• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

i

ASAL-USUL DAN MAKNA PERAYAAN PERAHU NAGA BAGI

MASYARAKAT TIONGHOA

印尼华人端午节龙舟的来源与意义

Yìnní huárén du

ānw

ǔ

jié lóngzhōu de láiyuán y

ǔ

yìy

ì

SKRIPSI

OLEH

RENI EVAULINA SIHALOHO

080710002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

SASTRA CINA

(2)

ii

ASAL-USUL DAN MAKNA PERAYAAN PERAHU NAGABAGI MASYARAKAT TIONGHOA

印尼华人端午节龙舟的来源与意义

Yìnní huárén duānwǔjié lóngzhōu de láiyuán yǔ yìyì

Skripksi ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Studi Sastra Cina Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu

syarat Ujian Sarjana dalam bidang ilmu Sastra Cina.

Oleh:

RENI EVAULINA SIHALOHO 080710002

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dra.Nur Cahaya Bangun, M.Si Niza Ayuningtias, S.S.,MTCSOL

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

iii

Disetujui Oleh:

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi S-1 Sastra Cina

Ketua,

(4)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh Negara lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan

yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa

pembatalan gelar sarjana yang saya peroleh.

Medan, Februari 2015

(5)

ii

ABSTRACT

Judul skripsi ini adalah "Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui asal-asul perayaan perahu naga dan juga makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa. Metode yang digunakan peneliti dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori Historycal. Alasan peneliti mengambil judul ini karena perayaan perahu naga bukan hanya sekedar perayaan tahunan saja tetapi juga mempunyai makna dan arti yang khusus bagi masyarakat Tionghoa itu sendiri yaitu dengan melakukan perayaan perahu naga yang di tujukan untuk mengenang seorang menteri yang bernama Qu Yuan.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya

yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi iniyang berjudul “Asal-Usul Dan Makna Perayaan

Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa” sebagai salah satu syarat kelulusan

dalam menyelesaikan studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara untuk

memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis

sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang mebangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan agar nantinya skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak di kemudian hari, khususnya diri pribadi.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra

Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi

Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

(7)

iv

masa studi saya di Sastra Cina telah memberikan bimbingan,

pengarahan, nasehat, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. IbuYang Yang, M.A atau 杨杨老师, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberi arahan serta dengan tabah dan ikhlas membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi yang menggunakan bahasa mandarin

5. Bapak Peng Pai, M.A atau澎湃老师, selaku Dosen pengajar yang telah

memberikan ilmunya dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi yang menggunakan bahasa mandarin.

6. Kepada Niza Ayuningtias, S.S. MTCSOL selaku Dosen Pembimbing II

yang juga banyak memberi bimbingan, pengarahan, masukan, kritik dan

motivasi kepada penulis selama berlangsungnya proses penyusunan

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Staf pengajar Program Studi Sastra Cina Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti

perkuliahan.

8. Seluruh narasumber yang telah membantu penulis dalam proses

penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Ayahanda dan Ibunda tercinta,yang banyak memberikan pertolongan

(8)

v

10. Kepada seluruh teman-teman mahasiswa Stambuk 2008 di Program

Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.Lasma Darnica J. Hutabarat, Dedi, Roney, Wilton, Joy Sefri,

Caca, Nelly, Tere, Lia, Cicilia, Dameria, dll yang tidak bisa disebutkan

satu persatu. Terima kasih atas persahabatan yang telah terbina selama

empat tahun menuntut ilmu di sini dan memberikan dorongan bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada keluarga besar penulis di Sastra Cina mulai dari stambuk

2007, 2009, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Terutama buat adik-adik Joy,

Devi, Dona, Bernardsyah, Paska, Yati, Ade, Amel, Jems, Iring, Grace,

Romel, Daniel, dll. Terimakasih atas semangat dan motivasi yang telah

diberikan bagi penulis.

12. Kepada teman-teman sepermainan, Martina Hutagaol, Ferry Hutagaol,

Alexander Tuahta Sihombing, dll. Terima kasih telah membantu,

memberi semangat dan motivasi kepada penulis.

(9)

vi

yang telah diberikan kepada penulis. Penulis hanya bisa mendoakan dan

memohon kepada Tuhan agar diberikan balasan yang jauh melebihi dari bantuan

yang telah diberikan. Amin.

Medan, Februari Penulis

(10)

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Batasan Masalah... 8

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep ... 10

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Metode Penelitian... 19

3.1.1 Data dan Sumber Data ... 20

BAB IV PEMBAHASAN ... 24

4.1.1 Latar Belakang Munculnya Perahu Naga ... 24

4.1.2 Jenis-jenis Perahu Naga ... 26

4.1.3Asal-usul Perayaan Parahu Naga ... 29

(11)

viii

4.1.4.1 Perahu ... 30

4.1.4.2 Genderang Besar ... 32

4.1.4.3 Dayung ... 33

4.1.5 Tempat Pelaksanaan Upacara Perayaan Perahu Naga... 33

4.2 Makna Perayaan Perahu Naga Dalam Kehidupan Budaya Masyarakat Tionghoa ... 34

4.2.1Pelaksanaan Perayaan Upacara Perahu Naga ... 35

4.2.2 Pandangan Masyarakat Tionghoa Terhadap Upacara Perayaan Perahu Naga ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PERTANYAAN ... 43

(12)

ii

ABSTRACT

Judul skripsi ini adalah "Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui asal-asul perayaan perahu naga dan juga makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa. Metode yang digunakan peneliti dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori Historycal. Alasan peneliti mengambil judul ini karena perayaan perahu naga bukan hanya sekedar perayaan tahunan saja tetapi juga mempunyai makna dan arti yang khusus bagi masyarakat Tionghoa itu sendiri yaitu dengan melakukan perayaan perahu naga yang di tujukan untuk mengenang seorang menteri yang bernama Qu Yuan.

