN JALAN ROW 8M
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,467 M
1 LPB Kelas C, L = 6m K -512 M3 9.149,68 633.732,85 5.981.444.353,37 2 LPA Kelas A, L = 6m K -520 M3 6.861,05 660.528,67 4.531.918.921,68 3 Lapisan Aspal Pelekat (Prime Coat) K-880 Liter 36.576,00 14.734,11 538.914.626,08 4 Perkerasan Makadam, t = 5cm K-618 M2 45.720,00 49.605,38 2.267.958.102,60
Sub jumlah 13.320.236.003,72 dan ruas jalan III, sebagai berikut :
Tabel 4. 27 Rekapitulasi Pekerjaan Jalan Marhaban Dengan Perkerasan Makadam
No. Jenis Pekerjaan Biaya
1. Ruas Jalan I (6,19km) Rp 14.798.589.095,43
2. Ruas Jalan II (5,5km) Rp 13.186.345.812,73
3. Ruas Jalan III (7,62km) Rp 18.139.904.884,21
Total Biaya Konstruksi Rp 46.124.839.792,36
Hasil Analisa perhitungan nilai keuntungan akibat adanya selisih nilai BOK dari jalan yang tidak diberikan perbaikan dengan jalan yang diberikan perbaikan berupa penambahan batu pecah dan Sirtu, dapat dilihat hasil BCR dan NPV dari Ruas jalan MARHABAN pada table 4.21 berikut :
Tabel 4. 27 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 15%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 36.422.602.585 Total Present Worth Rp 34.877.005.514
Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 1.545.597.071
Untuk mendapatkan nilai IRR maka nilai Rate / bunga dasar diberikan variasi sehingga mendapatkan nilai BCR = 1 dan nilai NPV = 0, dimulai dari 10 % sampai dengan 20 %,
Terlihat pada table 4.22 berikut: 1. Bunga dasar 10 %
Tabel 4. 28 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 10%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 51.581.491.906 Total Present Worth Rp 38.119.702.308
Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 13.461.789.598
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 1,353
Tabel 4. 29 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 12%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 44.730.899.649 Total Present Worth Rp 36.770.439.885 Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 7.960.459.764
3. Bunga dasar 20 %
Tabel 4. 30 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 20%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 26.417.744.687 Total Present Worth Rp 32.031.138.745
Catatan ;
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 5.613.394.057
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 0,825
Tabel 4. 31 Nilai IRR Pekerjaan Perkerasan Makadam INTEREST
r(%)
Present Value Of
Benefit Present Value Of Cost
NPV Benefit-NPV
Cost
Benefit
Cost Ratio
10 Rp 34.335.332.598 Rp 34.344.024.830 Rp 8.692.233 1,000
12 Rp 44.730.899.649 Rp 34.344.024.830 Rp 10.386.874.819 1,302
15 Rp 36.422.602.585 Rp 34.877.005.514 Rp 1.545.597.071 1,044
20 Rp 26.417.744.687 Rp 32.031.138.745 Rp 5.613.394.057 0,825
IRR = (i1+NPV1/NPV1-NPV2)×(i2-i1)
IRR = 15,889%
IV.7.3 Alternatif III Jalan Diberi Perkerasan Hotmix AC-WC
Alternatif kedua adalah dengan memberi lapisan hotmix ac - wc pada ruas jalan.Didapat dari nilai BOK (biaya operasional kendaraan) dalam keadaan jalan tidak diperbaiki, dibandingkan dengan BOK (biaya operasional kendaraan) dalam keadaan jalan diberi perkerasaan hotmix AC-WC. Hasil selisih antara BOK tersebut merupakan Benefit cost yang didapat dari keuntungan akibat adanya perbaikan jalan. Kemudian dibandingkan dengan nilai proyek jalan MARHABAN tersebut biasa disebut Investmant. Nilai Pertumbuhan kendaraan merupakan nilai dari rata – rata pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan hasil pertanian dan pertumbuhan kendaraan yaitu 8 %.
