PENGARUH PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA (USU) TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA
Skripsi
Disusun Oleh :
YOVITA SRI MULYANI
060903070
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
maka penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik. Penulis telah banyak
menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moriil dan materiil.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Humaizi, MA, selaku a.n. Dekan, Pembantu Dekan I Fakultas
Ilmu Sosial dan IlmuPolitik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. DR. Marlon Sihombing, MA selaku ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosila dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara yang merupakan dosen pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal
hingga selesainya skripsi ini.
3. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
4. Dosen-dosen dan Staf Pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah
5. Kepada Kak Mega, Kak Dian serta Pak Mul selaku pegawai pendidikan
Fisip USU yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang
berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.
6. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda (M. munthe, SH) dan
Ibunda (Nurhayati) yang selalu mendoakan penulis dalam penyelesaian
skripsi ini. dengan keikhlasan dan kesabarannya yang telah banyak
memberikan dukungan moriil dan materiil serta selalu setia menemani
penulis mengerjakan skripsi sampai larut malam.
7. Kedua saudaraku yaitu Ahmad Sofyan dan M. Darwis yang telah
mendukung, memberi semangat, dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada pegawai perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), yang
telah banyak memberikan bantuan pada saat penulis melakukan penelitian
dan dukungan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Adi prayoga, Fandi, Andy, Joedwira, yang dengan keikhlasan dan
kesabarannya telah banyak membantu dan memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Maaf kalau
selama ini penulis telah banyak merepotkan.
10.Sahabat-sahabat terdekat penulis, Dwi, Martha, Suji, Yuna, Sonasa, Dedy,
Noah, Andre, Tomy, Narto, Alex, Citra, Trisna, Vany, Nike, Imel, Santiar
dan Elia yang telah banyak memberikan dukungan dan saran kepada
penulis juga berterima kasih kepada seluruh stambuk 2006 yang tidak
bisa penulis jabarkan satu per satu.
11.Teman-teman SMA, Marisa, Desy, Sinti, Citra, dan Juneva terima kasih
karena kalian telah setia menemani penulis disaat suka dan duka selama
ini.
Penulis telah berupaya dengans semaksimal mungkin dalam meyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun tata bahasa yang digunakan, untuk itu penulis memohon maaf atas kurang
kesempurnaannya skripsi ini dan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi yang
membacanya.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kepada Allah SWT penulis
mohonkan segala bantuan dan kebaikan yang telah penulis terima akan mendapatkan
balasan yang berlipat ganda. Amin.
Medan, Juni 2010
Hormat saya,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ... i
DAFTAR ISI... ... ii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR ... .... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...1
1.2. Perumusan Masalah ...5
1.3. Tujuan Penelitian ...5
1.4. Manfaat Penelitian ...5
1.5. Kerangka Teori ...6
1.5.1. Pelayanan Publik...6
1.5.2. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ...12
1.5.2.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi...13
1.5.2.2. Koleksi Perpustakaan ...15
1.5.2.3. Ruang Perpustakaan ...18
1.5.2.4. Pelayanan Perpustakaan ...20
1.5.3. Prestasi Belajar...24
1.5.3.1. Pengertian Prestasi Belajar ...24
1.5.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...26
Prestasi Belajar Mahasiswa...28
1.6. Hipotesis ...31
1.7. Defenisi Konsep ...31
1.8. Defenisi Operasional...32
1.9. Sistematika Penulisan ...34
BAB II METODE PENELITIAN 2.1.Bentuk Penelitian ...35
2.2. Lokasi Penelitian...35
2.3. Populasi dan Sampel ...35
2.3.1. Populasi...35
2.3.2. Sampel ...36
2.4. Teknik Pengumpulan Data...36
2.5. Teknik Penentuan Skor ...37
2.6. Teknik Analisa Data...38
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU)...42
3.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan ...46
3.1.2. Struktur Organisasi ...47
3.2.Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) ...48
3.2.1. Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan USU...49
3.2.2.Struktur Organisasi ...51
3.4.Tata Tertib...54
3.5.Tata Letak Perpustakaan ...56
3.6.Pelayanan Perpustakaan...57
3.7.Koleksi Perpustakaan...60
3.8.Penelusuran Koleksi...62
BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Identitas Responden ...66
4.2. Penyajian Data Tentang Pelayanan Perpustakaan (Variabel X) ...70
4.3.Penyajian Data Tentang Prestasi Belajar Mahasiswa (Variabel Y) ...87
BAB V ANALISA DATA 5.1. Pelayanan Perpustakaan ...96
5.2. Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) ...105
5.3. Pengaruh Pelayanan Perpustakaan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (USU)...109
5.3.1 Product Moment...110
5.3.2. Pengujian Hipotesis...111
5.3.3.Koefisien Determinan ...
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ...
