Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
UJI EFEKTIFITAS Beauveria bassiana (Balsamo) DAN DAUN
Lantana camara L. TERHADAP HAMA PENGGEREK UMBI
KENTANG (Phthorimaea operculella Zell.) DI GUDANG
S K R I P S I
OLEH :
NUR KHAIRANI
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Judul :Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun
Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang
(Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang
Nama : Nur kkhairani
Nim : 030302009
Departemen : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Prog. Studi : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS) (Ir. Fatimah Zahara)
Ketua Anggota
Mengetahui
(Ir. Marheni, MP)
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRACK
Nur Khairani “The Efificacy of Beauveria bassiana (Balsamo) and Lantana camara L leaves to potato tuber worm (Phthorimaea operculella Zell.)
in storehouse” with the conselling Mrs Ir. Yuswani Pangestiningsih, MP and Mrs Ir. Fatimah Zahara as co author.
This research was aimed to know the efificacy of B. bassiana and
Lantana camara .L leaves thickness to potato tuber worm (Phthorimaea operculella Zell.) in storehouse.
This research was conducted in Balai Pengkajian Teknology Pertanian North Sumatera, Clinis Agribisnis Prima Tani dry land level tall in Nagalingga, started in October until December 2007. This experiment was arranged in Completely Randomize Design consist 7 Statements and three replications. Is that treatment : R0 (control), R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml), R4 (L. camara with thickness 2 cm), R5 (L. camara with thicness 3 cm.),R6 (L. camara with thickness 4 cm).
The parameter that was intensity of P. operculella and observated consist of larva mortality percentation. The analisys result showed the highest intensity 56.79% with R0 (control) end larva mortality 47,22% with konidia 108 konidia/ml.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Nur Khairani “Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) dan Daun
Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang” di bimbing oleh ibu
Ir. Yuswani Pangestiningsih, MP sebagai ketua dan ibu Ir. Fatimah Zahara sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas jamur entomopatogenik B. bassiana dan ketebalan daun L. camara terhadap penggerek umbi kentang (Phithorimaea operculella Zell.) di Gudang.
Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Klinik Agribisnis Prima Tani, Lahan Kering Dataran Tinggi, Desa Nagalingga, dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2007. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) Non faktorial yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 ulangan. Adapun notasinya sebagai berikut : R0 (kontrol),
R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml), R4 (L .camara
dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.),R6 (L. camara
dengan ketebalan 4 cm).
Paremener yang diamati meliputi intensitas serangan P. operculella dan mortalitas larva P. operculella. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan intensitas serangan P. operculella tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (kontrol) sebesar
56.79%, sedangkan mortalitas tertinggi pada larva P.operculella terdapat pada perlakuan R1 sebesar 47,22%, dengan kerapatan konidia 108 konidia/ml Dari hasil
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Nur Khairani, dilahirkan di P. Brandan, pada tanggal 10 Maret 1985 dari pasangan Ayahanda Aspani dan Ibunda Janiah. Penulis merupakan putri ke-2 dari 2 bersaudara.
Tahun 1997 lulus dari SD Negeri 054937 P. Brandan, tahun 2000 lulus dari SLTP Negeri 2 P. Brandan, tahun 2003 lulus SMU Negeri 1 Gebang dan tahun 2003 diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur SPMB.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT yang mana dengan Rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phithorimaea operculella Zell) di Gudang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Ir. Yuswanni Pangestiningsih, MS sebagai ketua, Ir. Fatimah Zahara sebagai anggota dan Ir. Loso Winarto sebagai pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Hipotesis Penelitian ………..………... 4
Kegunaan Penelitian ……….……….. 4
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penggerek Umbi Kentang (P. operculella Zell.)…………. 5
Gejala Serangan P. operculella Zell……….. 7
Pengendalian P. operculella……….. 8
Ciri dan Sifat B. bassiana (Balsamo) Vuillemin dan L. camara L.. 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian……….. 13
Bahan dan Alat………. 13
Metode Penelitian………. 13
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Kotak……… 15
Persiapan Umbi Kentang………. 15
Persiapan P. operculella... 15
Persiapan Lantana camara L………... 15
Pebanyakan Jamur B. bassiana………. 16
Pengaplikasian Jamur B. bassiana……… 16
Penghitungan Kerapatan Konidia B. bassiana……….. 16
Peubah Amatan Persentase Serangan………..……… 18
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Serangan (%) P. operculella 10-70 HSA………. 20 Persentase Mortalitas Larva P. operculella Zell………. 23
KESIMPULAN
Kesimpulan... 28 Saran... 28
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No Keterangan Hal
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Hal
1 : Larva P. Operculella... 5
2 : Pupa P. operculella... 6
3 : Imago P. Operculella... 6
4 : Gejala Serangan P. operculella... 8
5 : Konidia Jamur B. bassiana... 9
6 : Grafik Persentase Serangan P. operculella 10-70 HSA (%)... 23
7 : Grafik Persentase Mortalitas Larva P. operculella... 26
8 : Larva P.operculella yang terinfeksi B. bassiana... 27
