• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Harga Gadai Dalam Perspektif Empat Mazhab (Analisa Perbandingan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Harga Gadai Dalam Perspektif Empat Mazhab (Analisa Perbandingan)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN I-IARTA GADAI

DALAM PERSPEI<.:TIF EMP AT MAZI-IAB

(Analisa Perbanclingan)

ZLZM⦅|A・セᄋゥョL@

''·" --,...,.,,--· ᄋᄋMセ@ ...

,,_

... ..,..,.._,_ .:

d;1rl ,

Tgl. ; NヲヲGBHセBGゥIBGサGZBGGijzjtij@ .... Oleh : No. lndult :

ZセヲヲHAZGNヲGNZZZセZAZZセZZZYZ[サアWZ@

kiasH!ka!'i ; ... .

Wahyudin ...

-102043124935

JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH

FAI<.:ULTAS SYARI'AH DAN HUli<.:UM

UIN SY ARIF HIDAY A TULLAH

JAI<.:ARTA

(2)

PEMANFAATAN IfAR.TA GADAI

DALAM PERSPEI<TIF EMP AT lVIAZHAB

(Analisa Perbandingan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam

Oleh:

Wahyudi!!

102043124935

Dibawah Bimbingan :

Drs. H. Hamid Farihi, MA

Nip. 195811191986031001

JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH

FAI<ULTAS SYARI'AI:I DAN IIUl(UM

UIN SY ARIF fIIDA YA TULLAR

JAI<ARTA

(3)

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

ripsi be1judul,PEMANFAATAN HARTA GADAI DALAM PERSPEKTIF EMPAT ADZHAB (Analisa Perbandingan) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas ariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada !Jori

iin. Tanggal 07 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

mperoleh gelar Saijana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Perbandingan Madzhab tih dan I-Iukum (PMI-I).

Jakarta, 07 Desember 2009

セitia@ UJIAN

(etua : Dr.I-I. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag NIP. 197112121995031001

lekretaris : Dr. H, Muhamm;Jd Taufiki, M.Ag_ NIP. 196511191998031002

'embimbing I : Drs. H.Hamid Farihi, MA NIP. 195811191986031001 'embimbing II : Dr. H, Muhammad Taufiki, M.Ag

NIP. 196511191998031002 enguji I : Prof. Dr. I-I. J-lasanuddin AF, MA

NIP. 150050917 enguji II : Dra. Maskufa, M.Ag

NIP. 196807031994032002

/

(. .. " " " "

.'j)/( ... )

j

(

...

セNI@

セ@

セ@

セイセセᄋ@

(4)

ngan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk rnemenuhi salah salll persyaratan mempero!eh gelar strata satu (SI) di Universitas lsi.arn Negeri (UIN) Syarif Hidayatul!ah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesum dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (U!N) Syarif Hidnyatullah Jakartr..

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau rnerupakan basil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di lJniversitas Islam Negeri (lJIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Desember 2009

(5)

KATA PENGANTAR

セjゥイスゥセオャセ@

Segala puja dan puji syukur senantiasa hamba haturkan kehaclirat Allah SWT, yang telah a1emberikan nikmat tak terkira, berupa iman dan Islam, serta memberikan kemudahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tanpa kasih dan sayang-Mu ya Rabbi tentulah penulis akan mengalami kesulitan clan kemandegan 」ャ。ャ。ョセN@

menyelesaikan skripsi ini. Kaulah makna cinta sejati, yang telah memberi seccrcah motivasi, hingga terselesaikannya buah karya berupa skripsi.

Shaiawat dan salam pula tak lupa, selalu •erkirim doa, teruntuk manusia sempurna yang berhasil merubah dunia clan menjadi rahmat bagi almn semesta, menaikkan derajat kaum wanita, menjunjung tinggi azas Jogilrn, merubah kebiasaan tercela menjadi mulia dengan cinta yang bcrani mengorbankan nyawa demi tauhicl Yang Esa. Karena beliaulah Islam menjadi sebuah agama, karena beliaulah pembela HAM pertama, karena beliualah revolusioner sejati yakni Nabi Muhammad saw, Rasul ullah penutup anbia.

(6)

skripsi ini adalah buah persernbahan dari anakmu tercinta. "fbu ... Cinlam11

adalah catatan sejarah hidupku", tanpa pengorbanan dun kesabaran kalian,

manalah mungkin skripsi ini terselesaikan. Maafkan anakmu [bu, maafkan anakrnu Ayah. Belaian kasihmu, kan kuabadikan sarnpai akhir hidupkl;. Juga adik-adikku tersayang : Dewi Listia Wardani, Syarifah Fauziah, Muhammad Ma'sum, lndah Khairun Nisa, Luthfia Ningsih clan Muhammad fhsan Al .. Farizi (Ezi) yang selalu mendoakanku dalam penulisan skripsi ini. "Semoga

Allah me/indungi dan menyayangi kalian semua ".

Penulis mengucapkan terima kasih kepada sernuanya yang telah membantu. clan semoga Allah SWT rnemberikan balasan yang berlipo.t. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya sekalipun masih terdapat kekurnngan clan perbaikan. karena "Tak ada manusia yang sempurna ".

Bogor, Januari 2009

」M]セvZNML@

(7)

DAFTAR !SI

KATA PENGANTAR ... .

DAFTARISI ... IV

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masai ah ... . B. Pembatasan clan Perurnusan Masalah... 9 C. Tujuan clan Manfaat Penulisan... I 0 D. Review (Kajian Terdahulu)... ... . 11 E. Metode Penelitian... I J F. Sisternatika Penulisan ... 13

BAB II SEJARAI-1 PERKEMBANGAN MAZHAB

A. Latar Belakang Tirnbulnya Mazhab .... ... ... .... .... ... ... J 5 B. Pengertian rnazhab ... ... ... ... ... ... .... 23 C. Macam-macam Mazhab ... ... ... ... ... ... .. . .. . ... ... 24

BAB III TINJAUAN UMUM TENT ANG GADAI

A. Definisi Gadai ... . 28 B. Lanclasan 1-Iukum Gadai ... .. 30 C. Rukun Gaclai ... .

(8)

BABY

A. Pemanfaatan Barga Oadai Yang Dilakukan Oleh Rahin ... 41

I. Pendapat 1-lanafiyah... ... .. ... .... ... .... . . 41

2. Pendapal Malikiyah... 42

3. Pendapat Syafi'iyah... 42

4. Pendapat Hanabilah... 4 3 B. Pemanfaatan Hatta Oadai Yang Dilakukan oleh Murtahin.. 44

I. Pendapat 1-lanafiyah... 44

2. Pendapat Malikiyah... 4 5 3. Pendapat Syafi'iyah... 46

4. Pendapat Hanabilah... 46

C. Dali]- dalil Pendapat... ... 49

D. Munaqasah Adillah... 5 l PENUTUP A. Kesimpulan .. .. . .. .. .. .. .. .. . . .. .. .... . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. . . .. . .. .. .. .. .. .. . 5 9

B.

Saran-saran... 62
(9)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu keyakinan yang mesti menjadi pegangan umat Islam ialah bahwa ajaran Islam yang termuat clidalam al-Qur'an dan al-Sunah merupakan petunjuk Allah yang harus menjadi pecloman bagi seluruh umat manusia demi keselamatan hidupnya clidunia clan akhirat Berbecla hal nya dengan ajaran-ajaran yang pernah diturunkan Allah sebelumnya, ajaran Islam tic!ak hanya berlaku untuk suatu kelompok masyarakat tertentu clan terbatas pada suatu masa tertentu. Ajaran Islam sejak cliturunkan telah clitetapkan sebagai pegangan bagi semua kelompok umat manusia pada berbagai tempat clan waktu sampai pada akhir masa.

(10)

I. Peraturan yang berhubungan dengan kepercayaan (l'tikad).

Dal am hal ini Islam telah menetapkan clasar-dasar kepercayaan kepacla Allah, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, malailrntNya, hari akhir clan takclir. Semua cliatur dalam suatu ilmu pengetahuan khusus yang dinamakan Ilmu Tauhid.1

Menurut Syekh M. Abduh, Ilmu Tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada pacla Nya, sifat-sifat yang boleh mla pacla Nya, sifat-sifat yang ticlak mungkin ada pada Nya; membicarakan tentang rasul-rasul, untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepacla mereka, clan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mernka.2

Semua dasar pembahasan dan pernbuktian dalmn bidang ini aclalah berdasarkan wahyu, apakah wahyu yang berbentuk al-Qur'an atau sunah Rasul. Kemudian ditunjang oleh rasio. Ilmu Tauhid adalah ilmu yang pasti karena itu pembuktian untuk mencapainya harus pasti juga ymtu wahyu. Akal manusia selalu berbeda yang tidak membawa kepada suatu kepastian, kepastian yang mutlak hanya

1

f-Iuzai1nah ·r. Yanggo dan Hatiz Anshary AZ, Problen1atiko /-!11k111n Jslan1 Konteo1porer,

(Jakarta: Pustaka Firdaus, I 994), Cet. Ke-I, h. I 79

2 A. 1-fanafi, Pengantar Theology !sla111, (.Jakarla: PT. Al-f-lusna Zikrn, 200 I), Cet. I<e-7, h.

(11)

3

dari wahyu. Wahyu memberikan kebenaran, sedang aka! hanya alat untuk mencan kebenaran, seclang hasil penemuan aka! belmn tentu benar.3

Demikianlah keyakinan didalam Islam bukan semata hanya berdasarkan dogma yang mesti clitelan bulat-bulat, tetapi juga 111anusia disuruh clan di dorong agar berfikir clan memikirkan segala sesuatu untuk mernperkokoh clan memperkum keyakinan terhaclap apa yang telah ditelapkan agama yang barns clipercayai.

