A. DATA PRIBADI
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1996 - 1997 : SDN 02 Bandung 1999 - 2000 : SMPN 18 Bandung
2002 - 2003 : SMU Pasundan 2 Bandung
Program :
2005 - 2006 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Program Studi : Diploma Tiga (D3)
Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan : Manajemen Informatika 2009 - 2010 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Program Studi : Strata Satu (S1)
Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan : Manajemen Informatika
Bandung, Jully 2010 P e n u l i s,
Abdul Kadir, 2004, Dasar Aplikasi Database : MySql Delphi, Andi offset, Yogyakarta.
Abdul Kadir. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Offset:Yogyakarta, 2003 Al-Bahra Bin Jamaludin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.Yogyakarta.2005
Budi Irawan. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Bandung.2005
Basu Swastha, 1998. Manajemen Penjualan Edisi 3, BDFE, Yogyakarta. DEJCKMAN, DOKES, DAVIS,1989 Akuntansi Intermaiditie Edisi ke 3 jilid 1 Dhany R cyssco, 1989. Kamus Itilah akuntansi, CV Simplek, Jakarta
Drs M Manulang, Pengantar Ekonomi Perusahaan
Jogiyanto HM, 1999, Analisis Dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Andi Offset, Yogyakarta. Jogiyanto HM, 2002, Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.
Referensi Online:
BAB V
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
5.1 Implementasi
Implementasi merupakan tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem yang
dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang.
Langkah-langkah dari proses implementasi ini adalah urutan kejadian dari kegiatan awal
sampai dengan kegiatan akhir yang harus dilakukan untuk mewujudkan sistem yang telah
dirancang tersebut. Melalui implementasi ini penulis menggunakan Borland Delphi 07
sebagai pembuatan antar muka (Interface) yang mentranslasikan perancangan sistem
yang dihasilkan ke dalam suatu bentuk program aplikasi. Selanjutnya, untuk penerapan
tabel atau struktur data penulis menggunakan perangkat lunak My SQL sebagai bentuk
laporan dari program aplikasi yang dirancang. Selain itu tujuan yang ingin dicapai pada
tahap implementasi ini adalah dapat dioperasikannya hasil perancangan sistem yang telah
dibuat serta membandingkannya dengan sistem yang lama yang ada pada perusahaan atau
instansi tempat penulis melakukan penelitian.
5.1.1 Batasan Implementasi
Sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berhubungan
untuk membangun suatu sistem itu sendiri. Pada implementasi yang akan diuraikan untuk
membangun sistem informasi dibutuhkan perangkat-perangkat untuk membangunnya.
Dalam sistem informasi yang akan penulis buat dibutuhkan beberapa komponen baik
guna mendukung berjalannya sistem informasi. Perangkat keras yang dimaksudkan disini
adalah perangkat komputer secara fisik, sedangkan perangkat lunak merupakan
program-program komputer yang berguna untuk menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan yang
dikehendaki. Program-program tersebut ditulis dalam bahasa khusus yang dimengerti
oleh komputer.
Dalam mengimplementasikan perangkat lunak pemantauan dan pengendalian
aplikasi sistem informasi Penjualan dan Pembelian ini terdapat beberapa hal yang
menjadi batasan implementasi yaitu sebagai berikut :
1. Tidak semua kebutuhan sistem informasi Penjualan dan Pembelian dikerjakan,
tetapi hanya pada bagian subsistem yang mendukung perancangan sistem
informasi penjualan pembelian dan beberapa aplikasi pendukung lainnya.
2. Basis data yang digunakan dalam pengimplementasian ini adalah My SQL
3. Tampilan untuk sistem informasi yang dibuat adalah menggunakan bahasa
Indonesia.
4. Program yang dibuat mudah untuk digunakan.
5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak
Beberapa perangkat lunak yang harus disiapkan dalam penggunaan perancangan
sistem informasi penjualan dan pembelian d PT. Cipta Prima Usaha Tama yaitu
melakukan beberapa proses instalasi beberapa development tools yang dilakukan antara
lain :
1. Data base yang akan digunakan adalah Perangkat lunak My SQL
2. Perangkat lunak sebagai bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 07
5.1.3 Implementasi Perangkat Keras
Kebutuhan perangkat keras merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu
sistem informasi, karena apabila suatu sistem didukung oleh perangkat keras yang sesuai
dengan kebutuhan sistem perangkat lunak maka akan menghasilkan sistem yang lebih
baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penetapan kebutuhan perangkat keras khususnya
yang berfungsi sebagai Server atau penyedia layanan.
Adapun kebutuhan perangkat keras yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan
minimal yang harus dipenuhi Server maupun Client adalah sebagai berikut :
1. Server
a. Prosessor Intel Pentium 4 atau AMD Athlon64 dan yang sekelasnya.
b. RAM dengan kapasitas minimal 128 MB.
c. Harddisk dengan kapasitas minimal 80 Gb.
d. Colour Monitor 15”.
e. Keyboard dan mouse.
2. Client
a. Prosessor Intel Pentium 4 atau AMD Athlon64 dan yang sekelasnya.
b. RAM dengan kapasitas minimal 128 MB.
c. Harddisk dengan kapasitas minimal 40 Gb.
d. Colour monitor 15”.
5.1.4 Implementasi Basis Data
Implementasi basis data dilakukan dengan mengunakan bahasa My SQL, dimana
DBMS yang digunakan adalah SQL Server. Adapun implementasi basis datanya dalam
bahasa My SQL tersebut seperti pada gambar 5.1 berikut ini :
Gambar 5.14 Tampilan Tabel-Tabel Dalam Database
Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pembelian
# Database structure for database 'ta'
#
CREATE DATABASE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `ta` /*!40100 DEFAULT CHARACTER SET latin1 */;
USE `ta`; #
# Table structure for table 'barang' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `barang` (
`satuan_barang` varchar(50) default NULL, `harga_barang` double unsigned default NULL, PRIMARY KEY (`kode_barang`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
#
# Dumping data for table 'barang' #
/*!40000 ALTER TABLE `barang` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `barang` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `barang` ENABLE KEYS*/ #
# Table structure for table 'detail_beli' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `detail_beli` (
`kode_beli` varchar(10) NOT NULL default '', `kode_barang` varchar(10) NOT NULL default '', `jumlah_barang` int(10) unsigned default NULL, `harga_barang` double unsigned default NULL, PRIMARY KEY (`kode_beli`,`kode_barang`) ) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
#
# Dumping data for table 'detail_beli' #
/*!40000 ALTER TABLE `detail_beli` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `detail_beli` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `detail_beli` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'detail_jual' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `detail_jual` (
#
# Dumping data for table 'detail_jual' #
/*!40000 ALTER TABLE `detail_jual` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `detail_jual` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `detail_jual` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'detail_pesan' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `detail_pesan` (
`kode_pesan` varchar(10) NOT NULL default '', `kode_barang` varchar(10) NOT NULL default '', `jumlah_barang` int(10) unsigned default NULL, `harga_barang` double unsigned default NULL, PRIMARY KEY (`kode_pesan`,`kode_barang`) ) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
#
# Dumping data for table 'detail_pesan' #
/*!40000 ALTER TABLE `detail_pesan` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `detail_pesan` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `detail_pesan` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'head_beli' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `head_beli` (
