PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN
UMUM KOTA BINJAI
KERTAS KARYA
OLEH
TRI SUCI WULANDARI
102201021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat meneyesaikankan kertas karya ini yang berjudul “Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Binjai” Sholawat dan salam kepada junjunangan kita Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita mendapat pertolongannya dihari kemudian Amin.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda Parmadi dan Ibunda tercinta Jamilah yang telah begitu banyak memberikan dukungan moril, materil dan yang paling utama doa yang tiada tara diucapkan disetiap sujudnya.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Sekaligus dosen pembimbing pada kertas karya ini yang telah meluangkan waktu dan tenaga kepada penulis.
3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.pd selaku dosen pembaca yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.
4. Mukramah, S.Pd selaku Kepala Perpustakaan Umum Kota Binjai beserta staf pegawai yang telah mangizinkan melakukan observasi dan
mengumpulkan data sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya
ini.
6. Buat seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan dukungan sehingga kertas karya ini dapat terselaikan.
7. Buat Ahmad Afif Tanjung (Gobang) yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan kertas karya ini.
8. Sahabat- sahabat penulis : Meutia Ulfa (Omeh), Fauziah Haqiqi (Kipo), Ryando Quares Purba (cuN), Suci Ramadhani (Jamban), Irfan Hendhika, Jati Wirawan (Benjo), Rachmad Iqbal (Bokir), Heru Gunawan (Balonteli), Hermansah Tanjung (Idung). Terimakasih kawan atas hari-hari indah bersama kalian, doa, dukungan, canda tawa, kemarahan, kesediahan yang kita jalani selama perkuliahan ini takkan terlupakan bagi penulis.
9. Sahabat-sahabat yang selalu setia menemani di kos: Rizky (Kidok), Annisa Fatiah (Nisut), Tria Anindi Lubis (Inem)
10.Buat Chebond : Kidok, Shinbun, Ayu, Vitapeto, Citut, Irayut, Irma, Ketel, Tari, Kimel. I Miss u so much guys
11.Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang tidak bisa diseput satu persatu, penulis ucapkan terimakasih untuk kebersamaan selama ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua.Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila selama pembuatan kertas karya ini ada tingkah laku penulis yang kurang berkenann. Dan kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis ucapkan banyak terimakasih dan mendapat Ridho dan Rahmat dari Allah SWT, Amin
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTARISI...iii
TABEL Tabel 1...27
Tabel 2 ...27
Tabel 3 ...29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 2
1.3 Ruang Lingkup ... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum ... 4
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 4
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 5
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ... 7
2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum... 8
2.15 Misi Perpustakaan Umum ... 9
2.2 Pengertian Perawatan Bahan Pustaka ... 10
2.3 Tujuan Perawatan Bahan Pustaka ... 11
2.4 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka ... 12
2.4.1 Faktor Biologi ... 13
2.4.2 Faktor Fisika ... 15
2.4.3 Faktor Kimia ... 17
2.5.1 Pencegahan ... 19
2.5.2 Perawatan Bahan Pustaka ... 22
2.6 Penyiangan (Wedding) ... 23
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UMUM KOTA BINJAI 3.1 Sejarah Perpustakaam Umum Kota Binjai ... 25
3.2 Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Binjai ... 25
3.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum Kota Binjai ... 26
3.2.2 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Binjai ... 26
3.2.3 Waktu Pelayanan Perpustakaan Umum kota Binjai ... 27
3.2.4 Tenaga Perpustakaan ... 27
3.2.5 Koleksi Perpustakaan ... 28
3.2.6 Sistem Pelayanan ... 30
3.3 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka ... 31
3.3.1Faktor Fisika ... 31
3.3.2 Faktor Biologi ... 31
3.3.3 Faktor Kimia ... 32
3.3.4 Faktor Lain ... 33
3.4 Kegiatan Pencegahan dan Perawatan Bahan Pustaka ... 32
3.4.1 Pencegahan Kerusakan ... 32
3.4.2 Perawatan Bahan Pustaka ... 33
3.4.3 Perbaikan ... 33
3.5 Penyiangan Bahan Pustaka ... 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 35
4.2 Saran ... 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan merupakan suatu sarana yang menyediakan berbagai
informasi yang selalu diperoleh dari masa ke masa setiap orang dapat
mempergunakan perpustakaan tanpa memandang status sosial, umur dan
pekerjaan. Perpustakaan bukan sembarang gedung tempat penjajaran buku
melainkan gedung yang penuh ilmu pengetahuan. Untuk memperoleh ilmu
pengetahuan perlu adanya sarana yang menyediakan sumber-sumber informasi,
salah satu yang menyediakannya adalah perpustakaan. Perpustakaan menyediakan
informasi melalui bahan tercetak maupun tidak tercetak, yang akan disalurkan
kepada pengguna. Supaya bahan pustaka dapat terus digunakan oleh yang
membutuhkan, maka pihak perpustakaan harus memelihara keutuhan bahan
pustaka tersebut hal ini dilakukan agar informasi dan ilmu pengetahuan yang
berada di dalamnya tidak hilang dan menjadi rusak.
Pemeliharaan bahan pustaka bukanlah hal yang mudah, hal ini sudah
menjadi masalah sejak lama karena banyaknya penyebab kerusakan bahan
pustaka, baik yang dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu para pustakawan
diharapkan dapat meningkatkan usaha agar bahan pustaka tersebut dapat
digunakan dan tidak menjadi sia-sia.
Perpustakaan Umum Kota Binjai banyak melakukan kegiatan, dimulai dari
kegiatan pengadaan, sirkulasi serta kegiatan perawatan. Kegiatan perawatan
dilakukan oleh pustakawan untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan
koleksi perpustakaan. Bahan pustaka merupakan hal yang penting di dalam
perpustakaan. Menyadari akan pentingnya informasi yang berada di dalamnya
maka pihak Perpustakaan Umum Kota Binjai juga melakukan pemeliharaan bahan
pustaka. Hal ini dilakukan guna melindungi informasi yang terkandung di
dalamnya, agar dapat berdaya guna lebih lama bagi generasi mendatang
setidaknya bagi aktifitas akademinya.
Selama ini Perpustakaan Umum Kota Binjai telah melakukan perawatan
dengan cara bahan pustaka yang baru dibeli disampul terlebih dahulu, serta diberi
jika pengguna yang merusak bahan pustaka tersebut maka pengguna akan
menerima sanksi dari pihak Perpustakaan Umum Kota Binjai.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kegiatan perawatan bahan pustaka
di Perpustakaan Umum Kota Binjai masih belum berjalan ssecara maksimal
Faktor ini disebabkan karena kurangnya pengawasan terhadap pengguna
perpustakaan, kurangnya dana dan peralatan yang memadai untuk kegiatan
perawatan bahan pustaka. Meskipun Perpustakaan Umum Kota Binjai telah
melakukan perawatan bahan pustaka, namun kegiatan perawatan yang dilakukan
belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat masih banyak buku yang
tidak terawat, seperti koyak dan dimakan rayap, yang sudah barang tentu menjadi
masalah bagi pustakawan di perpustakaan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan
para pengguna perpustakaan sangat kecewa karena adanya lembaran buku yang
diperlukan tidak ada atau hilang. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus tanpa
adanya perhatian dari pihak perpustakaan untuk melakukan perawatan
kemungkinan yang terjadi bahan pustaka tersebut tidak dapat dipergunakan lagi.
Sesuai dengan uraian di atas, maka pokok permasalahan dalam penulisan
kertas karya ini adalah kegiatan apa saja yang dilakukan Perpustakaan Umum
Kota Binjai dalam melakukan pemeliharaan bahan pustaka beserta
kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pemeliharaan.