2. Peraturan yang berhubungan dengan Akhlak

Dalam bidang ini para u!ama telah menyusun suatu ilmu pengetahuan tersencliri yang clinamakan Ilmu Tasawuf yang isinya 111endorong manusia agar menghinc!ari diri clari sega!a pemikiran-pernikiran clan sifat-sifat yang buruk clan keji., clan clisamping itu mengajak clan menclorong manusia agar bersifat clan berakhlak yang baik. Dasar ilmu tasawuf ini juga adalah berclasarkan ajaran al-Qur'an dan sunah.4

Dalam kaitan ini terclapat tiga suc!ut panclang yang cligunakan para ahli untuk menclefinisikan tasawuf. Pertama, suclut panc!ang manusia sebagai makhluk terbatas;

3

H.M. Asywadie Syukur, Perbandingan i\!adzhab, (Surabaya: PT. Bina llmu, 1994), C\,t.1,

h.3.

(12)

kedua, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus be1juang; clan ketiga

sudut pandang manusia sebagai makhluk ber-Tuhan. 5

Jika clilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhlt:k yang terbarns, maka

tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan

pengaruh kehidupan clunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah.

Selanjutnya jika sudut panclang yang cligunakan adalah panclangan bahwa manusia

sebagai makhluk yang harus be1juang, maka tasawuf dapat clidefinisikan sebagai

upaya memperinclah cliri dengan akhlak yang bersumber pada ajaran aga111a dalam

rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan jika sudut panclang yang digunakan

adalah manusia sebagai makhluk ber-Tuhan, maka tasmvuf dapat diclefinisikan

sebagai kesadaran fitrah (perasaan percaya kepacla Tuhan) yang dapat mengarahkan

jiwa agar selalu tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang clapat 111enghubungkan

manusia dengan Tuhan.

Jika ketiga clefinisi tasawuf tersebut satu dan yang lainnya clihubungkan,

maka segera nampak bahwa tasawuf pacla intinya adalah upaya mclatih jiwa clengan

berbagai kegiatan yang clapat membebaskan cliri manusia clari pengaruh kchidupan

(13)

5

duniawi, selalu dekat dengan Allah, sehingga jiwanya bersib clan memancarkan

akhlak yang mulia.6

Akhlak mulia atau bucli luhur aclalah merupakan pokok ajaran islam. Karena

itu Rasu!ullah mengaitkan missinya clengan pernbinaan akhlak mulia. Karena itu budi

luhur tumbuh ketundukan dan kepatuhan terhadap hukum-hukum yang mengatur

hubungan manusia clengan Tuhannya, antara manusia dengan sesamanya. Budi luhur

inilah yang QQQ・Qセェ。」ャゥ@ clasar penilaian Allah terhaclap seseorang, budi lubur ini pula

yang menentukan kelestarian umat manusia. 7

3. Peraturan yang berhubungan clengan I-lukum

Dalam bidang ini para ulama telah menghimpunkannya clidalam suatu ilmu

pengetahuan tersendiri yang mereka namakan ilmu fikih.

Kata fiqih dalam pengertian bahasa ialah "al-fahrnu" yaitu faham,

pengetahuan atau pengertian.8 Adapun yang dimaksud dengan likih menurut istilah

syara' ia!ah pengetahuan tentang hukum-hukum syari 'at Islam mengenai pcrbuatan

manusia yang diambil dari dalil-dalil secara detail. .Alau koclifikasi hukum-hukum

6

Ibid., h. 240.

7

Asywadie, Perbandingan Madzhab, h.4

(14)

syari'at Islam tentang perbuatan manusia yang diambil berdasarkan dalil-dalil secara detai!.9

Dari pengertian diatas jelaslah fikih itu merupakan ilmu pengetahuan hukum yang hanya mencakup perbuatan-perbuatan yang amali saja, clan pengetahuan hukum bersumber dari ijtihad.

Ilnrn fikih ini dibagi menjadi dua kategori besar:

lbadah ialah kumpulan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Bidang ibadah ini hanya meliputi J\!fuqodimatul lbadah seperti pembahasan mengenai jenis-jenis air, najis, mandi, wudlm. clan tayamum dan

Maqashidul lbadah yang meliputi sembahyang, puasa, zakat clan lu\ji.

Mu'amalah ialah kumpulan peraturan yang mengatur hubungan manusia sesamanya. Bidang ini sangat luas, karena me1,cakup semua aspek pergaulan hidup manusia dengan sesama, baik dalam bidang lingkungan, kebendaan, keluarga, masyarakat clan negara. 10

Obyek muamalah clalam Islam mempunyai bidang yang amat luas sehingga al-Qur'an dan al-Sunah secara mayoritas lebih banyak membicarakan persoalan

9 Abdul Wahab Khallaf,

//11111 Ush11!11/ Fiqh. dite1je111ahkan oleh Mnsdar Helmy, (Bandung:

Gema Risalah Press, 1997), Cet. Ke-2, h. 21.

(15)

7

muamalah dalam bentuk yang global dan umum saja. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memberikan peluang bagi manusia untuk melakukan inovasi terhadap berbagai bentuk nrnamalah yang mereka butuhkan dalam kehidupan mereka, dengan syarat bahwa bentuk muamalah hasil inovasi ini tidak keluar dari prinsip-prinsip yang telah ditentukan oleh Islam.

Disadari bahwa manusia sebagai subyek hukum tidak mungkin hidup di alam ini sendiri saja, tanpa berhubungan sama sekali dengan manusia lainnya. Eksistensi manusia sebagai makhluk sosial sudah merupakan fitrah yang ditetapkan Allah bagi mereka. Suatu hal yang paling mendasar dalam memenuhi kebutuhan seorang nwnusia adalah adanya interaksi sosial dengan manusia lain. Dalam kaitan dengan ini, Islam clatang dengan dasar-clasar dan prinsip-prins1p yang mengatur secara baik persoalan-persoalan muamalah yang akan clilalui oleh scliap manusia dalam kehiclupan sosial mereka.

Perkembangan jenis dan bentuk muamalah yang dilaksanakan oleh manusir: sejak clahu!u sampai sekarang sejalan clengan perkembangan kebutuhan dar. pengetahuan manusia itu sendiri. Atas dasar itu, dijumpai dalam berbagai suku bangsa dan bentuk muamalah yang beragam, yang esensinya aclalah saling melakukan interaksi sosial dalam upaya memenuhi kebutuhan masing-masing.11

11 Nasn111 1-laroen,

(16)

Sehubungan dengan itu salah satu persoala11 muamalah yang diatur oleh ajaran islam yaitu gadai (rahn). Secara realitas ternyata tidal; sclamanya orang bisa memenuhi clan menyelesaikan kebutuhannya tepat pacla waktunya. Misalnya saja seorang yang pacla suatu ketika tidak mempunyai uang padahal dia berada ditengah masyarakat yang tidak mengenal clan mempercayainya atau seorang yang sedang kehabisan bekal ditengah pe1:jalanan, sehingga proses interaksi jual beli dan pinjam meminjam dengan cara bai' al-amanah (jual beli dengan cara saling mempercayai) ticlak clapat clilaksanakan. Pada kemungkinan seperti ini, maka pelaksanaa gadai sangat dimungkinkan.

Persoalan gadai di Indonesia ini adalah suatu ha! yang sudnh berlangsung biasa dan sifatnya umum. Disamping adanya pelaksanaan gadai yang tak terorganisir clitengah masyarakat, clitemukan juga lembaga formal gaclai yang merata pada setiap claerah di Indonesia ini yang disebut clengan Kantor Pegadaian Negara. Karenanya dapat clipastikan bahwa pelaksanaan gadai itu telah terlaksann dengan baik dalam jumlah yang relative banyak.

(17)

9

dengan cara menyita barang gadai, walau nilainya lebih besar clari hutangnya, bahkan mungkin berlipat-lipat. Perbuatan semacam ini, sangat jelas merupakan perbuatan Jahiliyah clan perbuatan zhalirn yang harus dihilangkan. Sernoga kita terhindar dari perbuatan ini.

Hal-hal yang berkaitan dengan gadai, diantaranya ialah pemanfaatan barang gadaian. Para ulama fiqh sepakat rnengatakan bahwa segala biaya yang dibutuhkan untuk perneliharaan barang-barang jaminan itu menjadi tanggung jawab pemiliknya .. yaitu orang yang berutang. Hal ini sejalan degan sabda Rasulullah yang rncngatakan:

Artinya: ... Pemilik barang jaminan berhak atas segala basil lx1rang jaminan clan i<'. juga bertanggung jawab atas segala biaya barang jaminan itu. (HR. asy-Syali'i dai« ad-Daruquthni).

Para ulama fiqh juga sepakat mengatakan bahwa barnng yang clijadikan barangjaminan itu ticlak boleh dibiarkan begitu saja, tanpa rnenghasilkan sama sekali. karena tinclakan itu termasuk tindakan menyia-nyiakan harta yang dilarang Rasulullah. Akan tetapi, bolehkah pihak pemegang barang jarninan memanfoatkan barang jaminan itu; sekalipun menclapat izin clari pemilik barang jaminan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

(18)

perspektif empat Imam Mazhab. Adapun rumusan masalah yang akan c!ikaji adalah sebagai berikut:

I. Apa yang c!imaksuc! c!engan Gac!ai rnenurut empat mazhab?

2. Bagaimana hukum pemanfaatan harta gac!ai menurut empat Mazlrnb sert21 analisanya?

C. Tujuan clan Manfaat Pennlisan

Tt\juan yang ingn dicapai dalam penulisan ini adalah :

1. Mengetahui apa yang dimaksud clengan gaclai menurut empnt rnazhab

2. Mengetahui hukum pernanfaatan harta gaclai yang dilakukan oleh rahin menurut empat mazhab

3. Mengetahui hukum pemanfaatan harta gadai yag dilakukan oleh murtahin menurut empat mazhab

Manfaat penulisan yang dapat cliambil dari skripsi in ada'ah ;

1. Secara Akademis

Dilihat clari akaclemis manfaat penulisan ini aclalah dapat memberikan tambahan keilmuan dalam bic!ang hokum rnuarnalah pada urnurnnya.

