• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas antioksidatif dan hipokolesterolemik ekstrak teh hijau dan teh wangi pada tikus yang diberi ransum kaya asam lemak tidak jenuh ganda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas antioksidatif dan hipokolesterolemik ekstrak teh hijau dan teh wangi pada tikus yang diberi ransum kaya asam lemak tidak jenuh ganda"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS ANTlOKSlDATlF DAN HIPOKOLESTEROLEMIK

EKSTRAK TEH HlJAU DAN TEH WANGl PADA TlKUS

YANG DlBERl RANSUM KAYA ASAM LEMAK TlDAK JENUH GANDA

[Antioxidative and Hipocholesterolemic Activity of Green Tea and Jasmine Green Tea

Extracts

in

Rats Fed with High Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA)]

Arif Hadoyo 1)

,

dan Mary

Astuti

4 1) Jurusan Tekndogr Pangan den Gizi. FatetalPB

Fgkultas TekndOgl Pertanii UGM

-

Yogyakata

ABSTRACT

The dm

of

this study

was to

e v W in-vivo the &xid#ffe d hipochoMemkmic

of

geen tea

endjasmine

gmn tea extracts

in

3.5monthoM Sprclgue Dewley male r6ts @wen hgh PUFA det for 4 weeks.

In

rels fed

WM (adIbMnn

or W e b adted) high PUFA diet syphjmnted w#h gwn tea axtred, serum and liver homogenafe

m-

kt& 8nd the h hamgen& c W t e r d /eve/

were

gmter than

rats

M

with the h@ PUFA diet su#emenled

with jasmine p e n

tea

extract pn the cantml.

In

contrasf,

no

change was

abservedinserwnchdastdlevelmrelsfedWthehrgJ,WFAdid m t ~ ~ t e a f f ~ g m n t e a e x t r a c f a s c o m p a r e d w i t h t h e

h@ PUFA M.

Key words : Green tea, jasmine geen tea, antiaxiie, hiiholesterolemic

PENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner (PJK) kini menjadi penyebab kematian utama d banyak negara, termasuk Indonesia. Hasil Sumi Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

Departemen Kesehatan RI. tahun 1992 menunjukkan bahwa PJK menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia (Bamas, 1992). Salah satu pernicunya adalah @a makan yang kurang berimbang, cenderung mengkonsumsi makanan berlemak tinggi tetapl miskin serat.

Oleh karena itu masyarakat danjurkan oleh para ahli gizi untuk mengurangi konsumsi lemak terutama lemak jenuh

dan

kdesterol. Narnun akhir-akhir id ditemukan bahwa pokok permasatahan bukan sekedar jurnlah &n komposisi lernak (jenuh atau tidak jenuh) yang dikonsumsi, tetapi mekanisme baru yang dtemukan rnenghubungkan antara kejadian PJK dengan reaksi radikal bebas &n produk oksidasi yang berasal dari makanan atau &lam tubuh sendiri.

Produk oksidasi yang bentpa malonaldehid,

peroksida lipid dan kdesterol oksida dyakini dapat menginisiasi terjadnya aterosklerosis yang mempakan salah satu faktor resiko utama terjadnya PJK (Fu et al., 1998; Halliwel &n Chirico, 1993). Oleh karena itu pembenan antioksidan dalam pangan untuk menghambat tefjadinya proses oksidasi yang dapat menekan jurnlah

produk oksi&si, secara tidak larigsung turut menurunkan resiko tefjadinya PJK.

Penelitian tentang sifat fungsid teh

potensial

dikernbangkan

di

Indonesia Selain

belum

banyak

dteliti,

teh yang tumbuh di Indonesia yaitu varietas asamica rnempunyai kandungan katekin yang lebih tinggi dibandingkan varietas sinensis yang banyak terdapat di Jepang &n China (Banbang el at., 1996).

Berdasarkan hal-ha1 tersebut di atas, maka dilakukan penelitian pengaruh ekstrak teh hijau &n teh wangi terhadap sifat antioksihtif &n hipokolesterolerniknya

pada

tikus percobaan yang diberi ransum kaya asam lernak tak jenuh ganda. Selain teh hijau, teh wangi juga cfipllih karena teh wangi merupakan teh yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa. Penelian ini juga bermanfaat untuk menggali potensi alam yang tersedia berupa tanaman teh dan menggali potensi antioksihn alami untuk pangan yang lebih aman sebagai alternatif pengganti antioksian sintef s.