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah diuraikan di atas,
penulis berminat menulis kertas karya ini dengan judul “Perawatan Bahan Pustaka
Pada Perpustakaan Umum Kota Binjai”
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana proses perawatan bahan pustaka yang
dilakukan oleh Perpustakaan Umum Kota Binjai.
2. Untuk mengetahui penyebab kerusakan bahan pustaka di Perpustakaan
Umum Kota Binjai.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi kerusakan bahan pustaka yang
1.3 Ruang Lingkup
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan ruang lingkup kertas karya ini
adalah hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan bahan pustaka yang mencakup
faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, cara mencegah dan perbaikan bahan
pustaka, khususnya bahan pustaka tercetak.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data sebagai bahan analisa
dalam penulisan kertas karya ini penulis mengadakan metode sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan, yaitu :
Sebelum penulis melakukan penelitian di lapangan terlebih dahulu penulis
membaca buku-buku, atau bahan pustaka lainnya yang relevan dengan
masalah yang akan dibahas, baik yang ada di perpustakaan maupun yang ada
pada penulis sendiri.
2. Studi Lapangan, yaitu :
Dalam usaha untuk memperoleh data dalam penulisan kertas karya ini, penulis
mengadakan peninjauan dan pengamatan langsung pada bagian konservasi
dan preservasi bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Islam Sumatera
Utara.
3. Wawancara (Interview), yaitu :
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan petugas perpustakaan,
dalam hal ini terutama petugas yang bertanggung jawab pada bagian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Umum
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum (public Library) menurut Reitz yang dikutip oleh
Hasugian (2009: 77) menyatakan bahwa:
“A library or library system that provides unrestricted access to library resources
and services free of charge to all the resident of a given community, district, or
geographic region, supported wholly or in part by publics funds.”
Dalam pengertian yang sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa
perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang
menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan
layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang
didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.
Menurut Sulistyo-Basuki (1992: 4) perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak
dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk
layanan. Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 3) menyatakan bahwa:
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun buku, bahan cetakan serta bahan rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan tanpa membedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama.
Selanjutnya menurut Unesco Public Library Manifesto yang dikutip oleh
Hasugian (2009: 77) menyatakan bahwa:
Disamping pendapat di atas menurut Perpustakaan Nasional RI yang
dikutip oleh Hasugian (2009) perpustakaan umum adalah:
“Perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota/desa) diperuntukkan untuk semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi dan bacaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan dengan dana umum yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain lain.”
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
UNESCO dalam Sudarsono (2006: 158) mengeluarkan manifesto
perpustakaan umum. Manifesto tersebut menyatakan bahwa ada 4 pokok penting
tujuan perpustakaan umum, yaitu:
1. Kemerdekaan, kesejahteraan dan pembangunan masyarakat maupun
perorangan adalah nilai dasar kemanusiaan. Ini hanya akan terwujud
melalui tingkat kemampuan warga yang sadar informasi untuk melakukan
hak demokratis dan dan memainkan peran aktifnya dalam masyarakat.
Partisipasi konstruktif dan upaya pembangunan demokrasi sangat
tergantung pada cukupnya pendidikan dan juga pada kemerdekaan akses
yang tak terbatas pada pengetahuan, pemikiran dan budaya informasi.
2. Perpustakaan umum merupakan gerbang menuju pengetahuan,
menyediakan kondisi awal bagi perorangan maupun kelompok sosial
untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup, pengambilan keputusan
mandiri dan pembangunan budaya.
3. Manifesto ini menyatakan keyakinan Unesco pada perpustakaan umum
sebagai kekuatan yang menghidupkan budaya pendidikan dan informasi
serta sebagai lembaga untuk membina kedamaian dan kesejahteraan
spiritual melalui pemikiran manusia.
4. Oleh karena itu Unesco mendorong pemerintahan baik daerah maupun
pusat agar mendukung dan terlibat aktif dalam usaha membangun
Selain pendapat di atas dalam buku Panduan Penyelengaraan Perpustakaan
Umum (1992: 6) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan
membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur
hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam
jangkauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi
peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara
menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional.
2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah:
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca
khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor
kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengnolah serta
memanfaatkan informasi.
c. Menggigih masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar - dasar ke arah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tangguna jawab dan
usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca
masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional
dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam
pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan
masyarakat.
2. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal
yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya,
3. sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan
umum adalah sebagai gerbang menuju pengetahuan dengan menyediakan kondisi
untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup untuk menciptakan budaya
pendidikan dan informasi. Oleh sebab itu pemerintah harus mendukung dan
terlibat aktif dalam usaha membangun perpustakaan.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Menurut Samosir (2004: 8) Perpustakaan umum sebagai perangkat dan
bagian yang tidak lepas dari sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi
sebagai :
1. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat
pemakai.
2. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan - tulisan
tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan
kebudayaan di masa yang akan datang.
3. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir
diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; dan
4. Rekreasi, dengan bahan - bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan
umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu
luang
Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 6)
dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah:
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain - lain.
3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
5. Pendayagunaan koleksi.
6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung
ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain -
7. Pemasyarakatan perpustakaan.
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka
pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.
10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan
koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan
11.Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.
Sehubungan dengan fungsi tersebut di atas Siregar (2004 : 76)
menjelaskan peran utama perpustakaan umum yang ditugaskan pemerintahan
negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu :
1. Membantu masyarakat terutama remaja dan anak - anak menjadi melek
informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur
informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca;
2. Membantu orang dewasa untuk “belajar sepanjang hayat” dan belajar
kembali untuk perubahan atau peningkatan karier; dan
3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk
unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu
membantu masyarakat umum untuk belajar sepanjang hayat.
2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan oleh perpustakaan umum. Menurut Yusup (1995: 24)
menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah:
1. Mengumpulkan segala macam media cetak dan karya lainnya yang
dihasilkan oleh daerah yang tercakup dalam wilayah koordinasinya.
2. Menghimpun semua jenis informasi kemudian mengolahnya untuk
kepentingan pemanfaatan bagi masyarakat banyak, yaitu anggota
3. Mengelola sumber-sumber informasi yang beragam pula sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang bervariasi.
2.1.5 Misi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum sebagai sebuah lembaga yang menjadi pusat untuk
memperoleh informasi memiliki misi yang terkait dengan informasi, melek huruf,
pendidikan dan budaya yang menjadi inti layanan perpustakaan umum. Adapun
misi dari perpustakaan umum menurut Santoso (2006: 160) adalah sebagai
berikut:
1. Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini.
2. Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi perorangan
yang belajar mandiri.
3. Memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas perorangan
4. Merangsang imajinasi serta kreativitas anak dan kaum muda.
5. Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni penemuan ilmiah
dan inovasi.
6. Menyediakan akses pada ekspresi budaya dan semua pertunjukan seni.
7. Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya.
8. Membantu budaya lisan.
9. Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua
warga.
10.Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi dan kelompok
pemerhati setempat.
11.Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan
ketidakbutaan informasi dan komputer.
12.Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantasan buta huruf pada semua
tingkatan umur, dan bahkan memulainya apabila diperlukan.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum mempunyai
beberapa misi yaitu menciptakan kebiasaan membaca, memberikan peluang
pengembangan kreativitas, merangsang kreativitas, mempromosikan warisan
keterampilan mengakses informasi melalui komputer dan membantu dan aktif
dalam pembrantasan buta huruf pada semua tingkatan umur.
2.2Pengertian Perawatan Bahan Pustaka
Perawatan bahan pustaka bukanlah hal yang baru bagi pustakawan.
Berdirinya suatu perpustakaan karena adanya koleksi buku, maka jika ada koleksi
buku berarti perlu dirawat dan dilestarikan.