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kategori Anggota Perpustakaan ... 54
Tabel 2 : Identitas responden berdasarkan jenis kelamin... 67
Tabel 3 : Identitas responden berdasarkan usia... 67
Tabel 4 :Identitas responden berdasarkan Fakultas ...68
Tabel 5 : Identitas responden berdasarkan semester ... 69
Tabel 6 : Identitas responden berdasarkan IPK Terakhir...70
Tabel7 : Distribusi jawaban responden mengenai suasana dan kondisi di perpustakaan USU ...71
Tabel 8 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah perpustakaan USU memberikan suasana yang nyaman sebagai tempat belaja ...72
Tabel 9 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah suasana yang ada di perpustakaan USU dapat memotivasi anda untuk membaca dan belajar...72
Tabel 10 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan USU sudah tersusun dengan rapi sesuai dengan daftar katalognya ...73
Tabel 11 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah penyusunan daftar catalog buku pada perpustakaan USU memudahkan dalam mencari buku yang diperlukan ...74
Tabel 13 : Distribusi jawaban responden mengenai cara menggunakan seluruh
fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan USU...76
Tabel 14 : Distribusi jawaban responden mengenai penggunaan OPAC (Online
Public Access Catalogue) dalam pencarian bahan pustaka yang
Dibutuhkan ...76
Tabel 15 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pernah mengalami
kesulitan dalam menelusuri buku yang hendak dibaca
atau dipinjam ...77
Tabel 16: Distribusi jawaban responden mengenai proses pendaftaran keanggotaan
di perpustakaan USU ...78
Tabel 17 : Distribusi jawaban responden mengenai jasa pelayanan yang diberikan
oleh petugas perpustakaan USU ...79
Tabel 18 : Distribusi jawaban responden mengenai proses peminjaman buku di
perpustakaan USU ...79
Tabel 19 : Distribusi jawaban responden mengenai kondisi Ruang baca yang
disediakan perpustakaan USU untuk membaca koleksi buku ...80
Tabel 20 : Distribusi jawaban responden mengenai fasilitas yang disediakan
perpustakaan USU ...81
Tabel 21 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah fasilitas yang telah
disediakan perpustakaan USU dapat membantu proses belajar ...82
Tabel 22 : Distribusi jawaban responden mengenai koleksi dan jenis buku di
perpustakaan USU ...83
Tabel 23 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah koleksi dan jenis buku
perkuliahan ...83
Tabel 24 : Distribusi jawaban responden mengenai frekuensi kunjungan ke
perpustakaan USU ...84
Tabel 25 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah saat liburan semester
pernah berkunjung ke perpustakaan USU ...85
Tabel 26 : Distribusi jawaban responden mengenai banyak buku yang dipinjam
dalam waktu dua minggu...86
Tabel 27: Distribusi jawaban responden mengenai bahan pustaka yang sering
dipinjam di perpustakaan USU...86
Tabel 28 : Distribusi jawaban responden mengenai setiap bahan kuliah yang
diajarkan oleh dosen ... 88
Tabel 29 : Distribusi jawaban responden mengenai kesulitan dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh dose...88
Tabel 30 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pernah menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh dosen pada saat perkuliahan
berlangsung...89
Tabel 31 : Distribusi jawaban responden mengenai apa yang akan dilakukan
jika mendapat tugas dari dosen...90
Tabel 32: Distribusi jawaban responden mengenai apakah disaat menjelang ujian
pernah menggunakan perpustakaan sebagai media belajar ...91
Tabel 33 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah dengan pergi ke
perpustakaan dapat menambah pengetahuan...92
Tabel 34 : Distribusi jawaban responden mengenai selain dari dosen dari mana
Tabel 35 : Distribusi jawaban responden mengenai waktu yang diluangkan untuk
belajar dalam sehari ...94
Tabel 36 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah sewaktu dosen menerangkan di dalam ruangan pernah mengantuk dan merasa bosan...94
Tabel 37 : Rekapitulasi klasifikasi jawaban responden untuk variabel X ...98
Tabel 38 : Rekapitulasi klasifikasi jawaban responden untuk variabel Y ...107
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Struktur organisasi Universitas Sumatera Utara (USU)...48
Gambar 2 : Struktur Organisasi Perpustakaan USU ...52
Gambar 3 : Diagram batang rekapitulasi jawaban responden X...99
ABSTRAK
PENGARUH PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Nama : Yovita Sri Mulyani
NIM : 060903070
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Pembimbing : Prof. DR. Marlon Sihombing, MA
Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini karena saat perkuliahan dosen cenderung hanya menyampaikan materi perkualiahan secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Namum, frekuensi kehadiran mahasiswa ke perpustakaan dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Pelayanan perpustakaan yang merupakan aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada anggota perpustakaan dapat berupa pada penyediaan fasilitas. Jumlah jenis atau macam layanan pengguna perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.
Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan perguruan tinggi yang berprestasi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara (USU) memiliki mahasiswa dalam jumlah yang besar dan banyak tenaga pendidik (dosen) yang dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan baik sehingga terlihat prestasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perpustakaan yang merupakan sumber belajar bagi mahasiswa untuk mendapatkan berbagai informasi tentunya mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pelayanan perpustakaan, untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa, dan untuk mengetahui pengaruh pelayanan perpustakaan terhadap prestasi belajar mahasiswa USU.
berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dan pengaruhnya berada pada tingkat sedang. Ini terbukti dengan perhitungan koefisien korelasi product moment sebesar 0,492. Dari pengujian hipotesis uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 5,45 > 1,685 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Selanjutnya dengan perhitungan koefisien determinan diperoleh hasil sebesar 24,2% yang berarti bahwa pelayanan perpustakaan mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar 24,2% dan 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Kata-kata kunci : pelayanan perpustakaan, prestasi belajar mahasiswa
ABSTRAK
PENGARUH PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Nama : Yovita Sri Mulyani
NIM : 060903070
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Pembimbing : Prof. DR. Marlon Sihombing, MA
Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini karena saat perkuliahan dosen cenderung hanya menyampaikan materi perkualiahan secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Namum, frekuensi kehadiran mahasiswa ke perpustakaan dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Pelayanan perpustakaan yang merupakan aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada anggota perpustakaan dapat berupa pada penyediaan fasilitas. Jumlah jenis atau macam layanan pengguna perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.
Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan perguruan tinggi yang berprestasi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara (USU) memiliki mahasiswa dalam jumlah yang besar dan banyak tenaga pendidik (dosen) yang dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan baik sehingga terlihat prestasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perpustakaan yang merupakan sumber belajar bagi mahasiswa untuk mendapatkan berbagai informasi tentunya mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pelayanan perpustakaan, untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa, dan untuk mengetahui pengaruh pelayanan perpustakaan terhadap prestasi belajar mahasiswa USU.
berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dan pengaruhnya berada pada tingkat sedang. Ini terbukti dengan perhitungan koefisien korelasi product moment sebesar 0,492. Dari pengujian hipotesis uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 5,45 > 1,685 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Selanjutnya dengan perhitungan koefisien determinan diperoleh hasil sebesar 24,2% yang berarti bahwa pelayanan perpustakaan mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar 24,2% dan 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Kata-kata kunci : pelayanan perpustakaan, prestasi belajar mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Tinggi atau Perguruan Tinggi pada masa yang akan datang
dihadapkan pada tantangan perubahan yang sangat cepat dan variatif sebagai dampak
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta proses globalisasi. Pendidikan
adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat
perkembangan. Hal tersebut terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan
kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan telah lama diupayakan di
Indonesia. Dalam GBHN tercantum bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan
salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan secara
berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan
jaman yang mengarah pada persaingan dunia yang tajam.
Pendidikan Tinggi adalah jenjang tertinggi pada jalur pendidikan
persekolahan dengan tugas dan kewenangan untuk menyelenggarakan program
pendidikan akademik dan profesional. Pendidikan akademik adalah program
pendidikan yang diarahkan terutama pada pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Sedangkan pendidikan professional adalah program pendidikan
yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan dalam Tri Dharma Pendidikan Tinggi yaitu peningkatan
Pendidikan Tinggi harus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan
lingkungan kampus yang mendukung ke arah pencapaian tersebut. Salah satu
diantaranya adalah pemanfaatan pendukung penggerak kurikulum yaitu
perpustakaan.
Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan
proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini karena pola
pengajaran yang disebut sebagai keterbukaan informasi untuk memperoleh
sebanyak-sebanyaknya ilmu pengetahuan hanya akan terlaksana jika mahasiswa
dapat memanfaatkan perpustakaan. Menurut Noerhayati (1987:72), dosen hanya
memberikan kuliah-kuliah hanya secara garis besarnya saja, sedangkan untuk
mendetailnya mahasiswa diminta untuk mengolah buku-buku yang ada di
perpustakaan dan kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Dengan
sistem seperti ini, mahasiswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan
menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Namun ada
juga di kalangan mahasiswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dalam proses
belajarnya karena merasa bahwa bahan kuliah yang diberikan oleh dosen sudah
mencukupi. Selain itu, kurangnya tugas pengembangan bahan kuliah dan tugas
mandiri dari dosen menyebabkan mahasiswa tidak termotivasi untuk pergi menelaah
dan mencari bahan ke perpustakaan.
Perpustakaan adalah pusat interaksi mahasiswa dengan buku, sehingga
perpustakaan sangat penting dalam proses belajar. Kenyamanan dan kelengkapan
koleksi buku serta pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan adalah syarat mutlak
untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mahasiswa. Sehingga,
seperti halnya perpustakaan Universitas Sumatera Utara karena hal ini
mempengaruhi minat mahasiswa untuk belajar.
Pada hakikatnya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu unit kerja yang
merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan
unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu Perguruan
Tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. Perpustakaan
merupakan sumber belajar penting yang ada di lingkungan kampus dan harus
dimanfaatkan sepenuhnya oleh mahasiswa. Berbagai fasilitas dan layanan yang
tersedia di perpustakaan termasuk bahan literatur, jurnal dan majalah, hasil-hasil
penelitian dan sebagainya.
Di dalam perpustakaan Universitas Sumatera Utara untuk koleksi buku-buku
dirasakan lebih lengkap, hal ini juga dapat dirasakan oleh mahasiswa Universitas
Sumatera Utara. Prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara sangat
terkait dengan keseriusan belajar, membaca dan menulis untuk menunjang
tercapainya prestasi belajar yang maksimal. Dengan fasilitas perpustakaan
Universitas Sumatera Utara diharapkan dapat membantu memberikan kelancaran
dalam proses belajar sehingga keberhasilan dapat dicapai dengan baik, hal ini
ditunjukkan melalui indeks prestasi yang tinggi.
Kebanyakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara mempunyai kebiasaan
membaca buku di perpustakaan pada saat membuat laporan dan skripsi.Seperti yang
telah kita ketahui bahwa prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara
sangat terkait dengan keseriusan belajar, membaca dan menulis. Untuk menunjang
tercapainya prestasi belajar yang maksimal dibutuhkan fasilitas perpustakaan yang
Dimana perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat
akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena nya perpustakaan merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain
itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan
penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau
referensi.
Pelayanan di perpustakaan idealnya haruslah dapat lebih memikat,
bersahabat, cepat, dan akurat. Hal ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus
didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi
dan pelayanan yang ramah. Dengan kata lain, menempatkan pengguna sebagai salah
satu faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan
kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan
lebih baik. Untuk itu agar mahasiswa tertarik dan mau pergi ke perpustakaan, suatu
perpustakaan haruslah memiliki fasilitas serta pelayanan yang baik. Berdasarkan
uraian di atas untuk melihat bagaimana pengaruh pelayanan perpustakaan maka
peneliti mencoba melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pelayanan
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa”
1.2. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh
Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Terhadap Prestasi
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan perpustakaan Universitas
Sumatera Utara (USU).
2. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa di Universitas Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera
Utara (USU) terhadap prestasi belajar mahasiswa.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
penulis khususnya tentang teori ilmu perpustakaan, manfaat dan fungsi
perpustakaan serta memperoleh gambaran tentang jenis-jenis layanan yang
terdapat di perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU).
2. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan khususnya mengenai pentingnya belajar di perpustakaan untuk
meningkatkan prestasi belajar.
3. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pengelola perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) dalam
menentukan kebijaksanaan yang diambil dalam menata perpustakaan kearah
1.5. Kerangka Teori
Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab ia
merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seorang peneliti harus
terlebih dahulu memiliki suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk
menggambarkan dari sudut mana ia menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut
Singarimbun (1995:47) kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi
dengan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan
cara merumuskan hubungan antar konsep.
Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah:
1.5.1. Pelayanan Publik
Menurut Soetopo dalam Darwin Napitupulu (2007:164) pelayanan adalah
suatu usaha untuk membantu, menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang
lain.
Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tertentu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Kepmenpan
No.63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Lijan Poltak, 2008:5)
Kotler menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan sebagai berikut:
1. Intangibility (tidak berwujud), artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa,
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), artinya dijual lalu diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu,
konsumen ikut berpartisipasi menghasilkan jasa layanan.
3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi), artinya jasa beragam, selalu
mengalami perubahan, tidak selalu sama kualitasnya, bergantung kepada
siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan.
4. Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama), artinya jasa tidak dapat
disimpan dan permintaannya berfluktuasi (Darwin Napitupulu,
2007:164-165).
Tujuan dari pelayanan publik adalah memuaskan dan atau sesuai dengan
keinginan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat tersebut.
Konsep pelayanan publik diturunkan dari makna public service yang berarti
berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan
jasa. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang
tercermin dari:
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
serta dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan, dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi yang
dilihat dari aspek apa pun khususnya ras, suku, agama, golongan, status
sosial, dan lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan
aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.
Dalam melaksanakan pelayanan dituntut untuk memberikan pelayanan yang
terbaik dan memuaskan masyarakat, yang merupakan prinsip pelaksanaan pelayanan
publik sendiri yaitu:
1. Kesederhanaan, artinya prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan, artinya ada persyaratan teknis dan administrativ pelayanan publik,
tersedia Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan menyelesaikan keluhan/ persoalan/ sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik, dan adanya rincian biaya pelayanan
publik dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian waktu, artinya pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan
4. Akurasi, artinya produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan
sah.
5. Keamanan, artinya proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa
aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab, artinya pimpinan penyelenggara pelayan publik atau
pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan
dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, artinya tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyedia sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
8. Kemudahan akses, artinya adanya temapat dan lokasi serta sarana pelayanan
yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, artinya pemberian pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan
dengan ikhlas.
10.Kenyamanan, artinya lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat
serta dilengkapai dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,
tempat ibadah, dan lain-lain.
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan
dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Standar
pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pangajuan permohonan
sampai dengan penyelesaianj pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan.
4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi petugas
Kompetensi petugsa pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku yang
dibutuhkan.
Pelayanan yang sehat akan efektif dan efisien jika dijamin mekanisme kerja
yang bersifat simbiosis, suatu kerja sama yang saling menguntungkan, saling
pengawasan dan peringatan dini dalam organisasi. Faktor kemampuan dan
keterampilan aparatur pelayanan juga merupakan elemen pelayanan yang sangat
menentukan tingkat kepuasan suatu pelayanan. Begitu juga halnya dengan pelayanan
yang ada di perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Para pustakawan harus
mampu memperlihatkan pelayanan yang baik kepada setiap mahasiswa yang
berkunjung ke perpustakaan, sehinga para mahasiswa merasa nyaman dan puas bila
berkunjung ke perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Hal ini tentunya akan
berdampak pada mutu pendidikan dari mahasiswa tersebut yang akan terus
meningkat, karena dengan semakin seringnya mereka berkunjung ke perpustakaan
Universitas Sumatera Utara maka akan terus menambah kemampuan, keterampilan
dan pengetahuan mereka.
1.5.2. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Noerhayati (1987:1) perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu
unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang
bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu
perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya. Dengan kata lain
perpustakaan adalah salah satu alat vital dalam setiap program pendidikan,
pangajaran, penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu.
Karena berbagai ragam corak perguruan tinggi, perpustakaannya pun
beraneka macam pula, meskipun demikian, semuanya mempunyai satu tujuan yang
sama, yaitu membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajarannya.
Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan
Pada hakikatnya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Perpustakaan yang di
kelola sebuah Perguruan Tinggi yang dikelola dibawah Unit Pelaksana Teknis yang
merupakan perangkat perlengkapan pusat dan sangat penting dalam menunjang
kegiatan edukatif di Universitas Sumatera Utara. Pimpinan perpustakaan beserta
stafnya dapat membantu dosen dan mahasiswa untuk mendapatkan materi yang
mereka butuhkan dari lingkungan perpustakaan. Selain perpustakaan pusat, juga
terdapat perpustakaan Jurusan atau perpustakaan akademik. Perpustakaan merupakan
sarana yang penting
dalam menunjang pelaksana Tri Dharma dalam bidang:
a. Pendidikan dan Pengajaran
Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan
penyebarluasan informasi yang sesuai dengan kurikulum yamg memperkaya
pengetahuan dosen dan mahasiswa peningkatan kualitas dan pengajaran dan
meninggikan hasil belajar mahasiswa.
b. Penelitian
Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan
penyebarluasan informasi yang relevan sebagai sumber literature bagi suatu
penelitian.
c. Pengabdian kepada masyarakat
Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan, pemanfaatan dan
menyebarluaskan informasi hasil penelitian ilmiah sebagai bahan yang dimanfaatkan
1.5.2.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum, tujuan penumbuhan perpustakaan perguruan tinggi adalah
untuk membantu menggerakkan pelaksanaan kurikulum di perguruan tinggi yang
bersangkutan. Menurut Noerhayati (1987:2), tujuan khusus perpustakaan Perguruan
Tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas
pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalaui pelayanan informasi,
pengelolaan informasi, pemanfaatan informasi.