(19)

11

Dilihat dari segi praktis, penulisan skripsi ini dapat rnemberikan pen.ielasan kepacla masyarakat luas tentang pemanfaatan harta gaclai menurut empat mazhab

D. Review (kajian terdahulu)

Sejauh penelusuran penulis, pennasalahan dalam hal gadai hanya sebatm; membahas pengertian gadai clan ketentuan-ketentuan menerut Islam secarn Juas dan umum. Ada juga yang membahas tentang pelaksanaan gadai clalam syariat islam secara umum, prospek pengac!aian jika berdasar pada panduan syariat !slam, dan yang banyak sering menjadi bahan permasalahan clan c!iangkat clalam skripsi aclalah analisis pengadaian di perusahaan gadai, kineija pengaclaian menurut Hukum Konvensional c!itinjau c!ari Hukum Islam.

Pembahasan c!alam skripsi ini lebih kepac!a penjelasan clan aturan penggaclaian menurut Imam Maclzhab, clan manfaatnya .Penu!is rnenempatkan kepac!a masalah tersebut.

E. Metode Penulisan

Metode yang cligunakan oleh penulis adalah Deskriptif Analisis yang bcrusaha memberikan pernecahan rnasalah c!engan pengumpulnn clnta-data bernpa penclapat tentang pernanfaatan harta gac!ai rnenurut perspekti fem pat rnazhab.

(20)

I. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research)

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian m1 terdiri clari ch1ta pnmer dan data skunder yaitu:

a. Data Primer yaitu kitab Al-Fiqh 'ala Mazahib al-'Arba'ah, Tuhfat al-Ahwaz Bi Syarh Jami' al-Turmuji

b. Data skuncler yaitu buku-buku pendukung yang berkaitan dengan judul skripsi.

3. Teknik pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data, penulis mempergunkan studi pustaka ,memilih literature clan referensi kepustakaan yang berhubungan dan berkcnaan dengan juclul skripsi ini. Dalam rangka pengumpulan data ini penulis membaca buku-buku, dokumen dan apa saija yang berkaitan dengan permsalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

4. Metode Analisa Data

(21)

13

Adapun teknik penulisan ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syari'ah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta. S,;dang penulisan ayat-ayat al-Qur'an clan terjemabnya berpecloman pada al-Qur'an dan terje111ahnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bah, yang 111asing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Hal ini dimaksud untuk me111per111udah pembahasan dan mudah dipahami. Oleh karena itu penulis mengklasifikasikan permasalahan clengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB!

BAB II

Pendahuluan yang meliputi Jatar belakang, pembatasan clan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,Review kajian terdahulu, mctode penulisan, clan sistematika penulisan

Sejarah Perkembangan Mazhab meliputi latar belakang timbulnya mazhab, pengertian mazhab dan macam-rnacarn rnazhab.

BAB Ill Pernbahasan rnengenai tinjauan unrnrn tentang gadai, rnencakup definisi gaclai, lanclasan hukum gadai, rukun clan syarat gadai.

(22)

BAB V

aclillah

(23)

BAB II

SEJARAH PERKEMBANGAN MAZHAB

A .. Latar Belakang Timbnlnya Mazhab

Munculnya mazhab - mazhab menunjukkan betapa majunya perkembangan hukum Islam. Hal ini terutama disebabkan adanya tiga foktor yang sangat menentukan bagi perkembangan hukt1111 islam sesudah wafat nyn Rasulullah SAW . yaitu :

I. Semakin luasnya daerah kekuasaan islam, mencakup wilayah - wilayah di semenanjung Arab, Irak, Mesir, Syam, Parsi clan lain -lain .

2. Pergaulan kaum muslimin clengan bangsa yang di taklukannya. Mereka terpengaruh oleh budaya, aclat istiaclat serta traclisi bangsa tcrsebut .

3. Akibat jauhnya negara-Negara yang clitaklukkan itu clengan ibu kota khilafah (pemerintahan) islam, membuat para gubernur, para hakim clan para ulama harus melakukan ijtihacl guna memberikan jawaban terhadap problem clan masalah-masalah barn yang clihadapi .

Di Irak misalnya para ulama berhaclapan Jangsung dengan kebudayaan Parsi, di Syam dengan adat - istiadat clan hukum Romawi, sedangkan di Mesir clengan mlat-istiadat campuran antara Mesir kuno dengan Romawi. Kept1tusan - keputusan para hakim clan fatwa yang di keluarkan para Imam Mujtahid, semuanya itu menambah perbendaharaan kekayaan Islam clalam bidang hukum. Peristiwa itu mendorong para

(24)

ulama umumnya dan terutama Imam mujtahid sating melakukan kunjungan ilmiyah sesuai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, seperti adanya kunjungan Imam Syafi'I ke Madinah, Irak, Mesir, dan seterusnya. Dari banyaknya kunjungan ilmiyah tersebut, maka semakin mudah tercapainya pemahaman serta satu sarna lain semakin mendekati dan mempermudah tercapainya kompromi (kesepakatan) lerhadap beberapa masalah. Kondisi demikian merupakan suatu kese111patan bagi para ulama untuk saling menyempurnakan kekurangan pandangan masing-masing. 11

Pada masa Tabi'-tabi'in yang dimulai pada awal abad kedua Hijriyah, keduclukan ijtihad sebagai istinbath hukum semakin bertambah kokoh dan meluas, sesudah masa itu muncullah mazhab-mazhab dalam biclang hukum islam, baik dari golongan ah! al-Hadis maupun ahl al-Ra'yi.

Ahl al-Haclis

Ahl al-hadis ini mula rnula berkernbang di daerah Hijaz, yang mana daerah ini sebagai tempat berkumpulnya para sahabat dan kota Maclinah yang terletak di dacrah ini juga merupakan pusat kebudayaan Islam dan pusat pemerintahan islam semenjak masa Rasulullah sampai masa Usman bin Affan. Di rnasa tabi'in yang rnenganut ahl al-I-Jadis ini ialah Imam Malik di Maclinah, Imam Syafi'I di Mesir, Imam Ahmad bin Hanbal di Baghdad dan Daud Zahiri.

Adapun metode pengambilan hukum clari ah! al-I-ladis ini secara umurn mereka mencari dahulu dalam al-Qur'an dan Sunnah. Dari kedua sumber ini mereka

11 !bid,

(25)

l 7

berpegang kepada lahirnya saja, tanpa membahas dan menc:ari apa yang ada di belakang ayat atau hadis tersebut. Bila dalam kedua sumber tersebut tidak didapat barulah mereka mempergunakan pendapat mereka sencliri (berijtihad) ini pun sangat terbatas clan hati-hati. 12

Ahl al-Ra'yi

Kalau kota Madinah (Hijaz) yang kaya dengan hadis-hadisnya sebagai tumbuh clan berkembangnya haclis, rnaka clengan sendirinya kolu Kufah ( lrnk) yang jauh clari pusat pemerintahan clan sangat jarang didapat hadis .. hadis adalah scbagai tempat tumbuhnya ah! al-Ra'yi ini. Hasan Basri (21 H-110 H) scbagai salah seorang ahli lrnkum yang hid up didaerah itu yang meletakan batu pertarna ah! al-Ra 'yi clan seterusnya di kembangkan oleh Imam Abu Hanifah.

Irak dimana Imam Abu Hanifah dilahirkan adalah salah satu dacrnh yang penuh dengan pertentangan-pertentangan politik, suatu daerah yang letaknya jauh dari Madinah, malrn tentunya jumlah hadis-hadis yang ada di daerah ini sangat sec!ikit.13

Dikalangan umat Islam ada empat mazlrnb yang paling terkenal, yaitu Mazhab Hanafi ( 80 - 150 H ), Mazhab Maliki ( 93 - 179 H ), Mazhab Syafi' I ( 150 - 204 H ), Mazhab l-Jarnbali ( 164 - 241 H ). Selain ernpat mazhab terscbut, rnasih banyak

12

H.M. Asywadie Syukur, Perbandingan Madzhab, (Surabaya: PT. Bina JI mu, 1994), Cet. I,

h.37

(26)

mazhab lain seperti : Hasan basri, Ats-Tsauri, Daud Azh-zhahiri, lbnu Abi Laila, Al-'Auza'I, Al-Laits, Ibn Hazm. At-Thabari, Syi'ah Imamiyah clan Syi'ah Zaidiyah. 14

Di kalangan Jumhur pacla masa ini muncul tiga belas mnzhab, yang berarti pula telah lahir tiga belas mujtahid. Akan letapi clari jumlah itu ada sembilan imam mazhab yang paling populer clan melembaga di kalangan jurnhur umat islam clan pengikutnya. Pada periocle inilah kelembagaan fiqh, berikut pembukuannya nrnlai dikodifikasi secara baik, sehingga memungkinkan semakin berkembang pesat para pengikutnya yang semakin banyak clan kokoh. Mereka yang dikenal sebagai pcletak ushul clan manhaj (metode) fiqh adalah: 15

1. Imam Abu Sa'icl al-Hasan bin Yasar al-Bashri (wafat 110 H) 2. Imam Abu l-Ianifah al-Nu'man bin Tsaclr bin Zauthy (wafat 150 H)

3. Imam Auza'iy Abu' Amr Abel. Rahman bin Amr bin Muhamnrnd (wafot 157 H) 4. Imam Sufyan bin Sa'id bin Masruq al-Tsaury (wafat 160 H)

5. Imam al-Laits bin Sa'ad (wafat 175 !-I)

6. Imam Malik bin Anas al-Ashbahy (wafat 179 H) 7. Imam Sufyan bin Uyainah (wafat 198 H j

8. Imam Muhammad bin Idris al-Syafi' I (wafat 204 H) 9. Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241 1-I ).

"M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab Fiqh, (Jakarla: PT. Raja Grnfindo Pcrsada, 2000) eel.

