(ABSTRAK)
PENGARUH LATIHAN SIRKUIT (4 POS) TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS IV DAN V
SDN 1 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
HENDRAWAN SUGIARTO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan sirkuit (4 pos) dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa putri kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperiment dengan desain penelitian Randomized Pretest-Posttes Design.. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Analisis Uji t
Hasil analisis data menunjukkan bahwa latihan sirkuit (4 Pos) dapat meningkatkan tingkat kebugaran Jasmani siswa putri secara signifikan, berdaarkan analisis diperoleh nilai t hitung = 18,478 jika dibandingkan dengan nilai t tabel = 1,746 maka nilai t hitung > t tabel, maka ada pengaruh yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan berupa latihan berangkai 4 pos. Sedangkan hasil perhitungan untuk kelompok kontrol diperoleh nilai t hitung = 1,154 jika dibandingkan nilai t tabel = 1,746 maka nilai t hitung < t tabel. Ini artinya tidak adanya latihan yang diberikan pada kelompok kontrol, maka tidak adanya pengaruh yang berarti juga terhadap peningkatan hasil TKJI pada siswa kelas IV dan kelas V SDN 1 Labuan Ratu tahun pelajaran 2011/2012.
PENGARUH LATIHAN SIRKUIT (4 POS) TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS IV DAN V
SDN 1 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
HENDRAWAN SUGIARTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH LATIHAN SIRKUIT (4 POS) TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS IV DAN V
SDN 1 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh :
HENDRAWAN SUGIARTO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Penelitian Eksperimen ... 27
2. Variabel Penelitian ... 28
3. Tes lari cepat 40 m... 35
4. Tes gantung siku tekuk ... 35
5. Tes baring duduk ... 36
6. Tes loncat tegak ... 38
7. Tes lari 600 m ... 39
8. Diagram batang Perbandingan peningkatan persentase pada tes awal dan akhir kelompok eksperimen dan kontrol ... 44
9. Diagram batang perbandingan hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 44
10. Diagram perbandingan hasil uji pengaruh antara kelompok eksperimen ... 45
11.Diagram batang perbandingan hasil tes awal dan akhir pada kelompok kontrol.. 45
12.Diagram perbandingan hasil uji pengaruh ... 48
13.Pelaksanaan TKJI ... 80
xi
xii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 46
1. Deskripsi Data ... 46
2. Analisis Data ... 50
Pengujian Hipotesis ... 51
1. Hipotesis 1 ... 52
2. Hipotesis 2 ... 52
B. Pembahasan ... 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
xv
16. Analisi uji t perbedaan data tes awal antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol ... 74
17. Analisi uji t perbedaan data tes awal antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol ... 76
18. Uji t pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap Tes Kesegaran Jasmani Indonesia pada kelompok eksperimen ... 78
19. Uji t pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap Tes Kesegaran Jasmani Indonesia pada kelompok kontrol ... 79
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.Pelaksanaan Latihan Berangkai 4 Pos ... 32
2.NormaTes Lari 40m... 34
3.Norma tes pull-up ... 36
4.Norma Tes sit-up ... 37
5.Norma Tes Loncat Tegak ... 37
6.Norma Tes Lari 600m ... 38
7.Frekuensi persentase status kesegaran jasmani siswa ... 43
8.Hasil Pengukuran Tingkat Kesegaran Jasmani Putri Menggunakan Tes TKJI ... 44
9.Hasil uji normalitas ... 46
10.Hasil Analisis homogenitas ... 47
11.Hasil analisis uji t perbedaan danuji pengaruh ... 47
MOTTO
“JANGAN BIARKAN TETES AIR MATA KEDUA ORANG TUA KITA TETES AIR MATA KEGAGALAN, KARENA MELIHAT KITA GAGAL.
JADIKAN TETES AIR MATA MEREKA TETES AIR MATA KEBAHAGIAAN KARENA MELIHAT KITA SUKSES ”
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Surisman, M. Pd. ………
Sekretaris : Drs. Ade jubaedi, M. Pd. ……….…..
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes. ……..………....
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si.
NIP. 19600315 198503 1 003
Bahwa yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Hendrawan Sugiarto
NPM : 0513051019
Tempat tanggal lahir : B. Lampung, 03 Maret 1987
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Latihan
Sirkuit (4 Pos) Terhadap tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putri Kelas IV
Dan V SDN 1 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah benar
hasil karya penulis, bukan menjiplak hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila
dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak benar, maka saya bersedia
mengikuti aturan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, 10 Nopember 2012
PERSEMBAHAN
Tanapa mengurangi rasa syukur apada allah SWT, Ku persembahkan karya kecil ku ini kepada kedua orang tua ku tercinta, yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa.
Banyak pelajaran hidup yang diberikan, dengan penuh rasa syukur dan kesabaran setiap menghadapi persoalan hidup. Terimakasih untuk
cinta dan kasih sayang. Dan atas semua pengorbanan dan jerih payah mu.
Orang tua adalah
segala-galanya bagi kebahagiaan hidup ku Mereka yang dapat memahami segala kekurangan pada Diriku diiringi dengan doa yang tulus, keberhasilan ini dapat ku raih
Adikku, kakakku, saudara, seseorang yang spesial dalam hidupku dan kawan-kawan sepejuangan ‘05, YPU comunity atas doa, usaha,
dan dukungan yang tidak pernah putus dari kalian membuatku bertahan dan
TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS IV DAN V SDN 1 LABUHAN RATU
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : HENDRAWAN SUGIARTO
No. Pokok Mahasiswa : 0513051019
Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Komisi Pembimbing
Drs. Surisman, M. Pd. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.
NIP 19620808 198901 1 001 NIP 19581210 198712 1 001
1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal
03 Maret 1987, anak ketiga dari empat bersaudara
pasangan Bapak Supomo dan Ibu Indarti Ernawati,
S.Pd.
Pendidikan secara formal yang pernah ditempuh penulis antara lain: TK.
Aisyah Labuhan Ratu, Sekolah Dasar Negeri 1 Labuhan Ratu Kedaton B.
Lampung, SMP Tunas Harapan dan dilanjutkan ke SMA YP Unila
B.Lampung lulus tahun 2005.
Melalui jalur Penyelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat tahun 2005,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi kampus antara
lain, Pengembangan diri cabang olahraga UKM sepak bola Universitas
Lampung, tim Sepak Bola Penjaskes (LIBALA), skuat tim GAMANILA,
Skuat tim LPI tingkat Mahasiswa mewakili UNILA tingkat SUMBASEL
SANWACANA
Segala puji syukur kehadirat allah SWT karena Rahmad dan Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Latihan Sirkuit (4 Pos) Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putri Kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu tahun pelajaran 2011/2012” sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes. selaku Pembahas atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak-bapak dosen Penjaskes yang telah membantu proses perkuliahan dan bimbingan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung yang sudah
memberikan ijinnya untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga besar Joyo Warsito dan slamet yang tidak pernah berhenti mendoakan dan menguatkan dalam masa-masa yang sulit.
9. Seseorang yang selalu setia menemaniku Diah Rs, Teman-teman semua Hadi, Hengki, Bang Hendra,Nexts Community, Persikadu FC dan teman-teman veteran Penjas 2005, tidak ada yang tidak bisa digapai bersama kalian. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
Bandar Lampung, 10 Nopember 2012 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat
digemari oleh berbagai oleh semua tingkatan usia dan lapisan masyarakat,
dimana mereka berolahraga untuk berbagai tujuan seperti menjaga kesehatan,
memelihara dan meningkatkan kondisi fisik (kebugaran) serta meraih prestasi.