`kode_beli` varchar(10) NOT NULL default '', `tgl_beli` date default NULL,
`kode_supplier` varchar(10) default NULL, `kode_pesan` varchar(10) NOT NULL, `total_beli` double unsigned default NULL, PRIMARY KEY (`kode_beli`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
#
/*!40000 ALTER TABLE `head_beli` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `head_beli` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `head_beli` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'head_jual' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `head_jual` (
`kode_jual` varchar(10) NOT NULL default '', `tgl_jual` date default NULL,
`kode_pelanggan` varchar(10) default NULL, `kode_pesan` varchar(10) default NULL, `total_jual` double unsigned default NULL, PRIMARY KEY (`kode_jual`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
#
# Dumping data for table 'head_jual' #
/*!40000 ALTER TABLE `head_jual` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `head_jual` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `head_jual` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'head_pesan' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `head_pesan` (
`kode_pesan` varchar(10) NOT NULL default '', `tgl_pesan` date default NULL,
`tgl_antar` date default NULL,
`kode_terkait` varchar(10) default NULL, `total` double unsigned default NULL, `ket` varchar(4) default NULL,
PRIMARY KEY (`kode_pesan`)
#
# Dumping data for table 'head_pesan' #
/*!40000 ALTER TABLE `head_pesan` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `head_pesan` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `head_pesan` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'log' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `log` (
`user` varchar(50) default NULL, `password` varchar(50) default NULL
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
#
# Dumping data for table 'log' #
/*!40000 ALTER TABLE `log` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `log` WRITE;
REPLACE INTO `log` (`user`, `password`) VALUES ('admin','password'); UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `log` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'pelanggan' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `pelanggan` (
`kode_pelanggan` varchar(10) NOT NULL default '', `nama_pelanggan` varchar(50) default NULL,
`alamat_pelanggan` varchar(100) NOT NULL default '', `kontak_pelanggan` varchar(25) default NULL,
PRIMARY KEY (`kode_pelanggan`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
# Dumping data for table 'pelanggan' #
/*!40000 ALTER TABLE `pelanggan` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `pelanggan` WRITE;
UNLOCK TABLES;
/*!40000 ALTER TABLE `pelanggan` ENABLE KEYS*/;
#
# Table structure for table 'supplier' #
CREATE TABLE /*!32312 IF NOT EXISTS*/ `supplier` (
`kode_supplier` varchar(10) NOT NULL default '', `nama_supplier` varchar(100) default NULL, `alamat_supplier` varchar(100) default NULL, `kontak_supplier` varchar(25) default NULL, PRIMARY KEY (`kode_supplier`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
#
# Dumping data for table 'supplier' #
/*!40000 ALTER TABLE `supplier` DISABLE KEYS*/; LOCK TABLES `supplier` WRITE;
UNLOCK TABLES;
5.1.5 Implementasi Antar Muka
Implementasi antar muka dilakukan dengan sebuah form yang ada dalam borland
Delphi 07 yang berekstensi frm. File-file tersebut dapat diakses dan akan menjadi
penghubung antara pengguna dengan sistem. Pada tahap implementasi antar muka ini,
lebih menitikberatkan kepada implementasi antar muka halaman utama yang merupakan
sentral penghubung dengan antar muka yang lain. Berikut adalah penjelasan dari
implementasi dari antar muka tersebut .
5.1.5.1 Implementasi Halaman Utama
Form halaman utama merupakan sentral dari semua halaman form. Form ini
berisi menu-menu utama yang dapat mengakses dan menjadi penghubung antara
pengguna dengan sistem. Berikut ini implementasi struktur menu pada halaman utama
Sistem Inforamsi Penjualan dan Pembelian Barang di PT. Cipta Prima Usaha Tama :
1. Form Data Barang
Form ini digunakan untuk menginput data barang yang sebelumnya tidak ada atau
belum tersimpan didalam database.
2. Form Data Pelanggan
Form ini diugunakan untuk melihat data pelanggan yang memesan barang
3. Form Data Supplier
Form ini digunakan untuk melihat data Supplier yang memasok barang
4. Form Pemesanan Penjualan
5. Form Pemesanan Pembelian
Form ini digunakan untuk kepentingan perusahaan memesan barang ke supplier
6. Form Transaksi Penjualan
Form ini digunakan untuk proses Penjualan Barang
7 Form Transaksi Pembelian
Form ini digunakan apabila barang pesanan di supplier atau pemesan akan
diambil
8. Laporan adalah hasil dari proses, laporan yang dihasilkan dari sistem ini adalah
laporan data barang, laporan data Supplier, laporan data Pelanggan, laporan
Pemesanan Penjualan, Laporan pemesanan Pembelian, Laporan Transaksi
Penjualan, Laporan Transaksi Pembelian
5.1.6 Penggunaan Program
Penggunaan program merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menerangkan
secara singkat bagaimana penggunaan program Sistem Informasi Penjualan Pembelian
Barang. Adapun cara pengoperasiannya seperti yang akan dijelaskan berikut ini :
1 Password
Untuk mengakses program, user harus melakukan login terlebih dahulu. Jika
password yang akan dimasukan salah maka user tidak akan diperkenankan masuk
kedalam program, ini digunakan untuk keamanan data, jika password yang telah
dimasukan benar maka user diberi hak akses dan langsung menampilkan menu utama.
Gbr. 5.15 Form Login
Langkah-langkah pengoperasian :
1. Masukan Nama user
2. Masukan Password
3. Klik Login untuk ke form menu utama
4. Tombol Logout digunakan untuk keluar dari aplikasi
5.1.5.1Implementasi Menu Utama
Tampilan menu utama dimaksudkan untuk mempermudah pemakai dalam
pengoperasian program.
Form menu utama ini terdiri dari beberapa menu yang mempunyai fungsi yang
berbeda, diantaranya :
1. Data Master
Didalam Data Master terdapat main menu data barang, data Pelanggan, data
supllier
2. Pemesanan
Didalam Pemesanan terdapat main menu Pemesanan penjualan dan pemesanan
pembelian
3. Transaksi
Didalam Transaksi terdapat main menu Penjualan dan Pembelian
4. Laporan
Hanya berisi tentang Semuan laporan – laporan
5.1.5.2Form Data Barang
Form ini digunakan untuk input data barang yang belum terdapat didalam
database. Ditunjukan dalam gambar dibawah ini :
Tampilan data barang menyediakan beberapa tombol untuk memudahkan didalam
melakukan pengolahan data, diantaranya :
1. Baru, tombol ini berfungsi untuk menginput data barang baru.
2. Edit, tombol ini berfungsi untuk mengedit data barang yang telah diinputkan..
3. Hapus, tombol ini berfungsi untuk menghapus proses penginputan data barang
4. Keluar, tombol ini berfungsi untuk keluar dari form data barang
5.1.5.3Form Data Pelanggan
Gambar. 5.18 Form Data Pelanggan
Tampilan data Pelanggan menyediakan beberapa tombol untuk memudahkan
didalam melakukan pengolahan data, diantaranya
1. Baru, tombol ini berfungsi untuk menginput data pelanggan baru.
2. Edit, tombol ini berfungsi untuk mengedit data pelanggan yang akan dirubah bila
terdapat kesalahan.
3. Hapus, tombol ini berfungsi untuk menghapus proses penginputan data pelanggan
5.1.5.4Form Data Supplier
Gbr. 5.19 Form Data Supplier
Tampilan data Supllier menyediakan beberapa tombol untuk memudahkan didalam
melakukan pengolahan data, diantaranya
1. Baru, tombol ini berfungsi untuk menginput data Supllier baru.
2. Edit, tombol ini berfungsi untuk mengedit data Supllier yang akan dirubah bila
terdapat kesalahan.