Fungsi Perpustakaan Perguruan tinggi yang dikemukan oleh Sulistyo Basuki
(1991: 107-110). Fungsi utama dari Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat yaitu:
a. Fungsi Edukatif
Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem
pembelajaan yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan
potensi tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan informasi yang ada di
perpustakaan.
b. Fungsi Informasi
Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu,
kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang
studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga Negara dan
masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi
yang ada diperpustakaan.
c. Menunjang Kegiatan Penelitian
Penelitian tanpa bahan pustaka atau informasi dari perpustakaan tidak akan
diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf nonedukatif dapat
dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan.
d. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan
Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan
yang dialami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti
Koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan.
Berdasarkan beberapa fungsi di atas maka dapat disimpulkan fungsi utama
bagi sebuah perpustakaan Perguruan Tinggi adalah menunjang proses
belajar-mengajar di Perguruan Tinggi, dalam hal ini Perpustakaan Tinggi melaksanakan
berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan dan fungsinya namun masih berasaskan
kepada proses yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa.
1.5.2.2. Koleksi Perpustakaan
Secara umum sumber informasi dapat dibedakan antara bahan cetakan seperti
buku, manuskrip, penerbitan berkala dan lain-lain serta bahan bukan cetakan seperti
film, filmstrip, videotape, alat-alat audiovisual dan sebagainya.
Menurut Sumardji (1991:13) perpustakaan sebagai koleksi bahan-bahan
tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya, maka koleksi tersebut dapat dibedakan
seperti berikut:
a. Berdasarkan cara menghasilkannya, koleksi perpustakaan terdiri dari:
1. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, misalnya
manuskrip;
2. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku-buku, majalah-majalah, surat
3. Koleksi berupa karya alihan dari karya tulisan tangan asli maupun karya
cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik maupun fotografi, misalnya
film, slide, piringan hitam, tape, dan lain-lainnya.
b. Berdasarkan bentuknya, koleksi perpustakaan terdiri dari:
1. Buku, seperti buku teks, fiksi maupun non-fiksi, dan buku referensi seperti
kamus, ensiklopedia, almanak, buku pegangan, bibliografi, indek, abstrak,
peta, dan sebagainya;
2. Penerbitan pemerintah, seperti Lembaran Negara, Tambahan Lembaran
Negara, Berita Negara, Tambahan Berita Negara, Himpunan
Peraturan-peraturan Pemerintah, dan sebagainya;
3. Laporan penelitian, paper, skripsi, tesis, disertasi;
4. Majalah, baik yang umum maupun yang khusus;
5. Surat kabar;
6. Karya alihan tulisan-tulisan ataupun cetakan-cetakan yang telah dibuat
menjadi film, slide,piringan hitam, tape, dan sebagainya;
7. Manuskrip;
8. Dan lain-lainnya.
Koleksi perpustakaan yang baik adalah koleksi perpustakaan yang
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Koleksi
tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap
pengetahuan yang baru. Bahan-bahan tersebut diorganisasikan sedemikian rupa
adalah untuk memudahkan para pengunjung menggunakannya untuk keperluan
membaca, konsultasi dan belajar. Biasanya perhitungan jumlah koleksi perpustakaan
(mahasiswa, staf pengajar, dan lain-lain) dengan mempertimbangkan variabel jenis
dan tingkat program akademik.
1.5.2.3. Ruang Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang di dalam pelaksanaannya
memerlukan ruangan khusus. Keadaan ruangan perpustakaan merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan.
Artinya bagaimana bagian-bagian dari ruangan perpustakaan itu, bagaimana
pembagiannya, perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisinya, dan
sebagainya.
Penentuan luas ruangan perpustakaan harus memperhatikan proyeksi jumlah
mahasiswa, jenis dan variasi program perguruan tinggi, dan tingkatan atau jenjang
program. Selain itu dalam pembangunan perpustakaan harus ada pertimbangan teknis
seperti penerangan, pengaturan ventilasi dan penyejukkan, komunikasi, keamanan,
dan lokasi perpustakaan.
Dalam membangun perpustakaan sebaiknya lokasinya diatur sebagai berikut:
1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan
lalu lintas manusia.
2. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak
membuang waktu dengan sia-sia.
3. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan
dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan
4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan
gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks.
Luas suatu perpustakaan Perguruan Tinggi ditentukan oleh tiga komponen
yaitu komponen pemakai, komponen koleksi, dan komponen staf perpustakaan atau
administrasi perpustakaan. Luas ruangan perpustakaan secara keseluruhan biasanya
dihitung berdasarkan perbandingan antara populasi pengguna perpustakaan seperti
mahasiswa, staf pengajar dan pengguna lain. Persyaratan luas minimal perpustakaan
perguruan tinggi pernah ditetapkan dengan SK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
nomor 126 tahun 1967 dalam Noerhayati (1987:148-149), yaitu 1 meter persegi
untuk setiap mahasiswa. Akan tetapi mengingat dan kemampuan Perguruan Tinggi
pada masa sekarang ini, pedoman ini berpendapat agar pernyataan ini dijadikan
pedoman untuk dicapai secara bertahap. Alternatif yang dikemukakan yaitu untuk
populasi mahasiswa 1 sampai dengan 1000 luas ruangan 0,5 m2 tiap mahasiswa,
populasi 1001 sampai dengan 5000 luas ruangan 0,75 m2 untuk setiap mahasiswa dan untuk populasi 5001 ke atas luas ruangan tiap mahasiswa yaitu 1 m2. Sedangkan
persyaratan minimum ruang perpustakaan sesuai Peraturan Pemerintah dengan surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0686/u/1991 dalam
Noerhayati (1987:150) disebutkan bahwa untuk mendirikan perguruan tinggi paling
sedikit harus disediakan ruangan perpustakaan seluas 1000 meter persegi untuk
universitas dan 500 meter persegi untuk akademi.
