• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA (USU) TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA

Skripsi

Disusun Oleh :

YOVITA SRI MULYANI

060903070

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Terhadap

Prestasi Belajar Mahasiswa”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

maka penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik. Penulis telah banyak

menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moriil dan materiil.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Humaizi, MA, selaku a.n. Dekan, Pembantu Dekan I Fakultas

Ilmu Sosial dan IlmuPolitik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Marlon Sihombing, MA selaku ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosila dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara yang merupakan dosen pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal

hingga selesainya skripsi ini.

3. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

4. Dosen-dosen dan Staf Pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah

(3)

5. Kepada Kak Mega, Kak Dian serta Pak Mul selaku pegawai pendidikan

Fisip USU yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang

berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

6. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda (M. munthe, SH) dan

Ibunda (Nurhayati) yang selalu mendoakan penulis dalam penyelesaian

skripsi ini. dengan keikhlasan dan kesabarannya yang telah banyak

memberikan dukungan moriil dan materiil serta selalu setia menemani

penulis mengerjakan skripsi sampai larut malam.

7. Kedua saudaraku yaitu Ahmad Sofyan dan M. Darwis yang telah

mendukung, memberi semangat, dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada pegawai perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), yang

telah banyak memberikan bantuan pada saat penulis melakukan penelitian

dan dukungan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Adi prayoga, Fandi, Andy, Joedwira, yang dengan keikhlasan dan

kesabarannya telah banyak membantu dan memberikan dukungan dan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Maaf kalau

selama ini penulis telah banyak merepotkan.

10.Sahabat-sahabat terdekat penulis, Dwi, Martha, Suji, Yuna, Sonasa, Dedy,

Noah, Andre, Tomy, Narto, Alex, Citra, Trisna, Vany, Nike, Imel, Santiar

dan Elia yang telah banyak memberikan dukungan dan saran kepada

(4)

penulis juga berterima kasih kepada seluruh stambuk 2006 yang tidak

bisa penulis jabarkan satu per satu.

11.Teman-teman SMA, Marisa, Desy, Sinti, Citra, dan Juneva terima kasih

karena kalian telah setia menemani penulis disaat suka dan duka selama

ini.

Penulis telah berupaya dengans semaksimal mungkin dalam meyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi

maupun tata bahasa yang digunakan, untuk itu penulis memohon maaf atas kurang

kesempurnaannya skripsi ini dan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi yang

membacanya.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kepada Allah SWT penulis

mohonkan segala bantuan dan kebaikan yang telah penulis terima akan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda. Amin.

Medan, Juni 2010

Hormat saya,

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI... ... ii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... .... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...1

1.2. Perumusan Masalah ...5

1.3. Tujuan Penelitian ...5

1.4. Manfaat Penelitian ...5

1.5. Kerangka Teori ...6

1.5.1. Pelayanan Publik...6

1.5.2. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ...12

1.5.2.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi...13

1.5.2.2. Koleksi Perpustakaan ...15

1.5.2.3. Ruang Perpustakaan ...18

1.5.2.4. Pelayanan Perpustakaan ...20

1.5.3. Prestasi Belajar...24

1.5.3.1. Pengertian Prestasi Belajar ...24

1.5.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...26

(6)

Prestasi Belajar Mahasiswa...28

1.6. Hipotesis ...31

1.7. Defenisi Konsep ...31

1.8. Defenisi Operasional...32

1.9. Sistematika Penulisan ...34

BAB II METODE PENELITIAN 2.1.Bentuk Penelitian ...35

2.2. Lokasi Penelitian...35

2.3. Populasi dan Sampel ...35

2.3.1. Populasi...35

2.3.2. Sampel ...36

2.4. Teknik Pengumpulan Data...36

2.5. Teknik Penentuan Skor ...37

2.6. Teknik Analisa Data...38

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU)...42

3.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan ...46

3.1.2. Struktur Organisasi ...47

3.2.Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) ...48

3.2.1. Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan USU...49

3.2.2.Struktur Organisasi ...51

(7)

3.4.Tata Tertib...54

3.5.Tata Letak Perpustakaan ...56

3.6.Pelayanan Perpustakaan...57

3.7.Koleksi Perpustakaan...60

3.8.Penelusuran Koleksi...62

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Identitas Responden ...66

4.2. Penyajian Data Tentang Pelayanan Perpustakaan (Variabel X) ...70

4.3.Penyajian Data Tentang Prestasi Belajar Mahasiswa (Variabel Y) ...87

BAB V ANALISA DATA 5.1. Pelayanan Perpustakaan ...96

5.2. Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) ...105

5.3. Pengaruh Pelayanan Perpustakaan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (USU)...109

5.3.1 Product Moment...110

5.3.2. Pengujian Hipotesis...111

5.3.3.Koefisien Determinan ...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ...

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kategori Anggota Perpustakaan ... 54

Tabel 2 : Identitas responden berdasarkan jenis kelamin... 67

Tabel 3 : Identitas responden berdasarkan usia... 67

Tabel 4 :Identitas responden berdasarkan Fakultas ...68

Tabel 5 : Identitas responden berdasarkan semester ... 69

Tabel 6 : Identitas responden berdasarkan IPK Terakhir...70

Tabel7 : Distribusi jawaban responden mengenai suasana dan kondisi di perpustakaan USU ...71

Tabel 8 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah perpustakaan USU memberikan suasana yang nyaman sebagai tempat belaja ...72

Tabel 9 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah suasana yang ada di perpustakaan USU dapat memotivasi anda untuk membaca dan belajar...72

Tabel 10 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan USU sudah tersusun dengan rapi sesuai dengan daftar katalognya ...73

Tabel 11 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah penyusunan daftar catalog buku pada perpustakaan USU memudahkan dalam mencari buku yang diperlukan ...74

(9)