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan

meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

alam. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang

berjudul ilmu Budaya Dasar (2004) bahwa,” arti kebudayaan sangat luas, yang

meluputi kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan

yang harus didapatkan dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan

masyarakat.”

Kebudayaan memiliki defenisi yang sangat banyak. Dua orang antropolog,

yaitu Kroeber dan Kluckhohn mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin

defenisi tentang kebudayaan. Pengertian kebudayaan juga didefenisikan oleh

Taylor (dalam Mintargo, 1993:83)sebagai, “keseluruhan yang kompleks yang

meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat (custom),

dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan (habit) yang didapat

manusia sebagai anggota masyarakat”.

Ditinjau dari asal kata, kebudayaan berasal dari bahasa latin colere yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, terutama

mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture

(14)

2

Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Antropologi (2009 :

353) mengemukakan bahwa, Indonesia juga memiliki kebudayaan etnis yang

berasal dari luar negara Indonesia itu sendiri. Misalnya seperti etnis Tionghoa,

India, Arab, dan lain-lain.Berdasarkan catatan sejarah, orang Tionghoa yang ada

di Indonesia sebenarnya tidak merupakan satu kelompok yang berasal dari satu

daerah di negara China, tetapi terdiri dari beberapa suku yang berasal dari dua

provinsi yaitu Fukien dan Kwangtung.

Para imigran Tionghoa yang terbesar masuk ke Indonesia mulai abad ke-16

sampai kira-kira pertengahan abad ke-19, berasal dari suku Hokkien. Mereka

berasal dari provinsi Fukien bagian selatan. Imigran Tionghoa lain yang datang ke

Indonesia adalah suku Hakka (Khek). Mereka pada umumnya berprofesi sebagai

buruh ataupun “kuli” perkebunaan dan pertambangan di Indonesia. Suku-bangsa

Hakka ini berasal dari pedalaman provinsi Kwangtung yang terutama terdiri dari

daerah gunung-gunung kapur yang tandus. Mereka merantau karena terpaksa atas

kebutuhan mata pencarian hidup.

Etnis Tionghoa yang telah tinggal dan menetap di Indonesia tetap

menjunggung tinggi kebudayaan asal. Hal ini diturunkan dari generasi ke

generasi. Kebudayaan etnis Tionghoa tersebut meliputi perayaan tahun baru China

(Imlek), upacara perkawinan, upacara kematian, perayaan Cheng Beng, tradisi

(15)

3

dan sangat menarik untuk dipelajari. Dalam penelitian ini penulis merasa tertarik

untuk meneliti makna dari perayaan perahu naga.

Perahu naga adalah satu tradisi penting yang ada pada etnis Tionghoa

karena perahu naga merupakan perayaan yang dilakukan untuk mengenang atau

memperingati menteri Qu Yuan yang hidup pada zaman dinasti Chu. Perayaan

perahu naga ini merupakan simbol semangat kebudayaan bangsa Tionghoa.

Perayaan perahu naga ini biasanya diadakan pada saat “lima dari lima”, yaitu

kelima dari bulan kelima penanggalan cina. Di dalam perayaan perahu naga,

warna merah mendominasi warna perahu yang digunakan karena warna merah

merupakan lambang dari angka lima dan simbol dari panas, musim panas,dan api.

Perayaan perahu naga adalah sebuah upacara perayaan yang dilakukan

oleh etnis Tionghoa untuk menghormati kematian Qu Yuan. Menurut tradisi,

masyarakat Tionghoa melakukan tradisi makan bakcang, menggantungkan rumput

Ai, Changpu, dan mandi tengah hari.

Di sini bakcang adalah makanan tradisional masyarakat tionghoa yang

memiliki fungsi sebagai sajian atau sesajen dalam upacara tradisional masyarakat

tionghoa. Bakcang itu sendiri pertama kali muncul pada zaman dinasti chu yang

berkaitan dengan simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan

melompat ke sungai MiLuo. Pada saat itu, bakcang dilemparkan rakyat sekitar ke

dalam sungai untuk mengalihkan perhatian makhluk-makhluk di dalamnya supaya

(16)

4

mengalami perubahan. Masyarakat tionghoa tidak lagi melemparkan kue bakcang

ke dalam sungai, tetapi menjadi tradisi makan bakcang secara resmi disajikan

sebagai salah satu makanan tradisional yang selalu disajikan pada saat perayaan

berlangsung. Bakcang ini biasanya hanya kita temukan pada perayaan perahu

naga.

Menggantungkan rumput Ai dan Changpu adalah tradisi yang dilakukan

masyarakat tionghoa pada saat perayaan perahu naga yang jatuh pada musim

panas yang biasanya dianggap sebagai bulan-bulan yang banyak penyakitnya.

Sehingga rumah-rumah biasanya melakukan pembersihan, lalu menggantungkan

rumput Ai dan Changpu di depan rumah untuk mengusir dan mencegah datangnya

penyakit. Jadi, perayaan ini juga erat kaitannya dengan tradisi menjaga kesehatan

dalam masyarakattionghoa.

Mandi tengah hari dalam masyarakat tionghoa hanya dilaksanakan oleh

kalangan Fujian ( Hokian, Hokchiu, Hakka), Guangdong ( Teochiu, Kengchiu) ,

dan Taiwan. Mereka yakin dengan mengambil dan menyimpan air pada tengah

hari perayaan perahu naga ini, dipercaya dapat digunakan untuk menyembuhkan

penyakit bila dengan mandi ataupun diminum setelah dimasak.

Biasanya perayaan perahu naga diadakan dengan cara perlombaan perahu.

Dalam perlombaan, perahu ini biasanya dihiasi dengan kepala dan ekor naga dan

diharuskan untuk membawa genderang besar dalam perahunya.

(17)

5

mengingatkan usaha mencari jenazah Qu Yuan yang terjun ke sungai. Qu Yuan

adalah seorang menteri yang sangat setia pada negara. Perayaan ini dilakukan

setidaknya sekali dalam setahun. Bagi sebagian besar masyarakat Tionghoa,

hanya mengetahui tradisi makan bakcang,tanpa mengetahui sejarah dan maknanya

yang ternyata berkaitan langsung dengan upacara perahu naga.

