• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MULTI LEVEL

MARKETING (MLM) TERHADAP PENDAPATAN

ANGGOTA PADA PT.K-LINK

CABANG MEDAN

SKRIPSI

OLEH BAYU FRANS P

050502185 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Bayu Frans P (2010). 050502185. Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan. Ketua Departemen Manajemen; Ibu Prof. DR. Hj. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Sekretaris Departemen Manajemen; Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Pembimbing; DR. Yeni Absah SE, Msi; Dosen Penguji I; Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si. Dosen Penguji II; Ibu Dra. Komariah Pandia. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi pemasaran multi level marketing (MLM) berpengaruh terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK cabang Medan ditinjau dari strategi pemasaran pada multi

level marketing (MLM). Penulis menarik hipotesis bahwa strategi pemasaran multi level

marketing (MLM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada

PT.K-LINK cabang Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Maka dari itu penelitian mengarah pada sebuah perusahaan dimana populasi yang sekaligus menjadi sampel adalah anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika ditinjau dari strategi pemasaran multi

level marketing (MLM), berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan

anggota pada PT.K-LINK cabang Medan. Ini berarti hipotesis diterima.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Analisi Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekomoni, Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan kepada terkhusus orang tua tercinta Bapak N.S.Sembiring Pelawi dan Ibu Ernita Sinuhaji yang senantiasa memberikan moril, spiritual, materil serta kasih sayang yang tiada hingga dan perhatian penuh selama penulis kuliah dan dalam penyusunan skripsi ini di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyelesaikan skripsi dan juga mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara banyak menerima tuntunan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tabu Ritonga. MEc., selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

5. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku penguji I yang memberikan kritik dan masukan yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Komariah Pandia, selaku penguji II yang memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Segenap para dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan guna menghadapi tantangan/perubahan di masa mendatang.

8. Bang Jumadi, Kak Dani, Kak Susi, Kak Vina selaku staf Departemen Manajemen, terima kasih bantuan dan kerja samanya selama mengikuti perkuliahaan.

9. Untuk Bapak dan Mamak yang telah memberikan segalanya dalam hidupku baik dukungan materi dan moril. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik dalam hidupku.

10.Adikku tercinta Tari dan Yeye yang selalu memberikan dukungan dan doa selama ini sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-temanku seperjuangan di Departemen Manajemen 2005 seperti Bombom, Topik, Wendy, Reza, Apank, Fly, Lufti, Dedy, Bobby, Afif, Melly, Ade Florent, Ade Bolqi, Ijul, Andika, Si Jul, Rizky, Oki, Tika, Vira, Uca, Desefty, Thomas, Wira, Arip, Qonni, Aad, Rama, Ibal, Pamela, Iin, Selvi, Fada, Vebi, Cita, Hany, Lydia, dan yang tidak tersebut namanya, terima kasih atas dukungannya selama ini.

12.Sahabat sejati yang mengajarkan tentang hidup, saat-saat terberat dan terindah seperti Rio, Sula, Vici, Fika, Ipo, Yosep, Yunus, Titit, Budi, Prisnok, Wiwid,

(5)

Jonk, Aseng, Ucil, Bakeng, Randy, Nesya, Wenda, Kodok, Inal, Nasan, Bie, Ddea, Jakon, Dedi, Eca, Galih.

13.Teman-teman angkatan 2006, 2007, 2008 dan abang kakak senior yang telah banyak membantu penulis selama ini.

14.Untuk Anisa Fitriati Harahap yang selalu hadir dan menyemangati hidupku mau pun dalam pengerjaan skripsi ini. Terima kasih telah menjadi tumpuan harapanku selama ini.

15.Untuk Christin Beatrix Samu-samu, tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan bagaimana penulis berterima kasih untuk semua yang telah kau berikan. Thank you and I love you my whole life.

16.Semua pihak, rekan, sahabat yang namanya tidak penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas setiap kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi peneliti selanjutnya yang akan menulis topik yang sama demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademika.

Medan, ___ Juni 2010 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

2. Definisi Operasional Variabel ... 7

3. Pengukuran Variabel ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Pemasaran ... 13

C. Strategi Pemasaran ... 15

D. Multi Level Marketing (MLM) ... 17

E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) ... 20

a. Membangun Jaringan (Network) ... 21

b. Melakukan Pembinaan Pada Setiap Distributor ... 22

c. Melakukan Langkah-langkah Pembangunan dan Pembangunan Jaringan (kelompok) Dalam Jaringan ... 23

d. Presentasi ... 23

F. Pendapatan ... 24

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 25

B. Struktur Organisasi ... 29

C. Produk PT.K-LINK Indonesia ... 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

1. Uji Validitas ... 33

(7)

B. Analisis Data ... 40

1. Analisis Deskriptif ... 41

2. Deskriptif Variabel ... 42

3. Analisis Regresi Sederhana ... 47

C. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. : Perusahaan yang Menggunakan Sistem MLM ... 2

Tabel 1.2. : Data Perolehan Pendapatan Anggota Berdasarkan Peringkat ... 3

Tabel 1.3. : Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran . 7 Tabel 1.4. : Alternatif Jawaban Responden ... 8

Tabel 4.1. : Uji Validitas ... 36

Tabel 4.2. : Validitas Instrumen ... 37

Tabel 4.3. : Validitas Instrumen II ... 38

Tabel 4.4. : Uji Validitas II... 39

Tabel 4.5. : Reliability Statistics ... 39

Tabel 4.6. : Reliabilitas Instrumen ... 40

Tabel 4.7. : Identitas Responden... 42

Tabel 4.8. : Skor Pertanyaan... 43

Tabel 4.9. : Strategi Pemasaran ... 43

Tabel 4.10. : Pendapatan Anggota ... 45

Tabel 4.11. : Uji Regresi Sederhana ... 47

Tabel 4.12. : Uji F ... 48

Tabel 4.13. : Reliability Statistics Anova ... 49

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. : Kerangka konseptual ... 5 Gambar 3.1. : Struktur organisasi PT.K-LINK ... 29