Seseorang yang akan berolahraga dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang
bugar, dimana yang dimaksud dengan kebugaran fisik adalah seseorang yang
masih memiliki kemampuan dan stamina untuk mengerjakan kegiatan atau
aktifitas selanjutnya tanpa merasa kelelahan yang berarti, dengan memiliki
kebugaran jasamni yang baik maka seseorang mampu melakukukan berbagai
rutinitas dengan penuh optimal walaupun rutinitas tersebut selalu berlanjut dan
berulang-ulang hingga seharian penuh tanpa adanya rasa lelah dan letih yang
berlebihan.
Kebugaran jasmani (physical fitnes) memiliki beberapa komponen atau unsur
yang saling berkaitan satu sama lainnya, diantaranya yaitu terdiri atas
kekuatan, daya tahan, stamina, aksi reaksi, koordinasi, kecepatan, kelentukan,
keseimbangan dan juga kelincahan. Semua komponen tersebut membantu
2
Memilki kebugaran jasamani yang baik maka seseorang tersebut akan
merasakan lebih sehat, segar dan bugar sehingga akan selalu merasakan prima
dalam setiap kegiatan, dengan memiki kondisi fisik tersebut jika dilihat dảri
sistem faal tubuh atau fisiologis seseorang maka akan nampak terlihat sekali
pengaruhnya bagi tubuh, dengan adanya kondisi fisik yang baik maka sistem
organ tubuh akan berfungsi dengan baik, diantaranya akan melancarkan sistem
pembuluh darah dalam mengedarkan darah keseluruh bagian tubuh, pada saat
kerja fisik adanya sistem energi yang bekerja pada saat berolahraga, karena
pada saat berolahraga tersebut biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang
cukup lama sehingga sistem energi yang digunakan yaitu aerobic system,
dimana pada sistem ini adanya penggunaan oksigen untuk menghasilkan
energi yang digunakan dalam berolahraga dalam jangka waktu beberapa jam.
Olahraga di usia dini sangat diperlukan, karena dengan memperkenalkan
dunia olahraga pada anak usia dini khususnya di tingkat Taman Kanak-Kanak
TK hingga Sekolah dasar (SD) makan akan mempengaruhi tumbuh kembang
anak tersebut. Perkembangan dan pertumbuhan anak adalah sangat perlu
diperhatikan, sebab mereka adalah aset yang sangat berharga dalam
perkembangan jaman nantinya, mereka adalah calon generasi penerus bangsa.
Baik dan buruknya mereka adalah penentu baik dan buruknya bangsa pada
masa mendatang.
Tujuan Pendidikan Nasional "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya" yaitu: (1) manusia yang beriman dan
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, (4) sehat jasmani dan rokhani, (5)
berkepribadian mantap dan mandiri serta, (6) bertanggung jawab
kemasyarakatan, (Undang-Undang Nomor 2 tahun 2005 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Praktik yang baik dibutuhkan dalam pendidikan, khususnya Pendidikan
Jasmani, untuk meningkatkan mutu penyajian bidang studi Pendidikan
Jasmani dalam kurikulum sekolah. Bila praktik yang baik ini dilaksanakan,
maka bidang studi itu bukan hanya menghasilkan tujuan pengajaran berupa
kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas jasmani, tetapi juga dampak
terhadap aspek psikologis yaitu perkembangan emosi, sosial, dan kognitif.
Selain itu , bidang studi itu juga mendorong perkembangan hak asasi manusia,
fair play, kepedulian dan apresiasi terhadap lingkungan, dan seperangkat
kemungkinan dalam perkembangan yang bersifat menyeluruh (holistik). (
Lutan, dkk,2002:33)
Di dalam peningkatan dan pembinaan olahraga khususnya dimulai dari
jenjang yang paling dasar. Pelaksanaan Pendidikan Jasmani dan olahraga
merupakan salah satu sarana dalam rangka pembinaan mutu sumber daya
manusia Indonesia, hasil yang diharapkan itu dapat dicapai memerlukan waktu
yang cukup panjang. Karena itu upaya pembinaan warga masyarakat dan
peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan
4
Menurut teori (Bompa 1999,50) Latihan yang baik dan teratur akan membawa
pengaruh terhadap pertumbuhan fisik seseorang, seperti: a) Serabut otot menjadi
kuat dan kasar, b) Peredaran darah lebih lancar / cepat, c) Pernapasan akan lebih
cepat, d) Pengeluaran keringat berjalan lebih baik, e) Pencernaan makanan lebih
baik. Dan secara langsung akan berpengaruh pada kemampuan fisik menjadi
lebih baik seperti : reaksi, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan,
kelentukan dan kebugaran jasmani.
Melihat uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan olahraga
tersebut yaitu kebugaran jasmani/kemampuan fisik yang lebih baik maka guru
Pendidikan Jasmani, pelatih dan pembina olahraga perlu memberikan
pemahaman yang benar tentang olahraga kepada masyarakat, sehingga olahraga
dapat menjadi kebutuhan hidup manusia untuk mencapai hidup sehat.
Hasil observasi peneliti di SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung
menunjukkan bahwa kebugaran jasmani siswa masih kurang, terutama pada
siswa putri kelas IV dan V. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang
dilakukan siswa tersebut kemudian ditunjang oleh kurangnya sarana olahraga
sehingga membuat siswa putri semakin kurang aktif.
Berdasarkan masalah di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa perlu adanya
perbaikan pada latihan-latihan yang menarik dengan penggunaan
sarana-sarana pendukung agar siswa putri termotivasi untuk berolahraga dalam
rangka peningkatan kebugaran jasmaninya. Menyesuaikan dengan materi yang
diberikan kepada siswa SD (kurikulum tahun 2004) maka latihan fisik berupa
meningkatkan kebugaran jasmani siswa putri. Adapun latihan sirkuit (4 pos)
yang dilakukan antara lain : lari bolak - balik 10 meter, push Up, baring duduk
dan naik turun bangku. (Suyati dkk, 1997 )
Maka dari itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
”Pengaruh Latihan Sirkuit (4 Pos) Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani
Siswa Putri Kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2011-2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat kebugaran jasmani para siswa putri kelas IV dan V
SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung siswa dalam hal meningkatkan
kondisi fisik yang mereka miliki.
2. Rendahnya tingkat kesadaran para siswi untuk berolahraga dalam rangka
meningkatkan tingkat kebugaran jasmani
3. Kurangnya kreatifitas pembelajaran disekolah sehingga siswa tidak
termotivasi dalam pembelajaran olahraga.
4. Kurangnya sarana olahraga di SDN 1 Labuhan Ratu sehingga siswa
6
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, agar tidak meluas
maka penelitian ini terbatas pada pengaruh latihan sirkuit (4 pos) terhadap
tingkat kebugaran jasmani siswa putri Kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu
Bandar Lampung tahun pelajaran 2011-2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
”Apakah ada pengaruh latihan sirkuit (4 pos) dengan peningkatan kebugaran
jasmani siswa putri kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung
tahun pelajaran 2011-2012?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
”Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh setelah diberikan latihan
sirkuit (4 pos) terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa putri kelas IV dan V
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak:
1. Bagi Peneliti
Sebagai kerja konkrit atas disiplin ilmu yang peneliti peroleh selama ini
dan sumbangan bagi kemajuan dunia pendidikan dan kesehatan olahraga
Indonesia.