3. Hapus, tombol ini berfungsi untuk menghapus proses penginputan data supllier
5.1.5.5Form Data Pemesanan Penjualan
Gbr. 5.20 Form Data PemesananPenjualan
Tampilan data Pemesanan Penjualan menyediakan beberapa tombol untuk
memudahkan didalam melakukan pengolahan data, diantaranya
1. Kode Pemesanan, tombol ini berfungsi untuk menginput data kode pemesanan.
2. Tgl Pesanan, tombol ini berfungsi untuk menyimpan data pemesanan dan tgl
pemesanan
3. Batas Pengantaran, tombol ini berfungsi untuk memriksa Tgl berapa barang
pesanan akan diambil
4. Kode barang, tombol ini berfungsi memesan barang apa yang akan dipesan
5. Simpan, Tombol ini berfungsi untuk menyimpan data pemesanan barang
5.1.5.6 Form Data Pemesanan Pembelian
Gbr. 5.21 Form Data PemesananPembelian
Tampilan data Pemesanan Pembelian menyediakan beberapa tombol untuk
memudahkan didalam melakukan pengolahan data, diantaranya
1. Kode Pemesanan, tombol ini berfungsi untuk menginput data kode pemesanan.
2. Tgl Pesanan, tombol ini berfungsi untuk menyimpan data pemesanan dan tgl
pemesanan barang
3. Batas Pengantaran, tombol ini berfungsi untuk memriksa Tgl berapa barang
pesanan akan diambil diberikan
4. Kode barang, tombol ini berfungsi memesan barang apa yang akan dipesan
5. Simpan, Tombol ini berfungsi untuk menyimpan data pemesanan barang
5.1.5.7 Form Data Penjualan
Gbr. 5.22 Form Data Penjualan
Tampilan data Penjualan menyediakan beberapa tombol untuk memudahkan
didalam melakukan pengolahan data, diantaranya
1. Ambil Data barang, Tombol ini berfungsi untuk menampilkan data pelanggan dan
data pemesanan Pemesab
2. Kode Pemesanan, tombol ini berfungsi untuk menginput data kode pemesanan.
3. Tgl Transaksi, tombol ini berfungsi untuk melihat kapan data pemesanan dan tgl
pemesanan barang
4. Simpan, tombol ini berfungsi untuk menyimpan data penjualan
5.1.5.8 Form Data Pembelian
Gbr. 5.23 Form Data Pembelian
Tampilan data Pembelian menyediakan beberapa tombol untuk memudahkan
didalam melakukan pengolahan data, diantaranya
1. Ambil Data barang, Tombol ini berfungsi untuk menampilkan data Barang dan
data pemesanan Pemesanan
2. Kode Pemesanan, tombol ini berfungsi untuk menginput data kode pemesanan.
3. Tgl Transaksi, tombol ini berfungsi untuk melihat kapan data pemesanan dan tgl
pemesanan barang
4. Simpan, tombol ini berfungsi untuk menyimpan data penjualan
5.1.5.9 Implementasi Sub Lap.Data Barang
Gbr.5.24 Form Laporan Data Barang
5.1.5.10 Implementasi Sub Lap.Data Supllier
Gambar.5.26 Form Laporan Data Pelanggan
Gambar.5.274.14 Form Laporan Transaksi Penjualan
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan
Analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting di dalam sebuah
sistem informasi. Karena kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam analisis
tersebut akan mengakibatkan kesalahan pula di tahap berikutnya. Selain itu analisis
sistem bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sistem yang saat ini sedang
berjalan pada suatu perusahaan atau instansi. Penulis mencoba untuk merubah analisis
sistem yang ada saat ini menjadi lebih baik, sehingga kelebihan dan kekurangan dari
sistem tersebut dapat diketahui dan diidentifikasikan, serta membandingkannya antara
sistem yang lama dengan sistem yang baru.
4.1.1 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan
Analisis sistem yang sedang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas
bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah yang dihadapi sistem. Analisis sistem
ini dapat dijadikan sebagai suatu landasan usulan perancangan sistem yang sedang
berjalan yang dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada serta dari urutan kejadian
tersebut dapat dibuat Diagram Alir Dokumen (Flow Map). Adapun analisis prosedur
enjualan pembelian yang saat ini sedang berjalan pada PT. Cipta Prima Usaha Tama
adalah seperti berikut ini :
1. Pemesan memberikan daftar pemesanan barang ke bagian pembelian dan penjualan
barang
2. Bagian penjualan pembelian mengecek barang daftar pembelian barang yang di
3. Apabila barang yang di pesan ada maka bagian penjualan membuat faktur
pembelian barang sebanyak 2 rangkap, 1 untuk diserahkan kebagian pembelian dan
1 lagi untuk di arsipkan
4. Bagian penjualan membuat laporan penjualan yang nanti akan diserahkan ke
pimpinan
5. Apabila barang yang di pesan tidak ada maka bagian penjualan membuat P.O
(Purchase Order) yang nanti diserahkan dulu ke pimpinan untuk mendapatkan
persetujuan atau Acc.
6. Setelah P.O di Acc oleh pimpinan, maka bagian pembelian memberikan P.O yang
telah di Acc ke supplier
7. Supplier akan membuat daftar pemesanan barang yang dipesan oleh perusahaan
8. Bagian pembelian menerima barang yang di pesan, dan membuat laporan
Gambar. 4.1 Flowmap Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Barang yang
4.1.2.2 Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram Konteks adalah diagram tingkat atas dari sistem informasi yang
menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan keluar sistem atau entitas-entitas
eksternal yang terletak diluar sistem.. Adapun diagram konteks yang sedang berjalan PT.
Cipta Prima Usaha Tama seperti yang terlihat pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar. 4.2 Diagram Konteks Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian di
di PT. Cipta Prima Usaha Tama
4.1.2.3 Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram)
Diagram Aliran Data atau DFD (Data Flow Diagram) merupakan suatu jaringan
yang menggambarkan suatu sistem manual maupun terkomputerisasi atau gabungan
keduanya yang penggambarannya disusun kedalam bentuk komponen-komponen sistem
sistem informasi penjualan dan pembelian di PT. Cipta Prima Usaha Tama yang sedang
berjalan seperti yang terlihat pada gambar 4.3.
Gambar. 4.3 DFD yang Sedang Berjalan
Keterangan :
4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan
Dari hasil analisis sistem informasi dalam pengolahan data Pembelian dan
Penjualan Barang dapat disimpulkan, Bahwa penggunaan sistem informasi dalam
mengatur Pembelian dan penjualan barang di PT. Cipta Prima Usaha Tama yang ada
sekarang ini kurang begitu lancar, karena keterbatasan sistem komputerisasi yang ada,
serta kekurangan Sumber Daya Manusia yang mengatur sistem yang ada. Untuk itu
diperlukan suatu sistem komputerisasi yang cukup untuk menunjang sumber daya
manusia yang telah ada agar mereka dengan keterbatasan jumlah personil/pekerja tetap
dapat bekerja dengan baik dan menggunakan waktu seefektif mungkin, sehingga
permasalahan yang ada terutama yang berkaitan dengan sistem Penjualan dan Pembelian
barang di PT. Cipta Prima Usaha Tama dapat diselesaikan.
4.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan tahapan untuk menggambarkan model baru yang
akan penulis buat. Pada tahapan ini sangat penting karena dapat menentukan baik
tidaknya sistem baru yang akan penulis buat tersebut. Tahapan ini berisikan tentang
penggambaran Diagram Alir (Flow Map), Diagram Konteks (Context Diagram), DFD
(Data Flow Diagram), Kamus Data (Data Dictionary), ERD (Entity Relational
Diagram), dan Normalisasi yang berorientasi pada proses dan data dari sistem informasi
yang akan penulis usulkan.
4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan tahap dilakukannya gambaran yang jelas
pembangunan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahap analisis.