(10)

ABSTRAK

Bayu Frans P (2010). 050502185. Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan. Ketua Departemen Manajemen; Ibu Prof. DR. Hj. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Sekretaris Departemen Manajemen; Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Pembimbing; DR. Yeni Absah SE, Msi; Dosen Penguji I; Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si. Dosen Penguji II; Ibu Dra. Komariah Pandia. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi pemasaran multi level marketing (MLM) berpengaruh terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK cabang Medan ditinjau dari strategi pemasaran pada multi

level marketing (MLM). Penulis menarik hipotesis bahwa strategi pemasaran multi level

marketing (MLM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada

PT.K-LINK cabang Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Maka dari itu penelitian mengarah pada sebuah perusahaan dimana populasi yang sekaligus menjadi sampel adalah anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika ditinjau dari strategi pemasaran multi

level marketing (MLM), berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan

anggota pada PT.K-LINK cabang Medan. Ini berarti hipotesis diterima.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level

Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini. Sistem pemasaran MLM (Multi level

Marketing) yaitu sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang

dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran (distributor). Para anggota sesuai level masing-masing akan mendapatkan bonus jika dapat menjual produk dalam jumlah tertentu dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringannya. Bonus merupakan pendapatan yang diterima anggota setiap bulannya berdasarkan prestasi kerjanya. Multi Level

Marketing (MLM) sebagai metode pemasaran merupakan suatu fenomena yang

dilaksanakan oleh beberapa perusahaan yang menghasilkan produk tertentu.

(12)

penjualan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya (www.apli.or.id).

Distributor MLM dalam menjalankan strategi pemasaran secara bertingkat dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut atau semakin besar jaringan yang dibangun maka semakin besar bonus yang akan diterima oleh anggota. Jadi, apabila anggota benar-benar bekerja keras, maka bonus yang diperoleh bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta per bulan. Dapat dilihat beberapa perusahaan yang menggunakan sistem MLM di Indonesia

Tabel 1.1

Perusahaan yang menggunakan sistem MLM

Sumber : www.endonesia.com

PT. K-LINK Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari Malaysia. Produk Universe Induced Energy (UIE) adalah produk-produk yang dipasarkan oleh PT. K-LINK Indonesia yang masuk ke Indonesia pada tahun 2000 dan

No. Nama Multi Level Marketing Nama Perusahaan 1 PT Citra Bumi Sinergi

PT Tangguh Sakti Pondasi Megah New Era Health Industy Co Ltd PT Duta Future International CV.Ixora Berjalin Mitra K-LINK International

PT Kokopeli Multinasional Ind PT Luxor Inma

(13)

PT.K-LINK langsung berperan sebagai agen tunggal pendistribusian produk-produk Universe Induced Energy (UIE) di Indonesia.

Sistem pemasaran yang diterapkan oleh PT.K-LINK dibuat dengan jelas, relatif sederhana, mudah, rasional dalam pelaksanaannya. PT. K-LINK memberikan bonus kepada setiap anggota yang berhasil melakukan penjualan produk-produk dan memenuhi target poin tentunya bonus yang diberikan kepada anggota berbeda-beda sesuai dengan peringkat yang mereka raih. Untuk mendapatkan bonus tersebut, maka setiap anggota/ distributor harus memenuhi Personal Bonus Value (PBV) dan Group Bonus Value ( GBV). Untuk memenuhi Group Bonus Value (GBV), maka setiap anggota PT.K-LINK harus berusaha melakukan perekrutan sebanyak-banyaknya dan juga melakukan follow up terhadap member baru agar tercapai Group Bonus Value

(GBV) yang diinginka

pendapatan anggota.

Tabel 1.2

(14)

Sukses dalam bisnis MLM dalam hal ini PT.K-LINK, tentunya ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang terjual, akan tetapi banyaknya anggota Down-Line (anggota yang direkrut atau disponsori oleh anggota lain yang mendapat sebutan

Up-Line) yang bergabung sebagai mitra bisnisnya akan berpengaruh didalam penjualan

produk, sehingga memudahkan para anggota untuk mendapatkan Bonus Value yang akan meningkatkan pendapatan dari anggota tersebut. Banyaknya anggota downline yang ikut bergabung, ditentukan oleh luas dan intensifnya hubungan antara mereka yang biasanya disebut dengan follow up.. Dengan banyaknya anggota, berarti mempercepat sukses usaha bisnis. Dengan sukses usaha yang dijalani rezeki akan datang dengan mudah dan kehidupanpun menjadi makmur (Faisol : 2003,139). Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : " Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota pada PT. K-LINK Indonesia Cabang Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah strategi pemasaran Multi Level

Marketing (MLM) berpengaruh terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK

Indonesia Cabang Medan?”

C. Kerangka Konseptual

(15)

dan tepat diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan.

Strategi pemasaran dengan menggunakan sistem MLM dapat meningkatkan pendapatan seseorang hal ini sesuai dengan pendapat dari Kiyosaki dalam Faisol, (2003:29) yaitu dengan bergabungnya seseorang dalam bisnis MLM berarti ia adalah seorang “investor” yang mengendalikan sepenuhnya investasi yang dimilikinya. Investasinya adalah ia sendiri dan orang-orang yang berada di bawah jaringannya. Dengan keberadaannya dengan orang-orang yang berada di bawah jaringannya, orang tersebut akan memperoleh bonus yang akan semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan pendapatannya dan begitulah seterusnya yang berlaku juga bagi orang-orang yang berada di bawah jaringan orang-orang tersebut.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada maka dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap peningkatan pendapatan anggota sebagai berikut :

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Faisol (2003)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK Indonesia Medan”.