Tabel 4. 32 Peritungan Analisa Ekonomi (Without Project) Untuk Perkerasan
Tabel 4. 33 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Perkerasan Hotmix AC–WC
No
Sedangkan nilai Proyek dari ruas jalan MARHABAN dengan penambahan Hotmix AC -WC didapat dari nilai analisa “K” yang biasa digunakan pada jalan Kabupaten dengan mengupgrade data harga bahan dari “Standar Harga Barang/
Gambar 4. 3 Potongan Melintang Jalan Alternatif 3
Potongan Melintang Jalan Alternatif 3
8000
1000
1000 3000 3000
CL
150
200
400 350
50
Keterangan :
1. Ruas Jalan Sp. Matapao – Jl. Perkebunan Sucofindo – Jl. Kabupaten Tabel 4. 34 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Ruas Jalan I Hotmix
AC-WC (Panjang = 6,19km)
No Jenis Pekerjaan Analis
a
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub
jumlah 335.131.240,49
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,46
7 M
3 Lapisan Aspal Pelekat (Prime Coat) K-880 Liter 29.712,
00 14.734,11 437.779.729,06 4 Perkerasan Makadam, t = 5cm K-618 M2 37.140,
0 144.600,00 778.714.380,00
Sub jumlah 778.714.380,00
Total 20.921.117.099
2. Ruas jalan Sp. Jl Kabupaten – Jl Sei Rejo – Jl Bedagai
Tabel 4.35 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Ruas Jalan II Hotmix AC-WC (Panjang = 5,5km)
No Jenis Pekerjaan Analis
a
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub
jumlah 335.131.240,49
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,46
7 M
3 Lapisan Aspal Pelekat (Prime Coat) K-880 Liter 26.400,
00 14.734,11 388.980.373,16 4 Perkerasan Makadam, t = 5cm K-618 M2 33.000,
0 144.600,00 691.911.000,00
Sub jumlah 691.911.000,00
Total 18.626.394.927
3. Sp. Jl Bedagai – Sei Bamban- Sei Buluh – Sei bamban Estate – Paya Mabar Tabel 4. 36 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Ruas Jalan III
Hotmix AC-WC (Panjang = 7,62km)
No Jenis Pekerjaan Analisa Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Mobillisasi dan Demobilisasi Taksir Ls 1,00 Sub jumlah 335.131.240,49
II. PEKERJAAN Timbunan tanah baru
1 Timbunan tanah pilihan SNI : 2835:2008 (6. M3 24.384,00 144.600,00 3.525.926.400,00
Sub jumlah 3.525.926.400,00
III. PEKERJAAN JALAN ROW 8M
A. Pekerjaan Konstruksi Jalan 457,467 M
1 LPB Kelas C, L = 6m K -512 M3 9.149,68 633.732,85 5.981.444.353,37
2 LPA Kelas A, L = 6m K -520 M3 6.861,05 660.528,67 4.531.918.921,68
3 Lapisan Aspal Pelekat (Prime Coat) K-880 Liter 36.576,00 14.734,11 538.914.626,08
4 Perkerasan Makadam, t = 5cm K-618 M2 45.720,00 214.455,36 9.804.898.876,32
Sub jumlah 20.857.176.777,45 berikut yang merupakan tabel rekapitulasi jumlah dari proyek ruas jalan I, ruas jalan II dan ruas jalan III, sebagai berikut :
Tabel 4. 37 Rekapitulasi Pekerjaan Jalan Marhaban Perkerasan Hotmix
No. Jenis Pekerjaan Biaya
1. Ruas Jalan I (6,19km) Rp 20.921.117.099,28
2. Ruas Jalan II (5,5km) Rp 18.626.394.927,62
3. Ruas Jalan III (7,62km) Rp 25.676.845.657,93
Total Biaya Konstruksi Rp 65.224.357.684,83
Hasil Analisa perhitungan nilai keuntungan akibat adanya selisih nilai BOK dari jalan yang tidak diberikan perbaikan dengan jalan yang diberikan perbaikan berupa penambahan Hotmix AC - WC, dapat dilihat hasil BCR dan NPV dari Ruas jalan MARHABAN pada tabel berikut :
Tabel 4. 38 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 15%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 45.438.027.963 Total Present Worth Rp 49.318.985.017
Sumber : Hasil perhitungan
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 3.880.957.054
Untuk mendapatkan nilai IRR maka nilai Rate / bunga dasar diberikan variasi sehingga mendapatkan nilai BCR = 1 dan nilai NPV = 0, dimulai dari 10 % sampai dengan 20 %.