9 : Tempat Pelaksanaan Penelitian... 50
10 : Plank Penelitian... 50
11 : Biakan B. bassiana Pada Media PDA (Potato Dextro Agar)... 50
12 : Biakan Jamur B. bassiana Pada Media Jagung………...………. 51
13 : Biakan Jamur B. bassiana yang akan diaplikasikan……….. 51
14 : Tanaman L. camara... 51
15 : Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban... 52
16 : Benih Kentang yang dipakai... 52
17 : Ruangan Penelitian... 52
18 : Ruangan Penelitian dan Thermo-Hygrometer... 53
19 : Ruangan Penelitian Tampak dari samping... 53
20 : Ruangan Penelitian Tampak dari Atas... 53
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
22 : Ruangan Penelitian Tampak dari samping... 54
23 : Kentang yang Sehat P. operculella... 55
24 : Kentang yang terserang P. operculella……... 55
25 : Kentang yang terserang P. operculella………... 55
26 : Kentang yang terserang P. operculella………... 56
27 : Kentang yang terserang P. operculella... 56
28 : Kentang yang terserang P. operculella... 56
29 : Kentang yang terserang P. operculella... 57
30 : Kentang terserang P. operculella Tampak dari Depan... 57
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Hal
1 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 20 HSA... 31
2 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 30 HSA... 32
3 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 40 HSA... 33
4 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 50 HSA... 34
5 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 60 HSA... 35
6 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Serangan P. operculella 70 HSA... 36
7 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Persentase Mortalitas Larva P. operculella 30 HSA... 37 8 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Mortalitas
Larva P. operculella 40 HSA... 38 9 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara Terhadap Persentase Mortalitas
Larva P. operculella 50 HSA... 39 10 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap persentase Mortalitas
Larva P. operculella 60 HSA... 40 11 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap persentase Mortalitas
Larva P. operculella 70 HSA... 41 12 : Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap persentase Serangan
P. operculella 10-70 HSA... 42
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kentang termasuk jenis sayuran penting di Indonesia. Nilai ekonomi komoditas ini tergolong tinggi. Diantara jenis sayuran lain, harga kentang relatif stabil. Produksi bibit kentang dapat dilakukan dengan bahan tanaman stek mikro ataupun berupa umbi bibit (Hartus, 2001).
Kentang adalah tanaman yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut kentang juga. Umbi kentang sekarang telah menjadi makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya kentang didatangkan dari Amerika Selatan. Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan pada abad XVI. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman kentang pernah menjadi pemicu utama migrasi bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19 dimana pada saat itu terjadi wabah penyakit umbi di dataran Irlandia akibat jamur yang disebut ergot ( Wikipedia, 2007 ).
Saat ini telah diteliti lebih dari 750 species jamur sebagai penyebab penyakit pada serangga. Setidaknya ada beberapa species jamur yang layak dapat dipertimbangkan menjadi insektisida biologis sebagai produk komersial.
Diantaranya adalah Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Verticillium lecanii dan Hirsutella thompsoni (Dinata, 2004).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Tumbuh liar di semak-semak belukar, termasuk pada famili Verbenaceae dan percabangannya banyak. Lantana bisa langsung ditanam di lahan pekarangan
rumah, di pagar-pagar perkantoran, di lokasi reakreasi, dan di dalam pot (Griya, 2001).
Banyak kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi yang tinggi dan ekonomis. Di antara masalah teknis yang merupakan kendala produksi, gangguan hama adalah hal yang paling penting. Persentase kehilangan hasil panen yang diakibatkan oleh hama penggerek umbi kentang Phthorimaea operculella adalah sebesar 36% (Setiawati dan Tobing, 1991 dalam Setiawati dkk, 2004).
Serangga hama yang umum menyerang tanaman kentang adalah ulat Penggerek daun atau umbi (P. operculella), ulat grayak (Spodoptera litura), kutu daun (Aphis Sp), kutu daun persik (Myzus persicae), trips (Thrips palmi),
pengorok daun (Liriomyza huidobrensis), orong-orong (Gryllotalpa Sp) (Rans, 2007).
P. operculella merupakan hama utama pada kentang. Penyebaran hama
sangat luas di dunia. Hama ini juga memiliki nama lain yaitu potato tuber moth, Potato moth, Potato split-worm, Kartoffelmotte, Polilla de la patata, Teigne de la pomme de terre, Tignola della patata, Traca da batata (HYPP, 2007).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Jamur B. bassiana merupakan species jamur yang paling populer untuk mengendalikan serangga. B. bassiana diaplikasikan dalam bentuk konidia yang dapat menginfeksi serangga melalui kulit kutikula, mulut dan ruas-ruas yang terdapat pada tubuh serangga. Jamur juga memiliki spektrum yang luas dan dapat mengendalikan banyak species serangga sebagai hama tanaman (Dinata, 2004).
Dalam penerapan PHT, pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT) didekati oleh 2 upaya yaitu tindakan preventif adalah upaya pengendalian yang disusun berdasarkan pemahaman dasar pengalaman masing-masing tanaman sebelumnya sedangkan tindakan respensif adalah tindakan pengendalian yang dilakukan berdasarkan informasi status OPT pada musim tanam yang berlangsung (Winarto dan Harahap, 2006).
