• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi TI dan Bisnis (Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi TI dan Bisnis (Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM))"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TI DAN BISNIS (STUDI KASUS UNIVERSITAS KOMPUTER

INDONESIA(UNIKOM))

Oleh Hanhan Maulana

5710111051

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

v

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ... 1 

I.1  Latar Belakang Masalah ... 1 

I.2  Identifikasi Masalah ... 4 

I.3  Tujuan Penelitian ... 4 

I.4  Manfaat Penelitian ... 5 

I.5  Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 6 

I.6  Sistematika Penulisan ... 7 

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9 

II.1  Pendahuluan ... 9 

II.2  Penelitian Terdahulu ... 9 

II.3  Definisi dan Elemen Strategi ... 10 

II.4  Strategi Bisnis ... 11 

II.5  Strategi Sistem Informasi ... 12 

II.6  Kesesuaian Teknologi Informasi (TI) terhadap Bisnis ... 14 

II.6.1  Strategi Fit ... 16 

II.6.2  Integrasi Fungsional ... 18 

II.7  Model Kematangan ... 18 

(3)

vi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25  

III.1  Profil Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ... 25 

III.1.1  Sejarah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ... 25 

III.1.2  Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ………..27 

III.1.3  Struktur Organisasi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ………..29 

III.2  Penggunaan TI di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ... 32 

III.2.1  UNIKOM Center ... 33 

III.2.2  UNIKOM Online ... 35 

III.2.3  UNIKOM Hotline ... 35 

III.2.4  UNIKOM SMS ... 38 

III.3  Waktu dan Tempat Penelitian ... 39 

III.4  Metode dan Alur Pembahasan ... 39 

III.4.1  Tahap Perumusan Masalah ... 40 

III.4.2  Tahap Pengumpulan Data ... 40 

III.4.3  Pengolahan dan Analisis Data ... 41 

III.4.4  Perancangan Solusi ... 42 

III.4.5  Kesimpulan ... 43 

(4)

vii

IV.1  Identifikasi Atribut SAMM ... 44 

IV.2  Analisis Strategi Universitas ... 45 

IV.3  Pengukuran Tingkat Kematangan Atribut SAMM ... 45 

IV.3.1  Komunikasi Bisnis dengan TI (COM) ... 46 

IV.3.2  Pengukuran Nilai-Manfaat dan Kompetensi TI (CVM) ... 50 

IV.3.3  Tata Kelola TI (GOV) ... 54 

IV.3.4  Kemitraan Bisnis dengan TI (PNP) ... 58 

IV.3.5  Ruang Lingkup dan Arsitektur TI (SAR) ... 61 

IV.3.6  Keahlian Sumber Daya TI (SKL) ... 65 

IV.3.7  Kriteria Kematangan ... 68 

IV.3.8  Penjelasan Kriteria Kematangan N ... 70 

IV.3.9  Penjelasan Kriteria Kematangan F ... 73 

IV.3.10  Gambaran Tingkat Kematangan ... 76 

IV.4  Perancangan Solusi ... 77 

IV.5  Usulan Perbaikan/ Perancangan Solusi Tingkat Kematangan ... 78 

IV.5.1  Peran Kriteria Pemahaan ... 78 

IV.5.2  Pendefinisisan Usulan Langkah Perbaikan ... 81 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 94_Toc395739812  V.1  Kesimpulan ... 94 

(5)

viii

(6)

96

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Barry (1986), Strategic Planning Workbook for Non profit Organization. [2]. Boar, B. (2001), The Art of Strategic Planning for Information

Technology, 2nd Ed, John Wiley & Sons.

[3]. Earl, M.J. (1996), Management Strategies For Information Technology, 1st Ed , Prentice Hall.

[4]. Fitransyah, Albi., (2009). Pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis menggunakan it balanced scorecard studi kasus: pt pos Indonesia.Tesis. Institut Teknologi Bandung.

[5]. Henderson, J. and N. Venkatraman (1992). Strategic Alignment: A model for Organizational. Tranformation through Information Technology. Transforming Organisations. T. A. Kochan and M. e. Useem. Oxford, Oxford University Press: 97-117.

[6]. Henderson, J. and N. Venkatraman (1993, 1999). "Strategic alignment: Leveraging information technology for transforming organisations." IBM systems journal 32 (1993); 38 (1999)(1 (1993); 2&3 (1999)). [7]. Hirschheim, R. and R. Sabherwal (2001). "Detours in the Path toward

Strategic Information Systems Alignment." California Management Review 44(1): 87-108.

(7)

[9]. Luftman, J., 2000. Assessing Business-IT Alignment Maturity. Communications of The Association for Information Systems. Vol.4, No.1.

[10]. Luftman, J., 2003. Measure Your Business-IT Alignment, The Longstanding Business-IT Gap can be Bridged with an Assessment Tool to Rate Your Effort. Optimize Magazine. Issue 22.

[11]. UNIKOM 2011/2012 Buku panduan Mahasiswa, UNIKOM, Bandung. [12]. Van Grembergen, Wim. (2004), Strategies for Information Technology

(8)

iii KATA PENGANTAR

Bissmillahhirrohmanirrohim,

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis berjudul “PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TI DAN BISNIS (STUDI KASUS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA(UNIKOM))” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister di Program Studi Magister Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

Selama penyusunan Tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua dan keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan. 2. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing yang

telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan tesis ini.

3. Dr. Didi Rosiyadi, M.Kom. selaku Dosen Penguji I. 4. Wartika, S.T.,M.T. selaku Dosen Penguji II.

(9)

iv

6. Direktur ICT & Multimedia, dan Seluruh Staf yang berkaitan dengan penelitian di Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan izin dan bantuan selama pengerjaan tesis ini.

7. Untuk rekan-rekan seperjuangan MSI-1 dan MSI-2 Program Studi Magister Sistem Informasi Fakultas Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) angkatan IV tahun 2012 yang saling memberikan bantuan, dukungan dan motivasi dalam mengerjakan tesis ini.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih telah memberikan motivasi, semangat serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga membantu penulis dalam memperlancar proses penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini jauh dari kesempurnaan, sehingga diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulis dapat menyusun karya yang lebih baik lagi.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan semoga Alloh SWT memberikan hikmah yang berlimpah kepada kita semua, amin.

Billahitaufiq walhidayah, wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Agustus 2014

(10)

Nationality : Indonesia

Ethnic : Sundanese

Religion : Islam

Phone : +6285222267759

PIN BB : -

Email Address : hanhan.maulana@gmail.com

Starting from the highest educational background

Starting

1995 2001 Elementary School-

(11)

Period (From – To)

Course/Seminar/Organization Attended/ Special Interests Professional Membership/Extra Curricular Activities/ Hobbies 2011 CompTIA Securty+ training course

2009-2010 Lecturer in Indonesia Computer University (UNIKOM).

Interaksi Manusia Komputer (IMK)

2011-2012 Lecturer in Indonesia Computer University (UNIKOM).

Interaksi Manusia Komputer (IMK)

Score : E = Excellent, G = Good,C = Communicative, F = Fair, NA = No Applicable Qualification : TOEFL, TOEIC, etc.