Ke-2, h. 2

(27)

19

Selain itu masih banyak lagi mazhab lainnya yang di bina oleh para imam mahzab, seperti imam Daud bin Ali bin al-Ashbahany al-Baghdady (wafat 270 HJ, terkenal sebagai mazhab Zahiry , yang mengambil nisbat kepada redaksional al-Qur'an dan sunnah , juga seperti ishaq bin Rahawaih ( wafat 238 1-l ) dan mazhab luin yang tidak masyhur dan tidak banyak pengikutnya , atau kurang di kenal sebagai mana lazimnya para pengikut mazhab - mazhab masyhur yang sering tampak sebagai muqallidin

Perkembangan mazhab-mazhab itu ticlaklah sama, ada yang rnenclapat sambutan dan memiliki pengikut yang mengembangkan serta meneruskannya, narnun adakalanya suatu mazhab kalah pengaruhnya oleh mazhab-rnazhab lain yang clatang kemuclian, sehingga pengikutnya menjacli surut. Mereka hanya clisebut saj:1 penclapatnya clisela-sela lembarJn kitab-kitab para Imam Mazhab, bahkan acla yaHib hilang sama sekali.

Mazhab yang clapat bertahan clan berkembang terus sampai sekarang serta banyak diikuti oleh umat Islam di seluruh dunia, hanya empat mazhab, yaitu:

(28)

2. Mazhab Maliki, Pendirinya Imam Malik. Nama lengkapnya adalah Malik ibn Ana ibn Abi 'Amar al-Ashbahi. Ia dilahirkan di madinah pada tahun 93 H. Dan beliau wafat pada tahun l 79 H. Ia sempat mernsakan masa pemer!ntahan Umayyah selama 40 tahun clan masa pemerintahan Bani Abbas selnma 46 tahun. 3. Mazhab Syafi'l, pendirinya Imam Syafi'i. Nama lengkapnya adalah Muhammad

ibn Idris ibn al-Abbas ibn Otsman ibn Syafi'I ibn al-Sa'ib ibn 'Ubaid ibn 'Abd Yazid ibn Hasyim ibn 'Abd al-Muthalib ibn 'Abd Manaf. la dilahirkan di Gazza (suatu daerah dekat Palestina) pada tahun 150 1-1, kemudian dibawa ibunay ke Makkah. Ia meninggal di Mesir pacla Tahun 204 H.

4. m。コィ。セ@ Hanbali, penclirinya Imam Ahmad bin Hanbal. Narna lengkapnya adalah Abu 'Abdullah Ahmad ibn Hanbal ibn Hila! ibn Asad al-Syaibani al-Marwazi. Ia dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H. Beliau dikenal dengan imam al-hadits dan memiliki kitab musnad. Dan beliau meninggal pada tahun 170 I-I.16

Perkembangan keempat mazhab ini sangat ditentukan sckali oleh beberapa faktor yang merupakan keistimewaan tertentu bagi keempat mazhab tersebut. Faktor-faktor itu menurut Chudhari Be](, adalah:

1. Pendapat-pendapat mereka dikumpulkan clan dibukukan. Hal ini tidak terjadi pada ulama salaf.

16 Dr. Jaih Mubarok, Sejarah clan Perkembangan H11k11m Islam, ( Bandung: PT· Rcmaja

(29)

21

2. Adanya murid-murid yang berusaha rnenyebarluaskan pendapat mereka, mempertahankan dan membelanya. Mereka dalam organisasi sosial dan pemerintah mempunyai kedudukan yang menjadikan pendapat itu berharga. 3. Adanya kecendrungan jumhur ulama yang menyarankan agar keputusan yang

diputudcan oleh hakim harus berasal dari suatu mazhab, sehingga dalam berpendapat, tidak acla clugaan yang negatif, karna mengikuti hawa nafsu dalam mengadili. Hal ini ticlak akan te1jacli bila tidak ada mazhab yang pendapat-pendapatnya dibukukan.17

Mazhab-nrnzhab tersebut tersebar ke seluruh pelosok negara yang berpenduduk mus] im. Dengan terse barn ya mazhab - mazhab terse but, berarti terse bar pula syari'at Islam ke pelosok clunia yang clapat mempermudah umat Islam untuk melaksanakan sesuai dengan pemahaman yang ada menurut para Imam Madzhab.

Dan mazhab - mazhab yang tidak berkembang (telah musnah) aclalah seperti: I) Abu 'Amr Abel. Rahman al-Auza'iy. Ia Lahir Di Ba'labak tahun 88 H. Al-Auza'I

termasuk tokoh hadits yang tidak menyukai qiyas, orang-orang Syam dan Hakim Syam mengikuti mazhabnya. Kemudian Mazhab al-Auzn'i pindah ke Andalusia bersama orang-orang yang memasukinya dari pengikut Bani Umaiyah , kemudian mazhab ini surut di hadapan mazhab al-Syafi'i di Syam dan clihadapan mazhab Malik di Andalusia pada pertengahan abacl abad ke-3 Hijriyah. pada tahun 157 1-1

(30)

B. Pengertian Mazhab

Menurut bahasa mazhab berasal dari kata Y'-' yang berarti perg1,

be1jalan,berlalu. '-:-"Li.. C '-:-'-"'..\.. atau yang berarti kepercayaan, doktrin, ajaran,

d . 19

pen apat, teon.

Sedangkan menurut istilah " mazhab" ada beberapa rumusan antara lain:

1. Menurut Said Ramadhany al-Buthy mazhab nclalah jalan pikiran

(paham/pendapat) yang ditempuh olehseorang mujtahid dalam menetapkan suatu

lrnkum Islam dari al-Qur'an clan I-Iadits.

2. Menurut K.H.E. Abdurrahman , mazhab dalam istilah Islam berarli pcndapat,

paham atau aliran seorang alim besar dalam Islam yang cligelari Imam scpcrti

mazhab Imam Abu Hanifah, mazhab Imam Ahmad Ibn Hanbal, mazhab Imam

Syafi'I, mazhab Imam Malik, clan lain-lain.

3. Menurut A. Hasan, mazhab adalah sejumlah fatwa atau pendapat-penclapat

seorang alim besar dalarn urusan agarna, baik dalam masalah ibadah ataupun

lainnya. 20

19

Ahn1ad Warson Al-Muna\v\vir1 Al-A1una1v1vir ka111us Arab-Indonesia (Surabayn: Pustakn

Progress if, 1997), h. 453

20

Huzailnah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandinga11 1nazl1ab,. ( Jakarta: Logos, 1997).

(31)

24

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksucl dengan mazhab menurut istilah aclalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkan hukum suatu peristiwa berclasarkan kepacla al-Qur'an. Atau mazhab aclalah fatwa atau penclapat seorang Imam Mujtahicl teJllang hukum peristiwa yang cliambil clari al-Qur'an clan hadis.

C. Mncam-Macam Mazhab

Mazhab-mazhab clalam hukum islam clapat dikelompokan kcpada:

I. Mazhab Ahl al-Sunnah wa al-.Jama'ah

a. Ahl al-ra'yi. Mazhab ini lebih banyak menggunakan aka! clalam bcrijtihacl, seperti Imam Abu Hanifah.

b. Ahl al-Haclis. Mazhab ini lebih banyak menggunakan haclis dalam bcrijtihad clari pacla menggunakan aka!. Yang penting hadis yang digunakan itu shahih. Yang termasuk dalam mazhab ini adalah: mazhab Maliki, mazhab Syafi'I, mazhab Hanbali, rnazhab Zahiri.

2. Mazhab Syi'ah

Mazhab ini berpecah menjadi beberapa golongan, yang terkenal sampm sekarang ini antara lain :

a. Syi'ah Zaidiyah

(32)

b. Syi'ah Imamiyah

Syi'ah Imamiyah clisebut juga clengan rnazhab Syi'ah ltsna Asyariyah

(Syiah clua belas), karena mereka mempunyai 12 orang imam nyata, yang urutannya

aclalah;

I. Ali bin Abi Thalib

2. Al-Hasan

3. Al-Husein

4. Ali Zain al-Abiclin

5. Muhammad al-Baqir

6. Ja'far Shadiq

7. Musa al-Kazim

8. Ali al-Ridha

9. Muhammad al-Jawwad

10. Ali al-I-Iadi

11. Al-Hasan bin Mjuhammad al-Askari

12. Muhammad al-Mahdi al-Muntazhar. 21

Mazhab Syi'ah ini masih berkembang sampai sekarang, terutama di Iran,

Turki, Syria, clan Afganistan.

