UTARA
SKRIPSI
OLEH
SUSI ERMADANI 110406025
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UTARA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
SUSI ERMADANI 110406025
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
PERNYATAAN
KRITERIA KEPUASAN PENGHUNI HUNIAN SEWA (RUMAH KOST)
MAHASISWA DI SEKITAR KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2015
Penulis
Judul Skripsi : Kriteria Kepuasan Penghuni Hunian Sewa (Rumah Kost)
Mahasiswa Di Sekitar Kawasan Universitas Sumatera
Utara
Nama Mahasiswa : Susi Ermadani
Nomor Pokok : 110406025
Departemen : Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
(Dr.Ir.Dwira N. Aulia, M.Sc.)
Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,
Telah diuji pada
Tanggal : 04 Juli 2015
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Dr.Ir.Dwira N. Aulia, M.Sc.
Anggota Komisi Penguji : 1. Dr.Wahyu Utami S.T., M.Sc
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan.
Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Wahyu Utami, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji I dan Ibu Wahyuni
Zahrah, S.T, M.S, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan
saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur dan
Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.LA, selaku Sekretaris Departemen Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
5. Mahasiswa/i yang bermukim di sekitar kampus USU yang telah meluangkan
waktunya kepada penulis dalam melakukan penelitian guna mendapatkan data
yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya Bapak Budiono, Ibu Ariani dan adik-adik saya tercinta,
untuk menyelesaikan studi dan skripsi penulis di Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan.
7. Rekan-rekan mahasiswa (Nurul, Yuni, Iyun, Dede, Ari, dan Ridwan), yang
telah memberikan motivasi serta dorongan hingga selesainya skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan (Nova dan Astri), rekan-rekan mahasiswa stambuk
2011 dan adik-adik stambuk 2014.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari
sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi semua pihak.
Medan, Juli 2015
Penulis,
ABSTRAK
Hunian menjadi salah satu kebutuhan utama bagi mahasiswa, khususnya yang berasal dari luar daerah tempat Universitasnya berada. Pilihan untuk menentukan tempat tinggal bagi mahasiswa tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Pertimbangan terhadap pemilihan hunian sewa mahasiswa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya kepuasan terhadap tempat tinggalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penghuni hunian rumah kost dan mengidentifikasi tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kampus USU. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu data yang di peroleh melalui observasi lapangan dengan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti, menyebarkan kuesioner dan melakukan studi dokumen/literatur dimana studi ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan literatur, hasil-hasil penelitian, catatan tertulis dan sebagainya khususnya berkaitan dengan kriteria kepuasan penghuni hunian sewa (rumah kost) mahasiswa. Melalui analisis diperoleh kesimpulan bahwadilihat dari atribut hunian dan lingkungan fasilitas yang paling diminati adalah tempat tidur. Karakteristik bangunan yang pertama adalah kamar tidur, luas kamar dengan prosentase terbesar adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian. Tipologi hunian mahasiswa yang ada di lokasi penelitian sesuai dengan teori yang sudah ada.
Kata kunci : kepuasan penghuni, hunian mahasiswa, tipologi.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 4
1.4.Manfaat Penelitian ... 4
1.5.Kerangka Berpikir ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1.Kepuasan Penghuni ... 6
2.2.Hunian Sewa Mahasiswa ... 7
2.3.Fasilitas Hunian Mahasiswa ... 8
2.4.Kamar Tidur ... 9
2.5.Kepuasan Penghuni Dari Perspektif Mahasiswa ... 10
2.6.Tipologi ... 11
2.6.1.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Bentuk Hunian ... 12
2.6.3.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Sirkulasi Horizontal ... 17
2.7. Penelitian Yang Sudah Dilakukan ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
3.1.Jenis Penelitian ... 22
3.2.Variabel Penelitian ... 23
3.3.Populasi/Sampel ... 24
3.4.Metoda Pengumpulan Data ... 27
3.4.1.Pengumpulan Data Primer ... 27
3.4.2.Pengumpulan Data Sekunder ... 30
3.5.Kawasan Penelitian ... 30
3.6.Tahapan Analisa Data ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1.Kawasan Penelitian ... 33
4.1.1.Deskripsi Kawasan ... 33
4.1.2.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34
4.2.Atribut Hunian Dan Lingkungan ... 35
4.2.1.Fasilitas ... 35
4.2.2.Interior/Ruang Dalam ... 36
4.2.3.Jarak Tempuh ... 37
4.2.4.Harga Sewa ... 39
4.3.Karakteristik Bangunan ... 40
4.3.2.Kamar Mandi ... 41
4.3.3.Dapur ... 42
4.3.4.Ruang Cuci Pakaian ... 43
4.3.5.Ruang Bersama ... 44
4.3.6.Tangga ... 45
4.3.7.Area Parkir ... 46
4.4.Tipologi Hunian mahasiswa ... 47
4.4.1.Jenis Hunian Rumah Kost ... 47
4.4.2.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Pembangunan ... 48
4.4.3.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Berdikari ... 50
4.4.4.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Harmonika ... 52
4.4.5.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Sekitar Kampus USU Berdasarkan Sirkulasi Horizontal ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1.Kesimpulan ... 59
5.2.Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian yang Sudah Dilakukan ... 19
Tabel 3.1 Tabel variabel penelitian ... 24
Tabel 3.2 Jumlah hunian kost ... 25
Tabel 4.1 Fasilitas Untuk Hunian Mahasiswa... 35
Tabel 4.2 Pindah Hunian Mahasiswa ... 35
Tabel 4.3 Interior/Ruang dalam Hunian Mahasiswa ... 36
Tabel 4.4 Jarak Tempuh Menuju Hunian Mahasiswa ... 37
Tabel 4.5 Kemudahan Menjangkau Hunian... 37
Tabel 4.6 Keadaan Perjalanan Menuju Hunian... 37
Tabel 4.7 Alat Transportasi yang digunakan ... 38
Tabel 4.8 Harga Sewa Hunian ... 39
Tabel 4.9 Biaya Fasilitas Tambahan ... 39
Tabel 4.10 Jumlah Kamar Tidur ... 40
Tabel 4.11 Luas Ukuran Kamar ... 40
Tabel 4.12 Kenyamanan Kamar Kost ... 40
Tabel 4.13 Kamar Mandi Pribadi ... 41
Tabel 4.14 Jumlah Kamar Mandi ... 41
Tabel 4.15 Penggunaan Dapur ... 42
Tabel 4.16 Ukuran Dapur ... 42
Tabel 4.17 Ruang Cuci Pakaian ... 43
Tabel 4.19 Ruang Bersama ... 44
Tabel 4.20 Waktu yang Dihabiskan di Ruang Bersama ... 44
Tabel 4.21 Ketinggian Bangunan ... 45
Tabel 4.22 Kondisi Tangga pada Hunian ... 45
Tabel 4.23 Area Parkir ... 46
Tabel 4.24 Jenis Parkir yangTersedia ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Room in private homes ... 13
Gambar 2.2 Co-operative house ... 13
Gambar 2.3 KAIST Dorminotory ... 14
Gambar 2.4 Girls Hostel Chandigarh University ... 15
Gambar 2.5 Apartment in central Tokyo ... 15
Gambar 2.6 Perkampungan Mahasiswa ... 16
Gambar 2.7 Maisonette1–4 lantai ... 17
Gambar 3.1 Kawasan Penelitian ... 31
Gambar 4.1 Deskripsi Kawasan Penelitian ... 33