Terlihat pada tabel berikut: 1. Bunga dasar 10 %
Tabel 4. 39 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 10%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 64.298.454.787 Total Present Worth Rp 53.904.427.839
Sumber : Hasil perhitungan
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 1,193
2. Bunga dasar 12 %
Tabel 4. 40 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 12%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 55.776.907.370 Total Present Worth Rp 51.996.458.614
Sumber : Hasil perhitungan
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 3.780.448.756
3. Bunga dasar 20 %
Tabel 4. 41 Perhitungan Analisa Ekonomi (With Project) Jalan Marhaban, Serdang Bedagai r = 20%
No. Years Road Maintenence
Benefit Rp (1000) Investment
Bok/Tahun P/F PW
Total Present Worth Rp 50.563.958.026 Total Present Worth Rp 50.704.422.600
Sumber : Hasil perhitungan
P/F = (1+r)^-n
Asumsi Perawatan jalan gravel dilakukan 1 tahun 1× dengan asumsi 7% dari harga konstruksi
Penambahan batu dan perataan dengan grader
Net Present Value (NPV) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = Rp 140.464.573
Benefit Cost Ratio (BCR) = Total PW (Benefit)-Total PW (Inestment) = 0,997
Tabel 4. 42 Nilai IRR Pekerjaan Perkerasan Hotmix AC - WC
INTEREST r(%)
Present Value Of Benefit
Present Value Of Cost
NPV Benefit-NPV Cost
Benefit Cost Ratio 10 Rp 64.298.454.787 Rp 53.904.427.839 Rp 10.394.026.949 1,193 12 Rp 55.776.907.370 Rp 51.996.458.614 Rp 3.780.448.756 1,073 15 Rp 45.438.027.963 Rp 49.318.985.017 Rp 3.880.957.054 0,921 20 Rp 50.563.958.026 Rp 50.704.422.600 Rp 140.464.573 0,997 Sumber : Hasil perhitungan
IRR = (i1+NPV1/NPV1-NPV2)×(i2-i1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil seluruh Pembahasan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembangunan Jalan Alternatif Kota Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah yaitu ruas jalan Marhaban (Mata Pao-Sei Rampah-Sei Bamban) memiliki potensi yang baik, dimana hasil pertanian selalu meningkat dengan pertumbuhan rata – rata = 10,31 %, diikuti dengan hasil perkebunan dan perikanan yaitu :1,2 % dan 5 % per tahun.
2. Ruas Jalan MARHABAN akan memberi dampak positif terhadap pembangunan dan pengembangan kota Sei Rampah. Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas akibat dari pembangunan jalan MARHABAN yang mana akan memberikan dampak langsung berupa pemerataan pembangunan, meningkatkan sistem logistik barang hasil pertanian,perkebunan dan perikanan, tumbuhnya kota dan pemukiman baru serta pusat – pusat perekonomian yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kabupaten Serdang Bedagai
Alternatif yang didapat, yaitu:
a) Dengan perkerasaan batu pecah dan sirtu air didapatkan nilai BCR = 1,071 (yang mana artinya proyek ini layak dilaksanakan) dimana nilai IRR = 16,50 %
b) Dengan perkerasaan Makadam didapatkan nilai BCR = 1,044 (yang mana artinya proyek ini layak dilaksanakan) dimana nilai IRR=15,89% .
c) Dengan perkerasaan Hotmix AC – WC didapatkan nilai BCR = 0,92 (yang mana penelitian ini tidak layak dilaksanakan) dimana nilai BCR < 1, dan IRR = 13,41 % ( lebih kecil dari 15 %).
V.2 Saran
1. Pembangunan Jalan Alternatif Kota Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah yaitu ruas jalan Marhaban (Mata Pao-Sei Rampah-Sei Bamban) layak dilaksanakan secara bertahap maupun langsung, yaitu:
a. Secara bertahap yaitu dengan memberikan lapisan batu pecah dan sirtu untuk tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan perkerasaan macadam pada tahun tahun berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan suatu tahap awal yang cukup penting dari serangkaian kegiatan fisik, dimana hasil dari suatu studi kelayakan adalah rekomendasi mengenai perlu tidaknya proyek yang dikaji untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya. Fungsi kegiatan studi kelayakan adalah untuk menilai tingkat kelayakan suatu alinyemen pada koridor yang terpilih pada pra studi kelayakan, dan untuk menajamkan analisis kalayakan bagi satu atau lebih alternative solusi yang unggul (Departemen Pekerjaan Umum,2005). Dewasa ini, studi kelayakan dirasakan sangat penting dilakukan karena sumberdaya baik waktu, manusia maupun dana semakin sulit diperoleh. Aspek yang dikaji dalam studi kelayakan ini tidak hanya terbatas pada aspek finansial saja melainkan juga mengkaji aspek teknis,lingkungan,manajerial dan administrasi, aspek organisasi, ekonomi, dan aspek sosial.
II.1.1 Pengertian Studi Kelayakan
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), yang dimaksud dengan studi kelayakan suatu proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Mengkaji kelayakan suatu proyek bertujuan untuk mempelajari usulan suatu proyek dari segala segi secara profesional agar nantinya setelah diterima dan dilaksanakan betul-betul dapat mencapai hasil sesuai rencana.
komprehensif dari berbagai aspek dalam usaha mengkaji tingkat kelayakan suatu proyek.
II.1.2 Maksud dan Tujuan Studi Kelayakan
Maksud dan tujuan studi kelayakan proyek adalah mengkaji sejauh mana kelayakan suatu proyek yang akan dilaksanakan, sehingga sumberdaya yang terbatas dapat dialokasikan secara efisien, efektif dan tepat. Tujuannya adalah hanya proyek yang benar-benar layak saja yang dapat dipilih karena terbatasnya sumber-sumber yang tersedia sehingga proyek tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomis dan finansial (LPM-ITB, 1997).
II.2 Jalan
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, yang dimaksud dengan Jalan adalah Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas, yang berada pada permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
II.2.1 Peran, Pengelompokkan, dan Bagian bagian Jalan
dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status dan kelas. Menurut sistemnya terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat pusat kegiatan. Sedangkan sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan perkotaan. Jalan umum berdasarkan fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan. Sedangkan jalan umum berdasarkan statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Bagian bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamanannya. Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan.
II.3 Aspek Manfaat Sosial
II.3.1 Fasilitas Umum
sebagai kepentingan manusia secara umum, seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas, mesjid, gereja, kantor pemerintahan, pasar dan lain lain.
II.3.2 Penduduk
Keterkaitan Penduduk dan Transportasi sangat erat, dimana transportasi merupakan komponen utama bagi berfungsinya suatu kegiatan penduduk. Transportasi berkaitan erat dengan pola kehidupan penduduk, lokal serta daerah layanan atau daerah pengaruh aktifitas-aktifitas produksi dan sosial serta barang-barang dan jasa yang dapat dikonsumsi.
Penilaian penetapan perkiraan dampak penting kependudukan atau sosial mengacu pedoman teknis metode identifikasi dan analisis komponen sosial pada pekerjaan konstruksi jalan (Departemen Pekerjaan Umum,2005).
II.4 BOK (Biaya Operasional Kendaraan)
Secara teoritis biaya operasi kendaraan dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu kondisi dan jenis kendaraan, lingkungan, kebiasaan pengemudi, kondisi jalan serta arus lalu lintas. Dalam prakteknya biaya tersebut diestimasi untuk jenis-jenis kendaraan yang mewakili golongannya dan dinyatakan dalam satuan moneter per satuan jarak (Rp/km).
keperluan system pengelolaan pemeliharaan jalan ataupun untuk studi kelayakan jalan, salah satunya Pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada Tahun 2005. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat rangkuman model-model BOK yang dititik beratkan pada tingkat ketelitian model yang ditinjau.
Tabel 2.1 Tingkat Ketelitian Model BOK
Sumber : LPM-ITB (1997)
Keterangan :
* = sederhana (mudah diterapkan) ** = menengah
*** = sangat detail dan memiliki tingkat kebutuhan data yang tinggi Komponen Model Biaya Operasonal Kendaraan
HDM-III PCI TRL Abelson CRRI IHCM NIMPAC
Bahan Bakar *** * * *** *** ***
Oli *** * * ** ** ***
Ban *** * * * *** ** ***
Suku Cadang *** * ** * *** * ***
Tenaga Kerja *** * ** * * *
Depresiasi * * t.t * t.t t.t t.t
Bunga Modal * * t.t t.t t.t t.t t.t
Asuransi t.t * t.t t.t t.t t.t t.t
t.t = tidak tersedia
Semua komponen BOK model PCI, dalam spesifikasinya tidak ekstensif, misalnya geometrik jalan, kekasaran dan lain-lain. Model ini hanya memasukkan kecepatan sebagai variabelnya. Ini merupakan model yang cukup sederhana, dimana faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komponen BOK tidak dimodel secara eksplisit. Kemudian berdasarkan hasil studi LPM-ITB (1997), dikembangkan model yang menyempurnakan model yang telah digunakan sebelumnya dengan mereview seluruh model yang ada dan melakukan survey pada beberapa jalan tol maupun non tol dengan kondisi geometrik yang berbeda-beda. Model BOK yang dibuat hanya menggunakan variabel yang sederhana dan mudah diukur seperti jarak, kecepatan dan rasio volume. Komponen-komponen yang diperhitungkan adalah yang berkontribusi besar terhadap BOK dan meskipun masih banyak komponen lain yang perlu diperhitungkan, komponen tersebut tidak terlalu dominan. Model-model komponen BOK yang ada disusun berdasarkan data empiris di negara-negara berkembang di luar Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Departemen Pekerjaan Umum pada Tahun 2005 mengeluarkan Pedoman Teknik Nomor : Pd.T-15-2005-B tentang Pedoman Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan untuk biaya tidak tetap (running cost). Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puslitbang Prasarana Transportasi dan adaptasi beberapa persamaan dan parameter yang ada di HDM IV tahun 2000.
