PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO
SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
DESTRI RUSI WIDIASARI
067017029/Akt
S
E K O L A H
P A
S C
A S A R JA
NA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO
SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
DESTRI RUSI WIDIASARI
067017029/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN
RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Destri Rusi Widiasari
Nomor Pokok : 067017029
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac) (Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc)
Telah Diuji pada
Tanggal: 07 Januari 2009
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac
Anggota : 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak
2. Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak
3. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “Pengaruh Faktor
Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 07 Januari 2009
Yang membuat pernyataan,
Destri Rusi Widiasari
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris dan menemukan kejelasan fenomena pengaruh faktor fundamental yang diwakili rasio ROA, DER dan BVS serta risiko sistematis yang diwakili dengan Beta Saham terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun secara simultan.
Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2003 – 2006 yang aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan serta secara konsisten memperoleh laba dan mempunyai kewajiban selama tahun pengamatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linear berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa faktor fundamental dan risiko sistematis secara simultan mempengaruhi pergerakan harga saham, sedangkan secara parsial ROA, DER dan Beta Saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan BVS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
This aim of the research is to find out the proof and the clarity about phenomenon influence of fundamental factor which is represented by ROA, DER and BVS ratio and systematic risk which is represented by beta on stock price of manufacturing business which is listed in Indonesia Stock Exchange (ISX), either is partially and simultaneously.
The object of this research is all of the manufacturing business enlisted in Indonesia Stock Exchange (ISX) since 2003 – 2006, and publish the financial statement, getting profit and have obligation during observation year. Technique test of data is by using simple linear regression to test by parsial and multiple linear regression to test by simultan, by level significant alpha 5%.
The result of this research prove that the fundamental factor and systematic risk influence on stock price, while ROA, DER and Beta have influenced on stock price simultaneously, and BVS does not influenced on the stock price significantly.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh
Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan
pemenuhan untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan
tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Magister
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen
pembanding utama penulis dalam menyusun tesis ini.
4. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, selaku dosen pembimbing utama yang telah
banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada
5. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran
kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
6. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
8. Seluruh dosen dan staf pada Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara .
9. Bapak Roedijono W, BE dan Ibu Siti Machtumah yang tercinta, yang telah
memberikan dukungan materiil maupun moril dengan segala doa dan kasih sayang
serta adik-adik tersayang, (Iyan, Inggar-Ari, Iyos-Wahyu-Yuries dan Iwie) sehingga
penulis dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
10. Keluarga Bapak Edy Suhartono, atas segala dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
11. Pimpinan dan rekan kerja PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, SBU Wilayah
III Sumbagut, atas segala dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Sekolah Pascasarjana ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XI (khususnya sahabatku Eli Safrida) yang tidak
pernah berhenti memberikan motivasi, dukungan, perhatian, dan saran-saran yang
Serta semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh penulis
dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan-masukan dan saran
yang sifatnya membangun. Namun demikian besar harapan penulis, tesis ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 07 Januari 2009
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Destri Rusi Widiasari
2. Tempat / Tanggal Lahir : Purwokerto, 03 Desember 1977
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk SBU Wilayah III Sumbagut
5. Orang Tua
a. Bapak : Roedijono W, BE
b. Ibu : Siti Machtumah
6. Alamat : Jl. KL Yos Sudarso Lr 13 No. 4 A Komplek
PLN - Glugur Kota, Medan
7. Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDN Manyar Sabrangan II/231 Surabaya,
lulus tahun 1989
b. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 6 Surabaya, lulus tahun 1992
c. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 2 Purwokerto, lulus tahun 1995
d. Universitas : - DIII Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto, lulus tahun 1998
- S1 Universitas Jenderal Soedirman
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ………... vi
ABSTRACT ...………... vii
KATA PENGANTAR ... viii
RIWAYAT HIDUP ... xi
DAFTAR ISI ………. xii
DAFTAR TABEL ………. . xvi
DAFTAR GAMBAR ………. . xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……… ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ……… 1
1.2. Perumusan Masalah Penelitian ………. 7
1.3. Tujuan Penelitian ……….. 7
1.4. Manfaat Penelitian ………. 8
1.5. Originalitas Penelitian ……… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 10
2.1. Landasan Teori ……….. 10
2.1.1.Investasi ……….. 10
2.1.2.Proses Investasi ……… 11
2.1.3.Laporan Keuangan Sebagai Sumber Informasi ……… 13
2.1.5.Analisis Rasio Keuangan ………. 17
2.1.6.Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham ………….. 18
2.1.6.1. Return on Assets ……… 19
2.1.6.2. Debt to Equity Ratio ……….. 20
2.1.6.3. Book Value perShare ……….. 21
2.1.7.Hubungan Beta dengan Harga Saham ……….. 22
2.1.8.Penilaian Saham ……… 23
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….. 24
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 28
3.1. Kerangka Konseptual ……… 28
3.2. Hipotesis Penelitian …….………. 30
BAB IV METODE PENELITIAN………. 31
