• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Ririen Feby Shara/141121095 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi Di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan adik berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi. Jika adik bersedia, saya akan memberikan kuesioner yang meliputi pertanyaan data demografi yaitu kelas, usia, pekerjaan orangtua, suku bangsa, pendidikan orangtua. Dan pertanyaan tentang peran orangtua dan pertanyaan tentang pengetahuan tentang menstruasi. Dengan tujuan menilai apakah ada hubungan peran orangtua dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi. Adik menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya sesuai dengan situasi saat ini. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan adik berpartisipasi dalam penelitian ini.

Partisipasi adik dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga adik bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang adik berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi adik dalam penelitian ini.

Medan, November 2015

Peneliti Responden

(3)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DI SMP

AN-NIZAM KECAMATAN MEDAN DENAI

Kode : Tanggal :

Petunjuk Pengisian

a. Beri tanda check list ( √ ) pada tiap kolom jawaban yang telah disediakan dan sesuai dengan yang saudara alami.

b. Tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

Bagian 1. Kuesioner data demografi

1. Kelas :

2. Usia : …… Tahun

3. Pekerjaan Orangtua : □ Wiraswasta □ PNS/ TNI/ POLRI

Lain-lain…… (Sebutkan) 4. Pendidikan Orangtua : □ SD

(4)

Bagian 2. Kuesioner untuk peran keluarga

Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√ ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang saudara alami.

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Orangtua saya memberikan informasi tentang menstruasi sejak usia 10 tahun

2. Orangtua saya tidak menjelaskan bahwa menstruasi adalah kejadian alamiah dan tidak perlu dikhawatirkan

3. Orangtua saya memberikan pendidikan reproduksi dari usia 10 tahun

4. Orangtua saya menjadi contoh tentang bagaimana cara membersihkan darah menstruasi dan menjaga kebersihannya

5. Orangtua saya selalu menjelaskan dengan baik tentang pentingnya menjaga diri dari perilaku pelecehan seksual dan seks bebas

6. Orangtua saya memberitahu bahwa selama menstruasi tidak diperbolehkan shalat dan puasa 7. Orangtua saya tidak memberikan penjelasan

tentang bagaimana perawatan selama menstruasi 8. Orangtua saya memberikan penjelasan tentang

keluhan fisik (nyeri pinggang dan timbul jerawat) yang terjadi selama masa menstruasi adalah alamiah

(5)

11. Ibu saya memberi tahu mengganti pembalut selama menstruasi 4-5 kali dalam sehari

12. Saya mengetahui batasan-batasan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama menstruasi dari orangtua saya

13. Orangtua saya tidak menjelaskan bahwa setelah mendapatkan menstruasi seorang wanita dikatakan telah dewasa

14. Ibu saya memberi tahu kepada saya bahwa menstruasi tidak perlu dicemaskan

15. Orangtua saya tidak membimbing dan mendampingi saya saat mendapatkan menstruasi pertama (menarche)

Bagian 3. Kuesioner pengetahuan remaja putri tentang menstruasi

Petunjuk pengisian: Jawablah Pertanyaan dengan tepat sesuai dengan kondisi dan situasi yang saudara alami.

1. Menstruasi adalah:

a. Perdarahan secara periodic pada uterus b. Sakit yang di alami perempuan remaja c. Sel telur yang yang dibuahi oleh sperma 2. Menstruasi terjadi:

a. Ovarium yang tidak menghasilkan hormon steroid seperti ekstrogen dan progesteron

b. Tidak adanya interaksi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium c. Sel telur atau ovum yang tidak dibuahi sperma

3. Menarche atau haid pertama kali normalnya terjadi pada usia: a. 10 – 19 Tahun

(6)

4. Lamanya waktu menstruasi berkisar antara: a. 1-3 hari

b. 3-6 hari

c. Lebih dari 10 hari

5. Siklus haid normal berkisar antara: a. Setiap 5 hari

b. Setiap 10 hari c. Setiap 28 hari

6. Penggantian pembalut selama menstruasi sebaiknya dilakukan: a. 1 kali sehari

b. 2 – 3 kali sehari c. 4 – 5 kali sehari

7. Bagaimana cara untuk menjaga kebersihan pada saat menstruasi:

a. Memakai pembalut dan menggatinya 4-5 kali dalam sehari dan menjaga kebersihan di daerah kelamin

b. Mengganti pembalut hanya 1 kali dalam sehari

c. Membersihkan alat kemaluan dengan air yang tidak bersih

8. Pencegahan infeksi pada organ kelamin saat haid dapat dilakukan dengan cara: a. Tidak mengganti pembalut selama sehari

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut c. Membersihkan alat kemaluan dengan air yang tidak bersih 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran haid:

a. Nutrisi dan olahraga b. Tidur

c. Psikis

10.Kegiatan atau aktivitas yang tidak dapat atau tidak boleh dilakukan saat haid: a. Berdzikir kepada Allah

b. Sujud Tilawah c. Puasa dan Shalat

(7)

12.Secara fisik, gangguan yang sering terjadi menjelang datang bulan: a. Lemah, mudah letih

b. Sakit punggung, payudara terasa penuh dan nyeri, timbul jerawat c. Lesu

13.Salah satu kedewasaan seorang wanita adalah: a. Mimpi Basah

b. Dapat memakai baju sendiri c. Menstruasi atau haid

14.Apa yang Anda dapat lakukan untuk mencegah terjadinya gangguan menjelang menstruasi:

a. Berolah raga, hindari stres dan selalu berpikiran positif b. Makan yang banyak

c. Tidur yang cukup

15.Gejala yang normal terjadi pada seorang wanita yang sedang menstruasi: a. Nyeri yang timbul pada perut bagian bawah dan menjalar sampai ke

pinggang dan paha b. Nyeri kaki

(8)

Lampiran 3

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

N o .