3.Mazhab Khawarij

21

(33)

26

Di antara golongan-golongan Khawarij yang paling rnasyhur diantaranya aclalah:

a. Al-Muhakkimah

Al-Muhakimah aclalah golongan Khawarij asli yang terdiri dari pengikiut-pengikut Ali. Menurut golongan ini, Ali, Mu'awiyah, keclua pcngantar Amr ibn al-"Ash clan Abu Musa al-Asy'ari clan semua yang menyetujui arbitrase bersalah dan kafir. Dan setiap orang yang berbuat closa besar, misalnya berzina yang rnenurut panclangan mereka sebagai closa besar dan pelakunya dianggap menjacli kafir keluar clari Islam.

b. Al-Azariqah

Golongan ini aclalah pengikut Nafi' ibn al-Azrnq. Dari nama inilah clinisbahkan kepada golongan pengikutnya yang disebut Azariqah. Nati' ibn al-Azraq aclalah salah seorang fuqaha yang terbesar di kalangan al-Azariqah. Golongan al-Azariqah lebih raclikal dari a!-Muhakkimah. Mereka tidak lagi rnenganggap orang-orang yang berbuat closa besar itu sebagai kafir, tctapi sebagai orang-orang musyrik. Sedangkan menurut ajaran islam bahwa lebih besar closa syirik clari dosa kafir.

c. Al-Najclah

(34)

berbuat dosa besar meskipun mendapat siksaan , akan masuk syurga clan tidak masuk neraka.

Golongan Najclah inilah yang pertama-tama membawa paham taqiah. Taqiah aclalah merahasiakan clan ticlak manyatakan keyakinan 11ntuk keamanan cliri seseorang. 22

cl. Al-Shufriyah

Golongan al-Shufriyah aclalah pengikut dari Ziyad ibn al-Ashfar. e. Al-Ibaclhiyah.

Golongan al-Ibaclhiyah adalah pengikut Abdullah ib'l lbaclh al-Tamimi.

Golongan ini adalah golongan yang paling moclerat clari seluruh golongan khawarij.

22

(35)

BAB III

TINJAUAN UMUM TEl'iTANG GADAI

1. Definisi Gadai (rahn)

Menurut bahasa Arab rahn berarti: kekal dan tetap atau jaminan hutang.25 seperti juga berarti Habsu, artinya: Penahanan. Seperti dikatakan: "Ni'matun Rahinah" artinya: Karunia yang tetap clan Jestari.26

Firman Allah:

Artinya:

"Tiap-tiap pribadi terikat (tertahan) atas apa yang telah diperbuat ". (Q.S.

Al-Mudatsir (74): 38).

Ada beberapa clefinisi rahn yang dikemukakan para ulama fiqih: 1 ). Malikiyah mendefinisikan dengan :

25

Ah1nad Warson 。ャセmオョ。キキゥイL@ Al-A1unaH11vir kan1us arab-lndonsia

1 ditelaah dun

dikoreksi oleh KI-I. Ali Ma'shum dan KH. Zainal Abidin Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif,

1997), hal.542

26

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, diterjemahkan oleh Kamaluddin (Bai:dung: PT. Al .. Ma'arif,

1995), Cet. Ke-7, Jilid 12, h.139

(36)

Artinya:

"Harta yang bernilai yang dijadikan oleh pemiliknya sebagai jaminan aras urang yang bersifat mengileat"

Menurut mereka, yang dijadikan barang jaminan bukan saja harta yang bersifat materi, tetapi juga harta yang bersifat manfaat tertentu.

'1). I-lanafiyah mendefinisikan dengan :

Arrinya:

"Menjadikan sesuatu (barang) sebagai jaminan terhadap hale (piutang) yang mungkin dijadilean sebagai pembayar hale (piutang) itu, baik seluruhnya maupun sebagiannya ".

3). Syafi'iyah dan 1-Ianabilah mendefinisikan dengan:

Arti1<va:

"Afenjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapar diiadikan

pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar urangnya itu ,,n_

Sedangkan secara terminology menurut Sayyid Sabiq rahn berarti:

"Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta nienurut pandangan .1yara,

sebagai jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan bo!eh mengambil hurang

a1<1u ia bisa mengambil sebagian manfaal barangnya itu "28

27

Nasnm Hanm, Fikih Muamalah, (Jakarta: Gay a Media Pratama, 2000). Cet. Ke-!, h.252

(37)

30

Dengan memperhatikan bcberapa pengertian cliatas, maka clapat diambil

pernaharnan bahwa gadai itu adalah nama dari suatu proses interaksi pinjam

meminjam dengan earn menjadikan barang tertentu S()bagai jaminan hutang si

kreclitur yang clipegang clan clikuasai oleh si debitur, sampai hutang tcrscbut

ditunaikan pacla waktunya.

2. Landasan Hukum Gadai

Gaclai hukumnyajaiz (boleh) rnenurut Al-Qur'an, Al-Sunnah clan Jjrna'.

1 ). Dali! AI-Qur'an

Artinya : Jika kamu da!am pe1/a/anan (dan bemw'ama!ah tidak secara 11111ai) sedang kamu tidak mempero!eh seorang penu!is, Jvfaka hendak!ah ada barang langgungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan telapi jika sebagian kw1111 mempercayai sebagian yang lain, Maka henda!:lah yang dipercayai itu me111111aika11 amanatnya (hutangnya) dan henda/dah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; da11 jangan/ah kamu (parn saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia ada!ah orang yang berdosa hatinya; dan Allah A1aha mengetahui apa yang kamu kei:jakan. (Q.S. A/-llaqarah (2) : 283).

2). Dali! Al-Sunnah

29

(38)

Artfnya: "Dari A 'masy dari Ibrahim dari Aswad dari Ai.1yah RA. Bahwa Nabi Muhammad SAW membeli makanan dari orang Yahudi dengan cara dita11gguhka11 pembayarannya kemudian Nabi menggadaikan baju besinya". (HR. Bukhari).

Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Punggung ィ・ゥセᄋ。ョ@ yang

digadaikan boleh dinaiki dengan membayar dan s11su hewan yang digadaikan bo!eh

diminum dengan membayar. Bagi orang yang menaiki dan meminumnyci wqjib membayar"

Artinya: "Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Saw., ia bersabda: Barang yang digadaikan itu tidak boleh tertutup dari pemiliknya yang menggadaikan barang itu, (sehingga mungkin dia) mendapat keuntungannya dan menanggung

kerugiannya ". (HR. Daruqutni clan Hakim, para perawinya dapal dipercaya, hanya

saja yang terpe/ihara pada Siman Abu Daud dan lainnya ialah mursal).

3). Ijma'

Para ulama telah sepakat bahwa hukum gadai itu boleh. Mereka tidak pernah

mempertentangkan kebolehannya.

30 Ibid. h.756

" Muhammad ibn Ismail al-Shan'ani, S11b11! al-Salam Syarh B11/11gh11/ Maram min .Jam'/

(39)

32

Dalil-dalil yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa : a. Dibolehkannya gadai dan itu telah menjadi ijma' Ulama.

b. Sahnya gadai ticlak clalam bepergian, ini adalah pendapat Ju111hur, sedang pembatasan clengan safar clalam surat al-Baqarah ayat 283 adalah karena kelaziman saja, maka ticlak boleb clia111bil mallrnmnya, karena aclanya haclits-haclts yang membolehkan gaclai ticlak clalam bepergian, clisamping itu safar clalam ayat itu dicluga karena tidak cliperolehnya katib (penulis), maka lazimnya tidak pcrlu gadai kecuali dalam safar.

c. Bolehnya bermuamalah clengan orang kafir dala111 hal-hal yang ticlak haram.

cl. Bolehnya rnenggaclaikan senjata kepacla ahluz zhimmah bukan kafir harbi, rnenurut kesepakatan Ularna

e. Bolehnya membeli dengan harga berternpo.

(40)

tidak mau mengarnbil gantinya atau harganya dari Nabi saw, rnaka Nabi tidak ingin menyu!itkan mereka. 32

3. Rukun Gadai (Rahn)

Rukun rahn adalah :

I. Rabin ( yang menggaclaikan) 2. Murtahin (yang menerima gadai) 3. Mmhun/rahn (barang yang digadaikan) 4. Marhun bih (hutang)

5. Sighat akaci : ijab dan gabul.33

Menurut Ulama Hanafi ruk1m rahn hanya ijab clan qabul clnri dua orang yang

berakacl, seperti pada umumnya. Bedanya, akad 1111 tidak sernpurna clan tidak memiliki kekuatan kecuali setelah murtahin rnenerima barang yang digadaikan. !jab dan gabul bagi ulama hanafiyah merupakan hakekat dari akad sedang perkara lainnya diluar dari hakekat tersebut.34 Adapun kedua orang yang melakukan akad, harta yang dijadikan jaminan, clan hutang, menurut ulama 1-!anafiyah tennasuk syarat-syarat rahn, bukan rukunnya.35

32

Faisal bin Abdul Aziz Mubarak, Nailul Authar, diterje111ahkan oleh f\-1u'a1nal Ha1nidy,

(Surabaya: PT. Bina llmu , 1987, h. 1788

33 Muhan11nad Syafi1

J Antonio, Bank Nセカ。イゥG。ィ[@ 1-Vacana U/a111a c!an C'endikia111an, (Jakarta:

Bank Indonesia clan Tazkia lnstitue, I 999), h. 2 I 5

34

Wah bah Zuhaily, Ai-Fiqhu al-ls/a111y wa Adi//a111ha, (Beirut: Dar al-Fikr, I 997), h. 421 I

35

(41)

34

4. Syarat Gadai (rnhn)

1. Rabin dan Murtahin

Pihak-pihak yang melakukan perjanjian aJ .. rahn., yakni rahin clan murtahin harus mempunyai kemampuan, yaitu berakal sehat (aqil) dan balig. Kemampuan juga berarti kecakapan seseorang untuk melakukan transaksi pemilikan. Setiap orang yang sah untuk melakukan jual-beli, ia juga sah untuk melakukan gadai. Karena gadai, seperti jugf!jual-beli, pengelola harta.