BPTP Sumatera Utara telah menerapkan agensia hayati sebagai salah satu komponen PHT dan telah diaplikasikan yaitu pengendalian dengan menggunakan jamur B. bassiana yang ternyata cukup efektif. B. bassiana memiliki spektrum yang luas dalam mengendalikan serangga terutama ordo Lepidoptera. Serangga P. operculella merupakan serangga Lepidoptera. Berdasarkan pandangan inilah
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Serbuk kering daun lantana (Lantana camara) apabila ditaburkan merata di atas umbi kentang ternyata mampu menolak (repellent) kehadiran hama penggerek umbi kentang P. operculella (Sastrosiswojo dkk., 1989 dalam Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektifitas jamur entomopatogenik B. bassiana dan daun L. camara terhadap serangan penggerek umbi kentang (P. operculella) di Gudang Penyimpanan.
Hipotesis Penelitian
Pada taraf konsentrasi 108 jamur entomopatogenik B .bassiana dan ketebalan 2cm daun L. camara memberikan pengaruh untuk menginfeksi penggerek umbi kentang (P. operculella) di Gudang.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan skripsi untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjan Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dalam usaha mengendalikan hama penggerek umbi kentang (Phithorimaea operculella)
di gudang.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.)
Penggerek Umbi Kentang P. operculella Zell. termasuk dalam ordo Lepidoptera, famili Gelechiidae dan genus Phthorimaea (Wikipedia, 2006a).
Siklus hidup serangga ini dimulai dari telur yang lamanya 3-6 hari. Telur bewarna putih, berukuran kecil, agak lonjong atau berbentuk bulat panjang. Panjang telur 0.5 mm dan lebarnya 0.4 mm. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun atau pada permukaan umbi yang tersembul di dalam tanah. Di gudang telur diletakkan pada permukaan atas umbi di sekitar mata tunas. Seekor ngengat betina dapat menghasilkan telur 60-200 telur (Anonim, 2007a).
Setelah telur menetas akan keluar larva. Larva yang baru menetas akan membuat lubang pada umbi kentang dan meninggalkan kumpulan kotoran di dekat lubang pemasukan. Larva juga suka membuat lubang terowongan dan lubang pada daun dan batang kentang yang masih muda. Panjang larva yang baru menetas sekitar ± 1 mm kemudian berkembang menjadi 13-19 mm. Mula-mula warnanya hijau pucat kemudian menjadi kemerahan. Lama stadium larva ± 9-12 hari (Anonim, 2005a).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lama stadium pupa adalah 6-9 hari. Pupa bewarna coklat tua, panjangnya 8 mm. Pupa terdapat dalam kokon yang tertutup butiran tanah dan kotoran. Di dalam gudang, pupa terdapat pada bagian luar umbi, biasanya pada mata tunas atau pada rak-rak gudang penyimpanan kentang (Anonim, 2007b;Anonim, 2007c).
Gambar 2 : Pupa P. operculella Sumber : Foto Langsung
Ngengat memiliki panjang tubuh 8 mm dan rentangan sayap 13 mm. Ngengat bewarna coklat kelabu, kecil, dan aktif pada malam hari. Pada siang hari ngengat bersembunyi di bawah helaian daun atau pada rak-rak penyimpanan umbi di gudang. Sayap berumbai-rumbai, bagian muka bewarna coklat keabuan dengan bercak kuning dan kuning tua. Sedangkan bagian belakang bewarna keabuan sampai putih kotor. Lama hidup ngengat betina sekitar 7-16 hari, sedangkan lama hidup ngengat jantan sekitar 3-9 hari (Anonim, 2007a;Pracaya, 2004).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Sumber : Foto Langsung
Gejala Serangan P. operculella Zell.
Serangan penggerek umbi kentang sangat merugikan. Hama ini merupakan salah satu faktor penting sebagai pembatas produksi dan bibit kentang. Serangan yang hebat dapat merusak seluruh daun tanaman dan umbi kentang, sehingga
kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 36% atau lebih (Setiadi dan Nurulhuda, 1999; Setiawati dkk, 2004).
Larva membuat terowongan pada lubang-lubang daun, batang kentang yang masih muda atau pada pucuk tanaman dan larva mengebor masuk ke dalam umbi (Pracaya, 2004).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 4 : Gejala Serangan P. operculella Sumber : Foto Langsung
Pengendalian P. operculella
Ada beberapa pengendalian yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran dan serangan hama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kentang dengan baik, paling sedikit 5 cm di atas tanah. 2. Melakukan pembubunan dengan tanah yang gembur.
3. Menanam kentang dan memanennya secara serentak.
4. Memusnahkan kentang yang terinfeksi walaupun untuk makanan ternak. 5. Eradikasi tanaman pada musim panas.
6. Pada waktu panen umbi jangan ditinggal di lapangan, segera diseleksi dan yang terinfeksi dipisahkan dan jangan disimpan. Yang digunakan untuk bibit disemprot atau diberi tepung insektisida.
7. Membersihkan dan menyemprot karung yang akan digunakan.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
9. Membersihkan dan melakukan fumigasi pada gudang penyimpanan dengan menggunakan fumigant sehingga gudang benar-benar bersih dari telur, larva, pupa atau ngengat.
(Anonim, 2007c).
Sifat dan Ciri B. bassiana (Balsamo) Vuillemin Dan Daun Lantana camara L.
