• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usahatani Dan Pemasaran Jagung(Studi Kasus Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Usahatani Dan Pemasaran Jagung(Studi Kasus Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi)"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG

(

Studi Kasus Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi)

SKRIPSI

Oleh :

CLAUDYA RAHMI

080304037

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG

(

Studi Kasus Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi)

SKRIPSI

Oleh :

CLAUDYA RAHMI

080304037

AGRIBISNIS

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh

gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Pembimbing

Anggota Pembimbing

Ir. Thomson Sebayang,MT

Ir. Iskandarini, MM, Ph.D

NIP: . 195711151986011001

NIP:

196405051994032002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRAK

Claudya Rahmi (080304037) dengan judul skripsi “Analisis Usahatani dan

Pemasaran Jagung (Studi Kasus : Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem,

Kabupaten Dairi” dibawah bimbingan Bapak Ir. Thomson Sebanyang, MT

sebagai ketua pembimbing dan Ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D sebagai anggota

pembimbing

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah produsen jagung. Dimana

salah satu sentra produksinya adalah Kabupaten Dairi. Jagung yang diproduksi

digunakan untuk konsumsi industri pakan ternak dan industri makanan. Tujuan

penelitian adalah : untuk menjelaskan produktivitas jagung dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas jagung, menjelaskan struktur

biaya produksi usahatani jagung dan menjelaskan besarnya pendapatan usahatani

jagung serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani

jagung, menjelaskan perkembangan harga jagung dan menjelaskan sistem

pemasaran jagung serta tingkat efisiensi jagung di daerah penelitian. Metode

penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Metode

analisis untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

digunakan Fungsi Produksi model

Coob-Douglas

, untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung digunakan Fungsi

Pendapatan model Regresi Linier Berganda, untuk menjelaskan perkembangan

harga jagung digunakan Analisis Regresi moden Tren Linier dengan bantuan alat

analisis berupa SPSS.

Hasil penelitian antara lain: Produktivitas jagung di daerah penelitian tergolong

tinggi, struktur biaya usahatani didominasi oleh biaya saprotan yang terdiri dari

biaya bibit, biaya pupuk dan biaya herbisida. Harga jagung di Kabupaten Dairi

fluktuatif namun cenderung meningkat, dan sistem pemasaran jagung di daerah

penelitian tergolong efisien.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Claudya Rahmi, lahir di kota Bayur pada tanggal 25 Maret 1991 anak dari Ibu

Camelia. Penulis merupakan anak pertama.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

Tahun 1994 masuk Taman Kanak-Kanak Perguruan Islam Bayur tamat

tahun 1996.

Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Swasta Harapan 1 Medan tamat tahun

2002.

Tahun 2002 masuk Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Swasta Yayasan

Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tamat tahun 2005.

Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan tamat tahun

2008.

Tahun 2008 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Sukajadi, Kecamatan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Usahatani dan Pemasaran

Jagung (Studi Kasus: Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten

Dairi)”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara Medan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Ir. Thomson

Sebayang, MT selaku Ketua Pembimbing dan Ibu Ir. Iskandarini, MM. Ph.D

selaku Anggota Pembimbing, di mana kedua-duanya telah meluangkan waktu

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Ibu Dr. Ir. Salmiah MS, selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan

Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis MEc, selaku Sekretaris Program Studi

Agribisnis FP USU.

2.

Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis FP USU yang

selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

3.

Seluruh pegawai di FP USU khususnya pegawai Program Studi Agribisnis.

(6)

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman saya

Zulfi Primasani Nasution, SP, Hendris Syahputra, Putra Wahyuda Hasibuan,SP ,

Dewi

L.

Nadapdap,

Adinda

Soraya

Nasution,

Nurul

Ildrakasih,

Anggun Nurul Mauliddar, dan Indra Syah Putra, SE serta seluruh teman-teman di

Program Studi Agribisnis angkatan 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu

namanya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini, dan Semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dan semoga

Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2013

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

i

RIWAYAT HIDUP ...

ii

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

v

DAFTAR TABEL ...

vii

DAFTAR GAMBAR ...

ix

PENDAHULUAN ...

1

Latar Belakang ...

1

Identifikasi Masalah ...

7

Tujuan Penelitian ...

8

Manfaat Penelitian ...

8

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

PEMIKIRAN ...

10

Tinjauan Pustaka... ...

10

Landasan Teori ...

15

Kerangka Pemikiran ...

23

III. METODE PENELITIAN ...

28

Metode Penentuan Daerah Penelitian ...

28

Metode Pengambilan Sampel...

30

Metode Pengumpulan Data ...

31

Model Analisis Data...

31

Variabel Penelitian ...

35

Uji Kesesuaian (

test of goodness of fit

) ...

35

Uji Asumsi Klasik ...

37

Uji Multikolinearitas ...

37

Uji Heterokedastisitas ...

38

(8)

Definisi dan Batasan Operasional ...

40

Definisi ...

40

Batasan Operasional ...

41

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ...

42

Luas dan Letak Geografis ...

42

Keadaan Penduduk ...

42

Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ...

43

Keadaan Sosial Ekonomi ...

43

Sarana dan parasarana ...

43

Karakteristik Petani Sampel ...

43

Pendidikan Petani Sampel ...

44

Pengalaman Bertani ...

45

HASIL DAN PEMBAHASAN ...

47

Produktivitas Jagung di Daerah Penelitian ...

47

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Jagung ...

48

Struktur Biaya Produksi Usahatani Jagung ...

56

Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Jagung ...

58

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jagung ...

59

Perkembangan Harga Jagung di Kabupaten Dairi ...

69

Sistem Pemasaran dan Tingkat Efisiensi Pemasaran Jagung ...

70

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...

74

6.1. Kesimpulan ...

74

6.2. Saran ...

75

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No

Judul

Halaman

1.

Hasil Produksi Jagung di Sumatera Utara (2007-2011) ...

6

2.

Luas Panen, Total Produksi, Rata-Rata Produksi Jagung

Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2010 ...

28

3.

Luas Panen, Total Produksi, Rata-Rata Produksi Jagung

Menurut Kecamatan, di Kabupaten Dairi Tahun 2010 ...

29

4.

Luas Tanam, Jagung Menurut Desa, di Kecamatan Tanah

Pinem tahun 2010 ...

30

5.

Umur Petani Responden di Desa PamahTahun 2012 ...

44

6.

Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Pamah Tahun

2012 ...

45

7.

Klasifikasi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman

Bertani di Desa Pamah Tahun 2012 ...

44

8.

Produktivitas Jagung Daerah Pembanding ...

47

9. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produktivitas Jagung di Daerah Penelitian ...

49

10. Uji Normalitas denga Metode

Kolmogorov Smirnov

...

50

11. Uji Multikolinearitas Antar Variabel Produksi ...

51

12. Uji Heteroskedastisitas Antar Variabel Produksi dengan

(10)

13. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Jagung (Satu Kali

Musim Tanam) ...

57

14. Rata-Rata Pendapatan Usahatani Jagung (Satu Kali

Musim Tanam) ...

