• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pengembangan usaha budidaya semut rangrang (oecophylla smaragdina) di ciapus bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pengembangan usaha budidaya semut rangrang (oecophylla smaragdina) di ciapus bogor"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA

SEMUT RANGRANG

(Oecophylla smaragdina)

DI CIAPUS BOGOR

FAHRUL AHMAD RIFAI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul. Strategi Pengembangan UsahaBudidaya Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)di CiapusBogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

(4)

ABSTRAK

FAHRUL AHMAD RIFAI.

Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)di Ciapus Bogor. Dibimbing oleh LUCIA CYRILLA ENSD dan HOTNIDA C.H SIREGAR.

Pengembangan usaha di bidang satwa harapan saat ini memiliki potensi yang menjanjikan karena kebutuhan modal yang relatif lebih kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas, serta teknis budidaya lebih mudah.Salah satu usaha di bidang peternakan satwa harapan berupa budidaya semut rangrang (Oecophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto (telur dan larva semut rangrang).Sebelum melakukan usaha budidaya semut rangrang perlu dilakukan analisis faktor lingkungan usaha untuk merumuskan strategi yang akan digunakan dalam menjalankan usaha budidaya semut rangrang. Penelitian ini bertujuan: (1). Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternalyang dapat mempengaruhi perkembangan usaha budidaya semutrangrang(2). Untuk merumuskan strategi pengembangan usaha yang memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.

Penelitian ini menggunakan 4 metode formulasi. Evaluasi Faktor internal dan Evaluasi Faktor Eksternal untuk tahap input data. Matriks Internal - eksternal untuk tahap analisis data. Matriks SWOT (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats) untuk tahap penyusunan strategi yang akan digunakan. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan utama usaha Kroto Bond adalah sistem bagi hasil keuntungan dan adanya SOP budidaya semut rangrang. Kelemahan utama adalah belum dapat memenuhi permintaan pasar hal ini dikarenakan bibit indukan terbatas sehingga produk kroto yang dihasilkan belum stabil. Faktor eksternal yang merupakan peluang utama adalah permintaan par masih sangat tinggi sedangkan ancaman utama yang di hadapi adalah kekuatan tawar menawar pedagang pengecer tinggi. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan didapatkan 7 alternatif strategi yang dapat diterapkan di Kroto Bond. Strategi utama yang dipilih sesuai dengan hasil analisis QSPM adalah meningkatkan kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen.

Kata kunci:analisis IE, analisis SWOT, semut rangrang

ABSTRACT

FAHRUL AHMAD RIFAI.

Development Strategy of Weaver Ant Farm Business in Ciapus Bogor. Supervised by LUCIA CYRILLA ENSD dan HOTNIDA C.H SIREGAR

(5)

industry was necessary before we did the weaver ant cultivation in order to formulated the strategy that can be used to develop Weaver ant breeding industry. Objective of this research was. To identify and analyze internal and external factors that can influence the development of weaver ant breeding industry. To formulate the strategy development industry which was compatible to optimally all of potency in Weaver ant breeding industry. This research was using three formulation methods. Evaluation internal and external factors for entry data input, Internal-External matric for data analyze, SWOT Matric (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats) to arranged strategy. Result showed that the main strength of KrotoBond farm were shared provit system and cleared SOP in weaver ant cultivation. The weakness was this farm still could not fullfilled market demand, it was because of limitation of weaver ant stock that effected unstabil production. Eksternal factor like main opportunity was high market demand and the main threat was high bargainig position of retailer. Based on SWOT analysis, there were 7 alternative of strategy that could be implemented in Kroto Bond farm. Main strategy which was choosen according to QSPM analysis was increasing quality product and better service for consumen.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA

SEMUT RANGRANG

(Oecophylla smaragdina)

DI CIAPUS BOGOR

FAHRUL AHMAD RIFAI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi :Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina) di Ciapus Bogor

Nama : Fahrul Ahmad Rifai

NIM : D14100029

Disetujui oleh

Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi Pembimbing I

Ir Hotnida C.H. Siregar, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Skripsi dengan tema Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina) di Ciapus Bogor, disusun berdasarkan penelitian yang dilakukanselama 3 bulan dari tanggal 10 Maret hingga 15 Juni 2014.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan baik moril dan juga materil selama penulis melaksanakan studi di IPB. Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi sebagai dosen pembimbing utama dan ibu Ir Hotnida C.H Siregar, MSi selaku dosen pembimbing atas waktu, saran, bimbingan, motivasi dan kesabaran yang telah diberikan hingga skripsi ini selesai. Terima kasih kepada bapa Dr.Ir. Salundik, M.Si sebagai dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi yang saya susun. Terima kasih kepada Bapak Ade Yusdira selaku pemilik tempat budidaya semut rangrang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitiandan kepada bapak Endang, Arifin dan Alfian selaku pegawai di Kroto Bond Farm yang telah membantu dalam pengisian kuisioner penelitian. Terima kasih juga kepada Arma Aditya Kartika atas bantuan bimbingan dalam proses penelitian dan penulisan skripsi,Serta seluruh rekan-rekan mahasiswa IPTP yang senantiasa memberikan motivasi dan doa hingga skripsi ini selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Tujuan 1 

Ruang Lingkup Penelitian 2 

METODE 2 

Waktu dan Lokasi penelitian 2 

Prosedur 2 

Analisis Deskriptif 2 

Analisis Matriks IFE dan EFE 2 

Analisis Matriks Internal-External (IE) 3  AnalisisStrengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT) 4 

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 

Taksonomi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina) 4 

Gambaran Umum Perusahaan 5 

Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kroto Bond 6 

Peluang dan Ancaman usaha Kroto Bond 8 

Strategi Pengembangan Usaha Kroto Bond 9 

Penetapan Posisi Usaha 9 

Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha 10  Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha 12 

SIMPULAN DAN SARAN 14 

(12)

DAFTAR TABEL

 

1 Analisismatriks IFE 7 

2 Analisis matriks EFE 9 

3 Matriks SWOT Kroto Bond Farm 11

 

DAFTAR GAMBAR

1 Matriks Internal-External 3 

2 Siklus hidup semut rangrang 5 

3 Jalur pemasaran kroto 8 

4 Matriks I-E Kroto Bond Farm 10 

LAMPIRAN

1 Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Internal 15 2Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Eksternal 16

3Contoh matriks IFE dan EFE 17

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengembangan usaha dibidang peternakan saat ini tidak hanya berfokus pada ternak konvensional, seperti ternak unggas dan ruminansia.Masyarakat mulai mengembangkan satwa harapan karena kebutuhan modal yang relatif lebih kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas, serta teknis budidayalebih mudah.Salah satu potensi pengembangan usaha di bidang satwa harapan berupa pembudidayaan semut rangrang (Oecophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto (telur semut rangrang) yang merupakan pakan tambahan terbaik bagi burung kicau.Kroto yang beredar di pasar saat ini biasanya diambil langsung dari alam. Sekarang sudah banyak yang berhasil mengembangkan budidaya kroto dengan cara yang mudah. Penangkaran semut rangrang perlu dilakukan agar peran semut rangrang di alam sebagai predator hama pengganggu tanaman seperti ulat dan serangga tetapterjaga (Prayoga 2013).