Bahan dan Alat

(2)

tetraetoksipropana (TEP) untuk standar penentuan malonaldehid (MDA), thiobarbituric acid (TBA), L-cys, kasein, kolesterol dan NaCl yang berasal

dari

Sigma Chemical Co., campuran mineral (AIN-93-MX), cmpuran vitamin (AlN-93-VX), pati jagung, sukrosa, rninyak kedelai, dan kit enzimatik (DiaSys Diagnostic System, Germany) untuk menentukan kadar kdestd.

Alat yang dgunakan antara lain spektrofotometer, homogenizer, pengering beku,

sentifus, vortek,

alat bedah tikus sebagian besar ada di lab oratorium G i PAU Pangan dan Gizi UGM. Sedangkan tikw percobaan yang digunakan adalah jenis Sprague Dawley jantan, berumur 3.5 bulan, yang diperdeh dari Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP) UGM.

Preparasi ekstrak teh (Yen dan Chen, 1995)

Ekstrak teh hijau

dan

teh wangi dsiapkan dengan

rnencelupkan teh

dalam air mendidh (50 gll air) selama 5

menit Kemudian filtrat dikeringkan dengan pengering beku. Hasilnya benrpa ekstrak teh kering.

Perlakuan hewan

coba

Tikw jenis Sprague Dawley (SD) jantan urnw 3.5 bulan bqunrlah 40 ekor d i m menjadi 5 kelompok. Lama percobaan 30 hari terdiri dari 2 hari adaptasi dan 28 hari perlakuan. Ransum dibuat dalam bentuk pelet dan komposisi masingmasing jenis ransum (isokalori) dapat dilihat pada Tabel 1. Pemberian air minum secara

ad

libitum. Pada akhir percobaan tikus dambil darahnya pada plexus refroorbitalis dengan rnenggunakan pipet mi-okrit. Kemudian Ckus dbedah untuk diambil organ hatinya.

Analisis

Thiobarbiiric

Acid

Reactive

Substances

(TBARS)

(

Tapel and Zalkin, 1959)

Penentuan kadar TBARS dilakukan pada senm darah dan homogenat hati tikus percabaan. Serum darah didapatkan dari darah tikus yang dibiarkan menggurnpal, kemudian dsentrifus 3500 rpm, 15 menit Sedangkan homogenat hati didaped

dari

hati tikus yang dicampur NaCl 0.9 % dengan pehndingan I : 9 (bemtlvdume), kemucCan

dihomogeniser. Analisis TBARS dilakukan dengan spektrofotmter pada panjang gelombang 532 rm.

Standar yang digunakan adalah senyawa 1,1,3,3 tetraetoksiprupana (TEP).

Kolesterol

Enzymatic

Ms

yang dperoleh dari DaSys digunakan untuk menentukan kadar k d e s t d s e m . Prinsip reaksinya berdasarkan proses hidoiisis secara enzimatis

dan

oksidasi. IndSkator kdorimebi quinoneimine tettmtuk dari reaksi antara hidrogen peroksida dan 4-

aminoantipyrine dengan adanya fenol dan peroksidase.

Tabel 1. Komposisi Ransum perlakuan tikus

Keterangan :

NTNT

:

tanpa

tepung tengu dan tanpa ekstrak teh (mengacu pada Reeves et at., 1993) sebaga kontrd bag kelampdc

TNT)

TNT

: dengan penambahan tepung terigu, tanpa penambattan ekshk teh (sebagai kontroi bag^ diet pertdtwn TTHR, nHF, TTHR : dengan penambahan tepung terigu dan ekstrak teh hijau sebmyak 10 grkg ransum

TTHF : dengen penambghan bepung bengu den pembemn ekbak teh hijau secara h x R3edmg (100 r n g l e k a )

rrWR

: dengan permWmn tepung temgu dan ekstrak teh wangi sebanyak 10 grkg ransun

Bahan

Pati jagung Tp. terigu Kasein

Ransum

(gkg

) NTNT

621

140

TNT

844.7 26

TTHR

844.7 26

TTHF

844.7 26

rrWR

[image:2.529.56.480.446.676.2]
(3)

Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan d a m penelitian ini adatah rancangan acak lengkap (RAL) 5 jenis perlakuan dan 8 ulangan. Kemudian data yang dperdeh dianalisis dengan ANOVA satu arah dan uji lanjut BNT

(Beda Nyata Terkecil) pada tingkat kepercayaan 99% dan

95%, menggunakan program SPSS versi 7.5.