Knowledge of language Speak Read Write Qualification

English G G G

Korean F F F

Computer Program and special software

Operating System : GNU/Linux Ubuntu, Microsoft Windows 98, Microsoft Windows XP, Microsoft Windows 7, Microsoft Windows server 2000.

System Modeling : Rational Rose, Concept Draw, Microsoft Visio. Integrated Development Environtment :

Netbeans 6.9.1, Ecslipse, DreamWeaver CS5, Borland Delphi 7, X-Code. Database Management System :

EDUCATION

PROFESSIONAL

EXPERIENCE

(12)

MySQL Server 5.5.8, Paradox, Oracle

Text Editor : Notepad++, Ultra Edit 32, Turbo Pascal (TPW 1.5). Development Kit : -.

Programming Language : PHP 5.3.5, pascal/Object Pascal (Delphi 7), C, C++, C#, Java. Framework : -

2013 Aplication for learning American Sign Language (IOS Programing, Using X-code)

2013 Learn Indonesia Culture (Java Programing, Using eclipse)

Sundanese Game Catalog (Android Programing, Using eclipse)

2011 Desktop Based Maping System of Electrical Substation Study Case PLN UPJ Cileungsi,

Bogor, Jawa Barat (Desktop Programing, Using Delphi, Map Info, Map X, MySql )

(13)

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Universitas swasta memiliki tantangan lebih berat untuk bisa berkompetensi dengan sesama universitas di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan peningkatan terhadap ketergantungan kepada teknologi digital untuk tetap bisa bersaing. Universitas juga membutuhkan evolusi terhadap teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan bisnisnya, memindahkan fokus dari efficiency menjadi efektifitas serta melakukan suatu inovasi.

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) merupakan salah satu universitas yang dalam perjalanannya melewati berbagai macam tantangan baik dari dalam maupun dari luar, hal ini menyebabkan adanya tuntutan untuk merubah cara operasi maupun perencanaan strategis untuk bisa bertahan dalam persaingan antar universitas.

Kondisi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di atas kertas memiliki positioning yang kuat dalam lingkungan kompetisi di Indonesia, hal ini di karenakan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) mengedepankan Informasi teknologi sebagai dasar operasinya. Akan tetapi kinerja TI yang baik seharusnya dapat meningkatkan kinerja universitas sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk melihat kesesuaian antara TI dan strategi bisnis suatu universitas, Kinerja TI harus dinilai berdasarkan perspektif bisnis.

(14)

2

Kesesuaian TI dengan strategi bisnis bukan lah suatu “event” melainkan proses adaptasi dan perubahan yang berkelanjutan sehingga menghasilkan performa bisnis yang baik, sehingga bisa mencapai competitive advantage. Dengan mengefektifkan kesesuaian diantara keduanya, juga dapat meningkatkan kemampuan organisasi, meng-efisiensikan operasi, bahkan menurunkan cost.

Riset kesesuaian strategis antara TI dan bisnis telah melibatkan pengembangan sejumlah besar model dan kerangka kerja. Strategic Alignment

Model (SAM) yang dikembangkan oleh Henderson dan Venkatraman merupakan

salah satu riset pertama model yang fokus pada kesesuaian[5]. Kesesuaian dalam SAM terdiri atas dua dimensi utama, yaitu: Strategi Fit dan integrasi fungsional. Strandl memperkenalkan model empat lapis, yang terdiri atas integrasi proses, informasi, layanan, dan teknologi sebagai alat yang penting untuk menjembatani celah antara TI dan bisnis.

SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) diperkenalkan oleh Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan TI[9]

(15)

bisnis dan TI. Keselarasan strategis bisnis dan TI sebagai estafet awal dalam rangka menggali potensi manfaat TI bagi bisnis.

Sebelumnya telah ada penelitian dalam bentuk karya tulis tesis yang

berjudul “pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi

bisnis menggunakan IT balanced scorecard” Pada karya tulis ini digunakan model SAMM dalam langkah awal mengukur tingkat kematangan keselarasan TI dengan Bisnis adapun penelitian dilaksanakan di divisi TI PT Pos indonesia Kesimpulan penelitian tersebut adalah Kriteria pengukuran kompetensi/nilai pada model kematangan Luftman, bertujuan untuk menelaah kontribusi nilai-nilai TI terhadap bisnis korporasi.[4].

Melihat pentingnya peran TI pada bisnis korporasi, Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) memandang investasi TI sebagai investasi yang strategis. Masalahnya pihak manajemen (rektorat) ingin mengetahui dan memastikan apakah inisiatif-inisiatif TI yang sudah, sedang atau akan dilaksanakan sudah sesuai dengan strategi organisasi. Informasi tingkat keselarasan tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi pihak manajemen untuk mendapatkan gambaran besar, namun juga menjadi landasan dalam membuat prioritas kebijakan baru dalam rangka peningkatan dan perbaikan kinerja. Informasi tingkat keselarasan, lebih lanjut lagi juga menjadi modal bagi pihak manajemen dalam rangka meminta dukungan program kerja dan rencana strategis mereka terhadap yayasan selaku penyandang dana.

(16)

4

luftman sehingga dapat membantu Universitas mengetahui posisi nya dalam tingkat maturity serta dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan maturity sampai pada tingkat yang diharapkan. Metode ini dipilih karena menurut penulis Model SAMM memiliki aspek penilaian yang menyuluruh mulai dari komunikasi sampai kepada keterampilan sumber daya manusia TI, berbeda dengan metode lain yang hanya mengukur jarak (Gap) antara TI dan Bisnis. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN

KESELARASAN STRATEGI TI DAN BISNIS (STUDI KASUS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA(UNIKOM))”

I.2 Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang akan dikaji lanjut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Universitas ingin mengetahui apakah kebijakan-kebijakan TI yang sudah atau sedang dilaksanakan sesuai dengan strategi bisnis.

2. Universitas memerlukan gambaran mengenai keselarasan TI dan Bisnis sebagai landasan untuk membuat kebijakan baru dalam rangka peningkatan dan perbaikan kinerja.

3. Universitas memerlukan gambaran tingkat kematangan proses yang ada sehingga bisa melakukan langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan tingkat kematangan (maturity) sampai level yang diharapkan.

I.3 Tujuan Penelitian

(17)

1. Mengukur kesesuaian TI terhadap bisnis di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM), yaitu dengan mengetahui tingkat kematangan kesesuaian TI terhadap bisnis, dan mengukur kinerja TI untuk mengukur kontribusi divisi TI terhadap bisnis

2. Mengembangkan perancangan solusi dengan mengidentifikasikan tindakan perbaikan yang di perlukan untuk mencapai keselarasan antara TI dan strategi bisnis

3. Menghasilkan Usulan-usulan langkah perbaikan untuk meningkatkan tingkat kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis sampai level yang diinginkan.