Alokasi penggunaan ruangan perpustakaan terbagi sebagai berikut:
1. 25 % untuk keperluan pengguna perpustakaan
2. 50 % untuk keperluan koleksi
Keberhasilan layanan perpustakaan selain ditentukan oleh
komponen-komponen seperti staf yang berkualitas baik, koleksi yang memadai, gedung yang
representatif dan lain-lain, juga ditentukan oleh jumlah perabot dan peralatan yang
memadai serta secara fungsional mendukung kegiatan perpustakaan. Perabot
perpustakaan dalam pengertian ini adalah semua kelengkapan fisik berupa mebiler
yang digunakan di perpustakaan dalam rangka menunjang kelancaran tugas-tugas
perpustakaan. Sedangkan peralatan perpustakaan adalah semua perangkat peralatan
yang ada di perpustakaan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas perpustakaan
seperti alat tulis, mesin ketik, komputer dan lain sebagainya. Jenis-jenis perabot
perpustakaan perguruan tinggi sesuai dengan jenis kegiatan layanan perpustakaan
antara lain almari penitipan tas, meja sirkulasi, almari katalog, rak koleksi buku dan
majalah, meja dan kursi baca, meja dan kursi untuk petugas, dan perlengkapan umum
seperti pemadam kebakaran.
1.5.2.4. Pelayanan Perpustakaan
Secara umum pelayanan perpustakaan didefinisikan sebagai aktifitas
perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan,
khususnya pada anggota perpustakaan. Jumlah jenis atau macam layanan pengguna
perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya
cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah
disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.
Peminjaman biasanya terbatas kepada anggota perpustakaan yaitu dosen,
mahasiswa, dan tenaga nonkependidikan lainnya di Perguruan Tinggi. Jangka waktu
jenis buku dan jumlahnya. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menerapkan
peraturan jumlah buku yang dipinjam maksimal lima buku dengan jangka waktu
peminjaman selama dua minggu dan boleh diperpanjang selama dua kali. Apabila
bahan pustaka yang dipinjam tidak dikembalikan tepat pada waktunya, maka
perpustakaan harus melakukan penagihan pinjaman bahan pustaka tersebut kepada
pengguna yang meminjam. Sanksi diberikan kepada pengguna yang melakukan
pelanggaran peraturan perpustakaan, seperti terlambat mengembalikan pinjaman
bahan pustaka, mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak, menghilangkan
bahan pustaka, atau melanggar tata tertib peraturan. Sanksi yang diberikan dapat
berupa sanksi denda uang atau sanksi administratif seperti tidak boleh meminjam
bahan pustaka dalam waktu tertentu.
Sistem pelayanan yang diterapkan di perpustakaan ada dua macam yang
dilakukan yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan tertutup.Pada sistem
pelayanan terbuka pengguna dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi, sehingga
dapat mencari dan menemukan sendiri bahan pustaka yang ditempatkan di dalam
rak. Sedangkan pada sistem pelayanan tertutup pengguna harus meminta bantuan
pustakawan unutk mencari bahan pustaka yang diperlukan. Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara sistem pelayanan terbuka kepada mahasiswanya. Sistem pelayanan
terbuka (Open Acces) perpustakaan memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk
dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Petugas hanya
mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta dikembalikan.
Perpustakaan menjadi penting jika berhasil menyediakan bahan pustaka
layanan teknis harus mengolah bahan pustaka sebaik-baiknya. Pelayanan
diperpustakaan secara teknis terbagi kedalam tiga kategori, yaitu:
1. Layanan Teknis. Layanan ini biasanya berupa pengadaan dan pengolahan
bahan pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah,
serta ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
2. Layanan Pemakai. Biasanya layanan yang berhubungan langsung dengan
pengguna perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC,
Internet, Multi Media dan lain sebagainya.
3. Layanan Administrasi. Terdiri dari dua kategori, yaitu layanan untuk
administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk pengguna
perpustakaan, jenis layanan biasanya berupa surat menyurat dan pengarsipan
dokumen.
Peran pustakawan bervariasi tergantung pada kondisi saat ini. Di dalam
konteks khusus, ada ranah umum pengetahuan yang penting jika pustakawan
mengembangkan dan mengoperasikan jasa perpustakaan yang efektif: yaitu
mencakup sumber daya, manajemen perpustakaan dan informasi serta pengajaran. Di
dalam lingkungan jaringan yang makin berkembang, pustakawan harus Kompeten
dalam perencanaan dan pengajaran keterampilan menangani informasi yang
berbeda-beda bagi konsumen dan penerbit. Dengan demikian, pustakawan harus melanjutkan
pengembangan dan pelatihan profesionalnya.
Pelayanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat,
dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada
kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan
penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku
pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih
manusiawi.
Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera
diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu
pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan
berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna,
berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan
perpustakaan.
1.5.3. Prestasi Belajar
1.5.3.1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu.
Catharina (2004:2) mengatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Artinya, bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
yang mencakup pengetahuan, kecakapan, pemikiran, sikap dan kebiasaan,
kepandaian yang semua itu diperoleh dari pengalaman.
Tujuan pembelajaran adalah bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui
pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri
pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri pembelajar
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar
mahasiswa adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang
mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah
hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap
peserta didik yang meliputi faktor:
a. Faktor Kognitif, tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual.
b. Faktor Afektif, tentang hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan
sikap, minat, dan nilai.
c. Faktor Psikomotorik, tentang kemampuan fisik seperti ketrampilan
motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga faktor tersebut
sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat kita ketahui bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki mahasiswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap
bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar mahasiswa
dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan
tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa.