HASlL DAN PEMBAHASAN

Performa

Tikus

Percobaan

Penggantian w n k kahohickat pati jagung dengan tepung terigu &lam ransum, nampak tidak menyebabkan pertambahan berat badan yang berbeda pada tikus Sprague Dawley selama percobaan. Hal ini ditunjukkan pada pertambahan berat

badan

tikus kelompok NTNT (tanpa tetigu

tanpa

teh) yang tidak bebda nyata dengan kelompok TNT (terigu tanpa teh) (P 0.05).

Rasio jurnlah asupan ransum temadap pertumbuhan berat badan tikus antar kelompok datif tidak berbeda, kecuali pada kelompok TTHF (terigu dengan teh hijau secara force feeding). Nilai rasio jumlah asupan temadap pertumbuhan berat badan tikw berturut-tunrt adalah 7.97, 9.37, 9.57, 27.54, dan 8.02. Semakii tinggi nilai rasio maka semakin rendah pertsnJbahen berat badan tikus yang berarti untuk pertambahan 1 g berat badan tikus dibutuhkan jumlah ransum yang semakin besar.

Kelompok tikus yang diberi perlakuan ekstrak teh hijau secara force feeding 100 mglharilekor (kelompok TTHF) menyebrrbkan pertambahan berat badan dan berat hati relatif lebih rendah dibancZlngkan kelompok lain (lihat Tabel 2). Pertarnbahan berat badan yang datif lebih rendah kemungkinan disebabkan beberepa M. Menurut Juhel et al., (2000), ekstrak

teh

hijau mampu menghambat aktivitas enzim lipase lambung dan lipase pankreas. Akibatnya lipid tkhk tercema secara sempuma dan akhimya sebagian besar akan dikeluarkan bersama feses. Scperh dketahui kedua enzim tersebut merupakan enzim

utama &lam pencemakan lipid pada manusia dan marnalia. Selain itu dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa katekii teh hijau tidak hanya mengharnbat aktivitas enzim l i s e , tetapi juga menghamht aktivitas

enrzim

a- amilase (Matsumoto et d., 1993), sukrase dan a- glukosidase (Honda dan Ham, 1993), sefta protease (Griffiis, 1986 ddam Juhel et al., 2000).

Chan et

al.,

(1999) juga menyebutkan bahwa rendahnya peftambahan berat badan tikus yang diberi ekstrak

teh

hijau, kemungkinan disebabkan oleh penganrh

katekin teh dalam Mngkatkan hiddisis trigliserida dalam tubuh menjad asam lemak bebas untuk proses oksidasi. Hal ini dbuktikan dengan tingginya asam lemak bebas &lam karkas tikw yang ditelitinya.

Pada kelompok Ckus yang diberi ekstrak teh dalam ransum (kelompok lTHR dan TNVR) pertambahan berat badan tikw perlakuan tidak befbeda dengan kelompok kontrol. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh peneliian Chan et al., (1999). Pada penelifan Chan et al., (1999) ini meskipun lemak banyak disekresi melalui feses pada tikus yang mendapat pedakuan ekstrak teh hijau, namun tidak mmpengaruhi pertarnbahan berat badan tikus. Hal sebaliknya didapat deh Sayama et al., (1996), hanya dengan menambahkan ekstrak teh hijau sebesar 5 glkg ransum sudah cukup menghambat pertambahan berat badan tikus. Hasil yang betbda ini perkr dkaji lebih lanjut

Kolesterol Serum Darah dan Homogenat

Hai

Penambahan kolesterd sebanyak 4 g/kg ransum

yang dberikan selama 4 minggu perlakuan dharapkan dapat meningkatkan kadar kolesterd darah tikus. Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan pemberian kolesterd 3.3 g/kg ransum selama 2 minggu (Sumarsih et al., 1998)

dan

5 glkg ransum

selama

3 minggu (Osada et al., 1998) sudah cukup mmingkatkan kadar kolestd darah. Namun pada penelitian id penanrbahan kdesterd dalam ransum nampaknya tidak berpenganrh pada kadar

kolesterd darah tikus (Gambar 1).