Di dalam buku pedoman pembinaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi
menyatakan bahwa pemeliharaan lingkungan adalah pemeliharaan, perawatan,
penjagaan bahan pustaka yang tidaak langsung, dengan tempat pemeliharaan
lingkungan adalah gedung, penyimpanan, pengaturan rak, penggunaan sistem
pendingin, udara dan penggunaan bahan pustaka, mengatasi bahan-bahan yang
terbakar, terendam, basah dan sebagainya.
Menurut Soeatminah (1992: 126), pengertian pemeliharaan dan perawatan
bahan pustaka adalah “Kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka
yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik.”
Sedangkan menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994: 46),
“Pelestarian adalah upaya untuk menyimpan kandungan informasi sebuah pustaka
dalam bentuk pustaka aslinya atau dengan alih media.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perawatan bahan pustaka
adalah semua kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang atau pustakawan
dalam melindungi bahan pustaka dari faktor-faktor yang dapat merusak bahan
pustaka, baik faktor dari dalam maupun dari luar.
Menurut Lindley R. Keith Mobley (2002), pemeliharaan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan
selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya.
Pendapat Dureau dan Clement (1990: 1), mengandung pengertian bahwa
perawatan bahan pustaka ini menyangkut usaha yang bersifat preventif, kuratif
dan juga mempermasalahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan bahan
Perawatan bahan pustaka adalah upaya untuk menjaga keselamatan
buku-buku dan bahan lain dari kerusakan sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat
berumur panjang dan dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama.
Rahim (1986), mendefenisikan pemeliharaan bahan pustaka merupakan
kegiatan yang mencakup segala usaha pencegahan terhadap hal-hal yang
menimbulkan kerusakan buku atau dengan kata lain menyelamatkan buku dari
unsur-unsur yang merusak.
Perawatan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan harus dilaksanakan
oleh setiap jenis perpustakaan. Sehubungan dengan itu perlu perawatan terhadap
bahan pustaka agar koleksi yang dimiliki perpustakaan selalu siap digunakan oleh
pemakainya. Apabila fisik bahan pustaka tersebut rusak dan kumal akan
mengurangi minat baca penggunanya. Sebaliknya, jika bahan pustaka tersebut
bersih dan rapi maka pengguna tertarik untuk membacanya.
2.3 Tujuan Perawatan Bahan Pustaka
Tujuan dan fungsi perawatan bahan pustaka adalah untuk menjaga bahan
pustaka agar tidak rusak dan informasi yang terkandung didalamnya tidak hilang
Menurut Perpustakaan Nasional RI (1995: 20) tujuan dan fungsi perawatan
dan pelestarian bahan pustaka yaitu:
“Mengusahakan agar koleksi selalu tersedia dan siap pakai. Hal ini dapat
dilakukan dengan melestarikan bentuk fisik bahan pustaka, melestarikan
informasi yang terkandung dengan alih media atau melestarikan
kedua-duanya (bentuk fisik maupun kandungan informasinya)”
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 271) tujuan dan fungsi
perawatan bahan pustaka yaitu melestarikan kandungan informasi bahan
pustaka dengan alih bentuk menggunakan media lain atau melestarikan
Menurut Martoadmodjo (1993: 5) sebagai berikut
1. Menyelamatkan nilai informasi bahan pustaka
2. Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka
3. Mengatasi kendala kekurangan ruang (space)
4. Mempercepat perolehan informasi: bahan pustaka yang tersimpan dalam
CD (Compact Disc) sangat mudah untuk diakses, baik dari jarak dekat
maupun jarak jauh, sehingga pemakaian bahan pustaka menjadi lebih
optimal.
2.4 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Perawatan bahan pustaka bukanlah hal baru bagi pustakawan. Para
pustakawan terutama di negara tropis seperti Indonesia ini dihadapkan pada
berbagai musuh dalam menjaga bahan pustaka. Musuh bahan pustaka antara lain
manusia, tikus, serangga serta berbagai bencana alam.
Bahan pustaka yang terbuat dari kertas merupakan bahan yang mudah
terbakar, mudah sobek, mudah rusak karena pengguna, mudah timbul noda dan
sebagainya. Kekuatan kertas semakin lama semakin menurun, akibatnya kertas
akan berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan akhirnya menjadi rapuh dan
hancur. Walaupun demikian cepat atau lambat proses kerusakan pada kertas
tergantung juga dari mutu kertas dan iklim daerah dimana kertas itu berada serta
cara perawatannya.
Jenis perusak bahan pustaka di daerah yang beriklim sedang atau tropis
berbeda dengan perusak bahan pustaka dari daerah beriklim dingin begitu pula
cara penanggulangannya. Di daerah yang beriklim tropis memiliki perusak bahan
pustaka yang lebih banyak dan ganas dari daerah yang beriklim dingin.
Menurut Martoatmodjo ( 1993: 36-74 ) kerusakan bahan pustaka itu secara
garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor biologi, misalnya serangga ( rayap, kecoa, kutu buku ), binatang
pengerat, jamur.
2. Faktor fisika, misalnya cahaya, udara/debu, suhu dan kelembaban
2.4.1 Faktor Biologi
Bahan pustaka terdiri dari selulosa, perekat dan protein yang merupakan
sumber makanan bagi makhluk hidup seperti jamur, serangga, binatang pengerat
dan lain-lain. Makhluk tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang
kelembaban dan suhunya tinggi. Bila ruangan tempat penyimpanan bahan pustaka
lembab dan dibiarkan berlarut-larut maka banyak bahan pustaka yang rusak berat.
1. Binatang Pengerat
Menurut Razak (1992: 24) Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang
agak sukar diberantas. Jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Tikus hitam
b. Tikus cokelat atau tikus rumah
c. Tikus kelabu atau tikus sawah
d. Tikus kesturi
e. Tikus putih
Kertas dan buku sering menjadi sasaran untuk dijadikan sarang. Air
kencing tikus rumah dapat membahayakan kesehatan manusia. Air kencing dapat
menyebabkan penyakit Leptospiral, sejenis penyakit kuning. Isolasi listrik yang
terdapat di dalam rumah/gedung juga menjadi sasaran serangan tikus rumah. Hal
ini dapat menimbulkan kebakaran. Tikus parit membuat sarangnya dibawah
fondasi bangunan.
2. Serangga
Jenis serangga cukup banyak. Serangga sangat berbahaya bagi buku dan
merupakan ancaman paling potensial, terutama dinegara-negara beriklim tropis
seperti Indonesia. Jenis-jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Rayap
Rayap merupakan perusak yang paling berbahaya karena dapat
menghabiskan buku dalam waktu singkat. Binatang ini hidup didaerah tropis dan
subtropis seperti Indonesia, Malaysia, India dan lainnya. Binatang ini berbadan
lunak dan warnanya putih pucat. Karena bentuknya seperti semut, maka binatang
didalam kayu dan rayap basah yang hidup didalam tanah, mereka hidup
berkelompok dalam koloni yang terorganisasi dengan rapi. Rayap biasanya
membuat sarang dalam tanah untuk mencari makan melalui jalan yang mereka
buat, kadang-kadang dapat menembus dinding tembok dan lantai bangunan.
b. Kecoa
Binatang ini ada dimana-mana. Kecoa adalah jenis serangga yang
bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang. Kotoran-kotoran kecoa yang
berupa cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka dan dapat meninggalkan
noda yang sukar dihilangkan. Kecoa biasanya bermukim ditempat-tempat yang
gelap dan memakan bahan pustaka, terutama sampul dan perekat.
c. Ikan Perak
Serangga ini berbadan ramping, tidak bersayap, dan berwarna abu-abu.