(16)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK Indonesia Medan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi bagi perusahaan untuk mengetahui keefektifan strategi pemasaran yang dijalankan dalam meningkatkan pendapatan anggota.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap peningkatan pendapatan anggota.

c. Bagi Pihak Lain/Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai referensi, masukan, dan perbandingan dalam melakukan penelitian bidang yang sama.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

(17)

2. Defenisi Operasional Variabel

Strategi pemasaran MLM (X) merupakan program pemasaran yang dijalankan oleh PT.K-LINK Indonesia dengan menggunakan sistem pemasaran berjenjang. Pendapatan anggota (Y) merupakan penghasilan yang diperoleh anggota (distributor) setiap bulannya dari jaringan yang dibangun dan jumlah produk yang terjual pada PT.K-LINK Indonesia Medan.

Tabel 1.3 menunjukkan defenisi operasional variabel, indikator, dan skala pengukuran.

Tabel 1.3

Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Indikator Skala

2. Down-Line (anggota yang direkrut atau

3. Pengukuran Variabel (Parameter

3. Pengukuran Variabel ( Parameter Variabel )

Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel strategi pemasaran MLM dan variabel pendapatan anggota dengan menggunakan

Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.(Sugiyono,2005:86). Mekanisme skala pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.4

(18)

Tabel 1.4

Alternatif Jawaban Responden

NO SKALA PENGUKURAN SKOR

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju ( KS ) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2005:88

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.K-LINK Indonesia Medan, Komplek Tomang Elok Blok E, Jl. Gatot Subroto, Medan. Waktu penelitian berlangsung sejak bulan April 2010 sampai Juni 2010.

5. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni:

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa jumlah anggota MLM, hasil dari pengisian kuesioner yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dan hasil wawancara kepada pihak manajemen perusahaan.

b.Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan publikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada penelitian ini adalah volume penjualan perusahaan dan studi dokumentasi yang berasal dari buku, majalah, dan internet yang mendukung penelitian.

6. Populasi dan Sampel a. Populasi

(19)

Manager sampai dengan Royal Crown Ambasador yang berdomisili di Medan yaitu sebesar 87 anggota ( per Oktober 2009 ).

b.Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang ada yang penarikannya adalah diambil secara sensus yakni 100% dari jumlah populasi (Sugiyono, 2004:74). Alasan dilakukannya penarikan sampel secara sensus adalah karena kecilnya jumlah populasi yang ada ditempat dimana diadakan pengujian dan cenderung heterogen.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

b. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku-buku dan literature yang berhubungan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Sebelum instrumen digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas akan dilakukan pada anggota Multi Level Marketing (MLM) Tianshi sebanyak 30 orang. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.0 for window dengan kriteria sebagai berikut

(20)

Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas menurut Arikunto (2002:15), menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Pengujian dilakukan dengan SPSS 14.0 for

windo ws.

Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kiteria sebagai berikut

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negative atau < r table maka pernyaan tidak reliabel. 9. Teknik Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.

b.Metode Analisis Kuantitatif 1. Analisis Regresi Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap variabel pendapatan anggota.

Y = a + bX + e

Dimana:

Y = Pendapatan anggota a = Konstanta

(21)

X = Strategi pemasaran MLM e = Standart eror

2. Uji Signifikansi (Uji t)

Untuk melihat pengaruh variabel strategi pemasaran MLM (X) terhadap variabel pendapatan anggota (Y) digunakan uji t.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : µ = 0

Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Ha : µ = 0

Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5%(α): H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel 3. Koefisien Determinasi (R2)

(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Fahmi (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi

Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan pada PT.

Surcoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga membukt ikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar.

Fhitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi

Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada

(23)

membukt ikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar.

B. Pemasaran

Secara umum pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai analisis kebutuhan dan keinginan konsumen, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan barang dan jasa, membangun keunggulan dan nilai serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai sasaran organisasi. Jadi, manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan yang akhirnya termasuk menata olah hubungan dengan pelanggan.

(24)

produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

Pemasaran telah didefenisikan dalam berbagai pengertian. Untuk lebih memahami pengertian pemasaran, penulis akan menguraikan pengertian pemasaran yang dikemukakan dalam berbagai cara yang berbeda oleh beberapa ahli pemasaran:

Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001:7) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

Pemasaran menurut Stanton (2000:7) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan haraga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. (Lamb, Hair, Mc Daniel : 2001,6)

(25)

mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

C. Strategi Pemasaran

Tjiptono (2003:3) mengatakan bahwa: Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategi (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.

Konsep strategi militer di atas jika diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis seperti yang dilakukan oleh Tzu, Hannibal, dan Clausewitz menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Sedangkan konsep yang mendasari perencanaan strategi muncul pada tahun 1970-an sebagai tanggapan atas kejutan beruntun yang menghantam industri Amerika Serikat dimana pada waktu itu terjadi krisis, inflasi, stagnasi perekonomian, keunggulan kompetitif perusahaan Jepang, dan deregulasi industriindustri penting.

(26)

usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Lebih lanjut Kotler (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci. Pertama, pengelolaan unit-unit bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi. Kedua, mengevaluasi kekuatan masing-masing unit bisnis secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan dan kegiatan kunci ketiga adalah strategi.

Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Untuk itu manajer memiliki peran aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi, strategi ini lebih banyak diterapkan dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pandangan ini lebih cocok diterapkan pada manajer yang bersifat reaktif, yaitu manajer yang hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.

(27)

D. Multi Level Marketing ( MLM)

Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar dari MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor.

Multi level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk

mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain). Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya yaitu:

1. Biaya overhead yang rendah

Perusahaan MLM tidak seperti perusahaan retail, tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke

customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor

berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual. 2. Biaya overhead distribusi yang rendah

Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara,

kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang.

Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah:

manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –> advertisers –> customers

(28)

manufacturer –> representative –> customer

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan.

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.

Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik.