Tabel 13 : Distribusi jawaban responden mengenai cara menggunakan seluruh

fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan USU...76

Tabel 14 : Distribusi jawaban responden mengenai penggunaan OPAC (Online

Public Access Catalogue) dalam pencarian bahan pustaka yang

Dibutuhkan ...76

Tabel 15 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pernah mengalami

kesulitan dalam menelusuri buku yang hendak dibaca

atau dipinjam ...77

Tabel 16: Distribusi jawaban responden mengenai proses pendaftaran keanggotaan

di perpustakaan USU ...78

Tabel 17 : Distribusi jawaban responden mengenai jasa pelayanan yang diberikan

oleh petugas perpustakaan USU ...79

Tabel 18 : Distribusi jawaban responden mengenai proses peminjaman buku di

perpustakaan USU ...79

Tabel 19 : Distribusi jawaban responden mengenai kondisi Ruang baca yang

disediakan perpustakaan USU untuk membaca koleksi buku ...80

Tabel 20 : Distribusi jawaban responden mengenai fasilitas yang disediakan

perpustakaan USU ...81

Tabel 21 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah fasilitas yang telah

disediakan perpustakaan USU dapat membantu proses belajar ...82

Tabel 22 : Distribusi jawaban responden mengenai koleksi dan jenis buku di

perpustakaan USU ...83

Tabel 23 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah koleksi dan jenis buku

(10)

perkuliahan ...83

Tabel 24 : Distribusi jawaban responden mengenai frekuensi kunjungan ke

perpustakaan USU ...84

Tabel 25 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah saat liburan semester

pernah berkunjung ke perpustakaan USU ...85

Tabel 26 : Distribusi jawaban responden mengenai banyak buku yang dipinjam

dalam waktu dua minggu...86

Tabel 27: Distribusi jawaban responden mengenai bahan pustaka yang sering

dipinjam di perpustakaan USU...86

Tabel 28 : Distribusi jawaban responden mengenai setiap bahan kuliah yang

diajarkan oleh dosen ... 88

Tabel 29 : Distribusi jawaban responden mengenai kesulitan dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh dose...88

Tabel 30 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pernah menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh dosen pada saat perkuliahan

berlangsung...89

Tabel 31 : Distribusi jawaban responden mengenai apa yang akan dilakukan

jika mendapat tugas dari dosen...90

Tabel 32: Distribusi jawaban responden mengenai apakah disaat menjelang ujian

pernah menggunakan perpustakaan sebagai media belajar ...91

Tabel 33 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah dengan pergi ke

perpustakaan dapat menambah pengetahuan...92

Tabel 34 : Distribusi jawaban responden mengenai selain dari dosen dari mana

(11)

Tabel 35 : Distribusi jawaban responden mengenai waktu yang diluangkan untuk

belajar dalam sehari ...94

Tabel 36 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah sewaktu dosen menerangkan di dalam ruangan pernah mengantuk dan merasa bosan...94

Tabel 37 : Rekapitulasi klasifikasi jawaban responden untuk variabel X ...98

Tabel 38 : Rekapitulasi klasifikasi jawaban responden untuk variabel Y ...107

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Struktur organisasi Universitas Sumatera Utara (USU)...48

Gambar 2 : Struktur Organisasi Perpustakaan USU ...52

Gambar 3 : Diagram batang rekapitulasi jawaban responden X...99

(12)

ABSTRAK

PENGARUH PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Nama : Yovita Sri Mulyani

NIM : 060903070

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Prof. DR. Marlon Sihombing, MA

Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini karena saat perkuliahan dosen cenderung hanya menyampaikan materi perkualiahan secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Namum, frekuensi kehadiran mahasiswa ke perpustakaan dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Pelayanan perpustakaan yang merupakan aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada anggota perpustakaan dapat berupa pada penyediaan fasilitas. Jumlah jenis atau macam layanan pengguna perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.

Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan perguruan tinggi yang berprestasi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara (USU) memiliki mahasiswa dalam jumlah yang besar dan banyak tenaga pendidik (dosen) yang dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan baik sehingga terlihat prestasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perpustakaan yang merupakan sumber belajar bagi mahasiswa untuk mendapatkan berbagai informasi tentunya mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pelayanan perpustakaan, untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa, dan untuk mengetahui pengaruh pelayanan perpustakaan terhadap prestasi belajar mahasiswa USU.

(13)

berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dan pengaruhnya berada pada tingkat sedang. Ini terbukti dengan perhitungan koefisien korelasi product moment sebesar 0,492. Dari pengujian hipotesis uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 5,45 > 1,685 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Selanjutnya dengan perhitungan koefisien determinan diperoleh hasil sebesar 24,2% yang berarti bahwa pelayanan perpustakaan mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar 24,2% dan 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Kata-kata kunci : pelayanan perpustakaan, prestasi belajar mahasiswa

(14)

ABSTRAK

PENGARUH PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Nama : Yovita Sri Mulyani

NIM : 060903070

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Prof. DR. Marlon Sihombing, MA

Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini karena saat perkuliahan dosen cenderung hanya menyampaikan materi perkualiahan secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Namum, frekuensi kehadiran mahasiswa ke perpustakaan dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Pelayanan perpustakaan yang merupakan aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada anggota perpustakaan dapat berupa pada penyediaan fasilitas. Jumlah jenis atau macam layanan pengguna perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.

Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan perguruan tinggi yang berprestasi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara (USU) memiliki mahasiswa dalam jumlah yang besar dan banyak tenaga pendidik (dosen) yang dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan baik sehingga terlihat prestasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perpustakaan yang merupakan sumber belajar bagi mahasiswa untuk mendapatkan berbagai informasi tentunya mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pelayanan perpustakaan, untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa, dan untuk mengetahui pengaruh pelayanan perpustakaan terhadap prestasi belajar mahasiswa USU.

(15)

berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dan pengaruhnya berada pada tingkat sedang. Ini terbukti dengan perhitungan koefisien korelasi product moment sebesar 0,492. Dari pengujian hipotesis uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 5,45 > 1,685 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Selanjutnya dengan perhitungan koefisien determinan diperoleh hasil sebesar 24,2% yang berarti bahwa pelayanan perpustakaan mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar 24,2% dan 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Kata-kata kunci : pelayanan perpustakaan, prestasi belajar mahasiswa

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Tinggi atau Perguruan Tinggi pada masa yang akan datang

dihadapkan pada tantangan perubahan yang sangat cepat dan variatif sebagai dampak

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta proses globalisasi. Pendidikan

adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat

perkembangan. Hal tersebut terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan

kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan telah lama diupayakan di

Indonesia. Dalam GBHN tercantum bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan

salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan secara

berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan

jaman yang mengarah pada persaingan dunia yang tajam.