Tujuan dari perancangan sistem itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan sistem
serta membuat atau merancang suatu bentuk atau model yang baru yang lebih baik dari
sebelumnya yang dapat memberikan kemudahan bagi pemakainya.
4.2.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan
Perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian di PT. Cipta Prima Usaha
Tama ini akan menghasilkan sebuah produk berupa program aplikasi yang dapat
menangani pengolahan data seperti data barang, data suplier, data pemesan barang dan
pembuatan laporan-laporan yang akan diberikan kepada Pimpinan perusahaan yang akan
dijadikan sebagai pengambilan keputusan.
4.2.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan
Perancangan prosedur merupakan tahap awal dari perancangan sistem informasi
yang dilakukan sebagai pemecahan masalah yang ada pada proses perancangan sistem
informasi penjualan dan pembelian barang yang sedang berjalan sebelum bagan alir
dokumen (Flow Map) dibuat. Bagan alir dokumen tersebut merupakan penguraian dari
suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud
untuk mengidentifikasikan serta untuk mengevaluasi suatu permasalahan yang
diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Adapun deskripsi Flow map dari
sistem informasi penjualan dan pembelian barang di PT. Cipta Prima Usaha Tama yang
Pembeli Bag. Penjualan Bag. Gudang Pimpinan
keterangan gambar :
P.O : Purchase Order
A : Arsip faktur penjualan
B : Arsip Lap. Penjualan dan Brg Keluar
C : Arsip laporan brg pesanan
D : Arsip P.O Acc
keterangan gambar :
P.O : Purchase Order
E : Arsip data brng
4.2.3.2 Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks yang dibuat pada tahap desain sistem ini merupakan hasil dari
perubahan/perbaikan sistem diagram konteks yang sedang berjalan pada suatu
perusahaan. Diagram konteks ini dirancang dengan memperhatikan masukan yang
dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan oleh sistem. Adapun diagram
konteks yang diusulkan seperti yang terlihat pada gambar 4.5 berikut ini.
Gbr 4.6 Digram Konteks Penjualan yang diusulkan
Keterangan :
4.2.3.3 Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)
Diagram Alir Data (Data Flow Diagram) digunakan untuk mempermudah dalam
menggambarkan proses, arus data dan entitas yang ada pada sistem informasi penjualan
dan pembelian barand di PT. Cipta Prima Usaha Tama. Disamping itu pula Data Flow
Diagram digunakan untuk membuat model sebuah sistem informasi dalam bentuk
jaringan proses-proses yang saling berhubungan satu sama lain oleh alir data. Adapun
Data Flow Diagram yang diusulkan dalam Perancangan Sitem Informasi penjualan dan
pembelian barang di PT. Cipta Prima Usaha Tama, seperti yang terlihat pada gambar 4.7
Gbr 4.7 DFD yang diusulkan
Keterangan :
- P.O : Purchase Order
4.2.3.4 Kamus Data (Data Dictionaries)
Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
dalam sistem secara lengkap. Kamus data untuk data yang mengalir pada DFD (Data
Flow Diagram) yang penulis usulkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7. Kamus Data Barang
1. Laporan data Barang
Nama arus data : Daftar Barang
Alias : -
Aliran data : Daftar Barang-Proses 01
Periode : Setiap ada pemesanan
Volume : 2 Lembar
Struktur data : Kode barang, Nama barang, Jumlah, Satuan, Harga
Tabel 4.2. Kamus Data Pelanggan
2. Data Pelanggan
Nama arus data : Data Pelanggan
Alias : -
Aliran data : proses 2 - file data pemesanan – proses 3
Periode : setiap ada Pemesanan
Volume : 2 Lembar
Struktur data : Kode_Pelanggan, Nama_Pelanggan, Alamat, No_Telepon
Tabel 4.3. Kamus Data Supllier
3. Data pembelian Barang
Nama arus data : Data pembelian Barang
Aliran data : Data pembelian barang – proses 5 – file data pembelian
barang – proses 6
Periode : setiap pembelian barang
Volume : 2 Lembar
Struktur data : Kode_Supllier, Nama_Supllier, Alamat, No_Telepon
Tabel 4.4. Kamus Pemesana Penjualan
4. Laporan data Pemesana Penjualan
Nama arus data : Laporan data Penjualan
Alias : -
Aliran data : proses 3 – file laporan penjualan
Proses 3 – laporan penjualan
Periode : setiap ada penjualan
Volume : 2 Lembar
Struktur data : Kode_Pemesanan, Tgl_Pesanan, Batas_Pemesanan,
Kode_pelanggan, Nama_Pelanggan, Kode_Barang,
Nama_barang, Jumlah, Satuan, Harga,
Tabel 4.5. Kamus Pemesanan Pembelian
5. Laporan data Pemesanan Pembelian
Nama arus data : Laporan data Pemesanan Pembelian barang
Alias : -
Aliran data : proses 6 – file laporan Pembelian barang
Proses 6 – laporan pemesanan pembelian
Volume : 2 Lembar
Struktur data : Kode_Pemesanan, Tgl_Pesanan, Batas_Pemesanan,
Kode_pelanggan, Kode_Supllier, Nama, No_Telepon
Kode_Barang, Nama_barang, Jumlah, Satuan, Harga,
4.2.4 Perancangan Basis Data
Perancangan Database merupakan langkah untuk menentukan basis data yang
diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna. Penyusunan basis data
berlandaskan kamus data yang telah dibahas sebelumnya. Pada skema database ini akan
dibahas Normalisasi, Entity-Relationship Diagram (ERD), Relasi Tabel, Struktur File dan
kodefikasi.
4.2.4.1 Normalisasi
Normalisasi adalah untuk menghilangkan penggandaan penyimpanan file-file
yang sama. Adapun bentuk normalisasi pada perancangan sistem informasi penjualan dan
pembelian barang adalah sebagai berikut :
1. Bentuk tidak Normal
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
mengikuti suatu format tertentu, data dapat tidak lengkap atau terduplikasi, data
dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.
Tabel 4.8 barang. Unnormal
kode_brg, nama_brg, kode_supllier, no_supllier, harga_satuan, kode_brg,
kode_pembelian, tgl_penjualan, nama_brg, harga_satuan, jumlah, total_jual,
kode_brg, kode_beli, tgl_penjualan, nama_brg, harga_satuan, jmlh, total_jual,
no_pembelian, kode_brg, kode_supllier, tgl_pembelian, harga, jmlh, total_beli,
kode_pemesan, jmlh_pemesan, tgl_pesanan, nama_pesanan, nama_pemesan, Alamat,
No_telepon, Haraga_satuan, jmlh_pesanan, Batas_Pesanan, Nama_Supllier,
Alamat_Supllier, Alamat_Pemesan, Alamat_pelanggan, No_Telepo_pelanggan
1. Bentuk Normal Pertama (1st NF/First Normal Form)
Suatu relasi dikatakan mempunyai bentuk normal pertama atau First Norm Form
(1NF) bila semua domain adalah sederhana (anomatik). Artinya setiap atribut
mempunyai domain tunggal. Adapun bentuk normal pertama atau First Norm Form
(1NF) yaitu :
Tabel 4.8 Normal 1
kode_brg, nama_brg, kode_supplier, no_supplier, harga_satuan, Alamat, kode_pembeli,
tgl_penjualan, jmlh, total_jual, no_pembelian, tgl_pembelian, total_beli, jmlh_beli,
nama_pesanan, tgl_pemesanan, jmlh_pesanan, Nama_Supllier, nama_pelanggan,
nama_pemesan, no_tlp, alamat_pemesan
2. Bentuk Normal Kedua (2nd NF/Second Normal Form)
Aturan normalisasi kedua atau Second Norm Form (2NF), menyatakan bahwa
setiap field yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional
pada key primer secara utuh. Adapun bentuk normalisasi kedua atau Second Norm Form
(2NF) dari Perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian barang adalah sebagai
Tabel Barang
Kode_brg*, nama_brg, Jmlh, harga_satuan,
Tabel Pelanggan
Kode_Pelanggan*, Nama_Pelanggan, Alamat, No_Telepon
Tabel Supllier
Kode_Supllier*, Nama_Supllier, Alamat, No_Telepon
Tabel Pemesanan Penjualan
Kode_Pemesan, Tgl_Pesan, Batas_Pesanan, Kode_Pelanggan*, Nama, No_Telepon,
Kode_Barang*, Nama_Barang, Jmlh, Satuan, Harga
Tabel Pemesanan Pembelian
Kode_Pemesan, Tgl_Pesan, Batas_Pesanan, Kode_Supllier*, Nama, No_Telepon,
Kode_Barang*, Nama_Barang, Jmlh, Satuan, Harga
Tabel Penjualan
Kode_Pesan, Kode_Penjualan, tgl_Transaksi, Kode_Pelanggan*, Nama_Pelanggan,
No_Telepon, Kode_Barang*, Nama_Barang, Jmlh, Satuan, Harga
Tabel Pembelian
Kode_Pesan, Kode_Penjualan, tgl_Transaksi, Kode_Supllier*, Nama, No_Telepon,
3. Bentuk Normal Ketiga (3nd NF/Third Normal Form)
Bentuk normalisasi ketiga dapat terpenuhi apabila berada dalam bentuk normal
kedua, dan setiap atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan transitif.