2. Shighat (akad)

a. Shighat ticlak boleh terikat dengan syarat tertentu clan juga clengan sunt11 waktu di masa depan.

b. Rahn mempunyai sisi pelepasan barang dan pcmberian hutang seperti halnya akacl jual-beli. Maka tidak boleh cliikat clegan syarat tertentu atm1 dengan suatu waktu tertentu atau clengan suatu waktu di masa clepan. 3. Marhun Bih (Hu tang)

a. Barus merupakan hak yang wajib cliberikan/c!iserahkan kepada pemiliknya.

b. Memungkinkan pemanfaatannya. Bila sesuatu itu tidak bias;1 c!imanfaatkan, maka tidak sah,

(42)

4. Marhun (Barang)

Marhun adalah harta/barang yang ditahan murtahin (penerima gadai) sebagai jaminan atas hutang yang ia berikan. Para ulama sepakat syarat yang berlaku

pada barang yang bisa dipe1jual-belikan. Syarat-syarat barang rahan antara lain: a. Harus bisa dipe1jual-belikan b. Harns berupa harta yang bernilai

c. Marhun harus bisa dimanfaatkan secara syari'ah d. Harus diketahui keaclaan fisiknya

e. Harus dimiliki oleh rahin (peminjam atau penggadai) 36 Menurut Ulama Syafi'i gadai bisa sah dengan dipenuhi tiga syarat.

1) Harus berupa barang, karna hutang tidak bisa digadaikan.

2) Penetapan kepemilikan penggadai atas barang yang digadaikan tidak terhalang

3) Barang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah tiba masa pelunasan hutang gadai

Aclapun mengenai penggadaian barang milik bersarna, fuqaha berselisih pendapat. Imam Abu Hanifah tidak membolehkannya, tetapi Inrnm Malik clan I rnam Syafi'I membolehkannya.37

'"Antonio, Bank Syari 'ah., h. 215-216

(43)

36

Ulama Maliki membagi syarat rahn menjacli 4 bagian, yaitu 38 :

1. Syarat yang berhubungan clengan clua belah pihak yang berakacl (rahin clan murtahin). Syarat bagi keclua orang yang berakacl aclalah kelayakan, yaitu layak clalam melakukan jual beli. Syarat untuk sahnya rahn, Jacli, setiap orang yang layak melakukan akacl jual beli, maka ia layak melakukan akacl rahn. Kelayakan menurut maclzhab ini aclalah berakal clan mumayyiz. Baligh ticlak menjacli syarat. Sehingga anak-anak yang telah menclapat izin walinya melakukan jaul beli cliperbolehkan melakukan akacl rahn.

2. Syarat yang berhubungan clengan utang (al-marhun bih).

a. Rahn untuk semua jenis utang jual beli clan sebagainya aclalah sah. b. Rahn henclaklah merupakan bentuk utang yang sesungguhnya c. Juga clisyaratkan henclaklah utang tersebut bersifat mengikat

cl. Henclaklah utang tersebut berupa tanggungan clan bukan manfaat atau barang.

3. Syarat yang berhubungan clengan barang ralrn (al-marhun).

Segala sesuatu yang sah clipe1jual belikan aclalah juga sah untuk cligaclaikan, begitu pula sebaliknya.

38

(44)

4. Syarat yang berhubungan dengan akad

Dalam akad disyaratkan untuk tidak menafikan keutuhan/hakekat dari akad itu sendiri. Seperti mensyaratkan untuk tidak membenarkan penjualan barang rahn setelah jatuh tempo, tidak membayar utang sesuai dengan jumlahnya, tidak menjual barang rahn kecuali dengan izin clari rahin. Syarat-syarat tersebut adalah fasid (rusak), karena menafikan perkara dan tujuan rahn. Ulama Hanafi 111embagi syarat ralm kepada 3 bagian, yaitu 39 :

l. Syarat yang disepakati, yaitu:

a. Barang yang digadaikan berupa harta

b. Marhun bih (utang) adalah utang rahn yang diberi ェ。ュゥョ。ゥセ@ baik berupa uang atau bahan makanan.

2. Syarat sah, yang dibagi kedalam 3 bagian, yaitu:

a. Yang berhubungan dengan akad, yaitu: akad rahn tidak boleh dikaitkan dengan syarat apapun atau dikaitkan dengan sesuatu ha! di masa depan. Karena akad rahn smna dengan akad jual beli dari segi pembayaran, ia tidak boleh dikaitkan dengan sesuatu ha! di masa depan. Apabila ha! itu te1jadi, maka rahn menjadi fasid (rusak). Se:dangkan bila akad dihubungkan dengan syarat yang fasid atau syarat yang tidak sah, maka akacl tersebut sah akan tetapi syarat tersebut menjadi batal. Karena akacl rahn bukanlah akad pertukaran harta.

(45)

38

b. Yang berhubungan dengan marhun: barang tersebut dapat clijual, berupa harta, merupakan barang halal, sudah cliketahui dengan jela,;, merupakan hak milik penggaclai clan terlepas dari hak-haknya yang lain.

c. Yang berhubungan clengan dua pihak yang berakad (rahin dan murtahin): rahin dan murtahin hams berakal dan mumayyiz, baligh tidak mcnjadi syarat, sehingga anak kecil clan safih (bodoh) yang mumayyiz dapat melakukan akacl rahn dengan izin wali

3. Syarat lazim, yaitu: penahanan barang rahn. Ulama Syafi'i membagi syarat rahn menjadi dua 40 :

I. Syarat lazim, yaitu penahanan barang rahn.

2. Syarat sah, yang dibeclakan kedalam beberapa bagian, yaitu:

a. Yang berhubungan dengan akacl : mensyaratkan sesuatu yang ticlak memiliki maskahat clan tujuan.

b. Yang berhubungan dengan chm oihak berakad, yaitu : berakal dan baligh. Sehingga akacl rahn yang dilakukan oleh anak kecil dan safih tidak sah walaupun dengan iin wali. Kecuali dalamkeadaan darurat clan dituntut untuk kemaslahatan.

c. Yang berlmbungan dengan marhun, yaitu: barang rnhn hams kekuasaan rahin, merupakan barang yang utuh clan tidak terbagi-bagi, bukan barang

(46)

yang mudah rusak, barang yang suci/halal, mcrupakan benda yang bermanfaat dari sudut pan dang syara '.

d. Yang berhubungan dengan marhun bih (utang), yaitu: utang tersebut wajib ditetapkan, seperti: uang dan manfaat dari suatu peke1jaan. Yang dapat dilunasi melalui penjua!an barang rahn, hendaklah utang tersebut mengikat serta merta di tempat akad, hendaklah utang tersebut d iketahui jumlah dan sifatnya oleh kedua orang yang berakacl clan al-rnarhun harus

cla!am bentuk utang bukan yang lainnya, seperti pinjaman. Syarat yang clitetapkan Ularna Hanabilah dibagi kepacla dua ha! 41 :

I. Syarat lazim, yaitu: penahanan barang rahn. 2. Syarat sah, yaitu;

a. yang berlrnbungan clengan akacl, yaitu: akacl tidak boleh clikaitkan clengan syarat tertentu

b. Yang berhubungan clengan clua pihak yang berakad, yaitu merniliki syarat-syarat yang harus clipenuhi seperti clalam jual beli. Sehingga tidak sah akacl rahn orang gila, safih (bodoh), muflis (orang yang bangkrut/jatuh pailit) clan yang ticlak murnayyiz (mampu membedakan yang baik clan jelek)

(47)

40

c. Yang berhubungan dengan marhun (barang rahn), yaitu: barang rahn merupakan hale milik rahin baik wujud barang tersebut ataupun manfaatnya, marhun berupa suatu barang dan bukan manfaatnya.

(48)

PEMANFAATAN HARTA GADAI

Akad rahn pada dasarnya bertujuan meminta kepercayaan dan meminjamkan hutang, bukan untuk mencari keuntungan dan hasil.25 Hal ini untuk menjaga-jaga jika penggadai (rahin) tidak mampu membayar atau tidak menepati janjinya. Ulama fiqih sepakat mengatakan bahwa barang yang dijadikan barang jaminan itu tidak boleh dibiarkan bagitu saja, tanpa menghasi!kan sama sekali, karena tindakan itu tennasuk tindakan menyia-nyiakan harta.26 Yang menjadi perbeclaan pendapat (ikhtilaf) dikalangan ulama adalah siapakah yang berhak memanfaai:kan barang jaminan tersebut, rahin (yang memberi gadai) atau rnurtahin (yang rnenerirna gadai). Pemanfaatan barang gadai yang clilakukan o!eh rahin

A. Pemanfaatan Harta Gadai Yang Dilakukan Oleh Rahin

I. Pendapat Hanafiyah

27

"*

" ' i1 . '. L セ Q Q@ • ' 'i1 ' • ' ' 'L '"., il • \セ@ ', 1' 1' 11 '" ' • セi@

r

u," , ,

'r

Y '-"' ..,,. J <.$ . u J-"

r

'

t1"" u .:/' /" J Y""- .

,, ... ,, ,,,, ",, ,. .. ,. " ,. ,. ,. ... ,.

25 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, diterjemahkan oleh Kamaluddin (Bandung: PT. Al-Ma'arif,

1995), Cet. Ke-7, Jilid 12, h.141

26 Nasrun Harun, Fikih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000). Cet. Ke-I, h. 256 27 Abdurrahrnan Al-Jaziri, A/-Fiqh 'Alaa Mazahib Al-Arba'ah, (Beirut: Daar Al-Fikr, 1996.