Gambar 4.2 Jalan Pembangunan ... 34
Gambar 4.3 Jalan Bedikari ... 34
Gambar 4.4 Jalan Harmonika ... 34
Gambar 4.5 Tipologi Hunian di Jalan Pembangunan ... 48
Gambar 4.6 Bangunan Tipe 1 di Jalan Pembangunan ... 48
Gambar 4.7 Bangunan Tipe 2 di Jalan Pembangunan ... 49
Gambar 4.8 Bangunan Tipe 3 di Jalan Pembangunan ... 49
Gambar 4.9 Tipologi Hunian di Jalan Berdikari ... 50
Gambar 4.10 Bangunan Tipe 1 di Jalan Berdikari ... 50
Gambar 4.11 Bangunan Tipe 2 di Jalan Berdikari ... 51
Gambar 4.12 Bangunan Tipe 3 di Jalan Berdikari ... 51
Gambar 4.14 Bangunan Tipe 1 di Jalan Harmonika ... 52
Gambar 4.15 Bangunan Tipe 2 di Jalan Harmonika ... 53
Gambar 4.16 Bangunan Tipe 3 di Jalan Harmonika ... 53
Gambar 4.17 Denah Open Corridor 1 ... 54
Gambar 4.18 Potongan Open Corridor 1 ... 55
Gambar 4.19 Denah Open Corridor ... 55
Gambar 4.20 Denah Interior Coridor 1 ... 56
Gambar 4.21 Potongan Interior Coridor 1 ... 57
Gambar 4.22 Denah Interior Coridor 2 ... 57
ABSTRAK
Hunian menjadi salah satu kebutuhan utama bagi mahasiswa, khususnya yang berasal dari luar daerah tempat Universitasnya berada. Pilihan untuk menentukan tempat tinggal bagi mahasiswa tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Pertimbangan terhadap pemilihan hunian sewa mahasiswa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya kepuasan terhadap tempat tinggalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penghuni hunian rumah kost dan mengidentifikasi tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kampus USU. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu data yang di peroleh melalui observasi lapangan dengan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti, menyebarkan kuesioner dan melakukan studi dokumen/literatur dimana studi ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan literatur, hasil-hasil penelitian, catatan tertulis dan sebagainya khususnya berkaitan dengan kriteria kepuasan penghuni hunian sewa (rumah kost) mahasiswa. Melalui analisis diperoleh kesimpulan bahwadilihat dari atribut hunian dan lingkungan fasilitas yang paling diminati adalah tempat tidur. Karakteristik bangunan yang pertama adalah kamar tidur, luas kamar dengan prosentase terbesar adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian. Tipologi hunian mahasiswa yang ada di lokasi penelitian sesuai dengan teori yang sudah ada.
Kata kunci : kepuasan penghuni, hunian mahasiswa, tipologi.
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan di Indonesia begitu pesat baik pendidikan yang
dikelola oleh pemerintah maupun yang dikelola oleh pihak swasta. Menurut
Guntur (2012), Salah satu perguruan tinggi negeri terbesar dan terkenal di
Sumatera Utara adalah Universitas Sumatera Utara (USU) yang terletak di kota
Medan Provinsi Sumatera Utara tepatnya berlokasi di Jl. Dr. T. Mansur No. 9,
Padang Bulan, Medan, terletak di sebelah Barat Daya kota Medan. Para
mahasiswa yang ada bukan hanya dari Sumatera Utara tetapi juga dari wilayah
Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) seperti Aceh, Riau, Sumatera Barat dan tidak
sedikit juga berasal dari kota-kota lainnya yang mengecap pendidikan di
Universitas Sumatera Utara (USU).
Menurut Abdillah (2014) dengan judul penelitiannya Pengembangan
Asrama Putra USU, Universitas Sumatera Utara merupakan kampus terbesar di
Sumatera Utara. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang,
1000 diantaranya adalah mahasiswa asing. Pada masa sekarang ini mulai banyak
universitas yang memberikan pelayanan pendidikan, salah satunya USU sebagai
universitas 10 terbaik di Indonesia. USU juga memberikan fasilitas untuk
mahasiswa yang datang dari luar kota Medan, salah satunya asrama. Dengan
semakin bertambahnya mahasiswa dari luar kota Medan yang kuliah di USU,
Asrama Putra USU sendiri sudah kurang layak dihuni. Hal ini mengakibatkan
timbulnya banyak hunian-hunian yang baru di sekitar area kampus seperti: rumah
kost dan rumah kontrakan yang dibangun oleh pemborong kecil maupun
kontraktor dengan status kepemilikan rata-rata para penduduk yang sudah lama
menghuni di daerah tersebut.
Hunian sewa bagi mahasiswa, dapat diartikan sebagai hunian yang oleh
pemiliknya disewakan seluruh atau sebagian unitnya kepada mahasiswa sebagai
pihak pengguna atau konsumen (Nurdini, 2012).Kebutuhan fasilitas hunian saat
ini yang bersifat sewa seperti kost, asrama, rumah kontrakan, dan apartemen
sedang berkembang pesat. Bisnis ini membidik segmen pasar yang beragam, salah
satunya adalah dari kalangan mahasiswa. Mereka yang memilih tinggal di hunian
sewa umumnya merupakan pendatang dan bertujuan untuk menetap sementara
(temporer) dalam kurun waktu tertentu. Melihat fenomena ini, minat untuk
investasi dibidang properti khususnya hunian sewa semakin tinggi. Namun pada
kenyataannya infrastruktur dan fasilitas di kawasan hunian sewa tidak
dipersiapkan untuk mengakomodasi keberadaan hunian sewa tersebut (Sakina dan
Kusuma, 2014).
Hunian menjadi salah satu kebutuhan utama bagi mahasiswa, khususnya
yang berasal dari luar daerah tempat Universitasnya berada. Kebutuhan ini pada
umumnya diakomodasi oleh pihak Universitas dengan membangun asrama
mahasiswa. Namun, tidak semua mahasiswa ini dapat tinggal di dalam asrama
karena keterbatasan pihak Universitas dalam hal penyediaan asrama untuk semua
hunian yang berada di sekitar atau dekat area kampus. Dampak secara fisik yang
terjadi pada area di sekitar kampus ini adalah adanya alih fungsi bangunan
(Allison, 2006). Hunian yang disediakan pihak swasta disekitar kampus ini
merupakan hunian dengan berbagai tipe. Jenis hunian yang disediakan oleh pihak
swasta beragam bentuk hunian dalam pemenuhan kebutuhan hunian. Bentuk
hunian yang berbeda-beda akan berbeda pula jenis, fungsi dan fasilitas pada
hunian.
Fasilitas yang ada pada setiap hunian sewa mahasiswa juga menjadi
pertimbangan dalam memilih dan menentukan tempat tinggal. Jika pada suatu
hunian sewa memiliki fasilitas yang cukup lengkap maka mahasiswa dapat
memilih hunian tersebut sebagai tempat tinggalnya terlepas dari keadaan ekonomi
mahasiswa tersebut. Pilihan untuk mementukan tempat tinggal bagi mahasiswa
tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga
berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Selain itu lokasi yang strategis
untuk mahasiswa juga dapat menjadi preferensi dalam memilih hunian. Jarak
tempuh dari hunian menuju ke kampus juga berpengaruh karena faktor ekonomi.
Jika fasilitas dan jarak tempuh sudah sesuai maka mahasiswa akan menemukan
kepuasan dalam menghuni hunian tersebut.
Pertimbangan terhadap pemilihan hunian sewa mahasiswa dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya kepuasan terhadap tempat
tinggalnya. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian ini perlu dilakukan agar
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan penghuni terhadap hunian
rumah kost?
2. Bagaimana tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kawasan USU?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penghuni hunian
rumah kost.