Perahu naga adalah perahu yang sangat panjang dan sempit yang

digerakan oleh tenaga manusia dan digunakan pada olahraga dayung dalam

perlombaan perahu naga. Panjang dari perahu naga ini antara tiga puluh sampai

seratus kaki, dan merupakan kapal yang cukup lebar untuk menampung dua orang

secara sejajar.Diluar kegiatan lomba, hiasan naga tidak digunakan, tetapi

genderang tetap berada dalam perahu dan digunakan pada saat latihan.

Sejarah awal mulanya perayaan perahu naga ini bermula sekitar 2000

tahun yang lalu ketika para penganut kepercayaan yang ada, mempercayai bahwa

pertandingan perahu dapat membawa kemakmuran dan kesuburan tanaman.

Perayaan ini mengambil waktu pada musim panas, waktu dimana terjadi bencana

dan kematian, dan dimana manusia merasa tidak berdaya atas kekuasaan alam.

Pertandingan itu menjadi simbol atas perlawanan manusia menghadapi alam dan

pertarungannya melawan musuh-musuh. Ada pun beberapa kisah yang mendasari

asal muasalnya perayaan ini adalah kisah seorang menteri yang bernama Qu Yuan.

Qu Yuan adalah seorang menteri yang penuh bakat dan dikenal sangat

(18)

6

upaya memajukan dan mempersatukan Negeri Chu dengan Negeri Qi untuk

memerangi Negeri Qin. Keluaraga sang raja tidak suka dengan menteri Qu Yuan.

Oleh karena itu, menteri tersebut di usir dari Negeri Chu. Pengusiran itu

menyebabkan sang menteri Qu Yuan menjadi sangat sedih akan masa depan

Negeri Chu. Karena frustasi, maka menteri Qu Yuan pun bunuh diri dengan cara

terjun ke sungai Mi Luo. Peristiwa ini dicatat dalam buku sejarah Shi Ji, meski

tidak diketahui secara pasti tanggalnya namun dari melompatnya menteri ke

sungai diperkirakan adalah tanggal lima bulan lima.

Kaitannya peristiwa ini dengan perayaan perahu naga adalah sesudah

melompatnya menteri Qu Yuan ke sungai MiLou banyak warga melakukan

pencarian dengan menggunakan perahu naga, sehingga aliran sungai MiLou kala

itu menjadi sangat sibuk. Adapunkeberadaan bakchang dalam tradisi perayaan

perahu naga ini juga masih ada kaitannya dengan peristiwa itu. Masyarakat

percaya bahwa bakcang yang dibuang kesungai akan dimakan oleh menteri Qu

Yuan. bakcang itu sendiri di bungkus dengan menggunakan daun bambu yang

tidak akan hancur jika terendam air sungai. Hingga saat ini, untuk membungkus

bakcang pun tetap digunakan daun bambu.

Upacara perayaan perahu naga kini cukup berbeda dengan perayaan pada

zaman dahulu. Banyak perubahan – perubahan yang terjadi, baik dilihat dari segi

fungsi, maupun makna perayaan perahu naga tersebut. Dahulu upacara perahu

(19)

7

berfungsi sebagai media hiburan. Sehingga pada saat ini, upacara perahu naga

tidak lagi diperuntukkan untuk mengusir kejahatan dan untuk mendatangkan

tahun yang baik. Tetapi untuk memberikan hiburan dan pengetahuan sejarah

kepada masyarakat Tionghoa.

Menurut informasi yang penulis peroleh pada penelitian awal, diketahui

bahwa perayaan perahu naga pernah diadakan di daerah Pangkalan Brandan

tepatnya di sungai pelawi. Namun perayaan terakhir yang dilakukan adalah sekitar

tahun 1984, dan sejak saat itu tidak pernah ada lagi masyarakat Tionghoa di

Pangkalan Brandan tepatnya disungai pelawi tersebut yang melaksanakan upacara

perayaan perahu naga. Oleh sebab itu masih banyak masyarakat Tionghoa di

Medan khususnya Pangkalan Brandan belum mengetahui asal-usul dan makna

diadakannya perayaan perahu naga tersebut.

Namun perayaan perahu naga hingga kini tetap dilaksanakan setahun

sekali danperayaan ini biasanya diadakan di sungai yang besar. Oleh karena di

Medan sulit atau tidak ada sungai yang besar yang menjadi tempat pelaksanaan

perayaan perahu tersebut,maka pada tanggal perayaan perahu naga masyarakat

Tionghoa hanya memperingatinya dengan membuat kue Cang sebagai bagian dari

perayaan perahu naga tersebut. Untuk daerah Sumatera Utara biasanya perayaan

perahu naga dilakukan di daerah Bagan Siapi-api, kabupaten rokan hilir provinsi

Riau. Untuk memperoleh data mengenai asal - usul perayaan perahu naga

(20)

8

dikarenakan lokasi penelitian yang terlalu jauh,serta keadaan penulis yang lemah

yang tidak dapat melakukan perjalanan jauh, dan keterbatasan ekonomi penulis.

Oleh karena itu, penulis hanya membahas secara umum saja dengan memperoleh

data melalui buku-buku, jurnal, artikel, dan melakukan wawancara dengan

masyarakat tionghoa yang masih memahami sejarah dan makna perayaan perahu

naga tersebut di daerah medan.

Sesuai dengan fenomena – fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai makna perayaan

perahu naga dengan judul, “Asal-usul dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi

Masyarakat Tionghoa.”

1.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari batasan yang terlalu luas, maka penulis membatasi

ruang lingkup ini hanya pada “asal-usul perayaan perahu naga dan juga makna

dari upacara perayaan naga tersebut.”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, beberapa

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana asal-usul terjadinya perayaan perahu naga ?