MLM bagi perorangan bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup signifikan. MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, komisi tidak hanya didapatkan hasil penjualan secara langsung namun juga secara tidak langsung yaitu didapatkan juga dari hasil penjualan orang yang dibawa ke perusahaan. Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan akan berkembang sampai hasil yang sangat besar.

Faisol (2003:8) ada beberapa sistem pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM). Namun, sistem ini melanggar norma bisnis dan kemanusiaan diantaranya adalah:

1. Skema Piramida dan Investasi Berantai

Ciri-ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut:

(29)

orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang nenggunakan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan kepada pelanggan.

b. Setiap anggota diharuskan untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum (sementara harga produk umumnya telah “disesuaikan” secara tidak wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya.

c. Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakpedulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan.

d. Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dengan distributornya.

e. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh.

(30)

memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seseorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan.

2. Sistem Binari

Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan dua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus, termasuk “kreativitas” pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. Dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelas melanggar aturan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA).

E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM)

Faisol (2003:61) seorang distributor/peniaga MLM yang menghendaki kesuksesan harus memiliki strategi MLM. Strategi yang bagaimana dan sejauh mana suatu strategi dapat menghantarkan peniaga menuju suatu kesuksesan? Berkenaan dengan strategi tersebut berikut ini berbagai hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Bagaimana membina diri seorang distributor agar menjadi orang yang ahli dalam perniagaan MLM.

2. Tumbuhkan pemahaman dan pengetahuan bahwa seorang distributor adalah pemimpin untuk dirinya sendiri.

(31)

4. Bagaimana melakukan pembinaan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap rangkaian/jaringan/kumpulan.

5. Apa yang harus diupayakan agar pembinaan dapat dilakukan hingga ke rangkaian/jaringan/kumpulan yang terbawah.

6. Bagaimana mengupayakan penjualan secara terencana serta menetapkan sasaran atau target penjualan dari bulan ke bulan.

Setelah memahami pemaparan di atas, berikut ini sekurang-kurangnya terdapat empat langkah kongkret yang harus direalisasikan sebagai strategi pemasaran MLM:

a. Membangun jaringan (network)

b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor

c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan

d. Presentasi

a. Membangun jaringan (network)

Membangun jaringan dapat diwujudkan dengan proses penggandaan/duplikasi yang pelaksanaannya dapat melalui dua cara atau bentuk yaitu:

1. Mendalam 2. Melebar

(32)

maka semakin besar komisi yang diterima. Sebab komisi ini diambil dari keuntungan produk, bukan dari uang pendaftaran.

b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor

Ibarat suatu tanaman, agar tumbuh dengan subur dan cepat berbuah perlu dipupuk dan menyiangi rumput liar yang dapat mengganggu proses pertumbuhannnya. Begitupun dengan jaringan yang dibangun, mereka adalah orang-orang yang perlu terus dibina agar mereka “tumbuh dan berbuah.”

Kuatnya hubungan diantara mereka menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis ini. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya:

1. Melakukan hubungan atau komunikasi secara terus-menerus, menanyakan kendala yang dihadapi dan memberikan solusinya, serta menawarkan bantuan yang sekiranya diperlukan dan memungkinkan.

2. Monitoring, yaitu melakukan pengamatan, penilaian, evaluasi, dan memberikan

suntikan motivasi.

3. Reward, atau menunjukkan penghargaan terhadap keberadaan mereka serta hasil

atau upaya yang telah mereka lakukan.

Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap yang harus dimiliki:

1. Bersikap positif

(33)

6. Mampu memberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif

8. Mampu memotivasi

9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya

c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan.

Langkah-langkah pembangunan jaringan dalam jaringan dan pembinaan adalah hal yang sangat menentukan keberhasilan seorang distributor dalam bisnis ini terutama sekali dikaitkan dengan keberhasilannya dalam mencapai peringkat dan tentunya bonus yang akan diterimanya.

d. Presentasi

Presentasi dalam dunia bisnis MLM merupakan salah satu bagian dari strategi MLM. Setiap distributor yang ingin membangun, membina dan terus mengembangkan jaringannya, maka pada gilirannya ia dituntut untuk mampu melakukan presentasi.

Secara umum hal yang sangat mendasar untuk menjadi seorang presenter bisnis MLM yang berhasil dalam melakukan presentasinya sekurang-kurangnya meliputi:

1. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan menerapkan teknik komunikasi yang baik dan benar.

2.Menguasai persoalan bisnis MLM secara umum dan bisnis MLM yang dipresentasikan (yang dimasuki)

(34)

5.Mengetahui kondisi ruangan atau tempat dimana presentasi diadakan 6.Mengetahui alat bantu apa saja tyang dibutuhkan

7.Menunjukkan sikap yang menarik dan simpati

F. Pendapatan

Pengertian pendapatan menurut Simanora (2000 : 24) adalah kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi antara keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang-barang, penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan sentral perusahaan. Pada intinya pendapatan merupakan arus masuk sumberdaya yang berasal dari kegiatan-kegiatan usaha perusahaan dan umumnya diakibatkan oleh penyelesaian pertukaran ekonomi, manakala sebuah perusahaan menjualprodukproduknya atau menyerahkan suatu jasa kepada pihak lainnya, perusahaan menerima aktiva. Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan jasa / barang atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan (Soemarso,1999 : 274).

Sedangkan menurut Sugiri (2002 : 90) pendapatan adalah tiap-tiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha perusahaan, baik berupa penyerahan jasa-jasa maupun penjualan barang. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (Kaslan A. Tohir, 1982:236).