2. Mengidentifikasi tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kampus USU.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini dari segi ilmu pengetahuan/teoritis yaitu untuk
memberi kontribusi untuk teori-teori mengenai hunian sewa terutama pada hunian
mahasiswa. Dari segi praktis/kebijakan penelitian ini bermanfaat menjadi acuan
dalam pertumbuhan hunian rumah kost pada kawasan Universitas. Dengan
mengetahui preferensi terhadap hunian rumah kost maka dapat menjadi contoh
1.5. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Metode Analisa Data:
Metode Analisis Deskriptif
LATAR BELAKANG
Fasilitas yang ada pada setiap hunian sewa mahasiswa juga dapat berpengaruh pada preferensi dalam menentukan tempat tinggal. Jika pada suatu hunian sewa memiliki fasilitas yang cukup lengkap maka mahasiswa dapat memilih hunian tersebut sebagai tempat tinggalnya terlepas dari keadaan ekonomi dari mahasiswa tersebut. Pilihan untuk mementukan tempat tinggal bagi mahasiswa tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Selain itu lokasi yang strategis untuk mahasiswa juga dapat menjadi preferensi dalam memilih hunian. Jarak tempuh dari hunian menuju ke kampus juga berpengaruh karena faktor ekonomi.
JUDUL PENELITIAN
Manfaat hasil penelitian ini dari segi ilmu pengetahuan/teoritis yaitu untuk memberi kontribusi untuk teori-teori mengenai hunian sewa terutama pada
hunian mahasiswa. Dari segi
praktis/kebijakan penelitian ini
bermanfaat menjadi acuan dalam pertumbuhan hunian rumah kost pada kawasan Universitas.
Studi Literatur
Kepuasan penghuni Hunian sewa mahasiswa Fasilitas hunian mahasiswa
Kepuasan penghuni dari perspektif mahasiswa
Metodelogi penelitian
Metode Pengumpulan Data:
Observasi langsung, Wawancara, angket dan studi literatur
Metode Penelitian :
Metode Kualitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kepuasan penghuni
Kepuasan berhuni atau housing satisfaction mengukur kepuasan secara
meluas terhadap situasi hunian (McCray & Day, dalam Lee & Park, 2010).
Menurut Galster (1987) di dalam penelitian Heryanti (2013), housing satisfaction
adalah suatu ukuran dari celah antara kebutuhan dan aspirasi (keadaan yang
di-idamkan) penghuni terhadap keadaan hunian sebenarnya. Terdapat sejumlah
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan berhuni, yakni faktor individu
(penghuni), atribut hunian, dan atribut lingkungan sekitar hunian (Toscano &
Amestoy, 2007).
Kepuasan atau satisfaction dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran dari
celah antara keadaan penghunisebenarnya dan yang diidamkan (Galster, 1987
dalam Amole, 2008). Menurut Thomsen (2008) di dalam penelitian Heryanti
(2013), tentang aspek kepuasan berhuni bagi mahasiswa menemukan bahwa
tinggal di dekat pusat kota dan dekat dengan tempat belajar merupakan aspek
yang signifikan dalam menentukan tingkat kepuasan. Ia juga menyatakan bahwa
akan lebih bermanfaat apabila penelitian tidak hanya menanyakan apakah
penghuni sudah merasa puas/ tidak puas dengan kondisi huniannya, tetapi juga
fokus pada ketidaksesuaian antara preferensi dan kondisi aktual hunian. Menurut
Amole (2008) di dalam penelitian Heryanti (2013), evaluasi kepuasan penghuni
2.2. Hunian Sewa Mahasiswa
Menurut Nurdini (2012), hunian sewa dapat didefinisikan sebagai hunian
yang oleh pemiliknya disewakan seluruh atau sebagian unitnya kepada mahasiswa
sebagai pihak pengguna atau konsumen. Hunian sewa dapat dikategorikan sebagai
komoditas investasi oleh pihak penyedia untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal. Penyedia dan konsumen hunian sewa bersepakat melakukan transaksi
sewa menyewa atas hunian sesuai dengan harga tertentu yang berlaku dalam
mekanisme pasar. Dari sudut pandang kebutuhan pengguna, kondisi berhuni
dengan cara menyewa dapatterjadi akibat beberapa hal, yaitu:
1. Belum adanya kemampuan untuk memiliki hunian (home ownership),
2. Adanya kebutuhan berhuni yang non-permanen untuk periodet ertentu di
suatu lokasi,
3. Preferensi untuk menyewa daripada membeli. Kenyon dan Heath (2001
dalam Nurdini, 2012).
Menurut Yudohusodo (1991) dalam Saleh (2010), pembangunan rumah
sewa sederhana diarahkan kepada dua kebijaksanaan dasar yaitu:
Penyediaan rumah sewa oleh sektor non formal perseorangan.
Pembangunan rumah sewa sederhana berdasarkan azas swadaya, dengan
pengerahan sumber daya masyarakat setempat dan dengan pemberian
subsidi yang diusahakan sekecil mungkin.
Karakteristik Pondokan Mahasiswa adalah merupakan ciri-ciri khas atau
sifat-sifat khas yang melekat pada keadaan lingkungan, yang memberikan
Mahasiswa penghuni rumah pondokan sangat terbatas dari segi kemampuan
finansial dimana mereka hanya mengandalkan kiriman/penghasilan sehingga
mahasiswa mempunyai pertimbangan dalam menentukan hunian rumah pondokan
yang ditempatinya. Drakakish Smith dalam Saleh (2010) menyatakan bahwa
semakin rendah penghasilan seseorang maka pertimbangan utama dalam memilih
hunian tempat tinggal yaitu kedekatan dengan lokasi bekerja atau pusat pelayanan
kota. Sama halnya mahasiswa dengan keterbatasan penghasilan/kiriman
kedekatan dengan kampus merupakan faktor utama dalam penentuan hunian
untuk bertempat tinggal.
2.3. Fasilitas Hunian Mahasiswa
Fasilitas hunian dapat didefinisikan sebagai ruang yang di lengkapi dengan
fasilitas yang dibutuhkan, mampu mendukung kegiatan sosial dan gaya hidup
mahasiswa. Fasilitas juga merupakan kebutuhan utama dari sebuah hunian. Tetapi
Melnikas dkk juga berpendapat bahwa keinginan berintetaksi dan bersosialisasi
dengan teman-teman untuk mempererat hubungan sosial dapat menjelaskan
mengapa seseorang membutuhkan fasilitas-fasilitas hunian. Sederhananya,
fasilitas perumahan mahasiswa diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perumahan yang menawarkan kamar yang dilengkapi dengan fasilitas
dan layanan, serta menyediakan ruang yang menjadi tempat berkumpul sekaligus
sebagai ruang belajar. (Melnikas dan Olujimi & Bello, dalam Najib, N.U. et al,
2011). Mahasiswa juga membutuhkan keamanan dan privasi, mahasiswa
mengharapkan penyedia hunian mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi
Intensitas penggunaan untuk fasilitas hunian sewa cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan intensitas penggunaan fasilitas di lingkungan sekitar. Dalam
kesehariannya, selain berada di lingkungan kampus, mahasiswa cenderung lebih
lama berada di dalam hunian sewa. Selain itu, hunain sewa sebagai tempat tinggal
sementara bagi mahasiswa, merupakan tempat untuk melakukan kegiatan
peme-nuhan kebutuhan dasar, seperti tidur, makan, mandi, mencuci baju, dll. Karena itu
terdapat kecenderungan bahwa kepuasan terhadap hunian sewa memberikan
pengaruh yang lebih besar. (Sakina dan Kusuma, 2014).