I.4 Manfaat Penelitian

Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah,sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran tingkatan kamatangan keselarasan strategi TI terhadap strategi bisnis sehingga Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) mengetahui posisinya dalam tingkat kamatangan Luftman

2. Memberikan usulan proses perbaikan tingkat kematangan keselarasan sampai pada level yang di harapkan Universitas

(18)

6

I.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Lingkup pembahasasan penelitian ini dibatasi pada aspek berikut ini: 1. Objek penelitian adalah Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM)

dengan penekanan pada strategi TI dan strategi bisnis universitas

2. Tingkat kematangan kesesuaian antara TI dan Bisnis akan di ukur menggunakan Alignment Maturity level yang di kembangkan oleh luftman;

3. Model SAMM yang di kembangkan Oleh Luftman memiliki 6 atribut pengukuran yaitu, Komunikasi, nilai-Manfaat Kompetensi TI, Tata Kelola TI, Kemitraan Bisnis dengan TI, Ruang Lingkup dan Arsitektur TI, serta Sumber daya TI.

4. Kinerja TI yang menggambarkan kontribusi divisi TI terhadap bisnis universitas di ukur berdasarkan hasil wawancara

5. Strategi bisnis universitas di ukur berdasarkan hasil studi dokumen serta wawancara yang di lakukan di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM)

6. Pada pengukuran kesesuaian antara TI dan bisnis ini, analisis tidak secara rinci menelaah proses penyampaian nilai TI, manajemen risiko TI, dan manajemen sumberdaya TI

7. Bisnis organisasi diasumsikan tidak berubah atau bersifat tetap. Bergerak di bidang pendidikan.

(19)

Indonesia(UNIKOM). Dengan demikian, strategi bisnis korporasi yang diterapkan dapat berjalan secara harmonis sesuai dengan strategi TI Divisi TI Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM).

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dokumen penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Adapun sistematika penulisan disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas Latar belakang masalah, identifikasi masalah, Tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan dan asumsi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi pemahaman tentang konsep kesesuaian strategi teknologi informasi, terhadap strategi bisnis, pemahaman tentang Stategic Alignment model (SAM), Pemahaman tentang Tingkat kematangan(maturity) yang di kembangkan oleh luftman, faktor-faktor pemicu dan penghambat keselarasan berdasarkan perspesktif luftman. Tujuan dari bab ini adalah memberikan dasar acuan secara ilmiah yang berguna dalam membentuk kerangka berpikir yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

(20)

8

Komputer Indonesia(UNIKOM) serta metodologi yang di lakukan pada penelitian di mulai pada tahap perumusan masalah, identifikasi kondisi keselarasan serta identifikasi faktor-faktor pemicu dan penghambat keselarsan yang dirasakan saat ini dan kemudian untuk selanjutnya di bandingkan dengan faktor-faktor pemicu dan penghambat berdasarkan persfektif luftman dan setelah itu di lakukan pengukuran terhadap tingkat keselarasan Strategi Ti dengan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM).

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan melakukan analisis dan pembahasan dari data yang telah dikumpulkan menggunakan langkah-langkah penelitian yang telah dibuat pada bab III untuk menjawab tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat memberikan kesimpulan dan saran.Perancangan solusi yang dilakukan dengan memberikan usulan perbaikan (improvement) beserta pengukuran yang diperlukan untuk evaluasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

9

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai hasil studi literatur yang menjadi landasan pembahasan pada bab-bab selajutnya. Persoalan kesesuaian strategi teknologi informasi (TI) terhadap strategi bisnis berkaitan erat dengan hal-hal yang perlu dikaji untuk mendukung kebutuhan analisis dan pengembangan solusi yang di harapkan dalam penelitian ini. Beberapa hal penting yang akan mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian terdahulu

2. Pemahaman mengenai kesesuaian TI terhadap strategi Bisnis Universitas 3. Pengukuran, bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan kesesuaian

antara TI dengan Bisnis

4. Pengukuran dilakukan berdasarkan metode Strategic Alignment Maturity

Model (SAMM) yang diperkenalkan oleh Lufman

5. Model Kematangan luftman II.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian sebelum nya telah mengkaji masalah pengukuran keselarasan Strategi TI dan bisnis menggunakan model SAMM.

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Albi dengan judul pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis menggunakan IT

balanced scorecard menggunakan model SAMM dalam langkah awal mengukur

(22)

10

di divisi TI PT Pos indonesia kesimpulan penelitian tersebut adalah kriteria pengukuran kompetensi/nilai pada model kematangan Luftman, bertujuan untuk menelaah kontribusi nilai-nilai TI terhadap bisnis korporasi. Kontribusi nilai-nilai TI terhadap bisnis diukur dengan memetakan kinerja TI ke dalam empat perspektif IT Balanced Scorecard.[4].

Semetara penelitian saat ini bertujuan untuk melihat dan menilai sejauh mana tingkat kematangan keselarasan TI dengan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia dengan menggunakan metode SAMM dan memberikan saran perbaikan secara terperinci terkait peningkatan tingkat kematangan Keselarsan TI dan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

II.3 Definisi dan Elemen Strategi

Memahami strategi seringkali terasa tidak mudah, karena setiap literatur memberikan definisi yang berbeda dan sampai saat ini tidak ada definisi yang baku. Beberapa diantara definisi-definisi tersebut sebagai berikut :

Menurut Bateman Strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumber daya yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi. [2]. Menurut Barry Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi dimasa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).[1]

(23)

mengilustrasikan bahwa dengan strategi merupakan suatu seni menggunakann Pertempuran untuk memenangkan perang, sedangkan taktik adalah seni menggunakan tentara. Dalam satu peperangan bisa jadi terdiri dari banyak pertempuran dan untuk memenangkan peperangan tidak harus memenangkan semua pertempuran. Berdasarkan pengamatan, proses paling krusial pada saat perumusan strategi adalah saat merumuskan alternatif dan menentukan pilihan tujuan/cara. Artinya strategi yang baik harus dihasilkan dari proses memilih alternatif-altenatif yang ada (alternatif harus lebih dari satu) Sering alternatifalternatif yang tidak dipilih tidak ikut terdokumentasi dalam rumusan strategi, pada hal strategi terpilih akan jauh lebih bermakna bila alternatif-alternatif yang tidak dipilih juga didokumentasikan untuk mempermudah anggota organisasi (yang lain) menafsirkan rumusan strategi terpilih.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, yaitu alat untuk mencapai keunggulan bersaing. Seperti yang didefinisikan oleh Chandler yang menyebutkan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.[2]

Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa: Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).