Tabel 2. Petforma tikus percobaan

Keterangan :

'

NTNT : tanpa terigu tanpa teh, TNT terigu tanpa teh, TTHR terigu

dengan

teh

hijau

TTHF : terigu dengan teh hijau secara bm feeding, TMlR terigu dengan teh wangi dalarn ransum.

[image:3.529.37.481.552.670.2]
(4)

TOTAL KQCESTEROL SERUM I

NTNr TNT TTHR TMF

m

WELOMPOK

I

I

i

I

TRIGUSERIDA SERUM

I

I 0 1

I

NTW TNT TTHR 7lHF T W R I

K e i w m p : Tamle huvf yang sarr#rmermwjuh I i t H t n s k h nyata p0.05, yi 0NT). MKT : tanpaterigvhpteh

TNT : terigu2anpateh, TTHR : h g u dengm teh hijp,

TlWF : h g u dengan teh hijw h e

TIW : t m g dengan teh

w.

-

LDL+VLDL SERUM

I

1

1 6

'

t 4

1

NTNT TNT T F I R TTHF lTM [image:4.536.30.509.55.550.2]

KBOMPOK

Gambar 1. Pwrlgatuh

pmambahan

ekstrak teh -t kadm kolesterd

smm

c h h tikus. . ---

-

HDL SERUM ! !

1 0.8

0.6

$ 0

a

0.4

I

i

-

I

0.2

0

I

NTM TNT n H R T7HF l"h'd?

1

KELOMPOK I I

I

Kadar k o l s g t d total serum untuk d n g

-

msing kdompokbrut-tunrt: 2.16, 2.25, 2.26, 2.53, $an 2.21 mmdn. Kadar triglid& serum berturut-hmrt 7.19, 1,47, 1.54, 0.79, dart f -26 mmdlL Kadar HDL serum W r t - hHEn0.45, 0.69,

0.66,

0.8,

dan0.62mmdlL Sedangkan kadar LDL+ VLDL senrm bertunrt-turn! 1.18, 0.89, 0.9,

1.49, dan 1.02 mVL.

Mengingat kadar kolesterol darah d a m

keadaan

m l (normokdesW) maka edek hipokolestedemik dari perrAwrian ekstrak teh tidak m p a k pada sem, Efek hipokdesterdmik ekstrak teh hijau sangat

narnpak

pada tikus hiperkdestdmik (Chan el al., 1999).

M a w cfen Kumneww

(2000)

mengemukakan bahwa tikus (SD) kureng

&tif

temadap perlakuan ransum tinggi kdatd dibandngkan dengan kelinci. Hal

ssnada

diungkapkan oleh Mayes (1995)

yang

menyatakan bahwa

tikus

t e m k

hewan

yang reisten terhadap pmberian

det

Itolesterol.

M a i n itu tdwh sehmmya mempunyai

mekanisme haneostasis untuk mempertahankan kadar k d e s t d tetap m lmeskipun

asupan

kolested dati
(5)

Haail PbnsZi+trrn .kmatTeknot dan I d u s & d Rangarn, Vol. Xm, m.1

Th.

2-

jumlah kolesterol dari diet tingggi tubuh secara otomatis akan rnenurunkan efisiensi penyerapan dan sintesis

serta

[image:5.538.74.477.220.471.2]

meningkatkan e k M kdesterd misalnya melalui mekanisme perubahan kdesterd menjad asam empedu.

Gambar 2 memperlihatkan bahwa pembenan ektrak teh hijau dan teh wangi dalam ransum secara nyata marnpu rnenurunkan kadar k d e s t d hati. Sedangkan pemberian teh hijau dengan

cara force

heding sedkit lebih rendah dibandingkan dengan kontrd, meskipun tidak

beb& nyata (P>0.05). Kadar kolesterd total hmogenat hati untuk masingmasing kelompdc berturut-turut 13.89, 19.65, 9.63, 15.62, dan 10.69 pmdg.

lebih banyak karena pengaruhnya temadap absorpsi lemak, kdesterd

dan

reabsorpsi asarn empedu.Pada penelitian tersebut pengaruh hiMdesterolemik dari ekstrak teh hijau juga lebih nampak terjad pada hati dbandingkan ddam serum.