Jamur entomopathogen B. bassiana menyerang tubuh serangga. Konidia jamur melekat dengan kulit serangga dan setelah perkecambahan hifa menembus kulit dan berkembangbiak pada tubuh serangga. Kelembaban tinggi dan kandungan air sangat penting bagi perkecambahan konidia dan infeksi terjadi antara 24-48 jam. Serangga yang terkena infeksi dapat hidup 3-5 hari setelah penetrasi hifa dan akhirnya mati, konidiofor dan konidia-konidia diproduksi di atas bangkai (Wikipedia,2006b).
Gambar 5 : Konidia Jamur B. bassiana
Sumber : www.mycology.adelaide.edu.au/.../beauveria1.gif
B. bassiana adalah jamur yang menyebabkan penyakit pada serangga yang
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
berkembangbiak di seluruh tubuh serangga, memproduksi toksin dan mengambil nutrisi serangga bahan gizi, yang kemudian mematikan serangga. Oleh karena itu, tidak sama dengan entomapatogen virus dan bakteri, Beauveria dan jamur entomopatogen lainnya menginfeksi serangga secara kontak dan tidak perlu dikonsumsi oleh inangnya untuk menyebabkan infeksi. Setelah membunuh serangga terus berkembang menutupi seluruh tubuh dengan misselium bewarna putih sehingga disebut dengan penyakit muscardine putih (Moschetti, 2005).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Ferron, (1985) menggolongkan empat tahapan etiologi penyakit serangga yang disebabkan oleh cendawan. Tahap pertama adalah inokulasi, yaitu kontak
antara propagul cendawan dengan tubuh serangga. Propagul cendawan B. bassiana berupa konidia karena merupakan cendawan yang berkembang biak
secara tidak sempurna. Tahap kedua adalah tahap penempelan dan perkecambahan propagul cendawan pada integumen serangga. Kelembaban udara yang tinggi bahkan air diperlikan untuk perkecambahan propagul. Pada tahap ini cendawan dapat memanfaatkan senyawa-senyawa yang terdapat pada integumen. Tahap ketiga yaitu penetrasi dan invasi. Dalam melakukan penetrasi menembus integumen, cendawan membentuk tabung kecambah (Apresorium). Penembusan dilakukan secara Blastospora yang kemudian beredar dalam haemolimfa dan membentuk hifa sekunder untuk menyerang jaringan lainnya. Pada umumnya serangga sudah mati sebelum poriferasi Blastospora. Pada waktu serangga mati, fase perkecambahan safrofit cendawan dimulai dengan penyerangan jaringan dan cairan serangga habis digunakan cendawan, sehingga serangga mati dengan tubuh mengeras seperti mumi. Pertumbuhan cendawan diikuti dengan pertumbuhan pigmen atau toksin yang dapat melindungi serangga dari mikroorganisme lain. Tahap terakhir merupakan tahap perkembangan dari cendawan menghasilkan enzim lipase, kitinase, amilase, proteinase, pospatase, dan asterase.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
B. bassiana tersedia secara komersil sebagai insektisida mikrobiologis
sejak Beauveria diproduksi secara massal. Sekarang, melalui proses fermentasi dan diformulasi agar jamur mampu bertahan dengan sinar ultraviolet, kelembaban dan temperatur yang ekstrim di lapangan (Moschetti, 2005).
L. camara tumbuh liar atau ditanam sebagai tanaman hias. Kandungan
kimia pada daun L. camara adalah: Lantadene A (0,31-0,68%), Lantadene B (0,2%), lantanolik acid, lantic acid, humelene (mengandung minyak menguap 0,16-0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene (Dalimartha dan Hadi, 2003).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Klinik Agribisnis Prima Tani,Lahan Kering Dataran Tinggi, Desa Nagalingga, Kecamatan Merek, dengan ketinggian tempat ± 1350 m di atas permukaan laut. Mulai bulan Oktober sampai Desember 2007.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan adalah umbi kentang sebagai objek yang
diamati, Beauveria bassiana sebagai bahan yang akan diaplikasi, Lantana camara, air sebagai pengencer dan perekat.
Adapun alat yang digunakan adalah Haemocytometer untuk menghitung kerapatan spora Beauveria bassiana, kardus sebagai tempat umbi kentang, timbangan elektrik untuk menimbang jamur B. bassiana, breaker glass sebagai wadah, erlemeyer sebagai tempat suspensi, deck glass untuk tempat spora/konidia, mikroskop untuk melihat perbesaran, handsprayer sebagai alat penyemprot B. bassiana, kain kasa sebagai penutup, kain muslin untuk menyaring, kuas untuk
memoles, isolatip sebagai perekat, tabung reaksi sebagai wadah, cawan petri untuk tempat suspensi dan alat tulis untuk mencatat data.
Metode Penelitian
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 7 perlakuan dengan diulang 3 kali.
R0 = Kontrol
R1 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x106 konidia/ml.
R2 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x105 konidia/ml.
R3 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x104 konidia/ml.
R4 = Lantana camara dengan ketebalan 2 cm.
R5 = Lantana camara dengan ketebalan 3 cm.