II.4 Strategi Bisnis

(24)

12

kemampuan sumber daya dan skill yang dimiliki organisasi (SBU) yang dapat digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman sehingga tujuan organisasi(SBU) dapat tercapai. Strategi bisnis fokus pada ‘bagaimana bersaing’ pada industri, produk atau pasar tertentu.[1]

Sedangkan menurut Bateman, Strategi bisnis pada umumnya dirancang untuk meletakkan bisnis pada suatu posisi yang diinginkan dalam suatu industri tertentu, sedemikian sehingga pada akhir periode perencanaan dapat diperoleh tujuan (tingkat keuntungan) seperti yang diharapkan. Strategi bisnis akan membantu membentuk keunggulan kompetitif dengan pesaing. Ditambah dengan pendapat-pendapat ahli yang lain maka disimpulkan bahwa strategi bisnis adalah strategi yang dipergunakan unit bisnis(unit/anak organisasi) untuk bersaing dalam suatu industri tertentu guna mendapatkan tujuan yang ditetapkan.[2]

II.5 Strategi Sistem Informasi

Strategis Sistem Informasi adalah sebuah sistem informasi yang memiliki tujuan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu mendukung organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif, dan mempertahankan keunggulan kompetitif tersebut. Karakteristik Strategi Sistem Informasi adalah:

(25)

2). Menambah nilai (adding value), bukan mengurangi biaya (cost reduction). Hal ini tidak berarti bahwa tidak ada upaya melakukan pengurangan biaya. Pengurangan biaya biasanya menjadi target dari DP, dan karena tujuan DP adalah subset dari MIS, maka otomatis keunggulan kompetitif dapat dicapai juga melalui pengurangan biaya. Prinsip utama dari karakteristik ini adalah

doing better, not cheaper’. Ada keunggulan-keunggulan yang mungkin tidak akan diakomodasi dalam rencana bila prinsip utama adalah pengurangan biaya. 3). Berbagi keuntungan. Dalam mencapai keunggulan kompetitif organisasi

dapat juga berusaha memberikan keuntungan tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk customer, supplier, bahkan juga pesaing untuk membentuk lingkungan bisnis yang lebih baik.

4). Memahami customer.

5). Business driven innovation, not technology driven Salah satu kegagalan

adalah penggunaan teknologi yang lebih baik, tetapi visi bisnis yang buruk. Keberhasilan datang dari teknologi yang ‘cukup baik’, tetapi dengan pemahaman yang jelas tentang kostumer, dan bisnis.

6). Pengembangan yang bertahap (incremental development). Pendekatan yang paling baik adalah pendekatan bertahap (stepped approach) mengerjakan satu hal, dan kemudian mengembangkan (extending) di atasnya untuk pengembangan lebih lanjut.

(26)

14

riset eksternal. Gabungkan, potong, dan sambung untuk mengidentifikasi

kesempatan bisnis yang baru.

Strategi Sistem Informasi memiliki dua komponen, yaitu: 1). Strategi SI (berorientasi pada demand)

Strategi SI dibuat untuk mendefinisikan kebutuhan organisasi akan sistem dan informasi yang diperlukan untuk mendukung strategi keseluruhan dari bisnis. Strategi SI mendasarkan diri pada bisnis, dan sekaligus memperhatikan masalah kompetisi (competitiveness), dan keselarasan (alignment) SI/TI dengan bisnis.

2). Strategi TI (berorientasi pada supply)

Strategi TI dibuat untuk mendefinisikan upaya pemenuhan/ mendukung kebutuhan organisasi akan sistem dan informasi oleh teknologi Bila kita mengharapkan agar penerapan TI optimal, dibutuhkan suatu strategi SI/TI yang selaras dengan Strategi bisnis organisasi. Hal ini diperlukan agar investasi yang dikeluarkan untuk TI sesuai dengan kebutuhan dan memberikan manfaat yang diukur dari pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Earl membedakan antara strategi SI dan Strategi TI [3]. Strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi SI yang dibutuhkan organisasi.

II.6 Kesesuaian Teknologi Informasi (TI) terhadap Bisnis

(27)

antara bisnis dan TI [12]. Supaya tujuan tersebut tercapai diperlukan sebuah model yang menjelaskan hubungan antara strategi bisnis dan TI. Henderson dan Venkatraman telah menyampaikan model yang dikenal dengan Strategic Alignment Model (SAM) yang telah banyak digunakan oleh peneliti [6]. Dalam

“model kesesuaian Strategis” terdapat dua domain yaitu: domain bisnis dan

domain teknologi. Dalam hal ini termasuk pengembangan dan pemeliharaan system suatu organisasi. Model kesesuaian bisnis-TI dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini. SAM berfokus pada strategic fit dan functional integration.

Gambar II. 1 SAM Model

Dari Gambar II.1 dapat dilihat bahwa Sam Model Memiliki 4 persfektif, ke 4 persfektif itu adalah:

1. Strategy Execution, merupakan pandangan yang umum dan banyak

(28)

16

telah ditetapkan. juga harus dilakukan penilaian apakah biaya investasi TI yang dikeluarkan sebanding dengan strategi bisnis yang ditetapkan.

2. Technology Transformation, berbeda dengan Strategy Execution,

pandangan ini menganggap bahwa perusahaan dapat sukses dalam kompetisinya apabila perusahaan tersebut memiliki TI yang sesuai dan paling baik. Dalam hal ini strategi bisnis ditentukan melalui pertimbangan TI apa yang akan digunakan pada bisnisnya.

3. Competitive Potential, dalam pandangan ini perusahaan berusaha

mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan TI yang ada. Mereka menganggap bahwa dengan adanya TI mereka dapat menciptakan produk-produk (barang maupun jasa) baru yang dapat membuat mereka maju. Pandangan ini juga menyebutkan bahwa dalam perkembangan TI strategi bisnis juga senantiasa berubah menyesuaikan TI yang ada.

4. Service Level, dalam pandangan ini perusahaan berusaha menjadi

perusahaan dengan layanan TI kelas dunia. Untuk itu perusahaan harus dapat mengcover seluruh perubahan yang cepat dalam permintaan pelanggan agar perusahaan paham apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan-pelanggannya.

II.6.1 Strategi Fit

(29)

kompetitif dan desain struktur administratif yang tepat untuk mendukung eksekusinya[5]. kedua strategi Fit bersifat dinamis dan keselarasan strategis adalah suatu proses dan bukan event. Dalam skenario ini Strategi Fit faktor eksternal maupun internal harus sama kuat untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Henderson dan Venkatraman berpendapat bahwa ketidakmampuan untuk menyadari nilai dari investasi TI, sebagian merupakan dampak dari kurangnya keselarasan antara bisnis dan strategi TI organisasi[5]. Strategi mempengaruhi baik perumusan (decisions pertaining to competitive, product

market choices) maupun pada saat implementasi (choices that pertain to the

structure and capabilities of the firm to execute it's product market choices) untuk

itu di perlukan ada keselarasan antara formulasi dan implementasi strategi, Henderson dan Venkatraman [6].

Pada tahun 1991 telah dilakukan penelitian kembali mengenai strategi fit dalam situasi kompetitif, strategi, budaya organisasi beserta kepemimpinannya. Performa yang baik dapat diperoleh dari bisnis-bisnis dengan tingkat tinggi keselarasan antara empat unsur yang disebutkan di atas. Demikian pula Henderson dan Venkatraman menyatakan bahwa tidak ada penggunaan aplikasi TI yang dapat memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan karena keunggulan kompetitif ini hanya bisa diperoleh melalui bagaimana kemampuan organisasi untuk mengeksploitasi smua fungsi TI secara berkelanjutan[6].