P eningkatan permintaan konsumen terhadap produk kroto tidak lepas dari kegunaanya sebagai salah satu pakan terbaik untuk burung kicau.kandungan nutrisi yang terkandung dalam kroto dinilai sangat bermanfaat bagi burung kicau.Kandungan nutrien dari kroto adalah sebagai berikut, energi bruto 493 kkal; kadar air 22%; protein 24.1%; lemak 42.2%;serat kasar 4.6%; abu 2.8 %; calsium 0.04%; fosfor 0.23%; zat besi 0.01% (Ministry of Public Health Thailand 1984).

Permintaan pasar terhadap ketersediaan kroto terus meningkat tidak diimbangi dengan ketersediaannya di pasar.Oleh karena itu peluang usaha budidaya semut rangrang masih sangat besar. Analisis startegi pengembangan usaha perlu dilakukan untuk merumuskan strategi yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan usaha budidaya semut rangrang, agar usaha yang dilakukan berjalan secara optimal.Strategi merupakan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan, dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jauch dan Glueck 1995). Penyusunan strategi yang lengkap dapat disusun menggunakan Matriks IFE dan EFE sebagai tahap input, matris IE dan SWOT sebagai tahap pencocokan dan matriks QSPM sebagai tahappengambilan keputusan (David 2006).

Tujuan

(14)

2

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup Matriks Internal (IFE) dan matriks Eksternal(EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Matriks Internal-Eksternal (IE) untuk menentukan posisi usaha, matriks strengths-weaknesses-pportunities-threats (SWOT) untuk merumuskan strategi dan analisis Quantitatif Strategic Planing Matrix (QSPM) untuk menetapkan prioritas strategi. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap manajemen pemeliharaan pada fase pra produksi, proses produksi, panen, pasca panen, dan aspek pasar.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari Maret 2014 sampai dengan Juni 2014.Penelitian ini dilakukan di peternakan Kroto Bond yang berada di Jalan R.D. Kosasih, RT 04/RW 01, Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Ciapus, Bogor, Jawa Barat.

Prosedur

Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi, dan data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden yang terdiri dari peternak semut rangrang, konsumen perantara (pedagang kroto), dan konsumen langsung.

Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan penelitian serta data lembaga-lembaga terkait.Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah daftar pertanyaan (kuesioner) yang digunakan saat wawancara untuk mendapatkan data faktor internal dan eksternal.Faktor-faktor ini digunakan sebagai dasar pembuatan matriks IE, SWOT dan QSPM untuk mendapatkan strategi yang tepat diterapkan dalam pengembangan usaha budidaya semut rangrang Kroto Bond.

Analisis Deskriptif

Analisis deskritif digunakan untuk menjelaskan gambaran umum perusahaan yang meliputi tujuan pendirian usaha, proses budidaya, dan pemasaran. Nazir (1999) mendefinisikan metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,

Analisis Matriks IFE dan EFE

(15)
(16)

4

atau IX berarti perusahaan berada pada posisi memanen atau divestasi. Ketiga kelompok ordinat memiliki implikasi strategi yang berbeda (David 2004).

AnalisisStrengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)

Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal secara sistematis untuk merumuskan alternatifstrategiperusahaan. Analisis inimemaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).(Rangkuti 2005). Alternatif strategi dibentuk dengan mempertimbangkan hasil analisis matriks IE.

Strategi alternatif hasil analisis SWOT dibagi menjadi 4 kelompok strategi, yaitustrategi SO peluang), WO (kelemahan-peluang),ST (kekuatan-ancaman), dan WT (kelemahan-ancaman)(David 2009).

AnalisisQuantitive Strategic Planning Matrix (QSPM)

Analisis QSPM bertujuan untuk memilih strategi terbaik dan paling cocok dengan kondisi internal dan eksternalperusahaan. Strategi yang dipilih berasal dari hasil analisis SWOT.

Langkah pembuatan matriks QSPM sebagai berikut.Pengisian kolom pertama matriks dengan daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamanperusahaan. Kolom kedua diisi dengan bobot tiap faktorsesuaimatriks IFE dan EFE. Selanjutnya, baris pertama diisi dengan alternatif strategi dari hasil analisis SWOT. Setiap strategi dibandingkan dengan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamanperusahaan sehingga diperoleh skor daya tarik (Attractiveness Scores-AS), yaitu 1 (tidak menarik), 2 (agak menarik), 3 (secara logis menarik),4 (sangat menarik). Skor daya tarik dikalikan dengan bobot untuk memperoleh Total AttractivenessScore (TAS). Nilai TAS tiap strategi dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah keseluruhan daya tarik total (Sum Total AttractivenessScore-TAS).Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik (David 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Taksonomi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)

Semut rangrang termasuk serangga dalam ordo Hymenoptera, famili Formicidae.Terdapat 2 spesies semut rangrang yaitu Oecophylla smaragdina yang tersebar dari India, Asia Tenggara sampai Australia dan O. longinoda yang tersebar di benua Afrika (Hölldobler dan Wilson 1990).

(17)

8-5 10 mm, keduanya memiliki sayap.Pekerja merupakan betina kasta nonreproduktif, tidak bersayap, berwarna merah, dan berukuran 5 mm (Kalshoven 1981).

Siklus hidup semut rangrang termasuk dalam metabolisme sempurna yaitu, diawali dari telur,larva, dan pupa seperti yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Siklus hidup semut rangrang (Borror et al. 1982)

Waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus hidup sekitar 21 hari (Borror et al. 1982). Dalam budidaya semut rangrang, telur, larva dan pupa digolongkan sebagai kroto.