R6 = Lantana camara dengan ketebalan 4 cm.
dimana terdapat 7 perlakuan dan 3 ulangan diperoleh dengan menggunakan rumus:
Bentuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) dapat digambarkan dengan model linnear sebagai berikut :
Yij = µ + Ti + ij Keterangan :
Yij = Respon a nilai pengamatan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah umum
Ti = Pengaruh perlakuan ke-i
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Selanjutnya bila analisa menunjukkan hasil yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Sastrosupadi, 2000).
Pelaksanan Penelitian
Persiapan Kotak
Diambil kotak kardus, diisolatip pada bagian bawahnya kemudian kotak disusun. Banyak kotak yang dibutuhkan adalah 21 kotak.
Persiapan Umbi Kentang
Umbi diperoleh dengan cara mengumpulkan langsung dari petani Merek. Varietas kentang yang digunakan adalah Granola. Setiap perkotaknya diisi 45 umbi sehat dan diisusun sedemikian rupa di dalam kotak.
Persiapan P. operculella
Imago P. operculella diambil dari gudang penyimpanan kentang petani, kemudian dipelihara dalam stoples plastik dengan diameter 20cm dan tinggi 20cm sampai diperoleh imago yang berumur sama. Imago yang digunakan adalah 5 imago jantan dan 5 imago betina. Imago yang dimasukkan ke dalam kotak sebanyak 10 ekor setiap kotaknya. Sebagai makanannya dimasukkan kapas yang telah diolesi madu. Kapas tersebut diikat dan digantung pada bagian tengah kotak. Banyak imago jantan dan betina yang dibutuhkan adalah 210 ekor.
Persiapan Lantana camara L.
L. camara dicabut, dibersihkan, diambil daunnya dan dikering anginkan.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
1,5ons dan untuk ketebalan 4cm dibutuhkan 2ons. Banyak daun L. camara yang di butuhkan adalah ±2 Kg.
Perbanyakan Jamur B. bassiana
Disediakan jagung pecah 7 kg kemudian dimasukkan dalam kantong plastik dan di sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C, tekanan 1,5 atm selama ± 15 menit.
Diambil isolat B. bassiana yang ditumbuhkan pada media PDA (Potato Dextro Agar). Kemudian dipindahkan ke media jagung pecah yang telah disterilkan. Di inkubasi selama 7-14 hari. Biakan jamur pada media jagung di gunakan sebagai sumber inokulum dengan cara dilarutkan dalam 1 liter air sebanyak 1 kg media jagung, kemudian diaduk, disaring lalu diambil suspensinya. Suspensi tersebut di masukkan ke dalam hansprayer dan diaplikasikan ke dalam kotak yang berisi umbi kentang. B. bassiana diaplikasikan setiap 10 hari sekali.
Pengaplikasian Jamur B. Bassiana
Biakan murni B. bassiana diencerkan dengan menambahkan aquadest steril. Kemudian dikikis lapisan jamur perlahan-lahan hingga misselium jamur B. bassiana terlepas dan PDA-nya tidak terikut. Suspensi jamur yang diperoleh
dituang ke dalam breakerglass, kemudian diambil 5 ml suspensi tersebut dan dicampurkan ke dalam 50 ml aquadest. Kemudian diaplikasikan 10 hari sekali dengan interval 7 kali.
Penghitungan Kerapatan Konidia B. bassiana
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
lapisan jamur perlahan-lahan hingga misselium jamur B. bassiana terlepas dan PDA-nya tidak terikut. Suspensi jamur yang diperoleh dituang ke dalam tabung reaksi kecil, kemudian diambil 1 ml suspensi tersebut dan dicampurkan ke dalam 9 ml aquadest. Kemudian di shaker selama ± 15 menit hingga suspensi homogen. Kemudian diambil 1 cc suspensi dan di teteskan ke atas slide Haemocytometer kemudian diamati dibawah mikroskop. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
Kotak sampel I = 16 kotak kecil = 164 Kotak sampel II = 16 kotak kecil = 152 Kotak sampel III = 16 kotak kecil = 144 Jumlah = 48 kotak kecil = 460
Dihitung kerapatan konidia jamur dengan menggunakan rumus : t x d
C = x 106 0.25 x n
Keterangan :
C = Kerapatan konidia.
t = Banyaknya konidia yang dihitung.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Peubah Amatan
Persentase Serangan
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung jumlah umbi yang terserang oleh P. operculella. Pengamatan dilakukan selama 7 kali. Pengamatan pertama dilakukan setelah 1 minggu aplikasi B. bassiana.. Dihitung Persentase serangan P. operculella dengan rumus :
a
P = x 100 % a + b
Dimana :
P = Persentase serangan a = Jumlah umbi terserang b = Jumlah umbi tidak terserang
Mortalita Larva P. operculella yang Terinfeksi
Pengamatan jumlah populasi P. operculella dilakukan dengan cara mengambil setiap umbi yang terserang, umbi yang terserang ditandai dengan adanya lubang gerekan dan adanya kotoran yang bewarna coklat sampai kehitaman pada umbi. Kemudian umbi tersebut dibelah dan dilihat apakah terdapat larva atau tidak. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan populasi hama P. operculella pada umbi kentang. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali.
a
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 Dimana :
M = Persentase mortalitas a = Jumlah larva mati b = Jumlah larva hidup
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Serangan (%) P. operculella 10-70 HSA
Untuk pengamatan persentase serangan P. operculella dari hasil pengamatan 10 HSA, 20 HSA, 30 HSA, 40 HSA, 50 HSA, 60 HSA, 70 HSA, dapat dilihat pada lampiran 1-6. Dari analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa aplikasi jamur B .bassiana dalam beberapa bentuk kerapatan spora dan beberapa ketebalan daun L. camara berpengaruh sangat nyata terhadap persentase serangan P. operculella pada pengamatan 40-70 HSA. Untuk mengetahui perbedaan sangat
nyata antar perlakuan maka perlu dilakukan uji jarak BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5 (%).