(30)

18

eksplorasi dengan baik[6]. Dalam penelitian yang di lakukan di lapangan mengindikasikan ketidak selarasan antara domain internal dan eksternal merupakan penyebab utama kegagalan investasi TI untuk menghasilkan suatu Value.

Thrasher memperluas teori strategi fit untuk jaringan antar-organisasi, di asumsikan bahwa strategi fit memiliki peran yang lebih crusial pada jaringan antar-organisasi di bandingkan dengan firma yang umum.[5] Strategis dalam jaringan antar-organisasi akan memainkan peran yang sangat penting dalam

e-commerce sehingga akan membutuhkan penelitian lebih lanjut serta

pengembangan dan model teoritis yang lebih baik untuk menciptakan komunitas TI mengenai nilai dari penggunaan TI dalam perusahaan.

II.6.2 Integrasi Fungsional

(31)

II.7 Model Kematangan

SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) diperkenalkan oleh Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan TI[5].

Tingkat kematangan tersebut merepresentasikan setiap enam kriteria kesesuaian TI-bisnis sebagai berikut, sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar II. 2

1. Kematangan komunikasi

2. Kematangan pengukuran nilai/kompetensi 3. Kematangan tata kelola

4. Kematangan kemitraan

(32)

20

Gambar II. 2 SAMM Model

II.8 Pengukuran Kematangan Kesesuaian TI dengan Bisnis

Kesesuaian strategis menunjukkan bagaimana TI harmonis dengan bisnis, dan bisnis perlu atau bisa hamonis dengan TI. Kesesuaian berkembang ke dalam hubungan di mana fungsi TI dan fungsi bisnis dapat beradaptasi terhadap strategi bersama. Kesesuaian memerlukan dukungan yang kuat dari manajemen senior, hubungan kerja yang baik, kepemimpinan yang kuat, prioritas yang tepat, dan komunikasi yang efektif.

(33)

komponen pada model SAMM, pengukuran tingkat kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sebagai berikut:

1. Metode agar organisasi dapat menentukan tingkat kematangan keselarasan bisnis dan TI berdasarkan kondisinya terkini.

2. Dengan mengetahui tingkat kematangan, organisasi dapat menentukan hal-hal apasaja yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki.

3. Dengan pengukuran tingkat kematangan, organisasi dapat mengetahui performa - kemajuan mereka dalam mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Gambar II.3 mengilustrasikan penilaian kematangan yang digambarkan dengan model yang terdiri atas lima tingkat kematangan strategis, yaitu:

1. Proses dimulai (Initial/Adhoc process) 2. Proses dikerjakan (Committed process) 3. Proses ditetapkan (Established process)

(34)

22

(35)

Definisi setiap tingkat adalah sebagai berikut: Tingkat 1: Proses dimulai (Initial/Ad hoc process)

Tingkat 1 menyatakan tingkat paling rendah dari kematangan kesesuaian strategis. Organisasi yang berada pada tingkat ini tidak mungkin mencapai suatu strategi bisnis-TI yang sesuai.

Tingkat 2: Proses dikerjakan (Committed process)

Tingkat 2 menyatakan bahwa organisasi mulai melakukan proses untuk kematangan kesesuaian strategis. Tingkat kematangan kesesuaian strategis ini diarahkan pada situasi lokal atau organisasi fungsional (seperti: pemasaran, keuangan, manufacturing, dan SDM) dalam perusahaan secara keseluruhan. Karena kesadaran terbatas oleh komunitas bisnis dan TI dari organisasi fungsional yang berbeda dalam menggunakan TI, kesesuaian sulit tercapai. Beberapa kesesuaian bisnis-TI pada tingkat lokal secara khusus tidak berpengaruh pada perusahaan. Bagaimanapun, peluang yang potensial mulai diperkenalkan.

Tingkat 3: Proses ditetapkan (Established focused process)

(36)

24

Tingkat 4: Proses diperbaiki/diatur (Improved/Managed process)

Tingkat 4 menyatakan bahwa organisasi telah mengatur kematangan kesesuaian strategis. Tingkat kematangan kesesuaian strategis ini menunjukkan tata kelola dan layanan yang efektif yang menguatkan konsep TI sebagai pusat nilai. Organisasi pada tingkat 4 mempengaruhi aset TI pada dasar perusahaan secara keseluruhan. Fokus sistem aplikasi ada pada peningkatan kendali proses bisnis untuk memperoleh keuntungan kompetitif. Organisasi tingkat 4 memandang TI sebagai kontributor strategis yang inovatif dan imajinatif untuk sukses.

Tingkat 5: Proses dioptimalkan/optimal (Optimized process)

(37)

1 Hanhan Maulana

5710111051

ABSTRAK

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) mengedepankan Teknologi Informasi sebagai dasar operasinya. Dengan kinerja TI yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja universitas sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Akan tetapi sampai saat ini penerapannya belum sepenuhnya dapat mendukung proses bisnis yang ada, dan belum dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap bisnis. pihak manajemen (rektorat) juga ingin mengetahui dan memastikan apakah inisiatif-inisiatif TI yang sudah, sedang atau akan dilaksanakan sudah sesuai dengan strategi organisasi. Universitas Komputer Indonesia seharusnya menerapkan TI tidak hanya sebagai pendukung kegiatan bisnis akan tetapi menerapkannya sebagai bagian dari strategi bisnis.

Pada tesis ini, dinilai kesesuaian stretegi TI terhadap bisnis di Universitas Komputer Indonesia menggunakan SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) diperkenalkan oleh Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu

(enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan

TI.

Tingkat kematangan kesesuaian strategi TI dan bisnis di Unversitas Komputer Indonesia berada pada level 3 (Nilai rata-rata 2.67). Secara keseluruhan tingkat kematangan kesesuaian antara TI dan bisnis saat ini berada pada tingkat 3 atau proses terfokus ditetapkan (Establish Process). Dan tingkat kematangan kesesuaian TI – bisnis yang diharapkan berada pada tingkat 4 atau proses yang diatur (improved/managed process). Dari keenam atribut pengukuran yang di nilai area pengukuran area pengukuran lingkup dan arsitektur (SAR) memiliki nilai terkecil 2. Sedangkan tata kelola (GOV) memperoleh nilai tertinggi yaitu 3; Perbaikan diprioritaskan pada beberapa poin dimana terdapat kesenjangan antara TI dengan Bisnis, kesenjangan terjadi pada atribut komunikasi poin 1 dan 2. Kata Kunci : Kesesuaian; Strategi TI; Strategic Aligment Model; Strategic

Alignment Maturity Model;

1. Pendahuluan

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di atas kertas memiliki positioning yang kuat dalam lingkungan kompetisi di

Indonesia, hal ini di karenakan Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) mengedepankan

(38)

yang baik seharusnya dapat meningkatkan kinerja universitas sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk melihat kesesuaian antara TI dan strategi bisnis suatu universitas, Kinerja TI harus dinilai berdasarkan perspektif bisnis. Melihat pentingnya peran TI pada bisnis korporasi,

Universitas Komputer

Indonesia(UNIKOM) memandang investasi TI sebagai investasi yang strategis. Masalahnya pihak manajemen (rektorat) ingin mengetahui dan memastikan apakah inisiatif-inisiatif TI yang sudah, sedang atau akan dilaksanakan sudah sesuai dengan strategi organisasi. Untuk itu di perlukan suatu pengukuran tingkat keselarasan (Maturity) antara Strategi TI dengan Bisnis Menggunakan Strategic

Alignment Maturity Model (SAMM)

yang di kembangkan oleh luftman sehingga dapat membantu Universitas mengetahui posisi nya dalam tingkat maturity serta dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan maturity sampai pada tingkat yang diharapkan. Metode ini dipilih karena menurut penulis Model SAMM memiliki aspek penilaian yang menyuluruh mulai dari komunikasi sampai kepada keterampilan sumber daya manusia TI, berbeda dengan metode lain yang hanya mengukur jarak (Gap) antara TI dan Bisnis.