Gambaran Umum Perusahaan

Kroto Bond Farm terletak di Jl.Raya Ciapus Cikaret Bogor Selatan yang merupakan tempat pembudidayaan semut rangrang (O. smragdina).Pada mulanya Kroto Bond Farm merupakan area berupa sebidang tanah yang digunakan sebagai tempat budidaya jamur, budidaya ikan dan berbagai macam tanaman buah.Ketersediaan lahan sisa yang belum terpakai di area tersebut kemudian dijadikan tempat untuk budidaya semut rangrang karena tempatnya ditumbuhi banyak pepohonan sehingga lingkungan sekitar tidak terkena matahari.Lokasi seperti ini sangat cocok untuk budidaya semut rangrang(borror et al.1982).Keputusan untuk memulai usaha budidaya semut rangrang didorong oleh permintan kroto yang tinggi namun tidak diimbang oleh ketersediaan kroto secara kontinu dan harga kroto sangattinggi yaitu sekitar Rp150 000 per kg untuk kroto yang didapat dari hasil perburuan di alam.

Usaha budidaya semut rangrang Kroto Bond dimulai sejak akhir tahun 2012 dengan jumlah bibit sebanyak 600 stoples. Pada mulanya,pemilik usaha mempelajari cara budidaya semut rangrang. Setelah ditemukan metode budidaya yang cocok, pemilik meningkatkan skala usahanya agar menghasilkan kroto dan koloni yang dijual sebagai bibit semut rangrang.

(18)

6

Survey pemilik usaha yang dilakukan awal tahun 2014 menunjukkan bahwa di daerah Jabodetabek belum ada pembudidaya semut rangrang lain. Pemilik Kroto Bond melihat peluang usaha pembibitan bagi masyarakat yang tertarik untuk budidaya semut rangrang. Promosi yang dijalankan adalah memberikan pelatihan gratis bagi pembeli bibit semut rangrang. Promosi ini dimaksudkan untuk daya tarik terhadap masyarakat yang tertarik untuk budidaya semut rangrang ternyata sangat berhasil meningkatkan permintaan bibit sehingga produksi utama Kroto Bond saat ini adalah bibit semut rangrang. Penjualan bibit semut rangrang sebagai komoditas utama dalam usaha Kroto Bond didasari oleh keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan bibit lebih besar dari menjual produk kroto menjadikan pihak perusahaan merubah produk yang dihasilkan berupa bibit semut rangrang dalam stoples. Waktu panen bibit yang lebih singkat, dan penanganan penjualan bibit yang lebih mudah juga menjadi keunggulan dalam penjualan bibit semut rangrang dibandingkan menjual produk kroto. Kroto Bond mampu menjual sekitar 50-150 bibit (stoples) dalam sehari dengan harga Rp60 000 per stoples.

Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kroto Bond

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada peternakan Kroto Bond Farm.Menurut Umar (2003), analisis internal sering diarahkan pada aspek pasar dan pemasaran, kondisi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, struktur organisasi, dan manajemen.

Kroto Bond Farm mengidentifikasi 12 faktor internal sebagai kekuatan dan 11 faktor sebagai kelemahan seperti disajikan pada Tabel 1. Kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah sistem bagi hasil keuntungan (skor 0.2112). Sistem bagi hasil keuntungan bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki sehingga pegawailebihloyal danjujur.Sistem bagi hasil kuntungan juga menumbuhkan semangat atau motivasi pegawai dalam mencapai target yang telah ditentukan.Menurut Hasibuan (2007), pemberian motivasi adalah untuk mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan.

Kekuatan utama lainnya adalah perusahaanmemiliki SOP yang mencakup pemeliharaan, pengembangan bibit, pemanenan produk, dan pemasaran (skor 0.2112). Penerapan SOP merupakan bagian dari manajemen budidaya yang bertujuan untuk menjaga efisiensi seluruh proses produksi maupun pemasaran. Penerapan SOP juga bertujuan untuk memenuhi permintaan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat jumlah. Sule dan Saefullah (2005)menyatakan bahwa SOP merupakan aplikasi dari manajemen produksi untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar berdasarkan keinginan konsumen dengan teknik produksi yang seefisien mungkin.

(19)

7 dihasilkan belum stabil (skor 0.0536).Keterbatasan bibit indukan juga dikarenakanKroto Bond mulai menjual bibit bagi calon peternak baru sehingga stok bibit di perusahaan cepat habis. Perusahaan tetap berusaha memproduksi kroto meskipun sedikit untuk mempertahankan kerjasama dengan konsumen kroto (toko pakan).

Tabel 1 Analisismatriks IFE

No. Faktor Internal Rating Bobot Skor

Kekuatan

1 Sistem bagi hasil keuntungan. 4.00 0.0528 0.2112

2 Memiliki SOP yang mencakup pemeliharaan,

pengembangan bibit, pemanenan produk, dan pemasaran.

4.00 0.0528 0.2112

3 Penggunaan media cetak dan elektronik sebagai sarana

promosi. 4.00 0.0495 0.1980

4 Pelatihan cara budidaya gratis kepada calon konsumen

yang ingin memeli bibit semut rangrang 4.00 0.0495 0.1980

5 Pelaporan keuangan dilakukan setiap bulan. 3.75 0.0495 0.1856

6 Produk yang dihasilkan berkualitas baik. 4.00 0.0462 0.1848

7 Pegawai terampil dibidangnya. 4.00 0.0462 0.1848

8 Kondisi lingkungan cocok untuk budidaya semut

rangrang 3.75 0.0462 0.1733

9 Memiliki bagian penelitian dan pengembangan

meskipun dengan metode yang sederhana. 3.75 0.0462 0.1733

10 Limbah yang dihasilkan tidak menggangu lingkungan. 3.75 0.0429 0.1502

11 Keuntungan yang dihasilkan konsisten. 3.00 0.0330 0.0990

12 Harga produk Bersaing. 3.25 0.0297 0.0965

Kelemahan

1 Belum dapat memenuhi permintaan pasar. 1.00 0.0462 0.0462

2 Jumlah produk yang dihasilkan belum stabil. 1.25 0.0429 0.0536

3 Tidak ada replacement stock. 1.25 0.0429 0.0536

4 Penggunaan lahandan kapasitas produksi belum

maksimal 1.50 0.0363 0.0545

5 Terkendala dalam Proses pengiriman jarak jauh. 1.50 0.0396 0.0594

6 Media (toples) sulit didapat dalam jumlah banyak. 1.50 0.0396 0.0594

7 Keterbatasan modal. 1.75 0.0363 0.0635

8 Laporan keuangan dilakukan secara sederhana. 1.75 0.0429 0.0751

9 sumberdaya manusia yang terlatih pada bidang budidaya

semut rangrang terbatas. 1.75 0.0429 0.0751

10 Lokasi budidaya jauh dari jalan raya (terpencil). 2.00 0.0396 0.0792

11 Keterbatasan sumber informasi pasar dan pengembangan teknik budidaya,

TOTAL NILAI SKOR

2.00 0.0462 0.0924

2.7781

(20)