Tabel 1 : Uji Beda Rataan Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 10-70 HSA
Perlakuan Persentase Serangan (%)
10HSA 20HSA 30HSA 40HSA 50HSA 60HSA 70HSA Keterangan : Notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
berarti semua perlakuan menghasilkan pengaruh yang sangat nyata tehadap persentase serangan P. operculella.
Dari tabel diatas pada pengamatan 40 HSA menunjukkan bahwa perlakuan Ro (kontrol) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap semua perlakuan yaitu R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R3 (Konidia 104/ml),
R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.),
R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm).
Dari tabel diatas pada pengamatan 50 HSA menunjukkan bahwa perlakuan R0 (Kontrol) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap semua perlakuan.
R3 (Konidia 104/ml) tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap R1
(Konidia 108/ml). R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5 (L. camara dengan
ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm) memberikan pengaruh
yang sangat nyata terhadap perlakuan, R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml),
R3 (Konidia 104/ml). Hal ini disebabkan karena perbedaan ketebalan dan
konsentrasi masing-masing perlakuan yang dapat mempengaruhi mekanisme dan kecepatan infeksi larva. Adapun persentase serangan yang tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (Kontrol) sebesar 25.97%.
Pada perlakuan R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm),
R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm)
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
dengan literatur Dalimartha dan Hadi, (2003) bahwa tumbuhan mengeluarkan bau yang menyengat yang kurang menyenangkan dan mengandung senyawa kimia yaitu: Lantadene A, Lantadene B, lantanolik acid, lantic acid, humelene (mengandung minyak menguap), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene.
Pada pengamatan 60 HSA perlakuan R3 (Konidia 104/ml) tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap perlakuan R2 (Konidia 106/ml). R1
(Konidia 108/ml) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap perlakuan R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm). R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.),
R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm), tidak menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata diantara perlakuan. Hal ini disebabkan karena penyebaran konidia dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban, hal ini sesuai dengan literatur Ferron (1985) yang menyatakan bahwa keberhasilan infeksi ditentukan oleh kepadatan konidia yang kontak dengan tubuh inang dan juga oleh keadaan cuaca yang sesuai.
Pengamatan 70 HSA perlakuan R0 (kontrol), menunjukkan perbedaan
yang sangat nyata terhadap semua perlakuan R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia
106/ml), R3 (Konidia 104/ml), R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm), R5
(L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm),
Adapun persentase serangan tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (kontrol) sebesar
56.79 %.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 6 : Grafik Persentase serangan P. operculella 10-70 HSA (%) Keterangan Gambar:
Persentase Mortalitas Larva P. operculella Zell
Hasil pengamatan persentase mortalitas larva P. operculella terhadap jamur B. bassiana dan daun L. camara menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada tingkat kerapatan dan ketebalan yang berbeda mulai dari 30-70 HSA. Data pengamatan mortalitas larva P. operculella serta analisis sidik ragamnya dapat di
lihat pada lampiran 7-10. Hasil beda uji rataan persentase mortalitas P. operculella dapat di lihat pada tabel 2.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 Keterangan : Notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5% Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
Tabel 2 menunjukkan data persentase mortalitas larva P. operculella berbeda sangat nyata mulai dari pengamatan 30-70 HSA. Pada pengamatan 10 HSA dan 20 HSA belum ada gejala infeksi jamur B. bassiana, gejala infeksi jamur terdapat pada pengamatan 30 HSA. Ini berarti semua perlakuan menghasilkan pengaruh yang sangat nyata dalam meningkatkan mortalitas larva P. operculella.
Pada pengamatan 30 HSA menunjukkan bahwa perlakuan R3 (Konidia 104/ml) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap perlakuan
R1 (Konidia 108/ml), R2 (Konidia 106/ml), R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm),
R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm)
dengan persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R3 sebesar 0,13 %.
Hal ini karena semakin tinggi kerapatan jamur dan ketebalan daun maka semakin tinggi pula daya bunuhnya terhadap serangga sasaran.
Pada pengamatan 40 HSA perlakuan R2 (Konidia 106/ml) berbeda sangat
nyata dengan perlakuan R3 (Konidia 104/ml) yang berbeda sangat nyata dengan
perlakuan R1 (Konidia 108/ml), R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm),
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R2 (Konidia 106/ml)
sebesar 21,67%.