2. Bagi para siswa
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
3. Bagi guru
Sebagai tambahan pustaka bagi guru untuk menetapkan program latihan
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kebugaran Jasmani
Memberikan pengertian yang tepat tentang kebugaran jasmani adalahsulit,
karena kebugaran jasmani merupakan masalah yang komplek.Di Indonesia
istilah kesegaran sudah umum digunakan di masyarakatdalam kehidupan
sehari-hari. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang
kebugaran jasmani.
Menurut Safrit dalam Arma dan Abdullah (1994: 146) ada dua definisi yang
bisa digunakan. Dari sudut pandang fisiologis, kebugaran jasmani adalah
kapasitas untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan
dan pulih dari akibat latihan tersebut. Definisi kebugaran jasmani yang lebih
umum adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari
dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi
melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi
keadaan darurat bila datang.
Menurut Santosa Giriwijoyo dalam Rubianto ( 2002: 25-28 ) kebugaran
jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus
dilaksanakan oleh fisik itu. Atau dengan perkataan lain untuk dapat
Aip Syarifudin dan Muhadi (1993:38) menyebutkan kebugaran jasmani
(physical fitness) adalah suatu aspek dari kesegaran secara menyeluruh (total
fitness ), yang meliputi atas tiga konsep penting yang saling berkaitan bagi
setiap manusia, yaitu mengenai: Bentuk dan macam pekerjaan yang harus
dilakukan, kesanggupan dari jasmaninya untuk melakukan pekerjaan tersebut
dan hubungan timbal balik antara kebugaran jasmani dengan keseluruhan
pribadinya.
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa setiap orang memerlukan kesegaran
yang sesuai dengan pekerjaan atau kegiatan yang ia lakukan, misal : orang
yang bekerja di kantor akan lain kebutuhan kesegarannya bila dibandingkan
dengan orang yang bekerja di lapangan.
Adapun komponen kebugaran jasmani menurut Santosa Giriwoyo(1992:44)
menyebutkan bahwa komponen kebugaran jasmani tergantung dua komponen
dasar yaitu :
1. Kemampuan kualitas dasar ergosistema primer (ES1) yang terdiri atas :
(a). Luas pergerakan persendian, (b) Kekuatan dan daya tahan otot
(c). Koordinasi fungsi otot.
2. Kemampuan kualitas dasar ergosistema sekunder ( ES2 ) yang berupa :
daya tahan umum ( fungsi jantung dan paru-paru ).
Kebugaran jasmani dan ketrampilan gerak yang kaya dengan koordinasi otot
syarat yang halus menjadi bagian dalam taksonomi tujuan pendidikan
jasmani,dan termasuk psikomotorik. Sebab hal ini kelak bermanfaat bagi
10
sebagai dasar ketrampilan yang baik untuk suatu cabang olahraga (Rusli
Lutan,1996:7-8).
Pepatah " akal yang sehat terdapat pada fisik yang sehat " menggambarkan
betapa kesehatan fisik akan mempengaruhi kesehatan mental dan otak
seseorang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas pekerjaan
manusia secara totalitas, dan merupakan variabel penting bagi peningkatan
kualitas sumber daya manusia (Fasli Jalal,1997:8).
Kebugaran jasmani yang bertitik tolak dari hasil seminar nasional kebugaran
jasmani 1971 dalam krida. (1998:24), disebutkan bahwa seseorang yang
mempunyai kebugaran jasmani adalah yang mempunyai kesangggupan dan
kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti. Sementara itu secara lebih luas
disebutkan bahwa kebugaran jasmani adalah "Kemampuan untuk melakukan
pekerjaan sehari - hari dengan bertenaga dan penuh kesegaran, tanpa
kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi, sehingga tetap
dapat menikmati waktu terluang dan menanggulangi keadaan-keadaan
mendadak yang tidak diperkirakan.
Beberapa pendapat tersebut mempunyai arti bahwa kebugaran jasmani dan
ketrampilan gerak sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari- hari dalam
rangka mecari nafkah maupun dalam kegiatan olahraga. Dan dengan
kebugaran jasmani yang baik pula seseorang akan mampu berbuat lebih
banyak dalam kehidupan dan juga kualitas pekerjaan yang dihasilkan akan
1. Komponen - Komponen Kebugaran Jasmani
Hasnan Said (1982:44) menyebutkan bahwa komponen-komponen
kebugaran jasmani, terdiri dari : daya tahan jantung - peredaran darah dan
pernapasan, kekuatan otot, daya tahan setempat, tenaga explosif otot,
kecepatan, fleksibilitas dan koordinasi otot.
Ditinjau dari segi kesehatan, yang penting dari komponen tersebut yaitu
Cenditio Sine qua non (daya tahan jantung-peredaran darah dan
pernapasan). Steinhaus. 1963. daya tahan adalah "Jauh dari keletihan".
Maka dapat ditafsirkan bahwa daya tahan jantung, peredaran darah dan
pernapasan adalah "Penundaan timbulnya rasa letih di waktu melakukan
kerja berat melalui sistim pengangkutan dan difusi oksigen yang efisien".
Sistim efisien memelihara kadar oksigen yang tinggi dalam sel-sel dan
dapat membuang cepat bahan-bahan sisa yang tidak terpakai lagi. Dalam
hal ini terlibat proses erobika untuk memproduksi "energi". "Kekuatan
Otot" digunakan sepanjang hayat, oleh kontraksi otot adalah unsure setiap
gerak jasmani meskipun seringan gerak apapun. "Daya Otot Setempat"
merupakan unsur kesegaran yang banyak digunakan dalam pekerjaan
sehari-hari. "Tenaga Explosif Otot" adalah unsur kebugaran jasmani yang
sangat erat hubungannya dengan prestasi olahraga. "Kecepatan" dapat
didefinisikan sebagai tahap maksimum, dimana seseorang bergerak
12
Unsur ini diperlukan dalam kegiatan olahraga seperti : lari jarak pendek,
lompat jauh. "Fleksibilitas" adalah luas gerak dari persendian tubuh.
Koordinasi otot" adalah komponen" kebugaran jasmani lainnya yang juga
penting bagi kehidupan kita. Henry .1956. merumuskan tentang gerak
kerja yang terkoordinasi yaitu "Sekelompok otot menjalin kerja sama
untuk dapat mencapai gerak kerja yang tepat dan efisien, rangkaian gerak
terwujud secara harmonis, sehingga dapat mencapai hasil akhir yang
memuaskan. Inilah yang dinamakan ketrampilan "gerak". sepuluh
komponen kebugaran jasmani.
Menurut Sajoto (1995:9) bahwa komponen kebugaran jasmani adalah :
1) Kekuatan
Adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban waktu bekerja. .2) Daya tahan.
Dalam hal ini dikenal 2 macam daya tahan, yaitu : Daya tahan umum, kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistim jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisiensi untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot – otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama, daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan otot - ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. 3) Kecepatan.
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya Sama seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda.
4) Daya Ledak Otot.
Daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang singkat. Dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot sama dengan kekuatan x kecepatan
5) Daya Lentur.
6) Kelincahan.
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti
kelincahan cukup baik 7) Koordinasi.
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan berbagai macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
8) Keseimbangan.
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot. Seperti dalam hand-stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu.
9) Ketepatan.
Adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak - gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenal dengan salah satu tubuh.
10) Reaksi.
Adalah kemampuan seseorang untuk segera untuk bertindak
secepatnya dengan menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra, syaraf atau felling lainnya, seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain - lain.