Serangga ini lebih aktif di malam hari dan larinya sangat cepat. Serangga ini
selalu meletakkan telurnya di tempat yang gelap. Setelah dua minggu apabila
kondisi lingkungan mendukung maka telur akan menetas. Jenis serangga ini hidup
di tempat-tempat yang gelap sepertu dibelakang buku-buku, rak-rak dan lemari.
Serangga ini merusak buku karena memakan permukaan kertas dan perekat yang
tebuat dari tepung kanji sehingga merusak jilid dan sampul buku.
d. Kutu Buku
Binatang ini sangat kecil, berwarna abu-abu atau putih badannya lunak dan
kepalanya relatif besar. Bgian buku yang diserang adalah punggung dan pinggiran
buku. Serangga ini memang sangat rakus terhadap kertas. Permukaan kertas selalu
dikikisnya sehingga huruf-huruf pada buku hilang. Jenis serangga ini paling sukar
diberantas.
e. Bubuk Buku
Binatang ini sangat merusak buku karena memakan hampir ssemua
material yang ada pada buku. Mereka bertelur pada permukaan kertas dan
disela-sela kertas dekat jilid buku dan menghasilakn larva yang sangat berbahaya bagi
berlubang-lubang karena larva memakan pada waktu mereka mencari jalan keluar, sehingga
jalan yang dibuatnya menyerupai terowongan.
3. Jamur
Jamur adalah tumbuhan yang tidak berklorofil. Untuk memperoleh
makanan harus mengambil dari sumber kehidupan lain (parasit) ataupun dari
benda mati (sapropit). Jamur berkembang biak dengan spora, dapat menyebar di
udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan
berkembang biak. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi berkembangnya
spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembaban yang tinggi. Jamur
yang bisa merusak bahan pustaka ini adalah jamur yang beracun dan lazim kita
lihat pada pakaian, kertas atau benda-benda lain. Jamur jenis ini akan bisa
berkembang biak dengan leluasa jika benda tersebut kena kotoran, debu, serta
tingkat kelembaban yang tinggi yaitu 80% ke atas, dengan temperatur di atas
21ºC. Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti : asam
oksalat, asam formiat, dan asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi asam,
lembut, dan rapuh. Jamur ini juga merusak perekat-perekat yang ada pada kertas
sehingga merusak daya rekatnya, dan merusak tinta yang menyebabkan tulisan
tidak terbaca. Jamur yang menempel bisa membuat bahan pustaka tersebut lengket
satu sama lain sehingga kertas sobek jika dibuka.
Noda merah kecoklatan pada kertas yang disebut “foxing” adalah oksida
besi atau besi hidroksida yang terbentuk dari reaksi kimia antara partikel yang ada
pada kertas dengan asam organik yang dihasilkan oleh jamur.
2.4.2 Faktor Fisika
1. Debu
Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruangan perpustakaan melalui
pintu, jendela atau lubang-lubang angin yang ada di perpustakaan. Apabila debu
merekat pada kertas, maka akan menjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat
samping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab, debu yang bercampur
dengan air yang lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku.
Debu dari jalanan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot
kendaraan mempunyai daya rusak yang paling tinggi. Untuk menghindari
kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh debu, maka ruangan perpustakaan
harus selalu dibersihkam. Alat pembersih yang paling bagus untuk bahan pustaka
ialah Vacum cleaner.
2. Suhu dan Kelembaban
Kerusakan kertas yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering sedangkan jilidnya sendiri
menjadi longgar. Di samping itu, suhu yang tinggi itu dapat menyebabkan kertas
menjadi rapuh dan warna kertas menjadi kuning. Sebaliknya, jika udara terlalu
lembab maka kandungan air dalam kertas akan bertambah. Perubahan suhu pada
saat kertas mengandung banyak air inilah yang menyebabkan struktur kertas
menjadi lemah.
Sebenarnya kekuatan kertas tidak akan berkurang oleh perubahan suhu
yang tidak begitu ekstrim seperti terjadi di Indonesia, asalkan kandungan air
dalam kertas tersebut rendah. Tetapi masalah baru timbul karena Indonesia
merupakan negara tropis, yang kelembaban udaranya relatif tinggi pasa musim
hujan. Hubungan antara suhu dan kelembaban udara ini sangat erat. Sebab jika
suhu udara berubah, maka kelembaban udara pun turut berubah.
Ruangan dengan kelembaban tinggi bisa menimbulkan kerusakan pada
bahan pustaka. Jamur bisa tumbuh dengan subur dalam kondisi yang lembab ini.
Di samping itu pada kertas yang lembab akan terjadi reaksi kimia antara zat yang
tersisa dalam pembuatan kertas dengan air. Jika ini terjadi, kertas akan menjadi
rapuh, mudah robek. Apabila kelembaban tersebut disebabkan oleh air hujan atau
banjir, keringkanlah tempat-tempat tersebut. Kertas yang basah atau lembab tidak
3.Cahaya
Cahaya adalah suatu bentuk elektromagnetik yang berasal dari radiasi
cahaya matahari dan lampu listrik. Ada beberapa sinar yang terdapat dalam
cahaya salah satunya adalah sinar ultraviolet (sinar matahari). Hindarilah sinar
ultraviolet yang masuk langsung ke perpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena
pengaruh sinar ultraviolet adalah memudarnya tulisan, sampul buku dan bahan
cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi rapuh. Proses perusakan akan
dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara, sehingga
menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar
kekuatan serat pada kertas menurun.
Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan jendela dipasang kain
gorden sehingga panas atau sinar yang masuk ke perpustakaan dapat diatur. Sinar
alami cukup bagus, tetapi tidak bisa di kontrol dengan mudah. Karena itu di
negara maju, penerangan perpustakaaan menggantungkan pada sinar listrik karena
mudah di kontrol. Lampu pada ruang rak buku hanya dinyalakan pada saat
diperlukan, Hal ini juga bisa menghemat listrik. Tetapi AC selalu dihidupkan,
sehingga kebersihan, kelembaban dan temperatur bisaterkontrol terus.
(Perpustakaan Nasional RI, 1992: 8)
2.4.3 Faktor Kimia
Dalam buku Pedoman Perwatan dan Pemeliharaan Fasilitas Perpustakaan
(1992: 9) Kertas akan dapat bersifat asam karena pengaruh asam yang berasal dari
berbagai sumber, antara lain :
1. Asam yang telah ada sejak kertas diproduksi. Pada proses pembuatan
bubur kertas (pulp) biasanya menggunakan bahan kimia untuk
menghancurkan kayu dan memutihkan bubuk kertas.
2. Asam yang dihasilkan selama kertas itu digunakan. Asam ini
dihasilkan oleh reaksi fotokimia pada serat selulosa oleh pengaruh sinar
ultra violet.
3. Asam yang diserap oleh kertas dari lingkungannya, seperti : gas-gas
pencemar udara, dari perekat dan asam yang terdapat dalam karton atau
Salah satu penyebab timbulnya asam yang berbahaya pada kertas ialah
gas-gas pencemar udara. Gas-gas ini berasal dari pembakaran bahan bakar minyak
dan batubara pada kendaraan bermotor dan mesin-mesin pabrik.
Oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara
menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti
dengan memudarnya warna kertas. Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena
adanya air (H2O). Reaksi hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai
polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat. Akibatnya, kekuatan
kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh. Kandungan asam dalam kertas akan
mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi hidrolisis.
Tinta merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta
dibuat dengan mencampurkan asam tanat dan garam besi serta ditambah dengan
asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat dengan baik.
2.4.4 Faktor Lain
1. Manusia
Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi
perusak buku yang hebat. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku
terjadi karena ulah manusia. Misalnya, pembaca di perpustakaan secara sengaja
merobek bagian-bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya,
tabel-tabel statistiknya. Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak
sengaja, membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku ke belakang.