(9)

Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ririen Feby Shara

Tempat TanggalLahir : Medan, 19 Februari 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Rawacangkuk IV No. 42 Medan

Riwayat Pendidikan

(10)

Lampiran 5

DANA PENELITIAN

1. Persiapan Proposal

- Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 200.000,- - Fotocopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 100.000,-

- Perbanyak proposal Rp. 100.000,-

- Biaya internet Rp. 100.000,-

- Biaya survei awal Rp. 100.000,-

- Sidang proposal Rp. 150.000,-

- Konsumsi Rp. 150.000,-

2. Pengumpulan data

- Penggandaan kuesioner Rp. 100.000,-

- Biaya penelitian Rp. 400.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Skripsi

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 300.000,-

- Penjilidan Rp. 200.000,-

- Sidang skripsi Rp. 450.000,-

(11)

Lampiran 6

FORMAT VALIDITAS HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DI SMP AN-NIZAM

KECAMATAN MEDAN DENAI

PETUNJUK:

Instrumen ini dirancang untuk mengevaluasi validasi isi instrument. Silahkan memberikan nilai dengan cara sebagai berikut:

1. Berikanlah nilai mengenai tingkat relevansi pada skala 1 – 4, dimana 4 merupakan paling relevan. Kolom sudah tersedia bagi anda untuk memberikan komentar terhadap item atau saran untuk revisi.

2. Berikanlah nilai mengenai tingkat kejelasan masing-masing item, juga pada skala 1 – 4. Silahkan juga memberikan komentar pada kolom yang telah disediakan.

Nilai Relevansi:

1 = item tidak relevan

2 = item perlu revisi banyak agar relevan 3 = item perlu revisi sedikit agar relevan 4 = item sudah relevan

No. Item Relevansi Saran Perubahan

1 2 3 4

Peran Keluarga

(12)

perlu dikhawatirkan

3. Orangtua saya memberikan pendidikan reproduksi dari usia 10 tahun

4. Orangtua saya menjadi contoh tentang bagaimana cara membersihkan darah menstruasi dan menjaga kebersihannya

5. Orangtua saya selalu menjelaskan dengan baik tentang pentingnya menjaga diri dari perilaku pelecehan seksual dan seks bebas

6. Orangtua saya memberitahu bahwa selama menstruasi tidak diperbolehkan shalat dan puasa

7. Orangtua saya tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana perawatan selama menstruasi

8. Orangtua saya memberikan penjelasan tentang keluhan fisik (nyeri pinggang dan timbul jerawat) yang terjadi selama masa menstruasi adalah alamiah

(13)

10. Ibu saya tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana merawat tubuh terutama bagian kemaluan

11. Ibu saya memberi tahu mengganti pembalut selama menstruasi 4-5 kali dalam sehari

12. Saya mengetahui batasan-batasan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama menstruasi dari orangtua saya

13. Orangtua saya tidak menjelaskan bahwa setelah mendapatkan menstruasi seorang wanita dikatakan telah dewasa

14. Ibu saya memberi tahu kepada saya bahwa menstruasi tidak perlu dicemaskan

15. Orangtua saya tidak membimbing dan mendampingi saya saat mendapatkan menstruasi pertama (menarche)

(14)

FORMAT VALIDITASI HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DI SMP AN-NIZAM

KECAMATAN MEDAN DENAI

PETUNJUK:

Instrumen ini dirancang untuk mengevaluasi validasi isi instrument. Silahkan memberikan nilai dengan cara sebagai berikut:

3. Berikanlah nilai mengenai tingkat relevansi pada skala 1 – 4, dimana 4 merupakan paling relevan. Kolom sudah tersedia bagi anda untuk memberikan komentar terhadap item atau saran untuk revisi.

4. Berikanlah nilai mengenai tingkat kejelasan masing-masing item, juga pada skala 1 – 4. Silahkan juga memberikan komentar pada kolom yang telah disediakan.

Nilai Relevansi:

1 = item tidak relevan

2 = item perlu revisi banyak agar relevan 3 = item perlu revisi sedikit agar relevan 4 = item sudah relevan

No. Item Relevansi Saran Perubahan

1 2 3 4

Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14 Tahun tentang Menstruasi

1.

Menstruasi adalah:

Perdarahan secara periodic pada uterus b. Sakit yang di alami perempuan remaja c. Sel telur yang yang dibuahi oleh sperma

(15)

b. Tidak adanya interaksi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium c. Sel telur atau ovum yang tidak dibuahi

sperma

3. Menarche atau haid pertama kali normalnya

terjadi pada usia: a. 10 - 19 Tahun b. 16 – 20 Tahun c. Diatas 20 Tahun

4. Lamanya waktu menstruasi berkisar antara: a. 1 - 3 hari

b. 3 - 6 hari

c. Lebih dari 10 hari

5. Siklus menstruasi normal berkisar antara: a. Setiap 5 hari

b. Setiap 10 hari c. Setiap 28 hari

6. Penggantian pembalut selama menstruasi sebaiknya dilakukan:

a. 1 kali sehari b. 2 – 3 kali sehari c. 4 – 5 kali sehari

7. Bagaimana cara untuk menjaga kebersihan pada saat menstruasi:

(16)

f. Membersihkan alat kemaluan dengan air yang tidak bersih

8. Pencegahan infeksi pada organ kelamin saat haid dapat dilakukan dengan cara:

d. Tidak mengganti pembalut selama sehari e. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

mengganti pembalut

f. Membersihkan alat kemaluan dengan air yang tidak bersih

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran haid:

a. Nutrisi dan olahraga b. Tidur

c. Psikis

10. Kegiatan atau aktivitas yang tidak dapat atau tidak boleh dilakukan saat haid:

d. Berdzikir kepada Allah e. Sujud Tilawah

f. Puasa dan Shalat

11. Menstruasi merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang anak yang sedang menginjak:

a. Dewasa b. Kanak-kanak

(17)

dan nyeri, timbul jerawat c. Lesu

13. Salah satu kedewasaan seorang wanita adalah: d. Mimpi Basah

e. Dapat memakai baju sendiri f. Menstruasi atau haid

14. Apa yang Anda dapat lakukan untuk mencegah terjadinya gangguan menjelang menstruasi:

a. Berolah raga, hindari stres dan selalu berpikiran positif

b. Makan yang banyak c. Tidur yang cukup

15. Gejala yang normal terjadi pada seorang wanita yang sedang menstruasi:

d. Nyeri yang timbul pada perut bagian bawah dan menjalar sampai ke pinggang dan paha

e. Nyeri kaki

f. Nyeri dan gatal pada bagian tangan dan kaki

(18)

Lampiran 7

UJI RELIABILITAS PERAN KELUARGA

Reliability

(19)
(20)

UJI RELIABILITAS PENGETAHUAN REMAJA PUTRI

(21)
(22)