(35)

a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.

b. Dari hasil usaha sendiri berupa hasil bersih dari usaha sendiri dan penjualan dari kerajinan rumah.

c. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. d. Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan berupa :

a. Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.

b. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah dan sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

Menurut BPS hasil survei tahun 1990 menggolongkan pendapatan penduduk dalam 4 golongan, yaitu :

a. Golongan berpendapatan rendah, bila rata-rata pendapatannya kurang dari Rp 150.000,00 perbulan

b. Golongan berpendapatan sedang, bila rata-rata pendapatannya Rp 150.000,00 sampai Rp 450.000,00 perbulan

c. Golongan yang berpendapatan menengah, bila rata-rata pendapatannya Rp 450.000,00 sampai Rp 900.000,00 perbulan

(36)

Penggolongan pendapatan dalam masyarakat ada tiga, yaitu:

a. Pendapatan pokok diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dari upah sebagai kerja pokok.

b. Pendapatan tambahan yaitu pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan pokok.

c. Pendapatan lain-lain yaitu pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan pokok dan pendapatan sambilan.

Pendapatan masyarakat pada umumnya tidak hanya berasal dari satu sumber saja, melainkan dari beberapa sumber. Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat itu dapat dikelompokkan menjadi :

a. Penghasilan dari pekerjaan yaitu penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti penghasilan dari praktek dokter atau guru. b. Penghasilan dari kegiatan usaha melalui sarana perusahaan.

(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT.K-LINK Indonesia didirikan di saat-saat pada transisi antara era lama dan era baru. Selain membawa tradisi pengetahuan tentang kasih sayang dan perikemanusiaan dari abad terakhir yang telah berlalu, K-LINK bertujuan untuk membantu para distributor/anggota untuk mengembangkan pengetahuan ekonomi dari kedua abad yang telah bergabung bersama dan menghasilkan jumlah keuntungan yang sangat menakjubkan. Inilah harapan dan prinsip kerja yang diterapkan oleh PT.K-LINK Indonesia.

Pertimbangan perusahaan dalam membina bisnis global adalah jelas. Perusahaan ini memberi arahan dan dukungan penuh kepada para usahawan untuk mengembangkan K-LINK Indonesia ke pasar internasional. Selain memberikan kesadaran tentang arti kesehatan dan kecantikan, perusahaan juga berharap K-LINK dapat memainkan peranan penting dalam bisnis penjualan langsung secara global untuk memenuhi wawasan menjadi perusahaan penjual langsung yang bertaraf internasional. K-LINK perlu menanamkan semangat bermurah hati, keberanian, ketekunan dan perencanaan yang baik kepada setiap anggotanya.

(38)

gaya hidup sehat bersama K-LINK”, dan misi, yaitu: Untuk mewujudkan jaringan usaha di tingkat internasional dalam memenuhi komitmen serta bertanggung jawab terhadap para pengguna, usahawan, karyawan, pemegang saham dan rekan usaha dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawab kepada masyarakat dan negara”.

PT.K-LINK Indonesia mempunyai wawasan, antara lain: 1. Terdaftar di bursa saham

2. Pabrik berstatus GMP 3. . Bisnis bersifat Global

4. . Menguasai sebagian besar pasar 5. Memiliki gedung sendiri

6. Melahirkan jutawan-jutawan “Crown Ambassador”.

Falsafah K-LINK Indonesia akan diselaraskan berdasarkan budaya, bangsa, adat, agama, usia dan latar belakang pendidikan. K-LINK membangun budaya saling mengasihi di antara para usahawan dan pihak manajemen dengan menanamkan sifat keikhlasan, keyakinan dan kemauan. Perusahaan yang berpusat di Jl.Prof DR.Saharjo No 161, Tebet, Jakarta ini mempunyai falsafah, yaitu:

1. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan negara

2. Mengutamakan para pengguna. Semua rencana dan kebijakan adalah demi kebaikan semua pihak

3. Mempererat hubungan di kalangan rekan usaha, pelanggan, usahawan adalah asas dalam menjalankan usaha jangka panjang

4. Kami yakin bahwa memasarkan produk yang berkualitas tinggi adalah faktor penggerak utama

(39)

6. Berilmu adalah asas dalam meraih kesuksesan 7. Strategi "Win-win" adalah tujuan operasi kita

Perusahaan ini juga telah banyak menerima penghargaan dan pengakuan dari dunia internasional. Ini membuktikan bahwa PT.K-LINK Indonesia adalah perusahaan yang berkomitmen dan tidak perlu diragukan lagi. Beberapa penghargaan yang telah diterima oleh PT.K-LINK Indonesia, antara lain:

1. 10 Influential System in Asia Pacific Regional Award 2. Best Global Network Company Award

3. Honesty Enterprise Award 4. Economic Conference

B. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT.K-LINK

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT.K-LINK Sumber : www.k-link.co.id (diolah, 2010)

(40)

C.Produk PT.K-LINK Indonesia

PT.K-LINK Indonesia mempunyai bermacam-macam produk yang bermutu baik sebagai makanan dan minuman kesehatan, produk-produk UIE (Universe Induced

Energy), produk perawatan kecantikan, produk perawatan kesehatan, maupun beragam

produk-produk handal lainnya. Berikut adalah beberapa contoh produk yang diproduksi oleh PT.K-LINK Indonesia:

1. Makanan Kesehatan

a. Gamat Extract Emulsion

Prof. Madya DR. Hassan Yaacob dan tim dari Universitas Kebangsaan Malaysia selama 7 tahun telah melakukan penelitian terhadap khasiat ekstrak gamat. Penelitian dilanjutkan dengan kerja sama dengan Universitas Kyoto dan Universitas Nihon, Tokyo. Gamat telah terbukti banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan.

b. K-Omega Squa

K-OmegaSqua merupakan suplemen yang sangat bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan jantung, kulit dan otak manusia. K-OmegaSqua mengandung tiga unsur yang bekerja secara maksimal dan sinergis untuk menjaga kesehatan jantung, kulit dan otak.

c. Organic K-Biogreen

(41)

organ dalam, menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung, mencegah sel kanker dan mengaktifkan sel tubuh, meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi stress dan meningkatkan daya ingat, memberikan kelembaban bagi kulit dan mencegah alergi kulit, menurunkan berat badan, serta mengembalikan kecantikan secara alami.