Menurut M. Bebbelinck dalam bukunya M. Sajoto. 1995:5, disebutkan ada
beberapa komponen physical yang terdiri dari :
a. Kekuatan. Yang meliputi : isometrik (Statis) dan isotonik (Eksplosif). b. Koordinasi motorik. Yang ditekankan pada: kecepatan (Speed ), tenaga
(Power), keseimbangan (Balance) dan ketrampilan khusus (Spesific Skill).
c. Ketahanan (Endurance). Yang meliputi: (1). Ketahanan lokal, (2) Ketahanan otot : statis dan dinamis (Repetitive). (3) Kardiorespirasi erobik (Ekstensif ) dan kardiorespirasi an erobik (Intensif).
d. Kecepatan (Speed). Lari dan gerakan-gerakan anggota gerak.
2. Fungsi Kebugaran Jasmani
Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Kebutuhan hidup yang semakin meningkat membuat orang berusaha keras
14
diperlukan jasmani yang sehat dan segar. Dengan kebugaran jasmani,
manusia akan lebih mudah untuk menikmati kelangsungan hidupnya.
Beberapa pendapat tersebut mempunyai arti bahwa kebugaran jasmani dan
ketrampilan gerak sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari- hari
dalam rangka mecari nafkah maupun dalam kegiatan olahraga. Dan
dengan kebugaran jasmani yang baik pula seseorang akan mampu berbuat
lebih banyak dalam kehidupan dan juga kualitas pekerjaan yang dihasilkan
akan baik pula.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Menurut M. Anwar pasau dalam buku M. Sanjoto. (1995:3), menyebutkan
tentang faktor-faktor penentu kebugaran jasmani, sebagai berikut :
a. Faktor biologis, terdiri dari :
1) Potensi/kemampuan dasar tubuh, meliputi, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan koordinasi, tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan.
2) Fungsi organ-organ tubuh, meliputi: daya kerja jantung, peredaran darah, daya kerja paru-paru, sistim pernafasan, daya kerja
persyarafan dan daya kerja panca indera.
3) Struktur dan postur tubuh, meliputi : ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh serta bentuk tubuh. 4) Gizi sebagai penunjang, meliputi: jumlah makanan yang cukup,
nilai makan yang dibutuhkan dan variasi makanan. b. Faktor Psikologis, terdiri dari :
1) Intelektual / Kecerdasan
2) Motivasi dari dalam diri, dari luar, Kepribadian dan koordinasi kerja otot serta syaraf.
c. Faktor lingkungan, terdiri dari :
Kehidupan sosial, sarana dan prasarana, cuaca / iklim sekitar, keluarga dan masyarakat.
d. Faktor Penunjang, terdiri dari :
Beberapa pendapat tersebut mempunyai arti bahwa kebugaran jasmani dan
ketrampilan gerak sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari- hari
dalam rangka mecari nafkah maupun dalam kegiatan olahraga. Dan
dengan kebugaran jasmani yang baik pula seseorang akan mampu berbuat
lebih banyak dalam kehidupan dan juga kualitas pekerjaan yang dihasilkan
akan baik pula.
Sejalan dengan hasil perkembangan penelitian dalam bidang kebugaran
jasmani dan ilmu kedokteran, terjadilah kebugaran dalam konsep
kebugaran fisik dipandang sebagai bagian - bagian yang saling berurutan,
dimana setiap bagian berhubungan dengan ketahanan ( mempertahankan
kondisi tubuh ) dan perkembangan. Komponen kebugaran terbagi menjadi
2 kategori dasar, yakni komponen - komponen yang berkaitan dengan
kesehatan dan komponen komponen yang berhubungan dengan
kemampuan gerak.
Komponen kebugaran kesehatan sifatnya lebih umum untuk setiap yang
menginginkan hidup sehat, sedangkan kebugaran performans gerak lebih
spesifik dan fungsional dalam arti mengacu pada sasaran-sasaran aktivitas.
Kebugaran performans gerak tidak ada kaitannya dengan kesehatan dasar
atau pencegahan dan penyembuhan penyakit-penyakit degeratif
(penurunan daya tahan tubuh karena pertambahan usia ).
Kebugaran performans gerak memungkinkan seseorang dapat melakukan
16
performans gerak secara fungsional berhubungan dengan aktivitas gerak
gerak tertentu seperti : melompat, memukul, melempar, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu program latihan yang diberikan untuk
masing-masing keterampilan gerak diatas berbeda satu sama lainnya.
Program kegiatan pembentukan kebugaran jasmani di SD, meliputi atas :
pembentukan kekuatan, kecepatan dan kelincahan, pembentukan
kelentukan, pembentukan daya tahan, daya ledak dan keseimbangan.
Untuk mencapai taraf kesegaran yang diharapkan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan latihan kebugaran jasmani yang berbentuk latihan
circuit trainning (latihan sirkuit (4 pos)). (Aip Syaifudin, 1993:39)
Pengertian lathan adalah Proses penyempurnaan berolahraga melalui
pendekatan Ilmiah, khusus pada prinsip2 pendidikan secara teratur &
terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan Olahragawan
(Hare,1982). Latihan dapat pula diartikan suatu Program Pengembangan
Atlet untuk bertanding berupa peningkatan keterampilan dan kapasitas
energi (Bompa 1999,39) sedangkan menurut (Thomson,1993,61) latihann
adalah suatu Proses yang sistematis untuk meningkatkan kebugaran Atlet
Latihan sangat penting bagi peningkatan suatu kemampuan dan untuk
meningkatkan tingkat kebugaran jasmani seseorang adapun bentuk latihan
sangat bermacam-macam diantarnya yaitu:
1. Fartlek
Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh
Bentuk latihan in iberasal dari Swedia yang berarti “spee play” atau
bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi
atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari
sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya
latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintan
gn dengan lintasan yang berbeda-beda :
lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.
2. Interval training
nterval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan
istirahat tertentu (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya
ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach atletik dari Jerman :
dr. Woldemar Cersshler.
Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan
memebrikan koreksi secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat,
banyaknya ulangan (repetation) dan waktu latihan. Latihan interval
juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
18
Yaitu suatu bentuk latihan fisik dialam terbuka denagn cara berlari
didaerah perbukitan pegunungan ataupu didaerah pantai yang
bertujuan meningkatkan daya tahan fisik pemain sekaligus mengukur
daya tahan pemain pada daerah yang memiliki kadar oksigen rendah.
4. Circuit training
Morgan dan Adamson (1959) menciptakan metode kesegaran jasmani
dan latihan yang terbukti berhasil dalam beberapa masa. Karena
pos-pos dari program latihan di susun dalam suatu putaran, metode ini
disebut latihan sirkuit.Latihan sirkuit bertujuan untuk
mengembangkan dan memperbaiki kesegaran jasmani yang berkaitan
dengan kekuatan, kecepatan dan, daya tahan.Perencanaan latihan
sirkuit diawalai dengan menentukan tujuan latihan dilanjutkan
memilih dan menentukan butir-butir latihan untuk menentukan
intensitas latihan. Selanjutnya menyusun urutan butir-butir latihan
dalam sirkuit untuk menghindari pembrian latihan latihan pada bagian
yang sama secara berurutan.
Latihan sirkuit (4 pos) (circuit trainning) adalah cara latihan dimana regu
dikelompokan dan setiap kelompok melakukan suatu cara latihan, pada
waktu yang ditetapkan kelompok - kelompok tersebut berganti tempat.
Depdikbud (1981: 27). Sedangkan menurut Harsono (1988:227) circuit
trainning adalah suatu sistim latihan kondisi fisik yang dapat memperbaiki
secara serempak fitness keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen -
komponen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, mobilitas dsan
Bentuk latihan cirkuit 4 pos yaitu diantaranya:
(1). Lari bolak balik 10 meter ( pos I )
Manfaat : untuk melatih kelincahan dan latihan daya tahan
(2) Latihan Push Up ( pos II )
Manfaat : untuk melatih kekuatan otot lengan, bahu,dan perut.