Lampiran 8

OLAHAN KOMPUTERISASI DATA DEMOGRAFI

(23)

Suku Bangsa

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Batak 20 45.5 45.5 45.5

Jawa 10 22.7 22.7 68.2

Minang 9 20.5 20.5 88.6

Melayu 5 11.4 11.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Pendidikan Orangtua

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 1 2.3 2.3 2.3

SMP 1 2.3 2.3 4.5

SMA 20 45.5 45.5 50.0

SARJANA/S

1 22 50.0 50.0 100.0

(24)

Lampiran 9

OLAHAN KOMPUTERISASI PERAN KELUARGA

Statistics

keluarga

N Valid 44

Missing 0

Mean 2.09

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .603

Variance .364

Sum 92

Percentiles 25 2.00

50 2.00

75 2.00

Keluarga

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 6 13.6 13.6 13.6

Cukup 28 63.6 63.6 77.3

Baik 10 22.7 22.7 100.0

(25)

Lampiran 10

OLAHAN KOMPUTERISASI KUESIONER PERAN KELUARGA

Frequency Table

Pertanyaan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 19 43.2 43.2 43.2

Ya 25 56.8 56.8 100.0

Total 44 100.0 100.0

Pertanyaan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 25 56.8 56.8 56.8

Tidak 19 43.2 43.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

Pertanyaan3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 23 52.3 52.3 52.3

Ya 21 47.7 47.7 100.0

(26)

Pertanyaan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 28 63.6 63.6 63.6

Tidak 16 36.4 36.4 100.0

(27)

Pertanyaan8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 24 54.5 54.5 54.5

Ya 20 45.5 45.5 100.0

(28)

Pertanyaan12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 21 47.7 47.7 47.7

Tidak 23 52.3 52.3 100.0

(29)

Lampiran 11

OLAHAN KOMPUTERISASI PENGETAHUAN

Statistics

pengetahuan

N Valid 44

Missing 0

Mean 1.93

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .661

Variance .437

Sum 85

Percentiles 25 1.25

50 2.00

75 2.00

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 11 25.0 25.0 25.0

cukup 25 56.8 56.8 81.8

baik 8 18.2 18.2 100.0

(30)

Lampiran 12

OLAHAN KOMPUTERISASI KUESIONER PENGETAHUAN

Frequency Table

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 20 45.5 45.5 45.5

Benar 24 54.5 54.5 100.0

(31)

Pertanyaan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 19 43.2 43.2 43.2

Benar 25 56.8 56.8 100.0

(32)

Pertanyaan8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 20 45.5 45.5 45.5

Benar 24 54.5 54.5 100.0

(33)

Pertanyaan12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 22 50.0 50.0 50.0

Benar 22 50.0 50.0 100.0

(34)

Lampiran 13

OLAHAN KOMPUTERISASI HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PENGETAHUAN

Correlations

Peran

Keluarga Pengetahuan Spearman's rho Peran Keluarga Correlation

Coefficient 1.000 .655

**

Sig. (2-tailed) . .000

N 44 44

Pengetahuan Correlation

Coefficient .655

**

1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 44 44

(35)
(36)

Master Tabel Lampiran 15

(37)

24 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 21 Cukup

25 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 22 Cukup

26 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 23 Cukup

27 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 26 Baik

28 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 23 Cukup

29 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 22 Cukup

30 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 22 Cukup

31 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 26 Baik

32 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 24 Cukup

33 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 26 Baik

34 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 23 Cukup

35 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 26 Baik

36 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 24 Cukup

37 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 21 Cukup

38 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Kurang

39 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 22 Cukup

40 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 23 Cukup

41 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 27 Baik

42 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 21 Cukup

43 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 24 Cukup

(38)

MasterTabel Lampiran 16 Hasil Kuesioner Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP An-Nizam

Kecamatan Medan Denai

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 JUMLAH KETERANGAN 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 22 Cukup

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

DAFTAR PUSTAKA

Aboyeji, Saidu, Abiodun, Fawole, Adewara, & Adegoke. (2005). Menstrual

Preparation Among Adolescents in Kwarta State. Journal. Kwarta State : Department of Obstetrics and Gynaecology. University of Ilorin Teaching

Hospital.

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya

dengan Konsep Diri. Bandung: PT Refika Aditama.

Anwar, M. (2011). Ilmu Kandungan, Edisi Ke-3. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Ke-14. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu Musyita, dkk. (2010). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesiapan

Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII di SMP 1 Playen Gunung

Kidul. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan.

[Skripsi].

Anwar, M, Baziad, A. & Prabowo, R. P, (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Belian, A. (2012). Peran Orangtua Dalam Pendidikan Menstruasi Dengan

Perilaku Saat Menstruasi Pada Remaja Putri. Diakses 04 Januari 20016.

[Skripsi].

Bobak, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi Ke-4. Jakarta: EGC. Ernora. (2010). Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam Menghadapi

Menarche di SMP Negeri 1 Medan. Diakses 04 Januari 2016. [Skripsi].

Eriska, N. (2008). Kesiapan Siswi Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche di

SLTP Kemala Bhayangkara I Medan Tahun 2007. Diakses tanggal 05

(49)

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Ed. Ke– 1. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E.B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatau Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. (Edisi Ke-5). Jakarta: Erlangga.

(2007). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Ibrahim, Zakaria. (2005). Psikologi Wanita. Bandung: Pustaka Hidayah. Irianto, K. (2014). Seksologi Kesehatan. Bandung: CV. Alfabeta.

Jhonson, L & Leny, R. (2010). Keperawatan Keluarga: plus Contoh Askep

Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Lestari & Purwandari (2002). Kemampuan Komunikasi Ibu-Anak tentang

Seksualitas Ditinjau dari Tingkat Pengetahuan Ibu. Jurnal Indigenous, Vol 6, No 1. H.32-39. Surakarta: Fakultas Psikologi Unversitas Muhammadiyah

Surakarta.

Leliana. (2010). Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Kesiapan

Dalam Menghadapi Menarche di SD Al-Alzar Medan. Diakses 05 Januari

2016. [Skripsi]

Llewellyn-Jones, D. (2005). Setiap Wanita. PT. Delapratasa Publishing.