Juz 2, h. 335

(49)

42

"Tidak boleh bagi pemberi gadai untuk memanfaarkan barang gadaian

dengan cara bagaimanapun kecua/i alas izin penerima gadai. "

Dengan da!il bahwa hak menguasai barang gadai berada di tangan murtahin secara berkelimjutan hingga transaksi rahn berakhir, dan tidak boleh ditarik kembali oleh rahin. Apabila rahin mengambil manfaat dari barang gadai tanpa izin dari murtahin, maka ia harus mengganti rngi senilai dengan yang telah ia gunakan karena dianggap telah menyalahi hak murtahin yang berhubungan dengan hutang.

2. Pendapat Malikiyah

Rabin tidak memiki hak langsung untuk memanfaatkan barang gadai sekalipun mendapat izin dari murtahin. Hal ini karena izin dari murtahin berarti pembatalan terhadap akad gadai. Karena manfaz,t barang gadai masih merupakan milik rahin, maka ia berhak mewakilkan pemanfaatannya pada murtahin agar barang tersebut tidak sia-sia. 28

3. Pendapat Syafi'iyah

Rahin berhak mendapatkan keuntungan dari barang tanggungannya karena dia adalah pemiliknya. Barang tanggungan itu tetap dipegang oleh murtahin, kecuali barang tanggungan tersebut dipakai oleh rahin. Akan tetapi jika murtahin tidak mempercayai rahin maka hendaklah dihadirkan saksi.

28 Wahbah Zuhaili, Fiqh 。ャセjウャ」オョ@ iva adillatuhu, clite1je111ahkan olch Dr, Ahn1ad Syahbari

(50)

4. Penclapat Hanabilah

Rahin ticlak boleh mengambil rnanfaat clari barang gaclai tanpa seizin murtahin29

Dari penclapat para ulama cliatas mengenai pemanfaatan barang gadai yang clilakukan oleh ahin, maka kesimpulannya adalah bahwa mayoritas ulama membo!ehkan rahin memanfaatkan barang yang cligaclaikan selama mendapat izin clari clari murtahin. Selain itu rahin harus menjamin barang tersebut selamat clan utuh.30 Aclapun dalil Jumhur aclalah:

,, ,. ,, rl> ... J., "' ' J ,, .. ,, ,, '

:c;,l'..o

0-; .:;,)

セ@

\}

;.-c:.

)

セャ[\N@ .,:\)\

J.'.,.o

セi@ jセI@

JUi : Jli

'-'>· .,:\)\

..,,-P

J ; .r..r' ,)

J'

' ,

31 '«'. • ..

. "''-" Jl

'.,,?J

Artinya: Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, ia berkata: "Barang yang digadaikan ilu tidak boleh tertutup dari pemiliknya yang menggadaikan barang itu.

(dia dapat) mendapat keuntungannya dan menanggung kerugiannya ". (HR.

Daruquthni dan Hakim, para perawinyla dapat d1]Jercaya, hanya SC(ja

yangterpelihara pada Sunan Abu Daud dan lainnya adalah mursal).

29 Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh 'Alaa Mazahib Al-Arba'ah, h. 33?

30 Muhammad Syati'l Antonio, Bank Syari'ah; Wacana Ulama dan Cendikiawan, (Jakarta:

Bank Indonesia dan Tazkia Jnstitue, 1999), h. 216

31 Muha1n1nad ibn Js1nail al-Shan'ani, Subul a!-Salanz Syarh /Ju/11gh11/ /'.Iara111 111in Jcun '/

(51)

44

B. Pemanfaatan Harta Gadai Yang dilakulrnn Oleh Murtahin

1. Pendapat Hanafiyah

Dalam Madzhab Hanafi terdapat perbedaan pendapat tentang penggunaan harta tersebut oleh Murtahin.

Artinya: Sebagian ulama hanafiyah mengatakan bahwa murlilhin tidak boleh memanfaatkan barang gadai meskipun mendapat izin dari rahin.

Sebagian ahli fikih madzhab Hanafi mengatakan bahwa tidak ada jalan yang mengharuskan murtahin menggunakan barang gadaian walaupun dengan izin rahin, karena ha! ini clapat disamakan dengan riba. Tetapi mayoritas mereka membolehkan murtahin menggunakannya bila ada ada izin dari rahin, dengan syarat ha! tersebut tidak disyaratkan pada waktu akad. Bila ha! tersebut disyaratkan waktu akad, ia

l 'b 32

termasu < n a.

Ada pula sebagian ulama hanafi menyelesaikan rahn ini dengan cara bai 'ul wafa.

32

(52)

Bai 'ul wafa yaitu orang yang buluh menjual sualu barang 、・ョァ。ョェキセェゥL@ bi/a

pembayaran lelah dipenuhi (dibayar), barang dikembalikan /agi.

2. Penclapat Malikiyah

"Tidak boleh mensyaratkan pengambilan manfaat pada gadai qardh (hutang), karena akan menyebabkan pinjaman yang menarik manfaat dan perbuatan seperti itu tidak boleh (clilarang)."34

Akan tetapi larangan Ulama Mazhab Maliki tersebut tidak mutlak. Karena larangan tersebut hanya berlaku pada qardh (hutang piutang). Aclapun pacla akad gadai mereka memberikan toleransi (keleluasaan) kepada murtahin untuk memanfaatkan barang gadai selama hal itu tidak clijaclikan syarat clalam transaksi (akad). Hal ini berdasarkan pernyataan Ulama Mazhab Maliki dalam kitab al-Fiqh 'ala Madzahib al-Arba'ah: "Hasil clari barang gadaian ataupun manfaatnya adalah hak bagi rahin selama murtahin tidak mensyaratkan pemanfaatannya.

Mereka juga berpendapat bahwa murtahin boleh memanfaatkan barang gaclai dengan syarat-syarat tertentu, mereka mengemukakan tiga syarat, yaitu: Pertama, hutang itu disebabkan penjualan, bukan disebabkan qarclh. Umpamanya, apabila seseorang menjual kebun kepacla orang lain, atau komoditi perdagangan dengan harga yang clitangguhkan, kemudian ia menerima barang itu S<.;bagai barang gaclaian imbangan harga barang tersebut. Keclua, bahwa faedah atau kegunaan itu dijaclikan

3

'1 Hasan Kamil Al-Mathluwi, Fiqh al-Muama/at ,ala Madzhab al-Imam Malik, (Kairo:

(53)

46

syarat sewaktu pinjaman dilakukan dengan murtahin. Ketiga, waktu pemakaian atau pengambilan manfaat tertentu Qelas). 35

3. Pendapat Syafi'iyah

Barang gadaian tidak boleh climanfaatkan oleh murtahin, sekalipun rahin itu telah rnengizinkannya. Karena apabila barang tersebut di nrnnfaatkan, maka hasil pemanfaatan itu merupakan riba yang clilarang oleh syara', sekalipun cliriclhoi (cliizinkan) oleh rahin. Bahkan menurut mereka ridha clan izin clalam ha! ini lebih cenderung clalam keaclaan terpaksa, karena tidak akan menclapatkan ua'1g yang akan dipinjam itu. Disamping itu, clalam masalah riba, izin clan riclha 1:idak bcrlaku.36

Abdurrahman al-Jaziri didalam bukunya mengatakan murtahin tidak berhak mengambil manfaat apapun dari barang gaclai bila hal tersebut d1syaratkan clalarn akacl. Apabila rahin mengizinkan ha! tersebut sebelum akad maka pernanfaatan t.esuclah akad sesuclah akacl oleh murtahin adalah boleh.37

4. Pendapat Hanabilah

"Barang gadaian bisa berupa hewan yang dapal di11111ggangi a/all dapal

diperah susunya, bisa berupa .1·e/ai11 hewan,, barang berupa hewan 11111ggangan ata11

perahan maka penerima gadai boleh memanfaatkan dengan menunggang atau

35

Teungku Hasbi Ash-Shiddieqi,., h. 371

36 Nasnm, Fiqih Mua'ma/ah., h. 257

37

(54)

memerah susunya tanpa seizin pemiliknya, berdasarkan biaya yang te/ah dikeluarkan

penerima gadai. Dan penerima gadai harus memm1faatkan barang gadaian dengan

adi/ (sesuai dengan biaya yang dike/uarkan '). 38

Imam Ahmad bin Hanbal menegaskan bahwa penenma gadai tidak boleh rnemanfaatkan barang gadaian tanpa seizin penggadai, sebagairna!1a sabcla Rasulullah saw: "Barang gadaian berasal dari penggadai, baginya .fliedah dan dia wajib

menanggung resikonya. "

Apabila barang itu berupa hewan, maka murtahin boleh 111e11ga111bil air susunya clan menunggangnya dalam kadar seimbang dengan makanan clan biaya yang diberikan kepadanya. Dalam ha! ini izin rahin tidak diperlukan. 39

Akan tetapi ulama Hanabilah mengatakan, apabila barang gadain itu bukan hewan atau sesuatu yang tidak rnemerlukan biaya pemeliharaan, seperti tanah, maka murtahin tidak boleh memanfaatkannya. 40

Kesimpulan dari pendapat para ulama diatas adalah bahwa murtahin tidak boleh memanfaatkan barang gadaian secara mutlak, karna barang itu bukan miliknya secara penuh. Hak murtahin terhaclap barang itu hanyalah sebagai jaminan piutang

'38 Al-Jaziri, Al-Fiqh 'Alaa Mazahib Al-Arba 'ah., h. 337 39

Ibnu Rusy, Bidatah al-Mzljtahidwa Nihayat al-Muqtasid., h. 314

40

(55)

48

yang ia berikan, dan apabila orang yang berutang ticlak mampu me!unasi piutangnya, barulah ia boleh menjual atau menghargai barang itu untuk melunasi piutangnya.