8

Peluang dan Ancaman usaha Kroto Bond

Kroto Bond memiliki 12 faktor eksternal yang dianggap peluang dan 6 faktor sebagai ancaman,seperti yang tercantum pada Tabel 2.Analisis eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategis dalam mengevaluasi sektor lingkungan yang ada diluar kendali perusahaan untuk menentukan peluang dan ancaman (Jauch dan Glueck, 1995).Sektor lingkungan mencakup informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan(David 2009).

Peluang utamayang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalahpermintaan pasar masih sangat tinggi (skor 0.2632). Analisis pasar yang telah dilakukan oleh perusahaan bahwa tidak kurang dari 200 kg kroto dibutuhkan oleh pedagang pengecer untuk memenuhi kebutuhan kroto di daerah Bogor dan Depok. Permintaan yang tinggi ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan skala usaha. Peluang dengan nilai tertinggi kedua adalahtingkat kepercayaan pelanggan tinggi( skor 0.23026). Tingkat kepercayaan yang tinggi diperoleh darikualitas kroto yang dihasilkan perusahaan lebih baik dibandingkan dengan kroto yang didapat dari hasil alam. Prayoga (2013) menyatakan bahwa kualitas kroto hasil berburu di alam lebih rendah dibandingkan dengan kroto hasil budidaya. Ciri-ciri kroto kualitas baik adalah bertekstur kering, tidak berbau, dan daya simpan lebih lama. Tingkat kepercayaan yang tinggi dapat menumbuhkanloyalitas konsumen terhadap produk yang dihasilkan usaha budidaya semut rangrang Kroto Bond. Loyalitas merupakan indikator jaminan pasar bagi produk perusahaan karena konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk perusahaan tersebut(Griffin 2005).

Peluang lainnya jalur pemasaran kroto relatif pendek (skor 0.23026) . seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3 Jalur pemasaran kroto

Jalur pemasaran produk Kroto Bond terbagi dua yaitu penjualan produk langsung kepada kosumen dan pejualan melalui pedagang pengecer.Jalur pemasaran yang pendek akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan (Sukartawi 1993).

(21)

9 tinggi adalah pasar didominasi oleh kroto hasil perburuan dan pedagang pengecer menginginkan keuntungan yang lebih besar sehingga harga kroto hasil perburuan dijadikan standar. Keuntungan usaha Kroto Bond menjadi lebih kecil karena produk krotonya yang berkualitas tinggi dibeli dengan harga yang rendah.

Tabel 2 Analisis matriks EFE

No Faktor Eksternal Rating Bobot Skor

Peluang

1 Permintaan pasar masih sangat tinggi. 4.00 0.0658 0.2632

2 Jalur pemasaran produk kroto relatif pendek . 3.75 0.0614 0.2303

3 Tingkat kepercayaan pelanggan tinggi. 3.75 0.0614 0.2303

4 Kesempatan menjalin kemitraan. 3.25 0.0702 0.2281

5 Peluang usaha bagi masyarakat. 3.50 0.0614 0.2149

6 Paradigma kroto sebagai pakan yang paling baik untuk

burung kicau dan campuran umpan ikan. 3.75 0.0570 0.2138

7 Banyaknya media sosial yang dapat dimanfaatkan

sebagai sarana promosi. 3.75 0.0570 0.2138

8 Dapat digunakan sebagai hewan pembasmi hama alami. 3.25 0.0526 0.1711

9 Taraf hidup warga sekitar rendah. 3.00 0.0570 0.1711

10 Adanya dukungan dari masyarakat sekitar. 3.00 0.0570 0.1711

11 Pelaku budidaya masih sedikit. 2.75 0.0570 0.1568

12 Permintaan variasi produk berbahan dasar kroto. 2.50 0.0570 0.1425

Ancaman

1 Kekuatan tawar menawar pedagang pengumpul tinggi. 3.70 0.0614 0.2303

2 Makin banyak pemburu kroto di alam. 3.00 0.0614 0.1842

3 Fluktuasi harga kroto tergantung ketersediaannya di

pasar. 2.50 0.0482 0.1206

4 Hambatan Standar kualitas dan harga yang ditetapkan

pasar terhadap produk kroto yang dihasilkan. 2.25 0.0482 0.1086

5 Semakin banyaknya variasi pakan komersil untuk burung hias.

2.25 0.0439 0.0987

6 Terdapat kroto yang berasal dari luar daerah yang beredar di pasaran.

TOTAL NILAI SKOR

1.00 0.0219 0.0219

3.1711

Pemburu kroto di alam yang semakin banyak merupakan ancaman bagi peternakan Kroto Bond (skor 0.18421). Pemburu yang semakin banyak akan meningkatkan suplay kroto hasil buruan di pasar, sehingga harga kroto di pasar didominasi oleh harga kroto perburuan. Kondisi tersebut dapat memperbesar ancaman yang dihadapi oleh Kroto Bond. Perusahaan perlu menentukan segmentasi pasar yang dapat menerima produk kroto yang dihasilkan.

Perhitungan pembobotan dan rangking yang dilakukan pada faktor peluang dan ancaman menghasilkantotal skor 3.1715. Artinya pihak perusahaan dapat memanfaatkansebagian besar peluangdan mengatasi sebagian besar ancaman yang ada.