Manuaba, IBG. (2002). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Area. Masysaroh, 2004, Pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin

pada saat menstruasi di SMA AL-Washliyah 3 Medan. 2010. Diakses

tanggal 04 Januari 2016. [Skripsi]

Moersintowati. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Muadz, M M, 2009.Panduan Pengelola Pusat Informasi dan Konseling remaja

(PIK Remaja), Medan: Badan Perbedayaan Perempuan dan Keluarga.

Nagar, S. & Aimol, R. (2010). Knowledge of Adolescent Girls Regarding

Menstruation in Tribal Areas Of Meghalaya. Journal. Vol. 8. No. 1. India:

(50)

Notoatmodjo, S (2003). Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Noni Eriska. (2008). Kesiapan Siswi Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche

Di SLTP Kemala Bhayangkara I Medan Tahun 2008. Karya Tulis Ilmiah:

Program D-IV Bidan Pendidik USU.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Proverawati, A. & Misaroh, S. (2009). Menarche (Menstruasi Pertama Penuh

Makna). Yogyakarta: Muha Medika.

Roasih, 2009, Pengalaman Ibu Etnis Jawa Saat Remaja Putri Menarche Di Desa

Larangan Dukuh Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes, Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Diakses April. Jam 20.46 WIB.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Setiawati. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi: Pertama. Jakarta: Trans

Info Media.

Siregar, Ir. Syofian, M.M. (2013). Statistik Parametrik untuk penelitian

kuuantitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D / ABT. Suryani, E. & Widyasih, H. (2010). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta:

Citramaya.

(51)

Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Widiningsih S. 2005. Hubungan Sumber-Sumber Informasi dan Tingkat

Pendidikan Orang Tua Dengan Pengetahuan Pubertas Remaja SMP Kabupaten Boyolali. [Skripsi]

Wulandari. 2008. Peran Orang Tua Terhadap Persepsi Remaja Putri Tentang

Menarche Dikabupaten Purworejo Jawa Tengah. [Abstrak].Universitas

Gajah Mada.

(52)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka penelitian ini menggambarkan Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaji Putri tentang Menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai, dimana variabel indepent adalah peran keluarga dan variabel dependent adalah pengetahuan remaja putri tentang menstruasi. Secara sistematis kerangka konsep penelitian ini adalah:

Variabel Independent Variabel Dependent Peran Keluarga pada masa

menstruasi anak

1. Keluarga sebagai Pusat Pendidik

2. Keluarga sebagai Pusat Agama

3. Keluarga sebagai Pusat Ketenangan Hidup

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi

1. Defenisi

(53)

Skema 1. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti : Hubungan dari variabel

(54)
(55)

responden mendapatkan skor 21-25(dari 15 pertanyaan) 3. Kurang

Apabila responden mendapatkan skor 15-20

(dari 15 pertanyaan)

3.3 Hipotesa Penelitian

(56)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi, yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi.

4.2 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh siswi putri kelas 7 di SMP An-Nizam yang sudah mendapatkan menstruasi. Jumlah total populasi untuk penelitian ini yaitu sebanyak 44 siswi remaja putri di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai.

b. Sampel

(57)

keseluruhan jumlah populasi dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 44 siswi putri di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai yang sudah mendapatkan menstruasi, sehat jasmani dan rohani, dan bersedia menjadi responden penelitian.

4.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai. Adapun alasan pemilihan tempat karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian. Dan belum pernah dilakukan penelitian dengan topik seperti yang peneliti lakukan di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai.

4.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November 2015

4.5 Etika Penelitian

(58)

tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.6 Instrumen Penelitian

a. Kuesioner penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yang didapat dari data primer yaitu: data yang didapat dari penyebaran kuesioner yang berbentuk pertanyaan. Selain data primer peneliti juga menggunakan data sekunder yaitu diperoleh dari daftar laporan siswi putri di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai. Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka. Pada bagian awal instrument penelitian berisi tentang data demografi.

(59)

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 30

Skor terkecil = 15

b. Menentukan nilai rentangan (R)

Rentang = Skor terbesar – Skor terkecil = 30-15

= 15

c. Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang kelas (i) = Rentang (R)

banyaknya kelas

= 15 3

= 5 d. Menentukan skor kategori

Baik = 26-30

Cukup = 21-25

Kurang = 15-20

Kuesioner ketiga adalah kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang menstruasi. Kuesioner pengetahuan remaja putri tentang menstruasi berisi pertanyaan untuk mengindentifikasi pengetahuan remaja putri tentang menstruasi. Pertanyaan berbentuk Multiple

(60)

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Suatu ukuran yang mewujudkan tingkat-tingkat kualitas suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010). Instrument penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengkur secara konsisten sasaran yang diukur.

Penelitian ini menggunakan validitan logis dimana instrument penelitian dianalisis oleh dosen yang berkompeten dibidang Keperawatan Keluarga yaitu Ibu Siti Zahara Nst, SKp.,MNs dan yang berkompeten dibidang Keperawatan Maternitas yaitu Ibu nur Afi Darti, SKp, M.Kep di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan uji validitas tersebut, kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pertanyaan yang mengukur sasaran sesuai dengan teori dan konsep.

b. Uji Reliabilitas

(61)

Nurul Islam Indonesia Kecamatan Medan Area yang mempunyai kriteria sama dengan sampel. Menurut Arikunto (2010) suatu instrument dikatakan reliable jika mempunyai nilai alpha 0,5 atau lebih. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini variabel peran keluarga yaitu 0,774 dan variabel pengetahuan remaja yaitu 0,817.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

(62)

didampingi oleh peneliti. Tidak ada hal yang terlewatkan oleh peneliti serta responden diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang jelas. Setelah data kuesioner penelitian selesai diisi responden, peneliti mengumpulkan data tersebut pada masing-masing siswi remaja putri. Maka selanjutnya data tersebut dikumpulkan untuk dianalisa.

4.9 Pengolahan Data dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : 1. tahap

editing yang dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan

(63)

Penganalisasian khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase untuk melihat pengetahuan dan sikap responden (Hidayat, 2007).

a. Univariat

Melakukan analisa univariat dengan mendeskripsikan besar presentase pada variable penelitian dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dari data demografi terdiri dari kelas, usia, pekerjaan orangtua, suku bangsa, pendidikan orangtua. Pertanyaan pada peran keluarga mempunyai skor baik 26-30, skor cukup 21-25, dan kurang 15-20. Dan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi mempunyai skor baik 26-30, skor cukup 21-25, dan kurang 15-20. Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsinya. b. Bivariat

(64)
(65)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai peran keluarga dan pengetahuan remaja putri tentang menstruasidi SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai Tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai dengan jumlah responden sebanyak 44 orang.