58

15. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Usahatani Jagung ...

59

16. Uji Normalitas dengan Metode

Kormogorov Smirnov

...

61

17. Uji Multikolinearitas Antar Variabel Biaya Produksi ...

62

18. Uji Heteroskedastisitas Antar Variabel Biaya Produksi

(11)

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

Halaman

1.

Kurva Produksi Law of Deminishing Return ...

16

2.

Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Jagung ...

25

3.

Kurva Perkembangan Harga Jagung Per Tiga Bulan di

(12)

ABSTRAK

Claudya Rahmi (080304037) dengan judul skripsi “Analisis Usahatani dan

Pemasaran Jagung (Studi Kasus : Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem,

Kabupaten Dairi” dibawah bimbingan Bapak Ir. Thomson Sebanyang, MT

sebagai ketua pembimbing dan Ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D sebagai anggota

pembimbing

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah produsen jagung. Dimana

salah satu sentra produksinya adalah Kabupaten Dairi. Jagung yang diproduksi

digunakan untuk konsumsi industri pakan ternak dan industri makanan. Tujuan

penelitian adalah : untuk menjelaskan produktivitas jagung dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas jagung, menjelaskan struktur

biaya produksi usahatani jagung dan menjelaskan besarnya pendapatan usahatani

jagung serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani

jagung, menjelaskan perkembangan harga jagung dan menjelaskan sistem

pemasaran jagung serta tingkat efisiensi jagung di daerah penelitian. Metode

penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Metode

analisis untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

digunakan Fungsi Produksi model

Coob-Douglas

, untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung digunakan Fungsi

Pendapatan model Regresi Linier Berganda, untuk menjelaskan perkembangan

harga jagung digunakan Analisis Regresi moden Tren Linier dengan bantuan alat

analisis berupa SPSS.

Hasil penelitian antara lain: Produktivitas jagung di daerah penelitian tergolong

tinggi, struktur biaya usahatani didominasi oleh biaya saprotan yang terdiri dari

biaya bibit, biaya pupuk dan biaya herbisida. Harga jagung di Kabupaten Dairi

fluktuatif namun cenderung meningkat, dan sistem pemasaran jagung di daerah

penelitian tergolong efisien.

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat

mempertahankan hidup dan untuk itu pangan bagi setiap orang setiap waktu

merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Berdasar kenyataan tersebut masalah

pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap saat di suatu wilayah

menjadi sasaran utama kebijakan pangan bagi pemerintahan suatu negara

(Suryana, 2005).

Sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang

ketahanan pangan, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, merata dan terjangkau. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan

sebagai makanan atau minuman bagi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,

dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan

pembuatan makanan atau minuman. Ketersediaan pangan adalah tersedianya

pangan dari hasil produksi dalam negeri atau sumber lain. Terjangkau adalah

keadaan dimana rumah tangga secara berkelanjutan mampu mengakses pangan

sesuai dengan kebutuhan, untuk hidup yang sehat dan produktif.

(14)

mencerna dan melakukan metabolisme terhadap makanan yang dikonsumsi dan

kecukupan asupan; 4) aspek keterjangkauan, ketersediaan makanan dan

kesesuaian dengan preferensi, kebiasaan, budaya dan kepercayaan. Keempat

aspek tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Hariyadi, 2009).

Ketersediaan pangan harus dipertahankan sama atau lebih besar daripada

kebutuhan penduduk. Jika keadaan ini tercapai maka ketahanan pangan akan

berada pada tingkat yang aman. Ketersediaan pangan di suatu daerah atau wilayah

ditentukan oleh berbagai faktor seperti keragaman produksi pangan, tingkat

kerusakan dan kehilangan pangan karena penanganan yang kurang tepat, dan

tingkat ekspor impor (Mahfi, 2009).

Jumlah penduduk Indonesia

saat ini mencapai 216 juta jiwa dengan angka

pertumbuhan 1,7 % per tahun. Bahan pangan pokok yang paling besar adalah

beras, tingginya konsumsi beras di Indonesia menyebabkan diterapkanya impor

yang menyiksa petani dan mengancam kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu,

diperlukan diversifikasi pangan untuk mengatasi tingginya konsumsi beras

(Hutapea

dan

Mashar, 2010).

(15)

bahan pangan lain yang mempunyai kandungan protein bahkan lebih besar dari

beras (Khalik, 2010).

Penguatan pangan nasional dimulai dari tujuh komoditas strategis, menyusul laju

permintaan pangan yang cukup tinggi. Ketujuh komoditas tersebut adalah beras,

jagung, kedelai, gula, minyak goreng, tepung terigu dan daging

(Bulog, 2011).

Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

beberapa tempat, jagung merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras

atau sebagai campuran beras. Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini cukup besar

yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering per tahun (Khalik, 2010).

Produksi jagung dunia menempati urutan ketiga setelah padi dan gandum yaitu

sebesar 612,5 juta ton. Distribusi penanaman jagung terus meluas di berbagai

negara di dunia karena tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang luas di daerah

subtropik ataupun tropik. Indonesia merupakan negara penghasil terbesar di

kawasan Asia Tenggara, maka tidak berlebihan bila Indonesia mencanangkan

swasembada jagung (Rukmana, 2008).

(16)

tahun. Namun hal ini tidak dapat dipenuhi karena ketersediaan jagung yang tidak

kontiniu (Subhana, 2010).

Produksi jagung terbesar di Indonesia terdapat di Pulau Jawa, yakni Jawa Timur

dan Jawa Tengah, masing-masing lima juta ton per-tahun. Setelah itu menyusul

beberapa daerah di Sumatera, antara lain Sumatera Utara dan Lampung, sehingga

produksi Indonesia mencapai 16 juta ton pertahun

(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Selain untuk industri pakan ternak dan konsumsi bahan pangan, kebutuhan jagung

juga meningkat untuk kebutuhan industri bahan pangan olahan

(snack food)

dan

industri pengolahan jagung moderen

(corn wet dan miling)

yang memproduksi

corn starch, corn gluten

dan

corn meal

yang diperkirakan membutuhkan 1.000

ton jagung perharinya. Produksi jagung di Indonesia pada tahun 2011 mencapai

17,2 juta ton atau naik sekitar 4,3 persen dibandingkan produksi tahun 2010 masih

mampu memenuhi kebutuhan jagung nasional yang meningkat rata-rata 9,6 persen

pertahun. Kecenderungan konsumsi jagung di Indonesia yang makin tinggi

menyebabkan makin besarnya jumlah impor (Subhana, 2010).

(17)

Sumatera Utara

terus berupaya mengembangkan produksi jagung

(Pemprovsu, 2007).

Kebutuhan jagung tidak setiap saat terpenuhi. Walaupun mudah diusahakan dan

selalu ditanam, namun pada saat tertentu persediaan jagung dipasar bebas

berkurang. Meskipun ada, terkadang harganya cukup tinggi. Hal ini merupakan

masalah bagi peternak. Sebab peternak dituntut untuk memenuhi ransum

ternaknya demi kelangsungan usahanya. Agar kelangsungan persediaan jagung

tetap ada, berbagai cara dan usaha telah dilakukan (AAK, 1993).