Strategi Pengembangan Usaha Kroto Bond

Penetapan Posisi Usaha

(22)

10

Gambar 2 Matriks IE Kroto Bond Farm

Menurut David (2006)strategi yang dapat digunakan adalah Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha

Analisis SWOT usaha Kroto Bond menghasilkan 7 strategi alternatif yang disusun berdasarkan analisis IFE, EFE dan matriks IE (Tabel 1, 2 dan Gambar 1). Rincian strategi alternatif disajikan pada Tabel 3.

Analisis S-Omenghasilkan 3 alternatif strategiyang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang. Strategi ini merupakan aplikasi dari penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan integrasi ke depan. Strategi S-O pertama adalah meningkatkan kualitas produk dan layanan bagi konsumen. Strategi tersebut dipilih karena perusahaan dapat berkembang pesat bila kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen prima.Kuncinya adalah dengan memenuhi atau melebihi harapan kualitas pelangan (Kotler 2002).

Alternatif strategi S-O kedua adalahmemanfaatkan media cetak dan elektronik untuk sarana promosi dan penyebaran informasi budidaya semut rangrang kepada masyarakat. Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai sarana penghubung antara perusahaan dan konsumen serta mitranya. Informasi yang disampaikan mencakup promosi produk dan pelatihan gratis yang diadakan oleh perusahaan.

Alternatif strategi S-O ketigaadalah pengembangan variasi produk untuk memperluas segmentasi pasar.Salah satu bentuk pelayanan prima kepada konsumen dengan cara memenuhi permintaan konsumen yang spesifik. Permintaan spesifik yang sering dihadapi adalah permintaan pembuatan peralatan budidaya dan pakan ikan berbahan dasar kroto atau temblek. Produk spesifik tersebut mampu meningkatkan loyalitas konsumen.

(23)

11 Tabel 3 Matriks SWOT Kroto Bond Farm

Faktor Internal bibit, pemanenan produk, dan pemasaran.

3. penggunaan media cetak dan elektronik sebagai sarana promosi.

4. Pelaporan keuangan dilakukan setiap bulan.

5. Kondisi lingkungan cocok untuk budidaya semut rangrang.

6. Produk yang dihasilkan berkualitas baik.

7. Pegawai terampil dibidangnya. 8. Kondisi lingkungan cocok

untuk budidaya semut rangrang.

9. Memliki bagian penelitian dan pengembangan meskipun dengan metode yang sederhana.

10. Limbah yang dihasilkan tidak mengganggu lingkungan. 11. keuntungan yang dihasilkan

konsisten.

12. Harga produk bersaing.

1. Belum dapat memenuhi permintaan pasar.

2. jumlah produk yang dihasilkan belum stabil.

3. Tidak ada replacement stock. 4. penggunaan lahan dan kapasitas

produksi belum maksimal. 5. Terkendala dalam proses pengiriman

jarak jauh.

6. Media (stoples) sulit didapat dalam jumlah banyak.

7. Keterbatasan modal.

8. Laporan keuangan dilakukan secara sederhana.

9. Sumberdaya yang terlatih pada bidang budidaya semut rangrang terbatas. 10. Lokasi budidaya jauh dari jalan raya

(terpencil).

11. Keterbatasan sumber informasi pasar dan pengembangan teknik budidaya.

Peluang Strategi S-O Strategi W-O

1. Permintaan pasar masih sangat tinggi.

2. Jalur pemasaran produk relatif pendek.

6. Paradigma kroto sebagai pakan terbaik bagi burung kicau. 7. Banyaknya media sosial yang

dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi.

8. Dapat digunakan sebagai hewan pembasmi hama alami. 9. Taraf hidup masyarakat sekitar

rendah.

10. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar. 11. Pelaku budidaya sedikit. 12. Permintaan variasi produk.

1. Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen.

(S1,S2,S4,S6,O3,O5,O6) ( pasar dan pengembangan

pasar.integrasi ke depan) 2. Peningkatan pemanfaatan media cetak dan elektronik untuk sarana promosi dan penyebaran informasi budidaya semut rangrang

kepadamasyarakat. (S3,S4,O1,O4,O5,O7,O11) (pengembangan pasar.

Integrasi kedepan)

3. Pengembangan variasi produk untuk memperluas segmentasi pasar.(S2,S9,O4,O5,O7) ( pengembangan produk.

Integrasi kedepan)

1. Meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningatkan skala usaha dan memperluas jaringan pemasaran.(W1,W2,W3,W4,W5,O1,O4, O5,O11)

(Pengembangan pasar. Integrasi kedepan)

Ancaman Strategi S-T Strategi W-T

1. Kekuatan tawar menawar pedagang pengecer tinggi. 2. Makin banyak pemburu kroto

di alam.

3. Fluktuasi harga kroto tergantung ketersediannya di pasar.

4. Hambatan standar kualitas dan harga yang ditetapkan pasar terhadap kroto.

5. Semakin banyak variasi pakan komersil untuk burung kicau. 6. adanya produk kroto yang

berasal dari luar derah yang beredar dipasaran.

1.Penyempurnaan SOPuntuk meningkatkan kualitas dan kuantitas (S2,S6,T4,T6)(Integrasi kedepan)

2. Penggolongan produk yang akan di

jual berdasarkan kualitas dan segmentasi

pasar.(S2,S6,S9,T1,T4,T6) (pengembangan pasar. Integrasi kedepan)

(24)

12

Analisis W-O menghasilkan 1 alternatif strategi yang mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.Strategi yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningkatkan skala usaha dan memperluas jaringan pemasaran.Keterbatasan modal merupakan faktor utama penyebab ketersediaan bibit terbatas sehingga produksi kroto rendah. Akibatnya, permintaan pasar belum dapat terpenuhi secara maksimal. Skala usaha dapat ditingkatkanmelalui pinjaman modal melalui bank atau kerjasama dengan cara kemitraan.Strategi ini merupakan aplikasi dari penetrasi pasar, pengembangan pasar, integrasi ke depan, horizontal .

Analisi S-T menghasilkan 2 alternatif strategi yang memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari ancaman eksternal. Strategi ini merupakan aplikasi dari pengembangan pasar dan integrasi ke depan.

Strategi yang dapat dilakukan adalahPenyempurnaan SOP dengan tujuanpeningkatan kualitas dan kuantitas produk.Keberhasilan pembudidayaan semut rangrang sangat bergantung pada SOP yang dijalankan dengan baik sehingga kualitas produk yang dihasilkan terjaga. Penerapan SOP yang baik dalam proses budidaya menjadikan target perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar dapat tercapai sehingga resiko ancaman yang dihadapi dapat diminimalisir pengaruhnya. Bila SOP yang telah dibuat dijalankan dengan baik maka proses produksi akan lebih efisien (Ratih dan Harmini 2012).