Pendidikan Tinggi adalah jenjang tertinggi pada jalur pendidikan

persekolahan dengan tugas dan kewenangan untuk menyelenggarakan program

pendidikan akademik dan profesional. Pendidikan akademik adalah program

pendidikan yang diarahkan terutama pada pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni. Sedangkan pendidikan professional adalah program pendidikan

yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Untuk mencapai

tujuan yang telah digariskan dalam Tri Dharma Pendidikan Tinggi yaitu peningkatan

(17)

Pendidikan Tinggi harus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan

lingkungan kampus yang mendukung ke arah pencapaian tersebut. Salah satu

diantaranya adalah pemanfaatan pendukung penggerak kurikulum yaitu

perpustakaan.

Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan

proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini karena pola

pengajaran yang disebut sebagai keterbukaan informasi untuk memperoleh

sebanyak-sebanyaknya ilmu pengetahuan hanya akan terlaksana jika mahasiswa

dapat memanfaatkan perpustakaan. Menurut Noerhayati (1987:72), dosen hanya

memberikan kuliah-kuliah hanya secara garis besarnya saja, sedangkan untuk

mendetailnya mahasiswa diminta untuk mengolah buku-buku yang ada di

perpustakaan dan kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Dengan

sistem seperti ini, mahasiswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan

menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Namun ada

juga di kalangan mahasiswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dalam proses

belajarnya karena merasa bahwa bahan kuliah yang diberikan oleh dosen sudah

mencukupi. Selain itu, kurangnya tugas pengembangan bahan kuliah dan tugas

mandiri dari dosen menyebabkan mahasiswa tidak termotivasi untuk pergi menelaah

dan mencari bahan ke perpustakaan.

Perpustakaan adalah pusat interaksi mahasiswa dengan buku, sehingga

perpustakaan sangat penting dalam proses belajar. Kenyamanan dan kelengkapan

koleksi buku serta pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan adalah syarat mutlak

untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mahasiswa. Sehingga,

(18)

seperti halnya perpustakaan Universitas Sumatera Utara karena hal ini

mempengaruhi minat mahasiswa untuk belajar.

Pada hakikatnya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu unit kerja yang

merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan

unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu Perguruan

Tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. Perpustakaan

merupakan sumber belajar penting yang ada di lingkungan kampus dan harus

dimanfaatkan sepenuhnya oleh mahasiswa. Berbagai fasilitas dan layanan yang

tersedia di perpustakaan termasuk bahan literatur, jurnal dan majalah, hasil-hasil

penelitian dan sebagainya.

Di dalam perpustakaan Universitas Sumatera Utara untuk koleksi buku-buku

dirasakan lebih lengkap, hal ini juga dapat dirasakan oleh mahasiswa Universitas

Sumatera Utara. Prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara sangat

terkait dengan keseriusan belajar, membaca dan menulis untuk menunjang

tercapainya prestasi belajar yang maksimal. Dengan fasilitas perpustakaan

Universitas Sumatera Utara diharapkan dapat membantu memberikan kelancaran

dalam proses belajar sehingga keberhasilan dapat dicapai dengan baik, hal ini

ditunjukkan melalui indeks prestasi yang tinggi.

Kebanyakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara mempunyai kebiasaan

membaca buku di perpustakaan pada saat membuat laporan dan skripsi.Seperti yang

telah kita ketahui bahwa prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara

sangat terkait dengan keseriusan belajar, membaca dan menulis. Untuk menunjang

tercapainya prestasi belajar yang maksimal dibutuhkan fasilitas perpustakaan yang

(19)

Dimana perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat

akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena nya perpustakaan merupakan suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain

itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan

penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau

referensi.

Pelayanan di perpustakaan idealnya haruslah dapat lebih memikat,

bersahabat, cepat, dan akurat. Hal ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus

didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi

dan pelayanan yang ramah. Dengan kata lain, menempatkan pengguna sebagai salah

satu faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan

kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan

lebih baik. Untuk itu agar mahasiswa tertarik dan mau pergi ke perpustakaan, suatu

perpustakaan haruslah memiliki fasilitas serta pelayanan yang baik. Berdasarkan

uraian di atas untuk melihat bagaimana pengaruh pelayanan perpustakaan maka

peneliti mencoba melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pelayanan

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa”

1.2. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh

Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Terhadap Prestasi

(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan perpustakaan Universitas

Sumatera Utara (USU).

2. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa di Universitas Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera

Utara (USU) terhadap prestasi belajar mahasiswa.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

penulis khususnya tentang teori ilmu perpustakaan, manfaat dan fungsi

perpustakaan serta memperoleh gambaran tentang jenis-jenis layanan yang

terdapat di perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU).

2. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan khususnya mengenai pentingnya belajar di perpustakaan untuk

meningkatkan prestasi belajar.

3. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

pengelola perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) dalam

menentukan kebijaksanaan yang diambil dalam menata perpustakaan kearah

(21)

1.5. Kerangka Teori

Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab ia

merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seorang peneliti harus

terlebih dahulu memiliki suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk

menggambarkan dari sudut mana ia menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut

Singarimbun (1995:47) kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi

dengan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan

cara merumuskan hubungan antar konsep.

Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah:

1.5.1. Pelayanan Publik

Menurut Soetopo dalam Darwin Napitupulu (2007:164) pelayanan adalah

suatu usaha untuk membantu, menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang

lain.

Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tertentu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Kepmenpan

No.63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan (Lijan Poltak, 2008:5)

Kotler menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan sebagai berikut:

1. Intangibility (tidak berwujud), artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa,

(22)

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), artinya dijual lalu diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu,

konsumen ikut berpartisipasi menghasilkan jasa layanan.