Selama ini yang menjadi permasalahan petani jagung di Sumatera Utara adalah

banyaknya impor yang menyebabkan jatuhnya harga jagung lokal sehingga

merugikan petani. Harga jagung impor seringkali lebih murah dari pada jagung

lokal. Impor itu sendiri, dikarenakan permintaan pengusaha pakan ternak yang

mengaku kekurangan pasokan jagung lokal sehingga harus melakukan impor.

Impor jagung tidak boleh dilakukan di saat petani melakukan panen raya, dan juga

harus dihentikan di saat pasca panen, misalnya di bulan Juli - September dan

Januari – Maret. Jika impor tetap dilakukan maka petani akan mengalami

kerugian luar biasa karena harganya akan jatuh dan pengusaha memilih jagung

impor yang relatif lebih murah serta dengan pertimbangan lainnya. Selain impor,

serangan hama dan kejadian alam juga dapat membuat petani jagung kesulitan

karena gagal panen (Anonimus, 2012).

(18)

raya terjadi di Sumatera Utara khususnya daerah-daerah sentra produksi jagung.

Harga jagung yang semula sudah mulai membaik di kisaran Rp 2.500/kg kini

merosot jauh ke angka Rp 1.700/kg (Prasaja, 2012).

Harga jagung dewasa ini bukan hanya anjlok dari harga sebelumnya, tetapi sudah

di bawah harga referensi daerah (HRD). Harga jagung yang ditetapkan pemerintah

Provinsi Sumatera Utara tahun ini sebesar Rp 2.133/kg, petani mengalami

kerugian akibat harga jagung tertekan terus. Banyak petani yang beralih menanam

komoditi lain untuk menghindari kerugian lebih besar. Untuk petani sekarang

sudah sulit menanam jagung dengan harga bekisar Rp.1.700/kg dimana harga

produksi jagung untuk satu kilogramnya saja sudah mencapai Rp. 2.200, idealnya

harga jagung di tingkat petani sedikitmya Rp.2.500/kg baru bisa petani

mendapatkan untung (Sihotang, 2012).

Prospek usahatani tanaman jagung cukup cerah apabila dikelola secara intensif

dan komersial berpola agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang

ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik dalam

kebutuhan pangan maupun non pangan (Rukmana, 2008).

Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan produksi jagung di Sumatera Utara

untuk tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011.

Tabel 1. Hasil Produksi Jagung Sumatera Utara (2007-2011)

NO

TAHUN

PRODUKSI

(TON)

IMPOR

(KG)

1

2007

804.850

55.064.975

2

2008

1.098.969

40.795.257

3

2009

1.116.548

102.475.113

4

2010

1.377.718

100.846.810

5

2011

1.142.913

305.818.856

(19)

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa setiap tahunnya produksi jagung di Sumatera

Utara terus meningkat, tapi impor ke Sumatera Utara walaupun tak meningkat

setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup drastis pada tahun 2011, ini

menggambarkan bahwa walaupun produksi meningkat tetap saja tidak dapat

memenuhi permintaan pasar, maka dilakukanlah impor.

Permasalahan jagung yang utama adalah tidak cukupnya produksi untuk

memenuhi kebutuhan sebagai makanan pokok maupun industri, di mana yang

perlu dilakukan adalah peningkatan jumlah produksi agar semua kebutuhan

terpenuhi, selain masalah produksi juga tidak mengkesampingkan masalah

kesejahteraan petani dengan menjual hasil pertanian dengan harga yang layak

yang dapat menguntungkan petani.

Dari uraian permasalahan di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai

analisis usahatani jagung dan pemasaran yang bertujuan untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, biaya usahatani jagung, dan

pendapatan petani jagung. Dengan harapan dengan dilakukannya penelitian ini

petani dapat lebih tertarik untuk menanam jagung agar produksi jagung

meningkat.

Identifikasi Masalah :

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

1.

Berapa besar produktivitas jagung di daerah penelitian dan faktor-faktor

apa yang mempengaruhi produktivitas jagung di daerah penelitian?

(20)

3.

Berapa besar pendapatan usahatani jagung di daerah penelitian dan

faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung?

4.

Bagaimana perkembangan harga jagung di daerah penelitian?

5.

Bagaimana sistem pemasaran jagung dan tingkat efisiensi pemasaran

jagung di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian :

Adapun tujuan penelitian adalah :

1.

Untuk menjelaskan produktivitas jagung di daerah penelitian dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

usahatani jagung

2.

Untuk menjelaskan struktur biaya produksi usahatani jagung

3.

Untuk menjelaskan besarnya pendapatan usahatani jagung di daerah

penelitian dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani jagung

4.

Untuk menjelaskan perkembangan harga jagung di daerah penelitian

5.

Untuk menjelaskan sistem pemasaran jagung dan menganalisis tingkat

(21)

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah :

1.

Sebagai bahan informasi bagi petani jagung dalam mengelola dan

mengembangkan usahataninya

2.

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah

setempat sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan

(22)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan

Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang

Eropa

ke

Amerika

(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Tanaman jagung dikenal di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh

orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produsen jagung paling luas di

Indonesia, antara lain adalah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi

Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Areal pertanaman

jagung sekarang sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia (Rukmana, 2008).

Menurut Purwono dan Hartono (2011) secara umum klasifikasi dan sistematika

tanaman jagung sebagai berikut :

Kingdom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas

: Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo

: Graminae (rumput-rumputan)

Famili

: Graminaceae

Genus

: Zea

(23)

Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim (annual). Susunan tubuh

(morfologi) tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah.

Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar , yaitu akar utama, akar

cabang, akar lateral, dan akar rambut (Rukmana, 2008).

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas

dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang akan berkembang menjadi

tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman,

umumnya berkisar 60-300cm (Purwono

dan

Hartono, 2011).

Struktur daun jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan

helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman pohon bervariasi antara 8-48 helai.

Ukuran daun berbeda-beda, yaitu panjang antara 30cm-150cm dan lebar mencapai

15cm (Rukmana, 2008).

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan

betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang.

Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 dan ke-8 dari bunga jantan

(Purwono

dan

Hartono, 2011).

Biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Pada umumnya, biji

jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan

berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu

kulit biji, endosperm, dan embrio (Rukmana, 2008).

(24)

keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pH 6,8

(Rukmana, 2008).

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah

beriklim sedang hingga beriklim subtropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di

daerah yang terletak antara 50°LU-40°LS. Pada lahan yang tidak beririgasi,

pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200mm/ bulan

selama masa perumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk

pertumbuhan terbaiknya antara 27-32°C. Pada Proses perkecambahan benih,

jagung memerlukan suhu sekitar 30°C (Purwono

dan

Hartono, 2011).