Kadar Malonaldehii

(MDA)

S

m

dan Homogenat

Hati

Nilai TEARS pada serum darah untuk masing- masing kelompok

pada

penelitian ini berturut-turut adalah

KOLESTEROL TOTAL HATI

NTNT TNT TTHR TTHF

KELOMPOK I

1 I

Keterangan : Tanda huruf yang sama menunjukkan Cdak berbeda nyata (P>0.05, uji BNT). NTNT tanpa tengu tanp teh,

TNT tengu tanpa teh,

l l H R terigu dengan teh hijau dalarn ransum,

TTHF terigu dengan teh hijau secara bne feeding, TTWR terigu dengan teh wangi dalarn ransum

Gambar 2. Pengaruh perlakuan ekstrak teh pada total kolesterol homogenat hati..

Perbedaan pengaruh ekstrak teh terhadap kadar kolesterol serum dan homogenat hati belurn diketahui penyebabnya. Eeberapa peneliti sebelurnnya rnenduga bahwa sifat hipokolest-ik dari katekin teh berkaitan

erat

dengan pengaruhnya temadap enzirn 3-hidroxy-3-

methyl glutaryl Coenzim A Reductase (HMG-CoA-R)

sebuah d m kunci dalam sintesis kolestd di hati, dm Acyl CoA : Cholesterol Acyl Transfmse (ACAT) yang berperan penting dalam esterifikasi cholesteryi usus sebdum kolesterd diabsorpsi dan diangkut dalam kilomikron.

Namun, Chan et al., (1999) dalarn penelitiannya menggunakan hamster ( M e ~ ~ c e t v s auratvs) yang diberi perlakuan ekstrak teh hijau, membuktikan bahwa aMtas hipokdesterdemik ekstrak teh bukan dsebabkan deh terhambatnya sintesis kolestd atau

asam

lernak, tetapi

sebagai berikut: 0.99, 1.12, 0.54, 0.68 dan 1.42 pnol MDAlL serum. Sedangkan nilai TBARS homogenat hati berturut-turut 19.74, 15.49, 10.31, 7.19, dan 16.33 nmd MDNg

hati.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok tikus yang mendapat perlakuan ekstrak teh hijau (TTHR dan TTHF) mempunyai kadar malonaldehid yang lebih rendah dalam serum maupun dalam homogenat hati dibandingkan dengan kelompok tikus kontrd (TNT) dan kelompok tikus yang diberikan perlakuan teh wangi

(6)

TBARS SERUM

+ O

NTNT TNT TTH R TTHF TTWR

KELOM POK

Ketemgm

.

Tsnde huruf yang m a menunjuk tiddc berbeda nyata (P>0.01, uji BNT) NTNT tanpa terigu tanpa teh,

TNT

tew

tanpa teh,

TTHR tengu dengan teh hijau dalm ransun, TTHF

tengu

dengan teh hijau secara force feeding, [image:6.532.39.449.60.539.2]

TMlR tengu dangan teh wangi dalm ransum.

Gambar 3. Penga~h perrkerian ekstrak teh hijau dan teh wangi terhadap kadar TBARS serwn

--. - - - -- -. . - - . -- - - - - - -- - --

TBARS HOMOGENAT HATI

NTNT TNT l T H R T M F KELOMPOK

Keterangan : Tmda huuf yang m a menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05, Uji BNT). NTNT tanpa tengu $npa teh,

TNT

tengu

tanpa teh,

MR

tengu

dengan teh hijau ddam ransun, TTHF tengu dengan teh hijau secaa force W i n g ,

TTWR terigu dengan teh wangi dalam ransum

Gambar 4. Pengaruh pernberian ekstrak teh hijau dan teh wangi terhadap kadar TBARS homogenat hati Ckus.

Kemungkinan yang berperan &lam aktivitas antioksidatif dalam penelitian ini adalah komponen flavonoid cialam eksb-ak teh, terutarna gdongan katekin (Zhang et al., 1997; Zhu et al., 2000) maupun metabolitnya

(Yoshim, et al., 1999). Menurut Yoshim, et d., (1999), produk metabdit EGCG dalarn saluran usus dan plasma darah yaitu P I (theasinensin A), P2

dan

P3 (theasinensin

D) memperlihatkan aktivitas antioksidan yang kuat. Aktivitas scavenger temadap

d k a l

oksigen dan sifat

mengkelat ion besi dari k wsenyawa tersebut lebih Cnggi dibanding EGCG sendri.