Adapun Bentuk normalisasi ketiga yaitu :
Tabel 4.9. Normal 3
Tabel Barang
Kode_brg*, nama_brg, Jmlh,
Tabel Pelanggan
Kode_Pelanggan*, Nama_Pelanggan,
Tabel Supllier
Kode_Supllier*, Nama_Supllier,
Tabel Pemesanan Penjualan
Kode_Pemesan, Tgl_Pesan, Batas_Pesanan, Kode_Pelanggan*, Nama, No_Telepon,
Kode_Barang*, Nama_Barang, Jmlh, Satuan, Harga
Tabel Pemesanan Pembelian
Kode_Pemesan, Tgl_Pesan, Batas_Pesanan, Kode_Supllier*, Nama, No_Telepon,
Kode_Barang*, Nama_Barang, Jmlh, Satuan, Harga
Tabel Penjualan
Kode_Pesan, Kode_Penjualan, tgl_Transaksi, Kode_Pelanggan*, Nama_Pelanggan,
No_Telepon, Kode_Barang*, Nama_Barang, Jmlh, Satuan, Harga
Tabel Pembelian
Kode_Pesan, Kode_Penjualan, tgl_Transaksi, Kode_Supllier*, Nama, No_Telepon,
4.2.4.2 Relasi Tabel
Model basis data Relational sering disebut sebagai model relational atau basis
data relasional, model basis data menunjukkan suatu cara mekanisme yang digunakan
untuk mengelola atau mengorganisasi data secara fisik. Adapun saling keterkaitan antar
tabel atau relasi tabel digunakan dalam perancangan sistem informasi penjualan dan
pembelian barang adalah sebagai berikut:
Gbr. 4.8 Tabel Relasi
4.2.4.3 ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD (Entity Relation Diagram) merupakan suatu diagram yang menggambarkan
rancangan data yang akan disimpan atau bentuk logika yang akan dipakai untuk
pada perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian barang yang penulis buat
adalah sebagai berikut:
Gbr. 4.9 ERD Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Barang
4.2.4.4 Struktur File
Struktur file digunakan dalam perancangan sistem untuk menentukan nilai atau
tipe data suatu atribut pada file yang terdapat pada database. Pada tahapan perancangan
struktur file untuk mempermudah dalam mengetahui suatu nilai atau tipe data yang ada
pada file penyimpanan ini akan dijelaskan mengenai perancangan basis data yang akan
digunakan. Penyusunan tabel ini pada dasarnya digunakan untuk memudahkan dalam
pemasukan dengan penyimpanan data yang sesuai dengan kelompok dari data atau
informasi tersebut. Struktur Field yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Tabel Barang
Keterangan : Data tentang data barang
Primary key : Kode barang
Foreign key : -
Tabel 4.12. Barang
2. Tabel Penjualan
Nama table : Penjualan
Keterangan : Data tentang Penjualan
Primary key : No Penjualan
Tabel 4.13. Penjualan
3. Tabel Pembelian
Nama table : Pembelian
Keterangan : Data tentang Pembelian
Primary key : No Pembelian
Foreign key : Kode Barang
4.2.4.5 Kodefikasi
Pengkodean merupakan proses untuk memudahkan dalam mengelompokkan data
dan pemrosesannya. Selain itu pengkodean juga dapat membantu sistem informasi dalam
mengidentifikasikan suatu objek, sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
dalam mengidentifikasikan objek-objek tersebut dapat dihindarkan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat sebagai berikut :
Kode Barang
Contoh : BR-0001
Keterangan : BR = Barang
00001 = Nomor Urut Barang
Kode Supplier
Contoh : SR-0001
Keterangan : SR = Kode Supplier
Kode Pembeli
Contoh : NB-0001
Keterangan : NB = Kode Pembeli
4.2.5 Perancangan Antar Muka
Perancangan antar muka berfungsi untuk menjelaskan tentang perancangan
program perancangan sistem informasi pelayanan rawat inap pasien yang dibangun
meliputi struktur menu, perancangan input dan perancangan output. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah pengguna dalam mengetahui proses input dan output yang terdapat
pada program aplikasi perancangan sitem informasi penjualan dan pembelian barang.
Untuk lebih jelasnya perancangan antar muka dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 4.12 Struktur Menu
4.2.5.2 Perancangan Input
Perancangan input merupakan desain yang dirancang untuk menerima masukan
bentuk dokumen-dokumen dasar yang akan digunakan untuk mendapatkan data dalam
perancangan tersebut. Perancangan input yang dibuat haruslah dapat memberikan
penjelasan bagi pemakainya, baik dari bentuk maupun dari masukan-masukan yang akan
diisi. Adapun perancangan input yang akan dibuat pada perancangan system informasi
penjualan dan pembelian barangadalah sebagai berikut :
1. Rancangan Menu Utama
4.13 Gbr Rancangan Menu utama
4. Rancangan Input Data Barang
5. Rancangan Input Data Pelanggan
4.15 Gbr Input Data Pelanggan
6. Rancangan Input data Supplier
7. Rancangan Input Pemesanan Penjualan
Gbr 4.17 Rancangan Input Pemesanan Penjualan
7. Rancangan Input Penjualan
4.2.5.3 Perancangan Output
Tampilan output pada perancangan ini merupakan kumpulan-kumpulan data yang
telah dimasukan ke database komputer melalui form masukan data. Tujuan dari
perancangan output ini yaitu untuk menyajikan sejumlah data yang terdapat dalam sistem
database dalam bentuk laporan yang berhubungan. Berikut dibawah ini adalah contoh
rancangan keluaran.
Gbr.4.18 Form Laporan Data Barang
Gambar.4.20 Form Laporan Data Pelanggan
Gambar.4.20 Form Laporan Pemesanan Penjualan
Gambar.4.20 Form Laporan Transaksi Pembelian
4.2.6 Perancangan Arsitektur Jaringan
Arsitektur jaringan terdiri dari konfigurasi jaringan komputer seperti penerapan
topologi jaringan dan penggunaan TCP/ IP (Trasmission Control Protocol/ Internet
Protocol). TCP/ IP (Trasmission Control Protocol/ Internet Protocol) merupakan
protokol standard internet yang digunakan untuk melakukan koneksi ke internet protokol.
Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi secara tepat
dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmisi) menuju ke sisi penerima
(receiver) melalui media komunikasi.
Arsitektur jaringan pada penerapan system informasi penjualan dan pembelian
barang PT. Cipta Prima Usaha Tama yaitu :
1. Menggunakan jaringan komputer yaitu LAN (Local Area Network).
2. Topologi jaringannya menggunakan Topologi Bus yang mana digunakan sebuah
kabel tunggal atau kabel pusat di mana seluruh workstation dan server
dihubungkan.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam perancangan sistem informasi penjualan dan
pembelian barang ini adalah di lakukan di PT. Cipta Prima Usaha Tama, dimana pada
penelitian tersebut penulis ditempatkan pada bagian penjualan dan pembelian barang
yang bertugas melayani pelanggan. Sebelum menganalisis permasalahan suatu
perusahaan, ada baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu tentang profil perusahaan,
struktur organisasi, serta deskripsi kerja dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya
seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
3.1.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Cipta Prima Usaha Tama
Alamat :
Komp. Permata Hijau blok. D. 98B. Rancaekek/
Ciganitri, Koml. GBA Blok E.34 Bansung
Bandung – Indonesia
Telepon : (022) 70530767, 76211154
3.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan PT. Cipta Prima Usaha Tama di dirikan pada tahun 2002, seseorang
yang bernama Hartono. Sebelumnya beliau bekerja menjual accecoris kendaraan Cuma
kemudian pada tahun 2004 beliau membuka PT dengan nama Cipta Prima Usaha Tama,
yang dimana nama itu didapat / sama dengan putra pertama beliau.
Dengan pertimbangan yang sangat matang maka sodara Hartono dengan langkah
pasti dan penuh keyakinan serta modal yang dimiliki pada pertengahan tahun 2004
mengukuhkan sebuah PT yang diberinama PT. Cipta Prima Usaha Tama. Usaha ini
bergerak dibidang pembelian dan penjualan accecoris kendaraan dengan berbagai macam
produk dan berbagai macam merk.
Berkat usaha kerja keras, keuletan dan disiplin yang sangat tinggi, beliau berhasil
mengembangkan usahanya, yaitu dengan menjadi agen accecoris berbagai kendaraan.
Tabel 3.1 Nama barang, jumlah, dan harga
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan kemana instansi harus dibawa agar
dapat tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Selain itu juga visi dapat diartikan sebagai suatu
gambaran ke depan yang menantang tentang keadaan masa depan yang di inginkan oleh
gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni (tanpa paksaan)
mengenai model masa depan organisasi yang harus diyakini dan menjadi milik seluruh
anggota organisasi.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi agar tujuan organisasi
dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan misi, diharapkan seluruh anggota
organisasi yang berkepentingan dapat memahami organisasinya, peran, program-program
serta hasil-hasil yang akan di capai organisasi di masa yang akan datang. Suatu
pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus di capai oleh suatu instansi
dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut. Misi
harus memperlihatkan secara jelas hal apa yang penting untuk perusahaan dan apa tugas
pokok dari perusahaan tersebut.
Adapun Visi dari PT. Cipta Prima Usaha Tama adalah “Menjadikan Pusat
Pelayanan penjualan pembelian accecoris kendaraan bagi bengkel”. Sedangkan Misi dari
PT. Cipta Prima Usaha Tama adalah “Meningkatkan kualitas barang dengan biaya yang
terjangkau”.
3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu susunan dari suatu rangkaian
kegiatan didalam organisasi yang menerapkan tentang bagian-bagian dari organisasi itu
sendiri. Dan struktur organisasi perusahaan tersebut mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan kelancaran usaha suatu kegiatan perusahaan dimana
sebaik-baiknya sehingga informasi yang diperoleh didalam perusahaan jelas serta
melancarkan kegiatan usaha perusahaan.
Disamping itu pula struktur organisasi perusahaan dibuat dengan maksud
agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan didalam memberikan tugas-tugas pada
masing-masing bagian yang ada didalam perusahaan tersebut. Adapun struktur organisasi
di PT. Cipta Prima Usaha Tama yang dibuat berdasarkan kebutuhan. perusahaan yang
dapat dilihat pada gambar 3.1 :
DIREKTUR
BAGIAN
PENJUALAN BAGIAN GUDANG
BAGIANN PEMBELIAN
BAGIAN KEUANGAN
gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Cipta Prima Usaha Tama
Sumber : PT. Cipta Prima Usaha Tama
3.1.5 Deskripsi Tugas
Dibawah ini akan diuraikan deskripsi kerja dan kegiatan di setiap jabatan :
1. Direktur
Berikut ini dalah deskripsi dan kegiatan yang dilakukan, antara lain :
b. Memimpin, Membingbing, dan menggerakan para staf dan karyawan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
c. Merencanakan dan membuat kebijakan perusahaan.
d. Mengambil keputusan dalam menyelenggarakan dan menganalisa persoalan
yang dihadapi perusahaan
2. Bagian Marketing
Berikut ini dalah deskripsi dan kegiatan yang dilakukan, antara lain:
a. Melakukan Promosi barang kepada konsumen
b. Mengawasi dan melaksanakan kebijakan perusahaan dalam bidang penjualan
dan pembelian
c. Memberikan keputusan dalam setiap pemesanan barang atau oeder dari
konsumen untuk memberikan persetujuan atau tidak.
d. Menjaga hubungan baik dengan supplier
e. Bertanggung jawab kepada direktur
3. Bagian Penjualan
Berikut ini dalah deskripsi dan kegiatan yang dilakukan, antara lain:
a. Mempunyai Bukti penjualan
b. Menjaga hubungan baik dengan konsumen
c. Bertanggung jawab kepada bagian marketing
4. Bagian Gudang
a. Bertanggung jawab atas keluar dan masuknya barang, serta memeriksa sesuai
dengan nota
b. Membuat laoparan gudang dan pengiriman
c. Bertanggung jawab terhadap pengiriman barang
d. Bertanggung jawab kepada direktur
5. Bagian Keuangan.
Berikut ini dalah deskripsi dan kegiatan yang dilakukan, antara lain:
a. Mengecek laporan yang masuk kebagian keuangan
b. Membuat laporan yang diserahkan kepada direktur
c. Bertanggung jawab kepada direktur
3.2 Metode Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat menghasilkan sistem informasi
yang baik, terarah serta jelas maksudnya maka dalam penelitian ini diperlukan adanya
metode penelitian yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Metode yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu jenis penelitian yang
hanya menggambarkan, meringkas berbagai kondisi atau situasi yang ada pada suatu
perusahaan. Dalam penelitian ini akan dijabarkan kondisi konkrit dari objek penelitian
dengan mencari dan mengemukakan data berdasarkan keadaan perusahaan yang
sebenarnya, kemudian melakukan analisis atau perubahan sistem berdasarkan fakta-fakta
yang ada. Pada penelitian deskriptif ini hanya akan menganalisis serta menyajikan data
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang penulis gunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
adalah dengan menggunakan penelitian Deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan
terhadap variabel mandiri dengan maksud tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Selain itu penulis mencoba untuk
mempelajari situasi yang ada dengan tujuan untuk memperbaikinya.
3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sebagai bahan kajian dalam penulisan skripsi ini, maka
diperlukan suatu metode yang dapat menunjang sistem secara keseluruhan. Disamping itu
pula metode ini dibuat dengan tujuan untuk membuat sistem informasi agar informasi
yang dihasilkan lebih berkualitas. maka metode penelitian yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan, mengolah serta menganalisa data dari sistem yang sedang berjalan.