2. Apakah makna upacara perayaan perahu naga bagi masayarakat

(21)

9

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah diuraikan terlebih dahulu,

maka penelitian ini bertujuan :

1. Mendeskripsikan asal usul terjadinya perayaan perahu naga.

2. Mendeskripsikan makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa.

1.5 Manfaat Penelitian

Sesuai latar belakang,rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah

penulis uraikan sebelumnya maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

konstribusi positif dalam pengembangan keilmuan serta pemahaman tentang

asal-usul dan makna perayaan perahu naga bagi masyarakat luas. Penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi referensi ataupun dapat menjadi informasi bagi

masyarakat secara umum maupun mahasiswa yang ingin mengkaji lebih lanjut

tentang makna perayaan perahu naga. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumber dan pengetahuan bagi penulis pada bidang kebudayaan dan memberi

(22)

10

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian asal-usul dan

makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa adalah memberikan

pengetahuan bagi masyarakat luas yang pada umumnya belum mengetahui

asal-usul dan makna perayaan perahu naga sehingga diharapkan mereka dapat lebih

memahami asal-usul dan makna perayaan perahu naga secara mendalam.

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep

Konsep merupakan rancangan ide pemikirian yang akan dituangkan secara

konkret melalui pemahaman dan pengertian dari para ahli. Konsep merupakan

(23)

11

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan

oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456).

Konsep merupakan peta perencanaan untuk masa depan sehingga dapat

dijadikan pedoman dalam melangkah kedepan. Konsep biasanya dipakai untuk

mendekripsikan dunia empiris yang diamati oleh peneliti, baik merupakan gejala

sosial tertentu yang sifatnya abstrak. Untuk memahami hal-hal yang ada dalam

penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu:

2.1.1 Asal-usul

Untuk mengetahui asal usul dari perayaan perahu naga ini masih banyak

yang kurang mengetahuinya. Bahkan banyak orang hanya mengatakan asal

usulnya adalah “pada zaman dulu kala”. Sebenarnya asal usul perayaan perahu

naga ini bermula dari sekitar 2000 tahun yang lalu ketika para penganut

kepercayaan yang ada mempercayai bahwa pertandingan perahu dapat membawa

kemakmuran dan kesuburan tanaman. Perayaan mengambil waktu pada saat

musim panas, waktu dimana banyak terjadi bencana dan kematian, dan dimana

manusia merasa tidak berdaya atas kekuasaan alam. Pertandingan itu menjadi

simbol atas perlawanan manusia menghadapi alam dan pertarungannya melawan

musuh-musuh. Ada pun beberapa kisah yang mendasari asal muasal perayaan ini

adalah kisah seorang menteri yang bernama Qu Yuan. Qu Yuan adalah seorang

(24)

12

kerajaan tidak menyukai sang menteri. Oleh karena itu menteri di usir dari negeri

Chu. Pengusiran itu membuat menteri Qu Yuan sangat sedih sehingga dia pun

memutuskan untuk melompat ke sungai MiLou. Hal ini membuat warga sangat

kehilangan Qu Yuan. oleh karena itu lah warga memutuskan bersama-sama untuk

mencari menteri Qu Yuan dengan menggunakan perahu naga. Namun pada saat itu

jasat dari Qu Yuan tidak ditemukan,sehingga membuat para warga menjadi sedih.

akan tetapi mereka tidak berputus asa, mereka terus mencari jasat dari Qu Yuan.

2.1.2 Makna

Menurut Boediono dalam KBBI (2009 : 348), “Makna adalah arti atau

maksud yang penting di dalamnya”. Lebih lanjut Nursyrid (2002 : 109)

mengemukakan :

“Ada 6 pola makna esensial yang melekat dalam kehidupan masyarakat

dan budaya manusia, yaitu : simbol, empirik, estetika, sinoetik (perasaan yang

halus), etik dan sinoptik (hubungan agama dan filsafat). Makna Simbolik meliputi

bahasa, matematika, termasuk juga isyarat-isyarat, upacara-upacara, tanda-tanda

kebesaran dan sebagainya. Makna Empirik mengembangkan kemampuan teoritis,

generalisasi berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan yang biasa diamati. Makna

Estetik meliputi seni musik, tari, sastra, dan lain-lain, berkenaan dengan

keindahan dan kehalusan serta keunikan berdasarkan persepsi subyektif berjiwa

seni. Makna Sinoetik berkenaan dengan perasaan, kesan, penghayatan dan

(25)

13

akhlak, perilaku yang luhur, dan tanggung jawab. Makna Sinoptik berkenaan

dengan pengertian-pengertian yang terpadu dan mendalam seperti agama, filsafat,

pengetahuan alam yang menuntut nalar masa lampau dan hal-hal yang bernuansa

spiritual”.

2.1.3 Perayaan

Perayaan merupakan suatu peristiwa yang disambut secara besar-besaran

bagi suatu kaum, bangsa, agama atau negara. Perayaan sendiri umumnya

dilangsungkan untuk menyambut peristiwa-peristiwa penting, seperti perayaan

agama, budaya, hari-hari dan tanggal yang bersejarah bagi yang merayakannya.

Etnis tionghoa sendiri dalam kehidupan budayanya memiliki banyak hari

perayaanseperti perayaan tahun baru China (Imlek), upacara perkawinan, upacara

kematian, perayaan Cheng Beng, tradisi minum teh, dan masih banyak lagi.

Masing-masing dari perayaan etnis Tionghoa tersebut memiliki makna yang

penting dan sangat menarik untuk dipelajari. Dalam penelitian ini penulis merasa

tertarik untuk meneliti makna dari perayaan Perahu Naga.

2.1.4 Masyarakat Tionghoa

Kata masyarakat berasal dari akar kata bahasa Arab syaraka, yang

artinya”ikut serta, berperan serta”. Menurut koentjaraningrat dalam Pengantar

Ilmu Antropologi ( 2005 : 122) , “Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia

(26)

14

berkesinambungan, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Cohen dalam

Sosiologi Suatu Pengantar (1992 : 49), “masyarakat ialah sekelompok manusia

yang hidup bersama dalam suatu priode waktu tertentu, mendiami suatu daerah

dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang

berbeda dari kelompok-kelompok lain.

Masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah salah satu etnik di Indonesia.

Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongyin (hakka). Dalam bahasa mandarin mereka disebut Tang

ren (orang tang). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa di

Indonesia mayaritas berasal dari China selatan yang menyebut diri mereka sebagai

orang Tang, sementara yang berasal dari China utara menyebut diri mereka

sebagai Han ren (orang han).

Masyarakat Tionghoa datang ke Sumatera Utara sekitar abad ke-16 sampai

kira-kira pertengahan abad ke-19 pada zaman penjajahan Belanda. Imigran dari

Cina ini mayoritas berasal dari dua daerah yang berbeda yaitu berasal dari

Provinsi Fukien bagian selatan dan provinsi Guandong. Masyarakat Tionghoa di Medan terdiri atas berbagai kelompok suku bangsa dan satu hal yang dapat

membedakan kesukuan mereka adalah bahasa pergaulan yang mereka gunakan.

Ada beberapa suku bangsa Tionghoayang ada di Medan, diantaranya adalah suku

(27)

15

Awal kedatangan masyarakat Tionghoa ke Sumatera Utara adalah menjadi

kuli kontrak, dan buruh kebun bagi orang Belanda melalui penyalur yang berasal

di Cina dan disalurkan ke Indonesia khususnya kota Medan. Hingga akhir bangsa

Belanda mengakui kekalahannya dan meninggalkan Indonesia, maka masyarakat

Tionghoamengambil alih perkebunan Belanda dan menjadikan kebun menjadi

ladang untuk mereka mencari nafkah.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk mengkaji maupun

menganalisis berbagai fenomena dan juga sebagai rujukan utama dalam

memecahkan masalah penelitian didalam ilmu pengetahuan. Sejalan dengan hal

tersebut maka dalam sebuah penelitian membutuhkan landasan teori yang

mendasarinya, karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian.

Untuk mendukung penulis dalam mengkaji asal usul perahu naga dalam

melakukan penelitian maka penulis juga menggunakan Teori Historycal yang

dikemukan oleh Marx .

Dalam hal ini penulis penulis tidak menggunakan teori pendekatan atau

pun semiotik, disebabkan dalam penelitian ini penulis tidak membahas mengenai

lambang-lambang atau tanda-tanda dari setiap objek tersebut. Dalam hasil

penelitian ini penulis mendapatkan banyak dari masyarakat Tionghoa yang tidak

memahami akan makna dari setiap ornamen dari arsitektur perahu naga, oleh

(28)

16

2.2.1 Historycal

Untuk menganalisis rumusan masalah didalam penelitian ini, yaitu

bagaimana asal-usul terjadinya perayaan perahu naga, maka penulis

menggunakan teori historycal yang dikemukan oleh Marx, dalam tahun 1844 telah

sampai pada suatu ide sentralnya, ketika menulis sejumlah catatan atau

naskah-naskah kasar yang dikenal sebagai “Manuskrip Ekonomi dan Filsafat” atau

Manuskrip Paris. Disinilah untuk pertama kalinya ia memusatkan sesuatu yang

kemudian muncullah ide mengembangkan sebuah teori .

Ditingkat ini perkembangan pikiran marx sangatlah kuat dipengaruhi

Ludwig Feuerbach, seorang filosof materialis dan pengkritik Hegel. Marx, secara

khusus mempergunakan ide Feurbach tentang esensi manusia atau jenis makhluk.

Produksi manusia secara alamiah adalah perbuatan kreatif. Dan menempatkan

takluk kepada hukum-hukum kapital yang imfersonal – tak menyangkut orang

berarti menghancurkan hubungan alamiah antara produsen dan produk. Seberapa

jauh konsepsi ini bertahan dalam karya-karyanya yang kemudian menjadi

berbeda, namun ide-ide dari tahun 1844 tetap dapat dibaca didalamnya bagi

mereka yang mau.

(29)

17

sederhana. Untuk hidup, manusia harus memproduksi alat-alat penyambung

hidupnya (makanan dan lain sebaginya). Untuk melakukannya mereka harus

berekerjasama didalam suatu pembagian kerja (disini terlihat betapa konsep

tentang esensi manusiadilibatkan).Setiap tingkat perkembangan produksi itu

sendiri adalah hasil perkembangan sejarah dan hasil pencapaian generasi manusia

sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk

kerjasama, pembagian kerja dan karenanya juga organisasi kemasyarakatan.

Didalam penelitian ini, penulis juga akan melihat bagaimana perahu naga

sebagai upaya masyarakat cina dalam memproduksi perahu naga sebagai upaya

untuk mencari menteri Qu Yuan yang hilang di sungai MiLou.

Sesuai dengan yang diuraikan dalam teori ini, maka penulis akan mencoba

menganalisis bagaimana upaya masyarakat cina untuk bersatu dalam kesadaran

yang mencoba hadapi dan sepakat untuk melakukan sesuatu,yaitu membuat

sebuah perahu yang digunakan untuk mencari sang menteri. Menurut sejarah dari

cerita tentang menteri Qu Yuan, Qu Yuan adalah seorang menteri dan sastrawan di

kerajaan Chu yang bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya ke sungai pada

tanggal lima bulan lima penanggalan Imlek. Pada saat itu r akyat dari kerajaan

Chu mengetahui kejadian tersebut masyarakat pun beramai-ramai menuju

kesungai untuk mencari jasat dari Qu Yuan dengan cara mendayung perahu. Oleh

karena itu, setiap tanggal lima bulan lima penanggalan Imlek, mereka melakukan

(30)

18

pada waktu setahun sekali, dalam perayaan ini mereka juga melakukan tradisi

makan kue cang, adapun kaitannya kue cang ini dengan perayaan perahu naga

adalah setelah melompatnya menteri Qu Yuan. Mereka percaya dengan

membuang kue cang kedalam sungai dapat mengusir ikan-ikan dan binatang laut,

agar tidak memakan jasat dari Qu Yuan. Pada saat itu lah dalam perayaan perahu

naga kue cang menjadi salah satu tradisi yang hingga kini masih dijalankan oleh

masyarakat tionghoa.