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah

pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000-1800mdpl. Daerah dengan

ketinggian antara 0-600mdpl merupakan ketinggian yang optimum bagi

pertumbuhan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

(25)

Manfaat penggunaan benih unggul jagung bersertifikat adalah menghemat jumlah

pemakaian benih persatuan luas areal, pertumbuhan tanaman relatif seragam,

tingkat kemasukan merata sehingga dapat mengurangi besarnya kehilangan atau

susut hasil, menjamin peningkatan hasil secara optimal, dan meningkatkan

pendapatan usahatani (Rukmana, 2008).

Agar hasil panen maksimal, diperlukan teknik pengolahan lahan sebelum

ditanami. Pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari sisa-sisa

tanaman sebelumnya, kegiatan dilanjutkan dengan persiapan lahan yang

diantaranya pembajakan agar diperoleh tanah yang gembur, untuk tanah yang

keras perlu dibajak sedalam 30cm sedangkan tanah yang lunak cukup 15-20cm.

Setelah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman.

Lebar saluran sekitar 25-30cm dengan kedalaman 30cm. Pada lahan dengan pH

kurang dari 5, harus diberi kapur, jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3

ton per-hektar (Purwono

dan

Hartono, 2011).

(26)

teratur atau jarak tanam yang teratur dalam alur sehingga memungkinkan

penyiangan mekanis dua arah (Tim Karya Tani Mandii, 2010).

Pemeliharaan tanaman jagung di lapangan meliputi kegiatan pokok seperti,

penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam dengan cara mengganti benih

yang tidak tumbuh atau tumbuh abnormal. Selain penyulaman ada pengairan yang

biasanya dilakukan 1-2 kali seminggu atau tergantung pada keadaan air tanah.

Penjarangan tanaman dengan mencabut tanaman yang tumbuh kurang baik, untuk

disisakan 1-2 tanaman paling baik perlubang tanam, waktu penjarangan dilakukan

2-3 minggu setelah tanam atau bersama-sama saat penyiangan. Penyiangan

dilakukan pada tanaman jagung yang berumur ± 15 hari setelah tanaman atau

pertumbuhan tanaman mencapai setinggi lutut (Rukmana, 2008).

Selama pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan ketersediaan unsur hara

yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan, jenis dan dosis pupuk

harus mengacu pada hasil analisis tanah ataupun tanaman di labratorium

(Rukmana, 2008).

Banyak macam hama yang dapat menggagalkan panen jagung. Bagian-bagian

tanaman yang sering diserang pun sangat bervariasi. Ada hama yang menyukai

daun yang masih muda, pucuk daun, pangkal batang, dan akar tanaman. Hampir

semua bagian tanaman jagung dapat menjadi sasaran serangan hama. Jadi,

mencegah ataupun memberantasnya merupakan salah satu kegiatan yang penting

dalam membudidayakan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

(27)

juga dapat dibedakan dalam empat tingkat : masak susu, masak lunak, masak tua,

dan masak kering/masak mati. Ciri jagung yang siap di panen adalah : umur panen

adalah 86-96 hari setelah tanam, jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot

mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian

lembaga, biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas

(Tim Karya Tani Mandiri, 2011).

Landasan Teori

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana

seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk

tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif

bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki

(yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efesian bila pemanfaatan

sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan

(input) (Soekartawi, 2003).

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (

input

). Dengan demikian,

kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai masukan untuk

menghasilkan keluaran (Anonimus, 2010).

(28)

TP

Y (Produksi)

MP

Max

konstan, produk akan meningkat di atas suatu titik tertentu, tetapi peningkatan

output tersebut cenderung mengecil. Hal ini dapat di lihat dari gambar berikut:

I

II III

Increasing

Rasional

Decrasing

X (Input Produksi)

Gambar1. Kurva Law Diminishing Return

Berdasarkan gambar di atas dapat ditemukan tahapan (stages) produksi , I, II dan

III. Tahap I merupakan tahapan yg tidak rasional, karena setiap penambahan input

menaikan produksi lebih besar dari penambahan input itu sendiri yang masih

memungkinkan peningkatan total produksi dengan menaikan variabel input.

Tahap ini berada di antara titik 0 sampai perpotongan antara

marginal product

dengan

average product

yang sering di sebut tahap

increasing.

Tahap II

menunjukan penambahan input meningkatkan total produksi. Tahap ini berada

dari titik MP = AP sampai pada maksimum

total product

. Pada tahap ini akan

dicapai keuntungan maksimum, daerah ini disebut daerah yang paling rasional.

Tahap III merupakan tahapan dimana penambahan variabel input justru

menurunkan total produksi. Tahap ini dimulai dari

total product

yang menurun

dan

marginal product

yang negative (Bilas, 1994).

(29)

Secara produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara keluaran terhadap

sumber daya yang dipakai. Bila dalam rasio tersebut masukan yang dipakai untuk

menghasilkan keluaran dihitung seluruhnya, disebut sebagai produktivitas total,

tetapi bila yang dihitung sebagai masukan hanya faktor tertentu saja disebut

sebagai produktivitas parsial yang dapat dituliskan dalam bentuk tabulasi

sederhana yaitu :

Produktivitas =

������

��������

(

���

)

����

�����

(

��

)

(Hernanto, 1996).

Produksi hasil komoditas pertanian sering disebut korbanan produksi karena

faktor produksi tersebut dikorbankan untuk mengasilkan komoditas pertanian,

untuk menghasilkan suatu produk diperlukan hubungan antara faktor produksi dan

komoditas, hubungan antara

input

dan

output

disebut dengan

factor relationship

(FR). Secara Sistematik dapat ditulis dengan analisis fungsi

Coob-Douglas

.

Fungsi

Coob-Douglas

adalah salah satu fungsi atau persamaan yang melibatkan

dua atau lebih variabel (variabel bebas dan variabel tidak bebas) misalnya faktor

produksi antara lain, luas lahan (

), bibit (

), jumlah pupuk (

), obat-obatan

(

), tenaga kerja(

), secara matematis, pernyataan ini dapat dituliskan sebagai

berikut :

Y =

.

.

��

.

��

.

��

.

��

.

��

Untuk menaksir parameter-parameter yang harus ditranformasikan dalam bentuk

(30)

linear)

yang kemudian dianalisis dengan metode kuadrat kecil

(ordinnary least

square)

dengan bentuk matematis :

Y = Ln

+

���

+

���

+

���

+

���

+

���

+

Dimana :

Y

= Produksi

= Konstanta

= Koefisien regresi terhadap X

= Lahan Pertanian

= Pupuk

= Obat-Obatan

= Bibit

= Tenaga Kerja

Berdasarkan persamaan maka dapat dilihat bahwa besar kecilnya produksi sangat

tergantung dari peranan

sampai dengan

dan faktor-faktor lain yang tidak

ada dalam persamaan (Daniel, 2002).

Fungsi Biaya banyak digunakan dalam mengukur apakah varietas baru yang

terbukti telah mampu meningkatkan produksi, juga disebabkan oleh biaya

produksi yanng tinggi atau tidak. Jadi problemnya terletak pada bagaimana biaya

kecil, produksi tetap diperoleh dalam jumlah yang tinggi (Soekartawi, 2003).