2.4. Kamar Tidur (De Chiara, 2001 dalam Larasati, 2011)
Ruang mahasiswa (student room) merupakan elemen terkecil dan
merupakan basis ruang pada fasilitas hunian. Ini adalah lingkungan awal bagi
mahasiswa. Pada ruang ini, mahasiswa belajar, tidur, berpakaian, dan
bersosialisasi. Semua pakaian, buku, serta barang-barang milik pribadi disimpan
disini, kecuali pakaian yang jarang dipakai dan peralatan olahraga dalam ukuran
besar. Ruang ini berada dalam area kampus, sehingga mahasiswa dapat
mengontrol kapan pun segala kegiatan kampus. Dimensi ruang harus
mengakomodasi:
Ukuran dan desain perabot
Perabot yang menggunakan ruang
Kombinasi jenis perabot
Perubahan ukuran ruang (dan bentuk), terjadi karena dipengaruhi oleh dua hal
Kemampuan penyesuaian (adaptability) susunan perabot
Pembagian ruang–berdasarkan pemisahan aktifitas fisik atau visual
2.5. Kepuasan Penghuni Dari Perspektif mahasiswa
Beberapa penulis berpendapat bahwa mahasiswa dapat belajar dengan baik
jika hunian mereka mampu memberikan kenyamanan (Amole, 2005 dan Afandi
2008). Melnikas (1998) dan Sitar dan Krajnc (2008, dalam Najib, N.U. et al,
2011) menekankan bahwa evaluasi dan merenovasi hunian sangat penting untuk
meningkatkan standar hidup serta memperbaiki kerusakan pada fasilitas. Dengan
demikian, kepuasan penghuni harus diperhatikan secara teratur untuk memenuhi
kebutuhan hunian mahasiswa.
Salleh (2008) dan Mohit et al. (2010, dalam Najib, N.U. et al, 2011)
menjelaskan bahwa kepuasan hunian adalah ungkapan positif yang diungkapkan
oleh penghuni rumah/hunian dengan service hunian dan fasilitas lingkungan yang
sesuai harapan. Dengan demikian, Foubert et al. (1998) dan Najib dan Yusof
(2010, dalam Najib, N.U. et al, 2011 menyebutkan bahwa kepuasan pada hunian
mahasiswa berasal dari fasilitas yang berkualitas, hubungan teman yang positif,
komunitas dan lingkungan belajar yang tenang. Namun, Kaya dan Erkip (2001
dalam Najib, N.U. et al, 2011) berpendapat bahwa kepuasan mahasiswa
didasarkan pada kondisi kamar yang luas, terang dan jauh dari kebisingan,
sedangkan Amole (2005 dalam Najib, N.U. et al, 2011) mengklaim bahwa
kepuasan pada hunian mahasiswa berdasarkan tingkat banyaknya orang dan
privasi kamar mereka. Dengan demikian, kita berpendapat bahwa kepuasan
kampus. Dengan kata lain, kepuasan hunian berasal dari kualitas sarana dan
pelayanan hunian.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi preferensi hunian sewa
mahasiswa berdasarkan Oppewal dkk (2005Heryanti, 2013) diantaranya adalah
pemisahan hunian laki-laki dan perempuan, pemisahan hunian berdasarkan
jurusan, penggunaan toilet dan shower secara bersama-sama, dan view dari dalam
kamar. Selain itu, jarak dari kampus, harga sewa dan usia bangunan juga menjadi
faktor yang menentukan bagi preferensi mahasiswa.
2.6. Tipologi
Tipologi adalah studi tentang tipe. Tipe merupakan kelompok dari objek
yang dengan ciri khas struktur formal yang sama. Tipologi merupakan studi
tentang pengelompokkan objek sebagai model, melalui kesamaan bentuk dan
struktur. Tipologi adalah studi tentang tipe dengan kategorisasi dan klasifikasi
untuk menghasilkan tipe. Kegiatan kategori dan tipe tersebut sekaligus dapat
dilihat keragaman dan keseragamannya. Iswati (2003, dalam Santoso dan Bani
G.W, 2011).
Pengertian tipologi yang dikemukakan oleh Sukada (1989 dalam Sir, 2005)
merupakan sebuah pengklasifikasian sebuah tipe berdasarkan atas penelusuran
terhadap asal-usul terbentuknya obyek-obyek arsitektural yang terdiri dari tiga
tahap proses penelusuran terhadap asal-usul obyek arsitektur diantaranya:
pertama, menentukan bentuk dasarnya (formal structure); kedua, menentukan
sifat dasarnya (properties) dan yang ketiga, adalah mempelajari proses
Karen (1994 dalam Sir, 2005), dalam bahasannya tentang tipe dan tipologi,
mengemukakan bahwa tipe menyerupai aspek klarifikasi, yaitu menggabungkan
karakteristik yang sama dari kelompok karya arsitektur tersebut secara detail
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Definisi tipe memiliki dua kelompok
konsep utama, yaitu kelompok satu menganggap tipe sebagai properti bentuk
geometris, dan kelompok kedua, memandang tipe sebagai atribut bentuk yang
berhubungan dan dihubungkan dengan kegunaan dan perkembangan
kesejahteraan. Sekaitan dengan penelitian ini maka tipe dianggap sebagai properti
bentuk geometris.
2.6.1.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Bentuk Hunian (Widiastuti, 1995 dalam Asri, 2011)
a. Room in private homes
Tempat tinggal berupa rumah pondokan atau saat ini biasa disebut
kos-kosan, dengan jumlah kamar, fasilitas, dan peralatan yang sangat
terbatas. Biasanya jadi satu dengan pemilik rumah sebagai pengelola
Gambar 2.1 Room in private homes
(Sumber: http://foresthavennh.com/tour.shtml)
b. Co-operative house
Tempat tinggal dengan sistem sewa yang diatur dan diurus secara
bersama oleh penghuninya, saat ini biasa disebut rumah kontrakan.
Terpisah dari pemilik rumah, memilki fasilitas ruang peralatan yang lebih
baik dari room in private homes.
Gambar 2.2 Co-operative house
c. Dorminotory
Tempat tinggal yang dapat menampung hingga beberapa ratus
mahasiswa dengan fasilitas ruang dan peralatan yang cukup lengkap yang
bertujuan agar mahasiswa dapat lebih kosentrasi pada kuliah dan belajar
hidup bersosial.
Gambar 2.3
KAIST Dorminotory
(Sumber:http://cnu.daejeon.kr/awa/Architecture%20in%20Daejeon/AinD %20Yuseong-06.htm)
d. Hostel
Tempat tinggal yang hampir serupa dengan dorminotory, tetapi hoste
lbersifat lebih santai dan biasanya tidak dihuni oleh satu disiplin ilmu.
Gambar 2.4
Girls Hostel Chandigarh University
(Sumber: http://www.cuchd.in/student-services/hostel-facility.php)
e. Apartment
Biasanya target penghuninya adalah mahasiswa yang sudah berkeluarga,
dan memiliki fasilitas ruang dan peralatan yang lengkap.
Gambar 2.5
Apartment in central Tokyo
f. Perkampungan Mahasiswa
Merupakan tempat tinggal masyarakat kecil yang memiliki kesamaan
tujuan yaitu kuliah. Karena penghuninya adalah mahasiswa yang
heterogen dalam jenis kelamin, tingkat studi dan disiplin ilmu, sehingga
hunian ini memilki fasilitas sosial yang sangat mempengaruhi
pembentukan watak atau kepribadian mahasiswa dan mampu
menjembatani dunia kuliah dengan masyarakat sekitar.
Gambar 2.6
Perkampungan Mahasiswa
(Sumber: http://www.putumahendra.com/berhutang-budi-pada-kampung/)
2.6.2.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Ketinggian Bangunan (Lieberman, 1976 dalam Asri, 2011)
a. Maisonette
Gambar 2.7 Maisonette1–4 lantai.
(Sumber: http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1538335)
b. Low rise
Hunian dengan tinggi 4 – 6 lantai.
c. Medium Rise
Hunian dengan tinggi 6 – 9 lantai.
d. High Rise
Hunian dengan tinggi 9 lantai
2.6.3.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Sirkulasi Horizontal Ketinggian Bangunan (Paul, 1976 dalam Asri, 2011)
a. Open Corridor/ Single Loaded Coridor/ Gallery Acces
Sirkulasi memanjang yang meletakkan ruang-ruang hunian hanya pada
salah satu sisi selasar, sedangkan sisi satunya merupakan open view.