Strategi S-T kedua adalah penggolongan produk yang akan dijual berdasarkan kualitas dan segmentasi pasar.Pedagang pengumpul dan pengecer kroto memiliki posisi tawar menawar yang kuat dan menggunakan harga kroto hasil perburan sebagai standar harga. Perusahaan harus mencari alternatif konsumen dan melakukan segmentasi pasar. Kroto yang berkualitas lebih rendah dijual kepada pedagang pengumpul dan pengecer, sedangkan yang berkualitas baik dijual ke pehobi burung kicau.

Analisis W-T menghasilkan 1 alternatif strategi yang dibuat untuk mengurangi kelemahadan menghindari ancaman.Strategi yang dapat dilakukan adalah membangun jaringan pemasaran dan informasi budidaya yang lebih luas dengan sesama pembudidaya semut rangrang dalam upaya menjaga stabilitas harga jual. Posisi tawar menawar perusahaan akan lebih kuatjika bermitra dengan seama pembudidaya. Kerjasama ini mencakup saling berbagi informasi pasar sehingga ancaman fluktuasi harga dapat diatasi.

Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha

(25)

13 kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang yang ada. Strategi ini mengindikasikan perusahaan untuk memperbaiki kelemahannya dalam bidang informasi pasar dan teknik budidaya (pembibitan). Pelaksanaan strategi ini memerlukan komitmen dari pemilik dan pegawai untuk meningkatkan peluang keberhasilan yang besar.

Strategi kedua yang dipilih adalahmembangun jaringan pemasaran dan informasi budidaya yang lebih luas dengan sesama pembudidaya semut rangrang dalam upaya menjaga stabilitas harga jual (TAS: 16.2881). Strategi tersebut dipilih untuk menghindari ancaman berupahambatan standar kualitas dengan cara untuk lebih banyak melakukan pendekatan dengan sesama pelaku budidaya semut rangrang, agar setiap informasi tentang budidaya dan pemasaran semut rangrang mudah untuk diakses.

Pengembangan variasi produk untuk memperluas segmentasi pasar (TAS: 15.85708). Strategi tersebut menjadi prioritas ketiga karena Kroto Bond sudah memiliki bagian penelitian dan pengembangan produk yang hasilnya diinformasikan melalui media elektronik. Dampak kumulatif dari strategi ini adalah penguatan posisi tawar menawar perusahaan.Perusahaan dapat mengembangkan variasi produk kroto untuk pangan fungsional dalam bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.

Alternatif strategi keempat yang dipilih perusahaan adalah memanfaatkan media cetak dan elektronik untuk sarana promosi dan penyebaran informasi budidaya semut rangrang kepada masyarakat (TAS: 14.78560). Strategi tersebut dipilih karena mudah dijalankan. Pemanfaatan media elektronik dan cetak dapat memudahkan perusahaan dalam proses penyebaran informasi dan promosi bertujuan untuk memaksimalkan proses promosi dan pemasaran produk sehingga jangkauan wilayah promosi dan pemasaran akan lebih luas. 

Meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningatkan skala usaha dan memperluas jaringan pemasaran (TAS: 14.49828). Permintaan pasar yang tinggi terhadap produk kroto belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan hal ini diakibatkan oleh keterbatasan modal. Melihat kondisi ini, peningkatan skala usaha dengan cara kerjasama kemitraan menjadi strategi yang dapat dijalankan. Kerjasama kemitraan memberikan keuntungan yaitu semakin kuatnya jaringan pemasaran produk yang dihasilkan sehingga ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat dihindari.

Penggolongan produk yang akan dijual berdasarkan kualitas dan segmentasi pasar (TAS: 14.49828). Strategi tersebut menjadi prioritas keenam karena strategi ini dibuat sebagai alternatif strategi apabila perusahaan ingin menjual produk yang dihasilkan berkualitas sama dengan kualitas kroto yang dapat diterima oleh pedagang pengecer, atau perusahaan berusaha mencari target pasar potensial yang dapat menyerap kroto kualitas super yang dihasilkan perusahaan secara kontinu. 

(26)

14

yang akan dijadikan bibit semut. Pencapaian target tersebut dapat terpenuhi dengan cara revisi SOP dalam bidang pengembangan bibit semut rangrang.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kekuatan utama pada Kroto Bond adalah sitem bagi hasil keuntungan, dan memiliki SOP usaha. Kelemahan utama aalah belum dapat memenuhi permintaan pasar, jumlah produk yang dihasilkan belum stabil, dan belum ada replacemen stok. Peluang utama adalah permintaan pasar masih sangat tinggi dan tingkat kepercayaan pelanggan tinggi. Peluang utama pada usaha kroto bond kekuatan tawar mawar pedagang pengumpul tinggi. Kekuatan yang dimiliki Kroto Bond hanya dapat mengatasi sebagian kelemahan yang dimiliki(skor 2.778) menunjukan bahwa kondisi perusahaan dalam posisi yang sedang secara internal. Kroto Bond dapat merespon dengan baik setiap peluang dan acaman yang ada (skor 3.1715). Posisi Kroto Bondberdasarkan matriks I-E berada pada kuadran II yaitu growth andbuild (tumbuh dan membangun) dan strategi yang digunakan adalah strategi intensif dan integratif.Strategi alternatif terbaik yang dapat diterapkan Kroto Bond adalah peningkatan kualitas produk, pemasaran produk dan pelayanan terhadap konsumen (TAS: 18.45778).

Saran

Kroto Bond Farm disarankan untuk meningkatkan kuantitas produk dengan cara mengevaluasi dan merevisi SOP mengenaipengembangan bibit, memperluas cakupan wilayah pemasaran produk dengan pemanfaatan media cetak dan elektronik serta pelayanan terhadap konsumen potensial Sesuai dengan alternatif strategi yang telah di pilih tujuannya agar posisi tawar peruahaan lebih baik, dan konsumen bersikap loyal kepada perusahaan Kroto Bond.

DAFTAR PUSTAKA

Borror DJ, Triplehorn CA, De Long DM. 1982.An Introduction to The Study of Insects.Ed ke-6. Ohio (US): Saunders College.