Metode yang dimaksudkan adalah berasal dari sumber data primer dan sumber data
sekunder, berikut penjelasan sumber-sumber tersebut.
3.2.2.1 Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data
sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian
1. Pengamatan Langsung
Teknik yang dilakuakan dengan cara melakukan penelitian mengenai proses
pengolahan data penjualan dan pembelian serta pembuatan laporan dan data-data
yang mengalir untuk dijadikan sebagai bahan penyusun laporan tugas
akhir.Pengamatan ini dilakukan langsung khususnyan di PT. Cipta Prima Usaha
Tama. Pengamatan ini di lakukan khususnya di bagian penjualan dan pembelian
barang guna memperoleh gambaran terhadap sistem meliputi prosedur yang
digunakan pada sistem, data-data atau file yang diperlukan, dokumen-dokumen
yang digunakan serta kendala yang dihadapi yang berhubungan dengan tema yang
akan dibahas.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan instansi terkait
dilingkungan perusahaan, khususnya dibagian Penjualan dan Pembelian barang.
Wawancara ini dilakukan pada semua staf karyawan prusahaan supaya penulis
dapat mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan-permasalahan dalam sistem
yang ada terutama prosedur kerja sistem
3.2.2.2 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya melainkan melalui riset kepustakaan. Dimana data yang diperoleh
bersumber dari buku-buku atau artikel-artikel ilmiah yang dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan dalam pemecahan masalah. Untuk memperoleh data sekunder tersebut penulis
khususnya mata kuliah yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas oleh
penulis. Selain itu teknik pengumpulan data sekunder diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan
dalam tahap analisis sistem. Adapun dokumen-dokumen tersebut antara lain :
1) Dokumen Nota Penjualan
2) Dokumen Nota Pembelian
3) Dokumen Pemesanan Barang
4) Dokumen Pembelian Barang
5) Dokumen Faktur penjualan
6) Dokumen Faktur pembelian
7) Data Barang
8) Data Supllier
9) Data Pelanggan
Dari kedelaan dokumen tersebut masih bersifat manual, artinya masih berupa arsip
atau buku yang berisikan keterangan-keterangan yang berhubungan dengan Penjualan dan
Pembelian di perusahaan.
3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Proses penyelesaian penelitian adalah menentukan metode-metode,
prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan serta aturan-aturan yang akan dipergunakan sebagai
pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Untuk
menyelesaikan penelitian ini diperlukan suatu metode yang dapat memproses sistem
dengan benar sehingga sistem yang sudah dibuat diharapkan dapat dipergunakan atau
perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Adapun metode yang penulis gunakan
adalah metode pendekatan sistem serta metode pengembangan sistem. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dibawah ini.
3.2.3.1Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem yang akan digunakan dalam penyusunan tugas akhir
ini adalah pendekatan terstruktur. Dimana metode pendekatan sistem ini berfungsi untuk
mengetahui bagaimana menggunakan alat-alat dan peraturan-peraturan untuk melengkapi
satu atau lebih tahapan-tahapan pengembangan sistem informasi. Selain itu tujuan dari
pendekatan terstruktur adalah diharapkan pada akhir pengembangan perangkat lunak
dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran
biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami serta mudah untuk dirawat. Adapun alat
yang dipergunakan dalam metode terstruktur ini berupa Diagram Alir (Flow Map),
Diagram Konteks (Context Diagram), DFD (Data Flow Diagram), Kamus Data (Data
Dictionary), ERD (Entity Relational Diagram), dan Normalisasi yang berorientasi pada
proses dan data.
3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak untuk membangun
sistem informasi ini yaitu metode Prototipe, yang dimana prototipe merupakan suatu
metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat
pengembangan sistem informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Dimana
tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem informasi,
dimana antara pemakai sistem (users) dan pengembang sistem bertemu. Users
menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibagun oleh pengembang
sistem..
2. Membuat Prototipe
Setelah menganalisa sistem yang akan dikembangkan serta kebutuhan-kebutuhan
sistem untuk sistem yang akan dibangun, pengembang sistem mulai membuat
prototipe.
3. Menguji Prototipe
Setelah tahap pembuatan prototipe selesai, kemudian pengembang sistem dan
Users melakukan pengujian program agar program dapat digunakan sesuai
dengan kebutuhan, dan users memberikan saran atau masukan bila terdapat
kekurangan pada program.
4. Memperbaiki Prototipe
Pada tahap ini pengembang sistem melakukan perbaikan dan modifikasi sesuai
dengan masukan atau saran dari user.
5. Mengembangkan Versi Produksi
Pada tahap ini pengembang sistem menyelesaiakan sistem yang telah dibuatnya
Dibawah ini adalah tahapan pendekatan prototipe yang ditunjukan pada gambar
sebagai barikut:
Gambar 3.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype
[Sumber : Abdul Kadir, (2003:25)]
Kelebihan dan kelemahan dari penggunaan prototipe ini adalah sebagai berikut:
Kelebihan dari prototipe yaitu:
1. Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai
yang lebih intensif.
2. Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi risiko pemakai tidak
menggunakan sistem mengingat keterlibatan mereka yang sangat tinggi sehingga
sistem memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik.
3. Mempersingkat waktu pengembangan.
4. Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera
5. Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta
perubahan-perubahan.
6. Menghemat biaya.
Kelemahan-kelemahan dari prototipe yaitu:
1. Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam
menyediakan waktu dan pikiran untuk mengerjakan prototipe.
2. Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi
pada pengujian dan pembuatan prototipe.
3. Mengingat target waktu target yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat
tidak lengkap dan bahkan sistem kurang teruji.
4. Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada
kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif.
5. Apabila tidak terkelola dengan baik, prototipe menjadi tak pernah berakhir. Hal
ini disebabkan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk dipenuhi.
3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan
Analisis dan perancangan data atau sistem merupakan langkah penting di dalam
menyelesaikan sebuah proyek penelitian. Dalam analisis, akan teruji kelayakan data
melalui uji reliabilitas dan validitas dan kenormalan data. Karena langkah ini sangat kritis
dan menentukan dalam penyelesaian sebuah proyek penelitian. Untuk menyelesaikan
sebuah proyek maka diperlukan alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah analisis
dan perancangan itu sendiri. Adapun alat bantu yang penulis gunakan dalam penyusunan
1. Diagram Alir (Flow Map)
Flow Map merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara
keseluruhan dari sistem. Bagan Flow Map ini berfungsi untuk menjelaskan tentang
urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem yang menggambarkan aliran data
atau dokumen dari satu entitas ke entitas yang lainnya. Dalam pembuatan Flow Map
tidak ada rumus atau kaidah baku yang bersifat mutlak, karena Flow Map merupakan
gambaran hasil pemikiran dalam menganalisa suatu masalah dengan komputer, sehingga
Flow Map yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrogram dengan pemrogram
lainnya.
2. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram Konteks berfungsi untuk menggambarkan hubungan antara sistem
dengan entitas luar yang dipresentasikan ke dalam bentuk lingkaran tunggal yang dapat
mewakili keseluruhan proses di dalam sistem tersebut. Di dalam merancang diagram
konteks haruslah diperhatikan masukan-masukan yang dibutuhkan oleh sistem serta
keluaran yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Definisi diagram konteks secara umum
adalah penggambaran semua elemen-elemen yang terlibat dalam suatu sistem dan
elemen-elemen yang terlibat dalam suatu sistem arus data yang masuk ke dalam sistem
dan luar sistem yang digambarkan dengan jelas. Dengan demikian diagram konteks ini
merupakan bagian dari Data Flow Diagram (DFD) yang berfungsi untuk memetakan
model lingkungan yang menggambarkan interaksi antara sistem.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram konteks adalah
1. Kelompok pemakai, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan, dan
departemen yang terkait. Di mana sistem itu digunakan, harus diidentifikasikan
secara rinci dan jangan sampai ada yang dilewatkan .