3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi), artinya jasa beragam, selalu

mengalami perubahan, tidak selalu sama kualitasnya, bergantung kepada

siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan.

4. Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama), artinya jasa tidak dapat

disimpan dan permintaannya berfluktuasi (Darwin Napitupulu,

2007:164-165).

Tujuan dari pelayanan publik adalah memuaskan dan atau sesuai dengan

keinginan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas

pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat tersebut.

Konsep pelayanan publik diturunkan dari makna public service yang berarti

berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan

jasa. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan

masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang

tercermin dari:

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai

serta dimengerti.

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai

(23)

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip

efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan, dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi yang

dilihat dari aspek apa pun khususnya ras, suku, agama, golongan, status

sosial, dan lain-lain.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan

aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.

Dalam melaksanakan pelayanan dituntut untuk memberikan pelayanan yang

terbaik dan memuaskan masyarakat, yang merupakan prinsip pelaksanaan pelayanan

publik sendiri yaitu:

1. Kesederhanaan, artinya prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan, artinya ada persyaratan teknis dan administrativ pelayanan publik,

tersedia Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan menyelesaikan keluhan/ persoalan/ sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik, dan adanya rincian biaya pelayanan

publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu, artinya pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan

(24)

4. Akurasi, artinya produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan

sah.

5. Keamanan, artinya proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa

aman dan kepastian hukum.

6. Tanggung jawab, artinya pimpinan penyelenggara pelayan publik atau

pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan

dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, artinya tersedianya sarana dan prasarana

kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyedia sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan akses, artinya adanya temapat dan lokasi serta sarana pelayanan

yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, artinya pemberian pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

10.Kenyamanan, artinya lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan

ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat

serta dilengkapai dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,

tempat ibadah, dan lain-lain.

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan

dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.

(25)

pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Standar

pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pangajuan permohonan

sampai dengan penyelesaianj pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan

Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

pemberian pelayanan.

4. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

5. Sarana dan prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik.

6. Kompetensi petugas

Kompetensi petugsa pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku yang

dibutuhkan.

Pelayanan yang sehat akan efektif dan efisien jika dijamin mekanisme kerja

yang bersifat simbiosis, suatu kerja sama yang saling menguntungkan, saling

(26)

pengawasan dan peringatan dini dalam organisasi. Faktor kemampuan dan

keterampilan aparatur pelayanan juga merupakan elemen pelayanan yang sangat

menentukan tingkat kepuasan suatu pelayanan. Begitu juga halnya dengan pelayanan

yang ada di perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Para pustakawan harus

mampu memperlihatkan pelayanan yang baik kepada setiap mahasiswa yang

berkunjung ke perpustakaan, sehinga para mahasiswa merasa nyaman dan puas bila

berkunjung ke perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Hal ini tentunya akan

berdampak pada mutu pendidikan dari mahasiswa tersebut yang akan terus

meningkat, karena dengan semakin seringnya mereka berkunjung ke perpustakaan

Universitas Sumatera Utara maka akan terus menambah kemampuan, keterampilan

dan pengetahuan mereka.

1.5.2. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Noerhayati (1987:1) perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu

unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang

bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu

perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya. Dengan kata lain

perpustakaan adalah salah satu alat vital dalam setiap program pendidikan,

pangajaran, penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu.

Karena berbagai ragam corak perguruan tinggi, perpustakaannya pun

beraneka macam pula, meskipun demikian, semuanya mempunyai satu tujuan yang

sama, yaitu membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajarannya.

Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan

(27)

Pada hakikatnya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Perpustakaan yang di

kelola sebuah Perguruan Tinggi yang dikelola dibawah Unit Pelaksana Teknis yang

merupakan perangkat perlengkapan pusat dan sangat penting dalam menunjang

kegiatan edukatif di Universitas Sumatera Utara. Pimpinan perpustakaan beserta

stafnya dapat membantu dosen dan mahasiswa untuk mendapatkan materi yang

mereka butuhkan dari lingkungan perpustakaan. Selain perpustakaan pusat, juga

terdapat perpustakaan Jurusan atau perpustakaan akademik. Perpustakaan merupakan

sarana yang penting

dalam menunjang pelaksana Tri Dharma dalam bidang:

a. Pendidikan dan Pengajaran

Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan

penyebarluasan informasi yang sesuai dengan kurikulum yamg memperkaya

pengetahuan dosen dan mahasiswa peningkatan kualitas dan pengajaran dan

meninggikan hasil belajar mahasiswa.

b. Penelitian

Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan

penyebarluasan informasi yang relevan sebagai sumber literature bagi suatu

penelitian.

c. Pengabdian kepada masyarakat

Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan, pemanfaatan dan

menyebarluaskan informasi hasil penelitian ilmiah sebagai bahan yang dimanfaatkan

(28)

1.5.2.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum, tujuan penumbuhan perpustakaan perguruan tinggi adalah

untuk membantu menggerakkan pelaksanaan kurikulum di perguruan tinggi yang

bersangkutan. Menurut Noerhayati (1987:2), tujuan khusus perpustakaan Perguruan

Tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas

pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalaui pelayanan informasi,

pengelolaan informasi, pemanfaatan informasi.

Fungsi Perpustakaan Perguruan tinggi yang dikemukan oleh Sulistyo Basuki

(1991: 107-110). Fungsi utama dari Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat yaitu:

a. Fungsi Edukatif

Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem

pembelajaan yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan

potensi tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan informasi yang ada di

perpustakaan.

b. Fungsi Informasi

Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh

informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu,

kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang

studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga Negara dan

masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi

yang ada diperpustakaan.

c. Menunjang Kegiatan Penelitian

Penelitian tanpa bahan pustaka atau informasi dari perpustakaan tidak akan

(29)

diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf nonedukatif dapat

dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan.

d. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan

Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan

yang dialami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti

Koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan.