2. Minuman Kesehatan a. UIE Liquid Chlorophyl

K-Liquid Chlorophyll adalah minuman kesehatan (Herbal Drink) yang bahan utamanya adalah sari klorofil dari daun Alfalfa (Medicago sativa), suatu herbal bernilai nutrisi tinggi.

b. K-Link Liquid Organic Spirulina

Spirulina adalah tumbuhan Mikro Ganggang yang telah hidup sejak 3,6 milyar tahun yang lalu. Spirulina merupakan sumber nutrisi alami yang paling lengkap dibandingkan dengan sumber nutrisi lain yang pernah ada.

c. K-Link Teh Rooibos SOD

K-Link Teh Rooibos SOD berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, memperlancar metabolisme, meningkatkan oksigen dan memperlancar peredaran darah, meningkatkan kesuburan pria dan wanita (Beta Gamat

Emulsion), menyegarkan system syaraf, serta meningkatkan kesehatan

(42)

3. Perawatan Kesehatan a. K-Link Kino

K-LINK KINO adalah koyo yang berfungsi untuk menyerap racun dalam tubuh yang beredar bersama aliran darah. K-LINK KINO merupakan suatu inovasi yang mengagumkan dalam metode penyembuhan Fisioterapi praktis, yang menggabungkan aneka ramuan berkhasiat dengan penerapan titik-titik akupuntur dibagian telapak kaki. K-LINK KINO dapat mengatasi berbagai gangguan kesehatan secara tuntas dan efektif tanpa efek samping.

b. Gamat Vitagel

Bahan tradisional yang dapat melembutkan kulit, membantu menyembuhkan luka-luka ringan, cedera, bengkak (peradangan), menghilangkan jerawat.

c. K-Link Riddance

Manfaat-manfaat K-Link Riddance adalah sebagai berikut:

Pembersihan dan melancarkan aliran darah, membersihkan usus dan memperbaiki sifat peristaltik usus,meningkatkan daya detoksifikasi alami pada tubuh kita, penyeimbang fungsi organ, meningkatkan daya serap nutrisi, serta memperlambat proses penuaan.

d. K-Link Propolis Platinum

(43)

membantu proses penyerapan makanan, mengatasi iritasi kulit, memiliki aktifitas sebagai antibakteri, serta menurunkan tekanan darah dan memulihkan efek radiasi.

e. K-Sauda VCO

Manfaat K-Sauda VCO adalah meningkatkan daya tahan tubuh, berfungsi sebagai antivirus influenza, hepatitis, lupus dan herpes, antibakteri Pneumonia , radang tenggorokan, gonorrhoe, antiparasit dan jamur penyebab cacingan, eksim, diare, melindungi tubuh dari serangan tumor dan kanker, membantu penyembuhkan prostat dan tiroid, serta menjaga kesehatan kulit dan rambut.

4. Perawatan Kecantikan

a. K BEAUCARELINE Bioxy Super Essence

K-BeauCareline seri perawatan kulit adalah formulasi khusus dari bahan alam untuk menjaga keindahan dan kesehatan kulit. Merupakan suatu pilihan yang tepat untuk kulit sehat, kencang dan kelihatan awet muda b. K BEAUCARELINE Foam Cleander

Diformulasikan khusus dari asam amino protein gandum, mengandung tinggi kadar gliserin dan xylitol untuk memberikan kelembaban pada kulit.

5. Perawatan Pribadi

a. K-Chlorophyll Care Transparant Soap

(44)

sangat diperlukan kulit dan membantu memelihara kulit dengan mempertahankan kelembaban kulit serta membantu pertumbuhan sel-sel baru jika terjadi kerusakan sel kulit.

b. All White Blue Toothpaste Cool Mint

All White Blue Toothpaste Cool Mint merupakan produk pasta gigi yang diciptakan dengan teknologi tinggi abad 21 yang diformulasikan secara ilmiah untuk perlindungan terhadap kebersihan gigi.

c. K-Link Puyikang

Manfaat K-Link Puyikang diantaranya adalah mengatasi berbagai masalah keputihan, mengatasi masalah iritasi, mengurangai nyeri, mengurangai infeksi jamur pada vagina, serta mengatur siklus bulanan. 6. Produk-Produk Lain

a. K-Link Elegance Tudung

Manfaat K-Link Elegance Tudung adalah melegakan sakit kepala, mengurangi kesulitan tidur, mengurangi bau pada kepala, mengurangi perasaan yang tidak enak, menghilangkan kelesuan, menghilangkan keletihan dan lemah anggota badan, serta menjaga kesegaran rambut dan kepala bagi yang berjilbab.

b. K-Energy Socks

(45)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat pengaruh strategi pemasaran multi level marketing (MLM) terhadap pendapatan anggota pada PT K-LINK Cabang Medan.

A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang mutlak dengan alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

(46)

Ite m-Total Sta tisti cs

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan

skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected item

total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

(47)

Item-Total Statistics

Interpretasi item total statistic adalah:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 50,2 ; jika pernyataan (item) 3 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 50,0 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel

(butir) tersebut dihapus. Misalnya item 2 dihapus maka besarnya adalah 19,7 sedangkan jika variabel (butir) item 3 dihapus adalah 21,5 dan seterusnya.

(48)

pernyataan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Tabel 4.3

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika rhitung > rtable, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtable, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Penulis melakukan pengujian validitas kembali terlihat pada Tabel 4.3, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai Corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar dari 0,361. Maka seluruh pernyataan dalam penelitian dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

(49)

Item-Total Statistics

mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel. Hasil pengolahan dari uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Uji Validitas II

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa semua variabel reliabel karena nilai Cronbach’s

Alpha diatas 0,361.

Tabel 4.5

(50)

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,901 dan rtabel sebesar 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,901 > 0,80) maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Cronbach's Alpha Keputusan

2 .893 0.80 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu menurut Kuncoro, (2008:40) menyatakan instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach

Alpha > 0,80. Tabel 4.6 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,80. maka setiap variabel

dinyatakan reliabel.