Sebagai akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh
penjilidan dapat terlepas sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari
jilidnya. Kecerobohan manusia lain misalnya, habis makan tidak membersihkan
tangan dahulu sehingga menyebabkan buku menjadi kotor. Apabila buku
dipegang dengan tangan kotor atau berminyak, buku akan bernoda. Kotoran yang
melekat pada tangan akan berpindah ke buku. Penempatan buku yang terlalu
padat di rak akan menyebabkan punggung dan kulitnya rusak. Hal itu harus
diperhatikan oleh pustakawan.
minuman ke dalam perpustakaan. Kotoran makanan yang jatuh di lantai
perpustakaan bisa mengundang tikus atau binatang lain untuk datang ke
perpustakaan dan merusak buku. Diberikan kesadaran untuk tidak mencuri atau
merobek buku. Perpustakaan memberikan fasilitas ruang baca atau fotocopy yang
cukup untuk para pembaca. Jika mereka meminjam buku hendaknya disertai
dengan tanggung jawab yang tinggi, tidak merusak, mengotori ataupun tidak
menghilangkan buku tersebut. Jika terpaksa hilang mereka harus
bertanggung-jawab untuk menggantinya dengan buku yang sama atau sejenis.
2. Bencana Alam
Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan
kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang
relatif singkat. Kerusakan yang terjadi karena kebanjiran dan kehujanan akan
menimbulkan noda oleh pertumbuhan jamur dan kotoran yang terdapat dalam air.
Noda yang ditimbulkan oleh jamur ini sangat sukar dihilangkan karena jamur
berakar disela-sela serat kertas. Kebakaran dapat memusnahkan kertas dalam
waktu yang sangat singkat, oleh sebab itu kita harus menjaga agar kebakaran
jangan sampai terjadi.
2.5 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka dan perawatan
2.5.1 Pencegahan
Dalam mencegah kerusakan bahan pustaka hendaklah disesuaikan dengan
faktor-faktor kerusakan yang terjadi padda bahan pustaka, antara lain :
1. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Cahaya
Untuk mencegah kerusakan oleh pengaruh cahaya adalah dengan
memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam ruang baca,
mengurangi waktu pencahayaan. Sedangkan untuk mencegah radiasi ultra
violet, dapat di atasi dengan filter bahan pustaka atau penyaringan radiasi
pada kaca jendela.
Menurut Darmo ( 2001: 81 ) untuk pencegahan karena pengaruh cahaya
perlu dilakukan :
2. Memperpendek waktu pencahayaan.
3. Menghilangkan radiasi ultra violet yang dapat menimbulkan reaksi foto
kimia pada kertas dari sumber cahaya.
4. Kandungan ultra violet yang diizinkan untuk kertas adalah 75
m.watt/lumen.
Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan, yaitu :
Cahaya alam (sinar matahari) yang masuk lewat jendela atau atap dan cahaya
buatan (lampu listrik).
Cahaya matahari yang masuk lewat jendela baik yang langsung atau yang
dipantulkan oleh benda lain mengndung radiasi ultra violet. Oleh sebab itu cahaya
yang masuk lewat jendela harus disaring dan dipantulkan terebih dahulu dengan
bahan yang dapat menyerap ultra violet agar koleksi kertas terhindar dari
kerusakan.
Cahaya yang berasal dari lampu neon sangat baik untuk menerangi
ruangan, karena cahaya merata, tetapi di bawah lampu harus dipasang filter untuk
menyerap sinar ultra violet. Alternatif lain untuk mengurangi sinar ultra violet dari
cahaya matahari dan lampu listrik adalah memantulkan cahaya tersebut pada
permukaan yang telah dilapisi dengan bahan yang menyerap ultra violet. Cahaya
yang digunakan untuk menerangi ruangan baik berasal dari cahaya matahari
maupun cahaya listrik harus diukur intensitas dan kandungan ultra violetnya.
1. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara
Pengaturan suhu di ruangan harus sesuai dengan kelembaban udara. Hal
ini dapat diatasi dengan memasang AC (air condition) diruang koleksi
perpustakaan. Setidaknya memasang kipas angin, agar suhu dan kelembapan
udara dapat seimbang dan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh bahan
pustaka. Karena kelembapan udara berubah-ubah dapat mempercepat kerusakan
bahan pustaka.Untuk itu pihak perpustakaan memperhitungkan secara matang
2. Mencegah Kerusakan Karena Debu
Bahan-bahan pencemar udara seperti gas-gas pencemar, debu dan partikel
logam dalam udara yang dapat merusak kertas dapat dikurangi dengan
langkah-langkah berikut ini :
a. Ruangan menggunakan AC, karena dalam AC terdapat filter untuk
menyaring udara dan biasanya ruangan yang ber-AC selalu tertutup
rapat.
b. Di dalam ruangan dipasang alat pembersih udara (air cleaner). Di
dalam alat ini terdapat juga bahan karbon aktif untuk menyerap
gas-gas pencemar udara dari partikel debu
c. Membersihkan ruangan dari debu dengan vacum cleaner secara
berkala.
3. Mencegah Kerusakan Karena Air
Air dapat merusak bahan pustaka seperti halnya api. Air dapat berasal dari
reservoir pemadam kebakaran, pipa yang bocor, atap yang bocor, kebanjiran dan
lain-lain. Untuk menghindari kerusakan karena air, maka sebelum memasukkan
bahan pustaka ke dalam suatu ruangan, harus dilakukan penyempurnaan sebagai
berikut :
a. Memperbaiki atap yang bocor
b. Tidak boleh ada sambungan pipa air pada tembok bangunan karena
pada sambungan pipa tersebut ada kemungkinan terjadinya kebocoran.
4. Mencegah Kerusakan Karena Manusia
Pengguna yang egois merupakan perusak yang hebat karena selain
merusak, dapat juga menyebabkan hilangnya bahan pustaka, misalnya
pencurian.Hal ini dapat diatasi dengan pengawasan yang ketat serta membuat
sanksi yang tegas.Untuk itu terlebih dahulu diadakan pengarahan dan bimbingan
5. Mencegah Kerusakan Karena Faktor Biota
Untuk mencegah tumbuhnya jamur dan berkembang biaknya serangga
adalah memerikas kertas dan buku secara berkala, membersihkan tempat
penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan buku-buku tidak boleh disusun
terlalu rapat pada rak-rak, karena menghalangi sirkulasi udara untuk mencegah
menularnya jamur atau serangga yang datang dari luar.
Sebaiknya bahan pustaka yang baru dibeli atrau diterima dari pihak lain
difumigasi terlebih dahulu sebelum disimpan bersama-sama dengan buku-buku
yang lain.
Untuk mencegah tumbuhnya jamur, pada sela-sela kertas diselipkan kertas
tissue yang sebelumnya dicelupkan dalam larutan fungisida. Tindakan ini
sebaiknya dilakukan sebaiknya pada musim hujan, karena kelembaban udaranya
relatif tinggi.
2.5.2 Perawatan Bahan Pustaka
1. Perbaikan kerusakan bahan pustaka
Defenisi perbaikan ( restoration ) dinyatakan Dureau (1990: 25) sebagai
berikut: “Merupakan teknik-teknik dan pertimbangan-pertimbangan yang
digunakan oleh petugas teknis yang bertugas memperbaiki bahan pustaka dan
arsip yang rusak akibat waktu, pemakaian dan faktor lainnya.”
Ada beberapa cara atau teknik dalam memperbaiki bahan pustaka,
tergantung pada kondisi bahan pustaka yang akan diperbaiki, antara lain :
1. Menambal
Menambal atau menutup bagian yang berlubang dapat dilakukan dengan
kertas Jepang, kertas “hand made” dan perekat kanji atau CMC. Menambal juga
dapat dilakukan dengan bubur kertas (pulp), atau menggunakan kertas tissue yang
berperekat dan dibantu dengan alat “tacking iron”.