1.5.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Makna belajar adalah adanya perubahan perilaku setelah seseorang
melaksanakan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan
sengaja untuk mendapatkan perubahan perilaku yang relatif permanen. Banyak
faktor yang akan berpengaruh terhadap proses belajar. Sumadi Suryabarta
(1995:249-253), membuat klasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
sebagai berikut:
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa
yang dapat mempengaruhinya dalam proses belajar. Faktor ini terdiri dari:
1. Faktor-faktor non sosial
Faktor-faktor ini dapat dikatakan banyak jumlahnya seperti keadaan udara,
cuaca, suhu, tempat, sarana belajar dan sebagainya. Faktor non sosial ini dapat
membantu proses belajar secara maksimal.
2. Faktor-faktor sosial
Faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusianya. Kehadiran orang atau
orang lain pada waktu seseorang sedang belajar akan menganggu konsentrasi belajar.
Tugas pengembangan dari dosen akan memberikan motivasi kepada mahasiswa agar
membaca buku untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai materi tersebut.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor
ini terdiri dari:
1. Faktor fisiologi
Faktor fisiologi masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Keadaan tonus dan jasmani pada umumnya, keadaan ini dapat dikatakan
melatarbelakangi aktivitas belajar seperti keadaan jasmani yang segar
akan membuat proses belajar lebih baik.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutamanya fungsi pancaindera.
Pancaindera dapat dikatakan pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam
individu. Dalam sistem persekolahan dewasa ini, diantara pancaindera
yang paling memegang peran dalam belajar adalah mata dan telinga.
Pemanfaatan buku juga banyak tergantung kepada pancaindera
mahasiswa. Melalui membaca (mata) mahasiswa dapat mentransfer
informasi yang banyak ke otak.
2. Faktor psikologi dalam Belajar
Arden N. Frandsen dalam Sumadi Suryabarta (1995:253) mengatakan bahwa
hal yang dapat mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:
a) Sifat ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang luas.
b) Sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu
c) Keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru dan
teman-teman.
d) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
e) Ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
Bagi mahasiswa hal yang lebih dominan yang mendorongnya untuk belajar
adalah sifat ingin tahu, sifat kreatif sesuai dengan pemikirannya serta keinginan
untuk mempertingkatkan kualitas belajarnya agar mendapatkan nilai yang baik.
1.5.4. Pengaruh Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Perguruan Tinggi merupakan tempat untuk membentuk cendikiawan yang
memiliki sejumlah pengetahuan yang luas. Sarjana-sarjana yang berguna bagi
masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara belajar. Dengan
belajar manusia melakukan perubahan-perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengetahuannya berinteraksi dengan lingkungannya sehingga tingkah laku
berkembang.
Adanya sistem pengajaran terbuka di perguruan tinggi, membuat mahasiswa
dituntut untuk memperoleh sebanyak-banyaknya informasi. Mahasiswa dapat
memperoleh informasi tanpa batas dalam proses belajarnya dengan memanfaatkan
fasilitas dan sarana yang tersedia di perpustakaan seperti buku, surat kabar, dan
majalah.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat membelajarkan mahasiswa.
Di Perguruan Tinggi, perpustakaan merupakan sumber belajar yang vital. Hal ini
berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu
pengetahuan, oleh karenanya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga
perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang
penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.
Melihat fungsi dari perpustakan yang sedemikian “penting” maka layaklah
diperhatikan oleh Pustakawan atau pun pengguna perpustakaan bahwa perpustakaan
semestinya mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
budaya dan berbagai aspek lainnya, oleh karenanya kesan perpustakaan sebagai
institusi kuno harus mulai dikikis, termasuk juga masalah pelayanan perpustakaan
yang harus memulai pelayanan yang berorientasi pengguna.
Menurut Noerhayati (1987:72), dosen hanya memberikan kuliah-kuliah
secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta
mengembangkan melalui buku-buku, termasuk buku-buku yang ada di perpustakaan,
kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Sistem seperti ini
menjadikan mahasiswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan
menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Selain itu,
dalam menyiapkan tugas yang diberikan oleh dosen berupa tugas pengembangan,
mahasiswa juga tidak terlepas dari pemanfaatan perpustakaan. Informasi yang
terkandung dalam bahan pustaka terdapat di perpustakaan yang menyediakan bahan
untuk mengembangkan pikiran dan memperluas wawasan mahasiswa yang dapat
mereka tuangkan dalam menyiapkan tugas tersebut.
Jadi dapat kita ketahui bahwa perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan
yang memerlukannya. Tidak ada perpustakaan kalau tidak ada layanan. Suatu tanda
yang menunjukkan profesi pustakawan adalah kegiatan layanan dan pustakawan
harus selalu memperhatikan kebutuhan pembacanya dalam bidang literatur.
Perpustakaan menjadi penting jika berhasil menyediakan bahan pustaka secara cepat
dan tepat. Agar dapat mengerjakan itu semua dengan baik maka bagian layanan
teknis harus mengolah bahan pustaka sebaik-baiknya.
Pelayanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat,
dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada
kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan
yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor
penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku
pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih
manusiawi.
Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera
diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu
pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan
berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna,
berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan
perpustakaan.
Prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara sangat terkait dengan
keseriusan belajar, membaca dan menulis. Untuk menunjang tercapainya prestasi
belajar yang maksimal, dibutuhkan fasilitas perpustakaan Universitas Sumatera
Utara. Belajar di Perguruan Tinggi tidak terlepas dari pemanfaatan perpustakaan,
Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Teaching and Research
membutuhkan perpustakaan sebagai fasilitas belajar untuk meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa. Pengaruh pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara
terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara cukup besar, karena
semakin baiknya pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan maka akan semakin
banyak dan sering mahasiswa atau para pengguna perpustakaan lainnya berkunjung.