2. Kemungkinan kejadian-kejadian yang akan terjadi dalam penggunan sistem harus
diidentifikasikan secara lengkap.
3. Arah anak panah yang menunjukkan aliran data jangan sampai terbalik agar dapat
memberikan pemahaman yang benar terhadap seluruh proses sistem yang di bentuk.
4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk tekstur yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pembuat sistem.
3. DFD (Data Flow Diagram)
Diagram alir atau DFD (Data Flow Diagram) merupakan representasi dari suatu
sistem yang menggambarkan bagian-bagian dari sistem tersebut beserta seluruh
keterlibatan diantara bagian-bagian yang ada. Sistem yang dimaksud berupa sistem
otomatis, manual atau gabungan dari keduanya. Diagram arus data ini digunakan untuk
menggambarkan beberapa hal yang meliputi komponen-komponen dalam sebuah sistem,
aliran-aliran data diantara komponen-komponen tersebut, asal dan tujuan data serta
penyimpanan datanya. Data flow diagram dapat juga dikatakan sebagai suatu model dari
sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu
keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user
yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada diagram aliran data yang memiliki lebih
1. Harus terdapat keseimbangan input dan output antara satu level dengan level
berikutnya.
2. Keseimbangan antara level 0 dan level 1 dilihat pada input dan output dari aliran
data ke atau dari terminal pada level 0 sedangkan keseimbangan antara level 1 dan
level 2 dilihat pada input/output dari aliran data ke/dari proses yang bersangkutan.
3. Nama aliran data, data store dan terminal pada setiap level harus sama, apabila
objeknya sama.
4. Kamus Data (Data Dictionaries)
Kamus Data atau System Data Dictionaries merupakan katalog fakta tentang data
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan adanya kamus data
analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir ke dalam sistem dengan
lengkap. Selain itu pada tahap analisis sistem kamus data digunakan sebagai alat
komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir ke
dalam sistem tersebut. Pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk
merancang input, merancang laporan-laporan dan data yang lainnya. Sehingga untuk
dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatat, maka kamus data
harus memuat hal-hal seperti nama arus data, alias, arus data penjelasan serta item
datanya.
Selain itu juga kamus data berfungsi membantu perilaku sistem untuk
mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang
mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan
proses.
5. Perancangan Basis Data
Merancang Data Base merupakan sesuatu hal yang sangat penting didalam suatu
sistem informasi. Kesulitan utama dalam merancang data base ini adalah bagaimana
merancangnya sehingga data base dapat memuaskan keperluan saat ini dan dimasa yang
akan datang. Pada langkah ini terdapat empat bagian, yaitu ERD (Entity Relationship
Diagram), Normalisasi, Relasi Tabel dan Struktur File.
1) ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD merupakan suatu model data yang dikembangkan berdasarkan objek, mudah
dimengerti serta memiliki simbol-simbol sederhana yang dapat mewakili data secara
keseluruhan. ERD juga dapat digunakan untuk memperjelas hubungan antara data dalam
basis data kepada pemakai secara logika. Disamping itu juga ERD menerangkan entitas
apa saja yang terlibat dan menunjukkan hubungan antara entitas tersebut atau hubungan
antar atribut atau antar atribut dengan entitas. ERD digambarkan dalam bentuk diagram
dengan menggunakan simbol-simbol, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a. Entitas (Entity)
Entitas menunjukkan objek-objek dasar yang terkait didalam suatu sistem. Serta
setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik (properti)
dari entitas tersebut. Bentuk dari entitas itu sendiri adalah dinyatakan dengan simbol
b. Hubungan (Relasi)
Relasi mendefinisikan hubungan antara dua buah entitas, dimana kedua buah entitas
tersebut perlu disimpan dalam basis data. Relasi tersebut menunjukkan adanya
hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang
berbeda. Bentuk dari relasi dinyatakan dalam bentuk Belah Ketupat.
c. Atribut
Atribut sering disebut dengan properti, karena keterangan-keterangan yang terkait
pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Selain itu atribut
berfungsi sebagai penjelas sebuah entitas. Bentuk dari atribut dinyatakan dalam
bentuk Simbol Ellips.
2) Normalisasi
Normalisasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasikan tabel kelompok
atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara satu atribut dengan
atribut lainnya. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi, apakah ada
kesulitan pada saat menambah (Insert), menghapus (Delete), mengubah (Update), atau
membaca (Retrive) pada suatu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut, maka
relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel atau dengan kata lain perancangan
belumlah mendapat data base yang optimal, walaupun jumlah normalisasi ini bervariasi.
Dalam membuat proses normalisasi ada beberapa langkah yang harus dijalankan,
a. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk tidak normal merupakan sekumpulan data yang akan direkam, serta tidak
ada keharusan mengikuti format tertentu. Data-data tersebut dikumpulkan apa
adanya sesuai dengan kedatangannya.
b. Bentuk Normal Pertama (1 NF / First Normal Form)
Bentuk ini sangat sederhana. Aturannya sebuah tabel tidak boleh mengandung
kelompok yang terulang. Cara yang dilakukan pada normal pertama ini adalah
dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu
nilai tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada satu tabel dan setiap
atribut harus mempunyai nilai data yang Atomic.
c. Bentuk Normal Kedua (2 NF / Second Normal Form)
Langkah ketiga pada normal kedua adalah bentuk data telah memenuhi kriteria
bentuk normal kesatu dan setiap file yang tidak bergantung sepenuhnya pada
kunci primer dan harus dipindahkan ke tabel lain.
d. Bentuk Normal Ketiga (3 NF / Third Normal Form)
Langkah keempat pada normal ketiga ini adalah suatu relasi dikatakan dalam
bentuk ketiga jika berada pada bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan
kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.
e. Bentuk Normal Boyce Codd (BCNF)
Definisi dari bentuk BCNF adalah suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal
Boyce Codd jika dan hanya jika suatu penentu (Deteminan) adalah kunci kandidat
3) Tabel Relasi
Relasi menunjukan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari
himpunan yang berbeda. Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat
pada himpunan entitas tersebut membentuk himpunan relasi. Dalam sebuah database,
setiap tabel memiliki sebuah field yang memiliki nilai unik untuk setiap field baris.
Field ini ditandai dengan icon bergambar kunci didepan namanya, baris yang
berhubungan pada tabel mengulangi kunci primer (Primary Key) dari baris yang
dihubungkannya pada tabel lain. Salinan dari kunci primer didalam tabel yang lain
disebut dengan kunci asing. Kunci asing ini tidak perlu bersifat unik dan semua field
yang biasa menjadi kunci asing yang membuat sebuah field merupakan kunci asing
adalah jika dia sesuai dengan kunci primer pada sebuah tabel.
3.2.4 Pengujian Software
Metode yang digunakan dalam pengujian software ini adalah menggunakan Black
Box. Pengujian Black Box merupakan pengujian aspek fundamental sistem tanpa harus
memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk
mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pada metode ini data uji
dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat
lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pengujian Black Box
merupakan pendekatan komplementer dari teknik white box, karena pengujian Black Box
diharapkan mampu mengungkap kelas kesalahan yang lebih luas dibandingkan teknik