Berdasarkan beberapa fungsi di atas maka dapat disimpulkan fungsi utama

bagi sebuah perpustakaan Perguruan Tinggi adalah menunjang proses

belajar-mengajar di Perguruan Tinggi, dalam hal ini Perpustakaan Tinggi melaksanakan

berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan dan fungsinya namun masih berasaskan

kepada proses yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa.

1.5.2.2. Koleksi Perpustakaan

Secara umum sumber informasi dapat dibedakan antara bahan cetakan seperti

buku, manuskrip, penerbitan berkala dan lain-lain serta bahan bukan cetakan seperti

film, filmstrip, videotape, alat-alat audiovisual dan sebagainya.

Menurut Sumardji (1991:13) perpustakaan sebagai koleksi bahan-bahan

tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya, maka koleksi tersebut dapat dibedakan

seperti berikut:

a. Berdasarkan cara menghasilkannya, koleksi perpustakaan terdiri dari:

1. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, misalnya

manuskrip;

2. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku-buku, majalah-majalah, surat

(30)

3. Koleksi berupa karya alihan dari karya tulisan tangan asli maupun karya

cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik maupun fotografi, misalnya

film, slide, piringan hitam, tape, dan lain-lainnya.

b. Berdasarkan bentuknya, koleksi perpustakaan terdiri dari:

1. Buku, seperti buku teks, fiksi maupun non-fiksi, dan buku referensi seperti

kamus, ensiklopedia, almanak, buku pegangan, bibliografi, indek, abstrak,

peta, dan sebagainya;

2. Penerbitan pemerintah, seperti Lembaran Negara, Tambahan Lembaran

Negara, Berita Negara, Tambahan Berita Negara, Himpunan

Peraturan-peraturan Pemerintah, dan sebagainya;

3. Laporan penelitian, paper, skripsi, tesis, disertasi;

4. Majalah, baik yang umum maupun yang khusus;

5. Surat kabar;

6. Karya alihan tulisan-tulisan ataupun cetakan-cetakan yang telah dibuat

menjadi film, slide,piringan hitam, tape, dan sebagainya;

7. Manuskrip;

8. Dan lain-lainnya.

Koleksi perpustakaan yang baik adalah koleksi perpustakaan yang

berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Koleksi

tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap

pengetahuan yang baru. Bahan-bahan tersebut diorganisasikan sedemikian rupa

adalah untuk memudahkan para pengunjung menggunakannya untuk keperluan

membaca, konsultasi dan belajar. Biasanya perhitungan jumlah koleksi perpustakaan

(31)

(mahasiswa, staf pengajar, dan lain-lain) dengan mempertimbangkan variabel jenis

dan tingkat program akademik.

1.5.2.3. Ruang Perpustakaan

Perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang di dalam pelaksanaannya

memerlukan ruangan khusus. Keadaan ruangan perpustakaan merupakan salah satu

faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan.

Artinya bagaimana bagian-bagian dari ruangan perpustakaan itu, bagaimana

pembagiannya, perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisinya, dan

sebagainya.

Penentuan luas ruangan perpustakaan harus memperhatikan proyeksi jumlah

mahasiswa, jenis dan variasi program perguruan tinggi, dan tingkatan atau jenjang

program. Selain itu dalam pembangunan perpustakaan harus ada pertimbangan teknis

seperti penerangan, pengaturan ventilasi dan penyejukkan, komunikasi, keamanan,

dan lokasi perpustakaan.

Dalam membangun perpustakaan sebaiknya lokasinya diatur sebagai berikut:

1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan

lalu lintas manusia.

2. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak

membuang waktu dengan sia-sia.

3. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan

dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan

(32)

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan

gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks.

Luas suatu perpustakaan Perguruan Tinggi ditentukan oleh tiga komponen

yaitu komponen pemakai, komponen koleksi, dan komponen staf perpustakaan atau

administrasi perpustakaan. Luas ruangan perpustakaan secara keseluruhan biasanya

dihitung berdasarkan perbandingan antara populasi pengguna perpustakaan seperti

mahasiswa, staf pengajar dan pengguna lain. Persyaratan luas minimal perpustakaan

perguruan tinggi pernah ditetapkan dengan SK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

nomor 126 tahun 1967 dalam Noerhayati (1987:148-149), yaitu 1 meter persegi

untuk setiap mahasiswa. Akan tetapi mengingat dan kemampuan Perguruan Tinggi

pada masa sekarang ini, pedoman ini berpendapat agar pernyataan ini dijadikan

pedoman untuk dicapai secara bertahap. Alternatif yang dikemukakan yaitu untuk

populasi mahasiswa 1 sampai dengan 1000 luas ruangan 0,5 m2 tiap mahasiswa,

populasi 1001 sampai dengan 5000 luas ruangan 0,75 m2 untuk setiap mahasiswa dan untuk populasi 5001 ke atas luas ruangan tiap mahasiswa yaitu 1 m2. Sedangkan

persyaratan minimum ruang perpustakaan sesuai Peraturan Pemerintah dengan surat

keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0686/u/1991 dalam

Noerhayati (1987:150) disebutkan bahwa untuk mendirikan perguruan tinggi paling

sedikit harus disediakan ruangan perpustakaan seluas 1000 meter persegi untuk

universitas dan 500 meter persegi untuk akademi.

Alokasi penggunaan ruangan perpustakaan terbagi sebagai berikut:

1. 25 % untuk keperluan pengguna perpustakaan

2. 50 % untuk keperluan koleksi

(33)

Keberhasilan layanan perpustakaan selain ditentukan oleh

komponen-komponen seperti staf yang berkualitas baik, koleksi yang memadai, gedung yang

representatif dan lain-lain, juga ditentukan oleh jumlah perabot dan peralatan yang

memadai serta secara fungsional mendukung kegiatan perpustakaan. Perabot

perpustakaan dalam pengertian ini adalah semua kelengkapan fisik berupa mebiler

yang digunakan di perpustakaan dalam rangka menunjang kelancaran tugas-tugas

perpustakaan. Sedangkan peralatan perpustakaan adalah semua perangkat peralatan

yang ada di perpustakaan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas perpustakaan

seperti alat tulis, mesin ketik, komputer dan lain sebagainya. Jenis-jenis perabot

perpustakaan perguruan tinggi sesuai dengan jenis kegiatan layanan perpustakaan

antara lain almari penitipan tas, meja sirkulasi, almari katalog, rak koleksi buku dan

majalah, meja dan kursi baca, meja dan kursi untuk petugas, dan perlengkapan umum

seperti pemadam kebakaran.