2. Kajian Pustaka

Kesesuaian antara TI dan bisnis berarti organisasi menerapkan teknologi Informasi(TI) secara tepat, sesuai dengan strategi, tujuan dan kebutuhan bisnis organisasi. Duffy dalam Grembergen menjelaskan bahwa keselarasan stratejik antara

bisnis dan TI adalah sebuah proses serta tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengembangan dan mempertahankan hubungan timbal balik antara bisnis dan TI [12]. Supaya tujuan tersebut tercapai diperlukan sebuah model yang menjelaskan hubungan antara strategi bisnis dan TI. Henderson dan Venkatraman telah menyampaikan model yang dikenal dengan Strategic Alignment Model (SAM) yang telah banyak digunakan oleh peneliti [6].

Dalam “model kesesuaian Strategis”

terdapat dua domain yaitu: domain bisnis dan domain teknologi. Dalam hal ini termasuk pengembangan dan pemeliharaan system suatu organisasi. Model kesesuaian bisnis-TI dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini. SAM berfokus pada

strategic fit dan functional

integration.

Gambar 1 SAM model

SAMM (Strategic Alignment

Maturity Model) diperkenalkan oleh

Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan TI[5].

(39)

berikut, sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar II. 2 1. Kematangan komunikasi 2. Kematangan pengukuran nilai/kompetensi

3. Kematangan tata kelola 4. Kematangan kemitraan 5. Kematangan lingkup dan arsitektur

6. Kematangan keterampilan

Gambar 2 Maturity Level SAMM

Kesesuaian strategis menunjukkan bagaimana TI harmonis dengan bisnis, dan bisnis perlu atau bisa hamonis dengan TI. Kesesuaian berkembang ke dalam hubungan di mana fungsi TI dan fungsi bisnis dapat beradaptasi terhadap strategi bersama. Kesesuaian memerlukan dukungan yang kuat dari manajemen senior, hubungan kerja yang baik, kepemimpinan yang kuat, prioritas yang tepat, dan komunikasi yang efektif.

3. Metodologi Penelitian

Gambar 3 Metodologi Penelitian

Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah

1. Perumusan Masalah

Tahap perumusan masalah merupakan langkah awal sehinga penelitian menjadi lebih fokus kedalam permasalahan yang menjadi bahasan dalam penelitian. 2. Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data merupakan suatu tahapan studi terhadap litertur- literatur maupun hasil dari penelitian sebelumnya. Pada tahap ini juga di ukur prioritas strategi universitas, hubungan TI dengan bisnis di uiversitas serta analisis faktor pemicu dan penghambat berdasarkan perspektif luftman.

(40)

juga melakukan analisis terhadap pektor pemicu dan penghambat kesesuaian yang terjadi saat ini di universitas. 4. Perancangan solusi

Pada tahap ini terdapat beberapa tindakan perbaikan sehingga bisa meningkatkan faktor-faktor pemicu keselarasan serta menekan faktor-faktor penghambat keselarasan antara TI dengan bisnis. Pada tahap ini juga di berikan usulan-usulan serta langkah2 perbaikan terhadap tingkat kematangan(maturity) kesesuaian TI dan Bisnis Universitas.

5. Kesimpulan

Pada tahap ini di ambil kesimpulan dari setiap tahapan yang di lakukan pada penelitian. Kesimpulan di dapat berdasarkan hasil tahapan tahapan sebelumnya. 4. Analisis dan Hasil Penelitian

Proses analisis Kematangan Tingkat keselarasan antara Strategi TI dengan bisnis dilakukan pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) dengan mengidentifikasi semua Atribut dari model SAMM yang di kembangkan oleh luftman. Kuesioner di berikan pada 12 Responden Univesitas Komputer Indonesia.

Tabel 1 Responden

No Unit Jumlah

4.1 Pengukuran Tingkat

Kematangan

Berikut hasil dari pengukuran yang di lakukan pada universitas Komputer indonesia

4.1.1 Komunikasi Bisnis dengan TI (COM)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Komunikasi (COM) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 4 maturity Atribut Komunikasi 4.1.2 Pengukuran Nilai-Manfaat dan Kompetensi TI(CVM)

(41)

Gambar 5 Maturity Atribut nilai-manfaat dan kompetensi TI

4.1.3 Tata Kelola TI(GOV) Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Tata Kelola TI (GOV) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 6 Maturity Tata Kelola TI 4.1.4 Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Kemitraan bisnis dengan TI (PNP) dapat di petakan

kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 7 Maturity Kemitraan Bisnis dengan TI

4.1.5 Ruang Lingkup dan

Arsitektur TI(SAR)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Ruang lingkup dan Arsitektur TI (SAR) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

(42)

4.1.6 Keahlian Sumber Daya Manusia TI (SKL)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Keahlian Sumber daya Manusia TI (SKL) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 9 Maturity Sumber daya Manusia TI

Untuk dapat menggambarkan dengan jelas hasil analisis dan kajian mengenai tingkat kematangan pada masing-masing kriteria yang berkontribusi secara langsung pada tingkat kematangan untuk proses pengelolaan data secara keseluruhan, maka dengan mengacu pada model kematangan kesesuaian antara TI dan bisnis yang dikembangkan Luftman.