2.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan hasil dari penelitian terdahulu yang

memaparkan pandangan dan analisis yang berhubungan dengan penelitian yang

akan diteliti. Kajian pustaka merupakan hasil meninjau, pandangan, pendapat

sesudah mempelajari (KBBI 1990 : 951 ).

Sepanjang sepengetahuan penulis belum ada tulisan atau penelitian yang

berniat ( menganalisis tentang perahu naga, baik secara asal usul dan budaya

perayaan sebagai satu upacara. Oleh karena itu, dalam tinjauan pustaka penelitian

ini penulis mencoba mempelajari membaca jurnal atau skripsi maupun buku-buku

yang berkaitan dengan teori budaya, dan teori tentang makna). Beberapa tulisan

terkait dengan hal ini sebagai berikut:

Sartini (2006) dalam skripsinya yang berjudul “ Tinjauan Teoritik Tentang

(31)

19

Penelitian ini sangat beguna bagi penulis untuk lebih memahami kajian yang

menggunakan pendekatan Semiotik.

Sofiani (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Fungsi dan Makna Makanan

Tradisional pada Perayaan Upacara Budaya Masyarakat Tionghoa” menjelaskan

bahwa, makanan mempunyai fungsi majemuk dalam masyarakat setiap bangsa.

Fungsi tersebut bukan hanya sebagai fungsi biologis, tetapi juga sebagai fungsi

sosial, budaya, dan agama. Makanan erat kaitannya dengan tradisi suatu

masyarakat setempat. Oleh karenya makanan memiliki fenomena lokal. Seluruh

aspek dari makanan tersebut merupakan bagian dari warisan tradisi suatu

golongan masyarakat. Makanan tradisional dapat menjadi aset atau modal bagi

suatu bangsa untuk mempertahankan nilai kebiasaan dari suatu masyarakat yang

dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis juga meneliti

tentang makanan yang digunakan masyarakat Tionghoa dalam melakukan

(32)

42

kejayaan perayaan perahu naga era 1960-an.” Namun, katanya, tidak ada yang tak

mungkin jika ada upaya terus-menerus.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang peneliti lakukan dalam tradisi

perayaan perahu naga, dimana pada masyarakat tionghoa di Indonesia pada

umumnya dan khususnya di kota medan adalah merupakan sebuah tradisi yang di

turunkan secra turun menurun dari generasi ke generasi. Bagi masyarakat

tionghoa asal-usul perayan perahu naga sulit di ketahui kapan pertama kali

dilakukan. Berdasarkan dalam catatan sejarah perayaan perahu naga dilakukan

pda masa dinasti Qin (278 SM) yang bemula dari kisah seorang pedana mentri

yang bernama Qu Yuan.

Qu Yuan merupakan seorang pedana mentri yang memiliki rasa

(33)

43

adanya orang-orang yang tidak menyukainya dalam pemerintahan pada saat itu

maka Qu Yuan difitnah melakukan tindakan profokasi dan akan melakukan

pemberontakan terhadap pemerintahan, maka dia pun di asingkan oleh raja.

Setelah Qu Yuan di asingkan maka dinasti Qin mengalami kemerosotan yang

sangat parah. Banyak rakyat jelata yang hidup dalam kemiskinan dan

kesengsaraan. Melihat hal itu Qu Yuan sangat sedih sehingga dia memilih untuk

bunuh diri dengan cara terjun ke sungai Mi Lou.

Mengetahui hal itu masyarakat dari berbagai penjuru negeri mencoba

untuk mencari tahu dimana keberadaan jasat Qu Yuan, tetapi tidak ditemukan.

Oleh karena itu masyarakat menyelusuri sungai dengan menggunakan perahu dan

memukul gendering sehingga menimbulkan suara yang sangat bising di sepanjang

aliran sungai dengan maksud agar ikan-ikan tidak memakan jasat Qu Yuan. Selain

itu masyarakat juga melemparkan ketan yang di bungkus dengan daun bamboo

sebagai makanan ikan agar ikan-ikan tidak memakan jasat Qu Yuan melainkan

memakan makanan tersebut. Hal inilah yang menjadi asal-usul dari perayan

parahu naga yang dilakukan masyarakat tionghoa setiap tahunnya.

Makna perayaan tersebut adalah untuk menghormati dan mengenang

jasa-jasa serta semangat juang Qu Yuan terhadap bangsa dan negaranya. Selain itu

makna perayaan perahu naga tersebut adalah untuk mencerminkan rasa hormat

terhadap leluhur dan menjadikan simbol untuk hidup lebih sehat, baik dan

(34)

44

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Karya ilmiah ini dapat dilanjutkan dan disempurnakan oleh peneliti

berikutnya yang berkenan dengan perayaan perahu naga.

2. Penulis berharap agar penelitian khususnya tentang kebudayaan

masyarakat tionghoa lebih banya di kembangkan dan lebih bermanfaat,

sehingga kita dapat mempelajari tentang kebudayaan masyarakat tionghoa,

tidak hanya pada perayaan perahu naga saja.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

sempurna, oleh karenanya dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima

dengan tangan terbuka segala kritikan maupun saran demi kesempurnaan skripsi

(35)

46

8. Ada berapa jeniskah perahu naga yg ada dalam perayaan perahu naga?

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode penelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Billy, Graham. 1987. Facing Death And The Life After. Waco Texas: Word

Publishing

Boedicker Martia. 2011. The Philosophy of Thai Chi Chua. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

Bruce, Milne. 1982.Knowing The TruthA Hand Book Of Christian Belief.