(7)

Mekanisme pengharnbatan oksidasi deh katekin teh kemungkinan adalah sebagai berikut: 1) katekin

teh

mungkin berfungsi sebagai antioksidan primer

dengan

mendonorlcan

atom hidrogennya sehingga pembentukan radikal bebas dapat direduksi (Zhang et al., 1997); 2)

rnenjaga

dan rneregenerasi a-tokoferd dan atau antioksidan lainnya (Zhu et el., 2000); 3) sebagai kelator ion logam yang menginisiasi tebntuknya raclikal bebas (Zhang et al., 1997).

Selain katekin

teh

(Zhu et al., 1999), myricetin dan quercetin (golongan flaw>nd) &am

teh

juga mempunyai kemarnpuan menjaga dan meregenerasi a-tokoferol (Zhu et al., 2000). Seperti diketahui a-tokoferd adalah antioksidan utama yang melindungi D L dari oksidasi (Dutta-Roy et al., 1999;). lnteraksi antara flavonoid

teh

dengan a-tokoferd ini akan meningkatkan kapasitas antioksidatif. Menurut Chen dan Tappel (1996) gabungan antara antioksidan larut air dan larut lemak akan lebih

efektif dibandingkan antioksidan tunggal, karena gabungan kedua antioksidan tersebut akan mampu menangkal

radikal

bebas dalam fase cairan dan fase lemak sekaligus.

KESIMPULAN

DAN SARAN

Kesimpulan

Ekstrak teh hijau yang ditambahkan &am ransum tikus sebanyak 10 $kg ransum mampu menufunkan kadar malonaldehid (MDA) dalam

serum

clarah

dan

homogenat

hati secara nyata, sedangkan kelompdc tikus yang dibai ekstrak teh wangi ddam jumlah yang sama tidak rnernberikan pengaruh yang

be-

dengan

kelompok

kontrd. Selain itu kedua ekstrak teh tersebut rnarnpu rnenurunkan kadar kdesterol homogenat hati, tidak W r u h pada kadar kdesterol serum darah tikw.

Perrberian ekstrak teh hijau dengan cara fcKce

feeding marnpu menufunkan kadar MDA serum darah dan homogenat haf. Hasil ini sama dengan pembecian ekstrak teh hijau pada tikus dengan cam ditambahkan &lam ransum.

Saran

Untuk menguji efek hipokdeterdemic esktrak teh,, mungkin tikus dbuat hiperkokted dulu dengan diet lemak jenuh atau menggunakan zat tiocerasil. Banr kernudian

dbei det yang

menganudng ekstrak teh.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada PT lnddood Sukses Makmur yang mendanai penelitian ini

melalui Bogasari N u g d 2000. Semoga kerjasama yang

baik ini bedanjut pada wakbwaktu yang akan datang.

DAfTAR PUSTAKA

Baraw, F. 1993. Tentang Kolestd, Upaya Menuju Jantung Sehat. Data Jantung Indonesia. Jakarta. Bambang,

U,

T. Suhartika, Supria d m S. Tanjung.

1396. Katekin Pucuk Teh dan P

-Selama Pengdahan. Laporan Hasil Penelitian. Proyek Penelitian dan Pengembangan Teknik Produksi dan Pasca Panen Teh dan Kina 199511996.

Chan, P.T., Fong, W.P., Chwng, Y.L., Huang, Y., Ho, W.K.K. and Chen, Z-Y. 1998. Jasmine Green Tea Epicatechins Are H w p i h i c in Hamsters ( M e ~ ~ c e f u s eurafus) Fed a High Fat Diet J. Nutr. 129,1094-1101.

Chen, H. and Tappel, A L 1996. Protection of Multiple Antioxidants against Heme Protein Oxidation and

Lipid Peroxidation Induced by CBrC13 in Liver, Lung, Kidney, Heart, and Spleen. J. Agric. Food Chem. 44,854858.

Dutta-Roy, AK., Gordon, M.J., Campbell, F.M., Duthie, G.G., and Jamar, W.P.T. 1994. Wtmin E Requirements, transport, and Metabolism : Rde of

a-Tocopherol-Bincfing Proteins. J. Nutr. Biochem. 5,562-!70. J. NW. Dochem.

Frankel,

E.N.

1998. Lipid Oxidation. The Oily

Press,

Dundee.