1.5.2.4. Pelayanan Perpustakaan

Secara umum pelayanan perpustakaan didefinisikan sebagai aktifitas

perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan,

khususnya pada anggota perpustakaan. Jumlah jenis atau macam layanan pengguna

perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya

cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah

disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.

Peminjaman biasanya terbatas kepada anggota perpustakaan yaitu dosen,

mahasiswa, dan tenaga nonkependidikan lainnya di Perguruan Tinggi. Jangka waktu

(34)

jenis buku dan jumlahnya. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menerapkan

peraturan jumlah buku yang dipinjam maksimal lima buku dengan jangka waktu

peminjaman selama dua minggu dan boleh diperpanjang selama dua kali. Apabila

bahan pustaka yang dipinjam tidak dikembalikan tepat pada waktunya, maka

perpustakaan harus melakukan penagihan pinjaman bahan pustaka tersebut kepada

pengguna yang meminjam. Sanksi diberikan kepada pengguna yang melakukan

pelanggaran peraturan perpustakaan, seperti terlambat mengembalikan pinjaman

bahan pustaka, mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak, menghilangkan

bahan pustaka, atau melanggar tata tertib peraturan. Sanksi yang diberikan dapat

berupa sanksi denda uang atau sanksi administratif seperti tidak boleh meminjam

bahan pustaka dalam waktu tertentu.

Sistem pelayanan yang diterapkan di perpustakaan ada dua macam yang

dilakukan yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan tertutup.Pada sistem

pelayanan terbuka pengguna dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi, sehingga

dapat mencari dan menemukan sendiri bahan pustaka yang ditempatkan di dalam

rak. Sedangkan pada sistem pelayanan tertutup pengguna harus meminta bantuan

pustakawan unutk mencari bahan pustaka yang diperlukan. Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara sistem pelayanan terbuka kepada mahasiswanya. Sistem pelayanan

terbuka (Open Acces) perpustakaan memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk

dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Petugas hanya

mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta dikembalikan.

Perpustakaan menjadi penting jika berhasil menyediakan bahan pustaka

(35)

layanan teknis harus mengolah bahan pustaka sebaik-baiknya. Pelayanan

diperpustakaan secara teknis terbagi kedalam tiga kategori, yaitu:

1. Layanan Teknis. Layanan ini biasanya berupa pengadaan dan pengolahan

bahan pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah,

serta ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya.

2. Layanan Pemakai. Biasanya layanan yang berhubungan langsung dengan

pengguna perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC,

Internet, Multi Media dan lain sebagainya.

3. Layanan Administrasi. Terdiri dari dua kategori, yaitu layanan untuk

administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk pengguna

perpustakaan, jenis layanan biasanya berupa surat menyurat dan pengarsipan

dokumen.

Peran pustakawan bervariasi tergantung pada kondisi saat ini. Di dalam

konteks khusus, ada ranah umum pengetahuan yang penting jika pustakawan

mengembangkan dan mengoperasikan jasa perpustakaan yang efektif: yaitu

mencakup sumber daya, manajemen perpustakaan dan informasi serta pengajaran. Di

dalam lingkungan jaringan yang makin berkembang, pustakawan harus Kompeten

dalam perencanaan dan pengajaran keterampilan menangani informasi yang

berbeda-beda bagi konsumen dan penerbit. Dengan demikian, pustakawan harus melanjutkan

pengembangan dan pelatihan profesionalnya.

Pelayanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat,

dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada

kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan

(36)

penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku

pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih

manusiawi.

Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera

diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu

pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan

berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna,

berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan

perpustakaan.

1.5.3. Prestasi Belajar

1.5.3.1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau

periode tertentu.

Catharina (2004:2) mengatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi

perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan

dikerjakan. Artinya, bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

yang mencakup pengetahuan, kecakapan, pemikiran, sikap dan kebiasaan,

kepandaian yang semua itu diperoleh dari pengalaman.

Tujuan pembelajaran adalah bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui

pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri

pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri pembelajar

(37)

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar

mahasiswa adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang

mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah

hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi faktor:

a. Faktor Kognitif, tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan

kemahiran intelektual.

b. Faktor Afektif, tentang hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan

sikap, minat, dan nilai.

c. Faktor Psikomotorik, tentang kemampuan fisik seperti ketrampilan

motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga faktor tersebut

sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu

memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat kita ketahui bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki mahasiswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

(38)

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap

bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar mahasiswa

dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan

tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa.

1.5.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Makna belajar adalah adanya perubahan perilaku setelah seseorang

melaksanakan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan

sengaja untuk mendapatkan perubahan perilaku yang relatif permanen. Banyak

faktor yang akan berpengaruh terhadap proses belajar. Sumadi Suryabarta

(1995:249-253), membuat klasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

sebagai berikut:

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa

yang dapat mempengaruhinya dalam proses belajar. Faktor ini terdiri dari:

1. Faktor-faktor non sosial

Faktor-faktor ini dapat dikatakan banyak jumlahnya seperti keadaan udara,

cuaca, suhu, tempat, sarana belajar dan sebagainya. Faktor non sosial ini dapat

membantu proses belajar secara maksimal.

2. Faktor-faktor sosial

Faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusianya. Kehadiran orang atau

orang lain pada waktu seseorang sedang belajar akan menganggu konsentrasi belajar.

(39)

Tugas pengembangan dari dosen akan memberikan motivasi kepada mahasiswa agar

membaca buku untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai materi tersebut.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor

ini terdiri dari:

1. Faktor fisiologi

Faktor fisiologi masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a) Keadaan tonus dan jasmani pada umumnya, keadaan ini dapat dikatakan

melatarbelakangi aktivitas belajar seperti keadaan jasmani yang segar

akan membuat proses belajar lebih baik.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutamanya fungsi pancaindera.