Kelebihan : Maksimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami pada
Kekurangan : Membutuhkan lahan yang luas untuk sirkulasi, pencapaian
ke sirkulasi vertikal dari ruang hunian kurang terjaga.
b. Interior Coridor/ Double Loaded Corridor
Sirkulasi memanjang yang berada di antara ruang-ruang hunian yang
saling berhadapan.
Kelebihan : Pemanfaatan ruang sirkulasi dan ruang bersama lebih efisien,
ruang hunian dapat dicapai dari berbagai arah.
Kekurangan : Privasi ruang hunian sangat tidak terjaga karena melebur
jadi satu dengan aktivitas yang terjadi disepanjang selasar, pencahayaan
alami dan ventilasi silang hanya dapat dirasakan oleh ruang hunianyang
berada pada tepi selasar, serta memungkinkan munculnya kesan monoton
dan masalah orientasi ruang hunian.
c. Cengtered Corridor
Sirkulasi utama terpusat di seputar sirkulasi vertikal.
Kelebihan : Pemanfaatan ruang sirkulasi vertikal lebih sfektif dan privasi
ruang hunian cukup tinggi.
Kekurangan : Ruang hunian memilki jumlah yang terbatas di tiap
lantainya dan memungkinkan adanya ruang hunian yang memilki
2.7. Penelitian Yang Sudah Dilakukan Tabel 2.1 Penelitian Yang Sudah Dilakukan
Judul, Tahun, Wilayah, Nama peneliti
Tujuan Penelitian Metode Penelitian dan Pendekatan with Student Housing Facilities, 2011, Pulau
Pinang, Malaysia, dipilih untuk penelitian ini adalah salah satu universitas terkemuka tertua Malaysia, yang terletak di wilayah
Diketahui kondisi kelayakan hunian sewa mahasiswa di lokasi studi.
mahasiswa dari penelitian ini adalah Pendekatan Positivistik dengan memandang realitas/gejala/fenomen a sehingga dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit teramati, teukur dan hubungan gejala sebab akibat. Pendekatan ini juga sering disebut metode
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Pentingnya metodologi penelitian bagi sebuah penelitian berdampak pada
keberhasilan suatu penelitian. Berdasarkan metodenya penelitian dibedakan
menjadi 5 jenis (Sinulingga, 2011), yaitu penelitian historis (historical research),
penelitian deskriptif (descriptive research), penelitian eksperimen (experimental
research), penelitian tindakan (action research), dan grounded research.
Berdasarkan jenis-jenis penelitian tersebut, penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan serta
menganalisa elemen pembentuk citra/image kawasan dengan pendekatan studi
kasus kawasan universitas sumatera utara dan sekitarnya.
Berdasarkan metodologinya penelitian terbagi dua, yaitu metodologi
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metodologi penelitian kuantitatif
merupakan metode penelitian yang berdasarkan positivisme, yaitu fenomena yang
tetap, konkrit, dan terukur. Penelitian ini digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu dengan memakai alat pengumpulan data. Metodologi penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yaitu menghasilkan data
deskriptif dari orang yang menghuni rumah kost di sekitar kampus USU.
deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan, menganalisa serta menyimpulkan data
dan informasi yang diperlukan yang berkaitan dengan kriteria kepuasan penghuni
hunian sewa (rumah kost) mahasiswa di sekitar kawasan Universitas Sumatera
Utara
3.2. Variabel Penelitian
Variabel diartikan sebagai suatu konsep yang mempunyai variasi atau
keragaman. Sedangkan konsep sendiri adalah pengambaran atau abstraksi dari
suatu fenomena atau gejala tertentu. Konsep tentang apapun jika memiliki ciri-ciri
yang bervariasi atau beragam dapat disebut sebagai variabel (Arikunto, 2006 :
129).
Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan berhuni,
yakni faktor individu (penghuni), atribut hunian, dan atribut lingkungan sekitar
hunian (Toscano & Amestoy, 2007). Berdasarkan hal tersebut peneliti
mengartikan atribut hunian sebagai fasilitas yang ada di rumah kost, penataan
interior ruangan dan atribut lingkungan dianggap sebagai jarak tempuh dari
hunian rumah kost ke tempat tujuan (kampus) sedangkan untuk penghuni
(individu) berhubungan dengan keadaan ekonomi yaitu harga untuk sewa hunian.
Amole (2008) dalam penelitiannya evaluasi kepuasan penghuni dapat dilihat
dari karakteristik fisik bangunan. Deskripsi dari karakteristik bangunan adalah
bagian rumah secara umum yaitu: kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang cuci
Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian
Variabel Penelitian Metode pengumpulan data
Berdasarkan atribut hunian dan atribut
lingkungan
Fasilitas Angket
Interior/ruang dalam Angket
Jarak tempuh Observasi dan angket
Harga sewa Angket
Berdasarkan karakteristik fisik bangunan
Kamar tidur Angket
Kamar mandi Angket
Dapur Angket
Ruang cuci pakaian Angket
Ruang bersama Angket
Tangga Angket
Area parkir Angket
Berdasarkan Tipologi Hunian
Room in private homes Observasi dan angket
Maisonette(1-3 lt) Observasi dan angket
3.3. Populasi/Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 80), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dari
pendapat tersebut maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa yang tinggal di hunian sewa di sekitar kampus USU dalam radius
500m yaitu pada Jalan Pembangunan, Jalan Berdikari dan Jalan Harmonika.
Data mengenai mahasiswa yang tinggal di hunian sewa tidak dapat
diketahui dengan pasti jumlahnya. Penentuan populasi penelitian menggunakan
asumsidari prosentase jumlah hunian yang disewakan untuk mahasiswa di setiap
lokasi (Jalan Pembangunan, Jalan Berdikari dan Jalan Harmonika).
Tabel 3.2 Jumlah Hunian Kost
No Wilayah Jumlah Hunian Kost Total
Room in private homes
1 Jl. Pembangunan 20 Unit
2 Jl. Berdikari 13 Unit
3 Jl. Harmonika 6 Unit
39 Unit
Maisonette(1-3 lt)
1 Jl. Pembangunan 20 Unit
2 Jl. Berdikari 21 Unit
3 Jl. Harmonika 15 Unit
56 Unit
(Sumber: Survey Lapangan)
Jumlah populasi rumah kost Room in private homes 39 unit dengan jumlah
kamar. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang menghuni di rumah kost Room
in private homes ini berjumlah 137 orang. Sedangkan pada tipe Maisonette(1-3 lt)
berjumlah 56 unit dengan jumlah kamar rata-rata 17 kamar per unit dengan
asumsi setiap kamar ditempati oleh 1 orang maka jumlah mahasiswa yang
menempati rumah kost ini adalah 952 orang.
Jumlah responden jika dihitung menggunakan rumus Slovin (1990), maka:
Keterangan:
n ꞊ jumlah sampel
N ꞊ jumlah total populasi
e ꞊ margin error atau tingkat kesalahan (0.1)
Maka, jumlah responden adalah:
꞊ 91,58 atau 92 responden
Keterangan:
n ꞊ jumlah sampel
N ꞊ jumlah total populasi
꞊ (56 × 17) + (39 × 3.5)
꞊ 952 + 137
꞊ 1.089
e ꞊ margin error atau tingkat kesalahan ditentukan 10% (0,1) atau 90% taraf
keyakinan benar.
3.4. Metoda Pengumpulan Data 3.4.1. Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Untuk
penelitian ini, sumber data primer diambil dari observasi langsung, wawancara,
angket dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
suatu objek dengan mengguakan alat indera. Observasi dapat dilakukan
dengan dua cara yakni observasi non-sistematis dan observasi sistematis.