(3) Baring duduk ( Pos III )
Manfaat : untuk melatih kekuatan otot - otot perut.
(4). Naik turun bangku ( pos IV )
Manfaat : menguatkan otot kaki dan melatih keseimbangan.
Latihan sirkuit didasarkan pada asumsi bahwa seseorang dapat
mengembangkan kekuatannya, daya tahanya, kelincahannya dan total
fitnessnya dengan jalan: (1) Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan
dalam suatu jangka waktu tertentu, (2) Melakukan suatu jumlah pekerjaan
atau latihan waktu yang sesingkat-singkatnya. Harsono (1988:228)
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan bentuk latihan circuit-trainning
seorang pembina atau pelatih dapat menentukan berbagai macam varia si
sebagai berikut :
a. Harus dilakukan sekian repetisi
b. Harus melakukan sebanyak mungkin repetisi dalam waktu tertentu
20
c. Demikian pula boleh ditetapkan apakah setelah sekian bentuk latihan
ada masa istirahat (misalkan 15 detik) atau tidak
Dari beberapa pendapat diatas digunakan sebagai landasan, bahwa untuk
mendapatkan (memperoleh) suatu tingkat kebugaran jasmani pada anak
usia SD, kelas IV dan V ada beberapa macam bentuk latihan, satu
diantaranya adalah latihan sirkuit (4 Pos). Yang kemudian dimodifikasi
dengan lamanya waktu, interval dan repetisinya .Selain alasan tersebut
latihan sirkuit (4 Pos) juga dapat berpengaruh terhadap kebugaran jasmani
karena latihan yang dilakukan mampu merangsang kapasitas aerobik dan
an aerobik.
Kapasitas aerobik adalah kualitas yang menyebabkan kita mampu untuk
melakukan secara terus menerus suatu unjuk kerja otot yang bersifat
umum dengan beban relatif ringan sampai sedang dalam waktu relatif
lama. Unjuk kerja aerobik dapat dilaksanakan dalam suatu kondisi dimna
kebutuhan oksigen tidak melampaui konsumsi oksigen maksimal. Unjuk
kerja ini didukung oleh kinerja paru, jantung dan peredaran darah.
Kapasitas an aerobik : adalah kualitas yang membuat kita mampu
melaksanakan suatu unjuk kerja dalam kondisi an aerobik. Unjuk kerja an
aerobic terjadi pada suatu kondisi aktivitas dimana kebutuhan akan
oksigen melebihi kapasitas konsumsi oksigen maksimal.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. kelas IV Kurikulum (2004: 22),
menyatakan bahwa latihan pengembangan komponen kebugaran adalah
untuk kelas V Kurikulum (2004 : 25), adalah melakukan latihan sirkuit
(4 Pos) untuk meningkatkan kekuatan otot, lengan, bahu, dan tungkai.
B. Tujuan Latihan
Orang melakukan kegiatan atau latihan olahraga secara umum memiliki
tujuan yang berbeda-beda, antara lain :
1. Untuk Prestasi
Tujuan olahraga yang digunakan untuk meraih prestasi harus dilakukan
secara terus-menerus sistematis dan terprogram. Olahraga disini dilakukan
tidak sekedar kesenangan tetapi sudah merupakan kegiatan utama. Karena
dengan prestasi yang diraih akan memperoleh materi yang dapat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Untuk Rekreasi
Orang yang sehari - harinya disibukan dengan pekerjaan pasti akan
merasakan suatu perasaan kebosanan atau kejenuhan dimana kegiatan tiap
hari yang selalu rutin terulang kembali dan hal ini bila berlanjut terus
menerus akan menyebabkan produktifitas kerja menurun. Untuk mengatasi
hal tersebut antara lain bisa dilakukan dengan kegiatan olahraga.
3. Untuk pendidikkan
Olahraga dapat dilakukan sebagai alat pendidikan yaitu dilakukan pada
bidang studi pendidikan jasmani. Dengan Pendidikan Jasmani ditanamkan
nilainilai sportifitas, kejujuran, keuletan dan keberanian.
4. Untuk penyembuhan / rehabilitas
Olahraga dapat dilakukan untuk tujuan memperbaiki keadaan fisik yang
22
dapat dilakukan untuk perbaikan keadaan fisik akibat menderita penyakit
tertentu, misalnya : Setelah menderita penyakit stroke.
Dari keempat tujuan secara umum, pada prinsipnya orang melakukan
kegiatan atau latihan olahraga adalah untuk mencari kesegaran, baik
kesegaran fisik maupun mental.Hal ini sesuai dengan pendapat Rubianto
(2004:43), bahwa tujuan melakukan latihan olahraga adalah untuk
meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani.Tujuan tersebut dapat
tercapai apabila seseorang melakukan latihan dengan benar. Latihan yang
benar adalah latihan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan
olahraga.
Tujuan latihan menurut (Harsono 1988:100) adalah untuk membantu atlet
meningkatkan ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Dengan
latihan yang terus-menerus ketrampilan atlet makin lama makin meningkat
gerakan yang tadinya sulit dilakukan menjadi semakin mudah dan dapat
menjadi gerakan reflek. Demikian juga keadaan fisik pengaruh dari latihan
yang terus-menerus akan meningkatkan kondisi fisik atau kesegaran atlit,
yang tadinya atlit merasa cepat lelah makin lama daya tahannya makin
meningkat.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa tujuan latihan adalah :
a. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kebugaran jasmani.
b. Untuk meningkatkan ketrampilan.
C. Prinsip-Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan adalah merupakan suatu pegangan seseorang dalam
melakukan kegiatan atau latihan olahraga agar tujuan yang akan dicapai dapat
tercapai dengan baik. Meskipun seseorang nantinya mempunyai spesialisasi,
pada permulaan belajar sebaiknya dilibatkan pada berbagai aspek kegiatan
agar memiliki dasardasar yang lebih kokoh guna menunjang ketrampilan
spesialisasinya kelak.
Prinsip-prinsip latihan yang di sampaikan bermacam-macam antara lain :
1) Harsono (1988:102-122) mengemukakan tentang prinsip-prinsip latihan
sebagai berikut:
b. Prinsip beban bẻrlebih (overload)
Prinsip latiha yang menekankan pađa pemberian beban yang lebih berat yang mampu dilakukan oleh síswa
c. Prinsip multilateral
Prinsp ini sering disebut dengan sistem menyeluruh yng diterapkan pada anak-anak usia muda, karena melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan yang berguna untuk menunjang keterampilan yang mereka miliki.
d. Prinsip individualisasi
Yaitu prinsip latihan yang disusun sesuai dengan kekhasan setiap individu agar tujuan latihan dapat tercapai diman factor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, durasi latihan, tingkat kesegaran jasmani,dan ciri psikologis. semua itu harus dipertimbangkan dalam mendisain program latihan bagi atlet e. Prinsip spesifik
24
kemampuan baik fisik maupun psikis pada salah satu cabang yang ditekuni
f. Intensitas latihan
Intensitas latiha mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan dalam satu unit waktu tertentu, makin banyak kerja yang dilakukan dalam satu unit waktu tertentu maka makin tinggi intensitas kerjanya g. Variasi latihan
Untuk mencegah kemungkinan timbulnya kebosanan berlatih maka pelatih harus kreatif dan pandai dalam mencari dan menerapkan variasi latiha, dimana variasi latihan tersebut bias berupa game atau permainan sehingga dapat menimbulkan semangat dalam berlatih. h. Volume latihan
Volume latihan adalah kuantitas beban latihan atau banyaknya materi latihan yang dinyatakan dalam total waktu berlangsungnya latihan, jarak yang ditempuh atau berat beban yang hárus di angkat persatuan waktu dan jumlah repetisi dalam nelakukan suatu latihan,
2) Rubianto (2004: 76-75) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip latihan
yang harus dilakukan atlet adalah sebagai berikut :
(a). Sesuai dosis /Porsi latihan
Intensitas latihannya, Lamanya latihan, dan Frekuensi Latihannya. (b). Variasi latihan
Latihan yang dilakukan berulang-ulang dan monoton dapat menyebakan kebosanan ( barendom ) atau rasa malas obyek. (c). Pemanasan ( warming up)
Pemanasan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan fisik dan psikis sebelum melakukan latihan dengan kerja fisik yang cukup berat. Bentuk – bentuk pemanasan dapat meliputi:(a). Jogging, (b).