(31)

besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas pertanian yang diperoleh, untuk

menghitung total biaya dapat dirumuskan sebagai berikut:

TC = FC + VC

Keterangan :

TC =

Total Cost

FC =

Fixed Cost

VC =

Varible Cost

(Rohim

dan

Hastuti,2007).

Analisis pendapatan terhadap usahatani penting dalam kaitannya dengan tujuan

yang hendak akan dicapai oleh setiap usahatani dengan berbagai pertimbangan

dan motivasinya. Analisis pendapatan pada dasarnya memerlukan dua keterangan

pokok yaitu : (a) Keadaan Penerimaan dan (b) keadaan pengeluaran (biaya

produksi) selama jangka waktu tertentu (Hernanto, 1996).

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya

(pengeluaran). Dimana pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai

berikut :

Y = TR – TC

Keterangan :

Y =

Income

TR =

Total Revenue

TC =

Total Cost

(32)

Fungsi Pendapatan Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui

hubungan antara input dan output serta mengukur pengaruh dari berbagai

perubahan harga dari input terhadap produksi. Fungsi Keuntungan Regresi Linier

Berganda merupakan cara yang banyak peminatnya karena dianggap bahwa petani

atau pengusaha mempunyai sifat memaksimumkan keuntungan, baik jangka

pendek maupun jangka panjang. Secara matematis Fungsi Pendapatan Regresi

Linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut

Y =

+

+

+

+

+

+

Dimana :

Y

= Pendapatan

= Konstanta

= Koefisien regresi terhadap X

= Biaya Lahan Pertanian

= Biaya Pupuk

= Biaya Obat-Obatan

= Biaya Bibit

= Biaya Tenaga Kerja

(Rahim

dan

Hastuti, 2007).

(33)

disertai dengan kenaikan penawaran yang sebanding tidak akan menyebabkan

perubahan harga, tetapi hanya akan menyebabkan perubahan jumlah barang.

Kenaikan permintaan disertai dengan dengan penurunan penawaran yang

sebanding, tidak akan menyebabkan perubahan kuantitas keseimbangan, tetapi

hanya akan menyebabkan perubahan harga (Joesron

dan

Fathorrozii, 2002).

Untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi,

harga, hasil penjualan, jumlah tenaga kerja, penduduk, harga dll) dilakukan

dengan analisa data berkala untuk memungkinkan mengetahui perkembanganya.

Salah satu model yang digunakan untuk mengetahui perkembangan harga dengan

menggunakan regresi Model Trend Linier (metode kuadrat kecil) dengan

persamaan sebagai berikut :

Y = a + bX

Dimana :

Y

= Data berkala (time series data)

X

= Waktu (triwulan)

a

= Konstanta

b

= Koefisien

(Supranto, 1990).

(34)

Pemasaran komoditas pertanian merupakan kegiatan atau proses pengaliran

komoditas pertanian dari produsen sampai ke konsumen atau pedagang perantara

berdasarkan pendekatan sistem pemasaran, kegunaan pemasaran, dan

fungsi-fungsi pemasaran (Rahim

dan

Hastuti, 2007).

Semakin panjang saluran pemasaran maka sistem pemasaran semakin tidak

efisien. Tidak efisienya pemasaran akan berdampak buruk kepada petani karena

berpengaruh terhadap pendapatan petani dimana harga yang diterima petani akan

berbeda jauh dengan harga yang diberikan oleh konsumen. Harga yang diberikan

konsumen semakin tinggi mengakibatkan permintaan semakin menurun. Harga

dari petani juga menurun sehingga pendapatan petani menurun. Sistem tata niaga

dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat (1) mampu menyampaikan

hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya (2)

Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar

konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi

dan tata niaga barang-barang itu (Mubyarto, 1994).

Penentuan efisiensi dapat juga dilihat dengan membandingkan antara besarnya

keuntungan (profit) petani produsen dan seluruh

middleman

yang terlibat dengan

seluruh ongkos tata niaga yang dikeluarkan oleh

middleman

dan biaya produksi

serta ongkos pemasaran yang dikeluarkan oleh petani produsen. Metode ini di

dekati dengan model :

E =

��+��

(35)

Keterangan : E = Efisiensi

Jl = Keuntungan Lembaga Tata Niaga

Jp = Keuntungan Produsen

Ot = Ongkos Tata Niaga

Op = Ongkos Produksi dan Pemasaran yang Dikeluarkan oleh Petani Produsen

Dimana jika :

E > 1 = efisien

E <1 = tidak efisien

(Sihombing, 2010).

Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya tergantung pada hal berikut:

1.

Macam komoditas yang dipasarkan

2.

Lokasi atau daerah pemasaran

3.

Macam dan peranan lembaga niaga.

Secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin pendek rantai tata niaga maka

biaya tata niaga semakin rendah, margin tata niaga semakin rendah, harga yang

dibayarkan konsumen semakin rendah, harga yang diterima produsen semakin

tinggi (Daniel, 2002).

Kerangka Pemikiran

(36)

murah dari pada jagung lokal yang mengakibatkan kerugian pada petani jagung

lokal.

Dari adanya usahatani jagung maka dihasilkan produksi jagung, produksi jagung

di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan

tenaga kerja. Hasil produksi jagung dijual kepada pedagang pengumpul. Harga

penjualan dikali dengan hasil produksi disebut penerimaan petani.

Penggunaan input produksi menimbulkan biaya, biaya-biaya inilah yang disebut

dengan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya

produksi dipengaruhi oleh harga dari faktor produksi seperti biaya lahan, biaya

obat-obatan, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, dan biaya bibit. Pendapatan petani

dihasilkan dari seluruh penerimaan dikurang biaya produksi.

(37)

Faktor-Faktor yang

mempengaruhi :

Luas Lahan

Bibit

Pupuk

Obat-Obatan

Alsintan

Tenaga Kerja

Biaya

Produksi

[image:37.595.87.519.184.577.2]

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan dengan skema kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Menyatakan ada hubungan

:Menyatakan ada pengaruh

Usahatani

Jagung

Hasil

Produksi

Penerimaan

Harga

Jual

Saluran

Pemasaran

Efisiensi

Pemasaran

Pendapatan

Bersih

Harga Beli

Biaya

Pemasaran

(38)

Hipotesis Penelitian

1.

Produktivitas jagung di daerah penelitian tergolong tinggi dan

faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi jagung adalah

tenaga kerja, bibit, pupuk dan obat-obatan.

2.

Struktur biaya produksi usahatani jagung di daerah penelitian didominasi

oleh komponen biaya saprodi tanaman (biaya pupuk, biaya bibit, biaya

pestisida).

3.

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan

usahatani jagung adalah biaya lahan, biaya bibit, biaya obat-obatan, dan

biaya pupuk.