5.1Gambaran Umum Sekolah

SMP An-Nizam Medan adalah sekolah Islam yang berdiri pada tahun 2001 merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang diharapkan kedepan mampu menciptakan dan membentuk insan yang beriman, berilmu, bertaqwa dan beraakhlaqul karimah yang sehat terampil dan mahir. SMP An-Nizam beralamat Jl. Tuba II/Perjuangan No.62 Medan, Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai, Kabupaten Medan. Dengan Akreditasi A (Amat Baik). Dengan kegiatan belajar mengajar pagi dan kegiatan Ekstrakurikuler yaitu Pramuka, Sekolah Sepak Bola (SSB), Nasyid, dan Teater. Fasilitas sekolah adalah Lab. Komputer, Lab. IPA, Lab Bahasa, Lapangan Olahraga, Perpustakaan, Aula, Tempat Ibadah (Masjid).

5.2Hasil Penelitian

(66)

sebanyak 44 orang remaja putri yang sudah mendapatkan menstruasi, seluruh responden beragama Islam. Karakteristik responden menunjukkan bahwa 41 responden mendapatkan menstruasi pertama (menarche) pada usia <12 tahun, responden terbanyak pada kelas 7-A yaitu 19 orang (43,2%), berusia 12 tahun (65,9%), pekerjaan orangtua wiraswasta (56,8%), suku bangsa batak (45,5%), pendidikan terakhir orangtua sarjana (50,0%). Deskriptif karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Menurut Karakteristik Individu Remaja Putri di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai (n=44).

Data Demografi Frekuensi %

Pekerjaan Orangtua

(67)

5.2.2 Peran Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian peran keluarga pada remaja putri tentang menstruasi menunjukkan bahwa peran keluarga baik 10 responden (22,7%), peran keluarga cukup 28 responden (63,6%) dan peran keluarga kurang 6 responden (13,6%). Hasil analisis data peran keluarga dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Deskriptif Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Peran Keluarga (n=44).

Peran Keluarga Frekuensi (n) Persentase(%)

Baik 10 22,7

Cukup 28 63,6

Kurang 6 13,6

Dari hasil distribusi frekuensi dan persentase dari setiap pertanyaan pada pertanyaan-pertanyaan peran keluarga menunjukkan bahwa (70,5 %) orangtua menjadi contoh kepada remaja putri tentang bagaimana cara membersihkan darah menstruasi dan menjaga kebersihannya. Dapat dilihat pada tabel 3.

Table 3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pernyataan Peran Keluarga kepada remaja putri tentang menstruasi (n=44)

No. Pernyataan Ya Tidak

f (%) f (%)

1. Orangtua memberikan informasi 25 (56,8) 19 (43,2) tentang menstruasi sejak usia 10 tahun

2. Orangtua tidak menjelaskan bahwa 25 (56,8) 19 (43,2) menstruasi adalah kejadian alamiah dan

tidak perlu dikhawatirkan

(68)

No. Pernyataan Ya Tidak

f(%) f(%)

5. Orangtua selalu menjelaskan 31 (70,5) 13 (29,5) dengan baik tentang pentingnya menjaga

diri dari perilaku pelecehan seksual dan seks bebas

6. Orangtua memberitahu bahwa selama 26 (59,1) 18 (40,9) menstruasi tidak diperbolehkan shalat dan

puasa

7. Orangtua tidak memberikan penjelasan 28 (63,6) 16 (36,4) tentang bagaimana perawatan selama

menstruasi

8. Orangtua memberikan penjelasan 24 (54,5) 20 (45,5) tentang keluhan fisik (nyeri pinggang

dan timbul jerawat) yang terjadi selama masa menstruasi adalah alamiah

9. Ibu memberikan informasi keluhan 20 (45,5) 24 (54,5) psikis seperti kaget dan takut yang terjadi

selama masa menstruasi

10. Ibu tidak memberikan penjelasan 27 (61,4) 17 (38,6) Tentang bagaimana merawat tubuh

terutama bagian kemaluan

11. Ibu memberi tahu mengganti pembalut 20 (45,5) 24 (54,5) selama menstruasi 4-5 kali dalam sehari

12. Mengetahui batasan-batasan apa yang 27 (61,4) 17 (38,6) boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama

menstruasi dari orangtua saya

(69)

menstruasi tidak perlu dicemaskan

15. Orangtua tidak membimbing 21 (47,7) 23 (52,3) dan mendampingi saya saat mendapatkan

menstruasi pertama (menarche)

5.2.3 Pengetahuan tentang Menstruasi

Hasil data penelitian menunjukkan bahwa remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang menstruasi baik 8 responden (18,2%) pengetahuan cukup 25 responden (56,8%) dan pengetahuan kurang 11 responden (25,0%). Hasil analisis data pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Deskriptif Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Pengetahuan tentang Menstruasi (n=44).

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase(%)

Baik 8 18,2

Cukup 25 56,8

Kurang 11 25,0

Distribusi jawaban responden pada pengetahuan menstruasi remaja putri tentang menstruasi dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5

Distribusi Jawaban Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi (n=44).

No. Pengetahuan tentang Benar Salah

menstruasi f (%) f (%)

(70)

menstruasi atau tidak boleh dilakukan saat

menstruasi

11. Menstruasi merupakan 24 (54,5) 20 (45,5) serangkaian perubahan yang terjadi

12. Gangguan yang sering 19 (43,2) 25 (56,8)

5.2.4 Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri

tentang Menstruasi

(71)

pValue ˃ 0,05 maka, tidak terdapat korelasi yang signifikan yaitu tidak ada hubungan peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi. Dengan nilai koefisien korelasi (r) antara ± 0,00 sampai ±1,00 dengan arah hubungan positif dan negatif.