David FR. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta (ID): PT. Indeks Kelompok Gramedia.

David FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep.Ed ke-10. Jakarta (ID): PT. Salemba Empat.

David FR. 2009.Manajemen Strategis Konsep. Jakarta (ID): PT. Salemba Empat. Griffin J. 2005. Costumer Loyalty. Jakarta (ID): Erlangga.

(27)

15 Hölldobler B, Wilson EO. 1990.The Ants. Massachusetts (US): The Belknap Pr of

Harvard Univ Pr.

Howard DF, Tschinkel WR. 1980. The effect of colony size and starvation on the food flow in the fire ant, Solenopsis invicta (Hymenoptera: Formicidae). Behav EcolSociobiol 7: 293-300.

Jauch LR, William F. Glueck. 1995. Manajemen Strategis dan Kebijakan.Terjemahan : Murad dan H. Sitanggang.Jakarta (ID): Erlangga. Ministry of Public Health. 1984. Nutrient composition table of Thai food.

http//:www.poh.go.th.[22 januari 2014].

Prayoga B. 2013. Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern.Jakarta(ID): Penebar Swadaya.

Rangkuti F. 2004. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis – Reorientasi Konsep. Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Ratih F, Harmini. 2012. Efisiensi teknis usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Forum Agribisnis Vol. 2 No.1. Bogor (ID): Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi. 1993. Manajemen Pemasaran Hasil Pertanian, Teori dan Aplikasinya. Jakarta (ID): CV. Rajawali.

Sule ET, Saefullah K. 2005.Pengantar Manajemen. Jakarta (ID): Kencana Perdana Media Grup.

(28)
(29)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Internal

Faktor Internal Skor Bobot

S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7

Kekuatan AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan 1 0.2112 2.75 0.58080 1.25 0.26400 2.00 0.42240 1.75 0.36960 1.50 0.31680 2.50 0.52800 3.25 0.68640

Kekuatan 2 0.2112 3.75 0.79200 1.75 0.36960 2.75 0.58080 3.75 0.79200 3.50 0.73920 2.25 0.47520 3.00 0.63360

Kekuatan 3 0.1980 3.75 0.64350 4.00 0.79200 3.00 0.59400 1.50 0.29700 2.75 0.54450 3.25 0.64350 3.50 0.69300

Kekuatan 4 0.1980 3.25 0.64350 3.75 0.74250 2.00 0.39600 1.50 0.29700 1.75 0.34650 2.75 0.54450 3.50 0.69300

Kekuatan 5 0.1856 2.50 0.46400 1.75 0.32480 2.75 0.51040 2.00 0.37120 1.50 0.27840 2.25 0.41760 1.75 0.32480

Kekuatan 6 0.1848 3.25 0.60060 1.75 0.32340 2.50 0.46200 3.50 0.64680 3.25 0.60060 2.25 0.41580 2.75 0.50820

Kekuatan 7 0.1848 3.75 0.69300 2.25 0.41580 3.00 0.55440 3.00 0.55440 3.25 0.60060 2.00 0.36960 2.75 0.50820

Kekuatan 8 0.1733 3.50 0.60655 1.75 0.30328 2.50 0.43325 2.00 0.34660 3.25 0.56323 2.25 0.38993 3.25 0.56323

Kekuatan 9 0.1733 3.25 0.56323 3.25 0.56323 3.25 0.56323 3.25 0.56323 2.75 0.47658 2.25 0.38993 2.75 0.47658

Kekuatan 10 0.1502 3.50 0.52570 1.50 0.22530 1.50 0.22530 2.75 0.41305 3.25 0.48815 1.75 0.26285 1.50 0.22530

Kekuatan 11 0.0990 3.50 0.34650 2.25 0.22275 2.50 0.24750 2.75 0.27225 2.25 0.22275 2.25 0.22275 1.75 0.17325

Kekuatan 12 0.0965 3.25 0.31363 2.25 0.21713 2.75 0.26538 2.00 0.19300 3.50 0.33775 2.25 0.21713 3.00 0.28950

Kelemahan

Kelemahan 1 0.0462 3.50 0.16170 2.50 0.11550 3.25 0.15015 2.00 0.09240 3.00 0.13860 3.00 0.13860 2.75 0.12705

Kelemahan 2 0.0536 3.25 0.17420 2.50 0.13400 3.00 0.16080 2.50 0.13400 2.50 0.13400 2.50 0.13400 3.50 0.18760

Kelemahan 3 0.0536 3.75 0.20100 2.50 0.13400 2.75 0.14740 1.75 0.09380 2.25 0.12060 2.75 0.14740 2.00 0.10720

Kelemahan 4 0.0545 3.50 0.19075 3.00 0.16350 2.25 0.12263 2.75 0.14988 2.50 0.13625 2.50 0.13625 2.25 0.12263

Kelemahan 5 0.0594 4.00 0.23760 2.75 0.16335 2.25 0.13365 2.25 0.13365 2.50 0.14850 3.00 0.17820 1.75 0.10395

Kelemahan 6 0.0594 3.50 0.20790 2.50 0.14850 1.75 0.10395 1.75 0.10395 2.25 0.13365 2.50 0.14850 2.25 0.13365

Kelemahan 7 0.0635 3.25 0.20638 2.25 0.14288 3.25 0.20638 1.50 0.09525 2.25 0.14288 2.75 0.17463 2.75 0.17463

Kelemahan 8 0.0751 2.50 0.18775 2.00 0.15020 1.75 0.13143 2.00 0.15020 1.75 0.13143 2.25 0.16898 2.25 0.16898

Kelemahan 9 0.0751 3.25 0.24408 3.00 0.22530 3.00 0.22530 3.00 0.22530 2.50 0.18775 2.75 0.20653 3.00 0.22530

Kelemahan 10 0.0792 3.00 0.23760 2.00 0.15840 2.50 0.19800 2.25 0.17820 2.25 0.17820 2.00 0.15840 1.75 0.13860

Kelemahan 11 0.0924 3.50 0.32340 3.00 0.23100 2.50 0.23100 2.25 0.20790 2.50 0.23100 2.75 0.25410 3.50 0.32340

(30)

Lampiran 2 Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Eksternal

Faktor Eksternal Skor Bobot

S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7

peluang AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang 1 0.2632 3.75 0.98700 3.50 0.92120 3.00 0.78960 1.75 0.46100 3.00 0.78960 2.75 0.72380 2.75 0.72380