(39)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

(40)
[image:40.595.114.506.113.662.2]

Tabel 2. Luas Panen, Total Produksi Produksi, Rata-Rata Produksi Jagung

Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2010

Kabupaten/ Kota

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Kw/Ha)

Kabupaten

1.

Nias

2.

Mandailing Natal

3.

Tapanuli Selatan

4.

Tapanuli Tengah

5.

Tapanuli Utara

6.

Toba Samosir

7.

Labuhan Batu

8.

Asahan

9.

Simalungun

10.

Dairi

11.

Karo

12.

Deli Serdang

13.

Langkat

14.

Nias Selatan

15.

Hambang Hasundutan

16.

Pakpak Barat

17.

Samosir

18.

Serdang Bedagai

19.

Batu Bara

20.

Padang Lawas Utara

21.

Padang lawas

22.

Labuhan Batu Selatan

23.

Labuhan Batu Utara

24.

Nias Utara

25.

Nias Barat

Kota

26.

Sibolga

27.

Tanjung Balai

28.

Pematangsiantar

29.

Tebingtinggi

30.

Medan

31.

Binjai

32.

Padangsidimpuan

33.

Gunung Sitoli

39

496

1 841

1 851

6 293

6 724

432

7 257

63 712

32 007

90 605

20 321

23 390

379

543

3 059

939

9 551

594

518

1 3420

120

725

39

13

-

24

778

47

266

692

194

33

180

2 395

8 910

9 126

31 069

33 444

2 090

36 122

322 271

160 803

456 649

101 937

114 798

1 787

2 705

14 977

4 647

47 502

2 946

2 502

6 475

586

3 545

182

60

-

117

3 839

234

1 316

3 409

939

154

46 ,27

48,29

48,40

49,31

49,37

49,74

48,38

49,79

50,58

50,24

50,40

50,16

49,08

47,16

49,81

48,96

49,4

49,74

49,60

48,30

48,32

48,8

48,90

46,70

46,15

-

48,55

49,34

49,85

49,47

49,27

48,39

46,60

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka, Tahun 2011, Badan Pusat Statistik

Sumatera Utara

Kecamatan yang menjadi studi kasus adalah Kecamatan Tanah Pinem dengan

pertimbangan bahwa Kecamatan Tanah Pinem memiliki hasil produksi jagung

(41)
[image:41.595.121.503.183.465.2]

tertinggi di Kabupaten Dairi. Pada tabel 3 ditampilkan data luas panen, jumlah

poduksi dan rata-rata produksi jagung di Kabupaten Dairi.

Tabel 3. Luas Panen, Total Produksi, Rata-Rata Produksi Jagung Menurut

Kecamatan di Kabupaten Dairi Tahun 2010

Kecamatan

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Kw/Ha)

1.

Sidikalang

2.

Sitinjo

3.

Berampu

4.

Parbuluan

5.

Sumbul

6.

Silahisabungan

7.

Silima Pungga-Pungga

8.

Lae Parira

9.

Siempat Nempu

10.

Siempat Nempu Hulu

11.

Siempat Nempu Hilir

12.

Tigalingga

13.

Gunung Sitember

14.

Pegagan Hilir

15.

Tanah Pinem

813

367

790

2.497

943

37

1.605

680

1.897

2.520

1.402

5.610

3.704

720

9.050

3 642,24

1 644,16

5 539,20

11 052,16

4 226,64

165,76

7 190,40

3 046,40

8 498,56

11 289,60

6 280,96

25 132,80

16 593,92

3 225,60

40 544

40

39

45

39

45

39

49,5

49

50

48

47

59

58

52

59

Jumlah

32.605

146070,40

47,9

Sumber : Kabupaten Dairi Dalam Angka, Tahun 2011, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Dairi

(42)
[image:42.595.109.506.119.427.2]

Tabel 4. Luas Tanam Jagung Menurut Desa di Kecamatan Tanah Pinem,

Tahun 2010

Desa

Luas Tanam

(Ha)

1.

Renun

2.

Pasir Tengah

3.

Pamah

4.

Kuta Buluh

5.

Tanah Pinem

6.

Kempawa

7.

Kuta Gamber

8.

Lau Primbon

9.

Harapan

10.

Gunung Tua

11.

Sukadame

12.

Lau Tawar

13.

Mangan Molih

14.

Lau Njuhar I

15.

Liang Jering

16.

Alur Subur

17.

Balandua

18.

Pasir Mbelang

19.

Sinar Pagi

380

620

670

125

425

230

180

282

370

110

120

410

280

188

170

20

110

380

-

Jumlah

5.070

Sumber :Kecamatan Tanah Pinem Dalam, Angka Tahun 2011, Badan

Pusat Statistik Kabupaten Dairi

Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah petani yang memiliki

usahatani jagung. Pemilihan sampel ditentukan secara

proposive

(sengaja) dengan

kriteria sampel adalah petani yang sudah menanam jagung minimal 5 tahun.

Jumlah populasi petani jagung di Desa Pamah sebanyak 840KK dimana petani

yang mempunyai luas lahan lebih dari 1Ha Sebanyak 325KK dan petani yang

memiliki lahan lebih kecil atau sama dengan 1Ha sebanyak 515KK. Besarnya

jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin

n =

�+��

=

���

(43)

dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir (10%).

Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh n sebesar 89,36 yang

dibulatkan menjadi 90 sampel.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan

responden yang menjadi sampel dengan daftar kusioner yang telah disiapkan

sebelumnya. Sedangkan data sekunder berupa luas lahan, besar produksi, besar

produktivitas, perkembangan harga, jumlah petani jagung diperoleh dari

lembaga/instansi yang terkait yaitu: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera

Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera

Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Sumatera Utara, Kantor Camat Tanah Pinem, Kantor Desa Pamah dan

dari literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi secara sederhana dan

selanjutnya dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.

(44)

Produktivitas =

������

��������

(

���

)

����

�����

(

��

)

Dimana jika :

-

Produktivitas sampel dikatakan tinggi jika produktivitas > dari rata-rata

produktivitas jagung di Kecamatan Tanah Pinem

Untuk menganalisis masalah 1 yakni analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas usahatani jagung digunakan Fungsi Produksi model

Coob-Douglas

,

dengan rumus:

Y =

.

.

��

.

��

.

��

.

��

.

��

��

��

��

��

��

���

Dimana :

Y

= Produksi (Kg)

= Konstanta

= Koefisien regresi terhadap X

= Bibit (Kg)

= Herbisida (Ltr)

= Pupuk Urea (Kg)

= Pupuk SP (Kg)

= Pupuk TSP (Kg)

= Pupuk Phonsca (Kg)

= Pupuk KCL (Kg)

= Pupuk NPK (Kg)

= Tenaga Kerja (HKP)

��

= Goni

(45)

b.

Untuk menyelesaikan masalah 2 yakni struktur biaya produksi di jelaskan

dengan perhitungan sederhana, menggunakan rumus :

TC = FC + VC

Dimana :

TC =

Total Cost

(Rp)

FC =

Fixed Cost

(Rp)

VC =

Variable Cost

(Rp)

c.