Pada pengamatan 50 HSA perlakuan R3 (Konidia 104/ml) berbeda sangat
nyata dengan perlakuan R2 (Konidia 106/ml), dan berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan R1 (Konidia 108/ml) dengan persentase mortalitas tertinggi terdapat
pada perlakuan R3 (Konidia 104/ml) sebesar 20,63%. Hal ini disebabkan rapat
konidia maka semakin tinggi pula daya bunuh terhadap serangga hama. Hal ini didukung oleh literatur Ferron (1985) yang menyatakan semakin banyak konidia yang menempel pada tubuh inang sasaran akan semakin cepat mematikan inang tersebut, kepadatan konidia biasanya 106-108/mm sering digunakan dalam uji patogenitas jamur.
Pengamatan 60 HSA perlakuan R1 (Konidia 108/ml) berbeda sangat nyata
dengan perlakuan R2 (Konidia 106/ml), dan berbeda sangat nyata dengan
perlakuan R3 (Konidia 104/ml), perlakuan R4 (L. camara dengan ketebalan 2 cm),
R5 (L. camara dengan ketebalan 3 cm.), R6 (L. camara dengan ketebalan 4 cm).
Pada pengamatan 70 HSA perlakuan R1 (Konidia 108/ml) berbeda sangat
nyata dengan perlakuan R2 (Konidia 106/ml), dan R3 (Konidia 104/ml). Persentase
mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R1 sebesar 47,22%.
Perlakuan yang paling efektif dalam mengendalikan larva P. operculella adalah perlakuan R1 (Konidia 108/ml) dengan persentase mortalitas 47,22%.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 7 : Grafik Persentase Mortalitas Larva P. operculella Keterangan Gambar:
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Mortalitas serangga hama mati dipengaruhi oleh kerapatan konidia, suhu dan kelembaban yang berada pada daerah itu. Jamur B. bassiana hanya dapat tumbuh pada tubuh serangga, dengan kelembaban yang sesuai yaitu 92 % dan akan meningkat pada suhu rendah. Sedangkan suhu dimana saat melakukan penelitian adalah sekitar 18-23 di ruang penyimpanan dengan kelembaban 78-86%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun dan serbuk kering lantana dapat sebagai penolak hama P. operculella di gudang penyimpanan. Hal ini sesuai dengan literatur Sastrosiswojo dkk., 1989 dalam Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004 yang menyatakan bahwa serbuk kering daun lantana (Lantana camara) apabila ditaburkan merata di atas umbi kentang ternyata mampu menolak (repellent) kehadiran hama penggerek umbi kentang P. operculella.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anonim..2005a. Invertebrata. Jakarta. IPTEK.htm. (19 Februari 2007).
_______. 2005b. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. Jakarta.
_______. 2005c. Tembelakan. Jakarta.
(19 Februari 2007).
(19 Februari 2007).
_______. 2007a. Penggerek Umbi (Phthorimaea operculella Zell.). Direktorat Perlindungan Hortikultura. Jakarta Selatan. http://www.depta.go.id/ditlinhorti/opt/kentang/peng_umbi.htm. (19 Februari 2007).
_______. 2007b. Potato Tuberworm (Phthorimaea operculella Zell.) gelechiidae:Lepidoptera. http://www.POTATO TUBERWORM.htm
_______. 2007c. Kentang.
. (26 Februari 2007).
Dalimartha, S., dan Hadi. 2003. Tembelekan (Lantana camara L.). Kelapa
Gading Jakarta Utara. http://www.pdpersi.co.idshow=detailnews&kode=980&tbl=alternatif.lanta
na.html
Dinata, A. 2004. Jamur Insektisida Biologis yang ramah Lingkungan. (28 Maret 2007).
Ferron, P., 1985. Fundamental of Plant Pathology. Jhon Willey and Sons Published. New York.
Griya. 2001. Lantana Namanya Tak Seindah Warna Bunganya. Tabloid Nova.
Hartus, T. ,2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Penebar Swadaya. Jakarta.
HYPP. 2007. Phthorimaea operculella (Zeller). Prancis. http://www.Phthorimaea operculella- (Zeller).htm
Mahr, S. 2003. The Entomopathogen Beauveria bassiana. Unifersitas Wisconsin, Madison.
. (26 Februari 2007).
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Moschetti, R. 2005. Microbial Insecticide Beauveria bassiana. Wasilla, Alaska.
Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rans, 2007. Kentang (Solanum toberosum L.). Jakarta.
Setiadi dan Nurulhuda, S, F. 1999. Kentang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawati, W, Uhan S, T, dan Bagus, K, U. 2004. Pemanfaatan Musuh Alami Dalam Pengendalian Hayati Hama Pada Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Lembang. Syaifuddin, 1992. Pngelolaan Laboratorium. Asosiasi Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP31). Pusat Penelitian Perkebunan Sungei Putih, Galang, Deli Serdang Sumatera Utara.
Suryaningsih, E. dan Hadisoeganda, W. W. 2004. Pestisida Botani Untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Pada Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Lembang. Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius,
Yogyakarta.
Sastrosiswojo, S, Moekesan, K, T, dan Wiwin, S. 1993. Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Bandung.
Wikipedia. 2006a. Phthorimaea operculella. Amerika Serikat.
________. 2006b. Beauveria bassiana.
________. 2007. Kentang.
2007).
Winarto, L, dan Nazir, D., 2004. Teknologi Pengendalian Hama Plutella xylostella dengan Insektisida dan Agensia Hayati. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Medan.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Nasional. Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengkajian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Medan.