Larva kutu buku sering membuat lubang pada buku, dari halaman depan
sampai belakang. Kecoa atau ikan perak juga sering memakan kertas, sehingga
kertas tersebut menjadi berlubang atau robek. Kerusakan dapat pula terjadi pada
tipis pada bagian lipatan. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan
menambalnya.
2. Laminasi
Laminasi dilakukan bagi bahan pustaka yang tidak dapat diperbaiki
dengan menjilid, menambal dan menyambung. Biasanya bahan pustaka yang
dilaminasi karena sudah berwarna kuning, coklat, kotor dan berbau apek.
Laminasi maksudnya adalah menutupi satu lembar kertas diantara dua lembar
bahan penguat. Laminasi ini dapat dilaksanakan secara manual yakni laminasi
dengan tangan dan laminasi modern dengan menggunakan mesin dimana bahan
laminasi sudah didesain dalam bentuk siap pakai.
3. Penjilidan
Penjilidan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
perpustakaan karena penjilidan merupakan proses akhir dari perbaikan. Berbagai
hal yang dapat membuat buku rusak, antara lain karena usia, kondisi ruang
penyimpanan yang tidak memenuhi syarat, cara pemakaian yang relatif sering dan
salah, dimakan serangga atau jamur dan lain-lain. Ragam kerusakan yang terjadi
misalnya bahan pustaka menjadi rapuh, berlubang, sobek, jahitan dan cover
terlepas dan berbagai bentuk kerusakan lain.
Penjilidan dilakukan terhadap bahan pustaka yang sampulnya rusak,
benang jahitannya lepas ataupun halaman yang tidak berturut lagi sehingga perlu
dibongkar dan dijild kembali. Penjilidan dilakukan juga pada majalah yang sudah
lengkap satu volume dalam satu tahun agar tidak berserakan atau hilang. Apabila
jilidan majalah satu volume terlalu tebal dapat dijadikan dua atau tiga jilidan.
Perlu dipikirkan bahan-bahan penjilidan, biaya penjilidan, jika biaya
penjilidan sama dengan biaya pembelian baru, dengan judul yang sama maka
lebih baik membeli bahan pustaka.
2.6 Penyiangan (Wedding)
Penyiangan (weeding) adalah kegiatan pemilahan terhadap koleksi bahan
pustaka yang ada di perpustakaan. Kegiatan penyiangan ini di lakukan agar bahan
pustaka yang tidak sesuai lagi diganti dengan bahan pustaka yang baru. Bahan
lagi, sudah usang, isinya tidak lengkap, bahan pustaka yang sudah ada edisi
terbarunya dan bahan pustaka yang fisiknya sudah sangat rusak.
Menurut Thompson (1943: 148) Penyiangan adalah suatu praktek yang
dilakukan untuk menarik koleksi atau mengirim koleksi yang kelebihan copy serta
jarang digunakan dimana tingkat pemakaiannya sangat rendah.
Sedangkan menurut M. P. Douglas dalam Siregar (1999: 17-18) adalah
suatu proses untuk mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi perpustakaan,
dimana koleksi tersebut sudah usang isinya atau rusak yang tidak mungkin
diperbaiki lagi.
Menurut Sulistyo-Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991:
271-274) disebutkan bahwa preservation atau pelestarian mencakup semua aspek
usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan
pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik
penyimpannnya. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara
khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi
tersebut.
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan koleksi
dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah ada
edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat
diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi. Koleksi
perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UMUM KOTA BINJAI
3.1 Sejarah Perpustakaan Umum Kota Binjai
Perustakaan Umum Kota Binjai berdiri sejak tahun 2007. Setelah adanya
PERDA No.19 tahun 2007 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Pemerintahan Kota Binjai. Perpustakaan Umum Kota Binjai ini sudah beberapa
kali berpindah lokasi. Pada Bulan Juli tahun 2007 Perpustakaan Umum Kota
Binjai beralamat di jalan Sudirman Sky Cross lantai V namun karena lokasi
tersebut kurang strategis dan jarang dikunjungi maka pada bulan Desember tahun
2008 berpindah lokasi di Kantor Walikota Binjai. Dan pada bulan Febuari tahun
2012 Perpustakaan Umum Kota Binjai telah mempunyai kantor sendiri yang
berada di Jalan.Veteran No.15, Binjai.
3.2Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Binjai
1. Visi
Budaya baca meningkat, arsip aman menuju sumber daya manusia siap
pakai
2. Misi
a. Menyediakan informasi dan literatur yang tepat dan akurat kepada
pengunjung.
b. Mengembangkan promosi dan pengembangan perpustakaan dengan
mitra kerja.
c. Mengembangkan kegiatan pembinaan dan pelayanan yang profesional.
d. Membina, mengembangkan dan mendayagunakan semua jenis
perpustakaan yang ada di lingkungan kota.
e. Meningkatkan kemampuan pengelolaan dan arsip daerah secara modern
dan sesuai dengan tuntunan masyarakat.
f. Mengembangkan layanan informasi berbasis pustaka melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
g. Mengembangkan infrastruktur melalui peningkatan sarana dan
3.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum Kota Binjai
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran misi dan merupakan
sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu yakni 1
(satu) sampai 5 (lima) tahu.
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dibidang
Perpustakaan dan Arsip.
2. Meningatkan sarana dan prasarana bidang kepustakawanan dan
kearsipan dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
3. Meningkatkan budaya baca masyarakat Kota Binjai.
3.2.2 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Binjai
Struktur organisasi sangat diperlukan dalam organisasi untuk membantu
proses kegiatan kerja. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui tentang
kedudukan, tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam suatu
organisasi atau Instansi.
Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Binjai
Kepala Perpustakaan Umum
Kota Binjai
Sub Bagian Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengolahan dan Pembinaan
Perpustakaan
Seksi Pelayanan dan Refrensi
3.2.3 Waktu Pelayanan Perpustakaan Umum Kota Binjai
Waktu pelayanan atau jam buka pada Perpustakaan Umum Kota Binjai
adalah sebagai berikut:
Senin – kamis : Pukul 08.00 s/d 16.00 Wib
Jum’at : Pukul 08.00 s/d 15.30 Wib
Pada jam-jam inilah pengguna dapat menikmati layanan-layanan yang ada
di Perpustakaan Umum Kota Binjai.
3.2.4 Tenaga Perpustakaan
Salah satu penunjang perpustakaan menjadi lebih baik ialah dengan
adanya tenaga pustakawan yang menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
Pustakawan merupakan orang yang berperan secara langsung dalam
melaksanankan seluruh kegiatan yang ada di perpustakaan untuk itu tenaga
pustakawan sangat penting bagi kelangsungan perpustakaan. Perpustakaan Umum
Kota Binjai memiliki kurang lebih 19 (sembilan belas) pegawai baik yang berlatar
belakang pustakawan maupun tidak. Kepala Perpustakaan Umum Kota Binjai ini
adalah Mukramah, S.Pd
Tabel 1
Pegawai berdasarkan tugas
No Tugas Jumlah Pegawai
1 Tenaga Teknis Perpustakaan 13 orang
2 Tenaga Administrasi 6 orang
Tabel 2
Pegawai berdasarkan pekerjaan/jabatan
No Nama Pegawai Jabatan
1. Mukramah, S.Pd Kepala perpustakaan
2. Triyanti Saputri, S.Sos Kasubbag tata usaha
3. Sri Anggraini Kasi pengolahan dan pembinaan
4. Ernawati Kasi pembinaan kearsipan
5. Nismah Br P, S.Sos Kasi pelayanan dan referensi
6. M. Affan, SE Staf
7. Verawaty P, Amd Staf
8. Obet Mesah Staf
9. Ulfa Husnah Untari Staf
10. Rustiana Staf
11. Nurdiayani Ismail Staf
12. Dewi Chairunnisa, Spdi Staf
13. Heni Tirtayani, SH Staf
14. Ihdar Mirza Staf
15. Lusi Afrida yanti Staf
16. T. Amelda Natasa Staf
17. Ricky Indrawan, SE Staf
18. Jery Aqtarians, SE Staf
19. Wuri Tesa Malinda Staf
Sumber : Perpustakaan Umum Kota Binjai
3.2.5 Koleksi Perpustakaan
Jenis koleksi yang terdapat pada Perpustakaan Umum Kota Binjai terdiri
dari semua bidang ilmu. Perpustakaan Umum Kota Binjai berkapasitas 20 rak
buku dan 8 lemari untuk koleksi refrensi dengan jumlah koleksi 7.191 judul,
14.598 eksmplar.