Berdasarkan hasil penelitian analisa datadalam penelitian ini, didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi Spearman dengan nilai r=0,655 dan pValue = 0.000. Hubungan antara peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Hasil Analisa Korelasi Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi Di SMP An-Nizam

Variabel Variabel r ρ

Peran Keluarga pada Pengetahuan 0.655 0.000 masa mensruasi anak remaja putri

tentang menstruasi

5.3Pembahasan

Pembahasan hubungan peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di sekolah SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai dengan responden 44 orang didapatkan sebagai berikut:

5.3.1 Peran Keluarga

(72)

sebanyak 16 responden (18,4%) dan cukup sebanyak 71 responden (81,6%). Responden dengan peran orang tua dalam pendidikan menstruasi sebagian besar memiliki perilaku baik saat menstruasi sebanyak 18 siswi (20,7%), responden sebagian besar memiliki perilaku cukup saat menstruasi sebanyak 53 siswi (60,9%) dan tidak ada responden dengan peran orang tua memiliki kategori kurang. Bahwa peran orangtua yang kurang yaitu disebabkan karena gangguan komunikasi antara anak-orang tua, informasi yang kurang dari orangtua tentang kesehatan reproduksi pada remaja perempuan.

Pada hasil penelitian Belian (2012) banyaknya faktor yang mempengaruhi peran orang tua dalam pendidikan menstruasi dan dikarenakan kurangnya peran yang intensif dari orang tua dalam memberikan pendidikan menstruasi serta kemauan dalam mencari informasi/pengetahuan yang kurang kritis dan kurang memanfaatkan fasilitas yang ada, sehingga hasil penelitian peran orang tua dalam pendidikan menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP N 1 Banguntapan Bantul didapatkan hasil yaitu paling banyak peran orang tua dalam memberikan pendidikan menstruasi dengan kategori cukup.

(73)

Interaksi yang baik dan bimbingan yang baik antara orangtua dengan anak akan membentuk atau memberikan pengetahuan yang baik juga kepada anak. Orangtua sangat berperan dalam mendidik dan membimbing anak untuk hidup dalam masyarakat. Keluarga dapat menjadi tempat untuk bertukar informasi didalam rumah. Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak sedang mengembangkan jati diri dan melalui proses pencarian identitas diri. Dengan demikian orangtua selayaknya membuka kesempatan yang selebar-lebarnya untuk menumbuhkan kemampuan anak dalam mengurus dirinya dan dapat menjalankan fungsi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab.

(74)

Peran orang tua sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada anak perempuannya tentang menstruasi, sehingga anak bisa melewati masa menstruasi pertama (menarche) pada usia dini dan terjaga kesehatan reproduksinya. Selain itu orang tua merupakan orang terdekat bagi anak untuk melakukan komunikasi dan orang tua juga merupakan pendidik utama, pendidik yang pertama dan yang terakhir bagi anaknya. Agar anak tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai kesehatan reproduksi maka peran orang tua sangat diharapkan (Masysaroh, 2004).

5.3.2 Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang menstruasi adalah baik 8 responden (18,2%), memiliki pengetahuan cukup 25 responden (56,8%), dan memiliki pengetahuan kurang 11 responden (25,0%). Pengetahuan remaja putri tentang menstruasi yaitu meliputi mengetahui bagaimana terjadinya menstruasi, kapan normal terjadinya menstruasi, berapa lama siklus menstruasi terjadi, bagaimana cara untuk menjaga kebersihan alat kelamin selama menstruasi dan gangguan-gangguan yang terjadi menjelang menstruasi.

(75)

pengalaman mempengaruhi pengetahuan ibu dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi pada remaja putri terutama dalam menghadapi menstruasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah status ekonomi, pendidikan, budaya dan pengalaman. Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada serta agama yang dianut, pendidikan tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut. Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas dan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan bertambah (Notoadmojo, 2010).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Iis (2012) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri saat menstruasi adalah Baik 7 orang (23,33%), remaja berpengatahuan cukup 25 orang (66,67%) sedangkan remaja putri berpengatuhan kurang saat menstruasi adalah 3 orang (10%). Tingkat pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 25 orang (66,67%) hal tersebut disebabkan karena kurangnya informasi dan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dan kurangnya informasi karena faktor lingkungan (keluarga) dan usia remaja yang baru menginjak remaja awal.

(76)

berpengetahuan kurang pada remaja putri dalam menghadapi menstruasi sebanyak 5 orang (2,7%) dan responden berpengatahuan baik sebanyak 85 orang (45,2%).

Berdasarkan hasil penelitian Ernora (2010), dari 188 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan cukup tentang menstruasi sebanyak 98 orang (52,1%) dan minoritas responden berpengetahuan baik tentang menstruasi sebanyak 85 orang (45,2%). Hal ini dikarenakan responden masih kurang mengetahui tentang menstruasi.

Orangtua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan mampu mendidik, membimbing anaknya dalam memberikan pendidikan reproduksi sesuai dengan usia anak. Orangtua juga mampu memberikan pengetahuan yang baik kepada anak perempuannya tentang bagaimana caranya menjaga diri dari pelecehan seksual dan seks bebas.Dan orangtua juga diharapkan mampu memberikan wawasan yang luas kepada anak perempuannya masalah mesntruasi, misalnya pada perawatan genetalia dan pengetahuan tentang merawat tubuh terutama daerah kelamin.

5.3.3 Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri tentang

Menstruasi

Berdasarkan hasil penelitian pada remaja putri usia 11-14 tahun di sekolah SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai dengan menggunakan uji statistik

Spearman dengan responden 44 orang diperoleh nilai r = 0,655 yaitu interprestasi

(77)

menstruasi dengan interprestasi kuat. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian (Ha) diterima.

Hal ini sejalan dengan penelitian Ayu (2010), dengan tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan soaial dengan kesiapan menghadapi menstruasi pada siswi kelas VII di SMP 1 Playen Gunungkidul dan desain yang digunakan observasi analitik menyatakan bahwa sebagian besar responden (65,4%) sebanyak 17 siswi mempunyai tingkat kategori dukungan sosial cukup, 15,4% responden sebanyak 4 siswi yang berada pada tingkat kategori dukungan sosial yang baik dan (19,2%) sebanyak 5 siswi yang berada pada tingkat kategori dukungan sosial kurang. Dukungan yang diberikan orangtua pada siswi SMP 1 Playen berjumlah (41%). Orangtua siswi kurang berperan aktif dalam mempersiapkan anak putrinya dalam menghadapi menstruasi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan orangtua dengan aktifitasnya sehingga menyebabkan tidak memiliki waktu luang bersama anak dan mengikuti perkembangan anak dari hari ke hari. Siswi kelas VII di SMP 1 Playen lebih banyak mendapatkan dukungan dalam menghadapi menstruasi dari guru (59%) . Jenis dukungan sosial yang paling dominan diterima oleh siswi kelas VII SMP 1 Playen adalah dukungan informasi (37,7%). Hal ini disebabkan karena siswi kurang aktif dalam mencari informasi sehingga informasi yang didapat oleh siswi hanya sebatas nasehat, saran ataupun petunjuk baik itu dari guru, orangtua maupun teman sebaya.