B. Analisis Data

(51)

1. Analisis Deskriptif

a. Deskriptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh strategi pemasaran multi level marketing (MLM) terhadap pendapaan anggota pada PT.K-LINK cabang Medan. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 19 butir . Responden penelitian adalah anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Berdasarkan Tabel 4.7 di bawah, dapat dilihat bahwa :

a. Total responden adalah sebanyak 87 orang, berdasarkan jenis kelamin responden maka dapat diketahui 63 orang atau 72,41% responden adalah laki-laki dan 24 orang atau 27,59% responden adalah perempuan.

b. Berdasarkan usia dari responden diketahui bahwa responden yang berusia antara 21-32 tahun sebanyak 12,64%, responden yang berusia antara 33-44 sebanyak 52,87% dan responden yang berusia 45-56 sebanyak 34,49%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden telah memasuki usia yang tua.

(52)

Tabel 4.7 Identitas Responden

No. Karakteristik Jumlah

Responden

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden mengenai strategi pemasaran muti level marketing (MLM) terhadap pendapatan anota pada PT.K-LINK cabang Medan.

Secara deskriptif persentase hasil penelitian dengan variabel-variabel yang diteliti terdiri dari variabel independen : Strategi Pemasaran (X) dan variabel dependen : Pendapatan Anggota (Y). Tanggapan responden diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan 5 skor jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.8 Skor Pertanyaan

No. Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

(53)

Sumber : (Sugiyono, 2006 : 86)

Secara keseluruhan, hasil jawaban dari butir-butir instrumen kuesioner dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Strategi Pemasaran (X)

Tabel 4.9 Strategi Pemasaran

Butir Frekuensi

STS % TS % KS % S % SS %

1 0 0 0 0 0 0 34 39 53 61

2 0 0 0 0 0 0 45 51 42 49

3 0 0 0 0 0 0 60 68 27 32

4 0 0 0 0 0 0 54 62 33 38

5 0 0 0 0 0 0 45 51 42 49

6 0 0 0 0 0 0 37 42 50 58

7 0 0 0 0 0 0 32 36 55 64

8 0 0 0 0 0 0 58 66 29 34

9 0 0 0 0 0 0 65 74 22 26

10 0 0 0 0 0 0 43 49 44 51

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, Juni 2010

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 87 orang responden untuk variabel strategi pemasaran pada Tabel 4.9, yaitu:

a. Pada butir 1 (membentuk jaringan yang kuat) 39% Setuju, dan 61% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

b. Pada butir 2 (jaringan menentukan peringkat) 68% Setuju, dan 32% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

(54)

c. Pada butir 3 (distributor menjalin tali persaudaraan) 54% menjawab Setuju, dan 32% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju..

d. Pada butir 4 (pembinaan membentuk peniaga yang handal) 62% menjawab Setuju, dan 38% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

e. Pada butir 5 (pembinaan melahirkan pemimpin disetiap jaringan) 51% menjawab Setuju, dan 49% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

f. Pada butir 6 (pembinaan untuk mampu melakukan presentasi) 42% menjawab Setuju, dan 58% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

g. Pada butir 7 (pembinaan untuk memahami dan mengenal produk serta bisnis) 36% menjawab Setuju, dan 64% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

h. Pada butir 8 (presentasi membuat banyak orang bergabung) 66% menjawab Setuju, dan 34% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

(55)

j. Pada butir 10 (anda sering merasa gugup saat melakukan presentasi) 49% menjawab Setuju, dan 51% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

b. Pendapatan Anggota (Y)

Tabel 4.10 Pendapatan Anggota

Butir Frekuensi

STS % TS % KS % S % SS %

1 0 0 0 0 0 0 54 62 33 38

2 0 0 0 0 0 0 32 37 55 63

3 0 0 0 0 0 0 39 45 48 55

4 0 0 0 0 0 0 35 40 52 60

5 0 0 0 0 0 0 58 66 30 34

6 0 0 0 0 0 0 20 23 67 77

7 0 0 0 0 0 0 31 35 56 65

8 0 0 0 0 0 0 23 26 64 74

9 0 0 0 0 0 0 32 37 55 63

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, Juni 2010

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 87 orang responden untuk variabel media komunikasi pada Tabel 4.10, yaitu:

a. Pada butir 1 (bonus dilakukan secara adil) 62% menjawab setuju, dan 38% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

(56)

c. Pada butir 3 (bonus sesuai kerja keras anda) 45% menjawab sangat setuju, dan 55% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

d. Pada butir 4 (insentif tidak menguranngi hak down line) 40% menjawab setuju, dan 60% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

e. Pada butir 5 (jumlah down line menentukan pendapatan) 66% menjawab setuju, dan 34% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

f. Pada butir 6 (memiliki kerja sama yang baik) 37% menjawab setuju, dan 63% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

g. Pada butir 7 (produk yang dijual menentukan bonus) 35% menjawab setuju, dan 65% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

h. Pada butir 8 (meningkatnya volume penjualan meningkatkan pendapatan) 26% menjawab setuju, dan 74% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

i. Pada butir 9 (volume penjualan stabil) 50% menjawab setuju, dan 31% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

(57)

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) pada anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Tabel 4.11 Uji Regresi Sederhana

Coeffi cientsa

28.302 3.973 7.123 .000

.251 .091 .286 2.751 .007

(Const ant)

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan hasil pengolahan regresi sederhana yang ditunjukkan dalam Tabel 4.11, maka diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut:

Y = 28,302 + 0,251 Strategi Pemasaran + e a.) Uji F (Uji Secara Serempak/ Simultan)

Uji F dilaksanakan untuk menguji apakah nilai pelanggan yang terdiri dari variabel strategi pemasaran multi level marketing (MLM) (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan anggota (Y).

Langkah- langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan model hipotesis Ho dan Ha.

2. Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan.

3. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

(58)

Hasil pengujian:

1. Model hipotesis yang digunakan adalah:

Ho: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ftabel dapat dilihat pada α = 0,05

Dengan derajat pembilang = k-1 = 2 – 1 = 1

Derajat penyebut = n – k = 87 – 2 = 85, Ftabel 0,05 (3, 85) = 2,60

3. Mencari nilai Ftabel dengan menggunakn Tabel ANOVA dari hasil pengolahan

SPSS versi 15.0

Tabel 4.12 Uji F ANOV Ab

27.382 1 27.382 7.570 .007a 307.469 85 3.617

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), SP a.

Dependent Variable: PA b.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Fhitung =

1. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 0,05 Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 0,05 2. Dari tabel ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 7,570

Tabel 4. 13 Reliability Statistics

(59)

Fhitung Ftabel

7,570 2,60

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Berdasarkan Tabel 4. 13, nilai Fhitung > Ftabel pada α = 5% dengan demikian maka Ha diterima. Hal ini, menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota (Y) pada anggota PT.K-LINK cabang Medan. b.) Identifikasi Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.

Tabel 4.14 Uji Determinan

Model Summar y

.286a .082 .071 1.90192

Model

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa angka Adjusted R2 atau determinan sebesar 0,071 berarti variabel bebas yaitu strategi pemasaran multi level marketing (MLM) mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu pendapatan anggota pada PT.K-LINK cabang Medan (Y) sebesar 7,1% dan sisanya 92,9,% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti.

(60)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel strategi pemasaran multi level

marketing berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan anggota pada

PT.K-LINK cabang Medan. Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Kotler (2002:74) bahwa: Perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakan usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Lebih lanjut Kotler (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci. Pertama, pengelolaan unit-unit bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi. Kedua, mengevaluasi kekuatan masing-masing unit bisnis secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan dan kegiatan kunci ketiga adalah strategi.

(61)

Menurut Sugiri (2002:90) pendapatan adalah tiap-tiap pertambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha perusahaan, baik berupa penyerahan jasa maupun penyerahan barang. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (Kaslan A. Tohir, 1982:236).

Strategi pemasaran multi level marketing (MLM) mempunyai suatu tujuan yaitu merekrut sebanyak-banyaknya anggota dan membentuk suatu jaringan berdasarkan level atau pun tingkatan yang berbeda. Semakin banyak orang yang direkrut oleh seorang anggota, maka jaringan yang dibentuk oleh anggota tersebut akan semakin kuat (tabel 4.9). Strategi yang dimiliki oleh multi level marketing dapat pula menjaring orang-orang yang berbakat, misalnya di dalam hal presentasi, melakukan seminar-seminar, menjual produk-produk, dan menjadi seorang pemimpin dalam setiap jaringan yang dibentuknya. Semakin berbakat anggota tersebut biasanya ditunjukkan oleh semakin tinggi pula peringkatnya di perusahaan multi level marketing tersebut (tabel 4.9).

(62)

BAB V

(63)

A. Kesimpulan

1. Strategi Pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Anggota dengan koefisien regresi r = 0,281. Hal ini berarti bahwa dengan adanya Strategi Pemasaran yang baik maka akan meningkatkan Pendapatan Anggota.

2. Secara parsial Strategi Pemasaran mempunyai pengaruh dominan terhadap Pendapatan Anggota, dengan tingkat signifikansi 0,025, ini berarti Strategi Pemasaran sudah terbangun dengan baik sehingga menghasilkan Pendapatan Anggota pada PT.K-LINK cabang Medan.

B. Saran

1. Perusahaan perlu mempertahankan Strategi Pemasaran yang sudah baik dan terus ditingkatkan. Ada beberapa hal yang harus selalu diperhatikan yaitu, pembinaan untuk mampu melakukan presentase bisnis, pembinaan untuk mampu memahami dan mengenal produk serta bisnis, serta mampu membentuk jaringan bisnis yang kuat.

2. Demi meningkatkan Pendapatan Anggota, maka perusahaan harus selalu memperhatikan beberapa hal yaitu, mampu meningkatkan volume penjualan yang mengakibatkan meningkatnya pendapatan anggota, memiliki kerja sama yang baik serta produk yang dijual akan menentukan banyaknya bonus yang didapat oleh anggota.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Perusahaan yang menggunakan sistem MLM
Tabel 1.2 Data Perolehan Pendapatan Anggota Berdasarkan Peringkat
Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran
Tabel 1.4 Alternatif Jawaban Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Subjek yang memiliki disposisi matematis sedang dapat menyelesaikan tes literasi matematika sebanyak 3 soal dengan benar, sedangkan 2 soalnya tidak dapat

Berdasarkan perencanaan yang telah didesain oleh Mine Plan, sump tersebut akan dipindahkan ke elevasi yang lebih rendah sehingga selain mengevaluasi kebutuhan

* Kursus Minor Sains Komputer yang dibuka untuk pelajar Pusat Pengajian lain # Kursus Minor Teknologi Maklumat yang dibuka untuk pelajar Pusat Pengajian lain @ Kursus Minor

a) Buku harus memukau pembaca dengan gerakan. Perlu ditambahkan cerita atau informasi yang diberikan dalam buku satu atau lebih cara. Dengan demikian, seni dalam

Pada plot ini terlihat bahwa Hotel Homann cenderung mirip dengan Hotel Preanger dan Hotel Panghegar yang diidentifikasikan oleh responden sebagai personal yang

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung Nomor : 027/09 /X/PPBJ/409.107/2015 tanggal 13 Oktober 2015 untuk Pekerjaan Belanja Jasa Pembuatan Video Profil

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana realisasi penentuan NJOP PBB di Kabupaten Pakpak Bharat, Selanjutnya bagaimana mekanisme

Adapun dampak negatif digital (Mardiya) adalah sebagai berikut : a) Tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal karena anak terlalu lama duduk asyik dengan gadget,