4.1. Rancangan Penelitian ……….. 31
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 31
4.3. Variabel Penelitian ……….. 32
4.3.1. Klasifikasi Variabel ………. 32
4.3.2. Definisi Operasional Variabel ……….. 32
4.3.2.1. Return on Assets ……… 32
4.3.2.2. Debt to Equity Ratio ……….. 33
4.3.2.3.Book Value perShare ……….. 33
4.3.2.4.Beta Saham ………. 34
4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 36
4.5. Prosedur Pengambilan Data ... 36
4.6. Model dan Teknik Analisa Data ... 36
4.7. Pengujian Asumsi Klasik ………. 37
4.7.1. Uji Normalitas ………... 37
4.7.2. Uji Autokorelasi ……… 38
4.7.3. Uji Multikolinieritas ………. 39
4.7.4. Uji Heterokedastisitas ……… 39
4.8. Pengujian Model ……… 40
4.9. Pengujian Hipotesis ………. 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42
5.1. Hasil Penelitian ... 42
5.1.1. Statistik Deskriptif ... 42
5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 48
5.1.3. Pengujian Hipotesis ... 53
5.2. Pembahasan ... 58
5.2.1. Pengaruh ROA terhadap Harga Saham ... 58
5.2.2. Pengaruh DER terhadap Harga Saham ... 59
5.2.3. Pengaruh BVS terhadap Harga Saham ... 60
5.2.4. Pengaruh Beta Saham terhadap Harga Saham ... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
6.1. Kesimpulan ... 64
6.2. Keterbatasan ... 65
6.3. Saran ... 66
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 26
4.1. Proses Penarikan Sampel ... 32
4.2. Variabel Penelitian ... 35
5.1. Descriptive Statistics ROA ... 43
5.2. Descriptive Statistics DER ... 44
5.3. Descriptive Statistics BVS ... 45
5.4. Descriptive Statistics Beta Saham ... 46
5.5. Descriptive Statistics Harga Saham ... 47
5.6. Uji Autokorelasi ...………. ... 50
5.7. Uji Multikolinearitas …………... 51
5.8. Regresi ROA terhadap Harga Saham ... 53
5.9. Regresi DER terhadap Harga Saham ... 53
5.10. Regresi BVS terhadap Harga Saham ... 54
5.11. Regresi Beta terhadap Harga Saham ... 54
5.12. Hasil Regresi Uji F ... 55
5.13. Nilai R Square Hipotesis 5 ... 56
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
3.1. Kerangka Konseptual ...….…... 28
5.1. Normalitas P-P Plot ...….…... 49
5.2. Kurva Uji Autokorelasi...….…... 50
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Perusahaan Manufaktur yang Konsisten Memperoleh Laba dan
Memiliki Kewajiban (Perusahaan Sampel) ………..………... 69
2. Data Perhitungan ROA Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2006 ... 70
3. Data Perhitungan DER Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2006 ... 71
4. Data Perhitungan BVS Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2006 ... 72
5. Data Perhitungan Beta Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2006…… 73
6. Data Rata-rata Harga Saham Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2006 74 7. Descriptive Statistics ROA ……… 75
8. Descriptive Statistics DER ……… 76
9. Descriptive Statistics BVS ……… 77
10. Descriptive Statistics Beta Saham……… 78
11. Descriptive Statistics Harga Saham……… 79
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Investasi adalah penanaman modal dalam satu atau lebih aktiva yang dimiliki,
yang biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2004). Keputusan penanaman modal dapat
dilakukan oleh siapa saja, baik oleh individu ataupun unit usaha yang mempunyai
kelebihan dana.
Investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana mempunyai banyak
pilihan investasi, diantaranya investasi di pasar uang, pasar modal dan pasar
komoditas. Investor sebagai pihak yang menanamkan dana pada suatu perusahaan
tentunya menginginkan agar nilai saham yang tercermin dalam harga saham yang
dimilikinya tersebut semakin meningkat, yang secara otomatis akan meningkatkan
nilai kekayaan para investor. Hal tersebut membuat investor akan lebih memilih
emiten dengan kinerja yang baik. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu
perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan
keuntungan (return) saham bagi investor. Return saham yang tinggi merupakan salah
satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal.
Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang
bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat
pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini di antaranya
diperoleh karena para investor mendapatkan informasi yang jelas, wajar, dan tepat
waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya (Usman dan Barus,
1989).
Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah
kepercayaan (believes) para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru
akan membentuk suatu kepercayaan baru di kalangan para investor. Kepercayaan
baru ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat
berharga.
Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar
yang lain, diantaranya adalah adanya ketidakpastian akan kualitas produk yang
ditawarkan. Ketidakpastian tersebut dapat dikurangi jika terdapat informasi akuntansi
untuk menilai risiko yang melekat dalam investasi dan memperkirakan return yang
akan diperoleh dari investasi tersebut.
Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan
jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen keuangan dalam
berbagai surat berharga (sekuritas). Investor dalam melakukan investasi di pasar
modal setidaknya harus memperhatikan dua hal yaitu: keuntungan yang diperoleh dan
risiko yang mungkin terjadi.
Investor untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan
pertimbangan-pertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui
harga saham perusahaan yang akan dibeli. Dengan mengetahui pengaruh
variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk memilih perusahaan yang
benar-benar dianggap sehat sebagai tempat menanamkan modalnya.
Tujuan seorang investor menginvestasikan dananya dalam bentuk saham di
pasar modal adalah untuk memperoleh hasil yang besar, namun kemungkinan
terjadinya risiko akan gagal selalu ada dalam investasi tersebut atau dengan kata lain
investor menderita kerugian. Keberhasilan suatu investasi dalam saham tidak terlepas
dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam mengolah informasi yang tersedia
di pasar modal. Investor pada umumnya membeli saham dengan harapan akan
menerima keuntungan (return) dalam bentuk dividen dan capital gain.
Banyak variabel yang dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan, baik
yang datang dari lingkungan eksternal ataupun yang datangnya dari lingkungan
internal perusahaan itu sendiri. Sebagaimana dikemukakan oleh Usman (1990), harga
saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel
fundamental dan teknikal, dimana variabel-variabel tersebut secara bersama-sama
akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham.