1. Buku
ketersediaan buku di perpustakaan lebih banyak dibandingkan dengan
bahan koleksi lainnya. Sampai saat ini jumlah buku yang terdapat di
perpustakaan adalah 6.902 judul dengan 1.0214 eksemplar, 295 judul
Tabel-3
Koleksi Buku yang terdapat di Perpustakaan Umum Pemerintah Kota Binjai
No Nomor Klasifikasi Jumlah Koleksi
1. 000- General/karya umum 430
2. 100- Philosophy and psichology/filsafat dan
psikologi
83
3. 200- Religion/agama 1.166
4. 300- Social science/ilmu social 1.055
5. 400- Language/bahasa 998
6. 500- Natural science/ilmu murni 202
7. 600- Technology/applied science/teknologi/ilmu
terapan
1.337
8. 700- The art/sport/seni/olahraga 420
9. 800- Literature/kesusastraan 457
10. 900- Geography and history/geografi dan sejarah 754
2. Surat kabar
Perpustakaan berlangganan secara rutin beberapa surat kabar terbitan daerah
dan kota. Adapun jenis surat kabar yang terdapat di Perpustakaan Umum Kota
Binjai ialah :
a. Tribun Medan
b. KPK Pos
c. Perjuangan
3. Peta
Peta yang terdapat di Perpustakaan Umum Pemerintah Kota Binjai adalah Peta
Dunia dan Peta Indonesia yang bejumlah 2 (dua) eksemplar.
4. Foto
Foto yang terdapat di perpustakaan sebanyak 20 (dua puluh ) buah. Adapun
sampai dengan sekarang yaitu sebanyak 14 buah. Selain itu juga terdapat foto-foto
kunjungan studi banding pustakawan ke Perpustakaan daerah-daerah.
5. Kaset Video
Kaset video terdapat di perpustakaan sebanyak 50 (lima puluh) buah.
Adapun jenis-jenis kaset vidio yang terdapat pada Perpustakaan Umum Kota
Binjai adalah kaset video anak-anak belajar.
6. Koleksi Referensi
Perpustakaan Umum Kota Binjai juga memiliki beberapa koleksi referensi
yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Berikut ini adalah koleksi referensi yang
dimiliki oleh Perpustakaan Umum Kota Binjai
a. Kamus
b. Peraturan perundang-undangan
c. Ensiklopedi
d. Atlas
7. Koleksi Anak
Perpustakaan Umum Pemerintah Kota Binjai memiliki ruang baca yang
nyaman untuk anak dan koleksi untuk anak. Dan beberapa kaset video belajar
untuk anak.
Dari keseluruhan koleksi yang ada di perpustakaan dapat dimanfaatkan
dan digunakan oleh para pengguna.
3.2.6 Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan Perpustakaan Umum Pemerintah Kota Binjai adalah
terbuka. Sistem layanan terbuka disini maksudnya pengguna bisa langsung
memilih atau mencari buku yang diinginkan. Dengan begitu, pengguna lebih
3.3 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Sebagian besar bahan pustaka di perpustakaan umummnya terbuat dari
kertas. Karena penggunaannya terus menerus maka bahan pustaka tersebut akan
mengalami kerusakan dalam penyimpanan meskipun relatif lebih lama.
Dari hasil wawancara penulis dengan pihak perpustakaan, bahan pustaka
mudah rusak apabila pengguna tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Buku
yang sering di baca juga memungkinkan menjadi penyebab kerusakan. Pengguna
Perpustakaan Umum Kota Binjai juga sering melakukan kecerobohan seperti:
meletakkan buku yang selsesai dibaca dengan seenaknya, melipat bagian buku
sebagai pembatas dalam membaca bahan pustaka tersebut, buku yang telah selesai
dibaca tidak dikembalikan ke dalam rak. Maka faktor penyebab kerusakan bahan
pustaka pada Perpustakaan Umum Kota Binjai yang paling utama adalah manusia
atau pengguna perpustakaan tersebut.
3.3.1 Faktor Fisika
1. Cahaya
Kerusakan bahan pustaka akibat sinar ultraviolet ini menyebabkan tulisan
menjadi pudar, warna kertas menguning, dan kertas menjadi rapuh sehingga
kakuatan kertas hilang.
Hasil wawancara penulis, kerusakan bahan pustaka di Perpustakaan
Umum Kota Binjai ini terjadi karena sinar ultraviolet yang langsung masuk
melalui jendela. Sinar alami cukup bagus untuk bahan pustaka, namun tidak bisa
dikontrol dengan mudah. Untuk menghindarinya hendaknya diusakan jendela
dipasang kain gorden sehingga panas atau sinar matahari yang masuk ke
Perpustakaan Umum Kota Binjai dapat diatur.
2. Suhu dan Kelembaban
Cuaca ruangan yang lembab yang menyebabkan kerusakan bahan pustaka
pada Perpustakaan Umum Kota Binjai. Suhu dan kelembaban di perpustakaan
tersebut tidak diatur sebagaimana mestinya. Hubungan antara suhu dan
kelembaban udara ini sangat erat. Sebab jika suhu udara berubah maka
udara yang tinggi bisa menimbulkan kerusakan pada bahan pustaka. Maka
sebaiknya suhu dan kelembaban di Perpustakaan Umum Kota Binjai ini Harus
diatur secara seimbang untuk mencegah kerusakan yang fatal.
3.3.2 Faktor Biologi
1. Rayap
Binatang pemakan kertas ini seringkali membuat bahan pustaka koyak.
Pada Perpustakaan Umum Kota Binjai sangat banyak bahan pustaka yang
dimakan oleh rayap. Kurangnya penyemprotan pada ruangan yang membuat rayap
berkembangbiak merusak bahan pustaka.
Hasil Pengamatan Penulis, Perpustakaan Umum Kota Binjai sudah
melakukan pemeriksaan dan penyemprotan bahan pustaka secara rutin agar rayap
tidak berkembang biak merusak bahan pustaka.
3.3.3 Faktor Lain
1. Manusia
Dari hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan pihak perpustakaan,
kerusakan bahan pustaka pada umumnya disebabkan oleh faktor manusia.
Pengguna sering melakukan kecerobohan dalam menggunakan bahan
pustaka, seperti :
1. Meletakkan buku yang sudah selesai dibaca dengan seenaknya.
2. Melipat bagian halaman sebagai pembatas dalam membaca bahan pustaka.
3. Menimpakan buku yang satu dengan yang lain setelah selesai dibaca.
4. Merobek bagian halaman buku yang dianggapnya penting dengan rasa
tidak bersalah.
Seharusnya pihak perpustakaan membuat peraturan tertulis untuk
3.4Kegiatan Pencegahan dan Perawatan Bahan Pustaka
3.4.1 Pencegahan Kerusakan
1. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Cahaya
Dalam mengatasi kerusakan karena faktor cahaya, Perpustakaan Umum
Kota Binjai melakukan pengaturan rak-rak buku agar terhindar secara langsung
dari cahaya matahari.