Untuk menyelesaikan masalah 3 yakni besarnya pendapatan bersih usahatani

yaitu dengan menghitung selisih antara penerimaan dengan total biaya

usahatani yang dikeluarkan, dengan rumus :

Y = TP

− TB

Dimana :

Y

=

Income

(Rp)

TR

=

Total Revenue

(Rp)

TC

=

Total Cost

(Rp)

Untuk menganalisis masalah 3 yakni faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani jagung digunakan Fungsi Pendapatan persamaan Regresi

liner Berganda (

Multiple Linier Regression

) yang dirumuskan sebagai berikut :

Y =

+

+

+

+

+

+

+

+

+

(46)

Dimana :

Y

= Pendapatan Usahatani Jagung (Rp)

= Konstanta (Rp)

= Koefisien regresi terhadap X

= Biaya Pajak (Rp)

= Biaya Sewa Lahan (Rp)

= Biaya Penyusutan (Rp)

= Biaya Bibit (Rp)

= Biaya Herbisida (Rp)

= Biaya Pupuk Urea (Rp)

= Biaya Pupuk SP (Rp)

= Biaya Pupuk TSP (Rp)

= Biaya Pupuk Phonsca (Rp)

��

= Biaya Pupuk KCL (Rp)

��

= Biaya NPK (Rp)

��

= Biaya Goni (Rp)

��

= Biaya Tali (Rp)

d.

Untuk menyelesaikan masalah 4 perkembangan harga jagung di daerah

penelitian digunakan analisis regresi model Trend Linier dengan model :

Y = a + bX

Dimana :

Y

= Harga Jagung

X

= Rata-rata Harga per 3 Bulan

a

= Konstanta

(47)

e. Untuk menyelesaikan masalah 5 mengenai sistem pemasaran dan efisiensi

pemasaran dapat dianalisis menggunakan rumus berikut :

E =

��+��

��+��

Keterangan : Jl = Keuntungan Lembaga Tata Niaga

Jp = Keuntungan Produsen

Ot = Ongkos Tataniaga

Op= Ongkos Produksi dan Pemasaran yang dikeluarkan

oleh Petani Produsen

Dimana jika :

E > 1 = maka pasar tersebut dikatakan efisien

E <1 = maka pasar tersebut dikatakan tidak efisien.

Variabel Penelitian

(48)

Uji Kesesuaian (test of goodness of fit)

Uji kesesuaian (

test of goodness of fit

) dilakukan berdasarkan perhitungan nilai

koefisien determinasi (

R

2

) yang kemudian dilanjutkan dengan Uji F (F-test) dan

Uji t (t-test), yaitu

1.

Penilaian terhadap koefisien determinasi (

R

2

), yang bertujuan untuk melihat

kekuatan variabel bebas (

independent variable

) dalam mempengaruhi kekuatan

variabel terikat (

dependent variable

). Besaran R

2

adalah yang paling lazim

digunakan untuk mengukur kebaikan/kesesuaian (

goodness of fit

) dari garis

regresi. R

2

mengukur proporsi (bagian) atau persentase total variasi dalam Y

yang dijelaskan oleh model regresi

2.

Uji F (

over all test

), uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik

koefisien regresi secara bersama-sama/serentak.

Dengan hipotesis :

0

: b = 0 (tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat)

1

: b

≠ 0 (ada pengaruh variabe

l bebas terhadap variabel terikat)

Dengan rumus :

Fhitung =

2

/(

�−1

)

(

1−�

2

)/(

�−�

)

Dimana :

2

: Koefisien Determinasi

(49)

3.

Uji t (

partial test

), uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi

statistik koefisien regresi parsial.

Dengan Kriteria Uji :

a. Jika

t

h

>

t

t

maka ada pengaruh nyata variabel bebas terhadap variabel terikat

Rumus :

)

(

h

h

h

b

SE

a

t

=

Dimana :

t

h

= t hitung

ah = koefisien regresi hasil estimasi untuk variable ke-h

SE = standar error koefisien a

h

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang

dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala hetreokedastisitas, gejala

multikolinearitas, dan sebaran data tidak normal (normalitas). Jika terdapat hal-hal

yang disebutkan sebelumnya maka varian tidak konstan sehingga dapat

menyebabkan biasnya standar eror. Jika terdapat multikolineritas, maka akan sulit

untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat

signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Oleh karena itu, uji Asumsi Klasik

perlu dilakukan. Pengujian yang dilakukan sebagai berikut :

(50)

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang

linear antar variabel bebas. Koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai

ukuran variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik satu unit dan seluruh

variabel bebasnya dianggap tetap, namun interpretasi ini menjadi tidak benar

apabila terdapat hubungan linier antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat

dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan melihat :

-

Jika nilai Toleransi atau VIF (

Variance Inflation Factor

) kurang dari 0,1

atau nilai VIF melebihi 10.

-

Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8.

-

Jika nilai F-hitung melebihi nilai F-Tabel dari regresi antar variabel bebas.

B.Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Untuk menditeksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dengan melihat pada

scatter plot

dimana apakah residual membentuk pola tertentu atau tidak. Cara ini

menjadi fatal karna untuk melihat apakah data terbebas dari masalah

heterokedastisitas bukan hanya berdasarkan gambar tetapi harus dipertanggung

jawabkan. Banyak metode uji statistik yang dapat menentukan data terbebas dari

heterokedasstisitas, salah satunya adalah metode

Uji Glejser

.

Uji Glesjer

secara

umum dinotasikan sebagai berikut :

│e│=

1

+

2

2

+ v

(51)

Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi residual maka

dapat dipastikan model memiliki masalah heterokedastisitas.

C.Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.

Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang

harus dimiliki oleh data adalah data tersebut terdistribusi secara normal. Distribusi

normal data dengan bentuk distribui normal dimana data memusat pada nilai

rata-rata dan median.

Dasar pengambilan keputusan dengan uji normalitas dengan menggunakan

metode

Kolmogorov-Smirnov

yaitu dengan membandingkan distribusi data (yang

akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku

adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk

Z-Score

dan

diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji

Kolmogorov Smirnov

adalah uji beda

antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Untuk menditeksi

data terdistribusi secara normal adalah :

-

Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti data yang akan diuji

tidak terjadi perbedaan yang signifikan yang artinya data terdistribusi dengan

normal.

-

Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti data yang akan diuji

mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data

tersebut tidak normal.

Definisi dan Batasan Operasional

(52)

Definisi

1.

Unit analisis adalah usahatani jagung dihitung dalam satuan hektare (ha)

2.

Hasil Produksi berupa jagung pipilan (kg)

3.

Faktor produksi adalah berbagai input yang digunakan dalam proses

produksi yaitu luas lahan (ha) , bibit (kg), pupuk (kg), obat-obatan dan tenaga

kerja untuk memperoleh output yang diinginkan

4.

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

berlangsung yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel (Rp). Biaya tetap

terdiri dari biaya lahan dan alsintan, biaya tidak tetap yaitu biaya bibit, biaya

pupuk, biaya herbisida, biaya tenaga kerja

5.