Nilai kematangan untuk kondisi kesesuaian di Universitas saat ini (N) dan kondisi yang diharapkan (F) dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2 Maturity Level Universitas

No Kriteria

Secara keseluruhan tingkat kematangan kesesuaian antara TI dan bisnis saat ini (N) berada pada tingkat 3 atau proses terfokus ditetapkan (Established Proses) dan tingkat kematangan kesesuaian TI – bisnis yang diharapkan (F) berada pada tingkat 4 atau proses yang diatur (improved/managed process). 4.2 Perancangan Solusi

Kesesuaian strategi Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi bisnis bertujuan untuk mengoptimalkan implementasi TI di organisasi secara keseluruhan sehingga diharapkan divisi TI menjadi mitra strategis organisasi. Dengan demikian, diharapkan: TI digunakan untuk pertumbuhan bisnis organisasi, anggaran dikendalikan oleh strategi bisnis, TI tidak lagi terpisah dari bisnis, TI terlihat sebagai suatu investasi untuk mengatur organisasi, dan manajer TI merupakan seorang pemecah masalah bisnis. Adapun Usulan Perbaikan yang di usulkan adalah sebagai berikut:

4.2.1 Usulan perbaikan area Komunikasi (COM)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Komunikasi(COM) yaitu:

Tabel 3 Usulan Perbaikan area Komunikasi

Atribut Pengukuran Tingkat Tindakan Perbaikan

Pemahaman Bisnis oleh TI (COM 01)

2 ke 5

(43)

Atribut Pengukuran Tingkat Tindakan Perbaikan

Senior dan Mid-Manajement

harus menyadari betul bisnis universitas

Semua karyawan di divisi TI memahami bisnis secara baik sehingga bisa mengoptimalkan keselarasan TI dengan Bisnis

Pemahaman TI

oleh bisnis (COM 02)

3 ke 5

Divisi bisnis harus menyadari potensi divisi TI dalam bisnis universitas sehingga dengan dukungan TI bisnis universitas menjadi lebih baik

Memberikan pemahaman tentang TI bsecara baik sehingga bisa mengoptimalkan keselarasan TI dengan Bisnis

Mengadakan pendidikan atau pelatihan karyawan setiap divisi sehingga karyawan di setiap divisi mengerti akan peran nya masing masing

Menjalin ikatan antar divisi dimana setiap divisi bisa

command and control pada setiap divisi

Melakukan pelatihan khusus tentang protokol tertentu sehingga

setiap karyawan dengan

sendirinya menyadari budaya kerja setiap divisi

Pembagian Pengetahuan(modal Intelektual) (COM

05) 2 ke 4

Pembagian pengetahuan yang tadinya semi terstruktur (terbatas dalam rapat) menjadi terstruktur sekitar proses-proses utama Membagi pengetahuan antar divisi dalam lingkup universitas

Merubah keleluasaan dan

efektifitas komunikasi dam membuat komunikasi rutin tiap divisi sehingga setiap divisi bisa terhubung(bond) satu sama lain

4.2.2 Usulan perbaikan

Pengukuran Nilai-Manfaat dan Kompetensi TI(CVM)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Pengukuran nilai –manfaat dan kompetensi TI(CVM) yaitu:

Tabel 4 Usulan Perbaikan area pengukuran nilai-manfaat dan kompetensi TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Intsrumen Pengukuran manfaat TI (CVM 01)

3 ke 5

Mulai menggunakan proses

Umpan balik Formal, untuk meninjau hasil pengukuran tradisional

Merubah pola instrumen

pengukuran manfaat TI, secara formal mulai mengukur aspek teknis, efisiensi biaya. Instrumen pengukuran

kinerja bisnis (CVM 02)

3 ke 5

Merubah pola instrumen

pengukuran kinerja bisnis menjadi

traditional financial. Dan mulai menggunakan Umpan balik

Merubah pola intrumen

pengukuran kinerja bisnis menjadi traditional customer based

keselarasan antara instrument pengukuran bisnis dan instrument pengukuran TI sehingga hasilnya bisa menujukan keseimbangan

Service level Agreement

(CVM 04)

3 ke 5

Membuat Service level Agreement

yang tadinya per-divisi menjadi level perusahaan(perubahan Orientasi)

Perusahaan harus memiliki SLA yang berorientasi teknis maupun

yang berorientasi

hubungan(relationship based)

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Benchmarking (CVM 05)

3 ke 5

Melakukan benchmarking secara rutin dalam cakupan fungsional secara rutin

Melakukan benchmarking secara

rutin dalam cakupan

Perusahaan(enterprise) Evaluasi Formal (CVM

06)

2 ke 4

Evaluasi formal harus dilakukan tidak hanya pada saat di butuhkan tapi rutin

Evaluasi formal harus dilakukan secara rutin dan membuat perubahan berdasarkan hasil penilaian

Perbaikan

berkesinambungan(CVM 07)

3 ke 5

Melaksanakan perbaikan formal pada tingkat fungsionalitas secara berkelanjutan.

Melaksanakan perbaikan pada tingkat fungsional hanya saja dilakukan secara rutin serta dilakukan pengukuran terhadap efektifitasnya.

4.2.3 Usulan perbaikan Tata Kelola TI(GOV)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Tata kelola TI(GOV) yaitu:

Tabel 5 Usulan perbaikan Tata kelola TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Perencanaan Strategi Bisnis

(GOV 01) 4 ke 5

Merubah perencanaan strategis menjadi terhubung pada level fungsional, universitas(enterprise) maupun dengan pihak luar(sponsor dan rekan bisnis) Perencanaan

Strategi TI (GOV 02)

4 ke 5

Perencanaan strategi TI harus di integrasikan di seluruh perusahaan serta dengan pihak luar(sponsor dan rekan bisnis)

Struktur Organisasi dan pelaporan (GOV 03)

3 ke 5

Merubah sistem pelaporan yang tadinya hanya sebatas laporan kerja divisi Federasi, Unit TI melapor ke pimpinan

Merubah pengendalian anggaran kepada arah investasi(investment driver)(pusat Investasi)

Merubah pengendalian anggaran kepada arah investasi(investment driver) dan control terhadap keunggulan keungulan profit dari setiap investasi oleh divisi profit (Profit

Investasi harus di arahkan kepada sesuatu yang menghasilkan nilai(value add) serta

Membentuk komite pengendalian yang bersifat formal dan effektif

Proses penentuan prioritas (GOV 07)

3 ke 5

Merubah penentuan prioritas berdasarkan nilai tambah(value add) serta responsive

terhadap kondisi permasalahan yang ada.

4.2.4 Usulan perbaikan

Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP) Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP) yaitu:

Tabel 6 Usulan perbaikan Kemitraan Bisnis dengan TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Cara pandang Bisnis terhadap

Manfaat TI

(PNP 01)

3 ke 5

(44)

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

(PNP 02) sehingga TI bisa menjalankan Fungsi

sebagai enables maupun driver

Sasaran

Kedua divisi sama-sama mereima

pembagian resiko maupun bonus dalam

3 ke 4 Membuat standarisasi hubungan antara divisi TI dan bisnis

Relasi dan

Kepercayaan (PNP 05)

2 ke 3

Hubungan dengan bisnis harus di jalin demi memunculkan nilai sebagai penyedia layanan

Sponsor Bisnis (PNP 06)

3 ke 4

Merubah cakupan sponsor pada level fungsional dan masih terbatas, menjadi tidak terbatas dan menyeluruh pada setiap divisi di universitas

Penanggung jawab sponsor tidak hanya dari manajemen senior tetapi juga tingkat eksekutif organisasi

4.2.5 Usulan perbaikan Ruang Lingkup dan Arsitektur TI(SAR)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Ruang Lingkup dan Arsitektur TI(SAR) yaitu:

Tabel 7 Usulan Perbaikan Ruang lingkup dan Arsitektur TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Tradisional, pengendali, eksternal (SAR 01)

2 ke 4

Memperluas ruang lingkup tiap divisi dengan mengaktifkan proses bisnis yang baik

Menata ulang ruang lingkup pengendalian dan menjadikan proses bisnis sebagai pengendali utama Penerapan/ Kepatuhan

pada Standar (artikulasi standar) (SAR 02)

3 ke 4

Merubah standarisasi yang bersifat fungsional menjadi bersifat standarisasi universitas(menyeluruh)

Organisasi fungsional

(SAR 03) 2 ke 3

Melakukan integrasi terstruktur di tingkat fungsionalitas terhadap seluruh organisasi

Membuat arsitektur standar yang mempertimbangkan saran-saran atau masukan dari rekan bisnis Transparansi, agilitas,

flesibilitas arsitektural (SAR 06)

3 ke 4

Membuat manajemen teknologi yang efektif. Sehingga terjadi transparansi di seluruh organisasi.