Peregangan dinamis, (c). peregangan statis (d). Pelemasan persendian (d) Pendinginan (Cooling Down )
3. Prinsip latihan menurut Tohar (2002:4-8 ) adalah sebagai berikut: (a). Pemanasan Tubuh
Pemanasan penting dilakukan dengan tujuan mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh untuk menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat, disamping itu pemanasan dilakukan dengan tujuan :
menghindari cedera, mengkoordinasikan gerakan, kesiapan mental. (b). Metode latihan
Dalam melakukan latihan dapat digunakan beberapa metode yang sesuai dengan kebutuhan, metode yang dapat dilakukan antara lain: secara motorik, nir motorik dan secara visual. Secaramotorik latihan dilakukan dengan gerakan yang berulang-ulang atau drill, Secara nir motorik latihan dilakukan dengan tanpa gerakan yaitu dengan membayangkan gerakan yang akan dilakukan, secara visual yaitu : dengan melihat gambar atau penampilan orang lain.
(c). Berfikir Positif
Seorang atlet harus mempunyai keyakinan untuk mampu melakukan latihan yang berat dan mampu untuk meraih prestasi yang diinginkan. Dengan berfikir positif seorang atlet tidak mudah untuk menyerah atau putus asa.
(d). Prinsip beban lebih
Prinsip beban lebih adalah prinsip yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari kemampuannya.
(e). Intensitas latihan
26
D.Pengertian Latihan Sirkuit (4 Pos)
Bentuk latihan sirkuit (4 pos) adalah : latihan dasar yang dilakukan secara
beruntun dari gerakan pertama hingga terakhir (Eka Priyadi, 1994:11). Materi
latihan sirkuit (4 pos) yang dilakukan antara pos yang satu dengan yang lain
tidak sama tetapi waktu yang dibutuhkan pada setiap pos sama, sehinga latihan
dapat diselesaikan dengan waktu yang sama pula.
Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja,yang dilakukan
secara berulang - ulang dengan kian hari menambah beban latihan atau
pekerjaan ( Harsono 1988 : 101 ).
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita jelaskan bahwa latihan sirkuit adalah
merupakan salah satu bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani atau kondisi seseorang, latihan dilakukan secara sistematis,
terus menerus, kian hari kian menambah beban latihan, latihan dibagi menjadi
4 pos atau tempat dan setiap pos memiliki bentuk latihan sendiri-sendiri yang
berbeda dengan pos yang lain.
Materi latihan yang dilakukan pada setiap pos antara lain : (1). Lari bolak balik
10 meter, (2). Push Up, dan (3). baring duduk, (4). Naik turun bangku. Cara
melakukan latihan sirkuit (4 pos) pada masing-masing pos adalah sebagai
berikut :
(1). Lari bolak balik 10 meter ( pos I )
Manfaat : untuk melatih kelincahan dan latihan daya tahan
aba"ya" lakukan gerakan lari secepat mungkin sampai
garis akhir, dan dilakukan berulangulang dalam waktu
yang ditentukan. (May Sumarya, 2003: 26).
(2) Latihan Push Up ( pos II )
Manfaat : untuk melatih kekuatan otot lengan, bahu,dan perut.
Cara melakukan : gerakan: mula - mula badan telungkup, kedua kaki rapat
pada ujung jari kaki menghadap kedepan. Kedua tangan
agak dibengkokkan bertumpu disamping badan. Angkat
badan dengan meluruskan kedua tangan, kepala, leher,
badan dan kaki sejajar kemudian turunkan badan lagi
dengan menekuk kedua tengan, begitu seterusnya.
(3). Baring duduk ( Pos III )
Manfaat : untuk melatih kekuatan otot - otot perut.
Cara melakukan : anak berbaring kedua lutut ditekuk kurang lebih 90
derajat dan kedua telapak kaki kaki dibuka kurang lebih
30 cm, jari-jari kedua tangan ke belakang kepala,
seorang petugas berlutut didepan anak untuk membantu
memegang kedua kaki anak., aba-aba "siap", "mulai"
anak melakukan gerakan duduk sebanyak-banyaknya
dan pada saat duduk / bangun diusahakan siku
menyentuh lutut yang ditekuk. (Aip Syarifudin 1979:52)
(4). Naik turun bangku ( pos IV )
Manfaat : menguatkan otot kaki dan melatih keseimbangan.
28
30 cm, dimulai dengan salah satu kaki naik keatas
bangku diikuti kaki lainnya. Posisi badan menghadap
kedepan, begitu seterusnya. (Rachmat Sahudi, 2000:42)
Dengan melihat uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan seorang pelatih dan atlet antara lain:
(1). Kontinyu, (2). Latihan harus pada zone latihan, (3). Lamanya latihan 30 s/d
120 menit, (4). Dosis latihan harus sesuai kemampuan atlet, (5). Beban makin
lama makin bertambah, (6). Variasi latihan, (7). Pemanasan, (8). Pendinginan.
E.Kerangka Berfikir
Kebugaran jasmani sangat diperlukan untuk peningkatan maka perlu latihan
yang baik, dalam penelitian ini sebelu dilaksanakannya program latihan obyek
penelitian diadakan tes awal untuk mengetahui keadaan awal kebugaran
jasmani masing-masing obyek ini berguna untuk bahan pembanding nanti
setelah pelaksanaan program latihan. Sebelum pelaksanaan latihan obyek
dilihat denyut nadinya masing - masing untuk menentukan berapa denyut zona
latihannya, agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diiinginkan di kemudian hari.
Setelah pelaksanaan latihan diadakan tes akhir untuk mengetahui sampai
dimana perkembangan tingkat kebugaran jasmani masing masing obyek.
Dengan demikian dapat diketahui ada dan tidaknya pengaruh latihan sirkuit
(4 pos) terhadap tingkat kebugaran jasmani terhadap siswa putri SDN 1
F. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya
(Sudjana 1996 : 135).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada pengaruh latihan sirkuit (4 pos) terhadap peningkatan
kebugaran jasmani pada siswa putri kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu
Bandar Lampung.
Ha: Ada pengaruh latihan sirkuit (4 pos) terhadap peningkatan kebugaran
jasmani pada siswa putri kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu Bandar
30
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan
masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh hasil yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh latihan sirkuit (4 pos) terhadap peningkatan kebugaran
jasmani.
Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian
yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu
perlakuan. Menurut Riduwan (2005: 50) penelitian dengan pendekatan
eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara
ketat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
murni dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah Randomized
Gambar 1. Alur Penelitian Eksperimen.