Pancaindera dapat dikatakan pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam

individu. Dalam sistem persekolahan dewasa ini, diantara pancaindera

yang paling memegang peran dalam belajar adalah mata dan telinga.

Pemanfaatan buku juga banyak tergantung kepada pancaindera

mahasiswa. Melalui membaca (mata) mahasiswa dapat mentransfer

informasi yang banyak ke otak.

2. Faktor psikologi dalam Belajar

Arden N. Frandsen dalam Sumadi Suryabarta (1995:253) mengatakan bahwa

hal yang dapat mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:

a) Sifat ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang luas.

b) Sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu

(40)

c) Keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru dan

teman-teman.

d) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang

baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.

e) Ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

Bagi mahasiswa hal yang lebih dominan yang mendorongnya untuk belajar

adalah sifat ingin tahu, sifat kreatif sesuai dengan pemikirannya serta keinginan

untuk mempertingkatkan kualitas belajarnya agar mendapatkan nilai yang baik.

1.5.4. Pengaruh Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

Perguruan Tinggi merupakan tempat untuk membentuk cendikiawan yang

memiliki sejumlah pengetahuan yang luas. Sarjana-sarjana yang berguna bagi

masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara belajar. Dengan

belajar manusia melakukan perubahan-perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengetahuannya berinteraksi dengan lingkungannya sehingga tingkah laku

berkembang.

Adanya sistem pengajaran terbuka di perguruan tinggi, membuat mahasiswa

dituntut untuk memperoleh sebanyak-banyaknya informasi. Mahasiswa dapat

memperoleh informasi tanpa batas dalam proses belajarnya dengan memanfaatkan

fasilitas dan sarana yang tersedia di perpustakaan seperti buku, surat kabar, dan

majalah.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat membelajarkan mahasiswa.

Di Perguruan Tinggi, perpustakaan merupakan sumber belajar yang vital. Hal ini

(41)

berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu

pengetahuan, oleh karenanya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga

perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang

penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.

Melihat fungsi dari perpustakan yang sedemikian “penting” maka layaklah

diperhatikan oleh Pustakawan atau pun pengguna perpustakaan bahwa perpustakaan

semestinya mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

budaya dan berbagai aspek lainnya, oleh karenanya kesan perpustakaan sebagai

institusi kuno harus mulai dikikis, termasuk juga masalah pelayanan perpustakaan

yang harus memulai pelayanan yang berorientasi pengguna.

Menurut Noerhayati (1987:72), dosen hanya memberikan kuliah-kuliah

secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta

mengembangkan melalui buku-buku, termasuk buku-buku yang ada di perpustakaan,

kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Sistem seperti ini

menjadikan mahasiswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan

menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Selain itu,

dalam menyiapkan tugas yang diberikan oleh dosen berupa tugas pengembangan,

mahasiswa juga tidak terlepas dari pemanfaatan perpustakaan. Informasi yang

terkandung dalam bahan pustaka terdapat di perpustakaan yang menyediakan bahan

untuk mengembangkan pikiran dan memperluas wawasan mahasiswa yang dapat

mereka tuangkan dalam menyiapkan tugas tersebut.

Jadi dapat kita ketahui bahwa perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan

(42)

yang memerlukannya. Tidak ada perpustakaan kalau tidak ada layanan. Suatu tanda

yang menunjukkan profesi pustakawan adalah kegiatan layanan dan pustakawan

harus selalu memperhatikan kebutuhan pembacanya dalam bidang literatur.

Perpustakaan menjadi penting jika berhasil menyediakan bahan pustaka secara cepat

dan tepat. Agar dapat mengerjakan itu semua dengan baik maka bagian layanan

teknis harus mengolah bahan pustaka sebaik-baiknya.

Pelayanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat,

dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada

kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan

yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor

penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku

pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih

manusiawi.

Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera

diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu

pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan

berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna,

berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan

perpustakaan.

Prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara sangat terkait dengan

keseriusan belajar, membaca dan menulis. Untuk menunjang tercapainya prestasi

belajar yang maksimal, dibutuhkan fasilitas perpustakaan Universitas Sumatera

Utara. Belajar di Perguruan Tinggi tidak terlepas dari pemanfaatan perpustakaan,

(43)

Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Teaching and Research

membutuhkan perpustakaan sebagai fasilitas belajar untuk meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa. Pengaruh pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara

terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara cukup besar, karena

semakin baiknya pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan maka akan semakin

banyak dan sering mahasiswa atau para pengguna perpustakaan lainnya berkunjung.

Tentu hal ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil prestasi belajar

mahasiswa dengan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan

mahasiswa, sehingga dapat melahirkan lulusan yang berkualitas.

1.6. Hipotesis

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006:70).

Adapun hipotesia yang penulisn kemukakan adalah:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Adanya pengaruh antara pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara

terhadap prestasi belajar mahasiswa.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak adanya pengaruh antara pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera

(44)

1.7. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:37) konsep adalah istilah atau defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau

individu yang menjadi pusat ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan

dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk

beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pelayanan adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tertentu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

2. Pelayanan perpustakaan didefinisikan sebagai aktifitas perpustakaan dalam

memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada

anggota perpustakaan.

3. Prestasi belajar mahasiswa adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan

ataupun kemampuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki mahasiswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses

belajar mengajar.