Tentu hal ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil prestasi belajar
mahasiswa dengan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan
mahasiswa, sehingga dapat melahirkan lulusan yang berkualitas.
1.6. Hipotesis
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006:70).
Adapun hipotesia yang penulisn kemukakan adalah:
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Adanya pengaruh antara pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak adanya pengaruh antara pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera
1.7. Defenisi Konsep
Menurut Singarimbun (1995:37) konsep adalah istilah atau defenisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau
individu yang menjadi pusat ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan
dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk
beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pelayanan adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tertentu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
2. Pelayanan perpustakaan didefinisikan sebagai aktifitas perpustakaan dalam
memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada
anggota perpustakaan.
3. Prestasi belajar mahasiswa adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan
ataupun kemampuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki mahasiswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar.
1.8. Defenisi Operasional
Menurut Singarimbun (1995:46) Defenisi operasional adalah unsur-unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel
mendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut. Sedangkan variabel yang
akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pelayanan perpustakaan,
dengan indikator:
a. Kenyamanan, merupakan salah satu prinsip pelayanan publik yang artinya
lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat.
b. Layanan teknis, biasanya berupa pengadaan dan pengolahan bahan
pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah, serta
ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
c. Layanan pemakai, biasanya berhubungan langsung dengan pengguna
perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC,
Internet, Multi Media dan lain sebagainya.
d. Layanan administrasi, layanan ini terdiri dari dua kategori, yaitu layanan
untuk administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk
pengguna perpustakaan, jenis layanan biasanya berupa surat menyurat dan
pengarsipan dokumen.
e. Ruangan dan fasilitas perpustakaan, dimana keadaan ruangan perpustakaan
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya
penyelenggaraan perpustakaan. Selain itu adanya kelengkapan atas
fasilitas-fasilitas lainnya seperti internet, toilet dan sebagainya juga dapat
f. Koleksi dan jenis buku, yaitu koleksi dan jenis buku yang dapat memenuhi
kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap pengetahuan yang baru serta
sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, sehingga para
pengguna dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
g. Frekuensi kunjungan mahasiswa ke perpustakaan, yaitu merupakan jumlah
mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan dalam satu periode.
h. Rata-rata jumlah peminjaman buku, yaitu jumlah rata-rata buku atau bahan
pustaka lain yang dipinjam oleh mahasiswa dalam satu periode.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa,
dengan indikator:
a. Kemampuan, yaitu kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini
atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
b. Keterampilan, yaitu kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
c. Pengetahuan, yait
oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada
d. Minat belajar, yaitu keadaan mental atau kondisi jiwa yang menjadi motor
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini
adalah penelitian korelational dengan menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian
korelational merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua atau beberapa variabel. (Arikunto, 2000:326)
2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU)
Medan.
2.3. Populasi dan sampel
2.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2006:90).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa populasi adalah
sekumpulan manusia yang dijadikan subyek penelitian dan memenuhi tujuan
penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang pergi ke perpustakaan tiap harinya
2.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2006:91). Dalam pengambilan sampel sebaiknya
menggunakan cara-cara yang lebih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling atau
pengambilan sampel secara acak. Untuk menentukan besarnya jumlah responden
atau sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin ( Bambang Prasetyo, 2005 : 136 )
yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
N = Populasi
n = Sampel
e =Tingkat kesalahan penarikan sampel 10% dan tingkat kepercayaan
90%.
Sehingga berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel yaitu :
n = 95 Orang
Dari perhitungan di atas maka sampel yang diambil dalam penelitian ini
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut
klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer, yaitu data diperoleh langsung ke lokasi
penelitian (field research) untuk mendapatkan data yang lengkap dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara
Angket/kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
cara menyebarkan sejumlah pertanyaan dalam bentuk angket kepada
responden, dimana dalam penelitian ini digunakan pertanyaan yang bersifat
tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagai alternatif
jawaban.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu data yang diperlukan untuk
mrndukung data primer. Pada penelitian ini data sekunder yang diadopsi
adalah sebagai berikut :
a) Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui
buku-buku ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
b) Dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada di
lokasi penelitian serta sumber-sumber yang lain yang relevan dengan
objek penelitian.
2.5. Teknik Penentuan Skor
Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memakai skala ordinal yang menjawab kuisioner yang disebarkan kepada responden.
Melalui penyebaran kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan
ini dihitung berdasarkan alternatif a, b, dan c yang akan diberikan skor sebagai
berikut:
1. Untuk jawaban a diberi skor 3.
2. Untuk jawaban b diberi skor 2.
3. Untuk jawaban c diberi skor 1.
Kemudian menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing
alternatif jawaban, apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah, terlebih dahulu
menentukan interval dengan cara sebagi berikut:
Maka diperoleh:
3– 1 = 0,66
3
Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden
masing-masing variabel, yaitu:
a. Skor untuk kategori tertinggi = 2,34 – 3,00
b. Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33
2.6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data
kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:
a. Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan rumus
Product Momen (Sugiyono, 2005:212) sebagai berikut:
rxy=
2 2
2
2
y y
N x x
N
y x xy
N
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan
variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir).
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
N = jumlah sampel
Untuk menggunakan rumus di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel.
4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product
moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r
tabel).
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu:
1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan
kedua variabel yang diuji tidak ada.
2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai
variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.
3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya
variabel yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara
kedua berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi
angka sebagai berikut :
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
[image:52.595.189.444.492.662.2]korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut
signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.
b. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara pelayanan perpustakaan (X)
dengan prestasi belajar mahasiswa (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t”
yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi
Derajat kebebasan (dk) = n – 2
c. Koefisien Determinan
Koefisien determ