Sejak pengamatan penulis, tindakan ini sudah cukup baik karena rak-rak
disusun sebisa mungkin tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Cahaya
matahari hanya masuk dari ventilasi-ventilasi jendela.
2. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara
Untuk mencegah kerusakan karena pengaruh suhu dan kelembaban udara,
Perpustakaan Umum Kota Binjai ini mengupayakan pengaturan suhu dan
kelembaban udara secara maksimal. Agar ruangan tidak lembab dan udara yang
masuk tetap dikontrol.
Hasil pengamatan penulis, tindakan yang dilakukan oleh pihak
Perpustakaan Umum Kota Binjai sudah sangat baik yaitu dengan memasang kipas
angin, agar suhu dan kelembaban udara tetap seimbang dan sesuai dengan
keadaan yang dibutuhkan oleh bahan pustaka.
3. Mencegah Kerusakan Karena Manusia
Perpustakaan Umum Kota Binjai mengatasi kerusakan bahan pustaka yang
disebabkan oleh pengguna adalah dengan cara memberi sanksi (denda dengan
uang atau mengganti koleksi yang hilang ) apabila bahan pustaka yang dipinjam
telah hilang ataupun rusak. Tindakan ini sudah cukup bagus, namun seharusnya
pihak Perpustakaan Umum Kota Binjai juga harus memberi sanksi terhadap
pengguna yang merusak bahan pustaka tersebut jika masih berada dalam ruangan
perpustakaan.
4. Mencegah Kerusakan Karena Faktor Biologi
Untuk mencegah berkembangbiaknya rayap atau serangga, Perpustakaan
serangga. Perpustakaan Umum Kota Binjai melakukan penyemprotan 6 bulan
sekali atau paling tidak setahun sekali.
Dari hasil pengamatan penulis, tindakan tersebut sudah cukup naik.
Namun lebih baik lagi jika Peprustakaan Umum kota Binjai membersihkan tempat
penyimpanan dan menurunkan kelembaban udara untuk mencegah berkembang
biaknya rayap pada bahan pustaka.
3.4.2 Perawatan Bahan Pustaka
1. Laminasi
Perpustakaan Umum Kota Binjai melakukan laminasi bagi bahan pustaka
yang menguning dan tidak bisa diperbaiki dengan cara menambal dan
menyambung. Hal ini dilakukan agar bahan pustaka dapat bertahan selama
mungkin.
2. Pembersihan Noda
Noda yang terjadi pada kertas selain memberi kesan kotor, menimbulkan
karat dan asam juga dapat menyebabkan tumbuh jamur. Perpustakaan Umum
Kota Binjai biasanya melakukan pembersihan noda dengan kuas dan penghapus
karet. Penghapus digunakan untuk menggosok permukaan bahan pustaka yang
kotor dan kemudian bersihkan dengan kuas.
3.4.3 Perbaikan
Perbaikan memerlukan alat dan bahan yang khusus. Kerusakan halaman
lepas dan tidak berurut lagi maka perlu dibongkar dan dijilid kembali, ada juga
bahan pustaka yang berlobang-lobang akibat gigitan serangga. Untuk
memperbaiki kerusakan seperti ini perlu dilakukan penjilidan ulang yaitu dengan
cara melaminasi dan menambal.
Sementara Perpustakaan Umum Kota Binjai tidak pernah melakukan
perbaikan dengan alat-alat yang seharusnya. Sebab Perpustakaan Umum Kota
Binjai akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk membeli alat-alat yang
3.5 Penyiangan bahan Pustaka
Kemampuan ruang atau gedung utnuk menampung koleksi selalu terbatas,
sedangkan bahan pustaka selalu bertambah akibat kemajuan ilmu pengetahuan.
Untuk mengurangi bahan pustaka diadakan penyiangan. Penyiangan koleksi
diadakan pada suatu perpustakaan tergantung dengan kebijakan perpustakaan itu
sendiri, bagaimana karakteristik pemakainya, keobjektifan koleksinya, usia
koleksi serta fisiknya.
Hasil wawancara penulis, proses penyiangan pada Perpustakaan Umum
Kota Binjai dilakukan setahun sekali. Kriteria buku yang akan disiangi pada
Perpustakaan Umum Kota Binjai ini adalah buku yang sudah tidak relevan lagi
untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan tersebut, buku yang isinya sudah
usang, buku yang isinya tidak lengkap dan tidak dapat dilengkapi atau diganti
lagi.
Dalam melakukan penyiangan ini, bahan pustaka yang di ambil dari rak
tidak langsung dimusnahkan melainkan disimpan. Hal ini dilakukan untuk
menjaga apabila suatu saat ada pengguna yang membutuhkan bahan pustaka
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka penulis membuat
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Perawatan bahan pustaka adalah kegiatan menjaga keselamatan buku-buku
dan bahan koleksi lain dari kerusakan agar bahan pustaka yang dimiliki
oleh perpustakaan tetap awet dan terawat dengan baik.
2. Pihak perpustakaan Umum Kota Binjai melakukan usaha-usaha untuk
mencegah kerusakan bahan pustaka seperti membersihkan debu-debu yang
menempel dengan menggunakan vacum cleaner dan menempatkan rak
buku pada posisi yang terhindar dari sinar matahari secara langsung.
3. Untuk tetap menjaga bahan pustaka agar informasi yang terkandung
didalamnya tidak hilang, maka pihak perpustakaan melakukan perawatan
dengan cara melaminasi dan membersihkan noda.
4. Usaha-usaha yang dilakukan pihak perpustakaan dalam merawat bahan
pustaka agar tidak cepat rusak adalah membersihkan noda dan laminasi.
5. Untuk menjaga informassi yang teradapat di dalam koleks yang dimiliki
oleh Perpustakaan Umum kota Binjai tetap up to date atau tetap sesuai
dengan kebutuhan pemakai, maka perpustakaan melakukan penyiangan
5.2Saran
1. Sebaiknya ruangan Perpustakaan Umum Kota Binjai menggunakan AC untuk
memaksimalkan atau mengatur kelembaban udara yang masuk ke ruangan.
2. Untuk mencegah kerusakan bahan pustaka sebaiknya perpustakaan membuat
peraturan-peraturan tertulis kepada pengguna perpustakaan dalam
menggunakan bahan pustaka.
3. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam kegiatan
perawatan, sebaiknya pustakawan dalam seksi perawatan bahan pustaka
diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dalam bidang perawataln
bahan pustaka.
4. Dalam perawatan bahan pustaka agar lebih maksimal sebaiknya pihak
perpustakaan mengalokasikan dana anggaran untuk membeli alat-alat yang
DAFTAR PUSTAKA
Dureau, J.M & Clements, D.W.G. 1990. Dasar-Dasar Pelestarian dan
Pengawetan BahanPustaka. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Junaedi, J.M. 2006. Pemeliharaan dan Pelestarian Bahan Pustaka.
http://www.jplh.or.id
Martoadmodjo, Karmidi. 1993. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Nurhadi, Muljani A. 1983. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia.Yogyakarta : Andi Offset.
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi. 1994.
Jakarta : Perpustakaan Nasional.
Rajak, Muhammadin. 1992. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, Jakarta :
Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip.
Soeatminah. 1992. Perpustakaan, kepustakwanan dan Pustakawan. Yogyakarta :
Kanisius.
Soebradjan S. 1983 “ Pemeliharaan Bahan Pustaka” Berita Perpustakaan Sekolah.
(Thn.XI). No. 451, Augustus : Hal: 25-28.
Sulistiyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Yulia,Yuyu.1993. Perawatan Bahan koleksi .Jakarta: Universitas Terbuka.