Dan apabila barang ja111inan itu berupa hewan ternak sebagaimana yang disabclakan Rasulullah saw me!alui riwayat Abu Hurairah yang berbunyi:

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, dari rasu/111/ah saw. Bersabda: "

Punggung he·wan boleh ditunggangi dengan memberi nqfkahnya ketika digadaika, dan air susunya bo/eh diminum(diperah) dengan memberi nqjkahnya ketika digadaikan, dan alas yang menunggangi dan yang meminum air s11s11 wqjib memberi nafkah ".

maka dalam ha! ini para ulama berbeda penclapat :

!. Imam Ahmad Bin Hanbal dan Ishak (Hanabilah) berpendapat : Murtahin boleh menunggang dan meminum susu hewan ternak yang clijaclikan sebagai barang gaclaian yang telah cliberi makan sekedar harga yang sei111bang clengan 111akanan yang cliberikan. Penerima gaclai boleh memanfaatkan hewan ternak tersebut terbatas hanya menunggang clan mengambil air susunya saja. !111am Ahmad Bin Hanbal clan Ishak berpenclapal de111ikian berdasarkan zahir hadis, cli111ana Rasul rnengatakan dalam haclisnya hanya mengatakan kata yurkab clan yuc.yrab. ( ditunggang clan diminum) saja, m::ika hanya inilah yang boleh dilakukan sedang yang lain tidak boleh.

(56)

3. Dan menurut satu pendapat ulama yang di clukung oleh lv1ulrn111111ad bin Ismail al-Kahlani clan Muhammad Ali bin Muhammad al-Syaukani rnurtahin bolch memanfaatkan barang gadaian itu clengan cara menunggang clan mcrninurn susunyn apabila dia telah rnemberinya nrnkan clengan pc111anfoata11 yang sci111bang sesuai pemberian makan yang telah dil,erikan 1erhadapnya. Bahkan tidak terbatas dala111 ha! menunggang clan meminum air susunya saja, tetapi sernua ha! yang bennanfaat yang bisa diambil dari padanya.

C. Dalil-clalil pcndapat

I. Hanabilah:

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu 1-Iurairah r.a

Arlinya:

Arlinya: "Dari Abu Hurairah !IA, dari ri!.\'l//11//uh su11•. /Jersohda: Punggung hewcm boleh ditunggangi dengan memheri 11u/kah11)·u ketilw digwluiku, dan air susunya bo!eh dimin111n(diperah) dengan 111e111beri nu/kuhnyu ketiku

(57)

50

digadaikan, dan alas yang memmggangi dan y1.11g memi1111111 air s11s11 wujih memh<'f"i nafkah ".

Artinya:

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW. Bersabda.· Barang jaminan hofrh dikendarai dengan mengeluarkan biayanya, temak perahwr ho/eh di111i1111m air susunya dengan menge/uarkan biayanya. (HR. Bukhari).

2. Jumhur ulama

Artinya : Dari lbnu Umar, Rasul bersahda: ja11ga11 me111ems air susu binatang lernak seseorang /anpa seizin pemi/iknya. (HR. !Jukhwi).

3. Dan menurut satu pendapat ulama yang di dukung oleh Muhammad bin Ismail al. Kahlani dan Muhammad Ali bin Muhammad al-Syaulrnni murtahin bolch mernanfaatkan barang gadaian itu dengan earn rnenunggang clan meminum susunya apabila dia telah memberinya makan dcngan pernanfaatan yang seirnbang sesuai pernberian rnakan yang telah cliberikan terhadapnya. Bahkan tidak terbatas daiarn hal menunggang clan meminum air susunya saja, tetapi senrna hal yang bcrmanfaat yang bisa diambil dari paclanya. Dalilnya adalah:

(58)

a. Al-I-Iadis

) ,, ,, ,, ;s> ,, ,, ,, ,, ,,. ,• ,.,, ,, ,,

44" [セii@ :.,_,:;,.;;) セG⦅[@ <.,S"JJI 」ウセI@

lJ).'.,/

01.5' 1;,1 LNZL[⦅セ@ :.,_,:;;,.; セGNPQ@ セI@

lS'_;,/

... ,, ,,. ,, ,

Arlinya:Dari Abu Hurairah RA, dari rasu/ullah saw. Bersabda: "pungg1111g hewan yang digadaikan ho/eh dilunggangi dengan menge/11arkw1 biayanya, dun 11ir susu hewan yang digadaikan boleh di111in11111 dengan me11gelu11r!w11 /Jiayanya

b. Qiyas artinya mereka mengqiyaskan kebolehan menunggang hewan dan meminum air susunya kepada ha! yang lain.

D. Munaqasah adillah

Imam Ahmad bin Hanbal clan Ishak berpenclapat bahwa boleh bagi peneri111a gadai secara terbatas khusus untuk menunggang clan 111e111inu111 air susu binntang ternak. Hal ini dipahami dari hadis yang di riwayatkan oleh Abu 1-furairah. yaitu Rasul hanya mengatakan menunggang clan meminum air saja, yaitu reclaksi hadis

yang menyebutkan

:.j;-'j

clan

YA

maka lrnnya inilah yantt boleh clilakukan,

seclang yang lainnya tidak cliperbolehkan.

Selanjutnya Jumhur Ulama berpenclapat balnva ticlak boleh 111e111anfoalkan harta gaclaian itu secara mutlak lrnrena 111creka 111e111alwrni bahwa adanya pertentangan matan hadis tersebut clengan haclits yang lain yang dianggap sebagai ajaran dasar yang secara tegas telah rnengatakan :

4

(59)

52

4o , G'-11

\.>) .

Artinya : Dari Jbnu Umar, Rasul bersabda: jangan me111eras air s11s11 bina/(tng ternak seseorang tanpa seizin pemiliknya. (HR. Bukhuri).

Berhubung adanya perlentangan kedua hadis tersebut 111aka Ju111hur

111enganggap bahwa hadis riwayat Abi Hurairah yang 111e111bolehkan 111cnunggang dan

111e111inum air susu binatang tersebut telah di rnansukh dengan haclits riwayat lbnu

Umar yang melarangnya, karcnanya hadis riwayat Abu l lurnirnh tcrsebut tidak

diberlakukan lagi, karena telah dimansukh dengan hadis riwayat lbnu Umar.

Terakhir penclapat yang mengatakan boleh memanfoatkan binatang 1crnak

secara umum sekedar pengganti biaya yang sei111bang dengan apa yang telah

dikeluarkannya untuk rnerawal barang gadaian tersebut, clcngan beralasan kcpada

hadis yang ada, dimana secara tekstual clan tegas Rasul tclah 111embolehkan

menunggang clan meminum air susunya, maka mereka mengkiaskan kepada hal yang

lainnya. Dengan demikian kebolehan 111e111anfaatkan hrirta gadaian itu ticlak terbatas

kepacla menunggang dan rneminum air susunya saja. letapi termasuk hal-hal lain

sesuai clengan kelayakannya."6. seperti nrngenclarai scpeda 111otor, 111obil dan

banmg-barang yang lain, dengan catacan memanfoatkan barnng gadaian tcrscbut scsuai

45 Abdurrah1nan bin abdurrahin1 al-ivtubarik Fauri, Tuhj(11

al-Al111'1i::: bi .s:varhi Ja111i'

{lf-Turmuzi, (Beirut Dar-Al-Fikr, cet.3. Juz 4. 1979,h.462

46 Mahyudin ibn Syari f al-Navva\vi. Al-Majn111' S)1arh al-Afuhaz:ah, (Mesir: al-l1na111, t,tL. Juz

(60)

clengan harga atau uang perawatan yang clikeluarkan, apabila mclcbihi dari lrnrga

perawatan, malrn ha! yang clemikian itu riba.

Sejalan clengan aclanya tiga macam penclapat terscbut maka jumhur ulama

mengeritik penclapat pertama clan penclapat terakhir yang membolchkan seorang yang

telah memberi makan binatang ternak untuk mcnunggang dan meminum air susunya

itu sekedar biaya yang telah clikeluarkan terhadapnya adalah kcliru, dan mercka

mengemukakan dtrn alasan sebagai berikut; Pertama, mcreka tdah mcmbolchkan

seseorang mcnunggang seekor binatang ternak, clan meminum air susunya padahal

dia bukan pemilik nya, Keclua, mereka telah menghargai biaya nrnkan binatang ternak

<

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kajian ini, mentoring ditakrifkan sebagai aktiviti yang dijalankan seseorang guru kanan atau guru berpengalaman kepada guru lain yang tidak melalui arahan daripada

Kebermanfaatannya dapat dirasakan lebih lama dan sudah terdapat aktivitas pemberdayaan yang menyertainya sehingga penerima manfaat tidak hanya

Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan

Untuk pembuatan Sistem Informasi penjualan barang pada Malwear Store Ambon dan dalam rangka mendukung perkembangan dan daya saing usaha tersebut kedepan, maka dilakukanlah

hubungan kemitraan antara swasta (ASITA) dengan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan yang di dalamnya Dinas. Kebudayaan dan

Soetarto : Analisis pengembangan kawasan pariwisata Pantai Cermin ,studi kasus desa Pantai Cermin ..., 2003 USU e-Repository ©

Informasi tentang karakter struktur anatomi daun pada tanaman gaharu yang tahan terhadap berbagai intensitas cahaya melalui karakter anatomi daun tersebut sampai saat ini

Berdasarkan hasil observasi di PT Mitra Beton Perkasa Kudus, permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah penurunan kinerja karyawan terhadap disiplin