(78)

digunakan deskriptif menyatakan bahwa peran ibu remaja putri tentang memberitahu cara membersihkan haid sebagian besar dari ibu sebanyak 47 orang (47,5%), dan paling sedikit adalah dari teman sebanyak 9 orang (9,1%). Menurut Aryani dalam Eriska (2008), mengemukakan bahwa kesehatan reproduksi tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara umum sehingga upaya untuk mempertahankan kondisi prima dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara memelihara kesehatan sistem reproduksi yaitu: penggunaan pakaian dalam yang digunakan sebaiknya yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat; penggunaan handuk tidak digunakan lebih dari satu minggu; remaja putri harus membiasakan diri untuk membersihkan vulva setiap setelah buang air kecil atau buang air besar dan mengeringkan sampai benar-benar kering sebelum mengenakan pakaian dalam; remaja putri harus memakai pembalut wanita yang bersih saat menstruasi; tidak melakukan hubungan seksual pranikah.

(79)

perempuannya tentang bagaimana menjaga kebersihan selam menstruasi, seorang anak akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dari anak remaja lainnya. Dengan demikian peran keluarga khusunya ibu, sangatlah penting untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang memadai mengenai menstruasi kepada putrinya.

(80)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarakan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan pada 44 orang responden di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai menggambarkan mayoritas responden berusia 12 tahun. Responden 22,7% memiliki peran keluarga baik, 63,6% responden memilki peran keluarga cukup dan 13,6% responden memilki pengetahuan kurang. Sedangkan gambaran pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai, responden 18,2% memilki pengetahuan baik, 56,8% memiliki pengetahuan cukup, dan 25,0% responden memilki pengetahuan kurang.

Hasil penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Sperman diperoleh nilai signifikan 0,000 dan nilai koefisien korelasi 0,655. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai. Dengan demikian hipotesa penelitian (Ha) diterima.

(81)

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pendidikan

Diharapkan pihak sekolah dapat memberi penekanan informasi dan materi dalam pembelajaran terkait menstruasi melalui proses belajar mengajar seperti diskusi kelompok untuk lebih menambah pengetahuan remaja putri tentang menstruasi sehingga remaja putri lebih siap dalam menghadapi menstruasi.

6.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Disarankan bagi petugas kesehatan khusunya perawat komunitas dapat bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan edukasi seperti penyuluhan kesehatan dan program UKS untuk dapat meningkatkan kesehatan sistem reproduksi terkait menstruasi dan perubahan fisik yang dialami remaja putri.

6.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

(82)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Keluarga

Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson & Leny, 2010).

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan mempunyai peran masing-masing dan menciptakan srta mempertahankan suatu budaya. Sedangkan menurut ahli Jhonson’s (1992), keluarga adalah dua atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak yang terlibat dalam kehidupan yang terus-menerus, yang tinggal dalam satu atap mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

(83)

2.1.1 Tipe Keluarga

Ada beberapa tipe keluarga yaitu:

a. Keluarga inti (nulear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi tau keduanya. b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota

keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).

2.1.2 Peran Keluarga pada masa menstruasi

Hasil penelitian Roasih (2009) peran keluarga pada masa menstruasi adalah:

a. Keluarga sebagai pusat pendidikan

Orangtua berperan dalam menentukan kepribadian remaja karena orangtua mendidik, mengasuh dan membimbing remaja untuk hidup dalam mansyarakat. Adapun peran keluarga sebagai pusat pendidik tentang menstruasi yaitu:

1. Memberikan informasi sejak dini tentang penjelasan menstruasi yang merupakan suatu kejadian alami yang tidak perlu dikhawatirkan. 2. Memberikan pendidikan reproduksi sesuai dengan usia anak

3. Orangtua menjadi contoh atau model tentang bagaimana cara membersihkan darah menstruasi dan menjaga kebersihannya.

(84)

5. Membantu memilih atau membeli bra dan pembalut wanita apabila anak masih merasa risih dan malu melakukannya

6. Pemberi asuhan dalam keluarga meliputi perawatan menstruasi, perawatan genetalia, keluhan fisik, keluhan psikis. Pada perawatan menstruasi diberikan wawasan masalah menstruasi, pada perawatan genetalia di berikan pengetahuan tentang merawat tubuh terutama daerah kemaluan. Keluhan fisik meliputi sakit perut, pusing, sakit pinggang, mual dan mules, pegel-pegel, pinggang terasa mau putus, sedangkan pada keluhan psikis remaja merasa kaget dan takut. b. Keluarga sebagai pusat agama

(85)

shalat dan puasa. Serta mengenalkan remaja tentang batasan aurat yang berbeda dengan laki-laki.

c. Keluarga sebagai pusat ketenangan hidup

Dalam mempertahankan hidupnya sering orang mengalami gangguan pikiran, frustasi dan untuk mendapat kekuatannya kembali maka keluarga pangkal yang paling vital. Adapun peran keluarga yaitu menciptakan hubungan yang baik dengan anaknya.

Gadis remaja belajar tentang haid umumnya dari ibu namun tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada remaja dan sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai anak remaja mengalami haid pertama (menarche). Hal ini menimbulkan kecemasan pada remaja bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan, merasa malu dan menganggap penyakit jika saat menstruasi merasa letih dan terganggu.

2.1.3 Tugas Keluarga

(86)

2.1.4 Fungsi Keluarga

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.

b. Fungsi sosialisai anak dilihat dari bagaiman keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota keluarga masyarakat yang baik.

c. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaiman keluarga melindungi anak sebagai anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

d. Fungsi perasaan dilihat dari bagaiman keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam komunikasi dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga.

e. Fungsi agama dilihatbdari bagaiman keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.

f. Fungsi ekonomi dilihat dari dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

(87)

h. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih saying, perhatian, dan rasa aman, diantara keluarga serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera yaitu penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui makan akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

2.2.1 Tingkat Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2003) meliputi :

a. Tahu (know)

(88)

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkatan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami merupakan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara besar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai sebagai aplikasi atau penggunaan metode dalam situasi nyata.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (syntesis)

(89)

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan & Dewi (2010) adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal 1.Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menunjuk kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidkan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapa meningkatkan kualitas hidup.