England: Inter-Varsity Press

Cohen, Bruce. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Rineka Cipta: Jakarta Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Koentjaraningrat. 2009. Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta

(36)

47

Parrinder, Geoffrey. 1971. World Re€ligions Ancient History To The Present.

New York: Facts On File Publication

Sofiani, W. 2011. Fungsi dan Makna Makanan Tradisonal Pada Perayaan

Upacara Budaya Masyarakat Tionghoa, Medan: Universitas Sumatera

Utara

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa 1990. Kamus

Besar Bahasa Indonesia

Veronica Agatha. 2010. I Ching. Tangerang: Karisma

Wiener, Paul L dan Walizer, Michael H. 1991. Metode dan analisis penelitian

mencari hubungan. Jakarta: Erlangga

http://www.tionghoa.com/categori/perayaan

(37)

48

本科生毕业论文

论文题目:

学院

文学院

印尼华人端午节龙舟的来源与意义

学系

中文系

专业

中文专业

学号

080710002

学生姓名

Reni Evaulina

指导教师姓名

温霓莎

(38)

i

本论文讨论端午节龙舟对于印尼华人的来源与意义。印尼是一个多民族的国家,拥有 各种各样、丰富多彩的印尼文化和民俗,其中一个是传统节日端午节。赛龙舟是端午 节的一项重要活动,在中国南方十分流行和重视,它最早当应是古越族人祭水神或龙 神的一种祭祀活动,其起源有可能始于原始社会末期。赛龙舟是中国民间传统水上体 育娱乐项目,已流传两千多年,多是在喜庆节日举行,是多人集体划桨竞赛。

(39)
(40)
(41)
(42)

3

午节的文化中,反映了中华儿女的价值观、人生观、道德观和审美的标准,体现了华 夏儿女对文化的认知,体现了中华民族的社会思想,也体现了人们对国家团结和谐发 展,家庭和谐的追求,表达了中华民族对生活的热爱,也说明了社会进步。端午节的 文化是中华几千年人们对生活美好和国家富强的一致追求,现在端午节已经作为一种 国家文化和民族文化与我们的民族紧密的融合在一起,成为了中华儿女团结统一、积 极向上的文化体现。

1.4 研究方法

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

8

第三章印尼端午节的来源与意义

3.1 由来

东周末期战国时楚国大夫屈原含恨投江自杀。楚国人民因舍不得贤臣屈原死

去(投身于岳阳汨罗江),于是有许多人划船追赶拯救。他们争先恐后,追至

岳阳洞庭湖时不见踪迹,是为龙舟竞渡之起源,后每年五月五日划龙舟以纪

念之。借划龙舟驱散江中之鱼,以免鱼吃掉屈原的尸体。

赛龙舟是端午节的一项重要活动,在中国南方十分流行和重视,它最早当应

是古越族人祭水神或龙神的一种祭祀活动,其起源有可能始于原始社会末期

。赛龙舟是中国民间传统水上体育娱乐项目,已流传两千多年,多是在喜庆

节日举行,是多人集体划桨竞赛。史书记载,赛龙舟是为了纪念爱国诗人屈

原而兴起的。由此可见,赛龙舟不仅是一种体育娱乐活动,更体现出人们心

中的爱国主义和集体主义精神。龙舟船的大小因地而异。

传说,很久以前,西岸没有河流,只有条又小又脏的水沟。有一天,有个

(48)
(49)

10

,并为龙头“开光”(即点晴)。然后,参加祭龙的全体人员三鞠躬,龙头即被

抬去汨罗江,奔向龙舟赛场

3.2 印尼龙舟的类型

龙舟龙舟或拼音:1óngzhōu,是一条非常长而窄的人的动力和在龙舟赛艇比

赛的体育运动使用驱动。在比赛中,船通常装饰有龙的头和尾,都必须在自

己的船上携带一个大的鼓。汉族人经常使用术语“龙的传人”作为自己的民族

身份。在华丽的龙舟竞渡活动,不能正常使用,但鼓仍携带在船上的运动的

好处。

图3-1

龙舟赛是以纪念屈原之死举行。这场比赛是唯一的运动是作为国定假日来庆

祝。根据中国的历法,这一事件在十二月五日举行,5个月通常是在六月月

日。在龙舟头的设计,有两种类型的龙的头部形状是常用的在端午节的时候

发生的。其中有:

1. Badudung龙

是一种龙木材制成的颈部直立,头扁,口大,凸出的眼睛和舌头的狭长地带

(50)

11

一个类似的雕塑至今仍在河的上游的一些群体广泛接受,并在特定的时间'

给'胀周期或治疗。龙是放在坛的新娘,安装在船载着他的新娘身上的弓,

(在bananagaan

halat,塔平banua,举行一个仪式,相信慕劳得baayun)在南部和中部的河

流的源头,龙喷水可以治病。在婚礼上,龙被认为是一种排斥巴拉,可提供

自然干扰(风暴和暴雨)和希望新娘在方舟家庭没有阻碍的象征。

图3-2:头龙Badudung

2. 龙首sampung甘比尔种植园

是对龙的头船形雕塑弓头。在语言的丛林船头头叫sampung。安装在掌船进

行特殊的丛林王国的王子或大臣弓sampung儿茶龙的头。从与蜗壳旋流形式

(51)

12

图3-3

3.3 端午节的起源

端午节的早期历史最初开始于2000年前,当信徒的信任,相信游戏船可以带

来繁荣和生育的庄稼。这一庆祝活动发生在夏天的时候,在灾难和死亡的时

间,和那里的人们感受到大自然的力量的无奈。也有一些原来的基本故事这

次庆典的起源是部长的叫屈原的故事。

屈原是一部充满天赋和已知为他的国家非常忠诚。他的许多思想都在努力推

进统一楚国与齐秦国家打了。

对于这些事件与端午节的关系后,他的大臣屈原跳河米楼。当时,许多市民

就搜索使用端午,使河的米楼的流动变得非常忙。在这种情况下蛋糕仓端午

(52)