Variabel fundamental dibagi menjadi dua yaitu variabel fundamental yang bersifat
internal yang memberi informasi tentang kinerja perusahaan dan variabel-variabel
yang bersifat eksternal yang meliputi kondisi perekonomian secara umum.
Variabel teknikal meliputi variabel-variabel yang menyajikan informasi yang akan
memberikan gambaran kepada investor untuk menentukan kapan pembelian saham
memperoleh keuntungan yang maksimal. Variabel teknikal ini meliputi tentang
perkembangan kurs saham, keadaan pasar modal, volume transaksi, perkembangan
harga saham dari waktu ke waktu dan capital gain/loss.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat
dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi di lantai bursa. Hal ini
menjadikan analisis terhadap laporan keuangan dianggap penting dilakukan untuk
memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Laporan
keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dirancang untuk menyediakan
informasi bagi calon investor, kreditor dan pemakai eksternal lainnya untuk
pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain. Serangkaian pengujian
telah dilakukan untuk menguji reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan.
Penelitian eksploratif yang dilakukan oleh Pagalung (1996) dalam Natarsyah (2000)
menunjukkan bahwa laporan keuangan masih dipandang sebagai informasi yang
cukup penting oleh para investor di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi
yang bersifat fundamental dan teknikal. Sparta (2000) menyatakan bahwa dalam
analisis sekuritas digunakan dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan teknikal.
Analisis fundamental didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu
earning multiplier dan asset values, sedangkan analisis teknikal secara umum
memfokuskan perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas.
Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham
berfungsi untuk memprediksi harga saham antara lain : Return On Assets (ROA),
Debt to Equity Ratio (DER), Book Value per Share (BVS). Rasio pasar yang sering
dikaitkan dengan harga saham atau return saham adalah Price Book Value (PBV).
Faktor teknikal diukur dengan beberapa indikator antara lain inflasi, nilai tukar
mata uang, risiko pasar. Saham perusahaan yang go public adalah komoditi investasi
yang berisiko, karena bersifat peka terhadap perubahan–perubahan yang terjadi, baik
perubahan di dalam negeri maupun perubahan dari luar negeri. Perubahan-perubahan
ini tentunya merupakan risiko bagi investor. Risiko ini terbagi menjadi risiko
sistematik dan risiko tidak sistematik. Sparta (2000) mendefinisikan risiko sistematik
sebagai bagian dari perubahan aktiva yang dapat dihubungkan kepada faktor umum
yang juga disebut sebagai risiko pasar atau risiko yang tidak dapat dibagi. Risiko
sistematik merupakan tingkat minimum risiko yang dapat diperoleh bagi suatu
portofolio melalui diversifikasi sejumlah besar aktiva yang dipilih secara acak. Risiko
tidak sistematik adalah risiko yang unik bagi perusahaan, seperti pemogokan kerja
oleh pekerja perusahaan, bencana alam yang menimpa perusahaan, dan lain-lain
sejenisnya (Ang, 1997).
Penggunaan variabel fundamental internal perusahan dalam analisis harga
saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Suhairy (2006) yang meneliti
variabel fundamental terhadap return saham, dan memperoleh hasil bahwa
variabel-variabel fundamental internal perusahaan seperti Return on Assets dan Debt to Equity
Ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham. Penelitian lain yang
(2000)pada 127 perusahaan selama periode Januari 1996 sampai dengan Maret 1998.
Natarsyah menggunakan 5 (lima) rasio keuangan dan menemukan kelima rasio
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang
dilakukan oleh Prasetyo (2000) meneliti ROA, DPR, BVS & beta saham terhadap
harga saham, dan dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami & Suharmadi (1998) yang meneliti ROE,
DPR, BETA & PBV terhadap harga saham, yang dari hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa data-data keuangan perusahaan tidak terlalu menarik bagi
investor. Investor kurang memperhatikan rasio-rasio keuangan ini dalam melakukan
penilaian saham. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Darma (1999) yang meneliti pengaruh analisis laporan keuangan terhadap return
saham, dimana dari hasil penelitiannya ternyata semua rasio keuangan tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Dari penelitian-penelitian terdahulu nampak bahwa hasil beberapa peneliti
menunjukkan adanya pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, sementara
beberapa peneliti lain menunjukkan bahwa faktor fundamental itu tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut mendorong
untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang hubungan atau pengaruh ROA,
DER, BVS dan beta terhadap harga saham. Perbedaan penelitian ini dengan
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, DER, BVS dan
beta saham, selama periode 2003 sampai dengan 2006.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas masalah dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
a. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham Perusahaan
Manufaktur?
b. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham
Perusahaan Manufaktur?
c. Apakah Book Value perShare (BVS) berpengaruh terhadap harga saham
Perusahaan Manufaktur?
d. Apakah Beta saham berpengaruh terhadap harga saham Perusahaan
Manufaktur?
e. Apakah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value
perShare (BVS) dan Beta saham berpengaruh secara bersama-sama terhadap
harga saham Perusahaan Manufaktur?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. mengetahui pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap harga saham Perusahaan
b. mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham
Perusahaan Manufaktur.
c. mengetahui pengaruh Book Value perShare (BVS) terhadap harga saham
Perusahaan Manufaktur.
d. mengetahui pengaruh Beta saham terhadap harga saham Perusahaan
Manufaktur.
e. mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Book Value perShare (BVS) dan Beta saham secara bersama-sama terhadap
harga saham Perusahaan Manufaktur.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memahami pengaruh variabel fundamental (ROA, DER, BVS)
dan risiko sistematik (Beta) terhadap harga saham khususnya di perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat berperan sebagai informasi dalam
pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
c. Bagi Emiten, penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi terutama
manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
d. Bagi dunia ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menambah
perbendaharaan penelitian dibidang manajemen investasi yang dapat dijadikan
referensi bagi penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan
pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham.
1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) yang
berjudul “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik
Terhadap Harga Saham”. Dalam penelitiannya pada perusahaan kelompok industri
barang konsumsi yang go-public di pasar modal, Natarsyah (2000) mengemukakan
bahwa variabel ROA, ROE, DPR, DER dan BVS berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, demikian juga indeks beta sebagai pengukur risiko sistematik juga
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya di atas adalah meliputi
jenis perusahaan sampel, jenis variabel dan periode penelitian. perusahaan sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ROA, DER, BVS dan Beta saham, serta periode penelitian selama periode 2003
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1.Investasi
Pada dasarnya investasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah investasi
yang berhubungan dengan pasar modal, tabungan di bank atau asset lainnya seperti
saham dan obligasi yang sering disebut sebagai sekuritas. Menurut Kamaruddin
(1996) “investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut”.
Menurut Jogiyanto (1998) “investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan didalam produksi yang efisien selama periode tertentu”.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.13 (2004, par 03) menyebutkan
pengertian investasi sebagai berikut :
Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan, persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi.
Dengan kata lain investasi merupakan suatu penanaman modal yang dilakukan oleh
seorang pemodal (investor) dan dilakukan pada satu asset atau lebih dalam jangka
waktu yang lama dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan
Pada umumnya investasi dikategorikan atas dua jenis, yaitu real asset (aktiva
nyata) dan financial asset (aktiva keuangan). Aktiva nyata bersifat berwujud seperti
gedung, kendaraan dan lain-lain, sedangkan aktiva keuangan merupakan dokumen
(surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva nyata pihak yang
menerbitkan surat berharga tersebut.
Menurut Jogiyanto (1998), berdasarkan cara perolehannya investasi dapat
dibedakan atas investasi langsung (direct investing) dan investasi tidak langsung
(indirect investing). Investasi langsung merupakan investasi dengan melakukan
pembelian saham secara langsung dari perusahaan, sedangkan investasi tidak
langsung merupakan investasi dengan melakukan pembelian saham dari perusahaan
investasi (pihak ketiga) yang mempunyai portofolio aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain. Menurut Husnan (2001) tujuan investor melakukan investasi adalah
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Investasi
dilakukan dengan harapan, investor mendapatkan kembalian manfaat pada masa yang
akan datang, yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan dimasa tersebut.
2.1.2.Proses investasi
Menurut Ang (1997) analisis investasi dapat dilakukan dengan dua cara.
Analisis investasi secara tradisional, dasarnya adalah proyeksi dari harga dan dividen
sekuritas tersebut. Harga potensial dari saham suatu perusahaan dan pola dividennya
diramalkan terlebih dahulu, kemudian dilakukan diskon untuk memperoleh nilai
Analisis investasi atas sekuritas secara modern, dasarnya adalah konsep
fundamental dan berdasarkan tingkat risiko dan tingkat pengembalian keuntungan
tergantung atas harga saham dan bersama dengan dasar dividen. Dasar proses
investasi modern mencakup analisis mengenai penentuan tujuan investasi, penentuan
kebijakan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset, serta pengukuran
dan evaluasi kinerja portofolio. Penentuan tujuan investasi merupakan tahap pertama
yang harus dilakukan dalam proses investasi. Pada tahap penentuan kebijakan
investasi, investor akan menentukan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang
telah ditetapkan. Tahap pengambilan kebijakan ini meliputi penentuan keputusan
alokasi aset dan penentuan pengambilan keputusan tersebut berdasarkan dana yang
dimiliki investor tersebut
Tahap selanjutnya adalah pemilihan strategi portofolio di mana strategi yang
dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio
yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Selanjutnya dilakukan
pemilihan aset, yaitu dengan melakukan evaluasi pada ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan dari
tahap ini adalah untuk mencari portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang
menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau
dibawah harga pasar atau sebaliknya. Tahap akhir dari proses investasi ini adalah
pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio, yang meliputi pengukuran portofolio dan
2.1.3.Laporan Keuangan Sebagai Sumber Informasi
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari suatu proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan
mengenai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dan selanjutnya disajikan
sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan. Dalam
Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (2004, par 09)
menyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Pemakai laporan
keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda.
a. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang
saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya
dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
membutuhkan informasi yang dapat mereka gunakan untuk menentukan apakah
jumlah piutang mereka akan dapat dibayar pada waktu jatuh tempo.
e. Pelanggan. Pelanggan mempunyai kepentingan dengan informasi, mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau para pelanggan terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
g. Masyarakat/publik. Perusahaan memberikan pengaruh kepada anggota
masyarakat dalam berbagai cara, antara lain perusahaan dapat memberikan
kontribusi yang berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang
yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
Akuntansi dalam hal ini laporan keuangan sering disebut sebagai bahasa bisnis
(Language Of Business) karena akuntansi merupakan instrumen untuk melaporkan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada kelompok orang yang berbeda–beda,
dan disusun sebagai dasar pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan akan
bermanfaat, jika laporan keuangan memberikan informasi yang relevan untuk
memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan tersebut dalam pengambilan
keputusan. Informasi laporan keuangan tersebut akan memiliki kualitas relevan jika
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi si pemakai laporan
keuangan tersebut seperti investor.
Pemodal (investor) yang akan menanamkan investasinya dalam bentuk surat
berharga sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan. Kerangka Dasar
Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (2004, par 28) juga menyebutkan sebagai
berikut:
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal- hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas bahwa informasi laporan
keuangan memegang peranan penting dalam aktivitas perdagangan. Informasi ini
merupakan basis pengambilan keputusan bagi para pemodal (investor), dengan
demikian keterbukaan informasi (information disclosure) memegang peranan penting
dalam aktivitas perdagangan saham. Informasi lain yang menarik para investor antara
mencerminkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan kepentingan investor yang ingin
berinvestasi dalam bentuk surat berharga khususnya saham, maka informasi laporan
keuangan berguna untuk melihat keuntungan yang dapat direalisasikan melalui
tindakan yang akan diambil berdasarkan informasi itu.
2.1.4.Analisis Fundamental dan Teknikal
Investor dalam melakukan investasi dalam bentuk saham memerlukan analisis
untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan
analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi
undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di
pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga
sebaliknya. Terdapat dua pendekatan dasar dalam melakukan analisis dan memilih
saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental
mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara:
(1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham
di masa yang akan datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Menurut Husnan (2001) pendekatan fundamental memperkirakan harga saham
di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental
(pertumbuhan penjualan, nilai penjualan, net profit margin, price earning ratio)
berdasarkan pada informasi akuntansi yang telah diaudit oleh akuntan publik dan
saham langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental
seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya kebijakan dividen yang diperkirakan
akan mempengaruhi harga saham.
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harga tersebut diwaktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari
analisis teknikal adalah (1) harga saham mencerminkan informasi yang relevan
(2) informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu
(3) perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan berulang.
2.1.5. Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan memberikan
gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan, pada saat tertentu, prestasi
operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan
dengan perusahaan yang bersangkutan. Ditinjau dari sudut pandang manajemen,
laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan
performance keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, diharapkan dapat
digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang
sehat. Kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dapat diukur dengan menggunakan
beberapa tolok ukur, antara lain adalah rasio yang menghubungkan data-data
keuangan yang satu dengan lainnya. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen
keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan
atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola
perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat
pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam
praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa
suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan.
Meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial yang luas, akan tetapi
orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan memenuhi kebutuhan
mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal lainnya akan
terpenuhi (Warsidi, 2000).
2.1.6.Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham
Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar
dapat memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum
dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus
kelompok tertentu saja. Setelah menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan
tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan, pelaporan keuangan juga harus
menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir arus kas di masa yang akan
datang (Jogiyanto, 1998). Dari laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis
akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan
dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi
investor, kreditor, dan pemakai lainnya yang potensial, dalam menilai ketidakpastian
penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang (Jogiyanto, 1998).
Tujuan ini mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan
risiko dari investasi yang dilakukan (Husnan, 2001).
Manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat
melakukan tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio
keuangan tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan. Salah
satu contoh adalah ROA, jika diperoleh ROA yang cukup tinggi, maka dapat
diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini akan
merupakan daya tarik bagi investor yang mengakibatkan peningkatan nilai saham
perusahaan yang bersangkutan. Meningkatnya nilai saham perusahaan tersebut,
menyebabkan saham diminati oleh banyak investor, sehingga akan semakin
meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.
Rasio-rasio keuangan yang akan digunakan adalah ROA untuk mewakili rasio
profitabilitas, DER untuk mewakili rasio solvabilitas, sedangkan BVS untuk
mewakili rasio pasar.
2.1.6.1.Return on Assets
Aktiva suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham dan kreditor, sehingga
aktiva tersebut akan menjadi modal kerja bagi perusahaan dalam melakukan
usahanya. Hasil usaha perusahaan dinyatakan dalam bentuk laba bersih atau Net
terhadap total assets. ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba bersih setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk
operasional perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam
memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang juga dapat
diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan
meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik
perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat
kembalian akan semakin besar (Ang, 1997). Hal ini juga akan berdampak bahwa
harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat,
dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) dan Prasetyo (2000)
ROA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut
Suhairy (2006) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham. Hasil ini membuktikan bahwa dalam membuat keputusan investasi
saham, investor masih mempertimbangkan ROA.
2.1.6.2.Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan
utang terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Total debt
merupakan total liabilities (baik jangka pendek maupun jangka panjang), sedangkan
Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan
terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini
akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER
selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu,
karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu
banyak beban utang. Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Kinerja perusahaan tentunya juga berpengaruh pada daya tarik saham yang
ditawarkan di pasar modal. Semakin baik kinerja perusahaan, maka daya tarik saham
perusahaan tersebut semakin tinggi, hal ini menarik bagi investor karena saham
tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika permintaan
investor terhadap saham perusahaan tersebut cukup besar, maka dapat berpengaruh
terhadap peningkatan harga saham. Dari keterangan diatas, maka dapat dikatakan
bahwa DER juga mempengaruhi harga saham perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) menyimpulkan bahwa DER
berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki DER tinggi kurang diminati oleh investor sehingga harga
sahamnya menurun.
2.1.6.3.Book Value perShare
Seorang investor tentunya mengharapkan untuk memperoleh keuntungan dari
suatu saham, seorang investor perlu mengetahui beban dari saham yang akan dibeli,
karena saham dengan tingkat beban yang lebih ringan tentunya akan lebih menarik
minat investor, karena akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Rasio untuk
mengukur nilai shareholders’ equity atas setiap lembar saham (Ang, 1997), atau
disebut juga dengan Book Value perShare, yang menggambarkan perbandingan total
modal (equity) terhadap jumlah saham. Semakin besar rasio BVS, maka saham
tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan meningkat.
2.1.7. Hubungan Beta dengan Harga Saham
Beta adalah tolok ukur risiko dari suatu jenis saham dibandingkan dengan
risiko pasar. Jika dilakukan pengamatan terhadap pergerakan harga saham, maka
akan terlihat adanya pergerakan harga saham individual yang mengikuti pergerakan
indeks pasar (misalnya Indeks Harga Saham Gabungan). Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keuntungan suatu saham berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan, 2001).
Jika perubahan pasar dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar, maka
tingkat keuntungan suatu saham individual dinyatakan dalam konsep model indeks
tunggal.
Husnan (2001) mengatakan bahwa model indeks tunggal bisa menunjukkan
sebagai satu-satunya alasan pergerakan saham bersama-sama adalah karena saham
bereaksi terhadap gerakan pasar, sedangkan pandangan lain menyebutkan bahwa
Beta juga bisa digunakan sebagai penaksir faktor-faktor fundamental yang mungkin
hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Risiko ini berasal
dari beberapa faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang
saham perusahaan tersebut, antara lain adalah (1) Cyclicality yang menunjukkan
sejauh mana suatu perusahaan dipengaruhi oleh konjungtur perekonomian,
(2) Operating Leverage yang menunjukkan proporsi biaya perusahaan yang
merupakan biaya tetap, (3) Financial Leverage, dimana perusahaan yang mempunyai
utang adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage, dimana semakin besar
proporsi utang yang dipergunakan oleh perusahaan, maka semakin besar pula risiko
yang ditanggung oleh pemilik modal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) dan Prasetyo (2000)
menunjukkan bahwa risiko sistematik berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko menyebabkan saham tersebut kurang
diminati oleh investor sehingga harga saham akan turun.
2.1.8. Penilaian Saham
Saham yang diperdagangkan di lantai bursa selain dinilai dengan harga pasar
(market value) dapat pula dilakukan penilaian dengan memperhatikan hal berikut ini:
a. Nilai pari/nilai nominal (par value/face value) adalah nilai yang tercantum
dalam sertifikat saham tersebut.
b. Nilai buku (book value) menunjukkan nilai bersih kekayaan perusahaan per
saham. Nilai buku perusahaan di dapat dengan mengurangkan total asset
jumlah saham yang beredar. Nilai intrinsik/nilai riil (fair value/reasonable
value) adalah harga saham yang ditetapkan untuk sebuah saham biasa jika
faktor-faktor utama seperti modal dan hutang perusahaan dipertimbangkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai intrinsik tersebut adalah asset fisik yang
dimiliki perusahaan, perkiraan pendapatan perusahaan dimasa yang akan datang
dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.
c. Nilai pasar (market value) adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar modal
berdasarkan permintaan dan penawaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut apabila dihubungkan dengan nilai intrinsik
maka akan terdapat dua kondisi pasar saham yaitu:
a. Undervalue adalah nilai intrinsik lebih besar dari nilai pasar. Pada kondisi
seperti ini investor sebaiknya membeli saham untuk memperoleh keuntungan.
b. Overvalue adalah niai intrinsik lebih kecil dari nilai pasar. Pada kondisi seperti
ini investor sebaiknya menjual saham yang dimilikinya.
2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000)
yang berjudul “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham”. Dalam penelitiannya pada perusahaan
kelompok industri barang konsumsi yang go-public di pasar modal, Natarsyah (2000)
mengemukakan bahwa variabel ROA, ROE, DPR, DER dan BVS berpengaruh
sistematik juga berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sehingga dapat
dikatakan bahwa faktor fundamental berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go-public di pasar
modal. Adapun dari hasil penelitian tersebut, Natarsyah (2000) mengemukakan
bahwa pengaruh terbesar diperoleh dari nilai koefisien regresi BVS. Namun
demikian, dari hasil penelitian tersebut diperoleh petunjuk bahwa orientasi pemodal
sudah beralih dari dividend oriented kepada capital gain oriented. Di samping itu
juga dinyatakan bahwa pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh aspek
psikologi pasar, ketidakstabilan emosi para pemodal juga menyebabkan reaksi pasar
sehingga mempengaruhi harga saham.
Penelitian lainnya yang menjadi perbandingan peneliti dalam melakukan
penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Suhairy (2006) yang meneliti variabel
fundamental ROA, ROE dan DER terhadap return saham, dimana dari hasil
penelitiannya ternyata hanya ROA dan DER yang berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan ROE tidak berpengaruh.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Darma (1999) yang meneliti pengaruh analisis
laporan keuangan terhadap return saham, dimana dari hasil penelitiannya
ternyata semua rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2006) yang meneliti variabel
fundamental ROA, DTA & BVS serta variabel risiko sistematik yang diwakili
hanya rasio ROA yang tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan
rasio lainnya berpengaruh.
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
Peneliti Judul Variabel Hasil Temuan harga saham baik secara parsial maupun simultan
ROA & DER berpengaruh
terhadap return saham, sedangkan ROE tidak berpengaruh
terhadap return saham
ROA, ROE dan DTA berpengaruh terhadap return saham
4. Penelitian yang dilakukan oleh Utami & Suharmadi (1998) yang meneliti ROE,
DPR, Beta & PBV terhadap harga saham, dimana dari hasil penelitiannya
ternyata semua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2000)yang meneliti ROA, DPR, BVS
& Beta saham terhadap harga saham, dimana dari hasil penelitiannya ternyata
semua variabel bebasberpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari hasil penelitian terdahulu nampak bahwa beberapa bukti empiris menunjukkan
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan
sistematik untuk menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian. Menurut
Indriantoro dan Supomo (2000), kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran
peneliti untuk dikomunikasikan dengan orang lain sehingga hasilnya dapat dimengerti
oleh orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi oleh peneliti
yang lain.
H1
H2
H5
H3
H4
HARGA SAHAM (Y) ROA (X1)
DER (X
2)
BVS (X3)
BETA SAHAM (X4)
Prediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang
keuangan sehingga semua pihak yang berkepentingan terhadap harga saham
memerlukan informasi akuntansi yang lengkap yang dapat digunakan untuk
memprediksi harga saham. Untuk menguji kemampuan prediksi informasi akuntansi
dalam memprediksi harga saham, dapat digunakan rasio keuangan yang tercermin
dalam laporan keuangan.
Hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
ROA, DER, BVS dan Beta sebagai variabel bebas terhadap harga saham sebagai
variabel terikat. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada
gambar 3.1. di atas.
ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap asset yang digunakan, sehingga dengan mengetahui rasio ini
kita bisa mengetahui seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan aktivanya.
DER menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh pemegang saham. Semakin rendah rasio ini semakin besar
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban terhadap pemberi pinjaman.
BVS menggambarkan perbandingan total modal (equity) terhadap jumlah
saham. Semakin besar rasio BVS, maka saham tersebut akan semakin menarik bagi
investor sehingga harga saham akan meningkat. Dengan demikian, maka BVS
Beta saham adalah tolok ukur risiko dari suatu jenis saham dibandingkan
dengan risiko pasar. Semakin tinggi risiko menyebabkan saham tersebut kurang
diminati oleh investor sehingga harga saham akan turun.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang disampaikan diatas, maka dapat diangkat
hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
a. ROA berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di pasar modal untuk
kelompok industri manufaktur.
b. DER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di pasar modal untuk
kelompok industri manufaktur.
c. BVS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di pasar modal untuk
kelompok industri manufaktur.
d. Beta saham berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di pasar modal
untuk kelompok industri manufaktur.
e. ROA, DER, BVS dan beta saham secara bersama-sama berpengaruh terhadap
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan
dalam hal ini adalah metode desain kausal, yaitu menganalisis hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel lainnya. Penelitian ini akan akan menganalisis bagaimana pengaruh variabel
bebas (ROA, DER, BVS dan beta saham) terhadap variabel terikat (harga saham).
4.2 Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam kelompok industri
manufaktur yang merupakan kelompok dengan jumlah anggota perusahaan terbesar
yang listed di pasar modal Indonesia. Adapun pengambilan sampel menggunakan
metode porposive sampling, yaitu pemilihan sampel didasarkan pada kriteria-kriteria
tertentu yang dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria tersebut adalah
(1) perusahaan yang sahamnya secara berkelanjutan terdaftar dan aktif
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (2) aktif menyajikan informasi keuangan
selama periode 2003 – 2006 (3) Konsisten memperoleh laba dan mempunyai
Populasi perusahaan dalam kelompok industri manufaktur adalah sebanyak 164
perusahaan. Perusahaan yang memenuhi kriteria yang ditentukan (sebagai sampel)
adalah sebanyak 32 perusahaan.
Tabel 4.1. Proses Penarikan Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan yang sahamnya secara berkelanjutan
terdaftar & aktif diperdagangkan 164
2 Aktif menyajikan informasi keuangan selama periode
2003 – 2006 137
3 Konsisten memperoleh laba dan mempunyai
kewajiban selama periode pengamatan 32
4.3 Variabel Penelitian
4.3.1 Klasifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas yang
diwakili oleh faktor fundamental (ROA, DER & BVS) dan faktor risiko sistematik
(beta saham), serta variabel terikat yang diwakili oleh harga saham
4.3.2 Definisi Operasional Variabel
4.3.2.1Return On Asset (ROA) (X1)
Rasio antara Net Income After Tax terhadap asset secara keseluruhan akan
menunjukkan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada
penamam modal. Pendapat ini diadopsi sebagai definisi operasional dan dapat
Assets
Total assets adalah total aktiva
4.3.2.2Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total
shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan dan dirumuskan sebagai berikut:
Total Debt : total seluruh kewajiban emiten, baik lancar
mauapun jangka panjang
Total Shareholder’s Equity : total dari modal pemilik.
4.3.2.3Book Value per Share (BVS) (X3)
Rasio untuk mengukur nilai shareholders’ equity atas setiap lembar saham
(Ang, 1997), atau disebut juga dengan Book Value perShare, yang menggambarkan
perbandingan total modal (equity) terhadap jumlah saham, dan dapat dinyatakan
Ss
Jika perubahan pasar dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar, maka
tingkat keuntungan suatu saham dalam konsep model indeks tunggal dapat
dinyatakan sebagai berikut :
R
i= a
i+
iR
mDimana
Ri adalah tingkat keuntungan saham i.
ai adalah bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak
dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variabel ini merupakan variabel
yang acak.
i adalah Beta, merupakan parameter yang mengukur perubahan yang
diharapkan pada Ri jika terjadi perubahan pada Rm.
Rm adalah tingkat keuntungan indeks pasar. variabel ini merupakan
variabel yang acak.
Beta sebagai pengukur risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat
fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham perusahaan
tersebut.