Observasi non-sistematis dilakukan dengan menggunakan instrument
pengamatan. Sedangkan observasi sistematis dilakukan dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument (Arikunto, 2006 : 157).
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dengan observasi terbuka
yaitu peneliti langsung mengamati mahasiswa dalam menentukan rumah
kost. Observasi juga dilakukan untuk mengamati daerah USU yang
pintu masuk USU yang menjadi titik-titik untuk mahasiswa yang berjalan
kaki.
2. Wawancara
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau keusioner
lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan
seseorang. Secara fisik interview dibedakan atas interview terstruktur dan
interview tidak terstruktur (Arikunto, 2006 : 155). Pada tahap
pengumpulan data ini peneliti mewawancarai mahasiswa yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pertanyaan yang akan ditanyakan berupa
bagaimana cara mereka memilih tempat kost, mengapa memilih tempat
kost tersebut, dan apa yang menjadi alasan untuk memilih tempat kost
tersebut.
3. Angket/kuisioner
Menurut Sugiyono (2012: 142) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab”.Berupa daftar pertanyaan atau angket tertulis.Sampel yang sesuai
dengan karakteristik diberi kuesioner mengenai masalah penelitian.
Kuisioner dalam penelitian ini yaitu pertanyaan tertulis yang
dipertanyakan kepada responden dengan cara mendatangi hunian
Hal yang akan ditanya dalam angket berupa hal yang bersangkutan dengan
kenyamanan penghuni dan kepuasan penghuni hal ini berkaitan dengan
jarak antara kampus dan hunian kost, fasilitas yang terdapat di hunian kost,
besaran ruang yang ada di hunian mahasiswa tersebut dan faktor ekonomi
juga akan dipertanyakan.
Angket/kuisioner memiliki beberapa bagian yaitu:
Data umum, berupa latar belakang responden yang terdiri dari nama,
jenis kelamin, pekerjaan dan lama menghuni rumah kost
Pertanyaan kuisioner terdiri dari:
o Aspek lokasi
Lokasi rumah kost yang mudah dijangkau
Akses menuju rumah kost lancar
Jarak tempuh dari rumah kost ke kampus
o Aspek ekonomi
Harga sewa rumah kost
Biaya fasilitas
o Aspek desain/karakteristik bangunan
Inetrior ruang dalam
Luas dapur
Luas kamar tidur, luas kamar mandi, luas ruang cuci, dll
4. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274) dokumentasi adalah “mencari data
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan
sebagainya”.Dokumentasi pada penelitian ini yaitu berupa data gambar
untuk menentukan sampel. Data gambar yang didapat berupa gambar
melalui aplikasi autocad.
3.4.2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data secara tidak langsung yang
berkaitan dengan objek penelitian. Sumber didapat dari buku-buku, dokumen,
dinas-dinas terkait, dan sumber referensi lainnya yang berkaitan dengan
perubahan fungi dan aktivitas.
3.5. Kawasan Penelitian
Lokasi penelitian yang terpilih berada di kawasan sekitar kampus USU,
yaitu hunian sewa mahasiswa yang berada pada radius 500 meter tepatnya di Jl.
Gambar 3.1
Kawasan Penelitian
(Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)
3.6. Tahapan Analisa Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, data-data tersebut dianalisis dengan
menggunakan metode analisis deskriptif.
a. Data hunian mahasisa dikelompokan dan disaring mana data yang tidak
lengkap dan tidak perlu berdasarkan tipe-tipe yang ada di dalam studi
b. Data hunian dikelompokan dan dianalisis dengan metode deskriptif.Data
fisik mengenai eksisting lapangan digambarkan kembali sesuai dengan
hasil observasi. Berdasarkan data eksisting tersebut didata apa saja yang
terdapat di jaringan hunian mahasiswa dan dideskripsikan bagaimana
keadaannya.
c. Membandingkan hasil dari lapangan dengan teori yang sudah ditetapkan.
d. Dari hasil analisa data peneliti mendeskripsikan hasil wawancara dengan
pemilik atau penghuni hunian mahasiswa mengenai hal-hal yang menjadi
kriteria kepuasan penghuni hunian mahasiswa.
e. Hasil angket ditabulasi dan dideskripsikan sesuai dengan hasil yang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kawasan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kawasan
Gambar 4.1
Kawasan penelitian ini berada di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara
yang terletak di Kecamatan Medan Baru Kelurahan Padang Bulan.
4.1.2.Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di jalan Pembangunan, jalan Berdikari dan jalan
Harmonika. Ketiga jalan ini menjadi lokasi penelitian karena jarak yang tidak
terlalu jauh dari kampus USU dan di daerah ini juga terdapat banyak rumah kost
yang akan menjadi bahan penelitian.
Gambar 4.2
Jalan Pembangunan
(Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)
Gambar 4.3 Jalan Bedikari
(Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)
Gambar 4.4
Jalan Harmonika
4.2. Atribut Hunian Dan Lingkungan 4.2.1.Fasilitas
Tabel 4.1 Fasilitas Untuk Hunian Mahasiswa
Fasilitas
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa memilih tempat
tinggal dengan fasilitas yang cukup lengkap. Tempat tidur merupakan pilihan
paling diminati sebagai fasilitas yang diinginkan. Sesuai menurut Melnikas dan
Olujimi & Bello, dalam Najib, N.U. et al, (2011), fasilitas juga merupakan
kebutuhan utama dari sebuah hunian.
Tabel 4.2 Pindah Hunian Mahasiswa
Pernah pindah
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Mahasiswa yang tinggal di kost lebih dominan untuk menetap dengan
tinggalnya sekarang, dan beberapa mengatakan bahwa tempat mereka tinggal
dekat dengan tujuan utama yaitu kampus.
4.2.2.Interior/Ruang Dalam
Tabel 4.3 Interior/Ruang dalam Hunian Mahasiswa
Interior/Ruang Dalam
Jl. Pembangunan 42 responden
Jl. Harmonika 31 responden
Jl. Berdikari 19 responden
Jlh Prosentase
(%) Jlh
Prosentase
(%) Jlh
Prosentase (%)
Sangat cukup 2 4.76 2 6.45 4 21.05
Cukup 33 78.57 28 90.32 13 68.42
Tidak cukup 7 16.67 1 3.23 2 10.53
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel diatas menunjukkan bahwa ukuran kamar yang di tempati mahasiswa
cukup untuk meletakkan perabot yang mereka miliki. Pada Jalan Pembangunan
sebanyak 78.57% responden menyatakan cukup, pada Jalan Harmonika 90.32%
responden menyatakan cukup dan pada Jalan Berdikari sebanyak 68.42%
responden juga menyatakan cukup. Perletakkan barang/perabot secara maksimal
di dalam kamar dengan memanfaatkan keadaan kamar, dengan begitu maka ruang
4.2.3.Jarak Tempuh
Tabel 4.4 Jarak Tempuh Menuju Hunian Mahasiswa
Jarak Tempuh
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.5 Kemudahan Menjangkau Hunian
Kemudahan
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.6 Keadaan Perjalanan Menuju Hunian
Keadaan
Tabel 4.7 Alat Transportasi yang digunakan
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Dari keempat tabel diatas didapatkan bahwa prosentase jarak tempuh yang
paling besar adalah 600m-1km pada Jalan Harmonika dan Jalan Berdikari,
sedangkan pada Jalan Pembangunan jarak tempuh yang paling besar adalah
100m-500m yaitu sebesar 42.86%. Responden menyatakan bahwa transportasi
yang digunakan adalah berjalan kaki sebesar 38.10% pada Jalan Pembangunan,
61.29% pada jalan Harmonika dan 84.21% pada Jalan Berdikari, hal ini
disebabkan oleh jarak tempuh yang tidak jauh. Kemudahan dalam menjangkau
tempat tinggal sebesar 50% menyatakan mudah di Jalan Pembangunan, di Jalan
Harmonika meyatakan cukup mudah yang paling besar yaitu 51.61% dan di Jalan
Berdikari sebesar 68.42% menyatakan mudah. Keadaan perjalanan dari kampus
ke tempat tinggal menyatakan lancar pada Jalan Pembangunan dan Jalan
Harmonika sedangkan pada Jalan Berdikari responden memilih cukup lancar yaitu
4.2.4.Harga Sewa
Tabel 4.8 Harga Sewa Hunian
Harga Sewa
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.9 Biaya Fasilitas Tambahan
Biaya Fasilitas
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Harga sewa yang paling besar terpilih adalah Rp.3-5jt/thn di ketiga tempat
penelitian. Di Jalan Pembangunan sebesar 38.10%, di Jalan Harmonika sebesar
51.61%, dan di Jalan Berdikari sebesar 57.89%. Harga sewa ini belum termasuk
4.3. Karakteristik Bangunan 4.3.1.Kamar Tidur
Tabel 4.10 Jumlah Kamar Tidur
Jumlah Kamar
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.11 Luas Ukuran Kamar
Luas Ukuran
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.12 Kenyamanan Kamar Kost
Jumlah kamar kost yang tersedia di Jalan Pembangunan menunjukan
prosentase yang paling besar yaitu 66,67% adalah lebih dari 20 jumlahnya setiap
kost. Pada Jalan Harmonika responden memilih jumlah kamar yang ada di kost
yaitu sebesar 10-15 kamar dengan prosentase 38,71%. Di Jalan Berdikari
responden memilih 6-10 jumlah kamar yang ada di kost mereka sebesar 42.11%.