1.8. Defenisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995:46) Defenisi operasional adalah unsur-unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

(45)

mendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut. Sedangkan variabel yang

akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pelayanan perpustakaan,

dengan indikator:

a. Kenyamanan, merupakan salah satu prinsip pelayanan publik yang artinya

lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat.

b. Layanan teknis, biasanya berupa pengadaan dan pengolahan bahan

pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah, serta

ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya.

c. Layanan pemakai, biasanya berhubungan langsung dengan pengguna

perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC,

Internet, Multi Media dan lain sebagainya.

d. Layanan administrasi, layanan ini terdiri dari dua kategori, yaitu layanan

untuk administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk

pengguna perpustakaan, jenis layanan biasanya berupa surat menyurat dan

pengarsipan dokumen.

e. Ruangan dan fasilitas perpustakaan, dimana keadaan ruangan perpustakaan

merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya

penyelenggaraan perpustakaan. Selain itu adanya kelengkapan atas

fasilitas-fasilitas lainnya seperti internet, toilet dan sebagainya juga dapat

(46)

f. Koleksi dan jenis buku, yaitu koleksi dan jenis buku yang dapat memenuhi

kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap pengetahuan yang baru serta

sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, sehingga para

pengguna dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

g. Frekuensi kunjungan mahasiswa ke perpustakaan, yaitu merupakan jumlah

mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan dalam satu periode.

h. Rata-rata jumlah peminjaman buku, yaitu jumlah rata-rata buku atau bahan

pustaka lain yang dipinjam oleh mahasiswa dalam satu periode.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa,

dengan indikator:

a. Kemampuan, yaitu kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam

tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini

atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

b. Keterampilan, yaitu kecakapan untuk menyelesaikan tugas.

c. Pengetahuan, yait

oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada

d. Minat belajar, yaitu keadaan mental atau kondisi jiwa yang menjadi motor

(47)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini

adalah penelitian korelational dengan menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian

korelational merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara dua atau beberapa variabel. (Arikunto, 2000:326)

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU)

Medan.

2.3. Populasi dan sampel

2.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2006:90).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa populasi adalah

sekumpulan manusia yang dijadikan subyek penelitian dan memenuhi tujuan

penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang pergi ke perpustakaan tiap harinya

(48)

2.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2006:91). Dalam pengambilan sampel sebaiknya

menggunakan cara-cara yang lebih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling atau

pengambilan sampel secara acak. Untuk menentukan besarnya jumlah responden

atau sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin ( Bambang Prasetyo, 2005 : 136 )

yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

N = Populasi

n = Sampel

e =Tingkat kesalahan penarikan sampel 10% dan tingkat kepercayaan

90%.

Sehingga berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel yaitu :

n = 95 Orang

Dari perhitungan di atas maka sampel yang diambil dalam penelitian ini

(49)

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut

klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer, yaitu data diperoleh langsung ke lokasi

penelitian (field research) untuk mendapatkan data yang lengkap dan

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara

Angket/kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan

cara menyebarkan sejumlah pertanyaan dalam bentuk angket kepada

responden, dimana dalam penelitian ini digunakan pertanyaan yang bersifat

tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagai alternatif

jawaban.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu data yang diperlukan untuk

mrndukung data primer. Pada penelitian ini data sekunder yang diadopsi

adalah sebagai berikut :

a) Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui

buku-buku ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.

b) Dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada di

lokasi penelitian serta sumber-sumber yang lain yang relevan dengan

objek penelitian.

2.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah

memakai skala ordinal yang menjawab kuisioner yang disebarkan kepada responden.

(50)

Melalui penyebaran kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan

diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan

ini dihitung berdasarkan alternatif a, b, dan c yang akan diberikan skor sebagai

berikut:

1. Untuk jawaban a diberi skor 3.

2. Untuk jawaban b diberi skor 2.

3. Untuk jawaban c diberi skor 1.

Kemudian menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing

alternatif jawaban, apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah, terlebih dahulu

menentukan interval dengan cara sebagi berikut:

 

Maka diperoleh:

3– 1 = 0,66

3

Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden

masing-masing variabel, yaitu:

a. Skor untuk kategori tertinggi = 2,34 – 3,00

b. Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33

(51)

2.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data

kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh

variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:

a. Koefisien Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan rumus

Product Momen (Sugiyono, 2005:212) sebagai berikut:

rxy=

  

 

 

2 2

 

2

 

2

y y

N x x

N

y x xy

N

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan

variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir).

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

N = jumlah sampel

Untuk menggunakan rumus di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh

adalah sebagai berikut:

1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel.

(52)

4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product

moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r

tabel).

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu:

1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan

kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai

variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel

negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya

variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara

kedua berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi

angka sebagai berikut :

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

[image:52.595.189.444.492.662.2]
(53)

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut

signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.

b. Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara pelayanan perpustakaan (X)

dengan prestasi belajar mahasiswa (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t”

yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

r = Koefisien korelasi

Derajat kebebasan (dk) = n – 2

c. Koefisien Determinan

Koefisien determ

Gambar

tabel). Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu:
Gambar 1 : Struktur Organisasi USU
Gambar 2: Struktur Organisasi Perpustakaaan USU
Tabel 1 Kategori Anggota Perpustakaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Benda-benda fosil yang terkumpulkan menjadi tanggungjawab seluruh anggota kelompok karena benda-benda tersebut masih berada di wilayah situs (Gambar VI. Fosil-fosil fauna

Pasal 185 dan Pasal 186 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan evaluasi rancangan peraturan daerah tentang AP BD atau rancangan peraturan

Berdasarkan rumusan masalah yang pertama yaitu sarana dan prasarana belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XI Ips di Sma Negeri 1 Sungai ambawang akan dibahas sebagai

Tali pusat yang besar berkontribusi sebagai prediktor berat lahir bayi karena dapat meningkatkan faktor risiko kejadian bayi makrosomia dengan berat lahir >4000

The present study showed that flavonoid derivative obtained from Oscillatoria terebriformis could be a potent inhibitor against skin cancer protein on the basis of docking

Akan tetapi secara statistik pada penelitian ini menunjukan hasil bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada usia lanjut pasca

Dalam dunia pendidikan agama Islam semua telah mengetahui bahwa bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam bukan hanya digunakan sebagai ilmu saja, namun dalam

Sebagaimana dalam Karawitan Sragenan, kemunculannya tidak bergantung pada kreativitas senimannya, tetapi juga dipengaruhi oleh motivasi dari Karno diawali dengan