Penerimaan adalah jumlah total produksi dikalikan dengan harga jual

petani (RP)

6.

Pendapatan bersih adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan total

biaya yang dikeluarkan dalam suatu usahatani (Rp)

7.

Saluran pemasaran jagung adalah jalur yang dilalui oleh arus

barang-barang dari produsen atau petani dan akhirnya sampai ke tangan konsumen akhir

yang ditandai dengan perpindahan produksi fisik jagung

8.

Harga jual adalah harga yang dijualkan petani kepada pedagang

9.

Harga beli adalah harga yang dibeli pedagang kepada petani

10.

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga tata

niaga

(53)

Batasan Operasional

1.

Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2012 satu kali musim tanam

2.

Petani yang menjadi sampel adalah petani jagung yang menanam jagung 5

tahun terakhir secara terus menerus

3.

Perkembangan harga jagung di Kabupaten Dairi rata- rata 3 bulan pada

tahun 2005-2010

4.

Saluran pemasaran sampai pada tingkat konsumen Kecamatan Tanah

Pinem, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara

(54)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Luas dan Letak Geografis

Desa Pamah merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tanah Pinem

Kabupaten Dairi. Desa Pamah memiliki luas wilayah sebesar 36.420 Ha di mana

terdiri dari 10 (sepuluh) dusun yaitu Dusun Pamah I, Dusun Pamah II, Dusun

Simpang Pamah, Dusun Gunung Mulia, Dusun Lau Gunung I, Dusun Bunga

Ncole, Dusun Kampung Dalam, Dusun Lau Petundal I, Dusun Lau Petundal II,

Simpang Lau Petundal. Desa Pamah berada pada ketinggian antara ±400-500mdpl

dan terletak di tengah-tengah wilayah Kecamatan Tanah Pinem. Secara

administratif, Desa Pamah mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Sinar Pagi

Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Kumpawa

Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Kutabuluh

Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Pasir Mebelang

Keadaan Penduduk

(55)

Keadaan Penduduk berdasarkan Agama

Sebagian besar penduduk di Desa Pamah menganut agama Kristen Protestan yaitu

sebanyak 1.230 Jiwa, Kristen Katolik sebanyak 786 jiwa, Islam sebanyak 98 Jiwa

dan Budha sebanyak 20 Jiwa.

Kondisi Sosial Ekonomi

Desa Pamah merupakan desa oertanian, maka mata pencarian warga sebagian

besar adalah petani sebesar 88%, selebihnya 12% wiraswasta dan 3% adalah PNS.

Dilihat dari penghasilan rata-rata masyarakat Desa Pamah tergolong kedalam

katagori miskin dilihat dari luas areal desa sebesar 36,42%.

Sarana dan Prasarana

Sarana transportasi di Desa Pamah kurang di dukung oleh keadaaan jalan yang

kurang baik terlebih pada musim hujan, ini kadang mempersulit akses

transportasi.

Untuk jaringan listrik di Desa Pamah telah tersedia PLN sehingga hampir seluruh

rumah tangga di desa ini menggunakan listrik untuk kebutuhan rumah tangga

sehari-hari. Untuk air bersih penduduk desa mendapatkanya dari mata air yang

ada di desa, maka Desa Pamah tidak pernah kekurangan air.

Karakteristik Petani Sampel

(56)
[image:56.595.111.516.155.253.2]

antara 20-80 tahun. Klasifikasi petani menurut kelompok umur terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 5. Umur Petani Responden di Desa PamahTahun 2012.

No.

Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

1.

2.

20-50

>50

73

17

81,1

18,9

Jumlah

90

100

Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 1

Berdasarkan tabel 5 persentase terbesar di daerah penelitian berada pada kisaran

umur 20-50 tahun dengan persentase sebesar 81,1%. Artinya petani sampel di

daerah penelitian berada pada usia produktif yang masih berpotensi dalam

mengoptimalkan usahataninya.

Pendidikan Petani Sampel

(57)
[image:57.595.114.517.96.291.2]

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Pamah Tahun 2012.

No.

Tingkat Pendidikan

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

4.

Pendidikan Dasar (SD)

Pendidikan Menengah Pertama

(SMP)

Pendidikan Menengah Atas (SMA,

STM)

Diploma 1

14

17

56

3

15,5

18,8

62,2

3,5

Total

90

100

Sumber: Data diolah dari lampiran 1

Dari tabel 6 dilihat bahwa rata-rata petani memiliki tingkat pendidikan menengah

sebesar 62,2% dan diploma 33% sedangkan sisanya pendidikan menengah dan

pendidikan dasar.

Pengalaman Bertani

Faktor yang cukup berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan usahatani

adalah pengalaman bertani. Semakin tinggi tingkat pengalaman bertani maka akan

semakin baik pula pengelolaan usahataninya. Rata-rata pengalaman petani

mengolah usahatani jagung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Klasifikasi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani di Desa

Pamah Tahun 2012.

No.

Pengalaman Bertani

(Tahun)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

4.

0-5

6-10

11-20

< 20

17

27

34

12

18,8

30

37.7

13,5

Jumlah

90

100

[image:57.595.113.516.568.707.2]
(58)
(59)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produktivitas Jagung di Daerah Penelitian

[image:59.595.107.520.422.573.2]

Produktivitas jagung adalah produksi jagung (ton) yang dihasilkan pada setiap 1ha

luas tanam jagung. Besarnya produksi jagung di daerah penelitian adalah 1.375,41

ton dengan luas tanam sebesar 160,81 ha, maka produktivitas jagung di daerah

penelitian adalah 8,56 ton/ha. Untuk mengetahui produktivitas jagung di daerah

penelitian tergolong tinggi, maka dibandingkan denga

Gambar

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 2. Luas Panen, Total Produksi Produksi, Rata-Rata Produksi Jagung Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2010
Tabel 3. Luas Panen, Total Produksi, Rata-Rata Produksi Jagung Menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi Tahun 2010
Tabel 4.  Luas Tanam Jagung Menurut Desa di Kecamatan Tanah Pinem, Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat produktivitas, faktor- faktor yang mempengaruhi produksi, dan kelayakan usahatani bawang merah di daerah penelitian serta

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui produksi jagung di daerah penelitian, (2) Untuk menganalisis tingkat efisiensi produksi usahatani jagung di daerah penelitian, (3) Untuk

Secara rinci tujuan penelitian adalah: (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung dan tingkat efisiensi teknis dan alokatif usahatani lahan kering

Secara rinci tujuan penelitian adalah: (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung dan tingkat efisiensi teknis dan alokatif usahatani lahan kering

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas belimbing, untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi dan pendapatan usahatani serta

Dari uraian permasalahan di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai analisis usahatani jagung yang bertujuan untuk menganalisis faktor- faktor yangmempengaruhi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani dalam usahatani salak organik, menganalisis tingkat risiko

Secara rinci tujuan penelitian adalah: (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung dan tingkat efisiensi teknis dan alokatif usahatani lahan kering