Peluang 2 0.2303 2.75 0.63333 2.75 0.63332 2.50 0.57575 1.50 0.34545 2.00 0.46060 3.50 0.80605 3.00 0.69090

Peluang 3 0.2303 3.25 0.74848 2.25 0.51817 3.25 0.74847 2.50 0.57575 2.75 0.63332 2.50 0.57575 2.75 0.63332

Peluang 4 0.2281 3.25 0.74133 3.25 0.74132 2.75 0.62727 2.00 0.45620 2.00 0.45620 3.00 0.68430 3.25 0.74132

Peluang 5 0.2149 2.50 0.53725 2.50 0.53725 2.75 0.59097 2.25 0.48352 2.00 0.42980 2.50 0.53725 2.25 0.48352

Peluang 6 0.2138 2.75 0.58795 2.50 0.53450 2.75 0.58795 2.25 0.48105 2.50 0.53450 2.50 0.53450 2.25 0.48105

Peluang 7 0.2138 3.00 0.64140 3.25 0.69485 3.00 0.64140 2.25 0.48105 1.75 0.37415 2.25 0.48105 3.50 0.74830

Peluang 8 0.1711 3.50 0.59885 3.50 0.59885 3.00 0.51330 2.25 0.38497 2.00 0.34220 3.25 0.55607 3.00 0.51330

Peluang 9 0.1711 2.75 0.47053 2.25 0.38497 2.75 0.47052 2.50 0.42775 2.00 0.34220 3.00 0.51330 2.50 0.42775

Peluang 10 0.1711 3.50 0.59885 3.00 0.51330 3.25 0.55607 2.75 0.47052 2.50 0.42775 2.50 0.42775 3.00 0.51330

Peluang 11 0.1568 3.50 0.54880 3.50 0.54880 2.50 0.39200 2.00 0.31360 3.00 0.47040 2.50 0.39200 3.25 0.50960

Peluang 12 0.1425 2.75 0.39188 2.75 0.39187 4.00 0.57000 2.75 0.39187 3.00 0.42750 2.50 0.35625 3.00 0.42750

ancaman

Kelemahan 1 0.2303 1.25 0.28788 1.25 0.28787 2.50 0.57575 1.25 0.28787 1.25 0.28787 1.50 0.34545 3.50 0.80605

Kelemahan 2 0.1842 3.25 0.59865 1.50 0.27630 2.00 0.36840 1.25 0.23025 2.50 0.46050 1.50 0.27630 1.25 0.23025

Kelemahan 3 0.1206 3.25 0.39195 1.75 0.21105 3.00 0.36180 1.25 0.15075 3.00 0.36180 1.25 0.15075 2.00 0.24120

Kelemahan 4 0.1086 2.50 0.27150 1.25 0.13575 2.25 0.24435 1.50 0.16290 3.25 0.35295 1.25 0.13575 2.75 0.29865

Kelemahan 5 0.0987 2.25 0.22208 2.50 0.24675 1.25 0.12337 2.75 0.27142 2.75 0.27142 2.50 0.24675 2.00 0.19740

Kelemahan 6 0.0219 2.50 0.05475 1.50 0.03285 2.50 0.05475 1.25 0.02737 2.50 0.05475 1.50 0.03285 1.50 0.03285

(31)

Lampiran3 Contoh matriks IFE dan EFE

Faktor Internal / Eksternal Rating Bobot Skor

Kekuatan / Peluang

--- --- --- ---

--- --- --- ---

Kelemahan / Ancaman

--- --- --- ---

--- --- --- ---

Lampiran 4 Contoh matriks analisis SWOT Faktor Internal

Faktor eksternal

Kekuatan Kelemahan ---

---

--- ---

Peluang Strategi S-O Strategi W-O

--- ---

--- ---

--- ---

Ancaman Strategi S-T Strategi W-T

--- ---

--- ---

--- ---

Lampiran 5Contoh matriks analisis QSPM Faktor-faktor

Sukses Kritia

Skor Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi n

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

Kelemahan

Peluang

(32)

3 RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1991 di Kabupaten Karawang. Jawa Barat. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Muhammad Aripin dan Ibu Nina Sunina.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Lampu Iman Karawang pada tahun 1998 dan menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Nagasari 5 Karawang pada tahun 2004. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2007 di SMPN 1 Karawang dan dilanjutkan ke pendidikan menengah atas di SMAN 5 Karawang yang diselesaikan pada tahun 2010. Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan.Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada tahun 2010.

Gambar

Gambar 2 Siklus hidup semut rangrang (Borror et al. 1982)
Tabel 1 Analisismatriks IFE
Tabel 2 Analisis matriks EFE
Gambar 2 Matriks IE Kroto Bond Farm
+2

Referensi

Dokumen terkait

Program kreatifitas yang dilaksanakan, yaitu: Budidaya Semut Klangrang (Oecophylla Smaragdina) Sebagai Penghasil Kroto Untuk Pakan Burung Kicauan. Salah satu tujuan dari

Penentuan Daya Apung Dan Kandungan Gizi Pellet Buatan Dari Variasi Campuran Tepung Telur Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina), Tepung Ampas Tahu, Dan Tepung Tapioka

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan usaha budidaya lobster air tawar di berbasis Agribisnis di Sulawesi Selatan, berdasarkan posisi usaha pada kuadran II

Alternatif strategi pengembangan bisnis gula semut Koperasi Serba Usaha Jatirogo berdasarkan analisis SWOT, antara lain meningkatkan kegiatan promosi, meningkatkan

Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui berapa besar pendapatan pada daerah penelitian.(2)Untu mengetahui Strategi pengembangan usaha budidaya Tambak Ikan Nila

Perilaku semut rangrang dalam ruang yang di batasi terlihat semut hanya melakukan tahap persiapan saja tidak dilanjutkan dengan tahap yang lainnya, hal ini disebabkan karena

Dari hasil analisis didapat beberapa alternatif strategi pengembangan usaha budidaya jamur BUMDes Pesat Ambulu yang dipilih melalui pendekatan BMC dan diskusi bersama

Hasil uji BNT pada produksi jumlah (individu) kroto menunjukkan bahwa semut rangrang yang diberi pakan keong mas dan cacing tanah menunjukkan hasil yang tidak