hal ini menunjukkan bahwa di Jalan Harmonika dan Berdikari tipe rumah kost
yang ada yaitu room in private homes. Luas kamar dengan prosentase terbesar
adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian, dengan ukuran kamar 4-8 m² responden
menyatakan bahwa mereka nyaman berada di dalam kamar kost.
4.3.2.Kamar Mandi
Tabel 4.13 Kamar Mandi Pribadi
Kamar Mandi
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.14 Jumlah Kamar Mandi
Jumlah Kamar
Dari kedua tabel di atas menunjukkan bahwa di tiga daerah penelitian
tersebut menyatakan bahwa responden lebih banyak yang tidak memiliki kamar
mandi pribadi yaitu sebnyak 54.76% di jalan Pembangunan, 96.77% di Jalan
Harmonika dan 89.47% di Jalan Berdikari. Jumlah kamar mandi umum yang ada
pada rumah kost berkisar antara 1-2 kamar mandi yang paling banyak dipilih.
Kamar mandi sangat dibutuhkan dalam rumah kost dengan keadaan terpisah dari
kamar ataupun tidak terpisah. Pemilihan rumah kost juga dapat di tentukan
dengan melihat jumlah kamar mandi dan jumlah kamar yang ada.
4.3.3.Dapur
Tabel 4.15 Penggunaan Dapur
Penggunaan
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.16 Ukuran Dapur
Ukuran Dapur
Tabel di atas menunjukkan bahawa penggunaan dapur di rumah kost
prosentasenya besar, 47.62% di Jalan Pembangunan, 38.71% di Jalan Harmonika
dan 52.63% di Jalan Berdikari. Untuk ukuran luas dapur banyak responden yang
menyatakan sempit pada Jalan Pembangunan dan Jalan Berdikari, sedangkan pada
Jalan Harmonika dapur yang digunakan yaitu sebesar 25.81% responden
menyatakan cukup luas. dalam pemilihan rumah kost dapat dikatakan bahwa
dapur juga merupakan hal yang dilihat sebelum menyewa rumah kost tersebut.
4.3.4.Ruang Cuci Pakaian Tabel 4.17 Ruang Cuci Pakaian
Terpisah dengan
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.18 Ukuran Ruang Cuci Pakaian
Ukuran Ruang
Pada Jalan Pembangunan dan Jalan Berdikari, ruang cuci pakaian lebih
banyak yang menyatakan tidak terpisah dari kamar mandi yaitu sebanyak 64.29%
pada Jalan Pembangunan dan 78.95% pada Jalan Berdikari. Sedangkan pada Jalan
Harmonika ruang cuci pakaian cenderung terpisah dari kamar mandi. Ukuran
ruang cuci dapat dilihat pada tabel diatas yang menyatakan bahwa cukup luas.
4.3.5.Ruang Bersama Tabel 4.19 Ruang Bersama
Memiliki Ruang
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.20 Waktu yang Dihabiskan di Ruang Bersama
Waktu yang
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Rumah kost di Jalan Pembangunan memiliki ruang bersama dengan
prosentase sebesar 57.14%, sedangkan di Jalan Harmonika dan Jalan Berdikari
melihat banyaknya yang memilih tinggal di tempat yang tidak memiliki ruang
bersama. Jika memiliki ruang bersama waktu yang di habiskan di ruang itu
menyatakan bahwa 1-2 jam yang paling mendominasi.
4.3.6.Tangga
Tabel 4.21 Ketinggian Bangunan
Ketinggian
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.22 Kondisi Tangga pada Hunian
Kondisi tangga
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Ketinggian bangunan di Jalan Pembangunan di dominasi oleh bangunan 2
lantai dengan prosentase 47.62%. Pada Jalan Harmonika lebih didominasi oleh
banyak bangunan berlantai 1. Kondisi tangga pada bangunan bertingkat di tiga
daerah ini terbilang aman dari banyaknya prosentase yang terlihat.
4.3.7.Area Parkir Tabel 4.23 Area Parkir
Memiliki Area
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel 4.24 Jenis Parkir yangTersedia
Jenis Parkir yang
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Kedua tabel diatas menunjukkan bahwa rumah kost pada Jalan
Pembangunan memiliki area parkir dengan prosentase sebesar 92.86% dan parkir
ini di dominasi oleh parkir sepeda motor yaitu sebesar 61.90%. Pada Jalan
Harmonika juga memiliki area parkir dengan didominasi oleh parkir sepeda
motor. Sedangkan di Jalan Berdikari rumah kost banyak yang tidak memiliki area
tempat parkir sepeda motor sebanyak 36.84%. Hal ini menunjukkan bahwa area
parkir menjadi penting untuk sebuat rumah kost.
4.4. Tipologi Hunian mahasiswa 4.4.1.Jenis Hunian Rumah Kost
Tabel 4.25 Jenis Rumah Kost
Jenis Rumah Kost
Jl. Pembangunan 42 responden
Jl. Harmonika 31 responden
Jl. Berdikari 19 responden
Jlh Prosentase (%) Jlh
Prosentase
(%) Jlh
Prosentase (%)
Kost wanita 36 85.71 20 64.52 15 78.95
Kost pria - - 11 35.48 1 5.26
Kost campuran
(pria dan wanita 6 14.29 - - 3 15.79
(Sumber: Data Primer Yang Diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa kost wanita menunjukkan prosentase
terbesar, namun prosentase terbesar kedua menunjukkan bahwa kost campuran
4.4.2.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Pembangunan
Gambar 4.5
Tipologi Hunian di Jalan Pembangunan (Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)
1. Tipe 1:
Maisonette
Single Loaded Coridor
Gambar 4.6
2. Tipe 2:
Maisonette
Double Loaded Coridor
Gambar 4. 7
Bangunan Tipe 2 di Jalan Pembangunan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3. Tipe 3:
Room in private homes
Gambar 4.8
4.4.3.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Berdikari
Gambar 4.9
Tipologi Hunian di Jalan Berdikari (Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)
1. Tipe 1:
Maisonette
Single Loaded Coridor
Gambar 4.10
2. Tipe 2: Maisonette
Double Loaded Coridor
Gambar 4.11
Bangunan Tipe 2 di Jalan Berdikari (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3. Tipe 3:
Room in private homes
Gambar 4.12
4.4.4.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Harmonika
Gambar 4.13
Tipologi Hunian di Jalan Harmonika (Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)
1. Tipe 1:
Maisonette
Single Loaded Coridor
Gambar 4.14
2. Tipe 2:
Maisonette
Double Loaded Coridor
Gambar 4.15
Bangunan Tipe 2 di Jalan Harmonika (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3. Tipe 3:
Room in private homes
Gambar 4.16
4.4.5.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Sekitar Kampus USU Berdasarkan Sirkulasi Horizontal
a. Open Corridor/ Single Loaded Corridor
Jenis sirkulasi horizontal ini terdapat pada hunian mahasiswa yang menjadi
studi kasus yaitu pada hunian khusus wanita dan hunian khusus laki-laki. Jenis
sirkulasi ini adalah salah satu sisi dari bangunan yang menjadi koridor, jenis
sirkulasi ini sangat bermanfaat untuk masuknya cahaya matahari kedalam
kamar karena hanya salah satu sisinya saja yang dijadikan kamar-kamar.
Gambar 4.18 Potongan Open Corridor 1 (Sumber: Olah Data Pribadi)
Pada gambar 4.18 terlihat bahwa koridor yang digunakan adalah Open
Corridor.
Gambar 4.19 Denah Open Corridor
b. Interior Corridor/ Double Loaded Corridor
Sirkulasi horizontal ini berada di tengah bangunan dengan kamar-kamar berada
disisi kanan dan kiri. Dengan sirkulasi ini dapat memanfaatkan ruang bersama
secara maksimal.
Gambar 4.20 Denah Interior Coridor 1 (Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 4.20 menunjukkan bahwa sirkulasi yang ada berada di tengah
bangunan dengan kedua sisi yang dimanfaatkan untuk kamar. Sirkulasi ini tidak
Gambar 4.21 Potongan Interior Coridor 1 (Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 4.22 Denah Interior Coridor 2 (Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 4.22 juga menunjukkan sirkulasi berada di tengah, yang berbeda
adalah koridor ini di bagi menjadi 2 dan tidak menghubungkan sisi sebelah kanan
Gambar 4.23 Potongan Interior Coridor 2 (Sumber: Olah Data Pribadi)
Potongan pada gambar 4.23 menunjukkan bahwa bangunan tersebut
memiliki dua koridor yang berada di tengah. Hal ini sama dengan interior koridor
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai hasil penelitian ini, sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin
dicapai, yaitu sebagai berikut:
1. Dilihat dari atribut hunian dan lingkungan bahwa fasilitas yang paling diminati
adalah tempat tidur. Ukuran kamar yang di tempati mahasiswa cukup untuk
meletakkan perabot yang dimiliki. Jarak tempuh dilaluli dengan berjalan kaki
dari kampus menuju rumah kost mngingat bahwa jarak yang dilalui tidak jauh
yaitu, 600m-1km pada jalan Harmonika dan jalan Berdikari, sedangkan pada
jalan Pembangunan jarak tempuh yang paling besar adalah 100m-500m yaitu
sebesar 42.86%. Harga sewa sebagian besar rumah kost adalah Rp.3-5jt/thn
belum termasuk biaya fasilitas listrik dan air.
2. Karakteristik bangunan yang pertama adalah kamar tidur, luas kamar dengan
prosentase terbesar adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian, dengan ukuran
kamar 4-8 m², responden menyatakan bahwa mereka nyaman berada di dalam
kamar kost. Jumlah kamar mandi umum yang ada pada rumah kost berkisar
antara 1-2 kamar mandi yang paling banyak dipilih. Kamar mandi sangat
dibutuhkan dalam rumah kost dengan keadaan terpisah dari kamar ataupun
tidak terpisah. Untuk ukuran luas dapur banyak responden yang menyatakan
Harmonika dapur yang digunakan yaitu sebesar 25.81% responden menyatakan
cukup luas. Ukuran ruang cuci pada rumah kost juga cukup luas. Sebagian
besar rumah kost tidak memiliki ruang bersama. Pada hunian lebih dari 2 lantai
tangga yang digunakan pada hunian tersebut terbilang aman. Area parkir
dibutuhkan rumah kost dilihat pada jalan pembangunan yang memiliki area
parkir dengan prosentase sebesar 92.86% dan parkir ini di dominasi oleh parkir
sepeda motor yaitu sebesar 61.90%.
3. Tipologi hunian mahasiswa yang ada di lokasi penelitian sesuai dengan teori
Widiastuti (1995) mengenai tipe hunian mahasiswa berdasarkan bentuk hunian
yaitu, room in private homes dan sesuai dengan teori Lieberman (1976)
mengenai tipe hunian mahasiswa berdasarkan ketinggian bangunanyaitu,
maisonette1-4 lantai. Sirkulasi horizontal yang ada pada hunian mahasiswa
juga sesuai dengan teori Paul(1976) yaitu, single loaded coridor dan double
loaded coridor.
5.2. Saran
1. Perlunya pihak Pemerintah dan Universitas dalam memperhatikan
pembangunan rumah-rumah kost di sekitar USU, agar perkembangannya dapat
terkontrol dengan baik.
2. Pihak swasta/perorangan juga harus memperhatikan fasilitas yang di butuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Vicry. 2014. Pengembangan Asrama Putra Usu (Arsitektur Tropis).
Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara
Amole, Dolapo. (2007). Typological Analysis of Students’ Residences.
Archnet-IJAR, International Journal of Architectural Research, Volume 1 Issue 3
-November 2007 - (76-87)
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Asri, Zam Zami, 2011, Asrama Mahasiswa Dumai Di Yogyakarta, Program Studi
ArsitekturFakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Guntur, AS. (2012). USU Masih Favorit Utama. Artikel. Diakses pada tanggal 26
April2015,http://www.analisadaily.com
Heryanti, Septia, 2013. Konsep Hunian Sewa Layak Huni Bagi Mahasiswa Pada
Area Pendidikan Studi Kasus: Rumah Kos Di Sekitar Kampus ITS Sukolilo,
Surabaya, Jurusan Arsitektur, Bidang Keahlian Perumahan dan
Permukiman, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Indonesia
Kwanda, Timoticin dkk, 2013. Analisa Kepuasan Penghuni Rumah Sederhana
Tipe 36 Di Kawasan Sidoarjo. Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 31, no. 2:
Larasati, Valentina Dian. 2011. Landasan Konseptual Perencanaan Dan
Perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Di
Yogyakarta, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Najib, N.U.et al, 2011. Measuring Satisfaction with Student Housing Facilities.
Am. J. Engg. & Applied Sci., 4 (1): 52-60
Nurdini, Allis, 2012, Refleksi Pemunuhan Kebutuhan Hunian Transien di
Perkotaan: Kasus Tipologi Lokasi Hunian Sewa Mahasisw di Kota
Bandung,Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, halaman: 33-36
Putra, Adita Widara, 2012, Penerapan Model Bengkel Sastra Untuk
Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Drama Mahasiswa, Universitas
Pendidikan Indonesia
Sakina, Bunga dan Hanson E. Kusuma, 2014. Pengaruh Kepuasan Berhuni
terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa, Temu Ilmiah IPLBI: 27-32
Saleh, Sakhrul Dachlan, 2010. Kajian Kualitas Bangunan Rumah Pondokan
Terhadap Kenyamanan Huni Berdasarkan Persepsi Penghuni
Dipermukiman Sekitar Kampus Universitas Hasanuddin, Tesis Magister,
Universitas Diponegoro, Semarang
Santoso, Imam dan Beni G.W, 2011, Studi Pengamatan Tipologi Bangunan pada
Kawasan KaumanKota Malang, Jurnal Ilmiah Online, Issn: 2086-3764,