II.4.1 Komponen Komponen BOK (Biaya Operasional Kendaraan)
tidak tetap (variable cost atau running cost), dan biaya tetap (standing cost atau fixed cost), yang secara rinci terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
1. Biaya tidak tetap, terdiri dari a. Konsumsi bahan bakar b. Konsumsi minyak pelumas c. Konsumsi suku cadang d. Upah tenaga pemeliharaan e. Konsumsi Ban
2. Biaya tetap
a. Depresiasi kendaraan b. Bunga modal
c. Overhead
Faktor-faktor yang berpengaruh pada komponen BOK dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konsumsi bahan bakar
Terdapat suatu hubungan mendasar antara konsumsi bahan bakar dan kecepatan, dipengaruh geometrik dan kondisi lalu lintas. Biaya pemakaian bahan bakar ditentukan dengan menghitung bahan bakar yang digunakan (liter/1.000km) dikalikan dengan harga tiap liternya. Pemakaian bahan bakar untuk jenis kendaraan mobil penumpang sesuai dengan persamaan berikut ini :
Dasar Kendaraan Gol. I = 0,0284V2 - 3,0644 V + 141,68 ………...…(2.1) 2. Konsumsi minyak pelumas
Perjalanan dengan persamaan sebagai berikut :
= 0,0032 x Harga Oli x 1,5 …..………(2.2)
3. Upah biaya pemeliharaan
Kebutuhan jumlah jam pemeliharaan yang berkaitan dengan konsumsi suku cadang dan montir.
a. Suku cadang
Mobil penumpang : Y = 0,0000064 V + 0,0005567 ... (2.3) dimana Y = pemeliharaan suku cadang per 1.000 km.
V = kecepatan berjalan (running speed) b.Montir
Mobil penumpang : Y = 0,00362 V + 0,36267 ... ….(2.4) dimana Y = jam montir per 1.000 km.
V = kecepatan berjalan (running speed) 4. Pemakaian Ban
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kondisi atau umur ban, yaitu gesekan antara ban dengan permukaan jalan (rolling friction), gaya longitudinal dan tranversal yang terjadi akibat pengereman, akselerasi dan tikungan yang menyebabkan gesekan pada sebagian permukaan ban dan yang ketiga adalah akibat tekanan udara yang terjadi pada saat kendaraan melakukan tanjakan dan atau pengurangan kecepatan (driving force).
Modelnya adalah sebagai berikut:
Mobil penumpang : Y = 0,0008848 V - 0,0045333 ...(2.5) dimana : Y = pemakaian ban per 1.000 km
5. Depresiasi
Biaya depresiasi untuk jalan arteri dirumuskan sebagai berikut:
Mobil penumpang : Y = 1/(2,50 V + 125) ... (2.6) dimana ;
Y = depresiasi per 1.000 km, sama dengan setengah nilai depresiasi dari kendaraan.
6. Penyusutan
Persamaan untuk biaya penyusutan (dipresiasi) besarnya berbanding terbalik dengan kecepatan kendaraan.
7. Bunga modal
Persamaan komponen bunga modal besarnya juga berbanding terbalik dengan kecepatan kendaraan. Menurut Model HDM III, biaya bunga modal per kendaraan kilometer yang dilambangkan dengan INT dan diekspresikan sebagai fraksi dari harga kendaraan baru diberikan dalam persamaan berikut ini:
Mobil penumpang : INT = AINT / AKM ... (2.7) dimana:
INT = bunga modal kendaraan/km.
AINT = rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dari harga kendaraan baru = 0,01 x (AINV/2)