Halliwel, 6. and Chiria, S. 1993. Lipid Peroxidations : Its Mecanism, M e a s u m t , and Significance. Am. J .Clin. Nutr. 57,715S725S.

Honda, M. and Hara, Y. 1993 Inhiition of Rat Small Intestinal Sucrase and a-Glucosidaw Activities by Tea Polyphends. Biosci. Biotech. Biochem.

57,

123-124.

Juhel, C., Armand, M., Pafumi, Y., Rosier, C., Vandennander, J., and lairon, D. 2000. Green

Tea Extract (AR 25) Inhibits Lipolysis of Triglycerides in Gastric and Duodenal Medum in W tro. J.Nutr. Biochem. 1 1,4551.

(8)

Hcuit

m E t C l a n .hunal.TeknoL &n Indrutrl mawan, Vol.

m,

1Vo.l

Th.

1OO1

W u W , N, Ithigrki, F., WTgrki, A, Iwwhlnq H., and Hara, Y. 1993. Reduction of Blood Glucose

Levels by Tea C a W n . Bioschi. Biotech. Biochem. 57,525527.

ma yea^, P A 1995. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid.

Dalam R.K Murray, D.K. Granner, P.A. Mayes, dan

V.W. Roclwell (eds.) Bio Kimia Harper. Edisi terjemahan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Osada, K., Kodama, T., Yamda, K, Ndcamura, S., and

Sugano,

M. 1998. Dietary Oxidized Cholesterol Modulates Cholesterd Metabolism and Linoleic Acid Desaturation in Rats Fed High-Cholesterd Diets. Lids. 33,757-764.

Sayama, K, Ozeki, K, Taguchi, M., and Oguni, 1. 1996. Effect of Green Tea

and

Tea Catschins on the

Developmerrt of Marnary Gland Bioschi. Biotech.

Biochem. 60,169-170.

Sumanih,

L,

Manono, Y.,

dan

H#MI, P. 1998. Konttibusi Oleat, p-Karoten dan a-Tokderol Bekatul Pad Varietas Barlean (Beras Merah)

Temadap Siiat Hipokdesterdemiknya pada Tikus W~star. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan dan

Gi,

15 Desember 1998. Yogyakarta. Yoshino, K, Suzuki, M., Sasaki, K, Miyase, T., and

Sano,

M.

1999. Formation of Antioxidants from (-)-

Epigallocatechin Gallate in Mld Alkaline Fluids,

such

as

Auttwntic Intestinal Juice and Mouse Plsma. J. Nutr. B i i . 10,223-229

Zhang, A, Chan, P.T., Luk, Y.S., Ho, W.KK, and Chen, Z.Y. 1997. Inhibitory Effect of Jasmine Green Tea Epicatechin Isomers on LDL-Oxidation. Nut. Biochem. 8,334-340.

Zhu, Q.Y., Zhang, A, Tsang, D., Huang, Y., and Chen, ZY. 1997. Stability of Green Tea Catechins. J. Agric. Food Chem. 45,46244628.

Gambar

Tabel 1. Komposisi Ransum perlakuan tikus
Tabel 2. Petforma tikus percobaan
Gambar 1. Pwrlgatuh pmambahan ekstrak teh t-
Gambar 2 pemberian teh hijau dengan rendah dibandingkan dengan marnpu rnenurunkan kadar kdestd hati
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan efek jangka panjang yang dimaninkan oleh brand experience dalam asosiasi makna pada memori konsumen sehingga berkaitan dengan keberhasilan city

(3) Tema dan nilai-nilai keagamaan dalam syair tadut relevan dengan bahan ajar bahasa Indonesia di SMP khusunya pada pembelajaran sastra KD tentang puisi rakyat.

Untuk mengetahui daya pemakaian sendiri (auxilary power) pada nett palnt heat rate digunakan metode heat balance yaitu data yang menjadi dasar analisa diambil dengan cara

bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tentang anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2004 telah disetuj ui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota

In particular, it is possible to query the system with different levels of complexity, starting from the simple display of the original maps, until the

Hasil : Dari penelitian ini diperoleh hasil seperti berikut yaitu secara keseluruhan tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun

hubungan positif yang signifikan antara durasi mengakses situs porno dan perilaku seksual,. jadi

Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengimplementasikan algoritma k-nearest neighbor classifier dan naïve bayes classifier untuk menghasilkan klasifikasi beasiswa