4.2.6 Usulan perbaikan Keahlian Sumber Daya Manusia TI (SKL)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Keahlian Sumber daya Manusia TI(SKL) yaitu:

Tabel 8 Usulan Perbaikan Keahlian Sumber daya Manuasia TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Inovasi dan 2 ke 4 Pemberian pengetahuan tentang

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

kewirausahaan (SKL 01)

resiko bisnis. Sehingga terjadi kemandirian pada tingkat fungsional Memberikan penyuluhan inovasi baik pada level intra-universitas maupun dengan patner

Peran / wewenang kekuasaan (SKL 02)

2 ke 4

Melakukan control wewenang antar

divisi fungsional sesuai

keadaan(situasional)

Melakukan control wewenang antar divisi fungsional secara rutin dan formal

Gaya Manajemen

(SKL 03)

3 ke 5

Merubah orientasi gaya manajemen menjadi profit/ value based

Merubah orientasi gaya manajemen menjadi Relatinship based. Dalam hal ini termasuk hubungan dengan patner

Kesiapan untuk

perubahan

(SKL 04) 2 ke 4

Menyadari akan adanya tututan akan adanya perubahan. Melakukan pemahaman sehingga setiap karyawan di setiap divisi memiliki kesiapan kearah perubahan Perubahan/ Pergantian

karir (SKL 05)

2 ke 3

Melakukan pemahaman antar tugas dan wewenang divisi sehingga

karyawan siap melakukan

perpindahan divisi jika di perlukan

Pelatihan lintas Fungsi (SKL 06)

3 ke 5

Melakukan pelatihan jika

dibutuhkan

Melakukan pelatihan antar divisi untuk mempersiapkan pergantian karir(career crossover) Lingkungan sosial,

politik, dan

kepercayaan (SKL 07) 3 ke 4

Merubah bentuk layanan terhadap lingkungan social berdasarkan nilai (Value based)

5. Kesimpulan dan saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Pengukuran tingkat kesesuaian TI terhadap bisnis di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

(45)

Perbaikan diprioritaskan pada beberapa poin dimana terdapat kesenjangan antara TI dengan Bisnis, kesenjangan terjadi pada atribut komunikasi poin 1 dan 2.

5.2 Saran

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka disarankan: 1. Sebagai bahan penelitian

selanjutnya untuk mengukur

kesesuaian Teknologi

informasi(TI) ddan bisnis dapat dilakukan analisis mendalam terhadap kinerja masing masing divisi menggunakan metode yang lebih terperinci.

2. Melakukan penelitian kesesuaian strategi Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi bisnis korporasi, pada organisasi sejenis yang bergerak di bidang pendidikan terutama di perguruan tinggi sehingga mengasilkan penelitian dengan data yang lebih baik. 6. Daftar pustaka

[1].Barry (1986), Strategic Planning Workbook for Non profit Organization.

[2].Boar, B. (2001), The Art of Strategic Planning for Information Technology, 2nd Ed, John Wiley & Sons.

[3].Earl, M.J. (1996), Management Strategies For Information Technology, 1st Ed , Prentice Hall.

[4].Fitransyah, Albi., 2009. Pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis menggunakan it balanced scorecard studi kasus: pt pos Indonesia.Tesis. Institut Teknologi Bandung.

[5].Henderson, J. and N. Venkatraman (1992). Strategic Alignment: A model for Organizational. Tranformation through Information Technology. Transforming Organisations. T. A. Kochan and M. e. Useem. Oxford, Oxford University Press: 97-117.

[6].Henderson, J. and N. Venkatraman (1993, 1999). "Strategic alignment: Leveraging information technology for transforming organisations." IBM systems journal 32 (1993); 38 (1999)(1 (1993); 2&3 (1999)). [7].Hirschheim, R. and R. Sabherwal (2001). "Detours in the Path toward Strategic Information Systems Alignment." California Management Review 44(1): 87-108.

[8].ITGI. 2003. Board Briefing on IT Governance. 2nd Edition. IT Governance Institute.

[9].Luftman, J., 2000. Assessing Business-IT Alignment Maturity. Communications of The Association for Information Systems. Vol.4, No.1.

[10]. Luftman, J., 2003. Measure Your Business-IT Alignment, The Longstanding Business-IT Gap can be Bridged with an Assessment Tool to Rate Your Effort. Optimize Magazine. Issue 22.

[11]. UNIKOM 2011/2012 Buku panduan Mahasiswa, UNIKOM, Bandung.

(46)
(47)
(48)

Gambar

gambar di bawah ini.  SAM berfokus pada strategic fit dan functional integration.
Gambar II. 2 SAMM Model
Gambar II. 3 Kematangan Kesesuaian Strategis
Gambar  2 Maturity Level SAMM Kesesuaian menunjukkan harmonis dengan bisnis, dan bisnis perlu atau bisa hamonis dengan TI
+6

Referensi

Dokumen terkait

Mengkategorikan data yang berhubungan dengan materi genesha bahan galian dan mengkaitkan fungsinya ke dalam ilmu geologi, untuk selanjutnya disimpulkan dengan

Variabel karakteristik Pemda yang lain yaitu ukuran Pemda, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan daerah, dan pembiayaan utang dalam

Bone Tahun Anggaran 2016 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Pengembangan Infrastruktur Pedesaan dan Wilayah Strategis mempunyai fungsi :.. Melaksanakan

(6) Resiko kehilangan dan kerusakan adalah bagian uang service yang disisihkan sebelum uang service dibagikan kepada para pekerja dan diperuntukkan bagi pengusaha

Hasil dari penelitian didapatkan ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 89,29%, ranah sikap siswa sebesar 100% dan ranah keterampilan siswa besar 100%

bahwa untuk melaksanakan urusan wajib pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah khususnya bidang kebudayaan sebagaimana ketentuan Pasal 12 ayat

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui pendapatan yang diperoleh dari pendapatan industri rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh di Desa

Hasil belajar ranah pengetahuan materi pokok kesetimbangan kimia melalui penerapan strategi pembelajaran aktif Quick On The Draw dianalisis melalui beberapa aspek yaitu