2.Pekerjaan

(90)

3.Umur

Menurut Elisabeth BH dalam Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurclok (2004) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang akan lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal 1. Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.3 Remaja

(91)

berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Agutiani, 2006).

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Masa remaja awal (12-15)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Teman sebaya masih memilki perang yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa remaja ini mulai mengembangkan kematangan tingkah laku., belajar mengendalikan impulsifitas dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

(92)

menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi cirri dari tahap ini.

Proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut (Agustiani, 2006):

a. Perubahan Fisik

Rangkaian perubahan yang paling jelas dan nampak yang dialami oleh remaja adalah perubhan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada laki-laki. Hormon-hormon baru diproduksi oleh kelenjar edndokrin dan membawa perubahan dalam cirri-ciri seks primer dan memunculkan cirri-ciri seks sekunder.

b. Perubahan Emosional

(93)

mampu berhadapan dengan aspek- aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Kemampuan untuk berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesa dan kontrafaktual.

d. Hubungan Remaja Dengan Orangtua

Bagi remaja waktu dengan teman merupakan bagian penting bagi remaja dalam kesehariannya. Teman bagi remaja merupakan tempat menghabiskan waktu, berbicara, berbagi kesenangan dan kebebasan (Agustiani, 2006). Teman sebaya bisa merupakan yang memberikan pengaruh negatif terhadap anak remaja. Mereka mendorong kearah kualitas yang tidak diharapkan seperti minum minuman keras atau kenakalan remaja lainnya, terutama pada anak-anak yang kurang mendapatkan pengarahan dari orangtua.

Menurut Freud (1966) dalam Agustiani 2006, masa remaja merupakan waktu terjadinya konflik internal antara ketergantungan dan dorongan untuk

autonomy. Relasi dengan teman sebaya merupakan lingkungan yang aman

(94)

2.4 Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Menstruasi berarti sel telur yang matang terbuang percuma (Irianto, 2014).

2.4.1 Fisiologi Siklus Menstruasi

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004). Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.

(95)

sekresi progesteron berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzanne c, 2001). Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).

2.4.2 Fase-Fase Menstruasi

Siklus menstruasi menurut Anwar & Prabowo, 2011 terdiri dari yaitu: a. Fase Proriferasi atau Fase Folikuler

(96)

diawali dari folikel primordial. Fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada siklus menstruasi sampai terjadinya ovulasi. Pada siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graff yang masak dan menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.

b. Fase Ovulasi

Lonjakan LH sangat penting untuk proses ovulasi pascakeluarnya oosit dan folikel. Lonjakan LH dipicu oleh kadar ekstrogen yang tinggi yang dihasilkan oleh folikel pre-ovulasi. Ovulasi diperkirakan terjadi 24-36 jam pascapuncak kadar ekstrogen dan 10-12 jam pascapuncak LH. Awal lonjakan LH digunakan sebagai petanda atau indicator untuk menentukan waktu kapan diperkirakan ovulasi bakal terjadi. Ovuasi terjadi sekitar 34-36jam pasca awal lonjakan LH.

(97)

oosit, memacu proliferasi sel granulose mural, sel granulose yang melekat pada dinding folikel.

c. Fase Luteal

Menjelang dinding folikel “pecah” dan oosit keluar saat ovulasi, sel granulose membesar, timbul vakuol dan penumpukan pigmen kuning, lutein proses luteinisasi yang kemudian dikenal sebagai korpus luteum. Selama 3 hari pasca ovulasi, sel granulose terus membesar membentuk korpus luteum bersama sel teka dan jaringan stroma di sekitarnya. Vaskularisasi yang cepat, luteinisasi dan membrane basalis yang menghilang, menyebakan sel yang membentuk korpus luteum sulit dibedakan asal mulanya.

Pasca lonjakan LH, pembuluh darah kapiler mulai menembus lapisan granulose menuju ke tengah ruangan folikel dan mengisinya dengan darah. LH memicu sel granulose yang telah mengalami luteinisasi, untuk menghasilkan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan angiopoetin. Kemudian VEGF dan angiopoetin memacu angiogenesis, pertumbuhan pembuluh darah ini merupakan hal yang penting pada proses lueinisasi. Pada hari ke 8-9 pascaovulasi vaskularisasi mencapai puncaknya bersamaan dengan puncak kadar progesteron dan estradiol.

(98)

2.4.3 Faktor-Faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi

Menurut Praworohardjo (2008), ada beberapa faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain:

a. Faktor enzim. Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi

tersimpannya enzimenzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.

b. Faktor vaskuler. Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Menurut Karakteristik
Tabel 2 Deskriptif Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Peran Keluarga (n=44).
Tabel 4 Deskriptif Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Pengetahuan tentang
Tabel 6 Hasil Analisa Korelasi Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak iritan yaitu faktor eksogen dan endogen, dimana faktor eksogen misalnya bahan kimia (contoh: detergen,

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul peningkatan keterampilan berbicara melalui cerita menggunakan media audio visual di kelas III sekolah

• RTRW Kabupaten perlu direvisi total dalam arti RTRW yang baru perlu disusun ulang, karena rencana yang telah ada tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan

Judul Skripsi : Analisis Pengambilan Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah sebagai Tempat Menabung dengan Metode Analitycal Hierarchy Process.. Telah memenuhi

Poster internasional 10 0 Poster nasional 5 0 Artikel di majalah/koran 1 0 Jumlah 2 20 Rekapitulasi Naskah AK Sem Genap TA 2014 1 10 Sem Ganjil TA 2015 2 20 Jumlah 3 30 DST AK/karya

Jika perubahan atau hilang dan munculnya tema tersebut disusun berdasarkan urutan waktu penulisan naskah, dan ditambah dengan data terakhir tambo lisan, maka dapat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Penulisan Ilmiah ini menggambarkan cara pembuatan Aplikasi lagu dan film dengan Menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000 yang diharapkan program aplikasi ini dapat