Tidak ada treatment : Tidak ada latihan yang diberikan
Posttest : Tes akhir TKJI
1) Prosedur Desain:
Pilih subjek kemudian golongkan subjek menjadi dua kelompok setelah
diadakan pre test yaitu kelompok eksperimen yang dikenai variabel
perlakuan X dengan latihan sirkuit (4 pos), dan kelompok kontrol yang
tidak dikenai perlakuan.
Dalam hal ini agar pembagian kelompok memiliki tingkatan yang sama
maka teknik pembagian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
32
a) Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap
sama, kecuali pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenai
variabel perlakuan X (treatment) untuk jangka waktu tertentu
b) Berikan posttest kepada kedua kelompok itu untuk mengukur variabel
tergantung
c) Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk
masing-masing kelompok
d) Bandingkan perbedaan – perbedaan tersebut, untuk menentukan
apakah penerapan perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang
lebih besar pada kelompok eksperimental
e) Hasil perbedaan yang ada apakah cukup signifikan untuk menolak
hipotesis nol (Ho).
2) Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian penulis terlebih dahulu mengadakan
observasi di SDN 1 Labuhan Ratu, apabila dianggap sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan maka penulis mengurus surat izin
penelitian yang ditujukan kepada SDN 1 Labuhan Ratu yang akan
menjadi tempat penelitian, setelah diizinkan oleh pihak SDN 1 Labuhan
Ratu penulis berkoordinasi dengan pengelola dalam menjalankan
penelitian yang telah disusun sesuai jadwal penelitian. Dalam penelitian
ini subjek penelitian dibagi menjadi 2 yaitu kelompok eksperimen dan
kontrol dimana pembagiannya dengan cara ordinal pairing setelah
perlakuan bagi kelompok eksperimen. Setelah diberikan perlakuan
selama 1 bulan dengan frekuensi 3x seminggu maka dilakukan pos tes
kepada kedua kelompok.
B. Variabel Penelitian
Margono (2004:133) menyatakan variabel adalah pengelompokkan yang
logis dari dua atribut atau lebih. Kemudian Sutrisno Hadi dalam Suharsimi
(2006:116) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Dalam
penelitian ini, variabel penelitiannya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Variabel Bebas (X) yaitu latihan sirkuit (4 pos).
2. Variabel Terikat (Y) yaitu Tingkat Kesegaran Jasmani.
X Y
Gambar 2. Pengaruh dari Latihan Sirkuit (4 Pos) Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani.
C. Popuasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Arikunto(2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Margono (2004:118)
populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
34
dapat penulis simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek
atau data yang menjadi pusat penelitian.
Berlatar belakang dari hasil observasi bahwa hasil Tingkat Kesegaran
siswa putra rata-rata masuk kategori sedang dan baik, sedangkan siswa
putri rata-rata masuk kategori rendah dan sangat rendah. Atas dasar itulah
maka diambil populasi penelitian hanya siswa putri dengan alasan untuk
meningkatkan kesegaran jasmaninya. Maka populasi penelitian adalah
siswa putri kelas IV dan V SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung
dengan jumlah 34 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Sedangkan Margono (2004:121) menyatakan sampel adalah
sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Hal ini didasarkan atas pernyataan
Arikunto (2006:134) ditegaskan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka
apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Melihat dari populasi yang ada dengan jumlah siswa putri Kelas IV dan V
SDN 1 Labuhan Ratu berjumlah 34 orang maka yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah Siswa Putri Kelas IV dan V SDN 1 Labuhan
Ratu berjumlah dengan jumlah 34 orang sehingga penelitian ini
Dipilihnya sampel kelas siswa putri ini dikarenakan disekolah tersebut
siswi putri memilki tingkat kebugaran lebih rendah dibandingkan dengan
siswa putra, dan juga dipilihnya siswi kelas IV dan V karena tingkatan
atau jenjangya lebih tinggi dibandingkan kls 1-4 karena dikelas IV dan V
tersebut mereka telah memilki kemampuan yang sudah terlatih
dibandingkan kelas dibawahnya, dimana hal ini sesuai denagan standar
kompetensi pada silabus mengenai tés kebugaran jasmani yaitu TKJI
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tes. Suharsimi
dalam Nurhasan (2001:3) menjelaskan tes adalah suatu alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pre test dan post test. Pre
test dilakukan untuk pembagian kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, yang selanjutnya akan diberi perlakuan bagi kelompok
eksperimen. Post test sendiri akan dilakukan setelah ada perlakuan bagi
kelompok eksperimen sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Perbedaan data yang ada antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, diasumsikan sebagai efek dari treatment yang diberikan
36
E.Pelaksanaan Pemberian Perlakuan (Treatment)
Dalam penelitian ini treatment diberikan kepada kelompok eksperimen sebagai
objek percobaan selama 1 bulan dengan frekuensi 3 kali seminggu. Frekuensi
latihan ini sesuai dengan pernyataan El Fox yang dikutip Sajoto (1988:86)
bahwa apakah memakai frekuensi 3 atau 5 kali perminggu, tetapi yang penting
adalah lama latihan 4-8 minggu. Lebih lanjut Sajoto (1988:35) menyatakan
program latihan 3 kali setiap minggu agar tidak terjadi kelelahan yang kronis.
Karena keterbatasan penulis dalam segi waktu, biaya dan subjek dari tes ini
maka untuk memaksimalkan latihan treatment hanya diberikan kepada
kelompok eksperimen sebagai objek percobaan selama 4 minggu dengan
frekuensi 3 kali setiap minggu. Lama latihan dan frekuensi latihan merupakan
batas minimum latihan sesuai dengan pernyataan El Fox di atas.
Adapun perlakuan yang akan diberikan berupa latihan sirkuit (4 pos) (X).
Latihan sirkuit (4 pos) yang akan diberikan disesuaikan dengan variabel
yang akan diteliti yaitu :
1. Waktu Latihan Sirkuit (4 pos)
Latihan sirkuit (4 pos) 3 X Seminggu dalam 1 bulan.
2. Latihan Sirkuit (4 Pos)
Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban
latihan atau pekerjaan (Harsono, 1988 : 101). Bentuk latihan sirkuit (4
pos) adalah latihan dasar yang dilakukan secara beruntun dari gerakan
Macam latihan yang dilakukan pada setiap pos adalah : lari bolak balik 10
meter, baring duduk, push up dan naik turun bangku. Berdasarkan
pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa latihan berangkai adalah
merupakan salah satu bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani atau kondisi seseorang, latihan dilakukan secara
sitematis, terus-menerus, kian hari kian menambah beban latihan.
Latihan dibagi menjadi empat tempat atau pos dan setiap pos memiliki
bentuk latihan sendiri yang berbeda antar pos Latihan sirkuit (4 pos)
dapat berpengaruh terhadap peningkatan kesegaran jasmani, hal ini dapat
kita lihat pada uraian di bawah ini:
a. Latihan lari bolak- balik. Latihan lari bolak – balik dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kelincahan, daya tahan dan kekuatan otot kaki.
b. Latihan push up. Latihan phus up dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kekuatan otot, daya daya tahan otot.
c. Latihan baring duduk melatih kekuatan otot - otot perut.
d. Latihan naik turun bangku. Latihan naik turun bangku dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan otot kaki.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data
(Arikunto,1993 : 188). Instrumen dalam penelitian ini berupa Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia anak usia 10-12 tahun, dengan tingkat
38
Adapun instrumen yang digunakan dalam mengukur kesegaran jasmani
adalah instrumen yang sudah standar, jadi tidak perlu diuji tingkat validitas
dan realibilitasnya. Dijelaskan oleh M. Chalid Thoha (1991: 51) bahwa
instrumen yang standar adalah instrumen yang disusun oleh satu tim ahli
atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara
professional. Tes standar adalah tes yang sudah mengalami uji coba
berkali-kali, direvisi berkali-kali, sehingga dapat dikatakan cukup layak.