Lampiran 1 . Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 20 HSA
Perlakuan Persentase Serangan Total Rataan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 2 . Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 30 HSA
Perlakuan Persentase Serangan Total Rataan
I II III
R0 0.00 2.22 0.00 2.22 0.74 R1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 R2 2.22 0.00 0.00 2.22 0.74 R3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 R4 2.22 0.00 0.00 2.22 0.74 R5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 R6 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Total 4.44 2.22 0.00 6.66 2.22 Rataan 0.63 0.32 0.00 0.95 0.32 Daftar sidik ragam
SK db JK KT F hit F 0.05 F 0.01
Perlakuan 6 2.82 0.47 1.46 tn 2.85 4.46 Galat 14 4.50 0.32
Total 20 12.67
Fk 2.11
KK 179%
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 3. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 40 HSA
Perlakuan Persentase Serangan Total Rataan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 4. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 50 HSA
Perlakuan Persentase Serangan Total Rataan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 5. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 60 HSA
Perlakuan Persentase Serangan Total Rataan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
B
A
Lampiran 6. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 70 HSA
Perlakuan Persentase Serangan Total Rataan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 D
C
B
A
Lampiran 7. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 30 hari HSA
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 8. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 40 HSA
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 C
B
A
Lampiran 9. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 50 HSA
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 10. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 60 HSA
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 11. Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Mortalitas Larva 70 HSA
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 C
B
A
Lampiran 12 : Uji Beda Rataan Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan P. operculella 10-70 HSA
Perlakuan Persentase Serangan (%)
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 Keterangan Gambar:
: 10HSA : 20HSA : 30HSA : 40HSA : 50HSA : 60HSA : 70HSA
Lampiran 13 : Uji Beda Rataan Pengaruh B. bassiana dan L. camara terhadap Persentase Serangan Mortalitas P. operculella 10-70 HSA
Perlakuan Pengamatan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 R52
R43 R33 R01
R41 R22
R11 R63 R42
Lampiran 14 : Bagan Penelitian
R31 R53 R51
R62 R03 R32
R02 R13 R61
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 Keterangan: R0 = Kontrol
R1 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x106 konidia/ml.
R2 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x105 konidia/ml.
R3 = B. bassiana dengan kerapatan konidia 2x104 konidia/ml.
R4 = Lantana camara dengan ketebalan 2 cm.
R5 = Lantana camara dengan ketebalan 3 cm.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 15 : Daftar Suhu dan Kelembaban Oktober s/d Desember 2007
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009 Bulan Desember 2007
NO TANGGAL SUHU
(C)
KELEMBABAN (%)
1. 01-12-2007 21 84
2. 02-12-2007 21 80
3. 03-12-2007 20 82
4. 04-12-2007 20 81
5. 05-12-2007 23 82
6. 06-12-2007 22 82
7. 07-12-2007 18 87
8. 08-12-2007 19 86
9. 09-12-2007 22 79
10. 10-12-2007 24.5 78
11. 11-12-2007 24 77
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 16. Perhitungan Kerapatan Konidia Jamur Beauveria bassiana
Jumlah konidia B. bassiana dihitung dengan menggunakan Haemocytometer.
Kotak A, B, C, daan D adalah contoh kotak yang akan dihitung jumlah konidianya. Adapun cara kerjanya sebagai berikut:
1. Dibersihkan permukaan kamar hitung dengan air mengalir dan kemudian dikeringkan dengan kain yang lembut.
2. Ditempatkan gelas penutup di atas slide, kemudian dijepit dengan penjepit yang ada disebelah kanan dan kiri.
ah
a
B
ah
a
A
ah
a
C
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
3. Disiapkan suspensi yang akan dihitung, diusahakan sel yang tersuspensi dalam cairan menyebar rata.
4. Diambil sedikit suspensi sel dengan dropping pipet dan diteteskan sebanyak 2 tetes di tepi gelas penutup. Suspensi akan masuk ke kamar hitung dan mengisi seluruh ruangan tersebut. Suspensi yang lebih akan terbuang ke dalam parit pembuangan.
5. Dibiarkan selama 1-2 menit, agar sel yang ada di dalam bilik stabil.
6. Ditempatkan haemocytometer pada meja mikroskop dan dihitung jumlah sel yang ada dengan rumus:
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
DESKRIPSI PENELITIAN
Gambar 9 : Tempat Pelaksanaan Penelitian
Gambar 10 : Plank Penelitian
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 12 : Biakan Jamur B. bassiana Pada Media Jagung
Gambar 13 : Biakan Jamur B. bassiana yang akan diaplikasikan
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 15 : Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban
Gambar 16 : Benih Kentang yang dipakai
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 18 : Ruangan Penelitian dan Thermo-Hygrometer
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 20 : Ruangan Penelitian Tampak dari Atas
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 22 : Ruangan Penelitian Tampak dari samping
Gambar 23 : Kentang yang Sehat
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 25 : Kentang yang terserang
Gambar 26 : Kentang yang terserang
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 28 : Kentang yang terserang P. operculella
Gambar 29 : Kentang yang terserang
Nur Khairani : Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang, 2007.
USU Repository © 2009