4.3.2.5Harga Saham (Y)
Harga saham di tentukan besarannya dengan nilai buku perusahaan di dapat
dengan mengurangkan total asset perusahaan terhadap hutang dan saham preferen,
kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Tabel 4.2 Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Skala
Pengukuran
1 ROA
Rasio antara Net Income After Tax
terhadap asset secara keseluruhan
utang terhadap total shareholders’
equity yang dimiliki perusahaan
Rasio
3 BVS
Rasio untuk mengukur nilai
shareholders’ equity atas setiap lembar saham
Rasio
4 Beta Saham
Beta sebagai pengukur risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar
Rasio
5 Harga Saham Merupakan harga saham harian
emiten pada saat sesi penutupan.
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini periode
tahun 2003-2006.
4.5 Prosedur Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan dan harga saham harian untuk periode tahun 2003 sampai dengan tahun
2006, data yang digunakan merupakan gabungan data antara perusahaan (cross
section) dan antar waktu (time series), yang diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory tahun 2007, www.e-bursa.com, dan database yang diperlukan dari
berbagai sumber.
4.6 Model dan Teknik Analisa Data
Untuk keperluan penelitian ini penulis menggunakan faktor yang berkaitan
dengan earnings, dan risiko ( risiko sistematik ), dengan menggunakan model :
Harga saham P0 = f { ROA, DER, BVS, RISK }
Model ini dianalisis dengan analisa regresi yang menggunakan persamaan kuadrat
terkecil (least square regression analysis), sehingga model yang akan dipakai adalah
sebagai berikut :
Dimana :
P0 adalah perkiraan harga saham
a adalah konstanta
b1 – b4 adalah koefisien regresi untuk masing-masing variabel
X1 adalah Variabel Return On Assets
X2 adalah Variabel Debt to Equity Ratio
X3 adalah Variabel Book Value per Share
X4 adalah Variabel RISK, risiko sistematik yang akan diwakili oleh beta
e adalah Variabel pengganggu
4.7 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan model yang disampaikan di
atas, maka sesuai dengan syarat metode Ordinay Least Square (OLS), terlebih dahulu
akan dilakukan pengujian asumsi klasik yang akan meliputi pengujian normalitas,
autokorelasi,multikolinieritas dan heteroskedastisitas.
4.7.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel bebas dan terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika terjadi
penyimpangan terhadap asumsi distribusi normalitas, maka masih tetap menghasilkan
penduga koefisien regresi yang linier, tidak berbias dan terbaik. Untuk dapat
dianalisis data harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Normalitas dari
Standardized Residual.. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai
sebaran data akan terletak di sekitar garis lurus (Santoso, 2006).
4.7.2 Uji Autokorelasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pada variabel penggangu
yang saling berurutan terjadi serial korelasi. Apabila data penelitian mengandung
autokorelasi, maka parameter yang diestimasi akan bias dan variannya tidak
minimum.
Untuk mengetahuinya adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai
Durbin-Watson. Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk
autokorelasi tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept
(constant) serta tidak terdapat variabel lagi. Pengambilan keputusan bila
menggunakan uji DW adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):
a. Nilai DW terletak diantara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol, dan
dapat diartikan tidak ada autokorelasi du < DW < 4-du.
b. Nilai DW terletak di bawah lower boud (dl), maka akan mempunyai koefisien
korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif.
c. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki
autokorelasi negatif.
d. Nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak
4.7.3 Uji Multikolinieritas
Adapun yang dimaksud dengan multikolinieritas adalah keadaan dimana satu
atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel
bebas lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik tidak
terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika nilai korelasi diantara variabel bebas
adalah satu maka: (a) koefisien untuk nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan
(b) nilai standard error dari setiap koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga
(Arief, 2006)
Cara mengetahui adanya gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan
metode Varian Inflation Factor (VIF). Adapun kriteria yang digunakan dalam
pengujian metode VIF ini adalah jika VIFj > 10 terjadi multikolinearitas yang tinggi
antara variabel independen dengan variabel independen lainnya (Hakim, 2004: 301).
4.7.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk melihat setiap variabel yang dibatasi oleh nilai
tertentu dari variabel bebas konstan, atau sama untuk seluruh observasi. Dalam
penelitian ini untuk menguji heterokedastisitas menggunakan metode Grafik Plot,
yaitu melihat sebaran dari data. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membuat pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi
4.8 Pengujian Model
Setelah pengujian asumsi klasik dilakukan dan diuji kebenarannya, maka dalam
analisis juga akan dilakukan uji model (goodness of fit) dengan data yang ada
sehingga diyakini bentuk persamaan/model yang pasti.
Dari persamaan dengan model tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient
of determination yang menunjukkan persentase dari variasi variabel harga saham
yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya
nilai R2 untuk masing-masing variabel rasio keuangan dapat diketahui faktor
terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya kepada harga saham.
4.9 Pengujian Hipotesis
Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil
perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, dilakukan pengujian
dengan menggunakan model regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh
secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas
dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel
bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel bebas
lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh,
tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka
Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
0
: i≠
i
H β , artinya variabel bebas Xi (ROA, DER, BVS dan Beta saham)
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di pasar modal
untuk kelompok industri manufaktur
i = 1.2.3.4
Dengan menggunakan taraf nyata ( ) 5%, maka kriteria pengujian adalah:
Jika t-sig < : 0,05, maka Hi diterima
Jika t-sig > : 0,05, maka Hi ditolak
Pengujian dengan menggunakan model regresi linier berganda dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
0
: 5
5 β ≠
H , artinya ROA, DER, BVS dan beta saham secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di pasar modal
untuk kelompok industri manufaktur
Dengan menggunakan taraf nyata ( ) 5%, maka kriteria pengujian adalah:
Jika F-Sig < : 0,05, maka H5 diterima