Adapun penjelasan rangakaian TKJI tersebut adalah :
1. Lari Cepat 40 Meter
Tujuan : Lari cepat pada tes ini adalah untuk mengukur kecepatan lari
Hasil tes dicatat dalam satuan detik, kemudian waktu tercepat lari di
interpretasikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Norma Tes Lari 40 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun. (Sumber: Depdikbud, 1995:28)
Putra Putri Nilai Nilai Akhir
Sd- 6.3” Sd- 6.7” 5 100
6.4”- 6.9” 6,8” – 7,5” 4 80
7.0”- 7.7” 7,5” – 8,3” 3 60
7.8”- 8.8” 8,4” – 9,6” 2 40
Gambar 3. Tes Lari Cepat 40 Meter.
2. Gantung Siku Tekuk
Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu.
Gambar 4. Tes Gantung Siku Tekuk.
Hasil tes pull-up atau gantung siku tekuk dicatat dalam satuan detik,
40
Tabel 2. Norma Tes Pull-Up Untuk Usia 10-12 Tahun. (Sumber: Depdikbud, 1995:28)
Putra Putri Nilai Nilai Akhir
51” keatas 40” keatas 5 100
31”- 50” 20” – 39” 4 80
15”- 30” 8” – 19” 3 60
5”- 14” 2” – 7” 2 40
4”- dst 0” – 1” 1 20
3. Tes Baring Duduk
Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
Gambar 5. Tes Baring Duduk 30 Detik.
Hasil tes sit-up/baring duduk dicatat dalam berapa kali pengulangan
selama 30 detik, kemudian berapa kali pengulangan di interpretasikan
Tabel 3. Norma Tes Sit-Up Untuk Usia 10-12 Tahun. (Sumber: Depdikbud, 1995:28)
Putra Putri Nilai Nilai Akhir
23 keatas 20 keatas 5 100
18 – 22 14 – 19 4 80
12 – 17 7 – 13 3 60
4 – 11 2 – 6 2 40
0 – 3 0 – 1 1 20
4. Tes Loncat Tegak
Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.
Hasil tes loncat tegak dicatat dalam satuan centimeter, kemudian hasil
capaian tertinggi dari 3 kali percobaan dicatat sebagai hasil dan di
interpretasikan pada tabel berikut:
Tabel 4. Norma Tes Loncat Tegak Untuk Usia 10-12 Tahun. (Sumber: Depdikbud, 1995:28)
Putra Putri Nilai Nilai Akhir
46 keatas 42 keatas 5 100
38 – 45 34 – 41 4 80
31 – 37 28 – 33 3 60
24 – 30 21 – 27 2 40
42
Gambar 6. Tes Loncat Tegak.
5. Tes Lari 600 Meter
Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung,
peredaran darah dan pernafasan.
Hasil tes dicatat dalam satuan detik, kemudian waktu tercepat lari di
interpretasikan pada tabel berikut :
Tabel 5. Norma Tes Lari 600 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun. (Sumber: Depdikbud, 1995:28)
Putra Putri Nilai Nilai Akhir
Sd- 2.09” Sd- 2.32” 5 100
2.10”- 2.30” 2.33” – 2,54” 4 80
2.31”- 2.45” 2.55” – 3.28” 3 60
2.46”- 3.44” 3.29” – 4.22” 2 40
Gambar 7. Tes Lari 600 Meter.
G. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung
hasil tes awal dan akhir latihan sirkuit (4 pos), menggunakan teknik
analisa data uji t. Adapun syarat dalam menggunakan uji t adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang
diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk
pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors.
Langkah pengujiannya mengikuti produser Sudjana (1995 : 466) yaitu:
a. Pengamatan X1, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku
Z1, Z2,…, Zn dengan menggunakan rumus Z1 =
SD X x1
SD : Simpangan baku
44
xi : Row skor
X : Rata-rata
b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku. Kemudian di hitung peluang F (Zi) = P (Z ≤ Zi)
c. Selanjutnya dihitung Z1, Z2, …, Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Z1 kalau proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) maka
S (Zi) =
d. Hitung selisih F (Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0, nilai hasil
perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L0 untuk uji
Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga L0 lebih kecil (<)
dari L tabel maka data yang akan di olah tersebut berdistribusi
normal sedangkan bila L0 lebih besar (>) dari L tabel maka datar
tersebut tidak berdistribusi normal. Jika L0 < Ltabel : normal atau
sebaliknya jika L0 > Ltabel : tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua
kelompok sampel memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut
Sudjana (1995 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus:
F =
Terkecil Varians
Terbesar Varians
Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)
Dk penyebut : n-1 (untuk varian terkecil)
Taraf signifikan (0,05) maka dicari pada tabel F
Pengujian homogenitas ini bila F lebih kecil (<) dari Ftabel maka data
tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila Fhitung
(>) dari Ftabel maka kedua kelompok mempunyai varian yang berbeda.
3. Uji Pengaruh
Untuk mengetahui pengaruh latihan sirkuit (4 pos) terhadap
peningkatan kesegaran jasmani siswa putri maka digunakan rumus
sebagai berikut :
n SDB thitung
Keterangan :
B : selisih rata-rata pre test dan post tes awal dan tes akhir
SD : standar deviasi selisih antara pretest dan post tes
56
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analasis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pemberian latihan sirkuit (4 pos) pada kelompok eksperimen dapat
meningkatkan tingkat kebugaran jasmani siswa putri kelas IV dan V
SDN 1 Labuhan Ratu tahun pelajaran 2011/2012
2. Pada kelompok kontrol tidak adanya peningkatan yang signifikan
terhadap tingkat kebugaran jasmani yang dimilki hal ini dikarenakan
tidak diberikannya perlakuan seperti pada kelompok eksperiment
3. Melalui uji perbandingan, tes latihan sirkuit (4 pos) sangat berdampak
positif bagi peningkatan kebugaran siswa putri kelas IV dan V SDN 1
Labuhan Ratu tahun pelajaran 2011/2012
B. Saran
Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :
1. Peneliti lainnya, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan FKIP Unila dapat terus menerus memperbaiki penelitian dalam
2. Bagi siswa dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya sehingga
meningkatkan hasil kerja dalam kehidupan sehari-harinya.
3. Guru dapat mengetahui program latihan yang tepat dalam upaya
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifudin.1970. Evaluasi Olahraga, Jakarta: Roru Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. 1995. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Anak Umur 10 – 12 Tahun.
Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani danRekreasi.
Don R. Kirkendall, Joseph J Gruber, Robert E.1997. Pengukuran Dan Evalusai Untuk Guru Pendidikan Jasmani. Jakarta : Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta
Hamid, Akib dan Herhyanto, Nar. 2003. Statisika Dasar. Bandar Lampung : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Harsono 1998. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.
Hermawan, Rahmat. 2002. Ilmu faal ( fisiologi).Bandar Lampung :Universitas Lampung
Iryadi A, Iyahsuddin. 1987. Tes Dan Pengukuran Olahraga 2. Padang : IKIP Casaora Softball Club.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Depdiknas Ditjen OR. Jakarta.
Poerwadarminto. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2000. Buku Pedoman dan Modul