13

除鱼和海洋动物为了不从部长屈原尸体吃。虽然可以说是苍蛋糕的端午节庆

祝活动的一个重要组成部分。

3.4 帆船龙庆典用品

3.4.1

图3-4:龙舟(www.perahu naga.co.id)

端午有大,中,小型。对于小型龙舟,通常有一个容量为13人(1,鼓吹者

,1拖10旗,划船,1 pengayun)尺寸如下:

长度:11.66米(38’10”)

宽度:1.06米(3’6”)

(53)

14

图3-5:龙舟尺寸

图3-6:横向龙舟

3.4.2 握桨

用木头做的龙舟庆典桨,此功能用于赛艇划船使偏差快速移动为了赢得比赛

握桨的尺寸

长度 :105-130厘米

叶片宽度 :18厘米

(54)

15

图3-7:尺寸龙舟桨

3.5 龙舟庆典的地方

基于作者web-tionghoa.com培养获得的数据是由brianz刘改编,在印度尼西亚华人社区已经

开展了本次龙舟赛。在一些地方,在一些城市或地区,许多河流流很为bata

nghari大举行了这场比赛(占碑),西亚克(索韦托),音乐(巨港),该

公司(轮回),宝盛(坤甸)或已在巴务巴务许多这样的海峡群岛(BRA)

,望加锡,kendiri,丹戎槟榔和巴淡(Riau),甚至到了摩鹿加群岛(班达

内拉)。

特别是在北苏门答腊棉兰地区,本节还庆祝了它的在棉兰华人社区将只做庆

功宴bakcang纪念。这是由于河流的支持进行龙舟比赛没有。

3.6 端午节在中国文化中社会影响的意义

每个仪式或节日为社区业主的意义。还有端午节,一般在印度尼西亚华人社

区的人端午节的意义是为了纪念屈原的优点。屈原是一个正式的完整的人才

和为他的国家非常忠诚。在这个中国社会永远纪念屈原端午庆祝活动举行。

龙舟本身是一个在中国历三个重要的节日,在农历新年(春节)、天虹九(

月饼)。

端午节是一个传统的统一为了荣耀的祖先,象征精神生活的更好,更健康和

(55)
(56)

17

2000,第十三次为委员会Ahok。他似乎继续是端午节传统的一部分,虽然

只有一些他的接班人,只敢出现在公共。

作为长辈,梦端午节Ahok返回原来的形式,即一个庆祝活动,涉及中国社

会的整体,完成传统艺术景点的土生华人和他们的习俗。”端午节的气氛,

艰难的60此时。Ahok说气氛是不同的。其中,目前不再船舢板和杰泰。现

在的年轻一代更喜欢当观众,并采取长端午节的复兴年代。”然而,他说,

没有那是不可能的如果有努力不断。

第四章结语

根据研究结果,研究人员做了端午节的传统,在一般在印度尼西亚华人社区

,特别是在棉兰是一个传统,缩小生活下坡代代相传。对端午起源于中国人

的盛宴是很难知道什么时候应该先做。基于历史记录的龙舟庆典进行了在秦

朝(公元前278年)的一位部长叫屈原的故事。

屈原是一个牧师,有一位民族主义对民族和国家。但由于人们不喜欢他在政

府当时那么屈原非议执行动作的和将要做的反政府叛乱。屈原秦遭受了非常

严重的低迷之后。许多人生活在贫困和苦难的百姓。看到这是屈原非常难过

,他选择了坠入河中米楼自杀。发现,来自全国各地的人都试图找出屈原尸

(57)

18

[7] Azwar, Saifuddin. 1998. Metode penelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[8] Billy, Graham. 1987. Facing Death And The Life After. Waco Texas: Word Publishing [9] Boedicker Martia. 2011. The Philosophy of Thai Chi Chua. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

[10]Koentjaraningrat. 2009. Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta

(58)

19

[12]Parrinder, Geoffrey. 1971. World Re€ligions Ancient History To The Present. New York: Facts On File Publication

本研究及学位论文是在我的导师杨老师的亲切关怀和悉心指导下完成的。她严肃的科 学态度,严谨的治学精神,精益求精的工作作风,深深地感染和激励着我。杨老师不 仅在学业上给我以精心指导,同时还在思想、生活上给我以无微不至关怀,在此谨向 杨老师致以诚挚的谢意和崇高的敬意。我还有感谢在一起愉快的度过毕业论文小组的 同学们,正是由于你们的帮助和支持,我才能克服一个一个的困难和疑惑,直至本文 的顺利完成。

在论文即将完成之际,我的心情无法平静,从开始进入课题到论文的顺利完成,有多 少可敬的师长、同学、朋友给了无言的帮助,在这里请接受我诚挚的谢意!最后我还 要感谢培养我长大含辛茹苦的父母,谢谢您们!

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Wanti (2008) kecemasan menjelang masa pensiun adalah suatu keadaan atau perasaan tidak menyenangkan yang timbul pada individu karena khawatir, binngung, tidak pasti

Melalui fakta tersebut, sehingga diperlukan sebuah media untuk mendukung promosi dan memberikan rekomendasi kuliner Kota Semarang berupa video promosi yang lebih

Keberadaan Toko Bangunan Sumarno Jaya sangat membantu masyarakat terutama orang yang sedang membangun rumah khususnya yang berada di Depok menerima pesananbahan,

Scene 4 menampilkan porsi tahu gimbal yang disajikan bersama es duren yang menjadi khas kuliner tahu gimbal di Kota Semarang yang dapat dilihat. pada

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana di setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

Budi, maka perkenankanlah saya selaku mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Niaga Universitas Sumatera Utara (USU) memohon kesediaan bapak/

Aspek sosial mendapatkan perhatian yang cukup dalam pendidikan Islam, agar peserta didik mampu dan pandai menempatkan diri pada lingkungannya, tolong menolong dan

Berdasarkan analisis data maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa penggunaan metode snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata