• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kriteria Kepuasan Penghuni Hunian Sewa 9Rumah Kost) Mahasiswa di Sekitar Kawasan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kriteria Kepuasan Penghuni Hunian Sewa 9Rumah Kost) Mahasiswa di Sekitar Kawasan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

UTARA

SKRIPSI

OLEH

SUSI ERMADANI 110406025

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UTARA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

SUSI ERMADANI 110406025

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(3)

PERNYATAAN

KRITERIA KEPUASAN PENGHUNI HUNIAN SEWA (RUMAH KOST)

MAHASISWA DI SEKITAR KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015

Penulis

(4)

Judul Skripsi : Kriteria Kepuasan Penghuni Hunian Sewa (Rumah Kost)

Mahasiswa Di Sekitar Kawasan Universitas Sumatera

Utara

Nama Mahasiswa : Susi Ermadani

Nomor Pokok : 110406025

Departemen : Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

(Dr.Ir.Dwira N. Aulia, M.Sc.)

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 04 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr.Ir.Dwira N. Aulia, M.Sc.

Anggota Komisi Penguji : 1. Dr.Wahyu Utami S.T., M.Sc

(6)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Sumatera Utara

(USU) Medan.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah

membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Wahyu Utami, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji I dan Ibu Wahyuni

Zahrah, S.T, M.S, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan

saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur dan

Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.LA, selaku Sekretaris Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

5. Mahasiswa/i yang bermukim di sekitar kampus USU yang telah meluangkan

waktunya kepada penulis dalam melakukan penelitian guna mendapatkan data

yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua saya Bapak Budiono, Ibu Ariani dan adik-adik saya tercinta,

(7)

untuk menyelesaikan studi dan skripsi penulis di Universitas Sumatera Utara

(USU) Medan.

7. Rekan-rekan mahasiswa (Nurul, Yuni, Iyun, Dede, Ari, dan Ridwan), yang

telah memberikan motivasi serta dorongan hingga selesainya skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan (Nova dan Astri), rekan-rekan mahasiswa stambuk

2011 dan adik-adik stambuk 2014.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari

sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

yang besar bagi semua pihak.

Medan, Juli 2015

Penulis,

(8)

ABSTRAK

Hunian menjadi salah satu kebutuhan utama bagi mahasiswa, khususnya yang berasal dari luar daerah tempat Universitasnya berada. Pilihan untuk menentukan tempat tinggal bagi mahasiswa tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Pertimbangan terhadap pemilihan hunian sewa mahasiswa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya kepuasan terhadap tempat tinggalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penghuni hunian rumah kost dan mengidentifikasi tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kampus USU. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu data yang di peroleh melalui observasi lapangan dengan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti, menyebarkan kuesioner dan melakukan studi dokumen/literatur dimana studi ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan literatur, hasil-hasil penelitian, catatan tertulis dan sebagainya khususnya berkaitan dengan kriteria kepuasan penghuni hunian sewa (rumah kost) mahasiswa. Melalui analisis diperoleh kesimpulan bahwadilihat dari atribut hunian dan lingkungan fasilitas yang paling diminati adalah tempat tidur. Karakteristik bangunan yang pertama adalah kamar tidur, luas kamar dengan prosentase terbesar adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian. Tipologi hunian mahasiswa yang ada di lokasi penelitian sesuai dengan teori yang sudah ada.

Kata kunci : kepuasan penghuni, hunian mahasiswa, tipologi.

ABSTRACT

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

1.5.Kerangka Berpikir ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Kepuasan Penghuni ... 6

2.2.Hunian Sewa Mahasiswa ... 7

2.3.Fasilitas Hunian Mahasiswa ... 8

2.4.Kamar Tidur ... 9

2.5.Kepuasan Penghuni Dari Perspektif Mahasiswa ... 10

2.6.Tipologi ... 11

2.6.1.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Bentuk Hunian ... 12

(10)

2.6.3.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Sirkulasi Horizontal ... 17

2.7. Penelitian Yang Sudah Dilakukan ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1.Jenis Penelitian ... 22

3.2.Variabel Penelitian ... 23

3.3.Populasi/Sampel ... 24

3.4.Metoda Pengumpulan Data ... 27

3.4.1.Pengumpulan Data Primer ... 27

3.4.2.Pengumpulan Data Sekunder ... 30

3.5.Kawasan Penelitian ... 30

3.6.Tahapan Analisa Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1.Kawasan Penelitian ... 33

4.1.1.Deskripsi Kawasan ... 33

4.1.2.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

4.2.Atribut Hunian Dan Lingkungan ... 35

4.2.1.Fasilitas ... 35

4.2.2.Interior/Ruang Dalam ... 36

4.2.3.Jarak Tempuh ... 37

4.2.4.Harga Sewa ... 39

4.3.Karakteristik Bangunan ... 40

(11)

4.3.2.Kamar Mandi ... 41

4.3.3.Dapur ... 42

4.3.4.Ruang Cuci Pakaian ... 43

4.3.5.Ruang Bersama ... 44

4.3.6.Tangga ... 45

4.3.7.Area Parkir ... 46

4.4.Tipologi Hunian mahasiswa ... 47

4.4.1.Jenis Hunian Rumah Kost ... 47

4.4.2.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Pembangunan ... 48

4.4.3.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Berdikari ... 50

4.4.4.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Harmonika ... 52

4.4.5.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Sekitar Kampus USU Berdasarkan Sirkulasi Horizontal ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1.Kesimpulan ... 59

5.2.Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Sudah Dilakukan ... 19

Tabel 3.1 Tabel variabel penelitian ... 24

Tabel 3.2 Jumlah hunian kost ... 25

Tabel 4.1 Fasilitas Untuk Hunian Mahasiswa... 35

Tabel 4.2 Pindah Hunian Mahasiswa ... 35

Tabel 4.3 Interior/Ruang dalam Hunian Mahasiswa ... 36

Tabel 4.4 Jarak Tempuh Menuju Hunian Mahasiswa ... 37

Tabel 4.5 Kemudahan Menjangkau Hunian... 37

Tabel 4.6 Keadaan Perjalanan Menuju Hunian... 37

Tabel 4.7 Alat Transportasi yang digunakan ... 38

Tabel 4.8 Harga Sewa Hunian ... 39

Tabel 4.9 Biaya Fasilitas Tambahan ... 39

Tabel 4.10 Jumlah Kamar Tidur ... 40

Tabel 4.11 Luas Ukuran Kamar ... 40

Tabel 4.12 Kenyamanan Kamar Kost ... 40

Tabel 4.13 Kamar Mandi Pribadi ... 41

Tabel 4.14 Jumlah Kamar Mandi ... 41

Tabel 4.15 Penggunaan Dapur ... 42

Tabel 4.16 Ukuran Dapur ... 42

Tabel 4.17 Ruang Cuci Pakaian ... 43

(13)

Tabel 4.19 Ruang Bersama ... 44

Tabel 4.20 Waktu yang Dihabiskan di Ruang Bersama ... 44

Tabel 4.21 Ketinggian Bangunan ... 45

Tabel 4.22 Kondisi Tangga pada Hunian ... 45

Tabel 4.23 Area Parkir ... 46

Tabel 4.24 Jenis Parkir yangTersedia ... 46

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Room in private homes ... 13

Gambar 2.2 Co-operative house ... 13

Gambar 2.3 KAIST Dorminotory ... 14

Gambar 2.4 Girls Hostel Chandigarh University ... 15

Gambar 2.5 Apartment in central Tokyo ... 15

Gambar 2.6 Perkampungan Mahasiswa ... 16

Gambar 2.7 Maisonette1–4 lantai ... 17

Gambar 3.1 Kawasan Penelitian ... 31

Gambar 4.1 Deskripsi Kawasan Penelitian ... 33

Gambar 4.2 Jalan Pembangunan ... 34

Gambar 4.3 Jalan Bedikari ... 34

Gambar 4.4 Jalan Harmonika ... 34

Gambar 4.5 Tipologi Hunian di Jalan Pembangunan ... 48

Gambar 4.6 Bangunan Tipe 1 di Jalan Pembangunan ... 48

Gambar 4.7 Bangunan Tipe 2 di Jalan Pembangunan ... 49

Gambar 4.8 Bangunan Tipe 3 di Jalan Pembangunan ... 49

Gambar 4.9 Tipologi Hunian di Jalan Berdikari ... 50

Gambar 4.10 Bangunan Tipe 1 di Jalan Berdikari ... 50

Gambar 4.11 Bangunan Tipe 2 di Jalan Berdikari ... 51

Gambar 4.12 Bangunan Tipe 3 di Jalan Berdikari ... 51

(15)

Gambar 4.14 Bangunan Tipe 1 di Jalan Harmonika ... 52

Gambar 4.15 Bangunan Tipe 2 di Jalan Harmonika ... 53

Gambar 4.16 Bangunan Tipe 3 di Jalan Harmonika ... 53

Gambar 4.17 Denah Open Corridor 1 ... 54

Gambar 4.18 Potongan Open Corridor 1 ... 55

Gambar 4.19 Denah Open Corridor ... 55

Gambar 4.20 Denah Interior Coridor 1 ... 56

Gambar 4.21 Potongan Interior Coridor 1 ... 57

Gambar 4.22 Denah Interior Coridor 2 ... 57

(16)

ABSTRAK

Hunian menjadi salah satu kebutuhan utama bagi mahasiswa, khususnya yang berasal dari luar daerah tempat Universitasnya berada. Pilihan untuk menentukan tempat tinggal bagi mahasiswa tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Pertimbangan terhadap pemilihan hunian sewa mahasiswa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya kepuasan terhadap tempat tinggalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penghuni hunian rumah kost dan mengidentifikasi tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kampus USU. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu data yang di peroleh melalui observasi lapangan dengan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti, menyebarkan kuesioner dan melakukan studi dokumen/literatur dimana studi ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan literatur, hasil-hasil penelitian, catatan tertulis dan sebagainya khususnya berkaitan dengan kriteria kepuasan penghuni hunian sewa (rumah kost) mahasiswa. Melalui analisis diperoleh kesimpulan bahwadilihat dari atribut hunian dan lingkungan fasilitas yang paling diminati adalah tempat tidur. Karakteristik bangunan yang pertama adalah kamar tidur, luas kamar dengan prosentase terbesar adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian. Tipologi hunian mahasiswa yang ada di lokasi penelitian sesuai dengan teori yang sudah ada.

Kata kunci : kepuasan penghuni, hunian mahasiswa, tipologi.

ABSTRACT

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan pendidikan di Indonesia begitu pesat baik pendidikan yang

dikelola oleh pemerintah maupun yang dikelola oleh pihak swasta. Menurut

Guntur (2012), Salah satu perguruan tinggi negeri terbesar dan terkenal di

Sumatera Utara adalah Universitas Sumatera Utara (USU) yang terletak di kota

Medan Provinsi Sumatera Utara tepatnya berlokasi di Jl. Dr. T. Mansur No. 9,

Padang Bulan, Medan, terletak di sebelah Barat Daya kota Medan. Para

mahasiswa yang ada bukan hanya dari Sumatera Utara tetapi juga dari wilayah

Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) seperti Aceh, Riau, Sumatera Barat dan tidak

sedikit juga berasal dari kota-kota lainnya yang mengecap pendidikan di

Universitas Sumatera Utara (USU).

Menurut Abdillah (2014) dengan judul penelitiannya Pengembangan

Asrama Putra USU, Universitas Sumatera Utara merupakan kampus terbesar di

Sumatera Utara. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang,

1000 diantaranya adalah mahasiswa asing. Pada masa sekarang ini mulai banyak

universitas yang memberikan pelayanan pendidikan, salah satunya USU sebagai

universitas 10 terbaik di Indonesia. USU juga memberikan fasilitas untuk

mahasiswa yang datang dari luar kota Medan, salah satunya asrama. Dengan

semakin bertambahnya mahasiswa dari luar kota Medan yang kuliah di USU,

(18)

Asrama Putra USU sendiri sudah kurang layak dihuni. Hal ini mengakibatkan

timbulnya banyak hunian-hunian yang baru di sekitar area kampus seperti: rumah

kost dan rumah kontrakan yang dibangun oleh pemborong kecil maupun

kontraktor dengan status kepemilikan rata-rata para penduduk yang sudah lama

menghuni di daerah tersebut.

Hunian sewa bagi mahasiswa, dapat diartikan sebagai hunian yang oleh

pemiliknya disewakan seluruh atau sebagian unitnya kepada mahasiswa sebagai

pihak pengguna atau konsumen (Nurdini, 2012).Kebutuhan fasilitas hunian saat

ini yang bersifat sewa seperti kost, asrama, rumah kontrakan, dan apartemen

sedang berkembang pesat. Bisnis ini membidik segmen pasar yang beragam, salah

satunya adalah dari kalangan mahasiswa. Mereka yang memilih tinggal di hunian

sewa umumnya merupakan pendatang dan bertujuan untuk menetap sementara

(temporer) dalam kurun waktu tertentu. Melihat fenomena ini, minat untuk

investasi dibidang properti khususnya hunian sewa semakin tinggi. Namun pada

kenyataannya infrastruktur dan fasilitas di kawasan hunian sewa tidak

dipersiapkan untuk mengakomodasi keberadaan hunian sewa tersebut (Sakina dan

Kusuma, 2014).

Hunian menjadi salah satu kebutuhan utama bagi mahasiswa, khususnya

yang berasal dari luar daerah tempat Universitasnya berada. Kebutuhan ini pada

umumnya diakomodasi oleh pihak Universitas dengan membangun asrama

mahasiswa. Namun, tidak semua mahasiswa ini dapat tinggal di dalam asrama

karena keterbatasan pihak Universitas dalam hal penyediaan asrama untuk semua

(19)

hunian yang berada di sekitar atau dekat area kampus. Dampak secara fisik yang

terjadi pada area di sekitar kampus ini adalah adanya alih fungsi bangunan

(Allison, 2006). Hunian yang disediakan pihak swasta disekitar kampus ini

merupakan hunian dengan berbagai tipe. Jenis hunian yang disediakan oleh pihak

swasta beragam bentuk hunian dalam pemenuhan kebutuhan hunian. Bentuk

hunian yang berbeda-beda akan berbeda pula jenis, fungsi dan fasilitas pada

hunian.

Fasilitas yang ada pada setiap hunian sewa mahasiswa juga menjadi

pertimbangan dalam memilih dan menentukan tempat tinggal. Jika pada suatu

hunian sewa memiliki fasilitas yang cukup lengkap maka mahasiswa dapat

memilih hunian tersebut sebagai tempat tinggalnya terlepas dari keadaan ekonomi

mahasiswa tersebut. Pilihan untuk mementukan tempat tinggal bagi mahasiswa

tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga

berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Selain itu lokasi yang strategis

untuk mahasiswa juga dapat menjadi preferensi dalam memilih hunian. Jarak

tempuh dari hunian menuju ke kampus juga berpengaruh karena faktor ekonomi.

Jika fasilitas dan jarak tempuh sudah sesuai maka mahasiswa akan menemukan

kepuasan dalam menghuni hunian tersebut.

Pertimbangan terhadap pemilihan hunian sewa mahasiswa dipengaruhi oleh

faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya kepuasan terhadap tempat

tinggalnya. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian ini perlu dilakukan agar

(20)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan penghuni terhadap hunian

rumah kost?

2. Bagaimana tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kawasan USU?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penghuni hunian

rumah kost.

2. Mengidentifikasi tipologi hunian mahasiswa yang ada di sekitar kampus USU.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini dari segi ilmu pengetahuan/teoritis yaitu untuk

memberi kontribusi untuk teori-teori mengenai hunian sewa terutama pada hunian

mahasiswa. Dari segi praktis/kebijakan penelitian ini bermanfaat menjadi acuan

dalam pertumbuhan hunian rumah kost pada kawasan Universitas. Dengan

mengetahui preferensi terhadap hunian rumah kost maka dapat menjadi contoh

(21)

1.5. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Metode Analisa Data:

Metode Analisis Deskriptif

LATAR BELAKANG

Fasilitas yang ada pada setiap hunian sewa mahasiswa juga dapat berpengaruh pada preferensi dalam menentukan tempat tinggal. Jika pada suatu hunian sewa memiliki fasilitas yang cukup lengkap maka mahasiswa dapat memilih hunian tersebut sebagai tempat tinggalnya terlepas dari keadaan ekonomi dari mahasiswa tersebut. Pilihan untuk mementukan tempat tinggal bagi mahasiswa tidak hanya pada keadaan hunian saja. Keadaan lingkungan sekitar hunian juga berpengaruh pada penentuan tempat untuk tinggal. Selain itu lokasi yang strategis untuk mahasiswa juga dapat menjadi preferensi dalam memilih hunian. Jarak tempuh dari hunian menuju ke kampus juga berpengaruh karena faktor ekonomi.

JUDUL PENELITIAN

Manfaat hasil penelitian ini dari segi ilmu pengetahuan/teoritis yaitu untuk memberi kontribusi untuk teori-teori mengenai hunian sewa terutama pada

hunian mahasiswa. Dari segi

praktis/kebijakan penelitian ini

bermanfaat menjadi acuan dalam pertumbuhan hunian rumah kost pada kawasan Universitas.

Studi Literatur

Kepuasan penghuni Hunian sewa mahasiswa Fasilitas hunian mahasiswa

Kepuasan penghuni dari perspektif mahasiswa

Metodelogi penelitian

Metode Pengumpulan Data:

Observasi langsung, Wawancara, angket dan studi literatur

Metode Penelitian :

Metode Kualitatif

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kepuasan penghuni

Kepuasan berhuni atau housing satisfaction mengukur kepuasan secara

meluas terhadap situasi hunian (McCray & Day, dalam Lee & Park, 2010).

Menurut Galster (1987) di dalam penelitian Heryanti (2013), housing satisfaction

adalah suatu ukuran dari celah antara kebutuhan dan aspirasi (keadaan yang

di-idamkan) penghuni terhadap keadaan hunian sebenarnya. Terdapat sejumlah

faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan berhuni, yakni faktor individu

(penghuni), atribut hunian, dan atribut lingkungan sekitar hunian (Toscano &

Amestoy, 2007).

Kepuasan atau satisfaction dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran dari

celah antara keadaan penghunisebenarnya dan yang diidamkan (Galster, 1987

dalam Amole, 2008). Menurut Thomsen (2008) di dalam penelitian Heryanti

(2013), tentang aspek kepuasan berhuni bagi mahasiswa menemukan bahwa

tinggal di dekat pusat kota dan dekat dengan tempat belajar merupakan aspek

yang signifikan dalam menentukan tingkat kepuasan. Ia juga menyatakan bahwa

akan lebih bermanfaat apabila penelitian tidak hanya menanyakan apakah

penghuni sudah merasa puas/ tidak puas dengan kondisi huniannya, tetapi juga

fokus pada ketidaksesuaian antara preferensi dan kondisi aktual hunian. Menurut

Amole (2008) di dalam penelitian Heryanti (2013), evaluasi kepuasan penghuni

(23)

2.2. Hunian Sewa Mahasiswa

Menurut Nurdini (2012), hunian sewa dapat didefinisikan sebagai hunian

yang oleh pemiliknya disewakan seluruh atau sebagian unitnya kepada mahasiswa

sebagai pihak pengguna atau konsumen. Hunian sewa dapat dikategorikan sebagai

komoditas investasi oleh pihak penyedia untuk memperoleh keuntungan yang

maksimal. Penyedia dan konsumen hunian sewa bersepakat melakukan transaksi

sewa menyewa atas hunian sesuai dengan harga tertentu yang berlaku dalam

mekanisme pasar. Dari sudut pandang kebutuhan pengguna, kondisi berhuni

dengan cara menyewa dapatterjadi akibat beberapa hal, yaitu:

1. Belum adanya kemampuan untuk memiliki hunian (home ownership),

2. Adanya kebutuhan berhuni yang non-permanen untuk periodet ertentu di

suatu lokasi,

3. Preferensi untuk menyewa daripada membeli. Kenyon dan Heath (2001

dalam Nurdini, 2012).

Menurut Yudohusodo (1991) dalam Saleh (2010), pembangunan rumah

sewa sederhana diarahkan kepada dua kebijaksanaan dasar yaitu:

 Penyediaan rumah sewa oleh sektor non formal perseorangan.

 Pembangunan rumah sewa sederhana berdasarkan azas swadaya, dengan

pengerahan sumber daya masyarakat setempat dan dengan pemberian

subsidi yang diusahakan sekecil mungkin.

Karakteristik Pondokan Mahasiswa adalah merupakan ciri-ciri khas atau

sifat-sifat khas yang melekat pada keadaan lingkungan, yang memberikan

(24)

Mahasiswa penghuni rumah pondokan sangat terbatas dari segi kemampuan

finansial dimana mereka hanya mengandalkan kiriman/penghasilan sehingga

mahasiswa mempunyai pertimbangan dalam menentukan hunian rumah pondokan

yang ditempatinya. Drakakish Smith dalam Saleh (2010) menyatakan bahwa

semakin rendah penghasilan seseorang maka pertimbangan utama dalam memilih

hunian tempat tinggal yaitu kedekatan dengan lokasi bekerja atau pusat pelayanan

kota. Sama halnya mahasiswa dengan keterbatasan penghasilan/kiriman

kedekatan dengan kampus merupakan faktor utama dalam penentuan hunian

untuk bertempat tinggal.

2.3. Fasilitas Hunian Mahasiswa

Fasilitas hunian dapat didefinisikan sebagai ruang yang di lengkapi dengan

fasilitas yang dibutuhkan, mampu mendukung kegiatan sosial dan gaya hidup

mahasiswa. Fasilitas juga merupakan kebutuhan utama dari sebuah hunian. Tetapi

Melnikas dkk juga berpendapat bahwa keinginan berintetaksi dan bersosialisasi

dengan teman-teman untuk mempererat hubungan sosial dapat menjelaskan

mengapa seseorang membutuhkan fasilitas-fasilitas hunian. Sederhananya,

fasilitas perumahan mahasiswa diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan

keinginan. Perumahan yang menawarkan kamar yang dilengkapi dengan fasilitas

dan layanan, serta menyediakan ruang yang menjadi tempat berkumpul sekaligus

sebagai ruang belajar. (Melnikas dan Olujimi & Bello, dalam Najib, N.U. et al,

2011). Mahasiswa juga membutuhkan keamanan dan privasi, mahasiswa

mengharapkan penyedia hunian mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi

(25)

Intensitas penggunaan untuk fasilitas hunian sewa cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan intensitas penggunaan fasilitas di lingkungan sekitar. Dalam

kesehariannya, selain berada di lingkungan kampus, mahasiswa cenderung lebih

lama berada di dalam hunian sewa. Selain itu, hunain sewa sebagai tempat tinggal

sementara bagi mahasiswa, merupakan tempat untuk melakukan kegiatan

peme-nuhan kebutuhan dasar, seperti tidur, makan, mandi, mencuci baju, dll. Karena itu

terdapat kecenderungan bahwa kepuasan terhadap hunian sewa memberikan

pengaruh yang lebih besar. (Sakina dan Kusuma, 2014).

2.4. Kamar Tidur (De Chiara, 2001 dalam Larasati, 2011)

Ruang mahasiswa (student room) merupakan elemen terkecil dan

merupakan basis ruang pada fasilitas hunian. Ini adalah lingkungan awal bagi

mahasiswa. Pada ruang ini, mahasiswa belajar, tidur, berpakaian, dan

bersosialisasi. Semua pakaian, buku, serta barang-barang milik pribadi disimpan

disini, kecuali pakaian yang jarang dipakai dan peralatan olahraga dalam ukuran

besar. Ruang ini berada dalam area kampus, sehingga mahasiswa dapat

mengontrol kapan pun segala kegiatan kampus. Dimensi ruang harus

mengakomodasi:

 Ukuran dan desain perabot

 Perabot yang menggunakan ruang

 Kombinasi jenis perabot

Perubahan ukuran ruang (dan bentuk), terjadi karena dipengaruhi oleh dua hal

(26)

 Kemampuan penyesuaian (adaptability) susunan perabot

 Pembagian ruang–berdasarkan pemisahan aktifitas fisik atau visual

2.5. Kepuasan Penghuni Dari Perspektif mahasiswa

Beberapa penulis berpendapat bahwa mahasiswa dapat belajar dengan baik

jika hunian mereka mampu memberikan kenyamanan (Amole, 2005 dan Afandi

2008). Melnikas (1998) dan Sitar dan Krajnc (2008, dalam Najib, N.U. et al,

2011) menekankan bahwa evaluasi dan merenovasi hunian sangat penting untuk

meningkatkan standar hidup serta memperbaiki kerusakan pada fasilitas. Dengan

demikian, kepuasan penghuni harus diperhatikan secara teratur untuk memenuhi

kebutuhan hunian mahasiswa.

Salleh (2008) dan Mohit et al. (2010, dalam Najib, N.U. et al, 2011)

menjelaskan bahwa kepuasan hunian adalah ungkapan positif yang diungkapkan

oleh penghuni rumah/hunian dengan service hunian dan fasilitas lingkungan yang

sesuai harapan. Dengan demikian, Foubert et al. (1998) dan Najib dan Yusof

(2010, dalam Najib, N.U. et al, 2011 menyebutkan bahwa kepuasan pada hunian

mahasiswa berasal dari fasilitas yang berkualitas, hubungan teman yang positif,

komunitas dan lingkungan belajar yang tenang. Namun, Kaya dan Erkip (2001

dalam Najib, N.U. et al, 2011) berpendapat bahwa kepuasan mahasiswa

didasarkan pada kondisi kamar yang luas, terang dan jauh dari kebisingan,

sedangkan Amole (2005 dalam Najib, N.U. et al, 2011) mengklaim bahwa

kepuasan pada hunian mahasiswa berdasarkan tingkat banyaknya orang dan

privasi kamar mereka. Dengan demikian, kita berpendapat bahwa kepuasan

(27)

kampus. Dengan kata lain, kepuasan hunian berasal dari kualitas sarana dan

pelayanan hunian.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi preferensi hunian sewa

mahasiswa berdasarkan Oppewal dkk (2005Heryanti, 2013) diantaranya adalah

pemisahan hunian laki-laki dan perempuan, pemisahan hunian berdasarkan

jurusan, penggunaan toilet dan shower secara bersama-sama, dan view dari dalam

kamar. Selain itu, jarak dari kampus, harga sewa dan usia bangunan juga menjadi

faktor yang menentukan bagi preferensi mahasiswa.

2.6. Tipologi

Tipologi adalah studi tentang tipe. Tipe merupakan kelompok dari objek

yang dengan ciri khas struktur formal yang sama. Tipologi merupakan studi

tentang pengelompokkan objek sebagai model, melalui kesamaan bentuk dan

struktur. Tipologi adalah studi tentang tipe dengan kategorisasi dan klasifikasi

untuk menghasilkan tipe. Kegiatan kategori dan tipe tersebut sekaligus dapat

dilihat keragaman dan keseragamannya. Iswati (2003, dalam Santoso dan Bani

G.W, 2011).

Pengertian tipologi yang dikemukakan oleh Sukada (1989 dalam Sir, 2005)

merupakan sebuah pengklasifikasian sebuah tipe berdasarkan atas penelusuran

terhadap asal-usul terbentuknya obyek-obyek arsitektural yang terdiri dari tiga

tahap proses penelusuran terhadap asal-usul obyek arsitektur diantaranya:

pertama, menentukan bentuk dasarnya (formal structure); kedua, menentukan

sifat dasarnya (properties) dan yang ketiga, adalah mempelajari proses

(28)

Karen (1994 dalam Sir, 2005), dalam bahasannya tentang tipe dan tipologi,

mengemukakan bahwa tipe menyerupai aspek klarifikasi, yaitu menggabungkan

karakteristik yang sama dari kelompok karya arsitektur tersebut secara detail

berbeda antara satu dengan yang lainnya. Definisi tipe memiliki dua kelompok

konsep utama, yaitu kelompok satu menganggap tipe sebagai properti bentuk

geometris, dan kelompok kedua, memandang tipe sebagai atribut bentuk yang

berhubungan dan dihubungkan dengan kegunaan dan perkembangan

kesejahteraan. Sekaitan dengan penelitian ini maka tipe dianggap sebagai properti

bentuk geometris.

2.6.1.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Bentuk Hunian (Widiastuti, 1995 dalam Asri, 2011)

a. Room in private homes

Tempat tinggal berupa rumah pondokan atau saat ini biasa disebut

kos-kosan, dengan jumlah kamar, fasilitas, dan peralatan yang sangat

terbatas. Biasanya jadi satu dengan pemilik rumah sebagai pengelola

(29)

Gambar 2.1 Room in private homes

(Sumber: http://foresthavennh.com/tour.shtml)

b. Co-operative house

Tempat tinggal dengan sistem sewa yang diatur dan diurus secara

bersama oleh penghuninya, saat ini biasa disebut rumah kontrakan.

Terpisah dari pemilik rumah, memilki fasilitas ruang peralatan yang lebih

baik dari room in private homes.

Gambar 2.2 Co-operative house

(30)

c. Dorminotory

Tempat tinggal yang dapat menampung hingga beberapa ratus

mahasiswa dengan fasilitas ruang dan peralatan yang cukup lengkap yang

bertujuan agar mahasiswa dapat lebih kosentrasi pada kuliah dan belajar

hidup bersosial.

Gambar 2.3

KAIST Dorminotory

(Sumber:http://cnu.daejeon.kr/awa/Architecture%20in%20Daejeon/AinD %20Yuseong-06.htm)

d. Hostel

Tempat tinggal yang hampir serupa dengan dorminotory, tetapi hoste

lbersifat lebih santai dan biasanya tidak dihuni oleh satu disiplin ilmu.

(31)

Gambar 2.4

Girls Hostel Chandigarh University

(Sumber: http://www.cuchd.in/student-services/hostel-facility.php)

e. Apartment

Biasanya target penghuninya adalah mahasiswa yang sudah berkeluarga,

dan memiliki fasilitas ruang dan peralatan yang lengkap.

Gambar 2.5

Apartment in central Tokyo

(32)

f. Perkampungan Mahasiswa

Merupakan tempat tinggal masyarakat kecil yang memiliki kesamaan

tujuan yaitu kuliah. Karena penghuninya adalah mahasiswa yang

heterogen dalam jenis kelamin, tingkat studi dan disiplin ilmu, sehingga

hunian ini memilki fasilitas sosial yang sangat mempengaruhi

pembentukan watak atau kepribadian mahasiswa dan mampu

menjembatani dunia kuliah dengan masyarakat sekitar.

Gambar 2.6

Perkampungan Mahasiswa

(Sumber: http://www.putumahendra.com/berhutang-budi-pada-kampung/)

2.6.2.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Ketinggian Bangunan (Lieberman, 1976 dalam Asri, 2011)

a. Maisonette

(33)

Gambar 2.7 Maisonette1–4 lantai.

(Sumber: http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1538335)

b. Low rise

Hunian dengan tinggi 4 – 6 lantai.

c. Medium Rise

Hunian dengan tinggi 6 – 9 lantai.

d. High Rise

Hunian dengan tinggi 9 lantai

2.6.3.Tipe Hunian Mahasiswa Berdasarkan Sirkulasi Horizontal Ketinggian Bangunan (Paul, 1976 dalam Asri, 2011)

a. Open Corridor/ Single Loaded Coridor/ Gallery Acces

Sirkulasi memanjang yang meletakkan ruang-ruang hunian hanya pada

salah satu sisi selasar, sedangkan sisi satunya merupakan open view.

Kelebihan : Maksimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami pada

(34)

Kekurangan : Membutuhkan lahan yang luas untuk sirkulasi, pencapaian

ke sirkulasi vertikal dari ruang hunian kurang terjaga.

b. Interior Coridor/ Double Loaded Corridor

Sirkulasi memanjang yang berada di antara ruang-ruang hunian yang

saling berhadapan.

Kelebihan : Pemanfaatan ruang sirkulasi dan ruang bersama lebih efisien,

ruang hunian dapat dicapai dari berbagai arah.

Kekurangan : Privasi ruang hunian sangat tidak terjaga karena melebur

jadi satu dengan aktivitas yang terjadi disepanjang selasar, pencahayaan

alami dan ventilasi silang hanya dapat dirasakan oleh ruang hunianyang

berada pada tepi selasar, serta memungkinkan munculnya kesan monoton

dan masalah orientasi ruang hunian.

c. Cengtered Corridor

Sirkulasi utama terpusat di seputar sirkulasi vertikal.

Kelebihan : Pemanfaatan ruang sirkulasi vertikal lebih sfektif dan privasi

ruang hunian cukup tinggi.

Kekurangan : Ruang hunian memilki jumlah yang terbatas di tiap

lantainya dan memungkinkan adanya ruang hunian yang memilki

(35)

2.7. Penelitian Yang Sudah Dilakukan Tabel 2.1 Penelitian Yang Sudah Dilakukan

Judul, Tahun, Wilayah, Nama peneliti

Tujuan Penelitian Metode Penelitian dan Pendekatan with Student Housing Facilities, 2011, Pulau

Pinang, Malaysia, dipilih untuk penelitian ini adalah salah satu universitas terkemuka tertua Malaysia, yang terletak di wilayah

Diketahui kondisi kelayakan hunian sewa mahasiswa di lokasi studi.

(36)

mahasiswa dari penelitian ini adalah Pendekatan Positivistik dengan memandang realitas/gejala/fenomen a sehingga dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit teramati, teukur dan hubungan gejala sebab akibat. Pendekatan ini juga sering disebut metode

(37)
(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pentingnya metodologi penelitian bagi sebuah penelitian berdampak pada

keberhasilan suatu penelitian. Berdasarkan metodenya penelitian dibedakan

menjadi 5 jenis (Sinulingga, 2011), yaitu penelitian historis (historical research),

penelitian deskriptif (descriptive research), penelitian eksperimen (experimental

research), penelitian tindakan (action research), dan grounded research.

Berdasarkan jenis-jenis penelitian tersebut, penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan serta

menganalisa elemen pembentuk citra/image kawasan dengan pendekatan studi

kasus kawasan universitas sumatera utara dan sekitarnya.

Berdasarkan metodologinya penelitian terbagi dua, yaitu metodologi

penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metodologi penelitian kuantitatif

merupakan metode penelitian yang berdasarkan positivisme, yaitu fenomena yang

tetap, konkrit, dan terukur. Penelitian ini digunakan untuk meneliti populasi atau

sampel tertentu dengan memakai alat pengumpulan data. Metodologi penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yaitu menghasilkan data

deskriptif dari orang yang menghuni rumah kost di sekitar kampus USU.

(39)

deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan, menganalisa serta menyimpulkan data

dan informasi yang diperlukan yang berkaitan dengan kriteria kepuasan penghuni

hunian sewa (rumah kost) mahasiswa di sekitar kawasan Universitas Sumatera

Utara

3.2. Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai suatu konsep yang mempunyai variasi atau

keragaman. Sedangkan konsep sendiri adalah pengambaran atau abstraksi dari

suatu fenomena atau gejala tertentu. Konsep tentang apapun jika memiliki ciri-ciri

yang bervariasi atau beragam dapat disebut sebagai variabel (Arikunto, 2006 :

129).

Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan berhuni,

yakni faktor individu (penghuni), atribut hunian, dan atribut lingkungan sekitar

hunian (Toscano & Amestoy, 2007). Berdasarkan hal tersebut peneliti

mengartikan atribut hunian sebagai fasilitas yang ada di rumah kost, penataan

interior ruangan dan atribut lingkungan dianggap sebagai jarak tempuh dari

hunian rumah kost ke tempat tujuan (kampus) sedangkan untuk penghuni

(individu) berhubungan dengan keadaan ekonomi yaitu harga untuk sewa hunian.

Amole (2008) dalam penelitiannya evaluasi kepuasan penghuni dapat dilihat

dari karakteristik fisik bangunan. Deskripsi dari karakteristik bangunan adalah

bagian rumah secara umum yaitu: kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang cuci

(40)

Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Metode pengumpulan data

Berdasarkan atribut hunian dan atribut

lingkungan

 Fasilitas Angket

 Interior/ruang dalam Angket

 Jarak tempuh Observasi dan angket

 Harga sewa Angket

Berdasarkan karakteristik fisik bangunan

 Kamar tidur Angket

 Kamar mandi Angket

 Dapur Angket

 Ruang cuci pakaian Angket

 Ruang bersama Angket

 Tangga Angket

 Area parkir Angket

Berdasarkan Tipologi Hunian

Room in private homes Observasi dan angket

Maisonette(1-3 lt) Observasi dan angket

3.3. Populasi/Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 80), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri

(41)

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dari

pendapat tersebut maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa yang tinggal di hunian sewa di sekitar kampus USU dalam radius

500m yaitu pada Jalan Pembangunan, Jalan Berdikari dan Jalan Harmonika.

Data mengenai mahasiswa yang tinggal di hunian sewa tidak dapat

diketahui dengan pasti jumlahnya. Penentuan populasi penelitian menggunakan

asumsidari prosentase jumlah hunian yang disewakan untuk mahasiswa di setiap

lokasi (Jalan Pembangunan, Jalan Berdikari dan Jalan Harmonika).

Tabel 3.2 Jumlah Hunian Kost

No Wilayah Jumlah Hunian Kost Total

Room in private homes

1 Jl. Pembangunan 20 Unit

2 Jl. Berdikari 13 Unit

3 Jl. Harmonika 6 Unit

39 Unit

Maisonette(1-3 lt)

1 Jl. Pembangunan 20 Unit

2 Jl. Berdikari 21 Unit

3 Jl. Harmonika 15 Unit

56 Unit

(Sumber: Survey Lapangan)

Jumlah populasi rumah kost Room in private homes 39 unit dengan jumlah

(42)

kamar. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang menghuni di rumah kost Room

in private homes ini berjumlah 137 orang. Sedangkan pada tipe Maisonette(1-3 lt)

berjumlah 56 unit dengan jumlah kamar rata-rata 17 kamar per unit dengan

asumsi setiap kamar ditempati oleh 1 orang maka jumlah mahasiswa yang

menempati rumah kost ini adalah 952 orang.

Jumlah responden jika dihitung menggunakan rumus Slovin (1990), maka:

Keterangan:

n ꞊ jumlah sampel

N ꞊ jumlah total populasi

e ꞊ margin error atau tingkat kesalahan (0.1)

Maka, jumlah responden adalah:

꞊ 91,58 atau 92 responden

Keterangan:

n ꞊ jumlah sampel

N ꞊ jumlah total populasi

(43)

꞊ (56 × 17) + (39 × 3.5)

꞊ 952 + 137

꞊ 1.089

e ꞊ margin error atau tingkat kesalahan ditentukan 10% (0,1) atau 90% taraf

keyakinan benar.

3.4. Metoda Pengumpulan Data 3.4.1. Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Untuk

penelitian ini, sumber data primer diambil dari observasi langsung, wawancara,

angket dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap

suatu objek dengan mengguakan alat indera. Observasi dapat dilakukan

dengan dua cara yakni observasi non-sistematis dan observasi sistematis.

Observasi non-sistematis dilakukan dengan menggunakan instrument

pengamatan. Sedangkan observasi sistematis dilakukan dengan

menggunakan pedoman sebagai instrument (Arikunto, 2006 : 157).

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dengan observasi terbuka

yaitu peneliti langsung mengamati mahasiswa dalam menentukan rumah

kost. Observasi juga dilakukan untuk mengamati daerah USU yang

(44)

pintu masuk USU yang menjadi titik-titik untuk mahasiswa yang berjalan

kaki.

2. Wawancara

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau keusioner

lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan

seseorang. Secara fisik interview dibedakan atas interview terstruktur dan

interview tidak terstruktur (Arikunto, 2006 : 155). Pada tahap

pengumpulan data ini peneliti mewawancarai mahasiswa yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pertanyaan yang akan ditanyakan berupa

bagaimana cara mereka memilih tempat kost, mengapa memilih tempat

kost tersebut, dan apa yang menjadi alasan untuk memilih tempat kost

tersebut.

3. Angket/kuisioner

Menurut Sugiyono (2012: 142) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab”.Berupa daftar pertanyaan atau angket tertulis.Sampel yang sesuai

dengan karakteristik diberi kuesioner mengenai masalah penelitian.

Kuisioner dalam penelitian ini yaitu pertanyaan tertulis yang

dipertanyakan kepada responden dengan cara mendatangi hunian

(45)

Hal yang akan ditanya dalam angket berupa hal yang bersangkutan dengan

kenyamanan penghuni dan kepuasan penghuni hal ini berkaitan dengan

jarak antara kampus dan hunian kost, fasilitas yang terdapat di hunian kost,

besaran ruang yang ada di hunian mahasiswa tersebut dan faktor ekonomi

juga akan dipertanyakan.

Angket/kuisioner memiliki beberapa bagian yaitu:

 Data umum, berupa latar belakang responden yang terdiri dari nama,

jenis kelamin, pekerjaan dan lama menghuni rumah kost

 Pertanyaan kuisioner terdiri dari:

o Aspek lokasi

 Lokasi rumah kost yang mudah dijangkau

 Akses menuju rumah kost lancar

 Jarak tempuh dari rumah kost ke kampus

o Aspek ekonomi

 Harga sewa rumah kost

 Biaya fasilitas

o Aspek desain/karakteristik bangunan

 Inetrior ruang dalam

 Luas dapur

 Luas kamar tidur, luas kamar mandi, luas ruang cuci, dll

4. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010:274) dokumentasi adalah “mencari data

(46)

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan

sebagainya”.Dokumentasi pada penelitian ini yaitu berupa data gambar

untuk menentukan sampel. Data gambar yang didapat berupa gambar

melalui aplikasi autocad.

3.4.2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah pengumpulan data secara tidak langsung yang

berkaitan dengan objek penelitian. Sumber didapat dari buku-buku, dokumen,

dinas-dinas terkait, dan sumber referensi lainnya yang berkaitan dengan

perubahan fungi dan aktivitas.

3.5. Kawasan Penelitian

Lokasi penelitian yang terpilih berada di kawasan sekitar kampus USU,

yaitu hunian sewa mahasiswa yang berada pada radius 500 meter tepatnya di Jl.

(47)

Gambar 3.1

Kawasan Penelitian

(Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)

3.6. Tahapan Analisa Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, data-data tersebut dianalisis dengan

menggunakan metode analisis deskriptif.

a. Data hunian mahasisa dikelompokan dan disaring mana data yang tidak

lengkap dan tidak perlu berdasarkan tipe-tipe yang ada di dalam studi

(48)

b. Data hunian dikelompokan dan dianalisis dengan metode deskriptif.Data

fisik mengenai eksisting lapangan digambarkan kembali sesuai dengan

hasil observasi. Berdasarkan data eksisting tersebut didata apa saja yang

terdapat di jaringan hunian mahasiswa dan dideskripsikan bagaimana

keadaannya.

c. Membandingkan hasil dari lapangan dengan teori yang sudah ditetapkan.

d. Dari hasil analisa data peneliti mendeskripsikan hasil wawancara dengan

pemilik atau penghuni hunian mahasiswa mengenai hal-hal yang menjadi

kriteria kepuasan penghuni hunian mahasiswa.

e. Hasil angket ditabulasi dan dideskripsikan sesuai dengan hasil yang

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kawasan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kawasan

Gambar 4.1

(50)

Kawasan penelitian ini berada di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara

yang terletak di Kecamatan Medan Baru Kelurahan Padang Bulan.

4.1.2.Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di jalan Pembangunan, jalan Berdikari dan jalan

Harmonika. Ketiga jalan ini menjadi lokasi penelitian karena jarak yang tidak

terlalu jauh dari kampus USU dan di daerah ini juga terdapat banyak rumah kost

yang akan menjadi bahan penelitian.

Gambar 4.2

Jalan Pembangunan

(Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)

Gambar 4.3 Jalan Bedikari

(Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)

Gambar 4.4

Jalan Harmonika

(51)

4.2. Atribut Hunian Dan Lingkungan 4.2.1.Fasilitas

Tabel 4.1 Fasilitas Untuk Hunian Mahasiswa

Fasilitas

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa memilih tempat

tinggal dengan fasilitas yang cukup lengkap. Tempat tidur merupakan pilihan

paling diminati sebagai fasilitas yang diinginkan. Sesuai menurut Melnikas dan

Olujimi & Bello, dalam Najib, N.U. et al, (2011), fasilitas juga merupakan

kebutuhan utama dari sebuah hunian.

Tabel 4.2 Pindah Hunian Mahasiswa

Pernah pindah

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Mahasiswa yang tinggal di kost lebih dominan untuk menetap dengan

(52)

tinggalnya sekarang, dan beberapa mengatakan bahwa tempat mereka tinggal

dekat dengan tujuan utama yaitu kampus.

4.2.2.Interior/Ruang Dalam

Tabel 4.3 Interior/Ruang dalam Hunian Mahasiswa

Interior/Ruang Dalam

Jl. Pembangunan 42 responden

Jl. Harmonika 31 responden

Jl. Berdikari 19 responden

Jlh Prosentase

(%) Jlh

Prosentase

(%) Jlh

Prosentase (%)

Sangat cukup 2 4.76 2 6.45 4 21.05

Cukup 33 78.57 28 90.32 13 68.42

Tidak cukup 7 16.67 1 3.23 2 10.53

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel diatas menunjukkan bahwa ukuran kamar yang di tempati mahasiswa

cukup untuk meletakkan perabot yang mereka miliki. Pada Jalan Pembangunan

sebanyak 78.57% responden menyatakan cukup, pada Jalan Harmonika 90.32%

responden menyatakan cukup dan pada Jalan Berdikari sebanyak 68.42%

responden juga menyatakan cukup. Perletakkan barang/perabot secara maksimal

di dalam kamar dengan memanfaatkan keadaan kamar, dengan begitu maka ruang

(53)

4.2.3.Jarak Tempuh

Tabel 4.4 Jarak Tempuh Menuju Hunian Mahasiswa

Jarak Tempuh

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.5 Kemudahan Menjangkau Hunian

Kemudahan

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.6 Keadaan Perjalanan Menuju Hunian

Keadaan

(54)

Tabel 4.7 Alat Transportasi yang digunakan

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Dari keempat tabel diatas didapatkan bahwa prosentase jarak tempuh yang

paling besar adalah 600m-1km pada Jalan Harmonika dan Jalan Berdikari,

sedangkan pada Jalan Pembangunan jarak tempuh yang paling besar adalah

100m-500m yaitu sebesar 42.86%. Responden menyatakan bahwa transportasi

yang digunakan adalah berjalan kaki sebesar 38.10% pada Jalan Pembangunan,

61.29% pada jalan Harmonika dan 84.21% pada Jalan Berdikari, hal ini

disebabkan oleh jarak tempuh yang tidak jauh. Kemudahan dalam menjangkau

tempat tinggal sebesar 50% menyatakan mudah di Jalan Pembangunan, di Jalan

Harmonika meyatakan cukup mudah yang paling besar yaitu 51.61% dan di Jalan

Berdikari sebesar 68.42% menyatakan mudah. Keadaan perjalanan dari kampus

ke tempat tinggal menyatakan lancar pada Jalan Pembangunan dan Jalan

Harmonika sedangkan pada Jalan Berdikari responden memilih cukup lancar yaitu

(55)

4.2.4.Harga Sewa

Tabel 4.8 Harga Sewa Hunian

Harga Sewa

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.9 Biaya Fasilitas Tambahan

Biaya Fasilitas

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Harga sewa yang paling besar terpilih adalah Rp.3-5jt/thn di ketiga tempat

penelitian. Di Jalan Pembangunan sebesar 38.10%, di Jalan Harmonika sebesar

51.61%, dan di Jalan Berdikari sebesar 57.89%. Harga sewa ini belum termasuk

(56)

4.3. Karakteristik Bangunan 4.3.1.Kamar Tidur

Tabel 4.10 Jumlah Kamar Tidur

Jumlah Kamar

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.11 Luas Ukuran Kamar

Luas Ukuran

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.12 Kenyamanan Kamar Kost

(57)

Jumlah kamar kost yang tersedia di Jalan Pembangunan menunjukan

prosentase yang paling besar yaitu 66,67% adalah lebih dari 20 jumlahnya setiap

kost. Pada Jalan Harmonika responden memilih jumlah kamar yang ada di kost

yaitu sebesar 10-15 kamar dengan prosentase 38,71%. Di Jalan Berdikari

responden memilih 6-10 jumlah kamar yang ada di kost mereka sebesar 42.11%.

hal ini menunjukkan bahwa di Jalan Harmonika dan Berdikari tipe rumah kost

yang ada yaitu room in private homes. Luas kamar dengan prosentase terbesar

adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian, dengan ukuran kamar 4-8 m² responden

menyatakan bahwa mereka nyaman berada di dalam kamar kost.

4.3.2.Kamar Mandi

Tabel 4.13 Kamar Mandi Pribadi

Kamar Mandi

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.14 Jumlah Kamar Mandi

Jumlah Kamar

(58)

Dari kedua tabel di atas menunjukkan bahwa di tiga daerah penelitian

tersebut menyatakan bahwa responden lebih banyak yang tidak memiliki kamar

mandi pribadi yaitu sebnyak 54.76% di jalan Pembangunan, 96.77% di Jalan

Harmonika dan 89.47% di Jalan Berdikari. Jumlah kamar mandi umum yang ada

pada rumah kost berkisar antara 1-2 kamar mandi yang paling banyak dipilih.

Kamar mandi sangat dibutuhkan dalam rumah kost dengan keadaan terpisah dari

kamar ataupun tidak terpisah. Pemilihan rumah kost juga dapat di tentukan

dengan melihat jumlah kamar mandi dan jumlah kamar yang ada.

4.3.3.Dapur

Tabel 4.15 Penggunaan Dapur

Penggunaan

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.16 Ukuran Dapur

Ukuran Dapur

(59)

Tabel di atas menunjukkan bahawa penggunaan dapur di rumah kost

prosentasenya besar, 47.62% di Jalan Pembangunan, 38.71% di Jalan Harmonika

dan 52.63% di Jalan Berdikari. Untuk ukuran luas dapur banyak responden yang

menyatakan sempit pada Jalan Pembangunan dan Jalan Berdikari, sedangkan pada

Jalan Harmonika dapur yang digunakan yaitu sebesar 25.81% responden

menyatakan cukup luas. dalam pemilihan rumah kost dapat dikatakan bahwa

dapur juga merupakan hal yang dilihat sebelum menyewa rumah kost tersebut.

4.3.4.Ruang Cuci Pakaian Tabel 4.17 Ruang Cuci Pakaian

Terpisah dengan

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.18 Ukuran Ruang Cuci Pakaian

Ukuran Ruang

(60)

Pada Jalan Pembangunan dan Jalan Berdikari, ruang cuci pakaian lebih

banyak yang menyatakan tidak terpisah dari kamar mandi yaitu sebanyak 64.29%

pada Jalan Pembangunan dan 78.95% pada Jalan Berdikari. Sedangkan pada Jalan

Harmonika ruang cuci pakaian cenderung terpisah dari kamar mandi. Ukuran

ruang cuci dapat dilihat pada tabel diatas yang menyatakan bahwa cukup luas.

4.3.5.Ruang Bersama Tabel 4.19 Ruang Bersama

Memiliki Ruang

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.20 Waktu yang Dihabiskan di Ruang Bersama

Waktu yang

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Rumah kost di Jalan Pembangunan memiliki ruang bersama dengan

prosentase sebesar 57.14%, sedangkan di Jalan Harmonika dan Jalan Berdikari

(61)

melihat banyaknya yang memilih tinggal di tempat yang tidak memiliki ruang

bersama. Jika memiliki ruang bersama waktu yang di habiskan di ruang itu

menyatakan bahwa 1-2 jam yang paling mendominasi.

4.3.6.Tangga

Tabel 4.21 Ketinggian Bangunan

Ketinggian

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.22 Kondisi Tangga pada Hunian

Kondisi tangga

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Ketinggian bangunan di Jalan Pembangunan di dominasi oleh bangunan 2

lantai dengan prosentase 47.62%. Pada Jalan Harmonika lebih didominasi oleh

(62)

banyak bangunan berlantai 1. Kondisi tangga pada bangunan bertingkat di tiga

daerah ini terbilang aman dari banyaknya prosentase yang terlihat.

4.3.7.Area Parkir Tabel 4.23 Area Parkir

Memiliki Area

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel 4.24 Jenis Parkir yangTersedia

Jenis Parkir yang

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Kedua tabel diatas menunjukkan bahwa rumah kost pada Jalan

Pembangunan memiliki area parkir dengan prosentase sebesar 92.86% dan parkir

ini di dominasi oleh parkir sepeda motor yaitu sebesar 61.90%. Pada Jalan

Harmonika juga memiliki area parkir dengan didominasi oleh parkir sepeda

motor. Sedangkan di Jalan Berdikari rumah kost banyak yang tidak memiliki area

(63)

tempat parkir sepeda motor sebanyak 36.84%. Hal ini menunjukkan bahwa area

parkir menjadi penting untuk sebuat rumah kost.

4.4. Tipologi Hunian mahasiswa 4.4.1.Jenis Hunian Rumah Kost

Tabel 4.25 Jenis Rumah Kost

Jenis Rumah Kost

Jl. Pembangunan 42 responden

Jl. Harmonika 31 responden

Jl. Berdikari 19 responden

Jlh Prosentase (%) Jlh

Prosentase

(%) Jlh

Prosentase (%)

Kost wanita 36 85.71 20 64.52 15 78.95

Kost pria - - 11 35.48 1 5.26

Kost campuran

(pria dan wanita 6 14.29 - - 3 15.79

(Sumber: Data Primer Yang Diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa kost wanita menunjukkan prosentase

terbesar, namun prosentase terbesar kedua menunjukkan bahwa kost campuran

(64)

4.4.2.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Pembangunan

Gambar 4.5

Tipologi Hunian di Jalan Pembangunan (Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)

1. Tipe 1:

Maisonette

Single Loaded Coridor

Gambar 4.6

(65)

2. Tipe 2:

Maisonette

Double Loaded Coridor

Gambar 4. 7

Bangunan Tipe 2 di Jalan Pembangunan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Tipe 3:

Room in private homes

Gambar 4.8

(66)

4.4.3.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Berdikari

Gambar 4.9

Tipologi Hunian di Jalan Berdikari (Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)

1. Tipe 1:

Maisonette

Single Loaded Coridor

Gambar 4.10

(67)

2. Tipe 2:  Maisonette

Double Loaded Coridor

Gambar 4.11

Bangunan Tipe 2 di Jalan Berdikari (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Tipe 3:

Room in private homes

Gambar 4.12

(68)

4.4.4.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Jalan Harmonika

Gambar 4.13

Tipologi Hunian di Jalan Harmonika (Sumber: Peta Kota Medan Tahun 2007)

1. Tipe 1:

Maisonette

Single Loaded Coridor

Gambar 4.14

(69)

2. Tipe 2:

Maisonette

Double Loaded Coridor

Gambar 4.15

Bangunan Tipe 2 di Jalan Harmonika (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Tipe 3:

Room in private homes

Gambar 4.16

(70)

4.4.5.Tipologi Hunian Mahasiswa Di Sekitar Kampus USU Berdasarkan Sirkulasi Horizontal

a. Open Corridor/ Single Loaded Corridor

Jenis sirkulasi horizontal ini terdapat pada hunian mahasiswa yang menjadi

studi kasus yaitu pada hunian khusus wanita dan hunian khusus laki-laki. Jenis

sirkulasi ini adalah salah satu sisi dari bangunan yang menjadi koridor, jenis

sirkulasi ini sangat bermanfaat untuk masuknya cahaya matahari kedalam

kamar karena hanya salah satu sisinya saja yang dijadikan kamar-kamar.

(71)

Gambar 4.18 Potongan Open Corridor 1 (Sumber: Olah Data Pribadi)

Pada gambar 4.18 terlihat bahwa koridor yang digunakan adalah Open

Corridor.

Gambar 4.19 Denah Open Corridor

(72)

b. Interior Corridor/ Double Loaded Corridor

Sirkulasi horizontal ini berada di tengah bangunan dengan kamar-kamar berada

disisi kanan dan kiri. Dengan sirkulasi ini dapat memanfaatkan ruang bersama

secara maksimal.

Gambar 4.20 Denah Interior Coridor 1 (Sumber: Olah Data Pribadi)

Gambar 4.20 menunjukkan bahwa sirkulasi yang ada berada di tengah

bangunan dengan kedua sisi yang dimanfaatkan untuk kamar. Sirkulasi ini tidak

(73)

Gambar 4.21 Potongan Interior Coridor 1 (Sumber: Olah Data Pribadi)

Gambar 4.22 Denah Interior Coridor 2 (Sumber: Olah Data Pribadi)

Gambar 4.22 juga menunjukkan sirkulasi berada di tengah, yang berbeda

adalah koridor ini di bagi menjadi 2 dan tidak menghubungkan sisi sebelah kanan

(74)

Gambar 4.23 Potongan Interior Coridor 2 (Sumber: Olah Data Pribadi)

Potongan pada gambar 4.23 menunjukkan bahwa bangunan tersebut

memiliki dua koridor yang berada di tengah. Hal ini sama dengan interior koridor

(75)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai hasil penelitian ini, sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin

dicapai, yaitu sebagai berikut:

1. Dilihat dari atribut hunian dan lingkungan bahwa fasilitas yang paling diminati

adalah tempat tidur. Ukuran kamar yang di tempati mahasiswa cukup untuk

meletakkan perabot yang dimiliki. Jarak tempuh dilaluli dengan berjalan kaki

dari kampus menuju rumah kost mngingat bahwa jarak yang dilalui tidak jauh

yaitu, 600m-1km pada jalan Harmonika dan jalan Berdikari, sedangkan pada

jalan Pembangunan jarak tempuh yang paling besar adalah 100m-500m yaitu

sebesar 42.86%. Harga sewa sebagian besar rumah kost adalah Rp.3-5jt/thn

belum termasuk biaya fasilitas listrik dan air.

2. Karakteristik bangunan yang pertama adalah kamar tidur, luas kamar dengan

prosentase terbesar adalah 4-8 m² di tiga daerah penelitian, dengan ukuran

kamar 4-8 m², responden menyatakan bahwa mereka nyaman berada di dalam

kamar kost. Jumlah kamar mandi umum yang ada pada rumah kost berkisar

antara 1-2 kamar mandi yang paling banyak dipilih. Kamar mandi sangat

dibutuhkan dalam rumah kost dengan keadaan terpisah dari kamar ataupun

tidak terpisah. Untuk ukuran luas dapur banyak responden yang menyatakan

(76)

Harmonika dapur yang digunakan yaitu sebesar 25.81% responden menyatakan

cukup luas. Ukuran ruang cuci pada rumah kost juga cukup luas. Sebagian

besar rumah kost tidak memiliki ruang bersama. Pada hunian lebih dari 2 lantai

tangga yang digunakan pada hunian tersebut terbilang aman. Area parkir

dibutuhkan rumah kost dilihat pada jalan pembangunan yang memiliki area

parkir dengan prosentase sebesar 92.86% dan parkir ini di dominasi oleh parkir

sepeda motor yaitu sebesar 61.90%.

3. Tipologi hunian mahasiswa yang ada di lokasi penelitian sesuai dengan teori

Widiastuti (1995) mengenai tipe hunian mahasiswa berdasarkan bentuk hunian

yaitu, room in private homes dan sesuai dengan teori Lieberman (1976)

mengenai tipe hunian mahasiswa berdasarkan ketinggian bangunanyaitu,

maisonette1-4 lantai. Sirkulasi horizontal yang ada pada hunian mahasiswa

juga sesuai dengan teori Paul(1976) yaitu, single loaded coridor dan double

loaded coridor.

5.2. Saran

1. Perlunya pihak Pemerintah dan Universitas dalam memperhatikan

pembangunan rumah-rumah kost di sekitar USU, agar perkembangannya dapat

terkontrol dengan baik.

2. Pihak swasta/perorangan juga harus memperhatikan fasilitas yang di butuhkan

(77)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Vicry. 2014. Pengembangan Asrama Putra Usu (Arsitektur Tropis).

Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara

Amole, Dolapo. (2007). Typological Analysis of Students’ Residences.

Archnet-IJAR, International Journal of Architectural Research, Volume 1 Issue 3

-November 2007 - (76-87)

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit PT

Rineka Cipta, Jakarta.

Asri, Zam Zami, 2011, Asrama Mahasiswa Dumai Di Yogyakarta, Program Studi

ArsitekturFakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Guntur, AS. (2012). USU Masih Favorit Utama. Artikel. Diakses pada tanggal 26

April2015,http://www.analisadaily.com

Heryanti, Septia, 2013. Konsep Hunian Sewa Layak Huni Bagi Mahasiswa Pada

Area Pendidikan Studi Kasus: Rumah Kos Di Sekitar Kampus ITS Sukolilo,

Surabaya, Jurusan Arsitektur, Bidang Keahlian Perumahan dan

Permukiman, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Indonesia

Kwanda, Timoticin dkk, 2013. Analisa Kepuasan Penghuni Rumah Sederhana

Tipe 36 Di Kawasan Sidoarjo. Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 31, no. 2:

(78)

Larasati, Valentina Dian. 2011. Landasan Konseptual Perencanaan Dan

Perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Di

Yogyakarta, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma

Jaya Yogyakarta.

Najib, N.U.et al, 2011. Measuring Satisfaction with Student Housing Facilities.

Am. J. Engg. & Applied Sci., 4 (1): 52-60

Nurdini, Allis, 2012, Refleksi Pemunuhan Kebutuhan Hunian Transien di

Perkotaan: Kasus Tipologi Lokasi Hunian Sewa Mahasisw di Kota

Bandung,Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, halaman: 33-36

Putra, Adita Widara, 2012, Penerapan Model Bengkel Sastra Untuk

Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Drama Mahasiswa, Universitas

Pendidikan Indonesia

Sakina, Bunga dan Hanson E. Kusuma, 2014. Pengaruh Kepuasan Berhuni

terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa, Temu Ilmiah IPLBI: 27-32

Saleh, Sakhrul Dachlan, 2010. Kajian Kualitas Bangunan Rumah Pondokan

Terhadap Kenyamanan Huni Berdasarkan Persepsi Penghuni

Dipermukiman Sekitar Kampus Universitas Hasanuddin, Tesis Magister,

Universitas Diponegoro, Semarang

Santoso, Imam dan Beni G.W, 2011, Studi Pengamatan Tipologi Bangunan pada

Kawasan KaumanKota Malang, Jurnal Ilmiah Online, Issn: 2086-3764,

Gambar

Gambar 2.3 KAIST Dorminotory
Gambar 2.5 Apartment in central Tokyo
Tabel 2.1 Penelitian Yang Sudah Dilakukan
Tabel 2.1,  sambungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang dipilih adalah metode deskriptif kualitatif yang dapat menggambarkan tujuan penelitian ini dan dinarasikan secara positivis, sehingga melalui penelitian

Metode penelitian yang dipilih adalah metode deskriptif kualitatif yang dapat menggambarkan tujuan penelitian ini dan dinarasikan secara positivis, sehingga melalui penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field research) jenis deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan wawancara serta dokumen- dokumen

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif melalui pendekatan

sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah aksidental sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis jalur, uji

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field research) jenis deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan wawancara serta dokumen- dokumen

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang mengunakan metode pengamatan secara langsung di lapangan, melalui hasil wawancara serta